daftar isi - Universitas Sumatera Utara

advertisement
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
PENGAWASAN INTERN KAS
PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA
Skripsi Minor
Diajukan Oleh:
NOVI HANDAYANI NST
062101103
PROGRAM STUDI: KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah atas karunia ALLAH SWT, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi minor
ini guna melengkapi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada
program Diploma III Jurusan Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
Adapun judul skripsi minor ini adalah “ Pengawasan Intern Kas pada PT.
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dan petunjuk dari
dosen pembimbing dan pihak lain, penulis belum tentu dapat menyelesaikan
skripsi minor ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.Si Selaku Ketua Departemen
Keuangan program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syafrizal Helmi Situmorang. SE, M.Si, selaku Sekretaris
Departemen Keuangan program Diploma III fakultas Ekonomi Sumatera
Utara.
4. Bapak Dra. FEPTY ANIAR, selaku Kasub. Bag. Akademik Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
5. Seluruh Dosen staf Pegawai di Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
6. Pimpinan dan Pegawai PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
yang telah bersedia memberi kesempatan dan bantuan kepada saya untuk
memperoleh data-data yang saya perlukan dalam penulisan skripsi minor
ini.
7. Buat “Yang selama ini ada diwaktu penulis susah maupun senang“
makasih ya.
8. Teman-temanku yang paling baik (widya, anggi, fitri, echa, ayu) yang
selalu ada dalam hidupku.
Spesial untuk kedua orang tua saya Ayahanda Soewarno Nst, Ibunda saya
Azizah Aziz yang telah mengorbankan semua kasih sayang dan cintanya kepada
anak-anaknya, semoga Allah memberikan berkat yang melimpah dan juga
kesehatan. Spesial untuk adik saya M. Azwar Fauzi yang telah memberikan kasih
sayangnya kepada saya
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kesilapan dalam penyusunan
skripsi ini yang disebabkan keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki oleh
penulis. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi minor ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi minor ini dapat bermanfaat
bagi semua orang yang membacanya serta menambah pengetahuan tentang
perusahaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.
Medan, Juni 2009
Penulis
( Novi Handayani Nst)
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II: PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat ........................................................................ 6
B. Jenis Usaha ............................................................................... 9
C. Struktur Organisasi .................................................................. 10
D. Job Description
...................................................................... 11
E.
Kinerja Usaha Terkini................................................................... 13
F.
Rencana Kerja .......................................................................... 14
BAB III
: PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan Intern Kas ............................................ 15
B. Penerapan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Intern Kas ...... 17
B.1 Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas .......................... 22
B.2 Mengenali Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas .............. 26
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
B.3 Mengenali Formulir Verifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Uang
Kas ......................................................................................... 28
B.4 Cara Menerima dan Mengeluarkan Uang Kas ...................... 28
C. Pengawasan Intern Terhadap Kas .............................................. 30
BAB IV
: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 32
B. Saran ......................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT, PLN (Persero) Wilayah SUMUT .... 10
2. Gambar 3.1 Prosedur Penerimaan Uang Kas .............................................. 23
3. Gambar 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas ....................................................... 25
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang langsung
mempengaruhi kehidupan setiap individu maupun organisasi. Keuangan ini
berhubungan dengan proses, lembaga, pasar, dan instrument yang terlibat dalam
transaksi uang. Diantara bisnis, individu maupun pemerintah terlibat langsung
dengan apa yang dinamakan dengan proses keuangan tersebut.
Ada tiga laporan keuangan yang dapat digunakan untuk menggambarkan
kondisi keuangan dan kinerja perusahaan yaitu: Neraca, Laporan Laba Rugi,
Laporan Arus Kas. Neraca memberikan gambaran tentang aktiva, utang, dan
ekuitas pemilik perusahaan untuk suatu saat. Sedangkan laporan laba rugi
merupakan gambaran pendapatan bersih dari kegiatan operasi perusahaan selama
periode tertentu. Laporan arus kas menggabungkan informasi dari neraca dan laba
rugi untuk menggambarkan sumber dan penggunaan kas selama periode tertentu.
Setiap perusahaan baik perusahaan dagang, industri ataupun jasa akan
selalu memperhitungkan keadaan uang kas untuk dapat membiayai kegiatan
operasional sehari-hari, sehingga kas mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu laba, lebih jauh daripada itu
agar perusahaan tetap berjalan.
Kas merupakan rencana kegiatan yang akan dilakukan selama jangka
waktu tertentu. Dengan kata lain anggaran merupakan rencana kegiatan yang
1
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
dilakukan dan disusun secara teliti. Penyusunan anggaran kas perusahaan harus
mempunyai sistem yang diterapkan guna kelancaran usaha dalam mencapai
tujuan.
Kas sangat penting bagi perusahaan untuk menjaga likuiditas peerusahaan
karena dengan anggaran kas dapat diketahui bila terjadi kelebihan ataupun
kekurangan kas dalam perusahaan. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk
menganalisis tingkat pembiayaan yang mudah sehingga dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan dibidang investasi dan pengadaan.
Pengelolaan keuangan perusahaan merupakan bagian dari manajemen
keuangan.
Ruang
lingkup
manajemen
keuangan
meliputi:
Perencanaan
pendapatan dan pengeluaran aktivitas usaha, Perencanaan pengeluaran investasi,
Perencanaan pendanaan apabila penerimaan dari aktivitas usaha tidak mencukupi
untuk mendanai pengeluaran usaha maupun investasi, Melakukan pengelolaan
keuangan termasuk pengendaliannya agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
Perencanaan
pendapatan
dan
pengeluaran
aktivitas
usaha
serta
perencanaan pengeluaran investasi, dituangkan dalam RJPP (Rencana jangka
panjang perusahaan) yang ditetapkan lima tahun sekali dan RKAP (rencana kerja
dan anggaran perusahaan) serta anggaran kas (cash budget) yang ditetapkan setiap
tahun berdasarkan usulan dari unit-unit PLN.
