BAB II KONSEP KOMUNIKASI DATA LAPIS DATA LINK 2.1 Umum Kegunaan pertama dari sistem komunikasi adalah menjalankan pertukaran data antara dua pihak. Data yang dikirim dari sumber diwakili oleh sinyal-sinyal listrik di sepanjang jalur transmisi. Untuk itu dibutuhkan suatu aturan yang harus diterapkan pada sistem komunikasi agar setiap data yang dikirim bisa sampai ke tujuan. Aturan ini harus mampu menciptakan suatu sistem komunikasi yang dapat diandalkan (reliable) dan efisien antara dua mesin yang berdekatan. Kedekatan ini diartikan sebagai dua mesin yang secara fisik terhubung oleh sebuah saluran komunikasi yang secara konseptual bekerja seperti halnya pada kabel. 2.2 Model Sistem Komunikasi Model sistem komunikasi sederhana diilustrasikan pada Gambar 2.1[1]. Sistem Tujuan Sistem Sumber Sumber Pengirim Sistem Transmisi Penerima Tujuan Gambar 2.1 Blok diagram umum sistem komunikasi Dari blok diagram pada Gambar 2.1 dapat digambarkan bagaimana suatu data dikirim dari sumber ke tujuan. Suatu data informasi pertama kali dibangkitkan oleh blok Sumber. Sumber bisa merupakan manusia (pada komunikasi telepon) atau Universitas Sumatera Utara mungkin sebuah komputer (pada suatu jaringan komputer). Setiap data yang dibangkitkan tidak dapat langsung dikirimkan, hal ini dikarenakan setiap data harus melalui seperangkat proses terlebih dahulu agar dapat ditrasnmisikan pada sistem transmisi. Proses yang dialami di bagian blok Pengirim bergantung kepada sistem transmisi yang akan menyalurkan data ke penerima. Blok Sistem Trasnmisi dapat berupa jalur transmisi tunggal (single transmission line) atau jaringan kompleks (complex network). Setelah melewati blok Sistem Transmisi, data akan masuk ke blok Penerima. Proses kebalikan dari blok Pengirim terjadi pada blok Penerima. Setelah melewati proses di blok Penerima, data kemudian dapat di terima oleh blok Tujuan. Perkembangan komunikasi data menyebabkan proses sederhana tersebut mengandung kerumitan dari segi teknis. Sehingga dibutuhkan model sistem komunikasi yang lebih baik khususnya untuk komunikasi data. Model tersebut harus mampu menjelaskan dengan lebih baik tentang tugas-tugas kunci dalam komunikasi seperti pada Tabel 2.1[1]. Tabel 2.1 Daftar tugas komunikasi Utilisasi Sistem Transmisi Pengalamatan Antar muka Perutean Pembangkit sinyal Pemulihan Sinkronisasi Pembentukan pesan Manajemen pertukaran Pengamanan Pendeteksian dan perbaikan kesalahan Manajemen jaringan Kendali aliran Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Model OSI Model ini diciptakan berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh International Standards Organization (ISO). Model ini disebut ISO OSI (Open System Internconnection) Reference Model, karena model ini ditujukan bagi penyambungan sistem terbuka. Sistem terbuka dapat diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lain. Teknik penyusunan yang sudah diterima secara luas, dan salah satunya dipilih oleh ISO, adalah lapisan (layering). Fungsi-fungsi komunikasi dibagi menjadi suatu rangkaian lapisan yang hirarkis. Masing-masing lapisan menampilkan subrangkaian fungsi yang berkaitan untuk berkomunikasi dengan sistem yang lain. Idealnya, lapisan harus ditentukan agar perubahan-perubahan dalam satu lapis tidak mempengaruhi lapis yang lain[2]. Application Presentation Session Transport Network Data Link Physical Gambar 2.2 Model referensi OSI Gambar 2.2 menunjukkan bahwa model OSI memiliki tujuh lapis. Prinsipprinsip yang digunakan pada ketujuh lapis ini adalah : 1. Sebuah lapis harus dibuat bila diperlukan tingkat abtraksi yang berbeda. 