Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga

advertisement
Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga
Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan
Yora Munirah
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing dan
Warga Setempat (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Hubungan Komunikasi
Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan Sebagai Anggota
Lembaga Language and Cultural Exchange Medan)”. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana karakteristik warga Amerika sebagai tim pengajar,
proses hubungan komunikasi antarpribadi dan hambatan apa saja yang dialami
oleh warga Amerika dan warga Medan setempat yang tergabung dalam Lembaga
Language and Cultural Exchange di kota Medan. Metode Penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang hanya
memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ada tiga
orang informan warga Amerika yang merupakan tim pengajar di lembaga
Language and Cultural Exchange Medan, dan tiga informan tambahan dari warga
Medan yang diperoleh dengan kriteria telah bergabung dan menjadi anggota di
lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Penelitian dimulai sejak
Februari hingga Juni. Hasil penelitian menemukan bahwa proses hubungan
komunikasi antarpribadi di LCE merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh individu-individu yang berasal dari latarbelakang budaya yang amat berbeda,
namun kecakapan mereka dalam komunikasi antarpribadi membuat mereka satu
sama lain dapat melewati kendala yang dihadapi yaitu bahasa dan masalah
personal seperti rasa malu. Kendala tersebut dapat diatasi dengan pendekatan,
sikap saling terbuka, rasa percaya, empati serta kesamaan.
Kata kunci : Proses, Komunikasi Antarpribadi, Language and Cultural Exchange
1
PENDAHULUAN
Konteks Masalah
Hubungan seseorang dengan yang lain berbeda tingkat keeratan dan rasa
keterikatannya. Diantara orang-orang lain itu, ada yang sekedar menjadi orang
lain bagi kita. Mereka menjadi orang asing yang tidak kita kenal. Ada menjadi
kenalan, dimana kita mengetahui nama dan bahkan alamat mereka, tetapi tidak
lebih. Ada pula yang menjadi teman. Dengan kenalan, teman, maupun sahabat
kita saling berhubungan melalui komunikasi antar pribadi. Komunikasi
antarpribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar
perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium)
maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan
tatap muka (face to face communication), percakapan melalui telepon, surat
menyurat pribadi, merupakan contoh-contoh komunikasi antar pribadi.
Hubungan komunikasi antarpribadi tentunya dapat kita lihat juga dalam
sebuah lembaga di Kota Medan, yaitu lembaga Language and Cultural Exchange
(LCE) dimana terjadi suatu hubungan komunikasi satu sama lain antara warga
asing dengan warga Medan yang merupakan anggota dari Lembaga Language
and Cultural Exchange tersebut. Lembaga Language and Cultural Exchange
merupakan sebuah lembaga yang memiliki visi dan misi untuk dapat menjalin dan
membina sebuah hubungan yang baik kepada warga Medan , kemudian membantu
menambah wawasan serta memperbaiki kemampuan berbahasa Inggis warga
Medan, dan tempat terjadinya interaksi dan pertukaran budaya. Tentunya visi dan
misi lembaga LCE itu dapat berjalan dengan baik jika penggerak lembaga yaitu
warga asing yang merupakan warga Amerika yang adalah tim pengajar disana
memiliki kecakapan atau kemampuan antarpribadi yang baik pula terhadap warga
Medan yang merupakan anggota atau sasaran dari Lembaga LCE tersebut.
Lembaga Language and Cultural Exchange Medan dalam
mengembankan
visinya tentu sangat memerlukan sebuah proses komunikasi antar pribadi yang
baik antara anggotanya satu sama lain. Terutama dalam melewati tahap proses
pengembangan hubungan. Pada tingkat yang umum pengembangan hubungan
2
komunikasi termasuk hubungan antara dua orang atau lebih dalam ruang, waktu,
dan konteks informasi.
Menurut penjelasan tersebut, penulis sangat ingin mengetahui proses
hubungan yang terjadi di dalam Lembaga Language and Cultural Exchange
antara warga Amerika dengan warga Medan setempat. Tentunya dari penelitian
nantinya akan akan ditemukan bagaimana proses perkembangan hubungan antar
pribadi yang terjadi diantara mereka. Tentu saja teori self disclosure serta
penetrasi sosial sangat relevan dalam penelitian dalam
mengetahui proses
pengembangan dalam hubungan komunikasi antarpribadi di Lembaga Language
and Cultural Exchange tersebut. Bagaimana warga Amerika mengupas satu
persatu bagian-bagian terluar dari warga Medan sebagai cara pendekatan dalam
mengemban visi dan misi mereka dalam membagi pengetahuan serta bertukar
kebudayaan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat terlihat bahwa peneliti juga akan melakukan
penelitian mengenai hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh para warga
Amerika dan warga Medan setempat yang saling tergabung dalam Lembaga LCE.
Dan apakah proses
pengembangan hubungan diantara mereka akan tetap
berujung baik-baik saja sesuai dengan visi misi dari lembaga tersebut atau bahkan
mengalami hal yang sebaliknya. Teori yang menjadi kajian pada pembahasan
dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan
yang lebih memberikan referensi serta pengetahuan dalam berkomunikasi yang
lebih baik dan lebih jauh lagi dalam perkembangan positif.
Fokus Masalah
Berdasarkan konteks masalah , maka penulis merumuskan fokus masalah
yang akan diangkat dalam penelitian ini. Adapun fokus masalah diantaranya
adalah : “Untuk mengetahui karakteristik warga Amerika yang menjadi tim
pengajar dan mengetahui bagaimana proses hubungan komunikasi antarpribadi
dan hambatan apa saja yang dialami oleh warga Amerika dan warga Medan
setempat dalam Lembaga Language and Cultural Exchange di kota Medan?”
3
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui karakteristik warga asing yaitu warga Amerika yang
merupakan tim pengajar di lembaga Language and Cultural Exchange
tersebut.
2. Mengetahui proses hubungan komunikasi antarpribadi yang terjadi antara
warga Amerika dengan warga Medan yang tergabung dalam Lembaga
Language and Cultural Exchange.
3. Mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam menjalin dan membina
hubungan komunikasi antarpribadi antara warga Amerika dan warga
Medan setempat yang tergabung dalam Lembaga Language and Cultural
Exchange.
KAJIAN PUSTAKA

