BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi secara morfologi

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta
dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP Yogyakarta). Tujuan dari karakterisasi morfologi adalah
mengetahui deskripsi masing-masing kultivar, hasil karakterisasi dapat digunakan
untuk menganalisis hubungan kekerabatan antar kultivar cabai yang diuji pada
fase vegetatif, generatif, vegetatif dan generatif, serta hubungan kekerabatan pada
bagian buahnya.
Peralatan dan bahan yang digunakan pada pengambilan data karakterisasi
yaitu 10 kultivar cabai, tanah/media, pupuk, air, penggaris, rol meter, alat tuis,
kamera, timbangan analitik, jangka sorong, colour chart, kertas koran, kertas
label. Kultivar cabai yang diuji berasal dari Yogyakarta di antaranya; Jemprit
Toboyo (C1), Besar Toboyo (C2), Teropong (C3), Cabai Merah (C4), Cabai
Panjang (C5), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), Cabai Rawit (C8),
Cabai Kencana (C9), Cabai Giko (C10). Pengamatan karakter morfologi 10
kultivar cabai dilakukan secara kualitatif dan kuntitatif baik pada fase vegetatif
maupun fase generatif berdasarkan pada pedoman Tabel Panduan Pengujian
Individua (PPI) cabai, IPGRI (1995: 23-37),
dan buku morfologi tumbuhan
(Tjitrosoepomo, 1994: 42-48).
Sifat kuantitatif dapat ditentukan secara teliti dengan pengukuran seperti
panjang, waktu, berat, atau proporsi. Data hasi pengamatan dianaisis dengan
menggunakan software SAS (Statistical Analysis System for Windows 9.1.3).
Sebelum melakukan pengamatan karakter morfologi bagian vegetatif tanaman
cabai perlu dilakukan pengukuran klimatik atau kondisi lingkungan penanaman
tanaman cabai agar dapat diketahui tanaman cabai tersebut berada dalam kondisi
penanaman yang sesuai atau tidak.
Tabel 4. Data sekunder hasil pengukuran klimatik lingkungan tanaman cabai
Fase
pengamatan
Ulangan
Fase vegetatif
1
2
3
Rata-rata
Fase generatif
Rata-rata
1
2
3
Suhu
udara
(0C)
Kelembaban
udara (%)
pH
tanah
Kelembaban
tanah (%)
32
34
30
25,3
30
29
31
30
44%
64%
40%
49,3%
51%
52%
55%
52,6%
6,5
6,9
6,9
6,7
6,5
6,7
6,6
6,6
10%
20%
20%
16,6%
15%
20%
20%
18,3%
Berdasarkan Tabel 4 terlihat
penanaman cabai sebesar 25,30C
bahwa suhu udara rata-rata di lokasi
pada fase vegetatif dan 300C pada fase
generatif. Suhu udara tersebut merupakan suhu udara yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Suhu yang baik untuk
pertumbuahan dan perkembangan cabai berkisar antara 21-300C .
Ripangi (2012: 26-27), menyatakan bahwa suhu harian yang terlalu tinggi
(di atas 300C) menyebabkan tepung sari pada tanaman cabai tidak berfungsi untuk
melakukan pembuahan. Suhu harian yang terlalu terik juga menyebabkan bunga
dan buahnya terbakar. Apabila suhu rendah di bawah 150C akan menyebabkan
banyak cendawan penyakit daun yang menyerang tanaman cabai. Kelembaban
udara yang diukur pada saat fase vegetatif tanaman sebesar 49,3%, pada fase
generatif sebesar 52,6% sedangkan kelembaban tanah sebesar 16,6% dan 18,3%.
Secara umum tanaman cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak unsur
hara. Tanah yang mempunyai derajat keasaman terlalu tinggi (diatas 7,0) tidak
semua unsur dari pupuk bisa terserap oleh akar. pH tanah yang sesuai untuk
tanaman cabai pada umumnya netral (6,0-7,0) dimana pH ideal berada pada angka
6,5. pH tanah yang diukur pada fase vegetatif sebesar 6,7 dan 6,6 pada fase
generatif. Kedua pH tersebut masih tergolong pH yang aman untuk pertumbuhan
tanaman cabai yaitu masih terdapat pada rentang 6,0-7,0.
A. Karakterisasi Bagian Vegetatif Tanaman
Pengamatan karakter vegetatif dilakukan pada fase yang dimulai ketika
tanaman cabai pindah tanam dari media semai ke lahan hingga pembentukan
daun-daun yang pertama sampai tanaman membentuk primordial bunga.
Pengamatan kuantitatif dan kualitatif pada fase ini di antaranya; tinggi
tanaman, nodus, pengamatan karakter morfologi daun, dan batang.
Tabel 5. Tinggi tanaman, nodus, jumlah bunga pernodus, warna daun, lebar
daun, panjang helaian daun
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Tinggi
(cm)
Nodus
Jmlh.
bunga/nodus
87
80
90
97,3
84
86
72,5
80
87
95
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Warna
Daun
Hijau gelap
Hijau gelap
Hijau gelap
Hijau gelap
Hijau gelap
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau gelap
Hijau gelap
Lebar
Daun
(cm)
Panjang
Helaian
Daun(cm)
2,8
2,4
2,5
2,3
2,5
6,1
4
4,3
1,7
2,4
3,8
3,35
3,76
3,7
4,3
5,8
5,35
5,35
4,11
4,3
Pengamatan kuantitatif tanaman terdiri dari tinggi tanaman, lebar daun
dan panjang helaian daun. Tinggi tanaman cabai diukur mulai dari permukaan
tanah sampai dengan ujung tanaman yang paling tinggi, pengukuran tinggi
tanaman dilakukan pada saat tanaman pertama kali berbuah (sebelum
memasuki fase generatif) dikarenakan pada saat tanaman memasuki fase
generatif pertumbuhan tanaman relatif lambat bahkan tanaman tidak
mengalami pertumbuhan tinggi sama sekali, selain itu pada fase tersebut mulai
terbentuk buah (fruit set) sehingga fotosintat tanaman tidak hanya digunakan
untuk pertumbuhan seperti pada fase sebelumnya namun juga ditranslokasikan
ke pembentukan bunga dan buah (Sitompul&Bambang Guritno, 1995: 41-42).
