9-Efektivitas Pemberian Filtrat Labu Siam

advertisement
50 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
EFEKTIVITAS PEMBERIAN FILTRAT LABU SIAM (Sechium Edule) TERHADAP
PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA DARAH HEWAN COBA
TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR
Oleh:
Ida Bagus Rai Wiadnya
Siti Zaetun
Wiwik Lina Sari
Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Mataram
Abstrak : Perkembangan pola hidup masyarakat yang cenderung banyak mengkonsumsi makanan
berlemak berakibat pada peningkatan kolesterol dalam darah. Penderita penyakit hiperkolesterolemia
dapat diberikan obat kimia penurun kadar kolesterol darah yaitu golongan statin. Pemberian obat kimia
dalam jangka panjang memiliki efek samping, oleh karena itu perlu pengobatan alternatif yaitu labu siam
(Sechium edule). Labu siam mengandung pektin yang berfungsi mencegah penyerapan lemak dan
kolesterol, karena serat merangsang sekresi (pengeluaran) getah empedu yang membuat lemak menjadi
emulsi dan terbuang bersama feses (kotoran) sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian filtrat labu siam (Sechium edule) terhadap
penurunan kadar kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.
Jenis penelitian ini adalah True experiment di laboratorium dengan rancangan The Pretest-Postest Control
Group Design. Data yang dikumpulkan dianalisa statistik menggunakan Paired T-Test.Rerata hasil
pemeriksaan kadar kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) sebelum
diberikan diet hiperkolesterolemia adalah 50,5 mg/dL. Rerata kadar kolesterol total sebelum pemberian
filtrat labu siam adalah 168 mg/dL dan rerata kadar kolesterol total setelah pemberian filtrat labu siam
adalah 131,8 mg/dL Pemberian filtrat labu siam (Sechium edule) efektif terhadap penurunan kadar
kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar dengan nilai p (0.000
< 0.05 ). Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara kadar
kolesterol total darah sebelum dan setelah pemberian filtrat labu siam (Sechium edule).
Kata kunci : Kadar kolesterol total, tikus putih (Rattus norvegicus), labu siam (Sechium edule)
PENDAHULUAN
Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan
salah satu masalah besar yang dihadapi oleh
masyarakat. Hasil Survei Kesehatan Rumah
Tangga yang dilakukan Departemen Kesehatan
tahun 2004 di Indonesia menunjukkan peningkatan
kadar kolesterol terbanyak antara 200 – 249
mg/dL. Jumlah orang yang mempunyai kolesterol
tinggi dengan usia antara 25 – 34 mencapai 9,3%
dan usia antara 55 – 64 mencapai 15,5%. Dalam
hal ini, wanita lebih banyak dibanding pria. Di
perkotaan, kecenderungan ini lebih banyak
dibanding masyarakat yang hidup dipedesaan. Hal
tersebut diakibatkan oleh penyakit yang akan
ditimbulkan dari kelebihan kolesterol tersebut.
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
Kelebihan kolesterol dalam darah akan
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke
(Mulyanto, 2012).
Salah satu cara menurunkan kadar kolesterol
adalah dengan mengkonsumsi obat kimia yaitu
obat golongan statin. Efek samping dari statin
diantaranya kerusakan otot, mulai myositis (radang
otot), hingga rhabdomyolisis yaitu nyeri otot
disertai pecahnya protein otot (Michele, 1992).
Mengingat banyaknya efek samping yang
dapat diakibatkan oleh pengobatan secara kimia,
akhir-akhir ini upaya pencegahan dan pengobatan
penyakit diarahkan pada potensi kekayaan alam
Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
terbesar di dunia untuk dimanfaatkan secara
rasional yang berkhasiat dalam menurunkan kadar
kolesterol
terol dalam darah dengan risiko efek samping
lebih ringan salah satunya adalah labu siam
(Shecium edule) (Priantono, 2005).
Labu siam adalah tumbuhan suku labu-labuan
labu
yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya.