Komunikasi Antarpribadi
Adapun definisi komunikasi antar pribadi yang dikemukakan oleh Devito
(Effendy, 2003:59-60), adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa
efek dan beberapa umpan balik seketika.
Eskalasi Hubungan dalam Komunikasi Antarpribadi
Eskalasi menjelaskan sebuah aspek mengenai proses pengembangan yang
memiliki analogi. Apabila dikatakan terjadi eskalasi hubungan, maka maksudnya
yakni hubungan itu mengalami kemajuan pada tingkat yang mantap secara
berkesinambungan. Akan tetapi hubungan tersebut bisa saja tumbuh oleh karena
adanya variabel atau faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan antarpribadi
seperti kepercayaan, kesukaan, kecemburuan, ketepatan komunikasi atau
pengertian pesan satu sama lain.

Komunikasi Antarbudaya Konteks Tinggi dan Konteks Rendah
Komunikasi konteks tinggi merupakan komunikasi di mana sebagian besar
informasi diketahui orang tersebut, dan hanya sedikit yang dibagikan sebagai
bagian dari pesan. Sedangkan komunikasi konteks rendah merupakan komunikasi
yang mana jumlah informasi lebih besar dari yang disampaikan. Atau, dalam
4
komunikasi konteks rendah, pesan verbal mengandung banyak informasi dan
hanya sedikit yang tertanam dalam konteks atau peserta (Samovar & Porter, 2010
: 257).

Teori Self Disclosure
Komunikasi antar pribadi tidak terlepas dari teori self disclosure atau
pembukaan diri adalah suatu proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita
terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna untuk
memahami tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya (Rakhmat, 2007:108).

Teori Penetrasi Sosial
Teori penetrasi sosial dapat diartikan juga sebagai sebuah model yang
menunjukkan perkembangan hubungan, yaitu proses di mana orang saling
mengenal satu sama lain melalui tahap pengungkapan informasi (Richard, W., &
Turner, L.H., 2008 :200).
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif pendekatan kualitatif.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif.
Metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati.
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian adalah proses hubungan komunikasi
antarpribadi di lembaga Language and Cultural Exchange Medan.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian adalah warga Amerika sebagai tim
pengajar di Language and Cultural Exchange Medan.
Teknik Pengumpulan Data

Penelitian Lapangan
5
Wawancara Mendalam dan Observasi.

