BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakikat Hubungan

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS
2.1 Hakikat Hubungan Interpersonal
2.1.1 Pengertian
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak cukup
dilakukan hanya melalui transformasi ilmu pengetauan dan teknologi, tetapi antara lain
didukung oleh pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri
dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya. Kemampuan
peserta itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek
perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.
Rahmat (2008:79) mengemukakan hubungan interpersonal erat kaitannya dengan
konsep diri yang vital bagi perkembangan kepribadian. Lebih lanjut dijelaskan konsep
diri berpengaruh pada perilaku manusia, bagaimana anda memandang diri anda dan
bagaimana orang lain memandang anda, akan mempengaruhi pola-pola interaksi anda
dengan orang lain. Cangara (2011:32) mendefinisikan hubungan interpersonal ialah
proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.
Purwanto (2002:41) mengemukakan empati salah satu jenis perasaan sosial, yakni
perasaan yang menyertai pendapat seseorang tentang orang lain dan pengalamanpengalaman seseorang dengan orang lain. Sujiono (2009: 73) menjelaskan empati
merupakan salah satu keterampilan sosial, yakni keterampilan untuk menilai apa yang
sedang terjadi dalam suatu situasi sosial. Empati merupakan salah satu aspek yang sangat
berpengaruh pada hubungan interpersonal.
Golman (dalam Nurihsan, 2007:78) menjelaskan bahwa empati merupakan bagian
dari kecerdasan emosional. Selanjutnya Nurihsan (2007:80) menguraikan empati adalah
kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan
diinginkan oleh orang lain. Empati ini bergantung pada kesadaran diri emosional. Empati
merupakan keterampilan dasar bergaul. Orang-orang yang memiliki empati akan lebih
mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa
yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan interpersonal sangat dibutuhkan dalam interaksi sosial.
Seseorang yang kurang memiliki hubungan interpersonal banyak mengalami kegagalan
dalam kehidupan. Hal ini dapat dijelaskan adanya sikap, sifat yang ditunjukkan yang
sering tidak sesuai dengan tata nilai/norma, seperti mementingkan diri sendiri, egois,
menganggap memiliki kelebihan dibandingkan dengan orang lain sangat merugikan diri
pribadi itu sendiri.
Sebagaimana diketahui pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sengaja
dan terencana untuk membantu anak didik mengembangkan potensi secara optimal,
sehingga anak mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Pengertian ini mengandung
makna bahwa esensi yang hakiki dan tujuan akhir pendidikan adalah kemampuan
melakukan adaptasi dengan lingkungan dalam arti yang luas. Dengan demikian tujuan
pendidikan menjadi dasar untuk mengarahkan berbagai proses pendidikan (pembelajaran)
agar mendekatkan anak dengan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan hubungan interpersonal, guru hendaknya banyak
memberikan contoh dalam proses pembelajaran bagaimana menumbuhkan hubungan
interpersonal pada siswa. Hubungan interpersonal akan tumbuh pada siswa, apabila
lingkungan banyak memberi fasilitas dalam mengenal dan mengelola emosi mereka.
2.1.2 Indikator Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis,tapi selalu berubah.Untuk
memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,perubahan memerlukan tindakantindakan tertentu untuk mengembalikan keseibangan hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal erat kaitannya dengan kecerdasan interpersonal karena
individu yang memiliki kecerdasan interpersonal banyak memiliki teman,dilihat dari
penjelasan tersbut maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari kecerdasan interpersonal
akan tercipta hubungan interpersonal yang baik.
Menurut Gardner (dalam Musfiroh, 2008:7 ) menjelaskan bahwa kecerdasan
interpersonal sangat berpengaruh pada hubungan interpesonal karena hubungan
interpersonalmerupakan bagiandari interaksi sosial .Kemampuan interpersonal terus
berkembang hingga dewasa,mereka pandai membuat orang lain merasa bahagia.
Adapun indikator dari hubungan interpersonal yaitu; 1) keakraban,dimana
keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang; 2) kontrol:kesepakatan
siapa yang akan mengontrol siapa dan bila mana; 3)respon yang tepat yaitu respon A
harus diikuti respon B yang sesuai; 4) keserasian suasana emosional ketika berlangsung
komunikasi.
