64 BAB 4 RANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Rancangan Topologi yang Diusulkan Untuk mengatasi permasalahan yang ada di perusahaan maka dirancanglah suatu jaringan komunikasi berbasis VoIP. VoIP merupakan suatu solusi untuk berkomunikasi antara kantor pusat dan kantor cabangnya yang berjalan pada IP. Selain dapat meningkatkan kemaksimalan dalam berkomunikasi, VoIP juga dapat menekan biaya komunikasi terutama komunikasi dengan kantor cabang daerah. Adapun rancangan topologi yang diusulkan adalah sebagai berikut. 65 Gambar 4.1 Topologi jaringan VoIP yang diusulkan pada PT. Mulia Knitting Factory Dari topologi pada Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa untuk membangun VoIP dibutuhkan suatu server yang mampu menampung semua panggilan masuk dan keluar. Dalam hal ini digunakan suatu protokol yang disebut dengan SIP (Session Initiation Protocol). Digunakannya protokol SIP karena protokol tersebut mampu menembus NAT dan firewall. Untuk server VoIP sendiri menggunakan Axon PBX. Hal ini disesuaikan dengan sistem operasi Windows Server 2003 yang ada di perusahaan. Axon PBX merupakan software virtual PBX yang dirancang untuk mengatur panggilan yang 66 menggunakan VoIP. Axon ini juga dapat di-download secara gratis dari website http://www.nch.com.au/pbx/index.html. Sedangkan untuk komunikasi antara kantor pusat dan kantor cabang berupa topologi sebagai berikut. Gambar 4.2 Topologi jaringan VoIP antara kantor pusat dan kantor cabang 67 Dari Gambar 4.2 sudah terlihat jelas bahwa untuk VoIP di kantor pusat dipasang suatu server VoIP. Server tersebut berfungsi sebagai penampung semua extension baik yang ada di kantor pusat maupun di kantor cabang. Sedangkan untuk di kantor cabang hanya perlu meminta nomor extension ke kantor pusat. Hal ini dilakukan karena PT. Mulia Knitting Factory yang berkembang pesat mempunyai banyak kantor cabang, sehingga selain dapat mengurangi biaya maintenance di setiap kantor cabang, topologi tersebut juga memungkinkan jika perusahaan tersebut mentambah kantor cabang lagi. Untuk jumlah port pada ATA (Analog Telephone Adapter) juga bisa disesuaikan dengan jumlah user yang ada di perusahaan. Selain itu juga ada alternatif lain yakni user dapat berkomunikasi via PC dengan menginstal softphone pada PC. 4.2 Spesifikasi Sistem 4.2.1 Spesifikasi Server VoIP Sebuah server VoIP dibutuhkan agar VoIP dapat berjalan. Untuk server tersebut digunakan software Axon PBX. Software tersebut menggunakan protokol SIP. Adapun spesifikasi minimum dari software tersebut adalah: - Windows Server 2003. - CPU Pentium 4 dengan Processor 2.4 Ghz atau diatasnya. - RAM 512 MB. - Harddisk 40 GB. 68 4.2.2 Spesifikasi Hardware Gambar 4.3 ATA (Analog Telephone Adapter) Untuk alat komunikasi digunakan hardphone yang disebut dengan ATA (Analog Telephone Adapter) dengan tipe Linksys PAP2T. Adapun spesifikasi dari ATA tersebut adalah: - Model PAP2T. - Standards SIP v2 Session Initiation Protocol (RFC 3261,3262,3263,3264). - Ports: Power, internet (RJ 45), Phone 1 (RJ 11), Phone 2 (RJ 11). - LEDS: Power, internet, Phone 1, Phone 2. - Dimensions (W x H x D) = 3,98“ x 3,98“ x 1.1“. 