MANAJEMEN KELAS Manajemen adalah proses memberdayakan sejumlah sumber daya agar tujuan dapat dicapai dengan efektif. Kelas juga diterjemahkan sebagai kelompok orang belajar bersama dalam suatu ruangan. Manajemen kelas merupakan : Suatu seni mengoptimalkan sumber daya kelas untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien Suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran Suatu proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien Konsepsi manajemen kelas moderen merekomendasikan pengelolaan kelas dengan pendekatan perubahan perilaku, sosio – emosional, berkelompok dan bersifat elektik, dimana kita memilih dan menerapkan pendekatan yang sesuai untuk kelas dan situasi tertentu. Hakekat manajemen kelas adalah memberdayakan semua sumber daya untuk mendukung penyajian pelajaran dalam kondisi dan suasana yang menyenangkan sehingga peserta dapat meningkatkan kompetensinya Ada beberapa aspek yang perlu kita perhatikan dalam menata kelas Deporter, Reardon dan Singer – Nourie (2004) menyebutkan empat(4) aspek dalam menata kelas seperti yang sangat diperhatikan yaitu: Suasana, Landasan, Lingkungan dan Rancangan. Namun yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah manusianya sebagai sumber strategis dalam kelas. Mari kita lihat aspek – aspek ini lebih jauh. 1. Manusia Mungkin anda pernah mendengar istilah learner – centered. Istilah ini dimaksudkan agar kita berfokus pada peserta baik keadaan afektif, kognitif dan emosi mereka. Mereka bukanlah kertas kosong yang dapat kita tulis dengan apa saja yang kita inginkan dan tidak mempunyai emosi. Untuk tidak menimbulkan penurunan motivasi, harga diri peserta serta agar tidak menimbulkan konflik widyaswara seharusnya memperhatikan faktor – faktor : fisiologi. psikologi, kemampuan kognitif, pengalaman pribadi, latar belakang sosial budaya, usia, emosi dan gaya belajar peserta. 2. Suasana Suasana kelas mencakup bahasa yang dipilih oleh widyaswara, cara menjalin simpati dan minat peserta dan sikap guru terhadap Diklat dan peserta. Ciptakanlah suasana yang ramah dan menggembirakan. Perbedaan Suasana Diklat yang Tradisional dan Diklat yang Aktif Tradisional Lingkungan tidak menarik, tradisional Formal, kaku Fokus kepada teori Fokus untuk menghapal Instruktur adalah segalanya Komunikasi satu arah Pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan instruktur Sedikit waktu persiapan yang diperlukan setelah sesi pertama Pembelajaran diukur melalui tes – tes Peserta bekerja sendiri Aktif Lingkungan penuh warna dan menarik Informal ; santai Fokus pada aplikasi Fokus pada pemikiran kreatif Fokus pada peserta Fokus pada kegiatan (dialog kelompok) Pemanfaatan pengetahuan dan keterampilan peserta Perencanaan dan persiapan diperlukan untuk setiap sesi Pembelajaran diukur melalui penerapan ilmu dan ketrampilan di tempat kerja Peserta bekerja sebagai tim 3. Landasan (kerangka kerja) Landasan berisikan tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama. Kelas adalah suatu komunitas, dengan berbagai latar belakang dari anggota – anggota kelas. Sebagai suatu komunitas mereka mempunyai suatu tujuan yang sama seperti mengembangkan kecakapan atau kompetensi mereka. Untuk mencapai suatu tujuan, perlu ada komitmen dan kontrak belajar serta kerjasama dalam kelas. Misalnya komitmen untuk datang tepat waktu, tidak menggunakan telepon genggam selama pembelajaran, berperan aktif dan suporrtive dalam setiap kegiatan pembelajaran. Bila tujuan, komitmen, kontrak belajar telah ditentukan, suasana kelas akan menjadi terarah dan ada rasa nyaman dan menghormati antara sesama peserta dalam komunitas. Dan lebih penting lagi, kita dapat menciptakan dan mempertahankan motivasi para peserta. Komitmen atau kontrak belajar ini dapat ditulis bersama dan digelar di dinding atau di pintu masuk ruangan, sehingga para peserta dapat mengingat mereka mempunyai komitmen bersama yang telah disepakati dan tertulis. 4. Lingkungan Maksud dari segalanya adalah lingkungan sekitar anda dan dimana anda berdiri, lingkungan di tempat para peserta melakukan aktivitas pembelajaran. Lingkungan kelas tentu memberi pengaruh yang cukup signifikan bagi peserta untuk memfokuskan hati dan pikiran mereka dalam menyerap pembelajaran. Ada beberapa strategi untuk menciptakan lingkungan yang hidup dan menarik seperti berikut ini : Gunakan warna Color is powerfull Warna memberikan pengaruh besar terhadap emosi. Penggunaan warna dapat digunakan untuk meningkatkan emosi dan partisipasi peserta di kelas. Pemakaian warna lembut pada ruang kelas memberi kesan tenang pada peserta. Berikut asosiasi warna terhadap emosi Warna Emosi yang dapat distimulasikan Merah Menstimulasikan dan menciptakan kegirangan, semangat, energi, kemarahan, intensitas, Warna