hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan pemeriksaan pap

advertisement
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR PADA IBU DI DESA ROWOSARI KECAMATAN ROWOSARI
KABUPATEN KENDAL
Suprihatiningsih*)
Heni Hirawati, P., S.SiT., M.Kes*) Yulia Nur Khayati., S.SiT*)
*) Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo
**) Dosen Prodi DIII Kebidanan Stikes Ngudi Waluyo
ABSTRACT
Cervical cancer ranks second cause of death among women in Indonesia. the
incidence of cervical cancer in Indonesia (age-standardized rate (ASR) of 15.7 per 100,000
with a mortality rate of 7,500 cases per year, alternative approaches to cervical cancer one
of which is by way of visual inspection with acetic acid (VIA). The purpose of this study is to
describe 20-30 years old maternal knowledge about a visual inspection to inspection acetic
(IVA) Kelurahan Sekaran Semarang Kota subdistrict Gunungpati
Design This study uses descriptive method with cross sectional approach. This study
population old mother 20-30-year who never has a pair 318 the 77th sample the number of
respondents. Proportionate sampling technique using simple random sampling and analysis
of data using univariate analysis.
The results showed knowledge of mothers aged 20-30 years of inspection visual
inspection with acetic acid (VIA) in the village have now Subdistrict Semarang City
Gunungpati mostly in the poor category (55,8%). Knowledge about the notion of checks IVA
mostly in the poor category (48,1%), on the terms following the examination IVA mostly in
good category (44,2%), examination of the benefits of IVA mostly in the poor category
(87,0%), on the VIA examination procedure mostly in the poor category (83,1%).
Old mother 20-30 years of age women should increase their knowledge about IVA
examination by actively digging through health personnel directly, mengukuti counseling or
seminars or read raw, literature or magazines related to inspection visual inspection with
acetic acid (VIA).
Keyword : Awareness mother age 20-30, IVA checks
Bibliography: 30 (2005-2013)
PENDAHUL
UAN
Angka kejadian ranker leher rahim
di negara maju sangat kecil, hal ini
dikarenakan keberhasilan dalam menekan
jumlah maupun stadiumnya dengan pap
smear. Pap smear sebagai alat diagnosis
dini kanker serviks telah dilakukan sejak
tiga dasa warsa terakhir. Pap smear di
negera-negara
maju
telah
terbukti
menurunkan kejadian kanker serviks
invasif 46-76% dan metalitas kanker
serviks 50-60%. Kejadian kanker serviks
di Indonesia diketahui sebesar 65%-77,7%
diantara sepuluh kanker ginekologi, akan
tetapi kebijakan penerapan program
skrining kanker rahim masih mengalami
banyak kendala. Adanya kendala yang
dihadapi
adalah
masih
rendahnya
kesadaran masyarakat Indonesia terhadap
pentingnya Pap smear (Suwiyoga, 2008).
Pap smear di Indonesia telah
terbukti mampu meningkatkan temuan
kanker serviks stadium dini dan lesi
prakanker. Hal ini dikarenakan bahwa
kuantitas sumber daya manusia yang baik,
prosedur tes pap smear yang komplek,
akurasi pap smear yang sangat bervariasi
dengan hasil negatif yang tinggi serta
sistem pelaporan yang kurang praktis,
wilayah sangat luas yang terkait dengan
kesulitan transportasi dan komunikasi, dan
para wanita sering enggan diperiksa karena
ketidaktahuan, rasa malu, rasa takut dan
faktor biaya. Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya pengetahuan ibu tentang
manfaat pap smear (Anna, 2008).
Tujuan dari deteksi dini kanker
servik atau pemeriksaan pap smear ini
adalah
untuk
menemukan
adanya
kelainan pada mulut leher rahim.
Meskipun kanker tergolong penyakit
mematikan, namun
sebagian
besar
dokter ahli kanker menyebutkan bahwa
dari seluruh jenis kanker, kanker servik
termasuk yang paling bisa dicegah dan
diobati apabila terdeteksi sejak awal.
Oleh karena itu, dengan mendeteksi
kanker servik sejak dini diharapkan dapat
mengurangi jumlah penderita kanker
serviks (Wijaya, 2010).
