product strategy and promotion in creating brand

advertisement
79
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
PRODUCT STRATEGY AND PROMOTION IN CREATING BRAND
AWARENESS AND CONSUMER LOYALTY
I Putu Hery Pratama Artha
ABSTRACT
Globalization is happening in the world today have consequences on the increasingly
fierce competition for a company of any good business field of industry, commerce, banking,
service industry, tourism and business sectors. For a financial institution, one of the most
important factors to increase customer satisfaction is to provide the best possible service to
the consumer or customer. It shows the importance of customer satisfaction as a reference
and objectives of each company's strategy to always maintain a sustainable manner even
have to be improved in terms of products, promotions, brand awareness to achieve the
expectations of the consumer. The purpose of this study were: 1) to assess and analyze the
effect of product strategy for brand awareness. 2) to assess and analyze the effect of
promotions on brand awareness. 3) to assess and analyze the effect of product strategy on
customer loyalty. 4) to determine and analyze the effect of the promotion effect on customer
loyalty. 5) to determine and analyze the effect of brand awareness on consumer loyalty.
From analysis and discussion that has diuraaikan can be concluded that 1) the product
strategy and significant positive effect on brand awareness, which means the higher the
product strategy, the better brand awareness. 2) the promotion of positive and significant
impact on brand awareness, which means that the enhanced promotion of the better brand
awareness. 3) the product strategy and significant positive effect on customer loyalty, which
means that the enhanced product strategy, the better consumer loyalty. 4) promotion of
positive and significant impact on customer loyalty, which means that the enhanced
promotion of the better customer loyalty.5) brand awareness and significant positive effect on
customer, which means that the enhanced brand awareness, the better consumer loyalty.
Keywords: product strategy, promotion, brand awareness, consumer loyalty
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi di dunia saat ini membawa konsekuensi pada persaingan yang
semakin ketat bagi sebuah perusahaan apapun bidang usahanya baik industri, perdagangan,
perbankan, industri jasa, pariwisata maupun bidang usaha lainnya. Persaingan tersebut akan
selalu memaksa mereka untuk selalu memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
konsumen atau mereka akan ditinggal oleh konsumen. Selama beberapa dekade ini, sektor
perbankan telah mengalami perubahan yang sangat drastis dengan ditandai semakin ketatnya
persaingan, menurunnya permintaan jasa pada sektor industri perbankan (Yenny, 2006). Pada
situasi dengan tingkat persaingan yang ketat tersebut nasabah seringkali tidak mempunyai
loyalitas kepada suatu bank karena banyaknya tawaran yang diberikan kepada nasabah dan
nasabah akan senantiasa memilih tawaran yang paling menguntungkan baginya (Bloemer et
al, 1998).
Bagi suatu lembaga keuangan, salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan
kepuasan konsumen adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
konsumen atau nasabah. Poon (1998), menyatakan bahwa “persaingan dibidang pariwisata
terletak pada pemenuhan kondisi-kondisi yang memadai yaitu dengan memberikan layanan
yang berkualitas, fleksibel dan ramah, yang selanjutnya akan dicari konsumen dan oleh
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
80
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
karenanya mereka bersedia untuk membayar”, hal tersebut tentu juga sangat relevan pada
bidang diluar industri perbankkan.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) BPR Bali Dananiaga merupakan lembaga keuangan
yang bertempat di wilayah jln. Raya Teuku Umar no. 11B. Menurut UU No. 10 pasal 1 ayat 2
tahun 1998 tentang perbankan, menyebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha Bank
Perkreditan Rakyat ditujukan untuk melayani usaha kecil dan masyarakat didaerah.Bank
Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum Perseorangan Terbatas, Perusahaan Daerah atau
koperasi.
Peranan Bank Perkreditan Rakyat dalam pemberian kredit bagi usaha mikro, kecil dan
menengah dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan, pemerataan pendapatan, dan
pemerataan kesempatan berusaha di Indonesia.Bank Perkreditan rakyat Bali Dananiaga
merupakan salah satu lembaga keuangan yang didirikan di jln. Raya Teuku Umar no. 11 B
untuk tujuan utama sebagai penyangga kehidupan masyarakat sekitar maupun masyarakat
luas melalui kegiatan ekonomi masyarakat yang tangguh.Keberadaan BPR Bali Dananiaga,
Denpasar telah terbukti mampu menggeliatkan tidak saja aktivitas ekonomi masyarakat.
Pembangunan dan perbaikan terhadap prasarana ekonomi dan sosial, Hal tersebut tidak
terlepas dari peranan BPR sebagai lembaga keuangan yang diharapkan bisa menjadi “Pelabe
Masyarakat” untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam upaya mewujudkan kesejahteraan
mereka. Semua hal yang dilakukan oleh BPR Bali Dananiaga tersebut membuat citra
BPRBali Dananiaga semakin baik dan dikenal hingga keluar daerah. Sejalan dengan itu
kepuasan dan loyalitas para nasabah BPRBali Dananiaga terus bertambah, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya perkembangan jumlah nasabah BPRBali Dananiaga.selama 5 (lima)
tahun terakhir.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah strategi produk berpengaruh terhadap brand awareness?
2. Apakah promosi berpengaruh terhadap brand awareness?
3. Apakah strategi produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?
4. Apakah promosi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?
5. Apakah brand awareness berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini
adalah :
a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi produk terhadap brand
awareness.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi terhadap brand awareness.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi produk terhadap loyalitas
konsumen.
d. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi berpengaruh terhadap loyalitas
konsumen.
e. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand awareness terhadap loyalitas
konsumen.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
81
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penulisan ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
terutama yang berkaitan tentang strategi produk, promosi khususnya dalam menciptakan
brand awareness dan loyalitas konsumen terhadap suatu produk perusahaan.
2. Secara Praktis
Secara praktis penulisan ini bermanfaat bagi management perusahaan dalam
meningkatkan kualiatas produk, promosi dan brand awareness untuk meningkatkan loyalitas
konsumen serta menjadi acuan dalam meningkatkan profit perusahaan di era persaingan yang
semakin ketat ini.
II. TELAAH PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
2.1 Srategi Produk
a. Pengerti Strategi
Menurut Marrus (2012:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan
rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
b. Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong, (2001:346) adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan,
atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
c. Atribut Produk
Menurut Kotler& Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan
melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah :
1) Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari
satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek
merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan
waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat
menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler & Armstrong, 2001:360)
2) Pengemasan (packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk.
3) Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan operasi dan
perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan
dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)". Selain mengurangi
kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan.
d. Tingkatan Produk.
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
1) Produk Inti (Core Product)
Produk inti adalah terdiri dari manfaat inti dalam suatu produk atau jasa yang dicari
konsumen.
2) Produk Aktual (Actual Product)
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
82
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product)
disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas, nama
merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti
(Kotler & Armstrong, 2001:348).
3) Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan
tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim
dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai
masalah atau pertanyaan (Kotler & Armstrong, 2001: 349).
e. KlasifikasiProduk.