Pada Tabel 8 terlihat bahwa Cabai Merah (C4) merupakan kultivar
cabai yang paling tinggi yaitu 97,3 cm sedangkan kultivar Cabai Jemprit (C7)
merupakan kultivar cabai yang paling pendek dengan ukuran 72,5 cm dengan
rata-rata tinggi tanaman cabai 10 kultivar 85,8cm. Karakter kuantitatif lainnya
yaitu ukuran daun yang terdiri dari panjang helaian dan lebar daun.
Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal helai daun sampai ke ujung daun
dengan menggunakan penggaris.
(a)
(b)
(c)
Gambar 1. Panjang helaian daun ; (a) pendek, (b) sedang, (c) panjang
Hasil pengukuran panjang helaian daun dengan menggunakan
penggaris di rata-rata masing-masing kultivar kemudian diberi skoring. Pada
Tabel 5 terlihat bahwa 10 kultivar cabai memiiki rata-rata panjang helaian
daun 3,1 cm. Kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) merupakan kultivar yang
memiiki panjang helaian daun terpanjang dengan ukuran 6,1 cm sedangkan
daun terpendek yaitu kultivar Kencana (C9) dengan ukuran 1,7 cm.
Pengukuran lebar daun dilakukan pada bagian terlebar dari helaian
daun. Dari data yang diperoleh, rata-rata lebar daun semua kultivar yaitu 3,8
cm. Cabai Rawit Hijau (C6) merupakan kultivar yang memiiki daun terlebar
yakni 5,8 cm dan cabai Besar Toboyo (C2) memiiki ukuran lebar daun
terpendek dengan ukuran 3,35 cm.
(a)
(b)
(c)
Gambar 2. Warna daun ; (a) pengamatan warna daun berdasarkan colour
chart, (b) warna daun hijau, (c) warna daun hijau gelap
Pengamatan kualitatif pada fase vegetatif berdasarkan Tabel 5 terdiri
dari ada tidaknya nodus, jumlah bunga per nodus, dan warna daun. Nodus
merupakan bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun.
Berdasarkan hasil pengamatan 10 kultivar cabai memiiki nodus atau bukubuku batang dan memiliki jumah bunga pernodus 1. Hasil pengamatan warna
daun (Gambar 2) terdapat 7 kultivar cabai yang berwarna hijau gelap dan 3
kutivar cabai yang berwarna hijau, pengamatan warna daun diamati dengan
menggunakan colour chart. Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis.
Warna hijau pada daun berkaitan dengan kandungan korofil, semakin hijau
warna daunnya maka kandungan korofilnya semakin tinggi sehingga proses
fotosintesis semakin efektif. Fotosintat hasil fotosintesis kemudian digunakan
untuk pertumbuhan vegetatif dan juga ditranslokasikan ke buah untuk
pembentukan dan pengisian buah.
Tabel 6. Bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal
daun.
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Bentuk Daun
Lanset
Lanset
Lanset
Lanset
Lanset
Bulat telur
Bulat telur
Bulat telur
Lanset
Lanset
Bentuk Tepi
daun
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Bergelombang
Bergelombang
Bergelombang
Rata
Rata
Bentuk Ujung
Daun
Runcing
Runcing
Runcing
Runcing
Runcing
Meruncing
Meruncing
Meruncing
Runcing
Runcing
Bentuk
Pangkal
Daun
Runcing
Runcing
Runcing
Runcing
Runcing
Meruncing
Runcing
Meruncing
Runcing
Runcing
Karakter kualitatif bentuk daun lebih banyak ditemukan daun yang
berbentuk lanset. Daun cabai dikatakan memiliki daun bangun lanset dan
memanjang apabila letak daun terlebarnya berada ditengah-tengah dengan
perbandingan antara panjang dan lebar daunnya bangun lanset (3-5 : 1) dan
memanjang (2,5-3 : 1). Sedangkan bentuk daun buat telur apabila letak daun
terlebarnya berada dibawah tengah-tengah.
(a)
(b)
Gambar 3. Pengamatan morfologi daun ; (a) bentuk daun lanset tepi rata,
(b)bentuk daun bulat telur tepi daun bergelombang
Berdasarkan hasil pengamatan bentuk daun lanset dimiliki 7 kultivar
dan bentuk daun buat telur dimiliki oleh 3 kultivar. Pengamatan kualitatif
lainnya yaitu bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, dan bentuk pangkal daun.
Kultivar C1,C2,C3,C4,C5,C9, dan C10 memiliki bentuk tepi daun yang rata
sedangkan
kultivar
C6,C7,C8
memiliki
bentuk
tepian
daun
yang
bergelombang. Sama halnya dengan tepian daun, bentuk ujung daun runcing
dimiliki oleh 7 kultivar dan bentuk ujung daun meruncing dimiliki oleh 3
kultivar cabai.
(a)
(b)
Gambar 4. Bentuk ujung daun dan bentuk pangkal daun ; (a) runcing, (b)
meruncing
Bentuk ujung daun runcing, apabila kedua tepi daun di kanan kiri ibu
tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (>900). Sedangkan bentuk ujung daun
meruncing terlihat seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak
sempit panjang dan runcing . Pada Tabel 6 bentuk pangkal daun hampir semua
kultivar berbentuk runcing kecuali pada kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) dan
Cabai Rawit (C8) yang memiliki bentuk pangkal daun meruncing.Bentuk
pangkal daun runcing biasanya terdapat pada daun bangun yang memanjang,
lanset, dan belah ketupat, sedangkan bentuk pangkal daun yang meruncing
biasanya terdapat pada bangun bulat telur atau bangun sudip (Tjitrosoepomo,
1994: 44).
