BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi secara morfologi beberapa kultivar cabai di Yogyakarta dilakukan pada bulan Januari-Juni 2016 di lahan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP Yogyakarta). Tujuan dari karakterisasi morfologi adalah mengetahui deskripsi masing-masing kultivar, hasil karakterisasi dapat digunakan untuk menganalisis hubungan kekerabatan antar kultivar cabai yang diuji pada fase vegetatif, generatif, vegetatif dan generatif, serta hubungan kekerabatan pada bagian buahnya. Peralatan dan bahan yang digunakan pada pengambilan data karakterisasi yaitu 10 kultivar cabai, tanah/media, pupuk, air, penggaris, rol meter, alat tuis, kamera, timbangan analitik, jangka sorong, colour chart, kertas koran, kertas label. Kultivar cabai yang diuji berasal dari Yogyakarta di antaranya; Jemprit Toboyo (C1), Besar Toboyo (C2), Teropong (C3), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang (C5), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), Cabai Rawit (C8), Cabai Kencana (C9), Cabai Giko (C10). Pengamatan karakter morfologi 10 kultivar cabai dilakukan secara kualitatif dan kuntitatif baik pada fase vegetatif maupun fase generatif berdasarkan pada pedoman Tabel Panduan Pengujian Individua (PPI) cabai, IPGRI (1995: 23-37), dan buku morfologi tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1994: 42-48). Sifat kuantitatif dapat ditentukan secara teliti dengan pengukuran seperti panjang, waktu, berat, atau proporsi. Data hasi pengamatan dianaisis dengan menggunakan software SAS (Statistical Analysis System for Windows 9.1.3). Sebelum melakukan pengamatan karakter morfologi bagian vegetatif tanaman cabai perlu dilakukan pengukuran klimatik atau kondisi lingkungan penanaman tanaman cabai agar dapat diketahui tanaman cabai tersebut berada dalam kondisi penanaman yang sesuai atau tidak. Tabel 4. Data sekunder hasil pengukuran klimatik lingkungan tanaman cabai Fase pengamatan Ulangan Fase vegetatif 1 2 3 Rata-rata Fase generatif Rata-rata 1 2 3 Suhu udara (0C) Kelembaban udara (%) pH tanah Kelembaban tanah (%) 32 34 30 25,3 30 29 31 30 44% 64% 40% 49,3% 51% 52% 55% 52,6% 6,5 6,9 6,9 6,7 6,5 6,7 6,6 6,6 10% 20% 20% 16,6% 15% 20% 20% 18,3% Berdasarkan Tabel 4 terlihat penanaman cabai sebesar 25,30C bahwa suhu udara rata-rata di lokasi pada fase vegetatif dan 300C pada fase generatif. Suhu udara tersebut merupakan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai. Suhu yang baik untuk pertumbuahan dan perkembangan cabai berkisar antara 21-300C . Ripangi (2012: 26-27), menyatakan bahwa suhu harian yang terlalu tinggi (di atas 300C) menyebabkan tepung sari pada tanaman cabai tidak berfungsi untuk melakukan pembuahan. Suhu harian yang terlalu terik juga menyebabkan bunga dan buahnya terbakar. Apabila suhu rendah di bawah 150C akan menyebabkan banyak cendawan penyakit daun yang menyerang tanaman cabai. Kelembaban udara yang diukur pada saat fase vegetatif tanaman sebesar 49,3%, pada fase generatif sebesar 52,6% sedangkan kelembaban tanah sebesar 16,6% dan 18,3%. Secara umum tanaman cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak unsur hara. Tanah yang mempunyai derajat keasaman terlalu tinggi (diatas 7,0) tidak semua unsur dari pupuk bisa terserap oleh akar. pH tanah yang sesuai untuk tanaman cabai pada umumnya netral (6,0-7,0) dimana pH ideal berada pada angka 6,5. pH tanah yang diukur pada fase vegetatif sebesar 6,7 dan 6,6 pada fase generatif. Kedua pH tersebut masih tergolong pH yang aman untuk pertumbuhan tanaman cabai yaitu masih terdapat pada rentang 6,0-7,0. A. Karakterisasi Bagian Vegetatif Tanaman Pengamatan karakter vegetatif dilakukan pada fase yang dimulai ketika tanaman cabai pindah tanam dari media semai ke lahan hingga pembentukan daun-daun yang pertama sampai tanaman membentuk primordial bunga. Pengamatan kuantitatif dan kualitatif pada fase ini di antaranya; tinggi tanaman, nodus, pengamatan karakter morfologi daun, dan batang. Tabel 5. Tinggi tanaman, nodus, jumlah bunga pernodus, warna daun, lebar daun, panjang helaian daun Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Tinggi (cm) Nodus Jmlh. bunga/nodus 87 80 90 97,3 84 86 72,5 80 87 95 Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Warna Daun Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap Hijau Hijau Hijau Hijau gelap Hijau gelap Lebar Daun (cm) Panjang Helaian Daun(cm) 2,8 2,4 2,5 2,3 2,5 6,1 4 4,3 1,7 2,4 3,8 3,35 3,76 3,7 4,3 5,8 5,35 5,35 4,11 4,3 Pengamatan kuantitatif tanaman terdiri dari tinggi tanaman, lebar daun dan panjang helaian daun. Tinggi tanaman cabai diukur mulai dari permukaan tanah sampai dengan ujung tanaman yang paling tinggi, pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman pertama kali berbuah (sebelum memasuki fase generatif) dikarenakan pada saat tanaman memasuki fase generatif pertumbuhan tanaman relatif lambat bahkan tanaman tidak mengalami pertumbuhan tinggi sama sekali, selain itu pada fase tersebut mulai terbentuk buah (fruit set) sehingga fotosintat tanaman tidak hanya digunakan untuk pertumbuhan seperti pada fase sebelumnya namun juga ditranslokasikan ke pembentukan bunga dan buah (Sitompul&Bambang Guritno, 1995: 41-42). Pada Tabel 8 terlihat bahwa Cabai Merah (C4) merupakan kultivar cabai yang paling tinggi yaitu 97,3 cm sedangkan kultivar Cabai Jemprit (C7) merupakan kultivar cabai yang paling pendek dengan ukuran 72,5 cm dengan rata-rata tinggi tanaman cabai 10 kultivar 85,8cm. Karakter kuantitatif lainnya yaitu ukuran daun yang terdiri dari panjang helaian dan lebar daun. Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal helai daun sampai ke ujung daun dengan menggunakan penggaris. (a) (b) (c) Gambar 1. Panjang helaian daun ; (a) pendek, (b) sedang, (c) panjang Hasil pengukuran panjang helaian daun dengan menggunakan penggaris di rata-rata masing-masing kultivar kemudian diberi skoring. Pada Tabel 5 terlihat bahwa 10 kultivar cabai memiiki rata-rata panjang helaian daun 3,1 cm. Kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) merupakan kultivar yang memiiki panjang helaian daun terpanjang dengan ukuran 6,1 cm sedangkan daun terpendek yaitu kultivar Kencana (C9) dengan ukuran 1,7 cm. Pengukuran lebar daun dilakukan pada bagian terlebar dari helaian daun. Dari data yang diperoleh, rata-rata lebar daun semua kultivar yaitu 3,8 cm. Cabai Rawit Hijau (C6) merupakan kultivar yang memiiki daun terlebar yakni 5,8 cm dan cabai Besar Toboyo (C2) memiiki ukuran lebar daun terpendek dengan ukuran 3,35 cm. (a) (b) (c) Gambar 2. Warna daun ; (a) pengamatan warna daun berdasarkan colour chart, (b) warna daun hijau, (c) warna daun hijau gelap Pengamatan kualitatif pada fase vegetatif berdasarkan Tabel 5 terdiri dari ada tidaknya nodus, jumlah bunga per nodus, dan warna daun. Nodus merupakan bagian batang atau cabang tempat duduknya suatu daun. Berdasarkan hasil pengamatan 10 kultivar cabai memiiki nodus atau bukubuku batang dan memiliki jumah bunga pernodus 1. Hasil pengamatan warna daun (Gambar 2) terdapat 7 kultivar cabai yang berwarna hijau gelap dan 3 kutivar cabai yang berwarna hijau, pengamatan warna daun diamati dengan menggunakan colour chart. Daun merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Warna hijau pada daun berkaitan dengan kandungan korofil, semakin hijau warna daunnya maka kandungan korofilnya semakin tinggi sehingga proses fotosintesis semakin efektif. Fotosintat hasil fotosintesis kemudian digunakan untuk pertumbuhan vegetatif dan juga ditranslokasikan ke buah untuk pembentukan dan pengisian buah. Tabel 6. Bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun. Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Bentuk Daun Lanset Lanset Lanset Lanset Lanset Bulat telur Bulat telur Bulat telur Lanset Lanset Bentuk Tepi daun Rata Rata Rata Rata Rata Bergelombang Bergelombang Bergelombang Rata Rata Bentuk Ujung Daun Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Meruncing Meruncing Meruncing Runcing Runcing Bentuk Pangkal Daun Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing Meruncing Runcing Meruncing Runcing Runcing Karakter kualitatif bentuk daun lebih banyak ditemukan daun yang berbentuk lanset. Daun cabai dikatakan memiliki daun bangun lanset dan memanjang apabila letak daun terlebarnya berada ditengah-tengah dengan perbandingan antara panjang dan lebar daunnya bangun lanset (3-5 : 1) dan memanjang (2,5-3 : 1). Sedangkan bentuk daun buat telur apabila letak daun terlebarnya berada dibawah tengah-tengah. (a) (b) Gambar 3. Pengamatan morfologi daun ; (a) bentuk daun lanset tepi rata, (b)bentuk daun bulat telur tepi daun bergelombang Berdasarkan hasil pengamatan bentuk daun lanset dimiliki 7 kultivar dan bentuk daun buat telur dimiliki oleh 3 kultivar. Pengamatan kualitatif lainnya yaitu bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, dan bentuk pangkal daun. Kultivar C1,C2,C3,C4,C5,C9, dan C10 memiliki bentuk tepi daun yang rata sedangkan kultivar C6,C7,C8 memiliki bentuk tepian daun yang bergelombang. Sama halnya dengan tepian daun, bentuk ujung daun runcing dimiliki oleh 7 kultivar dan bentuk ujung daun meruncing dimiliki oleh 3 kultivar cabai. (a) (b) Gambar 4. Bentuk ujung daun dan bentuk pangkal daun ; (a) runcing, (b) meruncing Bentuk ujung daun runcing, apabila kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (>900). Sedangkan bentuk ujung daun meruncing terlihat seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing . Pada Tabel 6 bentuk pangkal daun hampir semua kultivar berbentuk runcing kecuali pada kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) dan Cabai Rawit (C8) yang memiliki bentuk pangkal daun meruncing.Bentuk pangkal daun runcing biasanya terdapat pada daun bangun yang memanjang, lanset, dan belah ketupat, sedangkan bentuk pangkal daun yang meruncing biasanya terdapat pada bangun bulat telur atau bangun sudip (Tjitrosoepomo, 1994: 44). Tabel 7. Panjang batang, warna batang, bentuk batang, tipe tumbuh. Nama Kultivar Panjang Batang (cm) Warna Batang Bentuk