BAB II DASAR TEORI SISTEM PENGKONDISIAN UDARA 2.1 Defenisi Sistem Pengkondisian Udara Sistem Pengkondisian Udara adalah suatu proses mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara suatu ruangan tertentu, mengatur aliran udara dan kebersihannya. Prinsip pendinginan dan penyegaran ruangan berpedoman pada kondisi di bawah ini : Tabel 2.1 Prinsip pendinginan dan penyegaran ruangan Temperatur, oC Kelembaban Relatif, % 27 50 – 55 Tempat tinggal biasa 26 50 -55 Tempat tinggal mewah, atau ruangan yang dikenai panas radiasi Jenis Ruangan Sistem Pengkondisian Udara pada umumnya dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu: 1) Sistem Pengkondisian Udara untuk kenyamanan Menyegarkan udara dari ruangan untuk memberikan kenyamanan kerja bagi orang yang melakukan kegiatan tertentu. 2) Sistem Pengkondisian Udara untuk Industri Menyegarkan udara dari ruangan karena diperlukan oleh proses, bahan, peralatan atau barang yang ada di dalamnya. 2.2 Prinsip Sistem Pengkondisian Udara Berdasarkan hukum thermodinamika pertama, panas Q1 yang dikeluarkan dari siklus temperatur tinggi sama dengan jumlah panas Q2 yang dikeluarkan pada temperatur rendah dan kerja W. Q1 = Q2 + W Input energi yang dibutuhkan untuk mengangkat panas Q2 dari temperatur rendah ke temperatur tinggi membutuhkan kerja mekanik. Sistem pendingin tidak bisa dilepaskan dari terjadinya proses perpindahan panas dimana panas yang diproduksi oleh ruangan yang akan dikonddisikan temperaturnya akan deserap oleh sistem pendingin dan kemudian akan dilepaskan ke lingkungan. Temperatur Tinggi Sistem Penyegar Udara Temperatur Rendah Gambar 2.1 Prinsip Refrigrasi W Secara umum perpindahan panas dapat dikategorikan menjadi tiga bagian: 1) Konduksi Perpindahan kalor secara konduksi sangat dipengaruhi oleh faktor rapat massa, dimana semakin besar rapat massa suatu zat semakin besar pula kondiktifitas zat Tersebut dan semakin mudah pula kalor berpindah secara konduksi. Hal ini dikarenakan semakin rapat dan semakin rapi molekul suatu zat, maka akan memindahkan energi yang semakin cepat bila dibandingkan dengan susunan yang acak dan jarang sehingga logam yang memiliki susunan molekul yang lebih padat dan teratur akan lebih baik penghantar panasnya dibanding dengan material lain. Fourir telah menurunkan persamaan matematis untuk perpindahan panas seperti terlihat pada gambar dimana q adalah fluks panas, laju perpindahan panas dalam arah x per satuan luas tegak lurus pada arah perpindahan panas dan sebanding dengan gradien temperatur. Tanda minus menunjukkan pada kenyataan bahwa perpindahan panas terjadi dari temperatur tinggi ke temperatur rendah. T1 T1 > T2 T2 Δx Gambar 2.2 Perpindahan Panas Konduksi Dimana k/L disebut kondiktifitas thermal, makin besar konduktifitas zat maka makin besar pula daya hantar panas zat tersebut. 2) Konveksi Perpindahan kalor secara konveksi terjadi dari benda padat dengan fluida terdekat yang bergerak, persamaan laju perpindahan kalor dirumuskan oleh Newton: Q = hc A (ts – tf ) Dimana: Q : Laju Perpindahan panas konveksi (W) hc : Koefesien Konveksi (W/m2 oC) A : Luas Penampang (m2) ts : Suhu Permukaan (oC) tf : Suhu Fluid a(oC) Secara umum perpindahan kalor konveksi terbagi menjadi dua bagian yaitu konveksi alami dimana fluida mengalir oleh sebab perbedaan kerapatan yang disebabkan karena adanya perbedaan temperatur. Yang kedua konveksi paksa dimana fluida didorong melewati permukaan dengan peralatan baik fan maupun kompressor . Tabel 2.2 Harga Koefesien Konveksi Proses Koefesien Konveksi Konveksi alami, udara 5 – 25 Konveksi paksa, udara 10 – 200 Konveksi alami, air 20 – 100 Konveksi paksa, air 50 – 10000 3) Radiasi Perpindahan kalor radiasi terjadi secara elektro magnetik sehingga perpindahan panas ini tidak memerlukan perantara media seperti yang terjadi pada perpindahan konduksi maupun konveksi. Pada perpindahan panas secara radiasi, foton-foton dipancarkan dari satu permukaan ke permukaan lain pada saat mencapai permukaan lain foton tersebut ada yang diserap, diteruskan dan dipantulkan sehingga pada permukaan tersebut mengalami perubahan temperatur. 2.3 Siklus Pendingin Siklus pendingin terdiri dari empat proses, yaitu: 1) Evaporasi (Penguapan) Merupakan proses pertukaran panas udara ruangan dengan refrigerant. Pada tahap ini terjadi pertukaran kalor di evaporator, dimana kalor dari lingkungan atau media yang didinginkan diserap oleh refrigerant cair dalam evaporator sehingga refrigerant cair yang berasal dari katup ekspansi yang bertekanan dan bertemperatur rendah berubah fasa dari fasa cair menjadi uap yang mempunya tekanan dan temperatur tinggi. Maka besar kalor yang diserap oleh refrigerant adalah: QC = ṁ (h2 – h1) Dimana QC : Banyaknya kalor yang diserap di evaporator persatuan waktu (kJ/s) ṁ : Laju aliran massa refrigerant (kg/s) (h2 – h1) : Efek refrigerasi (kJ/kg) 2) Kompresi Memiliki dua fungsi: Pertama, untuk menghisap refrigerant dari evaporator dan menekannya ke kondenser. Kedua, untuk meningkatkan tekanan refrigerant . Pada tahap ini terjadi di kompressor dimana refrigerant yang berfasa uap dengan temperatur dan tekanan rendah dikompresi secara isotrapic sehingga temperatur dan tekanannya menjadi tinggi, besar kapasitas pemanasan dapat ditulis dengan persamaan : QW = ṁ (h3 – h2) Dimana Qw : Kapasita pemanasan (kJ/s) persatuan waktu (kg/s) ṁ : Laju aliran massa refrigerant (kJ/s) (h3 – h2) : Kerja kompresi (kJ/kg) 3) Kondensasi (Pengembunan) Memiliki dua fungsi: Pertama, untuk membuang panas yang disimpan refrigerant pada evaporator. Kedua, untuk mengubah fasa refrigerant dari uap menjadi cairan. Pada tahap ini terjadi didalam kompressor, dimana panas dari refrigerant yang berfasa uap dari kompressor dibuang ke lingkungan sehingga refrigerant tersebut mengalami kondensasi. Pada tahap ini terjadi perubahan fasa dari fasa uap superheat menjadi fasa cair jenuh, pada fasa cair jenuh ini tekanan dan temperaturnya masih tinggi. Besarnya kalor yang dilepaskan di kondensor adalah : qc = h3 – h4 Dimana qc : Kalor yang dilepas di kondensor (kJ/kg) h3 : Entalphi refrigerant yang keluar dari kompressor (kJ/kg) h2 : Entalphi refrigerant cair jenuh (kJ/kg) 4) Ekspansi Mengubah cairan refrigerant yang panas menjadi cairan yang dingin dengan menurunkan tekanannya. Pada tahap ini terjadi di katup ekspansi dimana refrigerant diturunkan tekanannya yang diikuti