69 4.2.3. Spesikasi Softphone Selain menggunakan alat komunikasi berupa ATA, alat komunikasi yang lain adalah softphone. Dalam hal ini digunakan software X-Lite untuk diinstal pada PC. Adapun spesifikasi dari software tersebut adalah: 4.3 - Windows XP/Vista/Server 2003. - CPU Pentium 4 dengan processor 2.4 Ghz. - RAM 256 MB. - Harddisk 40 GB. - Microphone, speaker atau dapat diganti dengan headphone. - Sound card. Proses Instalasi 4.3.1 Proses Instalasi Axon PBX 1. Setelah Axon PBX di-download dari website http://www.nch.com.au/pbx/index.html, pilihlah “pbxsetup” untuk diinstal. 70 Gambar 4.4 Proses instalasi Axon Pbx tahap 1 2. Pilihlah “I agree with these terms” kemudian pilih tombol “Next”. Gambar 4.5 Proses instalasi Axon Pbx tahap 2 71 3. Uncheck semua fitur yang ada di Axon PBX jika tidak ingin menginstal fitur-fitur tersebut, kemudian pilihlah “Finish“. Proses instalasi Axon pada PC selesai. Gambar 4.6 Proses instalasi Axon Pbx selesai 4.3.2 Proses Instalasi X-Lite 1. Bukalah software X-Lite yang telah di-download dari website ini: http://www.voiprakyat.or.id/?inc=files&file=X-Lite_Win32_1003l_30942.exe Pilihlah “Next” untuk melanjutkan proses instalasi. 72 Gambar 4.7 Proses instalasi X-Lite tahap 1 2. Pilihlah ”I accept the agreement “ untuk menyetujui proses instalasi. Pilih “Next“ untuk melanjutkan proses instalasi. Gambar 4.8 Proses instalasi X-Lite tahap 2 73 3. Pilihlah letak folder X-Lite 3.0 yang akan diinstal dengan menekan tombol ”browse“. Pilih “Next “ untuk melanjutkan proses instalasi. Gambar 4.9 Proses instalasi X-Lite 3.0 tahap 3 4. Pilihlah “Next“ untuk melanjutkan proses instalasi. 74 Gambar 4.10 Proses instalasi X-Lite tahap 4 5. Pilihlah “Finish “ untuk mengakhiri proses instalasi. Gambar 4.11 Proses instalasi X-Lite tahap 5 75 6. Proses instalasi selesai. Tampilan pertama X-Lite 3.0. Gambar 4.12 Proses instalasi selesai 4.3.3 Proses Instalasi ATA Gambar 4.13 Proses instalasi ATA 76 1. Kabel RJ 45 disambungkan ke port internet pada ATA. 2. Power adapter disambungkan ke POWER port pada ATA. 3. Dengan menggunakan kabel telepon tipe RJ 11, telepon disambungkan ke port Line 1 pada ATA. 4. Jika mempunyai account di Line 2, telepon dapat disambungkan ke port Line 2 pada ATA dengan menggunakan kabel RJ 11. Dalam hal ini telepon dapat diganti dengan mesin fax. 5. Pastikan LED yang menunjukkan Power, Ethernet, dan Phone menyala saat ATA digunakan. 4.4 Proses Konfigurasi 4.4.1 Konfigurasi pada Axon 1. Setelah menginstal Axon PBX pada PC, pilihlah “Web Control“ untuk masuk ke web browser untuk konfigurasi. 77 Gambar 4.14 Proses konfigurasi Axon PBX pada Windows XP 2. Setelah itu masukkanlah username Admin dan Password Admin dan pilih “Login”. 78 Gambar 4.15 Tampilan halaman login 3. Pilihlah Extension untuk menambah extention baru. Gambar 4.16 Tampilan halaman awal setelah login 79 4. Pilihlah “Add New Extension”. Gambar 4.17 Tampilan halaman Extension 5. Isi Extension ID atau Username, Display Name dan Password. Outbound Dialing Plan dipilih default, artinya komunikasi hanya terjadi melalui server yang ada di perusahaan. Karena tidak menggunakan voice mail, maka dalam hal ini voice mail tidak diperlukan. Setelah itu pilihlah Save Change. 