Batang Tipe tumbuh Jemprit Toboyo 26 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Besar Toboyo 29 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Teropong 34 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Cabai Merah 30 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Cabai Panjang 22 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Cabai Rawit Hijau 27 Hijau Silinder Agak tegak Cabai Jemprit 25 Hijau Silinder Agak tegak Cabai Rawit 26 Hijau Silinder Agak tegak Kencana 20 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Giko 24 Hijau bergaris ungu Silinder Agak tegak Hasil pengamatan batang dapat dilihat pada Tabel 7.Panjang batang diukur dari permukaan tanah sampai titik Y pada pangkal percabangan tanaman cabai. Data hasil pengamatan panjang batang 10 kultivar cabai diketahui bahwa batang terpanjang terdapat pada kultivar cabai Teropong atau C3 dengan ukuran 34 cm, sedangkan panjang batang terpendek dimiliki oleh kultivar Kencana (C9) dengan ukuran 20 cm. Panjang batang diduga memiliki hubungan dengan kegenjahan. Tanaman yang batang utamanya lebih tinggi biasanya berumur dalam, sedangkan tanaman yang batang utamanya pendek biasanya berumur lebih genjah (Setiati, 1996: 30). (a) (b) Gambar 5. Warna batang ; (a) hijau, (b) hijau bergaris ungu Pengamatan warna batang menunjukkan bahwa 7 kultivar cabai memiliki warna batang hijau bergaris ungu, sedangkan 3 kultivar Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8) memiliki warna batang hijau. Warna ungu pada batang cabai menandakan adanya sintesis dan akumulasi antosianin.Semakin banyak garis ungu yang terlihat, maka kandungan antosianinpada batang semakin tinggi (Prawirantara, 1982: 76). Semua kultivar cabai yang diuji memiliki bentuk batang silinder dan tipe tumbuh agak tegak. Tipe tumbuh dikatakan tegak apabila sudut antara batang dan cabang amat kecil, sedangkan pertumbuhan condong ke atas atau agak tegak apabila cabang dengan batang pokoknya membentuk sudut 450 (Tjirtosoepomo, 1994: 46). B. Karakterisasi Bagian Generatif Tanaman Fase generatif adalah fase yang ditandai dengan lebih pendeknya pertumbuhan ranting dan ruas, lebih pendeknya jarak antar daun pada pucuk tanaman, dan pertumbuhan pucuk terhenti. Pada fase ini terjadi pembentukan dan perkembangan kuncup bunga, buah, biji dan dan pembentukan struktur penyimpanan makanan (Lakitan, 1995: 20). Pengamatan pada fase ini di antaranya : pengamatan batang, buah, berat buah, dan serangan hama. Tabel 8. Posisi tangkai bunga, umur 50% berbunga, sudut bunga dan tangkai bunga dan jumlah helai mahkota bunga. Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Posisi Tangkai Bunga Tegak Semi tegak Semi tegak Semi tegak Semi tegak Tegak Tegak Tegak Tidak tegak Semi tegak Umur 50%berbunga (hst) 38 35 40 31 50 47 31 37 45 30 Sudut bunga dan Tangkai bunga 90 >90 >90 >90 >90 90 90 90 90 >90 Jumlah helai mahkota bunga 5 5 5 6 5 5 6 5 5 6 Bunga merupakan alat perkembangbiakan generatif tanaman. Morfologi bunga dapat digunakan untuk menentukan apakah tanaman tersebut menyerbuk sendiri atau menyerbuk silang. Posisi tangkai bunga yang tegak dengan kepala putik yang lebih tinggi dibandingkan kotak sari menyebabkan serbuk sari tidak dapat langsung jatuh di kepala putik, sedangkan tangkai bunga yang semi tegak bunga akan menunduk ke bawah sehingga peluang jatuhnya serbuk sari ke kepala putik lebih besar. (a) (b) (c) Gambar 6. Posisi tangkai bunga ; (a) tegak, (b) semi tegak, (c) tidak tegak Berdasarkan hasil pengamatan posisi tangkai bunga semi tegak dimiliki oleh 5 kultivar cabai, posisi tangkai bunga tegak dimiliki oleh 4 kultivar dan posisi tangkai bunga tidak tegak dimiliki oleh 1 kultivar cabai yaitu jenis cabai Kencana (C9). Umur 50% berbunga didapat dari 50% atau setengah bagian populasi dalam satu ulangan yang telah berbunga. Pengamatan umur berbunga dilakukan pada semua tanaman dan diamati setiap hari setelah pindah tanam. Dari hasi pengamatan kode kultivar yang paling cepat memunculkan bunga yaitu C10 atau kultivar Giko dengan waktu mulai berbunga 30 hst. Sedangkan kode kultivar yang memunculkan bunga paling lama ialah Cabai Panjang yaitu 50 hst. Tanaman yang berbunga lebih awal atau genjah akanlebih menguntungkan karena lebih cepat membentuk buah dibandingkan dengan tanaman yang lama membentuk bunga. Karakter umur 50% berbunga awal (genjah) merupakan salah satu karakter unggul dari suatu tanaman. Kegenjahan pada tanaman cabai dapat dilihat dari umur awal berbunga atau umur awal panen (Nuraida, 2002: 19). (a) (b) Gambar 7. Sudut antara bunga dan tangkai bunga ;(a) 90 0, (b) <900 Sudut antara bunga dan tangkai bunga 900 dimiliki oleh kultivar C1,C6,C7,C8 dan C9. Posisi sudut antara bunga dan tangkai buang >900 dimiliki oleh kultivar C2,C3,C4,C5, dan C10. Jumlah helai mahkota bunga 10 kultivar cabai dominan berjumlah 5 helai, namun ada juga yang berjumlah 6 helai yaitu kultivar C4,C7, dan C10. (a) (b) Gambar 8. Jumlah helai mahkota bunga : (a) 5 helai, (b) 6 helai Tabel 9. Warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, warna tangkai putik, dan warna kepala putik Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Warna kelopak bunga Warna mahkota bunga Warna tangkai Putik Warna kepala putik Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning Gambar 9. Morfologi bunga cabai Pada Tabel 9 terlihat bahwa semua bagian bunga cabai tidak memiliki perbedaan dari kultivar satu dengan kultivar yang lainnya. Semua kultivar memiliki warna kelopak bunga hijau, warna mahkota bunga putih, warna tangkai putik putih dan warna kepala putik putih. Tabel 10. Warna tangkai sari, warna kepala sari Nama Kultivar Warna tangkai sari Warna kepala sari Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Putih Ungu Ungu Kuning Ungu Kuning Ungu Ungu Ungu Ungu Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko (a) (b) (c) Gambar 10. Warna kepala sari ; (a) putih, (b) kuning, (c) ungu Tabel 10 merupakan tabel hasil pengamatan karakter kualitatif warna tangkai sari dan warna kepala sari. Pengamatan ini dilakukan ketika serbuk sari belum pecah. Semua warna tangkai sari kultivar cabai yang diuji berwarna putih. Warna kepala sari putih (C1), kuning (C4), (C6) dan 7 kultivar lainnya berwarna ungu. Tabel 11. Panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah, rasio P/D buah Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Panjang tangkai buah(cm) Panjang Buah (cm) Diameter Buah(cm) Rasio P/D(cm) 1,4 1,9 1,5 1,4 1,5 1,4 1,9 1,8 1,6 1,7 2,7 8,7 10,5 8,75 6,7 2,0 2,4 1,75 7,25 7,65 0,4 1,2 1,6 1,2 0,9 0,4 0,3 0,5 1,0 1,1 6,75 7,25 6,5 7,29 7,6 3,3 8 3,5 7,25 6,95 Informasi tentang morfologi buah sangat penting karena bagian tanaman cabai yang dikonsumsi adalah bagian buahnya. Morfologi buah sangat menentukan kualitas cabai untuk dapat diterima oleh konsumen. Pada tabel 11, karakter kuantitatif 10 kultivar cabai di antaranya; panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah, dan rasio panjang/ diameter buah yang diukur dengan satuan cm. Tangkai buah terpanjang dimiliki oleh kultivar Besar Toboyo (C2) dan Cabai Jemprit (C7) dengan panjang 1,9 cm, sedangkan tangkai buah terpendek dimiliki oleh kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Merah (C4), dan Cabai Rawit Hijau (C6) berukuran 1,4cm. Panjang buah diukur dengan menggunakan penggaris mulai dari pangkal buah hingga ujung buah tanpa tangkai buah.Buah terpanjang yaitu cabai Teropong (C3) dengan ukuran 10.5cm dan buah terpendek Cabai Rawit (C8) dengan ukuran 1,75 cm. Tabel 12. Permukaan buah, lekukan buah, bentuk ujung buah, bentuk pangkal buah, posisi buah. Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Permukaan buah Rata Mengkerut Rata Mengkerut Mengkerut Rata Rata Rata Rata Rata Lekukan buah Bentuk ujung buah Bentuk pangkal buah Posisi Buah Tidak ada Sedang Dangkal Sedang Sedang Tidak ada Tidak ada Tidakada Sedang Dangkal Runcing Runcing TumpuI Runcing Runcing Runcing TumpuI TumpuI TumpuI TumpuI Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tumpul Tegak Menggantung Menggantung Menggantung Menggantung Tegak Tegak Tegak Menggantung Menggantung (a) (b) (c) Gambar 11. Permukaan buah ; (a) rata, (b) agak bergerigi, (c) bergerigi Terdapat 7 kultivar yang memiliki permukaan buah rata kecuali pada kultivar Besar Toboyo (C2), Cabai Merah (C4), dan Cabai Panjang (C5) yang memiliki permukaan buah mengkerut. Hasil pengamatan karakter ada tidaknya lekukan pada buah sangat bervariasi, cabai kultivar C1, C6, C7 dan C8 merupakan kultivar yang tidak terdapat lekukan pada permukaan buahnya. Permukaan buah sedang dimiliki oleh kultivar cabai C2, C4,C5, dan C9 sedangkan lekukan buah dangkal dimiliki oleh kultivar cabai C3 dan C10. (a) (b) (c) Gambar 12. Lekukan buah ; (a) tidak ada, (b) dangkal, (c) sedang Bentuk ujung buah runcing dimiliki oleh semua kultivar cabai kecuali kultivar C3 dengan bentuk ujung buah yang tumpul. Bentuk pangkal buah cabai semua berbentuk tumpul. Pengamatan posisi buah ditentukan oleh sudut dan posisi bunga saat mekar. Posisi buah tegak dimiliki oleh kode kultivar cabai C1, C6,C7,C8 sedangkan posisi buah menggantung dimiliki oleh C2,C3,C4,C5,C9,C10. Tabel 13. Bentuk tepi kelopak, kelopak buah, warna buah sebelum matang, intensitas warna buah sebelum matang. Nama Kultivar Bentuk tepi kelopak Kelopak buah Bentuk leher didasar buah Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hjau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata Rata Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tertutup Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Warna sebelum matang Kekuningan Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Intensitas warna buah sebelum matang Terang Gelap Gelap Gelap Gelap Sedang Gelap Sedang Gelap Sedang Pengamatan karakter kualitatif buah pada Tabel 13 menunjukkan sedikit perbedaan antara kultivar satu dengan kultivar yang lainnya. Semua kultivar cabai memiliki bentuk tepi kelopak buah yang rata, kelopak buah tertutup, dan tidak terdapat bentuk leher didasar buah. (a) (b) Gambar 13. Warna buah sebelum matang ; (a) kekuningan, (b) hijau Pengamatan warna buah sebelum matang dilakukan sebelum buah berwarna merah. Sebagian besar kultivar berwarna hijau kecuali pada kultivar Jemprit Toboyo atau C1 yang memiliki warna buah kekuningan. Hanya kultivar C1 yang memiliki intensitas warna buah terang, sedangkan kultivar C2,C3,C4,C5,C7,C9 dengan intensitas warna gelap, sedangkan kultivar C6,C8, dan C10 dengan intensitas warna sedang. (a) (b) (c) Gambar 14. Intensitas warna buah sebelum matang ; (a) terang, (b) sedang, (c) gelap Tabel 14. Alat tambahan pada ujung buah, warna buah matang, intensitas warna buah matang. Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit H Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Alat tambahan pada ujung buah Warna buah matang Intensitas warna buah matang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Merah Sedang Gelap Gelap Gelap Gelap Sedang Sedang Sedang Sedang Gelap Tabel di atas menunjukkan bahwa semua jenis cabai yang diuji tidak memiiki alat tambahan pada ujung buah. Pengamatan warna buah matang diamati pada saat warna buah cabai telah merata. Pada pengamatan warna buah matang semua kutivar memiiki warna yang sama ketika matang yaitu warna merah meskipun dengan intensitas warna yang berbeda-beda. Kode kultivar C1,C6,C7,C8,C9 dengan intensitas warna buah merah sedang, sedangkan kultivar lainnya dengan intensitas warna buah gelap. (a) (b) Gambar 15. Intensitas warna buah matang ; (a) sedang, (b) gelap Tabel 15. Bentuk penampang melintang buah, jumlah lokul, bentuk penampang membujur buah. Penampang melintang Jumlah IokuI Penampang membujur Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang Sedikit bergelombang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Segitiga Tanduk Tanduk Tanduk Tanduk Segitiga Segitiga Segitiga Tanduk Tanduk Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Berdasarkan Tabel hasil pengamatan semua bentuk penampang melintang cabai berbentuk sedikit bergelombang dengan jumah lokul yang sama yaitu 2. Sedangkan untuk pengamatan karakter penampang membujur cabai terdapat bentuk segitiga yang dimiliki oleh kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8), sedangkan penampang membujur yang berbentuk tanduk dimiliki oleh kultivar Besar Toboyo (C2), Teropong (C3), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang (C5), Kencana (C9), dan Giko(C10). (a) (b) Gambar 16. Bentuk penampang membujur ; (segitiga), (b) tanduk Tabel 16. Umur buah panen, jumlah rata-rata buah/ panen, berat rata-rata buah/panen, berat rata-rata/ satuanbuah. Nama Kultivar Jemprit Toboyo Besar Toboyo Teropong Cabai Merah Cabai Panjang Cabai Rawit Hijau Cabai Jemprit Cabai Rawit Kencana Giko Umur panen (hst) 88 85 94 82 90 85 85 90 92 84 Jumlah ratarata buah/panen 37 78 14,3 32 18 119,6 57 88 30 9 Berat rata-rata buah /panen (gr) 60,2 140,5 82,9 107,8 42,5 121,4 63,5 49,2 30 60,9 Berat ratarata /buah (gr) 1,6 1,8 5,9 3,0 2,3 1,1 1,1 0,5 1,0 6,7 Umur panen ditentukan pada saat 50% buah sudah berubah warna dari hijau menjadi merah. Selama proses pematanagn buah terjadi transformasi kloropas menjadi khrompopas yang nyata akan karoten, akumulasi pigmen antosianin, dan akumulasi senyawa yang akan mempengaruhi cita rasa buah (Lakitan, 1996: 29). Kultivar Cabai Merah atau C4 memiliki umur panen tercepat yakni 82hst, sedangkan kultivar cabai Teropong (C3) memiliki umur panen yang paling dalam yakni 94 hst.Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa umur berbunga mempengaruhi umur berbuah atau umur panen cabai. Tanaman yang berbunga lebih awal atau genjah akan lebih menguntungkan karena lebih cepat membentuk buah dibandingkan dengan tanaman yang lama membentuk bunga. Umur berbunga juga diduga berkolerasi positif dengan umur buah masak, semakin cepat berbunga artinya semakin cepat buah masak.Karakter umur 50% berbunga awal (genjah) merupakan salah satu karakter unggul dari suatu tanaman (Nuraida, 2002: 26). Pada Tabel hasil pengamatan jumlah buah yang dihasilkan pertanaman dalam satu kali panen rata-rata jumlah buah terbanyak dimiliki oleh kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) dengan jumlah 119,6 buah sedangkan kultivar cabai paling sedikit dimiliki oleh Giko (C10) dengan jumlah 9 buah cabai. Berat buah sampel ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik (gr), buah yang ditimbang berasal dari hasil pemanenan buah seluruh kultivar cabai kemudian dirata-rata. Berat total kultivar cabai terbanyak dimiliki oleh Besar Toboyo (C2) sebanyak 140,5 gr dan berat paling sedikit dimiliki oleh Kencana (C9) dengan berat 30gr. Berat persatuan buah cabai didapatkan dari hasil berat total cabai:jumlah total cabai yang dihasilkan. Berat persatuan buah cabai terbanyak dimiliki oleh kultivar Giko dengan berat 6,7 gr dan paling sedikit kultivar Cabai Rawit (C8) dengan berat 0,5 gr. Perbedaan hasil perhitungan antara berat per buah dengan berat buah total pertanaman pada kutivar yang diuji disebabkan oleh masing-masing genotip cabai yang diuji