Kegawatdaruratan dapat tertangani
apabila adanya deteksi dini serta
manajemen medis yang baik dalam
penangganan kanker akan memperpanjang
lama hidup penderita. Dimana jika
terdeteksi secara dini adanya perubahan sel
rahim dimungkinkan suatu tindakan
pengobatan sebelum sel-sel tersebut
berkembang menjadi sel kanker dan
semakin mudah menanganinya. Adanya
pap smer dilakukan dengan melakukan
pap smear tes, dimana tes ini sangat aman,
murah dan telah dipakai bertahun-tahun
oleh para ahli, sehingga semakin dini selsel abnormal tersebut terdeteksi semakin
rendahnya resiko seseorang menderita
kanker servik skrining (Anna, 2008).
Pelaksanaan program ini masih
banyak mengalami hambatan baik dari
segi akurasi pap smear sendiri maupun
dari segi sumber daya manusia, geografi
dan wanita yang selayaknya menjalani
skrining. Data jumlah wanita yang
melakukan pap smear di Yayasan kanker
Indonesia di Jawa Tengah pada tahun 2013
sebanyak 627 orang dari jumlah wanita
usia subur. Sebagian besar peserta
melaksanakan
pap
smear
setelah
mendapatkan pengarahan maupun anjuran
dari orang lain dan banyak juga yang telah
mcngetahui tentang pap smear dan telah
mengikuti seminar tentang pap smear.
Belum
adanya
kesadaran
wanita
melakukan pap smear karena wanita
kurang dalam pengetahuan tentang pap
smear sehingga berdampak pada belum
menyadari tentang arti pentingnya
pemeriksaan pap smear meskipun telah
ada anggota pada tahun 2013 di Yayasan
Kangker Indonesia (YKI) yang meninggal
(PKBI, 2014).1
Pengetahuan
(knowladge)
merupakan hasil tahu dan terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behaviour). Berdasarkan
pengalaman dan penelitian teryata perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan. Peningkatan
pengetahuan pada wanita tentang tentang
pap smear, diharapkan sikap wanita yang
sudah
menikah
dapat
melakukan
pemeriksaan pap smear secara rutin
(Azwar, 2012).
Menurut Yatim (2008), penyebab
kejadian kanker serviks di antaranya
adalah masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pap smear, kurangnya
sumber daya manusia sebagai pelaku
skrining dan faktor ekonomi. Ibu yang
mempunyai faktor resiko kanker serviks
seperti umur, paritas dan mempunyai
pengetahuan yang kurang baik tentang
kanker serviks. Umur rata-rata perempuan
yang terserang kanker serviks sekitar 3060an tahun. Namun pernah dilaporkan
kasus kanker serviks berumur 20 tahun.
Sekitar 1% penderita kanker serviks
terdiagnosis pada waktu perempuan
sedang hamil/baru saja selesai dari proses
persalinan. Umumnya, mereka tidak
mengetahui tentang manfaat, siapa yang
harus menjalani dan dimana dapat
melakukan pap smear.
Sikap
merupakan
organisasi
pendapat, keyakinan seseorang mengenai
objek atau situasi yang relatifajeg, yang
disertai adanya perasaan tertentu dan
memberikan dasar kepada orang tersebut
untuk membuat respon atau berperilaku
dalam cara tertentu yang dipilihnya. Bila
seseorang mempunyai sikap terhadap
suatu objek, itu menunjukkan tentang
pengetahuan orang tersebut terhadap objek
sikap
yang
bersangkutan.
Setelah
pengetahuan dan sikap wanita yang sudah
menikah menjadi lebih baik, diharapkan
mereka akan bersikap kooperatif dalam
melakukan pap smear lebih baik pula
(Walgito, 2008).
Penanggulangan kanker leher rahim
yang harus dilakukan adalah upaya
pendidikan kesehatan agar masyarakat
paham pentingnya pemeriksaan dini dan
bersedia melaksanakan pemeriksaan dini
secara berkala. Hal juga perlu di dukung
dengan tersedianya petugas di pelayanan
kesehatan primer yang mampu membuat
sediaan pap smear dan tersedianya
laboratorium yang mampu melakukan
pemeriksaan dalam skala masal dengan
harga terjangkau. Yang perlu dipersiapkan
pula adalah system rujukan untuk
menangani
kasus
yang
terdeteksi
mengidap kanker (pada berbagai stadium)
(Tapan, 2005).
