5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum 2.1.1

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori Umum
2.1.1 Klasifikasi Jaringan Komputer
2.1.1.1 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Tipe Transmisi
Secara umum ada dua jenis teknologi transmisi yaitu
broadcast network dan point to point (Tanenbaum, 2003:15). Dalam
broadcast network komunikasi
terjadi
dalam
sebuah
saluran
komunikasi yang digunakan secara bersama-sama, dimana data
berupa
paket yang
dikirimkan dari sebuah komputer akan
disampaikan ke tiap komputer yang ada dalam jaringan tersebut.
Paket data hanya akan di proses oleh komputer tujuan dan akan
dibuang oleh komputer yang bukan tujuan paket tersebut, sedangkan
pada point to point network, komunikasi data terjadi melalui
beberapa koneksi antar sepasang komputer, sehingga untuk mencapai
tujuannya sebuah paket mungkin harus melalui beberapa komputer
terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam tipe jaringan ini pemilihan
rute yang baik menentukan bagus tidaknya koneksi data yang
berlangsung.
2.1.1.2 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skala
1. LAN (Local Area Network)
LAN
adalah
jaringan
yang
menyediakanhubungan
komunikasi berbagai peralatan, sehingga peralatan yang ada
dalam jaringan mampu memberi dan menerima informasi dari
peralatan lainnya yang ada didalam jaringan (Lukas, 2006:12).
5
6
Gambar 2.1 Jaringan LAN
(sumber: Anonim1, 2013)
2. MAN (Metropolitan Area Network)
MAN merupakan jaringan yang terdiri dari dua atau lebih
LAN dalam satu area geografis cukup besar seperti perkotaan.
Contoh dari MAN ini adalah bank dengan beberapa cabang
dalam satu kota dan TV cable dalam satu kota (Tanenbaum,
2003:18).
Gambar 2.2 Jaringan MAN
(sumber: Anonim2, 2013)
7
3. WAN (Wide Area Network)
WAN dipakai secara umum sebagai alat untuk mengatasi
jarak geografis yang luas, memakai jaringan publik seperti
telepon atau jaringan data paket dan lainnya, agar dapat terjadi
hubungan komunikasi walaupun jarak jauh.Secara khusus,
WAN terdiri dari sejumlah switching node yang saling
dihubungkan.Data yang dikirim akan melewati sejumlah
switching node untuk mencapai tujuannya (Lukas, 2006:9).
Gambar 2.3 Jaringan WAN
(sumber: Anonim3, 2013)
2.1.2 Model OSI Layer
Model
OSI
dikembangkan
oleh
International
Standart
Organizationsebagai model untuk merancang komunikasi komputer dan
sebagai kerangka dasar untuk mengembangkan protokol lainnya (Lukas,
2006: 22-23). Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu
desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan
dengan aliran komunikasi data. Mode referensi OSI secara konseptual terbagi
ke dalam tujuh layer di mana masing-masing layer memiliki fungsi jaringan
yang spesifik.
8
Gambar 2.4 Model OSI Layer
(sumber: Anonim4, 2013)
Standar OSI mendefinisikan tujuh layer, di antaranya adalah sebagai berikut
1. Physical Layer
Physical Layer dalam protokol data komunikasi mengatur transmisi
berupa bit melalui saluran komunikasi (Peterson, 2003:27). Berfungsi untuk
mendefinisikan media transmisi jaringan, metode persinyalan, sinkronisasi
bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau TokenRing). Contoh dari
layer ini adalah kabel, spesifikasi tegangan, hub, repeater, dan lain-lain.
2. Data Link Layer
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data di kelompokkan
menjadi beberapa format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level
ini terjadi koreksi kesalahan, flowcontrol, pengalamatan perangkat keras
seperti halnya Media Access Control (MAC) addressdan menentukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, switch, bridge, dan
repeater beroperasi. Dalam layer ini data dibentuk menjadi sebuah frame dan
informasi ditambahkan ke dalam layer tersebut untuk dapat diinterpretasikan
9
oleh penerima frame. Contoh protokol pada layer ini: Ethernet, Tokenbus,
Tokenring, Demand Priority.
3. Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header
untuk paket-paket, dan melakukan routing melalui internetworking
menggunakan router dan switchlayer 3. Layer ini dapat mengatasi kemacetan
data dengan melakukan flow control dan memberikan informasi re-routing
untuk menghindari kemacetan tersebut. Unit data protokol pada layer 3 ini
disebut packet.
4. Transport Layer
Bertugas menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini
bertanggung jawab terhadap “keselamatan data” dan “segmentasi data”,
seperti mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi
error), dan correctiondata sequencing (koreksi urutan data), dan size of the
packet (ukuran paket) (Sofana, 2012:97).
5. Session Layer
Session layer bertanggung jawab untuk membangun, mengatur, dan
menutup sesi antar user maupun antar aplikasi. Layer ini berfungsi sebagai
pembuka komunikasi antar mesin dan mengatur sinkronisasi antar aplikasi
yang dijalankan agar bebas dari gangguan. Protokol pada layer ini juga
menjamin keabsahan user (pengecekan password) dan memastikan
penutupan sesi yang aman.
6. Presentation Layer
Presentation layer memastikan bahwa format data dapat diterima oleh
kedua pihak yang saling berkomunikasi dengan cara mempresentasikan data
secara netral dan mengatur proses enkripsi dan dekripsi. Dengan adanya
enkripsi tersebut, unauthorizedaccess (akses tidak sah) dalam pengiriman
data dapat dihindari.
7. Application Layer
Berfungsi sebagai antarmuka aplikasi dengan fungsionalitas jaringan,
mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan membuat pesanpesan kesalahan.Layer ini dikonsentrasikan pada aplikasi spesifik seperti
filetransfer, e-mail, networkprinting, dan lain-lain.
10
2.1.3
Internet Protocol (IP)
2.1.3.1 Pengalamatan IP
Alamat IP atau yang lebih dikenal sebagai IP address
merupakan alamat yang dikenal oleh jaringan secara software, alamat
ini digunakan untuk berkomunikasi antar jaringan yang berbeda.
Alamat IP ini sendiri mempunyai 32bit informasi, dan masing-masing
dari bit ini terbagi atas 4 bagian yang dikenal sebagai byte. Dimana
tiap byte terdiri atas 8bit (Tanenbaum, 2003:332). Untuk dapat
membagi suatu jaringan, kita memerlukan pengalamatan yang
terstruktur (hirarki), yang juga digunakan untuk komunikasi data antar
jaringan melalui internetwork. Alamat IP terdiri dari dua bagian yaitu
network ID dan host ID. Dimana network ID menentukan alamat
jaringan dan host ID menentukan alamat host atau komputer. Untuk
menentukan alamat kelas IP, dilakukan dengan memeriksa 4 bit
pertama (bit yang paling kiri).
1. Kelas A
Bit pertama alamat IP kelas A adalah 0, network ID 8 bit dan panjang
host ID 24 bit. Kelas A digunakan untuk jaringan yang berskala besar,
terdapat 126 jaringan dan tiap jaringan dapat menampung hingga 16 juta
host.
Alamat
IP
kelas
A
dimulai
dari
1.0.0.0
sampai
dengan
126.255.255.255. Alamat oktet awal 127 tidak boleh digunakan karena
digunakan
untuk
mekanisme
Inter-processCommunication
di
dalam
perangkat jaringan yang bersangkutan.
2. Kelas B
Dua bit awal dari kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertama kelas B
bernilai antara 128 – 191. Network ID adalah 16 bit pertama dan host ID 16
bit sisa-nya. Kelas B digunakan untuk jaringan berskala menengah hingga
besar, terdapat 16.384 jaringan dan tiap jaringan dapat menampung sekitar
65 ribu host. Alamat kelas B dimulai dari 128.0.0.0 sampai dengan
192.167.255.255.