Tabel 7. Panjang batang, warna batang, bentuk batang, tipe tumbuh.
Nama Kultivar
Panjang
Batang
(cm)
Warna Batang
Bentuk
Batang
Tipe
tumbuh
Jemprit Toboyo
26
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Besar Toboyo
29
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Teropong
34
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Cabai Merah
30
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Cabai Panjang
22
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Cabai Rawit Hijau
27
Hijau
Silinder
Agak tegak
Cabai Jemprit
25
Hijau
Silinder
Agak tegak
Cabai Rawit
26
Hijau
Silinder
Agak tegak
Kencana
20
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Giko
24
Hijau bergaris ungu
Silinder
Agak tegak
Hasil pengamatan batang dapat dilihat pada Tabel 7.Panjang batang
diukur dari permukaan tanah sampai titik Y pada pangkal percabangan
tanaman cabai. Data hasil pengamatan panjang batang 10 kultivar cabai
diketahui bahwa batang terpanjang terdapat pada kultivar cabai Teropong atau
C3 dengan ukuran 34 cm, sedangkan panjang batang terpendek dimiliki oleh
kultivar Kencana (C9) dengan ukuran 20 cm. Panjang batang diduga memiliki
hubungan dengan kegenjahan. Tanaman yang batang utamanya lebih tinggi
biasanya berumur dalam, sedangkan tanaman yang batang utamanya pendek
biasanya berumur lebih genjah (Setiati, 1996: 30).
(a)
(b)
Gambar 5. Warna batang ; (a) hijau, (b) hijau bergaris ungu
Pengamatan warna batang menunjukkan bahwa 7 kultivar cabai
memiliki warna batang hijau bergaris ungu, sedangkan 3 kultivar Cabai Rawit
Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8) memiliki warna batang
hijau. Warna ungu pada batang cabai menandakan adanya sintesis dan
akumulasi antosianin.Semakin banyak garis ungu yang terlihat, maka
kandungan antosianinpada batang semakin tinggi (Prawirantara, 1982: 76).
Semua kultivar cabai yang diuji memiliki bentuk batang silinder dan
tipe tumbuh agak tegak. Tipe tumbuh dikatakan tegak apabila sudut antara
batang dan cabang amat kecil, sedangkan pertumbuhan condong ke atas atau
agak tegak apabila cabang dengan batang pokoknya membentuk sudut 450
(Tjirtosoepomo, 1994: 46).
B. Karakterisasi Bagian Generatif Tanaman
Fase generatif adalah fase yang ditandai dengan lebih pendeknya
pertumbuhan ranting dan ruas, lebih pendeknya jarak antar daun pada pucuk
tanaman, dan pertumbuhan pucuk terhenti. Pada fase ini terjadi pembentukan
dan perkembangan kuncup bunga, buah, biji dan dan pembentukan struktur
penyimpanan makanan (Lakitan, 1995: 20). Pengamatan pada fase ini di
antaranya : pengamatan batang, buah, berat buah, dan serangan hama.
Tabel 8. Posisi tangkai bunga, umur 50% berbunga, sudut bunga dan tangkai
bunga dan jumlah helai mahkota bunga.
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Posisi
Tangkai
Bunga
Tegak
Semi tegak
Semi tegak
Semi tegak
Semi tegak
Tegak
Tegak
Tegak
Tidak tegak
Semi tegak
Umur
50%berbunga
(hst)
38
35
40
31
50
47
31
37
45
30
Sudut
bunga dan
Tangkai
bunga
90
>90
>90
>90
>90
90
90
90
90
>90
Jumlah
helai
mahkota
bunga
5
5
5
6
5
5
6
5
5
6
Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif tanaman. Morfologi
bunga dapat digunakan untuk menentukan apakah tanaman tersebut menyerbuk
sendiri atau menyerbuk silang. Posisi tangkai bunga yang tegak dengan kepala
putik yang lebih tinggi dibandingkan kotak sari menyebabkan serbuk sari tidak
dapat langsung jatuh di kepala putik, sedangkan tangkai bunga yang semi tegak
bunga akan menunduk ke bawah sehingga peluang jatuhnya serbuk sari ke
kepala putik lebih besar.
(a)
(b)
(c)
Gambar 6. Posisi tangkai bunga ; (a) tegak, (b) semi tegak, (c) tidak tegak
Berdasarkan hasil pengamatan posisi tangkai bunga semi tegak dimiliki
oleh 5 kultivar cabai, posisi tangkai bunga tegak dimiliki oleh 4 kultivar dan
posisi tangkai bunga tidak tegak dimiliki oleh 1 kultivar cabai yaitu jenis cabai
Kencana (C9). Umur 50% berbunga didapat dari 50% atau setengah bagian
populasi dalam satu ulangan yang telah berbunga. Pengamatan umur berbunga
dilakukan pada semua tanaman dan diamati setiap hari setelah pindah tanam.
Dari hasi pengamatan kode kultivar yang paling cepat memunculkan
bunga yaitu C10 atau kultivar Giko dengan waktu mulai berbunga 30 hst.
Sedangkan kode kultivar yang memunculkan bunga paling lama ialah Cabai
Panjang yaitu 50 hst. Tanaman yang berbunga lebih awal atau genjah akanlebih
menguntungkan karena lebih cepat membentuk buah dibandingkan dengan
tanaman yang lama membentuk bunga. Karakter umur 50% berbunga awal
(genjah) merupakan salah satu karakter unggul dari suatu tanaman. Kegenjahan
pada tanaman cabai dapat dilihat dari umur awal berbunga atau umur awal
panen (Nuraida, 2002: 19).
(a)
(b)
Gambar 7. Sudut antara bunga dan tangkai bunga ;(a) 90 0, (b) <900
Sudut antara bunga dan tangkai bunga 900 dimiliki oleh kultivar C1,C6,C7,C8
dan C9. Posisi sudut antara bunga dan tangkai buang >900 dimiliki oleh
kultivar C2,C3,C4,C5, dan C10. Jumlah helai mahkota bunga 10 kultivar cabai
dominan berjumlah 5 helai, namun ada juga yang berjumlah 6 helai yaitu
kultivar C4,C7, dan C10.