Studi Kepustakaan
Buku, jurnal, majalah, dan internet
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dimana analisis
data yang digunakan bila data - data yang terkumpul dalam riset adalah data
kualitatif berupa kata - kata, kalimat - kalimat,atau narasi - narasi, baik yang
diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan langsung dengan datang
ke lembaga Language and Cultural Exchange Medan untuk melihat serta
mengamati bagaimana proses hubungan komunikasi yang terjadi disana yaitu
diantara warga Amerika dengan warga Medan sebagai anggota Language and
Cultural Exchange tersebut. Saat pertama kali datang untuk mengamati, peneliti
menemukan bagaimana cara warga Amerika yang sangat terlihat ramah terhadap
para warga Medan sebagai anggota yang akan mereka edukasi. Warga Amerika
tidak segan untuk memulai pembicaraan kepada para warga Medan sebagai
anggota LCE yang kebanyakan malu-malu untuk memulai pembicaraan. Awalnya
warga Amerika tersebut menanyakan kabar para warga Medan, kemudian
menanyakan bagaimana hari mereka, apakah menyenangkan atau sebaliknya,
sehingga timbul percakapan diantara mereka.
Hasil observasi lainnya dapat pula dilihat bahwa warga Amerika sangat
terbuka dan sangat sabar terhadap para anggota Language and Cultural Exchange
yang bersifat kritis. Misalnya mereka tidak pernah jenuh dalam menghadapi
pertanyaan-pertanyaan dari warga Medan yang kebanyakan tidak tahu setiap arti
dari kata-kata yang diucapkan oleh warga Amerika atau menanyakan hal-hal
kebudayaan atau kebiasaan orang Amerika. Kemudian cara pendekatan warga
Amerika juga terlihat sangat perlahan, tidak memaksa, walaupun kebanyakan dari
warga Medan sebagai anggota Language and Cultural Exchange juga terlihat
6
memiliki kemauan yang besar pula untuk memiliki hubungan yang baik dengan
warga Amerika di lembaga tersebut.
Kegiatan observasi penelitian ini juga memaparkan bahwa warga Amerika
dan warga Medan sebagai anggota di LCE juga sudah ada yang saling bertukar
nomor handphone. Biasanya hal ini terjadi diantara warga Amerika dan warga
Medan yang sudah cukup lama bergabung menjadi anggota Language and
Cultural Exchange. Ketika itu peneliti melihat dan mendengar bahwa ada warga
Medan yang menyatakan kepada salah satu warga Amerika bahwa ia telah
mengganti nomor handphonenya dan memberikan nomor baru tersebut.
Lembaga Language and Cultural Exchange Medan selain tempat
bertukarnya bahasa juga tempat bertukarnya kebudayaan. Dalam suatu
kesempatan ketika peneliti datang untuk melakukan pengamatan, tepatnya pada
tanggal 15 Maret kemarin, di Language and Cultural Exchange sedang
mengadakan acara perpisahan salah satu anggota Language and Cultural
Exchange yang merupakan anggota lama disana yang akan pindah ke Jerman
untuk melanjutkan pendidikannya, beberapa warga Amerika mempersembahakan
tarian Tor-Tor yang telah diajarkan oleh beberapa warga Medan yang mengerti
tarian tersebut. Walaupun waktunya tidak cukup lama, namun peneliti dapat
meilhat bahwa warga Amerika juga antusias dalam mempelajari kebudayaan yang
ada di Medan, dan tidak hanya mengajarkan bahasa Inggris serta mengenalkan
budaya yang mereka punya namun juga mereka mau mempelajari budaya yang
ada di Medan tersebut.
Di awal bulan April, peneliti juga menemukan hasil pengamatan bahwa
hubungan yang terjalin di lembaga LCE terlihat seperti hubungan keluarga. Saat
itu, tepatnya tanggal 4 April, salah satu warga Amerika yang merupakan tim
pengajar disana berulang tahun, dan semua warga Amerika serta para anggota
yang merupakan warga Medan bekerja sama ikut merayakan hari ulang tahun
salah satu warga Amerika tersebut. Mereka juga turut merasakan kebahagiaan
yang dirasakan warga Amerika yang sedang berulang tahun, mereka merencakan
kejutan ulang tahun bersama-sama, kemudian memberikan ide pa saja yang harus
dilakukan saat kejutan tersebut.
7
Pembahasan
Di era globalisasi ini, semua orang dituntut untuk dapat berkomunikasi
dengan baik . Khususnya berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Bahasa Inggris
yang
merupakan
bahasa
Internasional,
bahasa
penghubung
diantara
keanekaragaman bahasa yang ada diseluruh penjuru negeri, memang sangatlah
penting untuk dapat dipelajari. Maka tidak heran kalau diseantero kota Medan
sudah menjamur lembaga pendidikan bahasa Inggris yang bersifat formal maupun
non formal yang menjanjikan kepada setiap siapa saja yang bergabung akan
memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat baik.
Ditengah banyaknya lembaga yang ada, muncullah sebuah lembaga yang
bertujuan untuk dapat membantu memperbaiki kemampuan bahasa Inggris warga
Medan. Lembaga Language and Cultural Exchange berdiri dengan bantuan para
NGO yang berasal dari Negara Amerika yang menginginkan bukan hanya
