BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Komunikasi Diperlukan adanya

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Teori Komunikasi
Diperlukan adanya suatu teori dan gagasan dalam penyelesaian suatu
permasalahan agar dapat diterima kebenarannya oleh masyarakat.Fungsi dari teori
adalah sebagai lat untuk mencapai satuan pengetahuan yang sistematis dan untuk
bimbingan penelitian.Untuk menjelaskan dan mengembangkan variable yang ada
didlam suatu penelitian ini, maka Penulis menjabarkan beberapa teori yang dapat
mendukung penulisan ini.
Definisi teori adalah suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan,
pada abstraksi dengan kadar yang tinggi dan daripadanya proposisi bias dihasilkan
yang dapat diuji secara ilmiah, dan pada landasannya dapat dilakukan prediksi
mengenai perilaku.5
2.1.1. Komunikasi
6
Manusia selalu berusaha berkomunikasi antara satu dengan yang lain dan
mereka berinteraksi dalam keperluan melengkapi dan menyempurnakan
pengetahuan yang mereka miliki guna beradaptasi dengan lingkungan. Semakin
sering berkomunikasi, maka semakin sering mereka mendapatkan sesuatu yang
baru dalam membangkitan rasa keingintahuannya. Istilah komunikasi atau dalam
bahasa Inggris communication, berasal dari kata latin communicatio yang
bersumber dari kata communis berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama
5
6
Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung Hal 241
Ibid,.9
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
makna. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaaan makna mengenai
suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan.7
Komunikasi secara mudah diartikan sebagai proses transfer pesan melalui
sarana atau media komunikasi kepada komunikan yang dituju. Menurut Hovland
“Communication is the process to the modify the behavior of other individuals”
Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain.
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi yang telah banyak memberi
perhatian pada riset komunikasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi
membuat definisi bahwa: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.8
Definisi tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh Rogers bersama D.
Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan
bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk
atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Definisi-definisi yang
dikemukakan diatas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang
telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat
memperoleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver
bahwa komunikasi adalah bentuk interkasi manusia yang saling mempengaruhi
7
Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. Hal. 9
8
Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Hal 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahsa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni dan teknologi.
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti memahami bahwa berkomunikasi
dapat mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Komunikasi adalah
proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui
lambang tertentu, mengandung arti dan dilakukan oleh penyampai pesan dan
ditujukan pada penerima pesan.9
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek/ tujuan dengan
mengharapkan feedback atau umpan balik. Penyampaian pesan dapat berupa
gagasan dan harapan yang disampaikan melalui simbol kepada khalayak.
2.1.2. Komponen Komunikasi
Seperti yang kita ketahui, komunikasi mempunyai beberapa
komponen yang mendukung terjadinya sebuah proses komunikasi. Adapun
komponen-komponen tersebut adalah :
1.
Komunikator/Penyampai pesan/Sumber/Source
Semua proses komunikasi berasal dari sumber, yang dapat
berupa perorangan (komunikasi individual atau antar perorangan)
9
Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Hal 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
atau seorang dengan beberapa orang di suatu lembaga atau
organisasi atau orang yang dilembagakan (komunikasi dengan
media massa). Dalam penelitian ini, yang menjadi pihak pengirim
pesan adalah Perancangan Logo Karang Taruna Sekreatariat
Negara RI Tangerang Selatan.
2.
Pesan/Message
Unsur pesan meliputi semua materi atau isi yang
dikomunikasikan antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses
komunikasi, baik yang disampaikan secara verbal maupun non
verbal baik secara langsung maupun tidak langsung (misalnya
melalui media massa). Pesan dapat berupa pesan verbal
(bahasa/kata-kata lisan atau tertulis), pesan non verbal (isyarat,
gambar, warna) dan pesan paralinguistik (kualitas suara,tekanan
suara, kecepatan suara, vokalisasi).
3. Saluran/Media/Channel
Unsur saluran merupakan sarana tempat pesan yang
disampaikan sehingga bisa diterima dan dimaknai oleh komunikan.
Misalnya: media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dll.)
telepon ataupun surat.10
10
Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Hal 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
4. Komunikan/Penerima pesan/Receiver
Unsur penerima merupakan sasaran dari komunikasi, bisa
terdiri
dari
seseorang
atau
beberapa
orang
atau
suatu
lembaga/organisasi.
5. Tujuan/Destination/Efect
Efek merupakan hasil dari suatu kegiatan komunikasi,
merupakan tujuan dari peserta-peserta di dalam proses komunikasi.
Tujuan dari iklan ini agar para remaja pria memahami pesan
tersebut dan mempersepsikan yang sama dengan para pembuat
iklan untuk kemudian berniat mencoba membeli ataupun tetap
menggunakannya.
6. Umpan Balik/Feedback
Feedback merupakan tanggapan atas pesan komunikan
apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
7. Gangguan/Noise
Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat pesan yang diterima komunikan
berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan.11
11
Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta. Hal 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.1.3. Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Harold D.Laswell, salah seorang peletak dasar ilmu komunikasi,
menyebutkantiga fungsi dasar yang menjadi penyebab, mengapa manusia
perlu berkomunikasi:
1. Dasar manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang
ada untuk dimanfaatkan, dipelihara dan meghindar pada hal-hal yang
mengancam
alam
sekitarnya.
