SIFAT FISIK DAN KIMIA SEDIMEN PADA DANAU - E

advertisement
SIFAT FISIK DAN KIMIA SEDIMEN PADA DANAU TONDANO
PHYSICAL AND CHEMICAL PROPERTIES OF SEDIMENT IN TONDANO LAKE
Vinny Virginia Moningka1
Meldi T.M. Sinolungan2
Djoni Kaunang2
Rafli Kawulusan2
Abstrak
Danau Tondano merupakan sumberdaya alam yang vital di Kabupaten Minahasa. Permasalahan
yang terjadi adalah pendangkalan danau melalui proses sedimentasi. Sedimen merupakan endapan
lumpur yang mengandung material-material yang terendap melalui proses kimiawi dan biologis.
Tujuan penelitian untuk mempelajari sifat fisik dan kimia sedimen di Danau Tondano, khususnya
di wilayah timur (Eris) dan wilayah barat (Remboken). Metode Purposive Sampling dilakukan
dengan perbedaan kedalaman pengambilan sampel (Eris 11 m; Remboken 7 m). Parameter yang
diamati adalah sifat fisik tanah yaitu tekstur tanah dan sifat kimia tanah yaitu, nitrogen total, fosfor
tersedia, kalium tersedia, c-organik, dan pH. Hasil penelitian menunjukkan sifat fisik tanah adalah
bertekstur lempung berdebu, dan sifat kimia tanah menunjukkan kemasaman bahan sedimen adalah
agak masam yaitu pH= 6,52 (Eris), pH= 6,58 (Remboken), C-organik, Nitrogen dan Fosfor di Eris
lebih tinggi daripada Remboken, dan Kalium di Eris dan Remboken sangat rendah.
Kata kunci: sifat fisik, sifat kimia, sedimen, Danau Tondano.
Abstract
Tondano Lake was an important natural resource in Minahasa Regency. There was an important problem,
i.e.: lake shallowing through the process of sedimentation. Sediment was mud deposit containing materials
through both chemical and biological processes. The purpose of this study was to identify the physical and
chemical properties of sediments in Lake Tondano, especially in the eastern part (Eris) and the western part
(Remboken). Purposive Sampling Method was in different depth of sampling (Eris 11 m; Remboken 7 m).
Parameters observed were physical properties of soil was soil texture, and chemical properties of soil were
total nitrogen, available phosphorus, available potassium, C-organic, and pH . Results had showed that, soil
physical was silty clay of texture. However, soil chemical were acidity of sediment was slightly acid, i.e. :
pH=6.52 (Eris), pH= 6.58 (Remboken), C-organic, Nitrogen and Phosphorus in Eris were higher than in
Remboken; and Potassium in Eris and Remboken were very low.
Keywords: physical properties, chemical properties, sediment, Tondano Lake.
1
Student of Agroecotechnology/Land Resources Management of Agriculture Faculty, Sam Ratulangi
University.
2
Lecturer of Soil Department of Agriculture Faculty, Sam Ratulangi University.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lahan merupakan bagian dari bentang alam
(landscape) yang mencakup pengertian lingkungan
fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah dan
hidrologi. Bahkan keadaan vegetasi alami (natural
vegetation) yang semuanya secara potensial akan
berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO,
1976). Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup
manusia yang terus berkembang dan untuk
memacu pertumbuhan ekonomi yang semakin
tinggi, pengelolaan lahan seringkali kurang
bijaksana.
Dalam hal ini manusia tidak
mempunyai kesadaran lingkungan dan tidak
mempertimbangkan aspek keberlanjutannya (untuk
jangka pendek) sehingga kelestariannya semakin
terancam, yakni terjadinya kerusakan lahan.
Faktor penyebab kerusakan lahan ialah makin
meningkatnya pertambahan penduduk serta
perkembangan ekonomi dan industri yang
mengakibatkan terjadinya degradasi, alih fungsi,
dan fragmentasi lahan pertanian. Secara garis
besar, penyebab kerusakan lahan disebabkan oleh
dua hal yaitu; 1) Bencana alam, dimana secara
langsung lahan mempunyai potensi untuk
mengalami kerusakan; 2) Manusia, dalam hal
pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak
tepat).
