PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN

advertisement
PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PEREKONOMIAN KABUPATEN AGAM
Riki Syaputra, Nurul Huda𝐈 , Firdaus sy 𝐈
Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta
E-mail : [email protected]
[email protected]
[email protected]
Abstract
Agriculture is one of the sectors that contribute greatly of the economy, GDP is one of
the indicators for the economy. On the farm’s own Agam is a flagship sector, it is apparent
from the agriculture sector GDP value greater than other sector. Although GDP agricultural
sector is the largest sector of the investment, but this is not the most massive. Meanwhile, the
quality of human resources in the agricultural sector of the work belongs to the low, therefore
the necessary existence of the accompaniment for the farmers through the agricultural
extension officers. The purpose of this research is to analyze the GDP growth of the
agricultural sector, the agricultural sector investment and agriculture extension officers
against GDP Agam. This study uses secondary data collected through literature study good
books, research journals, as well as the source of data for specific instances of some
publications. This research uses a linear multiple regression analysis, where the t-test showed
that individually have all independent variables influence the dependent variable and
significantly to test-F independent variable indicates that simultaneously affect significantly
to the dependent variable.
Keywords : GDP, agriculture, investment, extension officer
bangsa
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor
(Tambunan
dalam
Setyabudi,
2005).
yang mempunyai peranan yang sangat
Pertanian di Indonesia abad 21
besar bagi perekonomian Indonesia, hal ini
harus dipandang sebagai suatu sektor
dikarenakan sektor pertanian merupakan
ekonomi
basis
ekonomi
lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya
(M.Yamin, 2006). Keadaan seperti ini
berperan sebagai faktor pembantu apalagi
menuntut
pada
figuran bagi pembangunan nasional seperti
dengan
selama ini diperlakukan, tetapi harus
keadaan dan perkembangan yang terjadi
menjadi pemeran utama yang sejajar
dilapangan dalam
berbagai
dengan sektor industri. Karena itu sektor
persoalan yang menyangkut kesejahteraan
pertanian harus menjadi sektor moderen,
sektor
bagi
pembangunan
kebijakan
pertanian
pemerintah
disesuaikan
mengatasi
yang
sejajar
dengan sektor
efisien dan berdaya saing dan tidak boleh
dipandang hanya sebagai katup pengaman
dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi,
untuk menampung tenaga kerja tidak
namun nilai investasi sektor pertanian
terdidik yang melimpah ataupun penyedia
bukan merupakan yang paling besar. Pada
pangan yang murah agar sektor industri
tahun
mampu
pertanian
bersaing
dengan
hanya
2009
sampai
selalu
2012
berada
investasi
pada
posisi
mengandalkan upah rendah (Napitupulu,
keempat, namun pada tahun 2013 jumlah
Edward dalam dimas gadang TS, 2010).
investasi pertanian meningkat signifikan
Salah satu indikator dari perekonomian
dengan jumlah sebesar 210,37 milyar
yang digunakan oleh pemerintah untuk
rupiah.
mengukur perekonomian adalah Produk
Kemudian masalah sumber daya
Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada
manusia pada para pekerja di sektor
daerah Kabupaten Agam sendiri PDRB
petanian yang tergolong rendah, untuk itu
nya mayoritas didominasi oleh PDRB
diperlukan adanya solusi dalam masalah
pertanian hal ini dikarenakan besarnya
ini dengan cara memberikan mereka
jumlah PDRB pertanian dari pada sektor
pendampingan oleh orang-orang yang ahli
lainnya.
dalam
Mulai tahun 2009 sampai 2013
bidang
penyuluh
pertanian
pertanian.
yaitu
para
Tujuannya
agar
jumlah PDRB Kabupaten Agam selalu
kemampuan para petani dalam mengolah
meningkat secara stabil, hingga tahun 2013
dan memproduksi hasil pertanian bisa
PDRB Kabupaten Agam sudah mencapai
ditingkatkan.
3.725,54 milyar rupiah. Dari kesembilan
Jumlah penyuluh pertanian pada
sektor lapangan usaha terlihat bahwa
tahun 2009 di kabupaten agam hanya
sektor pertanian menghasilkan PDRB yang
berjumlah 162 orang dan jumlahnya pun
lebih besar setiap tahunnya, hingga tahun
semakin menurun dari tahun ke tahun.