dengan turunnya temperatur entalphi. Udara panas dari ruangan Cairan dingin EKSPANSI EVAPORASI Cairan panas Uap dingin Uap panas KOMPRESI KONDENSASI Gambar 2.3 Siklus Pendingin Udara dingin Proses penyegaran udara secara umum dapat dijelaskan menggunakan siklus carnot, yaitu sebagaimana berikut : a → b ekspansi isotermal pada T2 sementara Q2 ditransfer ke fluida kerja dari sumber panas. b → c Kompresi isentropik dari P2 ke T1 tanpa perpindahan panas. c → d Kompresi isotermal pada T1 sementara Q2 ditransfer dari fluida kerja ke temperatur tinggi. d → a ekspansi isentropik dari T1 ke T2 tanpa perpindahan panas. T Q1 T1 T2 d c a b Q2 S Gambar 2.4 Grafik siklus carnot 2.4 Terori Kenyamanan Faktor yang harus diperhatikan dalam menghitung dan merancang sistem pendingin adalah kenyamanan penghuni ruangan dikondisikan, tidak terlalu dingin dan terlalu panas. Faktor- faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal orang adalah Temperatur udara kering yang Kelembaban udara relative Kecepatan aliran udara Radiasi permukaan yang panas Aktivitas orang Pakaian orang 2.4.1 Temperatur Udara Kering Temperatur udara kering sangat besar pengaruhnya terhadap besar kecilnya kalor yang di lepas melalui penguapan (evaporasi). Daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat di bagi menjadi : a. Sejuk nyaman, antara temperatur efektif 20,5°C sampai 22,8°C atau 68,9°F sampai 78,44°F b. Nyaman optimal, antara temperatur efektif 22,8°C sampai 25,8°C atau 73,04°F sampai 78,44°F c. Hangat nyaman, antara temperatur efektif 25,8°C sampai 27,1°C atau 78,44°F sampai 80,78°F 2.4.2 Kelembaban Udara Relatif Kelembaban udara relatif dalam ruangan adalah perbandingan antara jumlah uap air yang di kandung ole udara tersebut di bandingkan dengan jumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruangan tersebut. Unttuk udara teropis, kelembaban udara tropis yang di anjurkan antara 40% sampai 50% tetapi untuk ruangan yang jumlah orangnya padat sepeerti ruangan pertemuan RH% masih di perbolehkan berkisar antara 55% sampai 60%. 2.4.3 Kecepatan Aliran Udara Untuk mempertahankan kondisi yaman, kecepatan udara yang jatuh diatas kepala tidak boleh lebih besar dari 0,25 m/detik (49,2 fpm) dan sebaiknya lebih kecil dari 0,15 m/detik (29,5 fpm). Kecepatan ini dapat lebih besar dari 0,25 m/detik (49,2 fpm) tergantung dari temperatur udara kering yang di rancang. Tabel 2.2.1 Kecepatan udara dan kesejukan Kecepatan udara, m/detik (fpm) Temperatur udar kering, °C (°F) 0,1 (19,7) 25 (77) 0,2 (39,4) 26,8 (80,2) 0,25 (49,2) 26,9 (80,4) 0,3 (59) 27,1 (80,9) 0,35 (68,9) 27,2 (81) (Sumber : SNI, Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara ) 2.4.4 Radiasi permukaan yang panas Bila dinding di suatu ruangan panas, maka akan mempengaruhi kenyamanan seseorang yang ada dalam ruangan tersebut. Meskipun temperatur udara sekitarnya telah sesuai dengan tingkat kenyamanannya. Usahakan temperatur radiasisama ddengan temperatur bola kering ruangan. Bila temperatur radiasi rata-rata lebih tinggi dari temperatur udara kering ruangan, maka temperatur udara ruangan harus di rancang lwbih rendah dari temperatur rancangan biasanya. Temperatur operatif adalah temperatur rata-rata dari temperatur radiasi rata-rata dan temperatur udara kering. 2.4.5 Aktifitas orang Aktifitas yang berbedda dalam suatu bangunan yang dikondisikan memerukan perancangan yang berbeda pula, karena kalor yang dihasilkan oleh aktivitas yang berbeda juga berbeda besarnya 2.4.6.iPakaian yang dipakai Besar kalor yang di lepaskan oleh tubuh di pengaruhi oleh jenis pakaian yang sedang di pakai pada saat itu, terutama engenai besar kecilnya isolasi thermal dari bahan dan ketebalannya.di TTabel 2.2.2 Isolasi Thermal Untuk Beberapa Jenis Pakaian a rPria Singlet tanpa lengan Koa berkrah Celana dalam Kemeja lengan pendek Kemeja lengan panjang Waistcoat ringan c l o 0 , 0 6 0 . 0 9 0 , 0 5 0 , 1 4 0 , 2 2 0 , 1 5 WWanita coclo Kutang dan celana dalam 0,05 Rock dalam setengah 0,13 Rok dalam penuh 0,19 Blus ringan 0,20 Blus berat 0,29 Pakaian ringan 0,22 Waistcoat berat Celana Ringan Celana berat Sweater ringan Sweater berat Jacket ringan Jacket berat Kaos tumit Kaos dengkul Sepatu Sepatu bot 0 , 2 9 0 , 2 6 0 , 3 2 0 , 2 0 0 , 3 7 0 , 2 2 0 , 4 9 0 , 0 4 0 , 1 0 0 , 0 4 0 , 0 8 Pakaian berat 0,70 Rok ringan 0,10 Rok berat 0,22 Celana panjang ringan 0,26 Celana panjang berat 0,44 Sweater ringan 0,17 Sweater berat 0,37 Jacket ringan 0,17 Jcket berat 0,37 Sandal 0,02 Kaos kaki panjang 0,02 Sepatu bot 0,08 (sumber : SNI : Tata Cara Perancangan Sisitem Ventilasi Dan Pengkondisian Udara ) 2.5 Dasar-Dasar Psikometrik 2.5.1 Komposisi Udara Udara yang mengandung uap air disebut udara lembab atau udara basah. Sedangkan udara kering adalah udara yang sama sekali tidak mengandung uap air. 2.5.2 Diagram Psikometri dan Sifat Udara Basah Sifat termal dari udara basah pada umumnya ditunjukkan dengan mempergunakan diagram psikometri. Dalam hal tersebut dipakai beberapa istilah dan simbol sebagai berikut: 1) Temperatur bola kering, t (oC) Temperatur tersebut dapat dibaca pada termometer dengan sensor kering dan terbuka. Namun, penunjukannya tidaklah tepat karena adanya pengaruh radiasi panas, kecuali jika sensornya memperoleh ventilasi yang cukup baik. 2) Temperatur bola basah t' (oC) Dalam hal ini digunakan termometer dengan sensor yang dibalut dengan kain basah untuk menghilangkan pengaruh radiasi panas, Namun perlu diperhatikan bahwa melalui sensor harus terjadi aliran udara sekurang-kurangnya 5 m/s. Temperatur bola basah biasanya disebut temperatur jenuh adiabatik (adiabatic saturated temperature). 3) Tekanan parsial uap air, f (mmHg) (1 mmHg = 1,334 mb) Hubungan antara tekanan parsial uap air f dan temperatur bola basah t' dapat dilihat dari persamaan berikut ini: f f ' – 0,5 t – t ' Tekanan Atmosfir , mmHg 755 Persamaan diatas biasanya disebut persamaan empirik dari sprung, t = temperatur bola kering (oC) dimana: t' = temperatur bola basah (oC) f' = tekanan uap jenuh pada t' (mmHg) 4) Perbandingan Kelembaban, x (kg/kg udara kering, kg/kg ud, kg/kg') Perbandingan kelembaban adalah perbandingan antara berat uap air dan berat udara kering yang ada di dalam udara (lembab). Hubungan antara tekanan uap f dan perbandingan kelembaban x adalah sebagai berikut: x 0, 6220 f (kg / kg ') Tekanan atmosfir f atau f x (Tekananatmosfir , mmHg ) 0, 6220 x 5) Kelembaban Relatif, φ (%) Kelembaban relatif adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air yang ada di dalam udara dan tekanan jenuh uap air pada temperatur air yang sama. 6) Volume Spesifik (udara) lembab, υ (m3 kg') Volume spesifik (udara lembab) adalah volume udara lembab per 1 kg udara kering. 