strategi penerapan brand activation star glam magazine melalui

advertisement
Tugas Akhir - 2013
STRATEGI PENERAPAN BRAND ACTIVATION STAR GLAM MAGAZINE
MELALUI EVENT MARKETING SUNDAY MORNING BANDUNG
Desilya Bunga Arini¹, Drs.hadi Purnama², M.si ; Maylanny Christin S.sos.³
¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom
Abstrak
Perkembangan ilmu telah mendorong terjadinya evolusi marketing sebanyak tiga tahap. Saat ini,
marketing telah sampai pada era marketing 3.0 dengan berfokuskan pada human spirit.
Konsumen pada era ini tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun
juga pemenuhan spirit. Masyarakat sudah mulai jenuh terhadap iklan dan menginginkan suatu
pengalaman yang dapat dirasa sebelum membeli produk atau jasa yang disediakan. Salah satu
cara untuk mengimplementasikannya adalah dengan brand activation yang kemudian mendorong
sebuah gagasan mengenai event marketing. Dengan menerapkan event marketing, pemasar dapat
berinteraksi langsung serta dapat memberikan pengalaman kepada calon konsumen. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode riset studi kasus. Data
diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung dan studi pustaka. Informan dalam
penelitian ini berjumlah delapan orang informan. Hasil penelitian ini meliputi proses atau
tahapan event marketing Sunday Morning oleh Star Glam Magazine, yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, event Sunday Morning dapat dikatakan
berhasil dalam meningkatkan brand awareness Star Glam Magazine. Kata kunci: Brand
activation, event marketing dan brand awareness?
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2013
Era selanjutnya adalah era marketing 3.0 yang dimulai sejak
tahun 2010. Era ini berfokus pada human spirit dimana para pemasar
memandang konsumen sebagai seorang manusia seutuhnya yang
lengkap memiliki pikiran, hati dan spirit. Semakin banyak konsumen
yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka. Dalam
dunia yang penuh dengan kebingungan, konsumen mencari perusahaan
yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial,
ekonomi dan keadilan lingkungan pada misi, visi serta nilai-nilainya.
Seperti yang dikutip dari Kotler, Kartajaya dan Setiawan (2010:4),
“dalam produk atau jasa yang dipilih, konsumen tidak hanya mencari
pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun juga pemenuhan
spirit”.
Masyarakat mulai jenuh terhadap iklan yang diberikan oleh
perusahaan secara gencar dan terus-menerus. Selain itu, dikenal pula
sistem demokrasi yang terjadi dalam dunia bisnis, dimana produsen
dan konsumen memiliki kebebasan, mandiri dan memiliki kewajiban
serta hak yang setara (Josep, 2011:42). Maka, muncul strategi
pemasaran yang mencantumkan konsumen sebagai pihak penentu
kebijakan pemasarannya dimulai dari urusan pembuatan produk hingga
penyampaian produk. Masyarakat juga sudah mulai peduli dengan isuisu global, sehingga mempengaruhi pola konsumen masyarakat seperti
lebih memilih produk yang ramah lingkungan. Hal-hal tersebutlah yang
merupakan elemen-elemen pembentuk marketing 3.0.
Era marketing 3.0 membawa para pemasar dituntut untuk
menguasai tiga hal dari konsumennya, yakni mind (pikiran), heart
(hati), dan spirit (semangat). Pemasar juga dipicu untuk dapat
memberikan pengalaman kepada konsumen, dan akan lebih baik lagi
2
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
jika pengalaman tersebut dapat dirasakan oleh konsumen sebelum
Tugas Akhir - 2013
membeli produknya (Josep, 2011:29). Salah satu cara aplikasi era
marketing 3.0 yakni dengan menyelenggarakan brand activation.
Kepercayaan telah menjadi salah satu faktor kunci dalam
menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek. Untuk itu, dalam
mempertahankan konsumen agar dapat terus mengkonsumsi produk
atau jasa dari sebuah perusahaan, maka dibutuhkan menciptakan
kepercayaan antara pelanggan, masyarakat dan brand (perusahaan) itu
sendiri. Seperti yang dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari
2013, secara tradisional, brand activation didefinisikan sebagai suatu
proses yang memungkinkan keterlibatan pelanggan dengan merek dan
juga membangun keterlibatan antara pelanggan dengan pengalaman
merek, sehingga merek tersebut menjadi aktif dibenak pelanggan
(http://mix.co.id/brand-activation/brand-activation-1-effective-brandactivation/).
