PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DI KOTA SEMARANG Oleh : Hendrajaya Dosen STIEPARI Semarang ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the influence of organizational culture and organizational commitment on teacher performance with the motivation to work as a mediating variable. The population used in this study were all teachers at the elementary school in Semarang City, with number of samples as much as 103 respondents with simple random sampling technique. Analysis tool used is the path analysis (path analysis). Results of hypothesis testing indicates that the value t calculate variable influence of organizational culture on work motivation of 4,685 > ttable = 1,660 and p = 0,000 < = 0,05 (significant). Thus the hypothesis 1 (H1) that: organizational culture positive working motivation against proven. The value t calculate the variable from the influence of organizational commitment on work motivation of 5,092 > ttable = 1,660 with p = 0,000 < = 0,05 (significant). Thus the hypothesis 2 (H2) that positively influence organizational commitment to proven work motivation. The value t calculate the work motivation of the influence of variables on teacher performance of 7,563 > ttable = 1,660 with p = 0,000 < = 0,05 (significant). Thus the hypothesis 3 (H3) positive motivation that influential work toward teacher performance is proven. Hypothesis testing variables influence organizational culture on teachers performance of 2,603 > ttabel = 1,660 with p = 0,007 < = 0,05 (significant), thereby, hypothesis 4 (H4) that organizational culture positive effect on teachers performance sis proved. The value t calculate the variable from the influence of organizational commitment on teacher performance of 3,399 > ttabel = 1,660 with p = 0,001 < = 0,05 (significant). Thereby, hypothesis 5 (H5) that organizational commitment affect positive toward teacher performance is proven Results of path analysis showed that the indirect influence of organizational culture on performance of teachers Working with motivation as variable mediation or P6 = 0,220 bigger than on direct influence of organizational culture on performance of teachers P4 = 0,117. This shows that the hypothesis (H6) organizational culture impact on teacher performance and motivation of working as mediation variables proved to be. Variable indirect influence organizational commitment toward teacher performance with variable work motivation as mediation or P7 = 0,240 bigger than on direct influence on organizational commitment of teacher performance P5 = 0,237. This suggests the hypothesis (H7) that organizational commitment toward teacher performance with work motivation as mediation variables proved to be. Keywords: organizational culture, organizational commitment, job motivation, and teacher performance. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru pada SD Negeri di Kota Semarang, dengan jumlah sampel sebanyak 103 responden dengan teknik simple random sampling. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path análisis). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap motivasi kerja sebesar 4,685 > ttabel = 1,660 angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 1 (H1) bahwa : budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. Nilai t hitung dari pengaruh variabel komitmen organisasi terhadap motivasi kerja sebesar 5,092 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 2 (H2) bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. Nilai t hitung dari pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru sebesar 7,563 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 3 (H3) bahwa motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Pengujian hipotesis pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 2,603 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,007 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 4 (H4) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Nilai t hitung dari pengaruh variabel komitmen organisasi terhadap kinerja guru sebesar 3,399 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,001 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 5 (H5) bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh tak langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru dengan Motivasi Kerja sebagai variabel mediasi atau P6 = 0,220 lebih besar dari pada pengaruh langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru P4 = 0,117. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis (H6) budaya organisasi pengaruh terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti. Pengaruh tak langsung variabel komitmen organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi atau P7 = 0,240 lebih besar dari pada pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap kinerja guru P5 = 0,237. Hal ini menunjukkan hipotesis (H7) bahwa komitmen organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti. Kata Kunci : Budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja, dan kinerja guru Pendahuluan Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Melalui pembangunan bidang pendidikan dapat memberikan peningkatan mutu sumber daya manusia (Syafarudin, 2002). Berkaitan dengan kondisi tersebut maka diperlukan peran pendidik/guru sebagai ujung tombak bagi keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan untuk dapat bekerja secara optimal dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik. Bila kita amati kenyataan di lapangan, bahwa guru sudah menunjukkan kinerja maksimal di dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Akan tetapi masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan kinerjanya dengan baik, tentu akan berpengaruh terhadap kinerja guru secara makro. Mengingat pentingnya peran guru dalam meningkatkan kemajuan masyarakat maka seorang pendidik harus selalu memiliki komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerjanya baik di bidang pembelajaran maupun perannya dalam masyarakat. Komitmen organisasi merupakan loyalitas dan identifikasi individu terhadap organisasi (Mitchell dalam Rivai, 2004). Mereka mempunyai komitmen tinggi cenderung lebih bertahan dan rendah absensinya daripada yang komitmennya rendah. Jadi secara keseluruhan komitmen organisasi merupakan suatu keadaan seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi tersebut menjaga kelangsungan organisasi tersebut. Budaya organisasi dan komitmen organisasi memegang peran yang sangat penting. Seseorang dianggap professional apabila mampu mengerjakan tugasnya dengan selalu berpegang teguh pada etika kerja, independent (bebas dari tekanan pihak luar), cepat (produktif), tepat (efektif), efisien dan inovatif serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu atau teori yang sistematis, kewenangan profesional, pengakuan masyarakat, dan kode etik yang regulatif. Pengembangan wawasan dapat dilakukan melalui forum pertemuan profesi, pelatihan ataupun upaya pengembangan, dan belajar secara mandiri. Dengan demikian organisasi merupakan sebuah system yang sinergis atau integral, yang di dalamnya terdapat subsistem dan komponen-komponen yang saling berhubungan erat. Sehingga masing masing komponen yang masuk dalam sebuah organisasi perlu memiliki komitmen yang bijak dalam bekerja dalam sebuah tim.Terlebih di dalam lembaga pendidikan seorang guru yang sudah memberanikan diri untuk terjun dalam sebuah organisasi harus berpikir secara matang tentang efek positif dan negatifnya. Seorang guru yang baik perlu pandai-pandai dalam menentukan sikap demi keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan hal di atas seorang guru harus terus meningkatkan profesionalismenya melalui berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengeloa pembelajaran maupun kemampuan lain dalam upaya menjadikan peserta didik memiliki keterampilan belajar, mencakup keterampilan dalam memperoleh pengetahuan,keterampilan dalam pengembangan jati diri, keterampilan dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu,dan keterampilan untuk dapat hidup berdampingan dengan sesama secara harmonis. Simamora (2002) mengartikan kinerja sebagai pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dalam dalam out put yang dihasilkan.Out yang dihasilkan terkait dengan pelaksanaan suatu pekerjaan yang bersifat fisik/material maupun non fisik/ non material.Adapun kinerja dan profesi guru dapat dinilai dari kepribadian guru secara umum,pemahaman guru tehadap visi dan misi sekolah, kualitas kerja guru, kemampuan mengelola proses pembelajaran dan pengembangan profesi guru (Departemen Pendidikan Nasional, 2004). Tinggi rendahnya kinerja tergantung dari berbagai faktor diantaranya adalah motivasi.guru, salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan, sehingga perlu didorong agar memiliki motivasi yang tinggi dalam melaksanakannya tugas dan pekerjannya. Menurut Semiawan (1998), guru yang memiliki motivasi akan tekun menghadapi tugas,ulet menghadapi kesulitan ,tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi,lebih senang bekerja mandiri dan memecahkan persoalan yang dialami selama bekerja. Semakin tinggi motivasi seorang guru diharapkan akan dapat