PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Jeane Aryati 119114175 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “PRAY MORE, WORRY LESS” (MATTHEW 6 : 34) “Don’t worry about anything; instead, pray about everything. Tell God what you need, and thank Him for all He has done” (Philippians 4 : 6) iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Karya yang penuh perjuangan ini kupersembahkan kepada : Tuhan Yesus, yang selalu memberikan kekuatan serta kesabaran Papah yang selalu melihat ku dari atas sana, mamah yang selalu kuat, serta kedua ade ku atas dukungan, doa, materi, dan kasih sayang yang tak terhingga Sahabat-sahabat yang selalu memberikan support dan tawa v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA Jeane Aryati ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah adanya korelasi negatif antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Subjek dalam penelitian ini adalah 114 remaja SMA/SMK yang berusia 16-18 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri dari tiga alat ukur, yaitu : skala harga diri, skala religiusitas dan skala perilaku seksual pranikah. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada skala harga diri diperoleh 21 item valid dengan koefisien reabilitas cronchbach alpha 0,851. Untuk skala religiusitas diperoleh 26 item valid dengan koefisien reabilitas cronchbach alpha 0,884. Sedangkan untuk skala perilaku seksual pranikah diperoleh 26 item valid dengan koefisien reabilitas cronchbach alpha 0,942. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda tidak dapat dilakukan dikarenakan data penelitian tidak linear. Hasil R Square menunjukkan angka sebesar 0,094 yang berarti sumbangan efektif kedua variabel bebas terhadap variabel terikat hanya sebesar 9,4%. Sehingga kemungkinan besar 90,6% disumbangkan oleh variabel lain diluar kedua variabel bebas tersebut. Kata kunci : harga diri, religiusitas, perilaku seksual pranikah, remaja vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND RELIGIOSITY TOWARD PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR IN ADOLESCENTS Jeane Aryati ABSTRACT This research aimed to examine the relationship between self-esteem and religiosity toward premarital sexual behavior in adolescents. The proposed hypothesis is that there is a negative correlation between self-esteem and religiosity toward premarital sexual behavior in adolescents. The subjects of this research were 114 adolescents ranged from 16-18 years old in senior high school students. The sample taking technique in this research used purposive sampling. The data was collected through a scale questionnaire. The instrument of this research used three measurements which are self-esteem scale, religiosity scale, and premarital sexual behavior scale. Based on validity and reliability examination, self-esteem got 21 valid items with alpha cronchbach reliability 0,851. Religiosity scale got 26 valid items with alpha cronchbach reliability 0,884. Meanwhile, premarital sexual behavior scale got 26 valid items with alpha cronchbach reliability 0,994. The hypothesis test using multiple linear regressions analysis can’t be performed because the research data is not linear. The results showed the number of R square as 0,094 which means the effective contribution of the two independent variables on the dependent variable only 9,4%. So the odds are 90,6% contributed by other variables outside these two independent variables Key words :self-esteem, religiosity, premarital sexual behavior, adolescents. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Harga Diri dan Religiusitas Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja” dengan baik. Penulis memohon maaf apabila dalam pengerjaan skripsi masih terdapat kesalahan yang semestinya tidak dilakukan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran, masukan dan koreksi yang bersifat membangun kearah yang lebih baik. Penulis menyadari bahwa ada banyak orang-orang terkasih disekitar penulis yang turut member dukungan dan bantuan agar penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan segenap hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Juga kepada seluruh staff dosen dan karyawan yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dan dukungan kepada penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik selama masa studi. 2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih atas bimbingan, arahan, kasih dan kesabaran selama proses penelitian ini. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………….……………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..…………………… ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii HALAMAN MOTTO ………………………………………………………... iv HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………....... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vi ABSTRAK……………………………………………………………………. vii ABSTRACT…………………………………………………………………… viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………… ix KATA PENGANTAR………………………………………………………… x DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xviii DAFTAR BAGAN……………………………………………………………. xx DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxi BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1 A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 12 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 12 D. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 13 a. Manfaat Teoritik………………………………………………….. 13 b. Manfaat Praktis……………………………………………………. 13 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI……................................................................... 14 A. Harga Diri…………………………………………………………….. 14 1. Pengertian Harga Diri…………………………………………….. 14 2. Aspek-aspek Harga Diri…………………………………………… 15 B. Religiusitas……………………………………………………………. 19 1. Pengertian Religiusitas……………………………………………. 19 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas …………………. 20 3. Dimensi Religiusitas …………………………………………… 21 C. Remaja ………………………………………………………………. 23 1. Pengertian Remaja………………………………………………... 23 2. Batasan Usia Remaja……………………………………………… 24 3. Karakteristik Perkembangan Remaja ……………………………. 25 4. Harga Diri………………………………………………………… 27 5. Religiusitas ………………………………………………………. 28 D. Perilaku Seksual Pranikah …………………………………………… 32 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah …………………………… 32 2. Bentuk dan Tahapan Perilaku Seksual Pranikah ………………… 32 3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah …………. 34 4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah ……………………………… 35 5. Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah ................ 36 E. Dinamika Hubungan …………………………………………………. 37 F. Bagan Hubungan …………………………………………………….. 42 G. Hipotesis …………………………………………………………….. 43 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 44 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian……………………………………… 44 B. Identifikasi Variabel …………………………………………………. 44 1. Variabel Tergantung……………………………………………… 44 2. Variabel Terikat ………………………………………………….. 44 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………………………. 44 1. Perilaku Seksual Pranikah ……………………………………….. 44 2. Harga Diri………………………………………………………… 45 3. Religiusitas ………………………………………………………. 45 D. Populasi dan Subjek Penelitian ………………………………………. 46 1. Populasi…………………………………………………………… 46 2. Sampel……………………………………………………………. 46 3. Metode Pengambilan Sampel ……………………………………. 47 E. Instrument Penelitian ………………………………………………… 47 1. Skala Harga Diri …………………………………………………. 47 2. Skala Religiusitas ……………………………………………….. 49 3. Skala Perilaku Seksual Pranikah ………………………………… 51 F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur…………………………………… 53 1. Uji Validitas Alat Ukur…………………………………………… 53 2. Uji Reliabilitas Alat Ukur………………………………………… 53 a. Seleksi Item ………………………………………………….. 54 G. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………. 54 H. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 65 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Uji Asumsi Analisis Data ............................................................. 65 a. Uji Normalitas ……………………………………………….. 65 b. Uji Linearitas ………………………………………………… 65 c. Uji Multikolineritas …………………………………………. 65 d. Uji Homoskesdastis …………………………………………. 66 2. Pengujian Hipotesis Penelitian ………………………………….. 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 68 A. Persiapan Penelitian …………………………………………………. 68 1. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 68 B. Data Penelitian ………………………………………………………. 68 1. Data Demografis Subjek Penelitian ……………………………… 68 2. Statistik Deskriptif ………………………………………………. 70 a. Statistik deskriptif terkait harga diri …………………………. 70 b. Statistik deskriptif terkait religiusitas ……………………….. 73 c. Statistik deskriptif terkait perilaku seksual pranikah ………… 75 C. Hasil Penelitian ……………………………………………………… 77 1. Uji Asumsi ………………………………………………………. 77 a. Uji Normalitas ……………………………………………….. 77 b. Uji Linearitas ………………………………………………… 79 c. Uji Multikolinearitas ………………………………………… 80 d. Uji Homoskesdastisitas ……………………………………… 81 2. Uji Hipotesis ……………………………………………………. 83 D. Pembahasan ………………………………………………………... 84 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 92 A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 92 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 93 C. Saran …………………………………………………………………. 94 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 98 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 : Ciri-ciri seks sekunder …………………………………………….. 27 Tabel 2 : Blueprint skala harga diri (sebelum uji coba) …………………….. 48 Tabel 3 : Blueprint skala religiusitas (sebelum uji coba) ……………………. 50 Tabel 4 : Blueprint skala perilaku seksual pranikah (sebelum uji coba) …….. 52 Tabel 5 : Blueprint skala harga diri (setelah seleksi item) ………………….. 55 Tabel 6 : Hasil try out skala harga diri ……………………………………… 56 Tabel 7 : Skala harga diri……………………………………………………… 56 Tabel 8 : Blueprint skala religiusitas (setelah seleksi item) ………………… 58 Tabel 9 : Hasil try out skala religiusitas …………………………………….. 59 Tabel 10 : Skala Religiusitas…………………………………………………. 59 Tabel 11 : Blueprint skala perilaku seksual pranikah (setelah seleksi item)….. 61 Tabel 12 : Hasil try out skala perilaku seksual pranikah ……………………. 62 Tabel 13 : Skala Perilaku Seksual Pranikah…………………………………. 63 Tabel 14 : Data usia subjek penelitian ………………………………………. 69 Tabel 15 : Data jenis kelamin subjek penelitian ……………………………. 69 Tabel 16 : Relasi romantis subjek penelitian ……………………………….. 70 Tabel 17 : Hasil rata-rata subjek pada skala harga diri ……………………… 70 berdasarkan jenis kelamin Tabel 18 : Mean dan SD skala harga diri ……………………………………. 71 Tabel 19 : Kategorisasi tingkat harga diri …………………………………… 72 Tabel 20 : Uji beda subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis kelamin… 72 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 21 : Hasil rata-rata subjek pada skala religiusitas …………………….. 73 berdasarkan jenis kelamin Tabel 22 : Hasil uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin …… 74 Tabel 23 : Mean dan SD skala religiusitas…………………………………… 74 Tabel 24 : Hasil rata-rata subjek pada skala perilaku seksual pranikah …….. 75 berdasarkan jenis kelamin Tabel 25 : Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan …… 76 jenis kelamin Tabel 26 : Mean dan SD skala perilaku seksual pranikah ………………….. 77 Tabel 27 : Uji normalitas harga diri, religiusitas dan ……………………….. 78 perilaku seksual pranikah Tabel 28 : Hasil test linearity harga diri dengan perilaku seksual pranikah …. 79 Tabel 29 : Hasil test linearity religiusitas dengan perilaku seksual pranikah… 80 Tabel 30 : Hasil uji multikolineritas harga diri dan religiusitas …………….. 81 dengan perilaku seksual pranikah Tabel 31 : Uji Glejser ……………………………………………………….. 82 Tabel 32 : Nilai R square …………………………………………………… 83 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR BAGAN Bagan I : Bagan hubungan …………………………………………………. 42 xix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Skala Uji Coba ………………………………………………… 99 Lampiran II : Reabilitas Skala ………………………………………………. 116 Lampiran III : Skala Penelitian …………………………………………….. 125 Lampiran IV : Hasil Penelitian ……………………………………………. 140 Lampiran V : Surat-surat ……………………………………………………. 145 xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xxi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Remaja adalah usia peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dengan diikuti oleh perubahan fisik dan psikologis dan berusaha menemukan jalan hidupnya serta mulai mencari nilai-nilai seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan dan keindahan. Monks (2002) membagi remaja menjadi tiga kelompok usia, yaitu: (a) remaja awal, berada pada rentang usia 12 sampai 15 tahun; (b) remaja pertengahan, dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun; (c) remaja akhir, berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Kaplan (1997) mengatakan usia remaja adalah dimulai pada usia 11 – 12 tahun dan berakhir pada usia 18 – 21 tahun. Usia yang paling rentan dengan masalah seksual adalah pada masa usia 17 tahun. Bourgeois dan Wolfish (1994), remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Remaja mengalami perubahan yang besar baik secara fisik, mental maupun sosial. Pada masa ini pula beberapa pola perilaku seseorang mulai dibentuk, termasuk identitas diri, kematangan seksual dan keberanian untuk melakukan perilaku berisiko (Shaluhiyah, 2006; Bandura, 1989). Perilaku hubungan seksual adalah perilaku yang didasar oleh dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan seksual melalui 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berbagai perilaku, termasuk hubungan intim (intercourse) (Imran,1999). Perilaku seksual pranikah adalah tingkah laku, perasaan atau emosi yang berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin (Chaplin, 2002). Bagi kebanyakan remaja, pengalaman pertama mereka dalam perilaku seksual pranikah terjadi diantara umur 16 dan 18 tahun (Hurlock, 1967). Hasil kajian BKKBN tahun 2010 mengatakan bahwa rata-rata dari 100 remaja di wilayah Jabodetabek, sekitar 54% pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai 47%, di Bandung dan Medan 52%. Perilaku seks bebas di kalangan remaja berefek pada kasus infeksi penularan HIV/AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia. Fenomena seks bebas ditemukan pada kelompok remaja sekolah maupun di kelompok remaja yang kuliah, hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa mahasiswi di Yogyakarta dari 1.660 responden sekitar 37% mengaku sudah kehilangan kegadisannya. Terjadi kehamilan rata-rata 17% per tahun (kehamilan yang tidak diinginkan), sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di Indonesia termasuk kategori cukup tinggi dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa (Irmawaty, 2013). Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seks pranikah diantaranya adalah faktor keluarga, faktor teman sebaya, faktor pendidikan seks yang diberikan di sekolah, perkembangan teknologi (Susilowidradini, 2006). Soetjiningsih (2006) juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja paling 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tinggi adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan- tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah,berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama (sexual intercourse). Data yang ada menunjukkan bahwa 80% laki-laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan (Soetjiningsih, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa (2013) menunjukkan bahwa remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah memiliki tingkat religiusitas yang rendah. Religiusitas berpengaruh langsung dan tidak langsung pada perilaku seks pranikah remaja. Makin tinggi tingkat religiusitas remaja maka makin rendah perilaku seks pranikahnya (Soetjinigsih, 2010). Darmasih (2009) menyatakan ada pengaruh pemahaman tingkat agama terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta. Semakin baik pemahaman tingkat agama, maka perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Alasan melakukan hubungan seksual pranikah adalah tingkat religius yang rendah terbukti bahwa subjek jarang menunaikan sholat lima waktu. Dalam 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beberapa penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja menunjukkan bahwa religiusitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitian mengatakan bahwa semakin tinggi religiusitas yang dimiliki seorang remaja maka semakin rendah perilaku seksual pranikah remaja yang muncul. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas yang dimiliki seorang remaja maka semakin tinggi perilaku seksual pranikah yang muncul. Religiusitas ditunjukkan melalui ibadah keagamaan, seperti menjalankan nilai-nilai agama dan menghindari perilaku-perilaku yang dilarang oleh ajaran agamanya. Hal – hal tersebut diatas menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah salah satunya adalah faktor religiusitas. Religiusitas adalah sikap batin (personal) setiap manusia dihadapan Tuhan yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang lain, yang mencakup totalitas dalam pribadi manusia (Dister, 1988). Sebagai sikap batin, religiusitas tidak dapat dilihat secara langsung namun bisa tampak dari implementasi perilaku religiusitas itu sendiri. Keberagamaan sebagai keterdekatan yang lebih tinggi dari manusia kepada yang maha kuasa yang memberikan perasaan aman (Monks dalam Ghufran, 2010). Menurut Glock dan Stark dalam ancok (1994) terdapat lima dimensi religiusitas yaitu: (a) dimensi keyakinan, (b) dimensi praktek agama, (c) dimensi pengalaman, (d) dimensi pengetahuan agama dan (e) dimensi konsekuensi. 