mekanisme koping dalam menurunkan kadar glukosa darah pasien

advertisement
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
MEKANISME KOPING DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH
PASIEN DIABETES MELLITUS
DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR. R. KOESMA TUBAN
Su’udi, Hadi Purwanto, Yasin Wahyu Rianto
Program Studi D III Keperawatan Kampus Tuban
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya
ABSTRACT
Diabetes and stress are the two things are interrelated, because of the stress that occurs in
diabetics can lead to increased blood glucose levels, and therefore the ability of patients with
diabetes to coping mechanisms do have a positive effect on the emotional well-being and
physical condition of diabetics.
Stress has become one of the factors that appear in patients with Diabetes Mellitus (DM).
Stress affects the DM disease because it affects the decline and the level of blood glucose levels.
The ability to deal with stress is different depending on each individual's coping abilities
possessed. The purpose of this study was to analyze the relationship coping mechanisms DM
patients with a decrease in blood glucose levels.
This study is a quantitative, descriptive correlative study method with cross sectional
approach. Conducted at the Polyclinic Internal Medicine Hospital Dr. R. Koesma Tuban, in
August until October 2016. The sampling procedure using Non Probability Sampling technique
(purposive sampling), the number of samples are 63 respondents. Data were analyzed using
univariate, bivariate analysis using chi square test, data collection is done by using a
questionnaire and observation sheet.
Chi Square test results obtained by value p = 0.000, which means that there is a relationship
between coping mechanisms DM patients with a decrease in blood glucose levels.
Their relationship coping mechanisms DM patients with decreased blood glucose levels,
we need a coping mechanism either / adaptive by DM patients, so that patients with diabetes
were able to comply with the rules about healthy lifestyles diabetic patient, so that blood glucose
levels in diabetic patient can be derived which is ultimately DM complications can be avoided.
Keywords: Coping mechanisms, Diabetes Mellitus
ketidakberhasilan
PENDAHULUAN
dalam
penanganan
diabetes mellitus (Haris 2007).
Diabetes mellitus merupakan penyakit
kronik yang tidak dapat disembuhkan,
Pada sebagian besar pasien yang telah
namun pasien masih tetap memiliki harapan
didiagnosa menderita DM, timbul perasaan
untuk memiliki tingkat kesehatan yang lebih
yang tidak adekuat lagi, timbul ketakutan,
baik
mereka menuntut untuk dirawat orang lain
yaitu dengan
melaksanakan
lima
komponen penatalaksanaan terapi diabetes
dengan
yaitu:
fisik,
konsekuensi fisik dari gangguan kronis
pemantauan glukosa darah, terapi dan
(seperti komplikasi) menempatkan suatu
pendidikan
batasan,
pengelolaan
diet,
kesehatan.
latihan
Ketidakpatuhan
berlebihan.
larangan
Pada
terhadap
kasus
DM,
kehidupan
terapi
individu. Menurut Tjokroprawiro dalam
merupakan salah satu faktor penyebab
Jamaluddin (2011), dampak psikologis dari
pasien
DM
dalam
menjalani
35
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
penyakit DM dirasakan oleh pasien sejak
kejadian DM
terdiagnosis DM dan penyakitnya telah
kesehatan secara keseluruhan karena DM
berlangsung selama beberapa bulan. Pasien
merupakan penyakit kronis yang akan
mulai
disandang oleh diabetesi seumur hidup.
mengalami
diantaranya
stres
gangguan
pada
psikis
dirinya
akan
Sebagian
sendiri
berdampak bagi
besar
pasien
diabetes
berkaitan dengan pengobatan yang di jalani
mellitus mengalami depresi mulai dari
(Tjokroprawiro dalam Jamaluddin, 2011).
depresi ringan hingga berat, dan adanya
depresi ini mengakibatkan ketidakpatuhan
Diabetes dan stres merupakan dua hal
yang saling berkaitan, karena stres yang
pasien
terjadi
dapat
melaksanakan diit DM dan pengobatan.
menyebabkan peningkatan kadar glukosa
Kondisi stres akan merangsang tubuh untuk
darah, kadar glukosa darah yang tinggi
meningkatkan
secara terus menerus akan menyebabkan
(Iskandar,
komplikasi
(2009), pasien DM yang mengalami stres
pada
penderita
diabetes,
diabetes
oleh
sebab
itu
diabetes
mellitus
kadar
2010).
