hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN RELIGIUSITAS
TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh :
Jeane Aryati
119114175
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“PRAY MORE, WORRY LESS”
(MATTHEW 6 : 34)
“Don’t worry about anything; instead, pray about everything. Tell
God what you need, and thank Him for all He has done”
(Philippians 4 : 6)
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya yang penuh perjuangan ini kupersembahkan kepada :
Tuhan Yesus, yang selalu memberikan kekuatan serta kesabaran
Papah yang selalu melihat ku dari atas sana, mamah yang selalu kuat, serta kedua
ade ku atas dukungan, doa, materi, dan kasih sayang yang tak terhingga
Sahabat-sahabat yang selalu memberikan support dan tawa
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN RELIGIUSITAS TERHADAP
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
PADA REMAJA
Jeane Aryati
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara harga
diri dan religiusitas terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Hipotesis
yang diajukan adalah adanya korelasi negatif antara harga diri dan religiusitas
terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Subjek dalam penelitian ini
adalah 114 remaja SMA/SMK yang berusia 16-18 tahun. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Alat
pengumpul data yang digunakan terdiri dari tiga alat ukur, yaitu : skala harga diri,
skala religiusitas dan skala perilaku seksual pranikah. Berdasarkan uji validitas
dan reliabilitas pada skala harga diri diperoleh 21 item valid dengan koefisien
reabilitas cronchbach alpha 0,851. Untuk skala religiusitas diperoleh 26 item
valid dengan koefisien reabilitas cronchbach alpha 0,884. Sedangkan untuk skala
perilaku seksual pranikah diperoleh 26 item valid dengan koefisien reabilitas
cronchbach alpha 0,942. Uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear
berganda tidak dapat dilakukan dikarenakan data penelitian tidak linear. Hasil R
Square menunjukkan angka sebesar 0,094 yang berarti sumbangan efektif kedua
variabel bebas terhadap variabel terikat hanya sebesar 9,4%. Sehingga
kemungkinan besar 90,6% disumbangkan oleh variabel lain diluar kedua variabel
bebas tersebut.
Kata kunci : harga diri, religiusitas, perilaku seksual pranikah, remaja
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM AND RELIGIOSITY TOWARD
PREMARITAL SEXUAL BEHAVIOUR IN ADOLESCENTS
Jeane Aryati
ABSTRACT
This research aimed to examine the relationship between self-esteem and
religiosity toward premarital sexual behavior in adolescents. The proposed
hypothesis is that there is a negative correlation between self-esteem and
religiosity toward premarital sexual behavior in adolescents. The subjects of this
research were 114 adolescents ranged from 16-18 years old in senior high school
students. The sample taking technique in this research used purposive sampling.
The data was collected through a scale questionnaire. The instrument of this
research used three measurements which are self-esteem scale, religiosity scale,
and premarital sexual behavior scale. Based on validity and reliability
examination, self-esteem got 21 valid items with alpha cronchbach reliability
0,851. Religiosity scale got 26 valid items with alpha cronchbach reliability
0,884. Meanwhile, premarital sexual behavior scale got 26 valid items with alpha
cronchbach reliability 0,994. The hypothesis test using multiple linear regressions
analysis can’t be performed because the research data is not linear. The results
showed the number of R square as 0,094 which means the effective contribution of
the two independent variables on the dependent variable only 9,4%. So the odds
are 90,6% contributed by other variables outside these two independent variables
Key words :self-esteem, religiosity, premarital sexual behavior, adolescents.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Antara Harga Diri dan Religiusitas Terhadap Perilaku Seksual
Pranikah Pada Remaja” dengan baik. Penulis memohon maaf apabila dalam
pengerjaan skripsi masih terdapat kesalahan yang semestinya tidak dilakukan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran, masukan dan koreksi yang
bersifat membangun kearah yang lebih baik.