RKAP berisi anggaran tunai dan non tunai sedangkan Cash budget
anggaran tunai. Pengertian anggaran non tunai adalah anggaran tunai bagi unit
lain dalam rangka memberikan pelayanan jasa/produk kepada unit PLN yang
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
memiliki anggaran non tunai. Contoh Pelayanan pendidikan oleh PLN Jasdik
menggunakan anggaran non tunai dari unit-unit PLN lain yang menggunakan jasa
pendidikan. Bagi PLN Jasdik anggaran non tunai dari unit-unit PLN lain ini
adalah anggaran tunai baginya. Contoh lain, Pelayanan sebagian pasokan material
dari gudang suatu unit PLN menggunakan anggaran non tunai dari unit PLN
tersebut karena bagian tersebut adalah sisa material yang masih ada di gudang.
Mekanisme pembebanan untuk anggaran non tunai adalah dengan penota
bukuan. Nota buku debet bagi unit yang menggunakan jasa merupakan nota kredit
bagi unit yang memberikan jasanya. Pengelolaan uang tunai berdasarkan anggaran
tunai dilakukan oleh fungsi keuangan, sedangkan pengendalian uang non tunai
dilakukan oleh fungsi akuntansi.
Aktivitas pendanaan sepenuhnya merupakan wewenang PLN Pusat.
Pendanaan PLN bersumber dari : Anggaran PLN (APLN), Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN), Pinjaman (loan), Subsidi pemerintah. Penjelasan
tentang perencanaan: pendapatan, pengeluaran aktivitas usaha, investasi dan
pendanaan tidak akan dibahas dalam materi ini. Dalam materi ini hanya akan
dibahas tentang pengelolaan uang dengan acuan anggaran tunai (cash budget).
Pengelolaan keuangan imprest mengacu pada Cash budget (anggaran kas)
yang merupakan bagian dari RKAP dengan sumber dana PLN yang dananya
diperoleh dari hasil pendapatan usaha maupun pinjaman PLN. Penyaluran dana
kas di PLN dilakukan berjenjang sesuai dengan jenjang organisasi di PLN.
Jenjang organisasi di PLN meliputi 3 jenjang, yaitu: (1) PLN Pusat, (2) UPI (Unit
Pelayanan induk) seperti kantor: Wilayah/Distribusi/P3B/ Pengembangan/
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Penyaluran/JMK/Induk unit penunjang: Jasdik/ J&P / Jaseng/ Jaser / Litbang, dll.
(3) UP (Unit Pelayanan) seperti kantor: cabang/ APJ/ APLA/ AJ/ UPJ/ UPD/
UPT/ Unit settlemen/Unit bidding/USKP/Udiklat/Unit Produksi.
Objek penelitian penulis adalah PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara, yang merupakan perusahaan yang begerak dalam bidang jasa. kas yang
terdapat pada perusahaan ini merupakan unsur yang paling penting dalam
meningkatkan kinerja operasionalnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian secara langsung untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
pengawasan kas yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero), dengan memilih judul “
Analisis Pengawasan Anggaran Kas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Utara”.
B. Perumusan Masalah
Untuk membuat suatu perencanaan riset guna mencapai hasil baik dan
terarah. Perlu ditetapkan apa yang akan menjadi masalah pokok pada suatu
perusahaan tertentu yang dijadikan objek penelitian. oleh karena itu dalam
perusahaan lebih lanjut, penulis membatasi diri hanya merumuskan permasalahan
perusahaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera utara, yaitu:
1. Bagaimana PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara melakukan pencatatan
terhadap transaksi kas ?
2. Bagaimana penerapan
sistem pengawasan
intern
yang
dilaksanakan
perusahaan dalam mengamankan kas yang ada dalam perusahaan ?
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kebijaksanaan perusahaan melaksanakan
pengawasan intern terhadap kasnya.
2. Bagi
perusahaan
dijadikan
sebagai
dasar
pertimbangan
dalam
memperbaiki atau mengembangkan perusahaan, terutama manager bidang
keuangan dan akuntansi dalam memperkuat sistem pengawasan pada
perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan perbaikan sistem
pengawasan kas.
2. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan mengenai pengawasan intern
kas dan sebagai bahan perbandingan di dalam melakukan penulisan dan
penelitian di masa yang akan datang.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat
Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai
ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Jakarta sekarang ), maka
30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun di
tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 12
Medan, dibangun oleh NV NIGEM / OGEM perusahaan swasta Belanda.
Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan
Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan
Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan
Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937)
Masa penjajahan Jepang , Jepang hanya mengambil alih pengelolaan
Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan
perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera
Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi
pemerintahan tentara Jepang waktu itu.
Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan
Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil
alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan
Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini
Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka
dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada6PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang
makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953
keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi
Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33
ayat(2) UUD 1945.
Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan
Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli)
yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959
dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri
PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah.
Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Eksploitasi .
Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9
/PRT/64 dan Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja
PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi. Sumatera Utara tetap menjai
Eksploitasi I.
Dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II
Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara
tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS 009/DIRPLN/66
tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu
sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing
Tinggi). PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan
Umum
Listrik
Negara
dengan
hak,
wewenang
dan
tanggung
jawab
membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah
menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.
Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang
merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi
PLN Wilayah II Sumatera Utara.
Dari Perum menjadi Persero
Dengan keluarnya peraturan pemerintah No. 23 / 1994 tanggal 16 Juni
1994 maka ditetapkan status PLN sebagi persero. Adapun yang melatarbelakangi
perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang
terus meningkat dewasa ini.
Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu
menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur
Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang
berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center.
Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggung jawabnya cukup
besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan
lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.
Pemisahan Wilayah, Pembangkitan dan Penyaluran
Perkembangan
kelistrikan
di
Sumatera
Utara
terus
mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan
semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan,
kemampuan pasokan listrik dan indikasi – indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara
dimasa – masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor
078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang
jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran
Sumatera Bagian Utara.
Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN (Persero)
Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya
dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaanya ke
PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero)
Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.
Pada Tahun 2003 PT. PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Utara.