dalam
glukosa
Menurut
Suherman
kemampuan pasien DM untuk mengatasi
dapat
stres atau mekanisme koping yang dilakukan
pengontrolan glukosa darah, karena pada
memiliki efek positif pada kesejahteraan
keadaan stres terjadi peningkatan ekskresi
emosional
hormon
dan
kondisi
fisik
penderita
mengakibatkan
darah
gangguan
katekolamin,
pada
glukagon,
glukokortikoid dan endorpin.
diabetes (Ramadhani, 2014). Menurut Sawir
Kemampuan
(2002) dalam Sukardja (2013), bahwa stres
menghadapi
stres
telah menjadi salah satu faktor yang muncul
berbeda pada setiap individu tergantung
pada
sangat
kemampuan koping yang dimiliki. Menurut
berpengaruh terhadap penyakit DM karena
Nursalam (2009) mekanisme koping adalah
hal itu berpengaruh terhadap penurunan dan
mekanisme yang digunakan individu untuk
tingkat kadar glukosa darah.
menghadapi
penderita
DM.
Stres
perubahan
yang
diterima.
Apabila mekanisme koping berhasil, maka
Angka kejadian DM meningkat cukup
signifikan di Indonesia, menurut data IDF
orang tersebut akan
(2011) akan terjadi kenaikan angka kejadian
terhadap perubahan yang dirasakan/dihadapi
DM di Indonesia dari 7,0 juta pada tahun
pada dirinya. Keberhasilan koping pada
2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2020,
penyandang DM dipengaruhi banyak faktor
walaupun ada perbedaan angka prevalensi
antara lain pengalaman keluarga dengan
namun dari kedua data ini dapat terlihat
DM, penerimaan terhadap penyakitnya, dan
bahwa akan terjadi peningkatan 2 – 3 x lipat
persepsi penyandang terhadap penyakitnya
penyandang DM di Indonesia pada tahun
menjadi
2030.
Terjadinya
peningkatan
modal
dapat beradaptasi
berhasil
atau
tidaknya
tergantung koping yang dilakukan (Hidayat,
angka
36
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
2013). Keberhasilan penggunaan koping
DM type II yang kontrol/periksa ulang ke
efektif
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.R
pada
penyandang
DM
akan
berdampak pada kepatuhan penyandang
Koesma
dalam terapi DM yang pada akhirnya kadar
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
glukosa
menggunakan
darah
penyandang
DM
dapat
Tuban
sebanyak
teknik
63
non
orang.
probability
sampling dengan pendekatan purposive
diturunkan.
sampling.
Respon cemas yang terjadi pada
Pengumpulan
data dilakukan
penderita DM sangat berkaitan dengan
dengan menggunakan kuisioner dan lembar
mekanisme
dimilikinya.
observasi. Dalam penelitian ini analisis
Mekanisme koping yang baik membentuk
bivariat dilakukan dengan menggunakan uji
respon
Chi Square.
koping
psikologis
yang
yang
baik.
Respon
psikologis yang baik sangat berperan dalam
menunjang proses kesembuhan (Depkes RI,
HASIL
2009). Maka dalam hal ini diperlukan suatu
Analisis Univariat
mekanisme koping yang baik/adaptif oleh
Analisis
Univariat
menampilkan
penderita DM, agar penderita DM mampu
karakteristik pasien DM, mekanisme koping
mematuhi aturan tentang pola hidup sehat
pasien DM, hasil pemeriksaan glukosa darah
penderita DM, sehingga kadar glukosa darah
pasien DM.
penderita DM dapat diturunkan yang pada
Tabel 1. Distribusi karakteristik pasien DM
akhinya komplikasi DM dapat dihindari.
METODE PENELITIAN
Penelitian
peneliti
ingin
ini
bersifat
kuantitatif,
menganalisa
hubungan
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
mekanisme koping dengan penurunan kadar
glukosa darah pasien DM, metode yang
karakteristik
digunakan
Penyakit Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban
adalah
observasional
dan
pasien
DM
di
Poliklinik
pengukuran variabel pada saat tertentu saja.
paling banyak berjenis kelamin perempuan
Penelitian ini menggunakan metode studi
dan berpendidikan dasar (sederajat) yaitu 33,3
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross
% (21 orang).
Tabel 2. Mekanisme Koping Pasien DM
sectional.