hubungan Indonesia-Amerika dapat terjalin baik namun juga ingin memberikan
pilihan dan kemudahan bagi para warga Medan dalam belajar bahasa Inggris.
Bukan saja memberikan keringanan dalam beban biaya namun juga memberikan
fasilitas serta native speaker langsung dari Amerika sebagai tim pengajar untuk
dapat berinteraksi dalam bahasa Inggris. Kegiatan belajar dan mengajar di LCE
lebih kearah pertukaran bahasa dan budaya. Sebuah lembaga akan dapat
menjalankan misinya bila setiap orang di dalamnya memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik satu sama lain. Setiap anggota di dalamnya juga harus
saling dekat, dengan begitu apa yang diinginkan akan dapat terwujud. Tidak
mungkin bila kita ingin membantu sesorang dalam mengajar kita tidak memiliki
kedekatan dengan mereka sebelumnya.
Dari hasil wawancara dengan beberapa informan yang merupakan warga
Amerika, yaitu native speaker atau tim pengajar dan tiga informan tambahan yang
merupakan warga Medan sebagai member yang saling tergabung di lembaga
Language and Exchange Cultural, diketahui bahwa setiap anggota yang telah
bergabung dengan LCE selalu di dorong untuk melakukan komunikasi
antarpribadi satu sama lain agar membangun hubungan yang baik dan agar visi
dan misi dari lembaga tersebut dapat berjalan sesuai dengan harapan, yaitu dapat
8
saling berbagi ilmu bahasa dan saling bertukar beberapa kebudayaan dan
kebiasaan yang baik diantara dua Negara tersebut.
Penerapan komunikasi antarpribadi antara para member di LCE, yaitu
warga Amerika dengan warga Medan dalam kegiatannya belajar dan mengajar di
Language and Cultural Exchange Medan tentu memerlukan upaya serta waktu.
Keduanya sebelumnya memiliki hubungan yang dari hanya kenal menjadi kenal
baik dari hari ke hari. Kemudian menjadi dekat sebagai teman. Dengan adanya
kedekatan ini maka akan timbul rasa percaya, rasa terbuka dan rasa suka dalam
diri mereka untuk saling belajar dan berbagi ilmu. Hal ini dapat membuat
komunikasi antarpribadi berjalan efektif. Pesan yang disampaikan oleh warga
Amerika sebagai tim pengajar dan native speaker dapat diterima dan dimaknai
dengan baik oleh warga Medan yang tergabung di LCE sehingga tujuan dari
komunikasi tersebut dapat tercapai.
Proses tahapan hubungan komunikasi antarpribadi yang terjadi di lembaga
tersebut juga sudah sampai ke proses tahapan ketiga bahkan keempat menurut
teori penetrasi sosial. Dimana warga Amerika yang sudah akrab dengan anggota
di LCE, kemudian mereka sudah sama-sama nyaman disana. Hal ini dapat dilihat
dalam hasil wawancara, dimana informan 1 dan 2, sudah memiliki teman akrab
atau sahabat. Dan hal ioni didukung oleh pernyataan dari para informan tambahan
yaitu dari Tami, Rini, dan Winda yang menyatakan mereka bahakan sudah
memepercayai beberapa warga Amerika untuk mendengarkan pengalaman
maupun informasi yang bersifat lebih pribadi. Proses dalam menjalin hubungan
komunikasi antarpribadi antara warga Amerika dan warga Medan di LCE
mendapati kendala atau hambatan. Dimana hambatan itu biasanya berasal dari
masalah personal seperti rasa malu atau karena takut akan melakukan kesalahan
dalam proses komunikasi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Proses hubungan komunikasi antarpribadi yang terjalin diantara warga
Amerika dengan warga Medan yang tergabung di dalam LCE, dimulai dari saling
9
kenal dan diikuti oleh pendekatan satu sama lain. Mereka bersama-sama memiliki
keinginan untuk saling tahu, saling mengenal, dan saling dekat. Berdasarkan
tingkatan hubungannya, mereka sudah sampai ke tahap teman dekat (sahabat),
namun terdapat satu warga Amerika yang terhitung baru menjadi tim pengajar,
dan tingkatan hubungan antara ia dengan warga Medan masih dalam tingkatan
kenal yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi teman dekat. Hambatan
yang dialami dalam proses hubungan komunikasi antarpribadi diantaranya aksen
bahasa yang sangat cepat sehingga sulit untuk dimengerti serta masalah personal
seperti rasa malu dan rasa takut salah yang melanda para warga Medan.
Saran
Di dalam proses hubungan antarpribadi di Language and Cultural
Exchange yang memiliki banyak perbedaan budaya, mereka harus mau saling
membuka diri untuk menjalin hubungan komunikasi antarpribadi satu sama lain
dan saling belajar bahasa dan bertukar kebudayaan diantara dua Negara yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2003. The Interpersonal Communication.. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung. PT. remaja
Rosdakarya.
Richard, W., & Turner, L.H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Analisis, dan
Aplikasi. (3th ed). Jakarta: Salemba Humanika.
Samovar, L.A., Porter, R.E & McDaniel E.R. 2010. Komunikasi Lintas Budaya
(Communication between Culture) (Indri Margaretha Sidabolok, Trans).
Jakarta : Salemba Humanika.
10
Download