Tugas Akhir - 2013 STRATEGI PENERAPAN BRAND ACTIVATION STAR GLAM MAGAZINE MELALUI EVENT MARKETING SUNDAY MORNING BANDUNG Desilya Bunga Arini¹, Drs.hadi Purnama², M.si ; Maylanny Christin S.sos.³ ¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom Abstrak Perkembangan ilmu telah mendorong terjadinya evolusi marketing sebanyak tiga tahap. Saat ini, marketing telah sampai pada era marketing 3.0 dengan berfokuskan pada human spirit. Konsumen pada era ini tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun juga pemenuhan spirit. Masyarakat sudah mulai jenuh terhadap iklan dan menginginkan suatu pengalaman yang dapat dirasa sebelum membeli produk atau jasa yang disediakan. Salah satu cara untuk mengimplementasikannya adalah dengan brand activation yang kemudian mendorong sebuah gagasan mengenai event marketing. Dengan menerapkan event marketing, pemasar dapat berinteraksi langsung serta dapat memberikan pengalaman kepada calon konsumen. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode riset studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, pengamatan langsung dan studi pustaka. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan orang informan. Hasil penelitian ini meliputi proses atau tahapan event marketing Sunday Morning oleh Star Glam Magazine, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berdasarkan hasil evaluasi, event Sunday Morning dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan brand awareness Star Glam Magazine. Kata kunci: Brand activation, event marketing dan brand awareness? Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Era selanjutnya adalah era marketing 3.0 yang dimulai sejak tahun 2010. Era ini berfokus pada human spirit dimana para pemasar memandang konsumen sebagai seorang manusia seutuhnya yang lengkap memiliki pikiran, hati dan spirit. Semakin banyak konsumen yang berusaha mencari solusi terhadap kegelisahan mereka. Dalam dunia yang penuh dengan kebingungan, konsumen mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam mereka dalam bidang sosial, ekonomi dan keadilan lingkungan pada misi, visi serta nilai-nilainya. Seperti yang dikutip dari Kotler, Kartajaya dan Setiawan (2010:4), “dalam produk atau jasa yang dipilih, konsumen tidak hanya mencari pemenuhan fungsional dan emosional saja, namun juga pemenuhan spirit”. Masyarakat mulai jenuh terhadap iklan yang diberikan oleh perusahaan secara gencar dan terus-menerus. Selain itu, dikenal pula sistem demokrasi yang terjadi dalam dunia bisnis, dimana produsen dan konsumen memiliki kebebasan, mandiri dan memiliki kewajiban serta hak yang setara (Josep, 2011:42). Maka, muncul strategi pemasaran yang mencantumkan konsumen sebagai pihak penentu kebijakan pemasarannya dimulai dari urusan pembuatan produk hingga penyampaian produk. Masyarakat juga sudah mulai peduli dengan isuisu global, sehingga mempengaruhi pola konsumen masyarakat seperti lebih memilih produk yang ramah lingkungan. Hal-hal tersebutlah yang merupakan elemen-elemen pembentuk marketing 3.0. Era marketing 3.0 membawa para pemasar dituntut untuk menguasai tiga hal dari konsumennya, yakni mind (pikiran), heart (hati), dan spirit (semangat). Pemasar juga dipicu untuk dapat memberikan pengalaman kepada konsumen, dan akan lebih baik lagi 2 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi jika pengalaman tersebut dapat dirasakan oleh konsumen sebelum Tugas Akhir - 2013 membeli produknya (Josep, 2011:29). Salah satu cara aplikasi era marketing 3.0 yakni dengan menyelenggarakan brand activation. Kepercayaan telah menjadi salah satu faktor kunci dalam menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek. Untuk itu, dalam mempertahankan konsumen agar dapat terus mengkonsumsi produk atau jasa dari sebuah perusahaan, maka dibutuhkan menciptakan kepercayaan antara pelanggan, masyarakat dan brand (perusahaan) itu sendiri. Seperti yang dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari 2013, secara tradisional, brand activation didefinisikan sebagai suatu proses yang memungkinkan keterlibatan pelanggan dengan merek dan juga membangun keterlibatan antara pelanggan dengan pengalaman merek, sehingga merek tersebut menjadi aktif dibenak