manajemen redaksi harian republika

advertisement
MANAJEMEN REDAKSI HARIAN REPUBLIKA
DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI
MEDIA CETAK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islamn (S.Kom.I)
Oleh:
Reni Nuraini Putri Habibi
NIM: 106051101938
KONSENTRASI JURNALISTIK
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
ABSTRAK
Reni Nuraini Putri Habibi
NIM : 106051101938
“Manajemen Harian Republika Dalam Menghadapi Persaingan Industri Media
Cetak”
Media massa saat ini memang lebih bersaing ketat mencari profit (keuntungan),
bahkan tidak sedikit pemilik modal kuat ikut mengambil bagian dalam perusahaan media
massa. Kondisi tersebut membuat anggota konglomerasi pers tidak lagi memiliki
‘kemerdekaan’ menentukan dirinya sendiri. Pada akhirnya pemilik modal yang
menentukan proses komunikasi dari peliputan informasi, pengemasan hingga pemasaran
informasi. Media cetak berusaha memberikan informasi yang dikemas dalam bentuk
barang cetakan seperti koran dan majalah. Banyaknya surat kabar yang terbit tentunya
memunculkan persaingan dengan media massa lain. Di sini surat kabar tidak hanya
bersaing dengan sesama surat kabar, tetapi juga dengan media massa yang berupa televisi
dan radio.
Berdasarkan pola pikir dan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan
peneliti mengenai Manajemen Redaksi Harian Republika dalam menghadapi Persaingan
Industri Media Cetak sebagai berikut: Bagaimana sistem manajemen Harian Republika
sebagai media cetak? Bagaimana cara Harian Republika dalam menghadapi persaingan
industri media cetak saat ini?
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif (descriptive
analisys). Metode analisis deskriptif ini sangant tepat digunakan dalam bidang ilmu
komunikasi karena objek dalam penelitian ini adalah menggambarkan secara keseluruhan
mengenai manajemen redaksi pada media cetak. Analisis deskriptif adalah penelitian
yang bersifat pembahasan mendalam terhadap suatu informasi dalam media massa.
Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metodologi pendekatan
kualitatif.
Manajemen dalam setiap lembaga atau organisasi yang pada umumnya berkaitan
dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama atau kelompok dalam suatu kesatuan
dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan. Sistem manajemen
yang dianut redaksi Republika bersifat terbuka, artinya segala kebijakan atau masalah
yang dihadapi karyawannya maupun atasanya dapat dibicarakan bersama-sama. Setiap
hari mereka mengadakan rapat redaksi dan setiap karyawannya berhak memberikan
pendapatnya. Cara Republika menghadapi persaingan saat ini dengan memenangkan
juara I kategori layout terbaik seAsia. Setiap media mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Jika televisi menyajikan berita singkat dan akurat, lain pula
dengan media cetak. Media cetak beritanya bisa lebih mendalam dan lebih maju.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa saat ini memang lebih bersaing ketat mencari profit (keuntungan),
bahkan tidak sedikit pemilik modal kuat ikut mengambil bagian dalam perusahaan
media massa. Kondisi tersebut membuat anggota konglomerasi pers tidak lagi
memiliki
‘kemerdekaan’
menentukan
dirinya
sendiri.
Konglomerasi
media
memungkinkan terjadinya privatisasi media. Terdiri dari banyak cabang dan
departemen, bahkan mungkin perusahaan, tetapi kepemilikannya hanya dimiliki oleh
beberapa tangan saja.
Hal
ini
di
gunakan
untuk
mengoptimalkan
pendapatan
perusahaan.
Sebagai contoh di Indonesia, MNC memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu Koran
Sindo, RCTI, TPI,dan Global TV. Setiap di visi dari MNC tersebut memiliki peran,
karakter dan audiensnya masing-masing, tetapi memiliki satu tujuan yang sama
mendapatkan keuntungan finansial bagi perusahaan induknya yang tentu saja hanya
dimiliki oleh beberapa orang semata. Ini sesuai dengan pendapat O’Sullivan yang
menyatakan bahwa, pencarian keuntungan profit adalah yang melandasi apapun yang
diproduksi oleh media,yang pertama mendapatkan surplus dari pencapaian
ekonomisnya, yang kedua ideologi yang di gunakannya mensupport kapitalism
media. Pada akhirnya pemilik modal yang menentukan proses komunikasi dari
peliputan informasi, pengemasan hingga pemasaran informasi. 1
1
Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), h. 56
Media cetak berusaha memberikan informasi yang dikemas dalam bentuk barang
cetakan seperti koran dan majalah. Akan hal media cetak, pada hakikatnya tak dapat
dilepaskan dari fungsi pers secara makro. Dalam bentuk yang lebih konkret peran
pers lantas diterjemahkan dalam tiga fungsi, yakni member penerangan (informative),
menghibur (rekreatif), dan mendidik (edukatif). Dalam menjalankan tiga fungsi itu,
insan pers melakukan kontrol sosial dengan cara menyampaikan kritik terhadap suatu
hal. Dengan teori jarum suntik, biasanya massa yang menerima pesan-pesan
informasi media cetak menerima total tanpa bantah, seolah-olah yang disampaikan itu
suatu kebenaran mutlak yang mengatasnamakan fakta. Oleh karena itu, pembaca di
lain pihak di sebut bak pasien yang tak berdaya menerima suntikan tadi (berita),
dengan harapan ‘sakitnya’ (keinginan akan haus informasi) dapat terobati. 2
Keberadaan media massa yang berupa surat kabar, telah ada dan berkembang
sampai saat ini dengan berbagai pilihan berita yang dimuatnya. Banyaknya surat
kabar yang terbit tentunya memunculkan persaingan dengan media massa lain. Di sini
surat kabar tidak hanya bersaing dengan sesama surat kabar, tetapi juga dengan media
massa yang berupa media elektronik dan media on line. Surat kabar menjual berita
dan iklan, begitu juga dengan media elektronik dan media on line. Keberadaan surat
kabar tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan masyarakat akan berita dan
informasi. Salah satu hal yang mendasari mengapa orang banyak memilih surat kabar
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan adalah karena surat kabar mudah
didapat dan juga ekonomis, walaupun terkadang informasi yang disajikan masih
kurang aktual dibandingkan dengan televisi dan internet.
2
Baharun, Wawasan Jurnalsitik Global, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1999), h. 111-112
Globalisasi terlihat dari masuknya dengan mudah berbagai program televisi asing
untuk ditonton olah publik Indonesia, baik melalui saluran televisi siaran yang biasa,
maupun melalui TV kabel. Masuknya modal asing juga mempengaruhi industri media
nasional, pembelian saham ANTV dengan Star TV yang merupakan bagian dari
media News Corp. Takanan globalisasi semakin meningkatkan iklim persaingan di
dalam industri media. 3
Maka disinilah ketertarikan pada harian Republika mengenai tantangan yang
dihadapi Republika dalam menghadapi persaingan industri media cetak di Indonesia
saat ini. Republika tetap mempertahankan eksistensinya dalam memuat berita yang
dihubungkan secara menarik dan mempunyai ciri tertentu yang tidak ada dalam surat
kabar lainnya. Ada perbedaan gaya dibandingkan dengan surat kabar lain. Sentuhan
bisnis dan indenpedensi Republika menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, secara bisnis,
koran ini terus berkembang. Republika menjadi lebih professional dan matang
sebagai koran nasional untuk komunitas muslim.
Berdasarkan pertimbangan dan latar belakang masalah yang telah diuraikan
tersebut, penulis mengambil judul “Manajemen Redaksi Harian Republika Dalam
Persaingan Industri Media Cetak”
3
http://emjaiz.wordpress.com/2008/06/03/perkembangan-industri-media-dan-kurikulum-ilmukomunikasi-di-perguruan-tinggi/
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian
ini
dibatasi
pada
pencarian
informasi
tentang
Manajemen Redaksi Harian Republika dalam Persaingan Industri Media
Cetak. Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan terhitung
mulai bulan 1 April sampai 1 Juni 2010. Pada masa periode Malik Sjafei
Saleh sebagai komisaris utamanya dan Erick Thohir sebagai direktur
utamanya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pola berpikir dan pembatasan masalah di atas, maka
permasalahan peneliti mengenai Manajemen Redaksi Harian Republika
dalam Persaingan Industri Media Cetak sebagai berikut:
a. Bagaimana sistem manajemen Harian Republika sebagai media
cetak?
b. Bagaimana cara Harian Republika dalam menghadapi persaingan
industri media cetak saat ini?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk
mengetahui
bagaimana
sistem
manajemen
Harian
Republika sebagai media cetak.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara Harian Republika dalam
menghadapi persaingan industri media cetak saat ini.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
penulis dan masyarakat luas pada umumnya. Serta dapat menjadi
penambahan refrensi di perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Manfaat Praktis
Menambah wawasan mengenai perkembangan dunia
jurnalistik dan industri media. Hal ini khususnya berlaku untuk
mahasiswa program S-1 yang memilih konsentrasi Jurnalistik.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulitatif
deskriptif yang mengetahui secara mendalam dan mengambarkan
Manajemen Harian Republika dalam Persaingan Industri Media Cetak.
Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode
pengumpulan data dan metode analisis, seperti penggunaan instrument
wawancara mendalam dan pengamatan. 4 Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif yang berfokus pada penelitian non
hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak perlu merumuskan
hipotesis. 5
2. Subjek dak Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Republika. Sedangkan yang menjadi
objek penelitiannya adalah seputar manajemen redaksi Harian Republika
dalam menghadapi persaingan media cetak sampai saat ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, studi pustaka dan
dokumentasi. Wawancara, peneliti bertemu langsung dengan narasumber
yaitu Pemimpin Redaksi Surat Kabar Republika. Dalam wawancara
tersebut peneliti berharap agar mendapatkan data dan informasi yang
akurat.
Sedangkan studi pustaka, peneliti mendapatkan dari buku, juga
dari artikel dari internet yang berkaitan dengan bahasan peneliti guna
menunjang peneliti dalam mengolah data. Kemudian, dokumentasi yang
4
Atonius Birowo. Metode Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h. 2
Suharismi Arikonto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Bina Aksara,
1989), h. 194
5
nantinya peneliti lampirkan pada penelitian ini agar menjadi bukti yang
akurat.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan peneliti setelah semua data yang
diperlukan
sudah
telah
terkumpul.
Tekniknya
dengan
cara
mendeskripsikan data yang diperoleh, yaitu dari hasil observasi dan
wawancara dengan pihak redaksi Republika. Data-data tersebut peneliti
deskripsikan secara apa adanya serta didukung oleh data yang didapatkan
dari dokumen arsip maupun sumber lainnya yang berkaitan dengan
bahasan penelitian ini.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini berada di kantor redaksi Republika Jl. Wrung
Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatab 12510. Serta perpustakaan sebagai
tempat pengumpulan dokumen, arsiip dan data-data kepustakaan lainnya.
Dengan segala pertimbangan dan kesiapan yang harus dilakukan untuk
penelitian ini maka waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan
terhitung mulai bulan April sampai Mei 2010.
6. Pedoman Penulisan
Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis, maka dalam
penulisannya penulis berpedoman pada buku yang berjudul Pedoman
Penulisan Karya llmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi), karya Hamis
Nasuhi, dkk, terbitan Ceqda, Jakarta 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Menurut buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh UIN
Syarif Hidayatullah, bahwa tinjauan pustaka ialah bagian yang memuat atas
kepustakaan (literature) yang berkaitan dengan topik pembahasan, atau bahkan
yang memberikan inspirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.
Maka salah satu pustaka yang memberikan inspirasi penulis untuk
melakukan penelitian ini yaitu “Majalah Tatsqif dan Persaingan Industri
Media Pada Era Globalisasi” oleh Ahmad Supriyadi tahun 2008. Dalam
penelitian ini Ahmad Supriyadi membahas tentang persaingan industri majalah
Tatsqif dan Al-Wa’ie mengenai kemampuan atau kelebihan dan kekurangan dari
majalah Tatsqif dan Al-Wa’ie menghadapi persaingan industri media.
Analisis ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu. Merujuk pada
penelitian terdahulu seperti “Upaya Redaksi Dalam Memposisikan Surat Kabar
Republika Sebagai Pers Islami Berwawasan Kebangsaaan” oleh Bebi Remayani
Hasibuan Tahun 1999. Dalam penelitiannya Bebi Remayani Hasibuan membahas
tentang penekanan bahwa Republika merupakan media massa Islam yang tidak
menggunakan simbol-simbol Islam. Tetapi secara tersirat dipersepsikan orang bahwa
Republika memikul misi keagamaan berwawasan kebangsaan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
: PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
Pustaka, Sistematika Penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Manajemen
Redaksi;
Manajemen,
Redaksi,
Hubungan
Manajemen dengan Redaksi, Bidang Redaksional. Industri
Media Massa; Media Massa, Macam-macam Media Massa,
Fungsi Media Massa. Persaingan Industri Media Massa;
Persaingan, Industri, Pasar Persaingan Sempurna: Produk,
Produksi, Penjualan, Pemasaran.
