Jurnal Akuntansi (JAk) 65 PENGARUH KEGUNAAN, KEMUDAHAN

advertisement
PENGARUH KEGUNAAN, KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP PENERIMAAN TEKNOLOGI INFORMASI
(STUDI PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT PROVINSI
SULAWESI TENGGARA)
Oleh:
Yaumil Zyaqhidah Wahyuni
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo
Kendari, Sulawesi Tenggara
ABSTRACT
This research aimed of presented to examine the effect of Usefulnes, Easy of
Uses, and Enjoyment to Technology Acceptance in bureau of the public southeast
sulawesi secretariat. The data used is the qualitative and quantitative data as well as
data source in this research are primary and secondary data. Multiple Linear
Regression using as an approach to analyze data.
The results of this research indicate that usefulness of information technology
gave significant effect partially toward Acceptance of information technology, easy of
uses didn’t significantly affect partially toward information technology acceptance,
enjoyment didn’t significantly affect partially toward Acceptance of information
technology, usefulness, easy of uses and enjoyment of easy of uses didn’t significantly
affect partially toward information technology gave significant effect simultaneously
toward easy of uses didn’t significantly affect partially toward Acceptance of information
technology.
Keywords: Technology acceptance model, Usefulness, Easy of uses, Enjoyment.
I.
PENDAHULUAN
Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi memasuki era baru dengan
hadirnya teknologi informasi dan komunikasi.Telah banyak bukti bahwa perkembangan
teknologi
memberi
pengaruh
yang
signifikan
pada
keberhasilan
organisasi.Perkembangan teknologi informasi dalam hal ini komputer dapat menunjang
pembuatan keputusan di dalam organisasi-organisasi modern yang memungkinkan
pekerjaan di dalam organisasi dapat diselesaikan secara cepat, akurat, dan
efisien.Teknologi informasi (TI) didefinisikan sebagai teknologi yang digunakan untuk
memperoleh, manipulasi, menyajikan dan memfaatkan data.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan
utama akuntansi adalah melahirkan informasi keuangan melalui proses pencatatan,
pelaporan, dan interpretasi atas data-data ekonomi. Perkembangan TI berperan
penting dalam bidang akuntansi. Motivasi dan perilaku dari pelaksana sistem informasi
akuntansi menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.Oleh karena itu
akuntansi tidak hanya terbatas pada pengertian akuntansi keuangan saja tetapi kini
akuntansi memiliki aspek lain yaitu akuntansi keperilakuan dimana akuntansi
keperilakuan mempelajari efek dari perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi
data-data akuntansi serta pengambilan keputusan atau sebaliknya.
Urusan pemerintah pada dasarnya merupakan pekerjaan yang kaya
informasi.Dengan demikian, informasi merupakan aset vital dan strategis yang harus
dikelola dengan baik.Dengan sistem pemerintahan yang sudah semakin desentralistis,
maka intensitas, kompleksitas dan volume pengelolaan informasi bagi pemerintah
Jurnal Akuntansi (JAk)
65
daerah maupun pusat semakin meningkat.Cara pengelolaan informasi secara manual
tidak lagi memadai.
Meskipun komputer sudah banyak digunakan di instansi pemerintah namun
penggunaanya masih sebatas mendukung pekerjaan administratif ringan.Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa saat ini penyebab terbesar dari kegagalan penerimaan
TI di dalam organisasi bukan lagi disebabkan oleh kualitas teknis dari teknologi
maupun informasi yang dihasilkan, tetapi lebih disebabkan oleh aspek
keprilakuannya.Oleh karena itu, pengidentifikasian faktor – faktor penentu penerimaan
teknologi informasi masih menjadi penting untuk pegembangan suatu teknologi
informasi di bidang akuntansi sehingga fasilitas teknologi informasi menjadi
termanfaatkan dan mampu mendukung seluruh kegiatan akuntansi.Model Penerimaan
Teknologi / Technology Acceptance Model (TAM) yang diusulkan Davis (1989) telah
diuji dan menjadi dasar untuk penelitian tentang penerimaan seseorang terhadap TI
baru.Technology Acceptance Model menjadi model yang baku karena dipercaya
sebagai model yang mampu memprediksi perilaku pemakai suatu teknologi secara
sempurna.