7) Titik Embun, t '' (oC) Titik embun adalah temperatur air pada keadaan dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan uap dari udara (lembab). Jadi, pada temperatur tersebut uap air dalam udara mulai mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara (lembab) didinginkan. 8) Entalpi, i (kcal/kg') Entalpi adalah energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada suatu temperatur tertentu. Maka entalpi dari udara lembab dengan perbandingan kelembaban x, pada temperatur t oC, didefenisikan sebagai sejumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg udara kering dan x kg air (dalam fasa cair) dari 0 oC sampai mencapai toC dan menguapkannya menjadi uap air (fasa gas). 9) Persentase Kelembaban (perbandingan jenuh), φ (%) Persentase kelembaban adalah perbandingan (%) antara perbandingan kelembaban dari udara lembab dan perbandingan kelembaban jenuh temperatur yang sama. x 100 % xs dimana: x = perbandingan kelembaban (kg/kg') xs = perbandingan kelembaban jenuh pada temperatur yang sama (kg/kg'). 10) Faktor Kalor Sensibel SHF Faktor kalor sensibel adalah perbandingan perubahan besarnya kalor sensibel terhadap perubahan entalpi. Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air, yang mempunyai arti penting di dalam bidang teknik pengkondisian udara, karena udara atsmosfir tidak kering betul tetapi merupakan campuran antara udara dan uap air. Pada beberapa proses pengkondisian udara, kandungan air sengaja disingkirkan dari udara, tetapi pada proses lain, air ditambahkan. 2.6 Penggolongan Sistem Pengkondisian udara Jenis yang mendasari adalah sistim pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin pengaturan pengkondisian udara ruangan yang di teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistim. Hal tersebut terutama menyangkut perkembangan elemen pendinginnya. Jenis – jenis sistim penghantar udara adalah sebagai berikut : 2.6.1 Sistim Udara Penuh Gambar 2.9 Sistem Udara Penuh 1) Sistim Saluran Tunggal Sistim ini merupakan sistim penghantar udara yang paling banyak dipergunakan. campuran udara ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan melalui saluran udara. Keuntungan dari sistim ini adalah : Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian dan perawatannnya. Biaya awal lebih rendah dan murah. Pada dasarnya sistim pengaturan untuk sistim saluran tunggal menyangkut pengaturan temperature udara melalui bagian-bagian utama dari saluran. Dalam hal tersebut, laju aliran air dingin, laju aliran air panas atau uap ke koil udara, diatur sedemikian rupa sehingga temperature udara dapat diubah. Sistim ini dinamakan sistim volume konstan temperatur variable, yang sudah banyak dipergunakan dalam sistim penghantar udara. Dalam keadaan dimana beban kalor dari beberapa ruangan yang akan dilayani ini berbeda-beda, boleh dikatakan tidak mungkin mempertahankan udara ruangan pada suatu temperature tertentu, kecuali bagi beberapa ruangan utama saja. Jadi masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melayani ruangan dengan beban kalor yang sama oleh satu pengolah udara secara sentral. Sistim saluran udara tunggal yang lain adalah sistim pemanasan ulang, dimana udara segar yang mengalir didalam saluran utama tersebut dapat dipertahankan konstan, pada temperature yang rendah. Kemudian udara tersebut masuk kedalam ruangan melalui alat pemanas yang dipasang pada saluran- saluran cabang masingmasing. Pemanas tersebut memanaskan udara dan diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh temperature udara tang sesuai dengan temperature udara ruangan yang di inginkan. Sistim ini dinamakan sistim pemanasaan ulang terminal dan banyak digunakan untuk melayani beberapa ruangan pribadi yang ada didalam gedung perkantoran umum. Ada pula sistim saluran tunggal yang bekerja dengan volume variable dimana jumlah aliran udara dapat diubah sesuai dengan beban kalornya, jadi, volume aliran udara akan berkurang dengan turunnya beban kalor dari ruangan yang harus dilayani. Pengaturan volume aliran udara dilakukan dengan mengatur posisi damper atau dengan unit volume variable damper. Ada beberapa macam unit volume variable damper. Salash satu diantaranya seperti gambar dibawah ini Gambar 2.10 Unit Volume Udara Variable Pada hal tersebut terakhir terdapat dua saluran; satu saluran menyalurkan jumlah udara yang minimal diperlukan, sedangkan saluran lainnya menyalurkan jumlah udara sesuai dengan pembukaan katup udara yang diatur oleh thermostat. Pemasukan udara diatur oleh tekanan udara yang bekerja pada tirai dari alat pengatur volume konstan dan gaya pegas. Pemasukan udara minimum harus diatur supaya distribusi udara didalam ruangan dapat berlangsung sebaik-baiknya, dengan jumlah ventilasi udara yang minimal. Jumlah udara masuk akan berkurang dengan turunnya beban kalor, sehingga apabila jumlah udara masuk menjadi lebih kecil daripada jumlah udara masuk yang minimal, maka temperature udara masuk akan berubah. Dalam sistim volume variable, putaran atau sudu isap dari kipas udara dapat diatus sesuai dengan perubahan pemasukan udara yang diinginkan. Sistim pengaturan kipas udara tersebut diatas memungkinkan penghematan daya listrik yang diperlukan untuk menggerakan kipas udara pada beban parsial. 2) Sistim Dua Saluran Gambar 2.11 Sistem dua saluran Selain sistim saluran tunggal, terdapat pula sistim dua saluran yang dapat menutupi kekurangan daru sistim saluran tunggal. Sistim ini kebanyakan digunakan di gedung-gedung besar, dalam hal tersebut udara panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin penyegar udara yang bersangkutan. Kedua jenis udara itupun disalurkan melalui saluran yang terpisah satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat keadaan yang sesuai dengan beban kalor dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah itu disalurkan kedalam ruangan yang bersangkutan. Sistim ini dinamakan sistim dua saluran. Dalam sistim ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara panas dan udara dingin dalam perbandingan jumlah aliran yang ditetapkan untuk memperoleh kondisi akhir yang diinginkan, dinamai alat pencampur. Sistim dua saluran dapat memberikan hasil pengaturan yang lebih teliti. Tetapi memerlukan lebih banyak energi kalor dan lebih tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistim dua saluran, yaitu sistim volume konstan dan sistim volume variabel. 