BAB III
: GAMBARAN UMUM
Profil Republika, Visi Republika, Misi Republika, Target
Audiens, Struktur Republika
BAB IV
: ANALISIS DATA
Karakteristik Republika Sebagai Media Cetak, Manajemen
Redaksi Republika, Persaingan Industri Republika
BAB V
: PENUTUP
Kesimpulan, Saran
BAB II
Landasan Teori
A. Manajemen Redaksi
1. Manajemen
Istilah Manajemen, kata manajemen berasal dari bahasa inggris “to manage” yang
sinonimnya antara lain “to head” berarti “mengurus”, “to control” berarti “memeriksa”,
“to guide” berarti “memimpin”. Jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti
mengurus, pengendalian, memimpin atau membimbing. 6 Sedangkan dalam bahasa latin,
manajemen bersal dari kata “manage” yang berarti memimpin, menangani, mengatur,
membimbing atau dengan kata lain manajemen adalah ilmu mengurus orang. 7
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), manajemen berarti:
a. Proses penggunaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sasaran.
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi. 8
Pada pengertian lain, istilah manajemen berasal dari bahasa Italia yaitu, maneggio
yang berarti pelaksanaan atau pengurusan kemudian dalam bahasa Inggris manjadi
management, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan tata laksana,
pengelola atau pengurusan. 9
Adapun definisi manajemen menurut para tokoh, yaitu:
6
Mochtar Efendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta:Bharatara
Karya Aksara, 1986), h. 9
7
Sofyan Syafi’I Harapan, Manajemen Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996),
h. 29
8
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h. 708
9
Soni Sumarsono, Manajemen Koperasi “Teori dan Praktik”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h.
72
1) Menurut George R Terry dalam bukunya “Principle of Management” memberi
batasa sebagaai berikut:
“Management is the accomplishing of a pre-determined objective through the
effort of people.”
2) Menurut Koontzdan O’Donnel dalam bukunya “Principles of Management”,
mengatakan bahwa:
“Management is getting thing done through the efforts of other people.”
Manajemen harus melalui orang-orang lain. Bila langsung kepada materi kerja,
maka pekerjaan itu bukan manajemen.
3) Menurut John D. Millet dalam bukunya “Management in the Public Service”
memberikan definisi sebagai berikut:
“Management is the process of directing and facilitating the work of people
organized in formal groups to achieve a desire goal.”
4) Menurut Dr. R. Markharita, expert PBB yang diperbantukan pada Kantor Pusat
LAN dari tahun 1977 – 1980 memberi definisi sebagai berikut:
“Management is the utilization of available or potentials resources in achieving a
given ends.”
Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau yang
berpotensi di dalam pencapaian tujuan. 10
10
Drs. Maringan Masry Simbolon, Dasar-Dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2004), h. 32
5) Menurut A. F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengawasan dari usaha organisasi untuk mecapai tujuan yang
telah ditetapkan. Ia melihat manajemen dari segi proses. 11
6) Menurut Luther Gulick, manajemen adalah bidang pengetahuan yang berusaha
secara sistematis memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan. 12
7) Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dari
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya.
Sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. 13
8) Menurut Peter F. Drucker, dalam bukunya Management, Task, Responsibility,
Practises (Terjemahan LPPM Jakarta), mendefinisikan manajemen sebagai
pemberi arah kepada lembaga yang dikelola, dengan memikirkan misi, sasaran
dan cara mengorganisasi sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh lembaga. 14
Maka dari pengertian manajemen yang telah dikemukakan di atas secara
sederhana manajemen dirumuskan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, pengendalian penggunaan sumber daya manusia secara efektif dan
efisisn untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen
sebagai
sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
11
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi III, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006), h. 3
Ibid, h. 3
13
James Stoner, Management, (New York: Englewood Cliffs, 1982), h. 8
14
N.I. Erlyanti, Ekonomi Jilid III,(Jakarta: Piranti Darma Kalakotama, 2006), h. 3
12
secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir dan sesuai dengan jadwal dalam berbagai bidang seperti industri,
pendidikan, kesehatan, bisnis, financial dan sebagainya. Dengan kata lain, efektif
menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai
tujuan tersebut. 15
Aktivitas manajemen dalam setiap lembaga atau organisasi yang pada
umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama atau
kelompok dalam suatu kesatuan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk
mencapai tujuan tertentudalam organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut
George R Terry yang mendefinisikan manajemen sebagai berikut, “Manajemen
merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan: perencanaan,
pengorganisasian, kegiatan dan pengawasan untuk menentukan dan mencapai sasaran
yang telah ditetapkan sumber daya manusia.” 16
a. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah hal yang dilakukan para manajer dan bersifat universal.
Fungsi ini diarahkan sedemikian rupa sehingga terdapat kesatuan irama, gerak dan cara
pandang untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen dapat dilakukan dalam bentuk
perusahaan apapun. 17
15
George R.Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000),h.9
Ibid, h. 10
17
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi III, h. 9
16
Dari batasan pengertian majemen tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi pokok atau tahapan-tahapan dalam manajemen menurut Basu Swastha DH, dalam
bukunya “Asas Manajemen Modern” diterbitkan liberti Jogyakarta, yaitu suatu proses
dari tindakan untuk melakukan hal sebagai berikut:
1. Planing (Perencanaan)
Planning atau perencaan merupakan penentuan sasaran yang ingin di
capai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk
mencapainya dan orang-orang terhadap kegiatan yang dilaksanakan. 18
Planning juga bisa diartikan sebagai rencana awal serta ramalan (prediksi)
apa yang akan terjadi dan tujuan membuat sebuah media massa haruslah jelas
terlebih dahulu. Perencanaan berarti pemilihan penetapan tujuan, penentuan
strategi, kebijakan, program, proyek, prosedur, sistem, metode, anggaran
termasuk standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. 19
Dari tahapan planning inilah oleh tim yang membidangi lahirnya sebuah
media massa. Merumuskan visi misi media massa tersebut. Misalnya mencakup
format media massa. Yang dimaksud format, jika media cetak berbentuk Koran,
majalah, tabloid atau jurnal. Kemudian rincian mengenai kertas yang digunakan,
mencakup jenis kertas, spesifikasi lengkap kertas, menyangkut bobot dan ukuran.
Setelah itu rincian tentang segmentasi pembaca, dan segmentasi iklan. 20
18
Prof. Dr. A.M. Kadarman, SC dkk, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhalindo,
2001), h. 52
19
Dra. Henny S.W, dkk, Manajemen Media Massa, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka, 2004), h. 1.13
20
Ibid, h. 1.13
Hal ini dimaksudkan bahwa para manajer memikirkan kegiatan mereka
sebelum dilaksanakan. Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai
metode, rencana atau logika. 21
2. Organizing (Organisasi)
Organizing adalah susunan organisasi yang telah menduduki posisinya
masing-masing haruslah mengerti tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian.
Meliputi pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak, membentuk
bagian, mendelegasikan, dan menetapkan jalur wewenang, mendelegasikan dan
menetapkan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja setiap karyawan dalam
suatu tim yang solid dan terorganisir. 22
Hal ini berarti bahwa para manajer mengkoordinasi sumber daya manusia
dan material organisasi. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuan
untuk menyusun sumber dayanya dalammencapai suatu tujuan. 23
Pengorganisasian juga dapat diartikan sebagai keseluruhan proses
pengelimpokkan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kesatuan yang dapat digerakkan dalam
rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian meupakan langkah kedua fungsi
manajemen. Hasil pengorganisasian adalah suatu situasi di mana organisasi dapat
digerakkan menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 24
21
Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta: 1999), h. 8
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta: BPFE, 1984), h. 82
23
Ibid, h. 9
24
Drs. Alam. S, Ekonomi Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 300
22
3. Leading (Memimpin)
Adalah fungsi yang meliputi membuat orang lain melaksanakan tugasnya,
mendorong dan memotivasi bawahan, serta menciptakan iklim atau suasana
pekerjaan yang kondusif khususnya dalam metode komunikasi dari atas ke bawah
atau sebaliknya, sehingga timbul saling pengertian dan kepercayaan yang baik.
Menumbuh kembangkan disiplin kerja atau sense of belonging (rasa memiliki)
pada setiap karyawan dan jajaran manajemen (public internal). 25
4. Actuating (Tindakan)
Actuating adalah suatu fungsi manajemen untuk menggerakkan orangorang untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin
organisasi harus dapat memberi motivasi sehingga setiap karyawan ingin bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pelaksanaan
merupakan fungsi yang paling penting karena berhubungan dengan sumber daya
manusia. 26
5. Controlling (Pengawasan)
Controlling adalah mengawasi jalannya sebuah media massa. Seorang
pimpinan haruslah mengerti terlebih dahulu semua permasalahan yang dihadapi
semua pimpinan bagian. 27 Meliputi persiapan suatu standar kualitas dan kuantitas
hasil kerja, baik bentuk produk maupun jasa yang diberikan perusahaan organisasi
25
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relation dan Media Komunikasi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1999), h. 2
26
Drs. Alam. S, Ekonomi Jilid 2, h. 306
27
Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1999), h. 1-4
dalam usaha pencapaian tujuan, produktifitas dan terciptanya citra yang positif.28
Di dalam pengawasan dilakukan koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan pada jalur yang sebenarnya untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan. 29
b. Manfaat Manajemen
Manajemen merupakan suatu yang universal di dalam dunia industri modern.
Tiap organisasi memerlukan pengambilan keputusan, pengkoordinasian aktifitas,
pananganan manusia, evaluasi prestasi yang terarah pada sasaran kelompok.
Jika suatu perusahaan tidak memiliki konsep manajemen yang baik, maka
perusahaan tersebut tidak akan terarah dan akan sia-sia saja. Apabila suatu manajemen
sudah berjalan, maka secara keseluruhan suatu organisasi akan dapat pencapaian tujuan
dengan pemanfaatan yang maksimal.
Dengan demikian manajemen banyak memberikan manfaat karena dalam
manajemen itu terdapat beberapa dari konsep esensial dan teknik manajemen yang
fundamental untuk bermacam-macam penerapannya. Dalam setiap usaha, agar berhasil
mencapai tujuan sesuai dengan yang telah direncanakan maka kita perlu menetapkan
sistem manajemen. Mulai dari tingkat yang paling tinggi sampai tingkat yang paling
rendah. 30
28
Rosady Ruslan, Manajemen dan Public Relation dan Media Komunikasi, h. 3
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi III, h. 14
30
Ibid, 1
29
c. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut
dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
a) Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah
makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang
yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. 31
b) Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
c) Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
31
M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indoneisa, 1996), h. 16
sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan
tercapai hasil yang dikehendaki.
d) Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. 32
e) Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
f) Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen. 33
32
33
Ibid, h. 16
Griffin, R. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall, 2008, h. 5
d. Sistem Manajemen
Menurut sistemnya, manajemen dapat dibagi menjadi manajemen ilmiah,
tradisional, demokratis, dictator, liberal, terbuka dan tertutup.
a) Manajemen ilmiah, yaitu manajemen yang menggunakan metode-metode
ilmiah dalam memecahkan berbagai masalah.
b) Manajemen tradisional, merupakan manajemen yang menjalankan system
berdasarkan kebiasaan yang telah berlaku sejak lama dalam kehidupan
masyarakat.
c) Manajemen demokratis, yaitu manajemen yang segala keputusan dan
kebijakan yang diambil, dibicarakan terlebih dahulu oleh atasan dengan
bawahannya.
d) Manajemen dictator, yaitu manajemen yang menerepkan peraturan
berdasarkan keputusan dan mutlak pemimpin dan dijalankan dengan
kekerasan.
e) Manajemen liberal, yaitu manajemen yang kedudukan pemimpinnya
hanya sebagai lambing. Segala tugas sepenuhnya dijalankan oleh para staf.
f) Manajemen terbuka, yaitu semua yang dikeluarkan pemimpin dilakukan
secara terbuka pada bawahannya, sehingga tidak ada yang merasa ditutuptutupi.
g) Manajemen
tertutup,
yaitu
pemimpin
tidak
pernah
melakukan
musyawarah dengan bawahannya untuk mendapat mufakat di dalam
menjalankan tugas. 34
34
Drs. Maksum Habibi , Ekonomi III), h. 6
2. Redaksi
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata redaksi memiliki arti badan
pada persuratkabaran yang memiliki dan menyusun tulisan yang akan dimasukkan ke
dalam surat kabar. Kata redaksi berasal dari bahasa Belanda, yaitu ‘redactie’ yang
memiliki pengertian gaya atau cara tulis karangan dan berita, dewan yang memiliki dan
menetapkan dimuat atau tidaknya suatu berita atau tulisan dalam suatu media massa. 35
Kebijakan redaksional adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman
atau dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yaitu dalam memilih dan
menetapkan dimuat atau tidaknya suatu berita atau tulisan dalam suatu media massa.