2. Setiap lapis harus memiliki fungsi-fungsi tertentu. Universitas Sumatera Utara 3. Fungsi setiap lapis harus dipilih dengan sangat teliti sesuai dengan ketentuan protokol berstandar internasional. 4. Batas-batas lapis harus dipilih untuk meminimalkan aliran informasi yang melewati antar muka. Jumlah lapis harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu disatukan dalam satu lapis diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah lapis harus diusahakan sedikit mungkin sehingga pemakaian arsitektur jaringan tidak menjadi sulit. 2.2.2 Lapis Fisik (Physical Layer) Lapis fisik berfungsi dalam pengiriman barisan bit ke kanal informasi. Lapis ini memiliki empat karakteristik penting yaitu : a. Mekanisme; berkaitan dengan properti fisik dari antar muka ke media transmisi. b. Elektris; berkaitan dengan tampilan bit-bit. c. Fungsional; menentukan fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh sirkuit tunggal dari antar muka fisik diantara sebuah sistem dengan media transmisi. d. Prosedural; menentukan rangkaian kejadian di mana arus bit berpindah melalui medium fisik. 2.2.3 Lapis Jalur Data (Data Link Layer) Tugas utama lapis jalur data adalah sebagai fasilitas transmisi barisan data dan mentransformasikan data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Mengingat lapis fisik hanya menyediakan suatu layanan arus bit mentah, lapisan ini mengupayakan agar lapis fisik cukup baik dan menyediakan alat-alat untuk mengaktifkan, mempertahankan dan menonaktifkan link. Layanan pokok yang Universitas Sumatera Utara disediakan oleh lapis ini untuk lapis yang lebih tinggi adalah pendeteksian kesalahan dan pengendalian kesalahan. 2.2.4 Lapis Jaringan (Network Layer) Lapis jaringan menyediakan transfer informasi diantara ujung sistem melewati beberapa jaringan komunikasi berurutan. Ini mengurangi lapisan tertinggi dari kebutuhan untuk mengetahui apapun mengenai transmit data yang mendasari dan mengganti teknologi-teknologi yang dipergunakan untuk menghubungkan sistem. Pada lapisan ini, sistem komputer berdialog dengan jaringan untuk menentukan alamat tujuan dan meminta fasilitas jaringan tertentu. 2.2.5 Lapis Transpor (Transport Layer) Fungsi dasar lapis transpor adalah menerima data dari lapis di atasnya, bila perlu memecahnya data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan potongan data ke lapis jaringan dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Semua proses tersebut harus dilakukan secara efisien dan bertujuan dapat melindungi lapisan bagian atas dari perubahan teknologi perangkat keras yang tidak dapat dihindarkan. 2.2.6 Lapis Sesi (Session Layer) Lapis sesi menyediakan mekanisme untuk mengendalikan dialog diantara aplikasi pada ujung sistem. Layanan-layanan kunci yang disediakan oleh lapis sesi adalah sebagai berikut : a. Disiplin dialog (dialogue discipline); ini bisa berupa dua saluran simultan (full duplex) atau saluran pilihan (half duplex). Universitas Sumatera Utara b. Pengelompokan (grouping); aliran data bisa ditandai dengan cara menentukan kelompok data. c. Pemulihan (recovery); lapis ini dapat menyediakan suatu mekanisme pemeriksaan agar bila terjadi sesuatu diantara chehkpoint, sesi entiti dapat mentransmisikan kembali seluruh data mulai dari chekpoint terakhir. 