Dalam masyarakat postmodern, pemasar yang menawarkan
produk atau jasanya dengan mengandalkan fitur serta tingkatan
fungsional atau emosional saja dinilai tidaklah cukup. Penerapan brand
activation diharapkan agar konsumen dapat memahami merek secara
lebih baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Oleh sebab itu, brand activation harus dapat mengaktifkan permintaan
terhadap merek atau penjualan; membangun hubungan emosional
antara konsumen dan merek di waktu yang tepat, di tempat yang tepat,
dan dengan cara yang benar sehingga dapat memotivasi konsumen; dan
mengubah pengetahuan mendalam mengenai merek kedalam tindakan,
terbangunnya kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga
3
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
komitmen untuk membeli menjadi lebih menjanjikan (Shimp,
Tugas Akhir - 2013
2003:264).
Gagasan
mengenai
brand
activation
tersebut
kemudian
melahirkan gagasan mengenai pentingnya marketing event. Sebagai
alternatif dari promosi tradisional seperti periklanan dan publisitas,
event kini berperan penting dalam komunikasi pemasaran. Event
merupakan alat marketing yang fokus pada pengalaman konsumen
(experientaial) dan mendorong terjadi proses konsumsi secara
emosional dan rasional sebagai pengalaman holistik, sebab seperti
diketahui, pengalaman sering melibatkan aspek sensorik, emosional,
kognitif, perilaku dan nilai-nilai relasional yang menggantikan nilainilai fungsional (Schimitt, 1999:26).
Menggunakan event marketing, perusahaan dapat menjaring
consumer dan potential customer serta menyampaikan pesan brand
perusahaan dengan baik. Event marketing adalah salah satu bentuk
promosi merek yang mendekatkan dan membangun interaksi merek
dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan,
kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik lainnya yang menarik
perhatian (Shimp, 2003:263).
Salah satu contoh keberhasilan event marketing pernah
dirasakan oleh Bill Veeck, seorang pengusaha dan pemilik tunggal dari
Cleveland Indians, Chicago White Sox, St. Louis Browns dan dua tim
liga. Di tahun 1930 dan 1940-an, negara sedang dilanda depresi karena
perang dunia dan memerlukan sesuatu yang menghibur, menarik dan
berkesan. Veeck melihat hal tersebut sebagai peluang bisnis dan akan
dibayar mahal oleh masyarakat yang membutuhkannya. Veeck
melakukan riset pasar dengan mengobrol pada para penonton di stadion
4
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
dan menemukan bahwa banyak orang di Chicago yang bekerja di sore
hari
sampai
dengan
malam,
sehingga
beliau
Tugas Akhir - 2013
menjadwalkan
pertandingan bola dimulai pada jam 08.30 pagi. Selain itu, untuk lebih
menarik banyak penonton, Veeck memberikan secangkir kopi dan
kripik jagung kepada penonton yang datang awal. Penonton juga selalu
diberikan kejutan-kejutan, antara lain pertunjukan musik dan tari yang
ditayangkan secara langsung, mendapatkan souvenir setelah menonton
pertandingan, papan skor yang menarik, permainan kembang api,
bahkan Veeck menanam tanaman merambat pada dinding stadionnya
yang
sampai
sekarang
menjadi
landmark. Cara-cara
tersebut
merupakan cara pemasaran yang unik serta memenuhi kriteria sebagai
event yang menarik. Lima puluh tahun kemudian, ini tetap menjadi
event yang menarik dan selalu dikenang oleh penggemar olahraga di
mana pun. Hingga saat ini, beliau dikenal sebagai
pionir dalam
pemasaran event (Hoyle, 2006:4).
Keberhasilan dalam menyelenggarakan event marketing juga
dirasakan oleh pemasar lain seperti Jay Lurye, PT. Barnum dan The
Ringling Brothers, serta George Preston Marshall melakukan hal yang
serupa. Keberhasilan tersebut telah mendorong perusahaan lainnya
untuk aktif dalam menyelenggarakan event marketing yang menarik.