2013 PDRB pertanian sudah mencapi
Sampai pada tahun 2013 jumlah penyuluh
jumlah sebanyak 1.353,61 milyar rupiah.
pertanian berjumlah 133 orang.
Sementara itu pertumbuhan PDRB
Dari berbagai uraian di atas penulis
tertarik
2009 sampai 2013 selalu berfluktuatif dan
SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
dan dapat dikatakan tinggi karena selalu
PEREKONOMIAN
berada diatas 4 persen.
AGAM”.
Walaupun
sektor
pertanian
menghasilkan PDRB lebih besar daripada
sektor lainnya di Kabupaten Agam serta
menulis
“PERANAN
pertanian di Kabupaten Agam dari tahun
judul:
KABUPATEN
Rumusan Masalah
1. Seberapa
pertumbuhan
besar
PDRB
pengaruh
sektor
pertanian terhadap
PDRB
mempertimbangkan kebijaksanaan
Kabupaten Agam.
untuk meningkatkan
2. Seberapa besar pengaruh investasi
sektor pertanian terhadap PDRB
dan
mengembangkan sektor pertanian
di Kabupaten Agam.
Kabupaten Agam.
3. Seberapa besar pengaruh penyuluh
pertanian
terhadap
PDRB
Kabupaten Agam.
Hipotesis
1. Diduga adanya pengaruh positif
dari pertumbuhan PDRB sektor
pertanian
Tujuan
Penelitian
dan
Manfaat
PDRB
Kabupaten Agam.
2. Diduga adanya pengaruh positif
Penelitian
A.
terhadap
dari
Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis Seberapa besar
pengaruh
pertumbuhan
PDRB
sektor pertanian terhadap PDRB
Kabupaten Agam.
investasi
terhadap
pertanian
PDRB Kabupaten
Agam.
3. Diduga adanya pengaruh positif dari
penyuluh
2. Untuk menganalisis seberapa besar
sektor
pertanian
terhadap
PDRB Kabupaten Agam.
pengaruh investasi sektor pertanian
terhadap PDRB Kabupaten Agam.
3. Untuk menganalisis Seberapa besar
pengaruh
penyuluh
pertanian
terhadap PDRB Kabupaten Agam.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian PDRB
PDRB merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit
usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau
B.
merupakan jumlah nilai barang dan jasa
Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan
berguna
sebagai
khasanah
ilmu
penambah
penelitian
yang
sama pada masa yang akan datang.
2. Dengan
adanya
diharapkan
penelitian
akan
masukanyang berguna
pemerintah
oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2007).
pengetahuan
dan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan bagi
akhir yang dihasilkan oleh yang dihasilkan
ini
member
bagi
dalam
PDRB Sektor Pertanian
Menurut Evi Susanti Tasri (2010)
sektor pertanian dalam konsep pendapatan
nasional
lapangan usaha
atau
sektor
produksi dipilah menjadi lima subsektor
meliputi:
1. Tanaman pangan.
Tanaman pangan sering disebut
serta
subsektor pertanian rakyat yang
umbian.
mencakup
komoditas
bahan
akar-akar
dan
umbi-
4. Peternakan.
makanan seperti : padi, jagung,
Subsektor ini meliputi produksi
ketela
ternak-ternak
rambat,
kacang
tanah,
besar
dan
kecil
kedelai, sayur-sayuran dan buah-
seperti:
buahan.
telur, susu segar, wool, dan hasil
2. Perkebunan.
pemotongan hewan.