Salah satu bentuk kerusakan lahan
pertanian yang disebabkan oleh faktor di atas yaitu
erosi. Erosi adalah proses berpindahnya atau
terangkutnya tanah atau bagian tanah dari suatu
tempat ke tempat lain (Sinukaban, 1989).
Menurut Arsyad (2000) kerusakan yang
ditimbulkan karena erosi terjadi di dua tempat
yaitu; 1) pada tanah tempat erosi terjadi; 2) pada
tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut
endapan atau sedimen. Meningkatnya jumlah erosi
dan sedimentasi akan memberikan dampak yang
besar yaitu pendangkalan pada danau.
Sedimen merupakan endapan lumpur yang
berasal dari hancurnya batu-batuan, atau bahanbahan biologis yang terangkut melalui suatu
cairan, dan bahan padatan (endapan) yang
melayang-layang di dalam, atau yang terendap
dalam air. Menurut BRLKT dalam Tamod (1998)
memperkirakan debit sedimen ke Danau Tondano
sekitar 107,441 ton/tahun. PU dalam Tamod
(1998) memperkirakan aliran sedimen sebanyak
6.400 ton/tahun melalui 16 aliran. Hikmatullah
(1996) dalam Tamod (1998) memperkirakan beban
keseluruhan suspensi per tahun dari 11 aliran
sebanyak 7.358 ton. Molenaar dalam Tamod
(1998), mengamati debit dan sedimen yang
tersuspensi diperkirakan jumlah hasil suspensi
sedimen 7.441 ton/tahun.
Danau Tondano merupakan sumberdaya alam
yang penting di Kabupaten Minahasa dan
merupakan danau terbesar di Propinsi Sulawesi
Utara. Pendangkalan Danau Tondano pada tahun
1934 kedalamannya mencapai 40 meter, setelah 47
tahun kemudian kedalamannya berubah menjadi
20 meter (Whitten et al., 1987). Menurut BRLKT
dalam Tamod (1998), pendangkalan Danau
Tondano, tahun 1974 kedalaman 28 meter, tahun
1983 adalah 27 meter, tahun 1992 kedalaman 16
meter, tahun 1996 kedalaman danau 15 meter.
Pendangkalan ini terlihat dengan jelas di Eris, di
sisi timur Danau Tondano, dimana penduduk
setempat melaporkan bahwa garis pantai danau
pada 1980-an terletak beberapa meter dari garis
pantai danau yang sekarang. Luas Danau juga
mengalami penyempitan dari 5.600 ha pada tahun
1976 menjadi 4.400 pada tahun 1996. Hal ini
berarti terjadi proses penyempitan seluas 1.200 ha
selama 20 tahun atau 60 ha/tahun (Sallata, 1999).
Partikel-partikel tanah yang terbawa melalui
proses erosi, selain memindahkan tanah dari satu
tempat ke perairan Danau Tondano dan akhirnya
menjadi sedimen, juga mengakibatkan peningkatan
unsur hara pada badan air. Unsur hara ini telah
mempercepat proses eutrofikasi di perairan Danau
Tondano. Peledakan tumbuhan akuatik merupakan
salah satu indikator bahwa telah terjadi
pengkayaan unsur hara atau eutrofikasi di Danau
Tondano. Penebangan hutan, kegiatan pertanian
serta pemukiman penduduk hingga ke tepi danau
menyebabkan lahan menjadi terbuka. Partikel
tanah dan sisa-sisa pupuk dengan mudah dibawa
oleh air hujan masuk ke dalam danau. Selain itu
kebiasaan penduduk yang menjadikan badan air
sebagai tempat membuang sampah, juga makin
mempercepat pengkayaan unsur hara. Akhir-akhir
ini usaha pemeliharaan ikan di danau yang
berbentuk jaring apung, sisa-sisa pakan ikan
menambah bahan organik dalam badan air dan
semua itu mendorong meledaknya tumbuhan
akuatik di Danau Tondano (Nebath 2008 dalam
Sinolungan 2008a).
Kaunang (2000) melakukan penelitian tentang
kadar lumpur yang ditumbuhi eceng gondok di
Danau Tondano. Unsur-unsur yang dianalisis
seperti bahan organik, N-Total, P-Tersedia, KTersedia dan pH tanah. Dari unsur-unsur tersebut
menunjukkan kadar P dan K tergolong tinggi, yang
artinya sumbangan unsur yang datang dari daerah
hulu tergolong cukup banyak.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari
sifat fisik dan sifat kimia tanah pada sedimen di
Danau Tondano, terlebih khusus pada wilayah
timur (Eris) dan wilayah barat (Remboken).