Salah satu unsur pemerintahan daerah yang menggunakan teknologi informasi
secara langsung ialah Biro umum sekretariat daerah yang memiliki tugas dan fungsi
pokok seperti merumuskan kebijakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi perumusan kebijakan dibidang keuangan meliputi gaji dan
perjalanan dinas, perbendaharaan dan verifikasi, pelaporan dan akuntansi. Namun
penggunaan TI dalam menunjang tugas dan fungsi pegawai pada Biro Umum
Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara dalam bidang akuntansi masih belum
optimal.Hal ini disebabkan karena beberapa faktor dari sistem teknologi yang
mempengaruhi perilaku pegawai dalam menerima dan menerapkan sistem teknologi
informasi tersebut pada proses pengelolaan data keuangan.
Berdasarkan fenomena tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu (1) Apakah Kegunaan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan Teknologi Informasi? (2)Apakah Kemudahan Teknologi Informasi
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi Informasi?(3) Apakah
Kenyamanan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
Teknologi Informasi? (4) Apakah Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan Teknologi
Informasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan Teknologi
Informasi?. Tujuan penelitian ini adalah (1)Untuk mengetahui pengaruh Kegunaan
Teknologi Informasi terhadap penerimaan Teknologi Informasi. (2)Untuk mengetahui
pengaruh Kemudahan Teknologi Informasi terhadap penerimaan Teknologi Informasi.
(3) Untuk mengetahui pengaruh Kenyamanan Teknologi Informasi terhadap
penerimaan Teknologi Informasi. (4)Untuk mengetahui pengaruh Kegunaan,
Kemudahan, dan Kenyamaan Teknologi Informasi secara simultan terhadap
penerimaan Teknologi Informasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi, biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan. Pada
beberapa dekade terekhir para manajer dan akuntan professional mulai mengetahui
kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.
Oleh karena itu informasi ekonomi dapat ditambahkan dengan tidak hanya melaporkan
data-data keuangan saja, tetapi juga data-data non keuangan yang terkait dengan
proses pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini adalah wajar jika akuntansi
sebaiknya memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait
dengan informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi.
Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin
akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem
Jurnal Akuntansi (JAk)
66
akuntansi, serta dimensi sosial dari organisasi dimana manusia dan sistem akuntansi
tersebut berada. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku
manusia, akuntansi, dan organisasi. Untuk itulah maka sering dikatakan pula bahwa
Akuntansi Keperilakuan merupakan bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari
akuntansi (human factors of accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan
diperluas lagi bagaimana akuntasi dan masyarakat saling mempengaruhi, sehingga
aspek sosial dari Akuntansi (social aspect of accounting) juga sering dimasukkan
sebagai bagian dari Akuntansi Keperilakuan. Adapun ruang lingkup dari Akuntansi
Keperilakuan antara lain :
a) Mempelajari pengaruh perilaku manusia terhadap sistem informasi akuntansi.
b) Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia.
c) Menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya
2. Technology Acceptance Model (TAM)
TAM diperkenalkan pertama kali oleh Davis pada tahun 1986 merupakan
adopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang dibuat khusus untuk pemodelan
penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi. TAM adalah teori mengenai
teknologi informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau
menerima dan menggunakan teknologi. Menurut Davis (1989), tujuan utama TAM
adalah untuk memberikan dasar untuk penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap
kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna.Dalam TAM, penerimaan pemakai terhadap
suatu sistem informasi ditentukan oleh dua faktor kunci, yaitu persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use).Pada tahun 1992 Davis kembali melakukan penelitian bersama Bagozzi dan
Warshaw dengan menambahkan 1 faktor kedalam TAM yaitu Persepi Kenyamanan
(Perceived Enjoyment) sebagai salah satu variabel yang memeiliki pengaruh terhadap
penerimaan teknologi.
Kang (1998) dalam Haryono (2013:9) menambahkan, TAM merupakan
perbaikan dari model TRA (Theory of Reasoned Action), TAM mengadopsi komponen
tetap dari model TRA umumnya dan menerapkannya komponen-komponen tersebut
sebagai domain khusus dari teknologi komputer dan yang lainnya untuk teknologi
informasi. Namun yang membedakan keduanya (TRA dan TAM) adalah penempatan
faktor-faktor sikap dari TRA. Adapun gambar dari model penerimaan teknologi
(Technologi Acceptance Model) adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Technology Acceptance Model (TAM)
Perceived
Usefulness
External
Variables
Attitude
of Use
Behaviour
Intention of
use
System
Acctual
Use
Perceived
Ease of use
Sumber : Davis (1989)
a)
Penerimaan Teknologi Informasi (Acceptance of Technology Information)
Jurnal Akuntansi (JAk)
67
b)
c)
d)
Penerimaan teknologiinformasi (acceptance of technology information) dapat
didefinisikan sebagai kesediaan pengguna untuk menggunakan teknologi untuk
mendukung tugas yang telah dirancang (Teo 2011).Penerimaanini sebenarnya
meliputi variabel intensitas perilaku penggunaan teknologiinformasi dan
penggunaan teknologi informasi secara aktual. Indikator dari penerimaan teknologi
informasi meliputi selalu menggunakan, selalu mengakses, maupun tercipta
kepuasan penggunanya.
Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)
Kegunaan (Perceived Usefulness) adalah tingkatan dimana seseorang berfikir
bahwa menggunakan suatu sistem akan meningkatkan kinerjanya. Davis (1989)
mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi
dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan
untuk tujuan yang menguntungkan. Indikator dari persepsi kegunaan meliputi
mempercepat pekerjaan (work more quickly), meningkatkan kinerja (improve job
performance), meningkatkan produktivitas (increase productivity), efektifitas
(effectiveness), mempermudah pekerjaan (make job easier), bermanfaat (useful)
Persepsi Kemudahan (Perceived Easy Of Use)
Kemudahan dalam penggunaan sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu
ukuran dimana individu percaya bahwa sistem teknologi dapat dengan mudah
dipahami dan digunakan (Davis, 1989).Suatu sistem dapat dikatakan berkualitas
jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui
kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut.Indikator dari persepsi
kemudahan meliputi mudah dipelajari (easy to learn), dapat dikontrol (controllable),
jelas & dapat dipahami (clear & understandable), fleksibel (flexible), mudah untuk
menjadi terampil/mahir (easy to become skillful), mudah digunakan (easy to use).
Persepsi Kenyamanan (Perceived Enjoyment)
Kenyamanan (Perceived Enjoyment) dalam penggunaan adalah sejauh mana
suatu kegiatan menggunakan suatu teknologi komputer dipersepsikan menjadi
sesuatu yang secara pribadi menyenangkan diluar dari nilai instrumental
teknologinya (Davis 1992).Atas dasar ini, kenyamanan yang dirasakan adalah
bentuk motivasi intrinsik dan menekankan pada kesenangan dan kepuasan yang
melekat dari aktivitas tertentu.Indikator dari persepsi kenyamanan meliputi
membuat merasa nyaman dan senang saat penggunaan.
3. Penelitian Terdahulu
Fred Davis (1989) melakukan penelitian yang berjudul “Perceived Usefulness,
Perceived Ease of Uses and Acceptance of Information System Technology”. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh persepsi kegunaan dan
kemudahan baik secara parsial maupun simultan terhadap penerimaan teknologi
informasi.Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang kembali dilakukan oleh Davis,
Bogozzi dan Warshaw (1992) yaitu “Extrinsic And Intrinsic Motivation To Use
Computer In The Workplace”yang menemukan bahwa persepsi kegunaan, pesepsi
kemudahan dan persepsi kenyamanan berpengaruh secara parsial maupun simultan
terhadap penerimaan teknologi informasi. Namun kedua penelitian tersebut tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Eniyati dan Purwatiningtyas (2010)
yang berjudul “Peranan Teknologi Informasi Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan
Publik” yang menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh persepsi kegunaan dan
persepsi kemudahan terhadap penerimaan teknologi informasi.
4. Kerangka Pikir dan Paradigma Penelitian
Sebagai salah satu unsur dari pemerintahan yang memiliki tugas dan fungsi
yang berhubungan langsung dengan penggunaan teknologi informasi, pegawai Biro
Umum Sekretariat Daerah diharapkan dapat lebih menguasai penggunaan teknologi
Jurnal Akuntansi (JAk)
68
informasi guna mengoptimalkan pekerjaannya di bidang akuntansi.Sangat perlu
diperhatikan faktor–faktor yang mempengaruhi penerimaan teknologi. Berdasarkan
Davis, Bagozzi dan Warshaw (1992) persepsi kegunaan, persepsi kemudahan dan
persepsi kenyamanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi penerimaan
tersebut. Pola hubungan antara variabel X dan Y digambarkan dalam paradigma
penelitian sebagai berikut:
Skema 1
Paradigma Penelitian
5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini diformulasikan sebagai
berikut :
H1 :
Kegunaan teknologi
informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
H2 :
Kemudahan
teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi
Informasi
H3 :
Kenyamanan
teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi
Informasi
H4 :
Kegunaan,
Kemudahan dan Kenyamanan teknologi informasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
III. METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan Teknologi
informasi sebagai variabel independen dan Penerimaan teknologi informasi sebagai
Jurnal Akuntansi (JAk)
69
variabel dependen oleh pegawai dan staf di Biro umum secretariat provinsi Sulawesi
Tenggara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Biro Umum
Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara yang menggunakan teknologi informasi dan
terlibat dalam proses akuntansi yang berjumlah 43 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah Metode Sensus.Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa uraian penjelasan dari variabel dan objek
penelitian dan juga pernyataan dalam kuisioner yang akan diklasifikasikan kedalam
kategori menggunakan skala likert. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban
responden atas pertanyaan kuisioner yang diukur menggunakan skor dari skala
Likert.Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.Data primer
diperoleh dengan memberikan angket (kuesioner) kepada pegawai dan staf yang
bertindak sebagai sampel, sedangkan data sekunder bersumber dari berbagai bahan
referensi maupun laporan penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data meliputi angket atau kuesioner dan
dokumentasi.Untuk menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing pertanyaan
yang diajukan dengan modifikasi skala likert yang mempunyai skor 1 sampai 5.