Menurut Fandy Tjiptono (2009:98) klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai
macam sudut pandang. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan
kedalam dua kelompok utama yaitu barang dan jasa. Ditinjau dari aspek daya tahannya,
terdapat dua macam barang, yaitu:
1) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah : sabun, minuman dan
makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam.
2) Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
atau lebih). Contohnya antara lain : TV, lemari es, mobil dan komputer.
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan
kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen (costumer's goods) dan
barang industri (industrial's goods). Barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk
tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis
yaitu:
1) Convinience Goods
Convinience goods adalah barang yang memiliki frekuensi pembelian (sering beli),
dibutuhkan dalam waktu secepatnya dan hanya memerlukan usaha yang minimum dalam
pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman. 2)Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pembeliannya ditentukan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria penentuan tersebut meliputi
dari harga barang, kualitas barang dan model masing-masing barang. Contohnya alat-alat
rumah tangga (TV, mesin cuci, furniture (mebel), pakaian.
2) Specially Goods
Specially goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi
merek yang unik di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk
membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan model spesifik.
3) Unsought Goods
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalaupun
sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya. Contohnya
asuransi jiwa, batu nisan, tanah kuburan (Tjiptono, 2009 : 99-100 ).
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
83
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2.2 Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalammarketing mixyang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaandalam pemasaran produk atau jasanya. Swasta dan Irawan
(2010:349) promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong
permintaan. Sedangkan menurut Kotler(2005:349) promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
b. Variabel-variabel Promosi
Menurut Kotler & Armstrong (2001:117) variabel-variabel yang ada di dalam
promotional mix ada lima, yaitu:
1) Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan
promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2) Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
c. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk
atau jasa.
d. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan,
membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita
dan peristiwa yang dapat merugikan.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk
memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan
dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
2.3 Brand Awareness
Menurut Darmadi Durianto (2004:54) definisi dari Brand Awareness adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek
sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu kategori produk perlu
ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek
yang dilibatkan.
Menurut Aaker (2011:63), brand awareness sendiri didefinisikan menjadi 3 tingkatan,
yakni sebagai berikut :
1. Brand Recognition (pengenalan), merupakan tingkatan yang paling rendah, dimana para
konsumen baru mengenal sebuah merek dan masih membutuhkan alat bantu untuk bisa
mengingat merek tersebut.
2. Brand Recall (mengingatkankembali), kesadaran merek langsung muncul di benak para
konsumen setelah merek tertentu disebutkan. Berbeda dengan recognition yang
membutuhkan alat bantu, brand recall hanya membutuhkan pengulangan/ penyebutan
ulang untuk mengingat merek produk.
3. Top of mind (puncak), adalah tingkatan tertinggi dimana merek tertentu telah
mendominasi benak para konsumen, sehingga dalam level ini mereka tidak
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
84
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
membutuhkan pengingat apapun untuk bisa mengenali merek produk tertentu.
Untuk bisa sampai ke level top of mind, tentunya dibutuhkan strategi promosi khusus
untuk menanamkan brand produk yang cukup kuat.
2.4 Loyalitas Konsumen
a. Pengertian Loyalitas
Tingkah laku loyalitas sebenarnya mulai muncul pada era tahun 1970-an, sesudah
suatu periode dimana sebagian besar penelitian membuktikan bahwa loyalitas adalah suatu
pola pembelian ulang (Oliver,2007:85). Loyalitas adalah suatu faktor terpenting dalam
menentukan kesuksesan suatu perusahaan dan tanpa adanya loyalitas, maka keunggulan
kompetitif yang dimiliki seperti tidak pernah ada dan tidak sukses (Omar, 2009:52).
b. Mengukur Loyalitas
Konsumen yang sudah merasa puas saat melakukan transaksi di suatu perusahaan
akan kembali mengulangi kedatangannya. Konsumen yang sudah datang berkali-kali pada
suatu perusahaan menurut Ahmad Mardalis dapat dikatakan konsumen tersebut loyal.
Loyalitas pelanggan menurut Ahmad Mardalis (2005) juga dapat diukur sehingga perusahaan
dapat mengetahui tingkat kepuasan konsumennya.
B. Hubungan Antar Variabel
1. Pengaruh Strategi Produk Terhadap Brand Awareness
Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati (2013) menunjukkan bahwapersamaan
regresi untuk variabel kualitas produk memiliki nilai koefisien sebesar 0,523 dan di lihat dari
hasil uji t variabel kualitas produk menghasilkan t hitung sebesar 6,119 dan signifikansi
sebesar 0,000. T hitung 6,119 > t Tabel yang nilainya 1,809 dengan tingkat signifikansi 0.000
kurang dari 0,05, semakin tinggi kualitas produk yang diproduksi, maka semakin tinggi
brand awareness, jika dilihat pada persamaan regresi variabel kualitas produk memiliki nilai
koefisien tinggi sebesar 0,523, berdasarkan nilai koefisien variabel kualitas produk dasar
penelitiannya dapat dilihat pada perhitungan angka indeks variabel kualitas produk memiliki
angka indeks 65,65 %, dari data angka indeks diatas variabel kualitas produk memiliki angka
indeks terbesar yaitu sebesar 65,5 %, di mana indikator yang paling berpengaruh tinggi
adalah memiliki layanan purna jual yang bagus sebesar 67,6% dan yang paling kecil
pengaruhnya memperhatikan peningkatan kualitas mutu produknya adalah yang sebesar 64%.
Penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahwa parsial variabel
kualitas produk dengan brand awareness menunjukan bahwa kualitas produk tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness.
Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah:
H1 : Semakin
baik
strategi
produk, maka semakin baik
brand awareness
2. Pengaruh Promosi Terhadap Brand Awareness
Promosi merupakan salah satu unsur dalam bauran pemasaran. Promosi dapat
diterima dengan baik oleh konsumen karena mereka merasakan kepuasan tambahan (Yeung
& Yee, 2010). Menurut Kotler and Amstrong (2010), promosi merupakan aktivitas
mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya. Promosi merupakan koordinasi semua upaya pemasar dimulai untuk mengatur
saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan ide.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
85
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahawa pengaruh parsial
variabel advertising dengan brand awareness menunjukan bahwa advertising berpengaruh
positif dan signifikan terhadap brand awarenes.
Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah:
H2 : Semakin baik promosi, maka
semakin
baik
brand
awareness
3. Pengaruh Strategi Produk Terhadap Loyalitas
Penelitian yang dilakukan Amanah (2011) menemukan bahwa strategi produk
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Apabila produk meningkat
sebesar 0,298 maka loyalitas akan meningkat sebesar 29,8%. Penelitian lain dilakukan oleh
Ardana (2010) menemukan bahwa secara parsial kualitas produk memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah:
H3 : Semakin
baik
strategi
produk, maka semakin baik
loyalitas konsumen
4. Pengaruh Promosi Terhadap Loyalitas
Penelitian yang dilakukan Amanah (2011) menemukan bahwa apabila perusahaan
meningkatkan promosi satu satuan maka akan mampu meningkatkan loyalitas pembelian
sebesar 0,201 atau sebesar 20,1%. Tidak diragukan lagi bahwa loyalitas konsumen adalah
hasil dari kepuasan konsumen. Konsumen yang merasa tidak puas, tidak akan melakukan
pembelian kembali pada pedagang atau toko yang sama, kecuali jika mereka tidak memiliki
alternatif yang lebih baik (Radji:2011).
Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah:
H4 : Semakin
baik
strategi
promosi, maka semakin baik
loyalitas konsumen
5. Pengaruh Brand Awareness Terhadap Loyalitas
Hanggadikha (2010), melakukan penelitian Analisis Pengaruh Ekuitas Merek
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Produk Handphone Nokia di Semarang.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan antar merek-merek lama
dan kemunculan berbagai merek-merek baru yang meramaikan persaingan pasar khususnya
untuk kategori produk handphone. Secara khusus, penelitian ini membahas upaya yang
dilakukan Nokia untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan
caramembentuk dan meningkatkan ekuitas merek sekuat mungkin, karena ekuitas merek
yang kuat dapat mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian bahkan
pembelian ulang pada produk tersebut.
Nawang (2011), melakukan penelitian Pengaruh Brand Awareness terhadap Brand
Loyalty Telepon Seluler Nokia (Studi pada Pengguna Telepon Seluler Nokia di Kelurahan
Sumbersari Malang). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi keadaan
brand awareness dan brand loyalty pengguna telepon seluler Nokia di Kelurahan Sumbersari
Malang dan mengetahui pengaruh variabel brand awareness (brand reliability dan brand
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
86
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
intentions) secara parsial maupun simultan terhadap brand loyalty. Kepercayaan yang tinggi
dari konsumen terhadap telepon seluler Nokia akan menciptakan loyalitas pelanggan pada
telepon seluler Nokia.
Berdasarkan kajian penelitian di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian
ini adalah:
H4 : Semakin
baik
brand
aawareness,
maka
semakin
baik loyalitas konsumen
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran di bawah ini menggambarkan alur bagaimana objek
penelitian ini menciptakan brand awareness dan loyalitas konsumen terhadap BPR Bali
Dananiaga :
Strat
egi
Produ
k
(X1)
Promo
si
(X2)
Brand
Awaren
ess
(Y)
Loyali
tas
Konsum
en
(Z)
Gambar 1 : Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data (Sugiyono:2013).
Untuk memudahkan pembaca merangkum semua hipotesis, maka peneliti menulis
kembali hipotesis yang dapat disampaikan pada penelitian ini, yaitu :
H1: Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness PT. BPR
Bali Dananiaga.
H2: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness kerja PT. BPR
Bali Dananiaga.
H3: Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT. BPR
Bali Dananiaga.
H4: Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali
Dananiaga.
H5: Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen PT.
BPR Bali Dananiaga.
E. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan pada konsep-konsep teori yang sudah dipaparkan dan sebagai batasan
penelitian maka definisi operasional dapat didefinisikan sebagai berikut :
1. Strategi produk merupakan suatu rencana yang terpadu sebagai dasar tindakan yang
mengarahkan kegiatan pemasaran kepada pasar sasaran dengan mengembangkan program
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
87
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Untuk berhasilnya strategi pemasaran yang
dijalankan, dibutuhkan 2 (dua) hal yang sangat penting dan saling berkaitan, yaitu: (1)
target pasar yang dituju, (2) bauran pemasaran yang dijalankan untuk mencapai target
pasar tersebut. Indikator-indikator dari stratgei produk adalah (Radiosunu,2006:171):
a. Produk yang bermanfaat
b. Produk unggulan
c. Produk sempurna
c. Produk kebutuhan jangka panjang
2. Strategi Promosi merupakan suatu kegiatan bidang marketing yang berupa suatu bentuk
komunikasi yang dilaksanakan perusahaan kepada pembeli atau konsumen yang memuat
pemberitaan, membujuk, dan mempengaruhi segala sesuatu mengenai barang maupun jasa
yang dihasilkan untuk konsumen, segala kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dengan menarik minat konsumen dalam mengambil keputusan membeli
diperusahaan tersebut. Adapun indikator-indikator dari strategi promosi adalah (Kotler
dan Keller, 2007:272) :
a. Frekuensi promosi yaitu jumlah promosi penjualan yang dilakukan dalam suatu waktu
melalui media promosi penjualan.
b. Kualitas promosi, yaitu tolok ukur seberapa baik promosi penjualan dilakukan.
c. Waktu promosi adalah lamanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan
d. Ketepatan atau kesesuaian sasaran promosi merupakan faktor yang diperlukan untuk
mencapai target yang diinginkan.
3. Brand Awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat
kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu kategori
produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk
dengan merek yang dilibatkan. Adapun indikator-indikator dari brand awarenessadalah
(Widjaja, et al., 2007) :
a. Produk yang sering diingat
b. Produk yang dikenal
c. Produk yang sering disebut
4. Loyalitas nasabah merupakan suatu proses yang terjadi pada saat individu atau kelompok
penyeleksi, membeli, menggunakan atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau
pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu.
Palilati (2004) dalam Marisa (2008) mengemukakan bahwa Loyalitas Nasabah dapat
diukur melalui lima indikator variabel, yaitu:
a. Transaksi secara berulang
b. Rekomendasi
c. Menambah jumlah tabungan
d. Menceritakan hal positif
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BPR Bali Dananiaga yang beralamat di Jln. Teuku
Umar No.11B, Denpasar. Pemilihan lokasi ini didasari atas beberapa hal antara lain : BPR
Bali Dananiaga sedang giat-giatnya meningkatkan persaingan di dunia global yang semakin
berkembang saat ini dengan ditandai oleh semakin banyaknya tumbuh pesaing yang
memberikan keuntungan dan kenyamanan bertransaksi kepada nasabah, oleh sebab itu BPR
Bali Dananiaga membenahi sistem yang perlu di tingkatkan untuk mencapai keunggulan
bersaing ditinjau baik dari strategi produk, strategi promosi, brand awareness, sehingga dapat
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
88
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
mencapai tujuan perusahaan yaitu loyalitas konsumen. Adapun ketertarikan peneliti untuk
meneliti di BPR Bali Dananiaga diantaranya adalah adanya peningkatan yang berpluktuatif
dari tahun 2010-2014 walaupun menunjukkan peningkatan asset yang semakin meningkat
namun penurunan jumlah tabungan, deposito, laba yang menurun pada periode 2014, selain
itu BPR Bali Dananiaga adalah salah satu BPR yang termasuk kriteria bank perkreditan
rakyat yang sehat. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana strategi produk,
promotion, brand awareness berpengaruh terhadap loyalitas dalam konteks pemasaran
terhadap penjualan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk peristiwa, hal atau
orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti
karena dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2014:223). Populasi dalam
penelitian ini adalah nasabah tabungan, deposito dan kredit BPR Bali Dananiaga Denpasar
sampai dengan bulan September 2015 adalah sebanyak 6.305 orang.
