1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup dan berkembang. Selain itu, laba merupakan bentuk tanggung jawab ekonomi pengelola perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders) seperti pemegang saham, kreditor, hingga pemerintah. Selain laba sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelola perusahaan, ada tanggungjawab lain perusahaan kepada stakeholder yaitu legal responsibility dan sosial responsibility (Solihin, 2008:3). Legal Responsibility adalah tanggung jawab perusahaan dalam mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan social responsibility, yang selama ini kita kenal dengan CSR atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas. Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) sering dianggap inti dari etika bisnis, yang berarti bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban ekonomi dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder). Tetapi juga kewajiban terhadap pihak lain yang berkepentingan (stakeholder) yang jangkauannya melebihi kewajiban di atas (ekonomi dan legal). Tanggung jawab sosial dari perusahaan Corporate Social Responsibility merujuk pada semua hubungan yang terjadi antara sebuah perusahaan dengan semua stakeholder. Termasuk didalamnya adalah pelanggan atau customers, 1 2 pegawai, komunitas, pemilik atau investor, pemerintah, supplier bahkan juga kompetitor. Nugroho (Dahli dan Siregar, 2008) menyatakan bahwa Global Compact Initiative (2002) menyebut pemahaman ini dengan 3P (profit, people, planet) yaitu tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit). Tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup planet ini. Pengembangan program sosial perusahaan dapat berupa bantuan fisik, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat (community development), outreach, beasiswa dan sebagainya. CSR tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan, karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspekaspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Pada saat banyak perusahaan menjadi semakin berkembang, maka pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan sekitarnya dapat terjadi. Karena itu muncul pula kesadaran untuk mengurangi dampak negatif ini. Banyak perusahaan swasta kini mengembangkan apa yang disebut Corporate 3 Sosial Responsibility (CSR). Erni (Sutopoyudo, 2009) menyatakan bahwa penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi perusahaan. Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela atau komitmen yang dilakukan perusahaan didalam mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaannya. Melainkan bersifat wajib atau menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkannya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Sanksi pidana mengenai pelanggaran CSR pun terdapat didalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Pasal 41 ayat (1) yang menyatakan: “Barangsiapa yang melawan hukum dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran/perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun dan denda paling banyak lima ratus juta rupiah”. Selanjutnya, Pasal 42 ayat (1) menyatakan: “Barangsiapa yang karena kealpaannya melakukan perbuatan yang mengakibatkan pencemaran/perusakan lingkungan hidup, diancam dengan pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak seratus juta rupiah” (Sutopoyudo, 2009). Masyarakat sekarang lebih pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Sekarang, masyarakat cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan atau melaksanakan Survei yang dilakukan Booth-Harris Trust CSR. Monitor (Sutopoyudo, 2009) menyatakan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang 4 mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Corporate social responsibility dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi. Satyo (Sutopoyudo, 2009) menyatakan bahwa seiring meningkatnya loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan semakin membaik. Pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat. Oleh karena itu, CSR berperan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai hasil dari peningkatan penjualan perusahaan dengan cara melakukan berbagai aktivitas sosial di lingkungan sekitarnya. Penelitian ini mengacu pada penelitian (Nurlela dan Islahuddin, 2008) yang dahulu meneliti pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada periode tahun 2005 dan digunakannya kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali apakah corporate social responsibility mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan beberapa variabel dalam penelitian sebelumnya yang tidak dipergunakan adalah kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating. Tidak 5 dipakainya variabel tersebut berpengaruh positif didalam dikarenakan kepemilikan peningkatan luas manajemen sudah pengungkapan pertanggung jawaban sosial perusahaan, sehingga digunakan variabel lain untuk menguji pengaruhnya di dalam hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Selanjutnya, profitabilitas sebagai variabel moderating digunakan dalam penelitian karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan sosial dengan nilai perusahaan. Perbedaan lain dengan penelitian sebelumnya adalah digunakannya standar GRI (Global Reporting Initiative) di dalam mengukur pengungkapan sosial di dalam penelitian ini. Periode penelitian yang digunakan yaitu dua tahun pengamatan (2006 dan 2008) karena tahun 2007 dikeluarkannya UU PT tentang diwajibkannya Perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga diteliti periode sebelum dan sesudah dikeluarkannya UU PT. Hal ini juga memperbaiki keterbatasan penelitian terdahulu yang hanya menggunakan 1 tahun periode dan tidak digunakannya standar GRI di dalam pengukuran pengungkapan sosial. Alasannya standar GRI di dalam penelitian ini karena pengungkapan yang terdapat di dalam GRI bersifat internasional dan bisa digunakan untuk berbagai macam sektor dan ukuran perusahaan. 6 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan utama pada penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil penelitian pada peneliti terdahulu. Maka pertanyaan - pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah CSR (Corporate Social Responsibility) mempengaruhi nilai perusahaan? 2. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap nilai perusahaan ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji : 1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderasi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut kepada pihak-pihak berkepentingan, seperti: 1. Kotribusi Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang ilmu sosial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Corporate Social Responsibility atau tanggungjawab sosial perusahaan. 7 2. Kontribusi Praktis a) Bagi Pihak Perusahaan / Manajemen Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan manajemen mengenai tanggungjawab sosial perusahaan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang disajikan. b) Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada investor dan calon investor serta pelaku pasar lainnya tentang laporan keuangan tahunan perusahaan sehingga dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan keputusan investasi oleh pihak yang terkait. Penelitian ini diharapkan akan memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang harus diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku pada ukuran-ukuran moneter. 3. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bahwa suatu perusahaan wajib untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) dan memberikan manfaat berupa tambahan pengetahuan bagi peneliti mengenai pengaruh tanggungjawab sosial perusahaan perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. terhadap nilai 8 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating, sedangkan objek perusahaan yang diteliti adalah perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014 dan yang menerbitkan laporan tahunan selama empat tahun berturut-turut yaitu tahun 2011-2014.