Labu siam dikenal masyarakat sebagai sayuran
yang
ang mudah didapat dan mempunyai banyak
kandungan gizi salah satunya serat nabati yang
dapat mengurangi penyerapan kolesterol dalam
usus. Serat nabati termasuk golongan pektin dapat
menurunkan kolesterol darah. Labu siam juga
mengandung sejenis alkaloid yang
ya
berkhasiat
menormalkan tekanan darah (Agustini, 2006).
Labu siam mengandung pektin yang berkadar
metoksil rendah sehingga labu siam dapat
dijadikan serat makanan (Agustini, 2006). Pektin
merupakan serat makanan yang dapat larut (soluble
dietary fibers) yang diketahui dapat mencegah
hiperkolesterolemia, kanker usus dan diabetes.
Mekanisme kerja pektin adalah pektin mampu
mengikat kolesterol yang terdapat pada sistem
pencernaan, sehingga mencegahnya untuk diserap
menuju aliran darah (Sharma, 2006).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh Kurnia Agustini (2006), membuktikan bahwa
mengkonsumsi labu siam dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah, namun khasiat filtrat labu
siam dalam menurunkan kadar kolesterol darah
hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) masih
kurang informasinya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penelitian mengenai “efektivitas
pemberian filtrat labu siam (Sechium edule)
terhadap penurunan kadar kolesterol total pada
darah hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus)
strain wistar”.
Media Bina Ilmiah51
(Zainuddin, 2005; Notoatmojo, 2005). Jumlah unit
percobaan dalam penelitian
enelitian ini adalah 10 hewan
coba tikus putih. Hewan coba tikus putih yang
digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus)
strain wistar yang berjenis kelamin jantan, sehat
fisik, berumur 3 – 4 bulan dengan berat 100 – 300
gram dan telah diaklimatisasi selama 7 hari
terhadap air, makanan, hawa dan kondisi
laboratorium. Aklimatisasi hewan coba selama 7
hari dengan tujuan untuk membiasakan pada
kondisi laboratorium dan mengontrol kesehatan
(Harmita dan Maksum, 2008).
Adapun teknik sampling yang digunakan
adalah
dalah non random purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
sendiri (Notoatmojo, 2005). Adapun kriteria hewan
coba yang digunakan sebagai sampel penelitian
adalah : Sehat fisik, Berjenis
rjenis kelamin jantan, berat
badan tikus 150-300
300 gram, umur 2-3
2 bulan dan
telah diaklimatisasi selama 7 hari terhadap air,
makanan, hawa, dan kondisi laboratorium.
HASIL PENELITIAN
Sebelum pemeriksaan kadar kolesterol total
hewan coba dilakukan penimbangan
penimbanga berat badan
terlebih dahulu. Hasil penimbangan tersebut dapat
dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Penimbangan Berat Badan Tikus
Putih
Sebelum
dan
Setelah
Hiperkolesterolemia (gr)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian true
experiment di laboratorium dengan rancangan The
Pretest-Postest
Postest Control Group Design yaitu
pengelompokan anggota kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan dilakukan berdasarkan acak
a
atau random. Kemudian dilakukan pretest pada
kedua kelompok dan yang diikuti intervensi pada
kelompok perlakuan. Setelah beberapa waktu
dilakukan post test pada kedua kelompok tersebut
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume
Volume 8, No. 1, Februari 2014
52 Media Bina Ilmiah
Dari data tabel 1 di atas menunjukkan bahwa
rerata berat badan tikus putih sebelum
hiperkolesterolemia adalah 174,6 gr dan rerata
berat badan tikus putih setelah hiperkolesterolemia
adalah 200,9 gr.Hasil pemeriksaan kadar kolesterol
total terhadap 10 hewan coba sebelum dan setelah
hiperkolesterolemia
ia dengan pemberian kuning
telur puyuh dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:
ini
ISSN No. 1978-3787
1978
Tabel 3. Data Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol
Total Pada Darah Hewan Coba Tikus
Putih
Tabel 2. Data Hasil Pemeriksaan Kadar Kolesterol
Total Pada Darah Hewan Coba Tikus
Putih
Sebelum
dan
Setelah
Hiperkolesterolemia (mg/dL)
Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata hasil
pemeriksaan kadar kolesterol total pada darah
hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus)
sebelum hiperkolesterolemia adalah 50,5 mg/dL
dan rerata hasil pemeriksaan kadar kolesterol total
pada darah hewan coba tikus putih (Rattus
norvegicus) setelah
etelah pemberian kuning telur puyuh
(kondisi hiperkolesterolemia) adalah 179,5 mg/dL.
Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kadar
kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) sebesar 129 mg/dL.
Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total terhadap
10 hewan coba yang terdiri dari 5 ekor kontrol dan
5 ekor perlakuan sebelum dan setelah pemberian
filtrat labu siam (Sechium edule), dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
Dari data tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa
kadar kolesterol total terendah pada kelompok
kontrol sebelum dan setelah perlakuan adalah 145
mg/dL dan kadar kolesterol total tertinggi pada
kelompok kontrol sebelum dan setelah perlakuan
perl
adalah 230 mg/dL. Rerata kadar kolesterol total
kelompok kontrol sebelum perlakuan adalah 191
mg/dL dan rerata kadar kolesterol total setelah
perlakuan adalah 188,8 mg/dL. Sedangkan pada
kelompok perlakuan menunjukkan bahwa kadar
kolesterol total terendah
endah sebelum pemberian filtrat
labu siam adalah 149 mg/dL dan kadar kolesterol
total tertinggi sebelum pemberian filtrat labu siam
adalah 189 mg/dL. Sedangkan kadar kolesterol
total terendah setelah pemberian filtrat labu siam
adalah 115 mg/dL dan kadar kolesterol
k
tertinggi
setelah pemberian filtrat labu siam adalah 156
mg/dL. Rerata kadar kolesterol total sebelum
perlakuan adalah 168 mg/dL dan rerata kadar
kolesterol setelah perlakuan labu siam adalah
131,8 mg/dL. Hal tersebut menunjukkan bahwa
filtrat labu
abu siam (Sechium edule) dapat
menurunkan kadar kolesterol total dalam darah
sebesar 36,2 mg/dL, dengan persentase 21,55%.
Data hasil pemeriksaan perbedaan kadar kolesterol
total pada darah tikus putih sebelum dan setelah
pemberian filtrat labu siam dilakukan analisis data
menggunakan
uji
statistik
pada
tingkat
kepercayaan 95% diperoleh hasil analisis sebagai
berikut :
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah53
PEMBAHASAN
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Hasil uji Shapiro Wilk menunjukkan data
kadar kolesterol total sebelum pemberian filtrat
labu siam (Sechium edule) dengan nilai
probabilitasnya adalah 0.631 > 0.05 yang
menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal. Data kadar kolesterol total setelah
pemberian filtrat labu siam (Sechium edule)
dengan nilai probabilitasnya adalah 0.714 > 0.05
yang menunjukkan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
Test menunjukkan kadar
Hasil analisis Paired T-Test
kolesterol total tikus putih sebelum dan setelah
pemberian filtrat labu siam (Sechium edule)
memiliki perbedaan yang bermakna karena nilai
probabilitasnya adalah 0.000 < 0.05, dengan
demikian Ha yang menyatakan ada perbedaan
kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih
sebelum dan setelah pemberian filtrat labu siam
diterima, yang artinya pemberian
emberian filtrat labu siam
(Sechium edule) efektif terhadap penurunan kadar
kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) strain wistar dan Ho yang
menyatakan tidak ada perbedaan kadar kolesterol
total pada darah hewan coba tikus putih
p
sebelum
dan setelah pemberian filtrat labu siam ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok
kontrol dan perlakuan setelah diberikan pakan
standar ditambah pemberian kuning telur puyuh
selama 1 minggu sebanyak 3 kali/hari dan setiap
kali pemberian masing – masing tikus putih
(Rattus norvegicus) mendapatkan 3 butir kuning
telur puyuh mengalami peningkatan berat badan
dan kolesterol total. Rerata kadar kolesterol total
sebelum hiperkolesterolemia pada darah hewan
coba tikus putih (Rattuss norvegicus) adalah 50,5
mg/dL sedangkan kadar kolesterol total setelah
hiperkolesterolemia pada darah hewan coba tikus
putih (Rattus norvegicus) adalah 179,5 mg/dL. Hal
ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar
kolesterol total pada darah hewan coba
cob tikus putih
(Rattus norvegicus) sebesar 129 mg/dL.