Tugas bidang redaksi adalah mengisi surat kabar atau majalah dengan berita
setiap terbit. Tentunya berita yang menarik dan bermanfaat buat para pembacanya.
Sasaran objektif bidang redaksi adalah menyediakan tiap terbit naskah berita, naskah
opini dan layout sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dewan redaksi. 36
Tugas bidang redaksi dibagi dalam tiga bagian menurut sifat pekerjaannya,
sebagai berikut:
a. Mencari dan mengumpulkan berita.
b. Mengolah berita serta mengatur penempatannya dalam halaman surat kabar.
35
36
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
A.M Hoeta, Soehoet, Manajemen Media Massa, (Jakarta:Yayasan Kampus Tercinta IISIP,
2003) h. 43
c. Mengurus administrasi, dokumentasi, dan perpustakaan untuk memudahkan
pelaksanaan tugas-tugas pada (a dan b). 37
Dalam tugas jurnalistik atau persuratkabaran, redaksi merupakan ‘dapur’ dan
menjadi jantung seluruh aktivitas wartawan sehingga semua redaksi masing-masing
halaman diwajibkan harus serba bisa. Di samping redaksi berdasarkan spesialisasi
bidang. 38
Bagian redaksi merupakan bagian yang mengurus pemberitaan. Bagian yang
dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi ini bertanggung jawab atas pekerjaan yang
terkait dengan pencarian dan pelaporan berita. Maka itulah, jajaran ini disibukkan oleh
proses rapat redaksi yang memutuskan peristiwa apa yang diangkat dan peristiwa mana
yang ditangguhkan. 39
Kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa
untuk memberitakan atau menyiarkan suatu berita. Kebijakan redaksi juga merupakan
sikap redaksi suatu lembaga media massa, terutama media cetak, terhadap masalah aktual
yang sedang berkembang, yang biasanya dituangkan dalam bentuk tajuk rencana.
Kebijakan redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam
dunia pemberitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa
itu sendiri. Jika suatu media massa tidak memiliki kebijakan redaksi, maka dapat
dipastikan beritanya tidak akan konsisten, karena ia tidak mempunyai pendirian dalam
37
Soehoet, Manajemen Media Massa, h. 11
Henny S.W dan Alexander Rumondor, Manajemen Media Massa, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2004), h. 4.23
39
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.
188
38
memberitakan suatu peristiwa, ia menjadi seperti keranjang sampah yang memuat apa
saja. 40
Media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan mendapat kredibilitas
yang tinggi di mata khalayak. Padahal besar atau tidaknya pengaruh suatu media massa
tergantung pada kredibilitasnya. Dengan demikian kebijakan redaksi merupakan salah
satu unsure yang penting dalam pemberitaan, baik sebagai sikap redaksi yang menjadi
pertimbangan untuk menyiarkan atau tidak menyiarkan suatu peristiwa atau penyataan
maupun sikap redaksi yang dituangkan dalam bentuk tajuk rencana. 41
3. Hubungan Manajemen dengan Redaksi
Manajemen
redakasi
adalah
mengurus,
pengendalian,
memimpin
atau
membimbing suatu perusahaan agar lebih terarah sesuai dengan standart P.O.A.C. setelah
perusahaan sudah memikirkan standard itu, barulah membentuk suatu badan atau
organisasi pada perusahaan surat kabar yang membuat atau menulis berita dan
mempertimbangkan berita apa yang akan di muat pada surat kabar tersebut. 42
Manajemen
sebagai
sebuah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir
dan sesuai dengan jadwal dalam berbagai bidang seperti industri, pendidikan, kesehatan,
40
Sedirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 150
Ibid, h. 150
42
Dr. T. Hani Handoko, Manajemen,h. 3
41
bisnis, financial dan sebagainya. Dengan kata lain, efektif menyangkut tujuan dan efisien
menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut. 43
Kebijakan redaksional adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman atau dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yaitu dalam memilih
dan menetapkan dimuat atau tidaknya suatu berita atau tulisan dalam suatu media
massa.
Tugas bidang redaksi adalah mengisi surat kabar atau majalah dengan berita
setiap terbit. Tentunya berita yang menarik dan bermanfaat buat para pembacanya.
Sasaran objektif bidang redaksi adalah menyediakan tiap terbit naskah berita, naskah
opini dan layout sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dewan redaksi. 44
Tingkatan Manajemen Keredaksian:
1. Pimpinan Redaksi
Merupakan manajemen tingkat atas yang bertugas merncanakan
kegiatan dan strategi keredaksian secara umum dan mengarahkan jalannya
proses redaksi.
2. Middle Manajemen
Manajemen tingkat menengah bertugas sebagai penghubung antara
manajemen puncak dan manajemen lini pertama, misalnya wakil pimpinan
redaksi atau redaktur pelaksana.
43
44
George R.Terry,Prinsip-prinsip Manajemen,(Jakarta:Penerbit Bumi Aksara, 2000), h. 9
A.M Hoeta, Soehoet, Manajemen Media Massa, h. 43
3. Lower Management
Manajemen yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga
operasional. Manajemen ini disebut pula manajemen operasional.
Umumnya para redaktur halaman. Ada khusus halaman ekonomi,
pendidikan, politik, kriminal, hukum, dll.
Manajemen keredaksian dapat diartikan proses antar orang yang merupakan
satu kesatuan secara efektif dalam sebuah organisasi media massa untuk mencapai
tujuan atau sasaran. Manajemen keredaksian adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi,
integrasi dan pemeliharaan orang-orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan
organisasi (pers), individual dan masyarakat.
Paling penting adalah bagaimana individu-individu yang terlibat dalam
organisasi harus mampu terlebih dahulu memanajemen pribadinya masing-masing.
Manajemen pribadi tersebut meliputi beberapa hal antara lain: perencanaan kegiatan,
pengorganisasian kegiatan, pelaksanaan kegiatan, evaluasi kegiatan dan pengawasan
kegiatan
dengan
pemanfaatan
waktu
seefektif.
Bila tiap individu di dalam organisasi menyadari betul akan posisi masing-masing
dengan job description (deskripsi tugas) yang jelas dan tegas, maka perencanaan akan
mudah dibangun dan diterapkan. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau
media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dan Bagian Pemasaran atau Bagian
Usaha (Business Department). Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi.
Bagian Pemasaran dipimpin olen Manajer Pemasaran atau Pemimpin Usaha. Di atas
keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager). Ada juga Pemimpin Umum
yang merangkap Pemimpin Redaksi.
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan
informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi
merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan
visi,
misi,
atau
idealisme
media.
Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya
ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab di
bagian
redaksi.
Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang
mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator
Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor.
Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan
kolumnis.
Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat
Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan
orang-orang
yang
dipilih
menjadi
penasihat
bidang
keredaksian.
Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki
keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya
sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau
analisis berita.
Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak
yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta
Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan
Pengembangan
(Litbang)
dapat
masuk
ke
bagian
Redaksi.
4. Bidang Redaksional Media Cetak
Bagian redaksi bertugas untuk mengatur cara mengumpulkan, mengelolah,
menyampaikan informasi yang berbentuk berita, serta memproduksi isi koran secara
keseluruhan serta bertanggung jawab atas proses manajemen yang terkait dengan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengoperasionalan (acting) serta
pengevalusasian hasil (controlling) di dalam dapartemen redaksi. 45
Tahap perencanaan pada departemen redaksi mencakup pembentukan kebijakan
isi redaksional, termasuk visi dan misi atau tujuan penerbitan serta penyusunan
perencanaan produksi koran yang mencakup rancangan isi hingga dana yang dibutuhkan
untuk produksi. 46
Pemimpin tertinggi yang berada pada top manajemen di departemen redaksi
adalah pemimpin redaksi. Dalam tahap perencanaan, pemimpin redaksi berperan sebagai
visionaris. Sebagai visionaris, pemimpin redaksi bertanggungjawab membentuk isi
majalah agar sesuai dengan filosofi editorial, pembaca serta jenis majalah tersebut.
Kebijakan redaksional dibuat oleh pemimpin redaksi, dengan persetujuan penerbit dan
45
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi III, h. 3
Hersinta, Tesis: Perbandingan Manajemen Redaksi dan Iklan pada Majalah Non Waralaba dan
Waralaba “Studi Kasus pada Majalah Femina dan Cosmopolitan Indonesia,” (Depok: Uneversitas
Indonesia, 2002), h. 44
46
pejabat senior pada manajemen perusahaan. Imlementasi dan intepretasinya dilakukan
oleh pemimpin redaksi beserta stafnya. 47
Pemimpin redaksilah yang bertanggung jawab menentukan visi dan misi koran,
kebijana dan aturan yang diterapkan pada redaksi serta membuat garis besar perencanaan
tiap penerbitan. Setelah diberikan garis besarnya, barulah redaktur pelaksana dan stafnya
menjalankan tugasnya untuk membuat artikel atau berita. Pemimpin redaksi juga dituntut
untuk bekerja sama dengan penerbit dan kelompok bidang usaha (bagian iklan,
pemasaran serta sirkulasi) dalam hal perencanaan dana sera jumlah sirkulasi yang
ditetapkan. 48
Organisasi redaksional koran mencakup pembentukan, pembagian tugas serta
pengelompokan sumber daya yang terdapat dalam jajaran staf redaksi. Dibantu oleh
redaktur pelaksana (managing editor), pemimpin redaksi mengarahkan para staf redaksi
sesuai dengan deskripsi dengan tugas yang telah dibuat. 49
Pada jajaran redaksi, pemimpin redaksi selaku pemegang jabatan pemimpin
utama di majalah berperan sebagai manajer yang mengatur staf bagian kreatif, selain
mengatur isi koran. Berapa pun besarnya ukuran perusahaan, pemimpin redaksi
bertanggung jawab atas komunikasi dan hubungan sesama staf, selain
perencanaan
humas serta pengawasan redaksional. Karena itu, pembagian kerja yang sistematus
mutlak diperlukan. Jumlah personel yang memadai meski memiliki kemampuan yang
47
N.I. Erlyanti. Ekonomi Jilid III, h. 4
Ibid, h. 5
49
Ibid, h. 45
48
dapat diandalkan, tidak banyak berarti jika tidak diberi pembagian tugas dan disertai
pengorganisasian serta mekanisme yang mendukung kelancaran kerja. 50
Beberapa koran, umumnya koran dengan penerbitan besar, memiliki jabatan
redaktur eksekutif (executive editor). Jabatan redaktur eksklrusif berada dalam hirarki
yang sejajar dengan redaktur pelaksana. Redaktur eksekutif bertanggung jawab langsung
pada pemimpin redaksi dan bertugas mengurus hal-hal yang berkaitan dengan
redaksional dan administrasional, seperti perencanaan dana, penjadwalan dan
mengevaluasi tugas para editor atau redaktur. 51
B. Industri Media Massa
1. Media Massa
Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium, saluran,
sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni
komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass
communication). 52
Media massa adalah sarana untuk memeberikan informasi kepada
masyarakat baik berupa pendidikan, hiburan, politik, social, budaya dalam
media cetak, elektronik, maupun media on line. Media massa juga merupakan
media yang sangat efektif dan efisien dalam memberikan informasi kepada
masyarakat.
50
Hersinta, Tesis: Perbandingan Manajemen Redaksi dan Iklan pada Majalah Non Waralaba dan
Waralaba “Studi Kasus pada Majalah Femina dan Cosmopolitan Indonesia,” (Depok: Uneversitas
Indonesia, 2002), h. 45
51
Ibid, h. 46
52
Denis McQuail, Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa), (Jakarta: Erlangga,
1987), h. 23
Media adalah alat (sarana) komunikasi seperti Koran majalah, radio dan
televisi, film, poster dan spanduk. Sementara media massa ialah sarana dan
saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan
kepada masyarakat luas. 53
Media massa adalah suatu istilah yang mulai
diperhunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang
secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. 54
Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain
yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki
peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan
masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media diatur
oleh masyarakat. 55
2. Macam-macam Media Massa
a) Media Cetak
Koran dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant atau surat
kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak
pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita
terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa even politik, kriminalitas,
olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar juga biasa berisi kartun, TTS dan
hiburan lainnya. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang
53
Departemaen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h.657
www.wikipedia.com “pengaruh media massa pada budaya,” diakses pada 07 Juni 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/media massa
55
Mc Quail,Teori Ekonomi Massa, h. 3
54
tertentu, misalnya berita untuk industri tertentu, penggemar olahraga tertentu,
penggemar seni atau partisipan kegiatan tertentu. 56
Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci
meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), (b)
tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto),
(d) buku (1/2 majalah), (e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 48), dan (f) buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa
umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature.