Melalui
komunikasi,manusia
dapat
mengetahui suatu kejadian atas peristiwa. Bahkan melaluikomunikasi
manusia dapat mengembangkan pengetahuannya, yakni belajar dari
pengalamnnya maupun melalui informasi yang mereka terima dari
lingkungan sekitarnya.
2. Upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Proses kelanjutan suatu masayarakat sesunggguhnya tergantung
bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan lingkungannya.
Penyesuaian disini bukan saja terletak pada kemampuan manusia memberi
tanggapan terhadap gejala alam yang dapat mempengaruhi perilaku
manusia tetapi jugal ingkungan masyarakat tempat manusia hidup dalam
tantangan. Dalam lingkungan seperti itu diperlukan penyesuaian, agar
manusai dapat hidup dalam suasana yang harmonis.12
12
Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Hal 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
3. Upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi.
Suatu masyarakat yang ingin memperthankan keberadaannya, maka
anggota masyarakatnya dituntut untuk melakukan pertukaran nilai,
perilaku dan peranan.13
Dari penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi utama
komunikasi adalah sebagai mediasi antara individu atau kelompok, dimana
komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan dan terdapat umpan
balik dari komunikan terhadap komunikator.
Komunikasi merupakan kebutuhan dasar bagi setiap masing-masing
induvidul ataupun kelompok. Menurut penulis, fungsi komunikasi adalah sebagai
media penghubung, komunikasi merupakan media untuk saling memberikan
informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut bisa
secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.
Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain berasal dari bahasa Latin designare. Dalam bahasa Inggris
disebut design atau dalam bahasa Perancis disebut dessiner yang berarti
menggambarkan atau dapat berarti perancangan. ”disain” atau “desain”
berarti 1) kerangka; 2) rancangan. Menurut Archer, desain adalah bidang
13
Cangara. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Hal 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman manusia yang mencerminkan
keterikatannya dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari
kebutuhan-kebutuhan kerohanian dan kebendaannya. Secara khusus, desain
dikaitkan dengan konfigurasi, komposisis, arti, nilai, dan fenomena buatan
manusia. Komposisi dianggap sebagai suatu pengorganisasian unsur-unsur
desain dengan mengikuti prinsip-prinsip tertentu secara ketat.
Sesuai dengan tuntutan seorang desainer yang selalu inovatif dalam
berkarya, desain haruslah mempunyai nilai estetik. Estetika sangatlah erat
kaitannya dengan desain. Sebab, unsur-unsur visual dalam sebuah desain
yang menarik selalu mempertimbangkan adanya prinsip-prinsip desain. 1415
Unsur-unsur visual itu haruslah meliputi garis, ruang, bentuk, warna,
tekstur,
sedangkan
prinsip-prinsip
desain,
meliputi,
kesatuan,
keseimbangan, irama, kesebandingan, dan dominasi.
Desain biasa dikategorikan sebagi seni terapan, arsitektur, dan
berbagai pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata “desain”
bisa digunakan baik sebagai kata kerja maupun kata benda. Sebagai kata
kerja, “desain memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan
produk baru”. Sebagai kata benda, “desain digunakan untuk menyebut hasil
akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud sebuah rencana,
proposal, atau berbentuk objek nyata, sehingga dalam proses desain pada
14
Agus. Paradigma desain Indonesia: pengantar dan kritik. Univ. Michigan, 23
15
Kusmiati.Teori Dasar Desain Komunikasi Visual. Jakarta, 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik, dan berbagai aspek
lainnya, yang biasanya berdasarkan data yang didapat dari riset, pemikiran,
brainstorming, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Sedangkan komunikasi visual sesuai dengan kata bentuknya terdiri
dari kata komunikasi dan visual. Menurut Suyanto komunikasi berarti
memberi tahu informasi. Komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksudkan dapat dipahami Selain itu, komunikasi merupakan proses
dimana suatu ide dialihkan atau disampaikan dari sumber atau seseorang
kepada suatu penerima atau lebih dengan meksud untuk mengubah tingkah
laku mereka.1617
Kata visual berarti dapat dilihat dengan indera penglihatan. Menurut
Poerwadarmita visual artinya berdasarkan penglihatan, dapat dilihat, dan
kelihatan. Komunikasi visual, sesuai dengan namanya, adalah komunikasi
melalui penglihatan. Komunikasi visual adalah sebuah rangkaian proses
penyampaian maksud atau tujuan yang bertujuan komersial ataupun nonkomersial dengan penggunaan penggambaran media yang terbaca oleh
indera penglihatan yang berkaitan dengan tanda-tanda, gambar, lambang,
ilustrasi, warna, ataupun huruf. Dewasa ini, desain komunikasi visual atau
yang dahulu lebih dikenal dengan desain grafis diyakini sebagai sebuah
karya seni rupa yang padat teknologi, mempunyai dampak sangat
16
Suyanto. Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta, 1
17
Poerwadarmita. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, 1142
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
komperehensif kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran. Karena
keberadaannya mampu menginformasikan produk baru kepada audien.
Desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan
mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui
berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual
dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar,
tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau
perwajahan). Dengan demikian, gagasan bias diterima oleh orang atau
kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan.18
2.3.