2.6.2 Sistim Air Udara 1) Ciri-ciri Sistim Air Udara Dalam sistim air udara, unit koil kipas udara atau unit induksi dipasang didalam ruagan yang akan dikondisikan. Air dingin dialirkan kedalam unit tersebut, sedangkan udara ruangan dialirkan melalui unit tersebut sehingga menjadi dingin. Selanjutnya udara tersebut bersirkulasi didalam ruangan. Demikian pula untuk keperluan ventilasi, udara luar yang telah didinginkan dan dikeringkan atau udara luar yang telah dipanaskan dan dilembabkan dialirkan dari mesin pengolah udara jenis sentral keruangan yang akan di kondisikan. Oleh karena berat jenis dan kalor spesifik air lebih besar dari pada udara, maka baik daya yang diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran pipa yang diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama adalah lebih kecil. Dengan demikian, untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan di kondisikan, banyaknya udara yang mengalir dari mesin pengolah udara jenis sentral adalah lebih kecil. Disamping itu, ukuran mesin pengolah udara maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan yang diperlukan oleh sistim udara penuh. Dalam sistem air udara jumlah pemasukan udara ke dalam ruangan biasanya sama dengan jumlah udara luar untuk ventilasi atau jumlah udara yang dikeluarkan dari ruangan. Udara luar tersebut, didinginkan dan dikeringkan atau dipanaskan dan dilembabkan dan termasuk sebagian dari beban kalor ruangan. Udara tersebut dinamai udara primer. Pada umumnya, sebagian kalor sensibel dari ruangan diatasi oleh unit ruangan, sedangkan kalor laten diatasi oleh udara primer. Gambar 2.12 Sistem Air Udara 2) Unit Koil Kipas Udara dan Unit Induksi Unit ini dinamakan unit terminal dan dipasang didalam ruangan. Semua unit tersebut merupakan bagian dari sistim penghantar udara yang berfungsi sama. Didalam unit tersebut Koil udara ditempatkan didalam kabinet kecil, dimana dialirkan air dingin. Pada unit koil kipas udara, udara dialirkan oleh kipas udara yang dipasang didalam unit tersebut. Pada unit induksi, udara primer berkecepatan tinggi di alirkan melalui beberapa nosel. Selanjutnya dengan efek induksi secara primer, udara ruangan terisap masuk kedalam unit dan didinginkanoleh koil udara, kemudian disirkulasikan kembali kedalam ruangan. 2.6.3 Sistem Air Penuh Pada sistem air penuh air dingin dialirkan melalui unit koil kipas udara, untuk penyegaran udara. Jadi berbeda dengan sisten udara-air yang menggunakan udara primer. Dalam hal ini, udara yang diperlukan untuk ventilasi dimasukkan sebagai infiltran melalui celah-celah pintu atau jendela, atau udara luar yang terhisap langsung melalui lubang masuk pada dinding. Disebelah belakang unit koil-kipas udara yang bersangkutan. Hail ini akan menyebabkan ventilasi yang kurang baik. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, dalam beberapa hal udara yang diperlukan untuk ventilasi dimasukkan kedalam ruangan melalui saluran khusus. Mengingat karakteristik unit koil-kipas udara tersebut, maka timbul kesulitan pengontrolan kelembaban pada sistem air – penuh, sehingga udara ruangan dapat menjadi terlampau lembab ataupun terlampau kering. Kesulitan ventilasi dan pengaturan kelembaban menyebabkan jenis sistem tersebut tidak sesuai untuk melayani gedung yang besar, mesipun harga awalnya rendah. 2.7 Kecepatan Aliran Udara Kecepatan aliran udara keluar yang dialirkan dalam saluran udara diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Untuk gedung atau pemakaian komersial Kecepatan rendah : 6 – 12,7 m/s Kecepatan tinggi : datas 12,7 m/s Untuk Pabrik Kecepatan rendah : 11,27 – 12,7 m/s Kecepatan tinggi : 12,7 – 25,5 m/s Sedangkan untuk aliran udara balik Untuk gedung pemakaian komersial : 7,6 – 9,14 m/s Untuk Pabrik : 12,7 – 25,4 m/s 2.8 Prinsip Perhitungan dan Penaksiran Beban Pendingan Langkah awal dalam perancangan sistem pendingin ini adalah melakukan perhitungan beban pendinginan ruangan yang dikondisikan. Langkah-langkah perhitungan dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut : Gambar 2.13 Perhitungan Beban Pendinginan 2.8.1 Kondisi Dasar a. Luas Lantai Luas lantai adalah jarak panjang dikalikan lebar ruangan seperti pada gambar dimana jarak antara garis- garis teras tembok digunakan dalam perhitungan ini. Gambar 2.14 Ukuran Lantai b. Volume ruangan Volume ruangan adalah luas lantai dikali jarak antara titik tengah lantai dan titik tengah langit-langit. Gambar 2.15 Tinggi Bangunan c. Nama bulan perancangan. Dalam hal ini harus diberikan bulan terpanas seperti yang terlihat pada lampiran 9 tentang data cuaca dibeberapa negara asia. 2.8.2 Kondisi udara dalam dan di luar ruang Temperatur Perubahan bola kering temperatur (oC) harian (oC) Temperat ur bola basah (oC) Kelemba ban relatif (%) Perbandingan kelembaban reta-rata sepanjang hari (kg/kg) Di dalam ruangan Di luar ruangan a. Temperatur udara luar sesaat . Waktu/pukul 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Temperatur luar (oC) Temperatur udara pada suatu saat tertentu dapat diperkirakan dengan formula : to to , rancangan t t cos15( ) ........................................ (2.10 ) 2 2 dimana : to = Temperatur udara luar sesaat, (oC) to rancangan = Temperatur udara luar untuk perancangan, (oC) Δt = Perubahan temperatur harian, (oC) 15 = Perubahan waktu sudut ( τ = Waktu penyinaran matahari γ = Saat terjadinya temperatur maksimum ( + 2 ) 360 0 ) 24 jam Untuk τ (waktu penyinaran matahari ), pukul 12.00 siang adalah 0, pagi hari (A.M) adalah negatif (-) dan siang hari (P.M) adalah positif, dengan besarnya dinyatakan sampai satu angka desimal, misalnya pukul setengah sepuluh pagi dinyatakan dengan 2.5. b. Radiasi panas matahari sesaat untuk perancangan. Waktu/pukul 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Radiasi matahari (kcal/m2h) Radiasi matahari dapat dibagi dalam golongan radiasi langsung dan radiasi tidak langsung. Permeabilitas atmosferik adalah komplimen dari faktor reduksi yang memperhitungkan adanya panas radiasi matahari yang diserap oleh lapisan udara atmosfir diatas permukaan bumi, hal ini dapat digambarkan seperti dibawah ini. Gambar 2.16 Radiasi matahari Jumlah kedua jenis radiasi tersebut dinamakan “radiasi matahari total”. Sesuai dengan kedudukan permukaan bidang terhadap arah datangnya radiasi, maka radiasi matahari langsung adalah : Jn ................................................................................................... = 1164 P cosec h (kcal/ m2jam) Jh ................................................................................................... = 1164 P cosec h sin h (kcal/ m2jam) Jv ................................................................................................... = 1164 P cosec h cos h (kcal/ m2jam) Jβ .................................................................................................... = 1164 P cosec h cos h cos β (kcal/ m2jam) Dimana : Jn = Rdiasi matahari langsung pada bidang tegak lurus arah datangnya radiasi Jh = Radiasi matahari langsung pada bidang horizontal Jv = Radiasi matahari langsung pada bidang vertikal Jβ = Radiasi matahari langsung pada bidang vertikal, tetapi pada posisi membuat sudut samping β dari arah datangnya radiasi 1164 = Konstata panas matahari (kcal/ m2 jam) P = Permeabilitas atmosfirik ( 0,6 - 0,75 pada hari yang cerah ) h = Ketinggian matahari (dinyatakan dalam derajat dengan sistem desimal) Sedangkan untuk ketinggian matahari (h) dan azimuth (A) dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.17 Ketinggian Matahari dan Azimuth dan dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : Sin h = sin ψ sin δ + cos ψ cos δ cos 15 τ Cos( A) sin(h). sin sin cos(h). cos dimana : A = Azimut matahari ( tepat sebelah selatan adalah 0, kearah barat positif dan kearah timur adalah negatif ) h = Ketinggian matahari ψ = Kedudukan garis lintang ( Lintang utara adalah positif dan lintang selatan adalah negatif ) δ = Deklinasi matahari ( lampiran 9 ) τ = Saat penyinaran matahari ( pukul 12 siang adalah 0, siang hari adalah positif dan pagi hari adalah negatif ) nilai τ dapat di tulis sebagai berikut: Pukul 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 τ 3 2.8.3 Beban Kalor Sensibel Daerah Parimeter (tepi) a. Tambahan kalor oleh transmisi radiasi matahari melalui jendela Dapat dirumuskan : = Luas jendela (m2) x jml radiasi matahari (kcal/ m2jam) x faktor transmisi jendela x faktor bayangan Jumlah radiasi matahari melalui jendela adalah sama dengan jumlah radiasi matahari total yang diperoleh dalam perhitungan radiasi panas matahari sesaat untuk perancangan. Faktor transmisi radiasi matahari melalui “window pane” dapat dicari dengan mempergunakan tabel faktor transmisi jendela pada lampiran 9. Faktor bayangan (shading faktor ) dari jendela, apabila sebuah jendela dibayangi oleh suatu gedung sebelah atau tepi atapnya sendiri, maka tidak semua panas matahari masuk ke dalam ruangan, jadi jumlah radiasi matahari yang masuk ke dalam menjadi lebih kecil. Sebaliknya apabila jendela ruangan berhadapan dengan benda lain yang memantulkan cahaya (misalnya kaca jendela dari gedung sebelah atau lantai serambi rumah ), maka dipandang perlu menambahkan sebanyak 10% sampai 30% dari radiasi matahari langsung dalam perhitungan beban kalor pada siang hari yang panas. b. Beban transmisi kalor melalui jendela Dapat dirumuskan : = Luas jendela (m2) x koefisien transmisi kalor melalui jendela, K (kcal/ m2jam oC) x Δt ruangan (oC) Untuk nilai K dapat dilihat pada lampiran 9 tentang koefisien transmisi dari jendela. c. Infiltrasi beban kalor sensibel Dapat dirumuskan : = {(Volume ruangan (m3) x jumlah penggantian ventilasi alamiah, Nn) + jml udara luar} x 0,24 x Δt ruangan(oC) volumeSpesifik Jumlah penggantian udara dalam ventilasi alamiah dapat ditentukan dengan tabel jumlah penggantian (pada lampiran 9). 0,24 (kcal/kg oC) adalah kalor spesifik dari 1 kg udara, maka jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 m3 udara ruangan sebesar 1 oC dapat diperoleh dengan membagi 0,24 dengan volume spesifik (m3 /kg’) udara luar tersebut. d. Beban transmisi kalor melalui dinding dan atap Dapat dirumuskan : ........................................................................................................ Q = A x K x ETD Dimana : A = Luas dinding / atap (m2 ) K = Koefisien transmisi kalor dari dinding/ atap (kcal/ m2 jamoC) ETD = Equivalent Temperature Difference (oC) Apabila apabila tahanan perpindahan kalor R dari lapisan tidak diperoleh pada tabel, maka R dapat diperoleh dengan : K 1 (kcal/ m2jam. oC)............................................................... (2.21) R Rτ = Rsi + R1. tebalr1 + … + Rn.tebaln + Rso ............................. (2.22) Dimana : Rτ = tahanan total, m2 jam oC /kcal Rsi = tahanan perpindahan kalor dari lapisan permukaan dalam dinding (lampiran 9 hambatan kalor permukaan Rs ) Rso = tahanan perpindahan kalor dari lapisan permukaan luar dinding (lampiran 9 hambatan kalor permukaan Rs) R1..Rn = tahanan perpindahan kalor dari setiap lapisan dinding e. Beban kalor tersimpan dari ruangan Perhitungan beban ini untuk keadaan dimana penyegar udara dimulai 2 atau 3 jam sebelum waktu beban kalor maksimum. Dapat dirumuskan : = Perhitungan ( 2.9.3.a + 2.9.3.b + 2.9.3.c + 2.9.3.d ) x faktor beban kalor tersimpan Faktor beban kalor tersimpan. Dalam perhitungan beban kalor dari suatu ruangan yang didinginkan, tetapi sebelumnya mengalami pemanasan oleh matahari, beban kalor sensibel dari ruangan bagian tepi gedung haruslah ditambah dengan 10% - 20%. 2.8.4 Beban Kalor Laten Daerah Parimeter (tepi) Beban kalor laten oleh infiltrasi dapat dirumuskan : = Vol ruang (m3) x jml ventilasi alamiah,Nn x 597,3 kcal / kg x Δw (kg/kg’) Jumlah ventilasi alamiah dapat dilihat pada lampiran 9, 597,3 kcal/kg merupakan kalor laten penguapan. 