Di Indonesia juga telah banyak perusahaan yang melakukan event
marketing, seperti Beuty Class oleh Wardah Cosmetic, Flashmob yang
dilakukan oleh Mizone, Dance Like Agnes yang diselenggarakan oleh
Simpati, dan sebagainya. Bahkan, beberapa event tidak hanya
dilakukan pada saat moment tertentu saja, tetapi sudah menjadi acara
tahuan (annual), seperti Rumah Cantik Citra yang diselenggarakan
oleh perusahaan hand body lotion dibawah naungan Unilever, Festival
5
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Jajanan Bango oleh Unilever, dan Djarum Superliga Badminton oleh
Tugas Akhir - 2013
PT. Djarum. Salah satu event terbesar di Indonesia adalah Pekan Raya
Jakarta (PRJ). Acara ini berlangsung selama satu bulan penuh dari
pertengahan Juni hingga pertengahan Juli dalam rangka memperingati
hari ulang tahun kota Jakarta. PRJ pertama kali diadakan pada tahun
1968 hingga saat ini, penyelenggaraannya tidak pernah terputus. PRJ
dijadikan sebagai ajang promosi dan branding bagi perusahaanperusahaan yang ikut dalam pameran. Seperti yang dikutip dari
www.megapolitasn.kompas.com, “Nilai transaksi PRJ tahun 2012
selama 32 hari (14 Juni – 15 Juli 2012) menyentuh angka sekitar Rp.
4,2 triliun. Sementara jumlah pengunjung PRJ mencapai 4.501.000
orang. Total transaksi itu berdasarkan hasil survei dari Departemen
MICE D-3 UI bekerja sama dengan JIexpo sebagai penyelenggara
PRJ”
(sumber:
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/
15/23231441/Target.Transaksi.Rp.4.Triliun.dan.4.5.juta.pengunjung.T
ercapai).
Penerapan event marketing, merek dapat berkomunikasi dengan
peserta
dan
memberikan
nilai
tambah
pengalaman
dalam
mengkonsumsi serta memberikan kesempatan kepada konsumen untuk
berinteraksi secara langsung dengan perusahaan, merek dan komunitas.
Interaksi menimbulkan kesan, baik positif maupun negatif, salah
satunya tergantung apakah brand tersebut memberikan sesuatu nilai
tambah seperti yang diharapkan. Nilai tambah dapat bersifat rasional
atau emosional yang ditangkap memalui enam indera manusia (aroma,
penglihatan, rasa, sentuhan, pendengaran dan perasaan).
Riset mengenai event marketing pernah dilakukan oleh Yayasan
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM Manajemen) pada tahun
6
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
2008 dengan melakukan wawancara kepada 41 Marketing Manager
Tugas Akhir - 2013
dari berbagai perusahaan di Jakarta. Dari hasil survei tersebut
didapatkan bahwa penggunaan event marketing bagi para responden
ternyata bukan hal baru. 95% perusahaan telah menggunakan event
marketing dan 78% mengatakan bahwa event marketing dinilai efektif
dalam kegiatan pemasaran.
Gambar 1.1 Awareness & Efektivitas
Event Marketing
(Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen)
Hasil riset menunjukan bahwa alasan event marketing dinilai
efektif tertinggi yakni sebanyak 17,1 % perusahaan mengatakan bahwa
event marketing dinilai efektif untuk meningkatkan awareness. Event
marketing juga efektif untuk meningkatkan product image dan
meningkatkan sales (masing-masing 14,6%), berkomunikasi dengan
target market, menambah jumlah pelanggan baru (masing-masing
12,2%), dan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.2.
7
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2013
Gambar 1.2 Alasan Event Markting Dinilai Efektif
(Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen)
Berdasarkan hasil riset tersebut, sehingga dapat disimpulkan
bahwasannya penggunaan event marketing secara maksimal dapat
memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. Dalam menjalankan
event marketing dibutuhkan strategi yang matang agar acara tersebut
berjalan sesuai dengan target perusahaan. Untuk itu, “brand activation
dengan event marketing sebagai cara mengaplikasikannya, sudah
seharusnya digunakan oleh semua perusahaan”, sebagaimana yang
dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari 2013. Hal ini
menjadikan fenomena baru yang patut untuk diteliti. Dalam
menyelenggarakan
event
marketing,
perusahaan
tentu
harus
mengetahui strategi apa yang harus digunakan dan bagaimana tahapan
dalam melaksanakannya, dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan,
hingga tahap evaluasi agar acara dapat berjalan dengan baik.