Dengan skor 5(SS=Sangat Setuju), 4(S=Setuju),3(N=Netral), 2(TS=TidakSetuju), dan
1 (STS=Sangat Tidak Setuju). Selanjutnya dokumentasi digunakan untuk memperoleh
data-data tentang gambaran umum lokasi penelitian.Sedangkan metode pengolahan
data yang digunakan adalah editing, tabulasi dan interpretasi data.Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan analisis
inferensial.Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase.
Selanjutnya kriteria interprestasi skor kuisioner yang digunakan yaitu Angka 0%-20%=
Sangat lemah, 21%-40% = Lemah, 41%-60%= Cukup, 61%-80%=Kuat, 81%100%=Sangat Kuat (Sugiyono,2010). Selanjutnya pada pengujian hipotesis untuk
mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas baik secara parsial maupun
simultan terhadap variabel terikat dengan kriteria sebagai berikut :
1. Untuk menentukkan nilai t tabel ditentukkan dengan tingkat signifikansi 5% maka :
- Bila nilai thitung > ttabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel bebas
mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
- Bila nilai thitung < ttabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel bebas
tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
2. Untuk menentukkan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan 5% maka :
- Bila nilai Fhitung > Ftabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel bebas
mempunnyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
- Bila nilai Fhitung < Ftabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel bebas
tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Adapun Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam
persamaan sebagai berikut :
Y = a+b1 X1+ b2 X2+ b3 X3 + є
Ket:
Y
= Penerimaan Teknologi Informasi
a
= Nilai konstanta
X1
= Kegunaan Teknologi Informasi
X2
= Kemudahan Teknologi Informasi
X2
= Kenyamanan Teknologi Informasi
b1, b2, b3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel
Adapun Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional variabel dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teknologi Informasi
Jurnal Akuntansi (JAk)
70
Kegunaan (X1) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para
pegawai mengenai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa
dengan menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kinerjanya dalam
proses akuntansi. Indikator Kegunaan Teknologi Informasi (X1) yang diadopsi dari
penelitian Davis (1989) yang meliputi Berguna, Menambah produktifitas,
Mempertinggi efektifitas, dan Mengembangkan kinerja pekerjaan.
2. Kemudahan Teknologi Informasi
Kemudahan (X2) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para
pegawai mengenai suatu tingkat atau keadaan dimana seseorang yakin bahwa
dengan menggunakan teknologi informasi dalam proses akuntansi tidak diperlukan
usaha apapun. Indikator Kemudahan Teknologi Informasi (X2) yang diadopsi dari
penelitian Davis (1989) yang meliputi Tidak sulit mempelajari teknologi informasi,
Teknologi informasi mudah menyelesaikan pekerjaan, Teknologi informasi
menjadikan interaksi dan memahami lingkup pekerjaan lebih mudah dan Tidak
mengalami kesulitan dalam menggunakan Teknologi Informas.
3. Kenyamanan Teknologi Informasi
Kenyamanan (X3) yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan persepsi para
pegawai mengenai sejauh mana suatu kegiatan menggunakan teknologi informasi
dalam proses akuntansi dipersepsikan menjadi sesuatu yang secara pribadi
dirasakan nyaman dan menyenangkan. Indikator Kenyamanan Teknologi
Informasi (X3) yang diadopsi dari penelitian Davis (1992) yang meliputi Membuat
merasa nyaman dan Senang saat penggunaan.
4. Penerimaan Teknologi Informasi
Penerimaan Teknologi Informasi (Y) yang dimaksud dalam penelitian ini
merupakan keinginan dan perilaku pegawai dalam menggunakan sistem teknologi
informasi yang ada untuk melaksanakan pekerjaannya dalam proses akuntansi.