pelanggan (http://mix.co.id/brand-activation/brand-activation-1-effective-brandactivation/). Dalam masyarakat postmodern, pemasar yang menawarkan produk atau jasanya dengan mengandalkan fitur serta tingkatan fungsional atau emosional saja dinilai tidaklah cukup. Penerapan brand activation diharapkan agar konsumen dapat memahami merek secara lebih baik dan menerimanya sebagai bagian dari kehidupan mereka. Oleh sebab itu, brand activation harus dapat mengaktifkan permintaan terhadap merek atau penjualan; membangun hubungan emosional antara konsumen dan merek di waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dan dengan cara yang benar sehingga dapat memotivasi konsumen; dan mengubah pengetahuan mendalam mengenai merek kedalam tindakan, terbangunnya kepercayaan konsumen terhadap merek sehingga 3 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi komitmen untuk membeli menjadi lebih menjanjikan (Shimp, Tugas Akhir - 2013 2003:264). Gagasan mengenai brand activation tersebut kemudian melahirkan gagasan mengenai pentingnya marketing event. Sebagai alternatif dari promosi tradisional seperti periklanan dan publisitas, event kini berperan penting dalam komunikasi pemasaran. Event merupakan alat marketing yang fokus pada pengalaman konsumen (experientaial) dan mendorong terjadi proses konsumsi secara emosional dan rasional sebagai pengalaman holistik, sebab seperti diketahui, pengalaman sering melibatkan aspek sensorik, emosional, kognitif, perilaku dan nilai-nilai relasional yang menggantikan nilainilai fungsional (Schimitt, 1999:26). Menggunakan event marketing, perusahaan dapat menjaring consumer dan potential customer serta menyampaikan pesan brand perusahaan dengan baik. Event marketing adalah salah satu bentuk promosi merek yang mendekatkan dan membangun interaksi merek dengan penggunanya melalui aktivitas pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik lainnya yang menarik perhatian (Shimp, 2003:263). Salah satu contoh keberhasilan event marketing pernah dirasakan oleh Bill Veeck, seorang pengusaha dan pemilik tunggal dari Cleveland Indians, Chicago White Sox, St. Louis Browns dan dua tim liga. Di tahun 1930 dan 1940-an, negara sedang dilanda depresi karena perang dunia dan memerlukan sesuatu yang menghibur, menarik dan berkesan. Veeck melihat hal tersebut sebagai peluang bisnis dan akan dibayar mahal oleh masyarakat yang membutuhkannya. Veeck melakukan riset pasar dengan mengobrol pada para penonton di stadion 4 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi dan menemukan bahwa banyak orang di Chicago yang bekerja di sore hari sampai dengan malam, sehingga beliau Tugas Akhir - 2013 menjadwalkan pertandingan bola dimulai pada jam 08.30 pagi. Selain itu, untuk lebih menarik banyak penonton, Veeck memberikan secangkir kopi dan kripik jagung kepada penonton yang datang awal. Penonton juga selalu diberikan kejutan-kejutan, antara lain pertunjukan musik dan tari yang ditayangkan secara langsung, mendapatkan souvenir setelah menonton pertandingan, papan skor yang menarik, permainan kembang api, bahkan Veeck menanam tanaman merambat pada dinding stadionnya yang sampai sekarang menjadi landmark. Cara-cara tersebut merupakan cara pemasaran yang unik serta memenuhi kriteria sebagai event yang menarik. Lima puluh tahun kemudian, ini tetap menjadi event yang menarik dan selalu dikenang oleh penggemar olahraga di mana pun. Hingga saat ini, beliau dikenal sebagai pionir dalam pemasaran event (Hoyle, 2006:4). Keberhasilan dalam menyelenggarakan event marketing juga dirasakan oleh pemasar lain seperti Jay Lurye, PT. Barnum dan The Ringling Brothers, serta George Preston Marshall melakukan hal yang serupa. Keberhasilan tersebut telah mendorong perusahaan lainnya untuk aktif dalam menyelenggarakan event marketing yang menarik. Di Indonesia juga telah banyak perusahaan yang melakukan event marketing, seperti Beuty Class oleh Wardah Cosmetic, Flashmob yang dilakukan oleh Mizone, Dance Like Agnes yang diselenggarakan oleh Simpati, dan sebagainya. Bahkan, beberapa event tidak hanya dilakukan pada saat moment tertentu saja, tetapi sudah menjadi acara tahuan (annual), seperti Rumah Cantik Citra yang