Model Komunikasi
Model Komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses komunikasi
yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen
lainnya.19
Model komunikasi merupakan alat untuk menjelaskan atau untuk
mempermudah penjelasan komunikasi. Dalam pandangan Sereno dan Mortensen
suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Oleh karena itu model bisa disebut
sebagai gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori atau
penyederhanaan teori. 20
18
Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta, 2
19
Arni, Komunikasi Organisasi, Jakarta. Hlm. 5.
20
Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung .Hlm. 121.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Fungsi model komunikasi paling tidak bisa melukiskan proses komunikasi,
menunjukkan hubungan visual dan membantu dalam menemukan dan
memperbaiki kendala komunikasi dalam perspektif teoritik.
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan
teori
untuk
kasus-kasus
tertentu.
Sebuah
model
membantu
kita
mengorganisasikan data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual
tentang apa yang akan diucapkan atau ditulis. Kerap kali model-model teoritis,
termasuk
ilmu
komunikasi,
digunakan
untuk
mengekpresikan
definisi
komunikasi, bahwa komunikasi adalah proses transmisi dan resepsi informasi
antara manusia melalui aktivitas encoder yang dilakukan pengirim dan decoder
terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.
David Crystal dalam bukunya A Dictionary of Linguistics Phonetics kerap
memodelkan komunikasi melalui definisi, komunikasi terjadi ketika informasi
yang sama maksudnya dipahami oleh pengirim dan penerima. Sedangkan
Edmondson dan Burquest mengatakan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi
berisi jenis-jenis kode yang dikomunikasikan melalui suatu proses encoding suatu
konsep yang akan disandi balik melalui proses decoding.
Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi
ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model
komunikasi mempresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan
rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. 21
21
Alo, Komunikasi Serba ada Serba Makna.2011. hlm. 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, mengatakan model adalah analogi
yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori, dengan kata lain,
model adalah teori yang lebih disederhanakan.
Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr mengatakan model membantu
merumuskan teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara
model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukka dengan teori. Oleh
karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu
model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya
mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat
berfungsi sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan
teori dan menyarankan cara-cara untuk memperbaiki konsep-konsep.22
2.3.1. Model – Model Komunikasi Visual
Terdapat ratusan model-model komunikasi yang telah di buat para pakar.
Kekhasan suatu model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan
(pembuat) model tersebut, paradigm yang digunakan, kondisi teknologis, dan
semangat zaman yang melengkapinya. Dibawah ini model-model komunikasi
yang sangat popular.
22
Alo, Komunikasi Serba ada Serba Makna.2011. hlm. 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
a. Model S-R
Model Stimulus respons (S - R) adalah model komunikasi paling
dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang
beraliran behavioristic. Model tersebut menggambarkan hubungan
stimulus – respons. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai proses
aksi reaksi yang sangat sederhana. Model S-R mengabaikan
komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkenaan dengan
factor manusia.
Secara implisit ada asumsi dalam model S-R ini bahwa perilaku
(respons) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi
dianggap statis, manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar
(stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemampuan
bebasnya. Model ini lebih sesuai bila diterapkan pada sistem
pengendalian suhu udara alih-alih pada prilaku manusia.
b. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang
sering juga disebut model retoris (rhetorical model). Ia berjasa dalam
merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi
ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaraannya kepada
khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya ia
mengemukakan tiga unsur dalam proses komunikasi, 23
23
Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung .Hlm. 134.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendengar
(listener).
Seperti model S-R, model komunikasi Aristoteles jelas sangat
sederhana, malah terlalu sederhana di pandang dari perspektif
sekarang, karena tidak memuat unsur-unsur lainnya yan dikenal dalam
model komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala
atau gangguan komunikasi. Salah satu kelemahan model ini adalah
bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis. Seseorang
berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak
mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang
terjadi secara simultan. Disamping itu model ini juga berfokus pada
komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang
berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
c. Model Gabner
Model dari Gebner lebih kompleks dibandingkan model dari
Shannon dan Weaver, namun masih menggunakan kerangka model
proses linier. Kelebihan model Gerbner dibandingkan milik Shannon
dan Weaver ada dua, yaitu modelnya menghubungkan pesan dengan
realitas dan konteks (about) sehingga membuat kita bisa mendekati
pertanyaan mengenai persepsi dan makna, dan model ini memandang
proses komunikasi terdiri dari dua dimensi berbeda,24
24
Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung. Hlm. 134.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
dimensi persepsi atau penerimaan, dan dimensi komunikasi atau
alat dan control.
2.4.
Unsur-unsur Komunikasi Visual
Tentunya supaya desain dapat dilihat bagus (sesuai maksud dan
tujuan pembuatan), maka unsur dan prinsip pembuatan desain perlu
diperhatikan.
2.4.1. Unsur Desain
Unsur dalam setiap hasil karya desain grafis dan desain
komunikasi visual terdiri dari bagian-bagian yang bisa dipelajari
secara terpisah. Pada setiap hasil karya desain pasti ada minimal
satu dari unsur berikut. Berikut ini merupakan unsur atau elemen
desain pokok sebagai berikut :
a.