Upaya
pemerintah
Kabupaten
Kendal dan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) untuk menyehatkan
masyarakat, terus dilakukan. Salah satunya
yang saat ini digencarkan pemeriksaan pap
smear dan pemeriksaan IVA bagi peserta
BPJS Kesehatan. Gerakan Nasional
promotif preventif deteksi dini kanker
leher rahim yang bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten Kendal, melakukan
kerjasama untuk pemeriksaan pap smear,
yang semua pembiayaannya di tanggung
BPJS. Tujuan pemeriksaan ini, supaya
masyarakat terjaga kesehatannya, terutama
mencegah terjadinya kangker mulut rahim
dan
sejenisnya.
Adanya
program
pemeriksaan pap smear ini, agar
masyarakat khususnya yang sudah
memiliki BPJS, segera ikutlah melakukan
periksa. Pemeriksaan pap smear di
Kabupaten Kendal dilakukan terhadap
5.278 orang dan pemeriksaan IVA 15.835
orang. Hasil pemeriksaan pap smear yang
telah dilakukan ternyata ditemukan 12
orang peserta yang menderita kanker
serviks (http://www.jatengprov.go.id).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan pada bulan Desember 2014
diperoleh data jumlah ibu di Desa
Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal sebanyak 3.885
orang dan
kejadian kanker serviks untuk tahun 2013
sebanyak 7 orang dan meningkat di tahun
2013 menjadi 8 orang. Hasil wawancara
sederhana dengan 10 orang ibu diperoleh 8
orang ibu belum pernah mengikuti
pemeriksanaan pap smear oleh bidan desa
dimana 5 ibu menyatakan mengetahui
pengertian dan manfaat pap smear dan
setuju bahwa kanker rahim sangat
berbahaya dan akan melakukan pap smear
untuk mendeteksi dini dan 3 ibu
menyatakan tidak mengetahui pengertian
dan manfaat pap smear dan tidak setuju
bahwa kanker rahim sangat berbahaya
serta takut melakukan pap smear untuk
mendeteksi dini.
Ibu
yang
pernah
mengikuti
pemeriksanaan pap smear oleh bidan desa
sebanyak 2 orang dimana seorang ibu
menyatakan mengetahui pengertian dan
manfaat pap smear dan setuju bahwa
kanker rahim sangat berbahaya dan akan
melakukan pap smear untuk mendeteksi
dini dan seorang ibu menyatakan tidak
mengetahui pengertian dan manfaat pap
smear dan tidak setuju bahwa kanker
rahim sangat berbahaya serta takut
melakukan pap smear untuk mendeteksi
dini. Pihak terkait diantaranya bidan desa
sudah melakukan penyuluhan tentang pap
smear baik melalui kegiatan posyandu
maupun kegiatan penyuluhan lainnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Pengambilan data untuk
variabel tingkat pengetahuan, sikap dan
pemeriksaan pap smear dalam penelitian
ini dilakukan hanya satu kali saja.Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu PUS di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal sampai bulan Juni 2015
sebanyak 3.885 orang dengan sampel
sebanyak 98 responden menggunakan
teknik proportionate random sampling.
Alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah kuesioner. Kuesioner yang
digunakan
dalam penelitian telah
dilakukan uji validitas. Analisis bivariat
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah chi square
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu
Tabel 1 Distribusi
Frekuensi
Pengetahuan
tentang
Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu
Pengetahuan
(f)
(%)
Kurang
36
36,7
Cukup
26
26,6
Baik
36
36,7
Jumlah
98
100,0
Berdasarkan tabel 1 di atas
dapat diketahui bahwa pengetahuan
tentang pemeriksaan pap smear pada
ibu di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal kategori
kurang dan baik jumlahnya sama
banyak yaitu
masing-masing
sebanyak 36 orang (36,7%).
B. Gambaran
Sikap
terhadap
Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Sikap
tentang
Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu
Sikap
(f)
(%)
Kurang
33
33,7
Baik
65
66,3
Jumlah
98
100,0
Berdasarkan tabel 2 di atas
dapat diketahui bahwa sikap tentang
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal sebagian besar
kategori baik yaitu sebanyak 65 orang
(66,3%).