(a)
(b)
Gambar 8. Jumlah helai mahkota bunga : (a) 5 helai, (b) 6 helai
Tabel 9. Warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, warna tangkai putik, dan
warna kepala putik
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Warna
kelopak
bunga
Warna
mahkota
bunga
Warna
tangkai
Putik
Warna
kepala
putik
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
Gambar 9. Morfologi bunga cabai
Pada Tabel 9 terlihat bahwa semua bagian bunga cabai tidak memiliki
perbedaan dari kultivar satu dengan kultivar yang lainnya. Semua kultivar
memiliki warna kelopak bunga hijau, warna mahkota bunga putih, warna
tangkai putik putih dan warna kepala putik putih.
Tabel 10. Warna tangkai sari, warna kepala sari
Nama Kultivar
Warna tangkai
sari
Warna kepala
sari
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Putih
Ungu
Ungu
Kuning
Ungu
Kuning
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
(a)
(b)
(c)
Gambar 10. Warna kepala sari ; (a) putih, (b) kuning, (c) ungu
Tabel 10 merupakan tabel hasil pengamatan karakter kualitatif warna
tangkai sari dan warna kepala sari. Pengamatan ini dilakukan ketika serbuk sari
belum pecah. Semua warna tangkai sari kultivar cabai yang diuji berwarna putih.
Warna kepala sari putih (C1), kuning (C4), (C6) dan 7 kultivar lainnya berwarna
ungu.
Tabel 11. Panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah, rasio P/D buah
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Panjang
tangkai
buah(cm)
Panjang
Buah
(cm)
Diameter
Buah(cm)
Rasio
P/D(cm)
1,4
1,9
1,5
1,4
1,5
1,4
1,9
1,8
1,6
1,7
2,7
8,7
10,5
8,75
6,7
2,0
2,4
1,75
7,25
7,65
0,4
1,2
1,6
1,2
0,9
0,4
0,3
0,5
1,0
1,1
6,75
7,25
6,5
7,29
7,6
3,3
8
3,5
7,25
6,95
Informasi tentang morfologi buah sangat penting karena bagian
tanaman cabai yang dikonsumsi adalah bagian buahnya. Morfologi buah sangat
menentukan kualitas cabai untuk dapat diterima oleh konsumen. Pada tabel 11,
karakter kuantitatif 10 kultivar cabai di antaranya; panjang tangkai buah,
panjang buah, diameter buah, dan rasio panjang/ diameter buah yang diukur
dengan satuan cm.
Tangkai buah terpanjang dimiliki oleh kultivar Besar Toboyo (C2) dan
Cabai Jemprit (C7) dengan panjang 1,9 cm, sedangkan tangkai buah terpendek
dimiliki oleh kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Merah (C4), dan Cabai
Rawit Hijau (C6) berukuran 1,4cm. Panjang buah diukur dengan menggunakan
penggaris mulai dari pangkal buah hingga ujung buah tanpa tangkai buah.Buah
terpanjang yaitu cabai Teropong (C3) dengan ukuran 10.5cm dan buah
terpendek Cabai Rawit (C8) dengan ukuran 1,75 cm.
Tabel 12. Permukaan buah, lekukan buah, bentuk ujung buah, bentuk pangkal
buah, posisi buah.
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Permukaan
buah
Rata
Mengkerut
Rata
Mengkerut
Mengkerut
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Lekukan
buah
Bentuk
ujung
buah
Bentuk
pangkal
buah
Posisi Buah
Tidak ada
Sedang
Dangkal
Sedang
Sedang
Tidak ada
Tidak ada
Tidakada
Sedang
Dangkal
Runcing
Runcing
TumpuI
Runcing
Runcing
Runcing
TumpuI
TumpuI
TumpuI
TumpuI
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tumpul
Tegak
Menggantung
Menggantung
Menggantung
Menggantung
Tegak
Tegak
Tegak
Menggantung
Menggantung
(a)
(b)
(c)
Gambar 11. Permukaan buah ; (a) rata, (b) agak bergerigi, (c) bergerigi
Terdapat 7 kultivar yang memiliki permukaan buah rata kecuali pada
kultivar Besar Toboyo (C2), Cabai Merah (C4), dan Cabai Panjang (C5) yang
memiliki permukaan buah mengkerut. Hasil pengamatan karakter ada tidaknya
lekukan pada buah sangat bervariasi, cabai kultivar C1, C6, C7 dan C8
merupakan kultivar yang tidak terdapat lekukan pada permukaan buahnya.
Permukaan buah sedang dimiliki oleh kultivar cabai C2, C4,C5, dan C9
sedangkan lekukan buah dangkal dimiliki oleh kultivar cabai C3 dan C10.
(a)
(b)
(c)
Gambar 12. Lekukan buah ; (a) tidak ada, (b) dangkal, (c) sedang
Bentuk ujung buah runcing dimiliki oleh semua kultivar cabai kecuali
kultivar C3 dengan bentuk ujung buah yang tumpul. Bentuk pangkal buah
cabai semua berbentuk tumpul. Pengamatan posisi buah ditentukan oleh sudut
dan posisi bunga saat mekar. Posisi buah tegak dimiliki oleh kode kultivar
cabai C1, C6,C7,C8 sedangkan posisi buah menggantung dimiliki oleh
C2,C3,C4,C5,C9,C10.
Tabel 13. Bentuk tepi kelopak, kelopak buah, warna buah sebelum matang,
intensitas warna buah sebelum matang.