80 Gambar 4.18 Tampilan halaman Edit Extension 6. Pada tab Dialing Plan dipilih default, artinya komunikasi hanya terjadi dengan menggunakan server yang ada di perusahaan ini. 81 Gambar 4.19 Tampilan halaman Dialing Plans 7. Bagian External line hanya diatur jika komunikasi dilakukan antar service provider yang berbeda. Dalam bagian ini tidak perlu diatur karena providernya hanya satu. Gambar 4.20 Tampilan halaman External line (http://www.nch.com.au/pbx/index.html.) 4.4.2 Konfigurasi pada X-Lite Setelah mengkonfigurasi Axon, kemudian akan diperoleh nomor Extension dari Axon Pbx tersebut. Nomor Extension itu kemudian dipakai untuk dimasukkan ke dalam Softphone X-Lite. Berikut cara mengkonfigurasi nomor Extension pada softphone X-Lite. 82 1. Klik kanan pada X-Lite, kemudian pilihlah SIP Account Setting untuk memasukkan User Account, atau pilihlah pada X-Lite untuk masuk ke User Account. Gambar 4.21 Tampilan awal X-Lite 3.0 2. Setelah itu akan muncul kotak seperti di bawah ini. Pilihlah Add untuk memasukkan User Account dan password Extension yang diperoleh dari Axon PBX. 83 Gambar 4.22 Tampilan SIP Accounts 3. Pengisian Display Name, User Name, Password, dan Domain disesuaikan dengan Extension yang ada di Axon PBX. Untuk domain diisi dengan IP server yang digunakan oleh Axon PBX. Setelah itu pilihlah “OK“. 84 Gambar 4.23 Tampilan pengisian account 4. Pilihlah “Close” untuk menyelesaikan konfigurasi. 85 Gambar 4.24 Tampilan SIP Accounts 5. Proses registrasi User Account setelah konfigurasi. Gambar 4.25 Tampilan registrasi X-Lite 3.0 86 6. Tampilan setelah proses registrasi berhasil. Gambar 4.26 Proses registrasi selesai 4.4.3 Konfigurasi pada ATA 1. Tekan **** pada telepon konvensional kemudian tekan 110# untuk mengetahui alamat IP nya. 2. Setelah itu masukkan IP yang diperoleh dari ATA tersebut pada address web browser yang ada di komputer. 87 Gambar 4.27 Tampilan IP pada ATA 3. Setelah itu pilihlah “Admin login“ untuk masuk ke menu admin. Gambar 4.28 Tampilan konfigurasi ATA 88 4. Tampilan admin login seperti gambar berikut ini. Gambar 4.29 Tampilan halaman info pada ATA 5. Pilihlah menu “System”. Kemudian Enable Web Server diisi Yes, DHCP diisi no, Static IP diisi IP dari ATA yang didapat misalnya 192.168.0.195, Gateway diisi misalnya 192.168.0.1, sedangkan untuk subnetmask diisi misalnya Class C yaitu 255.255.255.0. Untuk Domain diisi IP server Axon misalnya 192.168.0.192. Setelah itu pilihlah save setting. 89 Gambar 4.30 Tampilan halaman System pada ATA 6. Kemudian pilihlah menu “Line 1” untuk mengkonfigurasi telepon yang sudah disambungkan ke ATA dengan RJ 11. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah: - Proxy diisi dengan IP dari server Axon. - Display name diisi dengan nama yang diperoleh dari Axon misalnya Extension 102. - Password diisi dengan password yang diperoleh dari Axon misalnya rfjhkh. - User ID diisi misalnya 103. - Kemudian pilihlah jenis codec pada preferred codec misalnya G.711 a. - Setelah itu pilihlah save setting. 90 Gambar 4.31 Tampilan konfigurasi pada Line 1 7. Jika ATA tersebut akan disambungkan dengan dua telepon ulangi langkah nomor 6 di atas. 4.5 Percobaan pada LAN Pada bagian ini akan diujicobakan jaringan VoIP dalam lingkup LAN. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membandingkan besarnya bandwidth 91 yang diperoleh dari codec softphone dengan codec pada hardphone atau ATA. Adapun gambaran skenario jaringan LAN adalah sebagai berikut. Switch ATA 192.168.0.195 192.168.0.192 192.168.0.193 Server Axon PBX PC dengan softphone XLite Telepon biasa Gambar 4.32 Gambar percobaan VoIP pada LAN Selain itu di dalam skenario ini juga akan diujicobakan dari PC ke PC dan PC ke telepon untuk memperoleh besarnya bandwidth dengan menggunakan codec yang berbeda. 4.5.1 Percobaan PC ke PC Dari hasil percobaan dengan menggunakan beberapa codec yang ada di softphone didapat data sebagai berikut. 92 Tabel 4.1 Tabel jumlah bandwidth yang diperoleh dari hasil pengujian komunikasi antar PC dengan jenis codec yang digunakan Jenis Codec Jumlah Bandwidth Kualitas Suara ( Mbit/sec ) BroadVoice 32 0,082 Jelas Dv14 0,059 Jelas G.711 Alaw 0,147 Jelas G.711 Ulaw 0,134 Jelas GSM 0,068 Jelas ILBC 0,053 Jelas Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1. Codec yang menggunakan bandwidth paling banyak adalah G.711 Alaw dan G.711 Ulaw. 2. Codec yang menggunakan bandwidth paling sedikit adalah GSM dan ILBC. 3. Dari percobaan mengenai kualitas suara diketahui bahwa codec yang dihasilkan pada komunikasi di LAN menghasilkan kualitas suara yang jelas. Hal ini disebabkan karena LAN menggunakan kabel UTP dengan bandwidth mencapai 100 Mbps. Dari percobaan tersebut dapat dibuktikan bahwa semakin besar bandwidth semakin jelas kualitas suaranya. 93 4.5.2 Percobaan PC ke ATA Pada bagian ini dilakukan percobaan dari PC ke ATA. Jumlah bandwidth yang diperoleh merupakan jumlah bandwidth yang dipakai oleh PC sebagai penelepon untuk dapat menelepon ATA sebagai penerima. Tabel 4.2 Tabel jumlah bandwidth yang diperoleh hasil pengujian komunikasi PC ke ATA dengan jenis codec yang digunakan Codec Bandwidth (Mbit/sec) Kualitas Suara G711 Alaw 0,064 Jelas G711 Ulaw 0,062 Jelas Pada percobaan ini digunakan codec G.711Alaw dan G.711 Ulaw pada kedua alat komunikasi tersebut. Jika dibandingkan antara komunikasi PC ke ATA dengan PC ke PC, komunikasi PC ke ATA jauh lebih kecil bandwidth-nya dibanding PC ke PC. 4.5.3 Percobaan Telepon ke Telepon melalui ATA Pada percobaan tersebut digunakan beberapa codec sebagai bahan percobaan. 94 Tabel 4.3 Tabel jumlah bandwidth yang diperoleh hasil pengujian komunikasi telepon ke telepon melalui ATA dengan jenis codec yang digunakan Codec Bandwidth ( Mbit/sec ) Kualitas Suara G711 Alaw 0,004 Jelas G711 Ulaw 0,002 Jelas G723 0,008 Jelas G729 0,025 Jelas Dari Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa: 1. Komunikasi dari telepon ke telepon menggunakan ATA menghabiskan bandwidth yang jauh lebih sedikit dibandingkan komunikasi lainnya. Perbedaan besarnya bandwidth yang terjadi pada codec seperti G.711 Alaw dan G.711 Ulaw disebabkan karena adanya perbedaan vendor di dalam pembuatan baik softphone maupun hardphone. 2. Pada percobaan LAN semua suara yang dihasilkan cukup jelas. Namun codec G.711 Alaw dan G.711 Ulaw mempunyai kualitas suara yang paling baik diantara codec lainnya. Tetapi codec tersebut menghabiskan jumlah bandwidth yang lebih banyak diantara codec lainnya. Sedangkan codec GSM dan ILBC mempunyai kualitas suara yang lumayan baik walaupun masih kalah dengan codec G.711 Alaw dan G.711 Ulaw dan menghabiskan bandwidth yang sedikit. 