2.2.7 Lapis Presentasi (Presentation Layer) Lapis presentasi menentukan format data yang dipindahkan diantara aplikasi. Lapis presentasi juga menentukan baris program yang dipergunakan diantara entiti aplikasi, menyediakan modifikasi seleksi dan sub-sequent dari representasi yang dipergunakan. Contoh dari layanan-layanan khusus yang bisa ditampilkan pada lapis ini adalah kompresi dan enkripsi data. 2.2.8 Lapis Aplikasi (Application Layer) Lapis Aplikasi menyediakan cara bagi program-program aplikasi untuk mengakses lingkungan OSI. Lapis aplikasi berisikan fungsi-fungsi manajemen dan mekanisme yang umumnya berguna untuk mendukung aplikasi-aplikasi yang didistribusikan. Fungsi lain lapis aplikasi adalah dalam pemindahan berkas. Sistem berkas yang satu dengan yang lain memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang berbeda dan sebagainya. Sehingga perpindahan berkas dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya inkompatibelitas. Universitas Sumatera Utara 2.3 Komunikasi Data Lapis Data Link Lapis data link memiliki beberapa fungsi spesifik. Fungsi-fungsi ini meliputi penyediaan antar muka layanan yang baik bagi lapis jaringan, penentuan cara pengelompokan bit dari lapis fisik ke dalam frame, hal-hal yang berkaitan dengan kesalahan transmisi dan pengaturan aliran frame sehingga penerima yang lambat tidak akan dipenuhi oleh pengirim yang cepat. 2.3.1 Layanan yang Disediakan bagi Lapis Jaringan Salah satu fungsi lapis data link adalah menyediakan layanan bagi lapis jaringan. Layanan yang penting adalah pemindahan data dari lapis jaringan di mesin sumber ke lapis jaringan di mesin yang dituju. Pada mesin pengirim ada suatu proses di mana lapis jaringan memberikan beberapa bit ke lapis data link untuk ditransmisikan. Tugas lapis data link adalah mentransmisikan bit-bit ke mesin yang dituju, sehingga di penerima bit-bit tersebut dapat diserahkan ke lapis jaringan, seperti pada Gambar 2.3(a). Transmisi sebenarnya mengikuti lintasan seperti pada Gambar 2.3(b), tapi akan lebih memudahkan jika dianggap sebagai proses dua lapis data link yang berkomunikasi dengan menggunakan protokol data link[2]. Host 1 Host 2 4 Host 1 Host 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 3 Lintasan Data Maya (a) Lintasan Data Sebenarnya 1 (b) Gambar 2.3 (a) Komunikasi maya (b) Komunikasi sebenarnya Universitas Sumatera Utara Lapis data link dapat dirancang sehingga mampu memberikan bermacammacam layanan. Layanan yang ditawarkan suatu sistem dapat berbeda dengan layanan sistem lainnya. Tiga layanan yang umum disediakan adalah : 2.3.3.1 Layanan unacknowledged connectionless. Layanan unacknowledged connectionless merupakan layanan di mana mesin sumber mengirimkan sejumlah frame ke mesin yang dituju dengan tidak memberikan acknowledgement atas diterimanya frame-frame tersebut. Tidak ada koneksi yang terbentuk baik sebelum atau sesudah dikirimkannya frame. Bila sebuah frame hilang sehubungan dengan adanya derau, maka tidak akan ada perbaikan terhadap masalah tersebut di lapis data link. 2.3.3.2 Layanan acknowledged connectionless. Layanan acknowledged connectionless sama seperti pada layanan unacknowledged connectionless, sama-sama tidak menggunakan koneksi. Tetapi pada layanan acknowledged connectionless, setiap frame dikirim secara individual dengan acknowledged. Dalam kasus ini, pengirim akan mengetahui apakah frame yang dikirimkan ke mesin tujuan telah diterima dengan baik atau tidak. Bila ternyata belum tiba pada interval waktu yang telah ditentukan, maka frame akan dikirimkan lagi. 2.3.3.3 Layanan acknowledged connection-oriented. Layanan acknowledged connection-oriented merupakan layanan yang paling baik lapis data link. Dengan layanan acknowledged connection-oriented, mesin sumber dan mesin tujuan membuat koneksi sebelum memindahkan datanya. Selain itu, layanan ini menjamin bahwa setiap frame yang diterima benar-benar hanya sekali dan semua frame diterima dalam urutan yang benar. Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Framing Untuk melayani lapis jaringan, lapis data link harus menggunakan layanan yang disediakan oleh lapis fisik. Yang dilakukan oleh lapis fisik adalah menerima aliran data dan berusaha mengirimkannya ke tujuan. Aliran bit ini tidak dijamin bebas dari kesalahan. Jumlah bit yang diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama dengan, atau lebih banyak dari jumlah bit yang ditransmisikan. Pendekatan yang umum dipakai adalah lapis data link memecah aliran bit menjadi frame-frame diskrit dan menghitung checksum setiap frame-nya. Frame adalah unit informasi di mana sumber dan tujuan merupakan satu kesatuan entitas lapis data link. Metode dalam memecah aliran bit menjadi frame sebagai berikut : 1. Pemberian jeda waktu Analogi dari metode pemberian jeda waktu adalah seperti memberikan spasi antara dua kata pada sebuah kalimat. Masalah yang timbul adalah adanya variasi dalam waktu tunda jalur transmisi. Beberapa waktu tunda propagasi dari suatu medium transmisi tidak dapat membedakan antara perbedaan waktu antar bit dengan perbedaan waktu antar frame. 2. Penghitung karakter. Metode ini menggunakan sebuah keterangan pada header frame untuk mempublikasikan jumlah karakter di dalam frame. Ketika lapis data link pada mesin yang dituju melihat penghitung karakter, maka lapis ini akan mengetahui jumlah karakter yang mengikutinya dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung framenya. Metode ini dapat diilustrasikan pada Gambar 2.4(a) untuk empat buah frame yang masing-masing berukuran 5, 5, 8 dan 8 karakter. Universitas Sumatera Utara Masalah yang dijumpai dalam algoritma ini adalah bahwa hitungan dapat dikacaukan oleh kesalahan transmisi. Misalnya, bila penghitung karakter 5 pada Gambar 2.4(b) berubah menjadi 7, maka tempat yang dituju tidak sesuai dan tidak dapat mengetahui awal frame berikutnya. Pengiriman kembali sebuah frame ke sumber untuk meminta pengiriman ulang pun tidak akan membantu, karena tempat yang dituju tidak mengetahui jumlah karakter yang terlewat untuk mendapatkan awal transmisi ulang[2]. Satu Karakter Penghitung Karakter (a) 5 1 2 3 4 5 Frame 1 5 karakter 6 8 7 9 8 0 1 2 3 4 5 6 8 7 8 Frame 3 8 karakter Frame 2 5 karakter 9 0 1 2 3 1 2 3 Frame 4 8 karakter Kesalahan (b) 5 1 2 3 Frame 1 5 karakter 4 7 6 8 7 9 8 0 Frame 2 (salah) 1 2 3 4 5 6 8 7 8 9 0 Penghitung karakter saat ini Gambar 2.4 Aliran karakter (a)tanpa kesalahan, (b)dengan sebuah kesalahan 3. Pemberian karakter awal dan akhir. Metode framing ini mengatasi masalah sinkronisasi ulang setelah terjadi suatu kesalahan dengan membuat masing-masing frame diawali dengan deretan karakter ASCII DLE STX (Data Link Escape Start of TeXt) dan diakhiri dengan karakter DLE ETX (Data Link Escape End of TeXt). Dalam metode ini, bila tempat yang dituju kehilangan track batas-batas frame, maka yang perlu dilakukan adalah mencari karakter DLE STX dan DLE ETX. Masalah serius yang terjadi pada metode ini adalah ketika data biner, seperti