Indikator Peneriamaan Teknologi Informasi (Y) yang diadopsi dari penelitian Teo
(2011) yang meliputi Selalu menggunakan Teknologi Informasi dan Tercipta
Kepuasan.
IV. METODE PENELITIAN
1. Hasil Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah kegunaan (X1), kemudahan
(X2), dan kenyamanan teknologi informasi (X3), sedangkan penerimaan teknologi
informasi (Y) sebagai variabel dependen. Hasil penelitian deskripsi variabel kegunaan
menurut tanggapan responden sangat kuat, yaitu nilai persepsi rerata keseluruhan
variabel komitmen organisasi menurut tanggapan responden sebesar 4,10 atau
sebesar 82 %, variabel kemudahan dikategorikan kuat dengan persepsi rerata
keseluruhan variabel sebesar 4,01 atau sebesar 79,8 %, sedangkan variabel
kenyamanan dikategorikan kuat dengan persepsi rerata keseluruhan variabel sebesar
3,80 atau sebesar 76 %. Variabel penerimaan teknologi informasi dikategorikan sangat
kuat dengan persepsi rerata keseluruhan variabel sebesar 4,05 atau sebesar 81
%.Adapun distribusi frekuensi jawaban responden pada masing-masing variabel
tersebut disajikan pada tabel berikut:
Jurnal Akuntansi (JAk)
71
Tabel 1
Rekapitulasi distribusi frekuensi jawaban
responden
Sumber: Hasil pengolahan data Primer, 2016
Selanjutnya pada hasil uji validitas dan reliabilitas, keseluruhan variabel
penelitian menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Keputusan ini diambil karena nilai
koefisien korelasi dari hasil cronbach’s alpha diatas 0,60, dengan tingkat sangat
signifikan (0,000). Hasil uji analisis faktor menunjukan bahwa ketiga indikator dari
masing-masing variabel sangat signifikan membentuk variabel tersebut dengan nilai
0,000.Hasil analisis faktor untuk variabel kegunaan terlihat bahwa indikator menambah
produktifitas paling dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar
0,846.Hasil analisis faktor untuk variabel kemudahan terlihat bahwa indicator Teknologi
informasi mudah menyelesaikan pekerjaan paling dominan membentuk variabel
dengan loading faktor sebesar 0,887.Hasil analisis faktor untuk variabel kenyamanan
terlihat bahwa indicator membuat merasa nyaman dan indikator senang saat
penggunaan sama-sama dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar
0,947.Hasil analisis faktor untuk variabel penerimaan teknologi informasi terlihat bahwa
indicator selalu menggunakan teknologi informasi dan indicator tercipta kepuasan
sama-sama dominan membentuk variabel dengan loading faktor sebesar 0,854.
Hasil uji asumsi klasik untuk mendeteteksi ada atau tidaknya multikolinearitas
didalam model regresi dapat dilihat dari hubungan antar variabel bebas yang
ditunjukkan oleh angka Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Apabila angka
tolerance> 0,10 dan VIF < 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas dalam
model regresi. Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini menunjukan
bahwa angka tolerance untuk masing-masing variabel berada diatas 0,10 yaitu
114,161 dan ,160 maka tidak terjadi multikolinearitas. Selain angka tolerance, angka
pada VIF juga berada dibawah 10 yaitu 8743, 6227, 6239 yang menunjukkan tidak
terjadi multikolinearitas. Berdasarkan output summary sebagaimana pada angka
Durbin-Watson (D-W) adalah 1,937 dimana angka tersebut berada diantara -4 sampai
+4 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. Selanjutnya pada uji heteroskedastisitas
dilakukan melalui scatter plot (diagram pancar), dari variabel bebas terhadap variabel
terikat terpenuhi jika diantara nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola
tertentu.Berdasarkan hasil penelitian bahwa pada grafik scatter plot tersebut terlihat
Jurnal Akuntansi (JAk)
72
secara visual nilai residual dan nilai prediksinya tidak membentuk pola tertentu (acak),
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari
masalah heteroskedastisitas.Uji normalitas dapat diketahui dari tampilan normal
probability plot.Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.Uji normalitas juga
menghasilkan grafik normal probability plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga model
regresi layak dipakai.
Hasil estimasi linear berganda pengaruh keguaan, kemudahan dan
kenyamanan teknologi informasi pada pegawai dan staf di biro umum secretariat
provinsi Sulawesi Tenggata disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Estimasi Linear Berganda
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
Std.