Variabel
Mekanisme
Koping
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD Dr. R Koesma
Tuban, pada bulan Agustus sampai Oktober
Jumlah
2016. Sampel penelitian ini adalah pasien
37
Mal
Adaptif
Adaptif
n
26
%
41,3
37
63
58,7
100
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa
adaptif. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai
pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam
p = 0,001, maka dapat disimpulkan ada
RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling banyak
hubungan antara mekanisme koping pasien
memiliki mekanisme koping adaptif yaitu57,1
DM dengan penurunan kadar glukosa darah.
% (36 orang).
PEMBAHASAN
Karakteristik Pasien DM
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah
Puasa Pasien DM
Variabel
Kadar
Glukosa
Darah
puasa
Jumlah
≥ 126 mg/dl
100 – 125 mg/dl
80 - < 100
mg/dl
n
13
31
19
%
20,6
49,2
30,2
63
100
Pasien DM di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling
banyak berjenis kelamin perempuan yaitu
58,7 % (37 orang).
Hal ini sejalan dengan penelitian Wu
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa
hasil
(2007) dalam Hidayat (2013) bahwa angka
pemeriksaan glukosa darah puasa pasien
kejadian DM pada wanita lebih banyak
DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
dibandingkan pria, wanita lebih banyak
R. Koesma Tuban antara 100 – 125 mg/dl
karena
dan sebanyak 20,6 % (13 orang) hasil
bersikap pasif dibandingkan pria, serta
pemeriksaan kadar glukosa darah puasanya
wanita kurang mampu dalam mengontrol
≥ 126 mg/dl.
DM. Faktor risiko utama yang menyebabkan
Analisis Bivariat
DM type 2 antara lain wanita dengan
Tabel 4. Hubungan Mekanisme Koping
Pasien DM dengan Penurunan
Kadar Glukosa Darah
riwayat DM gestasional (LeMone & Black,
sebanyak
49,2
%
(31
orang)
penyandang
DM
wanita
lebih
2011). Tingginya kejadian DM pada wanita
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko,
seperti obesitas, kurang aktivitas/latihan
fisik, usia dan riwayat DM saat hamil (Radi,
2007).
Pendekatan psikologis perkembangan
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
yang menekankan bahwa adaptasi selama
bahwa sebanyak 21 orang (33,3 %) pasien
perkembangan
DM
kadar
kejiwaan berbeda antara pria dan wanita
glukosa darah 100 – 125 mg/dl memiliki
(Santrock, 2005). Hal ini disebabkan adanya
mekanisme koping adaptif, sedangkan hanya
perbedaan antara peran pria dan wanita
1 orang (1,6 %) pasien DMdengan hasil
dalam menghadapi perbedaan tekanan pada
pemeriksaan kadar glukosa darah ≥ 126
keadaan/lingkunganya
mg/dl
perkembangan
dengan
hasil
pemeriksaan
yang memiliki mekanisme koping
38
manusia
manusia.
menghasilkan
pada
Menurut
proses
teori
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
model adaptasi Sister Callista Roy bahwa
Mekanisme Koping Pasien DM
stimulus
Pasien DM di Poliklinik Penyakit
menunjang
Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling
terjadinya sakit/ketidakseimbangan dalam
banyak memiliki mekanisme koping adaptif
menghadapi masalah kesehatan (Potter at al,
yaitu 57,1 % (36 orang).
jenis
kelamin
kontekstual
merupakan
yang
dapat
2005). Menurut Salbiah (2006) stimulus
Hasil penelitian ini sejalan dengan
kontekstual yaitu semua stimulus lain yang
penelitian kualitatif yang dilakukan oleh
dialami seseorang baik internal maupun
Kristiyanti
eksternal yang mempengaruhi situasi dan
mekanisme koping penderita DM Tipe 2,
dapat
bahwa
diobservasi,
diukur
dan
secara
(2011)
tentang
berdasarkan
gambaran
koping
individu
Stimulus-
penyandang DM secara umum mempunyai
stimulus ini akan mempengaruhi pasien DM
mekanisme koping adaptif seperti menjalani
untuk melakukan mekanisme koping dalam
pengobatan
menghadapi masalah kesehatan yang terjadi
pengaturan makan, pengobatan alternatif
pada dirinya.
rasional,
obyektif
dapat
dilaporkan.
medis,
olahraga,
sering
berbagi
kontrol,
pengalaman
antara sesama penderita DM.