Berikut ini adalah jumlah nasabah BPR Bali Dananiaga Denpasar sampai dengan
bulan September 2015 :
Tabel 1 : Jumlah Nasabah BPR Bali Dananiaga Denpasar Sampai Dengan Bulan September 2015
No
1
2
3
Nasabah
Tabungan
Deposito
Kredit
Total
Jumlah Nasabah Sampai Dengan September 2015
(orang)
4.852
953
500
6.305
Sumber: BPR Bali Dananiaga Denpasar
3.3 Jenis dan Sumber Data
a. Data kuantitatif yaitu : data dalam bentuk angka-angka seperti jumlah pegawai. Skor
jawaban kuesioner dari variabel strategi produk, promosi, brand awareness, dan loyalitas
konsumen.
b. Data kualitatif adalah data yang berupa uraian atau keterangan seperti gambaran BPR Bali
Dananiaga Denpasar yang memperjelas hasil penelitian.
Data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif, dimana sesuai
dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka studi ini menggunakan jenis penelitian
sebab akibat, yaitu menjelaskan pengaruh variabel strategi pemasaran terhadap penjualan.
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara/ angket maupun
observasi terhadap responden.
b. Data Sekunder yaitu data yang berfungsi sebagai data pelengkap dari data primer dan
diperoleh dari pihak-pihak yang dapat memberikan informasi data pendukung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang jelas dan lengkap dalam suatu penelitian maka peneliti
dituntut kemampuannya untuk memilih teknik yang tepat, atas dasar itu maka untuk
memproleh data yang lengkap dan obyektif penyusunan menggunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan cara menyusun daftar
pertanyaan, di mana setiap pertanyaan disediakan pilihan jawaban. Menurut (Ferdinand,
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
89
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
2014) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden dengan maksud untuk
memperoleh data yang akurat dan valid.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : (1) berisikan pertayaan–
pertanyaan tentang demografi responden. (2) berisikan tentang pernyataan-pernyataan yang
berkaitan dengan variabel penelitian ini. Setiap pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada responden merujuk kepada skala likert, yakni disediakan sepuluh pilihan jawaban.
Skala likertmerupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat atau persepsi responden
tentang strategi pemasaran dan penjualan. Jawaban setiap pertanyaan yang menggunakan
skala likert memiliki sejumlah katagori yang berturut-turut dari yang sangat tidak setuju
sampai dengan yang sangat setuju, seperti di bawah ini :
Tabel 2 : Skala likert
Jawaba
n
Skor/ni
lai
Sangat
Sangat
Tidak
Setuju
Setuju
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0
b. Dokumentasi
Pendapat yang dikemukakan oleh Ferdinand (2014) menyatakan bahwa dokumentasi
yaitu data yang diperoleh melalui pencatatan - pencatatan dari dokumen-dokumen yang
terdapat pada lokasi penelitian.
3.5 Instrumen Penelitian dan Pengujiannya
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menggunakan koefisien Alpa Croanbach. Pengujian reliabilitas
dilakukan dalam tahapan yaitu dengan membandingkan nilai pada Croanbach’s Alpa dengan
nilai pada Croanbach’s Alpa if item deleted. Bila terdapat pertanyaan dengan nilai
Croanbach’s Alpa if item deleted lebih besar dari pada Croanbach’s Alpa maka pertanyaan
tersebut tidak reliabel dan harus dilakukan pengujian selanjutnya hingga tidak ada pertanyaan
yang memiliki nilai Croanbach’s Alpa if item deleted yang lebih besar dari Croanbach’s
Alpa.
Coefficient Alpha (Croanbach Alfa) yaitu koefisien reliabilitas yang menunjukkan
seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Hasil uji
reliabilitas dengan nilai Alfa Croanbach > 0,5 dikatakan reliabilitas (Ferdinand, 2014:63).
b. Uji Validitas
Menurut Ferdinand (2014:276) validitas mengandung makna yang sinonim dengan
kata good. Validity dimaksudkan sebagai to measure what sould be measured. Terdapat tiga
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur validitas yaitu content validity, cretirionrelated validity, dan construct validity. Content validity merupakan ukuran yang
menunjukkan dengan jelas apa yang ingin diukur. Criterion-related validity adalah konsep
validitas yang menguji tingkat akurasi dari instrumen yang baru dikembangkan.
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam
menilai sesuatu atau seakuratnya pengukuran. Besar kecilnya tingkat validitas setiap
indikator (variable manifest) dalam mengukur variabel laten dutunjukkan oleh besar kecilnya
loading () dimana semakin besar  merupakan indikasi bahwa indikator yang bersangkutan
semakin valid sebagai instrumen pengukur variabel laten. Sedangkan batasan berapa besar
nilai  sehingga suatu indikator dikatakan valid, sampai sejauh ini belum ada yang
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
90
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
mengemukakannya. Sementara batasan yang dapat digunakan adalah hasil pengujian dengan
t-test, bilamana signifikan berarti indikator tersebut valid.
3.6 Teknik Analisis Data
a. Pengembangan Model berbasis teori
Langkah awal dalam AMOS adalah pengembangan model hipotesis, yaitu
pengembangan model berdasarkan teori atau konsep atau dikenal sebagai pembuatan model
dengan pendekatan konfirmatori. Setelah model terbentuk kemudian dikonfirmasi
berdasarkan data empirik melalui AMOS.
b. Pengembangan diagram jalur (path diagram).
Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangunnya pada langkah pertama
akan digambarkan dalam sebuah path diagra.
Berdasarkan
teori,
dibuat
model
structural kemudian ditentukan variabel bebas dan variabel tergantungnya kemudian dibuat
arah panah sesuai dengan arah kausalitas. Bila model pengukuran ini dimasukkan kedalam
diagram jalur model struktural dan model pengukuran secara terintegrasi.
c. Konversi Diagram jalur ke dalam persamaan
Dalam diagram jalur dikonversi ke dalam persamaan struktural, dengan rumus
(Ferdinand, 2014:45) sebagai berikut:
Variabel Endogen = Variabel
Eksogen + Variabel Endogen +
Error
d. Evaluasi Goodness of Fit.
Untuk mendapatkan model hasil yang valid diperlukan beberapa asumsi yaitu yang
berkaitan dengan model dan asumsi dugaan parameter dan pengujian hipotesis.
Asumsi untuk model di dalam AMOS diantaranya bahwa hubungan antara
variabel bersifat linier, dan model bersifat aditif. Asumsi pendugaan parameter dan pengujian
hipotesis diantaranya antar unit pengamatan saling bebas, jumlah sampel cukup besar agar
dapat diasumsikan sampel tersebut akan mendekati distribusi normal.