Perkebunan dapat dibedakan atas
dua yaitu:
5. Perikanan.
Subsektor ini meliputi semua hasil
a. Perkebunan
rakyat
yaitu
kegiatan perikanan
laut,perairan
perkebunan yang diusahakan
umum, kolam, tambak, sawah dan
sendiri oleh rakyat dalam skala
keramba.
kecil-kecilan dengan tekhnologi
yang
sederhana.
tanamannya
berupa:
Hasil
Investasi Pertanian
karet,
Pengertian Investasi dan Modal
kopral, teh, kopi, tembakau,
Investasi
diartikan
sebagai
cengkeh, kapas, coklat dan
penanaman modal pada berbagai kegiatan
rempah-rempah.
ekonomi (produksi) atas keterlibatannya
b. Perkebunan
yaitu
dalam suatu proses produksi dengan
yang
harapan akan memperoleh keuntungan
perusahaan
(benefit) pada masa-masa yang akan
yang berbadan hokum. Hasil
datang. Investasi yang dikenal secara
tanamannya berupa: karet, teh,
umum terdiri dari investasi finansial dan
kopi,kelapa sawit, coklat, kina,
investasi non finansial. Investasi non
tebu dan berbagai serat.
finansial biasanya dalam bentuk uang,
kegiatan
dijalankan
besar
perkebunan
oleh
3. Kehutanan.
Hasil
hutan
saham, dan surat berharga, sedangkan
terdiri
dari
tiga
investasi non finansial adalah mencakup
kegiatan yaitu:
pembentukan modal tetap bruto, perubahan
a. Penebangan kayu menghasilkan
inventori dan perubahan barang berharga
kayu glondongan, kayu bakar,
lainnya. Dalam kajian ini investasi yang
arang dan bambu.
dimaksud adalah pembentukan modal tetap
b. Hasil hutan lain menghasilkan
rotan, getah kayu, kulit kayu
bruto (BAPPEDA, 2014).
4. Perlu adanya reorientasi kebijakan
Investasi Pada Sektor Pertanian
Kuncoro
(1997)
berpendapat
bahwa
tujuan
bahwa faktor-faktor yang yang mendorong
pertanian
tingginya
petani.
kenaikan
output
dan
pembangunan
adalah
kesejahteraan
produktivitas sektor pertanian, antara lain
disebabkan oleh penyediaan pelayanan
bagi
sektor
pertanian,
Penyuluh Pertanian
pembangunan
Penyuluh
pertanian
infrastruktur yang sesuai serta banyaknya
sarana
investasi yang ditujukan untuk memajukan
digunakan pemerintah untuk mendorong
sektor pertanian secara khusus di wilayah
pembangunan pertanian, oleh karena itu
pedesaan.
penyuluh pertanian harus ahli pertanian
Menurut Soetrisno dan Kalangi
kebijaksanaan
merupakan
yang
berkompeten,
yang
dapat
disamping
bisa
(2006) menyatakan bahwa sektor pertanian
bekomunikasi secara efektif dengan petani,
hanya
dan harus dapat mendorong minat belajar
akan
mampu
mengangkat
kesejahteraan petani kalau produktivitas
pertanian
ditingkatkan.
petani (Van Den Ban dan Hawknis, 1999).
Produktivitas
Berdasarkan
Undang-undang
bukan semata pada output fisik/ satuan
nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem
input, akan tetapi pada nilai tambah. Untuk
Penyuluhan
itu diperluakan beberapa hal, yaitu :
Kehutanan;
Pertanian,
Perikanan
dan
penyuluhan didefinisikan
1. Peningkatan kepadatan investasi
sebagai proses pembelajaran bagi pelaku
per satuan luas atau unit usaha
utama serta pelaku usaha agar mereka mau
pertanian.
dan
2. Mengadakan restrukturisasi usaha
pertanian
kompetitif
menuju
dan
skala
mampu
menolong
mengorganisasikan
dirinya
dan
dalam
yang
mengakses informasi pasar, teknologi,
mendukung
permodalan, dan sumberdaya lainnya,
kemandirian ekonomi dan dapat
sebagai
dijalankan dalam skala individual
produktivitas,
dan
pendapatan,
kelompok/koperasi/
perusahaan.
3. Kembalikan pola pertanian dengan
model kesatuan yang terkait dengan
industri pengolahan dan ekspor.
upaya
untuk
meningkatkan
efisiensi
usaha,
dan kesejahteraan, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
METODOLOGI PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini
Jenis dan Sumber Data
adalah data sekunder yang diperoleh dalam
Jenis data yang digunakan dalam
bentuk sudah jadi dari Badan Pusat
penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat,
data yang diukur dalam suatu skala
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
numerik (angka). Data kuantitatif ini
Agam dan Badan Perencana Pembangunan
berupa data runtut waktu (time series)
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Agam.
yaitu data yang disususn menurut waktu
Data yang diperoleh adalah data dalam
pada
bentuk
suatu
variabel
tertentu.