ini juga dapat menyatakan “berhenti”, rasa negatif, kesulitan keuangan atau kekurangan Kuning Menunjukkan kehati-hatian, kehangatan, makna positif, optimisme dan keceriaan. Warna ini juga bisa menstimulasikan pemikiran dan visi Biru Tua Tergantung kepada keteduhannya, dapat memberikan kesan santai, menenangkan, menunjukkan kedewasaan, dan mengungkapkan keyakinan, perdamaian Biru Muda Dingin, kemudaan, atau imej maskulin Lila / Violet Memproyeksikan kesan ketegasan dan keberanian, kemudaan, dan imej kontemporer. Sering digunakan sebagai tanda kekayaan, spiritual atau kekuasaan Oranye Dapat menunjukkan energi yang tinggi atau antusiasme. Emosional dan kadang – kadang menstimulasikan pemikiran positif. Juga memancarkan kesan organik Coklat Warna coklat dapat menciptakan perasaan aman, kemandirian, kekuatan, dukungan dan kurangnya kepura - puraan Hijau Dapat mengingatkan alam, produktivitas, imej positif, selalu bergerak maju, menenangkan,, pertumbuhan, atau keberhasilan keuangan dan kemakmuran. Juga dapat memberikan perasaan seimbang Poster dan gambar dapat digunakan untuk memberikan pesan – pesan moral kepada peserta tanpa harus diucapkan dengan kata – kata Gunakanlah alat bantu untuk mendukung apa yang anda terangkan. Alat bantu mempercepat pemahaman peserta. Anda dapat membawa jenis tanaman, bibit, mikroskop, buku manual, vcd, dvd, tv atau yang dapat dibawa ke dalam kelas untuk dapat dilihat oleh peserta. Poster dan gambar juga dapat digunakan sebagai alat bantu untuk menerangkan konsep yang sulit diucapkan dengan kata – kata. Pengaturan bangku yang anda susun merefleksikan hubungan yang ingin anda ciptakan antara anda dan peserta serta antara sesama peserta. Tidak kalah pentingnya adalah pemilihan jenis bangku. Saat ini penggunaan bangku yang dapat dipindah – pindahkan dan nyaman cukup efektif digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman. Musik telah lama percaya untuk meningkatkan kemampuan intelenjensi dan mempunyai efek menenangkan bagi bayi. Efek baik dari musik juga dapat dinikmati oleh para orang dewasa. Menurut Bobbi Deporter musik dapat digunakan untuk : Meningkatkan semangat Merangsang pengalaman Menumbuhkan relaksasi Meningkatkan fokus Membina hubungan Menentukan tema dalam pembelajaran Memberikan inspirasi Bersenang - senang 5. Rancangan Setiap sesi pembelajaran tentunya mempunyai tujuan. Tujuan anda sebaiknya tidak bersifat absurd sehingga hasil dari tujuan tadi dapat diukur. Tujuan pendidikan dan pelatihan adalah pedoman dan prosedur bagi kita untuk mencapai apa yang diharapkan. Tujuan misalnya, anda ingin peserta untuk dapat melakukan sesuatu secara efektif ( peserta dapat memasak nasi goreng dengan menggunakan nasi dan daging ). Jadi, dalam merancang suatu sesi pembelajaran harus terdapat tujuan yang akan anda capai setelah sesi dan strategi – strategi yang dipakai untuk mencapai hasil yang diharapkan Ada 3 karakteristik tujuan dalam pembelajaran : a. Spesifik (dinyatakan secara specifik, definitif dan istimewa) b. Dapat diukur dan dievaluasi berdasarkan standar yang ada c. Menggambarkan hasil (outcome) yang dapat diamati baik langsung maupun tidak langsung. Selain mempunyai tujuan yang spesifik dalam penyajian pembelajaran perlu memperhatikan beberapa aspek. 1. Pemanfaatan multisensori (visual, auditori dan kinestetik) 2. Berikanlah pembalajaran secara bertahap atau jadikan pembelajaran itu menjadi segmen – segmen, hal ini dapat disusun dari yang paling mudah ke yang lebih sulit. 3. Lakukan pengulangan. Pengulangan dapat membantu anda memberikan dorongan atau enforcement terhadap poin – poin yang akan anda sampaikan kepada peserta Bobbi DePorter menggunakan istilah TANDUR untuk mengorkestrasi pembelajaran yang mengesankan : T – tumbuhkan. Tumbuhkan minat dan motivasi peserta terhadap apa yang akan Anda sampaikan. Libatkan mereka sebagai individu yang akan berperan secara aktif dan setara dengan anda. A – alami. Berikan mereka pengalaman belajar; tumbuhkan kebutuhan untuk mengetahui. N – namai. Berikan data/substansi yang ingin anda sampaikan saat minat mereka memuncak. D – demonstrasikan. Berikan kesempatan kepada peserta untuk mengaitkan pengalaman dengan informasi baru yang baru mereka terima, sehingga mereka dapat menghayati dan menjadikannya sebagai pengalaman pribadi U – ulangi. Rekatkan gambar keseluruhannya. Mengulang adalah kegiatan yang dapat membantu anda menanamkan secara efektif apa yang ingin anda tanamkan kepada peserta. R – rayakan. Rayakanlah kesuksesan yang telah diperoleh oleh peserta. Kesuksesan pembelajaran dapat anda identifikasi dengan semangat peserta yang tetap bertahan sampai akhir sesi. Rayakan dengan tepuk tangan, musik yang menyegarkan, atau ucapan – ucapan