Nama Kultivar
Bentuk
tepi
kelopak
Kelopak
buah
Bentuk
leher
didasar
buah
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hjau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Rata
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tertutup
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Warna
sebelum
matang
Kekuningan
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Intensitas
warna
buah
sebelum
matang
Terang
Gelap
Gelap
Gelap
Gelap
Sedang
Gelap
Sedang
Gelap
Sedang
Pengamatan karakter kualitatif buah pada Tabel 13 menunjukkan
sedikit perbedaan antara kultivar satu dengan kultivar yang lainnya. Semua
kultivar cabai memiliki bentuk tepi kelopak buah yang rata, kelopak buah
tertutup, dan tidak terdapat bentuk leher didasar buah.
(a)
(b)
Gambar 13. Warna buah sebelum matang ; (a) kekuningan, (b) hijau
Pengamatan warna buah sebelum matang dilakukan sebelum buah
berwarna merah. Sebagian besar kultivar berwarna hijau kecuali pada kultivar
Jemprit Toboyo atau C1 yang memiliki warna buah kekuningan. Hanya
kultivar C1 yang memiliki intensitas warna buah terang, sedangkan kultivar
C2,C3,C4,C5,C7,C9 dengan intensitas warna gelap, sedangkan kultivar
C6,C8, dan C10 dengan intensitas warna sedang.
(a)
(b)
(c)
Gambar 14. Intensitas warna buah sebelum matang ; (a) terang, (b) sedang,
(c) gelap
Tabel 14. Alat tambahan pada ujung buah, warna buah matang, intensitas
warna buah matang.
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit H
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Alat tambahan
pada ujung
buah
Warna
buah
matang
Intensitas
warna buah
matang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Merah
Sedang
Gelap
Gelap
Gelap
Gelap
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Gelap
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua jenis cabai yang diuji tidak
memiiki alat tambahan pada ujung buah. Pengamatan warna buah matang
diamati pada saat warna buah cabai telah merata. Pada pengamatan warna
buah matang semua kutivar memiiki warna yang sama ketika matang yaitu
warna merah meskipun dengan intensitas warna yang berbeda-beda. Kode
kultivar C1,C6,C7,C8,C9 dengan intensitas warna buah merah sedang,
sedangkan kultivar lainnya dengan intensitas warna buah gelap.
(a)
(b)
Gambar 15. Intensitas warna buah matang ; (a) sedang, (b) gelap
Tabel 15. Bentuk penampang melintang buah, jumlah lokul, bentuk
penampang membujur buah.
Penampang
melintang
Jumlah
IokuI
Penampang
membujur
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
Sedikit bergelombang
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Segitiga
Tanduk
Tanduk
Tanduk
Tanduk
Segitiga
Segitiga
Segitiga
Tanduk
Tanduk
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Berdasarkan Tabel hasil pengamatan semua bentuk penampang
melintang cabai berbentuk sedikit bergelombang dengan jumah lokul yang
sama yaitu 2. Sedangkan untuk pengamatan karakter penampang membujur
cabai terdapat bentuk segitiga yang dimiliki oleh kultivar Jemprit Toboyo
(C1), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8),
sedangkan penampang membujur yang berbentuk tanduk dimiliki oleh
kultivar Besar Toboyo (C2), Teropong (C3), Cabai Merah (C4), Cabai
Panjang (C5), Kencana (C9), dan Giko(C10).
(a)
(b)
Gambar 16. Bentuk penampang membujur ; (segitiga), (b) tanduk
Tabel 16. Umur buah panen, jumlah rata-rata buah/ panen, berat rata-rata
buah/panen, berat rata-rata/ satuanbuah.
Nama Kultivar
Jemprit Toboyo
Besar Toboyo
Teropong
Cabai Merah
Cabai Panjang
Cabai Rawit Hijau
Cabai Jemprit
Cabai Rawit
Kencana
Giko
Umur
panen
(hst)
88
85
94
82
90
85
85
90
92
84
Jumlah ratarata
buah/panen
37
78
14,3
32
18
119,6
57
88
30
9
Berat
rata-rata
buah
/panen
(gr)
60,2
140,5
82,9
107,8
42,5
121,4
63,5
49,2
30
60,9
Berat ratarata /buah
(gr)
1,6
1,8
5,9
3,0
2,3
1,1
1,1
0,5
1,0
6,7
Umur panen ditentukan pada saat 50% buah sudah berubah warna dari
hijau menjadi merah. Selama proses pematanagn buah terjadi transformasi
kloropas menjadi khrompopas yang nyata akan karoten, akumulasi pigmen
antosianin, dan akumulasi senyawa yang akan mempengaruhi cita rasa buah
(Lakitan, 1996: 29).
Kultivar Cabai Merah atau C4 memiliki umur panen tercepat yakni
82hst, sedangkan kultivar cabai Teropong (C3) memiliki umur panen yang
paling dalam yakni 94 hst.Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa umur
berbunga mempengaruhi umur berbuah atau umur panen cabai. Tanaman yang
berbunga lebih awal atau genjah akan lebih menguntungkan karena lebih cepat
membentuk buah dibandingkan dengan tanaman yang lama membentuk
bunga. Umur berbunga juga diduga berkolerasi positif dengan umur buah
masak, semakin cepat berbunga artinya semakin cepat buah masak.Karakter
umur 50% berbunga awal (genjah) merupakan salah satu karakter unggul dari
suatu tanaman (Nuraida, 2002: 26).
Pada Tabel hasil pengamatan jumlah buah yang dihasilkan pertanaman
dalam satu kali panen rata-rata jumlah buah terbanyak dimiliki oleh kultivar
Cabai Rawit Hijau (C6) dengan jumlah 119,6 buah sedangkan kultivar cabai
paling sedikit dimiliki oleh Giko (C10) dengan jumlah 9 buah cabai. Berat
buah sampel ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik (gr), buah
yang ditimbang berasal dari hasil pemanenan buah seluruh kultivar cabai
kemudian dirata-rata. Berat total kultivar cabai terbanyak dimiliki oleh Besar
Toboyo (C2) sebanyak 140,5 gr dan berat paling sedikit dimiliki oleh Kencana
(C9) dengan berat 30gr. Berat persatuan buah cabai didapatkan dari hasil berat
total cabai:jumlah total cabai yang dihasilkan. Berat persatuan buah cabai
terbanyak dimiliki oleh kultivar Giko dengan berat 6,7 gr dan paling sedikit
kultivar Cabai Rawit (C8) dengan berat 0,5 gr.