program object atau bilangan floating-point, ditransmisikan. Karakter-karakter DLE STX dan DLE ETX yang terdapat pada data mudah sekali mengganggu framing. Satu Universitas Sumatera Utara cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat lapis data link pengirim menyisipkan sebuah karakter ASCII DLE tepat sebelum karakter DLE “insidentil” pada data. Lapis data link pada mesin penerima membuang DLE sebelum data diberikan ke lapis jaringan. Teknik ini disebut penyisipan karakter (character stuffing). Dengan demikian suatu DLE STX atau DLE ETX framing dapat dibedakan dari DLE STX dan DLE ETX pada data pada saat ada dan tidak adanya sebuah DLE. DLE-DLE pada data selalu digandakan. Gambar 2.5 memberikan contoh-contoh aliran data sebelum penyisipan, setelah penyisipan dan sesudah penyisipan[2]. (a) DLE STX A DLE B DLE ETX (b) DLE STX A DLE DLE B DLE ETX DLE yang disisipkan (c) DLE STX A DLE B DLE ETX Gambar 2.5 (a) Data yang dikirim oleh lapis jaringan. (b) Data setelah disisipi oleh lapis data link. (c) Data dilewatkan ke lapis jaringan di mesin penerima Kerugian penting dalam memakai metode ini adalah sangat berkaitan erat dengan karakter 8-bit secara umum dan kode karakter ASCII pada khususnya. Dengan berkembangnya jaringan, kerugian dari melekatkan kode karakter dalam mekanisme framing menjadi semakin jelas, sehingga suatu teknik baru perlu dibuat untuk memungkinkan pemakaian karakter berukuran sembarang. Universitas Sumatera Utara 4. Pemberian flag awal dan akhir. Teknik ini memungkinkan frame data berisi sembarang jumlah bit dan mengijinkan kode karakter dengan sembarang jumlah bit per karakter. Teknik ini bekerja sebagai berikut, setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus, 01111110, yang disebut dengan flag. Kapanpun lapis data link pengirim menemukan lima buah bit 1 yang berurutan pada data, maka lapis data link secara otomatis menyisipkan sebuah bit 0 ke keluaran aliran data. Ketika penerima melihat lima buah bit 1 masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima secara otomatis menghapus bit 0 tersebut. Gambar 2.6 menggambarkan tentang penyisipan bit[2]. (a) 011011111111111111110010 (b) 011011111011111011111010010 Bit-bit yang disisipkan (c) 011011111111111111110010 Gambar 2.6 (a) Data asli. (b) Data yang terjadi pada kanal (c) Data yang tersimpan pada memory setelah proses penghapusan 5. Pelanggaran pengkodean lapisan fisik. Metode terakhir ini hanya bisa digunakan bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung beberapa redudansi (pengulangan). Misalnya sebagaian LAN melakukan encode bit 1 data dengan menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan pasangan tinggi-rendah dan bit 0 merupakan pasangan rendah-tinggi. Kombinasi pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak digunakan pada data. Universitas Sumatera Utara Proses itu berarti bahwa setiap bit data memiliki transisi di tengah, yang memudahkan penerima untuk mencari batas bit. 2.3.3 Kendali Kesalahan Untuk meyakinkan semua frame dapat dikirm dengan segera ke lapis jaringan di mesin tujuan dengan urutan yang benar, maka dibutuhkan suatu metode pengendalian kesalahan. Jika dianggap bahwa pengiriman hanya memperhatikan keluaran frame tanpa memperhatikan benar atau tidaknya kedatangannya maka akan cocok untuk layanan unacknowledged connectionless tapi hampir tidak akan sesuai dengan layanan reliable connection-oriented. Cara yang umum dilakukan untuk menjamin