Investor Daily – 23/08/2016, hal. 23 AAJI Targetkan 650 Ribu Agen Tersertifikasi Majalah Investor – Agustus 2016, hal. 18 Bisnis Syariah Manulife Tumbuh Pesat Harian Kontan – 23/08/2016, hal. 24 Premi Amanah Githa 22/08/2016 Premi Amanah Githa Diprediksi Rp 16,2 Miliar http://keuangan.kontan.co.id/news/premi-amanah-githa-diprediksi-rp-162-miliar JAKARTA. Asuransi penyelenggaraan haji tahun ini diamanatkan pada PT AJS Amanahjiwa Giri Artha (Amanah Githa). Dari iuran haji, perusahaan meraup kontribusi (premi) Rp 9,4 miliar pada tahun ini. Direktur Utama PT AJS Amanahjiwa Giri Artha, Salim Al Bakry mengatakan, iuran dari jemaah haji tahun ini otomatis turut mengerek kontribusi Amanah Githa. Ia memprediksi perusahaan akan mengantongi total kontribusi Rp 16,2 miliar hingga akhir Agustus 2016. Jumlah itu akan bersumber dari kontribusi iuran haji senilai Rp 9,4 miliar dan kontribusi Amanah Githa per Juli 2016 yang sudah mencapai Rp 5,9 miliar. “Kontribusi ini naik 29% dibandingkan Agustus tahun lalu yang hanya Rp 12,6 miliar. Naiknya kontribusi juga seiring dengan perbaikan hasil investasi yang kami peroleh,” tutur Salim. Salim menjelaskan, total hasil investasi per Juli 2016 sebesar Rp 3,7 miliar. Angka ini naik signifikan 187% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kinclongnya hasil investasi ini lantaran terkerek oleh kinerja pasar modal yang sedang mendaki. Saat ini, pihaknya mengalokasikan 30% dana kelolaan pada instrumen saham dan reksadana saham. Sisanya berupa surat berharga Negara (SBN) sebanyak 11% dan instrumen lainnya meliputi sukuk korporasi serta deposito. Namun, khusus mengelola asuransi haji, pihaknya cenderung memilih portofolio investasi yang konservatif. Hal ini karena pihaknya mengelola dana jangka pendek yang kurang dari setahun. Untuk itu, pilihan instrumen investasi dana haji hanya diparkirkan pada deposito dan sukuk pemerintah. Bisnis Indonesia – 23/08/2016, hal. 31 Asuransi Nelayan Mundur 22/08/2016 Bali, Kantor Pemasaran Pertama FWD Di Luar Jawa http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/22/135924126/bali.kantor.pemasaran.pertama.fwd.d i.luar.jawa KOMPAS.com - Bali menjadi kantor pemasaran pertama perusahaan asuransi FWD Life di luar Jawa. Kantor tersebut, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Kompas.com hari ini berada di Denpasar, ibu kota Provinsi Bali. Kantor pemasaran ini, kata Presiden Drektur FWD Life Rudi Kamdani, merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis melalui ekspansi geografis. Tujuannya untuk mencapai aspirasi perusaaan menjangkau satu juta masyarakat Indonesia pada 2017. Untuk mendukung agen FWD Life di wilayah ini, kantor dipersiapkan bagi program pelatihan agen yang mumpuni agar mampu memberikan saran keuangan kepada calon nasabah didukung oleh teknologi digital. Denpasar merupakan kantor pemasaran kelima. Sebelumnya FWD Life telah membuka kantor pemasaran di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Bandung. Kehadiran kantor pemasaran di Denpasar membuat FWD Life berharap dapat membuka pintu gerbang dalam menjangkau sekitar 4,1 juta penduduk di Bali. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setahun silam menunjukkan, dari total jumlah penduduk Bali, sebagaimana data dari laman bps.go.id yakni 4,152 juta jiwa, hanya 20 persen yang memiliki asuransi. Bisnis Indonesia – 23/08/2016, hal. 23 (Berita Photo) Astra Life & BPA Partnership Launch Untuk UMKM Indonesia Majalah Investor – 23/08/2016, hal. 18 (Berita Photo) Layanan Solusi Employee Benefit 22/08/2016 Ada Tax Amnesty, Ketua OJK: Secara Timing Pas Betul http://finance.detik.com/read/2016/08/22/135031/3280498/5/ada-ltigttax-amnestyltigt-ketua-ojksecara-timing-pas-betul Hong Kong -Program pengampunan pajak atau tax amnesty merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh pemerintah di tengah ekonomi yang melambat. Maka dari itu banyak disambut baik oleh kalangan investor. "Kebijakan yang dikeluarkan ini menurut saya secara timing, sangat pas betul," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad dalam acara sosialisasi tax amnesty di Hotel Intercontinental, Hongkong, Senin (22/8/2016). Muliaman menjelaskan, sejak 2014 lalu Indonesia sebenarnya ikut dalam arus perlambatan global. Makanya ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di bawah 5% pada 2015 atau lebih rendah dari yang sebelumnya bahkan mencapai 6%. Akan tetapi, pemerintahan baru mencoba mengubah kebijakan dengan fokus pada pembangunan infrastruktur. Ini diawali dengan optimalisasi belanja dari pemerintah. "Semua negara emerging market mengalami penurunan signifikan, tapi kemudian Indonesia bisa menjaga pertumbuhan sekitar 5%," jelasnya. Kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan pengampunan pajak, dengan tujuan menarik dana orang Indonesia yang selama ini disimpan di luar negeri. Dana sangat dibutuhkan membiayai agresifitas pembangunan. "Ini menimbulkan confident bagi investor. Confident ini sudah dilihat bersama, rupiah menguat tajam, IHSG meningkat cukup tajam dan rasanya sejak Januari sampi kemaren IHSG sudah meningkat 18%," terangnya. "Jadi kita mengalami kemajuan yang cukup lumayan bersama Thailand dan Filipina. Beda dengan Singapura dan Malaysia yang masih melemah. Termasuk untuk nilai pasar modalnya tidak bergerak signifikan," tegas Muliaman. (mkl/ang)