Penulis menyadari bahwa ada banyak orang-orang terkasih disekitar
penulis yang turut member dukungan dan bantuan agar penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan segenap hati, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma. Juga kepada seluruh staff dosen dan karyawan
yang telah banyak memberikan ilmu, arahan, dan dukungan kepada
penulis untuk menjadi pribadi yang lebih baik selama masa studi.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi.
Terimakasih atas bimbingan, arahan, kasih dan kesabaran selama proses
penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………….……………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..…………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………....... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………… vi
ABSTRAK……………………………………………………………………. vii
ABSTRACT…………………………………………………………………… viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………… ix
KATA PENGANTAR………………………………………………………… x
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xviii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………. xx
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xxi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 12
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………… 12
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………. 13
a. Manfaat Teoritik………………………………………………….. 13
b. Manfaat Praktis……………………………………………………. 13
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI……................................................................... 14
A. Harga Diri…………………………………………………………….. 14
1. Pengertian Harga Diri…………………………………………….. 14
2. Aspek-aspek Harga Diri…………………………………………… 15
B. Religiusitas……………………………………………………………. 19
1. Pengertian Religiusitas……………………………………………. 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Religiusitas …………………. 20
3. Dimensi Religiusitas …………………………………………… 21
C. Remaja ………………………………………………………………. 23
1. Pengertian Remaja………………………………………………... 23
2. Batasan Usia Remaja……………………………………………… 24
3. Karakteristik Perkembangan Remaja ……………………………. 25
4. Harga Diri………………………………………………………… 27
5. Religiusitas ………………………………………………………. 28
D. Perilaku Seksual Pranikah …………………………………………… 32
1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah …………………………… 32
2. Bentuk dan Tahapan Perilaku Seksual Pranikah ………………… 32
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah …………. 34
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah ……………………………… 35
5. Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah ................
36
E. Dinamika Hubungan …………………………………………………. 37
F. Bagan Hubungan …………………………………………………….. 42
G. Hipotesis …………………………………………………………….. 43
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………. 44
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian……………………………………… 44
B. Identifikasi Variabel …………………………………………………. 44
1. Variabel Tergantung……………………………………………… 44
2. Variabel Terikat ………………………………………………….. 44
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………………………. 44
1. Perilaku Seksual Pranikah ……………………………………….. 44
2. Harga Diri………………………………………………………… 45
3. Religiusitas ………………………………………………………. 45
D. Populasi dan Subjek Penelitian ………………………………………. 46
1. Populasi…………………………………………………………… 46
2. Sampel……………………………………………………………. 46
3. Metode Pengambilan Sampel ……………………………………. 47
E. Instrument Penelitian ………………………………………………… 47
1. Skala Harga Diri …………………………………………………. 47
2. Skala Religiusitas ……………………………………………….. 49
3. Skala Perilaku Seksual Pranikah ………………………………… 51
F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur…………………………………… 53
1. Uji Validitas Alat Ukur…………………………………………… 53
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur………………………………………… 53
a. Seleksi Item ………………………………………………….. 54
G. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………. 54
H. Teknik Analisis Data…………………………………………………. 65
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Uji Asumsi Analisis Data ............................................................. 65
a. Uji Normalitas ……………………………………………….. 65
b. Uji Linearitas ………………………………………………… 65
c. Uji Multikolineritas …………………………………………. 65
d. Uji Homoskesdastis …………………………………………. 66
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ………………………………….. 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………… 68
A. Persiapan Penelitian …………………………………………………. 68
1. Pelaksanaan Penelitian…………………………………………… 68
B. Data Penelitian ………………………………………………………. 68