Garis
Pengertian garis menurut Leksikon Grafika adalah benda
dua dimensi tipis memanjang. Garis sebagai sekumpulan titik yang
bila dideretkan maka dimensi panjangnya akan tampak menonjol
dan sosoknya disebut dengan garis. Pentingnya garis sebagai
elemen seni rupa, sudah terlihat sejak dahulu kala. Nenek moyang
manusia jaman dulu, menggunakan garis ini sebagai media ekspresi
seni rupa di gua-gua. Mereka menggunakan garis ini untuk
membentuk obyek-obyek ritual mereka. Sebagai contoh adalah
lukisan di dinding gua Lascaux di Prancis, Leang-leang di Sulawesi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Altamira di Spanyol dan masih banyak lainnya. Selain berupa
lukisan, nenek moyang manusia juga menggunakan garis sebagai
media komunikasi, seperti huruf paku peninggalan bangsa
Phoenicia (abad 12 – 10 SM) yang berupa goresan-goresan. Secara
sederhana, garis dapat dimaknai sebagai jejak dari suatu benda.
Garis tidak memiliki kedalaman (depth), hanya memiliki
ketebalan dan panjang. Oleh karena itu, garis disebut elemen satu
dimensi.
Wujud
garis
sangat
bervariasi,
sehingga
dapat
dimanfaatkan sesuai dengan citra yang dibutuhkan. Garis lurus
mempunyai kesan kaku dan formal. Garis lengkung mempunyai
kesan luwes dan lembut. Garis zigzag terkesan keras dan dinamis.
Garis tak beraturan memiliki kesan fleksibel dan tidak formal. Garis
adalah elemen visual yang yang dapat dipakai dimana saja dengan
tujuan untuk memperjelas dan mempermudah pembaca. Bisa juga
dijadikan sebagi fantasi visual agar pembaca terkesan. Dalam
hubungannya sebagai elemen senirupa, garis memiliki kemampuan
untuk mengungkapkan suasana. Suasana yang tercipta dari sebuah
garis terjadi karena proses stimulasi dari bentuk-bentuk sederhana
yang sering kita lihat di sekitar kita, yang terwakili dari bentuk garis
tersebut.25
b.
25
Bidang
Supriyono. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 66
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Segala bentuk apapun yang memiliki dimensi tinggi dan
lebar disebut bidang. Bidang dapat berupa bentuk-bentuk geometris
(lingkaran, segitiga, segiempat, elips, setengah lingkaran, dan
sebagainya) dan bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Bidang
geometris memiliki kesan formal, sedangkan non-geometris
memiliki kesan tidak formal, santai, dan dinamis
Pengertian bidang dalam desain grafis tidak hanya sebatas
itu saja. Area kosong di antara elemen-elemen dan space yang
mengelilingi foto bisa pula disebut sebagai bidang. Bidang kosong
(blank space) bahkan bisa dianggap sebagai elemen desain, seperti
halnya garis, warna, bentuk, dan sebagainya. Pemberian ruang
kosong dimaksudkan agar menambahkan kenyamanan baca dan
menimbulkan minat atau gairah membaca. Secara visual, teks, dan
ilustrasi yang dikelilingi bidang kosong akan lebih nyaman dilihat
dan tampak lebih menonjol.
c.
Warna
Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik
perhatian pengamat adalah warna. Betapa sepinya dunia grafis tanpa
kehadiran warna. Apabila pemakaian warna kurang tepat maka
dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan
dapat menghilangkan gairah baca. Jika dapat menggunakan warna
dengan tepat maka, warna dapat menciptakan mood dan membuat
teks lebih berbicara. Sebuah contoh, desain publikasi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
menggunakan warna-warna soft dapat menyampaikan kesan lembut,
tenang, dan romantik. Warna-warna kuat dapat membuat kontras
dapat memberikan kesan dinamis, cenderung meriah.26
d.
Gelap Terang
Perbedaan nilai gelap terang dalam desain grafis disebut
value. Salah satu cara untuk menciptakan kemudahan gelap terang
adalah dengan menyusun unsur-unsur visual secara kontras gelapterang. Kontras value bersifat relatif, yang dipengaruhi oleh
background dan elemen-elemen di sekitarnya. Kontras value pada
desain komunikasi visual dapat digunakan untuk menonjolkan
pesan atau informasi, sekaligus menciptakan citra. Berdasarkan nilai
gelap terangnya, warna dibagi menjadi beberapa tingkatan yaitu,
warna paling terang (putih), sangat terang (kuning), terang (kuningoranye, kuning-hijau), sedang (merah-oranye, merah, hijau, biruhijau), sampai ke warna gelap (ungu), dan yang paling gelap atau
hitam.
e.
Tekstur
Tekstur adalah nilai raba atau halus kasarnya suatu
permukaan benda. Jika kita meraba batu candi, dapat dirasakan
adanya tekstur kasar. Hal ini berbeda saat kita sedang meraba kaca
26
Supriyono. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 70
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
yang permukaannya bertekstur halus. Dalam kehidupan nyata,
permukaan kasar dan halus bisa dirasakan dengan indra peraba yang
keduanya adalah tekstur nyata. Sedangkan dalam komputer, tekstur
kasar ataupun halus hanya bisa menggunakan citra untuk
menciptakan kedua kesan tersebut.27
2.4.2. Prinsip Desain
Mempelajari prinsip desain sama saja dengan mempelajari
tata bahasa untuk keperluan menyusun sebuah kalimat. Penyusunan
elemen-elemen desain dalam prisip desain ini lebih mengedepankan
kreativitas dan orisinalitas ide. Prinsip-prinsip desain tersebut
adalah sebagai berikut :
a.
