PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN AGAM Riki Syaputra, Nurul Huda𝐈 , Firdaus sy 𝐈 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta E-mail : [email protected] [email protected] [email protected] Abstract Agriculture is one of the sectors that contribute greatly of the economy, GDP is one of the indicators for the economy. On the farm’s own Agam is a flagship sector, it is apparent from the agriculture sector GDP value greater than other sector. Although GDP agricultural sector is the largest sector of the investment, but this is not the most massive. Meanwhile, the quality of human resources in the agricultural sector of the work belongs to the low, therefore the necessary existence of the accompaniment for the farmers through the agricultural extension officers. The purpose of this research is to analyze the GDP growth of the agricultural sector, the agricultural sector investment and agriculture extension officers against GDP Agam. This study uses secondary data collected through literature study good books, research journals, as well as the source of data for specific instances of some publications. This research uses a linear multiple regression analysis, where the t-test showed that individually have all independent variables influence the dependent variable and significantly to test-F independent variable indicates that simultaneously affect significantly to the dependent variable. Keywords : GDP, agriculture, investment, extension officer bangsa PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor (Tambunan dalam Setyabudi, 2005). yang mempunyai peranan yang sangat Pertanian di Indonesia abad 21 besar bagi perekonomian Indonesia, hal ini harus dipandang sebagai suatu sektor dikarenakan sektor pertanian merupakan ekonomi basis ekonomi lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya (M.Yamin, 2006). Keadaan seperti ini berperan sebagai faktor pembantu apalagi menuntut pada figuran bagi pembangunan nasional seperti dengan selama ini diperlakukan, tetapi harus keadaan dan perkembangan yang terjadi menjadi pemeran utama yang sejajar dilapangan dalam berbagai dengan sektor industri. Karena itu sektor persoalan yang menyangkut kesejahteraan pertanian harus menjadi sektor moderen, sektor bagi pembangunan kebijakan pertanian pemerintah disesuaikan mengatasi yang sejajar dengan sektor efisien dan berdaya saing dan tidak boleh dipandang hanya sebagai katup pengaman dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, untuk menampung tenaga kerja tidak namun nilai investasi sektor pertanian terdidik yang melimpah ataupun penyedia bukan merupakan yang paling besar. Pada pangan yang murah agar sektor industri tahun mampu pertanian bersaing dengan hanya 2009 sampai selalu 2012 berada investasi pada posisi mengandalkan upah rendah (Napitupulu, keempat, namun pada tahun 2013 jumlah Edward dalam dimas gadang TS, 2010). investasi pertanian meningkat signifikan Salah satu indikator dari perekonomian dengan jumlah sebesar 210,37 milyar yang digunakan oleh pemerintah untuk rupiah. mengukur perekonomian adalah Produk Kemudian masalah sumber daya Domestik Regional Bruto (PDRB). Pada manusia pada para pekerja di sektor daerah Kabupaten Agam sendiri PDRB petanian yang tergolong rendah, untuk itu nya mayoritas didominasi oleh PDRB diperlukan adanya solusi dalam masalah pertanian hal ini dikarenakan besarnya ini dengan cara memberikan mereka jumlah PDRB pertanian dari pada sektor pendampingan oleh orang-orang yang ahli lainnya. dalam Mulai tahun 2009 sampai 2013 bidang penyuluh pertanian pertanian. yaitu para Tujuannya agar jumlah PDRB Kabupaten Agam selalu kemampuan para petani dalam mengolah meningkat secara stabil, hingga tahun 2013 dan memproduksi hasil pertanian bisa PDRB Kabupaten Agam sudah mencapai ditingkatkan. 