Berdasarkan pendidikan, pasien DM di
Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. R.
Menurut Salbiah (2006) kemampuan
Koesma Tuban paling banyak berpendidikan
adaptasi manusia berbeda-beda antara satu
dasar yaitu 49,2 % (31 orang).
dengan yang lainnya, jika seseorang dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan maka
Menurut teori model adaptasi Sister
Callista Roy bahwa pendidikan merupakan
ia
stimulus residual atau faktor predisposisi
menghadapi rangsangan baik positif maupun
yang
terjadinya
negatif dan sehat- sakit merupakan suatu hal
sehat/ketidakseimbangan
yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
dapat
keadaan
dalam
mempengaruhi
tidak
menghadapi
masalah
mempunyai
kemampuan
untuk
manusia. Sister Callista Roy menggunakan
kesehatan
(Potter at al, 2005). Pendidikan adalah upaya
istilah
persuasi
kepada
menjelaskan proses kontrol dari individu
masyarakat agar masyarakat mau melakukan
sebagai sistem adaptasi. Sister Callista Roy
tindakan-tindakan
menekankan
atau
pembelajaran
(praktik)
untuk
mekanisme
ilmu
koping
keperawatan
untuk
untuk
memelihara (mengatasi masalah-masalah),
mengontrol mekanisme koping. Menurut
dan meningkatkan kesehatanya. Tingkat
Asmadi
pendidikan
merupakan upaya yang diarahkan untuk
individu
memberikan
(2008)
mekanisme
kesempatan yang lebih banyak terhadap
penatalaksanaan
diterimanya pengetahuan baru termasuk
penyelesaian
masalah
pertahanan
yang
informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
39
stres,
termasuk
dan
koping
upaya
mekanisme
digunakan
untuk
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
melindungi diri. Perubahan-perubahan yang
kesehatan yang dialami sehingga kadar
terjadi
glukosa darahnya bisa turun.
dalam
diri
individu
membuat
seseorang berusaha untuk mengatasinya,
Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
usaha yang dilakukan oleh individu dalam
Puasa Pasien DM
menghadapi masalah/perubahan-perubahan
Menurut Corwin (2009), Diabetes
yang terjadi pada dirinya disebut mekanisme
mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang
koping.
ditandai ketiadaan absolut insulin atau
penurunan relatif intensivitas sel terhadap
Adanya peningkatan kadar glukosa
darah dan perubahan-perubahan yang terjadi
insulin.
dalam diri pasien DM membuat dia akan
seseorang dinyatakan menderita diabetes
berusaha untuk mengatasinya, usaha yang
mellitus jika pada pemeriksaan laboraturium
dilakukan oleh individu pasien DM dalam
kimia darah, konsentrasi glukosa darah
menghadapi masalah/perubahan-perubahan
dalam keadaan puasa pagi hari ≥ 126 mg/dL
yang terjadi pada dirinya disebut mekanisme
atau 2 jam sesudah makan ≥ 200 mg/dL atau
koping.
sewaktu/saat
Penyandang
DM
dikatakan
Menurut
Soegondo
diperiksa
(2008)
>200
mg/dL.
mempunyai mekanisme koping adaptif jika
Diabetes merupakan suatu penyakit atau
mereka menjalani pengobatan medis, sering
kelainan yang mempengaruhi kemampuan
kontrol,
tubuh untuk mengubah makanan menjadi
mematuhi
pengaturan
makan,
pengobatan alternatif rasional, melakukan
energy.
olahraga teratur, berbagi pengalaman antara
Dalam teori model adaptasi Sister
sesama penderita DM. Hasil penelitian yang
Callista Roy perubahan fisik yang terjadi
menunjukkan bahwa mekanisme koping
dengan tingginya kadar glukosa darah pada
pasien DM paling banyak menggunakan
pasien DM ini disebut sebagai input atau
mekanisme koping adaptif hal ini karena
stimulus. Input atau stimulus ini membuat
didukung beberapa kegiatan di Poliklinik
seseorang berusaha untuk mengatasinya,
penyakit dalam, diantaranya pendidikan
dalam hal ini pasien DM akan berusaha
kesehatan mengenai penyakit yang diderita
mengatasi/menurunkan
dan pemenuhan kebutuhan pasien oleh
darahnya.