-
Contoh sedimen dikeringanginkan selama
seminggu.
- Contoh sedimen siap dianalisis.
- Analisis sifat fisik tanah yaitu Tekstur
Tanah menggunakan Metode Pipet (Kang
Biaw Tjwan & Putu Djapa Winaya).
- Analisis sifat kimia tanah terdiri dari :
 Nitrogen Total Metode Kjedhal
 P tersedia Metode Bray 1
 K tersedia Metode Bray 1
 C-organik Metode Walkley and Black
 pH tanah menggunakan pH meter
3. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif.
Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :
- Agar dapat menjadi dasar/informasi untuk
penelitian selanjutnya.
- Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah
ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan
sedimen yang ada di Danau Tondano.
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September– Oktober 2014 di Danau Tondano
Kabupaten
Minahasa,
dan
dianalisa
di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah,
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan di lapangan
yaitu grab sampler, meteran, tali, label, ember, pH
meter dan alat tulis menulis.
Alat dan bahan yang digunakan di
laboratorium tercantum dalam Metode analisis:
Penetapan Tekstur (Metode pipet Kang Biaw
Tjwan & Putu Djapa Winaya), pH, Nitrogen
(Metode Kjedhal), Fosfor (Metode Bray 1),
Kalium (Metode Bray I) dan C-organik (Metode
Walkley and Black). Kalium (Metode Bray I) dan
C-organik (Metode Walkley and Black).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Metode Purposive Sampling. Sampel sedimen
diambil pada dua lokasi di Danau Tondano yaitu
pada sebelah timur (Kecamatan Eris) dan sebelah
barat (Kecamatan Remboken).
Prosedur Kerja
Penelitian dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :
1. Persiapan dan pengambilan contoh sedimen
- Menentukan lokasi dan pengambilan
contoh sedimen.
- Contoh sedimen diambil pada dua lokasi
yaitu Eris dan Remboken.
- Pengambilan sampel menggunakan alat
Grab Sampler.
- Kedalaman untuk pengambilan sampel,
lokasi Eris di 11 meter dan lokasi
Remboken di 7 meter.
2. Penentuan sifat fisik dan kimia tanah pada
contoh sedimen di laboratorium
- Contoh sedimen yang diambil dari lokasi
penelitian dipipet terlebih dahulu untuk
mengurangi air yang ada pada sedimen.
Parameter Yang Diamati
1. Tekstur Tanah.
2. Nitrogen Total.
3. P Tersedia.
4. K Tersedia.
5. C-organik.
6. pH Tanah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sifat Fisik Sedimen
Hasil analisis sifat fisik tanah yaitu tekstur
pada sedimen Danau Tondano di wilayah Timur
(Eris) dan di wilayah barat (Remboken), dengan
ketinggian yang berbeda, tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Hasil Analisis Tekstur
Persentase Tekstur
Kode
Sedimen (%)
No
Sampel
Pasir Debu Liat
1.
Eris
21,81 66,33 11,86
2.
Remboken
10,25
64,32
25,43
Kelas
Tekstur
Lempung
Berdebu
Lempung
Berdebu
Pasir
Pasir merupakan salah satu bagian dari fraksi
yang memiliki ukuran partikel 2mm-50µ dan
termasuk dalam kelompok kelas dengan tekstur
yang kasar (Hardjowigeno, 2007).
Tabel 1
menunjukkan persentase pasir dalam sedimen di
Eris 21,81% dan di Remboken 10,25%. Dari data
tersebut didapati kandungan pasir dalam sedimen
di Eris lebih tinggi dari kandungan pasir dalam
sedimen di Remboken.
Mekanisme
pengangkutan
sedimen
berdasarkan posisi kedalaman aliran sedimen yang
terbawa aliran air dengan muatan sedimen dasar
yang berupa partikel-partikel kasar seperti pasir
bergerak dan dapat bergeser menggelinding atau
meloncat dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah (Sudradjat dkk, 1996 dalam Tamod, 1998).
Debu
Debu merupakan salah satu dari bahan-bahan
tanah yang memiliki ukuran partikel lebih kecil
dari pasir yaitu 50µ-2µ (Hardjowigeno, 2007).