Perbedaan hasil perhitungan antara berat per buah dengan berat buah
total pertanaman pada kutivar yang diuji disebabkan oleh masing-masing
genotip cabai yang diuji memiliki potensi hasil yang berbeda-beda sesuai
dengan gen yang dimilikinya. Komponen hasil seperti berat per buah dan berat
buah total pertanaman merupakan karakter kuantitatif yang kompeks serta
terekspresi secara fenotip baik morfologi maupun fisiologi tanaman yang
dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan tempat tanaman tumbuh (Pochman
and Seeper, 1995: 19).
C. Hubungan Kekerabatan
Berdasarkan hasil karakterisasi morfologi beberapa kultivar cabai
terdapat 4 hasil analisis hubungan kekerabatan yang dilihat dari bagian
vegetatif, generatif, vegetatif dan generatif, serta hasil analisis hubungan
kekerabatan dari bagian buah yang dianalisis dengan menggunakan software
SAS (Statistical Anaysis System for Windows 9.1.3). Untuk mengetahui jauh
dekatnya hubungan kekerabatan antara takson tumbuhan dengan menentukan
kesamaan antara takson tumbuhan dengan menggunakan sifat-sifat morfologi,
karena sifat morfologis dapat digunakan untuk pengenalan dan penggambaran
tingkat jenis. Jenis-jenis yang berkerabat dekat akan mempunyai banyak
persamaan antara satu jenis dengan jenis yang lainnya (Sasmita, 2006: 43).
Pada pengamatan karakter vegetatif dan generatif tanaman cabai
diharapkan terdapat karakter yang membedakan antara karakter satu dengan
karakter yang lainnya sehingga bisa menjadi ciri khas yang dimiiki oleh
kutivar tersebut.
1. Hasil analisis bagian vegetatif tanaman
Analisis bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman, nodus,
jumlah bunga pernodus, warna daun, lebar daun, panjang helaian daun,
bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun,
panjang batang, bentuk batang, warna batang dan tipe tumbuh tanaman.
Gambar 17. Dendogram hasil analisis bagian vegetatif tanaman cabai
Keterangan
C1
C2
C3
C4
C5
:
: Jemprit Toboyo
: Besar Toboyo
: Teropong
: Cabai Merah
: Cabai Panjang
C6
C7
C8
C9
C10
: Cabai Rawit Hijau
: Cabai Jemprit
: Cabai Rawit
: Kencana
: Giko
Gambar 17 merupakan dendogram hasil analisis 10 kultivar cabai
di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 kelompok besar pada jarak 2,5
berdasarkan bentuk dan ukuran daun, dimana pada hasil pengamatan
kuantitatif ukuran daun (lebar daun dan panjang helaian daun) kelompok
kedua memiliki ukuran yang lebih besar daripada kelompok daun pertama.
Kelompok pertama yaitu kultivar Besar Toboyo, Teropong, Giko,
Kencana, Jemprit Toboyo, Cabai Merah, Cabai Panjang.Sedangkan
kelompok kedua yaitu rawit hijau, kultivar jemprit, dan rawit.
Dari 10 kultivar yang diamati kultivar Jemprit Toboyo (C1) dan
Besar Toboyo (C2), kultivar Teropong (C3) dan Cabai Merah (C4),
kultivar jemprit (C7) dan rawit (C8) serta kultivar Kencana (C9) dan Giko
(C10) memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi (kekerabatan
terdekat), karena kedelapan kultivar tersebut memiliki kesamaan karakter
yang paling banyak bahkan semua karakter yang dimiliki kultivar diatas
memiliki hasil pengamatan karakter morfologi bagian vegetatif yang sama.
Kesamaan karakter yang dimiliki oleh C1, C2, C3, C4 yaitu nodus (ada),
jumlah bunga pernodus (2), warna daun (hijau gelap), lebar daun (sedang),
panjang helaian daun (sedang), bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun
(rata), bentuk ujung daun (runcing), bentuk pangkal daun (runcing),
panjang batang (>25 cm), bentuk batang (silinder), warna batang (hijau
bergaris ungu), dan tipe tumbuh (agak tegak). Untuk hasil pengamatan
karakter C7 dan C8 memiliki kesamaan karakter yaitu nodus (ada), jumlah
bunga pernodus (2), warna daun (hijau), lebar daun (lebar), panjang
helaian daun (panjang), bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun (rata),
bentuk ujung daun (runcing), bentuk pangkal daun (runcing), panjang
batang (<25cm), bentuk batang (silinder), warna batang (hijau), dan tipe
tumbuh (agak tegak).
Kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) memiliki kemiripan yang paling
jauh dengan kultivar yang lainnya pada jarak 2,0. Hal tersebut dikarenakan
dari 7 karakter kultivar yang diamati, kultivar Cabai Rawit Hijau memiliki
kesamaan paling sedikit dengan kutivar yang lainnya. Kutivar Cabai Rawit
Hijau memiliki kemiripan paling dekat dengan kultivar Cabai Jemprit (C7)
dan Cabai Rawit (C8). Kesamaan yang dimiliki yaitu nodus (ada), jumlah
bunga pernodus (2), warna daun (hijau), panjang helaian daun (panjang),
bentuk daun (buat telur), bentuk tepi daun (bergelombang), bentuk ujung
daun (meruncing), panjang batang (<25cm), bentuk batang (silinder),
warna batang (hijau), dan tipe tumbuh (agak tegak). Kultivar C6 memiliki
perbedaan dengan C7 dan C8 pada bentuk pangkal daun dan ukuran tinggi
tanaman.