B. Jenis Usaha / Kegiatan
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera utara merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang melayani masyarakat dalam bentuk memberikan pasokan
tenaga listrik ke seluruh pelosok tanah air Indonesia.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
D. Job Description
1. General Manager
Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh
sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis; pengelolaan pengusahaan
pembangkitan, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan
mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta
pelayanan
pelanggan;
dan
memastikan
terlaksananya
Good
Corporate
Governance (GCG) di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
2. Bidang Perencanaan
Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem menajemen
kinerja, perencanaan investasi, pengembangan aplikasi sistem informasi, untuk
mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan
keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka
acuan pelaksanaan kerja
3. Bidang Teknik
Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan
sistem pengelolaan jaringan distribusi dan pembangkit serta penerapan
manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta upaya pencapaian
sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja, untuk mendukung
upaya pengusahaan tenaga listrik yang efektif, efisien dengan tingkat mutu dan
keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka
acuan pelaksanaan kerja
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
4. Bidang Niaga dan Pelayanan Pelanggan
Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari
penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada
kebutuhan pelanggan dan transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan
nilai tambah bagi Perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan
tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksanaan.
5. Bidang Keuangan
Bertanggung jawab atas penyelanggaraan keuangan sesuai dengan pronsipprinsip manajemen keuangan yang baik, pengelolaan pajak dan asuransi yang
efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat
waktu.
6. Bidang Sumberdaya Manusia dan Organisasi
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM
berbasis kompetensi, pengembangan organisasi, evaluasi tingkat organisasi unit,
perencanaan tenaga kerja, dan anggaran kepegawaian, pengelolaan data dan
administrasi kepegawaian serta hubungan industrial
7. Bidang Komunikasi Hukum dan Administrasi
Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi dan kesekratariatan,
komunikasi, masyarakat, dan hukum ; pengelolaan keamanan, aset, sarana dan
prasarana kantor, serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja
organisasi
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
8. Audit Internal
Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program
kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan
dan penyempurnaan sistem manajemen dan oprasional untuk mendukung
terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik
E. Kinerja Usaha Terkini
1. Pada akhir tahun 2008 daya terpasang pembangkit PLN mencapai 21.425
MW yang tersebar di seluruh Indonesia.
2. Kapasitas sesuai jenisnya adalah sebagai berikut :
- Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), 3.184 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3.073 MW
- Pembangkit Llistrik Tenaga Uap (PLTU), 6.800 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 1.748 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), 6.241 MW
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), 380 MW
3. Transmisi dan Distribusi
Di Jawa-Bali memiliki Sistem Interkoneksi Transmisi 500 kV dan 150 kV
sedangkan di luar Jawa-Bali PLN menggunakan sistem Transmisi yang
terpisah dengan tegangan 150 kV dan 70 kV. Pada akhir tahun 2008, total
panjang jaringan Transmisi 500 kV, 150 kV dan 70 kV mencapai 25.989
kms, jaringan Distribusi 20 kV (JTM) sepanjang 230.593 kms dan
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 301.692 kms.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
4. Sistem Kontrol
Pengaturan daya dan beban Sistem Ketenagalistrikan di Jawa-Bali dan
supervisi pengoperasian sistem 500 kV secara terpadu dilaksanakan oleh
Load Dispatch Center / Pusat Pengatur Beban yang terletak di Gandul,
Jakarta Selatan. Pengaturan operasi sistem 150 kV dilaksanakan oleh Area
Control Center yang berada di bawah pengendalian Load Dispatch Center.
Di Sistem Jawa-Bali terdapat 4 Area Control Center masing-masing di
Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, Region Jawa Tengah & DI
Yogyakarta dan Region Jawa Timur & Bali.
F. Rencana Kerja
Bidang keuangan ertanggung jawab atas penyelenggaraan keuangan
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik sesuai ketentuan
yang berlaku serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Bagian memiliki
tugas: Mengajukan permintaan dropping anggaran tunai ke PLN Pusat, Membuat
perencanaan aliran kas pembiayaan AO / AI, Melaksanakan dropping kas
pembiayaan ke unit (imprest), Meneliti kelengkapan dokumen pendukung
pembayaran, Melaksanakan pembayaran atas transaksi sesuai batas kewenangan
yang diberikan, Melaksanakan rekonsiliasi kas, bank imprest, Melaksanakan
pengendalian kas pembiayaan unit, Melakukan pemungutan dan penyetoran pajak,
Melakukan rekonsiliasi piutang pegawai, melakukan rekonsiliasi hutang usaha.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengawasan Intern Kas
Pengawasan intern kas pada umumnya telah banyak digunakan oleh
masyarakat sebagai alat pengawasan yang sangat membantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas sehingga mempunyai peranan yang sangat penting bagi suatu
perusahaan. Pada perusahaan kecil biasanya pengawasan dilakukan oleh pimpinan
sendiri/pemilik, makin besar dan luas suatu perusahaan tentu semakin luas
organisasi yang harus dikelola. Dalam rangka pengawasan operasi-operasi
pimpinan perlu mendelegasikan wewenang pada bawahan yang bersandar pada
sistem akuntansi.
Prosedur-prosedur terperinci yang digunakan pengusaha untuk mengawasi
operasi-operasi tersebut dengan internal Control atau pengawasan intern. Salah
satu fungsi manajemen yang penting adalah fungsi pengawasan (Controlling).
Fungsi pengawasan terdiri dari semua aktivitas yang berhubungan dengan
penentuan atau evaluasi mengenai apa yang telah dicapai sampai berapa jauh
pelaksanaan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan pimpinan. Untuk dapat
menentukan adanya penyimpangan di dalam pelaksanaan perlu diketahui dahulu
tahap perencanaan norma atau ukuran yang memadai dasar hasil pelaksanaannya.
Fungsi pengawasan dapat dilaksanakan secara aktif melalui pemeriksaan
pelaporan, Namun pemeriksaan maupun pelaporan umumnya bersifat represif,
yaitu bahwa apabila sesuatu kecurangan diketahui, maka kejadiannya telah
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada
15 PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
berlalu. Untuk memperoleh sistem pengawasan yang sifatnya repentif maka perlu
adanya suatu cara tertentu.