3.725,54 milyar rupiah. Dari kesembilan Jumlah penyuluh pertanian pada sektor lapangan usaha terlihat bahwa tahun 2009 di kabupaten agam hanya sektor pertanian menghasilkan PDRB yang berjumlah 162 orang dan jumlahnya pun lebih besar setiap tahunnya, hingga tahun semakin menurun dari tahun ke tahun. 2013 PDRB pertanian sudah mencapi Sampai pada tahun 2013 jumlah penyuluh jumlah sebanyak 1.353,61 milyar rupiah. pertanian berjumlah 133 orang. Sementara itu pertumbuhan PDRB Dari berbagai uraian di atas penulis tertarik 2009 sampai 2013 selalu berfluktuatif dan SEKTOR PERTANIAN TERHADAP dan dapat dikatakan tinggi karena selalu PEREKONOMIAN berada diatas 4 persen. AGAM”. Walaupun sektor pertanian menghasilkan PDRB lebih besar daripada sektor lainnya di Kabupaten Agam serta menulis “PERANAN pertanian di Kabupaten Agam dari tahun judul: KABUPATEN Rumusan Masalah 1. Seberapa pertumbuhan besar PDRB pengaruh sektor pertanian terhadap PDRB mempertimbangkan kebijaksanaan Kabupaten Agam. untuk meningkatkan 2. Seberapa besar pengaruh investasi sektor pertanian terhadap PDRB dan mengembangkan sektor pertanian di Kabupaten Agam. Kabupaten Agam. 3. Seberapa besar pengaruh penyuluh pertanian terhadap PDRB Kabupaten Agam. Hipotesis 1. Diduga adanya pengaruh positif dari pertumbuhan PDRB sektor pertanian Tujuan Penelitian dan Manfaat PDRB Kabupaten Agam. 2. Diduga adanya pengaruh positif Penelitian A. terhadap dari Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh pertumbuhan PDRB sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Agam. investasi terhadap pertanian PDRB Kabupaten Agam. 3. Diduga adanya pengaruh positif dari penyuluh 2. Untuk menganalisis seberapa besar sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Agam. pengaruh investasi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Agam. 3. Untuk menganalisis Seberapa besar pengaruh penyuluh pertanian terhadap PDRB Kabupaten Agam. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian PDRB PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau B. merupakan jumlah nilai barang dan jasa Manfaat Penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai khasanah ilmu penambah penelitian yang sama pada masa yang akan datang. 2. Dengan adanya diharapkan penelitian akan masukanyang berguna pemerintah oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2007). pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi akhir yang dihasilkan oleh yang dihasilkan ini member bagi dalam PDRB Sektor Pertanian Menurut Evi Susanti Tasri (2010) sektor pertanian dalam konsep pendapatan nasional lapangan usaha atau sektor produksi dipilah menjadi lima subsektor meliputi: 1. Tanaman pangan. Tanaman pangan sering disebut serta subsektor pertanian rakyat yang umbian. mencakup komoditas bahan akar-akar dan umbi- 4. Peternakan. makanan seperti : padi, jagung, Subsektor ini meliputi produksi ketela ternak-ternak rambat, kacang tanah, besar dan kecil kedelai, sayur-sayuran dan buah- seperti: buahan. telur, susu segar, wool, dan hasil 2. Perkebunan. pemotongan hewan. Perkebunan dapat dibedakan atas dua yaitu: 5. Perikanan. Subsektor ini meliputi semua hasil a. Perkebunan rakyat yaitu kegiatan perikanan laut,perairan perkebunan yang diusahakan umum, kolam, tambak, sawah dan sendiri oleh rakyat dalam skala keramba. kecil-kecilan dengan tekhnologi yang sederhana. tanamannya berupa: Hasil Investasi Pertanian karet, Pengertian Investasi dan Modal kopral, teh, kopi, tembakau, Investasi diartikan sebagai cengkeh, kapas, coklat dan penanaman modal pada berbagai kegiatan rempah-rempah. ekonomi (produksi) atas keterlibatannya b. Perkebunan yaitu dalam suatu proses produksi dengan yang harapan akan memperoleh keuntungan perusahaan (benefit) pada masa-masa yang akan yang berbadan hokum. Hasil datang. Investasi yang dikenal secara tanamannya berupa: karet, teh, umum terdiri dari investasi finansial dan kopi,kelapa