95 4.6 Percobaan pada WAN Gambar 4.33 Gambar percobaan VoIP pada WAN Karena terbatasnya peralatan dan biaya percobaan dilakukan dengan menggunakan dial up dengan menggunakan koneksi Indosat dengan kecepatan 56 Kbps. Percobaan tersebut dilakukan antara PC dengan PC. Dari hasil percobaan didapat data sebagai berikut. Tabel 4.4 Tabel hasil pengujian komunikasi PC ke PC dengan jenis codec yang digunakan Jenis Codec Jumlah Bandwidth ( Mbps ) Keterangan BroadVoice 32 0,135 Tidak jelas, suara putusputus DV14 0,102 Tidak Jelas, suara putus- 96 putus G711 Alaw 0,107 Tidak Jelas, suara putusputus G711 Ulaw 0,101 Tidak Jelas, suara putusputus GSM 0,048 Jelas, ILBC 0,052 Jelas, Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa codec ILBC dan GSM mempunyai kualitas suara yang baik dan menggunakan bandwidth yang cukup sedikit dibanding codec lainnya yang ada di softphone. Oleh karena itu jika koneksi internet rendah, komunikasi menggunakan softphone dapat digunakan codec ILBC ataupun GSM. Sebagaimana diketahui bahwa dari hasil pemantauan bandwidth VoIP dengan codec yang berbeda-beda diperoleh kesimpulan bahwa bandwidth VoIP yang diperoleh ternyata berbeda dengan bitrate menurut standar ITU. Bitrate codec menurut standar itu sudah tetap dan berbeda dengan bandwidth yang didapat dari VoIP. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya penambahan paket-paket suara yang besarnya berbeda-beda dan kecepatan suatu paket yang harus ditransmisikan dalam waktu 1 detik. Di dalam VoIP paket stream bit-bit suara dibungkus ke dalam paket IP. Sebagaimana disebutkan bahwa stream bit-bit suara ini dipaket menjadi voice payload. Pada umumnya besarnya voice payload ini menandakan banyaknya 97 suatu paket yang ditransmisikan dalam waktu 1 detik. Paket voice payload ini kemudian harus ditambahkan IP header (semacam informasi alamat yang dituju dan informasi pengirim pada sebuah surat). IP header ini pada umumnya merupakan kombinasi dari IP (20 bytes), UDP (8 bytes) dan RTP (12 bytes) yang mengandung informasi di dalam sebuah paket. Voice payload yang dihasilkan codec dibungkus oleh ketiga protokol tersebut yaitu IP, RTP dan UDP, kemudian dikirim sesuai tujuan alamatnya. Di dalam perjalanan melalui jaringan IP, paket tersebut juga dibungkus lagi di layer lain oleh medium transmisi. Pada saat itu terjadi penambahan Ethernet preamble (8 bytes), diikuti oleh ethernet header yang mendefinisikan sumber dan tujuan MAC address dan panjangnya, kemudian dikuti oleh CRC (4 bytes). Akhirnya paket tersebut harus dipisahkan dalam 12 bytes (gap). Untuk lebih jelas metode perhitungan bandwidth VoIP yang digunakan, dapat dilihat pada contoh di bawah ini. Gambar 4.34 Contoh paket suara dengan codec G.711 98 Codec G.711 -64kbps, 20 ms sample period artinya 1 paket dikirim setiap 20 ms, 50 paket per detik, payload = 64.000 : 50 = 1,280 bits (160 bytes) Fixed IP overhead 40 bytes (IP header) = 40 bytes Fixed Ethernet overhead = 38 bytes Total ukuran paket = (160 + 40 + 38) X 50 X 8 = 95.200 bps = 95,2 kbps. (http://www.newport-networks.com/whitepapers/voip-bandwidth3.html) Untuk membuktikan bahwa rumus di atas adalah benar, di bawah ini ditampilkan hasil pemantauan bandwidth dengan menggunakan ethereal dan kemudian akan disesuaikan dengan rumus di atas. 99 Gambar 4.44 Hasil pantauan jumlah bandwidth VoIP telepon ke telepon melalui ATA (G.723) Rata-rata .paket/detik = 5,153 paket ,hasil tersebut didapat dari jumlah paket = 263 