Debu termasuk dalam muatan bilas yang berupa
partikel-partikel halus yang terbawa aliran sungai
sampai ke danau ataupun pada aliran yang
tenang/tergenang. Sumber utama dari muatan bilas
adalah hasil pelapukan lapisan atas batuan atau
tanah di suatu DAS (Sudradjat dkk, 1996 dalam
Tamod, 1998).
Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukan
pada Tabel 1, persentase debu dalam sedimen di
Eris (66, 33%) lebih tinggi dari persentase debu di
Remboken (64,32%). Menurut Patang (2009),
lokasi pengambilan sampel berpengaruh pada
banyaknya kandungan debu. Lokasi yang dekat
dengan aktivitas masyarakat umumnya memiliki
fraksi debu yang lebih banyak karena aktivitas
masyarakat mengakibatkan pola air di lokasi
tersebut tidak tenang, sehingga pengendapannya
terganggu dan mengakibatkan debu yang sifatnya
licin dan lebih ringan dari pasir mudah terbawa
oleh pola air yang tidak tenang.
Liat
Liat memiliki ukuran partikel kurang dari 2µ,
dengan ukuran tersebut membuat liat menjadi yang
paling kecil dari semua tekstur tanah
(Hardjowigeno, 2007).
Hasil penelitian
menunjukkan kadar liat pada lokasi pengambilan
sampel di Remboken lebih tinggi (25,43%) dari
kadar liat pada lokasi pengambilan sampel di Eris
(11,86%). Sedimen yang banyak mengandung
fraksi liat memiliki laju pertukaran air yang
lambat, hal tersebut disebabkan oleh ukuran
partikel-partikel liat sangat kecil.
Akibatnya
pertukaran 0₂ yang dibawa oleh air yang masuk ke
dalam sedimen menjadi terhambat (Emiyarti,
2004).
Lempung Berdebu
Dari data hasil analisa tekstur diatas, didapati
kelas tekstur lempung berdebu dari masingmasing lokasi Eris dan Remboken. Lempung
mempunyai komposisi yang imbang antara fraksi
kasar dan fraksi halus, dan lempung sering
dianggap sebagai tekstur yang optimal untuk
pertanian (Foth, 1994).
Sifat Kimia Sedimen
C-organik
Karbon merupakan penyusun bahan organik.
Hilangnya
tanah
melalui
proses
erosi,
mengakibatkan hilangnya bahan organik yang
terdapat di tanah, dimana bahan organik ini
mengandung karbon. Hasil analisis C-organik
pada Sedimen Danau Tondano di wilayah Timur
(Eris) dan di wilayah barat (Remboken), dengan
ketinggian yang berbeda, tertera pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis C-Organik
No
Kode Sampel
1.
2.
Eris
Remboken
%
6,45
2,35
C-Organik
Kriteria
Sangat Tinggi
Sedang
Tabel 2 menunjukkan bahwa kadar C-organik
pada sedimen Danau Tondano adalah sekitar
6,45% (sangat tinggi) dan 2,35% (sedang) berturutturut pada lokasi Eris dan Remboken. Kadar Corganik dengan kriteria sedang dan sangat tinggi
ini diduga akibat kegiatan pertanian masyarakat di
sekitar Danau Tondano dimana dalam pengelolaan
tanah
dilakukan
secara
intensif
tanpa
memperhatikan kaidah konservasi tanah sehingga
mudah terjadi erosi dan juga adanya kegiatan
budidaya perikanan yang dilakukan di Danau
Tondano sehingga ada penambahan C-organik
yang berasal dari sisa-sisa pakan ikan.
Arsyad (2000) mengemukakan kandungan
unsur hara dan bahan organik pada sedimen hasil
erosi lebih tinggi dari kandungan unsur hara dan
bahan organik pada tanah yang tertinggal. Hal ini
sebagian disebabkan oleh peristiwa selektifitas
erosi dan sebagian lagi disebabkan karena lapisan
atas tanah mengandung lebih tinggi unsur hara
daripada tanah lapisan bawah.
Nitrogen total
Kehilangan nitrogen dari dalam tanah, dapat
disebabkan karena pencucian melalui proses erosi,
baik dalam bentuk organik maupun anorganik.