Goodness of fit (uji kesesuaian) untuk mengukur kebenaran model yang diajukannya.
Ada beberapa indeks kesesuaian dan cut off valuenya untuk digunakan apakah sebuah model
dapat diterima atau ditolak.
Pemaknaan model tersebut dapat dicermati seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Goodness-of-fit Index
Goodness of Fit index
Chi-square (χ2)
Significance Probability
RMSEA
GFI
AGFI
Relatif Chi-square (χ2/df)
TLI
CFI
Sumber : Ferdinand (2014:321)
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Cut-of Value
Kecil
> 0,05
< 0,08
> 0,90
> 0,90
< 3,00
> 0,95
> 0,95
91
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
IV GAMBARAN UMUM RESPONDEN
4.1 Pengantar
Pada Bab IV ini akan diuraikan mengenai gambaran umum responden yang terdiri dari jenis
kelamin, usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan. Outline bab IV ini ditampilkan pada gambar 4.1
berikut ini
BAB IV
GAMBARAN UMUM
RESPONDEN
4.1
Jenis
Kelamin
4.2
Usia
4.3
Pekerjaa
n
4.4
Tingkat
Pendidi
kan
Gambar 2 : Alur Kajian Bab IV
Sumber : dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini
4.2 Karakteristik Menurut Jenis Kelamin
Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik jenis kelamin
maka diperoleh data seperti pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4 : Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
No.
1
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-Laki
Total
Jumlah
(Orang)
69
81
150
Prosentase
(%)
46,15
53,85
100,00
Sumber : Data diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.1 dan gambar 4.2 di atas, terlihat bahwa kebanyakan responden
yaitu sebanyak 81 orang (53,85%) berjenis kelamin laki-laki dan 69 orang (46,15%) berjenis kelamin
perempuan.
4.3. Karakteristik Menurut Usia
Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik usia maka diperoleh data
seperti ditampilkan pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 5 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
1
2
17 – 25 tahun
26 – 50 tahun
Total
Jumlah
(orang)
58
92
150
Sumber : Data diolah
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Persen
(%)
38,46
61,54
100,0
92
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari segi usia
bervariasi, sebagian besar usia responden berusia antara 26 sampai dengan 50 tahun, yaitu
sebanyak 92 orang (61,54%) dan berusia 17-25 tahun sebanyak 58 orang (38,46%).
4.4 Karakteristik Menurut Pekerjaam
Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik pekerjaan maka
diperoleh data seperti ditampilkan pada Tabel 4.3 berikut :
Tabel 6 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No.
Pekerjaan
Jumlah
(orang)
1
2
3
4
Pelajar/Mahasiswa
PNS
Karyawan Swasta
Wiraswasta
Total
12
20
24
94
150
Persen
(%)
8,21
13,33
15,90
62,56
100,00
Sumber : Data diolah
Pada Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari pekerjaan, yang paling
banyak adalah berwiraswasta yaitu sebanyak 94 orang (62,56%), karyawan swasta 24 orang
(15,90%), PNS sebanyak 20 orang (13,33%) dan pelajar/ mahasiswa sebanyak 12 orang (8,21%).
4.5 Karakteristik Menurut Tingkat Pendidikan
Responden yang berjumlah 150 orang bila dilihat dari karakteristik tingkat pendidikan maka
diperoleh data seperti ditampilkan pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 7 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No.
Pendidikan
1
2
3
SLTA
S1
S2
Total
Jumlah
(orang)
82
55
13
150
Persen
(%)
54,8
36,8
8,4
100,0
Sumber : Data diolah
Pada Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa gambaran responden dari tingkat
pendidikan kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan SLTA, yaitu sebanyak 82
orang (54,8%). Sedangkan sisanya 55 orang (36,8%) memilki tingkat pendidikan S1, dan 13
orang (8,4%) berpendidikan S2.
.
V.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengantar
Bab V ini akan diuraikan mengenai uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas,
analisis data dan pembahasan. Outline Bab V ditampilkan pada gambar 5.1 :
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
93
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
BAB V
ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN
5.1
Analisi
s Data
5.2
Pengujia
n
Hipotesi
s
5.3
Pembah
asan
Gambar 3 : Alur Kajian Bab V
Sumber : dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Analisis validitas kuesioner (daftar pertanyaan) dilakukan untuk mengetahui
kemampuan suatu daftar pertanyaan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Daftar
pertanyaan yang digunakan dalam penelitian yang mengkaji pengaruh strategi produk, dan
promosi terhadap loyalitas konsumen melalui brand awareness melalui loyalitas konsumen,
belum diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Untuk itu, dilakukan uji validitas setiap
butir pertanyaan dan reliabilitas dari daftar pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini.
Kriteria pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel,
pada taraf signifikan 95% atau  = 5%. Menurut Singgih Santoso (2000:77), jika butir
pertanyaan memiliki rhitung> rtabel, maka dapat dinyatakan butir pertanyaan tersebut valid, jika
butir pertanyaan memiliki rhitung rtabel, maka dapat dinyatakan butir pertanyaan tersebut
adalah tidak valid. Dalam hal ini, yang dimaksudkan rhitung untuk setiap butir pertanyaan
adalah koefisien korelasi product moment yang dinotasikan dengan Corrected Item Total
Correlatian pada hasil perhitungan program SPSS untuk setiap butir pertanyaan dari sebuah
variabel.
Dalam hal ini, perhitungan korelasi product moment dan koefisien Cronbach’s Alpha
dilakukan dengan SPSS for Windows versi 20 khusus reliability analysis sub menu scale pada
menu analyze. Hasil pengolahan/ perhitungan koefisien korelasi Corrected Item-Total
Correlation dan koefisien Cronbach’s Alpha untuk variabel disajikan pada Lampiran 3
sampai dengan Lampiran 6.
5.2.1.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Strategi Produk
a. Analisis Validitas
Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product
moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total
Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat
bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel).
b. Analisis Reliabilitas
Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung
reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan Strategi produk hasil pengolahan dengan nilai
0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 3 didapat koefisien
Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha).
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
94
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
5.2.1.2 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Promosi
a. Analisis Validitas
Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product
moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total
Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat
bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel).
1). Koefisien rhitung
Berdasarkan hasil perhitungan/pengolahan pada Lampiran 4 yang melibatkan 30
responden (kasus = n) didapat koefisien rhitung(Corrected Item-Total Correlation) ke-4 butir
pertanyaan dari variabel Promosi seperti Tabel 5.1 berikut :
Tabel 8 : Koefisien Corrected Item-Total Correlatian Untuk Butir Pertanyaan Variabel Promosi
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
23.67
23.97
24.00
23.87
5.264
5.551
5.862
5.085
.752
.729
.666
.702
.806
.817
.842
.831
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
2). Koefisien rtabel
Besarnya rtabel didapat dari tabel nilai koefisien Pearson Product Moment (r) dengan
mengacu pada besarnya tingkat signifikansi() dan derajat bebas (df). Pada penelitian ini
ditentukan besarnya  = 5% dan df = n-k = 30 – 2 = 28. Menurut Husaini Usman dan
Purnomo Setiady Akbar (2006:357), pada Lampiran 7, untuk df = 28 pada tingkat  = 5%,
besarnya rtabel adalah 0,306.