Jenis surat kabar umum biasanya diterbitkan setiap hari, kecuali pada harihari libur. Surat kabar sore juga umum di beberapa negara. Selain itu, juga
terdapat surat kabar mingguan yang biasanya lebih kecil dan kurang prestisius
dibandingkan dengan surat kabar harian dan isinya biasanya lebih bersifat
hiburan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional
yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah KOMPAS.
Pemilik surat kabar, atau sang penanggung jawab, adalah sang penerbit, Orang
yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut editor.
Selain koran ada juga Majalah adalah penerbitan berkala yang berisi
bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa
diterbitkan mingguan, dwi mingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki
artikel mengenai topik populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan
56
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh banyak orang. Publikasi
akademis yang menulis artikel padat ilmu disebut jurnal.
b) Media Elektronik
Media massa elektronik adalah Jenis media massa yang isinya
disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan
teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan
cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).
Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat
ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan
medium pengangkut (seperti molekul udara).
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi
berasal dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan
tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh.
Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini
mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal
disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. 57
57
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
c) Media Online
Media on line (Online Media, Cybermedia), adalah media yang dapat kita
temui di internet (situs web). Setelah sempat “terkapar” beberapa waktu, kini
bisnis media online bangkit kembali. Memang tidak seheboh booming dotcom di
era 1990-an. Namun perlahan tapi pasti, media online mulai “membunuh” media
cetak. 58
Media cetak yang memiliki backing online maka pendapatan iklannya
pasti naik. Menurut data Newspaper Association of America (NAA) pada bulan
Mei tahun ini, pendapatan iklan cetak menurun sekitar 13.2 persen. Sedangkan
pendapatan iklan online naik sekitar 7 persen dari total pendapatan iklan yang
mencapai USD10,6 miliar. Padahal pada kuartal yang sama, pendapatan iklan
online hanya mampu meraih 5,5 persen dari total pendapatan iklan yang ada.
Dari angka tersebut, Finacial Times mensinyalir bahwa penurunan
pendapatan dari berlangganan dan pendapatan iklan dikarenakan mulai pergeseran
perilaku pembaca berita yang lebih memilih media online. Bahkan mereka lebih
memilih membaca berita dalam sebuah situs yang disediakan perusahaan media
58Romeltea,
http://www.romeltea.com/2009/05/14/media-massa-makna-karakter-jenisdan-fungsi/, Media Massa: Makna, Karakter dan fungsi, diakses pada tanggal 11
Juni 2010.
secara gratisan daripada harus membeli media cetak yang isinya pasti hampir
sama dengan situs tersebut. 59
Media Online di Indonesia kebanyakan lahir pada saat jatuh-nya
pemerintahan Suharto di tahun 1998, dimana alternatif media dan breaking news
menjadi komoditi yang di cari banyak pembaca.
Dari situlah kemudian tercetus keinginan membentuk detikcom yang
update-nya tidak lagi menggunakan karakteristik media cetak yang harian,
mingguan, bulanan. Yang dijual detikcom adalah breaking news. Dengan
bertumpu pada tampilan apa adanya detikcom melesat sebagai situs informasi
digital paling populer di kalangan pengguna internet Indonesia. 60
detikcom merupakan media online Indonesia yang pertama yang di garap
secara serius. Tidak heran karena pendirinya kebanyakan dari media, Budiono
Darsono (eks wartawan Detik), Yayan Sopyan (eks wartawan Detik), Abdul
Rahman (mantan wartawan Tempo), dan Didi Nugraha. Server detikcom
sebetulnya sudah siap diakses pada 30 Mei 1998, namun mulai online dengan
sajian lengkap pada 9 Juli 1998. Jadi tanggal 9 Juli ditetapkan sebagai hari lahir
Detik.com.
59
Sarie Novian, http://netsains.com/2007/08/kebangkitan-media-online-menantangmedia-cetak/, Kebangkitan Media Online Menantang Media Cetak, Diakses pada tanggal 19
April 2010.
Sarie Novian, http://netsains.com/2007/08/kebangkitan-media-online-menantang-media-cetak/,
Kebangkitan Media Online Menantang Media Cetak, Diakses pada tanggal 19 April 2010
60
Masa awal detikcom lebih banyak terfokus pada berita politik, ekonomi,
dan teknologi informasi. Baru setelah situasi politik mulai reda dan ekonomi
mulai membaik, detikcom memutuskan untuk juga melampirkan berita hiburan,
dan olahraga. Media online lain tumbuh, beberapa di antaranya adalah: Kompas
Cyber Media http://www.kompas.com, Republika, Suara Pembaruan, Media
Indonesia http://www.media-indonesia.com 61
Berdasarkan pengamatan, dari 15 pengguna internet di Indonesia, 10 dari
mereka mengatakan bahwa mereka tetap membutuhkan media cetak sebagai
bahan bacaan. Pertama karena mereka tidak selalu terhubung dengan internet,
apalagi ketika berada jauh dari kantor. Mereka juga mengakui, saat membaca
media online, mereka membutuhkan berita baru. Kemudian jika mereka tertarik
mengetahui berita tersebut secara mendalam, maka mereka akan memilih untuk
membaca koran harian. Data ini bisa mengindikasikan betapa masyarakat
Indonesia pun sudah mulai tergantung dengan media online. 62
3. Fungsi Media Massa
Media Massa mempunyai fungsi dan peranan yang sangat besar. Rasa ingin
tahu manusia terhadap hal-hal yang ada di sekitarnya sangatlah besar. Dari zaman
ke zaman dapat terlihat perubahan dalam suatu sistem kebudayaan yang pastinya
terdapat di masyarakat akibat dari rasa ingin tahu manusia yang besar tersebut.
Diawali dari rasa ingin tahu itulah, manusia selalu mengeksplor apa yang ada di
61
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
Sarie Novian, http://netsains.com/2007/08/kebangkitan-media-online-menantang-media-cetak/,
Kebangkitan Media Online Menantang Media Cetak, Diakses pada tanggal 19 April 2010
62
sekitarnya, baik itu yang baik atau bahkan yang buruk, kemudian ingin
menyampaikan hasil pengeksplorasiannya selama ini kepada orang lain. Bertahap
dari komunikasi yang tadinya hanya bersifat personal, kemudian dapat berkembang
menjadi proses penyampaian pesan yang bersifat masal, sehingga informasinya
menjadi lebih luas jangkauannya serta dapat merubah suatu pola kehidupan
masyarakat yang lebih luas lagi.
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan
kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol tetapi juga
dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma.
Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam
masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang
tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat yang beradab. Hal
itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan
bersifat massal sehingga masyarakat yang membaca tidak hanya orang-perorang
tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga
pengaruh media massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat. 63
Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat
sangatlah penting, maka industri media massa pun berkembang pesat saat ini. Hal
63
Budyatna, Muhammad. 2006. Jurnalistik Teori Dan Praktek. Bandung, Rosda.
ini dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media
cetak, baik itu surat kabar, majalah, dan media cetak lainnya. Para pengusaha
merasa diuntungkan dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media
massa seperti itu. Hal itu disebabkan karena mengelola perusahaan dengan jenis
spesifikasi mengelola media massa adalah usaha yang akan selalu digemari
masyarakat sepanjang masa, karena sampai kapanpun manusia akan selalu haus
akan informasi.
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkam keinginan kebutuhan informasi
melalui medianya baik melalui media cetak maupun media elektronik seperti,
radio, televisi, internet. Fungsi informatif yaitu memberikan informasi, atau berita,
kepada khalayak ramai dengan cara yang teratur. Pers akan memberitakan
kejadian-kejadian pada hari tertentu, memberitakan pertemuan-pertemuan yang
diadakan, atau pers mungkin juga memperingatkan orang banyak tentang
peristiwa-peristiwa yang diduga akan terjadi. Ada beberapa media massa yang
mempunyai fungsi masing-masing, diantaranya adalah:
a) Fungsi Media Cetak
Fungsi media cetak mempunyai peran yang ideal sebagai media
public yang mewadahi sebanyak mungkin memenuhi kebutuhan dan
kepentingan pembaca. Media cetak juga sarana untuk menyediakan
informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia,
menunjukkan hubungan kekusaan, memudahkan inovasi, adaptasi dan
kemajuan.
Tugas dan fungsi pers adalah mewujudkam keinginan kebutuhan
informasi melalui medianya baik melalui media cetak maupun media
elektronik seperti, radio, televisi, internet. Fungsi informatif yaitu
memberikan informasi, atau berita, kepada khalayak ramai dengan cara
yang teratur. Pers akan memberitakan kejadian-kejadian pada hari tertentu,
memberitakan pertemuan-pertemuan yang diadakan, atau pers mungkin
juga memperingatkan orang banyak tentang peristiwa-peristiwa yang
diduga akan terjadi. 64
b) Fungsi Media Elektronik
Televisi adalah alat ‘transportasi’ yang membawa pemirsa ke
tempat aktual terjadinya peristiwa dan oleh karena itu menyaksikannya
praktis secara langsung, meskipun raganya berada di tempat lain.
Keberadaan televisi telah memungkinkan pemirsa memiliki akses terhadap
setting sosial politik yang sebelumnya ditutupi dari pandangan publik. 65
Fungsi sosial media elektronik televisi maupun radio mempunyai
peran ideal sebagai media publik yang mewadahi sebanyak mungkin
kebutuhan dan kepentingan pendengar dan penontonnya. Ada tiga bentuk
kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Jika tidak
terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat media
64
65
Budyatna, Muhammad, Jurnalistik Teori Dan Praktek, (Bandung: Rosda Karya,2006), h. 15
DeWitt C. Reddick, The Mass Media and The School Newspaper,Wodsworth Publishing
Company, (Belmont, California-United States of America, 1976), h. 18
elektronik kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar maupun
penonton dan pada akhirnya akan digugat masyarakat sebab tidak berguna
lagi bagi mereka.
Para insan media elektronik dewasa ini sadar betul bahwa fungsi
sosial mereka sedang disorot. Program hiburan sebagai primadona harus
dikaji ulang kembali guna disinergikannya dengan program informasi.
Konsep acara infotaiment menjadi jawaban awal terhadap upaya
kolaborasi musik sebagai simbol program hiburan dengan berita sebagai
simbol informasi pendidikan. 66
Ada empat fungsi media elektronik, yaitu:
1. Sebagai penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain.
2. Sebagai
sarana
mobilisasi
pendapat
publik
untuk
mempengaruhi kebijakan.
3. Sebagai sarana untuk mempertemukan dua pendapat berbeda
untuk mencari solusi bersama yang saling menguntungkan.
4. Sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat
kemanusiaan dan kejujuran. 67
5. Untuk mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, perang, pembangunan dalam bidang ekonomi,
pekerjaan dan juga dalam bidang agama. 68
66
Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2006), h. 2
Ibid, h. 3
68
Mc Quail. Denis, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 1997) h. 70
67
c) Fungsi Media On Line
Sarana untuk menyebarluskan beritanya dengan akses yang lebih
mudah dan cepat. Baik dalam bidang hiburan, politik, IPTEK, agama,
budaya.
Diantara fungsi media on line adalah sebagai penyambung lidah
masyarakat, menyampaikan informasi yang benar dan sebagai media
kreatifitas masyarakat yang tentunya akan mampu mengangkat persaingan
bangsa di bidang ekonomi, pembangunan, politik yang kita temui melalui
internet (situs web) secara cepat. 69
C. Persaingan Industri Media Massa
1. Persaingan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persaingan adalah uaha
memperlihatkan keunggulan masing-masing yang dilakukan oleh perseorangga
(perusahaan Negara) pada bidang perdagangan, produksi, dan sebagainya. 70
Sementara, persaingan di dalam Islam bahwa Rasulullah SAW pernah
memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik ketika beliau berdagang. Beliau
tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan pesaing sesama pedagang. Yang
beliau lakukan adalah dengan sungguh-sungguh dan memberikan pelayanan yang terbaik
kepada semua pembeli. Ketika barang yang beliau jual ada yang rusak atau cacat, maka
69
Rusman Emba, Fungsi Media, http:// id-id.facebook.com/topic.php?uid&topic, diakses pada
tanggal 10 Juni 2010.