meningkatnya kinerja dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah meningkatkan kemajuan masyarakat di lingkungannya. Penelitian mengenai kinerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru telah dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Hasil penelitian Widodo (2011) dalam penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan antara budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru TKK BKK Penabur Tasik Malaya. Kemudian hasil penelitian Iis Setyaningrum (2012) menunjukkan bahwa budaya organisasi secara signifikan dapat berdampak pada kinerja pegawai LPMP Jawa Tengah. Sedangkan Benny Roesly (2012) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komunikasi organisasi, komitmen organisasi, dan iklim organisasi secara bersama-sama tidak meningkatkan kinerja guru karena tidak signifikan di Lingkungan Sekolah Maitreyawira Batam. Hasil penelitian Mulyanto dan Eny Dwi Suryani (2009) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru SD di lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Kemudian hasil penelitian Dewi Urip Wahyuni (2011) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Guru STS di Surabaya. Peneliti Allice Tjandralila Rahardja (2004) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara komunikasi antara pribadi guru dan motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan kinerja guru SMUK BPK Penabur Jakarta. Kemudian Rosita Endang Kusmaryani (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan sangat signifikan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan kinerja layanan bimbingan konseling pada Guru Pembimbing di Kabupaten Bantul. Lebih lanjut hasil penelitian Abdulsalam dan Mawoli (2012) menemukan motivasi berpengaruh terhadap kinerja. Namun peneliti Clark (2003) menemukan motivasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja. Kinerja guru merupakan salah satu aspek penting yang sering dihadapi individu pada berbagai sekolah/lembaga, tak terkecuali guru pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Semarang. Kinerja Guru yang dimiliki Guru SD Negeri di wilayah ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat diketahui dari beberapa permasalahan di lapangan yaitu : Kualitas pendidikan belum sesuai yang diharapkan karena kinerja guru dalam mempersiapkan pembelajaran masih banyak yang belum mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dalam proses pembelajaran masih dilaksanakan secara konvensial dan belum melaksanakan Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Uraian di atas menunjukkan bahwa budaya organisasi,komitmen organisasi dan motivasi kerja terhadap guru menjadi faktor-faktor yang penting bagi peningkatan kinerja guru. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan budaya organisasi, komitmen organisasi, kinerja guru dan motivasi kerja. Adapun obyek penelitian adalah Guru Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kota Semarang dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Sekolah Dasar Negeri di Kota Semarang” TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian terhadap kinerja guru di lingkungan Sekolah Dasar di Kota Semarang ini adalah untuk menganalisis: 1. Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja. 2. Pengaruh komitmen berorganisasi terhadap motivasi kerja. 3. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru. 4. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru. 5. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja guru. 6. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. 7. Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Tinjauan Pustaka Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan normanorma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu (Robbin, 2006). Budaya organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas organisasi yang dan mempengaruhi posisi bersaing organisasi, karena budaya organisasi mengendalikan bagaimana cara anggota organisasi dalam membuat keputusan dalam memahami dan mengelola lingkungan, dan memperlakukan informasi yang diterima serta berperilaku. Budaya organisasi dapat berupa nilai-nilai dan norma tingkah laku dari para anggota organisasi. Nilai-nilai tersebut akan membentuk perilaku individu agar sesuai dengan perilaku organisasi. Budaya akan membentuk karakteristik serta membangun kepercayaan organisasi. Terdapat tiga langkah dalam mendorong budaya yang sukses, yaitu commitment, competence, dan consistentency, atau 3 C. Komitmen adalah perjanjian karyawan terhadap eksistensi organisasi. Kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas dalam rangka tujuan organisasi, dan konsistensi merupakan kemantapan untuk secara terus menerus berpegang pada komitmen dan kemampuannya sebagai karyawan yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan organisasi. Robbins (2006) menyatakan bahwa untuk mengukur budaya organisasi terdapat 7 indikator yang penting terhadap budaya organisasi, yaitu inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detail (rincian), orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan dan kemantapan Menurut Gibson, et al (2000) komitmen organisasi adalah identifikasi rasa, keterlibatan, loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya. Komitmen organisasi ditunjukkan dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi, adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi. Newstorm dan Davis (1993) dalam Sopiah mendefinisikan komitmen sebagai kemauan dari individu untuk melakukan usaha keras demi kepentingan organisasi dan sebuah hasrat yang kuat untuk tatap menjadi anggota organisasi. Komitmen dalam suatu hubungan didefinisikan sebagai keyakinan salah satu pihak bahwa membina hubungan dengan pihak lainnya merupakan hal yang penting yang berpengaruh terhadap manfaat optimal yang didapat oleh kedua pihak yang berhubungan. Bshaw dan Grant (dalam Sopiah, 2008), menjelaskan bahwa komitmen karyawan terhadap organisasi merupakan sebuah proses berkesinambungan dan merupakan sebuah pengalaman individu ketika bergabung dalam sebuah organisasi. Menurut Robbins (2007) mendefinisikan komitmen pegawai pada suatu organisasi adalah suatu keadaan di mana karyawan memihak kepada organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen Organisasi adalah tekad yang bulat untuk melakukan sesuatu dengan niat yang sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan organisasi. Komitmen yang baik adalah komitmen yang dimulai dari kesadaran individu yang berkembang menjadi kesadaran seluruh komponen organisasi. Menurut Mangkunegara (2001); kinerja dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Prawiro Suntoro, dalam Tika Pabundu (2006) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu. Selengkapnya adalah kesempatan berkinerja, yang diartikan sebagai tingkatan-tingkatan kinerja yang tinggi sebagian merupakan fungsi dari tidak adanya kendala-kendala seorang karyawan, adapun rintangan yang mengendalikan kinerja berupa lingkungan kerja yang kurang mendukung, peralatan, bahan suplai kurang memadai, rekan sekerja, prosedur yang kurang mendukung. Jadi menurut Robbins (2007) kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dalam pencapaian tujuan dan efisiensi yang merupakan rasio dari keluaran efektif, terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Evaluasi kerja pegawai pada dasarnya merupakan penilaian yang sistematik terhadap penampilan kerja pegawai itu sendiri dan terhadap taraf potensi pegawai dalam upaya mengembangkan diri untuk kepentingan organisasi. Dessler (2001), mendefinisikan kinerja sebagai prosedur apa saja yang meliputi : (1) penetapan standar kinerja; (2) penilaian kinerja aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-standar ini; dan (3) memberi umpan balik kepada pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja atau terus berkinerja lebih tinggi lagi. Andrew E. Sikula (dalam Mangkunegara, 2007) menjelaskan bahwa “Empolyee appraising is the systematic evaluation of a worker’s job performance and potential for defelopment. Appraising is the process of estimating or judging the value, excellence, qualities, or satus of some object, person, or thing“ (Penilaian pegawai merupakan merupakan evaluasi yang sistematis dari pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian adalah proses penaksiran atau penentuan nilai, kualitas, atau status dari beberapa objek, orang ataupun sesuatu). Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat ketekunan dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi internal) maupun dari luar individu (motivasi eksternal). Menurut Robert L Malthis dan John H. Jackson dalam Moenir (2004) bahwa motivasi asal kata motif adalah suatu kehendak atau keinginan yang timbul dari diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut berbuat. Motivasi merupakan rangsangan berbentuk benda maupun bukan benda yang dapat menumbuhkan dorongan seseorang untuk memiliki,menikmati. Motivasi mengandung pengertian yaitu keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan (Hadari Nawawi, 2003). Dalam kamus Manajemen yang disusun oleh Mukiyat disebutkan bahwa motivasi adalah setiap perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi seseorang untuk bertindak. R. Sukanto dan T Hani Handoko (2001) menyatakan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi kerja karyawan . Karyawan bekerja dengan baik atau tidak tergantung sampai sejauh mana faktor-faktor yang menjadi pendorong motivasi dapat terpenuhi. H2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Perumusan Hipotesis Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan. keyakinan, harapan, sikap dan normanorma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu (Robbin,2006). Dalam konteks penelitian ini budaya organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi sekolah sehingga membantu memotivasi dalam pengelolaan sekolah secara luas. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2011) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi kerja terhadap kinerja guru TKK BKK Penabur Tasik Malaya. H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja. Motivasi mengandung pengertian yaitu keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan (Hadari Nawawi, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2012) menunjukkan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru STS di Surabaya. Penelitian Abdulsalam dan Mawoli (2012) juga menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pengajar. H3 : Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru Menurut Gibson, et. al. (2000) komitmen organisasi adalah identifikasi rasa, keterlibatan, loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhadap organisasinya. Komitmen organisasi ditunjukkan dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah organisasi, adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi. Hasil penelitian Rosita Endang Kusmaryani (2009) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan komitmen organisasi terhadap motivasi kerja guru pembimbing di Kabupaten Bantul. Kartono (2004), mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-kelompok kerja dari stratifikasi kelas sosial, kelas buruh/pegawai, dari sumber-sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan sendiri yang diciptakan oleh majikan, para direktur dan manajermanajer yang melatarbelakangi iklim kultur buruh-buruh dalam kelompok kecilkecil yang informal. Iis Setyaningrum (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa budaya organisasi secara signifikan berdampak positif terhadap kinerja pegawai LPMP Jawa Tengah. H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Komitmen organisasi menurut Mitchel dalam Rivai (2004) adalah suatu ikatan psikologi karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya kepercayaan dan penerimaan yang kuat atas tujuan dan nilai-nilai organisasi, kemauan untuk mengusahakan tercapainya kepentingan organisasi dan keinginan yang kuat untuk mempertahankan kedudukan sebagai anggota organisasi. Penelitian Mulyanto dan Eny Dwi Suryani (2009) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja guru. H5 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2011) menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan motivasi kerja guru TKK BPK Penabur Tasik Malaya. Kemudian Dewi Urip Wahyuni (2012) menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru STS di Surabaya. H6 : H7 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi. Metode Penelitian Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri di Kota Semarang. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 103 orang guru. Teknik pengambilan sample yang digunakan untuk menentukan responden adalah teknik simple random sampling dengan cara pengundian. Definisi Operasional Variabel 1. Budaya Organisasi (X1) Budaya organisasi merupakan faktor penting yang menentukan keberhasilan dan kelangsungan hidup sebuah organisasi karena budaya organisasi terkait dengan nilai nilai bersama yang diyakini dan menjadi dasar dalam berperilaku.Nilai nilai budaya organisasi tersebut dibentuk oleh beberapa indikator. Robbins (2007) menyatakan bahwa untuk mengukur budaya organisasi terdapat 7 indikator : a. Inovasi dan pengambilan resiko b. Perhatian terhadap hasil yang detail (rincian) c. Orientasi hasil d. Orientasi orang e. Orientasi tim f. Keagresifan g. Kemantapan. 2. Komitmen Organisasi (X2) Komitmen organisasi adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi. Variabel komitmen diukur dengan indikator (Mitchel dalam Rivai, 2004): a. Kebanggaaan menjadi bagian dari organisasi b. Keinginan yang kuat untuk menjadi anggota organisasi c. Kepercayaan kuat terhadap tujuan organisasi d. Kepedulian terhadap nasib organisasi e. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi kemajuan organisasi 3. Motivasi Kerja (Y1) Motivasi adalah kedaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Rivai (2001) ada beberapa indikator motivasi yaitu : a. Dorongan untuk bekerja secara baik b. Memperhatikan umpan balik c. Berorientasi untuk pencapaian tujuan d. Kesediaan menerima tugas tambahan e. Mempunyai keinginan untuk maju 4. Kinerja Guru (Y2) Kinerja adalah prestasi atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang (individu) atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu (Depdiknas, 2009). Indikator untuk mengukur kinerja yaitu : a. Melaksanakan tugas dengan sebaikbaiknya b. Bekerja sama dalam menyelesaikan tugas c. Inovasi dalam melaksanakan tugas pokok d. Senantiasa hadir sesuai jadwal yang telah ditentukan e. Selalu berpakaian rapi dan sopan f. Hasil yang diperoleh peserta didik (ketuntasan kompetensi) g. Penguasaan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab h. Pemahaman terhadap profesi keguruan i. Kesesuaian proses pembelajaran dengan rencana, model, dan kompetensi j. Kemampuan menyesuaikan perubahan kebijakan dan peraturan. Metode Analisis Data Menurut Rutherfort (1993) dalam (Sarwono, 2006), analisis jalur (Part Analysis) adalah suatu teknik analisis untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi ganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Model persamaaan dalam analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur sebagai berikut : a. Y1 = β1X1 + β2X2 + e1 (Jalur I) b. Y2 = 3Y1 + 4X1 + 5 X2 + e2 (Jalur II) Di mana : Y1 = Motivasi Kerja (MK) Y2 = Kinerja Guru (KG) X1 = Budaya Organisasi (BO) X2 = Komitmen Organisasi (KO) 1 s.d 5 = Koefisiensi regresi e = Error / residu Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil uji valditas menunjukkan bahwa semua variabel kuesioner valid, karena masing-masing item memenuhi syarat yaitu nilai Corrected Item Total Correlation atau rhitung > rtabel = 0,195 di mana, (N = 103 , = 0,05). Hasl uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha atau rhitung untuk keempat variabel yaitu budaya organisasi, komitmen organisasi, motivasi kerja dan kinerja guru semuanya lebih besar dari 0,70 (rstandar) maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian kuesioner reliabel. Pengujian Hipotesis Koefisien Regresi (Jalur I) Coefficientsa Model 1 (Constant) Budaya Organis asi (X1) Komitmen Organis asi (X2) Unstandardiz ed Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 4,335 1,552 ,261 ,056 ,399 ,483 ,095 ,434 t 2,794 4,685 Sig. ,006 ,000 5,092 ,000 a. Dependent Variable: Motivasi Kerja (Y1) Nilai thitung dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap motivasi kerja sebesar 4,685 > ttabel = 1,660 (df = n – k – 1 = 103 – 2 – 1 = 100, = 0,05, uji satu pihak), dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 1 (H1): budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. Nilai thitung dari pengaruh variabel Komitmen Organisasi terhadap Motivasi Kerja sebesar 5,092 < ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). dengan demikian maka hipotesis 2 (H2) bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. Koefisien Regresi (Jalur II) Coefficientsa Model 1 (Constant) Motivasi Kerja (Y1) Budaya Organis asi (X1) Komitmen Organis asi (X2) Unstandardiz ed Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 4,829 2,106 ,989 ,131 ,552 ,219 ,080 ,188 ,473 ,139 ,237 t 2,293 7,563 2,733 3,399 Sig. ,024 ,000 ,007 ,001 a. Dependent Variable: Kinerja Guru (Y2) Nilai thitung dari pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja guru sebesar 7,563 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,000 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 3 (H3) bahwa motivasi verja berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Nilai thitung dari pengaruh variabel budaya organisasi terhadap kinerja guru sebesar 2,733 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,007 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 4 (H4) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Nilai thitung dari pengaruh variabel komitmen organisasi terhadap kinerja guru sebesar 3,399 > ttabel = 1,660 dengan angka signifikansi = 0,001 < = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hipotesis 5 (H5) bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. Pengaruh P7 = 0,240 > P5 = 0,237 hal ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja (MK) sebagai variabel Secara ringkas pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel tergantung pada analisis path (jalur) I dan II dapat dilihat pada gambar berikut : 0,220 X1 (BO) 0,118 0,399 X2 (KO) 0,434 Y1 (MK) 0,237 Y2 (KG) 0,552 0,240 Gambar : Hasil Analisis Diagram Jalur Sehingga dapat dijelaskan, bahwa : 1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi, adalah sebagai berikut : BO MK KG atau P6 = P1 x P3 = 0,399 x 0,552 = 0,220 Pengaruh P6 = 0,220 > P4 = 0,118 hal ini menunjukkan bahwa variabel Motivasi Kerja (MK) sebagai variabel mediasi dari pengaruh Budaya Organisasi (BO) terhadap Kinerja Guru (KG) terbukti. Dengan demikian, bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti. 2. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi, adalah sebagai berikut : KO MK KG atau P7 = P2 x P3 = 0,434 x 0,552 = 0,240 mediasi dari pengaruh Komitmen Organisasi (KO) terhadap Kinerja Guru (KG) terbukti. Dengan demikian, maka komitmen organisasi berpengaruh positif kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi tidak terbukti. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa, budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja dengan (P1 = 0,399) dan (sig. = 0,000), sehingga hipotesis 1 terbukti dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik budaya organisasi, maka semakin meningkat motivasi kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Widodo (2011) dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap kinerja guru TKK BPK Penabur Tasik Malaya, bahwa budaya organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas organisasi sehingga membantu memotivasi dalam pengelolaan sekolah secara luas. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan budaya organisasi terhadap motivasi kerja guru TKK BKK Penabur Tasik Malaya. Hipotesis 2 (H2) yaitu variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja dengan (P2 = 0,434) dan (sig. = 0,000 ), sehingga hipotesis 2 (H2) terbukti dan dapat di interpretasikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita Endang Kusmaryani (2009) menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan komitmen organisasi terhadap motivasi kerja guru pembimbing di Kabupaten Bantul, serta penelitian Dewi Urip Wahyuni (2011) Studi tentang Pengaruh Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru STS di Surabaya., dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja. Hipotesis 3 (H3) yaitu variabel motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan (P3 = 0,552) dan (sig. = 0,000), sehingga hipotesis 3 (H3) terbukti dan dapat di interpretasikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Urip Wahyuni (2012) menunjukkan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru STS di Surabaya. Serta penelitian Abdulsalam dan Mawoli (2012) juga menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pengajar. Hipotesis 4 (H4) yaitu variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan (P4 = 0,188) dan (sig. = 0,007), sehingga hipotesis 4 (H4) terbukti dan dapat di interpretasikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Iis Setyaningrum (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa budaya organisasi secara signifikan berdampak positif terhadap kinerja pegawai LPMP Jawa Tengah. Hipotesis 5 (H5) yaitu variabel komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru dengan (P5 = 0,237) dan (sig. = 0,001), sehingga hipotesis 5 (H5) terbukti dan dapat di interpretasikan, dimana bahwa faktor komitmen organisasi dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga hal tersebut sesuai hasil penelitian dari Benny Roesly (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Pengaruh Komunikasi Organisasi Komitmen Organisasi dan Iklim Organisasi terhadap Kinerja Guru di lingkungan Sekolah Maitreyawira Batam“. Dengan menggunakan teknik regresi linear sederhana dan ganda menunjukkan bahwa komunikasi organisasi, komitmen organisasi, dan iklim organisasi secara bersama-sama tidak meningkatkan kinerja guru karena tidak signifikan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Mulyanto dan Eny Dwi Suryani (2009) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja guru. Sedangkan pengujian hipotesis 6 (H6) diperoleh besarnya pengaruh tak langsung budaya organisasi terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi dengan P6 = 0,220 lebih besar dari pada pengaruh langsung P4= 0,118. Hal ini membuktikan bahwa motivasi kerja sebagai variabel mediasi dari pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru terbukti. Demikian juga hipotesis 7 (H7) bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti dengan hasil bahwa pengaruh tidak langsung P7 = 0,240 lebih besar dari P5 = 0,237. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2011) menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan motivasi kerja guru TKK BPK Penabur Tasik Malaya. Kemudian Dewi Urip Wahyuni (2012) menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru STS di Surabaya. Kesimpulan 1. Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. 2. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja terbukti. 3. Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. 4. Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. 5. Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru terbukti. 6. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti. 7. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru dengan motivasi kerja sebagai variabel mediasi terbukti. Implikasi 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja guru. Hal ini berimplikasi pada perlunya upaya : a. Mendorong guru untuk berpikir kreatif dan mencari cara baru dalam penyelesainya permasalahan yang berkaitan dengan tugas atau pekerjaan b. Membentuk kelompok tugas dalam menjalankan tugas atau pekerjaan sehingga akan menciptakan kerjasama dan rasa kebersamaan diantara sesama guru pada forum Kelompok Kerja Guru ( KKG ). c. Jika perlu mendatangkan pihak luar untuk memperbaiki kinerja guru melalui pelatihan dan konseling secara personal. 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja guru. Hal ini berimplikasi pada perlunya peningkatan komitmen organisasi melalui : a. Peningkatan komunikasi antara kepala sekolah dengan guru baik yang bersifat formal melalui rapat koordinasi dan diskusi maupun informal melalui olah raga, rekreasi dan sebagainya b. Bimbingan dan perhatian kepala sekolah terhadap permasalahan yang dihadapi guru terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan c. Pemberian penghargaan oleh kepala sekolah terhadap guru yang berprestasi dan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran. DAFTAR PUSTAKA Abdulsalam, Dauda, dan Mawoli, Mohammed, Abubakar, 2012, Motivation and Job Performance of Academic Staff of State Universities in Nigeria: The Case of Ibrahim Badamasi Babangida University, Lapai, Niger State, International Journal of Business and Manajement; Vol. 7, No. 14, pp. 142-148 Clark, R.E, 2003, Fostering the work motivation of individuals and teams, Performance Improvement, vol.42, No.3, pp. 21-29. Dessler, Gary.2001. Human Resources Managemen. Washington DC : Monitoring Serco. Gibson, H.L .; Ivancevich, J.M.Donnelly, J. Jr. 2001. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, dan Proses. Edisi Keempat.Jakarta: Penerbit Erlangga. Kusmaryani, Endang Rosita, 2009. Komitmen terhadap Pekerjaan dan Kinerja Guru Pembimbing di Kabupaten Bantul. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi DIY,Vol.1 No. 1 Moenir, 2004, Perilaku Bandung : Armico Organisasi, Mulyanto, dan Eny Dwi Suryani, 2009. Pengaruh Komitmen Organisasi, Komponen Budaya Kerja, Motivasi dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. Tesis. Surakarta : STIE AUB Nawawi, H. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif , Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Rahardja, Tjandralila,Allice, 2004. Jurnal Pendidikan Penabur .No 03 / Th. III / Desember 2004 Rivai, Mitchell, 2004. Kiat Memimpin dalam Abad ke – 21, Jakarta : Raja Grafindo Robbins, S.P. (2007). Organizational Behavior . Tenth Edition, Singapore : Prentice Hall Roesly Benny, 2012. Pengaruh Komunikasi Organisasi, Komitmen Organisasi, dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru di Lingkungan Sekolah Maitreyawira, Batam. Tesis, Yogyakarta : Program Pascasarjanan, Universitas Negeri Yogyakarta. Sarwono, J. 2006. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis Dengan SPSS, Yogyakarta : Penerbit Andi Semiawan, Cony, 2004, Pendidikan Anak Jakarta : Grassindo Perspektif Berbakat. Setyaningrum, Iis, 2012. Educational Management (http : 11 Journal.unnes.ac.id/sju/indek.php/ eduman). Prodi Manajemen Pendidikan, UNNES Semarang, 2012. Simamora, Henry, 2002. Majemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Yogyakarta: BP. STIE YKPN Sopiah, 2008. Perilaku Organisasi Yogyakarta : Andi Offset Sukanto R dan T. Hani Handoko, 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE Syafarudin, 2002.Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan Konsep, Strategi dan Aplikasinya. Jakarta : Grasindo Tika, Pabundu ,M. 2006, Budaya Organisasi dan peningkatan Kinerja. Perusahaan, Jakarta : Grasindo Wahyuni, Urip, Dewi. 2011. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis. Vol 2. No. 1, April 2011, 99-117. Widodo.2011. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 16 / Tahun ke-10 / Juni 2011.