3). Kesimpulan
Dengan mengacu data pada Tabel 5.1 di atas, untuk menarik kesimpulan maka dibuat
tabel sebagai berikut ini :
Tabel 9 : Analisis Validitas Variabel Promosi
No
Butir
1
2
3
4
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
rhitung
(Corrected ItemTotal Correlation)
0,752
0,729
0,666
0,702
rtabel
Keterangan
0,306
0,306
0,306
0,306
rhitung> rtabel; Valid
rhitung> rtabel; Valid
rhitung> rtabel; Valid
rhitung> rtabel; Valid
Sumber : Tabel 5.1
Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa 4 butir pertanyaan variabel
promosi adalah valid. Dengan demikian, maka 4 butir pertanyaan variabel promosi tersebut
adalah valid untuk mengukur variabel promosi.
b. Analisis Reliabilitas
Dalam analisis ini dilakukan perbandinganCronbach’s Alpha (koefisien hitung
reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan promosi hasil pengolahan dengan nilai 0,60. Dari
pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 4 didapat koefisien Cronbach’s Alpha
(koefisien hitung reliabilitas alpha) seperti tabel berikut :
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
95
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Tabel 10 : Koefisien Cronbach’s Alpha untuk Daftar Pertanyaan Variabel Promosi
Cronbach's Alpha
.862
N of Items
4
Dari tabel 5.3 di atas, terlihat besarnya koefisien Cronbach’s Alpha (koefisien hitung
reliabilitas alpha) = 0,862. Sedangkan besarnya koefisien Cronbach’s Alpha minimum
ditentukan 0,60. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dinyatakan bahwa Cronbach’s Alpha
(koefisien hitung reliabilitas alpha) = 0,862 > 0,60. Hal ini berarti bahwa pertanyaan
(kuesioner) promosi yang memiliki 4 item pertanyaan adalah reliabel. Dengan demikian,
maka daftar pertanyaan yang memiliki 4 item pertanyaan variabel promosi adalah reliabel
untuk mengukur variabel promosi.
5.2.1.3 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Brand Awareness
a. Analisis Validitas
Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20 dengan koefisien korelasi product
moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total
Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat
bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel).
b. Analisis Reliabilitas
Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung
reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan brand awareness hasil pengolahan dengan nilai
0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 5 didapat koefisien
Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha).
5.2.1.4 Analisis Validitas dan Reliabilitas Variabel Loyalitas Konsumen
a. Analisis Validitas
Dalam analisis ini, dilakukan perbandingan koefisien korelasi (Corrected Item-Total
Correlation) hasil pengolahan SPSS for Windows versi 20dengan koefisien korelasi product
moment tabel. Pertanyaan dinyatakan valid, apabila koefisien Corrected Item-Total
Correlation hasil perhitungan lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel pada derajat
bebas yang bersesuaian (rhitung> rtabel).
a. Analisis Reliabilitas
Dalam analisis ini dilakukan perbandingan Cronbach’s Alpha (koefisien hitung
reliabilitas alpha)seluruh butir pertanyaan loyalitas konsumen hasil pengolahan dengan nilai
0,60. Dari pengolahan SPSS for Windows versi 20 pada Lampiran 6 didapat koefisien
Cronbach’s Alpha (koefisien hitung reliabilitas alpha)
5.2.2 Evaluasi atas Asumsi-asumsi SEM
Evaluasi atas asumsi-asumsi SEM didahului dengan evaluasi normalitas untuk
mengetahui kenormalan data setiap indikator variabel.
5.2.2.1 .Evaluasi terhadap normalitas data
Analisis normalitas data untuk mengetahuiapakah data yang diperoleh dan
dikumpulkan berdistribusi normal. Untuk analisis kenormalan data digunakan nilai kritis
skweness dan nilai kurtosis. Analisis distribusi normal ini sangat diperlukan jika jumlah
datanya (n) < 100 buah namun demikian untuk sampel > 100 pun masih dipandang perlu uji
normalitas (Nunnally dan Sujana dalam Usman (2002:109). Data yang berdistribusi normal
memungkinkan analisis parametrik dilaksanakan.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
96
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Untuk evaluasi normalitas dilakukan uji skwenees dan uji kurtosis. Uji skweness
digunakan untuk melihat kemencengan/kecondongan penyebaran data, sedangkan kurtosis
untuk melihat keruncingan penyebaran data. Menurut Suharyadi (2003:117), data memiliki
penyebaran yang menceng/condong bila nilai kritis (c.r.) untuk skweness berada diatas ±
3,00, data memiliki penyebaran yang runcing bila nilai kritis (c.r.) untuk kurtosis berada
diatas > 3,00. Menurut Ferdinand (2006:97) data dapat dinyatakan menyebar normal jika nilai
kritis (c.r) untuk skweness maupun kurtosis tidak lebih besar dari ± 2,58. Khusus pada
penelitian ini digunakan kriteria menurut Suharyadi.
Uji normalitas dilakukan untuk data setiap variabel laten, yaitu data variabel strategi
produk, promosi, brand awareness dan loyalitas konsumen.
Berdasarkan hasil proses komputer program Amos for Windows versi 20 terhadap data
penelitian untuk setiap variabel laten diperoleh hasil pengolahan assessment of normality
pada Amos for Windows versi 20
5.2.2.2 Analisis Konfirmatori (CFA)
Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji unidimensionalitas dari
dimensi-dimensi yang menjelaskan variabel laten dari model tersebut, apakah seluruh
indikator yang dipakai dalam penelitian merupakan pembentuk variabel laten strategi produk,
promosi, brand awareness, dan loyalitas konsumen. Analisis faktor konfirmatori ini juga
dimaksudkan untuk menganalisis tingkat validitas dari data yang ada dalam penelitian.
Menurut Ferdinand (2006:24) sebuah indikator signifikan mendefinisikan variabel
laten jika memiliki koefisien lamda () ≥ 0,5 dan nilai kritis (C.R) ≥ 2,00 serta nilai
probabilitas < 0,05.
Berdasarkan model penelitian dari model persamaan struktural seperti paparan dalam
bab II tentang kerangka pemikiran, maka dilakukan analisis faktor konfirmatori
menggunakan komputer dengan menggunakan fasilitas program Amos for Windows versi 20.
5.3 Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh strategi produk, promosi,
brand awareness, dan loyalitas konsumen dan hipotesis yang dirumuskan pada Bab II, maka
analisis data dilakukan dengan menggunakan Model Persamaan Struktural (Structural
Equation Modelling = SEM) yang merupakan sekumpulan teknik statistik yang
memungkinkan dilakukannya pengujian serangkaian hubungan yang relatif rumit secara
simultan (Ferdinand, 2002; Solimun, 2004).