selamat dari anda. C. Hambatan – hambatan dalam menajemen kelas Bagi anda yang pernah memberikan pendidikan dan pelatihan tentu pernah mendapatkan seorang peserta yang sepertinya tidak dapat melakukan proses pembelajaran, tidak ikut berpartisipasi secara aktif dan suportif. Hal ini mungkin pernah kita alami sendiri. Hambatan ini dapat juga berupa ketidakmampuan mereka untuk memahami apa yang sedang disampaikan atau kehilangan konsentrasi. Kegagalan untuk memahami atau memusatkan perhatian perlu dicari penyebabnya sehingga hambatan – hambatan itu dapat diminimalisir. Ada tiga hambatan dalam pembelajaran: 1) Hambatan yang disebabkan oleh situasi yang dihadapi peserta, 2) Hambatan – hambatan yang berasal dari program pembelajaran, dan ke 3) Hambatan – hambatan internal seperti sikap dan perilaku yang dimiliki peserta Hambatan – hambatan belajar ini akan menimbulkan berbagai reaksi dari peserta seperti menarik diri, menunjukkan otoritas yang berlebihan dengan berbincang – bincang seenaknya saat proses berjalan dan kurang/tidak memberikan perhatian terhadap pembelajaran Strategi Mengurangi Hambatan Bersikaplah hati – hati dan terbuka terhadap reaksi – reaksi ini. Kita harus terus menelaah apa yang kita lihat. Sediakan alat bantu yang dapat membuat mereka melihat. Anda dapat merubah posisi/lokasi duduk peserta untuk merubah nuansa hati peserta. Penggunaan warna dan gambar sangat membantu untuk menerangkan makna tanpa harus memahami secara penuh kata – kata yang anda sampaikan di depan kelas. Motivation killers itu sbb : Tidak memperhatikan kebutuhan dan kecenderungan belajar peserta Tidak memperhatikan tiga modalitas belajar peserta (ini akan dibahas dalam bab berikut) Hanya memperhatikan satu faktor intelenjensi manusia, padahal manusia itu adalah makhluk yang memiliki setidak – tidaknya 8 jenis intelejensi seperti (verbal, linguistik, intrapersonal, interpersonal, musikal, kinethetic, spasial, logika – matematika) Menggunakan keterampilan komunikasi dan feedback negatif. Motivation killers itu sbb : Menggunakan ancaman dan intimidasi Membiarkan peserta keluar dari proses pembelajaran Membatasi kesempatan untuk berkreativitas Tidak bersikap antusias terhadap lingkungan, pembelajaran dan topik yang disampikan Tidak memperhatikan kepribadian peserta Bersikap ragu – ragu terhadap input peserta Tidak cukup persiapan dan latihan untuk sesi yang akan disampaikan Menggunakan informasi yang usang dan tidak akurat dalam sesi anda. Manajemen kelas ditujukan untuk mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran dengan melihat aspek – aspek kelas seperti aspek manusia, aspek lingkungan kelas serta melihat kendala yang muncul yang dapat menghambat proses dan kegiatan pembelajaran. Pengelolaan kelas juga ditujukan untuk membantu para peserta belajar dengan cepat dan menyenangkan. Pendekatan – pendekatan yang dapat dipakai untuk melibatkan para peserta belajar dalam berinteraksi dalam kelas. A. Pendekatan Perubahan Perilaku Intelejensi bukanlah suatu yang tidak dapat di rubah dan ditingkatkan. Intelejensi kita dapat turun naik seperti kurva matematika dan kurva ini dipengaruhi oleh keterlibatan kita dalam mengembangkan diri dalam kegiatan – kegiatan dan faktor lingkungan. Belajar mempunyai arti : Terjadinya perubahan baik sementara atau perubahan permanen dalam bertindak, berpikir/merasakan Belajar bersifat aktif, bukan penerimaan ilmu dan keterampilan pasif Belajar bersifat pribadi, individual: kita bisa saja belajar dengan orang lain, namun perubahan yang akan kita lakukan adalah keputusan pribadi kita Belajar tidak dapat dipaksakan, kita melakukannya atas kemauan kita sendiri Strategi yang dapat dilakukan dalam merubah perilaku peserta : Menangkap/menarik perhatian peserta dan mengarahkan perhatiannya kepada anda atau kepada materi yang akan anda berikan. Beberapa ungkapan menjadi contoh : “Jika kalian dapat mendengar suara saya ; Jika kalian dapat mendengar suara saya menghadaplah kemari Mendorong mereka untuk memberikan apresiasi, baik dengan ucapan terima kasih atau tepuk tangan. Strategi ini dapat kita lakukan saat kita mengemukakan berita baik, atau memaparkan sukses – sukses kecil yang terjadi pada saat pembelajaran. Gerakan tubuh diyakini tidak hanya untuk memperkuat modalitas kinestetik, tetapi sangat berguna untuk memberi pengaruh pada perilaku mereka. Bila anda melihat seorang peserta yang kelihatan terus menerus menghadap ke luar jendela, asumsi pertama anda adalah si peserta sedang tidak fokus pada anda. Mengambil jeda. Lakukanlah jeda bila diperlukan. Anda dapat menawarkannya kepada peserta. Waktu istirahat yang terarah dan terencana dapat menyegarkan otak dan memulihkan perhatian peserta kepada anda dan pelajaran