Peningkatan kadar kolesterol total setelah
pemberian pakan tinggi kolesterol ini dipengaruhi
oleh makanan tinggi lemak yang berasal dari
kuning telur puyuh. Pada setiap 100 gram telur
puyuh mengandung 8444 mg/dl kolesterol dan 3,56
gram asam lemak jenuh. Asupan tinggi lemak
jenuh dan kolesterol yang dikonsumsi akan
mengakibatkan peningkatan asam lemak di dalam
usus. Di dalam usus, lemak yang berasal dari
makanan mengalami pemecahan menjadi asam
lemak bebas,, fosfolipid, trigliserida dan kolesterol.
Kolesterol kemudian masuk ke dalam kilomikron
untuk disalurkan ke hati. Sebagian besar kolesterol
akan diekskresikan hati dalam bentuk VLDL. Di
dalam darah, VLDL yang bermuatan triasilgliserol,
kolesterol dan esterr kolesterol akan dimetabolisme
menjadi IDL. Kandungan triasilgliserol dalam IDL
akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak
bebas dan gliserol, sehingga akan terbentuk LDL
yang kaya akan kolesterol dan esternya. Kolesterol
yang terdapat dalam LDL mengandung
mengand
ikatan
tidak jenuh yang rentan terhadap reaksi peroksidasi
oleh radikal bebas. Peningkatan kolesterol terjadi
karena penyerapan LDL oleh reseptor LDL menuju
membrane sel, sintesis kolesterol dan hidrolisis
ester kolesterol oleh enzim ester kolesterol
hidrolase (Mayes, 2006).
Pemeriksaan kadar kolesterol total dilakukan
sebelum dan setelah pemberian filtrat labu siam
(Sechium edule) selama 9 hari, pada kelompok
kontrol yang telah hiperkolesterolemia tanpa
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume
Volume 8, No. 1, Februari 2014
54 Media Bina Ilmiah
pemberian perlakuan tidak terjadi penurunan
secara signifikan Sedangkan kelompok perlakuan
terjadi penurunan. Rerata kadar kolesterol total
pada darah hewan coba tikus putih sebelum
pemberian filtrat labu siam adalah 168 mg/dL
sedangkan rerata kadar kolesterol setelah
pemberian filtrat labu siam adalah 131,8 mg/dL.
Hal ini menunjukkan bahwa filtrat labu siam
mampu menurunkan kadar kolesterol total daram
darah sebesar 21,55%.
Berdasarkan hasil uji statistik pemberian
filtrat labu siam terhadap penurunan kadar
kolesterol total pada darah hewan coba tikus putih
memiliki perbedaan yang bermakna karena nilai
probabilitasnya adalah 0.000 < 0.050 sehingga
dapat dijelaskan bahwa filtrat labu siam dapat
menurunkan kadar kolesterol total yang diberikan
diet tinggi kolesterol.
Labu siam memiliki beberapa kandungan zat
yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar
kolesterol total dalam darah. Labu siam (Sechium
edule) mengandung pektin. Pektin merupakan serat
makanan yang dapat larut (soluble dietary fibers).
Serat makanan didefinisikan sebagai karbohidrat
yang resisten terhadap hidrolisa enzim pencernaan
manusia (Srivastava dan Malviya, 2011).
Pektin merupakan bagian diet dari manusia
yaitu merupakan serat larut dalam air. Mekanisme
kerja pektin adalah pektin mampu mengikat
kolesterol yang terdapat pada sistem pencernaan,
sehingga mencegahnya untuk diserap menuju
aliran darah. Semakin tinggi viskositas pektin,
maka akan semakin efektif didalam menyerap
kolesterol. Pektin dengan viskositas yang tinggi
akan menurunkan kadar kolesterol dengan cara
meningkatkan eksresi asam empedu feses dan
sterol netral. Pektin yang memiliki viskositas
tinggi tersebut akan berperan dalam membentuk
misela dan asam empedu dengan laju difusi rendah
melalui bolus untuk mengikat kolesterol pada
saluran pencernaan (Sharma dkk, 2006).