B
Beta
Error
(Constant)
,294
,266
Kegunaan (X1)
,640
,168
,622
1
Kemudahan(X2)
,156
,117
,185
Kenyamanan (X3)
,132
,108
,170
Sumber: Hasil pengolahan data Primer, 2016
t
Sig.
1,105
3,805
1,339
1,228
,278
,001
,190
,229
Berdasarkan hasil koefisien regresi pada tabel 2 maka dapat diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Y = 0,294 + 0,640
+ 0,156
+ 0,132
+€
a) Nilai konstanta sebesar 0,294, yang artinya bila nilai Kegunaan, Kemudahan dan
Kenyamanan 0 maka penerimaan teknologi informasi sebesar 0,294.
b) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kegunaan (β1) adalah 0,640 yang dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kegunaan Terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel Kegunaan terjadi
kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan pada variabel
Penerimaan Teknologi Informasi sebesar 0,640 dengan mengabaikan variabel
Kemudahan (X2=0) dan Kenyamanan (X3=0)
c) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kemudahan (β2) adalah sebesar 0,156 dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kemudahan terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel Kemudahan terjadi
kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan pada variabel
Penerimaan Teknologi Informasi 0,156 dengan mengabaikan variabel
Kegunaan(X1=0) dan Kenyamanan (X3=0)
d) Nilai koefisien regresi untuk variabel Kenyamanan (β3) adalah sebesar 0,132
dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara Kenyamanan
terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Sehingga apabila variabel
Kenyamanan terjadi kenaikan satu satuan maka akan menyebabkan kenaikkan
pada variabel Penerimaan Teknologi Informasi 0,156 dengan mengabaikan
variabel Kegunaan (X1=0) dan Kemudahan (X2=0)
Jurnal Akuntansi (JAk)
73
Hasil Pengujian Hipotesis Variabel kegunaan, kemudahan dan kenyamanan
secara parsial dan simultan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan teknologi
informasi, dapat dibuktikkan dengan menggunakan uji t dan uji F yaitu sebagai berikut :
a) Uji Parsial (Uji-t )
H1 :Kegunaan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi
Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 3,805 atau
dengan tingkat signifikan t sebesar 0,001 < pada α = 0,05, yang berarti bahwa
kegunaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi
informasi. Dengan demikian hipotesis pertama diterima.
H2 :Kemudahan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi
Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 1,339atau
dengan tingkat signifikan t sebesar 0,190< pada α = 0,05, yang berarti bahwa
kemudahan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
teknologi informasi. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.
H3 :Kenyamanan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi
Berdasarkan tabel 1 diperoleh t-hitung untuk kegunaan yaitu sebesar 1,228atau
dengan tingkat signifikan t sebesar 0,229< pada α = 0,05, yang berarti bahwa
kenyamanan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
teknologi informasi. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak.
b) Uji Simultan (Uji-F)
Hasil perhitungan regresi secara simultan diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3
Hasil Uji-F
Model
Sum of
df
Mean
Squares
Square
1 Regression
12,199
3
4,066
Residual
1,276
31
,041
Total
13,475
34
Sumber : Hasil pengolahan data Primer, 2016
F
Sig.
98,752
,000b
H4 :Kegunaan, kemudahan dan kenyamanan teknologi informasi
berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
Berdasarkan table3 diperoleh nilai F_hitung= 98,753 yang lebih besar dari
F_tabel= 2,91 (98,753>2,91) dengan nilai signifikansi = 0,000 lebih kecil dari taraf
signifikan 5% (0,000< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat
kepercayaan sebesar 95% dinyatakan secara simultan variabel Kegunaan,
Kemudahan dan Kenyamanan berpengaruh terhadap Penerimaan Tejknologi
Informasi.Dengan demikian H4 diterima dan H0 ditolak.
2. Pembahasan
a) Pengaruh Kegunaan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
Jurnal Akuntansi (JAk)
74
Hasil pengujian hipotesis pertama, ditemukan adanya bukti yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
Kegunaan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan teknologi informasi di dalam proses akuntansi dipengaruhi oleh
persepsi kegunaan. Pegawai di Biro Umum Sekreatriat Provinsi Sulawesi
Tenggara percaya bahwa dengan menggunakan teknologi informasi akan berguna
atau memiliki manfaat bagi mereka dalam proses akuntansi. Niat penggunaan TI
di kalangan pegawai Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara
dipengaruhi oleh persepsi pegawai terhadap kegunaan atau manfaat yang
ditimbulkan dari teknologi Informasi dalam proses akuntansi. Semakin pegawai
merasa bahwa penggunaan Teknologi Informasi dalam proses akuntansi dapat
menghasilkan manfaat, maka semakin besar niat mereka untuk menggunakan TI
di lingkungan kerja.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989) yang
menemukan bahwa persepsi kegunaan mempunyai hubungan yang lebih kuat dan
konsisten dengan penerimaan teknologi informasi dibandingkan dengan variabel
lain, seperti sikap, kepuasan, dan ukuran-ukuran persepsian yang lain.
