pelestarian ruang publik

advertisement
KASUS PENYIMPANGAN KODE ETIK DALAM PROFESI ARSITEK
Djoko Pratikto,IAI
Abstrak
Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek bagi anggota IAI disusun dengan
tujuan untuk mengatur para arsitek anggota
IAI dalam melaksanakan tugas
profesionalnya sesuai dengan prilaku dan moral sebagai arsitek yang beretika. Artinya
bahwa seorang arsitek profesional dalam menjalankan tugas profesionalnya dilandasi
dengan panggilan hati nurani, didasarkan pada moral agama yang dianutnya untuk
melaksanakan bidang ilmu yang dikuasainya dengan taat azas kepada para pengguna
jasa dengan penuh tanggung jawab. Menyimpang dari aturan yang tercantum dalam
Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek para anggota IAI akan mendapatkan
sangsi organisasi. Namun pelanggaran tersebut apabila masuk ke ranah hukum akan
diselesaikan secara hukum pula di Pengadilan.
Aturan yang ada di Kode Etik tersebut sudah jelas, namun dalam prakteknya banyak
para arsitek yang melanggar etika ini. Secara moral para arsitek yang baik
berkewajiban untuk mengingatkan dan memberi pengertian pada rekan sejawatnya yang
mungkin kurang memahami tentang etika yang tercantum dalam Kode Etik dan Kaidah
Tata laku Profesu Arsitek bagi anggota IAI.
Pemberian pemahaman dan pengertian tentang arsitek yang beretika dapat melalui
penataran kode etik dan kaidah tata laku profesi arsitek bagi para arsitek dan calon
arsitek profesinal. Tujuan pelatihan atau penataran kode Etik dan Kaidan Tata Laku
Profesi Arsitek bagi anggota IAI adalah untuk memberikan bekal bagi calon arsitek dan
arsitek professional, agar dalam menjalankan praktek profesionalnya mempunyai sikap
prilaku serta moral yang baik dan bertanggng jawab terhadap profesinya.
Kata Kunci : etika profesi – tata laku.
1. PENDAHULUAN
Dalam menjalankan tugas profesinya
arsitek dibatasi dengan etika profesi.
Namun hanya arsitek yang menjadi
anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)
saja yang terikat dengan aturan kode etik
yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek
dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek
Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).Kode Etik
Profesi adalah mengatur prilaku arsitek
dalam menjalankan profesinya. Begitu
juga kode etik juga mengatur hubungan
secara professional antara arsitek dan
pemberi tugas. Namun perlu diketahui
bahwa pelanggaran kode etik ini tidak
ada sangsi secara hukum, yang ada
sangsi dari organisasi profesi dimana
kode etik itu berlaku. Sebetulnya sangsi
organisasi hanya sekedar mengingatkan
saja, namun maksud yang lebih dalam
sangsi ini menyangkut masalah moral
dan psikologis profesi arsitek, karena
apa yang tercantum dalam kode etik dan
kaidah tata laku arsitek ini sebenarnya
mengatur tentang, moral, prilaku dan
profesi sang arsitek.
Pelanggaran/penyimpangan
tugas
profesional dalam kode etik sering
dilakukan oleh para arsitek dalam
melaksanakan tugas profesionalnya.
17
Penyimpangan kode etik ini walaupun
tidak ada sangsi hukum namun
sebetulnya sangatlah merugikan bagi si
arsitek sendiri, kemungkinan yang
terjadi bahwa si arsitek tidak dapat
berpraktek sebagai arsitek atau banyak
para pemberi tugas enggan untuk
bekerjasama dengannya.
Tulisan ini akan memberikan gambaran
tentang kasus-kasus penyimpangan kode
etik yang terjadi dan perlu didiskusikan
oleh para arsitek dan calon arsitek yang
kan menjalankan profesinya.