C. Gambaran Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu
Tabel 3 Distribusi
Frekuensi
Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu
Pemeriksaan
(f)
(%)
Pap Smear
Belum pernah
79
80,6
Sudah pernah
19
19,4
Jumlah
98
100,0
Berdasarkan tabel 3 di atas
dapat diketahui bahwa ibu di Desa
Rowosari
Kecamatan
Rowosari
Kabupaten Kendal sebagian besar
belum pernah melakukan pemeriksaan
pap smear yaitu sebanyak 79 orang
(80,6%).
D. Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
Tabel 4 Hubungan Pengetahuan dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
Pemeriksaan Pap Smear
Pengetahuan
belum
sudah
total
X2
p value
f
%
f
%
f
%
24
66,7
12
33,3
36
100,0 8,887 0,012
Kurang
21
80,8 5
19,2 26 100,0
Cukup
34
94,4 2
5,6 36 100,0
Baik
Jumlah
79
80,6 19
19,4 98 100,0
Hasil uji statistik dengan
menggunakan
uji
chi
square
didapatkan nilai X2hitung sebesar 8,887
lebih besar dali nilai X2tabel yaitu 3,84
dan p-value sebesar 0,012 lebih kecil
dari α (0,05), jadi dapat disimpulkan
ada hubungan pengetahuan dengan
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal.
E. Hubungan Sikap dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
Tabel 5 Hubungan Sikap dengan Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
Pemeriksaan Pap Smear
belum
sudah
total
X2
p value
Sikap
f
%
f
%
f
%
23
69,7 10
30,3 33 100,0 2,813 0,094
Negatif
56
86,2 9
13,8 65 100,0
Positif
Jumlah
79
80,6 19
19,4 98 100,0
Hasil uji statistik dengan
menggunakan
uji
chi
square
didapatkan nilai X2hitung sebesar 2,813
lebih kecil dari nilai X2tabel yaitu 3,84
dan p-value sebesar 0,094 (α = 0,05),
maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan sikap dengan pemeriksaan
pap smear pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal.
PEMBAHASAN
A. Gambaran Tingkat Pengetahuan
tentang Pemeriksaan Pap smear
pada Ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
pengetahuan
tentang
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal kategori kurang
yaitu sebanyak 36 orang (36,7%).
Pengetahuan ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal tentang pemeriksaan pap
smear kategori kurang diantaranya
disebabkan oleh faktor usia.
Menurut Nursalam (2010), usia
merupakan umur individu yang
terhitung mulai saat di lahirkan
sampai berulang tahun. Menurut
Hurclok (2008) semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa dipercaya dari
orang
yang
belum
tinggi
kedewasaannya. Hal ini akan sebagai
pengalaman dan kematangan jiwa.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
pengetahuan
tentang
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal kategori cukup
sebanyak
26
orang
(26,5%).
Pengetahuan ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal tentang pemeriksaan pap
smear kategori cukup diantaranya
disebabkan oleh faktor pekerjaan.
Adanya pekerjaan seseorang
memerlukan banyak waktu untuk
menyelesaikan
pekerjaan
yang
dianggap
penting
memerlukan
perhatian masyarakat yang sibuk akan
memiliki waktu yang sedikit untuk
memperoleh informasi, sehingga
tingkat pengetahuan yang mereka
miliki
jadi
kurang.
Pekerjaan
memiliki peran penting dalam
menentukan
kualitas
manusia,
pekerjaan membatasi kesenjangan
antara informasi kesehatan dan
praktek yang memotivasi seseorang
untuk memperoleh informasi dan
membuat sesuatu untuk menghindari
masalah kesehatan (Notoatmodjo,
2010).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
pengetahuan
tentang
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal kategori baik
sebanyak
36
orang
(36,7%).
Pengetahuan ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal tentang pemeriksaan pap
smear kategori baik diantaranya
disebabkan oleh faktor pendidikan.
Pendidikan diperkirakan ada
kaitannya dengan pengetahuan, hal ini
dihubungkan
dengan
tingkat
pengetahuan ibu bahwa seseorang
yang mempunyai pendidikan lebih
tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas dibandingkan dengan
tingkat
pendidikan
rendah
(Notoadmodjo,
2010).