kadar
glukosa
perawat dan dokter kepada pasien atau
Kriteria/klasifikasi dalam penurunan
keluarga. Pendidikan kesehatan bertujuan
kadar glukosa darah mengacu pada kriteria
untuk
pengendalian
memotivasi
dan
menambah
pasien
DM
menurut
pengetahuan pasien dan keluarga tentang
Kemenkes, RI (2014). Dalam pelaksanaan
penyakit yang diderita oleh pasien, dengan
penelitian
harapan pasien DM mempunyai mekanisme
diperiksa yaitu glukosa darah puasa saja hal
koping yang adaptif terhadap masalah
kadar
glukosa
darah
yang
ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu
40
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
Menurut
dan dengan pemeriksaan kadar glukosa
Suliswati
(2005)
dalam
bisa
Hidayat (2013) mekanisme koping adalah
dibuktikan dalam pemantauan kadar glukosa
perilaku pemecahan masalah yang bertujuan
darah pada pasien DM.
untuk
Hubungan Mekanisme Koping Pasien
kehidupan. Reaksi mekanisme koping yang
DM dengan penurunan Kadar Glukosa
muncul terhadap sakit yang diderita oleh
Darah
seseorang meliputi empat fase, yaitu:
darah
puasa
keakuratanya
sudah
meredakan
ketegangan
dalam
Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p
1. Penyangkalan, manusia tidak dapat
= 0,001, maka dapat disimpulkan ada
melihat kenyataan dan berusaha
hubungan antara mekanisme koping pasien
menghindar
DM
2. Agresi,
dengan penurunan kadar glukosa
bereaksi
terhadap
lingkunganya atas frustasi yang
darah.
terjadi pada dirinya, dengan cara
Mekanisme koping memiliki peranan
melukai atau mencemaskan dirinya.
penting dalam menurunkan kadar glukosa
3. Depresi, bentuk putus asa yang
darah pasien DM. Peran perawat dalam
dalam.
memberikan asuhan keperawatan sangat
membantu dalam meningkatkan mekanisme
4. Penerimaan, penilaian ulang bahwa
koping pasien DM, dalam hal ini perawat
hidup ini cukup berharga untuk
dapat memberikan motivasi dan meyakinkan
dinikmati.
Menurut Nevid (2005) Individu yang
kepada pasien bahwa kadar glukosa darah
memiliki kemampuan untuk menghadapi
bisa diturunkan.
Rasmun
(2014)
(2004)
mengatakan
dalam
tantangan dan permasalahan yang penuh
Juliansyah
keefektifan
stres
strategi
dalam
hidupnya,
tersebut
menghadapi stressor yaitu jika strategi yang
menghadapi tantangan dan permasalahan.
digunakan
Akan
maka
menghasilkan
tetapi
mudah
individu
koping yang digunakan oleh individu dalam
efektif
tidak
maka
individu
cemas
bila
dengan
harapan
(kurang
adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola
kemampuan diri
yang rendah
baru dalam kehidupan, seperti berbicara
keyakinan
kemampuanya
dengan
mencari
melaksanakan tugas-tugas dengan sukses)
informasi yang banyak tentang masalah
cenderung untuk berfokus pada persepsi
yang
kekurang mampuanya.
orang
lain,
dalam
menghubungkan
situasi
supranatural.
Namun
Jika seseorang percaya bahwa mereka
sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan
mampu melakukan sesuatu secara efektif
kesehatan fisik maupun psikologis jika
dengan stresor yang ada, maka individu
dengan
dihadapi,
mencoba
pada
kekuatan
tersebut merasa tidak akan terganggu. Akan
mekanisme yang digunakan tidak efektif.
41
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
tetapi apabila individu tersebut percaya tidak
darahnya semakin bisa diturunkan (lebih
mampu menghadapi masalah/stresor, maka
terkendali).
mereka akan mengalami distres yang pada
akhirnya individu tersebut tidak mampu
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan mekanisme koping secara
maksimal/adaptif
dan
melihat
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: EGC.
masalah
tersebut sebagai sesuatu yang mengancam.
Kadar glukosa darah pasien DM sangat
Corwin,
Elizabeth J. 2009.Buku Saku
Patofisiologi. Edisi Revisi 3.
Jakarta: EGC.
Depkes,
RI. 2009. Penyakit Tidak
Menular.Jurnal Balitbang. Depkes
RI. Jakarta. 1: 3 – 5.
dipengaruhi banyak faktor, antara lain stres.