sawit, coklat, kina, investasi non finansial. Investasi non tebu dan berbagai serat. finansial biasanya dalam bentuk uang, kegiatan dijalankan besar perkebunan oleh 3. Kehutanan. Hasil hutan saham, dan surat berharga, sedangkan terdiri dari tiga investasi non finansial adalah mencakup kegiatan yaitu: pembentukan modal tetap bruto, perubahan a. Penebangan kayu menghasilkan inventori dan perubahan barang berharga kayu glondongan, kayu bakar, lainnya. Dalam kajian ini investasi yang arang dan bambu. dimaksud adalah pembentukan modal tetap b. Hasil hutan lain menghasilkan rotan, getah kayu, kulit kayu bruto (BAPPEDA, 2014). 4. Perlu adanya reorientasi kebijakan Investasi Pada Sektor Pertanian Kuncoro (1997) berpendapat bahwa tujuan bahwa faktor-faktor yang yang mendorong pertanian tingginya petani. kenaikan output dan pembangunan adalah kesejahteraan produktivitas sektor pertanian, antara lain disebabkan oleh penyediaan pelayanan bagi sektor pertanian, Penyuluh Pertanian pembangunan Penyuluh pertanian infrastruktur yang sesuai serta banyaknya sarana investasi yang ditujukan untuk memajukan digunakan pemerintah untuk mendorong sektor pertanian secara khusus di wilayah pembangunan pertanian, oleh karena itu pedesaan. penyuluh pertanian harus ahli pertanian Menurut Soetrisno dan Kalangi kebijaksanaan merupakan yang berkompeten, yang dapat disamping bisa (2006) menyatakan bahwa sektor pertanian bekomunikasi secara efektif dengan petani, hanya dan harus dapat mendorong minat belajar akan mampu mengangkat kesejahteraan petani kalau produktivitas pertanian ditingkatkan. petani (Van Den Ban dan Hawknis, 1999). Produktivitas Berdasarkan Undang-undang bukan semata pada output fisik/ satuan nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem input, akan tetapi pada nilai tambah. Untuk Penyuluhan itu diperluakan beberapa hal, yaitu : Kehutanan; Pertanian, Perikanan dan penyuluhan didefinisikan 1. Peningkatan kepadatan investasi sebagai proses pembelajaran bagi pelaku per satuan luas atau unit usaha utama serta pelaku usaha agar mereka mau pertanian. dan 2. Mengadakan restrukturisasi usaha pertanian kompetitif menuju dan skala mampu menolong mengorganisasikan dirinya dan dalam yang mengakses informasi pasar, teknologi, mendukung permodalan, dan sumberdaya lainnya, kemandirian ekonomi dan dapat sebagai dijalankan dalam skala individual produktivitas, dan pendapatan, kelompok/koperasi/ perusahaan. 3. Kembalikan pola pertanian dengan model kesatuan yang terkait dengan industri pengolahan dan ekspor. upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. METODOLOGI PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini Jenis dan Sumber Data adalah data sekunder yang diperoleh dalam Jenis data yang digunakan dalam bentuk sudah jadi dari Badan Pusat penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, data yang diukur dalam suatu skala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten numerik (angka). Data kuantitatif ini Agam dan Badan Perencana Pembangunan berupa data runtut waktu (time series) Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Agam. yaitu data yang disususn menurut waktu Data yang diperoleh adalah data dalam pada bentuk suatu variabel tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data tahunan untuk masing-masing variabel. sekunder yang dikumpulkan melalui studi litartur baik buku, jurnal penelitian, serta Metode sumber data terbitan beberapa instansi Pengujian Statistik tetentu. A. Data yang diperlukan dalam penyuluh pertanian di besarnya PDRB pertumbuhan independen Sektor Kabupaten Agam. pertanian PDRB sebagai terhadap Dengan metode statistik ekonometrika, selanjutnya fungsi diatas pertanian di kabupaten Agam. secara linear dapat dibentuk persamaan regresi,sehingga dan fungsi diatas dapat dituliskan persamaannya sebagai berikut: Pengolahan Data Metode variabel Y=f(𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 )………………………(1) 4. Data mengenai jumlah penyuluh Data sebagai fungsi sebagai berikut: pertanian di Kabupaten Agam. Pengumpulan sektor variabel dependen dapat dinyatakan dalam 3. Data mengenai investasi sektor Metode PDRB pertanian, investasi sektor pertanian dan Kabupaten Agam. pertumbuahan Prosedur Metode Analisis pengaruh 1. Data mengenai besarnya PDRB mengenai dan Untuk mengetahui seberapa besar penelitian ini antara lain adalah: 2. Data Analisis (Sulianto, 2011) yang dipakai Y=𝛼+𝑏1 𝑋1 +𝑏2 𝑋2 +𝑏3 𝑋3 µ…….