Menurut Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fees (2005, 351): kas
karena sifatnya yang sangat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan
pemiliknya, maka kas mudah diselewengkan dan digelapkan.
Setelah di uraikan secara ringkas tentang pengawasan intern, maka untuk
meningkatkan efisiensi dalam suatu perusahaan baik itu berbentuk dagang, jasa
maupun berbentuk industri perlu dilaksanakan pengawasan intern yang meliputi
organisasi serta semua metode dan ketentuan yang dimiliki suatu perusahaan.
Organisasi serta semua metode dan ketentuan yang dikoordinasi tersebutlah
sebagai alat perusahaan dalam melindungi harta miliknya dari kecurangankecurangan yang mungkin terjadi, mengcek kecermatan dan kebenaran akuntansi
yang meningkatkan efisiensi
Defenisi di atas menunjukkan bahwa suatu sistem pengawasan intern yang
baik itu akan berguna untuk:
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi
4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen
Walaupun demikian kita tidak biasa berfokus pada pengawasan intern
yang telah diuraikan di atas. Karena begitu banyaknya literatur-literatur atau
buku-buku dari para ahli tersebut, untuk itu dibatasi pengertian pengawasan intern
yaitu pengertian yang dipandang dalam arti sempit dan arti yang luas.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Dalam arti yang sempit pengawasan merupakan pengecekan penjumlahan,
baik penjumlahan mendatar (Crossfooting) maupun penjumlahan menurun. Istilah
pengawasan intern (Internal Control) disamakan dengan Internal Check.
Menurut Sukarno (2002, 169): Prosedur-prosedur mekanis untuk
memeriksa
ketelitian
dari
data-data
administrasi
seperti
mencocokkan
penjumlahan Horizontal dengan pengawasan Vertikal.
Sedangkan dalam arti yang luas tidak hanya meliputi pekerjaan
pengecekan tetapi meliputi semua alat yang digunakan manajemen untuk
mengadakan pengawasan yang bersifat akuntansi dan pengawasan akuntansi dan
pengawasan administrasi.
Menurut Munawir (2002, 391): Pengawasan intern itu meliputi struktur
organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang
digunakan dalam perusahaan yang bertuan untuk menjaga keamanan harta milik
perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, Memajukan
efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan
manjemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
B. Penerapan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Intern Kas.
Fungsi pengelola keuangan kas adalah:
1. Melaksanakan tata usaha keuangan kas.
Tata usaha keuangan kas meliputi kegiatan: pembuatan bukti bukti
penerimaan dan pengeluaran kas/bank, mencatat buku harian kas (klad kas/daftar
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
kasir) dan buku harian bank, mengisi kartu pengendalian, menyimpan uang kas
serta membuat laporan saldo kas/bank.
2. Mencegah terjadinya kebocoran dana
Untuk mencegah terjadinya kebocoran dana maka setiap pengeluaran
selain harus mengacu pada anggaran kas yang telah ditetapkan juga harus sesuai
dengan persyaratan dalam kontrak untuk barang/jasa yang dibeli.
Uang adalah benda yang paling mudah menghilang, dan susah untuk dapat
dibuktikan. Andaikan anda lupa meninggalkan uang anda di meja, dan pada saat
kembali uang tersebut sudah menghilang, maka sulit untuk membuktikan siapa
yang mengambilnya, karena tidak ada identitas untuk mengenalinya. Oleh sebab
itu banyak usaha dijalankan untuk dapat mengamankan uang, mulai dari uang
tempat penyimpanan yang sulit untuk dibongkar sampai ke lemari tempat
penyimpanan yang memiliki kunci ganda serta kode rahasia dan hanya petugas
tertentu yang memiliki kunci ganda serta kode rahasia dan hanya petugas tertentu
yang mengetahui kode rahasianya. Ruang untuk melakukan transaksi pembayaran
dan penerimaan uang juga dibuat khusus, penerimaan atau pembayar hanya
diperkenankan bertransaksi melalui jendela loket, hal ini untuk menghindari
hilangnya uang yang tercecer di meja petugas keuangan.
3. Mengoptimalkan likuiditas perusahaan
Walaupun sudah ada anggaran kas sebagai acuan pengeluaran uang,
kadang kala ada keperluan mendesak yang harus dibayar sedangkan dropping
uang dari unit pusat belum turun. Sebagai contoh Anggaran investasi
memperbaiki bak penampungan air, SKKI (Surat kuasa investasi) dan AT
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
(Alokasi tunainya) sudah disetujui oleh unit pusat, akan tetapi dengan kondisi
yang semakin parah dan bila tidak segera diperbaiki akan menghambat pasokan
air, maka dapat digunakan dahulu uang yang ada untuk membayar. Tindakan ini
secepatnya diikuti dengan permohonan ke unit pusat agar segera dapat diturunkan
dropping tunainya, untuk mengantisipasi bila pemilik anggaran mengajukan
tagihannya.
4. Memelihara likuiditas perusahaan
Pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Memelihara likuiditas perusahaan merupakan
kegiatan utama pengelola keuangan kas. Jangan sampai terjadi besar pasak dari
pada tiang. Walaupun sudah ada anggaran kas, pertimbangan prioritas dan
kepentingan yang mendesak dalam mengeluarkan uang masih sangat diperlukan.
Hal ini perlu dilakukan karena dalam realitanya banyak ditemukan
aktivitas yang mundur ataupun maju dari jadwal semula. Pengelola keuangan
harus dapat mengidentifikasi sifat-sifat biaya yang dikeluarkan, apakah biaya
yang akan dikeluarkan tersebut untuk keperluan reguler rutin selalu dikeluarkan
seperti halnya gaji pegawai, pembelian bahan bakar, pemeliharaan rutin ataukah
untuk aktivitas yang belum jelas waktu pelaksanaannya seperti halnya jasa
produksi, pelatihan pegawai, realisasi investasi dan lain-lain.