Labu siam (Sechium edule) mengandung
banyak vitamin. Vitamin C yang terdapat di
dalamnya mempunyai efek membantu reaksi
hidroksilasi dalam pembentukan asam empedu
sehingga meningkatkan ekskresi kolesterol. Selain
itu, vitamin C juga berfungsi sebagai anti oksidan.
Kandungan vitamin B3 (niacin) dalam labu siam
_____________________________________________
Volume 8, No. 1, Februari 2014
ISSN No. 1978-3787
(Sechium edule) dapat menurunkan produksi
VLDL, sehingga kadar IDL dan LDL menurun.
Labu siam (Sechium edule) juga mempunyai
kandungan vitamin A dan vitamin E yang
berfungsi sebagai antioksidan.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Kurnia Agustin
(2006) tentang pengaruh lama pemberian ekstrak
labu siam (Sechium edule) terhadap penurunan
kadar kolesterol total dan trigliserida tikus putih
jantan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dengan menggunakan ekstrak labu siam dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada darah tikus
putih, hal ini disebabkan karena adanya senyawa
pektin pada labu siam yang berfungsi mencegah
penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat
merangsang sekresi (pengeluaran) getah empedu
yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang
bersama feses (kotoran) (Kurnia, 2012).
PENUTUP
a.
Simpulan
1.
Rerata hasil pemeriksaan kadar kolesterol
total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) sebelum diberikan diet
hiperkolesterolemia adalah 50,5 mg/dL
Rerata hasil pemeriksaan kadar kolesterol
total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) setelah diberikan diet
hiperkolesterolemia adalah 179,5 mg/dL
Rerata hasil pemeriksaan kadar kolesterol
total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) setelah pemberian filtrat
labu siam adalah 131,8 mg/dL.
Pemberian filtrat labu siam (Sechium edule)
efektif terhadap penurunan kadar kolesterol
total pada darah hewan coba tikus putih
(Rattus norvegicus) strain wistar dengan nilai
p (0.000 < 0.05 ).
2.
3.
4.
b.
Saran
1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
menggunakan zat bioaktif murni dari labu
siam dengan berbagai variasi konsentrasi atau
dengan meneliti perbedaan hasil penurunan
kolesterol total dengan menggunakan labu
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
2.
siam yang dimasak atau dikukus terlebih
dahulu.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
konsentrasi yang lebih bervariasi dan jangka
waktu yang lebih lama agar pengaruh
pemberian filtrat labu siam (Sechium edule)
terhadap kadar kolesterol total dapat terlihat
lebih jelas.
Media Bina Ilmiah55
Mayes A, Peter. 2009. Biokimia Harper. Edisi 28.
Jakarta: Kedokteran EGC
Mulyanto, Devinda. 2012. Panjang Umur dengan
Kontrol Kolesterol dan Asam Urat.
Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka
Notoatmojo,
Soekidjo.
2005.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini Kurnia. 2006. Pengaruh lama pemberian
formula ekstrak buah labu siam terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Total dan
Trigliserida Tikus Putih Jantan ,
Departemen
Farmasi
Universitas
Indonesia: Jakarta. www.pps.ui.ac.id/uiJurnal.pdf. Diakses Sabtu, 20 Maret
2013, pukul 11.00 wita.
Harmita & Maksum Radji, 2008. Buku Ajar
Analisis Hayati. Jakarta: Kedokteran
EGC
Sharma dkk. 2006. Time Food Processing Journal,
June-July Issu.
Sitepoe Mangku. 1992. Kolesterol Fobia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Srivastava, Malviya. 2006. Sources Of Pectin
Extraction and Its application in
pharmaceutical industri an overview.
Journal of natural Products and
Resources vol 2
Zainuddin, Muhammad. 2000. Metodelogi
Penelitian. Surabaya. PT Widyantara
_____________________________________
http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014
Download