2.8.5 Beban Kalor Sensibel Daerah Interior a. Beban kalor kalor dari partisi Dapat dirumuskan : = Luas kompartemen (m2) x koefisien transmisi kalor dari kompartemen, K (kcal/ m2jam. oC) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( oC) (2.25) b. Beban kalor dari Langit-langit Dapat dirumuskan : = Luas langit-langit (m2) x koefisien transmisi kalor dari langit-langit, K (kcal/ m2jam. oC) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( oC) .... (2.26) c. Beban kalor dari lantai Dapat dirumuskan : Luas lantai (m2) x koefisien transmisi kalor dari lantai, K (kcal/ m2jam. oC) x selisih temperatur dalam dan luar ruangan,( oC) Koefisien perpindahan kalor ( K ) dari partisi, langit-langit dan lantai dapat dihitung dengan persamaan seperti pada perhitungan R dinding dan atap. d. Beban kalor sensibel karena adanya sumber kalor interior 1) Beban orang Dapat dirumuskan : Jml orang x kalor sensibel manusia (kcal/ jam.orang ) x faktor kelompok (2.28) Kalor sensibel dari orang dapat lampiran 9 mengenai jumlah kalor sensibel, kalor laten dari orang dan faktor kelompok untuk laki-laki dewasa. Untuk faktor kelompok wanita haruslah dipakai faktor kelompok laki-laki dewasa dikali 0,82, sedang untuk anak - anak dikali 0,75 2) Beban peralatan Dapat dirumuskan : = Peralatan,Kw x kalor sensibel peralatan, kcal / Kw x faktor penggunaan Peralatan Besarnya kalor kalor sensibel dari peralatan listrik dapat dilihat pada lampiran 9. 2.8.6 Beban Kalor Laten Daerah Interior a. Beban kalor laten orang Dapat dirumuskan : Jml orang x kalor laten manusia (kcal/ jam.orang ) x faktor kelompok (2.30) Kalor laten dari orang dapat dilihat lampiran 9 untuk laki-laki dewasa. Untuk faktor kelompok wanita haruslah dipakai faktor kelompok laki-laki dewasa dikali 0,82, sedang untuk anak-anak dikali 0,75 2.8.7 Beban Kalor Sensibel Mesin a. Beban kalor sensibel udara oleh udara luar masuk Dapat dirumuskan : Jml udara (m2/jam) : volume spesifik udara luar (m3/kg’) x 0,24 kcal/kg’ oC x selisih temperatur dalam dan luar ( oC) Jumlah pemasukan udara luar yang diperlukan tergantung pada jenis kegiatan yang ada, dan ini ditunjukkan pada lampiran 9 mengenai udara luar masuk ruangan penyegaran. Volume spesifik udara luar adalah 0,24 yang merupakan kalor spesifik dari 1 kg udara kering. b. Tambahan kalor sensibel udara oleh motor kipas udara Dapat dirumuskan : Daya kipas (Kw) x 0,860 kcal/Kw x efisiensi kipas Efisiensi kipas dari penyegar udara biasanya adalah 0,8 c. Beban kalor sensibel ruangan total Dapat dirumuskan : Total Perhitungan 2.9.3 + total perhitungan 2.9.5 Merupakan jumlah dari total kalor sensible daerah parimeter dan total kalor sensibel daerah interior Perhitungan beban ini digunakan untuk mencari beban kalor mesin penyegar d. Kenaikan beban oleh kebocoran saluran udara Dapat dirumuskan : = Perhitungan ( 2.9.7.a + 2.9.7.b + 2.9.7.c ) x faktor kebocoran saluran udara Faktor kebocoran saluran udara pada saluran lingkaran dapat dianggap 0, sedangkan faktor kebocoran saluran udara untuk saluran segi empat kira-kira 0,1 dan 0,2 2.8.8 Beban Kalor Laten Mesin a. Beban kalor laten oleh udara luar masuk Dapat dirumuskan : Jml udara luar masuk (m3/jam) x 597,3 kcal / kg x Δw (kg/kg’) vol spesifik (m3/kg' ) Jumlah pemasukan udara luar dapat dilihat pada lampiran 9. b. Beban kalor laten ruangan total Dapat dirumuskan : Total perhitungan 2.9.4 + perhitungan 2.9.6 Merupakan jumlah dari total kalor laten daerah parimeter dan total kalor laten daerah interior. c. Kenaikan beban oleh kebocoran saluran udara Dapat dirumuskan : Total perhitungan ( 2.9.8.a + 2.9.8.b ) x faktor kebocoran saluran udara Faktor kebocoran saluran udara untuk saluran segi empat kira-kira 0,1 dan 0,2. 2.9 Komponen Sistem Pendingin 2.9.1 Komponen Utama 1) Kompressor Kompresor berfungsi untuk memberikan kompresi atau tekanan pada refrigerant yang berasal dari section line sehingga temperatur dan tekanannya naik dan selanjutnya dialirkan ke discharge line. Gambar 2.18 Kompressor 2) Kondensor Kondenser berfungsi sebagai media pemindah kalor dari refrigerant ke lingkungan untuk mencairkan uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dari kompresor. Disini kalor dilepaskan ke lingkungan. Berdasarkan media pendinginannya kondensor dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a) Kondenser berpendingin air ( Water Cooled Condenser ). b) Kondenser berpendingin udara ( Air Cooled Condenser ).Kondenser berpendingin udara dan air (Air and Water Cooled Condenser). Gambar 2.19 Kondensor 3) Evaporator Evaporator berfungsi sebagai alat penyerap kalor dari lingkungan ke refrigerant sehingga refrigerant akan mengalami perubahan fasa dari cair menjadi uap. Berdasarkan bentuk dan permukaan koilnya, evaporator dibagi menjadi 3 macam, yaitu : a) Evaporator Pipa Telanjang ( Bare Tube Evaporator ). b) Evaporator Pelat ( Plate Surface Evaporator ). c) Evaporator Bersirip ( Finned Evaporator ). Gambar 2.20 Evaporator 4) Katup ekspansi Katup Ekspansi berfungsi untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah. Ada bermacam-macam jenis katup ekspansi, antara lain : a) Automatic Expantion Valve. b) Thermostatic Expantion Valve. c) Katup Apung Sisi Tekanan Tinggi. d) Katup Apung Sisi Tekanan Rendah. e) Manual Expantion Valve. f) Pipa Kapiler. g) Thermoelectric Expantion Valve. h) Electronic Expantion Valve. Dari banyak jenis katup ekspansi tersebut yang paling banyak digunakan untuk sistem pendingin komersial adalah pipa kapiler karena beban yang didinginkan relatif konstan dan mempunyai harga yang relatif murah. Gambar 2.21 Katup Ekspansi 2.9.2 Komponen Tambahan Untuk meningkatkan kinerja dari mesin pendingin diperlukan beberapa komponen tambahan, antara lain : 1) Filter Drier Filter drier berfungsi untuk menyaring kotoran dan menyerap uap air yang terkandung di dalam sistem. Saringan di dalam komponen ini berupa anyaman kawat yang halus, sedangkan bahan penyerapnya dari zat kimia desikan (Silica Gel). Selain dapat menyerap uap air zat kimia ini dapat pula menyerap asam, hasil uraian minyak pelumas dll. Pada alat pendingin udara sebaiknya dilengkapi filter drier ini karena jika tidak dapat menyebabkan : a) Membekunya uap air dalam sistem sehingga sistem dapat tersumbat. b) Terbentuknya asam yang disebabkan bereaksinya uap air dengan bahan pendingin dan minyak pelumas kompresor. Terbentuknya asam ini dapat menimbulkan korosi pada komponen sistem. c) Rusaknya kompresor dan tersumbatnya pipa kapiler karena terbentuknya endapan oleh air dan asam yang terkandung dalam sistem sehinggga merusak minyak pelumas kompresor. Gambar 2.22 Filter Drier 2) Thermostat Thermostat berfungsi untuk mempertahankan temperatur di dalam media yang didinginkan agar tetap konstan dengan menjalankan dan menghentikan kompresor secara otomatis. Pada thermostat ini dilengkapi dengan bulb yang berfungsi sebagai sensor perubahan temperatur, jika temperatur yang diinginkan telah tercapai maka bulb