1. Data Demografis Subjek Penelitian ……………………………… 68
2. Statistik Deskriptif ………………………………………………. 70
a. Statistik deskriptif terkait harga diri …………………………. 70
b. Statistik deskriptif terkait religiusitas ……………………….. 73
c. Statistik deskriptif terkait perilaku seksual pranikah ………… 75
C. Hasil Penelitian ……………………………………………………… 77
1. Uji Asumsi ………………………………………………………. 77
a. Uji Normalitas ……………………………………………….. 77
b. Uji Linearitas ………………………………………………… 79
c. Uji Multikolinearitas ………………………………………… 80
d. Uji Homoskesdastisitas ……………………………………… 81
2. Uji Hipotesis ……………………………………………………. 83
D. Pembahasan ………………………………………………………... 84
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP ………………………………………………………….. 92
A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 92
B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 93
C. Saran …………………………………………………………………. 94
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………… 98
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Ciri-ciri seks sekunder …………………………………………….. 27
Tabel 2 : Blueprint skala harga diri (sebelum uji coba) …………………….. 48
Tabel 3 : Blueprint skala religiusitas (sebelum uji coba) ……………………. 50
Tabel 4 : Blueprint skala perilaku seksual pranikah (sebelum uji coba) …….. 52
Tabel 5 : Blueprint skala harga diri (setelah seleksi item) ………………….. 55
Tabel 6 : Hasil try out skala harga diri ……………………………………… 56
Tabel 7 : Skala harga diri……………………………………………………… 56
Tabel 8 : Blueprint skala religiusitas (setelah seleksi item) ………………… 58
Tabel 9 : Hasil try out skala religiusitas …………………………………….. 59
Tabel 10 : Skala Religiusitas…………………………………………………. 59
Tabel 11 : Blueprint skala perilaku seksual pranikah (setelah seleksi item)….. 61
Tabel 12 : Hasil try out skala perilaku seksual pranikah ……………………. 62
Tabel 13 : Skala Perilaku Seksual Pranikah…………………………………. 63
Tabel 14 : Data usia subjek penelitian ………………………………………. 69
Tabel 15 : Data jenis kelamin subjek penelitian ……………………………. 69
Tabel 16 : Relasi romantis subjek penelitian ……………………………….. 70
Tabel 17 : Hasil rata-rata subjek pada skala harga diri ……………………… 70
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 18 : Mean dan SD skala harga diri ……………………………………. 71
Tabel 19 : Kategorisasi tingkat harga diri …………………………………… 72
Tabel 20 : Uji beda subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis kelamin… 72
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 21 : Hasil rata-rata subjek pada skala religiusitas …………………….. 73
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 22 : Hasil uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin …… 74
Tabel 23 : Mean dan SD skala religiusitas…………………………………… 74
Tabel 24 : Hasil rata-rata subjek pada skala perilaku seksual pranikah …….. 75
berdasarkan jenis kelamin
Tabel 25 : Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan …… 76
jenis kelamin
Tabel 26 : Mean dan SD skala perilaku seksual pranikah ………………….. 77
Tabel 27 : Uji normalitas harga diri, religiusitas dan ……………………….. 78
perilaku seksual pranikah
Tabel 28 : Hasil test linearity harga diri dengan perilaku seksual pranikah …. 79
Tabel 29 : Hasil test linearity religiusitas dengan perilaku seksual pranikah… 80
Tabel 30 : Hasil uji multikolineritas harga diri dan religiusitas …………….. 81
dengan perilaku seksual pranikah
Tabel 31 : Uji Glejser ……………………………………………………….. 82
Tabel 32 : Nilai R square …………………………………………………… 83
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan I : Bagan hubungan …………………………………………………. 42
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Skala Uji Coba ………………………………………………… 99
Lampiran II : Reabilitas Skala ………………………………………………. 116
Lampiran III : Skala Penelitian …………………………………………….. 125
Lampiran IV : Hasil Penelitian
……………………………………………. 140
Lampiran V : Surat-surat ……………………………………………………. 145
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja adalah usia peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa dengan diikuti oleh perubahan fisik dan psikologis dan berusaha
menemukan jalan hidupnya serta mulai mencari nilai-nilai seperti
kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan dan keindahan. Monks (2002)
membagi remaja menjadi tiga kelompok usia, yaitu: (a) remaja awal,
berada pada rentang usia 12 sampai 15 tahun; (b) remaja pertengahan,
dengan rentang usia 15 sampai 18 tahun; (c) remaja akhir, berkisar pada
usia 18 sampai 21 tahun. Kaplan (1997) mengatakan usia remaja adalah
dimulai pada usia 11 – 12 tahun dan berakhir pada usia 18 – 21 tahun.