2. KODE ETIK DAN KAIDAH
TATA
LAKU
PROFESI
ARSITEK IAI
2.1. Pengertian
 KODE ETIK : Prilaku seseorang
tentang baik buruk yang tertulis,bagi
suatu profesional dalam menjalankan
profesinya.
 PROFESI ARSITEK :
Adalah keahlian dan kemampuan
penerapan di bidang perencanaan
dan perancangan arsitektur dan
pengelolaan proses pembangunan
lingkungan binaan yang menjadi
nafkah serta ditekuni secara terus
menerus dan bersinambungan.
 KAIDAH TATA LAKU: Aturan,
Batasan, Acuan, Pedoman tatalaku
dalam bidang tertentu .
 KODE ETIK ARSITEK: Prilaku
seseorang tentang baik buruk yang
tertulis,bagi
arsitek
dalam
menjalankan profesinya.
-
A. 1. Standar Etika
-
-
-
Pengabdian diri pada Tuhan YME
utk bangsa dan Negara.
Meningkatkan pengetahuan dan
keahlian
mutu dengan standar
unggulan
melalui
pendidikan,
penelitian,
penerapan,
pengembangan .
Menjaga warisan budaya, alam dan
lingkungan melalui pelestarian dan
peningkatan kualitas lingkungan
hidup dalam semua karyanya.
Bersikap terbuka, sadar untuk
memadukan antara arsitektur, seni,
dan produk industri konstruksi.
A.2. Kaidah Tata Laku
-
2.1. CAKUPAN MATERI
A. KAIDAH DASAR SATU
Kewajiban Secara Umum
Keahlian diperoleh dari pendidikan
ketrampilan
&
pengalaman
dilegalisasikan dalam bentuk sertifikat
Bertanggung
jawab
untuk
menjunjung tinggi dan meningkatkan
nilai budaya arsitektur.
Mempertimbangkan segala aspek
sosial & lingkungan untuk kegiatan
profesional .
Menolak
hal-hal
yang
tidak
profesional .
-
Wajib menampilkan kepakaran dan
kecakapannya secara taat azas.
Berperan aktif dalam pelestarian
bangunan/arsitektur atau kawasan
sejarah yg bernilai tinggi.
Meneliti secara cermat sebelum
melakukan,renovasi
terhadap
bangunan
yang
dimungkin
mempunyai nilai sejarah/budaya
yang tinggi untuk dilestarikan.
Memberitahu dan memberi saran kpd
pengurus IAI bila dilihat adanya
renovasi kawasan yng dianggap
mempunyai nilai sejarah.
Wajib menggunakan sumber daya
secara efisien, meningkatkan mutu
SDM,
mempertahankan
dan
memperkaya
kanekaan
hayati,
18
-
kelestarian
lingkungan
dan
pembanguan yang berkelanjutan.
Tidak membeda-bedakan seseorang
atau golongan atas dasar penilaian
SARA, kebangsaan, cacat, orientasi
gender.
B. KAIDAH DASAR DUA
B.1. Kewajiban pada Masyarakat
- Para arsitek memiliki kewajiban
kemasyarakatan untuk mendalami
semangat dan inti hukum-hukum
serta peraturan terkait dan bersikap
mendahulukan
kepentingan
masyarakat luas
B.2. Sandar Etika
- Tata Laku :
Arsitek wajib menjunjung tinggi
tatanan hukum dan
peraturan
terkait
dalam
menjalankan kegiatan profesinya .
- Pelayanan untuk Kepentingan
Masyarakat.
Sebagai bentuk pengabdian pada
masyarakat arsitek selayaknya
melibatkan diri dalam setiap
kegiatan masyarakat terutama
dalam membangun pemahaman
masyarakat akan arsitektur, fungsi
dan tanggung jawab arsitek.
B.3. Kaidah Tata Laku
- Arsitek wajib mematuhi hukum,
tunduk pada kode etik dan kaidah
tata laku profesi dan tidak
dibenarkan bertindak ceroboh dan
mencemarkan
integritas
dan
kepentingan profesi.