pengiriman reliable adalah dengan memberikan pengirim beberapa umpan balik tentang apa yang terjadi di sisi lain dari saluran. Umumnya protokol meminta penerima untuk mengirimkan kembali frame-frame kendali khusus yang berkaitan dengan acknowledgment positif atau negatif tentang frame yang akan datang. Bila pengirim menerima acknowlegdgment positif, maka pengirim mengetahui bahwa frame telah sampai dengan baik. Sebaliknya, acknowledgment negatif berarti bahwa terdapat sesuatu yang salah, maka frame harus ditransmisi ulang. Secara sistematis kendali kesalahan memasukkan satu atau lebih tahapan berikut : 1. Pendeteksian frame yang rusak. 2. Perbaikan kesalahan pada frame yang rusak. 3. Mengirimkan ACK negatif ke pengirim, ketika mendapati kerusakan frame tidak dapat diperbaiki, yang akan membuat pengirim mentransmisikan ulang frame tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Memanajemen waktu dan nomor urut untuk meyakinkan setiap frame melewati lapis jaringan tepat satu kali. Pada lapis data link, terdapat dua jenis strategi untuk pengendalian kesalahan. Strategi yang pertama adalah memasukkan sejumlah perulangan informasi yang cukup disepanjang setiap blok data yang dikirim. Informasi ini digunakan untuk mengijinkan penerima memperkecil permintaan perbaikan terhadap informasi yang diterima. Strategi yang kedua hanya memasukkan perulangan informasi yang mengijinkan penerima untuk memdeteksi kesalahan. Dengan kata lain, pada strategi kedua, penerima hanya mampu mendeteksi kesalahan tetapi tidak mampu memperbaiki kesalahan. Strategi yang pertama didasari pada penggunaan kode perbaikan kesalahan (error-correcting codes), sedangkan yang kedua didasari pada kode pendeteksi kesalahan (error-detecting codes). 2.3.4 Kendali Aliran Masalah penting lainnya dalam perancangan yang terdapat pada data link adalah tentang apa yang dikerjakan oleh sebuah pengirim yang secara sistematis ingin mentransmisikan frame lebih cepat dibanding kecepatan menampung oleh penerima. Situasi ini akan dengan mudah terjadi ketika pengirim beroperasi pada mesin yang lebih cepat dan penerima beroperasi di mesin yang lambat. Pengirim tetap mengirim terus frame dengan kecepatan tinggi sampai penerima benar-benar terbanjiri. Bahkan bila transmisinya bebas kesalahan, pada keadaan tertentu penerima tidak akan mampu menangani frame dan mulai mengalami kehilangan sebagian frame yang sebenarnya dapat diterima. Solusi yang paling umum adalah dengan kendali aliran (flow control). Universitas Sumatera Utara 2.3.4.1 Kendali Aliran Stop and Wait Bentuk paling sederhana dari kendali aliran disebut juga dengan kendali aliran berhenti-dan-tunggu (stop and wait flow control). Proses kerjanya sebagai berikut: Sumber mentransmisikan frame. Setelah tujuan menerima frame, maka tujuan akan mengirim balasan bahwa frame diterima dan siap untuk menerima frame berikutnya. Sumber harus menunggu sampai balasan tersebut diterima dalam keadaan baik sebelum mengirimkan frame berikutnya ke tujuan. Proses ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.7[1]. Sumber Tujuan Frame 1 ACK Frame 1 Frame 2 ACK Frame 2 Frame 3 ACK Frame 3 Gambar 2.7 Prinsip kerja Stop-and-Wait Flow Control Prosedur ini bekerja dengan baik dan tentunya dapat lebih ditingkatkan bila pesan dikirim dengan frame yang lebih sedikit. Namun, yang sering terjadi adalah blok data yang dalam jumlah besar akan dipecah-pecah oleh sumber menjadi blokblok yang lebih kecil serta