11
3. Kelas C
Tiga bit awal dari kelas C selalu diset 111, sehingga byte pertama kelas C
bernilai antara 192 – 223. Network ID adalah 24 bit dan host ID 8 bit sisanya.
Kelas C biasa digunakan untuk jaringan kecil, terdapat 2.097.152 jaringan
dan tiap jaringan dapat menampung 256 host. Alamat kelas C dimulai dari
192.168.0.0 sampai dengan 223.255.255.255.
4. Kelas D
Empat bit awal dari kelas D selalu diset 1110, sehingga byte pertama
kelas D bernilai antara 224 - 239. Kelas D digunakan untuk keperluan
multicast, yaitu suatu metode pengiriman yang digunakan bila suatu host
ingin berkomunikasi dengan beberapa host sekaligus, dengan hanya
mengirim satu datagram saja. Alamat dari kelas D adalah 224.0.0.0 sampai
dengan 239.255.255.255. Alokasi alamat tersebut ditunjukan untuk
keperluan sebuah grup, bukan untuk host seperti pada kelas A, B, dan C.
5. Kelas E
Empat bit awal dari kelas E selalu diset 1111, sehingga byte pertama
kelas E bernilai antara 240 – 254. Kelas E digunakan sebagai kelas
eksperimental yang disiapkan untuk keperluan di masa mendatang.
2.1.3.2 Subnet Mask
Subnetmask mengacu kepada angka biner 32 bit yang
digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID,
menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau
jaringan luar. Adapun tabel menunjukan subnet mask dari nilai CIDR
(Classless Inter-Domain Routing).
Tabel 2.1 Subnet Mask
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
12
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
13
2.1.4 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah bagian yang menjelaskan hubungan antar
komputer yang di bangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan
keterbatasan biaya, berarti topologi-topologi jaringan yang ada bisa
disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Secara umum, ada beberapa jenis
topologi jaringan komputer yang dikenal, topologi – topologi tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Topologi Bus
Pada topologi bus semua terminal terhubung ke jalur komunikasi.
Informasi yang hendak dikirimkan melewati semuaterminal pada jalur
tersebut.Jika alamat terminal sesuai dengan alamat pada informasi yang
dikirim, maka informasi tersebut akan diterima dan diproses.Jika tidak,
informasi tersebut akan diabaikan terminal yang dilewatinya (Lukas,
2006:146-147).
Gambar 2.5 Topologi Bus
(sumber: Anonim5, 2013)
2. Topologi Ring
Topologi ini adalah jaringan komputer yang dibentuk seperti lingkaran /
cincin, dimana komputer ini terhubung ke masing-masingdidua titik dari
komputer lainnya. Dengan demikian, masing-masing node pada jaringan
yang bertopologi ring ini akan saling menguatkan sinyal dari node
sebelumnya dan akan meneruskan sinyal tersebut ke node selanjutnya
(Athailah, 2013: 10-11).
14
Gambar 2.6 Topologi Ring
(sumber: Anonim7, 2013)
3. Topologi Star
Topologi ini merupakan topologi yang paling banyak digunakan saat ini,
dapat dikatakan hampir semua jaringan komputer menggunakan topologi
jenis ini. Dalam topologi jaringan star, jaringan yang terpusat pada perangkat
dinamakan hub atau switch, kegunaan perangkat ini untuk menghubungkan
node-node yang ada dalam jaringan (Athailah, 2013: 12).
Gambar 2.7 Topologi Star
(sumber:Anonim8, 2013)
15
4. Topologi Tree
Topologi tree atau topologi pohon adalah penggabungan dari dua
topologi sebelumnnya, yaitu topologi bus dan topologi star. Bentuk dari
topologi ini adalah sekelompok node yang terhubung satu sama lainnya
dengan menggunakan topologi star, kemudian kelompok node dalam
jaringan topologi star tersebut terhubung ke kelompok jaringan yang lain
dengan menggunakan topologi bus (Athailah, 2013: 15).