………(2) dalam pengumpulan data adalah melalui studi Dimana: pustaka. Studi pustaka merupakan teknik Y = 𝛼 + 𝑏1 𝑋1 +𝑏2 𝑋2 +𝑏3 𝑋3 + µ untuk mendapatkan informasi melalui Dimana: catatan, literatur, dokumentasi dan lain-lain Y yang masih relevan dalam penelitian ini. 1 = PDRB 𝑋1 = Pertumbuhan PDRB variabel bebas (X). Untuk mengetahui nilai R2 , Sektor Pertanian 𝑋2 = Investasi Sektor Pertanian 𝑋3 = Penyuluh Pertanian 𝛼 = Kostanta 𝑏1 =Koefisien maka R2 adj = R2 − Pertanian = Koefisien 𝑁−𝑃−1 R2 = Koefisien determinasi Besaran R2 tersebut dikenal yang didefinisikan dengan koefisien determinasi dan biasanya digunakan untuk Penyuluh Pertanian µ 𝑃(1−R 2 ) Diamana: Pertumbuhan = Koefisien Investasi Sektor 𝑏3 memperhatikan persamaan: PDRB Sektor Pertanian 𝑏2 perlu mengukur kebaikan-sesuai suatu garis regresi. Adapun ciri ataupun sifat dasar = Disturbance Terms dari R2 adalah: 1. Nilai merupakan R2 besaran non B. Prosedur Pengujian Statistik Uji signifikansi negatif merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari 2. Nilai adalah terletak 0 ≤ R2 ≤ 1. Suatu nilai R2 sebesar 1 berarti suatu hasil hipotesis nol dari sampel, Ide dasar yang kesesuaian sempurna. Sedangkan nilai R2 yang bernilai nol berarti tidak ada antara melatarbelakangi pengujian signifikanasi adalah uji statistik (estimator) dari hubungan variabel tak bebas dengan variabel yang distribusi sampel dari suatu statistik di menjelaskan (variabel bebas). bawah hipotesis nol. Keputusan untuk mengolah Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari data yang ada (Gujarati, 2003). A. B. Uji Signifikansi Parameter (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas Koefisien Determinasi (R2 ) Koefisien determinasi (R2 ), baik secara individual maupun lebih biasanya menjelaskan variasi variabel tak bebas. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: dalam kasus regresi dengan menggunakan dua variabel dalam 𝑏𝑗 𝑡𝑖 = 𝑠𝑏𝑗 merupakan ukuran yang menggambarkan Dimana : seberapa besar variasi dalam variabel tak t = Nilai t hitung bebas (Y) mampu dijelaskan oleh variasi 𝑏𝑗 = Koefisien Regresi Sbj = Kesalahan baku koefisien regresi Uji Asumsi Klasik A. dengan ketentuan : Pengujian Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk 1. Terima Ho jika nilai t statistik < mengetahui apakah data yang digunakan nilai t tabel, artinya suatu variabel dalam penelitian berdistribusi normal. bebas bukan merupakan penjelas yang Dalam penelitian ini, normalitas diuji signifikan terhadap variabel tidak dengan menggunakan Kolmogorov- bebas. Smirnov (K-S). pengambilan 2. Tolak Ho jika nilai t statistik > nilai t tabel, artinya suatu variabel bebas merupakan Dasar keputusannya, jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0,05), penjelas yang signifikan terhadap variabel tak bebas. maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual dari model regresi berdistribusi normal (Setyadharma, Andrian, 2010). C. Pengujian F (F-test) B. Pengujian Autokorelasi Untuk menguji ada atau tidaknya Uji autokorelasi bertujuan menguji pengaruh seluruh variabel bebas terhadap apakah dengan model regresi linear ada variabel terikat : korelasi antara anggota serangkaian data R 2 (k−1) F test observasi yang diuraikan menurut waktu = 1−R 2 (n−k) (time series). Pengujian dalam penelitian Dimana : ini menggunakan uji Durbin Watson untuk F test = Nilai F yang dihitung R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel n = Jumlah tahun pengamatan 1. Terima Ho jika F hitung < F tabel, artinya tidak ada berarti antara hubungan variabel yang bebas dengan variabel terikat. terdapat berarti antara dengan variabel terikat. gejala autokorelasi (Sulianto, 2011). C. Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi linear ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian multikolinearitas digunakan apabila model 2. Tolak Ho jika F hitung > F tabel, artinya melihat hubungan yang variabel bebas regresi menggunakan lebih dari satu variabel independen. Pada penelitian ini menggunakan model nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance ≥ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi PDRB di Kabupaten Agam Periode multikolinearitas (Ghozali,2011). 1999-2013. D. Berdasarkan Pengujian Heteroskedastisistas hasil regresi Uji heteroskedastisitas bertujuan diperoleh nilai t-hitung untuk pertumbuhan menguji apakah dalam model regresi PDRB sektor pertanian sebesar 2,202 dan terjadi dari t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α residual satu pengamatan ke pengamatan = 5 %) , df = 11 diperoleh 2,20. Terlihat t- yang lain. Pada penelitian ini digunakan hitung > dari t-tabel, maka Ho ditolak, Ha dengan cara melihat Grafik Plot antara diterima yang berarti pertumbuhan PDRB nilai prediksi variabel terikat (dependence) sektor Pertanian berpengaruh signifikan yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID terhadap PDRB Kabupaten Agam pada (Ghozali, 2011). tingkat kepercayaan 95%. HASIL dan PEMBAHASAN 2. ketidaksamaan variance Investasi Sektor Pertanian (X2) Terhadap PDRB di Pengujian Statistik A Pengaruh Koefisien Determinasi (R2 ) Kabupaten Agam Periode 1999- Dari hasil analisis dapat diketahui 2013. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilai R square adalah 0,750, ini berarti variasi naik turun nya PDRB dipengaruhi nilai oleh pertumbuhan PDRB sektor pertanian, Pertanian sebesar 3,374 dan t-tabel dengan investasi sektor pertanian dan penyuluh tingkat kepercayaan 95% (α = 5 %), df = pertanian sebesar 75 persen sedangkan 25 11 diperoleh 2,20. Terlihat t- hitung > dari persen dipengaruhi oleh variabel lain t-tabel, maka Ho ditolak, Ha diterima yang diluar model. berarti B. berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Uji Parsial (Uji t-test) Untuk melihat pengaruh variabel hubungan dan independen yaitu pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian (X1), t-hitung untuk Investasi Kabupaten Investasi Sektor Agam pada sektor Pertanian tingkat kepercayaan 95%. 3. Pengaruh Jumlah Penyuluh Investasi Sektor Pertanian (X2), Penyuluh Pertanian (X3) Terhadap PDRB di Pertanian (X3) Kabupaten Agam Periode 1999- secara individu terhadap PDRB (Y) dapat dilihat melalui hasil Berdasarkan hasil regresi diperoleh estimasi dibawah ini: 1. 2013 PDRB nilai t-hitung untuk Penyuluh Pertanian Sektor Pertanian (X1) Terhadap sebesar 3,019 dan t-tabel dengan tingkat Pengaruh Pertumbuhan kepercayaan 95% (α =5%) , df = 11 diperoleh 2,20. Terlihat t- hitung > dari t- grafik. Uji ini untuk menguji normalitas tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima yang residual. Data residual berdistribusi normal berarti pertanian jika Asymp.sig (2 tailet) <0,1. Data berpengaruh signifikan terhadap PDRB residual tidak berdistribusi normal jika Kabupaten Asymp.sig (2 tailed) > 0,1 yang kedua jumlah penyuluh Agam pada tingkat adalah dengan metode grafik normal kepercayaan 95%. C. Uji Signifikan Parameter Simultan (Uji F-test) Dari hasil regresi diketahui Fhitung sebesar 10,987 maka dapat plot distribusi kumulatif. α = 5 %, yang membandingkan Jika garis data menggambarkan data sesungguhnya yang akan mengikuti garis diagonal maka data residual dijelaskan bahwa: Dimana probably tersebut terdistribusi secara normal (Gujarati,2012). Berdasarkan hasil output terlihat df1 = k = 3 df2 = n - k = 15 - 3 - 1 = 11 bahwa sig. (2-tailed) sebesar 0,968 > 0,05. Oleh sebab itu Ho diterima. Hal ini berarti Maka F-tabel = 3,59 Berdasarkan perhitungan di atas nilai residual terstandarisasi dinyatakan diperoleh bahwa F-hitung 10,994 > F-tabel menyebar secara normal. 