memiliki potensi hasil yang berbeda-beda sesuai dengan gen yang dimilikinya. Komponen hasil seperti berat per buah dan berat buah total pertanaman merupakan karakter kuantitatif yang kompeks serta terekspresi secara fenotip baik morfologi maupun fisiologi tanaman yang dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan tempat tanaman tumbuh (Pochman and Seeper, 1995: 19). C. Hubungan Kekerabatan Berdasarkan hasil karakterisasi morfologi beberapa kultivar cabai terdapat 4 hasil analisis hubungan kekerabatan yang dilihat dari bagian vegetatif, generatif, vegetatif dan generatif, serta hasil analisis hubungan kekerabatan dari bagian buah yang dianalisis dengan menggunakan software SAS (Statistical Anaysis System for Windows 9.1.3). Untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara takson tumbuhan dengan menentukan kesamaan antara takson tumbuhan dengan menggunakan sifat-sifat morfologi, karena sifat morfologis dapat digunakan untuk pengenalan dan penggambaran tingkat jenis. Jenis-jenis yang berkerabat dekat akan mempunyai banyak persamaan antara satu jenis dengan jenis yang lainnya (Sasmita, 2006: 43). Pada pengamatan karakter vegetatif dan generatif tanaman cabai diharapkan terdapat karakter yang membedakan antara karakter satu dengan karakter yang lainnya sehingga bisa menjadi ciri khas yang dimiiki oleh kutivar tersebut. 1. Hasil analisis bagian vegetatif tanaman Analisis bagian vegetatif tanaman meliputi tinggi tanaman, nodus, jumlah bunga pernodus, warna daun, lebar daun, panjang helaian daun, bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun, panjang batang, bentuk batang, warna batang dan tipe tumbuh tanaman. Gambar 17. Dendogram hasil analisis bagian vegetatif tanaman cabai Keterangan C1 C2 C3 C4 C5 : : Jemprit Toboyo : Besar Toboyo : Teropong : Cabai Merah : Cabai Panjang C6 C7 C8 C9 C10 : Cabai Rawit Hijau : Cabai Jemprit : Cabai Rawit : Kencana : Giko Gambar 17 merupakan dendogram hasil analisis 10 kultivar cabai di Yogyakarta yang terbagi menjadi 2 kelompok besar pada jarak 2,5 berdasarkan bentuk dan ukuran daun, dimana pada hasil pengamatan kuantitatif ukuran daun (lebar daun dan panjang helaian daun) kelompok kedua memiliki ukuran yang lebih besar daripada kelompok daun pertama. Kelompok pertama yaitu kultivar Besar Toboyo, Teropong, Giko, Kencana, Jemprit Toboyo, Cabai Merah, Cabai Panjang.Sedangkan kelompok kedua yaitu rawit hijau, kultivar jemprit, dan rawit. Dari 10 kultivar yang diamati kultivar Jemprit Toboyo (C1) dan Besar Toboyo (C2), kultivar Teropong (C3) dan Cabai Merah (C4), kultivar jemprit (C7) dan rawit (C8) serta kultivar Kencana (C9) dan Giko (C10) memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi (kekerabatan terdekat), karena kedelapan kultivar tersebut memiliki kesamaan karakter yang paling banyak bahkan semua karakter yang dimiliki kultivar diatas memiliki hasil pengamatan karakter morfologi bagian vegetatif yang sama. Kesamaan karakter yang dimiliki oleh C1, C2, C3, C4 yaitu nodus (ada), jumlah bunga pernodus (2), warna daun (hijau gelap), lebar daun (sedang), panjang helaian daun (sedang), bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun (rata), bentuk ujung daun (runcing), bentuk pangkal daun (runcing), panjang batang (>25 cm), bentuk batang (silinder), warna batang (hijau bergaris ungu), dan tipe tumbuh (agak tegak). Untuk hasil pengamatan karakter C7 dan C8 memiliki kesamaan karakter yaitu nodus (ada), jumlah bunga pernodus (2), warna daun (hijau), lebar daun (lebar), panjang helaian daun (panjang), bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun (rata), bentuk ujung daun (runcing), bentuk pangkal daun (runcing), panjang batang (<25cm), bentuk batang (silinder), warna batang (hijau), dan tipe tumbuh (agak tegak). Kultivar Cabai Rawit Hijau (C6) memiliki kemiripan yang paling jauh dengan kultivar yang lainnya pada jarak 2,0. Hal tersebut dikarenakan dari 7 karakter kultivar yang diamati, kultivar Cabai Rawit Hijau memiliki kesamaan paling sedikit dengan kutivar yang lainnya. Kutivar Cabai Rawit Hijau memiliki kemiripan paling dekat dengan kultivar Cabai Jemprit (C7) dan Cabai Rawit (C8). Kesamaan yang dimiliki yaitu nodus (ada), jumlah bunga pernodus (2), warna daun (hijau), panjang helaian daun (panjang), bentuk daun (buat telur), bentuk tepi daun (bergelombang), bentuk ujung daun (meruncing), panjang batang (<25cm), bentuk batang (silinder), warna batang (hijau), dan tipe tumbuh (agak tegak). Kultivar C6 memiliki perbedaan dengan C7 dan C8 pada bentuk pangkal daun dan ukuran tinggi tanaman. 