70
Depdiknas, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Amani.), h. 978
segera beliau ganti dengan yang lebih bagus. Sikap inilah yang membuat para
pelanggannya memberikan kepercayaan dan loyalitas pada Rasulullah SAW. 71
Persaingan akan terjadi jika adanya bisnis. Persaingan dalam dunia bisnis bukan
hal yang tabu, melainkan sudah alamnya. Tanpa persaingan, bisnis tidak akan maju
karena tidak ada pacuan untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggan atau
konsumen. Padahal, tuntutan konsumen bukan saja terus berkembang dan bervariasi,
melainkan akan sangat spesifik dan lebih personal. 72
2. Industri
Industri adalah sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau kelas
produk yang merupakan sunstitusi dekat satu sama lain. Industri-industri dikelompokkan
menurut jumlah penjual dan tingkat diferensiansi, produk ada atau tidaknya hambatan
masuk; hambatan mobilitas; hambatan keluar, struktur biaya, tingkat integrasi vertical
dan tingkat globalisasi. 73
a. Jumlah Penjual dan Tingkat Diferensiansi
Titik awal untuk menjelaskan suatu industri adalah membuat spesifikasi mengenai
jumlah penjual dan menentukan upah produk tertentu homogen atau sangat diferensiansi.
b. Hambatan Masuk, Hambatan Keluar dan Hambatan Mobilitas
71
Bey Laspriatna, Bisnis Syafaat, artikel ini dikases pada 15 April 2010 dari
(http://beyblog.syafaatadvertising.net/?p+30)
72
EbizzAsia, (http://www. Ebizzasia.co./0327-2005/focus, 0327, 02, htm) Menyiasati Persaingan,
Diakses pada tanggal 15/04/2010
73
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi II, (Jakarta: PT Indeks), h. 414
Para pelaku industri sangat berbeda dalam menyajikan sesuatu untuk memulainya.
Misalnya para pelaku industri akan lebih mudah apabila mereka membuka sekolah baru,
tetapi akan sangat sulit jika masuk ke industri pesawat udara.
Hambatan masuk yang pertama meliputi persyaratan modal; skala ekonomis;
persyaratan hak;paten dan lisensi; kelangkaan lokasi, bahan baku, atau distributor;
persyaratan reputasi. Bahkan setelah perusahaan memasuki industri tertentu, ia mungkin
akan menghadapi hambatan mobilitas jika memasuki segmen pasar yang lebih menarik.
Sedangkan hambatan keluar yang sering dialami perusahaan adalah tanggung jawab
hukum dan moral para pelanggan, kreditor dan karyawan; pembatasan pemerintah; nilai
sisa asset yang rendah akibat sudah usang; kekurangan peluang alternative; integrasi
vertical yang tinggi; dan hambatan emosional. 74
c. Struktur Biaya
Setiap perusahaan industri memiliki beban biaya tertentu. Biasanya perusahaan
akan berusaha keras menurunkan biaya mereka yang yang paling tinggi.
d. Tingkat Integrasi Vertikal
Perusahaan industri biasanya merasa lebih bermanfaat untuk melakukan integrasi
vertical. Integrasi vertical sering melakukan penurunan harga kepada dan perusahaan
mendapatkan bagian arus nilai tambah yang besar. Selain itu perusahaan yang terintegrasi
secara vertical dapat memanipulasi harga dan biaya yang berbeda untuk menghasilkan
laba yang memiliki pajak rendah. Integrasi vertical dapat pula menciptakan kerugian
tertentu seperti biaya yang tinggi di bagian nilai tertentu dan tidak adanya fleksibilitas.
74
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran II,h. 414-416
e. Tingkat Globalisasi
Ada beberapa perusahaan industri yang bersifat sangat local, sementara yang lain
bersifat global. Perusahaan industri global harus bersaing secara global jika ingin
mencapai skala ekonomis dan mengikuti kemajuan terakhir teknologi. 75
3. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna (perfect competition) adalah sebuah jenis pasar
dengan jumlah penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat
homogen. Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran
dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi
harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker). Barang dan jasa yang
dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat
identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari produsen A,
produsen B, atau produsen C? Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan
memberikan pengaruh terhadap penjualan produk. 76
Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai suatu struktur pasar atau
industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual atau pun
pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan di pasar.
Pasar persaingan sempurna harus menggambarkan suatu keadaan di mana penjual
dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga, sehingga harga di pasar benar-benar
75
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, h. 417
Wikipedia Ensiklopedia bebas.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna).
diakses pada tanggal 15/04/2010
76
merupakan hasil interaksi antara penawaran dan permintaan. Dengan kata lain, harga
yang terbentuk adalah keinginan konsumen dan produsen. Permintaan merupakan
cerminan keinginan produsen dan penjual. 77
Ciri-ciri selengkapnya dari pasar persaingan sempurna adalah seperti yang
diuraikan dibawah ini :
1. Perusahaan adalah pengambil harga
Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang ada di
dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar. Apa pun
tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan perubahan ke
atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar ditentukan oleh
interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli. Seorang
produsen terlalu kecil peranannya didalam pasar sehingga tidak dapat
mempengaruhi penentuan harga atau tingkat produksi dipasar. Peranannya
sangat kecil tersebut disebabkan karena jumlah produksi yang diciptakan
produsen merupakan sebagian kecil saja dari keseluruhan jumlah barang
yang dihasilkan dan diperjual-belikan. 78
2. Setiap perusahaan mudah keluar atau masuk
Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin meninggalkan
industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah dilakukan. Sebaliknya
77
78
Drs. Alam. S, Ekonomi Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 227
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2003), h. 117
apabila ada produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut,
produsen tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang
diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak terdapat hambatan-hambatan, baik
secara legal maupun dalam bentuk lain secara keuangan atau secara
kemampuan teknologi, misalnya kepada perusahaan-perusahaan untuk
memasuki atau meninggalkan bidang usaha tersebut. Sebaliknya apabila ada
produsen yang ingin melakukan kegiatan di industri tersebut, produsen
tersebut dapat dengan mudah melakukan kegiatan yang diinginkannya
tersebut. 79
3. Menghasilkan barang serupa
Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk
dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau serupa. Tidak
terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang dihasilkan suatu
perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan istilah barang
identical atau homogenous. Karena barang-barang tersebut adalah sangat
serupa para pembeli tidak dapat membedakan yang mana dihasilkan
produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang dihasilkan
seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepda barang yang
dihasilkan oleh produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari efek ini, tidak
ada gunanya kepada perusahaan-perusahaan untuk melakukan persaingan
yang berbentuk persaingan bukan harga atau nonprice competition atau
79
Wikipedia Ensiklopedia bebas.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna).
diakses pada tanggal 15/04/2010
persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan promosi penjualan. Cara
ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena pembeli mengetahui
bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai produsen dalam industri
tersebut tidak ada bedanya sama sekali.80
4. Terdapat banyak perusahaan di pasar
Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai
kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu jumlah
perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan adalah relative
kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah perusahaan di dalam
pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap perusahaan adalah sangat sedikit
kalau dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut,. Sifat
ini menyebabkan apa pun yang dilakukan perusahaan, seperti menaikkan
atau menurunkan harga dan menaikkan atau menurunkan produksi, sedikit
pun ia tidak mempengaruhi harga yang berlaku dalam pasar/industri
tersebut. 81
5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai pasar
Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa jumlah
pembeli adalah sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula bahwa
masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang sempurna
80
Wikipedia Ensiklopedia bebas.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna).
diakses pada tanggal 15/04/2010
81
Drs. Alam. S, Ekonomi Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1999), h. 229
mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat harga yang
berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut. Akibatnya para
produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lebih tinggi dari
yang berlaku di pasar. 82
Dalam sebuah pasar persaingan, sebuah perusahaan haruslah mempunyai
konsep yang bersaing yang telah digunakan oleh organisasi pada kegiatan
pemasaran yang mencakup 4 P, yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep
penjualan, dan konsep pemasaran.
1. Produksi
Konsep produksi adalah salah satu dari konsep tertua dalam bisnis. Konsep itu
menegaskan bahwa konsumen akan memilih produk yang tersedia di mana-mana dan
murah. Manajer dari bisnis yang berorientasi produksi berkonsentrasi pada mencapai
efisiensi produksi yang tinggi, biaya rendah, dan distribusi massal. Orientasi ini masuk
akal dalam Negara-negara yang sedang berkembang seperti Cina di mana pabrik PC
terbesar, Legend, dan raksasa peralatan domestic Haier mengambil keuntungan dan
kumpulan tenaga kerja murah yang besar di neheri itu untuk mendominasi pasar. Ia
juga digunakan bila sebuah perusahaan ingin memperluas pasar. 83
Konsrp produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
mudah didapat dan murah harganya. Manejer organisasi yang berwawasan produksi
82
Ni Ketut Rinawati.. http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-pasar-persaingansempurna/. Pasar Persaingan Sempurna Diakses pada tanggal 15/04/2010.
83
Gerry Khermouch, Breaking into the Name Game, Business Week, April 7, 2003, h. 54
memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta
cakupan distribusi yang luas. 84
2. Produk
Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai produkproduk yang menawarkan fitur-fitur paling bermutu, berprestasi dan inovatif. Para
manajer dalam organisasi ini berfokus pada membuat produk yang superior dan
meningkatkannya sepanjang waktu. Akan tetapi, para manajer ini kadang-kadang
terperangkap dalam urusan cinta dengan produk-produk mereka. Mereka mungkin
komit dengan kesesatan “perangkap tikus yang lebih baik” yang yakin bahwa sebuah
perangkap tikus yang baik itu bias berhasil hanya jika produk itu berharga,
didistribusikan, diiklankan dan dijual secara mamadai. 85
Saluran pemasaran untuk perusahaan industri ada tiga unsure, yaitu Tenaga
penjual pabrik, distributor atau agen, dan pedagang besar. 86
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk
yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Manajer dalam
organisasi berwawasan produk memusatkan perhatian untuk membuat produk yang
lebih baik dan terus menyerpunakan. 87
84
85
20
86
87
Philip Kotler,Manajemen Pemasaran Edisi VIII, (Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 17
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi I, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009), h.
Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta: Prenhalindo, 1996), h. 131
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi VIII, h. 19
3. Penjualan
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen dan bisnis, jika ditinggalkan
sendiri, biasanya tidak akan membeli cukup banyak produk-produk organisasi. Oleh
karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.
Kosep penjualan itu dicontohkan dalam pemikiran Sergio Zyman, mantan wakil dirut
pemasaran Coca-Cola. Tujuan pemasaran adalh menjual lebih banyak barang kepada
lebih banyak orang lebih sering untuk mendapatkan lebih banyak uang supaya
menghasilkan lebih banyak laba. 88
Konsep penjualan dipraktikkan paling agresif pada barang-barang yang tidak
dicari, barang-barang yang biasanya tidak dipikirkan oleh pembeli untuk dibeli, seperti
asuransi, ensiklopedi, dan tempat-tempat penguburan. Kebanyakkan perusahaan
mempraktikkan konsep penjualan ketika kereka memiliki kapasitas berlebih. Tujuan
mereka adalah menjual apa yang mereka buat dan bukannya membuat apa yang
diingnkan pasar. Akan tatapi, pemasaran yang berbasis pada penjualan agresif
membawa resiko tang tinggi.ia mengandaikan bahwa pelanggan yang dibujuk untuk
membeli sebuah produk akan menyukainya dan jika mereka tidak suka, mereka tidak
akan mengembalikannya atau menjelekkan dan mengadu ke organisasi konsumen,
atau bahkan mungkin membelinya lagi. 89
88
Bruce I. Newman, ed., Handbook of Political Marketing (Thousand Oaks, CA: Sage
Publications, 1999), h. 18
89
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi VIII, h. 20
Konsep berwawasan penjualan penjualan berpendapat bahwa jika konsumen
dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup.
Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. 90
4. Pemasaran
Konsep pemasaran muncul pada pertengahan 1950-an. Sebagai ganti filosofi
“buat dan jual,” yang berpusat pada produk. Jabatan itu bukan untuk menemukan
pelangan yang tepat bagi produk Anda, melainkan menemukan produk yang tepat bagi
pelanggan Anda. Kosep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan
organisasi yang diterapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi lebih efektif
dibandingakan
para
pesaing
dalam
menciptakan,
menyerahkan
dan
mengomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang dipilih. 91
Konsep berwawasan opemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari [penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diinginkan secara efektif dan efisien daripada
saingannya. 92
Menurut Thoedore Levitt dari Harvard mengambarkan perbedaan
pemikiran yang kontras antara konsep penjualan dan pemasaran: penjualan
berfokus pada kebutuhan penjual, sementara pemasaran berfokus pada kebutuhan
pembeli. Penjualan member perhatian pada kebutuhan penjual untuk mengubah
produknya menjadi uang tunai, sementara pemasaran mempunyai gagasan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan lewat sarana-sarana produk dan keseluruhan
90
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi VIII, h. 21
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Edisi I, (Jakarta: Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang,
2009), h. 21
92
Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi VIII h. 22
91
kelompok barang yang dihubungkan dengan hal menciptakan, menyerahkan dan
akhirnya mengkonsumsikannya. 93
Beberapa pakar menemukan bahwa perusahaan yang menganut konsep pemasaran
mencapai kinerja yang superior. 94 Dalam rangka berbalik ke orientasi pemasaran,
sebuah
perusahaan
menghadapi
tiga
rintangan:
penolakkan
terorganisasi,
pembelajaran yang lamban, dan cepat lupa.beberapa departemenr perusahaan yakin
bahwa fungsi pemasaran yang kuat mengancam kekuasaan mereka dalam organisasi.