b) Pengaruh Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
Hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya bukti yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan antara
Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Kondisi ini menunjukkan
penggunaan teknologi informasi di dalam proses akuntansi dipengaruhi oleh
persepsi kemudahan namun pengaruhnya belum memiliki kontribusi yang berarti.
Pegawai di Biro Umum Sekreatriat Provinsi Sulawesi Tenggara belum begitu
merasakan kemudahan dari penggunaan teknologi informasi dalam proses
akuntansi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis (1989)
yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh persepsi kenyamanan terhadap
penerimaan teknologi informasi.
Penerimaan teknologi informasi dalam proses akuntansi pada biro umum
sekretariat provinsi Sulawesi tenggara masih kurang optimal karena pegawai
memiliki persepsi bahwa penggunaan teknologi informasi pada proses akuntansi
dalam menunjang pekerjaan mereka merupakan hal yang sulit dalam
penggunaannya. Banyak faktor yang mempengaruhi, diantaranya rendahnya
kemampuan sumber daya manusia, kurangnya dukungan pimpinan maupun
peraturan serta masih minimnya dana. Pada Biro Umum Sekretariat Provinsi
Sulawesi Tenggara, kemampuan sumber daya manusia dalam memahami
teknologi informasi. Masih sedikit pegawai dan staff yang memiliki persepsi bahwa
teknologi informasi mudah untuk digunakan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor
interface atau tampilan dari sebuah sistem yang masih rumit untuk dipahami oleh
beberapa kalangan. Pemerintah perlu meningkatkan kemampuan kemampuan
pegawai dengan melakukan pelatihan teknologi informasi khususnya di bidang
akuntansi secara berkesinambungan dan mengubah budaya face to face menjadi
face to technology.Kondisi ini juga harus didukung dengan kemudahan untuk
memperoleh teknologi informasi dengan harga yang terjangkau dan kemampuan
teknologi yang baik.
c) Pengaruh Kenyamanan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi
Hasil pengujian hipotesis kedua, ditemukan adanya bukti yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif namun tidak signifikan.antara
Kemudahan terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Kondisi ini menunjukkan
walaupun pegawai merasakan manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi
informasi dalam proses akuntansi, tetapi tidak selalu berakhir dengan penggunaan
Jurnal Akuntansi (JAk)
75
teknologi informasi. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Davis
(1989) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh persepsi kenyamanan
terhadap penerimaan teknologi informasi.
Beberapa pegawai di Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara
memiliki persepsi bahwa walaupun tercipta kepuasan terhadap hasilnya namun
penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi bukan hal yang nyaman
dan menyenangkan bagi mereka. Kondisi ini menunjukkan walaupun pegawai
merasakan manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi dalam
proses akuntansi, tetapi tidak selalu berakhir dengan penggunaan teknologi
informasi yang oprimal. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kenyamanan
pegawai dalam penggunaan teknologi informasi dalam proses akuntansi, seperti
faktor lingkungan. Lingkungan sekitar tempat bekerja sangatlah penting bagi
kenyamanan pengguna computer.Dengan adanya lingkungan tempat bekerja yang
tenang, bersih dan kondusif dapat meningkatkan tingkat kenyamanan dan
kesenangan pengguna computer. Faktor psikologi dan usia juga mempengaruhi
kenyamanan seseorang dalam menggunakan computer. Dengan tingkat lamanya
bekerja dengan menggunakan computer yang tinggi dalam sehari dapat
menyebabkan kelelahan dan rasa penat sehingga timbul ketidaknyamanan yang
dirasakan oleh pengguna. Selain itu mayoritas pegawai dan staff di Biro Umum
Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki umur diatas 40 tahun ke atas,
dimana pada jenjang usia ini tingkat kenyamanan dalam menggunakan teknologi
computer mulai menurun.