- Arsitek tidak berpromosi, pasang
iklan atau menjanjung dirinya
lewat promosi serta tidak boleh
mengambil
promosi
dengan
imbalan
jasa
untuk
mempromosikan suatu produk.
- Tidak melibatkan diri dalam kegiatan
pekerjan yang bersifat penipuan atau
yang merugikan kepentingan pihak
lain.
- Arsitek
tidak
boleh
menawarkan,menjanjikan
dan
memberikan uang kepada pihak
tertentu untuk mendapat proyek.
Apabila
pengguna
jasa/klien
memberikan
keputusan
dalam
pelaksanaan
proyek
yang
bertentangan
dengan
kaidah
arsitektur
dan
mengancam
keselamatan umum maka arsitek
wajib:
1. Mengingatkan dan menyarankan
pada pengguna jasa untuk
mempertimbangkan keputusannya kembali.
2. Menolak pelaksanaan keputusan
tersebut
3. Melaporkan kepada pihak yg
berwenang yg berfungsi sebagai
pengawas bangunan atau petugas
lain yg terkait untuk meninjau
kembali,
terkecuali
arsitek
penerima
tugas
dapat
memberikan
jalan
keluar
pemecahan lain.
C. KAIDAH DASAR TIGA
C.1. Kewajiban pada Pengguna Jasa
Arsitek
selalu
menunaikan
penugasan dari pengguna jasa
dengan seluruh kecakapan dan
kepakaran yang dimilikinya dan
secara
professional
menjaga
kemandirian
berpikir
dan
kebebasan bersikap.
C.2. Sandar Etika,
- Kompetensi dilakukan
Profesional. Tanggung
Kecakapan & Kepakaran
secara
Jawab.
19
-
Kerahasiaan
:
Menjaga
kepercayaan pemberi tugas
- Kejujuran dan Kebenaran : berlaku
jujur
dan
mempertahankan
kebenaran
dalam
melakukan
kegiatan profesionalnya .
- Perbedaan
Kepentingan
:
menghindari adanya pertentangan
dan perbedaan kepentingan dalam
kegiatan.
C.3. Kaidah Tata Laku
- Arsitek
hrs
bersertifikat
dan
mematuhi
aturan
tentang
perencanaan dan perancangan.
- Menerima pekerjaan sesuai dengan
kemampuan dan kecakapan yang
dimilkinya.
- Meningkatkan kecakapannya melalui
program
PKB
(Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan) oleh IAI
(Ikatan Arsitek Indonesia).
- Menerima imbalan jasa sesuai yg
tertera dalam perjanjian hubungan
kerja/ standar IAI
-
Tetap membaktikan kecakapan dan
kepakarannya dengan mengikuti “Buku
Minimum
Penyajian”
yang
direkomendasikan IAI antara lain :
1. lingkup Penugasan
2. Pembagian / batas wewenang,
tanggung jawab, hak dan kewajiban
3. Perhitungan imbalan jasa
4. Tata cara penyelesaian penugasan
- Tidak
dibenarkan
untuk
mengubah/mengganti lingkup/
program target penugasan tanpa
seijin pemberi tugas
- Menjaga rahasia dan tidak
menginformasikan pada pihak
lain tanpa persetjuan pemberi
Tugas.
- Tidak dibenarkan menawarkan
atau
mengarahkan
suatu
pemberian kepda calon pengguna
jasa atau penggunan jasa untuk
memperoleh penunjukan.
-
-
Arsitek
tidak
dibenarkan
menyarankan pelanggaran hukum
atau kode etik dan kaidah tata laku
profesi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik
Selalu
melaporkan
tahap
penugasannya pada pemberi tugas
Mengedepankan pengetahuan dan
kualitas ahli.