Jika demikian halnya sering timbul pertanyaan yang apa gunanya anggaran
kas dalam bentuk cash flow yang merinci rencana pengeluaran secara detail dalam
hal waktu? Pertanyaan ini wajar, karena realitanya banyak aktivitas yang tidak
sesuai jadwal. Justru disinilah letak pentingnya anggaran kas dalam bentuk cash
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
flow sebagai alat pengendalian pengeluaran dan penerimaan kas. Secara umum
tujuan dari pengendalian kas adalah untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas atau setara kas dibandingkan dengan realita
pengeluarannya. Aktivitas yang pelaksanaannya sehingga cadangan kasnya perlu
digeser waktunya dan aktivitas apa yang pelaksanaannya maju sehingga perlu
dicarikan sumber pembiayaannya.
Dalam melakukan pengendalian arus kas, petugas keuangan tidak dapat
berjalan sendiri, terutama untuk pengeluaran bagi aktivitas yang belum pasti
realisasi pelaksanaannya. Koordinasi dengan pelaksana aktivitas (user) sangat
diperlukan, untuk mendapatkan informasi yang relevan dan up to date tentang
maju atau mundurnya pelaksanaan program kerja sehingga perlu dilakukan
penyesuaian waktu arus kas pengeluaran ataupun pendapatannya.
Saldo Kas Maksimal Pada Akhir Bulan
Sesuai surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) No. 21.E/012/DIR/2000,
tanggal 5 Juni 2000, tentang penyusunan dan penggunaan arus kash (cash flow)
untuk satuan unit administrasi C.3 ditetapkan bahwa saldo kas imprest maksimum
yang direncanakan dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh unsur-unsur
sebagai berikut:
a. Jumlah 1 (satu) minggu biaya rutin pemeliharaan instalasi Jumlah 1
(satu) minggu perawatan kesehatan untuk pegawai & pensiunan
b.
Jumlah 1 (satu) minggu biaya perjalanan dinas
c. Jumlah 1 (satu) minggu biaya penagihan rekening
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
d.
Jumlah 1 (satu) minggu pencatatan meter
Saldo kas unit administrasi tidak boleh melebihi saldo kas maksimal . bila
saldo kas unit melebihi saldo kas maksimal, maka kelebihannya harus disetorkan
ke Unit Pusat atau Unit Pusat akan mengurangi jumlah droppingnya ke unit
Sebaliknya apabila saldo kas unit adminstrasi kurang dari saldo maksimal
yang ditetapkan, maka dropping selanjutnya dari unit pusat akan sama dengan
jumlah yang telah ditetapkan dalam cash flow. Apabila unit administrasi meminta
jumlah dropping lebih besar dari yang ditetapkan akan diberikan sepanjang tidak
melampaui pada anggaran kas setahun yang telah ditetapkan.
5. Melakukan pembayaran dan penerimaan uang dengan bukti dokumen yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Sebelum memutuskan penerimaan uang harus dipertimbangkan, dari mana
asal uang tersebut akan apakah ada pos anggarannya. Penerimaan uang di luar pos
anggaran sebaiknya di tolak. Contoh seorang pegawai bekerja diluar perusahaan
pada jam kerja, kemudian ia menyetorkan uang penghasilannya kepada
perusahaan, hal ini tidak dapat diterima, karena peraturan yang ada adalah
mengharuskan pegawai bekerja di perusahaan selama jam kerja.
Sebaliknya
sebelum
memutuskan
pengeluaran
uang
harus
dipertimbangkan, apakah dokumen pendukung dari tagihan yang diajukan ke
fungsi keuangan dapat digunakan sebagai bukti yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
B.1. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
1. Jenis pensiunan penerimaan dan pengeluaran kas meliputi :
a. Penerimaan uang kas berasal dari:
1. Dropping PLN Pusat ke UPI dan dropping dari UPI ke UP
2. Titipan dana pensiun dari Yayasan dana pensiun untuk diserahkan
kepada PLN.
3. Pungutan Pajak untuk diserahkan ke bank persepsi
4. Pungutan PPJU (Pajak penerangan jalan umum) untuk disetorkan
ke Pemerintah daerah (PEMDA).
b. Pengeluaran uang kas digunakan untuk:
1. Membayar keperluan operasional (Pembelian tenaga listrik, Bahan
bakar, ongkos angkut, bahan kimia, Biaya Pegawai, pemeliharaan
pekerjaan jasa dan pembelian material, Biaya pegawai dan Biaya
administrasi)
2. Membayar keperluan investasi
3. Menyetorkan punguan pajak
4. Menyetorkan pungutan PPJU
5. Membayar uang pensiun
2. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas
a. Prosedur penerimaan imprest meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Penerimaan barang
2. Melampirkan dokumen bukti penerimaan uang
3. Memverifikasi dokumen pendukung penerimaan uang
4. Membuat bukti penerimaan kas/bank imprest dan mencetaknya
5. Memaraf/meminta tanda tangan pengesahan setuju penerimaan di
bukti penerimaan kas/bank
6. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui penerimaan
uang di bukti penerimaan kas/bank.
7. Mencatat pada buku Klad kas/daftar kasir atau buku harian bank
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
8. Menyerahkan bukti penerimaan dan pendukungnya ke fungsi
akuntansi
Prosedur penerimaan uang Kas
Melampirkan Dokumen Bukti Penerimaan Uang
Penerimaan
Uang
Memverifikasi
dokumen
pendukung
penerimaan
uang
Membuat bukti penerimaan kas/bank
dan mencetaknya
Memaraf/meminta tanda tangan
pengesahan setuju penerimaan di
bukti penerimaan kas/bank
Mencatat
pada
buku
Klad
Meminta pengesahan pejabat yang
berhak menyetujui penerimaan
uang di bukti penerimaan kas/bank.
Menyerahkan bukti penerimaan
kas/daftar kasir atau buku harian
dan pendukungnya ke
bank
akuntansi
fungsi
Gambar. 3.1 Prosedur penerimaan uang Kas
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
b. Prosedur pengeluaran imprest
Prosedur pengeluaran imprest meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Menerima berkas tagihan pembayaran
2. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang
3. Memverifikasi dokumen pendukung pengeluaran kas/bank
4. Membuat bukti pengeluaran kas/bank imprest dan mencetaknya
5. Memaraf/
meminta
tanda
tangan
pengesahan
persetujuan
pembayaran di bukti pengeluaran kas/bank.
6. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di
bukti pengeluaran kas/bank.
7. Untuk pembayaran melalui bank dibuatkan cek / giro
8. Menandatangani/meminta tanda tangan pejabat yang berhak setuju
bayar pada cek/giro.
9. Mencatat pada buku klad kas atau buku harian bank.
10. Menyerahkan bukti pengeluaran dan dokumen pendukungnya
kefungsi akuntansi.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Prosedur Pengeluaran Kas
Menerima berkas
tagihan pembayaran
Melampirkan dokumen
pendukung pengeluaran uang
Memverifikasi dokumen pendukung pengeluaran kas /bank
Memaraf/meminta tanda tangan
pengesahan persetujuan pembayaran
di bukti pengeluaran kas/bank
Membuat bukti pengeluaran
kas/bank dan mencetaknya
Meminta
yang
pengesahan
berhak
pejabat
menyetujui
pembayaran di bukti pengeluaran
Untuk pembayaran melalui bank
kas/bank.
dibuatkan cek / giro
.
Menandatangani/meminta
tanda
tangan pejabat yang berhak setuju
bayar pada cek/giro.
Mencatat pada buku klad kas atau
buku harian bank.
Menyerahkan bukti pengeluaran
dan
dokumen
pendukungnya
kefungsi akuntansi.
Gambar. 3.2 Prosedur Pengeluaran Kas
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Catatan :
1. Ketentuan yang berlaku di PLN, penandatanganan cek/giro harus di
tandatangani dua diantara tiga pejabat yang terdaftar namanya pada
specimen pengajuan ke bank.
2. Pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui penerimaan dan
pengeluaran uang minimal berjumlah dua orang. Besaran wewenang yang
di perbolehkan bagi setiap pejabat yang berhak untuk mengesahkan
persetujuan uang yang di terima atau akan di keluarkan, berbeda – beda
pengaturannya pada tiap unit PLN.
3. Pejabat yang berhak menyetujui penerimaan dan pengeluaran uang
berjenjang mulai dari Top manajer (Direktur utama/General Manager),
Manajer bidang Keuangan dan Supervisior bidang keuangan.
B.2. Mengenali Bukti Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Formulir bukti penerimaan dan pengeluaran imprest ada 4 jenis yaitu :
1. Formulir bukti penerimaan kas.
Informasi pada bukti ini terdiri dari :
a. Nama unit PLN
b. No. Bukti pengendalian dan bukti penerimaan kas
c. Terima dari
d. Nilai uang yang di terima dituliskan dalam huruf
e. Nilai uang yang di terima di tuliskan dalam angka
2. Formulir bukti pembayaran kas
Informasi pada bukti ini terdiri dari :
a. Nama unit PLN
b. No. Bukti pengendalian dan no bukti penerimaan kas
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
c. Terima dari PT PLN (Persero) Unit
d. Nilai uang yang di bayarkan dituliskan dalam huruf
e. Nilai uang yang di bayarkan di tuliskan dalam angka
3. Formulir bukti penerimaan bank
Informasi pada bukti ini terdiri dari :
a. Nama unit PLN
b. No. Bukti pengendalian dan no bukti penerimaan bank
c. Terima dari
d. Nilai uang yang di terima dituliskan dalam huruf
e. Nilai uang yang di terima di tuliskan dalam angka
4. Formulir bukti pembayaran bank
Informasi pada bukti ini terdiri dari :
a. Nama unit PLN
b. No. Bukti pengendalian dan no bukti pembayaran bank
c. Terima dari PT PLN (Persero) unit................
d. Nilai uang yang di bayarkan dituliskan dalam huruf
e. Nilai uang yang di bayarkan di tuliskan dalam angka
f. Uraian tentang pembayaran
g. Kode anggaran dan kode akun yang di gunakan
h. Tempat, tanggal dan tahun bukti di cetak untuk diminta pengesahan
i.
Pengesahan dari pejabat yang berwenang setuju
j.
Pengesahan dari pejabat yang berwenang menyetujui
k. Tanda tangan yang menerima cek. Kalau pembayaran dengan giro,
pada ruang bernomor 11 di tuliskan kata “Transfer”, dan di
lampirkan foto copy giro atau surat perintah transfer (SPT) yang
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
telah di tanda tangani oleh petugas bank sebagai bukti sementara
penerimaan giro oleh bank, selanjutnya dilampirkan DN (debet nota)
sebagai bukti bank telah mentransfer uangnya ke no rekening yang
dituju.
B.3. Mengenali Formulir Verifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Formulir Verifikasi penerimaan dan pengeluaran kas berguna untuk
membantu dalam mengidentifikasi dokumen – dokumen pendukung bukti
penerimaan dan pengeluaran kas/bank, sehingga bukti penerimaan dan
pengeluaran kas/bank tersebut dapat disahkan untuk pelaksanaan penerimaan dan
pembayarannya.
B.4. Cara Menerima dan Mengeluarkan Uang Kas
Dalam melaksanakan penerimaan dan pengeluaran uang harus di pastikan
uang diterima/dikeluarkan tepat waktu, jumlah, sasaran dan aman sesuai dokumen
pendukungnya.Tepat sasaran dalam arti pihak yang menerima uang harus sama
dengan pihak yang di beri tugas untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
tercantum dalam kontrak perjanjian pekerjaan ataupun dalam surat perintah kerja.
Apabila pihak yangberhak menerima uang (sesuai kontrak) berhalangan,
maka pengambilan uang dapat diwakilkan kepada kuasanya dengan melampirkan
surat kuasa yang ditanda tangani oleh yang berhak di atas materai cukup.
Ketentuan ini berlaku untuk pembayaran secara tunai ataupun dengan cek.
Pembayaran dengan tunai ataupun cek sejauh mungkin dihindarkan,
terutama pembayaran kepada pihak ke tiga. Hal ini di lakukan untuk
mengantisipasi pemalsuan oleh penerima uang baik dalah hal tanda tangan
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
ataupun surat kuasa. Metode yang paling aman adalah melakukan pembayaran
dengan menggunakan giro dengan mekanisme transfer.