diselenggarakan oleh perusahaan hand body lotion dibawah naungan Unilever, Festival 5 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Jajanan Bango oleh Unilever, dan Djarum Superliga Badminton oleh Tugas Akhir - 2013 PT. Djarum. Salah satu event terbesar di Indonesia adalah Pekan Raya Jakarta (PRJ). Acara ini berlangsung selama satu bulan penuh dari pertengahan Juni hingga pertengahan Juli dalam rangka memperingati hari ulang tahun kota Jakarta. PRJ pertama kali diadakan pada tahun 1968 hingga saat ini, penyelenggaraannya tidak pernah terputus. PRJ dijadikan sebagai ajang promosi dan branding bagi perusahaanperusahaan yang ikut dalam pameran. Seperti yang dikutip dari www.megapolitasn.kompas.com, “Nilai transaksi PRJ tahun 2012 selama 32 hari (14 Juni – 15 Juli 2012) menyentuh angka sekitar Rp. 4,2 triliun. Sementara jumlah pengunjung PRJ mencapai 4.501.000 orang. Total transaksi itu berdasarkan hasil survei dari Departemen MICE D-3 UI bekerja sama dengan JIexpo sebagai penyelenggara PRJ” (sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/ 15/23231441/Target.Transaksi.Rp.4.Triliun.dan.4.5.juta.pengunjung.T ercapai). Penerapan event marketing, merek dapat berkomunikasi dengan peserta dan memberikan nilai tambah pengalaman dalam mengkonsumsi serta memberikan kesempatan kepada konsumen untuk berinteraksi secara langsung dengan perusahaan, merek dan komunitas. Interaksi menimbulkan kesan, baik positif maupun negatif, salah satunya tergantung apakah brand tersebut memberikan sesuatu nilai tambah seperti yang diharapkan. Nilai tambah dapat bersifat rasional atau emosional yang ditangkap memalui enam indera manusia (aroma, penglihatan, rasa, sentuhan, pendengaran dan perasaan). Riset mengenai event marketing pernah dilakukan oleh Yayasan Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (PPM Manajemen) pada tahun 6 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi 2008 dengan melakukan wawancara kepada 41 Marketing Manager Tugas Akhir - 2013 dari berbagai perusahaan di Jakarta. Dari hasil survei tersebut didapatkan bahwa penggunaan event marketing bagi para responden ternyata bukan hal baru. 95% perusahaan telah menggunakan event marketing dan 78% mengatakan bahwa event marketing dinilai efektif dalam kegiatan pemasaran. Gambar 1.1 Awareness & Efektivitas Event Marketing (Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen) Hasil riset menunjukan bahwa alasan event marketing dinilai efektif tertinggi yakni sebanyak 17,1 % perusahaan mengatakan bahwa event marketing dinilai efektif untuk meningkatkan awareness. Event marketing juga efektif untuk meningkatkan product image dan meningkatkan sales (masing-masing 14,6%), berkomunikasi dengan target market, menambah jumlah pelanggan baru (masing-masing 12,2%), dan lainnya dapat dilihat pada Gambar 1.2. 7 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Gambar 1.2 Alasan Event Markting Dinilai Efektif (Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen) Berdasarkan hasil riset tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwasannya penggunaan event marketing secara maksimal dapat memberikan manfaat yang tinggi bagi perusahaan. Dalam menjalankan event marketing dibutuhkan strategi yang matang agar acara tersebut berjalan sesuai dengan target perusahaan. Untuk itu, “brand activation dengan event marketing sebagai cara mengaplikasikannya, sudah seharusnya digunakan oleh semua perusahaan”, sebagaimana yang dikutip dari majalah Mix Marketing edisi Febuari 2013. Hal ini menjadikan fenomena baru yang patut untuk diteliti. Dalam menyelenggarakan event marketing, perusahaan tentu harus mengetahui strategi apa yang harus digunakan dan bagaimana tahapan dalam melaksanakannya, dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi agar acara dapat berjalan dengan baik. Melihat keberhasilan-keberhasilan yang pernah dirasakan perusahaan lain, Star Glam Magazine sebagai perusahaan yang sedang berkembang juga turut mengaplikasikan kegiatan event marketing 8 Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada BAB IV, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa kegiatan event marketing Sunday Morning yang dilakukan oleh Star Glam Magazine sebagai bentuk implementasi dari strategi brand activation dapat dikatakan berhasil. Berikut uraian hasil penelitian sesuai dengan fokus penelitian: 1. Penerapan brand activation yang dilakukan oleh Star Glam Magazine merupakan salah satu strategi pemasaran perusahaan. Tujuan dari penerapan brand activatioan adalah untuk membangun brand awareness dibenak masyarakat dan branding perusahaan. Dalam pelaksanaannya, dibutuhkan juga dukungan aktivitas pemasarn lainnya, seperti iklan, sales promotion, dan personal selling. 