anda. Menciptakan Strategi Berpikir. Bagaimana membuat peserta berpikir ? Ajukan pertanyaan kepada mereka untuk tujuan : menghargai mereka, mengasah keterampilan berpikir dan mengetahui kondisi pikiran dan perasaan mereka. Melakukan tanya jawab. Kegiatan tanya jawab dirasakan sangat efektif untuk menimbulkan dan mempertahankan minat dan perhatian peserta. Kegiatan tanya jawab juga dapat menggali kemungkinan kekawatiran, ketidaktahuan dan pengalaman – pengalaman menarik/buruk dari peserta. Berikan rangkuman dari apa yang telah terjadi selama pembelajaran. Rangkuman sebaiknya bukan saja berisi apa yang telah anda sajikan, tapi juga dapat berisikan masukan, temuan dan kesan yang diperoleh selama pembelajaran. feedback yang positif mempunyai 2 fungsi utama : 1) Memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mengetahui apa yang telah melakukan dengan benar dan ; 2) Meningkatkan motivasi melalui pujian - pujian Panduan untuk Memberikan Feedback yang Efektif Feedback yang efektif Feedback yang tidak efektif 1. Disampaikan secara khusus 1. Disampaikan secara acak 2. Dikhususkan pada satu keberhasilan peserta 2. Terbatas pada reaksi umum 3. Spontanitas, bervariasi, dan kredibilitas; berikan perhatian perhatian penuh pada keberhasilan peserta 3. Perhatian sangat minimal dan hanya bersifat kebiasaan saja 4. Pujilah keberhasilan peserta dengan kriteria performance (yang melibatkan kriteria usaha yang telah dilakukan) 4. Hanya memberi pujian pada partisipasi saja, tanpa memperhatikan proses performance dan hasil 5. Berikan informasi kepada peserta tentang kompetensi mereka atau nilai dari keberhasilan yang mereka peroleh 5. Tidak memberikan informasi sama sekali atau memberikan informasi tentang status mereka 6. Orientasi peserta kepada apresiasi yang lebih baik dari sikap dan perilaku mereka yang terkait dengan tugas – tugas dan pemikiran mereka terhadap masalah 6. Mengorientasikan peserta kepada perbandingan mereka dengan orang lain di kelas dan mengarahkan pikiran mereka kepada persaingan Feedback yang efektif Feedback yang tidak efektif 7. Menggunakan keberhasilan peserta sebelumnya sebagai konteks untuk menggambarkan keberhasilan saat ini 7. Menggunakan keberhasilan orang lain sebagai landasan untuk menggambarkan keberhasilan peserta saat ini 8. Pujian diberikan sebagai penghargaan terhadap usaha yang diberikan untuk tugas – tugas yang sulit 8. Pujian diberikan tanpa melihat usaha – usaha yang dilakukan atau makna dari keberhasilan tersebut 9. Mengatribusikan keberhasilan dengan usaha dan kemampuan, mengeimplikasikan bahwa keberhasilan serupa dapat dilakukan dimasa yang akan datang 9. Hanya mengaitkan keberhasilan sebagai faktor dari luar seperti keberuntungan (karena tugas itu mudah misalnya) 10. Memfokuskan perhatian peserta pada sikap mereka dalam menangani tugas 10. Memfokuskan perhatian peserta kepada guru sebagai figur otoritas eksternal yang memanipulasi mereka 11. Memberikan apresiasi, dan atribusi yang diinginkan tentang sikap yang terkait dengan tugas setelah proses selesai 11. Menggangu proses yang sedang berjalan, merusak perhatian Memberikan beberapa tip agar dapat memberikan feedback atau kritik yang baik ; Jangan memberikan kritik/feedback negatif didepan umum (kelas) Buatlah kritik itu impersonal, kritiklah perbuatannya bukan orangnya (misal anda ini aneh sebagai peserta; anda seperti orang sulit mengerti) Mulailah memberikan feedback/kritik dengan kata pujian yang baik Sediakan jawaban. Kalau kita memberikan kritikan tentu kita mempunyai jawaban/alternatif yang lebih baik/ tepat dari yang diberikan oleh peserta anda Ajaklah mereka bekerjasama misalnya anda dapat mengatakan mari kita selesaikan bersama masalah yang kita hadapi. Kita tidak menuntut mereka untuk melakukannya sendiri Berikan satu feedback/kritik untuk satu pelanggaran/ kesalahan/ ketidaknyamanan yang mereka ciptakan Akhiri pemberian feedback/kritik dengan kata – kata bersahabat B. Pendekatan Penciptaan Sosio emosional Pernahkah anda belajar sesuatu yang tidak tercantum dalam kurikulum ? Pernahkah anda merasakan bahwa tanpa anda sadari anda belajar sesuatu yang sangat berarti untuk perkembangan anda di masa akan datang ?. Banyak sekali yang dipelajari oleh peserta melalui hubungan sosial dibanding yang mereka pelajari dari apa yang disusun berdasarkan kurikulum secara formal. Belajar, khususnya, bila terjadi dalam kelas untuk waktu yang panjang, dapat menjadi sesuatu pengalaman yang intens yang membutuhkan banyak konsentrasi. Mengingat kelas merupakan komunitas yang terbentuk dalam waktu yang relatif singkat, hubungan sosio – emosional perlu diperhatikan. Komunitas sosial yang terbentuk didalam kelas dapat dijadikan sebagai sumber dan alat pembelajaran. Dengan