Mula-mula fungsi pemasaran dilihat sebagai salah satu dari beberapa fungsi yang
sama penting dalam hubungan check dan balance.
Para pemasar berpendapat bahwa fungsi mereka lebih penting.pemasaran
merupakan fungsi utama dalam perusahaan, karena tanpa pelanggan perusahaan pun
tidak ada. Para pemasar menempatkan pelanggan pada pusat perusahaan. Mereka
mendukung orientasi pelanggan di mana semua fungsi berjalan bersama untuk
menanggapi, melayani, dan memuaskan pelanggan. 95
Mc Carthy mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar,
yang dia sebut 4P tentang pemasaran, yaitu: produk (product), harga (price), tempat
(place), dan promosi (promotion). 96
1) Produk (Product), menentukan kebijakan dalam perencanaan, pengelolaan, dan
pengembangan produk, baik menambah maupun mengubah produk yang ada.
93
94
C3
95
Levitt, Marketing Myopia, Harvard Business Review (Juli-Agustus), 1960, h. 50
Jesus Sanchez, Kodak Cuts Dividend: Shifts Strategy, Los Angeles Time, 26 September 2003, h.
Kotler Phillip dan Keller Kevin Lane, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Macanan Jaya
Cemerlang, 2009), h. 19-20
96
Albert W. Frey, Advertising, 3d ed. (New York: Ronald Press, 1961), h. 30
2) Harga (price), menentukan kebijakan harga dasar dari barang, potongan harga
barang, dan ongkos kirim.
3) Promosi (promotion), alat yang digunakan untuk memperkenalkan produk
perusahaan kepada konsumen.
4) Penempatan (place), memilih prantara yang akan digunakan dalam distribusi.
Tujuannya adalah agar produk sampai ke tangan konsumen tapat pada
waktunya. 97
Perusahaan bisa saja mengubah harganya, ukuran tenaga penjualan, dan
pengeluaran iklan dalam jangka pendek. Ia dapat mengembangkan produk baru dan
mengmbangkan produk baru dan memodifikasi saluran distribusinya hanya dalam jangka
panjang.
Hubungan Manajemen redaksi dengan persaingan industri adalah jika manajemen
redaksinya sudah berjalan dengan baik, maka mereka akan lebih siap menghadapi
persaingan saat ini.
97
Drs. Maksum Habibi, Ekonomi Jilid 3 (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006),h. 16
BAB III
GAMBARAN UMUM HARIAN REPUBLIKA
A. Profil Harian Republika
1. Sejarah Singkat Harian Republika
Harian Republika diterbitkan atas kehendak mewujudkan media massa
yang mampu membawa bangsa menjadi kritis dan berkualitas serta mampu
memberikan informasi yang dapat membuka mata khalayak. Yakni bangsa
yang mampu sederajat dengan bangsa yang maju lainya di dunia, memegang
nilai-nilai spiritual sebagai perwujudan Pancasila sebagai filsafat bangsa, serta
memiliki arah gerak seperti digariskan UUD 1945.
Kehendak melahirkan masyarakat demikian searah dengan tujuan, cita-cita
dan program Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) yang dibentuk
pada 5 Desember 1990. Salah satu dari program ICMI yang disebarkan ke
seluruh Indonesia, antara lain, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
program peningkatan 5K, yaitu: kualitas iman, kualitas hidup, kualitas kerja,
kualitas karya dan kualitas pikir.98
Untuk mewujudkan tujuan, cita-cita dan program ICMI di atas, beberapa
tokoh pemerintah dan masyarakat yang berdidikasi dan komitmen pada
pembangunan bangsa dan masyarakat Indonesia, yang beragama Islam,
membentuk yayasan Abdi Bangsa pada 17 Agustus 1992. Yayasan ini
kemudia menyusun tiga program utamanya: Pengembangan Islamic Center,
98
Company Profile, Harian Republika
Pengembangan CIDES (Center for Information and Development Studies),
Penerbitan harian umum Republika.
Harian umum Republika berdiri di bawah Yayasan Abdi Bangsa yang
dibentuk pada 17 Agustus 1992. Pendiri yayasan ini 48 orang, terdiri dari
beberapa mantan menteri Negara, cendikiawan, tokoh masyarakat, serta
pengusaha. Mereka antara lain Ir. Drs. Ginanjar Kartasasmita, Haji Hamoko,
Ibnu Sutowo, Muhammad Hasan, Ibu ien Soeharto, Probosutedjo, Ir. Aburizal
Bakrie, dan lain-lain. Sedangak Haji Muhammad Soeharto, Persiden RI,
berperan sebagai pelindung yayasan. Sementara, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie,
yang juga menjabat ketua umum ICMI, dipercaya sebagai ketua badan
Pembina yayasan Abdi Bangsa. 99
Untuk mewujudkan programnya menerbitkan sebuah koran harian, pada
28 November 1992 Yayasan Abdi Bangsa mendirikan Perusahaan Tebatas PT.
Abdi Bangsa. Melalui proses, yayasan kemudian memperoleh SIUPP (Surat
Izin Usaha Penerbitan Pers) dari Departemen Penerangan Republika
Indonesia, sebagai modal awal penerbitan Harian Umum Republika. SIUPP
itu bernomor 283/ SK/ MENPEN/ SIUPP/ A.7/ 1992 tertanggal 19 Desember
1992. 100
PT Abdi Bangsa, penerbit Harian Umum Republika, didirikan 28
November 1992 di Jakarta. Perusahaan yang berada di bawah Yayasan Abdi
Bangsa ini bergerak dalam bidang usaha penerbitan dan percetakan pers.
99
Company Profile Harian Republika
Company Profile Harian Republika
100
Pengelolaan perseroan dilakukan oleh Direksi di bawah Dewan Komisaris
yang anggotanya dipilih oleh rapat umum pemegang saham. Direksi, dalam
mngelola perseroan, dibantu oleh Pembina manajemen. PT. Abdi Bangsa,
dalam upaya penggalian dana untuk mengembangkan usahanya, melakukan
penjualan saham kepada masyarakat. Tampaknya, PT Abdi Bangsa akan
menjadi perusahaan terbesar di dunia, dalam arti jumlah pemilikan sahamnya.
Penjualan saham PT Abdi Bangsa memang unik: satu lembar sahamnya
hanya boleh dimiliki oleh satu keluarga. Maka dalam menawarkan 2,9 Juta
lembar saham pada masyarakat, berarti PT Abdi Bangsa akan dimiliki oleh
2,9 Juta pada keluarga atau pemegang saham.
Nama Republika sendiri berasal dari ide Presiden Soeharto yang
disampaikannya saat beberapa pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim
Indonesia (ICMI) Pusat menghadap padanya untuk menyampaikan rencana
peluncuran harian umum tersebut. Sebelumnya, Koran ini akan diberi nama
“Republik”.
Harian umum Republika adalah sebuah koran berskala nasional yang
dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia.
Peneritan tersebut merupakan upaya panjang dari kalangan umat khususnya
para wartawan muda yang professional guna untuk menembus ketatnya izin
penerbitan pada massa itu. 101
101
Ibid.
“Harian Umum Republika mulai terbit perdana pada tanggal 4 Januari
1982,” pada masa itu izin untuk menerbitkan harian umum atau koran
terbilang sangat sulit, hasil dari ICMI se-Indonesia yang dapat menembus
ketatnya pemerintahan untuk izin penerbitan. Harian umum Republika
menjadi suatu berkah dengan dapat terwakilkannya aspirasi umat Islam di
dalam wacana nasional sehingga menumbuhkan pluralisme informasi kepada
masyarakat dan merupakan perusahaan media pertama yang menjadi
perusahaan publik. 102
Harian umum Republika juga menjadi “Media pertama yang melalukan
Cetak Jarak Jauh (CJJ) pada tanggal 17 Mei 1997, di Solo.” Bidang teknologi
Republika terbukti menjadi media pertama di Indonesiayang mengembangkan
media Online (www.republika.co.id) yakni pada 17 Agustus 1995. Beberapa
hari menjelang kemunculan Microsoft sendiri meluncurkan Internet Explorer
(IE).
Komposisi saham perusahaan mengenai perubahan yang signifikan pada
November 2000 setelah kelompok usaha Indopac Media masuk mengambil 24
persen saham. Pada 2002, media ini sebagai perusahaan public ditegaskan
dengan tercatat dalam papan jual beli saham di Bursa Efek Jakarta yang
sekarang berubah menjadi Bursa Efek Indonesia. Keberhasilan pencatatan
saham PT. Abdi Bangsa Tbk, “bahwa 240 juta lembar saham pada Bursa Efek
102
Ibid.
Indonesia (BEI) yang kemudian diikuti penawaran umum terbatas (Right
Issue) kedia dengan jumlah dana di peroleh senilai Rp. 25,2 milyar. 103
Menyadari tantangan tersebut, PT. Abdi Bangsa Tbk, selaku penerbit
Harian Umum Republika memiliki etos dasar bisnis yaitu berpihak pada
komunitas, sebagai penyeimbang dan komitmen sebagai landasan bagi
pengembangan usaha.
Dalam upaya mengembangkan Harian Umum Republika untuk menjadi
akrab dan cerdas bagi pembacannya sesuai dengan semboyan Republika,
maka Republika mengeluarkan suplemen khusus yaitu pendidikan, medika,
probes, otomotif, dialog jum’at, belanja, serta keluarga.
B. Visi Harian Republika
Setiap harian umum memiliki visi dan misi yang berbeda-beda. Tentunya
memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk kelanjutan dari harian umum itu
sendiri agar di kenal dan di ingat oleh masyarakat dan pada akhirnya
masyarakat mencerna dan menelaah arti dari visi dan misi oleh suatu harian
umum.
Republika adalah sebuah surat kabar yang lahir di tengah Indonesia yang
berubah secara cepat. Dalam perubahan yang melanda hamper semua aspek
kehidupan ini. Politik, ekonomi, sosial, dan budaya. “keterbukaan” menjadi
kata kunci. Republika memilih berposisi untuk turut mempersiapkan
103
Laporan Tahunan Republika.
masyarakat Indonesia memasiki masa dinamis ini, tanpa perlu kehilangan
segenap kualitas yang telah dimilikinya.
Sejak berdiri moto “mencerdaskan kehidupan bangsa” dipakai oleh
Harian Umum Republika. Republika menunjukkan semangat mempersiapkan
masyarakat memasuki era baru. Keterbukaan dan perubahan telah dimulai dan
tak ada langkah kembali karena Republika bersepakat mencapai kemajuan.
Visi Republika sendiri adalah menjadi perusahaan media cetak terpadu
berskala nasional serta dikelola secara professional Islami, sehingga
berpengaruh dalam proses pencerdasan bangsa, pengembangan kebudayaan,
serta peningkatan keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan masyarakat
Indonesia baru. 104 Kemudian menjadikan Harian Umum Republika sebagai
Koran umat yang terpercaya yang mengedepankan nilai-nilai universal yang
sejuk, toleran, damai, cerdas dan professional, namun mempunyai prinsip
dalam keterlibatannya menjaga persatuan bangsa dan kepentingan umat Islam
yang berdasarkan pemahaman Rahmatan lil alamin. 105
C. Misi Harian Republika
Kemudian misi dari Harian Umum Republika yang pertama adalah
pencerdasan bangsa melalui pendalaman wawasan yang berbasis komunitas
melalui pemberitaan yang akurat, actual, terpercaya, edukatif, serta membela
104
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse
Analysis terhadap Berita-berita Politik; Pengantar: Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA. (Jakarta: Granit 2004),
h. 122
105
http://id. Wikipedia.org/wiki/Republika_(surat_kabar)#Visi artikel diakses pada tanggal 22
Maret 2010
keadilan dan kebenaran. Kedua, meningkatkan dan menguatkan prestasi dan
dedukasi individu menjadi sebuah tim sebagai kunci untuk perkembangan
perusahaan dan peningkatan kesejahteraan. 106
Keberpihakan Republika terarah kepada sebesar-besar penduduk negeri
ini, yang mempersiapkan diri bagi sebuah dunia yang lebih baik dan adil.
Media Massa dengan Republika sebagai salah satu darinya. Hanya jadi
penopang agar langkah itu bermanfaat bagi kesejahteraan bersama.
D. Target Audiens
Harian Umum Republika juga memiliki target audiens antara lain adalah
beragama Islam dan agama lain, memilki golongan professional, manajer,
eksekutif, pelajar dan pengusaha dengan mengambil pasar berskala
nasional. 107 Pembaca Harian Republika untuk golongan muda pri umur 20-29
tahun kisaran 31% dan untuk umue 30-39 tahun sekitar 39%. Krmudian untuk
golongan muda wanita umur 20-39 tahun sekitar 21% dan untuk umur 30-39
tahun 22%.