2. Event Sunday Morning merupakan bentuk implementasi dari strategi brand activation pelaksanaannya, terdapat Star Glam proses Magazine. atau Dalam tahapan dari penyelenggaraan event Sunday Morning yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Dalam tahap perencanaan, perusahaan melakukan target audience reach, compability with the compay’s or brand positioning, message capacity, dan elemen-elemen event marketing yakni: 3E (Entertainment, Enterprise, dan Excitement), 5P (Product, Price, Place, Public Relations, dan Positioning), 5W (Why, Where, Who, Fakultas Komunikasi dan Bisnis 174 Program Studi S1 Ilmu Komunikasi What, dan When). Dalam tahap pelaksanaan, hal-hal yang Tugas Akhir - 2013 diperhatikan oleh Star Glam adalah faktor penentu keberhasilan dan hambatan, serta tahapan terakhir yaitu evaluasi atau pengukuran keberhasilan event. 3. Hasil evaluasi berdasarkan aspek positive brand emotions, positive event emotions, brand involvement, event involvement, brand attitude, fit between event and brand, buying intention, jumlah penjualan atau transaksi, jumlah audiens, kepuasan audiens atau feedback, awareness brand dan produk, jumlah pelanggan baru, kelancaran event dan hubungan dengan pelanggan menghasilkan bahwa event Sunday Morning dapat dikategorikan sebagai event marketing yang berhasil dilakukan karena telah memenuhi aspekaspek tersebut. Selain itu, event Sunday Morning juga menghasilkan peningkatan brand awareness sesuai dengan tujuan Star Glam dalam menyelenggarakan event marketing Sunday Morning. 5.2 Saran Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti harus mampu dalam memberikan sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi, atau lembaga serta pihak yang terkait dengan penelitian ini. Berikut adalah saran-saran yang dapat peneliti berikan setelah melakukan penelitian ini: 1. Star Glam Magazine perlu melakukan sosialisasi atas pemahaman brand activation dan event marketing secara mendalam agar tujuan yang ingin dicapai menjadi maksimal. Fakultas Komunikasi dan Bisnis 175 Program Studi S1 Ilmu Komunikasi 2. Kegiatan event Sunday Morning merupakan kegiatan annual, Tugas Akhir - 2013 tetapi tidak ada kepastian waktu kapan akan dilaksanakan. Akan lebih baik jika event ini dibuat dengan jadwal tetap, yakni setiap hari Minggu, agar pengunjung tetap dapat terus menyaksikan event Sunday Morning. 3. Event Sunday Morning bersifat terbuka untuk umum, tidak hanya untuk member saja. Perlu diadakan event lain yang dikhususkan untuk member saja, agar member merasa mendapat keuntungan lebih. Misalnya seperti seminar, kelas memasak, beauty and hijab class, dan sebaginya. 4. Pelaksanaan event Sunday Morning hendaknya memperhatikan norma-norma yang berlaku, seperti norma kesopanan, dimana pakaian talent saat tampil diberikan batasan. Hal tersebut dikarena event ini juga dihadiri oleh anak-anak. 5. Event Sunday Morning dilaksanakan pada saat car free day berlangsung. Waktu tersebut adalah saat yang tepat bagi keluarga untuk refreshing. Akan lebih baik jika Star Glam menyediakan arena bermain anak-anak dalam event tersebut, mengingat banyak pengunjung yang membawa anak mereka ketika menghadiri event Sunday Morning. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 176 Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 DAFTAR PUSTAKA Allan, J. (2002). Topic Detection and Tracking: Event Based Information Organization. Springer. Alma, Buchari. (2004). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Ardianto, Elvinaro. (2009). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Craig, James C. dan Robert M. Grant. (2003). Manajemen Strategi. Jakarta: Mediator. Creswell, John W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design: Choosing Among Five Approach. London: SAGE Publications. Denzin, N.K dan Y.S Lincoln. (2009). Handbook of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ducan, Tom. (2005). The Principles of Advertising and IMC. McGraw-Hill. Effendy, Onong Uchjana. (2006). Teori dan Praktik Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan. Sleman: Pustaka Widyatama. Hamidi. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press. Handoko, T. Hani. (2003). Manajemen (edisi 2). Yogyakarta: BPFE. Hasson, Bruno. (2008). Fashion Branding: 7 Jurus Sukses Branding Bisnis MLM Fashion. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hoyle, Jr, Leonard. (2006). Event Marketing. Jakarta: PPM. Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta: Erlangga. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Josep, Thomas. (2011). Apps The Spirit of Digital Marketing 3.0. Tugas Akhir - 2013 Jakarta: Elex Media Computindo. Kartajaya, Hermawan. (2004). Positioning, Diferensiasi, dan Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kasali, Rhenald. (2008). Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Kasmir. (2004). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Grafindo Persada. Kitchen, Philip J. dan Patrick De Pelsmacker. (2004). Integrated Marketing Communication. London & New York: Routledge. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2004). Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. Kotler et al. (2010). Marketing 3.0: Mulai dari Produk ke Pelanggan ke Human Spirit. Jakarta: Erlangga. Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Muhadjir. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Yake Sarasin. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya. Nicolino, Patricia F. (2004). Brand Management: The Complete Ideal’s Guides. Jakarta: Prenada Media. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Peter, J. Paul dan James H. Donnelly Jr. (2011). A Preface To Marketing Management. New York: Mc Graw Hill. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Pride et al. (2009). Pemasaran: Teori dan Praktek Sehari-hari. Jakarta: Tugas Akhir - 2013 Binarupa Aksara. Rachman, Maman. (1999). Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKP Semarang. Rahman, Arief. (2010). Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small Business. Jakarta: Trans Media Pustaka. Reiner, G.J. (1997) Metode dan Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rossiter, John R. dan Larry Percy. (1998). Advertising Communication and Promotion Management. McGraw-Hill. Salaladin, Djaslim. (2001). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Bandung: Mandar Maju. Sastradipoera, Komaruddin. (2003). Manajemen Marketing. Bandung: Kappa Sigma. Schimitt, Bernd H. (1999). Experiential Marketing. New York: The Free Press. Sendjaja, Djuarsa. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Simamora, Henry. (2000). Manajemen Pemasaran Internasional, Jilid I. Jakarta: Salemba Empat. Shimp, Terence A. (2003). Periklanan Promosi & Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid I (edisi 5). Jakarta: Erlangga. Santoso, Slamet. (2006). Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara. Steiner, George Albert dan John B. Miner. (1997). Management Policy and Strategy. Mcmillan: Michigan. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Tugas Akhir - 2013 Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprapto, Tommy. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: CAPS. Suryadi, Didih. (2011). Promosi Efektif: Menggunakan Minat & Loyalitas Pelanggan. Jakarta: Suka Buku. Sutopo, H.B. (2006). Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tjiptono, Fandy. (2002). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi. Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat. West, Richard dan Lynn H. Turner. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. Ward, John & Joe Peppard. (2002). Strategic Planning for Information System. New York: John Wiley and Sons. Wheelen, Thomas L dan J. David Hunger. (2000). Strategic Management & Business Policy. Pretince Hall. Yin, Robert K. (2006) Studi Kasus (Desain & Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Tugas Akhir - 2013 Sumber lain: Alberts, Paul G. (2011). “Brand Activation – A Brandbase Initiative”. www.brandactivation.nl. ((diakses tanggal 7 Mei 2013, pukul 20:17 WIB). Aruman, Edhy. (2013). “Brand Activation (1) – Effective Brand Activation”. www.mix.co.id (tanggal akses 14 Maret 2013, pukul 21.05 WIB). Carrillat, Francois A. dan Alain d’Astous. (2009). The SponsorshipAdvertising Interface: Is Less Better for Sponsors? www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul 20.04 WIB). Christiani, Natalia Devy. (2011). Efektivitas Konsep Brand Activation Beauty Buzz Vivantaztic Terhadap Tingkat Respon Konsumen Viva White Clean & Mask Refreshner Di Surabaya. http://digilib.petra.ac.id/ (diakses tanggal 20 April 2013, pukul 20.11 WIB). Dewi, Kurnia. (2011). Mara Advertising dan Strategi Brand Activation Metro Beringharjo di Yogyakarta. www.repository.upnyk.ac.id (diakses tanggal 20 April 2013, pukul 23.15 WIB). Dewinta. (2012). Analisis Event Marketing Kompas MuDa (Studi pada MuDa Creativity 4th Anniversary, It’s About Us: Air Untuk Masa Depan). Perpustakaan Universitas Padjajaran. Geders, Dave & Bart van Zuilen. (2011). City Events: Short and Serial Reproduction Effects on The City’s Image? www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul 15.21 WIB). Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Helsop, A. Louise et al. (2009). China and The Olympics: Viewsof Insiders and Outsiders. www.emeraldinsight.com Tugas Akhir - 2013 (diakses tanggal 24 April 2013, pukul 08.57 WIB). Johnson, Cindy. (2008). Decision ’08: Event Marketing or Product Sampling?. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April 2013, pukul 12.10 WIB). Kamus Besar Bahasa Indonesia http://badanbahasa.kemdiknas.go.id /kbbi/ (diakses tanggal 25 Mei 2013, pukul 12.01 WIB). Lima Kunci Perspektif Komunikasi. www.komunikasi-indonesia.org (diakses tanggal 12 Maret 2013, pukul 13.25 WIB). Ozal, Dimasyq. (2012). “Target Transaksi Rp 4 Triliun dan 4,5 juta Pengunjung Tercapai”. http://megapolitan.kompas.com/ diakses tanggal 21 Maret 2013, pukul 11.48 WIB). Proses Komunikasi Teori Harrold Laswell.www.communicationtheory.org (diakses tanggal 15 Maret 2013, pukul 22.45 WIB). Rosenbaum, Mark S. & Wong, IpKin Anthony. (2009). Value Equity in Event Planning: A Case Study of Macau. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 24 April 2013, pukul 10.26 WIB). Setiono, Indri. (2011). Kegaiatn Brand Activation Tupperware Melalui Program Tupperware Home dalam Usaha Menjaga Loyalitas. www.library.upnvj.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 17.00 WIB). Sitorus, Ropesta. (2010). Event Marketing Rumah Cantik Citra dan Brand Equity (Studi Korelasional Efektifitas Event Marketing Rumah Cantik Pengunjung Fakultas Komunikasi dan Bisnis Citra Rumah Pada Cantik Peningkatan Citra di Brand Kota Equity Medan). Program Studi S1 Ilmu Komunikasi http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/-18242 (diakses Tugas Akhir - 2013 tanggal 20 April 2013, pukul 19.24 WIB). Suryajaya, Cheryl Anlingria. (2010). Analisa Efektifitas Konsep Brand Activation SBO TV Dengan Tema “SBO Teen Superstar” di Surabaya. www.digilib.petra.ac.id (diakses tanggal 20 April 2013, pukul 21.33 WIB). Syefudin, Gandhy Nur. (2012). Brand Activation Klub Merby “HappyHappy Holiday Merby One Day Course”. www.ejournals1.undip.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 01.09 WIB). Thaniah, Wan Sena. (2009). Analisis Hubungan Antara Customer Experience dan Brand Activation Terhadap Customer Loyalty Harley-Davidson (Studi Kasus: PT. Mabua Harley-Davidson Iskandarsyah). www.library.binus.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 19.20 WIB). Wibisono, Mardinata. (2011). Analisa Konsep Brand Activation Terhadap Tabloid Nyata. www.digilib.petra.ac.id (diakses tanggal 21 April 2013, pukul 15.22 WIB). Vila-Lopez, Natalia & Carmen Rodriguez-Molina. (2011). Event Brand Transfer in an Entertainment Service: Experiental Marketing. www.emeraldinsight.com (diakses tanggal 23 April 2013, pukul 08.45 WIB). Fakultas Komunikasi dan Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Ilmu Komunikasi