Apabila pembayaran dilakukan dengan giro yaitu melalui mekanisme
transfer/pemindah bukuan uang tunai, maka petugas yang melakukan transfer
uang harus dapat membuktikan/melaporkan bukti aplikasi setoran uang yang telah
divalidasi oleh bank, selanjutnya bank akan mengirimkan DN (debet nota),
sebagai bukti uang telah dikirim oleh bank ke nomor rekening yang dituju.
Setiap akhir bulan, Bank akan mengirimkan dokumen atas transaksi
keuangan perusahaan yang disebut rekening koran yang berisi mutasi debet dan
kredit. Tepat waktu dalam arti perlu dipelajari berap rata- rata waktu di perlukan
untuk memproses bukti – bukti pembayaran dan berapa lama bank menyelesaikan
proses administrasinya sehingga uang dapat diterima oleh pihak yang tepat pada
waktu yang dijanjikan.
Tepat jumlah dalam arti uang yang harus dikeluarkan sesuai dengan
persyaratan yang dicantumkan dalam kontrak perjanjian kerja atau surat perintah
kerja. Aman dalam arti uang sampai di tangan yang berhak dengan bukti
pembayaran di dukung dokumen yang dapat dipertanggung jawabkan. Kalau
pembayaran dilakukan secara tunai, maka bukti pengeluaran hartus ditanda
tangani oleh pejabat yang berhak menyetujui pembayaran atau kalau pembayaran
dengan cek/giro maka selain bukti pengeluaran, cek/giro juga harus di tanda
tangani oleh pihak yang berhak menyetujui pembayaran. Untuk menghindari
diterimanya uang palsu, maka uang yang dterima dapat dideteksi dengan bantuan
alat pendeteksi uang palsu.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
C. Pengawasan Intern Terhadap Kas
Berdasarkan uraian – uraian pada sebelumnya dan di kaitkan dengan
pengawasan intern kas, maka dapat dibuat suatu penganalisaan tentang syarat –
syarat minimal yang harus ada dalam pengawasan kas yang akan menjamin
tersedianya lindungan yang cukup atas kas dan data akuntansi. Terselenggaranya
pengelola kas yang efesien serta ketaatan atas kebijaksanaan – kebijaksanaan kas
yang telah di gariskan atau ditetapkan. Syarat – syarat tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemisahan tugas – tugas yang berbeda, antara tugas yang menyangkut
penerimaan kas dengan catatan akuntansinya.
2. Penyimpanan kas yang ada pada perusahaan dengan mempergunakan
brangkas yang tahan api dan memiliki kunci yang baik.
3. Menerapkan saldo maksimum yang ada pada kas kecil, kelebihan tersebut
harus di setor ke bank.
4. Penetapan siapa yang berwenang untuk menandatangani cek.
5. Penggunaan bukti – bukti formulir yang telah di rancang dengan baik.
6. Pencatatan bukti dengan segera dengan ketentuan :
•
Tidak ada transaksi yang di buat buktinya dan tidak ada bukti yang tidak
ada transaksinya.
•
Tidak ada bukti yang tidak di catat dan tidak ada pencatatan yang tidak di
dukung oleh suatu bukti.
7. Pembuatan rekonsiliasi saldo bank setiap hari bulan.
8. Tersedianya anggaran kas untuk setiap periode.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
9. Dilakukan pemeriksaan atas kas dengan jangka waktu tertentu.
Dengan syarat – syarat minimal untuk pengawasan kas seperti di
kemukakan di atas maka berikut ini di coba untuk melakukan analisa dan evaluasi
atas sistem pengawasan intern yang di terapkan oleh PT. PLN (Persero),
didasarkan pada empat ciri sistem pengawasan intern yang memadai yang
merupakan unsur – unsur pengawasan intern itu sendiri, yaitu :
1. Suatu badan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat.
Struktur/bagan organisasi yang di miliki oleh PT. PLN (Persero)
menggambarkan suatu tugas dan tanggung jawab yang tegas terhadap perusahaan,
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Dari bagan yang ada dapat di lihat
bahwa pembagian tanggung jawab fungsional ini di dasarkan pada prinsip :
a. Pemisahan fungsi operasi dan fungsi akuntansi.
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab secara tegas sehingga tidak satu
orang/bagian yang di berikan tanggung jawab atas suatu transaksi atau
kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Sistem pemberian wewenang serta pencatatan yang layak.
Agar tercapai pengawasan akintansi yang cukup atas aktiva, hutang –
hutang, pendapatan dan biaya PT. PLN (Persero) pada umumnya dalam
melaksanakan transaksi, hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pihak / bagian
yang memiliki wewenang. Oleh sebab itu dalam organisasi di buat sistem yang
mengatur pembagian wewenang tersebut. Prosedur pencatatan transaksi maupun
penerimaan maupun pengeluaran kas di harapkan akan menjamin pengawasan
intern yang mampu memberikan perlindungan terhadap harta perusahaan.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
3. Praktek yang sehat harus di ikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
bagian organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta
prosedur pencatatan yang di tetapkan pada PT. PLN (Persero) tidak akan berjalan
dengan baik tanpa adanya cara – cara untuk menamin suatu praktek yang sehat.
Cara – cara yang di tempuh dalam menciptakan praktek – praktek yang sehat
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan formulir – formulir ( Blangko Kas / Bank ) untu setiap
penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Formulir – formulir dan bukti – bukti pendukungnya di harapkan dapat
memberikan otorisasi terlaksananya transaksi.
3. Internal auditor yang di miliki PT. PLN (Persero) yang melaksanakan
pemeriksaan setiap sebulan sekali, pada waktu yang tidak di tetapkan (
tanggal ataupun harinya )
4. Pelaksanaan transaksi dari awal sampai akhir yang tidka dapat di kerjakan
oleh satu orang atau bagian.
5. Pertukaran jabatan pada Front Office Cashier dpat menghindari
penyelewengan atau ketidak beresan yang lebih jauh lagi, juga untuk
menghindari persekongkolan dalam kecurangan.