106
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse
Analysis terhadap Berita-berita Politik; Pengantar: Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA. (Jakarta: Granit 2004),
h. 122
107
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse
Analysis terhadap Berita-berita Politik; Pengantar: Prof. Dr. Harsono Suwardi, MA. (Jakarta: Granit 2004),
h. 123
E. Struktur Redaksi Harian Republika
KOMISARIS
Komisaris Utama
: Malik Sjafei Saleh
Komisaris
: Drs. Chaerudin
R. Harry Zulnardy
DIREKSI
Direktur Utama
: Erick Thohir
Direktur Operasional
: H. Daniel Wewengkang
Direktur Pemasaran
: Nuky Surachmad
Direktur Keuangan dan SDM
: Rachmad Yuliwinoto
Kadiv Iklan dan Promosi
: Joko Susanto
Kadiv Sirkulasi
: Dedik Supardiono
Kadiv Produksi
: Norrokhim
Kadiv Riset dan Pengembangan : Arif Supriono
Kadiv Sistem Informasi
: Anif Punto Utomo
Kadiv SDM
: Y. Sofyan
Kadiv Keuangan
: Hery Setiawan
REDAKSI
Pemimpin Redaksi
: Ikhwanul Kiram Mashuri
Wakil Pemimpin Redaksi
: Nasihin Masha
Redaktur Pelaksana
: Agung Pragitya Vazza
Wakil Redaktur Pelaksana
: Elba Damhuri
Selamat Ginting
ASREDPEL HAL 1 dan OPINI : Irwan Ariefyanto
ASREDPEL POL NAS KESRA : Subroto
ASREDPEL AHAD
: Nina Chairani Ibrahim
ASREDPEL AGAMA
: Syahrudin El Fikri
Sekretaris Redaksi
: Fachrul Ratzi
Staf Redaksi: Yeyen Rostiani, Zaki Alhamzah, Wahida Handasah, Nurul
S. Hamami, Didi Purwadi , Darmawan Sepriyossa, Nur Hasan Murtiaji,
Magfiroh Yenni, Bidramnanta, Irwan Kelana, Cristine Purwatiningsih, Joka
Sadewo, Teguh Setiawan, Budi Utomo, dkk. 108
108
Company Profil Harian Umum Republika, Mahaka Media.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISA
A. Manajemen Redaksi Harian Republika
Suatu aktivitas manajemen dalam setiap lembaga atau organisasi yang
pada umumnya berkaitan dengan usaha mengembangkan suatu tim kerja sama
atau kelompok dalam suatu kesatuan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada
untuk mencapai tujuan tertentu dalam organisasi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ada ayat yang mengatakan bahwa
⌧
⌧
☯
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib satu kaum, kecuali dari
kaum itu sendiri” (QS. Arradu: 11).
Sejatinya Allah mengikuti amalan dan usaha manusia. Sukses atau
tidaknya usaha dan aktifitas kita tergantung dari seberapa besar usaha yang kita
lakukan. jika iktiar dan usaha kita sungguh-sungguh maka Allah akan sungguhsungguh memenuhi permintaan kita.
Dalam setiap perusahaan haruslah menganut sistem manajemen P.O.A.C,
yaitu Planing, Organization, Actuating dan Controlling. Begitu juga dengan
Republika.
Planning atau perencanaan merupakan langkah awal kegiatan sebelum
memproduksi barang. Merumuskan visi misi media massa tersebut dan
merencanakan keputusan apa yang akan di ambil. Seperti media cetak Republika
yang mencakup format media massa. Yang dimaksud format, jenis barang yang
diproduksi Republika merupakan media cetak berbentuk koran. Jumlah barang
(koran) yang diterbitkan dan diproduksi setiap hari 100.000 eksemplar. Kemudian
mereka melayout sedemikian rupa sehingga lebih menarik pembaca. Kemudian
mereka memikirkan rincian bahan baku mengenai kertas yang digunakan,
mencakup jenis kertas, spesifikasi lengkap kertas, menyangkut bobot dan ukuran
kertas, media massa cetak secara rinci meliputi koran atau surat kabar (ukuran
kertas broadsheet atau 1/2 plano),. Setelah itu rincian tentang segmentasi
pembaca, dan segmentasi iklan.
Kemudian Republika menyusun organisasi yang telah menduduki
posisinya masing-masing harus mengerti tugas pokok dan fungsi masing-masing
bagian. Organisasi atau bagian yang dimiliki Republika yaitu bagian produksi,
bagian pemasaran, bagian administrasi, bagian reporter, bagian editor, bagian
redaktur. Bagian tersebut pemberian tugas terpisah kepada masing-masing pihak,
membentuk
bagian,
mendelegasikan,
dan
menetapkan
jalur wewenang,
mendelegasikan dan menetapkan sistem komunikasi, serta mengkoordinir kerja
setiap karyawan dalam suatu tim yang solid dan terorganisir. Hal ini dimaksudkan
bahwa para manajer memikirkan kegiatan mereka sebelum dilaksanakan.
Berbagai kegiatan ini biasanya didasarkan pada berbagai metode, rencana atau
logika.
Setelah rencana dan organisasi sudah terbentuk barulah kemudian
melakukan tindakan yang dilakukan yang sudah disusun oleh masing-masing
bidang. Seperti, reporter yang mencari berita kemudian berita itu ditulis dan
diberikan kepada editor. Setelah beritanya di edit, barulah diberikan kepada
redaktur, setelah dinilai layak terbit, kemudian langsung diterbitkan keseluruh
Indonesia.
Mengawasi jalannya program kerja yang akan dilaporkan oleh masingmasing bidang setiap harinya.
Dibawah ini adalah Diagram Alur Proses Kerja Redaksi hingga Pembaca:
Proses Kerja
Redaksi
Proses Kerja
Desain Visual
Proses Kerja
Cetak
Proses Kerja
Percetakan
Proses Kerja
Distribusi
Pembaca
Bagan di atas merupakan proses alur kerja redaksi Harian Republika. Dari
mulai proses kerja redaksi Harian Republika untuk terbitan harian, langkah awal
mereka adalah membuat rencana halaman redaksi, membuat rencana halaman
iklan, membuat rencana halaman Koran, dan membuat Dummy/partitur halaman.
Kemudian dilanjutkan dengan proses kerja desain visual yang membuat materi
foto, membuat materi grafis/ilustrasi, membuat naskah redaksi, setting, membuat
layout, reprografi. Setelah semua itu selesai, berulah dicetak dengan mesin
percetakan, kemudian didistribusikan ke agen-agen dan sampailah ke tangan
pembaca.
Begitu Harian Umum Republika terbit pada 4 Januari 1993, penjualan
oplahnya terus meningkat. Hanya dalam sepuluh hari sejak terbit, oplah koran ini
sudah mencapai 100.000 eksemplar. Ini berarti peningkatan 2,5 kali lipat dari
rencana awal terbit dengan oplah rata-rata 40.000 eksemplar per hari pada
semester pertama tahun 1993. hingga akhir semester kedua, pada Desember 1993,
oplah Republika mencapai 130.000 eksemplar per hari.
Harian Umum Republika tersebar di seluruh Indonesia. Namun, sebagian
besar oplahnya beredar di Jakarta dan Jawa Barat. Di Jakarta 50,31%, Jawa Barat
17,30%, Jawa Tengah 6,90%, Jawa Timur 4,36%. Dan sisanya tersebar di daerah
lain.
Sistem manajemen yang dianut redaksi Republika bersifat terbuka, artinya
segala kebijakan atau masalah yang dihadapi karyawannya maupun atasanya
dapat dibicarakan bersama-sama. Setiap hari mereka mengadakan rapat redaksi
dan setiap karyawannya berhak memberikan pendapatnya.
B. Persaingan Industri Harian Republika
Persaingan pasti ada dalam perusahaan maupun media massa mana pun.
Misalnya media cetak, hal yang pertama harus deadline. Kuncinya adalah
‘semakin cepat semakin menang’. Artinya semakin cepat atau semakin pagi koran
itu beredar di pembaca maka akan banyak pembaca yang akan membeli koran
paling pagi. Republika adalah koran pertama yang menggunakan cetak jarak jauh
yang berada di Solo. Setelah koran itu di muat dan sudah di edit kemudian siap di
kirim dan langsung masuk mesin cetak di Solo untuk pembaca di luar Jakarta. Hal
ini bisa mengirit biaya distribusi.
Media cetak juga bersaing dengan televisi. Setiap media mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Jika televisi menyajikan berita yang
singkat, akurat dan dengan cara memperdengarkan suara dan memperlihatkan
gambar, serta dengan menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan
internet hanya menampilkan berita jika seseorang membuka situs tertentu. Tapi,
dalam pencarian tersebut, kita dapat mendapatkan informasi yang lengkap disertai
dengan gambar, tapi tidak dapat menyampaikan informasi lewat suara seperti
pada televisi dan radio. lain pula dengan media cetak. Media cetak beritanya bisa
lebih mendalam dan lebih maju dan dapat memberikan visual berupa gambar
yang mewakili keseluruhan isi berita.
Salah satu keunikan Republika di banding dengan media lain adalah
bahwa Republika koran muslim. Republika koran pertama yang memberikan
wawancara khusus bersama Toni Blair, bahkan Toni Blair sendiri yang meminta
diwawancarai dengan Republika. Hubungan Republika dengan kedutaan Australia
sangat baik. Menteri Luar Negeri juga sering memuat beritanya di Republika.
bersaing secara sehat dan santun dalam distribusi koran dan sirkulasi. Persaingan
media saat ini sengat keras. Walaupun kita bersaing, tetapi kita juga harus
kompak dengan media lain dan mengaggap semua adalah teman.
Salah satu cara Republika menghadapi persaingan ini mengenai konsep
produksi. Perbedaan Harian Republika dengan harian umum lain terdapat dalam
pengemasan koran, pendalaman beritanya, dan penyajian. Republika cenderung
menyajikannya lebih aktraktif, jelas, dan tuntas sehingga pembaca tidak perlu
mengerutkan dahi untuk memahaminya.
Republika juga memiliki jurnalisme yang khas. Corak jurnalisme
Republika dilandasi untuk menyajikan informasi yang selengkapnya bagi para
pembacanya. Republika juga berupaya mengembangkan corak jurnalisme yang
‘enak dibaca’ (readable). Bahasa dan gaya penuturannya diupayakan popular dan
tidak kaku tanpa mengabaikan kaidah bahasa.
Sebagai tanggung jawab sosial kepada masyarakat luas, khususnya kepada
‘kaum dhuafa’, Republika juga sekaligus ikut serta mensukseskan program
pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan, pada Juli 1993, Harian Umum
Republika membuka program ‘Dompet Dhuafa’, yakni menghimpun, mengelola
dan menyalurkan zakat para pembacanya.
Republika memiliki visualisasi dan desain yang menarik dalam bentuk
penonjolan unsure grafis yang informative berupa (gambar, foto, table) serta
ekploitasi cetakan warna juga merupakan kekuatan surat kabar ini. Hal ini
ditunjang juga oleh sajian berita yang tuntas pada satu halaman, tanpa
bersambung ke halaman lain. Dengan demikian, pembaca memiliki waktu lebih
banyak untuk melacak berita meupun informasi di halaman-halaman lain.
Dengan semua usaha ini, dalam bidang produksi, prestasi Republika
ditandai dengan keberhasilan meraih penghargaan bergengsi dalam lomba sebagai
juara 1 dalam perwajahan terbaik media cetak nasional pada tahun pertama
penerbitannya 1993 yang diselenggarakan Serikat Grafika Pers, pertengahan
Oktober 1993. Republika berhasil sebagai juara pertama, yang sekaligus
menempatkan diri sebagai surat kabar dengan desain perwajahan terbaik di
Indonesia.
Bila
diamati,
sejak
kelahirannya
Republika
telah
banyak
penyempurnaan yang dilakukannya. Tak hanya dalam desain penampilan
korannya, malainkan juga isi. Kini porsi berita maupun artikel yang berkaitan
dengan bisnis akan lebih banyak dijumpai dalam setiap halaman.
Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat saat ini maka Harian
Republika berusaha membuat karakteristik yang unik. Hal ini bisa dilihat dari
bagaimana karakteristik Republika yang berbeda dari koran lain. Sebagai suatu
kajian ilmiah, dalam bab ini penulis memaparkan secara keseluruhan bagaimana
cara Republika tetap bertahan sebagai koran yang memiliki penyeimbang dan
aspirasi umat Islam.
Republika koran yang terbit setiap hari. Republika mempunyai
karakteristik yang unik dibanding dengan media cetak yang lain. Republika
adalah koran pertama yang membawa aspirasi umat Islam. Setiap berita atau issue
yang dimuat, Republika akan melihat dari segi pandang nilai keislaman.