Menghindari perbedaan kepentingan
Dapat
mengadakan
kerjasama
dengan
bidang
jasa
industri
konstruksi dalam bentuk parnert ship
D. KAIDAH DASAR EMPAT
D.1. Kewajiban pada Profesi
- Arsitek
berkewajiban
dan
menjunjung tinggi integritas dan
martabat profesinya dan dalam
setiap
keadaan
bersikap
menghargai dan menghormati hak
serta kepentingan orang lain
D.2. Standar Etika
- Menjunjung
Kejujuran
dan
keadilan
- Meningkatkan Citra dan integritas
- Pengembangan diri
- Bermitra pada orang yang memilki
kompetensi yang memadai /
sepadan dalam bidangnya
D.3. Kaidah Tata Laku
- Wajib melaporkan rekan arsitek
lain apabila melihat pelanggaran
kode etik
- Arsitek adalah designer bukan
signer
- Tidak membuat pernyataan yang
keliru/menyesatkan/palsu
atas
fakta
materiil,
kualifikasi
keprofesian, pengalaman kerja atau
penampilan karya kerjanya serta
mampu menyampaikan secara
cermat lingkup dan tanggung
20
jawab yang terkait dengan
pekerjaan yang diakui sebagai
karyanya.
- Dapat
mengatur
untuk
mememahami dan mentaati kode
etik yang dianutnya kepada para
bawahannya.Terus
mengembangkan
kepakarannya,ketrampilannya, dan
wawasan keprofesiannya
- Mengembangkan Iptek, wawasan
kearsitekturan, kebudayaan dan
pendidikan
- Tidak dibenarkan bermitra dengan
orang yang tidak terdaftar dalam
asosiasinya
E. KAIDAH DASAR LIMA
E.1. Kewajiban Terhadap Sejawat
- Arsitek berkewajiban mengakui hakhak dan menghargai aspirasi
profesional serta kontribusi dari
rekan-rekan sesama arsitek dan atau
pihak lain selama proses pekerjaan
maupun pada hasil akhir karyanya
-
-
-
-
-
memfasilitasi pengembangan karier
pada karyawannya .
Wajib memberitahukan pada arsitek
yang
terdahulu
apabila
meneruskan/mengganti pekerjaannya
Tidak boleh meniru/mengambil alih
karya arsitek lain tanpa seijin arsitek
yang bersangkutan.
Boleh mengambil alih pekerjaan
arsitek lain setelah ada pemutusan
hubungan kerja dengan pihak
pengguna jasa.
Membangun reputasi profesionalnya
atas dasar penilaian jasa, kinerjanya,
dan mengakui serta menyatakan
penghargaan pada pihak lain atas
hasil kinerja profesional mereka.
Dalam menawarkan jasa sebagai
arsitek mandiri tidak menyebutkan
imbalan jasanya apabila tidak
diminta.
Tidak akan mengubah usulan
imbalan jasanya demi mendapatkan
keuntungan kompetitif dari arsitek
lain.
Tidak akan mengikuti sayembara
yang tidak direkomendasikan IAI.
Apabila ditunjuk sebagai penilai dlm
tender/sayembara harus bertindak
sesuai dengan kapasitasnya.
Apabila ditunjuk memberikan opini
karya arsitek lain memberi tahu
arsitek yang bersangkutan.
E.2. Standar Etika
- Semangat Kesejawatan
- Pengakuan Kesejawatan
- Imbalan Jasa Sepadan
- Partisipasi dalam Sayembara
- Penilaian atas`Arsitek lain.
-
E.3. Kaidah Tata laku
- Sesama sejawat tidak membedakan
ras, suku, agama, cacat, status
pernikahan dan gender.
- Membina arsitek muda untuk
mengembangkan kariernya.
- Pengaduan pelanggaran kode etik
bukan karena ingin mencemarkan
nama baik sejawat.