Dalam
penelitian ini menggunakan sumber data
tahunan
untuk
masing-masing
variabel.
sekunder yang dikumpulkan melalui studi
litartur baik buku, jurnal penelitian, serta
Metode
sumber data terbitan beberapa instansi
Pengujian Statistik
tetentu.
A.
Data
yang
diperlukan
dalam
penyuluh
pertanian di
besarnya
PDRB
pertumbuhan
independen
Sektor
Kabupaten Agam.
pertanian
PDRB
sebagai
terhadap
Dengan
metode
statistik
ekonometrika, selanjutnya fungsi diatas
pertanian di kabupaten Agam.
secara linear dapat dibentuk persamaan
regresi,sehingga
dan
fungsi
diatas
dapat
dituliskan persamaannya sebagai berikut:
Pengolahan Data
Metode
variabel
Y=f(𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 )………………………(1)
4. Data mengenai jumlah penyuluh
Data
sebagai
fungsi sebagai berikut:
pertanian di Kabupaten Agam.
Pengumpulan
sektor
variabel dependen dapat dinyatakan dalam
3. Data mengenai investasi sektor
Metode
PDRB
pertanian, investasi sektor pertanian dan
Kabupaten Agam.
pertumbuahan
Prosedur
Metode Analisis
pengaruh
1. Data mengenai besarnya PDRB
mengenai
dan
Untuk mengetahui seberapa besar
penelitian ini antara lain adalah:
2. Data
Analisis
(Sulianto, 2011)
yang
dipakai
Y=𝛼+𝑏1 𝑋1 +𝑏2 𝑋2 +𝑏3 𝑋3 µ…….………(2)
dalam
pengumpulan data adalah melalui studi
Dimana:
pustaka. Studi pustaka merupakan teknik
Y = 𝛼 + 𝑏1 𝑋1 +𝑏2 𝑋2 +𝑏3 𝑋3 + µ
untuk mendapatkan informasi melalui
Dimana:
catatan, literatur, dokumentasi dan lain-lain
Y
yang masih relevan dalam penelitian ini.
1
= PDRB
𝑋1
=
Pertumbuhan
PDRB
variabel bebas (X). Untuk mengetahui nilai
R2 ,
Sektor Pertanian
𝑋2
= Investasi Sektor Pertanian
𝑋3
= Penyuluh Pertanian
𝛼
= Kostanta
𝑏1
=Koefisien
maka
R2 adj = R2 −
Pertanian
= Koefisien
𝑁−𝑃−1
R2 = Koefisien determinasi
Besaran R2
tersebut
dikenal
yang didefinisikan
dengan
koefisien
determinasi dan biasanya digunakan untuk
Penyuluh
Pertanian
µ
𝑃(1−R 2 )
Diamana:
Pertumbuhan
= Koefisien Investasi Sektor
𝑏3
memperhatikan
persamaan:
PDRB Sektor Pertanian
𝑏2
perlu
mengukur kebaikan-sesuai suatu garis
regresi. Adapun ciri ataupun sifat dasar
= Disturbance Terms
dari R2 adalah:
1. Nilai merupakan R2 besaran non
B.
Prosedur Pengujian Statistik
Uji
signifikansi
negatif
merupakan
prosedur yang digunakan untuk menguji
kebenaran
atau
kesalahan
dari
2. Nilai adalah terletak 0 ≤ R2 ≤ 1.
Suatu nilai R2 sebesar 1 berarti suatu
hasil
hipotesis nol dari sampel, Ide dasar yang
kesesuaian sempurna. Sedangkan
nilai R2 yang bernilai nol berarti
tidak
ada
antara
melatarbelakangi pengujian signifikanasi
adalah
uji
statistik
(estimator)
dari
hubungan
variabel tak bebas dengan variabel yang
distribusi sampel dari suatu statistik di
menjelaskan (variabel bebas).
bawah hipotesis nol. Keputusan untuk
mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji
statistik yang diperoleh dari data yang ada
(Gujarati, 2003).