Bagaimana demokrasi yang dikedapankan dan tidak berpihak. Pada setiap berita
ada nilai Islam yang lebih terbuka dari macam-macam golongan. Walaupun di
berita itu ada suatu konflik, Republika tidak mau subjektif tetapi tetap objektif.
Republika harus berdiri netral, misalnya jika ada konflik antara NU dan
Muhamadiyah Republika tidak memihak siapa pun.
Republika mencoba menyeimbangkan antara idealis dan bisnis. Semua
berita yang di muat di Republika harus menggunakan bahasa yang santun dan
mengandung nilai-nilai keIslaman. Begitu juga dengan iklan, semua berita yang
masuk harus melalui seleksi ketat. Jika iklan yang mengadung unsur pornografi,
Republika tidak akan memuatnya walaupun dengan bayaran yang mahal.
Pilihan topik Republika tidak mengandung pretensi untuk menjadi terlalu
filosofis. Yang lebih mendapat perhatian masyarakat adalah topik-topik yang
dekat dan berdampak langsung terhadap pembaca. Republika beruapaya
mengembangkan semacam surat kabar ‘semi magazine’, artinya akan banyak
berita yang ditulis dengan gaya features.
Dalam hal ini apa yang berlangsung sehari-hari sebisa mungkin dibingkai,
ditafsirkan, diberi kedalaman. Malahan beberapa topik terbukti menjadi ciri khas
yang kental dalam ingatan sebagian besar pembaca, misalnya: Resonansi,
Hikmah, Solilokul, Wacana, Tajuk ataupun yang disajikan dalam lembar khusus,
seperti Suplemen Tekad, Rekor, Manajer, Trend Teknologi, Dialog Jumat, Koran
Kecil dan Selasar.
Republika sebagai media massa Islam karena ada misi keagamaan secara
implicit. Dibawah ini adalah ciri keIslaman secara formal
No.
Ciri keIslaman secara formal
1.
Islam Digest
Tujuan dan Manfaat
Kisah perjalanan spiritual mualaf dunia
2.
Ekonomi Syariah
Manajemen keuangan secara Islami
3.
Khazanah
Mengetahui Sejarah Peradaban Islam
4.
Dialog Jumat
Mengetahui Fikih Muslim dan cerita
Islami
5.
Hikmah
Mengetahui berbagai macam masalah
hidup dan cara mengatasinya
6.
Analisis
Bedah buku-buku Islami
Penekanan ini membuktikan bahwa Republika merupakan media massa Islam
yang memikul misi keagamaan.
Secara eksplisit, tidak banyak yang berbeda antara Republika dengan media cetak
lain. Adanya tajuk rencana, nomor perdana, berita ekonomi, bisnis, hiburan, pendidikan,
dan politik. Republika lahir dengan semangat untuk segenap bangsa. Republika
memandang persoalan dengan sudut pandang nilai-nilai keislaman yang didasarkan pada
kepentingan seluruh Indonesia.
Karakteristik utamanya adalah membawa aspirasi umat Islam. Setiap berita atau
issue yang dimuat, Republika akan melihat dari segi pandang nilai keislaman. Apakah itu
dalam soal politik, budaya, dan ekonomi. Bagaimana demokrasi yang dikedapankan dan
tidak berpihak. Pada setiap berita ada nilai Islam yang lebih terbuka dari macam-macam
golongan. Walaupun di berita itu ada suatu konflik, Republika tidak mau subjektif tetapi
tetap objektif.
Menurut Al-Quran (Al-A’raf), pesan dakwah harus mengandung Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Perintah berbuat baik dan larangan berbuat jelek. Penjelasan tentang halal
dan haram dengan singkat. Syariat Islam dalam seluruh aspeknya. Hal-hal yang
membebaskan manusia dari berbagai beban kehidupan dan belenggu yang memasung
kebebasan mereka. Sifat pesan dakwah bisa religius, sosial, ekonomi, kultural maupun
politik.
☺
☺
”Dan mereka yang bersungguh-sungguh berbuat baik di jalan Allah maka pasti Kami
akan tunjukkan jalan-jalan kebaikan” (QS Al-Ankabut: 69).
Setiap usaha yang dibuat tetap berada dalam syariat-Nya dan tidak dengan jalan
kemaksiatan dan kotor. dengan cara-cara yang tidak baik hanya akan menemukan deretan
melakukan sesuatu yang bermanfaat dan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
Semua ini merupakan upaya pemenuhan tuntutan khalayak pembaca yang
semakin lama semakin meningkat. Itu adalah salah satu cara Republika menghadapi
persaingan saat ini. Salah satu bentuk promosi yang dilakukan Republika dalam
persaingan.
Hubungan Manajemen redaksi dengan persaingan industri adalah jika manajemen
redaksinya sudah berjalan dengan baik, maka mereka akan lebih siap menghadapi
persaingan saat ini.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah meneliti dan menjelaskan tentang manajemen redaksi Harian
Republika dalam menghadapi persaingan industri media cetak di Indonesia. Maka
penulis dapat menyimpulkan:
1. Republika mempunyai karakteristik yang berbeda dari koran lain,
diantaranya adalah Republika koran
pertama yang yang menjadi
penyeimbang dan yang membawa aspirasi umat Islam. Tujuan
dibuatnya koran Islam adalah untuk penyeimbang dan aspirasi umat
Islam. Republika adalah koran pertama yang mengusung koran Islam
dan lebih menegaskan komunitas Muslim di Indonesia sampai saat ini.
Saat ini memang ada beberapa koran Muslim yang lahir sesudah
Republika
Di samping itu, karakteristik utama yang membawa aspirasi umat
Islam adalah setiap berita atau issue yang dimuat, Republika akan
melihat dari segi pandang nilai keislaman. Apakah itu dalam soal
politik,
budaya,
dan
ekonomi.
Bagaimana
demokrasi
yang
dikedapankan dan tidak berpihak. Pada setiap berita ada nilai Islam
yang lebih terbuka dari macam-macam golongan. Walaupun di berita
itu ada suatu konflik, Republika tidak mau subjektif
tetapi tetap
objektif.
2.
Kunci Republika dalam menghadapi persaingan saat ini adalah
‘semakin cepat atau pagi semakin menang’ artinya semakin cepat
berita yang disebarkan ke masyarakat, maka akan semakin banyak
pula pembaca yang membeli koran tersebut. Media cetak juga bersaing
dengan televisi. Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Jika televisi mengyajikan berita yang singkat dan
akurat lain pula dengan media cetak. Media cetak beritanya bisa lebih
mendalam dan lebih maju.
Meskipun begitu, Republika tetap bersaing secara sehat dan santun
dalam distribusi koran dan sirkulasi. Walaupun banyak media yang
bersaing tetapi harus tetap kompak dan mengaggap semua adalah
teman.
B. Saran-Saran
Selanjutnya yang paling akhir dilakukan penulis dalam proses penelitian
atau menyusun skripsi yang telah dibuat, ada beberapa saran dari penulis. Saransaran tersebut antara lain:
1. Penulis berharap agar semakin banyak koran muslim di Indonesia
yang membawa aspirasi umat Islam. Agar komunitas umat muslim
semakin luas dan tetap mengedepankan nilai-nilai keislaman.
2. Republika harus tetap konsisten dengan misi keagamaan. Jangan
sampai hilang identitasnya sebagai media Islam.
3. Republika agar lebih ditingkatkan kembali kualitas korannya, sehingga
setiap orang tertarik untuk membacanya dan jumlah pembacanya
semakin bertambah.
4. Republika tetap meningkatkan prestasinya sebagai Harian Umum
Terbaik se-Indonesia.
5. Meskipun koran ini sifatnya media pers umum, namun tidak ada
salahnya apabila dalam penulisan beritanya menggunakan acuan ayat
al-Quran untuk memperkuat argument dan menyeru pada kebaikan.
Karena koran ini juga dibentengi oleh jurnalis-jurnalis yang beragama
Islam.
6. Penulis menghargai sepenuhnya setiap hasil dan proses kreatif dari
redaksi dalam menyajikan beritanya. Tetap teruskan usaha untuk
menjadi yang pertama.
DAFTAR PUSTAKA
Mondry. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia,2008.
Baharun. Wawasan Jurnalistik Global. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1999.
Arikuntoro, Suharismi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta, 1998.
Birowo, M. Antonius. Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Gitanyali, 2004.
Efendi, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Ajaran Islam. Jakarta: Bharatara Karya
Aksara, 1986.
Syafi’i, Sofyan. Manajemen Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.
Departemen Pendidikan Nasional.
Pustaka, 2002.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Sumarsono, Soni. Manajemen Koperasi ”Teori dan Praktik”. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2004.
Masry, Maringan. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2004.
Habibi, Maksum. Ekonomi Jilid III. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006.
Stoner, James. Management. New York: Englewood Cliffs, 1982.
Erlyanti. Ekonomi Jilid III. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2006.
Terry, George. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta: PT. Prenhalindo, 2001.
Henny. Manajemen Media Massa. Jakarta:Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004.
Handoko, Hani. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 1999.
Handoko, Hani. Manajemen Edisi II. Yogyakarta: BPFE, 1984.
Alam. Ekonomi Jilid II. Jakarta: Erlangga, 2001.
Ruslan, Rosady.Manajemen dan Public Relation dan Media Komunikasi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 1999.
-----------------------Manajemen Humas dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1999.
Manulang. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996.
Griffin. Business. NJ: Prentice Hall, 2006.
Soehoet, Hoeta. Manajemen Media Massa. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP,
2003.
Rumondor, Alexander dan Henny. Manajemen Media Massa. Jakarta: Universitas
Terbuka, 2004.
Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Tangerang: Penerbit Kalam Indonesia, 2005.
Hersinta. Tesis: Perbandingan Manajemen Redaksi dan Iklan pada Majalah Non
Waralaba dan Waralaba ”Studi Kasus pada Majalah Femina dan Cosmopolitan
Indonesia.” Depok: Universitas Indonesia, 2002.
Mc Quail, Dennis. Mass Communication Theory. Jakarta: Erlangga, 1987.
Muhammad, Budyatna. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Rosda Karya, 2006.
Reddick, Dewitt. The Mass Media and The School Newspaper: Wodsworth Publishing
Company. Belmont: California United States of America, 1976.
Masduki. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2006.
Philip, Kotler. Manajemen Pemasaran Edisi II. Jakarta: PT. Indeks, 2008
-----------------. Manajemen Pemasaran Edisi I Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang,
2009.
-----------------. Manajemen Pemasaran Edisi VIII. Jakarta: Salemba Empat, 1995.
Khermouch, Gerry. Breaking into the Name Game. Business Week, 2003.
Keegen, Warren. Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Prenhalindo, 1996.
Newman, Bruce. Handbook of Political Marketing. Thousand Oaks: Sage Publications,
1999.
Levitt. Marketing Myopia. Harvard: Business Review, 1960.
Sanchez, Jesus. Kodak Cuts Dividend: Shifts Strategy. Los Angles: Time, 2003.
Lane, Keller Kevin. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang,
2009.
Frey, Albert. Advertising. New York: Ronald Press, 1961
Company Profile Republika
Hamad, Ibnu. Konstruksi Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse
Analysis terhadap Berita-berita Politik. Jakarta: Granit, 2004.
Website:
http://emjaiz.wordpress.com/2008/06/03/perkembangan-industri-media-dan-kurikulumilmu-komunikasi-di-perguruan-tinggi/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2010.
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
www.wikipedia.com “pengaruh media massa pada budaya,” diakses pada 07 Juni 2010
dari http://id.wikipedia.org/wiki/media massa.
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
Romeltea, http://www.romeltea.com/2009/05/14/media-massa-makna-karakter-jenis-danfungsi/, Media Massa: Makna, Karakter dan fungsi, diakses pada tanggal 11 Juni 2010
Wikipedia. Ensiklopedia Bebas. Diakses pada tanggal 15/04/2010. jam 17.00
Sarie Novian, http://netsains.com/2007/08/kebangkitan-media-online-menantang-mediacetak/, Kebangkitan Media Online Menantang Media Cetak, Diakses pada tanggal 19
April 2010
Rusman Emba, Fungsi Media, http:// id-id.facebook.com/topic.php?uid&topic, diakses
pada tanggal 10 Juni 2010.
Bey Laspriatna, Bisnis Syafaat, artikel ini dikases pada 15 April 2010 dari
http://beyblog.syafaatadvertising.net/?p+30)
EbizzAsia, (http://www. Ebizzasia.co./0327-2005/focus, 0327, 02, htm) Menyiasati
Persaingan, Diakses pada tanggal 15/04/2010.
Wikipedia Ensiklopedia
bebas.(http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_persaingan_sempurna). diakses pada tanggal
15/04/2010.
Ni Ketut Rinawati.. http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-pasar-persaingansempurna/. Pasar Persaingan Sempurna Diakses pada tanggal 15/04/2010.
Wawancara:
Vazza, Agung. Wawancara dengan Pimpinan Redaktur Pelaksana Republika. 2010.
Download