d) Pengaruh Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan terhadap Penerimaan
Teknologi Informasi
Hasil pengujian hipotesis ke-empat, ditemukan adanya bukti yang
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
Kegunaan, Kemudahan, dan kenyamanan teknologi informasi secara simultan
terhadap Penerimaan Teknologi Informasi. Walaupun tidak terdapat pengaruh
secara parsial yang signifikan antara Kegunaan dan Kemudahan terhadap
Penerimaan Teknologi informasi seperti yang telah di jelaskan sebelumnya,
namun tingkat penerimaan teknologi informasi dalam proses akuntansi masih
tinggi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukak oleh Davis (1992) yang
menemukan adanya pengaruh Kegunaan, Kemudahan dan Kenyamanan
terhadapa Penerimaan Teknologi Informasi. Terdapat faktor lain yang juga
mempengaruhi penerimaan teknologi informasi seperti faktor sosial yang
ditemukan oleh Vankatesh (2003) dimana faktor social yang dimaksud merupakan
suatu tingkat dimana seorang individu menganggap bahwa orang lain
menyakinkan dirinya bahwa dia harus menggunakan sistem tersebut. Selain itu
terdapat juga faktor tekanan peraturan yang dikemukakan oleh safarudin(2010)
dimana dengan adanya aturan untuk pengembangan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah agar tercipta penyajian laporan keuangan pemerintah daerah yang cepat,
akurat, dan akuntabel. Dengan adanya peraturan tersebut maka akan timbul unsur
keharusan untuk menggunakan teknologi informasi dalam proses akuntansi yang
dirasakan oleh pegawai Biro Umum Sekretariat Provinsi Sulawesi Tenggara.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
disimpulkan bahwa (1) Kegunaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan teknologi informasi. (2) Kemudahan secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan teknologi informasi.(3) Kenyamanan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan teknologi informasi. (4) Kegunaan, kemudahan dan
Jurnal Akuntansi (JAk)
76
kenyamanan selara simultan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan teknologi
informasi.
Adapun saran yang diajukan oleh penulis dari penelitian yang telah dilakukan
ini, antara lain (1) Bagi akademisi penelitian yang akan datang sebaiknya
memperbanyak variabel-variabel yang dapat disertakan dalam metode TAM agar hasil
penelitian berikutnya dapat dilihat dan dinilai dari sudut pandang yang lebih luas dan
sebaiknya memperluas area penelitian serta menambah jumlah sampel agar dapat
lebih digeneralisasi (2) Bagi praktisi diharapkan melakukan pengembanganan kualitas
pengguna sistem teknologi informasi agar dapat meningkatkan kinerja pegawai,
sehingga terjadi peningkatan sikap penerimaan sistem teknologi informasi yang
dimplementasikan oleh pengguna. Pengguna sistem teknologi informasi seharusnya
pegawai yang masih produktif antara umur 25-40 tahun sehingga diharapakan
produktifitas yang tinggi dalam pemanfaatan sistem teknologi informasi.selain itu
sebaiknya penerimaan pegawai untuk tenaga teknologi informasi minimal
berpendidikan diploma tiga (D3) sehingga mempunyai kemampuan di bidang sistem
teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, F.D. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use dan Acceptance of
Information System Technology.MIS Quartery, Vol. 13, No. 3, h.319-339.
Davis F, Bagozzi, & Warshaw P 1992.Extrinsic and intrinsic motivation to use
computers at workplace. Journal of Applied psychology,22(14),h.1111-1132
Handayani, Rini, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan
Sistem Informasi Dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi EmpirisPada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jakarta
Ikhsan, Arfan, 2005. Akuntansi Keperilakuan,Salemba Empat, Jakarta.
Jogiyanto. 2003. Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan Terintegrasi: Konsep Dasar,
Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Andi Offset. Yogyakarta.
Lestari, Diana 2015. Aspek Keperilakuan dalam Akuntansi. STIE YPPI Rembang
Purwatingtyas. 2010. Peranan Teknologi Informasi Dalam Rangka Peningkatan
Pelayanan Publik.
Safaruddi.2010. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi dan Tekanan Peraturan Terhadap
Penerimaan Teknologi Informasi dengan Persepsi Kegunaan dan Persepsi
Kemudahan Penggunaan sebagai Variabel Intervening. Malang, Universitas
Brawijaya.
Subhan, M. 2007.Pengaruh Variable Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use,
dan
Psychological
Attachment
Terhadap
Pemanfaatan
teknologi
Informasi.Yogyakarta.UGM.
Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian bisnis, pendekatan kuantitatif,kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung.
Teo, Timothy. 2011. Technology Acceptance in Education: Research and Issues.
Netherlands: Sense Publishers.
Jurnal Akuntansi (JAk)
77
Download