2. Hasil analisis bagian genertaif tanaman
Pengamatan karakter morfologi fase generatif (bagian bunga dan
buah) banyak diamati pada bagian buah cabai baik pada kenampakan,
jumlah, maupun berat buahnya. Buah merpakan bagian paling penting dari
tanaman cabai karena bagian iniah yang dimanfaatkan manusia sebagai
bahan yang dikonsumsi dalam jumah banyak. Tanaman cabai yang
menghasilkan buah dengan kenampakan yang bagus dan buahnya banyak
akan meningkatkan nilai jual yang tinggi dan memberikan keuntungan
yang lebih untuk petani.
Hasil analisis bagian generatif tanaman yang meliputi, posisi
tangkai bunga, warna mahkota bunga, warna tangkai putik, warna kepala
sari, warna kelopak bunga, sudut antara bunga dan tangkai bunga, jumlah
helai mahkota bunga, warna tangkai sari, warna kepala putik, umur 50%
berbunga, warna buah sebelum matang, intensitas warna buah sebelum
matang, warna buah matang, intensitas warna buah matang, bentuk buah,
posisi buah, panjang buah, diameter buah, rasio P/d buah, permukaan
buah, bentuk penampang melintang buah, bentuk penampang membujur
buah, bentuk tepi kelopak buah, kelopak buah, bentuk leher didasar buah,
bentuk pangkal buah, bentuk ujung buah, panjang tangkai buah, ada
tidaknya lekukan buah, alat tambahan pada ujung buah, jumlah lokul,
waktu 50% berbuah, warna buah matang, intensitas warna buah matang,
jumlah buah/panen, berat buah/panen, berat/buah (gr).
Gambar 18. Dendogram hasil analisis bagian generatif tanaman cabai
Keterangan
C1
C2
C3
C4
C5
:
: Jemprit Toboyo
: Besar Toboyo
: Teropong
: Cabai Merah
: Cabai Panjang
C6
C7
C8
C9
C10
: Cabai Rawit Hijau
: Cabai Jemprit
: Cabai Rawit
: Kencana
: Giko
Dari hasil analisis bagian vegetatif dan generatif dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar berdasarkan karakter panjang buah, diameter
buah, posisi buah, lekukan buah, dan bentuk penampang membujur
buah.Kelompok pertama terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1),
Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8).
Sedangkan kelompok kedua terdiri dari cabai Besar Toboyo (C2), Cabai
Merah (C4), Cabai Panjang (C5), Kencana (C9), dan Giko (C10).
Kelompok pertama memiliki ukuran buah (panjang dan diameter buah)
lebih kecil daripada ukuran buah kelompok kedua. Kelompok buah
pertama memiliki posisi buah tegak, tidak terdapat lekukan buah, dan
memiliki bentuk penampang membujur buah segitiga, kelompok kedua
memiliki panjang dan diameter buah yang lebih besar, posisi buah
menggantung, terdapat lekukan buah, dan memiliki bentuk penampang
membujur buah yang berbentuk tanduk.
Berdasarkan hasil analisis bagian generatif tanaman cabai,
menunjukkan bahwa kultivar Cabai Panjang (C5) dan Kencana (C9)
merupakan kultivar yang memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi
pada jarak 5, karena kedua kultivar tersebut memiliki banyak kesamaan
hasil karekter pengamatan yang sama. Persamaan karakter yang dimiliki
kedua kultivar tersebut di antaranya jumlah helai mahkota daun (5), warna
tangkai sari (putih), warna kepala putik (kuning), posisi tangkai bunga
(semi tegak), warna mahkota bunga (putih), warna tangkai putik (putih),
warna kepala sari (ungu), warna kelopak bunga (hijau), panjang batang
(<25cm), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak tegak), panjang
tangkai buah (panjang), panjang buah (panjang), diameter buah (sedang),
lekukan buah (sedang), bentuk pangkal buah (tumpul), posisi buah
(menggantung), bentuk tepi kelopak buah(rata), kelopak buah (tertutup),
bentuk leher didasar buah (tidak ada), warna buah sebelum matang (hijau),
intensitas warna buah sebelum matang (gelap), alat tambahan pada ujung
buah (tidak ada), warna buah matang (merah), bentuk penampang
melintang buah (sedikit bergelombang), jumlah lokul (2), bentuk
penampang membujur (tanduk), jumlah buah/panen (sedikit <50), berat
buah/panen (<50gr).
Kultivar Jemprit Toboyo (C1) memilikikemiripan yang paling jauh
dengan kultivar yang lainnya pada jarak 8,5. Hal tersebut dikarenakan dari
7 karakter kultivar yang diamati, kultivar Jemprit Toboyo memiliki
kesamaan paling sedikit dengan kutivar yang lainnya. Kutivar Jemprit
Toboyo memiliki kemiripan paling dekat dengan kultivar Cabai Rawit
Hijau (C6), jemprit (C7) dan Cabai Rawit (C8). Kesamaan yang dimiliki
yaitu posisi tangkai bunga (tegak), umur 50% berbunga (genjah), warna
tangkai sari (putih), warna kepala putik (kuning), posisi tangkai bunga
(tegak), warna mahkota bunga (putih), warna tangkai putik (putih), warna
kelopak bunga (hijau), sudut antara bunga dan tangkai bunga (90), panjang
batang (>25cm), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak tegak),
diameter buah (<0,5cm), permukaan buah (rata), lekukan buah (tidak ada),
bnetuk pangkal buah (tumpul), posisi buah (tegak), bentuk tepi kelopak
(rata), kelopak buah (tertutup), bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat
pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas warna
buah matang (sedang), penampang melintang (sedikit bergelombang),
jumlah lokul (2), penampang membujur (segitiga).
3. Hasil analisis bagian vegetatif dan genertaif tanaman
Hasil karakterisasi bagian vegetatif dan generatif tanaman
kemudian digabungkan dan dianalisis gerombol.