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kepribadian remaja seperti harga diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Myles (1983), harga diri merupakan aspek kepribadian yang turut andil dalam mengontrol perilaku seksual remaja berpacaran. Harga diri yang besar nampaknya terkait dengan masalah keperawanan atau keperjakaan seorang remaja. Kalau anak perempuan memiliki harga diri yang lebih tinggi, mereka justru jarang melakukan hubungan seks diusia remaja. Tetapi sebaliknya, anak laki-laki yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya sudah tidak perjaka lagi (Santrock, 2007). Perilaku seksual pranikah merupakan masalah yang menonjol pada masa remaja, karena memang pada masa remaja terjadi perkembangan fisik dan perkembangan seksual yang pesat dan muncul dorongan utuk melakukan aktivitas seksual. Remaja yang memiliki harga diri rendah akan berisiko terkena depresi, anoreksia, obesitas, berbagai masalah lainnya dan bahkan bunuh diri. Nunally dan Hawari (dalam Marini. L, 2005) menambahkan bahwa salah satu penyebab para remaja terjerumus pada seks bebas adalah kepribadian yang lemah. Adapun ciri kepribadian yang lemah tersebut antara lain, daya tahan terhadap tekanan dan tegangan rendah, harga diri yang rendah, kurang bisa mengekspresikan diri, menerima umpan balik, menyampaikan kritik, menghargai hak dan kewajiban, kurang bisa mengendalikan emosi dan agresif serta tidak dapat mengatasi masalah dan konflik dengan baik. Harga diri pada masa remaja cenderung negatif karena adanya proses perubahan yang terjadi pada masa pubertas seperti perubahan fisik 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang diikuti dengan perubahan sosial dan psikologis akan membawa perilaku remaja dalam menilai diri sendiri dan mensejajarkan ‘siapa saya’ dengan ‘bagaimana orang lain melihat saya’ (Masters dan Johnson, 1992). Perubahan fisik yang berbeda pada kedua jenis kelamin membawa penilaian yang berbeda pula terhadap perubahan sosial, psikologis dan perilaku yang terjadi pada diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri inilah yang membentuk harga diri remaja berkaitan dengan masalah masalahnya salah satunya adalah masalah seksualitasnya. Minchinton (1993) mendefinisikan harga diri adalah penilaian dari keberhagaan diri sebagai manusia terkait dengan perasaannya mengenai dirinnya sendiri, perasaannya terhadap hidup, dan perasaannya dalam kaitannya dengan orang lain. Harga diri juga akan mempengaruhi remaja dalam mengontrol perilaku seksual remaja berpacaran. Tentu saja remaja yang memiliki harga diri positif diharapkan lebih mampu mengontrol perilaku seksualnya, sehingga terhindar dari risiko yang harus dihadapi atau mengancam seperti kehamilan, penyakit kelamin yang menular, perasaan berdosa, dan remaja akan lebih memilih perilaku berpacaran yang tidak bertentangan dengan norma sosial. Sebaliknya remaja yang kurang mampu menghargai diri sendiri biasanya akan mengalami kesulitan untuk mengontrol dan mengendalikan diri ketika berada dalam situasi yang penuh rangsangan seksual dan cenderung mengambil keputusan berdasarkan perasaan saat itu, tanpa ada kesempatan untuk berpikir panjang atas akibat yang akan terjadi. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hal – hal tersebut diatas menunjukkan bahwa harga diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan hubungan seksual pranikah secara langsung maupun secara tidak langsung. Hasil ini sangatlah bertolak belakang dengan fakta yang terjadi dilapangan. Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan di lingkungan yang menjadi tempat penelitian adalah banyak remaja khususnya remaja SMA telah melakukan perilaku seks pranikah selama berpacaran. Baik yang ‘masih’ dalam tahap perilaku maupun yang telah melakukan seks pranikah. Remaja yang melakukan perilaku seks pranikah berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa remaja mengatakan bahwa mereka melakukan perilaku seks pranikah dikarenakan ikut-ikutan teman dan merupakan gaya pacaran remaja jaman sekarang. Selain itu mereka juga mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan mengikuti kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga mengaku tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat pengetahuan dari sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan keluarga, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka dan mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang agama dari orang tua mereka. Dari sepengetahuan dan sepengamatan peneliti terhadap beberapa subjek yang diwawancarai juga menyiratkan hasil bahwa subjek memiliki harga diri dan religiusitas yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari akun media sosial 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dimiliki subjek, terlihat bahwa subjek seringkali mengupdate hal-hal yang bersifat religius. Subjek juga terlihat biasa saja tampil di lingkungan masyarakat maupun sekolah walaupun masyarakat maupun teman-teman sekolah subjek telah mengetahui bahwa subjek telah melakukan perilaku seksual pranikah. Berdasarkan paparan diatas tentang perilaku seks pranikah dan kaitannya dengan harga diri serta religiusitas, peneliti menemukan adanya perbedaan (kontradiksi) antara hasil beberapa penelitian dengan fakta dilapangan yang merupakan awal dari masalah yang ingin diteliti. Menurut Soetjiningsih (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja paling tinggi adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman tingkat agama (religiusitas) dan eksposur media pornografi. Peneliti memutuskan untuk memfokuskan penelitian kepada dua faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja yaitu harga diri dan religiusitas. Fenomena yang terjadi di lingkungan yang akan diteliti mengindikasikan adanya harga diri dan religiusitas yang tetap tinggi sehingga peneliti ingin membuktikan apakah benar subjek memiliki harga diri dan religiusitas yang tinggi walaupun telah melakukan perilaku seksual pranikah. Hasil penelitian mengatakan bahwa remaja yang memiliki religiusitas yang tinggi memiliki perilaku yang rendah terhadap perilaku seksual pranikah (Soetjiningsih, 2010). Hal tersebut tidak sesuai dengan 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI fakta yang peneliti temukan di lapangan. Salah satu penelitian mengatakan bahwa religiusitas tidak behubungan dengan perilaku seksual dikarenakan faktor-faktor lain yang membuat perilaku seksual dikalangan remaja bersifat ‘biasa’, seperti tersedianya fasilitas yang tidak terbatas, tekanan dari teman sebaya, kemudahan akses media internet, dll (Firminia dkk, 2012). Penelitian lain juga mengatakan bahwa religiusitas tidak menjamin remaja untuk terhindar dari perilaku seksual pranikah karena perilaku keberagamaan yang mereka lakukan/tunjukkan bukan atas kepercayaan yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena semata-mata akan mendapat pahala atau dosa saja (Nugrahawati dkk, 2011). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara terhadap subjek yang mengatakan bahwa subjek yang telah diketahui melakukan perilaku seksual pranikah, terlihat taat dalam beragama dan rajin dalam mengikuti kegiatan keberagamaan. Remaja yang telah melakukan perilaku seksual pranikah akan memiliki harga diri yang rendah terlihat dari munculnya rasa bersalah, berdosa serta menyesal (Soetjiningsih, 2008). Penelitian ini bertolak belakang dengan hasil wawancara terhadap subjek yang dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara mengatakan subjek terlihat tetap memiliki harga diri yang tinggi dilihat dari keharmonisan keluarga, pengetahuan seksual yang didapat disekolah maupun dilingkungan dan keluarga serta religiusitas yang cukup tinggi. Tapi ada beberapa yang terlihat memiliki harga diri rendah yaitu ditunjukkan dari perilaku ikut-ikutan teman sebaya yang apabila tidak mereka lakukan, mereka tidak diterima di dalam 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kelompok teman sebaya tersebut. Tuntutan dan tekanan dari teman sebaya membuat remaja harus melaksanakannya agar diakui sebagai anggota dalam kelompok (Hurlock, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) menunjukkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh antara harga diri terhadap perilaku seksual pranikah dikarenakan adanya perbedaan pengaruh antara subjek laki-laki dan perempuan. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan terhadap subjek perempuan saja. Menurut pendapat Zimet (dalam Hartono, 2004), anak perempuan yang memiliki harga diri tinggi jarang menginginkan melakukan hubungan seks, sedangkan anak laki-laki yang memiliki harga diri tinggi lebih ingin melakukan hubungan seks. Bagi subjek yang mendapat pendidikan seksual yang baik disekolah, subjek mampu menyerap pelajaran tentang seksualitas namun mereka menyalahgunakan materi yang didapat disekolah sehingga sebagian dari mereka masih ada yang melakukan perilaku seksual pranikah (Krisnawati, 2009). Adanya perbedaan pula antara teori dan beberapa hasil penelitian. Teori mengatakan bahwa harga diri rendahlah (tersirat dari adanya perilaku tekanan dari teman sebaya) yang membuat remaja melakukan perilaku seks pranikah (Lingren, 1995) sedangkan hasil beberapa penelitian mengatakan bahwa dampak dari perilaku seks pranikah yang dilakukan remaja membuat harga diri mereka rendah (Soetjiningsih, 2008). Berdasarkan beberapa masalah tersebut peneliti ingin melakukan penelitian ini. 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peneliti mengambil 2 variabel bebas yaitu harga diri dan religiusitas dalam penelitian ini karena terlihat ada hubungan dengan perilaku seksual pranikah remaja yang merupakan variabel tergantung, baik secara langsung maupun tidak langsung. Religiusitas memiliki pengaruh secara langsung terhadap perilaku seksual pranikah, yaitu semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah perilaku seksual pranikah. Harga diri memiliki pengaruh langsung maupun secara tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Remaja perempuan yang memiliki harga diri tinggi cenderung menghindari/meminimalisir adanya perilaku seksual pranikah, sedangkan harga diri yang cenderung tinggi bagi remaja laki-laki membuatnya semakin ingin untuk melakukan perilaku seksual pranikah. Selain itu, remaja yang harga diri nya rendah cenderung mudah dipengaruhi teman sebayanya untuk melakukan perilaku seksual pranikah. Secara tersirat religiusitas mungkin berhubungan dengan harga diri, yaitu religiusitas yang tinggi bisa menjadi salah satu gambaran bahwa seseorang mempunyai harga diri yang tinggi. Kekhasan dari penelitian ini adalah pemilihan subjek penelitian serta tempat dilakukannya (lingkungan) penelitian. Peneliti mengambil subjek remaja SMA/SMK di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Barito Timur. Subjek penelitian yang peneliti temukan di tempat penelitian berbeda dengan subjek remaja SMA/SMK yang ada di Jawa maupun di Jakarta. Beberapa penelitian atas subjek yang berada di Jawa dan Jakarta menghasilkan, bila subjek memiliki harga diri dan religiusitas yang tinggi 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maka perilaku seks pranikah cenderung rendah. Subjek di Kalimantan Tengah berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, tersirat secara tidak langsung memiliki harga diri serta religiusitas yang tinggi tetapi tetap melakukan perilaku seks pranikah. Hal ini terlihat dari subjek mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan mengikuti kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga mengaku tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat pengetahuan dari sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan keluarga, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka dan mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang agama dari orang tua mereka. Selain itu, lingkungan penelitian juga sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan di tempat tersebut. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan religiusitas pada perilaku seksual pranikah remaja. C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri dengan religiusitas pada perilaku seksual pranikah remaja. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. MANFAAT PENELITIAN a. Secara teoritik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan dan psikologi remaja, dan menambah wawasan baru serta memperbaharui penelitian yang sudah ada bagi pembaca tentang perilaku seks pranikah pada remaja kaitannya dengan harga diri dan religiusitas. Selain itu juga untuk membuktikan tinggi / rendahnya perilaku seksual pranikah pada remaja yang menjadi subjek dalam penelitian ini. b. Secara praktis, bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian serupa, semoga kiranya dapat menambah sumber informasi tentang penelitian yang akan dilakukan. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI 1. Pengertian harga diri Chaplin (2006) menyamakan istilah self esteem dengan self evaluation, yaitu suatu penilaian atau suatu pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri. Coopersmith (dalam Burn, 1993) menjelaskan bahwa harga diri adalah evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai keberhagaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau penolakkan dan menunjukkan keyakinan individu pada diri sendiri bahwa ia mampu, berarti, berhasil dan berharga. Rosenberg (dalam Burn, 1993) mendefinisikan harga diri sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu “diri”. Minchinton (1993) juga mendefinisikan harga diri adalah harga yang ditempatkan individu pada dirinya. Selanjutnya, Minchinton (1993) memberikan penjelasan bahwa harga diri adalah penilaian dari keberhagaan diri sebagai manusia, berdasarkan pada setuju atau tidak setuju pada diri dan perilaku diri sendiri. Menurut Frey dan Carlock (1984), harga diri merupakan suatu evaluasi. Harga diri mengacu pada penilaian mengenai positif, negatif, atau netral, yang ditempatkan individu terhadap dirinya. Individu dengan harga diri yang tinggi menghormati dirinya, menganggap keberhargaan 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dirinya dan memandang dirinya sama seperti orang lain. Mereka tidak berpura-pura untuk menjadi sempurna, mereka menyadari kekurangannya dan mereka mengharapkan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan dirinya. Santrock (2003) mengatakan bahwa harga diri adalah dimensi penilaian (evaluatif) global dari kepribadian atau suatu penilaian atau pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang ketrampilan yang berbeda dan penilaian diri secara umum. Dari beberapa definisi dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Harga diri tersebut mempunyai peran yang penting dan berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu. 2. Aspek-aspek Harga Diri Minchinton (1993) menjabarkan 3 aspek harga diri, yaitu perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. a. Perasaan mengenai diri sendiri Menerima diri, maksudnya individu mampu menerima dirinya secara nyata dan penuh, nyaman dengan dirinya sendiri, apa adanya dan mampu menilai dirinya sendiri apapun kondisi yang dihadapi saat ini tidak tergantung pada kondisi eksternal. 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Individu memandang bahwa dirinya mempunyai keunikan tersendiri, menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa menghiraukan kemampuan yang tidak dimiliki oleh diri. Menghormati diri sendiri. Individu memiliki self-respect dan keyakinan yang dalam bahwa dirinya penting, kalaupun bukan bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri. Individu dengan harga diri dapat memaklumi dan memaafkan dirinya sendiri; menyukai dirinya sendiri dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki. Menghargai keberhargaan dirinya. Individu mampu menghargai nilai personal sebagai individu sehingga tidak terpengaruh terhadap pendapat orang lain mengenai dirinya. Individu tidak merasa lebih baik ketika dipuji dan tidak merasa lebih buruk jika dirinya dikritisi/dihina oleh orang lain. Perasaan baik mengenai dirinya tidak bergantung pada keadaan kondisi luar. Memegang kendali atas emosi. Individu merasa terbebas dari perasaan yang tidak menyenangkan seperti rasa bersalah, rasa marah, rasa takut, dan kesedihan. Emosi umum yang paling sering terjadi adalah rasa bahagia karena individu merasa senang dengan dirinya dan kehidupannya. Individu dengan harga diri yang tinggi dapat menerima dan mengapresiasikan dirinya sendiri dalam kondisi apapun, merasa nyaman dengan keadaan dirinya, berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, jika tidak baik orang lain, setidaknya bagi dirinya 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sendiri serta memiliki kontrol emosi yang baik dan terbebas dari perasaan tidak menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan dan rasa bersalah. Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan intrinsik yang kecil, meragukan kemampuan dirinya, merasa bahwa keberhasilan yang diperolehnya merupakan sebuah prestasi, selalu takut untuk mencoba segala sesuatu dan memiliki kontrol emosi yang buruk, merasa tidak bahagia, tertekan serta merasa dirinya tidak berarti atau sia-sia. b. Perasaan terhadap Hidup Menerima kenyataan. Perasan terhadap hidup berarti menerimatanggung jawab atas sebagian hidup yang dijalaninya. Individu dengan harga diri yang tinggi akan dengan lapang dada dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini (orang lain) atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal. Karena itu, ia akan membangun cita-cita atau harapan yang realistis dan sesuai kemampuan dirinya. Memegang kendali atas diri sendiri. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi tidak berusaha untuk mengendalikan orang lain atau situasi yang ada. Sebaliknya, ia akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan. 17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki suatu keyakinan bahwa ia memiliki rasa tanggung jawab dan merasa mampu mengontrol setiap bagian dirinya serta dapat merancang, merencanakan dan mereliasasikan segala sesuatu yang diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal. Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah merasa bahwa kehidupan ini berada diluar kontrol dan tanggung jawab dirinya dan berjalan begitu saja, terkadang merasa lemah dan merasa di bawah kontrol atau kendali orang lain juga kurang dapat merancang, merencanakan dan merealisasikan segala sesuatu yang diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal. c. Perasaan dalam Kaitannya dengan Orang Lain Menghormati orang lain. Individu percaya bahwa setiap orang, termasuk dirinya, mempunyai hak yang sama dan patut dihormati. Saat seseorang merasa nyaman dengan dirinya maka ia akan menghormati orang lain sebagaimana adanya mereka. Individu tidak akan memaksakan kehendak atau nilai-nilai atau keyakinannya kepada orang lain karena ia tidak membutuhkan penerimaan dari orang tersebut agar ia merasa berharga. Memiliki toleransi terhadap orang lain. Individu dapat menerima kekurangan orang lain, fleksibel dan bertanggung jawab dalam hubungannya dengan orang lain. Individu memandang semua orang memiliki keberhargaan yang sama dan layak untuk 18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dihormati. Ia menghormati kebutuhan dirinya serta mengakui kebutuhan orang lain. Individu dengan harga diri tinggi dapat terlihat dari bagaimana cara seseorang dalam bentuk rasa penghormatan, toleransi, kerja sama dan saling memiliki antara satu dengan yang lain. Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah tidak dapat merasakan arti pentingnya hubungan interpersonal, bersikap tidak toleran, kurang dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki antar satu sama lain. B. RELIGIUSITAS 1. Pengertian Religiusitas Fetze (1999) mendefinisikan religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah doktrin dari agama maupun golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya. Menurut Dister (1988), religiusitas adalah sikap batin pribadi (personal) setiap manusia di hadapan Tuhan yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang lain, yang mencakup totalitas ke dalam pribadi manusia. Gazalba (dalam Ghufran, 2010) mengemukakan bahwa religiusitas umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi 19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengikat seseorang atau kelompok orang yang dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya. Erika (2012) religiusitas adalah suatu sistem nilai keberagamaan yang menggambarkan kesatuan pandangan antara kebenaran dan keyakinan agama, penghayatan dan pemahaman terhadap ajaran agama yang terpantul ke dalam sikap dan perilaku seseorang. Religiusitas didefinisikan sebagai manifestasi seberapa jauh individu penganut agama meyakini memahami, menghayati, dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dalam semua aspek (Djamaludin, 1995). Jadi, berdasarkan beberapa teori dari para ahli diatas tentang religiusitas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas merupakan suatu sistem nilai keberagamaan atau sikap batin pribadi yang dianut oleh individu maupun kelompok yang didalam nya memuat aturan dan kewajiban serta dibutuhkan pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Religiusitas Menurut Partini, S (dalam Ramayulis, 2004) pembentukan dan perubahan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor : a. Faktor internal yaitu berupa kemampuan menyeleksi dan mengolah atau menganalisis pengaruh yang dating dari luar, termasuk disini minat dan perhatian. 20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Faktor eksternal yaitu berupa faktor dari luar diri individu yaitu pengaruh lingkungan yang diterima. 3. Dimensi Religiusitas Glock dan Stark (dalam Ancok dan Nashori, 1995) menyatakan bahwa ada lima dimensi keberagamaan yaitu keyakinan (ideologis), penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek beragama (ritualistik), pengetahuan agama (intelektual), dan pengamalan (konsekuensi). a. Dimensi Keyakinan Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religious berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. Dimensi ini menunjukkan bagian religiusitas yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai. b. Dimensi Praktek Beragama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan halhal yang dilakukan orang-orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini 21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terdiri dari dua kelas penting yaitu ritual dan ketaatan. Ritual mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan. Kedua, ketaatan. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dari kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi. Dimensi ini menunjukkan perilaku yang diharapkan seseorang yang menyatakan kepercayaannya pada agama tertentu. Perilaku disini bukanlah perilaku umum yang dipengaruhi keimanan seseorang, melainkan mengacu pada perilaku khusus yang ditetapkan oleh agama seperti tata cara ibadah. c. Dimensi Pengalaman Dimensi ini berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut agama. Psikologi menamainya religious experience. Pengalaman agama ini bisa saja terjadi sangat moderat. Kebanyakan agama timur seperti Hindu dan Buddha menekankan dimensi ini. Selanjutnya ia mengalami ketenangan batin dan menemukan makna hidup. d. Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi ini memperhatikan informasi yang dimiliki seseorang tentang kepercayaannya sebagai perbandingan terhadap keimanan yang dimilikinya. Religious knowledge ini termasuk 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sikap seseorang dalam menerima atau menilai ajaran agamanya berkaitan erat dengan pengetahuan agama yang dimilikinya, terbuka atau tertutupnya seseorang terhadap hal-hal yang berlawanan dengan keyakinannya. e. Dimensi Konsekuensi atau Pengamalan Dimensi konsekuensi menunjukkan akibat ajaran agama dalam perilaku umum, yang secara tidak langsung maupun khusus ditetapkan agama (seperti dalam dimensi praktek beragama). Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu dalam kehidupannya sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. C. REMAJA 1. Pengertian Remaja Menurut Hurlock (dalam Rachmah, 2004) remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Menurut Santrock (2003), remaja (adolescence) adalah masa perkembangan transisi antara anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Di Amerika dan 23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kebanyakan budaya lain sekarang ini, masa remaja dimulai kira-kira usia 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun. Menurut Erickson (dalam Yusuf, 2004), remaja merupakan masa berkembangnya identitas. Identitas merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Menurut Salzman (dalam Yusuf, 2004), remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika isu-isu moral. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana terjadi perubahan pada setiap aspek dalam diri individu menuju ke arah kematangan. 2. Batasan Usia Remaja Masa remaja juga bisa dilihat dari batasan usia. Individu dikatakan berada dalam usia remaja apabila: a. Menurut Undang-Undang no. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. 24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Menurut Undang-Undang Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. c. Menurut UU Perkawinan no.1 tahun 1974, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun untuk anak perempuan dan 18 tahun untuk anak laki-laki. d. Menurut DIKNAS, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah. e. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 tahun dan berakhir saat remaja berumur 24 tahun. f. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1980, usia remaja ialah 14-24 tahun. (Sugiharta, 2004; Sarwono, 2008). Jadi, menurut paparan diatas dapat disimpulkan bahwa batasan usia remaja di Indonesia adalah usia 16 tahun – 18 tahun. 3. Karakteristik Perkembangan Remaja Pemahaman lebih lanjut mengenai masa remaja bisa dilihat dari karakteristik perkembangan remaja sebagai berikut: (Hurlock, 2006; Yusuf, 2004) a. Perkembangan fisik Perubahan fisik pada remaja terjadi baik internal maupun eksternal. Perubahan ini sangat pesat terjadi di awal masa remaja 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan matang pada akhir masa remaja. Perubahan eksternal seperti perubahan tinggi badan, perubahan berat badan, terbentuknya proporsi tubuh yang matang, organ seks yang matang, tumbuhnya ciri-ciri sekunder. Perubahan internal seperti kematangan pada sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan, sistem endokrin dan jaringan tubuh. Perubahan fisik yang utama terlihat pada ciri seks primer dan ciri seks sekunder sebagai berikut: i. Ciri-ciri seks primer Pada masa remaja, pria ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis, yaitu pada tahun pertama dan kedua, kemudian tumbuh secara lebih lambat, mencapai ukuran matangnya pada usia 20 atau 21 tahun. Setelah testis mulai tumbuh, penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut, memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah” (mimpi berhubungan seksual). Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium (indung telur) yang sangat cepat. Pada masa inilah (sekitar usia 11-15 tahun), untuk pertama kalinya remaja wanita mengalami “menarche” (menstruasi pertama). 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. Ciri-ciri seks sekunder Tabel 1 Ciri-ciri Seks Sekunder pada Remaja Wanita Pria Tumbuh rambut pubik di sekitar Tumbuh rambut pubik di sekitar kemaluan dan ketiak kemaluan dan ketiak Bertambah besar buah dada Terjadinya perubahan suara Bertambah besarnya pinggul Tumbuh kumis Tumbuh gondok laki (jakun) 4. Harga Diri Guindon (2010) menjelaskan bahwa harga diri dibentuk melalui serangkaian kejadian yang terjadi dalam kehidupan masing-masing individu yang terekam dan menjadi evaluasi atas apa yang mereka alami. Harga diri pada anak-anak mula terbentuk pada tahun pertama kehidupan dan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan reaksi yang muncul atas pengalaman tersebut. Seorang anak yang mendapat pujian dan pengasuhan pada masa awal pengalaman mereka, akan memiliki dasar untuk mengembangkan harga diri secara lebih positif. Sementara anakanak yang dikritik, dibatasi, dihukum atas kesalahan atau ditertawakan, besar kemungkinannya akan mengembangkan harga diri yang tidak sehat dan mulai meragukan kemampuan dan harga dirinya sendiri. 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Menurut Baldwin dan Hoffman (dalam Guindon, 2010), individu yang memiliki harga diri yang rendah pada masa kanak-kanak akan mengalami banyak kesulitan pada saat mereka remaja, dan merasa kekurangan dalam banyak domain. Sementara dukungan keluarga yang kuat memiliki efek positif pada harga diri remaja dan remaja dengan dukungan keluarga yang kurang akan mengalami kesehatan mental yang buruk, perkembangan sosial yang terhambat dan memiliki kesejahteraan yang lebih buruk. Sementara menurut Harter (dalam Guindon, 2010), remaja mendasarkan harga diri mereka pada opini dan reaksi dari teman sebaya. Saat anak-anak mereka memiliki hubungan pertemanan dengan sesama jenis, namun pada saat hubungan pertemanan remaja berkembang dengan lawan jenis, bahkan dengan kelompok gender yang beragam. Maka perbandingan dalam sosial meningkat (terjadi penilaian oleh teman sebaya) yang dapat berpengaruh pada harga diri secara umum. Harga diri mengalami kemunduran pada usia awal remaja, lebih khususnya bagi wanita yang dilaporkan secara signifikan mengalami tingkat harga diri yang paling rendah, sementara memiliki tingkat lebih tinggi pada perasaan tertekan (Kearney-Cooke, dalam Guindon, 2010) 5. Religiusitas Pada masa remaja awal, kepercayaan remaja terhadap Tuhan kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi 28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik (was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan berbagai kegiatan ritual (seperti shalat) yang selama ini dilakukannya dengan penuh kepatuhan. Pada masa remaja akhir, remaja sudah mulai melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Daradjat (1996) menjelaskan tentang religiusitas pada remaja dalam dua tahap perkembangan, yaitu : 1. Masa Remaja Awal (13 – 16 Tahun) Perubahan jasmani pada masa remaja menimbulkan kecemasan tersendiri, kepercayaan kepada agama yang telah tumbuh sebelumnya mungkin mengalami kegoncangan, karena ia kecewa terhadap dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang-kadang sangat kuat dan kadang-kadang menjadi ragu bahkan berkurang. Ibadah yang dilakukan kadang-kadang rajin dan kadang-kadang malas. Perasaan remaja terhadap Tuhannya tergantung pada perubahan emosi yang sedang di alami. Kadang mereka membutuhkan Tuhan terutama saat menghadapi bahaya, takut akan gagal, dan saat merasa berdosa. Tapi kadang ia kurang membutuhkan Tuhan ketika mereka senang, riang, atau gembira. Perkembangan kecerdasan keberagamaan remaja telah sampai kepada memahami hal yang abstrak pada umur 12 tahun dan mampu mengambil kesimpulan yang 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI abstrak dari apa yang dilihat dan didengarnya. Maka pendidikan agama tidak akan diterima begitu saja tanpa memahaminya. Disini remaja akan merasa butuh dengan ajaran dan ketentuan agama untuk mengembalikan jiwanya kepada ketenangan dan kestabilan. 2. Masa Remaja Akhir (17 – 21 Tahun) Pada masa ini remaja telah memasuki suatu tahap yang dalam istilah agama disebut sebagai baligh-berakal, maka remaja merasa bahwa dirinya telah dewasa dan dapat berpikir logis. Remaja sedang berusaha mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadinya, maka mereka juga ingin mengembangkan agama pada tahap ini. Sementara menurut Hurlock (1980), selama masa remaja terjadi perubahan dalam minat religius secara lebih radikal daripada perubahan dalam minat akan pekerjaan. Pola perubahan minat tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Periode Kesadaran Religius Pada saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi bagian dari suatu kelompok keagamaan yang dianut orang tuanya, minat religiusnya meninggi. Sebagai akibat dari meningkatnya minat ini, ia mungkin menjadi bersemangat mengenai agama sampaisampai ia mempunyai keinginan untuk menyerahkan kehidupannya untuk agama dan malah meragukan keyakinan yang diterimanya selama masa kanak-kanak. Pada periode ini juga remaja seringkali membandingkan keyakinannya dengan 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keyakinan teman-temannya atau menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan remaja. b. Periode Keraguan Religius Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan masa kanak-kanak, remaja sering bersikap skpetis pada berbagai bentuk perilaku keberagamaan, seperti berdoa atau ibadah lainnya, kemudian mulai meragukan isi religius, seperti ajaran mengenai sifat Tuhan dan kehidupan sesudah mati. Bagi sebagian remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama, namun pada sebagian lainnya berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan kritis yang muncul. c. Periode Rekontruksi Agama Lambat laun remaja membutuhkan keyakinan beragama secara lebih matang, meskipun ternyata keyakinan pada masa kanak-kanak tidak lagi memuaskan. Jika hal ini terjadi maka remaja mulai memperkokoh keyakinan pada agama nya atau bahkan sebaliknya mencari keyakinan baru yang dapat menjawab sikap skeptik yang sedang terjadi. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2008) dan pranikah berarti sebelum menikah. Menurut Muat’din (dalah Rachmah, 2004), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Soetjiningsih (2008) juga mengungkapkan bahwa perilaku seksual pranikah remaja adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah. Menurut Adikusuma (dalam Mertia, dkk, 2008), perilaku seks bebas adalah hubungan seksual antara dua individu tanpa ikatan perkawinan. Jadi perilaku seksual pranikah adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan sebelum menikah . 2. Bentuk dan Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Menurut Purnawan (dalam Mertia dkk, 2008) aspek perilaku seksual bebas secara rinci dapat berupa : a. Berfantasi seksual, merupakan perilaku membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas 32 seksual yang bertujuan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menimbulkan perasaan erotisme. Fantasi seksual ini biasanya didapatkan individu dari media atau objek yang dapat meningkatkan dorongan seksual. b. Pegangan tangan, aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas yang lain. c. Cium kering, berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. d. Cium basah, berupa sentuhan bibir ke bibir, sampai dengan leher e. Meraba, merupakan kegiatan bagian-bagian sensitive rangsang seksual, seperti leher, dada, paha, alat kelamin dan lain-lain. f. Berpelukan, aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, nyaman disertai rangsangan seksual (terutama bila mengenai daerah aerogen/sensitif). g. Masturbasi (wanita) atau Onani (laki-laki), adalah perilaku merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. h. Oral Sex, merupakan aktivitas seksusal dengan cara memasukkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis. i. Petting, merupakan seluruh aktivitas non intercourse (hingga menempelkan alat kelamin). j. Intercourse (senggama), merupakan aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin wanita. 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Adapun faktor-faktor yang memicu perilaku seksual pranikah di kalangan remaja menurut Soetjiningsih (2006) adalah: a. Hubungan orangtua – remaja, mempunyai pengaruh langsung dan tak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Makin baik hubungan orangtua – remaja maka makin rendah perilaku seksual pranikah remaja. b. Harga diri, berpengaruh secara tidak langsung terhadap perilaku seks pranikah remaja, yaitu melalui tekanan teman sebaya. Remaja yang memiliki harga diri rendah cenderung mudah dipengaruhi tekanan negatif teman-teman sebayanya untuk melakukan perilaku seksual pranikah. c. Tekanan teman sebaya, berpengaruh secara langsung terhadap perilaku seksual pranikah. Makin tinggi tekanan untuk berperilaku negatif dari teman sebaya maka makin tinggi pula perilaku seksual pranikah remaja. d. Religiusitas, berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Makin tinggi tingkat religiusitas remaja maka makin rendah perilaku seksual pranikahnya. e. Eksposur media pornografi, makin tinggi eksposur media pornografi maka makin tinggi pula perilaku seksual pranikah remaja. 