- Menyediakan lingkungan kerja,
imbalan jasa yang layak/wajar dan
3. PEMYIMPANGAN ETIKA/KODE
ETIK PROFESI ARSITEK
-
Ada 5(lima) kewajiban yang harus
dipenuhi oleh arsitek professional
(kewajiban secara umum, kewajiban
pada masyarakat, kewajiban pada
profesi, kewajiban pada pengguna jasa,
kewajiban pada teman sejawat). Tidak
terpenuhinya 5(lima) kewajiban tersebut
oleh
arsitek
dianggap
suatu
21
penyimpangan atau pelanggaran kode
etik.
3.1.Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap kepentingan Umum.
- Seorang arsitek tidak semaksimal
mungkin
untuk
menampilkan
kepakaran dan kecakapannya secara
maksimal
dalam
menangani
pekerjaan .
- Mendesain bangunan tanpa meneliti
bahwa
lokasi
perencanaan
merupakan
kawasan
yang
mempunyai nilai sejarah dan budaya
tinggi yang harusnya dilestarikan.
- Bersikap
masa
bodoh
atau
membiarkan bahwa ada suatu
kegiatan
renovasi/pembangunan
pada
suatu
bangunan
yang
mempunyai nilai sejarah dan budaya
tinggi yang seharusnya dilestarikan
- Menggunakan SDM yang tidak
sesuai dengan keahliannya dan
tingkat
kemampuan
dan
pengalamannya bidang arsitektur
dalam
menangani
perancangan
bangunan.
- Memberikan
pelayanan
teknis
keahlian yang berbeda karena factor
SARA, golongan dan gender.
3.2.Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap kepentingan masyarakat.
- Melanggar hukum dengan mengabaikan undang-undang/ peraturan yang
terkait dengan proyek pembangunan.
- Menjanjung dan mempromosikan
dirinya untuk mendapatkan pekerjaan
baik secara lesan atau lewat media.
- Menyebut suatu produk bahan dalam
pekerjaan proyeknya dengan mendapat
imbalan.
- Melakukan penipuan / kebohongan
terkait dengan tugas profesi arsitek.
- Menyuap kepada pihak tertentu untuk
mendapatkan pekerjaan.
3.3.Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap Pengguna Jasa.
- Melaksanakan pekerjaan bidang
arsitektur tanpa memiliki Sertikat
Keahlian Arsitek.
- Menerima
pekerjaan
bidang
arsitektur
diluar
jangkauan
kemampuannya.
- Mengajukan imbalan jasa yang tidak
sesuai standard /hubungan kerja
/standar IAI bidang arsitektur.
- Tidak melasanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan kontrak yang berisi
tentang lingkup penugasan, produk
yang diminta, imbalan jasa yg
disepakati, tugas dan tanggung jawab
yang
diembannya,
hak
dan
kewajiban yang harus dipenuhi.
- Mengubah/mengganti
lingkup/
program/target penugasan tanpa
seijin pemberi tugas
- Membuka
rahasia
dan
menginformasikan pada pihak lain
tanpa persetjuan pemberi tugas.
- Menawarkan atau mengarahkan
suatu pemberian kepada calon
pengguna jasa atau penggunaan jasa
untuk memperoleh penunjukan.
- Menyarankan kepada pengguna jasa
untuk
melakukan
pelanggaran
hukum atau kode etik dan kaidah tata
laku profesi untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik.
3.4.Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap Profesi.
- Menandatangani suatu pekerjaan
sebagai arsitek yang bukan dari hasil
desainnya.
- Membuat
pernyataan
yang
keliru/menyesatkan/palsu atas fakta
materiil, kualifikasi keprofesian,
pengalaman kerja atau penampilan
karya kerjanya serta mampu
menyampaikan
secara
cermat
22
-
lingkup dan tanggung jawab yang
terkait dengan pekerjaan yang diakui
sebagai karyanya.
Bermitra dengan orang yang tidak
terdaftar dalam asosianya.