A.
B.
Uji Signifikansi Parameter (Uji t)
Uji t bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas
Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien determinasi (R2 ), baik
secara
individual
maupun lebih
biasanya
menjelaskan
variasi variabel tak bebas. Hipotesis yang
digunakan adalah sebagai berikut:
dalam kasus regresi dengan menggunakan
dua variabel
dalam
𝑏𝑗
𝑡𝑖 = 𝑠𝑏𝑗
merupakan ukuran yang menggambarkan
Dimana :
seberapa besar variasi dalam variabel tak
t
= Nilai t hitung
bebas (Y) mampu dijelaskan oleh variasi
𝑏𝑗
= Koefisien Regresi
Sbj
= Kesalahan baku koefisien
regresi
Uji Asumsi Klasik
A.
dengan ketentuan :
Pengujian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk
1. Terima Ho jika nilai t statistik <
mengetahui apakah data yang digunakan
nilai t tabel, artinya suatu variabel
dalam penelitian berdistribusi normal.
bebas bukan merupakan penjelas yang
Dalam penelitian ini, normalitas diuji
signifikan terhadap variabel tidak
dengan
menggunakan
Kolmogorov-
bebas.
Smirnov
(K-S).
pengambilan
2. Tolak Ho jika nilai t statistik > nilai
t tabel, artinya suatu variabel bebas
merupakan
Dasar
keputusannya, jika nilai probabilitas lebih
besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05),
penjelas
yang
signifikan terhadap variabel tak bebas.
maka dapat disimpulkan bahwa nilai
residual dari model regresi berdistribusi
normal (Setyadharma, Andrian, 2010).
C.
Pengujian F (F-test)
B.
Pengujian Autokorelasi
Untuk menguji ada atau tidaknya
Uji autokorelasi bertujuan menguji
pengaruh seluruh variabel bebas terhadap
apakah dengan model regresi linear ada
variabel terikat :
korelasi antara anggota serangkaian data
R 2 (k−1)
F test
observasi yang diuraikan menurut waktu
= 1−R 2 (n−k)
(time series). Pengujian dalam penelitian
Dimana :
ini menggunakan uji Durbin Watson untuk
F test = Nilai F yang dihitung
R2
= Koefisien determinasi
k
= Jumlah variabel
n
= Jumlah tahun pengamatan
1. Terima Ho jika F hitung < F tabel,
artinya
tidak
ada
berarti antara
hubungan
variabel
yang
bebas
dengan variabel terikat.
terdapat
berarti antara
dengan variabel terikat.
gejala
autokorelasi
(Sulianto,
2011).
C.
Pengujian Multikolinearitas
Pengujian
multikolinieritas
bertujuan
untuk menguji apakah model regresi linear
ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas
(independen).
Pengujian
multikolinearitas digunakan apabila model
2. Tolak Ho jika F hitung > F tabel,
artinya
melihat
hubungan
yang
variabel
bebas
regresi menggunakan lebih dari satu
variabel independen. Pada penelitian ini
menggunakan model nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF).
Apabila tolerance ≥ 0,1 atau sama dengan
nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi
PDRB di Kabupaten Agam Periode
multikolinearitas (Ghozali,2011).
1999-2013.
D.
Berdasarkan
Pengujian Heteroskedastisistas
hasil
regresi
Uji heteroskedastisitas bertujuan
diperoleh nilai t-hitung untuk pertumbuhan
menguji apakah dalam model regresi
PDRB sektor pertanian sebesar 2,202 dan
terjadi
dari
t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α
residual satu pengamatan ke pengamatan
= 5 %) , df = 11 diperoleh 2,20. Terlihat t-
yang lain. Pada penelitian ini digunakan
hitung > dari t-tabel, maka Ho ditolak, Ha
dengan cara melihat Grafik Plot antara
diterima yang berarti pertumbuhan PDRB
nilai prediksi variabel terikat (dependence)
sektor Pertanian berpengaruh signifikan
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID
terhadap PDRB Kabupaten Agam pada
(Ghozali, 2011).
tingkat kepercayaan 95%.