Melihat keberhasilan-keberhasilan yang pernah dirasakan
perusahaan lain, Star Glam Magazine sebagai perusahaan yang sedang
berkembang juga turut mengaplikasikan kegiatan event marketing
8
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2013
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa
pada BAB IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
kegiatan event marketing Sunday Morning yang dilakukan oleh Star
Glam Magazine sebagai bentuk implementasi dari strategi brand
activation dapat dikatakan berhasil. Berikut uraian hasil penelitian
sesuai dengan fokus penelitian:
1. Penerapan brand activation yang dilakukan oleh Star Glam
Magazine merupakan salah satu strategi pemasaran perusahaan.
Tujuan
dari
penerapan
brand
activatioan
adalah
untuk
membangun brand awareness dibenak masyarakat dan branding
perusahaan. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan juga dukungan
aktivitas pemasarn lainnya, seperti iklan, sales promotion, dan
personal selling.
2. Event Sunday Morning merupakan bentuk implementasi dari
strategi
brand
activation
pelaksanaannya,
terdapat
Star
Glam
proses
Magazine.
atau
Dalam
tahapan
dari
penyelenggaraan event Sunday Morning yang meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dalam tahap
perencanaan, perusahaan melakukan target audience reach,
compability with the compay’s or brand positioning, message
capacity,
dan
elemen-elemen
event marketing yakni:
3E
(Entertainment, Enterprise, dan Excitement), 5P (Product, Price,
Place, Public Relations, dan Positioning), 5W (Why, Where, Who,
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
174
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
What, dan When). Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang
Tugas Akhir - 2013
diperhatikan oleh Star Glam adalah faktor penentu keberhasilan
dan hambatan, serta tahapan terakhir yaitu evaluasi atau
pengukuran keberhasilan event.
3. Hasil evaluasi berdasarkan aspek positive brand emotions, positive
event emotions, brand involvement, event involvement, brand
attitude, fit between event and brand, buying intention, jumlah
penjualan atau transaksi, jumlah audiens, kepuasan audiens atau
feedback, awareness brand dan produk, jumlah pelanggan baru,
kelancaran event dan hubungan dengan pelanggan menghasilkan
bahwa event Sunday Morning dapat dikategorikan sebagai event
marketing yang berhasil dilakukan karena telah memenuhi aspekaspek
tersebut.
Selain
itu,
event
Sunday
Morning
juga
menghasilkan peningkatan brand awareness sesuai dengan tujuan
Star Glam dalam menyelenggarakan event marketing Sunday
Morning.
5.2 Saran
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu dalam
memberikan
sesuatu
yang
berguna
bagi
perkembangan
ilmu
pengetahuan, instansi, atau lembaga serta pihak yang terkait dengan
penelitian ini. Berikut adalah saran-saran yang dapat peneliti berikan
setelah melakukan penelitian ini:
1. Star Glam Magazine perlu melakukan sosialisasi atas
pemahaman brand activation dan event marketing secara
mendalam agar tujuan yang ingin dicapai menjadi maksimal.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
175
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
2. Kegiatan event Sunday Morning merupakan kegiatan annual,
Tugas Akhir - 2013
tetapi tidak ada kepastian waktu kapan akan dilaksanakan.
Akan lebih baik jika event ini dibuat dengan jadwal tetap,
yakni setiap hari Minggu, agar pengunjung tetap dapat terus
menyaksikan event Sunday Morning.
3. Event Sunday Morning bersifat terbuka untuk umum, tidak
hanya untuk member saja. Perlu diadakan event lain yang
dikhususkan untuk member saja, agar member merasa
mendapat keuntungan lebih. Misalnya seperti seminar, kelas
memasak, beauty and hijab class, dan sebaginya.
4. Pelaksanaan event Sunday Morning hendaknya memperhatikan
norma-norma yang berlaku, seperti norma kesopanan, dimana
pakaian talent saat tampil diberikan batasan. Hal tersebut
dikarena event ini juga dihadiri oleh anak-anak.
5. Event Sunday Morning dilaksanakan pada saat car free day
berlangsung. Waktu tersebut adalah saat yang tepat bagi
keluarga untuk refreshing. Akan lebih baik jika Star Glam
menyediakan arena bermain anak-anak dalam event tersebut,
mengingat banyak pengunjung yang membawa anak mereka
ketika menghadiri event Sunday Morning.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
176
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2013
DAFTAR PUSTAKA
Allan, J. (2002). Topic Detection and Tracking: Event Based
Information Organization. Springer.