2. Hasil analisis bagian genertaif tanaman Pengamatan karakter morfologi fase generatif (bagian bunga dan buah) banyak diamati pada bagian buah cabai baik pada kenampakan, jumlah, maupun berat buahnya. Buah merpakan bagian paling penting dari tanaman cabai karena bagian iniah yang dimanfaatkan manusia sebagai bahan yang dikonsumsi dalam jumah banyak. Tanaman cabai yang menghasilkan buah dengan kenampakan yang bagus dan buahnya banyak akan meningkatkan nilai jual yang tinggi dan memberikan keuntungan yang lebih untuk petani. Hasil analisis bagian generatif tanaman yang meliputi, posisi tangkai bunga, warna mahkota bunga, warna tangkai putik, warna kepala sari, warna kelopak bunga, sudut antara bunga dan tangkai bunga, jumlah helai mahkota bunga, warna tangkai sari, warna kepala putik, umur 50% berbunga, warna buah sebelum matang, intensitas warna buah sebelum matang, warna buah matang, intensitas warna buah matang, bentuk buah, posisi buah, panjang buah, diameter buah, rasio P/d buah, permukaan buah, bentuk penampang melintang buah, bentuk penampang membujur buah, bentuk tepi kelopak buah, kelopak buah, bentuk leher didasar buah, bentuk pangkal buah, bentuk ujung buah, panjang tangkai buah, ada tidaknya lekukan buah, alat tambahan pada ujung buah, jumlah lokul, waktu 50% berbuah, warna buah matang, intensitas warna buah matang, jumlah buah/panen, berat buah/panen, berat/buah (gr). Gambar 18. Dendogram hasil analisis bagian generatif tanaman cabai Keterangan C1 C2 C3 C4 C5 : : Jemprit Toboyo : Besar Toboyo : Teropong : Cabai Merah : Cabai Panjang C6 C7 C8 C9 C10 : Cabai Rawit Hijau : Cabai Jemprit : Cabai Rawit : Kencana : Giko Dari hasil analisis bagian vegetatif dan generatif dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar berdasarkan karakter panjang buah, diameter buah, posisi buah, lekukan buah, dan bentuk penampang membujur buah.Kelompok pertama terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8). Sedangkan kelompok kedua terdiri dari cabai Besar Toboyo (C2), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang (C5), Kencana (C9), dan Giko (C10). Kelompok pertama memiliki ukuran buah (panjang dan diameter buah) lebih kecil daripada ukuran buah kelompok kedua. Kelompok buah pertama memiliki posisi buah tegak, tidak terdapat lekukan buah, dan memiliki bentuk penampang membujur buah segitiga, kelompok kedua memiliki panjang dan diameter buah yang lebih besar, posisi buah menggantung, terdapat lekukan buah, dan memiliki bentuk penampang membujur buah yang berbentuk tanduk. Berdasarkan hasil analisis bagian generatif tanaman cabai, menunjukkan bahwa kultivar Cabai Panjang (C5) dan Kencana (C9) merupakan kultivar yang memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi pada jarak 5, karena kedua kultivar tersebut memiliki banyak kesamaan hasil karekter pengamatan yang sama. Persamaan karakter yang dimiliki kedua kultivar tersebut di antaranya jumlah helai mahkota daun (5), warna tangkai sari (putih), warna kepala putik (kuning), posisi tangkai bunga (semi tegak), warna mahkota bunga (putih), warna tangkai putik (putih), warna kepala sari (ungu), warna kelopak bunga (hijau), panjang batang (<25cm), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak tegak), panjang tangkai buah (panjang), panjang buah (panjang), diameter buah (sedang), lekukan buah (sedang), bentuk pangkal buah (tumpul), posisi buah (menggantung), bentuk tepi kelopak buah(rata), kelopak buah (tertutup), bentuk leher didasar buah (tidak ada), warna buah sebelum matang (hijau), intensitas warna buah sebelum matang (gelap), alat tambahan pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), bentuk penampang melintang buah (sedikit bergelombang), jumlah lokul (2), bentuk penampang membujur (tanduk), jumlah buah/panen (sedikit <50), berat buah/panen (<50gr). Kultivar Jemprit Toboyo (C1) memilikikemiripan yang paling jauh dengan kultivar yang lainnya pada jarak 8,5. Hal tersebut dikarenakan dari 7 karakter kultivar yang diamati, kultivar Jemprit Toboyo memiliki kesamaan paling sedikit dengan kutivar yang lainnya. Kutivar Jemprit Toboyo memiliki kemiripan paling dekat dengan kultivar Cabai Rawit Hijau (C6), jemprit (C7) dan Cabai Rawit (C8). Kesamaan yang dimiliki yaitu posisi tangkai bunga (tegak), umur 50% berbunga (genjah), warna tangkai sari (putih), warna kepala putik (kuning), posisi tangkai bunga (tegak), warna mahkota bunga (putih), warna tangkai putik (putih), warna kelopak bunga (hijau), sudut antara bunga dan tangkai bunga (90), panjang batang (>25cm), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak tegak), diameter buah (<0,5cm), permukaan buah (rata), lekukan buah (tidak ada), bnetuk pangkal buah (tumpul), posisi buah (tegak), bentuk tepi kelopak (rata), kelopak buah (tertutup), bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas warna buah matang (sedang), penampang melintang (sedikit bergelombang), jumlah lokul (2), penampang membujur (segitiga). 