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah a) Harga diri pada remaja Hilangnya kegadisan bisa berakibat depresi atau kecemasan yang mendalam pada wanita yang bersangkutan (Sarwono, 2004). Keperawanan ternyata berkaitan erat dengan harga diri. Keputusan untuk melakukan hubungan seks tersebut tidak dengan konsekuensi yang kecil, terutama untuk remaja wanita. Perasaan-perasaan negatif seperti hilangnya keperawanan, rasa malu, rasa bersalah, rasa berdosa, kotor, takut, khawatir, dan lainnya akan timbul setelah mereka melakukan hubungan seks pranikah (Conger, 1991). Hubungan seks tidak menyebabkan gangguan pada fisik saja, tetapi juga gangguan psikis pada diri remaja putri yang telah melakukan hubungan seks pranikah. Gangguan psikis tersebut dapat berupa perasaan terhina, rendahnya harga diri, bahkan depresi (Curran dalam Conger, 1991). Steinberg (1999) juga mengatakan bahwa harga diri merupakan konstruk yang penting dalam kehidupan sehari-hari juga berperan serta dalam menentukan tingkah laku seseorang. Dalam hal ini remaja putri yang telah melakukan hubungan seks pranikah akan menimbulkan perilaku yang berdampak pada harga dirinya. Dampak dari hubungan seks pranikah yang berkaitan dengan harga diri ditandai oleh perasaan ragu terhadap dirinya, tidak percaya diri, dirinya merasa bersalah, kotor, 35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rasa takut tidak di terima, serta penghinaan terhadap masyarakat (Brock, 1990). b) Religiusitas pada remaja Seseorang yang memiliki tingkat religiusitas yang rendah tidak menghayati agamanya dengan baik sehingga dapat saja perilakunya tidak sesuai dengan ajaran agamanya. Orang yang seperti ini memiliki religiusitas yang rapuh sehingga dengan mudah dapat ditembus oleh daya atau kekuatan yang ada pada wilayah seksual. Maka dengan demikian, seseorang akan dengan mudah melanggar ajaran agamanya misalnya dengan melakukan perilaku seks bebas sebelum menikah (Gorman dalam Ritandiyono & Andisti, 2008). Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan memandang agamanya sebagai tujuan utama hidupnya, sehingga ia berusaha menginternalisasikan ajaran agamanya dalam perilakunya sehari-hari. Hal ini berarti bahwa religiusitas yang ada dalam dirinya memiliki batas yang kuat sehingga dorongan seksual berupa penyaluran hasrat seksual tidak dapat menembus wilayah religiusitas yang ada dalam dirinya (Maria dalam Ritandiyono & Andisti, 2008). 5. Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Persepsi adalah penilaian, penerimaan, pemahaman pribadi remaja tentang seksual pranikah (pengertian, bentuk dan dampak) dan 36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI merupakan pandangan remaja terhadap objek yang dilihat, serta bentuk dari evaluasi perasaan dan kecendrungan mengambil tindakan (Sarwono, 2011). Pandangan bahwa seks adalah tabu membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain. Yang lebih memprihatinkan, mereka justru merasa paling tidak nyaman bila harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri. Kurangnya informasi tentang seks membuat remaja berusaha mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu indikator meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini. Pengetahuan yang setengah-setengah justru lebih berbahaya dibandingkan tidak tahu sama sekali, kendati dalam hal ini ketidaktahuan bukan berarti tidak berbahaya (Selamiharja & Yudana, 1997). E. Dinamika Hubungan antara Harga Diri dan Religiusitas Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja. Harga diri pada anak-anak mulai terbentuk pada tahun pertama kehidupan dan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan reaksi yang muncul atas pengalaman tersebut. Harga diri pada masa remaja cenderung negatif karena adanya proses perubahan yang terjadi pada masa pubertas seperti perubahan fisik yang diikuti dengan perubahan sosial dan psikologis akan membawa perilaku remaja dalam menilai diri sendiri dan 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mensejajarkan ‘siapa saya’ dengan ‘bagaimana orang lain melihat saya’ (Masters dan Johnson, 1992). Menurut Harter (dalam Guindon, 2010), remaja mendasarkan harga diri mereka pada opini dan reaksi dari teman sebaya. Saat anak-anak mereka memiliki hubungan pertemanan dengan sesama jenis, namun pada saat hubungan pertemanan remaja berkembang dengan lawan jenis, bahkan dengan kelompok gender yang beragam. Maka perbandingan dalam sosial meningkat (terjadi penilaian oleh teman sebaya) yang dapat berpengaruh pada harga diri secara umum. Perilaku seks pranikah adalah salah satu perilaku berisiko pada remaja. Menurut Green dan Kreuter (2005), ada tiga faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi perilaku berisiko pada remaja. Pertama adalah faktor predisposing atau faktor yang melekat atau memotivasi. Faktor ini berasal dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau motivasi untuk melakukan suatu perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, kepercayaan, kapasitas, umur, jenis kelamin, dan pendidikan. Kedua adalah faktor enabling atau faktor pemungkin. Faktor ini memungkinkan atau mendorong suatu perilaku dapat terlaksana. Faktor ini meliputi ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah terhadap kesehatan, keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan, tempat tinggal, status ekonomi, dan akses terhadap media informasi. Faktor ketiga adalah faktor reinforcing atau faktor penguat yaitu faktor yang dapat memperkuat perilaku. Faktor ini ditentukan oleh pihak ketiga atau orang lain 38 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang meliputi keluarga, teman sebaya, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan pengambil keputusan.Soetjiningsih (2006) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja paling tinggi adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya (yang didalamnya tersirat harga diri), pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Pada remaja, harga diri tinggi atau rendah di pengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor fisik (terutama pada remaja wanita), bagaimana perasaan mereka terhadap penampilan/fisik. Faktor fisik merupakan prediktor utama yang menentukan harga diri pada remaja, diikuti dengan harga diri mengenai hubungan remaja dengan teman sebayanya (Harter dalam Steinberg, 2002). Remaja wanita memiliki kecenderungan untuk fokus pada penampilan fisik, dating, dan penerimaan oleh teman sebaya dibandingkan dengan remaja putra. Faktor tinggi/rendahnya harga diri pada remaja juga dipengaruhi oleh kelas sosial seperti pekerjaan orang tua, pendidikan serta pendapatan orang tua. Remaja yang harga dirinya rendah cenderung mudah dipengaruhi tekanan negatif teman-teman sebayanya. Remaja yang mendapatkan harga dirinya melalui penerimaan oleh teman sebayanya dibandingkan dari orang tua atau guru, memperlihatkan masalah perilaku dan kurang nya prestasi di sekolah (Dubois, dkk dalam Steinberg, 2002). Menariknya, meskipun remaja yang terpengaruh tekanan teman 39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sebaya memiliki harga diri rendah, penerimaan dari teman sebaya dapat meningkatkan harga diri remaja itu sendiri. Remaja dengan harga diri tinggi akan mampu menilai diri nya sendiri, tidak tergantung pada kondisi eksternal serta dapat menghargai dirinya, tidak terpengaruh terhadap pendapat orang lan. Sedangkan remaja dengan harga diri rendah tidak akan mampu menilai dirinya sendiri serta merasa diri tidak berharga sehingga ia memerlukan orang lain untuk menilai dirinya dan cenderung percaya pada apa yang dinilai oleh orang lain. Hal ini lah yang menyebabkan remaja akan mudah dipengaruhi oleh tekanan negatif dari teman sebaya. Menurut Lingren (1995) remaja dengan harga diri tinggi cenderung kurang atau tidak mudah dipengaruhi dan mempunyai kemampuan bertahan dari tekanan negatif teman sebaya dan tekanan sosial lainnya, serta mampu menjalin dan mengembangkan hubungan baik dengan teman-teman baru yang signifikan baginya. Jadi, semakin tinggi harga diri remaja, maka semakin rendah kecenderungan nya untuk melakukan perilaku seksual pranikah. BKKBN (2010) menyebutkan bahwa tiga kali lebih besar faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah: 1) Teman sebaya yaitu mempunyai pacar, 2) Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah 3) Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah. Menurut Hurlock (1980), selama masa remaja terjadi perubahan minat religius. Pada periode kesadaran religius, remaja mempunyai minat yang tinggi terhadap suatu keyakinan atau kelompok agama yang dianutnya. 40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sebagai akibat dari meningkatnya minat ini remaja seringkali membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-temannya atau menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan remaja. Apabila remaja gagal memahami keyakinan atau agamanya, maka ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan keyakinan yang dianut oleh teman sebayanya baik itu positif maupun negatif. Ketika remaja memasuki periode keraguan religius, remaja mulai meragukan isi religiusitas. Keraguan ini akan membuat remaja kurang taat pada agama atau sebaliknya.Hal ini lah yang akan menentukan tingi atau rendahnya religiusitas pada remaja. Pengaruh atau tekanan dari teman sebaya menjadi faktor reinforcing atau faktor penguat yang dapat memperkuat perilaku. Faktor reinforcing disini berperan sebagai penguat dari faktor predisposing atau faktor yang memotivasi remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah yaitu harga diri dan religiusitas. Hal ini akan berdampak pada tinggi atau rendahnya perilaku seksual pranikah pada remaja. 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Bagan Hubungan REMAJA dan PERILAKU BERISIKO (PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH) Faktor Predisposing : 1. Harga Diri 2. Religiusitas Tinggi Faktor Reinforcing : + Teman Sebaya Harga Diri Religiusitas Teman Sebaya 1. Mampu menilai diri Mampu memahami 1. sendiri, tidak tergantung keyakinan atau mudah dipengaruhi oleh pada kondisi eksternal agamanya dengan tekanan negatif teman Menghargai diri, tidak baik sebaya 2. terpengaruh terhadap 2. pendapat orang lain. Harga diri tinggi : tidak RENDAHNYA PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH Religiusitas tinggi : memiliki pemahaman agama yang baik Rendah 1. 2. Tidak mampu menilai Tidak mampu diri memahami keyakinan dipengaruhi oleh tekanan Merasa diri tidak nya sendiri negative teman sebaya berharga 1. 2. Harga diri rendah : mudah Religiusitas rendah : mudah untuk mengikuti keyakinan yang dimiliki oleh teman sebayanya 42 TINGGINYA PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Hipotesis Ada korelasi negatif antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja, dimana bila remaja memiliki harga diri dan religiusitas yang rendah maka ia memiliki kecenderungan yang besar untuk mempunyai perilaku seksual pranikah yang tinggi, begitu pula sebaliknya. 43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang mengolah data dalam bentuk angka. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang dioleh dengan metode statistika (Azwar, 2010). B. Identifikasi Variabel 1. Variabel Tergantung : Perilaku Seksual Pranikah 2. Variabel Bebas : Harga Diri dan Religiusitas C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Perilaku seksual pranikah : Perilaku seksual pranikah adalah segala bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan sebelum menikah. Pengukuran tahapan dalam perilaku seksual pranikah akan menggunakan skala perilaku seksual pranikah berdasarkan 10 tahapan perilaku seksual bebas menurut Purnawan (dalam Mertia dkk, 2008) yaitu fantasi seksual, pegangan tangan, cium kering, cium basah, meraba, berpelukan, masturbasi, oral sex, petting, dan intercourse (senggama). 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Harga diri : Harga diri adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Tinggi atau rendahnya harga diri seseorang akan diwakili oleh skor tingkat harga diri yang akan diukur melalui skala pengukuran yang dibuat berdasarkan 3 aspek harga diri menurut Minchinton (1993) yaitu perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. 3. Religiusitas : Religiusitas merupakan suatu sistem nilai keberagamaan atau sikap batin pribadi yang dianut oleh individu maupun kelompok yang didalam nya memuat aturan dan kewajiban serta dibutuhkan pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tinggi atau rendahnya tingkat religiusitas seseorang akan diwakili oleh skor tingkat religiusitas yang akan diukur melalui skala pengukuran yang dibuat berdasarkan 5 dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark (dalam Ancok dan Nashori, 1995) yaitu keyakinan (ideologis), penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek beragama (ritualistik), pengetahuan pengamalan (konsekuensi). 45 agama (intelektual), dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Populasi dan Subjek Penelitan 1. Populasi Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini adalah individu dengan cirri-ciri sebagai berikut : a. Remaja SMA/SMK/sederajat dengan rentang usia 16 – 18 tahun. Menurut Kaplan (1997) usia remaja adalah dimulai pada usia 11 – 12 tahun dan berakhir pada usia 18 – 21 tahun. Dimana usia yang paling rentan dengan masalah seksual adalah pada masa usia 17 tahun. Bagi kebanyakan remaja, pengalaman pertama mereka dalam perilaku seksual pranikah terjadi diantara umur 16 dan 18 tahun (Hurlock, 1967). b. Remaja yang sedang berpacaran atau pernah berpacaran. BKKBN (2010) menyebutkan bahwa tiga kali lebih besar faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah: 1) Teman sebaya yaitu mempunyai pacar, 2) Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah 3) Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks pranikah. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah remaja SMA/SMK yang berada di kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan 46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rentangusia 16 – 18 tahun yang sedang berpacaran atau pernah berpacaran. 3. Metode Pengambilan Sampel Sehubungan dengan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, maka teknik pengambilan sampel yang akan dipergunakan adalah probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini peneliti memilih lembaga (sekolah) secara acak untuk dijadikan sampel yang mewakili populasi. E. Instrumen Penelitian 1. Skala Harga Diri Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai harga diri, peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri berdasarkan aspek-aspek pembentuk harga diri yaitu perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas dan reliabilitas skala harga diri ini. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut : 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1 Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut : SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4 Tabel 2 Blueprint Skala Harga Diri (sebelum uji coba) No Aspek Favorable Unfavorable Total 1 Perasaan mengenai diri sendiri 9 9 30% (1, 18, 4, 2, (37, 19, 22, 21, 41, 38, 43, 20,3, 44, 39, 5) 42, 6) 8 10 (50, 47, 8, 9, (26, 46, 7, 25, 57, 48, 10, 45, 24, 52, 23, 51) 58, 49) 12 12 (17, 27, 34, (11, 35, 28, 12, 54, 29, 15, 59, 13, 60, 55, 32, 14, 53, 56, 16, 31, 40, 36, 30) 33) 30 (50%) 30 (50%) 2 3 Perasaan terhadap hidup Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain Total 48 30% 40% 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Skala Religiusitas Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai religiusitas, peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri berdasarkan dimensi religiusitas yaitu keyakinan (ideologis), penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek beragama (ritualistik), pengetahuan agama (intelektual), dan pengamalan (konsekuensi). Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas dan reliabilitas skala harga diri ini. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut: SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1 Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut : SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 3 Blueprint Skala Religiusitas (sebelum uji coba) No 1 Aspek Keyakinan (ideologis) Favorable Unfavorable Total 5 5 10% (6, 9, 1, 2, 10) (11, 4, 12, 8, 3) 2 Peribadatan atau 5 5 praktek beragama (13, 5, 7, 20, (26, 14, 27, 17) 31, 21) 5 5 (28, 15, 32, (23, 29, 16, 30, 22) 19, 25) 5 5 (18, 24, 43, (50, 34, 42, 35, 41) 33, 36) 5 5 (44, 37, 46, (39, 40, 48, 38, 45) 49, 47) 25 (50%) 25 (50%) (ritualistik) 3 Penghayatan atau pengalaman (eksperensial) 4 Pengetahuan agama (intelektual) 5 Pengamalan (konsekuensi) Total 50 10% 10% 10% 10% 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Skala Perilaku Seksual Pranikah Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai perilaku seksual pranikah, peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri berdasarkan 10 tahapan perilaku seksual bebas yaitu fantasi seksual, pegangan tangan, cium kering, cium basah, meraba, berpelukan, masturbasi, oral sex, petting, dan intercourse (senggama). Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas dan reliabilitas skala perilaku seksual pranikah ini. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu : Sangat Sering (SS), Sering (S), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut : SS = 4, S = 3, P = 2, TP = 1 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4 Blueprint Skala Perilaku Seksual Pranikah (sebelum uji coba) No 1 Kategori / Tahapan Fantasi seksual Jumlah Item Total 3 10% (1, 4, 6) 2 Pegangan tangan 3 10% (11, 3, 7) 3 Cium kering 3 10% (2, 10, 5) 4 Cium basah 3 10% (2, 14, 8) 5 Meraba 3 10% (13, 9, 17) 6 Berpelukan 3 10% (23, 27, 15) 7 Masturbasi 3 10% (25, 16, 22) 8 Oral seks 3 10% (28, 21, 29) 9 Petting 3 10% (26, 18, 24) 10 Intercouse (senggama) 3 10% (19, 30, 20) 30 Total 52 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Alat Ukur Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas. Validitas dapat diartikan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengetahui validitas dari skala harga diri, religiusitas dan perilaku seksual pranikah, penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan dalam instrument mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai skala tersebut (Matondang, 2009). Validitas isi diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui professional judgement yang dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi dan dinyatakan valid karena sudah menjelaskan fungsi ukurnya. 