mentransmisikan data dalam beberapa frame. Hal ini dilakukan karena : a. Ukuran penyangga penerima terbatas. b. Blok data dalam jumlah besar dapat menyebabkan transmisi menjadi lebih lama. c. Pada media yang dipakai bersama, seperti LAN, biasanya tidak dikehendaki satu station menempati media dalam waktu yang panjang. Universitas Sumatera Utara Dengan menggunakan beberapa frame untuk sebuah pesan tunggal prosedur stop-and-wait saja tidak cukup. Inti permasalahan adalah karena hanya ada satu frame saja yang dapat dilintaskan dalam satu waktu. Dalam situasi di mana panjang bit dari jalur lebih besar dari panjang frame, akan terjadi ketidakefisiensian yang parah. Hal ini digambarkan pada Gambar 2.8[1]. Frame Frame T R T R t0 t0 R T R T t0 + a t0 + 1 R T R T t0 + 1 t0 + a R T R T t0 + 1 + a t0 + 1 + a ACK ACK R T R T t0 + 1+ 2a t0 + 1+ 2a (a) a > 1 (b) a < 1 Gambar 2.8 Penggunaan jalur Stop and Wait (waktu transmisi =1; waktu perambatan = a) Dalam Gambar 2.8, waktu transmisi (waktu yang dipergunakan station untuk mentransmisikan frame) dinormalkan menjadi satu dan penundaan waktu perambatan (waktu yang diambil bit untuk melintas dari pengirim ke penerima) ditunjukkan sebagai variabel a. Sehingga bila a kurang dari 1 seperti pada Gambar 2.8(a), waktu perambatan lebih sedikit dibanding waktu transmisi. Dalam hal ini, frame cukup panjang sehingga bit pertama dari frame dapat tiba ke tujuan sebelum sumber menyelesaikan transmisi frame. Sedangkan pada Gambar 2.8(b) bila a lebih besar dari 1, maka waktu perambatan lebih besar dari waktu transmisi. Dalam hai ini, pengirim Universitas Sumatera Utara menyelesaikan transmisi semua frame sebelum bit yang utama dari frame tersebut tiba di penerima. 2.3.4.2 Kendali Aliran Sliding-Window Kendali aliran jendela pergeseran (sliding- window) lebih kompleks dari kendali aliran stop-and-wait. Pada metode ini sumber mengirimkan sejumlah frame (multiple frame) dan bukan satu frame dalam sekali pengiriman. Pada Gambar 2.9, jika diasumsikan A sebagai sumber dan B sebagai tujuan dengan hubungan full duplex. Maka A dan B akan mengalokasikan ruang penyangga untuk sejumlah frame. Sehingga B dapat menerima sejumlah frame dan A dibiarkan tetap mengirim tanpa menunggu balasan untuk tiap satu frame yang telah berasil ditransmisikan. Sebagai contoh, B dapat menerima frame 1, 2, 3 dan 4. Namun, menahan balasan sampai frame 4 tiba. Kemudian dengan mengembalikan balasan dengan nomor urut 5, B membalas frame 1, 2, 3 dan 4 sekaligus. A mempertahankan daftar urutan nomor yang diberisikan urutan yang dibiarkan dikirim, sedangkan B mempertahankan daftar urutan nomor yang dipersiapkan untuk menerima. Masingmasing daftar ini diibaratkan dengan jendela frame[1]. Frame ditahan sampai mendapat balasan Jendela dari frame yang ditransmisikan Frame yang siap ditransmisikan ... 0 1 Urutan nomor frame 2 3 4 5 6 7 0 1 Frame terakhir yang dibalas Frame terakhir yang ditransmisikan 2 3 4 5 6 7 ... Jendela melebar dan pinggiran yang memimpin saat ACK diterima (a) Menurut perspektif pengirim Universitas Sumatera Utara Jendela dari frame yang diterima Frame-frame yang siap diterima ... 0 1 2 3 4 Frame terakhir yang dibalas 5 6 7 Frame terakhir yang ditrerima 0 1 2 3 Jendela menyusut dari pinggiran yang mengikuti saat frame-frame diterima 4 5 6 7 ... Jendela melebar dari pinggiran yang memimpin saat ACK dikirim (b) Menurut perspektif penerima Gambar 2.9 Gambaran jendela pergeseran Universitas Sumatera Utara