Kesatuan
Kesatuan merupakan pengorganisasian dari unsur visual dan
komposisi dalam karya seni yang sedemikian rupa sehingga
mencapai unity. Untuk menyusun unsur-unsur sehingga menjadi
kesatuan adalah dengan ukuran, intensitas warna, dan penempatan
atau focus.
b.
Keseimbangan
Adalah pembagian sama berat, baik secara visual, maupun
optik. Dikatakan seimbang apabila objek yang berada di sebelah
kanan ataupun kiri sama berat. Ada dua pembagian dalam
27
Supriyono. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 78-80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
keseimbangan ini yaitu keseimbangan simetris atau setara yang
memberikan kesan kokoh dan stabil yang sesuai dengan citra
tradisional dan konservatif. Kedua adalah keseimbangan asimetris
yaitu keseimbangan yang penyusunan elemen-elemen desain yang
tidak sama antara sisi kanan dan sisi kiri namun terasa seimbang.
Keseimbangan asimetris ini bisa diperoleh melalui penyusunan
garis, warna, value, bidang, ataupun teksturnya. 28
Kesan yang diberikan dari keseimbangan asimetris ini
adalah lebih dinamis, variatif, surprise, dan tidak formal. Layout
asimetris ini sering digunakan untuk publikasi hiburan, acara anakanak dan dunia remaja yang memiliki karakter dinamis dan tidak
formal.
c.
Tekanan
Informasi yang dianggap paling penting untuk disampaikan
ke audience harus ditonjolkan secara mencolok melalui elemen
visual yang kuat. Penekanan ini bisa berupa warna yang mencolok,
ukuran foto atau ilustrasi yang dibuat besar, penggunaan huruf, arah
diagonal, ataupun yang lainnya. Dalam seni rupa, dikenal istilah
focal point atau point of interest yaitu penonjolan salah satu elemen
visual dengan tujuan untuk menarik perhatian.29
2.5.
Corporate Identity
28
Supriyono. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. 87-94
29
Supriyono. Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.5.1. Corporate Identity
Corporate identity adalah suatu bentuk visual dan ekspresi
grafis dari image dan identitas suatu perusahaan. Sebagai bentuk
visual, corporate identity menampilkan simbol yang mencerminkan
image yang hendak disampaikan. Sebagai suatu ekspresi grafis,
sebuah identitas perusahaan dapat diciptakan dan berpengaruh pada
perusahaan tersebut.
Perusahaan yang bergerak di bidang produk maupun jasa
membutuhkan suatu citra yang positif, yang sesuai dengan tujuan
dari perusahaan itu sendiri. Dalam pembentukan citra perusahaan
dalam masyarakat maka perlu dirancang corporate identity yang
efektif untuk menyampaikan tujuan serta pesan perusahaan.
Identitas perusahaan (corporate identity) adalah suatu cara atau
suatu hal yang memungkinkan suatu perusahaan dikenal dan
dibedakan dari perusahaan-perusahaan lainnya.
Identitas perusahaan tersebut harus diciptakan melalui suatu
rancangan desain khusus yang meliputi segala hal khas ataupun
unik berkenaan dengan perusahaan yang bersangkutan secara
fisik.30
Menurut Terry Moore dari Sampson Tyrrell, pemesanan
rancangan identitas perusahaan harus merupakan suatu komitmen
30
Jefkins. Periklanan. Jakarta. 297
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
pemimpin tertinggi dari perusahaan yang bersangkutan. Dalam
perancangan yang di dalamnya terdiri dari proses dan produk, perlu
adanya perhatian terhadap perusahaan untuk memperkirakan seperti
apa misi atau citra perusahaan yang terbaik dan memproyeksikan
sedemikian rupa untuk menarik konsumen. Sebuah corporate
identity yang efektif harus memiliki karakter-karakter sebagai
berikut:
1. Simbolisme yang sederhana tapi mengena
Kesederhanaan adalah dari kombinasi identitas pengemasan
simbol merek yang baik. Semakin sederhana suatu simbol,
semakin jelas pula pesan yang hendak disampaikan
(Napoles, Veronica. Corporate ldentity Design. New York:
Van Nostrand Reinhold, 1988: 23).
2. Mempunyai pemicu visual yang kuat
Sebuah simbol yang efektif harus mampu memicu
respon terhadap suatu produk atau perusahaan. Di saat
dimana konsumen berurusan dengan perusahaan itu, maka ia
hanya perlu memikirkan produk atau jasa dari perusahaan
tersebut dan nama perusahaan itu akan diingat dengan
sendirinya. Contohnya, bila ingin membeli minyak goreng
maka kebanyakan orang dari kita akan langsung membeli
merek Bimoli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
3. Identitas sebagai alat promosi dan pemasaran31
Corporate identity adalah alat promosi yang sangat
efektif dan aktif. Walaupun kampanye untuk suatu iklan
produk berakhir, tetapi identitas tetap dipakai sampai
bertahun-tahun.