Tingkat
pendidikan
ibu
yang
rendah
mengakibatkan
kurangnya
pengetahuan ibu dalam menghadapi
masalah. Pengetahuan diperoleh baik
secara formal maupun informal.
Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai
tingkat pendidikan yang lebih tinggi,
umumnya
terbuka
menerima
perubahan atau hal-hal baru guna
memelihara kesehatannya (Arini,
2012).
Seseorang yang bekerja harus
membagi waktunya untuk keluarga
dan pekerjaan sehingga mereka tidak
memiliki kesempatan yang lebih luas
untuk menggali informasi yang
berkaitan
dengan
kesehatan
reproduksi sehingga pemahaman
mereka dan sikap mereka terhadap
kesehatan reproduksi menjadi negatif.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sikap tentang pemeriksaan pap
smear pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal kategori
negatif
yaitu
sebanyak 33 orang (33,7%). Sikap ibu
di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal tentang
pemeriksaan pap smear kategori
positif
didukung
oleh
faktor
pendidikan.
Seseorang yang mempunyai
pendidikan yang tinggi cenderung
mudah informasi termasuk yang
berkaitan dengan perkembangan
remaja sehingga pengetahuan dan
pemahaman mereka lebih baik.
Mereka juga lebih aktif menggali
informasi termasuk berkonsultasi
dengan psikiater ataupun menggali
informasi melalui buku ataupun
seminar-seminar. Pemahaman mereka
yang baik tersebut mendukung sikap
mereka terhadap perkembangan anak
menjadi positif.
B. Gambaran
Sikap
terhadap
Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu di
Desa
Rowosari
Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sikap tentang pemeriksaan pap
smear pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal
kategori
positif
yaitu
sebanyak 65 orang (66,3%). Sikap ibu
di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal tentang
pemeriksaan pap smear kategori
positif
didukung
oleh
faktor
pekerjaan.
C. Gambaran Pemeriksaan Pap Smear
pada Ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten yang
yang sudah pernah melakukan
pemeriksaan pap smear yaitu
sebanyak 19 orang (19,4%). Hasil
pemeriksaan pap smear biasanya
keluar setelah dua atau tiga minggu.
Pada akhir pemeriksaan pap smear,
setiap wanita hendaknya menanyakan
kapan bisa menerima hasilnya dan apa
yang
harus
dilakukan
setelah
pemeriksaan. Pap smear hanyalah
sebatas skirining, bukan diagnosis
adanya kanker servik. Jadi apabila
hasil pemeriksaan positif yang berarti
terdapat sel-sel abnormal, maka harus
segera dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut dan pengobatan oleh dokter
ahli. Pemeriksaan tersebut berupa
kolposkopi
yaitu
pemeriksaan
dengan
pembesaran
(seperti
mikroskop) yang digunakan untuk
mengamati
secara
langsung
permukaan serviks dan bagian serviks
yang abnormal. Dengan kolposkopi,
akan tampak jelas lesi-lesi pada
permukaan serviks. Setelah itu,
dilakukan biopsy pada lesi-lesi
tersebut (Wijaya, 2010). Ibu di Desa
Rowosari
Kecamatan
Rowosari
Kabupaten
pernah
melakukan
pemeriksaan
pap
smear
dimungkinkan didukung oleh faktor
pendidikan yang baik.
Tingkat pendidikan merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku
masyarakat dalam kesehatan yang
selanjutnya akan berdampak pada
derajat kesehatan. Orang yang tidak
berpendidikan atau golongan ekonomi
rendah
kurang
memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang tersedia.
Tinggi
rendahnya pendidikan
berkaitan dengan sosio ekonomi,
kehidupan seks dan kebersihan
(Muzaham, 2005).
D. Hubungan Pengetahuan dengan
Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu di
Desa
Rowosari
Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal
Hasil uji statistik dengan
menggunakan
uji
chi
square
2
didapatkan nilai X hitung sebesar 8,887
lebih besar dali nilai X2tabel yaitu 3,84
dan p-value sebesar 0,012 (α = 0,05),
maka
dapat
disimpulkan
ada
hubungan
pengetahuan
dengan
pemeriksaan pap smear pada ibu di
Desa Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal.