Gambar 19. Dendogram hasil analisis bagian vegetatif dan generatif
tanaman cabai
Keterangan
:
C1
: Jemprit Toboyo
C2
: Besar Toboyo
C3
: Teropong
C4
: Cabai Merah
C5
: Cabai Panjang
C6
C7
C8
C9
C10
: Cabai Rawit Hijau
: Cabai Jemprit
: Cabai Rawit
: Kencana
: Giko
Dendogram hasl analisis bagian vegetatif dan generatif tanaman
cabai(Gambar 19) merupakan hasil analisis gerombol gabungan dari hasil
pengamatan bagian vegetatif dan generatif tanaman cabai. Karakter yang
diamati pada kultivar cabai yang diuji berjumlah 49 karakter, mulai dari
karakter tinggi tanaman, bunga, batang, daun, buah, hingga pengamatan
rata-rata berat dan jumlah buah yang dihasilkan dalam satu kali panen.
Hasil analisis gerombol menunjukkan bahwa kultivar Besar
Toboyo (C2) dan Cabai Merah (C4), serta kultivar Teropong (C3) dan
Giko (C10) merupakan 4 kultivar yang berada dalam satu garis kemiripan
yang paling dekat daripada kultivar lainnya. Kesamaan karakter yang
dimiliki C2 dan C4 yaitu nodus (ada), jumlah bunga per nodus (1), warna
daun (hijau gelap), lebar daun (<2,5 cm), panjang helaian daun (3-4cm),
bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun (rata), bentuk ujung duan (runcing),
bentuk pangkal daun (runcing), posisi tangkai bunga (semi tegak), umur
berbunga (genjah), warna mahkota bunga (putih), warna kelopak bunga
(hijau), sudut antara bunga dan tangkai bunga (>90 0), warna tangkai bunga
(putih), warna kepala putik (kuning), panjang batang (25-30 cm), warna
batang (hijau bergaris ungu), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak
tegak), panjang buah (8,5 cm), diameter buah (1,2 cm), rasio P/D (7,25-8
cm), permukaan buah (mengkerut), bentuk ujung buah (runcing), bentuk
pangkal buah (tumpul), bentuk tepi kelopak (rata), kelopak buah (tertutup),
bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat tambahan pada ujung buah
(tidak ada), warna buah matang (merah), serangan penampang melintang
buah (sedikit bergelombang), jumlah lokul (2), umur panen (genjah), ratarata berat/panen (>100gr). Kultivar C1 atau Jemprit Toboyo merupakan
kultivar yang memiliki kemiripan paling jauh dengan 9 kultivar lainnya.
Hal tersebut dikarenakan dari 6 karakter yang diamati kultivar Jemprit
Toboyo memiliki kesamaan paling sedikit dengan kultivar yang lainnya.
Jemprit Toboyo memiliki kemiripan paling dekat dengan Cabai
Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8).
Perbedaannya hanya terletak pada kultivar C1 memiliki panjang buah >
2,5 cm , warna buah sebelum matang (kekuningan), dan intensitas warna
buah sebelum matang (terang). Kultivar C6,C7,C8 memiliki panjang buah
<2,5 cm , warna buah sebelum matang (hijau), dan intensitas warna buah
sebelum matang (sedang-gelap).
Dari hasil analisis 10 kultivar cabai di Daerah Istimewa
Yogyakarta pada bagian vegetatif dan generatif dapat dibagi menjadi 3
kelompok besar berdasarkan ukuran panjang buah, kedalaman lekukan
buah, warna buah sebelum matang, intensitas warna buah sebelum matang.
Kelompok pertama terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1).
Kelompok kedua terdiri dari Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7),
dan Cabai Rawit (C8). Kelompok ketiga terdiri dari cabai Besar Toboyo
(C2), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang(C5), Kencana (C9), dan Giko
(C10).
4. Hasil analisis bagian buah cabai
Gambar 20. Dendogram hasi anaisis bagian buah tanaman cabai
Keterangan
C1
C2
C3
C4
C5
:
: Jemprit Toboyo
: Besar Toboyo
: Teropong
: Cabai Merah
: Cabai Panjang
C6
C7
C8
C9
C10
: Cabai Rawit Hijau
: Cabai Jemprit
: Cabai Rawit
: Kencana
: Giko
Dari hasil analisis gerombol bagian buah dapat dibagi menjadi 2
kelompok berdasarkan karakter kuantitatif buah, buah, adanya lekukan
buah, posisi buah, dan penampang membujur buah.Kelompok pertama
terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Rawit Hijau (C6),
Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8). Kelompok kedua terdiri dari
cabai Besar Toboyo (C2), toboyo (C3), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang
(C5), Kencana (C9), dan Giko (C10).
Berdasarkan hasil analisis bagian buah cabai dengan 25 karakter
yang diamati, kultivar Besar Toboyo (C2) dan Cabai Merah (C4)
merupakan kultivar yang memiliki kemiripan paling tinggi hal ini terlihat
pada jarak 2,5. Kesamaan yang dimiiki oleh keduanya antara lain, warna
buah sebelum matang (hijau), intensitas warna buah sebelum matang
(gelap), bentuk ujung buah (runcing), posisi buah (menggantung),
panjang buah (>85 cm), diameter buah (1,2 cm), permukaan buah
(mengkerut), lekukan buah (sedang), kelopak buah (tertutup), bentuk tepi
kelopak buah (rata), bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat tambahan
pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas
warna buah matang (gelap), rasio P/D (7,25 cm), penampang melintang
buah (sedikit bergelombang), penampang membujur buah (tanduk), umur
panen (genjah).
Jemprit Toboyo (C1) dan Cabai Jemprit (C7) merupakan kultivar
yang memiliki kemiripan paling sedikit (jarak 6,5). Kesamaan karakter
yang dimiliki oleh kedua kultivar tersebut antara lain, bentuk buah
(kerucut), posisi buah (tegak), diameter buah (kecil), panjang buah
(sedang), lekukan buah (tidak ada), kelopak buah (tertutup), kedalaman
lekukan buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas warna
buah matang (sedang), lokul (2), penampang membujur buah (segitiga),
berat rata-rata buah/panen (50-100g).
Download