Gambar 2.8 Topologi Tree
(sumber:Anonim9, 2013)
5. Topologi Mesh
Topologi meshadalah sebuah topologi jaringan komputer dimana sebuah
nodedalam
jaringan
dapat
berkomunikasi
secara
langsung
dengan
nodelainnya. Topologi meshini banyak digunakan pada model jaringan
nikrabel atau wireless, dimana sebuah perangkat dapat digunakan untuk
memperkuat sinyal dari perangkat utama, sehingga jangkauan akses jaringan
nikrabel tersebut semakin luas (Athailah, 2013: 14).
Gambar 2.9 Topologi Mesh
(sumber:Anonim6, 2013)
16
Tabel 2.2 Perbandingan Topologi Jaringan
Topologi
Topologi
Bus
Kelebihan
•
Kekurangan
• Ketika tingkat lalu
Kecepatan
pengiriman tinggi.
•
lintas terlalu tinggi
dapat
Tidak diperlukan
terjadi
kemacetan.
pengendalian pusat.
•
Hemat
biaya
pemasangan.
Topologi
Ring
• Kemudahan akses
• Kerusakan
pada
ke jaringan LAN
media
pengiriman
lain.
dapat menghentikan
kerja
• Kecepatan
seluruh
jaringan.
pengiriman cepat.
• Hemat biaya kabel.
Topologi
• Komunikasi antar
Star
terminal mudah.
• Tidak
diperlukan
• Kecepatan lambat.
• Biaya
kabel
lebih
banyak.
host, relatif lebih
murah.
Topologi
Tree
• Mudah
• Biaya kabel banyak
dikembangkan
• Kontrol
manajemen
mudah
• Lebih
sulit
untuk
melakukan
lebih
konfigurasi
dan
karena
memasang
kabel
bersifat terpusat
dari pada topologi
17
lain
Topologi
• Kecepatan
Mesh
• Membutuhkan
pengiriman cepat
banyak kabel dan
port I/O
• Privacy
dan
security
pada
topologi
mesh
lebih terjamin
• Konfigurasi
lebih
sulit
karena
satu
sama
lain
harus
terkoneksi
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Mikrotik
Mikrotik adalah sebuah merek dari sebuah perangkat jaringan, pada
awalnya mikrotik hanyalah sebuah perangkat lunak atau software yang
diinstall dalam komputer yang digunakan untuk mengontrol jaringan tetapi
dalam perkembangannya saat ini telah menjadi sebuah device atau perangkat
jaringan yang handal dan harga yang terjangkau, serta banyak digunakan
pada level perusahaan penyedia jasa internet (ISP) (Athailah, 2013: 18).
Miktotik
didesain
untuk
memberikan
kemudahan
bagi
penggunanya.Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows application
(WinBox). Selain itu,instalasi dapat dilakukan pada komputer standar. Fiturfitur yang tersedia pada mikrotik diantaranya adalah sebagai berikut:
•
Firewall dan NAT.
•
Dan tools jaringan lainnya.
18
2.2.2
Jenis Mikrotik
1. Mikrotik RouterOS
Mikrotik Router OS adalah versi mikrotik dalam bentuk perangkat lunak
yang dapat diinstall pada komputer rumahan (PC) melalui CD. Untuk dapat
menggunakannya secara lengkap, harus membeli licensekey dengan catatan
satu lisensi hanya untuk satu harddisk.
2. Built In Hardware Mikrotik
Merupakan mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas
dalam routerboard yang di dalamnya sudah terinstall mikrotik router OS.