2.1.3 Cara Mengembangkan Hubungan Interpersonal
Musfiroh
(2008:12)
mengemukakan
cara
mengembangkan
hubungan
interpersonal, meliputi:
1) Mengasah Kepekaan Empati dan Simpati
Simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan orang lain dan menaruh belas
kasihan pada sesama. Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa
atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
orang atau kelompok orang.
Empati dan simpati perlu dirangsang sejak dini agar anak dapat belajar mengenai
setiap perasaan, maksud dan motivasi orang lain, yang pada akhirnya kelak ia dapat
menangkap perasaan, maksud dan motivasi tersebut secara akurat. Hal ini membawa
keakuratan bertindak atau merespons karena anak memiliki informasi yang tepat tentang
stimulusnya.
Kepekaan empati dan simpati dapat dirangsang dengan berbagai kegiatan, di
antaranya adalah dengan permainan dan kegiatan langsung. Permainan yang disarankan
adalah permainan “pilih siapa” (permainan sosiogram), “diberi apa”, “kalau aku jadi dia”,
“apa maunya”. Anda juga dapat mengajak mereka mengunjungi korban bencana,
berkunjung ke panti wreda atau memberi bantuan pada teman.
2) Bekerja Sama
Bekerja sama diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang dilakukan oleh dua siswa
atau lebih. Kegiatan tersebut mengacu pada aktivitas menyelesaikan suatu pekerjaan
secara bersama-sama, seperti: diskusi kelompok, kerja kelompok, kegiatan ekstra
kurikuler.
3) Berbagi Rasa
Berbagi rasa merupakan salah satu indikator kecerdasan interpersonal yang
melibatkan kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain. Berbagi rasa
dapat dirangsang dengan kegiatan yang mengharuskan anak berinteraksi dengan
sesamanya. Hal ini dapat dilakukan dengan tugas-tugas yang melibatkan kebersamaan
4) Menjalin Kontak
Kemampuan menjalin kontak menunjukkan kecerdasan interpersonal yang tinggi.
Siswa perlu didorong untuk memiliki keberanian, kemauan untuk menjalin kontak dan
membina hubungan baik dengan orang-orang baru.
5) Mengorganisasi Teman
Siswa yang cerdas dalam interpersonal memiliki kemampuan mengorganisasi
teman-teman mereka dengan baik. Mereka mampu menempatkan teman-teman
sebayanya sesuai peran yang tepat.
6) Menebak Suasana Hati
Seseorang yang cerdas dalam interpersonal memiliki kemampuan menangkap
suasana hati orang lain. Melalui ciri-ciri yang sangat halus, mereka mampu menangkap
apa yang sedang dirasakan orang lain. Siswa-siswa perlu distimulasi agar memiliki
kemampuan ini. Stimulasi yang baik dan tepat akan menumbuhkan kemampuan
menangkap suasana hati orang lain secara optimal.
7) Memotivasi Orang Lain
Siswa-siswa dengan kecerdasan interpersonal yang kuat pandai memotivasi orang
lain, mereka dapat membaca suasana hati dan kesulitan orang lain, lalu memberikan
tanggapan yang tepat berupa kata-kata yang membangkitkan hati. Terhadap sesuatu
kegiatan, mereka juga tampil sebagai pendorong semangat.
2.1.4 Tujuan Pembentukan Hubungan Interpersonal
Widjaja (2000:122) mengemukakan tujuan dari pembentukan hubungan
interpersonal terdiri dari:
1) Mengenal Diri Sendiri
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi
antarpribadi. Komunikasi antarpribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk
memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan membicarakan tentang diri kita sendiri pada
orang lain, kita akan mendapat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami
lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita. Pada kenyataannya, persepsi-persepsi
diri kita sebagian besar merupakan hasil dari apa yang kita pelajari tentang diri kita
sendiri dari orang lain melalui komunikasi antarpribadi.
Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauh
mana kita harus membuka diri pada orang lain. Dalam arti bahwa kita tidak harus dengan
serta merta menceritakan latar belakang kehidupan kita pada setiap orang. Selain itu,
melalui komunikasi antarpribadi kita juga akan mengetahui nilai, sikap dan perilaku
orang lain. Kita dapat menanggapi dan memprediksi tindakan orang lain
2) Mengenal Dunia Luar
Komunikasi antarpribadi juga memungkinkan kita untuk memahami lingkungan
kita secara baik yakni tentang objek, kejadian-kejadian, dan orang lain. Banyak informasi
yang kita miliki sekarang berasal dari interaksi antarpribadi.