terisi dengan fluida tersebut mengirimkan sinyal untuk memutuskan arus listrik sehingga kompresor berhenti bekerja. Gambar 2.23 Thermostat 3) Liquid Receiver Fungsi liquid receiver adalah untuk menampung refrigerant yang berasal dari kondensor dan memastikan bahwa refrigerant yang memasuki katup ekspansi benar-benar berfasa cair. Gambar 2.24 Liquid Receiver 4) Sight Glass Sight Glass berfungsi untuk mengetahui jumlah refrigerant yang mengalir di dalam sistem. Jika kita melihat adanya gelembung udara pada sight glass maka dapat dipastikan bahwa sistem mengalami kekurangan refrigerant. Disamping itu sight glass juga berfungsi sebagai indikator adanya uap air di dalam sistem yang berubah warna apabila ada kandungan uap air . Warna normal sight glass pada umumnya adalah biru atau hijau, dan jika terdapat kandungan uap air maka warna biru akan berubah menjadi pink (merah muda), sedangkan warna hijau akan berubah menjadi kuning. Gambar 2.25 Sight Glass 5) Pressurestat Pressurestat merupakan saklar pemutus arus listrik yang bekerja berdasarkan tekanan sistem dengan membuka titik kontaknya. Alat ini berfungsi untuk melindungi sistem refrigerasi dari tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Setelah tekanan dalam sistem sudah tidak berbahaya lagi maka kontak saklar pemutus akan menutup kembali dan sistem kembali bekerja. Jenis-jenis pressurestat adalah : a) Low Pressurestat / LP ( Saklar pemutus tekanan rendah). b) High Pressurestat / HP ( Saklar pemutus tekanan tinggi). c) High-Low Pressurestat / HLP ( Saklar pemutus tekanan tinggi dan rendah). Gambar 2.26 Pressurestat 2.10 Refrigerant Refrigeran merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik termodinamika refrigerant yang digunakan dalam sistem refrigerasi perlu diperhaatikan agar sistem dapat bekerja dengan aman dan ekonomis, adapun sifat refrigerant yang baik adalah : 1) Tekanan penguapannya harus cukup tinggi, untuk menghindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. 2) Tekanan pengembunan yang rendah sehingga perbandingan kompresinya rendah dan penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. 3) Kalor laten penguapan harus tinggi agar panas yang diserap oleh evaporator lebih besar jumlahnya, sehingga untuk kapasitas yang sama, jumlah refrigerant yang dibutuhkan semakin sedikit. 4) Koefisien prestasi harus tinggi, ini merupakan parameter yang penting untuk menentukan biaya operasi. 5) Konduktifitas thermal yang tinggi untuk menentukan karakteristik perpindahan panas. Refrigeran Titik didih Jenis Temperatur penguapan Temperatur pengembunan Penggunaan Kompresor 0 ( C) R 11 23,8 Sentrifugal Tinggi (pendinginan udara) Biasa (pendinginan air, udara) Pendinginan air sentrifugal R 12 29,8 Torak, putar Tinggi-rendah (pembekuan, pendinginan ruangan) Biasa (pendinginan air, udara) Penyegar udara, refrigerasi dan pendinginan R 13 81,4 Torak, putar Temperatur sangat rendah Pendinginan biner Refrigerasi temperatur sangat rendah R 21 8,9 Torak, putar Tinggi (pendinginan) Tinggi (pendinginan udara) Pendingin kabin alat pengangkat R 22 40,8 Torak, putar Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan Biasa (pandinginan air, pendinginan udara) Penyegar udara, refrigerasi pada umumnya, pendinginan. R 113 47,6 Sentrifugal Tinggi (pendinginan) Biasa (pandinginan air, pendinginan udara) Pendingin air sentrifugal ukuran kecil R 502 45,6 Torak, putar Tinggi-rendah (refrigerasi, pendinginan) Biasa (pandinginan air, pendinginan udara Lemari pamer, unit temperatur rendah 6) Viskositas yang rendah dalam fasa cair atau gas. Dengan turunnya tahanan aliran refrigerant dalam pipa kerugian tekanannya akan berkurang. 7) Konstata dielektrik yang kecil, tahanan listrik yang besar serta tidak menyebabkan korosi pada material isolasi listrik. 8) Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang digunakan sehingga tidak menyebabkan korosi. 9) Refrigeran tidak boleh beracun dan berbau. 10) Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan meledak. 11) Dapat bercampur dengan minyak pelumas tetapi tidak merusak dan mempengaruhinya. 12) Harganya murah dan mudah dideteksi jika terjadi kebocoran. Tabel 2.3 Jenis dan Penggunaan Refrigerant 2.11 Faktor Perhitungan Beban Pendingin Tujuan dari perhitungan beban pendingin adalah untuk mengetahui besarnya beban kalor dari suatu ruangan yang dikondisikan dengan penyegar udara sehingga dapat ditentukan besarnya kapasitas mesin refrigerasi yang akan dipasang. Pada dasarnya ada dua cara perhitungan yaitu : 1) Perhitungan beban kalor puncak, untuk menetapkan besarnya instalasi. 2) Perhitungan beban kalor sesaat, untuk mengetahui biaya operasi jangka pendek dan jangka panjang serta untuk mengetahui karakteristik dinamik dari instalasi yang bersangkutan. Dalam perhitungan beban kalor puncak terdapat dua macam versi perhiitungan, yaitu : 1) Perhitungan beban dengan memakai anggapan kondisi ekstrim sering terjadi, dimana kalor yang masuk kedalam ruangan disebut heat gain. Maksudnya radiasi matahari yang masuk keruangan melalui jendela akan memanaskan lantai atau benda ruangan lainnya. Hal ini berarti heat gain dari radiasi matahari lambat laun akan menjadi beban kalor. Sehingga utamanya akan menjadi lebih kecil dari yang diperkirakan semula. 2) Perhitungan dengan memakai anggapan beban kalor yang dikoreksi terhadap heat gain. Maksudnya adalah anggapan bahwa udara ruangan harus dapat dipertahankan konstan pada temperatur dan kelembaban tertentu selama 24 jam. Tetapi kenyataannya, kalor tersimpan di dalam lantai atau benda ruangan lainnya selama libur apabila dalam waktu tersebut penyegaran udara dihentikan. Maka kalor tersebut harus ditambahkan dalam perhitungan beban kalor tersebut. 2.11.1 Faktor Aspek Fisik Faktor aspek fisik terdiri dari : 1) Karakteristik gedung Material yang digunakan Bentuk dan ukuran gedung Warna permukaan luar 2) Orientasi gedung Lokasi gedung Pengaruh sinar matahari dan mata angin Pengaruh bayangan lain Pengaruh pantulan panas 3) Penghuni Jumlah, usia, jenis aktifitas, lamanya berada dalam gedung 4) Fungsi gedung Kantor, hotel, rumah sakit, pertokoan, pabrik, mall dan lain-lain. 5) Ventilasi Kebutuhan udara per orang Penghuni merokok atau tidak 6) Peralatan Jenis dan jumlah 7) Tingkat pemakaian gedung Terus menerus atau terputus 2.11.2 Faktor Jenis Beban Faktor jenis beban terdiri dari : 1) Beban kalor sensibel Beban ini menyebabkan terjadinya perubahan temperatur yang dihasilkan oleh objek yang berasa di dalam atau di luar ruangan yang masuk akibat perambatan kalor. 