2. Uji Reliabilitas Alat Ukur Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama (Nasution dalam Taniredja dkk, 2011). 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Seleksi Item Uji kesahihan item dalam penelitian ini menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows versi 16.0. jika diperoleh koefisien validitas dibawah 0,3 dianggap tidak memuaskan, maka item yang memiliki daya indeks diskriminasi dibawah 0,3 dinyatakan gugur. Seleksi item pada skala harga diri menghasilkan 21 item sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi 7 item untuk aspek perasaan mengenai diri sendiri, 7 aspek untuk item perasaan terhadap hidup, dan 7 item untuk aspek perasaan dalam kaitannya dengan orang lain. Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala harga diri setelah dilakukan seleksi item. 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5 Blueprint skala harga diri (setelah seleksi item) No 1 2 3 Aspek Favorable Unfavorable Total 3 4 7 (1, 18*, 4*, 2*, (37, 19, 22, (33,3%) 21*, 41, 38, 20*, 3*, 44*, 43*, 5*) 39*, 42, 6*) 3 4 7 (50, 47*, 8*, (26*, 46*, 7*, (33,3%) 9*, 57, 48, 10*, 25, 45, 24, 52*, 51*) 23, 58*, 49*) 5 2 7 (17*, 27*, 34*, (11*, 35*, 28*, (33,3%) 12, 54, 29*, 15, 59*, 13*, 60, 32, 14, 53*, 55*, 16*, 31*, 56*, 30*) 40, 36*, 33*) 11 10 Perasaan mengenai diri sendiri Perasaan terhadap hidup Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain Total 21 (100%) Untuk skala harga diri, penelitian ini menggunakan reabilitas analisis skala atau Alpha Cronbach menggunakan aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Reliabilitas analisis skala memiliki rentang 0,00 sampai 1,00 dengan asumsi apabila angka 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI reliabilitas mendekati 1,00 maka nilai reliabilitas semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Koefisien reabilitas untuk skala harga diri adalah sebesar 0,851. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa skala harga diri dalam penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi. Tabel 6 Hasil try out skala harga diri Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .851 60 Tabel 7 Skala Harga diri No 1 2 3 Aspek Favorable Unfavorable Total 3 4 7 (3, 6, 2) (7, 1, 10, 4) 3 4 (5, 9, 11) (8, 12, 13, 15) 5 2 (14, 20, 16, 18, (17, 21) Perasaan mengenai diri sendiri Perasaan terhadap hidup Perasaan dalam kaitannya dengan orang lain 7 7 19) 11 Total 10 21 (100%) 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Seleksi item pada skala religiusitas menghasilkan 35 item sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi 7 item untuk aspek keyakinan, 7 item untuk aspek praktek beragama (ritualistik), (eksperensial), 7 7 item item untuk untuk aspek aspek pengalaman pengetahuan agama (intelektual), dan 7 item untuk aspek pengamalan (konsekuensi). Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala religiusitas setelah dilakukan seleksi item. 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 8 Blueprint skala religiusitas (setelah seleksi item) No 1 2 Aspek Favorable Unfavorable Total Keyakinan 5 2 7 (ideologis) (6, 9, 1, 2, (11*, 4*, 12, (20%) 10) 8, 3*) Peribadatan atau 4 3 7 praktek beragama (13, 5, 7, 20, (26*, 14*, 27, (20%) 17*) 31, 21) 4 3 7 (28, 15, 32*, (23, 29, 16, (20%) 30, 22) 19*, 25*) 4 3 7 (18, 24*, 43, (50*, 34, 42*, (20%) 35, 41) 33, 36) 4 3 7 (44, 37, 46, (39, 40*, 48, (20%) 38*, 45) 49, 47*) 21 14 (ritualistik) 3 Penghayatan atau pengalaman (eksperensial) 4 Pengetahuan agama (intelektual) 5 Pengamalan (konsekuensi) Total 35 (100%) 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Koefisien reabilitas untuk skala religiusitas adalah sebesar 0,884. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa skala religiusitas dalam penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi. Tabel 9 Hasil try out skala religiusitas Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .884 50 Tabel 10 Skala Religiusitas No 1 2 Aspek Keyakinan (ideologis) Peribadatan atau praktek beragama (ritualistik) 3 Penghayatan atau pengalaman (eksperensial) 4 5 Pengetahuan agama (intelektual) Pengamalan (konsekuensi) Total Favorable Unfavorable Total 5 2 7 (4, 1, 6, 3, 7) (2, 5) (20%) 4 3 7 (13, 11, 9, 15) (12, 16, 8) (20%) 4 3 7 (10, 21, 18, 20) (17, 19, 22) (20%) 4 3 7 (25, 23, 27, 31) (24, 26, 30) (20%) 4 3 7 (32, 34, 28, 36) (29, 33, 35) (20%) 21 14 35 (100%) 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Seleksi item pada skala perilaku seksual pranikah menghasilkan 26 item sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Itemitem yang sahih meliputi 1 item untuk aspek fantasi seksual, 2 item untuk aspek pegangan tangan, 3 item untuk aspek cium kering, 3 item untuk aspek cium basah, 3 item untuk aspek meraba, 3 item untuk aspek berpelukan, 2 item untuk aspek masturbasi, 3 item untuk aspek oral seks, 3 item untuk aspek petting, dan 3 item untuk aspek intercourse. Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala perilaku seksual pranikah setelah dilakukan seleksi item. 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 11 Blueprint skala perilaku seksual pranikah (setelah seleksi item) No 1 Kategori / Tahapan Fantasi seksual Jumlah Item Total 1 1 (1*, 4, 6*) 2 Pegangan tangan 2 2 (11, 3, 7*) 3 Cium kering 3 3 (2, 10, 5) 4 Cium basah 3 3 (2, 14, 8) 5 Meraba 3 3 (13, 9, 17) 6 Berpelukan 3 3 (23, 27, 15) 7 Masturbasi 2 2 (25, 16, 22*) 8 Oral seks 3 3 (28, 21, 29) 9 Petting 3 3 (26, 18, 24) 10 Intercouse (senggama) 3 3 (19, 30, 20) 26 Total 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Koefisien reabilitas untuk skala perilaku seksual pranikah adalah sebesar 0,942. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa skala perilaku seksual pranikah dalam penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi. Tabel 12 Hasil try out skala perilaku seksual pranikah Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha .942 62 30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 13 Skala Perilaku Seksual Pranikah No 1 Kategori / Tahapan Fantasi seksual Jumlah Item Total 3 1 (3) 2 Pegangan tangan 3 2 (1, 5) 3 Cium kering 3 3 (6, 13, 2) 4 Cium basah 3 3 (4, 14, 12) 5 Meraba 3 3 (7, 11, 8) 6 Berpelukan 3 3 (15, 9, 16) 7 Masturbasi 3 2 (10, 19) 8 Oral seks 3 3 (20, 17, 22) 9 Petting 3 3 (18, 24, 21) 10 Intercouse (senggama) 3 3 (26, 25, 23) 26 Total 63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI G. Prosedur Pengumpulan Data Sebelum melakukan rancangan penelitian, peneliti terlebih dahulu membuat alat ukur yang sesuai bagi masing-masing variabel dependen dan independen. Setelah disetujui oleh dosen pembimbing, maka peneliti bersiap melakukan penelitian. Penelitian uji coba (try out) dilaksanakan pada tanggal 05 Desember 2015. Peneliti menggunakan alat survey online berupa google docs untuk menyebarkan skala penelitian kepada responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Responden yang terkumpul berasal dari beberapa sekolah yaitu SMA/SMK yang berada di kabupaten Barito Timur¸ Kalimantan Tengah dengan rentang usia 16-18 tahun dan yang berstatus sedang berpacaran atau pernah berpacaran. Sebelum mengisi skala penelitian, responden diminta untuk membaca inform consent yang meminta persetujuan untuk mengikuti penelitian tersebut dan memberikan jawaban dengan sejujurnya dan sesuai dengan dirinya. Setelah selesai mengisi inform consent, responden diminta untuk mengisi biodata berupa jenis kelamin, usia, asal sekolah, serta status saat ini (berpacaran/single). Setelah selesai, barulah responden melakukan pengisian skala yang terdiri dari 3 skala, yaitu skala harga diri berisi 60 item, skala religiusitas berisi 50 item dan skala perilaku seksual diluar nikah berisi 30 item. Responden yang didapatkan sebanyak 60 orang, tetapi karena adanya kesalah dalam input data, jadi ada beberapa data responden yang 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terinput dua kali. Setelah di seleksi, akhirnya terkumpul 44 responden hasil uji coba skala penelitian. H. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Analisis Data a. Uji Normalitas Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistic berjenis parametric. Sedangkan bila data tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistic nonparametric. Uji normalitas melalui SPSS for Windows versi 16.0. (Siregar, 2014) b. Uji Linearitas Tujuan dilakukan uji linearitas adalah untuk mengetahui apakah antara variable tak bebas (Y) dan variable bebas (X) mempunyai hubungan linier melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. (Siregar, 2014) c. Uji Multikolinearitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance melalui aplikasi SPSS 16.0. Suatu 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2015). d. Uji Homoskesdastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal tersebut disebut Homoskedastisitas. Dan jika varian berbeda, disebut sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Dasar pengambilan keputusan yaitu melalui scatterplot pada SPSS 16.0, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-tik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2015). 2. Pengujian Hipotesis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu bermaksud mencari hubungan antara harga diri dan religiusitas sebagai variable bebas dengan perilaku seksual pranikah sebagai variabel tergantung, maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik korelasi 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menggunakan analisa regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Analisa regresi linier berganda digunakan pada saat jumlah variabel independent (bebas) berjumlah lebih dari satu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel independen. 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin terlebih dahulu ke dinas pendidikan kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah agar bisa melakukan penelitian di SMA dan SMK yang berada di tempat tersebut. Setelah keluarnya surat ijin penelitian, peneliti memulai penelitian dibeberapa SMA dan SMK yang tersebar di Kabupaten Barito Timur. Penelitian dilakukan selama ± 3 minggu dari tanggal 11 sampai 31 Januari 2016. Responden yang didapatkan sebanyak 114 orang yang tersebar di 5 sekolah yang berada di Kabupaten Barito Timur. B. Data Penelitian 1. Data Demografis Subjek Penelitian Data subjek yang akan dianalisis berjumlah 114 orang dengan jumlah laki-laki sebanyak 38 orang dan perempuan sebanyak 76 orang. Rentang usia subjek adalah 16 tahun sebanyak 54 orang (47%), 17 tahun sebanyak 40 orang (35%), dan 18 tahun sebanyak 20 orang (17%). Terkait dengan status atau relasi romantis, didapatkan 56 orang 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (49%) subjek dengan status berpacaran dan 58 orang (50%) subjek dengan status single/pernah berpacaran. Tabel 14. Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah 16 Tahun 54 Orang 17 Tahun 40 Orang 18 Tahun 20 Orang Total 114 Orang Tabel 15. Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin Jumlah Laki – laki 38 Orang Perempuan 76 Orang Total 114 Orang 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 16. Relasi Romantis Subjek Penelitian Status / Relasi Romantis Jumlah Berpacaran 56 Orang Single 58 Orang Total 114 Orang 2. Statistik Deskriptif a. Statistik deskriptif terkait harga diri Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata subjek pada skala harga diri : Tabel 17. Hasil rata-rata subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis kelamin Laki – Laki* Harga Diri Perempuan** M SD M SD 62,63 5,943 61,84 5,638 Catatan : *N=38, **N=76 Dari hasil analisis statistitik deskriptif terlihat bahwa laki-laki (M=62,63) memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan (M=61,84). Maka dapat disimpulkan bahwa laki-laki memiliki harga diri yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perempuan. 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 18. Mean dan SD skala harga diri Variabel N Data Hipotetik Mean Skor Data Empirik SD Mean Min Max Harga 114 63 21 84 Skor SD Min Max 10,5 62,11 50 80 5,727 Diri Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan bahwa nilai mean hipotetik pada skala harga diri sebesar 63 dan nilai mean empirik sebesar 62,11. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat dikatakan memiliki harga diri yang cenderung rendah, karena nilai mean empirik lebih kecil daripada nilai mean hipotetik. Kategorisasi tingkat harga diri dilakukan dengan mengacu pada rata-rata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi menjadi tiga kategori yaitu Tinggi X ≥ µ + 1,0σ, Sedang µ - 1,0σ < X ≤ µ + 1,0σ, Rendah X ≤ µ + 1,0σ. 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 19. Kategorisasi tingkat harga diri Kategori Rentang Jumlah Subjek Persentase Tinggi X > 73,5 4 3,5% Sedang 52,5 ≤ X ≤ 73,5 105 92,1% Rendah < 52,5 5 4,4% 114 100% Total Peneliti juga melakukan uji beda dengan tujuan untuk membandingkan rata-rata dua populasi (Sarwono, 2006). Berikut merupakan hasil uji beda kelompok berdasarkan jenis kelamin subjek penelitian pada variabel harga diri. Tabel 20. Uji beda subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis kelamin T Df Sig. Mean Std. 95% Confidence (2- Difference Error Interval of the Difference Difference tailed) Lower 0,490 0,789 1,141 -1,470 3,049 Unequal 0,680 70,727 0,499 0,789 1,161 -1,525 3,104 Equal 0,692 112 Upper Berdasarkan hasil data pada tabel, dapat diketahui signifikansi sebesar 0,490. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat harga diri pada subjek laki-laki dan subjek perempuan. b. Statistik deskriptif terkait religiusitas Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata subjek pada skala religiusitas : Tabel 21. Hasil rata-rata subjek pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin Laki – Laki* Religiusitas Perempuan** M SD M SD 114,95 12,982 118,01 9,1 Catatan : *N=38, **N=76 Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa religiusitas pada perempuan (M=118,01) cenderung lebih tinggi dibandingkan religiusitas pada laki-laki (M=114,95). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa religiusitas pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Selain itu, karena data penelitian pada skala religiusitas menunjukkan sebaran data yang tidak normal, maka dilakukan teknik analisis data menggunakan Uji U atau Mann Whitney dengan menggunakan program SPSS 16.0. 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 22. Hasil Uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin Test Statisticsa Religiusitas Responden Mann-Whitney U 1300.500 Wilcoxon W 2041.500 Z -.863 Asymp. Sig. (2-tailed) .388 Hasil uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa taraf signifikansi α = 5% (0,05) dan sig.2-tailed = 0,388. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.2-tailed > α = 0,388 > 0,05 = maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat religiusitas berdasarkan jenis kelamin subjek. Tabel 23. Mean dan SD skala religiusitas Variabel N Data Hipotetik Mean Skor Data Empirik SD Mean Min Max Religiusitas 114 87,5 35 140 Skor SD Min Max 17,5 116,99 85 137 10,595 Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan bahwa nilai mean hipotetik pada skala religiusitas sebesar 87,5 dan 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nilai mean empirik sebesar 116,99. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat dikatakan memiliki religiusitas yang cenderung tinggi, karena nilai mean empirik lebih besar daripada nilai mean hipotetik. c. Statistik deskriptif terkait perilaku seksual pranikah Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata subjek pada skala perilaku seksual pranikah : Tabel 24. Hasil rata-rata subjek pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis kelamin Laki – Laki* Perilaku Perempuan** Seksual M SD M SD Pranikah 43,18 15,208 34,83 11,899 Catatan : *N=38, **N=76 Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah pada laki-laki (M=43,18) cenderung lebih tinggi daripada perempuan (M=34,83). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa laki-laki cenderung terlibat perilaku seksual pranikah yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu, karena hasil data penelitian menunjukkan sebaran data yang tidak normal pada skala perilaku seksual 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pranikah, maka dilakukan uji U atau Mann Whitney dengan menggunakan program SPSS 16.0. Tabel 25. Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis kelamin Test Statisticsa Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Responden Mann-Whitney U 885.500 Wilcoxon W 3811.500 Z -3.367 Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: Jenis Kelamin Responden Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa taraf signifikansi α = 5% (0,05) dan sig.2-tailed = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.2-tailed > α = 0,001 < 0,05 = maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis kelamin subjek. 76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 26. Mean dan SD skala perilaku seksual pranikah Variabel N Data Hipotetik Mean Skor Data Empirik SD Mean Min Max Perilaku 114 65 26 104 Skor SD Min Max 13 37,61 26 96 13,614 seksual pranikah Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan bahwa nilai mean hipotetik pada skala perilaku seksual pranikah sebesar 65 dan nilai mean empirik sebesar 37,61. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat dikatakan memiliki kecenderungan perilaku seksual pranikah yang cenderung rendah, karena nilai mean empirik lebih kecil daripada nilai mean hipotetik. C. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari analisis menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov dan gambar normal p-p plots of 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI regressionstandardized residual pada program SPSS 16.0. Dalam hal uji normalitas ini distribusi dikatakan normal apabila Sig. atau (p) > 0,1. Hasil uji normalitas pada skala harga diri adalah 0,200, maka sebaran harga diri pada remaja dinyatakan normal. Hasil uji normalitas pada skala religiusitas adalah 0,014, maka sebaran religiusitas pada remaja dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas pada skala perilaku seksual pranikah adalah 0,000, maka sebaran perilaku seksual pranikah pada remaja dinyatakan tidak normal. Tabel 27. Uji Normalitas harga diri, religiusitas dan perilaku seksual pranikah Test of Normality Kolmogorov-Smirnov ͣ Shapiro-Wilk Statistic Df Sig Statistic Df Sig Harga Diri .051 114 .200* .985 114 .244 Religiusitas .094 114 .014 .970 114 .011 Perilaku .197 114 .000 .790 114 .000 Seksual Pranikah a. Lilliefors Significance Correction 78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan menggunakan SPSS 16.0. Hasil uji linearitas ini akan menunjukkan hubungan linear antara ketiga variabel dengan menggunakan ketentuan jika linearity p < 0,05 maka hubungan dinyatakan linear. Tabel 28. Hasil test Linearity Harga Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah ANOVA Table Tahapan Perilaku Seksual Sum of Pranikah Responden * Squares Harga Diri Responden Between Groups (Combine df Mean F Sig. Square 8670.339 26 333.475 2.364 .002 Linearity 506.076 1 506.076 3.587 .062 Deviation 8164.263 25 326.571 2.315 .002 Within Groups 12274.678 87 141.088 Total 20945.018 113 d) from Linearity Berdasarkan tabel 28 menunjukkan bahwa linearity harga diri dengan perilaku seksual pranikah adalah 0,062 (p<0,05), maka hubungan antara harga diri dengan perilaku seksual pranikah adalah tidak linear. 79 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 29. Hasil Test Linearity Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pranikah ANOVA Table Sum of df Mean Squares Tahapan Perilaku Seksual Between Groups (Combine Pranikah Responden * d) Religiusitas Responden Linearity Deviation F Sig. Square 13379.910 40 334.498 3.228 .000 457.259 1 457.259 4.412 .039 12922.652 39 331.350 3.197 .000 7565.107 73 103.632 20945.018 113 from Linearity Within Groups Total Berdasarkan tabel 29 menunjukkan bahwa linearity religiusitas dengan perilaku seksual pranikah adalah 0,039 (p<0,05), maka hubungan antara religiusitas dan perilaku seksual pranikah adalah linear. c. Uji Multikolinieritas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Uji multikolineritas dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Suatu model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1 (Santoso, 2015). 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 30. Hasil uji multikolinearitas harga diri dan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance 1 VIF Harga Diri Responden .739 1.352 Religiusitas .739 1.352 Responden a. Dependent Variable: Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Responden Berdasarkan tabel 30 dapat dilihat bahwa nilai VIF disekitar angka 1 yaitu 1.352 dan angka tolerance mendekati 1 yaitu 0.739. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi diantara variabel independen atau model regresi ini bebas dari multikolinearitas. d. Uji Homoskesdastisitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan yaitu melalui scatterplot, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-tik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 1. Scatterplot harga diri dan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah Berdasarkan uji Glejser untuk menentukan terjadi tidaknya heterokesdastisitas diperoleh hasil : Tabel 31. Uji Glejser Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 13.810 9.857 Harga Diri Responden .523 .158 Religiusitas Responden -.315 .086 Model 1 a. Dependent Variable: abs_res 82 T Sig. 1.401 .164 .340 3.300 .001 -.379 -3.674 .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Nilai t tabel dengan N = 114 dan t = 0.05 diperoleh nilai t tabel = 1,658. Berdasarkan uji heterokesdastisitas dengan metode Glejser diperoleh nilai t hitung (3,300 dan -3,674) lebih besar dari t tabel (1,658) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan data telah terjadi masalah heterokesdastisitas. 2. Uji Hipotesis Pada penelitian ini, uji hipotesis tidak dilakukan karena hasil menunjukkan bahwa data tidak linear. Maka dari itu, pengujian analisis regresi linier berganda tidak dapat dilakukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. dapat diartikan pula hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Selain itu hasil nilai R square menunjukkan nilai sebesar 0,094, yang artinya sumbangan efektif kedua variabel bebas yaitu harga diri dan religiusitas terhadap variabel terikatnya yaitu perilaku seksual pranikah hanya sebesar 9,4%. Sehingga kemungkinan besar 90,6% disumbangkan oleh faktor lain diluar kedua variabel tersebut. Tabel 32. Nilai R Square Model Summary Model 1 R .306a R Square .094 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate .078 a. Predictors: (Constant), Religiusitas Responden, Harga Diri Responden 83 13.076 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Pembahasan Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen. Maka dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Selain itu hasil nilai R square menunjukkan nilai sebesar 0,094, yang artinya sumbangan efektif kedua variabel bebas yaitu harga diri dan religiusitas terhadap variabel terikatnya yaitu perilaku seksual pranikah hanya sebesar 9,4%. Sehingga kemungkinan besar 90,6% disumbangkan oleh faktor lain diluar kedua variabel tersebut. Tidak ada hubungan antara masing-masing variabel dapat disebabkan beberapa faktor dari dalam diri dan luar diri subjek yang diteliti. Berdasarkan beberapa penelitian ada beberapa alasan yang menyebabkan tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Pada penelitian yang dilakukan oleh Firminia, dkk (2012) menunjukkan tidak ada hubungan antara religiusitas yang tinggi dengan perilaku seksual selama berpacaran. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor-faktor lain yang membuat perilaku seksual dikalangan remaja bersifat “biasa”. Dugaan ini didasarkan oleh tersedianya fasilitas yang tidak terbatas, tekanan dari teman sebaya yang melakukan perilaku pacaran yang permisif dan kemudahan akses media, seperti internet, yang membuat remaja mudah mendapatkan konten pornografi tanpa kontrol orang tua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI oleh Nugrahawati, dkk (2011) juga menunjukkan hasil bahwa pemaknaan religiusitas tidak menjamin untuk menghindarkan diri dari perilaku seksual pranikah. Perilaku seksual yang tetap muncul dapat disebabkan dimensi ideologisnya yang rendah. Artinya pelaksanaan perilaku religiusitas tidak didasari pemahaman filosofis atau believe yang terkandung dalam kaidahkaidah agama. Mereka melakukan perilaku keberagamaan bukan atas dasar kepercayaan yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena semata-mata mereka akan mendapat pahala atau dosa saja. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2013) juga menunjukkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh antara harga diri terhadap perilaku seksual remaja dalam berpacaran. Hal ini disebabkan karena terjadi perbedaan pengaruh antara subjek laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Zimet (dalam Hartono, 2004) bahwa anak perempuan yang memiliki harga diri tinggi jarang yang menginginkan melakukan hubungan seks, tetapi anak laki-laki yang memiliki harga diri yang tinggi lebih ingin melakukan hubungan intim. Terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam menunjukkan perilaku seksual pranikah. Kaum pria cenderung lebih independen dan interaktif dalam posisi meminta dan menekan (memaksa). Sedangkan pihak wanita sendiri memberikan reaksi seks dalam posisi terikat dan tak mampu menolak tuntutan seks. Sehingga tanpa disadari terjadi eksploitasi atau pemaksaan terhadap perilaku seks dimana perilaku seks didasarkan atas paksaan (Syani, dalam Hidayat, 2013). 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada penenlitian ini diperoleh hasil untuk nilai rata-rata harga diri yang diperoleh berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa subjek laki-laki memiliki harga diri lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu sebesar 62,63 dan 61,84. Harga diri mengalami kemunduran pada usia awal remaja, lebih khususnya bagi wanita yang dilaporkan secara signifikan mengalami tingkat harga diri yang paling rendah, sementara memiliki tingkat lebih tinggi pada perasaan tertekan (Kearney-Cooke, dalam Guindon, 2010). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga diri dengan perilaku seksual remaja yang sedang berpacaran, tetapi ada hubungan negatif antara harga diri dan perilaku seksual pada subjek perempuan. Bagi remaja perempuan semakin tinggi harga diri yang dimiliki maka semakin rendah tahapan perilaku seksual dan sebaliknya. Sedangkan pada subjek laki-laki, harga diri bukan merupakan suatu patokan pengontrol perilaku seksual. Hal ini disebabkan karena adanya standar ganda dalam masyarakat yang memberikan keleluasaan yang lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini membuat laki-laki merasa lebih bebas untuk bereksplorasi dalam berbagai macam bentuk perilaku seksual. Risiko kehamilan yang tidak dialami oleh laki-laki semakin memperkuat kesempatan ini. Apalagi orientasi laki-laki berpacaran lebih kearah aktivitas seksual daripada menggunakan afeksi, membuat laki-laki dapat cepat beraktifitas seksual tanpa melibatkan perasaan terlebih dahulu (Abbot dalam Hadjam, 2000). Sedangkan bagi 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI subjek perempuan, harga diri tetap mempunyai peranan yang besar dalam berperilaku seksual. Hal ini disebabkan adanya standar ganda yang menuntut perempuan untuk lebih menjaga dan membatasi tingkah laku termasuk perilaku seksual. Remaja perempuan juga dituntut untuk bersikap pasif khususnya dalam interaksi seksual. Kecaman sosial terhadap pelanggaran norma sosial dan agama yang didapat oleh remaja perempuan lebih besar daripada laki-laki. Penilaian sosial yang negatif akan di dapat seorang remaja perempuan jika berinisiatif lebih dahulu dalam interaksi seksual. Kenyataan inilah yang membuat seorang remaja perempuan berusaha untuk menjaga citra atau ‘nama baik’. Harga diri bagi seorang perempuan menjadi sesuatu yang penting dan dipertaruhkan, sehingga remaja perempuan berusaha untuk mengontrol perilaku seksualnya. Remaja perempuan tidak ingin dianggap ‘murahan’ atau ‘gampangan’. Usaha menjaga ‘gengsi’ dan menghindari perasaan bersalah membuat remaja perempuan membutuhkan kontrol diri yang lebih besar daripada laki-laki. Pada penelitian ini menyimpulkan berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah pada laki-laki (M=43,18) cenderung lebih tinggi daripada perempuan (M=34,83). Dari permasalahan yang ada di bab 1 penelitian ini, ditemukan bahwa fenomena yang peneliti temukan di lingkungan yang menjadi tempat penelitian adalah banyak remaja khususnya remaja SMA telah 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melakukan perilaku seks pranikah selama berpacaran. Baik yang ‘masih’ dalam tahap perilaku maupun yang telah melakukan seks pranikah. Remaja yang melakukan perilaku seks pranikah berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa remaja mengatakan bahwa mereka melakukan perilaku seks pranikah dikarenakan ikut-ikutan teman dan merupakan gaya pacaran remaja jaman sekarang. Selain itu mereka juga mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan mengikuti kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga mengaku tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat pengetahuan dari sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan keluarga, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka dan mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang agama dari orang tua mereka. Hal ini sesuai dengan ditolaknya hipotesis penelitian dalam penelitian ini dikarenakan tidak ada hubungan yang linear diantara ketiga variabel dalam penelitian. Sebagaimana telah dipaparkan diatas penyebab tidak ada hubungan diantara ketiga variabel tersebut, peneliti juga ingin membahas perbedaan subjek yang sangat berbeda dari hasil penelitian pada umumnya. Subjek yang terdiri dari remaja SMA/SMK di Kalimantan Tengah ini khususnya di Kabupaten Barito timur, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengatakan bahwa remaja yang melakukan seks pranikah maupun yang melakukan perilaku seksual pranikah selama berpacaran memiliki hubungan dengan orang tua yang baik, mendapat 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengetahuan tentang seks baik dari orang tua, internet, maupun dari sekolah, serta melakukan kegiatan keagamaan dengan rutin dan baik. Selain itu, remaja melakukan perilaku seksual pranikah dikarenakan ikutikutan teman dan sudah menjadi hal yang biasa dalam berpacaran. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti perkembangan teknologi yang tidak di ketahui oleh orang tuanya, minimnya pengawasan orang tua serta pendidikan orang tua membuat informasi tentang seks tidak disampaikan juga didukung oleh taraf hidup atau ekonomi keluarga yang rendah membuat orang tua di sibukkan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga sehingga perhatian terhadap perkembangan anak anaknya berkurang. Selain itu, remaja terbujuk oleh rayuan sang pacar, karena mereka memiliki kontrol diri dan iman yang kurang sehingga mereka melakukan seks pranikah (Krisnawati, 2009). Pada penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati (2009) juga menunjukkan bahwa pada responden dengan pendidikan yang cukup, kebanyakan mereka memperhatikan pelajaran tentang seksualitas di sekolah dan mampu menyerap materi tetapi kurang memahami materi tersebut dan sebagian dari mereka ada yang menyalahgunakan materi yang mereka dapat di sekolah, sehingga mereka melakukan penyimpangan seks pranikah. Pada responden dengan pendidikan yang baik mereka mampu menyerap pelajaran tentang seksualitas di sekolah dengan baik, namun mereka menyalahgunakan materi yang telah didapat di sekolah sehingga sebagian dari mereka masih ada yang melakukan penyimpangan seks pranikah. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Remaja yang rutin dalam melakukan kegiatan keagamaan tetapi tetap melakukan perilaku seksual pranikah kemungkinan disebabkan karena mereka melakukan perilaku keberagamaan bukan atas dasar kepercayaan yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena semata-mata mereka akan mendapat pahala atau dosa saja (Nugrahawati dkk, 2011). Dari hasil analisis tambahan yang dilakukan dengan menggunakan uji U didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada subjek laki-laki maupun perempuan. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afiatin (1998) bahwa tidak ada perbedaan religiusitas antara pria dan wanita. Dari hasil beberapa penelitian juga mengungkapkan hal yang sama yaitu tidak adanya perbedaan religiusitas pada pria dan wanita (Adisubroto, 1992; Khoirudin, 1995; dalam Afiatin 1998). Hal ini memberi indikasi bahwa seiring dengan kemajuan jaman, wanita tidak lagi diperlakukan secara berbeda oleh orang dewasa disekitarnya, khususnya dalam pembinaan kehidupan beragama. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang tua memberikan bimbingan beragama yang sama terhadap anak pria dan anak wanitanya (Khoirudin dalam Afiatin, 1998). Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif ditemukan bahwa religiusitas pada subjek perempuan (M=118,01) cenderung lebih tinggi dibandingkan pada subjek laki-laki (114,95). Hasil analisis tambahan menggunakan uji U pada perilaku seksual pranikah ditemukan hasil bahwa terdapat perbedaan keterlibatan 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam perilaku seksual pranikah antara subjek laki-laki dan perempuan. Hal ini juga didukung oleh hasil analisis statistik deskriptif yang menunjukkan hasil bahwasubjek laki-laki (M=43,18) cenderung terlibat perilaku seksual yang lebih tinggi dibandingkan perempuan (M=34,83). 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Pada penelitian ini, ternyata variabel harga diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah tidak linear sehingga uji hipotesis menggunakan analisis regresi berganda tidak bisa dilakukan. 2. Tidak ada hubungan antara masing-masing variabel dapat disebabkan beberapa faktor dari dalam diri dan luar diri subjek yang diteliti. 3. Kekhususan subjek penelitian yang membuat subjek berbeda dari subjek penelitian pada umumnya sehingga menghasilkan data yang tidak linear. Subjek yang berada di kabupaten Barito Timur berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa subjek menunjukkan hasil yang berbeda dari hasil penelitian umumnya yang dilakukan di beberapa tempat seperti wilayah Jawa, Jakarta dan sekitarnya. 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Keterbatasan Penelitian Kelemahan saat pengambilan data yag mungkin menyebabkan data menjadi tidak linear. Sebaiknya untuk menghindari guru yang membagikan skala kepada para siswa dikarenakan dapat terjadi faking good sehingga siswa tidak jujur dalam menjawab skala yang diberikan. Hal itu dapat mempengaruhi keakuratan dan kepercayaan data penelitian yang dimiliki. C. Saran 1. Bagi orang tua, sebaiknya tidak hanya bersikap komunikatif pada remaja tetapi juga dapat mengontrol dan mengawasi penggunaan internet dan media sosial pada remaja, untuk mencegah meningkatnya perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja selama berpacaran. 