3) Menciptakan dan Memelihara Hubungan
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat
dengan orang lain. Tentunya kita tidak ingin hidup sendiri dan terisolasi dari masyarakat.
Tetapi, kita ingin merasakan dicintai dan disukai, kita tidak ingin membenci dan dibenci
orang lain. Karananya, banyak waktu yang kita gunakan dalam komunikasi antarpribadi
bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.
4) Mengubah Sikap dan Perilaku
Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya menggunakan sikap dan
perilaku orang lain. Kita ingin seseorang memilih suatu cara tertentu, mencoba makanan
baru, memberi suatu barang, mendengarkan musik tertentu, membaca buku, menonton
bioskop, berpikir dalam cara tertentu, percaya bahwa sesuatu benar atau salah, dan
sebagainya. Singkatnya kita banyak mempergunakan waktu untuk mempersusi orang lain
melalui komunikasi antarpribadi.
5) Bermain dan Mencari Hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Bercerita
dengan teman tentang kegiatan di akhir pekan, membicarakan olahraga, menceritakan
kejadian-kejadian lucu, dan pembicaraan-pembicaraan lin yang hampir sama merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hiburan. Sering kali tujuan ini dianggap tidak
penting, tetapi sebenarnya komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena bisa
memberi suasana yang lepas dari keseriusan, ketegangan, kejenuhan dan sebagainya.
6) Membantu Orang Lain
Psikiater, psikolog klinik, dan ahli terapi adalah contoh-contoh profesi yang
mempunyai fungsi menolong orang lain. Tugas-tugas tersebut sebagian besar dilakukan
melalui komunikasi antarpribadi. Demikian pula, kita sering memberikan berbagai
nasihat dan saran pada teman-teman kita yang sedang menghadapi suatu persoalan dan
berusaha untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Contoh-contoh ini memperlihatkan
bahwa tujuan dari proses komunikasi antarpribadi adalah membantu orang lain.
2.1.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Rakhmat (2008:109) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan
interpersonal, meliputi:
1) Kesamaan Karakteristik Personal
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat
sosioekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai. Mereka yang bersahabat
menunjukkan korelasi yang erat dalam kepribadiannya.
2) Tekanan Emosional (stress)
Bila orang berada dalam keadaan yang mencemaskan atau harus memikul tekanan
emosional, ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Schachter (dalam Rakhmat,
2008:111) menyimpulkan bahwa situasi penimbul cemas (anxiety producing situations)
meningkatkan kebutuhan akan kasih saying. Orang-orang yang pernah mengalami
penderitaan bersama-sama akan membentuk kelompok yang bersolidaritas tinggi.
3) Harga Diri yang Rendah
Waister (dalam Rakhmat, 2008:111) memberi kesimpulan bila harga diri
direndahkan, hasrat filiasi (bergabung dengan orang lain) bertambah, dan ia makin
responsive untuk menerima kasih sayang orang lain. Dengan perkataan lain, orang yang
rendah diri cenderung mudah mencintai orang lain.
4) Isolasi Sosial
Aronson (dalam Rakhmat, 2008:112) menjelaskan, pertambahan perilaku yang
menyenangkan dari orang lain akan berdampak positif pada diri kita. Menurut Aronson,
orang yang kesukaanya kepada kita bertambah akan lebih kita senangi daripada orang
yang kesukaannya kepada kita tidak berubah.
Di samping aspek-aspek di atas, Jalaludin Rakhmat (2008:112) mengemukakan
pula factor-faktor situasional yang mempengaruhi hubungan interpersonal, yaitu:
1) Daya Tarik Fisik (Physical Affroacfiveness)
Daya tarik menjadi penyebab utama atraksi personal. Daya tarik pada gilirannya
sangat mudah memperoleh simpati dan perhatian orang.
2) Ganjaran (reward)
Kita menyenangi orang yang memberikan ganjaran kepada kita. Ganjaran itu
berupa bantuan, dorongan moral, pujian, atau hal-hal yang meningkatkan harga diri kita.
Kita akan menyukai orang yang menyukai kita, kita akan menyenangi orang yang
memuji kita.