Stres pada pasien DM dapat menyebabkan
peningkatan glukosa darah (Smeltzer &
Bare, 2002). Pada kondisi stres, individu
akan mengeluarkan hormon-hormon stres
Firman, Hidayat. 2013. Hubungan Koping
Individu
dengan
Tingkat
Kepatuhan Penyandang DM. FIKUI. Jakarta
yang mempengaruhi peningkatan glukosa
darah. ACTH akan menstimulasi pituitari
anterior untuk memproduksi glukokortikoid,
terutama
kortisol.
Peningkatan
Haris, MA, 2007, The Family's Involment in
Diabetes Care and the Problem of
Helping.
kortisol
menyebabkan peningkatan kadar glukosa
darah (Guyton, 1996; Smeltzer & Bare,
Iskandar, M. 2010. Health triad (Body,
mindand system). Jakarta: Elex Media
Komputindo.Jakarta:
Salemba
Medika.
2002).
Apabila pasien DM merasa mampu
melakukan sesuatu secara efektif dalam
menghadapi
masalah
tingginya
Jamaluddin, M., 2011. Strategi Coping Stres
Penderita
Diabetes
Mellitus
Dengan Self Monitoring Sebagai
Variabel Mediasi
kadar
glukosa darah dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada dirinya maka pasien
tersebut
berarti
mampu
Kemenkes, RI. 2014. Situasi dan Analisis
Diabetes. Pusat Data dan Informasi.
Jakarta: Kemenkes RI
melakukan
mekanisme koping yang konstruktif/adaptif.
Perawatan terhadap pasien DM agar bisa
Kristiyanti, 2011, Gambaran mekanisme
koping penderita diabetes mellitus
tipe 2 dikelurahan Kejiwan
Kecamatan Wonosobo Kabupaten
Wonosobo.
http://perpusnwu.web.id/karyailmia
h, diunduh pada 10 Januari 2013
memiliki output respon yang adaptif dan
kenaikan
kadar
glukosa
darah
bisa
diturunkan, maka dalam hal ini diperlukan
suatu mekanisme koping yang adaptif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin
LeMone, P., Burke, K., Bauldoff, G.,2011.
Medical surgical nursing; Critical
adaptif mekanisme koping yang digunakan
oleh pasien DM maka kadar glukosa
42
Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017
thinking in patien care. 5 Ed. New
Jersey: Pearson Education.Inc
Soegondo, Sidartawan. 2008.Hidup Secara
Mandiri dengan Diabetes Mellitus.
Jakarta:
Balai
Penerbit
FK
UI.Wijaya,
Nevid, J. F., dkk. 2005. Psikologi Abnormal.
Jakarta: Erlangga
Sukarja, I.M., Sukawana, I.w., Suyasa,O.
2011. Stress Berpengaruh Terhadap
Gula
Darah
Pasien
yang
Mengalami Kegawatan Diabetes
Mellitus
Notoatmodjo, S . 2005. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Nursalam. 2009. Model Holistik Berdasar
Teori Adaptasi (roy dan PNI)
sebagai Upaya Modulasi Respons
Imun (Aplikasi Pada Pasien HIV &
AIDS).
Seminar
Nasional
Keperawatan. Tanggal 16 mei
2009.
Tomey,
Potter, P.A., Perry, A.G. 2005 . Buku Ajar
Fundamental
Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Vol 1
Ed 4. Jakarta: EGC.
Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi,
Sagung Seto, Jakarta
Radi, B. 2007. Diabetes mellitus sebagai
faktor resiko penyakit jantung.
http://www.pjnhk.go.id. Diunduh
pada tanggal 10 Januari 2012
Ramadhani.,
Y.
2014.
Hubungan
Mekanisme
Koping
Individu
dengan
Tingkat
Kepatuhan
Penderita Diabetes Mellitus. Tesis.
Medan: Fakultas Keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
Salbiah.
2006. Konsep holistik dalam
keperawatan melalui pendekatan
model adaptasi Sister Callista Roy,
Jurnal
keperawatan
rufaidah
Sumatera Utara. 2 (1): 36 – 37.
Santrock,
J.W.
2005.
Life-Span
Development. USA: Mc Graw-Hill
Humanities Social
Smeltzer, S.C. and Bare, B.G 2001. Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
ed. 8. Jakarta: EGC.
43
A.M. and Alligood, M.R. 2006.
Nursing Theorists and Their work.
6 Edition. USA: Mosby Inc.
Download