2) Beban kalor laten Beban ini meyebabkan terjadinya perubahan dari suatu material tanpa adanya perubahan temperatur. Beban ini terbawa oleh uap air sehingga naiknya kelembaban udara dalam ruangan. 2.11.3 Sumber Beban Pendingin Sumber beban pendingin dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu : 1) Beban dari luar gedung Yaitu kalor yang berasal dari luar gedung yang masuk ke dalam ruangan yang akan dikondisikan. Yang termasuk dalam beban pendingin dari luar gedung adalah : Kondisi melalui luar,dinding, atap atau kaca Radiasi matahari 2) Beban dari dalam gedung Yaitu kalor yang berasal dari dalam ruangan yang akan dikondisikan. Yang termasuk dalam beban dari dalam gedung adalah : Penghuni Penerangan dan Peralatan 3) Ventilasi dan Infiltrasi Yaitu kalor yang berasal dari luar yang masuk ke ruangan yang akan dikondisikan melalui celah pintu, jendela dan lubang-lubang keluaran lainnya. 2.12 Aplikasi Sistem Pengkondisian Udara pada Gedung Dalam pemilihan sistem pengkondisian udara pada gedung hendaknya tetap mengacu pada kebutuhan yang diperlukan sesuai dengan karakteristik dari jenis gedung itu sendiri agar didapatkan sistem yang cocok untuk digunakan oleh gedung tersebut, Selain itu karena tidak semua ruangan dipakai pada saat yang sama dalam perancangan sistem pengkondisian udara, faktor penggunaan ruangan hendaknya dipertimbangkan dengan seksama sehingga dapat dipilih mesin pengkondisian udara dengan kapasitas yang tepat. 1.12.1 Gedung Kantor Untuk penyegaran udara gedung kantor sebaiknya pembagian daerah dilakukan berdasarkan titik-titik kardinal, lama kegiatan, adanya ruangan khusus seperti ruangan pertemuan dan sebagainya. 1) Untuk gedung kecil dimana daerah parameternya dan daerah interior tidak dapat dibedakan lagi dan daerah parameter gedung besar menggunakan sistem saluran tunggal dengan volume udara yang variabel dengan induksi atau unit koil kipas udara. 2) Untuk gedung besar interiornya menggunakan sistem saluran udara tunggal dengan volume udara konstan. 2.12.2 Hotel 1) Untuk ruang tamu sebaiknya menggunakan sistem penyegar udara dengan pengatur temperatur dan kelembaban, disini dapat digunakan sistem air udara dengan unit koil kipas udara atau unit induksi dimana volume udara primer merupakan jumlah yang diperlukan untuk memberikan ventilasi bagi kamar mandi dan closet. 2) Untuk ruang umum menggunakan saluran tunggal jenis sentral. 3) Untuk hotel yang khusus digunakan untuk keperluan pekerjaan sebaiknya menggunakan sistem saluran tunggal untuk ruang tamu dan pemanas pada setiap saluran cabang ke setiap ruang tamu atau dapat menggunakan unit koil kipas udara jenis air penuh, pendinginan ruangan yang terpasang di dinding, atau pendingin ruangan jenis pompa kalor. 4) Untuk rumah apartemen dan asrama sistem yang dipakai sama dengan yang dipakai di hotel dengan harus mempertimbangkan ventilasi dapur. 2.12.3 Rumah Sakit Rumah sakit adalah jenis bangunan yang mempunyai banyak ruangan dengan berbagai fungsi yang berbeda dengan jenis bangunan yang lainnya dimana lingkungannya harus dijaga agar tetap bersih untuk mencegah penyebaran dan perkembangbiakan bakteri organik. 1) Unit bangsal digunakan sistem penyegar udara jenis air udara dengan unit koil kipas atau unit induksi. Disini udara primer dimasukkan ke ruangan untuk ventilasi dan bekerja dengan sistem udara luar penuh. 2) Saringan udara yang digunakan hendaknya dirawat dengan cermat, diperiksa dan dibersihkan dengan sebaik-baiknya untuk mencegah penularan penyakit. 3) Untuk ruang konsultasi digunakan sistem penyegar udara jenis air udara dengan pengaturan terpisah satu sama lain. 4) Untuk ruang tunggu diggunakan sistem sentral atau unit paket. 5) Untuk ruang operasi digunakan sistem saluran tunggal dengan penyegar udara yang terpisah. Sistem ini juga dipakai untuk ruang periksa dan radioskop dengan catatan dipakai sistem udara luar penuh dan udara yang masuk ke ruangan harus bebas debu. 6) Untuk ruang pengurus rumah sakit dan perawat digunakan sistem udara seperti pada gedung kantor. 2.12.4 Toko Serba Ada dan Pusat Pertokoan Dahulu toko serba ada dan pusat pertokoan biasanya menggunakan sistem dengan beberapa unit paket (sesuai dengan beban kalor tiap lantai yang berasal dari penghujung dan pramuniaga) dimana udara dingin dimasukkan langsung ke dalam ruangan dari unitunit tersebut. Akan tetapi saat ini khususnya pusat pertokoan modern telah banyak yang menggunaka sisstem saluran tunggal jenis sentral. 2.12.4 Gedung Bioskop, Gedung pertemuan umum, Mesjid, gereja dan sebagainya. Untuk melayani gedung-gedung tersebut perlu dilakukan operasi pemanasan ruangan sebelum ruangan tersebut digunakan, maka untuk jangka panjang kita tidak dapat memberikan pengaruh pemanasan itu kepada pengunjung. Untuk ruangan penonton dan pengunjug sebaiknya menggunakan sistem saluran tunggal dimana udara dingin dimasukkan ke dalam ruangan melalui langit-langit atau dinding samping ruangan sehingga udara keluar melalui lantai dibawah tempat duduk dan melalui bagian samping panggung. Untuk gedung dengan langit-langit tinggialiran udara panas. Pemanasan sebaiknya dilakukan dengan memasukkan udara panas melalui panel atau lantai. Karena tarikan udara dingin dapat terjadi di panggung maka mesin mesin penyegar udara yang digunakan harus dipasang dengan radiator pada dinding untuk mencegah jatuhnya udara dingin. 2.12.5 Industri Pada industri sistem penyegar udara yang dipakai menjadi dua golongan yaitu : 1) Penyegar udara untuk industri (prosess produksi, penyimpanan, lingkungan kerja mesin dan sebagainya. 2) Faktor terpenting dalam sistem adalah faktor ekonomi, mutu produksi dan peningkatan produktifitas. 2.12.6 Tempat Tinggal Sistem penyegaran udara yang dipakai disini tergantung pada tingkat kegiatan keluarga, pekerjaan, pendapatannya. 1) Untuk rumah mewah dan besar digunakan sistem penyegaran udara saluran tunggal sentral dengan sistem air penuh dengan koil kipas udara atau sistem unit paket 2) Untuk rumah pada umumnya, biasanya menggunakan satu atau dua ruangan yang dilayani oleh pendingin ruangan. 3) Untuk apartemen digunakan sama seperti rumah biasa atau menggunakan sistem saluran tunggal sentral atau sistem unit koil kipa udara.