4. Corporate identity harus dapat diingat dan mengesankan
Suatu corporate identity yang baik mempunyai dua
sifat : mengusulkan (suggestiveness) dan mengingatkan
(recall). Bila konsumen ingin membeli suatu produk, maka
ia akan teringat nama suatu perusahaan, ini disebut
mengusulkan (suggestion). Bila konsumen ini kemudian
datang lagi dan membeli produk yang sama dan ia
menghubungkan kembali dengan produsennya, maka ini
disebut mengingatkan (recall).
Sebuah
perusahaan
yang
baik
harus
dapat
menyampaikan image sesuai dengan identitasnya. Dalam
suatu perusahaan, image adalah kesan yang diberikan oleh
perusahaan itu kepada publik melalui produk-produknya,
kegiatan-kegiatannya,
dan
usaha-usaha
pemasarannya.
Karena itu dibutuhkan sebuah identitas yang kuat sebagai
patokan untuk menciptakan image atau kesan yang ingin
31
Sutojo. Membangun Citra Perusahaan. Jakarta. 42
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
disampaikan. Sebaliknya, image merupakan cerminan dari
suatu perusahaan.
2.5.2. Corporate Image
Corporate image adalah bagaimana suatu perusahaan
dipersepsikan dan dilihat oleh masyarakat atau publik. Corporate
image terbentuk dari kontak dengan perusahaan tersebut dan dengan
menginterpretasikan informasi mengenai perusahaan tersebut.
Informasi- informasi ini didapatkan dari produk-produk dan iklaniklan dari perusahaan tersebut.
Image dapat terus berubah secara konsisten. Dengan
berkembangnya teknologi, informasi, trend dan bisnis menjadikan
kesemuanya yang baru ini ditambahkan ataupun memodifikasi
kesan yang telah ditampilkan. Contohnya, sebuah perusahaan yang
awal stafnya 10 orang menjadi 75 orang dalam waktu dua tahun
dapat
memberikan
kesan
bahwa
perusahaan
tersebut
menguntungkan.
Akan tetapi bagi orang lain dapat berkesan bahwa
perusahaan tersebut sangat maju.
Pesan dan kesan yang
disampaikan oleh suatu perusahaan dapat diterima ataupun
diacuhkan oleh masyarakat. Umumnya pesan dan kesan yang ingin
disampaikan lebih dari satu maka suatu corporate image yang baik
harus mempunyai dan menunjukkan karakter-karakter di bawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
a) Memiliki respon emosional yang kuat.
Kekuatan respon ini berkembang seiring dengan
lamanya suatu image yang digunakan.32
Suatu image yang baik dapat bertahan menghadapi
tekanan-tekanan dari para pesaing dan mendarah daging
dalam
benak
masyarakat.
Contohnya,
di
Indonesia
handphone Nokia lebih banyak diminati oleh masyarakat
bahwa
Nokia
adalah
produk
yang
berkualitas
dan
masyarakat menengah ke bawah dapat memilikinya. 33
Walaupun saat ini banyak pesaing memproduksi
handphone sejenis seperti, ‘Apple’, perusahaan ini mampu
menduduki puncak penjualan handphone terbanyak yang
diminati oleh masyarakat Indonesia.
b) Memperlihatkan kekuatan.
Konsumen ingin merasakan kekuasaan dan kekuatan
dari suatu perusahaan melalui produk dan jasanya.
Konsumen juga membutuhkan perusahaan yang stabil dan
dapat diandalkan pada saat mereka membeli produk dan jasa
ataupun berinvestasi dalam perusahaan itu. Contohnya, mie
instan merek Indomie yang paling dicari dan dibeli oleh
32
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id. 74
33
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id. 75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
konsumen yang dikarenakan mutu dan kualitasnya yang
terjamin dan dapat dipercaya.
c) Menunjukkan pengalaman, kepercayaan diri dan tradisi.
Jika
sebuah
perusahaan
telah
memiliki
dan
mengembangkan karakter-karakter ini, maka ia dapat
memperkenalkan produk atau jasa baru berdasarkan
penampilan terdahulu. Contohnya, keyword “Satu lagi dari
Mayora”, sangat efektif. Perusahaan makanan ringan
Mayora selain memperkenalkan satu produk baru lagi, juga
secara tidak langsung menekankan pada pengalaman mereka
selama bertahun-tahun.
2.5.3. Macam-Macam Corporate Identity
a.
Logo
Logo merupakan sebuah simbol yang dirancang
untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah
perusahaan. Logo merupakan bentuk ekspresi dan bentuk
visual dari konsepsi perusahaan, produk, organisasi, maupun
institusi serta merupakan simbol visual yang memiliki
bentuk yang berasal dari nilai strategis perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut David E Carter, pakar corporate identity
dan penulis buku The Big Book of Logo jilid 1, 2, dan 3 dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Amerika mempertimbangkan tentang logo yang baik harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Original dan Distinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan,
dan daya pembeda yang jelas.34
b. Legibel, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi
meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang
berbeda-beda.
c. Simpel atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan
dimengerti dalam waktu yang relatif singkat.
d.
Memorable,
atau cukup
mudah
untuk
diingat,
karena
keunikannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama.
e. Easily associated with the company, dimana logo yang baik akan
mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra
suatu perusahaan atau organisasi.
f. Easily adabtable for all graphic media. Disini, faktor kemudahan
mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk
fisik, warna maupun konfigurasi logo ada berbagai media grafis
perlu diperhitungkan pada saat proses perancangan. Hal ini untuk
menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.35
b.