memperhatikan faktor – faktor sosio – emosional dalam kelas dan menggunakan strategi untuk membangun situasi sosio – emosional yang kondusif dan harmonis, kita akan menerapkan pendekatan sosio – emosional dalam mengoptimalkan pembelajaran. Beberapa strategi agar hubungan sosial – emosional dalam kelas dapat memberikan kontribusi positif pada pembelajaran : b. Pemanfaatan 4 prinsip komunikasi ampuh seperti : a) memunculkan kesan, dimana anda menciptakan kesan atau citra yang baik dengan menimbulkan asosiasi positif; b) mengarahkan fokus dengan memberikan/mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya melibatkan semua peserta (ciptakanlah suasana kerjasama, kerja tim, dan keterlibatan semua peserta; d) penggunaan kata/perintah yang spesifik. Penggunaan kata – kata yang tidak berbelit – belit dan terlalu umum akan menghindari persepsi yang salah dalam berkomunikasi c) c. Komunikasi Nonverbal yang efektif. Dalam komunikasi tubuh ini perlu kita perhatikan kontak mata, ekspresi wajah, nada suara, gerak tubuh dan postur tubuh. Sekali lagi semua bagian tubuh kita merefleksikan kepribadian dan suasana hubungan yang kita ciptakan dalam kelas C. Pendekatan Proses Kelompok Pengelompokkan tergantung pada kebutuhan dan manfaat yang anda harapkan dari kegiatan sesi yang anda berikan. Pengelompokkan sangat membantu karena : Memberikan kesempatan kepada setiap peserta untuk berbicara Merubah fokus pembicaraan Merubah atmosfer Bila anda mengalami kelupaan, kegiatan kelompok dapat memberi waktu kepada anda untuk mengingat kembali apa yang akan anda lakukan selanjutnya Membangunkan setiap orang Mendapatkan diskusi yang hidup Berikut gambaran, plus dan minus model pengelompokkan yang dapat diterapkan : 1. Kelas Besar Tentu model interaksi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan Keunggulannya a. mendorong rasa kebersamaan di antara anggota kelas. Dan dianggap mudah untuk membagi perasaan seperti kebahagiaan dan kegembiraan b. cara ini merupakan yang paling baik untuk memberikan keterangan dan instruksi ; gambar dan teks atau audio tape serta video tape. Selain itu kelas besar tidak memakan biaya yang besar untuk dioperasikan c. dapat dengan mudah menciptakan ‘mood’ kelas secara umum. Misalnya, bila ada suasana/kondisi yang menjadi ‘trigger’ untuk membuat seorang tertawa maka hal ini dapat mengakibatkan yang lain untuk tertawa. Kelas besar dapat memberikan secara umum progress kelas Kelemahannya a. Model interaksi ini lebih terfokus pada kelas tidak pada individu. Setiap peserta didorong untuk melakukan sesuatu yang sama pada waktu yang bersamaan b. Masing – masing individu tidak mempunyai banyak kesempatan atau kesempatan yang sama untuk mengatakan sesuatu yang mereka inginkan c. Banyak peserta yang tidak berani/ingin mengungkapkan sesuatu/berpartisipasi didepan kelas yang besar d. Kelas besar kadang kala dapat membuat peserta tidak ingin bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka. Kelas besar lebih mendorong pada proses transmisi ilmu e. Bila anda mengajar bahasa, model ini bukanlah cara yang tepat untuk menerapkan pengajaran bahasa yang komunikatif 2. Peserta Belajar Sendiri Model belajar seperti ini adalah model yang sangat berbeda dari model diatas. Model belajar seperti ini dapat dilakukan dimana peserta dapat melakukan pembelajaran/atau latihan sendiri didalam kelas, peserta belajar sendiri dengan peserta lain, atau peserta belajar diruangan belajar seperti self-access centre atau di lapangan. Keunggulannya : a. Memberikan ruang bagi guru untuk merespon perbedaan individu dalam hal pace of learning, gaya dan minat belajar b. Tidak begitu menegangkan bagi peserta untuk melakukan pembelajaran dibanding dengan didepan kelas c. Dapat megnembangkan otonomi peserta dan meningkatkan kepercayaan diri mereka d. Dapat menciptakan suasana tenang dalam kelas Kelemahannya : a. Model ini tidak membantu peserta untuk memiliki rasa ‘memiliki’, bekerja sama terhadap peserta lain. Oleh sebab itu, sulit untuk membuat peserta untuk saling membantu dan memotivasi satu sama lain. b. Memberikan waktu dan persiapan yang lebih banyak untuk setiap individu dibanding dengan kelas besar 3. Kerja Berpasangan Model pembelajaran ini melibatkan dua peserta dalam proses pembelajaran. Keunggulannya : a. Meningkatkan waktu berkomunikasi antar peserta secara dramatis b. Memberikan peluang bagi peserta untuk bekerja dan berinteraksi secara mandiri tanpa bantuan yang berarti. Model ini diyakini dapat meningkatkan kemandirian peserta dalam proses belajar c. Memberikan waktu untuk bekerja dengan pasangan/ kelompok lain saat satu pasangan / kelompok mengerjakan tugas/latihan mereka Kelemahannya : a. Bagi peserta atau kelompok yang tidak commited