Hasil analisis kadar nitrogen total pada Sedimen
Danau Tondano di wilayah Timur (Eris) dan di
wilayah barat (Remboken), dengan ketinggian
yang berbeda, tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Nitrogen Total
N Total
No
Kode Sampel
%
Kriteria
1.
Eris
0,56
Tinggi
2.
Remboken
0,20
Sedang
Dari hasil analisis N-total terlihat bahwa, kadar
N-total pada sedimen Danau Tondano dengan
lokasi pengambilan sampel daerah Eris dan
Remboken berturut-turut adalah 0,56% (tinggi) dan
0,20% (sedang). Kadar N-total yang berkisar dari
sedang dan tinggi ini diduga adanya hubungan
dengan kadar C-organik yang terdapat pada
sedimen Danau Tondano seperti yang terlihat pada
Tabel 3.
Sumber N di tanah yang terbesar berasal dari
bahan organik setelah N-udara. Senyawa Norganik di dalam tanah pada umumnya terdapat
dalam bentuk asam-asam amino, protein, gula-gula
amino dan senyawa kompleks yang sukar
ditentukan. Senyawa-senyawa kompleks itu antara
lain ialah reaksi NH4+- lignin polimerasi dari
Quinon dan senyawa nitrogen dan kondensasi dari
gula+amino (Leiwakabessy et al, 2003).
Tanah-tanah yang tererosi mengandung unsurunsur hara dan bahan organik dan aliran
diendapkan di tempat-tempat aliran air melambat
atau berhenti baik di dalam sungai, saluran-saluran
irigasi, waduk, danau atau muara sungai (Arsyad,
2000).
No
Kode Sampel
1.
2.
Eris
Remboken
K2O tersedia tanah ekstrasi
Bray 1
me/100g
Kriteria
0,07
Sangat Rendah
0,03
Sangat Rendah
Fosfor tersedia
Hasil analisis kadar fosfor tersedia pada
Sedimen Danau Tondano di wilayah Timur (Eris)
dan di wilayah barat (Remboken), dengan
ketinggian yang berbeda, tertera pada Tabel 4.
Tabel 5 menunjukkan bahwa, hasil analisis
kadar kalium tersedia pada sedimen Danau
Tondano dengan lokasi penelitian Eris dan
Remboken adalah 0,07 me/100g (sangat rendah)
dan 0,03 me/100g (sangat rendah).
Sangat
rendahnya kadar K-tersedia pada sedimen Danau
Tondano diduga disebabkan oleh jumlah K yang
terdapat pada kompleks jerapan tanah yang
mengalami erosi sudah sangat rendah pula.
Leiwakabessy et al.,(2003) mengatakan bahwa
tanah-tanah di daerah tropik basah termasuk
Indonesia umumnya mempunyai kandungan K
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena tanah di
Indonesia kebanyakan tanah masam, dimana kadar
ion hidrogen sangat tinggi, yang menyebabkan ion
hidrogen mendapat ion K+ dari tapak jerapan tanah
dan masuk ke dalam zona larutan tanah sehingga
mudah hilang dari tanah.
Tabel 4. Hasil Analisis Fosfor Tersedia
P2O5 tersedia tanah ekstraksi
Bray 1
No Kode Sampel
Ppm
Kriteria
1.
Eris
15,26
Sedang
2.
Remboken
14,33
Rendah
pH tanah
Pada umumnya, kemasaman dibedakan atas
asam, netral dan basa. Hasil analisis pH sedimen
Danau Tondano di wilayah Timur (Eris) dan di
wilayah barat (Remboken), dengan ketinggian
yang berbeda, tertera pada Tabel 6.
Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa, analisis
kadar P-tersedia pada sedimen Danau Tondano
yang berasal dari daerah Eris dan Remboken
adalah sebesar 15,26 ppm (sedang) dan 14,33 ppm
(rendah). Kadar P-tersedia dengan kriteria sedang
dan rendah ini diduga disebabkan karena tanahtanah yang mengalami erosi disekitar Danau
Tondano memiliki kadar unsur P-tersedia yang
sama dengan kadar P-tersedia pada sedimen.
Leiwakabessy et al (2003) mengatakan bahwa,
kadar P-total di dalam tanah umumnya rendah dan
berbeda-beda menurut jenis tanah serta fosfat di
dalam tanah biasanya terdapat dalam bentuk yang
relatif sukar larut.