2. Bagi pihak sekolah, untuk lebih meningkatkan pengetahuan akan dampak perilaku seksual pranikah pada remaja secara lebih modern agar remaja dapat lebih memperhatikan dan menyerap informasi yang diberikan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, jika ada yang ingin melakukan penelitian serupa pada subjek di Kalimantan tengah khusus nya Kabupaten Barito Timur, hendaknya untuk mengabaikan kedua variabel bebas yang telah digunakan dalam penenlitian ini karena sudah terbukti tidak ada hubungan yang signifikan. Lebih 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang mungkin berhubungan. 94 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Ancok, D. &. (1995). Psikologi Islami. Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bourgeois, P. a. (1994). Changes in You and Me : a Book about Puberty, Mostly for Girls. Kansas City: Andrews and Mcmeel. Burn, R. B. (1993). Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Alih Bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan. Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo. Conger, J. J. (1991). Adolescence and Youth; Psychological Development in a Changing World 4th Edition. New York : Harper Collins Publisher. Darmasih, d. (2009). Kajian Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA di Surakarta. Dister, N. S. (1988). Pengalaman Beragama dan Motivasi Beragama. Yogyakarta: Kanisius. Firmiana, M. (2012). Ketimpangan Religiusitas dengan Perilaku : Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja SMA/Sederajat di Jakarta Selatan. Frey, D. &. (1984). Enhanching Self-esteem. New York: Accelerated Development Inc. Ghufron, M. N. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Green, L. W. (2005). Health Program Planning: an Education and Ecological Approach. New York: McGraw-Hill. Group, F. I. (1999). Multidimentional Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research. Kalamazoo: Fetzer Institute in Collaboration with the National Institute on Aging. Guindon, M. H. (2010). Self-esteem Across the Lifespan and Interventions . New York: Taylor and Francis Group. Hadjam, R. (2000). Perilaku Seksual Remaja dalam Berpacaran ditinjau dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin. 95 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Hidayat, K. (2013). Pengaruh Harga Diri dan Penalaran Moral Terhadap Perilaku Seksual Remaja Berpacaran di SMK Negeri 5 Samarinda. Hurlock, E. B. (1967). Adolescent Development : Third Edition . New York: Mc Graw-Hill Book Company. Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. I, K. H. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Irawati dan Prihyugiarto, I. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di Indonesia. BKKBN. Irmawaty, L. (2013). Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa. STIKes Medistra Indonesia. Khairunnissa, A. (2013). Hubungan Religiusitas dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja di MAN 1 Samarinda. Krisnawati, H. (2009). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja. Marini, L. (2005). Perbedaan Asertivitas Remaja ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Masters, W. H. (1992). Human Sexuality. New York: Harper Collins Publishers Inc. Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabula Rasa PPS UniMed. Mertia, d. (2008). Hubungan antara Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas Komunikasi Orangtua dan Anak dengan Perilaku Seks Bebas pada Remaja Siswa-siswi MAN Gedangrejo, Karanganyar. Minchinton, J. (1993). Maximum Self-Esteem : The Handbook for Reclaiming Your Sense of Self-Worth. Kuala Lumpur: Golden Books Centre SDN, BHD. Monks F.J, K. A. (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, Edisi ke Empat Belas. Yogyakarta: Gajah Mada University. Myles, R. (1983). Taught not Caught; Strategies for Sex Education. Second Edition. England : Ebenezer Baylis & Son Ltd. Nugrahawati, N. (2011). Profil Peran Teman Sebaya, Religiusitas, dan Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa. 96 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Rachmah, E. (2004). Hubungan antara Sikap Terhadap Pornografi dengan Perilaku Seks Bebas pada Remaja di SMA Negeri 1 Glenmore. Ramayulis. (2002). Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia. Ritandiyono & Andisti,M.A. (2008). Religiusitas dan perilaku seks bebas pada dewasa awal. http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/298 Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Santrock, J. W. (2003). Child Development (10th Ed). New York: McGraw-Hill. Santrock, J. W. (2007). Adolescent. Jakarta : Edisi Keenam Erlangga. Shaluhiyah, Z. (2006). Sexual Lifestyle and Interpersonal Relationships of University Students in Central Java Indonesia and Their Implication for Sexual and Reproductive Health. Sarwono, S, W. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sarwono, S, W. (2011). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Siregar, S. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Bumi Aksara. Soetjiningsih. (2004). Buku Ajar : Tumbuh Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Kembang Remaja dan Soetjiningsih. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja. Soetjiningsih. (2008). Remaja Usia 15-18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku Seksual Pranikah. Universitas Gajah Mada. Steinberg, L. D. (1999). Adolescence, 5th Edition. Boston :McGraw-Hill. Steinberg, L. D. (2002). Adolescence, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill. Susilowidradini. (2006). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. 97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN I SKALA UJI COBA 99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA PENELITIAN Disusun Oleh : Nama : Jeane Aryati Nim : 119114175 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tamiang Layang, Januari 2016 Kepada : Yth. Saudara – saudari Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya Jeane Aryati dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankan lah saya meminta partisipasi dari saudara – saudari sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda. Hormat saya, Jeane Aryati 11/PSI/USD 101 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa mencamtumkan identitas saya. Tamiang Layang, Januari 2016 (………………………………) 102 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IDENTITAS DIRI Usia : Jenis Kelamin : Agama : Status : a. Berpacaran, Lamanya………………………………… b. Single, Terakhir kali pacaran…………………………. Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai 103 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN I Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan contro tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu : SS : bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda S : bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda TS : bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda Contoh : No 1 Pernyataan Pilihan Jawaban SS Saya mampu menerima diri S TS STS X saya apa adanya Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah. 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN I Pilihan Jawaban No Pernyataan SS 1 Saya mampu menerima diri saya apa adanya 2 Saya merasa diri saya cukup penting 3 Jika saya gagal, saya akan menyalahkan diri saya 4 Saya menghargai setiap potensi yang ada pada diri saya 5 Saya tipe orang yang tidak mudah marah 6 Saya merasa takut dan sedih jika diri saya gagal Jika dalam suatu kelompok diminta untuk mengambil 7 keputusan bersama, saya cenderung untuk mengikuti keputusan terbanyak (umum) daripada harus menyuarakan pendapat saya 8 9 10 Saya merasa setiap masalah yang terjadi di hidup saya merupakan akibat dari setiap keputusan yang saya pilih Lima tahun dari sekarang, saya sudah dapat mencapai cita-cita saya Menurut saya, kebahagiaan ditentukan oleh diri sendiri bukan orang lain Jika pendapat saya tidak diterima oleh kelompok, saya 11 akan melakukan berbagai cara untuk meyakinkan kelompok agar menerima pendapat saya 12 13 Saya tidak akan memaksakan kehendak saya pada orang lain Saya merasa diri kurang berharga jika saya tidak mendapatkan penerimaan dari orang lain 14 Saya suka bekerja sama dalam kelompok 15 Saya dapat mentoleransi kekurangan orang lain 16 Saya kurang dapat mentolerir kekurangan seseorang 17 Saya menghargai pendapat orang lain walaupun itu tidak 105 S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sesuai dengan pendapat saya 18 19 20 21 22 22 23 24 25 Saya merasa memiliki keunikan diri yang tidak dimiliki oleh orang lain Saya kurang dapat menerima diri saya apa adanya Saya merasa kepentingan orang lain lebih pantas didahulukan daripada kepentingan saya Jika saya gagal, saya akan memakluminya dan memaafkan diri saya Saya merasa saya kurang memiliki potensi dalam hal apapun Saya merasa kurang memiliki potensi dalam hal apapun Saya merasa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, diluar control saya Saya kurang bisa menyesuaikan diri dilingkungan yang baru Saya merasa belum mempunyai tujuan hidup yang jelas Jika saya menjadi ketua dalam sebuah acara, ketika 26 terjadi kesalahan dalam acara, saya akan menyalahkan anak buah saya yang kerjanya tidak becus 27 Saya tidak akan merasa buruk jika saya ditolak 28 Bagi saya, penerimaan orang lain itu sangat penting 29 Saya cukup pantas untuk diterima semua orang 30 31 32 33 Saya merasa setiap orang layak mendapatkan penghormatan Saya merasa hanya orang-orang tertentu saja yang layak mendapatkan penghormatan Saya menghormati setiap keputusan yang terpilih dalam kelompok Bagi saya, kekurangan dalam diri merupakan suatu kelemahan 106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 35 Saya merasa tidak terlalu membutuhkan pujian dari orang lain untuk membuat diri saya terlihat baik Saya merasa diri saya pantas mendapatkan penolakan Saya melakukan sesuatu sesuai dengan rencana yang 36 telah saya buat, jika tidak sesuai rencana maka saya merasa hidup saya akan kacau 37 Saya merasa diri saya tidak sehebat orang lain dalam hal apapun Saya cukup senang apabila orang lain memuji saya tetapi 38 jika orang lain menjelekkan saya, bagi saya itu tidak masalah 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 Saya kurang menyukai jika ada orang yang menjelekjelekkan saya Saya terkadang tidak tahu pasti apa yang diri saya butuhkan Saya merasa diri saya cukup berharga Saya merasa ingin marah jika sesuatu terjadi diluar keinginan/harapan saya Saya tidak akan berlarut dalam kesedihan jika saya mengalami kegagalan Saya merasa buruk jika saya dihina oleh orang lain Saya merasa cita-cita yang saya pilih kurang sesuai dengan kemampuan yang saya miliki Saya merasa setiap masalah yang terjadi dalam hidup saya kebanyakan disebabkan oleh orang lain Jika saya gagal, saya dapat menerimanya dengan lapang dada Semua hal yang terjadi dalam hidup saya, dikarenakan atas pilihan hidup yang telah saya buat Saya akan merasa bahagia jika orang lain juga bahagia 107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 51 52 53 54 Ketika saya mengambil suatu keputusan, saya sudah siap atas apapun konsekuensi yang akan saya terima Saya tidak pernah menyesali setiap keputusan yang telah saya buat di hidup saya Saya senang apabila saya dapat mengontrol orang lain Saya menghormati setiap perbedaan masing-masing orang Jika orang lain berpendapat buruk tentang saya, bagi saya tidak masalah 55 Saya lebih suka bekerja sendiri 56 Saya tau apa yang diri saya butuhkan 57 Saya tipe orang yang mudah menyesuaikan diri 58 59 60 Saya merasa hidup saya cukup penting, oleh karena itu orang lain harus mendengarkan saya Saya akan menghormati orang lain apabila orang lain juga menghormati saya Saya kurang pantas untuk dihormati 108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pilihan Jawaban Pernyataan SS Ketika saya menghadapi masalah yang besar, saya yakin bahwa Tuhan tetap menyayangi saya Saya merasa yakin bahwa ada harapan untuk masa depan saya Terkadang saya ingin memilih keyakinan yang saya minati sendiri, tidak tergantung dari orang tua saya Saya percaya pada keyakinan saya, tetapi kadang saya merasa keyakinan lain lebih menarik Saya senang membaca kitab suci dan buku-buku tentang keagamaan Saya menjadikan agama sebagai pedoman hidup saya Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan suatu kegiatan Terkadang saya merasa agama bukanlah hal yang penting Saya merasa yakin bahwa ada Tuhan yang selalu mengamati tingkah laku saya 10 Saya merasa percaya adanya Tuhan 11 Terkadang saya merasa bahwa Tuhan itu tidak nyata/ada 12 13 14 15 16 Ketika saya sedang mempunyai masalah, terkadang saya merasa Tuhan tidak adil kepada saya Saya rutin melaksanakan kegiatan keberagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu) Terkadang saya merasa tertarik untuk membaca kitab suci dan buku-buku keagamaan Saya merasa nyaman sebagai pemeluk agama yang saya anut sekarang Terkadang membaca kitab suci pun tidak membantu saya 109 S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam menyelesaikan masalah Saya senang memakai/membawa atribut keagamaan saya 17 karena itu seperti mewakili identitas saya (contoh: kalung salib, Rosario, tasbih, dll) Sejak kecil, orang tua saya telah membiasakan saya 18 untuk rutin melaksanakan kegiatan keagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu) 19 20 21 22 23 Saya agak menyesali pemberian yang Tuhan berikan dalam hidup saya Saya mengikuti organisasi keberagamaan dilingkungan saya Saya kurang menyukai untuk memakai atribut keagamaan Ketika saya membaca kitab suci, saya merasa seperti menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi Saya seakan terpaksa untuk menganut agama saya yang sekarang Sejak masih kanak-kanak, saya mendapatkan 24 pengetahuan agama melalui sekolah/orang tua/lingkungan 25 26 Terkadang saya merasa Tuhan selalu memberikan pencobaan dalam hidup saya Saya merasa tidak terlalu perlu/penting untuk melakukan kegiatan keagamaan secara rutin 27 Terkadang saya lupa untuk berdoa 28 Saya merasakan kehadiran Tuhan setiap saat 29 Terkadang setelah berdoa, hati saya tetap tidak merasa tenang 30 Saya merasa tenang setelah berdoa 31 Saya kurang meminati organisasi keberagamaan di 110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI lingkungan saya 32 Saya merasa bersyukur atas apa yang sudah Tuhan berikan dalam hidup saya Semakin saya mencoba mencari tahu tentang 33 agama/keyakinan saya, saya semakin kurang memahami dan kurang meminati agama/keyakinan yang saya anut sekarang Saya merasa kurang mendapat pengetahuan yang saya 34 butuhkan tentang agama saya dari orang tua/sekolah/lingkungan Saya sangat terbuka terhadap ajaran agama lain, tetapi 35 saya tetap memegang teguh agama/keyakinan yang telah saya miliki 36 37 Terkadang saya merasa, tidak semua ajaran agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari Saya ingin mencurahkan seluruh hidup saya untuk urusan agama Saya percaya jika kita melakukan sesuatu yang baik atau 38 buruk, akan selalu mendapatkan balasan dari Yang Maha Esa 39 Terkadang saya merasa jika hidup bukan melulu urusan agama Saya merasa berbuat baik kepada orang lain karena itu 40 memang kewajiban sebagai manusia bukan hanya ajaran agama 41 42 43 Saya mengetahui hal yang baik dan yang buruk melalui ajaran agama Saya terbuka terhadap ajaran agama lain, apalagi jika ajaran agama/keyakinan tersebut menarik Saya makin memahami ajaran agama yang saya anut 111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI melalui pendidikan agama dan kegiatan keberagamaan yang saya peroleh sejak kecil 44 45 46 47 48 49 50 Saya berpegang teguh pada ajaran agama yang saya anut Saya ingin sekali setiap perbuatan baik yang saya lakukan mencerminkan ajaran agama saya Saya ingin hidup berdasarkan ajaran-ajaran agama saya Terkadang saya merasa ajaran agama bukan penentu sikap baik/buruknya seseorang Terkadang saya merasa bahwa agama lah yang memicu terjadinya hal-hal buruk Terkadang saya mempunyai pikiran bagaimana jika dunia tanpa agama Sejak kecil, saya kurang terbiasa membaca kitab suci ataupun berdoa 112 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN III Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu : SS : bila pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan S : bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan P : bila pernyataan tersebut “Pernah” anda lakukan TP : bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan Contoh : No 1 Pernyataan Pilihan Jawaban SS Terkadang saya menonton film S P TP X porno Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah. 113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN III No 1 2 3 Pilihan Jawaban Pernyataan SS Terkadang saya menonton film porno Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium kening saya Saya meminta pasangan untuk memegang tangan saya Saat melihat adegan ‘panas’, saya terkadang 4 membayangkan sedang melakukan bersama pasangan saya 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Saya meminta pasangan untuk mencium pipi/kening saya Terkadang saya membayangkan adegan erotis walaupun tidak sedang menonton film porno Saya menggenggam erat tangan pasangan seakan tidak ingin melepaskannya Saya memperboleh kan pasangan untuk memasukkan lidah nya ketika sedang berciuman bibir Saya membiarkan/meminta pasangan meremas penis untuk memberikan rangsangan Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium pipi saya Saya memperbolehkan pasangan untuk memegang tangan saya Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium bibir saya Saya membiarkan/meminta pasangan meremas payudara ketika masih berpakaian Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium leher saya Saya mempebolehkan/meminta pasangan untuk memeluk 114 S P TP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI saya dari belakang 16 17 Saya merasa sangat terangsang ketika menyentuh alat kelamin sambil menonton adegan dalam film dewasa Saya membiarkan pasangan meraba-raba bagian tubuh saat sedang berciuman Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk 18 memegang dan memainkan alat kelamin saya dengan tangan 19 20 21 Saya memperbolehkan/membiarkan/meminta pasangan saat ingin melakukan hubungan seksual Melakukan hubungan seksual dengan pengaman Saya membiarkan/memperbolehkan pasangan untuk mencium/mengulum alat kelamin