34
Corporate Signature dan Stationery
Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 234
35
Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 234
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
Corporate signature yang diterapkan pada baju karyawan
untuk mencerminkan citra perusahaan dan stationery (kartu nama,
amplop, nota, dan stempel).
2.5.4. Fungsi Corporate Identity
Selain berfungsi sebagai identitas perusahaan, corporate
identity juga mempunyai fungsi-fungsi lain, antara lain :
a. Sebagai alat yang menyatukan strategi perusahaan
Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan
dengan rencana perusahaan tersebut . Bagaimana perusahaan
itu sekarang dan bagaimana di masa yang akan datang.
Selain itu corporate identity harus dapat dengan tepat
mencerminkan image perusahaan, melalui produk dan
jasanya.36
b. Sebagai pemacu sistem operasional suatu perusahaan
Pertanyaan pertama yang muncul dalam pembuatan
corporate identity adalah bagaimana suatu perusahaan ingin
dilihat oleh publik. Pertanyaan ini secara tidak langsung
membuat personil-personil perusahaan tersebut berpikir dan
mengevaluasi sistem operasional mereka selama ini. Dari
36
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id, 76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
sini dapat ditemukan kelemahan atau kesalahan yang selama
ini dilakukan, sehingga tercipta tujuan perusahaan yang
lebih baik dan mantap. 37
c. Sebagai pendiri jaringan yang baik
Sebuah perusahaan yang mempunyai image positif,
stabil, dapat dipercaya dan diandalkan akan menarik
perhatian para investor untuk menanamkan modal dalam
perusahaan tersebut. Jenis perusahaan yang seperti ini juga
yang mendapat banyak keringanan saat ia membutuhkan
tambahan modal dari bank. Produk-produk dari perusahaan
ini juga mungkin menjadi produk yang paling laku dan
digemari di pasar.38
2.5.5. Aplikasi Corporate Identity
Tahap terakhir dari proses desain corporate identity adalah
aplikasi. Dalam tahap ini seorang desainer komunikasi visual harus
tahu apa yang penting dan efektif untuk bentuk desain komunikasi
visual ini apakah itu aplikasi pada business stationery, catalog,
daftar harga, gedung perusahaan, bahkan kendaraan perusahaan.
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menciptakan suatu sistem
komunikasi visual yang efektif dan menyatu. Berkonsultasi dengan
37
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id, 77
38
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id, 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
klien juga sangat penting dalam tahap ini karena bagaimanapun juga
merekalah yang selama ini berurusan dengan perusahaan tersebut
dan merekalah yang paling banyak tahu tentang perusahaan tersebut
dan apa yang dibutuhkan.
Banyak sekali aplikasi corporate identity yang sering
digunakan, yaitu :
a. Business Stationery (kop surat, amplop, memo, kartu
nama, forms, bon, dan lain-lain).
b. Advertising
c. Poster
d. Brosur dan katalog
e. Signage system
f. Gedung perusahaan
g. Annual Report (Laporan tahunan)
h. Newsletter (Buletin perusahaan)
i. Kendaraan perusahaan.
Corporate identity yang dulunya hanya bersifat dekoratif
sekarang telah berkembang menjadi salah satu elemen dalam
strategi perusahaan, yang mencerminkan rencana perusahaan yang
matang. Sebuah corporate identity yang baik harus sejalan dengan
strategi dan rencana perusahaan tersebut. Selain itu ia juga harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
dapat menciptakan image, yaitu cerminan dari perusahaan tersebut
bagaimana perusahaan itu dilihat oleh publik. Dalam menciptakan
suatu corporate identity, seorang desainer komunikasi visual harus
tahu dengan image yang ingin disampaikan oleh perusahaan
tersebut dan mengimplementasikan pada identity yang diciptakan.
la juga harus dapat menciptakan suatu sistem identity yang efektif
dan menyatu pada aplikasi-aplikasinya. 39
2.6.
Tipografi
Di dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses
seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh
karena itu, “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga
merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu
efek tampilan yang dikehendaki. Huruf cetak memang huruf yang akan
dicetakkan pada suatu media tertentu, baik menggunakan mesin cetak
offset, mesin cetak desktop, cetak sablon pada body pesawat terbang,
border kostum pemain sepak bola, maupun publikasi di halaman web.
Desain komunikasi visual tidak bias lepas dari tipografi sebagai
unsur pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh
factor budaya serta teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan
dari bentuk hurufnya bias dipersepsikan berbeda. Pemilihan huruf tidak
39
Cenadi. Elemen-elemen Dalam Desain Komunikasi Visual. Puslit.petra.ac.id, 78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
semudah yang dibayangkan, ribuan bahkan jutaan jumlah huruf
menyebabkan desainer harus cermat dalam memilih tipografi yang tepat
untuk karyanya.