HASIL dan PEMBAHASAN
2.
ketidaksamaan
variance
Investasi
Sektor
Pertanian (X2) Terhadap PDRB di
Pengujian Statistik
A
Pengaruh
Koefisien Determinasi (R2 )
Kabupaten Agam Periode 1999-
Dari hasil analisis dapat diketahui
2013.
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
nilai R square adalah 0,750, ini berarti
variasi naik turun nya PDRB dipengaruhi
nilai
oleh pertumbuhan PDRB sektor pertanian,
Pertanian sebesar 3,374 dan t-tabel dengan
investasi sektor pertanian dan penyuluh
tingkat kepercayaan 95% (α = 5 %), df =
pertanian sebesar 75 persen sedangkan 25
11 diperoleh 2,20. Terlihat t- hitung > dari
persen dipengaruhi oleh variabel lain
t-tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima yang
diluar model.
berarti
B.
berpengaruh signifikan terhadap PDRB di
Uji Parsial (Uji t-test)
Untuk melihat
pengaruh
variabel
hubungan dan
independen
yaitu
pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian (X1),
t-hitung
untuk
Investasi
Kabupaten
Investasi
Sektor
Agam
pada
sektor
Pertanian
tingkat
kepercayaan 95%.
3.
Pengaruh
Jumlah
Penyuluh
Investasi Sektor Pertanian (X2), Penyuluh
Pertanian (X3) Terhadap PDRB di
Pertanian (X3)
Kabupaten Agam Periode 1999-
secara individu terhadap
PDRB (Y) dapat dilihat melalui hasil
Berdasarkan hasil regresi diperoleh
estimasi dibawah ini:
1.
2013
PDRB
nilai t-hitung untuk Penyuluh Pertanian
Sektor Pertanian (X1) Terhadap
sebesar 3,019 dan t-tabel dengan tingkat
Pengaruh
Pertumbuhan
kepercayaan 95% (α =5%) , df = 11
diperoleh 2,20. Terlihat t- hitung > dari t-
grafik. Uji ini untuk menguji normalitas
tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima yang
residual. Data residual berdistribusi normal
berarti
pertanian
jika Asymp.sig (2 tailet) <0,1. Data
berpengaruh signifikan terhadap PDRB
residual tidak berdistribusi normal jika
Kabupaten
Asymp.sig (2 tailed) > 0,1 yang kedua
jumlah
penyuluh
Agam
pada
tingkat
adalah dengan metode grafik normal
kepercayaan 95%.
C.
Uji
Signifikan
Parameter
Simultan (Uji F-test)
Dari hasil regresi diketahui Fhitung
sebesar
10,987
maka
dapat
plot
distribusi
kumulatif.
α = 5 %,
yang
membandingkan
Jika
garis
data
menggambarkan data sesungguhnya yang
akan mengikuti garis diagonal maka data
residual
dijelaskan bahwa:
Dimana
probably
tersebut
terdistribusi
secara
normal (Gujarati,2012).
Berdasarkan hasil output terlihat
df1 = k = 3
df2 = n - k = 15 - 3 - 1 = 11
bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,968 > 0,05.
Oleh sebab itu Ho diterima. Hal ini berarti
Maka F-tabel = 3,59
Berdasarkan perhitungan di atas
nilai residual terstandarisasi dinyatakan
diperoleh bahwa F-hitung 10,994 > F-tabel
menyebar secara normal.
3,59. Dengan demikian, Ha diterima yang
B.
Uji Autokorelasi
artinya bahwa variabel independen yaitu
Dari hasil output estimasi dapat
Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian,
dilihat model bebas nilai DW sebesar
Investasi Sektor Pertanian dan Penyuluh
1,275 sehingga dapat diartikan bahwa:
pertanian
Dari output terlihat nilai DW sebesar 1,275
secara
bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap PDRB
Dari Tabel Watson dengan (0,95,3,15)
Kabupaten Agam pada derajat kepercayaan
dL = 0,81 ― 4-dL = 3,19
95 persen.
dU = 1,75 ― 4-dU = 2,25
Dari hasil tersebut terlihat bahwa
Uji Asumsi Klasik
A.