Ketidaktahuan atau rendahnya
pengetahuan tentang
pencegahan
kanker serviks melalui pap smear
dapat
menyebabkan
tidak
terdeteksinya secara dini kanker
serviks. Dan apabila seorang wanita
memiliki pengetahuan yang luas maka
akan menimbulkan
kepercayaan
terhadap deteksi dini kanker servik
(Octavia,
2009).
Pengetahuan
(knowledge) adalah hasil tahu dari
manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaan “What”, misalnya apa
air, apa
manusia, alam dan
sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
E. Hubungan
Sikap
dengan
Pemeriksaan Pap Smear pada Ibu
di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal
Hasil uji statistik dengan
menggunakan
uji
chi
square
didapatkan nilai X2hitung sebesar 2,813
lebih kecil dari nilai X2tabel yaitu 3,84
dan p-value sebesar 0,094 (α = 0,05),
maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan sikap dengan pemeriksaan
pap smear pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal.
Sikap merupakan reaksi atau
respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulasi atau
objek. Sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari prilaku yang
tertutup.
Sikap
secara
nyata
menunjukkan
konotasi
adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulasi
tertentu
(Notoatmodjo,
2010).
Thurstone berpendapat bahwa sikap
merupakan suatu tingkatan afeksi,
baik bersifat positif maupun negatif
dalam hubungannya dengan objekobjek psikologis, seperti simbol,
frase, slogan, orang, lembaga, citacita dan gagasan. Sikap merupakan
kecenderungan (tendency), untuk
mendekati (approach), atau menjauhi
(avoid), atau melakukan sesuatu, baik
secara
positif
ataupun
secara
negatif terhadap suatu lembaga,
peristiwa, gagasan atau konsep.
Pendapat tersebut seiring dengan
pendapat Sarwono, yang menyatakan
bahwa
sikap
adalah
kesiapan
seseorang bertindak terhadap hal-hal
tertentu (Febry, 2011).
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan tentang pemeriksaan
pap smear pada ibu di Desa
Rowosari Kecamatan Rowosari
Kabupaten Kendal sebagian besar
kategori kurang yaitu sebanyak 42
orang (42,9%).
2. Sikap tentang pemeriksaan pap
smear pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal sebagian besar kategori
baik yaitu sebanyak 60 orang
(61,2%).
3. Ibu di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal
sebagian besar belum pernah
melakukan pemeriksaan
pap
smear yaitu sebanyak 79 orang
(80,6%).
4. Ada
hubungan
pengetahuan
dengan pemeriksaan pap smear
pada ibu di Desa Rowosari
Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal, dengan p-value sebesar
0,000 (α = 0,05).
5. Tidak ada hubungan sikap dengan
pemeriksaan pap smear pada ibu
di Desa Rowosari Kecamatan
Rowosari Kabupaten Kendal,
dengan p-value sebesar 0,094 (α =
0,05).
B. Saran
1. Bagi Institusi
Sebaiknya prodi DIII kebidanan
Stikes Ngudi Waluyo menambah
literature yang berkaitan dengan pap
smear dan menjadikan hasil
penelitian ini sebagai landasan
untuk penelitian selanjutnya
2. Bagi Masyarakat
Sebaiknya masyarakat khusunya
ibu-ibu meningkatkan pemahaman
tentang pap smear dengan menggali
informasi melalui tenaga kesehatan
sehingga dapat mencegah kejadian
kanker serviks
3. Bagi peneliti selanjutnya
Sebaiknya peneliti selanjutnya
meningkatkan hasil penelitian ini
dengan mengendalikan faktor lain
yang
mempengaruhi
perilaku
pemeriksaan pap smear misalnya
dukungan
keluarga,
sehingga
diperoleh hasil penelitian yang lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Aman 2007. Sosiologi Kesehatan,
Universitas Indonesia -Press
Anna, 2008. Kesehatan
Reproduksi,
Cetakan Pertama, Yogyakarta :
Nuha Medika
Arikunto, 2006. Prosedur
Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, PT
Rineka Cipta, Cetakan Ketiga
Belas, Jakarta.
Arini, 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus
Menyusui.
Yogyakarta:
FlashBooks.
Azwar, 2012. Sikap Manusia, Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Darnindro,
Nikko,
dkk.