2.2.3
WinBox
Winbox merupakan utility kecil yang digunakan untuk konfigurasi
RouterOS. Winbox berjalan di Windows. Winbox console digunakan untuk
mengakses fitur-fitur router mikrotik, yaitu konfigurasi dan manajemen
dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI). Semua fungsi
antarmuka winbox adalah sedekat mungkin dengan fungsi konsol yang semua
fungsi winbox persis dalam hirarki yang sama di Terminal Konsol dan
sebaliknya, kecuali fungsi yang tidak diimplementasikan di winbox. Itu
sebabnya tidak ada bagian winbox di manual. Adapun fungsi winbox:
2.2.4
•
Setting mikrotik router.
•
Setting bandwidth jaringan internet.
Bandwidth
Bandwidth Management System (BMS) adalah sebuah metode yang
diterapkan untuk mengatur besarnya bandwidth yang akan digunakan oleh
masing-masing user di sebuah jaringan sehingga penggunaan bandwidth akan
terdistribusikan secara merata (Athailah, 2013: 94). Quality of Server (QoS)
adalah sebuah mekanisme layanan standar mutu dari sebuah aplikasi/produk,
QoS di dalam jaringan komputer digunakan untuk mengukur tingkat kualitas
koneksi jaringan. Bandwidth adalah suatu perhitungan konsumsi data yang
tersedia pada suatu telekomunikasi. Dalam dunia hosting, kapasitas
bandwidth diartikan sebagai nilai maksimum besaran transfer data (tulisan,
gambar, video, suara, dan lainnya) yang terjadi antara server hosting dengan
19
komputer klien dalam suatu periode tertentu (Athailah, 2013: 95). Simple
Queue adalah suatu fasilitas pada mikrotik dengan metode QoS untuk
melakukan manajemen bandwidth. Pada Simple Queue ini, sudah tersedia
template pembagian bandwidth yang diterapkan, namun juga dapat
dibebaskan untuk tidak menggunakan template tersebut dan dapat
menentukan jumlah bandwidth yang akan diberikan pada user.
2.2.5 Firewall
Firewall adalah sebuah sistem atau perangkat yang bertugas untuk
mengatur lalu lintas jaringan komputer yang dianggap aman untuk
melewatinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang dianggap tidak aman
untuk melewatinya (Athailah, 2013: 5).
Ada tiga chain pada fitur-fitur firewall di mikrotik:
1. Input: Digunakan untuk memproses paket memasuki router melalui salah
satu interface dengan alamat IP tujuan yang merupakan salah satu alamat
router.
2. Forward: Digunakan untuk proses paket data yang melewati router.
3. Output: Digunakan untuk proses paket data yang berasal dari router dan
meninggalkan melalui salah satu interface.
Pada konfigurasi firewall mikrotik ada beberapa pilihan action:
1. Accept: Paket diterima dan tidak melanjutkan membaca baris berikutnya
2. Drop: Menolak paket secara diam-diam
3. Reject: Menolak paket dan mengirimkan pesan penolakan ICMP
4. Jump: Melompat ke chain lain yang ditentukan oleh nilai parameter
jump–target
5. Tarpit: Menolak tetapi tetap menjaga TCP connection yang masuk
6. Passthrough: Mengabaikan rule dan menuju ke rule selanjutnya
7. Log: Menambahkan informasi paket data ke log.
20
2.2.6
Network Address Translation (NAT)
Network Address Translation atau disingkat dengan NAT adalah
sebuah mekanisme di firewall yang menutupi IP Private sebuah jaringan
lokal dengan sebuah IP Public, sehingga semua permintaan dari dalam
jaringan lokal ke internet seakan-akan yang melakukan permintaan tersebut
adalah IP Public (Athailah, 2013: 54). Pada NAT ini posisi IP Public adalah
mewakili alamat-alamat IP lokal yang ada dalam jaringan lokal (LAN). Pada
mekanisme NAT ini sebenarnya ada pada semua router yang sekaligus
menjadi firewall. Karena ini fitur NAT pada mikrotik sehingga dimasukkan
dalam menu firewall.
Download