3.5.Penyimpangan/Pelanggaran
terhadap teman sejawat.
- Tidak memberitahukan pada arsitek
yang
terdahulu
apabila
meneruskan/mengganti pekerjaannya
- Meniru/mengambil alih karya arsitek
lain tanpa seijin arsitek yang
bersangkutan.
- Mengambil alih pekerjaan arsitek
lain sebelum ada pemutusan
hubungan kerja dengan pihak
pengguna jasa.
- Mengubah usulan imbalan jasanya
demi
mendapatkan
keuntungan
kompetitif dari arsitek lain.
- Mengikuti sayembara yang tidak
direkomendasikan IAI.
4. S ANKSI
Seperti diketahui bahwa pelanggaran
atau penyimpangan dari apa yang tetera
dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata
Laku Profesi IAI tidak ada sangsi
hukumnya, yang ada adalah sangsi
organisasi yaitu berupa teguran lesan,
teguran tertulis, penonaktifan sebagai
anggota dan yang paling berat adalah
dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sangsi
yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini
akan berdampak pada profesi dan
pskologis bagi anggota yang kena
sangsi, bahkan kemungkinan tidak
mendapatkan pekerjaan sebagai profesi
arsitek.Namun apabila pelanggaran ini
menyangkut hokum terkait dengan
pelanggaran undang-undang, peraturan
pemerintaha dan lain sebagainya maka
penyelesaiannya lewat pengadilan.
5. KESIMPULAN
- PROFESIARSITEK Adalah
- Keahlian dan kemampuan penerapan
dibidang
perencanaan
dan
perancangan
arsitektur
dan
pengelolaan proses pembangunan
lingkungan binaan yang menjadi
nafkah serta ditekuni secara terus
menerus dan bersinambungan
- Untuk mengatur tata laku dan tugas
keprofesian
arsitektur,
arsitek
anggota Ikatan Arsitek Indonesia
(IAI) berlaku Kode Etik dan Kaidah
Tata Laku Profesi Arsitek.
- Pelanggaran
kode
etik
yang
dilakukan oleh para arsitek adalah
pelanggaran terhadap kepentingan
umum, kepentingan masyarakat,
kepentingan
pengguna
jasa,
kepentingan profesi dan kepentingan
sejawat.
- Sangsi bagi arsitek anggota IAI
adalah sangsi organisasi berupa
teguran lesan, teguran tertulis,
penonaktifan anggota /skores dan
pemecatan sebagai anggota IAI.
Yang terkait dengan pelanggaran
hokum
diselesaikan
lewat
pengadilan.
6. DAFTAR REFERENSI :
Djoko Pratikto, Etika Keprofesian
Arsitek, Bahan Ajar Mata
Kuliah, 2004
E.Sumaryono,PengantarFilsafat,
Penerbitan Universitas Atma Jaya
Yogjakarta,1994
IAI Nasional, Kode Etik dan Kaidah
Tata Laku Profesi Anggota
IAI,Munas
IAI
2008,
Makasar,2008
IAI Nasioal, Hubungan Kerja
Arsitek,Jakarta, 2004
IAI Nasional, Program Keprofesian
yang
Berkelanjutan,
Rakernas IAI, Jakarta, 2006
23
K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis,
Penerbit
Kanisius,
Yogjakarta, 1999.
Ronald Green, Pedoman Arsitek
dalam Menjalankan Tugas,
Intermatra, Bandung,1994
Wiliam
Pena,
Penyelusuran
Masalah, Sebuah dasar
Penyusunan
Program
Arsitektur,Intermatra
Bandung, 1995
BIO DATA PENULIS :
Djoko Pratikto, Alumni S1 Jurusan Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang (1983), Pasca Sarjana
(S2) Program Magister Teknik, Program
Studi Manajemen Konstruksi, Universitas
Atmajaya Yogyakarta (1999). Dosen
Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
24
Download