Rangkaian huruf dalam sebuah kata atau kalimat bukan saja bisa
berarti suatu makna yang mengacu kepada sebuah objek ataupun gagasan,
tetapi juga memliki kemampuan untuk menyuarakan suatu citra ataupun
kesan secara visual. Hal itu dikarenakan terdapatnya nilai fungsional dan
nilai estetika dalam suatu huruf. Pemilihan jenis huruf disesuaikan dengan
citra yang ingin diungkapkan.40
Seorang tipografer bekerja seperti seorang pencipta lagu yang
memilih nada dan irama dalam selembar komposisi, si pembaca akan
melihat aksara bagaikan penyanyi menghayati suasana hati pada nada-nada
yang tertulis diatas lembar komposisi tersebut. Pengaruh teknologi digital
pada intinya tidak mengubah fungsi huruf sebagai perangkat komunikasi
visual. Teknologi komputer menyajikan spectrum dalam penyampaian
pesan lewat huruf, mencitrakan sebuah gaya yang memeliki korelasi
dengan khalayak tertentu, dimana desain grafis memiliki kebebasan untuk
menciptakan visualisasi pesan dengan huruf, tidak hanya untuk dibaca,
tetapi juga mengekspresikan suasana atau rasa.
40
Surianto. Font & Tipografi. Jakarta. 46-50.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
Alexander Lawson memperkenalkan klasifikasi yang dikelompokkan
berdasarkan sejarah dan bentuk huruf:41
1. Black Letter/Old English/Fraktur
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
2. Humanist/Ventian
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
3. Old Style/Old Face/Garalde
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
4. Transitional/Reales
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
5. Modern/Didone
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
6. Slab Serif/Egyptian/Square Serif/Mecanes/Antique
41
Ibid., 46-50
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
7. Sans Serif
a. Grotesque sans serif
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
b. Geometric sans serif
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
c. Humanist sans serif
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
8. Script dan Cursive
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
9. Display/Decorative36
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890
Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi:

Roman, pada awalnya adalah kumpulan huruf capital seperti
yang biasa ditemui di pilar dan prasasti Romawi, namun
kemudian definisinya berkembang menjadi seluruh huruf yang
mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus kaku.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890

Serif, dengan ciri memiliki serif di ujungnya.
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 123456789042
Huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memilikiki
nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam ilmu
tipografi. Oleh karena itu, para ahli mengelompokkan jenis-jenis desain
huruf sesuai ciri masing-masing bagian tersebut. Perubahan ciri di bagianbagian huruf menandai perkembangan sejarah seni perancangan huruf
dimana trend perkembangannya dapat diikuti pada masing-masing periode
sejak abad 17.43
42
43
Surianto. Font & Tipografi, Jakarta, 46-50.
Kusrianto. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta, 190
http://digilib.mercubuana.ac.id/
45
Tidak berbeda dengan seni lukis, seni mendesain huruf pun
mengenal karya-karya abadi serta pengaruh-pengaruh bentuk dari karyakarya klasik. Hal itu menyangkut kemapanan desain huruf, terlebih untuk
jenis huruf teks. Font-font yang merupakan versi baru dari karya-karya
klasik masih tidak tergusur oleh karya-karya baru. Oleh karena itu,
mempelajari ciri-ciri suatu bentuk font tidak akan terlepas dari pengetahuan
mengenai anatomi huruf.
2.7.
Warna
Pada dasarnya warna adalah suatu mutu cahaya yag dipantulkan dari suatu
objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut - kerucut warna pada retina
bereaksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang
dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia. menjelaskan bahwa sifat
warna dapat digolongkan menjadi dua golongan diantaranya :

Warna panas : yang termasuk golongan warna panas adalah keluarga
merah atau jingga yang memiliki sifat dan pengaruh hangat segar atau
menyenangakan, merangsang dan bergairah.

Warna dingin : yang termasuk golongan warna dingin adalah
kelompok biru atau hijau yang memiliki sifat dan pengaruh sunyi,
tenang; makin tua dan makin gelap arahnya makin menambah
tenggelam dan depresi; warna dingin bila digunakan untuk mewarnai
rungan akan memberikan ilusi jarak, akan terasa tenggelam atau
http://digilib.mercubuana.ac.id/
46
mundur. Sebaliknya warna hangat terutama merah akan terasa seolaholah maju ke dekat mata, memberikan kesan jarak yang lebih pendek.
2.7.1. Sifat dan Kesan Warna
Menurut Sean Adams warna bersifat subjektif. Warna memiliki hubungan
yang sangat kuat terhadap setiap individu yang melihatnya. Dalam hubungannya
dengan mendesain logo, warna merupakan unsur yang penting dalam perannya
sebagai media pengingat.44
menjelaskan beberapa sifat dan kesan yang ditimbulkan oleh warna :
44
45

Merah : Hasrat, amarah, perhentian, perkelahian, cinta dan darah.

Kuning : Kegembiraan, kecerdasan, peringatan, pengecut dan muda.

Hijau : Kesuburan, uang, kesehatan, kesuksesan, pertumbuhan.

Putih : Kesempurnaan, kesucian, pernikahan, bersih, kebaikan.

Biru : Pengetahuan, nyaman, tenang, damai dan dingin.

Hitam: Ketakutan, negatif, kematian, kejahatan, kerahasiaan.

Ungu : Mewah, kebijaksanaan, kerohanian, imajinasi.

Jingga : Kreatifitas, kehidupan, unik, energi.

Abu-abu : Netral, tidak berpihak, bimbang, ragu-ragu, samar.45
Junaedi, Perancangan Logo. Bandung, hal. 14
Junaedi, Perancangan Logo. Bandung, hal. 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download