4. Karyawan – karyawan yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawab.
Pada PT. PLN (Persero) kemanapun dan integritas karyawan terhadap
pelaksanaan tugas yang telah di tetapkan adalah sangat penting. Karyawan yang
berkompeten dan dapat di percaya akan dapat melaksanakan tugasnya dengan
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
baik, dengan demikian akan menunjang pengawasan intern. Dengan bervariasinya
tingkat pendidikan dan kemampuan masing – masing pegawai sangat penting
meningkatkan kemampuan pegawainya. Untuk mendapatkan karyawan yang
berkompoten dan jujur tersebut, langkah – langkah yang sudah di mulai sejak
penerimaan karyawan baru, dengan adanya seleksi dan tes sesuai dengan kriteria
yang di perlukan. Setelah seleksi dan penerimaan, maka di lakukan latihan –
latihan bagi karyawan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
yang di miliki oleh karyawan yang bersangkutan. Karyawan yang akan di
tempatkan dan di tugaskan pada bidang yang sesuai dengan kemampuan yang di
milikinya. Penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya
sangatlah penting, karena akan menunjang pelaksanaan – pelaksanaan intern dan
keberhasilan operasi perusahaan.
Sisi lain yang dapat di lihat dalam melakukan analisa dan evaluasi
terhadap pengawasan intern kas pada PT. PLN (Persero) adalah harus uang.
Pembuatan anggaran kas yang di tetapkan PT. PLN (Persero) membantu
pengawasan penerimaan dan pengeluaran kas. Perbandingannya dengan relisasi
perusahaan berbeda dengan yang sudah di anggarkan yang berarti perusahaan
tidak mampu dalam merencanakan keuangan perusahaan dengan baik. Dengan
adanya perbedaan berarti anggaran kas harus di tambah yang seperti menambah
pengeluaran dari yang sudah di anggarkan. Demikian halnya dengan Cash Flow
dimana cash flow ini menggambarkan bagaimana penerimaan dengan pengeluaran
perusahaan. Pos – pos mana yang menjadi sumber utama penerimaan perusahaan
dan total pengeluaran perusahaan.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Melalui Budget kas dan Cash Flow yang terdapat pada perusahaan dapat di
lihat bagaimana anggaran dan realisasi hasil yang dapat di capai perusahaan dan
bagaimana perbandingannya tahun lalu. Dengan melihat hasil perbandingan
tersebut dapatlah di tentukan baik tidaknya PT. PLN (Persero).
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa dan evaluasi penulis terhadap sistem pengawasan intern
kas yang di terapkan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara maka
penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah
menunjukkan pembagian tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang
jelas dan benar sehingga pelaksanaan pengawasan intern dapat di laksanakan
dengan baik.
2. Pengawasan intern merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara yang di
pakai perusahaan untuk mengawasi kegiatan perusahaan, yang tujuannya
adalah untuk mencegah terjadinya kecurangan dan penyelewengan, dan juga
agar semua rencana yang telah di tetapkan dapat berjalan dengan baik.
3. Pengawasan kas PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah di lakukan
dengan baik. Dalam proses pengawasan anggaran kas di perusahaan ini di
samping berguna sebagai alat pengontrol penerimaan dan pengeluaran kas
juga berguna untuk mengukur efesiensi dan efektifitas perusahaan, yaitu
dengan membandingkan anggaran dengan realisasi sehingga dapat di ketahui
seberapa besar penyimpangan (varians) yang terjadi.
4. Prosedur penerimaan dan pengeluaran kas PT. PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Utara sudah baik, hal ini di tandai dengan penggunaan formulir
penerimaan dan pengeluaran kas yang terlaksana dengan baik.
35
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
5. Pertanggung jawaban transaksi kas yang terjadi di terapkan dalam bentuk
tulisan dan di dukung dengan bukti–bukti autentik atau mampu mewujudkan
pengawasan yang baik. Dengan adanya sistem pengawasan intern yang di
laksanakan dengan baik, maka PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara
dapat memperkecil setiap kesalahan yang terjadi dalam perusahaan dan juga
keberadaan kas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat
terkoordinasi dengan baik, sehingga hal ini akan mendorong tercapainya
tujuan perusahaan yang telah di tetapkan sebelumnya, yang nantinya hal ini
akan berpengaruh terhadap perkembangan perusahaan pada masa yang akan
datang.
B. Saran
Dari kesimpulan dan hasil pembahasan, penulis memberikan saran guna
meningkatkan pengawasan terhadap transaksi kas di perusahaan yang mungkin
dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara umum. Sebaiknya perhatian
terhadap sistem pengawasan intern di tingkatkan mengingat perkembangan
teknologi yang semakin maju di iringi kebutuhan pribadi semakin tinggi. Sistem
pengawasan yang telah ada di pantau secara teratur sehingga dapat berfungsi
sebaik mungkin dan kelemahan yang dapat segera di ketahui untuk segera di
adakan perbaikan.
1. Untuk menjamin keselamatan kas yang ada di perjalanan yang jumlahnya
besar dan kecil, sebaiknya di asuransikan.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
2. Peningkatan sistem komputerisasi yang akan mendukung keefektifan
pengawasan kas.
3. Fungsi pelaksanaan pengeluaran kas dengan sistem pelaporan baru dapat di
laksanakan secara baik apabila seluruh pegawai yang menangani mengerti
fungsi dan tanggung jawab yang harus di embannya, oleh karena itu
penempatan orang – orang yang memiliki kemampuan sangat perlu perhatian.
Selain itu juga pelu kiranya di adakan peningkatan pendidikan dan
pengetahuan karyawan menngenai penganggaran perusahaan melalui latihan –
latihan baik dari pihak intern maupun dari pihak ekstern.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Munawir S, 2002, Akuntansi Keuangan dan Manajemen. BPFE
Yogyakarta.
Panduan Pengelolaan Keuangan Imprest PT. PLN (Persero)
Sukarno Edi, 2002, Sistem Pngendalian Manajemen. Penerbit Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Warren Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar
Akuntansi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara, 2009.
Download