saya 22 Saya memakai alat bantu seks untuk masturbasi/onani 23 Saya memperboleh kan pasangan untuk memeluk saya Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk 24 menempelkan dan menggesekkan alat kelamin nya pada alat kelamin saya 25 26 27 28 29 30 Saat menonton adegan ‘panas’ pada film dewasa, terkadang saya menyentuh alat kelamin saya Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk mencium dada/payudara saya Saya meminta pasangan untuk memeluk saya Saya meminta pasangan untuk memainkan alat kelamin saya di dalam mulutnya Saling mengulum/mencium alat kelamin pasangan Melakukan hubungan seksual dalam keadaan telanjang/setengah telanjang SELESAI 115 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN II REABILITAS SKALA 116 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA HARGA DIRI Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % 44 100.0 0 .0 44 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .851 60 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted item1 169.50 157.791 .386 .848 item2 171.16 169.858 -.471 .860 item3 170.57 158.716 .215 .850 item4 169.36 158.562 .298 .849 item5 170.36 161.400 .054 .853 item6 170.93 158.809 .152 .852 item7 170.43 163.135 -.037 .854 item8 169.98 158.813 .235 .850 item9 169.43 160.065 .134 .851 item10 169.36 158.144 .247 .849 item11 170.25 158.564 .219 .850 item12 169.77 156.273 .379 .847 item13 170.45 160.812 .118 .851 item14 169.75 157.541 .338 .848 117 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item15 169.52 157.976 .312 .848 item16 169.91 155.154 .526 .845 item17 169.73 158.668 .277 .849 item18 169.59 161.224 .105 .851 item19 169.93 157.553 .404 .847 item20 170.48 158.720 .179 .851 item21 170.05 157.719 .280 .849 item22 169.86 158.353 .300 .849 item23 170.18 157.780 .315 .848 item24 169.93 157.414 .415 .847 item25 169.95 153.440 .409 .846 item26 169.89 151.359 .616 .842 item27 170.02 153.651 .614 .844 item28 171.05 163.347 -.051 .854 item29 169.84 159.765 .265 .849 item30 169.55 158.347 .250 .849 item31 169.66 152.555 .639 .843 item32 169.80 155.980 .467 .846 item33 170.23 156.924 .286 .849 item34 170.11 154.754 .483 .845 item35 169.95 157.300 .271 .849 item36 170.11 163.545 -.062 .855 item37 170.20 153.376 .507 .844 item38 169.80 156.678 .386 .847 item39 170.66 161.160 .078 .852 item40 170.75 156.843 .302 .848 item41 169.57 155.972 .399 .847 item42 170.75 157.634 .359 .848 item43 169.77 160.552 .101 .852 item44 170.34 158.276 .241 .849 item45 170.02 156.116 .364 .847 item46 169.86 152.307 .646 .842 item47 170.00 158.000 .278 .849 item48 169.84 153.811 .505 .845 118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item49 171.20 168.120 -.296 .860 item50 169.66 155.067 .422 .846 item51 169.89 150.894 .588 .842 item52 170.66 159.346 .133 .852 item53 169.55 158.393 .233 .850 item54 169.77 155.436 .493 .846 item55 170.55 159.742 .122 .852 item56 169.98 153.325 .478 .845 item57 169.86 156.865 .377 .847 item58 170.25 159.587 .161 .851 item59 171.07 161.786 .026 .854 item60 169.66 157.114 .435 .847 Scale Statistics Mean 172.95 Variance 162.928 Std. Deviation N of Items 12.764 60 119 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA RELIGIUSITAS Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % 44 100.0 0 .0 44 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .884 50 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted item1 155.18 158.524 .408 .882 item2 155.32 157.896 .349 .882 item3 156.86 155.144 .265 .884 item4 156.30 155.655 .269 .883 item5 156.14 155.795 .395 .881 item6 155.43 153.274 .545 .879 item7 155.73 152.063 .532 .879 item8 155.39 151.545 .793 .877 item9 155.18 157.455 .542 .881 item10 155.14 159.469 .371 .882 item11 155.64 158.237 .154 .885 item12 155.98 151.604 .490 .879 item13 156.14 153.655 .452 .880 item14 157.18 164.013 -.141 .889 120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item15 155.16 157.160 .511 .881 item16 155.98 153.744 .461 .880 item17 156.20 156.818 .205 .884 item18 155.39 156.568 .359 .882 item19 155.66 157.300 .225 .884 item20 156.25 154.657 .419 .881 item21 156.07 155.088 .355 .881 item22 155.80 156.492 .348 .882 item23 155.32 158.315 .310 .882 item24 155.39 157.638 .260 .883 item25 156.64 156.981 .183 .885 item26 155.61 153.126 .627 .878 item27 156.80 152.585 .429 .880 item28 155.39 154.754 .593 .879 item29 156.05 155.300 .398 .881 item30 155.45 154.300 .549 .879 item31 156.16 154.928 .442 .880 item32 155.25 160.285 .151 .884 item33 155.61 149.777 .683 .876 item34 155.84 154.323 .402 .881 item35 155.66 156.090 .309 .882 item36 156.39 153.638 .422 .880 item37 156.41 154.201 .430 .880 item38 155.61 161.126 .021 .886 item39 156.55 155.928 .316 .882 item40 157.55 162.161 -.043 .889 item41 155.64 154.981 .373 .881 item42 156.73 161.552 -.010 .887 item43 155.57 154.809 .498 .880 item44 155.25 155.959 .518 .880 item45 155.43 155.228 .445 .880 item46 155.36 155.307 .557 .880 item47 156.57 155.693 .283 .883 item48 155.68 155.710 .300 .882 121 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item49 156.30 149.422 .479 .879 item50 156.07 157.832 .226 .883 Scale Statistics Mean 159.07 Variance 161.925 Std. Deviation N of Items 12.725 50 122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH Case Processing Summary N Cases Valid Excludeda Total % 44 100.0 0 .0 44 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .942 30 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted item1 48.36 181.818 .057 .944 item2 48.02 169.558 .695 .939 item3 48.07 168.902 .490 .941 item4 48.73 176.947 .356 .942 item5 48.41 170.573 .532 .940 item6 48.70 180.864 .073 .945 item7 48.09 175.619 .277 .944 item8 48.66 167.532 .731 .938 item9 49.11 172.382 .674 .939 item10 48.02 168.255 .675 .939 item11 47.77 168.552 .555 .940 item12 48.23 163.901 .784 .937 item13 49.05 171.068 .649 .939 item14 48.82 166.385 .789 .937 123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI item15 48.30 164.492 .785 .937 item16 49.00 176.698 .393 .941 item17 48.82 163.268 .854 .936 item18 49.05 166.928 .849 .937 item19 49.09 167.852 .739 .938 item20 49.18 174.664 .555 .940 item21 49.20 171.376 .746 .938 item22 49.30 183.562 -.062 .944 item23 48.18 166.431 .725 .938 item24 49.20 173.004 .689 .939 item25 49.02 177.372 .305 .942 item26 48.93 168.484 .709 .938 item27 48.27 164.622 .746 .938 item28 49.27 173.831 .693 .939 item29 49.23 173.063 .704 .939 item30 49.11 174.661 .487 .941 Scale Statistics Mean 50.39 Variance 183.080 Std. Deviation N of Items 13.531 30 124 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN III SKALA PENELITIAN 125 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKALA PENELITIAN Disusun Oleh : Nama : Jeane Aryati Nim : 119114175 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 126 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tamiang Layang, Januari 2016 Kepada : Yth. Saudara – saudari Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya Jeane Aryati dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankan lah saya meminta partisipasi dari saudara – saudari sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda. Hormat saya, Jeane Aryati 11/PSI/USD 127 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa mencamtumkan identitas saya. Tamiang Layang, Januari 2016 (………………………………) 128 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI IDENTITAS DIRI Usia : Jenis Kelamin : Agama : Status : a. Berpacaran, Lamanya………………………………… b. Single, Terakhir kali pacaran…………………………. Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai 129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN I Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan contro tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu : SS : bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda S : bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda TS : bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda Contoh : No 1 Pernyataan Pilihan Jawaban SS Saya mampu menerima diri S TS STS X saya apa adanya Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah. 130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN I No 1 Pilihan Jawaban Pernyataan SS Saya kurang dapat menerima diri saya apa adanya Saya cukup senang apabila orang lain memuji 2 saya tetapi jika orang lain menjelekkan saya, bagi saya itu tidak masalah 3 4 Saya mampu menerima diri saya apa adanya Saya merasa ingin marah jika sesuatu terjadi diluar keinginan/harapan saya Ketika saya mengambil suatu keputusan, saya 5 sudah siap atas apapun konsekuensi yang akan saya terima 6 7 8 9 10 Saya merasa diri saya cukup berharga Saya merasa diri saya tidak sehebat orang lain dalam hal apapun Saya merasa belum mempunyai tujuan hidup yang jelas Saya tipe orang yang mudah menyesuaikan diri Saya merasa saya kurang memiliki potensi dalam hal apapun Semua hal yang terjadi dalam hidup saya, 11 dikarenakan atas pilihan hidup yang telah saya buat 12 13 14 Saya merasa cita-cita yang saya pilih kurang sesuai dengan kemampuan yang saya miliki Saya kurang bisa menyesuaikan diri di lingkungan yang baru Saya tidak akan memaksakan kehendak saya 131 S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada orang lain 15 Saya merasa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya, diluar kontrol saya 16 Saya dapat mentoleransi kekurangan orang lain 17 Saya kurang pantas untuk dihormati 18 19 20 21 Saya menghormati setiap keputusan yang terpilih dalam kelompok Saya suka bekerja sama dalam kelompok Jika orang lain berpendapat buruk tentang saya, bagi saya tidak masalah Saya terkadang tidak tahu pasti apa yang diri saya butuhkan 132 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN II No 1 Pilihan Jawaban Pernyataan SS Saya merasa yakin bahwa ada Tuhan yang selalu mengamati tingkah laku saya Ketika saya sedang mempunyai masalah, 2 terkadang saya merasa Tuhan tidak adil kepada saya 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Saya merasa yakin bahwa ada harapan untuk masa depan saya Saya menjadikan agama sebagai pedoman hidup saya Terkadang saya merasa agama bukanlah hal yang penting Ketika saya menghadapi masalah yang besar, saya yakin bahwa Tuhan tetap menyayangi saya Saya merasa percaya adanya Tuhan Saya kurang menyukai untuk memakai atribut keagamaan Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan suatu kegiatan Saya merasakan kehadiran Tuhan setiap saat Saya senang membaca kitab suci dan bukubuku tentang keagamaan Terkadang saya lupa untuk berdoa Saya 13 rutin melaksanakan kegiatan keberagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu) 14 Saya mengikuti organisasi keberagamaan dilingkungan saya 133 S TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 16 17 18 Saya kurang meminati organisasi keberagamaan di lingkungan saya Saya seakan terpaksa untuk menganut agama saya yang sekarang Saya merasa tenang setelah berdoa Terkadang setelah berdoa, hati saya tetap tidak merasa tenang Ketika saya membaca kitab suci, saya merasa 19 seperti menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi 20 21 Saya merasa nyaman sebagai pemeluk agama yang saya anut sekarang Terkadang membaca kitab suci pun tidak membantu saya dalam menyelesaikan masalah Saya makin memahami ajaran agama yang saya 22 anut melalui pendidikan agama dan kegiatan keberagamaan yang saya peroleh sejak kecil Saya merasa kurang mendapat pengetahuan 23 yang saya butuhkan tentang agama saya dari orang tua/sekolah/lingkungan Sejak kecil, orang tua saya telah membiasakan 24 saya untuk rutin melaksanakan kegiatan keagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu) Semakin saya mencoba mencari tahu tentang 25 agama/keyakinan saya, saya semakin kurang memahami dan kurang meminati agama/keyakinan yang saya anut sekarang 26 Saya sangat terbuka terhadap ajaran agama lain, tetapi saya tetap memegang teguh 134 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI agama/keyakinan yang telah saya miliki 27 28 Saya ingin hidup berdasarkan ajaran-ajaran agama saya Terkadang saya merasa jika hidup bukan melulu urusan agama Terkadang saya merasa, tidak semua ajaran 29 agama dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 30 31 32 33 34 35 Saya mengetahui hal yang baik dan yang buruk melalui ajaran agama Saya berpegang teguh pada ajaran agama yang saya anut Terkadang saya merasa bahwa agama lah yang memicu terjadinya hal-hal buruk Saya ingin mencurahkan seluruh hidup saya untuk urusan agama Terkadang saya mempunyai pikiran bagaimana jika dunia tanpa agama Saya ingin sekali setiap perbuatan baik yang saya lakukan mencerminkan ajaran agama saya 135 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN III Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu : SS : bila pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan S : bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan P : bila pernyataan tersebut “Pernah” anda lakukan TP : bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan Contoh : No Pernyataan Pilihan Jawaban SS S P TP Saya memperbolehkan 1 pasangan untuk memegang X tangan saya Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah. 136 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAGIAN III No 1 2 Pilihan Jawaban Pernyataan Saya memperbolehkan SS pasangan untuk memegang tangan saya Saya meminta pasangan untuk mencium pipi/kening saya Saat melihat adegan ‘panas’, saya terkadang 3 membayangkan sedang melakukan bersama pasangan saya 4 5 6 7 8 9 Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium bibir saya Saya meminta pasangan untuk memegang tangan saya Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium kening saya Saya membiarkan/meminta pasangan meremas payudara ketika masih berpakaian Saya membiarkan pasangan meraba-raba bagian tubuh saat sedang berciuman Saya meminta pasangan untuk memeluk saya Saat menonton adegan ‘panas’ pada film 10 dewasa, terkadang saya menyentuh alat kelamin saya 11 Saya membiarkan/meminta pasangan meremas penis untuk memberikan rangsangan Saya 12 memperboleh memasukkan lidah kan pasangan untuk nya ketika sedang berciuman bibir 13 Saya memperbolehkan pasangan untuk 137 S P TP PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mencium pipi saya 14 15 16 17 18 Saya pasangan untuk mencium leher saya Saya memperboleh kan pasangan untuk memeluk saya Saya mempebolehkan/meminta pasangan untuk memeluk saya dari belakang Saya membiarkan/memperbolehkan pasangan untuk mencium/mengulum alat kelamin saya Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk mencium dada/payudara saya Saya 19 memperbolehkan merasa sangat terangsang ketika menyentuh alat kelamin sambil menonton adegan dalam film dewasa 20 Saya meminta pasangan untuk memainkan alat kelamin saya di dalam mulutnya Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan 21 untuk menempelkan dan menggesekkan alat kelamin nya pada alat kelamin saya 22 23 Saling mengulum/mencium alat kelamin seksual dengan pasangan Melakukan hubungan pengaman Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan 24 untuk memegang dan memainkan alat kelamin saya dengan tangan 25 26 Melakukan hubungan seksual dalam keadaan telanjang/setengah telanjang Saya memperbolehkan/membiarkan/meminta pasangan saat ingin melakukan hubungan 138 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seksual SELESAI 139 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN IV HASIL PENELITIAN 140 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Test of Normality Kolmogorov-Smirnov ͣ Shapiro-Wilk Statistic Df Sig Statistic Df Sig Harga Diri .051 114 .200* .985 114 .244 Religiusitas .094 114 .014 .970 114 .011 Perilaku .197 114 .000 .790 114 .000 Seksual Pranikah b. Uji Linearitas ANOVA Table Tahapan Perilaku Seksual Sum of Pranikah Responden * Squares Harga Diri Responden Between Groups (Combine df Mean F Sig. Square 8670.339 26 333.475 2.364 .002 Linearity 506.076 1 506.076 3.587 .062 Deviation 8164.263 25 326.571 2.315 .002 Within Groups 12274.678 87 141.088 Total 20945.018 113 F Sig. d) from Linearity ANOVA Table Sum of df Mean Squares Tahapan Perilaku Seksual Between Groups (Combine Pranikah Responden * d) Religiusitas Responden Linearity Deviation from 141 Square 13379.910 40 334.498 3.228 .000 457.259 1 457.259 4.412 .039 12922.652 39 331.350 3.197 .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Linearity Within Groups Total 7565.107 73 20945.018 113 103.632 c. Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF Harga Diri Responden .739 1.352 Religiusitas Responden .739 1.352 a. Dependent Variable: Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Responden d. Uji Homoskesdastisitas Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Harga Diri Responden Religiusitas Responden Coefficients Std. Error 13.810 9.857 .523 .158 -.315 .086 Beta a. Dependent Variable: abs_res 2. Uji Hipotesis Model Summary Model 1 R .306a R Square .094 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .078 a. Predictors: (Constant), Religiusitas Responden, Harga Diri Responden 142 13.076 t Sig. 1.401 .164 .340 3.300 .001 -.379 -3.674 .000 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Uji U pada Skala Religiusitas dan Perilaku Seksual Pranikah a. Uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin Ranks Jenis Kelamin Responden Religiusitas Responden N Mean Rank Sum of Ranks LAKI-LAKI 38 53.72 2041.50 PEREMPUAN 76 59.39 4513.50 Total 114 Test Statisticsa Religiusitas Responden Mann-Whitney U 1300.500 Wilcoxon W 2041.500 Z -.863 Asymp. Sig. (2-tailed) .388 a. Grouping Variable: Jenis Kelamin Responden b. Uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis kelamin Ranks Jenis Kelamin Responden Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Responden N Mean Rank Sum of Ranks LAKI-LAKI 38 72.20 2743.50 PEREMPUAN 76 50.15 3811.50 Total 114 143 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Test Statisticsa Tahapan Perilaku Seksual Pranikah Responden Mann-Whitney U Wilcoxon W 885.500 3811.500 Z Asymp. Sig. (2-tailed) -3.367 .001 a. Grouping Variable: Jenis Kelamin Responden 144 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN V SURAT-SURAT 145 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI