Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 MEKANISME KOPING DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR. R. KOESMA TUBAN Su’udi, Hadi Purwanto, Yasin Wahyu Rianto Program Studi D III Keperawatan Kampus Tuban Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya ABSTRACT Diabetes and stress are the two things are interrelated, because of the stress that occurs in diabetics can lead to increased blood glucose levels, and therefore the ability of patients with diabetes to coping mechanisms do have a positive effect on the emotional well-being and physical condition of diabetics. Stress has become one of the factors that appear in patients with Diabetes Mellitus (DM). Stress affects the DM disease because it affects the decline and the level of blood glucose levels. The ability to deal with stress is different depending on each individual's coping abilities possessed. The purpose of this study was to analyze the relationship coping mechanisms DM patients with a decrease in blood glucose levels. This study is a quantitative, descriptive correlative study method with cross sectional approach. Conducted at the Polyclinic Internal Medicine Hospital Dr. R. Koesma Tuban, in August until October 2016. The sampling procedure using Non Probability Sampling technique (purposive sampling), the number of samples are 63 respondents. Data were analyzed using univariate, bivariate analysis using chi square test, data collection is done by using a questionnaire and observation sheet. Chi Square test results obtained by value p = 0.000, which means that there is a relationship between coping mechanisms DM patients with a decrease in blood glucose levels. Their relationship coping mechanisms DM patients with decreased blood glucose levels, we need a coping mechanism either / adaptive by DM patients, so that patients with diabetes were able to comply with the rules about healthy lifestyles diabetic patient, so that blood glucose levels in diabetic patient can be derived which is ultimately DM complications can be avoided. Keywords: Coping mechanisms, Diabetes Mellitus ketidakberhasilan PENDAHULUAN dalam penanganan diabetes mellitus (Haris 2007). Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, Pada sebagian besar pasien yang telah namun pasien masih tetap memiliki harapan didiagnosa menderita DM, timbul perasaan untuk memiliki tingkat kesehatan yang lebih yang tidak adekuat lagi, timbul ketakutan, baik mereka menuntut untuk dirawat orang lain yaitu dengan melaksanakan lima komponen penatalaksanaan terapi diabetes dengan yaitu: fisik, konsekuensi fisik dari gangguan kronis pemantauan glukosa darah, terapi dan (seperti komplikasi) menempatkan suatu pendidikan batasan, pengelolaan diet, kesehatan. latihan Ketidakpatuhan berlebihan. larangan Pada terhadap kasus DM, kehidupan terapi individu. Menurut Tjokroprawiro dalam merupakan salah satu faktor penyebab Jamaluddin (2011), dampak psikologis dari pasien DM dalam menjalani 35 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 penyakit DM dirasakan oleh pasien sejak kejadian DM terdiagnosis DM dan penyakitnya telah kesehatan secara keseluruhan karena DM berlangsung selama beberapa bulan. Pasien merupakan penyakit kronis yang akan mulai disandang oleh diabetesi seumur hidup. mengalami diantaranya stres gangguan pada psikis dirinya akan Sebagian sendiri berdampak bagi besar pasien diabetes berkaitan dengan pengobatan yang di jalani mellitus mengalami depresi mulai dari (Tjokroprawiro dalam Jamaluddin, 2011). depresi ringan hingga berat, dan adanya depresi ini mengakibatkan ketidakpatuhan Diabetes dan stres merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena stres yang pasien terjadi dapat melaksanakan diit DM dan pengobatan. menyebabkan peningkatan kadar glukosa Kondisi stres akan merangsang tubuh untuk darah, kadar glukosa darah yang tinggi meningkatkan secara terus menerus akan menyebabkan (Iskandar, komplikasi (2009), pasien DM yang mengalami stres pada penderita diabetes, diabetes oleh sebab itu diabetes mellitus kadar 2010). dalam glukosa Menurut Suherman kemampuan pasien DM untuk mengatasi dapat stres atau mekanisme koping yang dilakukan pengontrolan glukosa darah, karena pada memiliki efek positif pada kesejahteraan keadaan stres terjadi peningkatan ekskresi emosional hormon dan kondisi fisik penderita mengakibatkan darah gangguan katekolamin, pada glukagon, glukokortikoid dan endorpin. diabetes (Ramadhani, 2014). Menurut Sawir Kemampuan (2002) dalam Sukardja (2013), bahwa stres menghadapi stres telah menjadi salah satu faktor yang muncul berbeda pada setiap individu tergantung pada sangat kemampuan koping yang dimiliki. Menurut berpengaruh terhadap penyakit DM karena Nursalam (2009) mekanisme koping adalah hal itu berpengaruh terhadap penurunan dan mekanisme yang digunakan individu untuk tingkat kadar glukosa darah. menghadapi penderita DM. Stres perubahan yang diterima. Apabila mekanisme koping berhasil, maka Angka kejadian DM meningkat cukup signifikan di Indonesia, menurut data IDF orang tersebut akan (2011) akan terjadi kenaikan angka kejadian terhadap perubahan yang dirasakan/dihadapi DM di Indonesia dari 7,0 juta pada tahun pada dirinya. Keberhasilan koping pada 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2020, penyandang DM dipengaruhi banyak faktor walaupun ada perbedaan angka prevalensi antara lain pengalaman keluarga dengan namun dari kedua data ini dapat terlihat DM, penerimaan terhadap penyakitnya, dan bahwa akan terjadi peningkatan 2 – 3 x lipat persepsi penyandang terhadap penyakitnya penyandang DM di Indonesia pada tahun menjadi 2030. Terjadinya peningkatan modal dapat beradaptasi berhasil atau tidaknya tergantung koping yang dilakukan (Hidayat, angka 36 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 2013). Keberhasilan penggunaan koping DM type II yang kontrol/periksa ulang ke efektif Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.R pada penyandang DM akan berdampak pada kepatuhan penyandang Koesma dalam terapi DM yang pada akhirnya kadar Pengambilan sampel dalam penelitian ini glukosa menggunakan darah penyandang DM dapat Tuban sebanyak teknik 63 non orang. probability sampling dengan pendekatan purposive diturunkan. sampling. Respon cemas yang terjadi pada Pengumpulan data dilakukan penderita DM sangat berkaitan dengan dengan menggunakan kuisioner dan lembar mekanisme dimilikinya. observasi. Dalam penelitian ini analisis Mekanisme koping yang baik membentuk bivariat dilakukan dengan menggunakan uji respon Chi Square. koping psikologis yang yang baik. Respon psikologis yang baik sangat berperan dalam menunjang proses kesembuhan (Depkes RI, HASIL 2009). Maka dalam hal ini diperlukan suatu Analisis Univariat mekanisme koping yang baik/adaptif oleh Analisis Univariat menampilkan penderita DM, agar penderita DM mampu karakteristik pasien DM, mekanisme koping mematuhi aturan tentang pola hidup sehat pasien DM, hasil pemeriksaan glukosa darah penderita DM, sehingga kadar glukosa darah pasien DM. penderita DM dapat diturunkan yang pada Tabel 1. Distribusi karakteristik pasien DM akhinya komplikasi DM dapat dihindari. METODE PENELITIAN Penelitian peneliti ingin ini bersifat kuantitatif, menganalisa hubungan Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa mekanisme koping dengan penurunan kadar glukosa darah pasien DM, metode yang karakteristik digunakan Penyakit Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban adalah observasional dan pasien DM di Poliklinik pengukuran variabel pada saat tertentu saja. paling banyak berjenis kelamin perempuan Penelitian ini menggunakan metode studi dan berpendidikan dasar (sederajat) yaitu 33,3 deskriptif korelatif dengan pendekatan cross % (21 orang). Tabel 2. Mekanisme Koping Pasien DM sectional. Variabel Mekanisme Koping Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. R Koesma Tuban, pada bulan Agustus sampai Oktober Jumlah 2016. Sampel penelitian ini adalah pasien 37 Mal Adaptif Adaptif n 26 % 41,3 37 63 58,7 100 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa adaptif. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam p = 0,001, maka dapat disimpulkan ada RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling banyak hubungan antara mekanisme koping pasien memiliki mekanisme koping adaptif yaitu57,1 DM dengan penurunan kadar glukosa darah. % (36 orang). PEMBAHASAN Karakteristik Pasien DM Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Puasa Pasien DM Variabel Kadar Glukosa Darah puasa Jumlah ≥ 126 mg/dl 100 – 125 mg/dl 80 - < 100 mg/dl n 13 31 19 % 20,6 49,2 30,2 63 100 Pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling banyak berjenis kelamin perempuan yaitu 58,7 % (37 orang). Hal ini sejalan dengan penelitian Wu Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa hasil (2007) dalam Hidayat (2013) bahwa angka pemeriksaan glukosa darah puasa pasien kejadian DM pada wanita lebih banyak DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. dibandingkan pria, wanita lebih banyak R. Koesma Tuban antara 100 – 125 mg/dl karena dan sebanyak 20,6 % (13 orang) hasil bersikap pasif dibandingkan pria, serta pemeriksaan kadar glukosa darah puasanya wanita kurang mampu dalam mengontrol ≥ 126 mg/dl. DM. Faktor risiko utama yang menyebabkan Analisis Bivariat DM type 2 antara lain wanita dengan Tabel 4. Hubungan Mekanisme Koping Pasien DM dengan Penurunan Kadar Glukosa Darah riwayat DM gestasional (LeMone & Black, sebanyak 49,2 % (31 orang) penyandang DM wanita lebih 2011). Tingginya kejadian DM pada wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko, seperti obesitas, kurang aktivitas/latihan fisik, usia dan riwayat DM saat hamil (Radi, 2007). Pendekatan psikologis perkembangan Berdasarkan tabel 4 menunjukkan yang menekankan bahwa adaptasi selama bahwa sebanyak 21 orang (33,3 %) pasien perkembangan DM kadar kejiwaan berbeda antara pria dan wanita glukosa darah 100 – 125 mg/dl memiliki (Santrock, 2005). Hal ini disebabkan adanya mekanisme koping adaptif, sedangkan hanya perbedaan antara peran pria dan wanita 1 orang (1,6 %) pasien DMdengan hasil dalam menghadapi perbedaan tekanan pada pemeriksaan kadar glukosa darah ≥ 126 keadaan/lingkunganya mg/dl perkembangan dengan hasil pemeriksaan yang memiliki mekanisme koping 38 manusia manusia. menghasilkan pada Menurut proses teori Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 model adaptasi Sister Callista Roy bahwa Mekanisme Koping Pasien DM stimulus Pasien DM di Poliklinik Penyakit menunjang Dalam RSUD Dr. R. Koesma Tuban paling terjadinya sakit/ketidakseimbangan dalam banyak memiliki mekanisme koping adaptif menghadapi masalah kesehatan (Potter at al, yaitu 57,1 % (36 orang). jenis kelamin kontekstual merupakan yang dapat 2005). Menurut Salbiah (2006) stimulus Hasil penelitian ini sejalan dengan kontekstual yaitu semua stimulus lain yang penelitian kualitatif yang dilakukan oleh dialami seseorang baik internal maupun Kristiyanti eksternal yang mempengaruhi situasi dan mekanisme koping penderita DM Tipe 2, dapat bahwa diobservasi, diukur dan secara (2011) tentang berdasarkan gambaran koping individu Stimulus- penyandang DM secara umum mempunyai stimulus ini akan mempengaruhi pasien DM mekanisme koping adaptif seperti menjalani untuk melakukan mekanisme koping dalam pengobatan menghadapi masalah kesehatan yang terjadi pengaturan makan, pengobatan alternatif pada dirinya. rasional, obyektif dapat dilaporkan. medis, olahraga, sering berbagi kontrol, pengalaman antara sesama penderita DM. Berdasarkan pendidikan, pasien DM di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. R. Menurut Salbiah (2006) kemampuan Koesma Tuban paling banyak berpendidikan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dasar yaitu 49,2 % (31 orang). dengan yang lainnya, jika seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka Menurut teori model adaptasi Sister Callista Roy bahwa pendidikan merupakan ia stimulus residual atau faktor predisposisi menghadapi rangsangan baik positif maupun yang terjadinya negatif dan sehat- sakit merupakan suatu hal sehat/ketidakseimbangan yang tidak dapat dihindari dari kehidupan dapat keadaan dalam mempengaruhi tidak menghadapi masalah mempunyai kemampuan untuk manusia. Sister Callista Roy menggunakan kesehatan (Potter at al, 2005). Pendidikan adalah upaya istilah persuasi kepada menjelaskan proses kontrol dari individu masyarakat agar masyarakat mau melakukan sebagai sistem adaptasi. Sister Callista Roy tindakan-tindakan menekankan atau pembelajaran (praktik) untuk mekanisme ilmu koping keperawatan untuk untuk memelihara (mengatasi masalah-masalah), mengontrol mekanisme koping. Menurut dan meningkatkan kesehatanya. Tingkat Asmadi pendidikan merupakan upaya yang diarahkan untuk individu memberikan (2008) mekanisme kesempatan yang lebih banyak terhadap penatalaksanaan diterimanya pengetahuan baru termasuk penyelesaian masalah pertahanan yang informasi kesehatan (Notoatmodjo, 2005). 39 stres, termasuk dan koping upaya mekanisme digunakan untuk Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 melindungi diri. Perubahan-perubahan yang kesehatan yang dialami sehingga kadar terjadi glukosa darahnya bisa turun. dalam diri individu membuat seseorang berusaha untuk mengatasinya, Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah usaha yang dilakukan oleh individu dalam Puasa Pasien DM menghadapi masalah/perubahan-perubahan Menurut Corwin (2009), Diabetes yang terjadi pada dirinya disebut mekanisme mellitus adalah penyakit hiperglikemia yang koping. ditandai ketiadaan absolut insulin atau penurunan relatif intensivitas sel terhadap Adanya peningkatan kadar glukosa darah dan perubahan-perubahan yang terjadi insulin. dalam diri pasien DM membuat dia akan seseorang dinyatakan menderita diabetes berusaha untuk mengatasinya, usaha yang mellitus jika pada pemeriksaan laboraturium dilakukan oleh individu pasien DM dalam kimia darah, konsentrasi glukosa darah menghadapi masalah/perubahan-perubahan dalam keadaan puasa pagi hari ≥ 126 mg/dL yang terjadi pada dirinya disebut mekanisme atau 2 jam sesudah makan ≥ 200 mg/dL atau koping. sewaktu/saat Penyandang DM dikatakan Menurut Soegondo diperiksa (2008) >200 mg/dL. mempunyai mekanisme koping adaptif jika Diabetes merupakan suatu penyakit atau mereka menjalani pengobatan medis, sering kelainan yang mempengaruhi kemampuan kontrol, tubuh untuk mengubah makanan menjadi mematuhi pengaturan makan, pengobatan alternatif rasional, melakukan energy. olahraga teratur, berbagi pengalaman antara Dalam teori model adaptasi Sister sesama penderita DM. Hasil penelitian yang Callista Roy perubahan fisik yang terjadi menunjukkan bahwa mekanisme koping dengan tingginya kadar glukosa darah pada pasien DM paling banyak menggunakan pasien DM ini disebut sebagai input atau mekanisme koping adaptif hal ini karena stimulus. Input atau stimulus ini membuat didukung beberapa kegiatan di Poliklinik seseorang berusaha untuk mengatasinya, penyakit dalam, diantaranya pendidikan dalam hal ini pasien DM akan berusaha kesehatan mengenai penyakit yang diderita mengatasi/menurunkan dan pemenuhan kebutuhan pasien oleh darahnya. kadar glukosa perawat dan dokter kepada pasien atau Kriteria/klasifikasi dalam penurunan keluarga. Pendidikan kesehatan bertujuan kadar glukosa darah mengacu pada kriteria untuk pengendalian memotivasi dan menambah pasien DM menurut pengetahuan pasien dan keluarga tentang Kemenkes, RI (2014). Dalam pelaksanaan penyakit yang diderita oleh pasien, dengan penelitian harapan pasien DM mempunyai mekanisme diperiksa yaitu glukosa darah puasa saja hal koping yang adaptif terhadap masalah kadar glukosa darah yang ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu 40 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 Menurut dan dengan pemeriksaan kadar glukosa Suliswati (2005) dalam bisa Hidayat (2013) mekanisme koping adalah dibuktikan dalam pemantauan kadar glukosa perilaku pemecahan masalah yang bertujuan darah pada pasien DM. untuk Hubungan Mekanisme Koping Pasien kehidupan. Reaksi mekanisme koping yang DM dengan penurunan Kadar Glukosa muncul terhadap sakit yang diderita oleh Darah seseorang meliputi empat fase, yaitu: darah puasa keakuratanya sudah meredakan ketegangan dalam Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p 1. Penyangkalan, manusia tidak dapat = 0,001, maka dapat disimpulkan ada melihat kenyataan dan berusaha hubungan antara mekanisme koping pasien menghindar DM 2. Agresi, dengan penurunan kadar glukosa bereaksi terhadap lingkunganya atas frustasi yang darah. terjadi pada dirinya, dengan cara Mekanisme koping memiliki peranan melukai atau mencemaskan dirinya. penting dalam menurunkan kadar glukosa 3. Depresi, bentuk putus asa yang darah pasien DM. Peran perawat dalam dalam. memberikan asuhan keperawatan sangat membantu dalam meningkatkan mekanisme 4. Penerimaan, penilaian ulang bahwa koping pasien DM, dalam hal ini perawat hidup ini cukup berharga untuk dapat memberikan motivasi dan meyakinkan dinikmati. Menurut Nevid (2005) Individu yang kepada pasien bahwa kadar glukosa darah memiliki kemampuan untuk menghadapi bisa diturunkan. Rasmun (2014) (2004) mengatakan dalam tantangan dan permasalahan yang penuh Juliansyah keefektifan stres strategi dalam hidupnya, tersebut menghadapi stressor yaitu jika strategi yang menghadapi tantangan dan permasalahan. digunakan Akan maka menghasilkan tetapi mudah individu koping yang digunakan oleh individu dalam efektif tidak maka individu cemas bila dengan harapan (kurang adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola kemampuan diri yang rendah baru dalam kehidupan, seperti berbicara keyakinan kemampuanya dengan mencari melaksanakan tugas-tugas dengan sukses) informasi yang banyak tentang masalah cenderung untuk berfokus pada persepsi yang kekurang mampuanya. orang lain, dalam menghubungkan situasi supranatural. Namun Jika seseorang percaya bahwa mereka sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan mampu melakukan sesuatu secara efektif kesehatan fisik maupun psikologis jika dengan stresor yang ada, maka individu dengan dihadapi, mencoba pada kekuatan tersebut merasa tidak akan terganggu. Akan mekanisme yang digunakan tidak efektif. 41 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 tetapi apabila individu tersebut percaya tidak darahnya semakin bisa diturunkan (lebih mampu menghadapi masalah/stresor, maka terkendali). mereka akan mengalami distres yang pada akhirnya individu tersebut tidak mampu DAFTAR PUSTAKA menggunakan mekanisme koping secara maksimal/adaptif dan melihat Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC. masalah tersebut sebagai sesuatu yang mengancam. Kadar glukosa darah pasien DM sangat Corwin, Elizabeth J. 2009.Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC. Depkes, RI. 2009. Penyakit Tidak Menular.Jurnal Balitbang. Depkes RI. Jakarta. 1: 3 – 5. dipengaruhi banyak faktor, antara lain stres. Stres pada pasien DM dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah (Smeltzer & Bare, 2002). Pada kondisi stres, individu akan mengeluarkan hormon-hormon stres Firman, Hidayat. 2013. Hubungan Koping Individu dengan Tingkat Kepatuhan Penyandang DM. FIKUI. Jakarta yang mempengaruhi peningkatan glukosa darah. ACTH akan menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi glukokortikoid, terutama kortisol. Peningkatan Haris, MA, 2007, The Family's Involment in Diabetes Care and the Problem of Helping. kortisol menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah (Guyton, 1996; Smeltzer & Bare, Iskandar, M. 2010. Health triad (Body, mindand system). Jakarta: Elex Media Komputindo.Jakarta: Salemba Medika. 2002). Apabila pasien DM merasa mampu melakukan sesuatu secara efektif dalam menghadapi masalah tingginya Jamaluddin, M., 2011. Strategi Coping Stres Penderita Diabetes Mellitus Dengan Self Monitoring Sebagai Variabel Mediasi kadar glukosa darah dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maka pasien tersebut berarti mampu Kemenkes, RI. 2014. Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Kemenkes RI melakukan mekanisme koping yang konstruktif/adaptif. Perawatan terhadap pasien DM agar bisa Kristiyanti, 2011, Gambaran mekanisme koping penderita diabetes mellitus tipe 2 dikelurahan Kejiwan Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo. http://perpusnwu.web.id/karyailmia h, diunduh pada 10 Januari 2013 memiliki output respon yang adaptif dan kenaikan kadar glukosa darah bisa diturunkan, maka dalam hal ini diperlukan suatu mekanisme koping yang adaptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin LeMone, P., Burke, K., Bauldoff, G.,2011. Medical surgical nursing; Critical adaptif mekanisme koping yang digunakan oleh pasien DM maka kadar glukosa 42 Jurnal Komunikasi Kesehatan Vol.VIII No.2 Tahun 2017 thinking in patien care. 5 Ed. New Jersey: Pearson Education.Inc Soegondo, Sidartawan. 2008.Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Mellitus. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.Wijaya, Nevid, J. F., dkk. 2005. Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga Sukarja, I.M., Sukawana, I.w., Suyasa,O. 2011. Stress Berpengaruh Terhadap Gula Darah Pasien yang Mengalami Kegawatan Diabetes Mellitus Notoatmodjo, S . 2005. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Nursalam. 2009. Model Holistik Berdasar Teori Adaptasi (roy dan PNI) sebagai Upaya Modulasi Respons Imun (Aplikasi Pada Pasien HIV & AIDS). Seminar Nasional Keperawatan. Tanggal 16 mei 2009. Tomey, Potter, P.A., Perry, A.G. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Vol 1 Ed 4. Jakarta: EGC. Rasmun, 2004. Stres, Koping dan Adaptasi, Sagung Seto, Jakarta Radi, B. 2007. Diabetes mellitus sebagai faktor resiko penyakit jantung. http://www.pjnhk.go.id. Diunduh pada tanggal 10 Januari 2012 Ramadhani., Y. 2014. Hubungan Mekanisme Koping Individu dengan Tingkat Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus. Tesis. Medan: Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera Utara Salbiah. 2006. Konsep holistik dalam keperawatan melalui pendekatan model adaptasi Sister Callista Roy, Jurnal keperawatan rufaidah Sumatera Utara. 2 (1): 36 – 37. Santrock, J.W. 2005. Life-Span Development. USA: Mc Graw-Hill Humanities Social Smeltzer, S.C. and Bare, B.G 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. ed. 8. Jakarta: EGC. 43 A.M. and Alligood, M.R. 2006. Nursing Theorists and Their work. 6 Edition. USA: Mosby Inc.