Alma, Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.
Bandung: Alfabeta.
Ardianto, Elvinaro. (2009). Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Craig, James C. dan Robert M. Grant. (2003). Manajemen Strategi.
Jakarta: Mediator.
Creswell, John W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design:
Choosing Among Five Approach. London: SAGE Publications.
Denzin, N.K dan Y.S Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative
Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ducan, Tom. (2005). The Principles of Advertising and IMC.
McGraw-Hill.
Effendy, Onong Uchjana. (2006). Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi.
Bandung: Rosdakarya.
Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian
Kebudayaan. Sleman: Pustaka Widyatama.
Hamidi. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.
Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen (edisi 2). Yogyakarta: BPFE.
Hasson, Bruno. (2008). Fashion Branding: 7 Jurus Sukses Branding
Bisnis MLM Fashion. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hoyle, Jr, Leonard. (2006). Event Marketing. Jakarta: PPM.
Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta: Erlangga.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Josep, Thomas. (2011). Apps The Spirit of Digital Marketing 3.0.
Tugas Akhir - 2013
Jakarta: Elex Media Computindo.
Kartajaya, Hermawan. (2004). Positioning, Diferensiasi, dan Brand.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kasali, Rhenald. (2008). Manajemen Public Relations: Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Grafindo Persada.
Kitchen, Philip J. dan Patrick De Pelsmacker. (2004). Integrated
Marketing Communication. London & New York: Routledge.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran,
Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks.
Kotler et al. (2010). Marketing 3.0: Mulai dari Produk ke Pelanggan
ke Human Spirit. Jakarta: Erlangga.
Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya.
Muhadjir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Yake
Sarasin.
Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.
Bandung: Rosdakarya.
Nicolino, Patricia F. (2004). Brand Management: The Complete Ideal’s
Guides. Jakarta: Prenada Media.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Peter, J. Paul dan James H. Donnelly Jr. (2011). A Preface To
Marketing Management. New York: Mc Graw Hill.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Pride et al. (2009). Pemasaran: Teori dan Praktek Sehari-hari. Jakarta:
Tugas Akhir - 2013
Binarupa Aksara.
Rachman, Maman. (1999). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian.
Semarang: IKP Semarang.
Rahman, Arief. (2010). Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small
Business. Jakarta: Trans Media Pustaka.
Reiner, G.J. (1997) Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rossiter, John R. dan Larry Percy. (1998). Advertising Communication
and Promotion Management. McGraw-Hill.
Salaladin, Djaslim. (2001). Manajemen Strategi dan Kebijakan
Perusahaan. Bandung: Mandar Maju.
Sastradipoera, Komaruddin. (2003). Manajemen Marketing. Bandung:
Kappa Sigma.
Schimitt, Bernd H. (1999). Experiential Marketing. New York: The
Free Press.
Sendjaja, Djuarsa. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid
I. Jakarta: Salemba Empat.
Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan
Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I (edisi 5). Jakarta:
Erlangga.
Santoso, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara.
Steiner, George Albert dan John B. Miner. (1997). Management Policy
and Strategy. Mcmillan: Michigan.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Sugiyono.
(2012).
Metode
Penelitian
Pendidikan
Pendekatan
Tugas Akhir - 2013
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta:
CAPS.
Suryadi, Didih. (2011). Promosi Efektif: Menggunakan Minat &
Loyalitas Pelanggan. Jakarta: Suka Buku.
Sutopo, H.B. (2006). Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan
Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Tjiptono, Fandy. (2002). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.
Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
West, Richard dan Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Ilmu
Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.
Ward, John & Joe Peppard. (2002). Strategic Planning for Information
System. New York: John Wiley and Sons.
Wheelen, Thomas L dan J. David Hunger. (2000). Strategic
Management & Business Policy. Pretince Hall.
Yin, Robert K. (2006) Studi Kasus (Desain & Metode. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Tugas Akhir - 2013
Sumber lain:
Alberts, Paul G. (2011). “Brand Activation – A Brandbase Initiative”.
www.brandactivation.nl. ((diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul
20:17 WIB).