3,59. Dengan demikian, Ha diterima yang B. Uji Autokorelasi artinya bahwa variabel independen yaitu Dari hasil output estimasi dapat Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian, dilihat model bebas nilai DW sebesar Investasi Sektor Pertanian dan Penyuluh 1,275 sehingga dapat diartikan bahwa: pertanian Dari output terlihat nilai DW sebesar 1,275 secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap PDRB Dari Tabel Watson dengan (0,95,3,15) Kabupaten Agam pada derajat kepercayaan dL = 0,81 ― 4-dL = 3,19 95 persen. dU = 1,75 ― 4-dU = 2,25 Dari hasil tersebut terlihat bahwa Uji Asumsi Klasik A. Uji Normalitas nilai DW berada diantara dL dan dU dan Uji normalitas digunakan untuk maka dapat dikatakan mengetahui apakah data yang digunakan autokorelasi positif memiliki distribusi normal atau tidak. Data negatif. yang baik memiliki distribusi yang normal C. atau mendekati normal. Normalitas dapat tidak ada dan autokorelasi Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinieritas uji bertujuan untuk menguji apakah model kolmogorov-smirnov (K-S) dan metode regresi linear ditemukan adanya korelasi dideteksi dengan menggunakan antar variabel Pengujian bebas (independen). multikolinearitas digunakan apabila model regresi menggunakan lebih dari satu variabel independen. tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Apabila tolerance ≥ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali,2011). Dari hasil analisis dapat diketahui nilai toleransi semua variabel independen (Pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian, Investasi Sektor Pertanian dan Penyuluh Pertanian) lebih dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. penelitian ini nilai prediksi variabel terikat (dependence) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. ada pola (bergelombang, tertentu yang melebar, teratur kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar dibawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Dari hasil PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pertumbuhan PDRB sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap PDRB, hal ini terlihat dari hasil regres yang menunjukan nilai elastisitas hasil t hitung sebesar 2,20 ≥ t tabel 2,20 pada tingkat kepercayaan 95 persen. 2. Investasi sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap regresi yang digunakan dengan cara melihat Grafik Plot antara Jika gejala heteroskedastisitas. PDRB,hal ini terlihat dari hasil Uji Heteroskedastisitas Pada sehingga dapat kita ketahui tidak terjadi Pada penelitian ini menggunakan model nilai D. kecendrungan tertentu pada diagram plot. menunjukan nilai elastisitas hasil t hitung sebesar 3,374 > t tabel 2,20 pada tingkat kepercayaan 95 persen. 3. Penyuluh peranian berpengaruh signifikan terhadap PDRB, hal ini terlihat dari hasil regresi yang menunjukan nilai elastisitas hasil t hitung 3,018 > t tabel 2,20 pada tingkat kepercayaan 95 persen. 4. Secara keseluruhan pertumbuhan PDRB nilai sektor pertanian, investasi sektor pertanian analisis dengan menggunakan SPSS 17 dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah angka nol, serta tidak membentuk pola atau dan penyuluh pertanian berpengaruh signifikan terhadap jumlah PDRB Kabupaten Agam. Hal ini terlihat dari hasil estimasi f hitung sebesar 10,987 > f tabel sebesar 3,59 pada tingkat kepercayaan 95 persen. B. Anonymus., 2014, Agam Dalam Angka 2014, BPS Kabupaten Agam. Saran 1. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap PDRB Kabupaten Agam, baik secara individu yaitu dengan uji t maupun secara bersama yaitu melalui uji f. Oleh sebab itu pemerintah harus memperhatikan lagi sektor pertanian terutama dalam hal investasi. Nilai investasi sektor pertanian harus ditingkatkan lagi seperti yang terjadi pada tahun 2013, dimana nilai investasi sektor pertanian yang lebih besar dari pada investasi sektor lain. Pemerintah harus mempertahankan nilai investasi tersebut untuk tahuntahun berikutnya agar sektor pertanian Kabupaten Agam bisa lebih maju dan berkembang lagi. 2. Untuk penelitian penelitian ini selanjutnya diharapkan bisa menjadi acuan serta dapat dijadikan bahan referensi yang memadai, peneliti selanjutnya diharapkan menambahkan variabel lain diluar model penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA ________., 2014, Investasi dan Icor Kabupaten Agam 2013, kerja sama Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Agam dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam. ________., 2013, Kegiatan Percepatan Penyediaan Data Statistik Dalam Rangka Dana Perimbangan. Badan Pusat Statistik. ________., 2008, Bantuan langsung masyarakat untuk keringanan investasi pertanian, Pusat perizinan dan investasi departemen pertanian. ________.,2007, Indikator Ekonomi Sumatera Barat, Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Barat. ________., 2005, Membangun Pertanian Membangun Kemakmuran Bersama, Jaringan kebijakan publik Indonesia. Dornbusch, Rudiger. Dkk., 2004, Makro Ekonomi Edisi Delapan. PT. Media Global Edukasi, Jakarta. Gadang T.S, Dimas., 2010, Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Jawa Tengah (Pendekatan Analisis Input Output), Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, DN. 2003. Basic Econometric. 4th Ed. McGraw-Hill. Ghozali, imam., 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS(edisi kelima): Universitas Diponegoro, Semarang. Sumatera Selatan, Tesis. Program Pascasarjana, UNSRI, Palembang. Ilham, T., 2010, Diversifikasi Pangan dan Penyuluhan Pertanian Sebagai UpayaMewujudkan Ketahanan Nasional, Kompas. Setyadharma, Andryan., 2010, Uji Asumsi Klasik dengan SPSS 16.0, Fakultas Ekonomi UNS Semarang, Semarang. Jhingan., 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sulianto., 2011, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Kalangi, L.S., 2006, Dampak Investasi di Sektor Pertanian dan Agro Industri Dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Distribusi Pendapatan, Tesis, Sekolah Pasca Sarjana Institusi Pertanian Bogor, Bogor. Susanti Tasri, Evi., 2010, Perekonomian Indonesia, Bung Hatta University Press, Padang. Kartasapoetra, A. G., 1994, Teknologi Penyuluhan Pertanian, Bumi Aksara. Jakarta. Kuncoro, Mudrajat., 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Erlangga, Jakarta. ________________., 1997, Ekonomi Pembangunan. Teori, Masalah dan Kebijakan, cetakan pertama, Unit penerbitan dan percetakan akademi manajemen perusahaan YKPN, Yogyakarka. Riyadi, dan Bratakusumah B.S., 2005, Perencanaan Pembanguan Daerah. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ruswandi A., 2005, Dampak Konversi Lahan Pertanian Terhadap Perubahan Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah, Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Setia budi, Heru., 2005, Pengaruh Pertumbuhan PDRB Terhadap Elastisitas Tenaga Kerja di Ulfah uzzam, Fatimah., 2011, Analisis Faktor-Fktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kabupaten Solok, Skirsi, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang. Van Den Ban, A.W. dan Hawkins., 1999, Penyuluhan Pertanian, Kanisius,Yogyakarta. Yamin, M., 2006, Analisis pengaruh pembanguan sektor pertanian terhadap distribusi pendapatan dan peningkatan lapangan kerja di provinsi sumatera selatan, Jurnal Pembangunan Manusia.