3. Hasil analisis bagian vegetatif dan genertaif tanaman Hasil karakterisasi bagian vegetatif dan generatif tanaman kemudian digabungkan dan dianalisis gerombol. Gambar 19. Dendogram hasil analisis bagian vegetatif dan generatif tanaman cabai Keterangan : C1 : Jemprit Toboyo C2 : Besar Toboyo C3 : Teropong C4 : Cabai Merah C5 : Cabai Panjang C6 C7 C8 C9 C10 : Cabai Rawit Hijau : Cabai Jemprit : Cabai Rawit : Kencana : Giko Dendogram hasl analisis bagian vegetatif dan generatif tanaman cabai(Gambar 19) merupakan hasil analisis gerombol gabungan dari hasil pengamatan bagian vegetatif dan generatif tanaman cabai. Karakter yang diamati pada kultivar cabai yang diuji berjumlah 49 karakter, mulai dari karakter tinggi tanaman, bunga, batang, daun, buah, hingga pengamatan rata-rata berat dan jumlah buah yang dihasilkan dalam satu kali panen. Hasil analisis gerombol menunjukkan bahwa kultivar Besar Toboyo (C2) dan Cabai Merah (C4), serta kultivar Teropong (C3) dan Giko (C10) merupakan 4 kultivar yang berada dalam satu garis kemiripan yang paling dekat daripada kultivar lainnya. Kesamaan karakter yang dimiliki C2 dan C4 yaitu nodus (ada), jumlah bunga per nodus (1), warna daun (hijau gelap), lebar daun (<2,5 cm), panjang helaian daun (3-4cm), bentuk daun (lanset), bentuk tepi daun (rata), bentuk ujung duan (runcing), bentuk pangkal daun (runcing), posisi tangkai bunga (semi tegak), umur berbunga (genjah), warna mahkota bunga (putih), warna kelopak bunga (hijau), sudut antara bunga dan tangkai bunga (>90 0), warna tangkai bunga (putih), warna kepala putik (kuning), panjang batang (25-30 cm), warna batang (hijau bergaris ungu), bentuk batang (silinder), tipe tumbuh (agak tegak), panjang buah (8,5 cm), diameter buah (1,2 cm), rasio P/D (7,25-8 cm), permukaan buah (mengkerut), bentuk ujung buah (runcing), bentuk pangkal buah (tumpul), bentuk tepi kelopak (rata), kelopak buah (tertutup), bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat tambahan pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), serangan penampang melintang buah (sedikit bergelombang), jumlah lokul (2), umur panen (genjah), ratarata berat/panen (>100gr). Kultivar C1 atau Jemprit Toboyo merupakan kultivar yang memiliki kemiripan paling jauh dengan 9 kultivar lainnya. Hal tersebut dikarenakan dari 6 karakter yang diamati kultivar Jemprit Toboyo memiliki kesamaan paling sedikit dengan kultivar yang lainnya. Jemprit Toboyo memiliki kemiripan paling dekat dengan Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8). Perbedaannya hanya terletak pada kultivar C1 memiliki panjang buah > 2,5 cm , warna buah sebelum matang (kekuningan), dan intensitas warna buah sebelum matang (terang). Kultivar C6,C7,C8 memiliki panjang buah <2,5 cm , warna buah sebelum matang (hijau), dan intensitas warna buah sebelum matang (sedang-gelap). Dari hasil analisis 10 kultivar cabai di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bagian vegetatif dan generatif dapat dibagi menjadi 3 kelompok besar berdasarkan ukuran panjang buah, kedalaman lekukan buah, warna buah sebelum matang, intensitas warna buah sebelum matang. Kelompok pertama terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1). Kelompok kedua terdiri dari Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8). Kelompok ketiga terdiri dari cabai Besar Toboyo (C2), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang(C5), Kencana (C9), dan Giko (C10). 4. Hasil analisis bagian buah cabai Gambar 20. Dendogram hasi anaisis bagian buah tanaman cabai Keterangan C1 C2 C3 C4 C5 : : Jemprit Toboyo : Besar Toboyo : Teropong : Cabai Merah : Cabai Panjang C6 C7 C8 C9 C10 : Cabai Rawit Hijau : Cabai Jemprit : Cabai Rawit : Kencana : Giko Dari hasil analisis gerombol bagian buah dapat dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan karakter kuantitatif buah, buah, adanya lekukan buah, posisi buah, dan penampang membujur buah.Kelompok pertama terdiri dari kode kultivar Jemprit Toboyo (C1), Cabai Rawit Hijau (C6), Cabai Jemprit (C7), dan Cabai Rawit (C8). Kelompok kedua terdiri dari cabai Besar Toboyo (C2), toboyo (C3), Cabai Merah (C4), Cabai Panjang (C5), Kencana (C9), dan Giko (C10). Berdasarkan hasil analisis bagian buah cabai dengan 25 karakter yang diamati, kultivar Besar Toboyo (C2) dan Cabai Merah (C4) merupakan kultivar yang memiliki kemiripan paling tinggi hal ini terlihat pada jarak 2,5. Kesamaan yang dimiiki oleh keduanya antara lain, warna buah sebelum matang (hijau), intensitas warna buah sebelum matang (gelap), bentuk ujung buah (runcing), posisi buah (menggantung), panjang buah (>85 cm), diameter buah (1,2 cm), permukaan buah (mengkerut), lekukan buah (sedang), kelopak buah (tertutup), bentuk tepi kelopak buah (rata), bentuk leher didasar buah (tidak ada), alat tambahan pada ujung buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas warna buah matang (gelap), rasio P/D (7,25 cm), penampang melintang buah (sedikit bergelombang), penampang membujur buah (tanduk), umur panen (genjah). Jemprit Toboyo (C1) dan Cabai Jemprit (C7) merupakan kultivar yang memiliki kemiripan paling sedikit (jarak 6,5). Kesamaan karakter yang dimiliki oleh kedua kultivar tersebut antara lain, bentuk buah (kerucut), posisi buah (tegak), diameter buah (kecil), panjang buah (sedang), lekukan buah (tidak ada), kelopak buah (tertutup), kedalaman lekukan buah (tidak ada), warna buah matang (merah), intensitas warna buah matang (sedang), lokul (2), penampang membujur buah (segitiga), berat rata-rata buah/panen (50-100g).