dibagi durasi waktu antara paket pertama dan paket terakhir = 51,039 detik Karena menggunakan codec G.723 dengan bitrate 5,3 Kbps maka: 5300 : 5,153 = 1.028,5 bits (128,57 bytes) 100 Fixed IP overhead 40 bytes ,Fixed Ethernet overhead = 38 bytes Total ukuran paket = 40 + 38 + 128,57 = 206,57 bytes Bandwidth yang diperlukan = 206,57 X 5,153 X 8 = 8.515 bps ~ 0,008 Mbit/sec 4.7 Proses Kerja SIP Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa VoIP yang dirancang tersebut menggunakan software Axon Pbx sebagai server VoIP yang dimana akan diinstal pada server. Software tersebut menggunakan protokol SIP yang berfungsi menghubungkan penerima dengan penelepon, melakukan terminasi antara penerima dan penelepon. Pada bagian ini akan dijelaskan lebih detail mengenai cara kerja SIP di dalam VoIP ini. 101 Gambar 4.45 Tampilan proses SIP 102 Pada Gambar 4.45 dapat dijelaskan bahwa dalam hal ini yang bertindak sebagai penelepon adalah IP 10.1.24.25 dan penerimanya adalah 202.155.25.44. Untuk server sendiri terletak pada IP 202.155.25.44. Pada awalnya IP 10.1.24.25 (no ext 101) melakukan panggilan (INVITE) ke 202.155.25.44 (no ext 102) untuk melakukan komunikasi dengan dibantu protokol SDP yang berfungsi melakukan streaming media. Setelah itu dari IP 202.155.25.44 membalas balik dengan message 407 Proxy Autentification Required untuk memastikan apakah no ext. 101 pada IP 10.1.24.25 dan no ext.102 pada IP 202.155.25.44 itu adalah benar tercatat pada Proxy. Kemudian dari IP 10.1.24.25 akan mengirim ACK untuk mengkonfirmasi balik. Setelah diketahui bahwa kedua nomor tersebut ada pada proxy maka no ext 101 akan melakukan panggilan kembali (INVITE). No ext.102 merespon balik dengan mengirim kode 1xx yang berarti panggilan berdering. Kemudian karena sudah tersambung no ext 102 mengirim kode 200 yang artinya sambungan sukses. Saat panggilan tersebut sukses tersambung, komunikasi pun mulai terjadi dengan ditandai adanya transfer paket yang dibantu oleh protokol RTP. Kemudian no ext. 101 mengirim pesan BYE untuk memutuskan komunikasinya dan no ext. 102 meresponnya dengan pesan 200 OK. 4.8 Penggunaan ATA dalam teknologi VoIP Seperti dijelaskan bahwa fungsi ATA adalah mengkonversi suara dari telepon yang berbentuk analog ke dalam bentuk digital. ATA yang dijual dipasaran beraneka ragam salah satunya jenis PAP2T yang memiliki 2 RJ 11 103 sehingga dapat disambungkan dengan 2 telepon biasa dan 1 RJ 45 yang disambungkan ke LAN. Penggunaan IP pada ATA tersebut hanya satu. Sebenarnya pada saat melakukan komunikasi 2 no ext. Dimana yang disambungkan dari telepon ke ATA dapat berkomunikasi. Karena pada saat berkomunikasi kedua nomor tersebut menggunakan domain yang ada di server. Hal ini dapat terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.46 Status 2 nomor ext. pada ATA pada server Axon 104 IP 192.168.0.192 hanya merupakan domain server VoIP. Pada saat ext 109 memanggil no ext 104 kedua no ext tersebut menggunakan IP dari domain server. Sehingga format nomor ext. tersebut menjadi [email protected] dan [email protected] . Sedangkan hubungan antara IP yang di ATA yang hanya memiliki 1 IP saja dan IP di domain server tidak lain hanya sebagai perantara saja dimana suara yang dilewatkan melalui IP atau dikenal dengan voice over internet protocol.