Adapun hipotesis yang diuji adalah :
1. H1
Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness PT.
BPR Bali Dananiaga.
2. H2
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness kerja PT.
BPR Bali Dananiaga.
3. H3
Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen
PT. BPR Bali Dananiaga.
4. H4
Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali
Dananiaga.
5. H5
Brand Awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen
PT. BPR Bali Dananiaga.
5.3.1 Analisis Pengujian Model Pengukuran dengan Parameter Lamda (i)
Pengujian parameter yang dilakukan adalah pengujian parameter lamda (i).
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui validitas setiap indikator penelitian. Untuk
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
97
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pengujian parameter lamda (i) digunakan nilai standardized estimate(regression weight)
berupa loading factor
5.3.2Analisis Goodness of Fit
Berdasarkan kriteria uji, chi-square (2), Relatif chi-square (2/df), RMSEA, GFI,
AGFI, TLI, dan CFI di atas dan nilai goodness of fit hasil pengolahan Amos for Windows
Versi 20.
5.3.3 Analisis Goodness of Fit
Persamaan struktural strategi produk, promosi brand awareness dan loyalitas
konsumen seperti persamaan berikut :
Y = y.x1 X1 + 1,  pengaruh langsung (Direct Effects) X1 terhadap Y
Y = y.x2 X2 + 1,  pengaruh langsung (Direct Effects) X2 terhadap Y
Z = z.x1 X1 + 2,  pengaruh langsung (Direct Effects) X1 terhadap Z
Z = z.x2 X2 + 2,  pengaruh langsung (Direct Effects) X2 terhadap Z
Z = y.yY + 2,  pengaruh langsung (Direct Effects) Y terhadap Z
5.4 Pembahasan
5.4.1 Pengaruh Strategi Produk Terhadap Brand Awareness
Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight
variabel strategi produk terhadap brand awareness sebesar 0,875 dengan nilai signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan strategi produk berpengaruh positif dan
signifikan terhadap brand awareness. Setiap kenaikan strategi produk sebesar satu satuan
skor akan menyebabkan meningkatnya brand awareness sebesar 0,875 satuan skor. Hasil
penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand
awareness PT. BPR Bali Dananiaga.
Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Kotler and
Amstrong (2010), promosi merupakan aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk
serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi merupakan koordinasi semua
upaya pemasar dimulai untuk mengatur saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang
dan jasa atau mempromosikan ide. Selain itu hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Herdana (2012) menemukan bahwa pengaruh parsial variabel
advertising dengan brand awareness menunjukan bahwa advertising berpengaruh positif dan
signifikan terhadap brand awareness.
5.4.2 Pengaruh Promosi Terhadap Brand Awareness
Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight
variabel promosi terhadap brand awareness sebesar 0,255 dengan nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,05 (0,027). Hal ini menunjukan promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap brand awareness. Setiap kenaikan promosi sebesar satu satuan skor akan
menyebabkan meningkatnya brand awareness sebesar 0,255 satuan skor. Hasil penelitian ini
menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa
Promosi berpengaruh signifikan terhadap brand awareness kerja PT. BPR Bali Dananiaga.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Cahyasumirat (2006)
menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara promosiisme terhadap kinerja internal
auditor ternyata tidak terbukti, hal ini bisadilihat dari hasil output SPSS 12.0 dengan analisis
regresi masing-masing variabel yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Dari hasil
diatas menunjukkan tidak adanya pengaruh yang positif antara promosiisme dengan kinerja
internal auditor dengan tingkat signifikansi diatas 0,05 (p = 0,330), ini menunjukkan
hipotesis 1 ditolak, artinya bahwa profesionalisme tidak memeiliki pengaruh positif terhadap
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
98
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
kinerja internal auditor. Dengan demikian berarti tidak ada pengaruh antara tingkat
profesionalisme seorang internal auditor terhadap tingkat kinerja kerja mereka. Hal ini tidak
sesuai dengan penelitian Rahmawati (2007) dan Jantje (2009) yang menyatakan bahwa
profesionalisme berhubungan positif dengan kinerja.
5.4.3 .Pengaruh Strategi Produk Terhadap Loyalitas Konsumen
Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight
variabel strategi produk terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,298 dengan nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (0,009). Hal ini menunjukan strategi produk berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja loyalitas konsumen. Setiap kenaikan strategi produk
sebesar satu satuan skor akanmenyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen sebesar 0,298
satuan skor. Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa strategi produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
konsumen PT. BPR Bali Dananiaga.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Amanah (2011)
menemukan bahwa strategi produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen. Apabila produk meningkat sebesar 0,298 maka loyalitas akan meningkat sebesar
29,8%. Penelitian lain dilakukan oleh Ardana (2010) menemukan bahwa secara parsial
kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen.
5.4.4 Pengaruh Promosi Terhadap Loyalitas konsumen
Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight
variabel promosi terhadap loyalitas konsumen sebesar 0,912 dengan nilai signifikansinya
lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap loyalitas konsumen. Setiap kenaikan promosi sebesar satu satuan skor akan
menyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen 0,912 satuan skor. Hasil penelitian ini
menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis keempat yang menyatakan
bahwa Promosi berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pada PT. BPR Bali Dananiaga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amanah
(2011) menemukan bahwa apabila perusahaan meningkatkan promosi satu satuan maka akan
mampu meningkatkan loyalitas pembelian sebesar 0,201 atau sebesar 20,1%. Tidak
diragukan lagi bahwa loyalitas konsumen adalah hasil dari kepuasan konsumen. Konsumen
yang merasa tidak puas, tidak akan melakukan pembelian kembali pada pedagang atau toko
yang sama, kecuali jika mereka tidak memiliki alternatif yang lebih baik (Radji:2011).
5.4.5 ..Pengaruh Brand awareness Terhadap Loyalitas konsumen
Dari Hasil analisis jalur menunjukkan nilai koefisien standardized regression weight
variabel brand awarenessterhadap loyalitas konsumen sebesar 0,378 dengan nilai
signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (***). Hal ini menunjukan brand awarenessberpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Setiap kenaikan brand awareness sebesar
satu satuan skor akan menyebabkan meningkatnya loyalitas konsumen 0,378 satuan skor.
Hasil penelitian ini menemukan arah hubungan yang konsisten dengan hipotesis kelima yang
menyatakan bahwa Brand Awareness berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen
PT. BPR Bali Dananiaga.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanggadikha
(2010), melakukan penelitian Analisis Pengaruh Ekuitas Merek terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen pada Produk Handphone Nokia di Semarang. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh timbulnya fenomena persaingan antar merek-merek lama dan
kemunculan berbagai merek-merek baru yang meramaikan persaingan pasar khususnya untuk
kategori produk handphone. Secara khusus, penelitian ini membahas upaya yang dilakukan
Nokia untuk mempertahankan posisinya sebagai market leader dengan cara membentuk dan
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
99
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
meningkatkan ekuitas merek sekuat mungkin, karena ekuitas merek yang kuat dapat
mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian bahkan pembelian ulang pada
produk tersebut.