2007,
Pengetahuan
Sikap
Perilaku
Perempuanyang Sudah Menikah
Mengenai Pap Smear dan FaktorFaktor yang Berhubungan Di
Rumah Susun Klender Jakarta
2006. Jakarta,FKUI.
Dianada dan Rama, 2008. Mengenal Seluk
Beluk
Kanker.
Katahati,
Yogyakarta.
Evennett, 2010. Pap Smear Apa Yang
Perlu Anda Ketahui. Jakarta:
Arcan.
Febry,
2011. Kesehatan Reproduksi.
(http://bidanshop.blogspot.com.
Diakses 20 Januari 2011)
Fitria, 2007. Panduan Lengkap Kesehatan
Wanita. Yokyakarta: Gala Ilmu.
Hacker, 2011. Essensial Obstetri dan
Ginekologi. Edisi Dua. Jakarta :
Hipokrates.
Hadiyanto,2009.
Mencari
Sosok
Desentralisasi
Manajemen
Pendidikan di Indonesia, Jakarta:
Rineka Cipta
Hall
dan Donan
2008. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC
Hidayat, 2011. Kanker Serviks Displasia
Dapat Disembuhkan. Medika No.
3 Tahun XXVIII
Estu.
2011.
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan
Dengan
Keikutsertaan
Pap
Smear
Pasangan Usia Subur (PUS) Di
Daerah RW XII Perumahan
Pucang
Gading
Semarang.
Semarang : Fakultas Kesehatan
Masyarakat UNDIP
Hoepoedio, 2006. Pengembangan Pap
Test di Indonesia. Medika nomor
9 tahun 12
Hurclok, 2008. Psikologi Perkembangan,
Jakarta : Erlangga
Irianto, 2007. Pendidikan Kebugaran
Jasmani yang Efektif dan Aman.
Yogyakarta: Lukman Offset.
Machfoedz, 2007. Pendidikan Kesehatan
Bagian Dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta : Fitramaya
Muzaham
2005.
Sosiologi
Kesehatan.Universitas Indonesia
Notoatmodjo, 2010. Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Notoatmodjo, 2010. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Nurcahyo, 2010. Awas!!! Bahaya Kanker
Rahim dan Kanker Payudara,
Wahana Totalita Publisher :
Yogyakarta
Nursalam, 2010. Pendidikan Dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Nursalam, 2011. Konsep Dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Ilmu
keperawatan. Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
Octavia, 2009. Gambaran Pengetahuan
mengenai pemeriksaan pap smear
di Kelurahan Petisah Tengah.
http:// repository. Usu. ac.id
PKBI, 2008. Modul Kesehatan Reproduksi
Remaja. Yogyakarta: PKBI.
Purnomo,
2009.
Pencegahan
dan
pengobatan penyakit yang paling
mematikan. Yogyakarta: Buana
Pustaka; 2009
Purwanto, 2008. Evaluasi Hasil Belajar.
Surakarta : Pustaka Pelajar.
Samadi, 2010. Kanker Serviks. Jakarta :
PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
Sugiyono, 2011. Statistik untuk Penelitian.
Bandung : Alphabeta.
Sukaca 2009. Cara Cerdas Menghadapi
Kanker Serviks (Leher Rahim),
Yogyakarta : Genius Publisher
Suwiyoga, 2008. Beberapa masalah pap
smear sebagai alat diagnosa
kanker serviks di Indonesia.
Denpasar : Laboratorium Obstetri
dan
Ginekologi
Fakultas
Kedokteran Udayana. 20 Oktober
2013.
http://ejournal.unud.ac.id/pap/pdf.
Umar, 2011. Metode Penelitian Untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
Walgito, 2008. Pengantar psikologi
Umum. Jakarta: Penerbit Andi
Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan , Sikap
dan.
Perilaku
Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Wijaya dan Delia, 2010. Pembunuh Ganas
Itu Bernama Kanker Serviks.
Yogyakarta : Sinar Kejora
Wijaya, 2010. Pembunuh Ganas Itu
Bernama
Kanker
Servik.
Yogyakarta : Sinar Kejora
Yusuf, 2006. Kenali Diri Raih Prestasi
Seri Temukan Jati Diri. Jakarta:
GEMA INSANI
Zuriah, 2008. Pendidikan Moral & Budi
Pekerti
Dalam
Perspektif
Perubahan,. Jakarta: Bumi Aksara
Download