Arsyad (2000) juga
mengemukakan bahwa, banyaknya unsur hara
yang hilang tegantung pada besarnya kandungan
unsur hara yang terbawa oleh sedimen dan
besarnya erosi yang terjadi.
Kalium tersedia
Hasil analisis kadar kalium tersedia pada
Sedimen Danau Tondano di wilayah Timur (Eris)
dan di wilayah barat (Remboken), dengan
ketinggian yang berbeda, tertera pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisis Kalium Tersedia
Tabel 6. Hasil Analisis pH Tanah
No Kode Sampel
pH Tanah
1.
Eris
6,52
2.
Remboken
6,58
Tabel 6 memperlihatkan bahwa nilai pH pada
sedimen Danau Tondano adalah 6,52 (agak
masam) dan 6,58 (agak masam) berturut-turut pada
lokasi penelitian Eris dan Remboken.
Agak
masamnya pH sedimen Danau Tondano ini
disebabkan oleh adanya konsentrasi ion H+ yang
agak tinggi pada larutan sedimen, dibandingkan
ion OH-. Sumbangan ion H+ yang agak tinggi ini
berasal dari gugus-gugus fungsional humus seperti
karboksil (-COOH) dan fenol (-C6H4OH) dan juga
gugus enol dan amida yang dapat memberi
sumbangan ion H+.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
bahwa :
1. Hasil analisis fisik tanah seperti tekstur tanah
di lokasi Eris dan Remboken bertekstur
lempung berdebu.
2. Hasil analisis kimia tanah menunjukkan
bahwa :
a. Kemasaman bahan sedimen adalah agak
masam (pH=6,52 di Eris dan pH=6,58 di
Remboken).
b. C-organik dan Nitrogen total di Eris
lebih tinggi daripada Remboken.
c. Fosfor tersedia di Eris lebih tinggi
daripada di Remboken.
d. Kalium tersedia di Eris dan di Remboken
adalah sangat rendah.
Saran
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut yaitu
dengan melakukan pengujian pada tanaman (uji
polybag).
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor:
IPB Press.
Emiyarti, 2004. Karakteristik Fisika Kimia
Sedimen dan Hubungannya dengan Struktur
Komunitas Makrozoobentos di Perairan Teluk
Kendari. Diakses pada 9 Januari 2015 pukul
10.32 WITA.
FAO., 1976 . A Framework For Land Evaluation.
FAO Soil Bull. No. 32 Rome and ILRI
Publikation No. 22 Wagening.
Foth, H. D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Edisi
6. Adisoemarto S. Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Fundamental of Soil Science.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo. Jakarta. Cetakan ke 6.
Kaunang, Dj. 2000. Analisis Media Tumbuh Eceng
Gondok Di Danau Tondano (Analysis The
Growth Medium of Eceng Gondok In Tondano
Lake). Solum. 01(07) : 43-46
Leiwakabessy, F. M, U. M. Wahjudin, Suwarno.
2003. Diktat Kesuburan Tanah.
Fakultas
Pertanian. Bogor: IPB
Patang, 2009. Kajian Kualitas Air dan Sedimen di
Sekitar Padang Lamun Kabupaten Pangkep.
Diakses pada 7 Januari 2015 pukul 09.17
WITA.
Sallata, M.K. 1999. Pengendalian Pendangkalan
Danau Tondano Melalui Pengembangan Hutan
Rakyat di Daerah Tangkapan Airnya di
Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara,
Sylvatropika. No.19 April 1999. Departemen
Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta.
Sinolungan, M.T.M., Koumoto, T., Kondo, F. and
Zhao,
Y.
(2008a):
The
geochemical
characteristics of sediment in Tondano Lake,
Indonesia: heavy metals and organic matter
contents, and grain size distribution. Paddy
Water Environ, 6 (3): 341–348.
Sinukaban. Naik., 1989. Konservasi tanah dan air
Pengelolaan didaerah transmigrasi. Jurusan
Tanah FAPERTA. IPB. Bogor.
Tamod, Z. E. 1998. Fluktuasi Debit Air dan
Sedimentasi sebagai Petunjuk Keadaaan
Konservasi Tanah dan Air di Sub-sub DAS
Wiau, skripsi. Manado: Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi.
Whitten, A.J., Mustafa. M., dan G, D. Henerson.
1987. Ekologi Sulawesi. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta.
Download