Uji Normalitas
nilai DW berada diantara dL dan dU dan
Uji normalitas digunakan untuk
maka
dapat
dikatakan
mengetahui apakah data yang digunakan
autokorelasi positif
memiliki distribusi normal atau tidak. Data
negatif.
yang baik memiliki distribusi yang normal
C.
atau mendekati normal. Normalitas dapat
tidak
ada
dan autokorelasi
Uji Multikolinearitas
Pengujian
multikolinieritas
uji
bertujuan untuk menguji apakah model
kolmogorov-smirnov (K-S) dan metode
regresi linear ditemukan adanya korelasi
dideteksi
dengan
menggunakan
antar
variabel
Pengujian
bebas
(independen).
multikolinearitas
digunakan
apabila model regresi menggunakan lebih
dari
satu
variabel
independen.
tolerance dan lawannya variance inflation
factor (VIF). Apabila tolerance ≥ 0,1 atau
sama dengan nilai VIF ≤ 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas (Ghozali,2011).
Dari hasil analisis dapat diketahui
nilai toleransi semua variabel independen
(Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian,
Investasi Sektor Pertanian dan Penyuluh
Pertanian) lebih dari 0,10 dan nilai VIF
kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan
tidak terjadi multikolinearitas.
penelitian
ini
nilai prediksi variabel terikat (dependence)
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
ada
pola
(bergelombang,
tertentu
yang
melebar,
teratur
kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah
terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y
maka tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011).
Dari
hasil
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Pertumbuhan
PDRB
sektor
pertanian berpengaruh signifikan
terhadap PDRB, hal ini terlihat dari
hasil regres yang menunjukan nilai
elastisitas hasil t hitung sebesar
2,20 ≥ t tabel 2,20 pada tingkat
kepercayaan 95 persen.
2. Investasi
sektor
pertanian
berpengaruh signifikan terhadap
regresi yang
digunakan
dengan cara melihat Grafik Plot antara
Jika
gejala heteroskedastisitas.
PDRB,hal ini terlihat dari hasil
Uji Heteroskedastisitas
Pada
sehingga dapat kita ketahui tidak terjadi
Pada
penelitian ini menggunakan model nilai
D.
kecendrungan tertentu pada diagram plot.
menunjukan nilai
elastisitas hasil t hitung sebesar
3,374 > t tabel 2,20 pada tingkat
kepercayaan 95 persen.
3. Penyuluh
peranian
berpengaruh
signifikan terhadap PDRB, hal ini
terlihat dari hasil regresi yang
menunjukan nilai elastisitas hasil t
hitung 3,018 > t tabel 2,20 pada
tingkat kepercayaan 95 persen.
4. Secara
keseluruhan
pertumbuhan
PDRB
nilai
sektor
pertanian, investasi sektor pertanian
analisis
dengan
menggunakan SPSS 17 dapat diketahui
bahwa titik-titik yang menyebar secara
acak baik diatas maupun di bawah angka
nol, serta tidak membentuk pola atau
dan
penyuluh
pertanian
berpengaruh signifikan terhadap
jumlah PDRB Kabupaten Agam.
Hal ini terlihat dari hasil estimasi f
hitung sebesar 10,987 > f tabel
sebesar
3,59
pada
tingkat
kepercayaan 95 persen.
B.
Anonymus., 2014, Agam Dalam Angka
2014, BPS Kabupaten Agam.
Saran
1. Secara keseluruhan dapat diketahui
bahwa
variabel
independen
berpengaruh signifikan terhadap
PDRB
Kabupaten
Agam,
baik
secara individu yaitu dengan uji t
maupun
secara
bersama
yaitu
melalui uji f. Oleh sebab itu
pemerintah harus memperhatikan
lagi
sektor
pertanian
terutama
dalam hal investasi. Nilai investasi
sektor pertanian harus ditingkatkan
lagi seperti yang terjadi pada tahun
2013, dimana nilai investasi sektor
pertanian yang lebih besar dari
pada
investasi
sektor
lain.
Pemerintah harus mempertahankan
nilai investasi tersebut untuk tahuntahun
berikutnya
agar
sektor
pertanian Kabupaten Agam bisa
lebih maju dan berkembang lagi.