Aruman, Edhy. (2013). “Brand Activation (1) – Effective Brand
Activation”. www.mix.co.id (tanggal akses 14 Maret 2013, pukul
21.05 WIB).
Carrillat, Francois A. dan Alain d’Astous. (2009). The SponsorshipAdvertising
Interface:
Is
Less
Better
for
Sponsors?
www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul
20.04 WIB).
Christiani, Natalia Devy. (2011). Efektivitas Konsep Brand Activation
Beauty Buzz Vivantaztic Terhadap Tingkat Respon Konsumen
Viva
White
Clean
&
Mask
Refreshner
Di
Surabaya.
http://digilib.petra.ac.id/ (diakses tanggal 20 April 2013, pukul
20.11 WIB).
Dewi, Kurnia. (2011). Mara Advertising dan Strategi Brand Activation
Metro Beringharjo di Yogyakarta. www.repository.upnyk.ac.id
(diakses tanggal 20 April 2013, pukul 23.15 WIB).
Dewinta. (2012). Analisis Event Marketing Kompas MuDa (Studi pada
MuDa Creativity 4th Anniversary, It’s About Us: Air Untuk Masa
Depan). Perpustakaan Universitas Padjajaran.
Geders, Dave & Bart van Zuilen. (2011). City Events: Short and Serial
Reproduction
Effects
on
The
City’s
Image?
www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul
15.21 WIB).
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Helsop, A. Louise et al. (2009). China and The Olympics: Viewsof
Insiders and Outsiders. www.emeraldinsight.com
Tugas Akhir - 2013
(diakses
tanggal 24 April 2013, pukul 08.57 WIB).
Johnson, Cindy. (2008). Decision ’08: Event Marketing or Product
Sampling?. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April
2013, pukul 12.10 WIB).
Kamus Besar Bahasa Indonesia http://badanbahasa.kemdiknas.go.id
/kbbi/ (diakses tanggal 25 Mei 2013, pukul 12.01 WIB).
Lima Kunci Perspektif Komunikasi. www.komunikasi-indonesia.org
(diakses tanggal 12 Maret 2013, pukul 13.25 WIB).
Ozal, Dimasyq. (2012). “Target Transaksi Rp 4 Triliun dan 4,5 juta
Pengunjung Tercapai”. http://megapolitan.kompas.com/ diakses
tanggal 21 Maret 2013, pukul 11.48 WIB).
Proses Komunikasi Teori Harrold Laswell.www.communicationtheory.org (diakses tanggal 15 Maret 2013, pukul 22.45 WIB).
Rosenbaum, Mark S. & Wong, IpKin Anthony. (2009). Value Equity in
Event
Planning:
A
Case
Study
of
Macau.
www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul
10.26 WIB).
Setiono, Indri. (2011). Kegaiatn Brand Activation Tupperware Melalui
Program Tupperware Home dalam Usaha Menjaga Loyalitas.
www.library.upnvj.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul
17.00 WIB).
Sitorus, Ropesta. (2010). Event Marketing Rumah Cantik Citra dan
Brand Equity (Studi Korelasional Efektifitas Event Marketing
Rumah
Cantik
Pengunjung
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Citra
Rumah
Pada
Cantik
Peningkatan
Citra
di
Brand
Kota
Equity
Medan).
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/-18242
(diakses
Tugas Akhir - 2013
tanggal 20 April 2013, pukul 19.24 WIB).
Suryajaya, Cheryl Anlingria. (2010). Analisa Efektifitas Konsep Brand
Activation SBO TV Dengan Tema “SBO Teen Superstar” di
Surabaya. www.digilib.petra.ac.id (diakses tanggal 20 April
2013, pukul 21.33 WIB).
Syefudin, Gandhy Nur. (2012). Brand Activation Klub Merby “HappyHappy Holiday Merby One Day Course”. www.ejournals1.undip.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 01.09 WIB).
Thaniah, Wan Sena. (2009). Analisis Hubungan Antara Customer
Experience dan Brand Activation Terhadap Customer Loyalty
Harley-Davidson (Studi Kasus: PT. Mabua Harley-Davidson
Iskandarsyah). www.library.binus.ac.id (diakses tanggal 21 April
2013, pukul 19.20 WIB).
Wibisono, Mardinata. (2011). Analisa Konsep Brand Activation
Terhadap Tabloid Nyata.
www.digilib.petra.ac.id
(diakses
tanggal 21 April 2013, pukul 15.22 WIB).
Vila-Lopez, Natalia & Carmen Rodriguez-Molina. (2011). Event
Brand Transfer in an Entertainment Service: Experiental
Marketing. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April
2013, pukul 08.45 WIB).
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi
Download