terhadap proses belajar, model ini dapat memberikan peluang bagi mereka untuk keluar dari topik/tugas yang mereka kerjakan. b. Adanya peran dominan dari individu dapat menjadi ancaman bagi individu lain untuk berpartisipasi. Selanjutnya yang perlu diperhatikan dalam menentukan jenis pengelompokkan adalah : Jumlah peserta diklat Jenis mata ajar Waktu yang tersedia D. Pendekatan Eklektik Dalam menciptakan suatu pembelajaran yang menarik, efektif dan memberikan hasil yang optimum tentu sangat tergantung pada karakter kelas, fasilitas dan tujuan diklat. Untuk itu pendekatan elektik dapat menjadi pilihan tepat. Elektik yang dalam bahasa inggrisnya disebut sebagai electic atau eclecticism adalah suatu prinsip atau praktik dalam memilih yang terbaik dan sangat berguna daripada menggunakan semua ide atau teori yang berbeda. Kita selalu didorong untuk menggunakan berbagai pendekatan, namun jangan memaksakan pendekatan yang tidak nyaman bagi peserta Setiap manusia mampu memahami objek yang ada diluar dirinya dengan menggunakan indra dan otaknya. Indra dan otak yang digunakan untuk belajar memahami sesuatu disebut modalitas. Diantara indra manusia yang paling dominan digunakan adalah penglihatan, pendengaran, perasaan dan kinesthetic. Didalam kelas, indra yang dominan ini dipengaruhi gaya belajar sesorang. Untuk dapat mengelola kelas yang efekstif, pemahaman terhadap modalitas belajar dan aplikasi dari pemahaman terhadap modalitas ini sangat penting dalam menciptakan suasana dan rancangan pembelajaran yang menggairahkan A. Gaya Belajar Tugas pengajar adalah memfasilitasi orang mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja atau dalam kehidupan sehari - hari. Sejalan dengan perubahan menjadi pemburu informasi kompetensi yang dibutuhkan pasar, maka peserta dapat menggunakan berbagai cara atau gaya mendapatkan kompetensi yang dibutuhkan. 1. Gaya VAK Menggunakan seluruh indra dan aktivitas fisik, diklasifikasikan dalam tiga gaya belajar yakni Visual, Auditory dan Khinesthtic (VAK) Gaya belajar visual adalah adanya kecenderungan peserta diklat lebih mudah menyerap informasi dengan menggunakan bentuk gambar, diagram, display data, chart, film dan sebagainya. Visual memiliki ketajaman yang kuat , karena dalam otak terdapat lebih banyak perangkat yang memproses informasi visual dari pada yang dikirim indra lain Gaya belajar Auditory adalah adanya kecenderungan peserta untuk lebih mudah menyerap informasi dengan mengandalkan pendengaran atau kata – kata . Tanpa disadari telinga yang baik terus menerus dapat menangkap suara atau bunyi dan meneruskannya ke otak. Gaya belajar khinesthetic adalah adanya kecenderungan peserta lebih mudah menyerap informasi dengan melakukan aktivitas fisik seperti mengidentifikasi, meniru, simulasi, bermain peran dan mendemonstrasikan aktivitas tertentu. 2. Gaya BBA Belajar Berdasarkan Aktivitas (BBA) adalah bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mugkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar BBA secara umum lebih efektif daripada pasif duduk menerima. Gerakan fisik meningkatkan proses mental. Otak yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak pada neokorteks yakni bagian otak yang digunakan untuk berfikir 3. Gaya Pendekatan SAVI Peserta didik tidak otomatis meningkatkan kecerdasannya dengan menyuruh berdiri, bergerak dan berjalan. Tetapi memadukan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat mempengaruhi hasil belajar. SAVI yakni Somatis, Auditori, Visual, Intelektual 4. Belajar Somatis Somatis berasal dari bahasa Yunani artinya tubuh. Belajar somatis berarti belajar dengan seluruh indra. Sejalan dengan itu peserta yang melakukan gerakan dalam kelas tidak perlu dilarang 5. Belajar Intelektual Intellektual adalah bagian diri yang berkaitan dengan fungsi merenung, mencipta, memecahkan masalah, membangun makna. Intellektual adalah pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman; menciptakan jaringan saraf baru dan belajar (Meie) B. Dominasi Otak Pusat belajar sebenarnya berada dalam otak. Tubuh dengan semua indra hanya merupakan saluran informasi yang diteruskan ke otak untuk diproses atau diolah menjadi suatu keluran berupa hasil pemikiran yang rasional 1. Teori Triune Brain Teori triune brain menggambarkan tiga tahap perkembangan otak Tahap pertama dikenal dengan otak reptilia berada pada belahan bawah. Fungsi utamanya mempertahankan eksistensi manusia seperti bernafas, mencerna makanan, sirkulasi dan reproduksi. Cara kerjanya instinktif. Tahap kedua sistem limbic berada ditengah. Fungsi utamanya untuk mencatat pengalaman – pengalaman yang menyenangkan dan hukum – hukuman. Bagian otak inilah yang berkaitan dengan fungsi emosional seperti perasaan