2. Untuk
penelitian
penelitian
ini
selanjutnya
diharapkan
bisa
menjadi acuan serta dapat dijadikan
bahan referensi yang memadai,
peneliti
selanjutnya
diharapkan
menambahkan variabel lain diluar
model penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
________., 2014, Investasi dan Icor
Kabupaten Agam 2013, kerja sama
Badan Perencana Pembangunan
Daerah Kabupaten Agam dengan
Badan Pusat Statistik Kabupaten
Agam.
________., 2013, Kegiatan Percepatan
Penyediaan Data Statistik Dalam
Rangka Dana Perimbangan. Badan
Pusat Statistik.
________., 2008, Bantuan langsung
masyarakat untuk keringanan
investasi pertanian, Pusat perizinan
dan investasi departemen pertanian.
________.,2007,
Indikator
Ekonomi
Sumatera Barat, Badan Pusat
Statistik Propinsi Sumatera Barat.
________.,
2005,
Membangun
Pertanian
Membangun
Kemakmuran
Bersama,
Jaringan
kebijakan
publik Indonesia.
Dornbusch, Rudiger. Dkk., 2004, Makro
Ekonomi Edisi Delapan.
PT.
Media Global Edukasi, Jakarta.
Gadang T.S, Dimas., 2010, Analisis
Peranan
Sektor
Pertanian
Terhadap
Perekonomian Jawa
Tengah (Pendekatan Analisis Input
Output), Skripsi.
Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Gujarati, DN. 2003. Basic Econometric.
4th Ed. McGraw-Hill.
Ghozali, imam., 2011, Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM
SPSS(edisi kelima): Universitas
Diponegoro, Semarang.
Sumatera Selatan, Tesis. Program
Pascasarjana, UNSRI, Palembang.
Ilham, T., 2010, Diversifikasi Pangan dan
Penyuluhan Pertanian Sebagai
UpayaMewujudkan
Ketahanan
Nasional, Kompas.
Setyadharma, Andryan., 2010, Uji Asumsi
Klasik dengan SPSS 16.0, Fakultas
Ekonomi
UNS
Semarang,
Semarang.
Jhingan., 1993, Ekonomi Pembangunan
dan Perencanaan, Rajawali Pers,
Jakarta.
Sulianto., 2011, Ekonometrika Terapan:
Teori dan Aplikasi dengan SPSS,
Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Kalangi, L.S., 2006, Dampak Investasi di
Sektor Pertanian dan Agro Industri
Dalam Penyerapan Tenaga Kerja
dan Distribusi Pendapatan, Tesis,
Sekolah Pasca Sarjana Institusi
Pertanian Bogor, Bogor.
Susanti Tasri, Evi., 2010, Perekonomian
Indonesia, Bung Hatta University
Press, Padang.
Kartasapoetra, A. G., 1994, Teknologi
Penyuluhan Pertanian, Bumi
Aksara.
Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat., 2004, Otonomi dan
Pembangunan Daerah, Erlangga,
Jakarta.
________________.,
1997,
Ekonomi
Pembangunan. Teori, Masalah dan
Kebijakan, cetakan pertama, Unit
penerbitan dan percetakan akademi
manajemen perusahaan YKPN,
Yogyakarka.
Riyadi, dan Bratakusumah B.S., 2005,
Perencanaan
Pembanguan
Daerah.
PT
Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Ruswandi A., 2005, Dampak Konversi
Lahan
Pertanian
Terhadap
Perubahan
Kesejahteraan
Petani
dan
Perkembangan
Wilayah,
Tesis.
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Setia
budi, Heru., 2005, Pengaruh
Pertumbuhan PDRB Terhadap
Elastisitas
Tenaga Kerja di
Ulfah uzzam, Fatimah., 2011, Analisis
Faktor-Fktor Yang Mempengaruhi
Produksi Padi di Kabupaten Solok,
Skirsi,
Fakultas
Ekonomi
Universitas Andalas, Padang.
Van Den Ban, A.W. dan Hawkins., 1999,
Penyuluhan
Pertanian,
Kanisius,Yogyakarta.
Yamin, M., 2006, Analisis pengaruh
pembanguan sektor pertanian
terhadap
distribusi
pendapatan
dan
peningkatan
lapangan
kerja
di
provinsi
sumatera
selatan,
Jurnal
Pembangunan Manusia.
Download