3) Familiarity
Familiarity artinya sering kita lihat atau sudah kita kenal dengan baik. Prinsip
familiarity dicerminkan dalam peribahasa Indonesia “kalau tak kenal, maka tak sayang”.
4) Kedekatan
Erat kaitannya dengan familiarity adalah kedekatan. Orang cenderung menyenangi
mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih mudah tumbuh di antara
tetangga yang berdekatan.
5) Kemampuan (Competence)
Kita cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan lebih tinggi
daripada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Orang-orang yang sukses dalam
bidang apapun, professional atau non professional umumnya mendapat simpati orang
banyak.
2.1.6 Peran Guru Dalam Membentuk Hubungan Interpersonal Antar Siswa
Dalam kaitan pembentukan hubungan interpersonal, guru sebagai pembimbing,
dituntut bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi dibarengi dengan
pendekatan yang bersifat pribadi (personal approach) dalam setiap pembelajaran.
Dengan pendekatan pribadi semacam itu guru akan secara langsung mengenal dan
memahami peserta didiknya secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam
keseluruhan proses belajarnya. Sesuai dengan peran guru sebagai pembimbing adalah
akan dapat merespons segala macam tingkah laku yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Sukardi (2008:29) menjelaskan peran guru dalam hal ini meliputi: a) dapat
menolong peserta didik memecahkan masalah-masalah yang timbul antara peserta didik
dengan orang tuanya; b) bisa memperoleh keahlian dalam membina hubungan yang
manusiawi dan dapat mempersiapkan untuk berkomunikasi dan bekerja dengan
bermacam-macam manusia.
Hubungan interpersonal juga dapat dibina melalui bimbingan sosial, Yusuf
(2009:55) mengemukakan tujuan bimbingan konseling sosial, yakni: a) bersikap respek
terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat
atau harga dirinya; b) memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship),
yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturrahim
dengan sesame manusia; c) memiliki kemampuan berkomunikasi baik secara lisan mupun
tulisan.
Hubungan interpersonal merupakan bagian dari perkembangan sosial. Yusuf
(2011:66) menjelaskan perkembangan sosial pada anak usia SD/MI ditandai dengan
adanya perluasan hubungan, disamping dengan para anggota keluarga, juga dengan
teman sebaya (peer group) sehingga ruang gerak hubungan sosialnya bertambah luas.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial dapat
dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok. Tugas-tugas
kelompok harus memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik atau siswa untuk
menunjukkan prestasinya, dan juga diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan
melaksanakan tugas kelompok, siswa dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan dalam
bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa, dan bertanggung jawab.
Pembentukan hubungan interpersonal merupakan salah satu bagian dari perspektif
bimbingan konseling sebagaimana yang dijelaskan oleh Supriatna (2011:5) bahwa
bimbingan dan konseling sebagai upaya proaktif dan sistematik di dalam memfasilitasi
individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi, pengembangan perilaku
efektif, pengembangan lingkungan dan peningkatan keberfungsian individu di dalam
lingkungannya. Semua perubahan perilaku ini merupakan proses perkembangan, proses
interaksi antara individu dengan lingkungan perkembangan melalui interaksi yang sehat
dan produktif.
Selanjutnya dijelaskan bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung
jawab untuk mengembangkan lingkungan perkembangan, membelajarkan individu untuk
mengembangkan, memperbaiki dan memperhalus perilaku.
Hubungan interpersonal pada prinsipnya mengacu pada kemampuan untuk
menciptakan dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, dan ditandai
oleh saling memberi dan menerima serta rasa kedekatan emosional. Hal ini sejalan
dengan pendapat Uno (2008:79) yang menguraikan bahwa hubungan interpersonal adalah
kemampuan membina dan memelihara hubungan yang saling memuaskan, yang ditandai
dengan keakraban dan saling memberi serta menerima kasih sayang. Keterampilan
menjalin hubungan interpersonal yang positif dicirikan oleh kepedulian pada sesama.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran
guru dalam membentuk hubungan interpersonal melalui proses pembelajaran ataupun di
luar proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran melalui aktivitas pembelajarn, dan di
luar proses pembelajaran melalui pemberian contoh dalam bersikap, bertutur kata antar
sesame guru, maupun interaksi antara guru dengan siswa.
Download