senang, gembira, agresivitas, mengendalikan sistem syaraf otonomi dalam tubuh. Berkontribusi terhadap proses belajar mengingat, memeriksa, mengubah dan mengirimkan informasi ke bagian otak lain sesuai dengan fungsinya. Tahap ketiga disebut neocortex atau berpikir atau otak belajar berada dibagian atas menutup sistem limbic. Otak ini mampu belajar, berbicara, beraktivitas, memecahkan masalah, menentukan perilaku, berhubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan. 2. Otak kiri dan otak kanan Neocortex terdiri atas belahan otak kanan dan otak kiri. Belahan otak ini sampai pada belahan sistem limbic. Pada kedua belahan ini terdapat semua proses seperti penglihatan, pendengaran, percakapan, gagasan nonverbal perilaku tertentu, menggerakkan anggota tubuh, berpikir, menyelesaikan masalah, pertimbangan, dan mengambil keputusan. Otak kanan berhubungan dengan mental skills yakni memproses dan menyimpan informasi mengenai gambar, imajinasi, warna, ritme, dan ruang. Otak kanan berperan dalam kegiatan yang terkait dengan sensor – sensor. Otak kiri berperan dalam kaitannya dengan kegiatan motorik dan berhubungan dengan pengenalan angka – angka, kata – kata, logika, urutan atau daftar dan rincian – rincian. 3. Dominasi otak kanan dan otak kiri Dominasi otak mempengaruhi gaya dan perilkau seseorang. Dalam suatu kelompok selalu terdapat peredaan perilaku, hal itu dipengaruhi motivasinya. Seseorang yang bermotivasi tinggi akan lebih mudah untuk meningkatkan daya saingnya. Ali misalnya, terlihat berpakaian rapi, serasi, tertib bekerja, dan menampilkan prestasi kerja tinggi. Itu berarti Ali didominasi otak kiri. Tetapi bila sebaliknya yang terjadi dia didomonasi otak kanan. Coba satukan jari – jari tangan kanan dan jari tangan kiri. Perhatikan mana yang berapa disebelah atas. Bila ibu jari kanan yang diatas itu berarti, anda didominasi otak kiri dan bila sebaliknya berarti didominasi otak kanan. Dominasi otak memberikan dasar dalam mengetahui perbedaan dan sekaligus sebagai ukuran mengenai perilaku seseorang Berdasarkan teori otak kanan dan otak kiri, Ned Hermarmann mengembangkan model kuadralitas dengan empat ciri otak. Kuadran A bagian kiri atas, dengan spesialisasi analsis dengan dominasi berfikir logis, analisis fakta, memproses angka – angka. Kuadran B bagian kiri atas dengan spesialisasi organisator dengan dominasi terhadap perencanaan, mengorganisir hal – hal teknis dan segala suatu secara rinci. Kuadran C bagian dari kanan bawah dengan spesialisasi personal dengan dominasi terhadap hubungan interpersonal, instuisi, dan ekpresi. Kuadran D bagian kanan atas dengan spesialisasi sebagai strategis/visualis dengan dominasi terhadap konsep – konsep, imajinasi, dan gagasan strategis. Spesialisasi itulah yang membuat adanya dominasi belahan otak. Model kuadran yang dimaksud adalah sebagai berikut : D Fantasi dalam yang jauh A Fakta KIRI ATAS KIRI BAWAH Logika Analitika Fakta Kuantitatif Terorganisir Berurutan Terencana Detail A Detail Holistik Inuitif Terapan Sintesis Interpersonal Perasaan Kinestetix Emosional D Emosional KANAN ATAS KANAN BAWAH • • • • • • • Profil dominasi otak : Setiap orang paling tidak memiliki satu dominasi utama Lebih 90% manusia memiliki multidominasi Dominasi otak atau ketidaksukaan sama pentingnya Individu dengan profil dominasi berbeda cenderung berperilaku spesifik Individu yang berprofil sama cenderung lebih mudah berkomunikasi Individu yang berprofil sama cenderung lebih mudah bergabung dalam satu kelompok Bila mengetahui profil dominasi satu sama lain lebih mudah mengatasi masalah yang timbul Kuadran otak manajer dan pemimpin dapat di lihat dalam model berikut : PROFIL PROFIL PEMIMPIN MANAJER A D A D B C B C Dominasi manajer berada pada kuadral A dan B, sedang dominasi pemimpin berada pada kuadral A, C, D. C. Tekhnik menciptakan suasana pembelajaran menggairahkan Sejalan dengan otak sebagai pusat belajar, dan cenderung lebih menyukai pengalaman yang menyenangkan, maka implikasinya suasana hati atau perasaan senang atau santai/tidak tegang sebelum dan pada saat belajar akan mempertinggi hasil pengalaman belajar. Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan akan membuat peserta senang merespon, dan menerima informasi pelajaran serta giat atau bergairah belajar. Suasana belajar yang menyenangkan berkaitan dengan emosi yang merupakan fungsi otak Cara paling mujarab untuk membangkitkan minat, kemauan, kesediaan belajar adalah kegembiraan. Otak sebagai pusat belajar setiap hari dijejali informasi yang tidak mungkin semua direspon. Otak cenderung merespon yang menggembirakan. Tekhnik menciptakan suasana yang dapat menggairahkan kegiatan belajar adalah dengan menciptakan lingkungan yang mampu memenuhi kebutuhan peserta. Terampil memenuhi kebutuhan tubuh dan indra. Udara yang sejuk, lingkungan bersih dibutuhkan tubuh. Cahaya atau penerangan yang cukup dibutuhkan mata. Implikasinya sebelum pelajaran dimulai diperhatikan kondisi kenyamanan perasaan peserta dengan udara yang sejuk dan penerangan yang cukup. Lingkungannya bersih, sehat, bebas dari hal – hal yang dapat menggangu fisik dan konsentrasi pikiran peserta. Terampil menata lingkungan tempat duduk. Peserta duduk berjam – jam dalam kelas harus merasa nyaman dan menempati tempat duduk dengan posisi yang menguntungkan dapat dengan jelas melihat pengajar dan materi yang ditayangkan atau ditulis di papan tulis. Menciptakan hubungan yang harmonis dalam kelas, setiap peserta merasa diterima anggota komunitas belajar, tidak ada yang merasa dikucilkan, diabaikan. Untuk itu perlu diciptakan hubungan emosional. Terampil menyajikan informasi kompetensi yang dibutuhkan, informasi kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja dipersiapkan dalam berbagai bentuk dengan kemasan/desain menarik. Penyajiaannya disalurkan dengan media yang tepat, dan metode/ gaya bervariasi agar tidak membosankan serta dengan dialog interaktif agar semua peserta berperan aktif. Memberikan penghargaan kepada peserta yang berprestasi mencapai kompetensi sebagai hasil pengalaman belajar atau hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan baik dalam kelompok maupun melalui tugas individu. Memberikan kesempatan mengaktualisasikan kebutuhan yang paling utama adalah memberikan pengalaman mengaktualisasikan pengetahuan, keterampilan yang baru dipelajari sebagai suatu kompetensi baru yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Proses menciptakan suasana belajar yang menyenangkan Penyiapan bahan bermakna. Penyiapan bahan ajar dan contoh – contoh disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam dunia kerja dengan kemasan yang menarik dan didukung media dan metode yang tepat Pembukaan yang rileks. Pembukaan dengan sikap yang ramah dan memposisikan peserta sebagai mitra dalam pembahasan inti materi kompetensi, merupakan salah satu tekhnik menciptakan suasana rileks, hubungan bersahabat dan untuk menghilangkan rasa khawatir serta mengurangi ketegangan syaraf. Dalam kondisi khawatir, saraf tegang sulit menangkap dan mencerna pelajaran. Meriveuw hasil belajar dimasa lalu merupakan suatu teknik apresiasi dan asosiasi. Artinya pengetahuan lama yang dimiliki peserta dijadikan acuan atau dimanfaatkan dalam menentukan awal materi yang akan dibahas sebelum menerima pengetahuan, keterampilan baru dengan cara mengajukan pertanyaan untuk direspon peserta. Cara ini sekaligus untuk mengecek kemampuan dasar yang dimiliki peserta terhadap inti materi yang akan atau sedang dibahas. Ini merupakan salah satu tekhnik memberdayakan kemampuan kognitif yang telah dimiliki peserta Strategi penyajian terpadu Strategi penyajian menerapkan pola penyajian terpadu. Memadukan materi yang diolah sebagai stimulasi untuk direspon dan direinforce. Artinya setiap stimulasi (materi) yang disajikan dapat direspon dengan baik selalu direinforce sehingga memberikan suasana menyenangkan, dan memuaskan. Gaya penyajian Gaya penyajian dengan dialog interaktif yakni dengan melemparkan pertanyaan yang berkaitan dengan inti materi yang akan dibahas, merupakan tehknik untuk melibatkan peserta atau membuat peserta berinteraksi aktif dengan guru dan dengan sesama peserta. Memanggil beberapa nama peserta untuk memberikan respon merupakan suatu tekhnik meningkatkan perhatian, minat peserta terhadap materi pelajaran. Mendengar namanya disebut, apalagi yang sedang ngobrol, melamun, ngantuk akan membuat mereka terkonsentrasi terhadap materi yang sedang dibahas dan mencoba memberikan respon. Mereka dibantu untuk memberikan respons, dan bukan untuk ditertawai atau dicemooh. Respon terus diminta kepada beberapa orang secara acak. Memberikan kesempatan bertanya dan menjawab berbagai pertanyaan bertujuan untuk meningkatkan interaksi aktif dan mempercepat peserta memberikan respon. Dengan cara – cara penyajian demikian peserta lebih diberdayakan (berinteraksi aktif), selalu penuh perhatian terhadap pelajaran karena semua sumber daya kelas kondusif (dikondisikan) dan dengan penerapan pola penyajian terpadu suasana belajar menyenangkan peserta Evaluasi Dengan memberikan reinforcement atau pengakuan atas jawaban yang benar pada saat setiap pokok bahasan dipelajari merupakan suatu teknik evaluasi yang dapat membangkitkan motivasi belajar yang menyenangkan, dan memuaskan peserta. Menutup kegiatan Kegiatan diakhiri dengan meminta peserta membuat rangkuman dan memberikan kesan serta hal – hal yang perlu ditindak lanjuti dalam sesi berikutnya dan dalam dunia kerja