VI PENUTUP
6.1 Pengantar
Bab VI ini memberikan gambaran mengenai temuan-temuan utama penelitian
disajikan dalam dua sub bab, yaitu sub bab 6.1. kesimpulan, isinya menguraikan kesimpulan
dari hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah sesuai dengan tujuan penelitian. Sub
bab 6.2. berisikan saran-saran terhadap institusi berkaiatan dengan variabel-variabel yang
diteliti, 6.3. Implikasi kebijakan yang mencakup implikasi kebijakan secara teoritis dan
praktis serta 6.4. Keterbatasan penelitian.
Sistematika penulisan pada Bab VI ini dibangun sebagaimana tersaji pada gambar 6.1
berikut ini :
6.2 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness yang berarti
semakin tinggi strategi produk maka semakin baik brand awareness.
2. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand awareness yang berarti
semakin ditingkatkan promosi maka semakin baik brand awareness.
3. Strategi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang
berarti semakin ditingkatkan strategi produk maka semakin baik loyalitas konsumen.
4. Promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang berarti
semakin ditingkatkan promosi maka semakin baik loyalitas konsumen.
5. Brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen yang
berarti semakin ditingkatkan brand awareness maka semakin baik loyalitas konsumen.
6.3 Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan
kepada manajemen PT. BPR Bali Dananiaga, diantaranya adalah:
1. Mengingat strategi produk dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand
awareness dan loyalitas konsumenPT. BPR Bali Dananiaga, maka sebaiknya pihak
manajemen tetap meningkatkan strategi produk dan promosi untuk meningkatkanbrand
awarenessyang akan berdampak pada loyalitas konsumenPT. BPR Bali Dananiaga.
2. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan replikasi penelitian serupa
dengan menambah beberapa variabel yang diduga mempengaruhi brand awareness dan
loyalitas konsumen khususnya di PT. BPR Bali Dananiaga. Dengan keragaman ini
diharapkan hasil yang didapat pun dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas
lagi.
6.4 Implikasi Kebijakan
Bertitik tolak pada kesimpulan tersebut di atas, maka implikasi kebijaksanaan yang
mestinya diambil oleh PT. BPR Bali Dananiaga adalah karena hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi produk, dan promosi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap brand awareness dan loyalitas konsumen, maka hasil penelitian ini dapat dipakai
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
100
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
pertimbangan dan kebijakan berkaitan dengan strategi produk, promosi dan brand awareness
dan loyalitas konsumen.
6.5 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kendala dan kelemahan dalam penelitian ini,
diantaranya adalah metode pengisian kuesioner yang berupa self-administered survey yang
memberikan responden mengisi sendiri kuesioner tanpa didampingi peneliti sangat
memungkinkan responden keliru mempersepsikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
yang diajukan. Heterogennya latar belakang responden, baik dalam hal umur, tingkat
pendidikan, dan masa kerja memungkinkan beragamnya kemampuan responden dalam
mempersepsikan pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996. Panduan Pusat Kajian Makanan Tradisional. Kantor MenPangan Depdikbud. Jakarta.
Bloemer, Josee, Ko de Ruyter & Pascal Peeters. 1998. Investigating Drivers of Bank Loyalty
: the complex relationship between image, service quality and
satisfaction.International Journal of Bank Marketing. Pp.276-278.
Dama, H. 2010. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Bank
Mandiri Cabang Gorontalo.Jurnal Inovasi. Vol.7 No.2.
Dinas Pariwisata. (2013). Statistik Pariwisata Bali 2013. Bali: Dinas Pariwisata Bali.
Dharmmesta, (2009). Pergeseran Paradigma dalam Pemasaran : Tinjauan Manajerial dan
Prilaku Konsumen, Kelola Gadjah Mada University Business Review, VI, Yogyakarta
Djalal Rosyidi (2006) Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2006, Hal 24-34
Vol. 1, No. 1 ISSN : 1978 – 0303, Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Brawijaya
Griffin, J. (2002). “Costumer Loyalty How To Earn it, How To Keep it I”.Kentucky : Mc
Graw Hill
Hurriyati, R. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung : CV. Alfabeta
Kotler, Philip. (2007). Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. Dan Keller, K.L (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid 1.
Edisi Bahasa Indonesia. PT. INDEKS.
Loverlock, Ch dan Wright, L.K (2007). Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi Bahasa Indonesia.
PT. INDEKS.
Mardalis, A. (2005). Meraih Loyalitas Konsumen. Benefit. Jurnal Manajemen dan Bisnis.
Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas
Muhamadiah. Surakarta.
Mittal, V., and Wagner A. Kamakura (2001). Repurchase Intent andRepurchase Behavior :
Investigating The Moderating Effect Of Costumer Characteristics, Journal of
Marketing Research Vol. XXXVIII February
Mocca (2009). Manajemen Pemasaran karya Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, M.Com. (Hons)
Padma. P., Chandrasekharan. R and L. Prakash Sai. 2009. A conceptual framework of service
quality in healthcare Perspectives of Indian patients and their
attendants.Benchmarking: An International Journal. Vol. 16 No. 2.
Peter, J. Paul and Jerry C. Oslon. (2002). Costumer Behavior and Marketing Strategy.
Homewood. Illinois : Ricard D. Irwin Incoporation.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
101
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 13 Nomor 3 Juni 2016
Putu Dharmapatni (2014). Strategi Pemilihan Media Sebagai Upaya Menarik Minat
Konsumen Berinvestasi. Program Studi Magister Manjemen Program Pascasarjana
Undiknas Denpasar.
Rangkuti, F. (2007). Riset Pemasaran.Jakarta : PT. SUN
Semuel, H. (2006). Ekspektasi Konsumen dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap Loyalitas
Toko Modern dengan Kepuasan Konsumen sebagai Intervening. (Studi Kasus pada
Hypermarket Carrefour di Surabaya). Jurnal Manajemen Pemasaran, 1(2), Edisi
Oktober.
Sugiarto, Tony Simanjuntak. (2004). Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan
Prilaku Konsumen.
Sugiono. (2008), Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung
Soekarto, S.T., 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. P AU - Pangan
dan Gizi. IPB. Bogor.
Solomon. (2009), Cosumer Behavior, Buying, Having and Being. Eighth Edition. New Jersey
: Prentice Hall
Tjiptono, Fandy. (2001). Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi
Tjiptono, Fandy. (2002). Manajemen Pemasaran Jasa. Yogyakarta : Andi
Wijayanti, A (2008). Strategi Meningkatkan Loyalitas Melalui KepuasanKonsumen. Program
Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
Yenny, R., S. 2006. Pengaruh Kepuasan PelayananTerhadap Loyalitas Nasabah dan Strategi
Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing Pada Bank Permata Cabang Yogyakarta.
Jurnal. Program Pascas Sarjana Universitas Diponegoro.
@JMB 2016
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
Download