Usia yang paling rentan dengan masalah seksual adalah pada masa usia 17
tahun. Bourgeois dan Wolfish (1994), remaja mulai merasakan dengan
jelas meningkatnya dorongan seks dalam dirinya, misalnya muncul
ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan
kepuasan seksual. Remaja mengalami perubahan yang besar baik secara
fisik, mental maupun sosial. Pada masa ini pula beberapa pola perilaku
seseorang mulai dibentuk, termasuk identitas diri, kematangan seksual dan
keberanian untuk melakukan perilaku berisiko (Shaluhiyah, 2006;
Bandura, 1989).
Perilaku hubungan seksual adalah perilaku yang didasar oleh
dorongan seksual atau kegiatan mendapatkan kesenangan seksual melalui
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berbagai perilaku, termasuk hubungan intim (intercourse) (Imran,1999).
Perilaku seksual pranikah adalah tingkah laku, perasaan atau emosi yang
berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin (Chaplin, 2002). Bagi
kebanyakan remaja, pengalaman pertama mereka dalam perilaku seksual
pranikah terjadi diantara umur 16 dan 18 tahun (Hurlock, 1967).
Hasil kajian BKKBN tahun 2010 mengatakan bahwa rata-rata dari
100 remaja di wilayah Jabodetabek, sekitar 54% pernah melakukan
hubungan seksual pranikah. Kejadian seks pranikah di Surabaya mencapai
47%, di Bandung dan Medan 52%. Perilaku seks bebas di kalangan remaja
berefek pada kasus infeksi penularan HIV/AIDS yang cenderung
berkembang di Indonesia. Fenomena seks bebas ditemukan pada
kelompok remaja sekolah maupun di kelompok remaja yang kuliah, hal ini
sejalan dengan pernyataan bahwa mahasiswi di Yogyakarta dari 1.660
responden sekitar 37% mengaku sudah kehilangan kegadisannya. Terjadi
kehamilan rata-rata 17% per tahun (kehamilan yang tidak diinginkan),
sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi
di Indonesia termasuk kategori cukup tinggi dengan jumlah rata-rata per
tahun mencapai 2,4 juta jiwa (Irmawaty, 2013).
Faktor yang mempengaruhi remaja melakukan perilaku seks
pranikah diantaranya adalah faktor keluarga, faktor teman sebaya, faktor
pendidikan seks yang diberikan di sekolah, perkembangan teknologi
(Susilowidradini, 2006). Soetjiningsih (2006) juga menjelaskan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja paling
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tinggi adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya,
pemahaman tingkat agama (religiusitas), dan eksposur media pornografi
memiliki pengaruh yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung
terhadap perilaku seksual pranikah remaja.
Menurut Irawati (2002) remaja melakukan berbagai macam
perilaku seksual beresiko yang terdiri atas tahapan- tahapan tertentu yaitu
dimulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium basah,berpelukan,
memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex, dan bersenggama
(sexual intercourse). Data yang ada menunjukkan bahwa 80% laki-laki
dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas
dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih pasangan
(Soetjiningsih, 2004).
Penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa (2013) menunjukkan
bahwa remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah memiliki tingkat
religiusitas yang rendah. Religiusitas berpengaruh langsung dan tidak
langsung pada perilaku seks pranikah remaja. Makin tinggi tingkat
religiusitas remaja maka makin rendah perilaku seks pranikahnya
(Soetjinigsih, 2010). Darmasih (2009) menyatakan ada pengaruh
pemahaman tingkat agama terhadap perilaku seks pranikah pada remaja
SMA di Surakarta. Semakin baik pemahaman tingkat agama, maka
perilaku seks pranikah remaja semakin baik dan sebaliknya. Alasan
melakukan hubungan seksual pranikah adalah tingkat religius yang rendah
terbukti bahwa subjek jarang menunaikan sholat lima waktu. Dalam
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beberapa penelitian tentang faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
pranikah remaja menunjukkan bahwa religiusitas merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi. Hasil penelitian mengatakan bahwa semakin
tinggi religiusitas yang dimiliki seorang remaja maka semakin rendah
perilaku seksual pranikah remaja yang muncul. Sebaliknya, semakin
rendah religiusitas yang dimiliki seorang remaja maka semakin tinggi
perilaku seksual pranikah yang muncul. Religiusitas ditunjukkan melalui
ibadah keagamaan, seperti menjalankan nilai-nilai agama dan menghindari
perilaku-perilaku yang dilarang oleh ajaran agamanya.
Hal – hal tersebut diatas menunjukkan bahwa faktor yang
mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan hubungan seksual
pranikah salah satunya adalah faktor religiusitas.
Religiusitas adalah sikap batin (personal) setiap manusia
dihadapan Tuhan yang sedikit banyak merupakan misteri bagi orang lain,
yang mencakup totalitas dalam pribadi manusia (Dister, 1988). Sebagai
sikap batin, religiusitas tidak dapat dilihat secara langsung namun bisa
tampak dari implementasi perilaku religiusitas itu sendiri. Keberagamaan
sebagai keterdekatan yang lebih tinggi dari manusia kepada yang maha
kuasa yang memberikan perasaan aman (Monks dalam Ghufran, 2010).
Menurut Glock dan Stark dalam ancok (1994) terdapat lima dimensi
religiusitas yaitu: (a) dimensi keyakinan, (b) dimensi praktek agama, (c)
dimensi pengalaman, (d) dimensi pengetahuan agama dan (e) dimensi
konsekuensi.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepribadian remaja seperti harga diri merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku seksual remaja. Myles (1983), harga diri
merupakan aspek kepribadian yang turut andil dalam mengontrol perilaku
seksual remaja berpacaran. Harga diri yang besar nampaknya terkait
dengan masalah keperawanan atau keperjakaan seorang remaja. Kalau
anak perempuan memiliki harga diri yang lebih tinggi, mereka justru
jarang melakukan hubungan seks diusia remaja. Tetapi sebaliknya, anak
laki-laki yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya sudah tidak perjaka
lagi (Santrock, 2007). Perilaku seksual pranikah merupakan masalah yang
menonjol pada masa remaja, karena memang pada masa remaja terjadi
perkembangan fisik dan perkembangan seksual yang pesat dan muncul
dorongan utuk melakukan aktivitas seksual. Remaja yang memiliki harga
diri rendah akan berisiko terkena depresi, anoreksia, obesitas, berbagai
masalah lainnya dan bahkan bunuh diri. Nunally dan Hawari (dalam
Marini. L, 2005) menambahkan bahwa salah satu penyebab para remaja
terjerumus pada seks bebas adalah kepribadian yang lemah. Adapun ciri
kepribadian yang lemah tersebut antara lain, daya tahan terhadap tekanan
dan
tegangan
rendah,
harga
diri
yang
rendah,
kurang
bisa
mengekspresikan diri, menerima umpan balik, menyampaikan kritik,
menghargai hak dan kewajiban, kurang bisa mengendalikan emosi dan
agresif serta tidak dapat mengatasi masalah dan konflik dengan baik.
Harga diri pada masa remaja cenderung negatif karena adanya
proses perubahan yang terjadi pada masa pubertas seperti perubahan fisik
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang diikuti dengan perubahan sosial dan psikologis akan membawa
perilaku remaja dalam menilai diri sendiri dan mensejajarkan ‘siapa saya’
dengan ‘bagaimana orang lain melihat saya’ (Masters dan Johnson, 1992).
Perubahan fisik yang berbeda pada kedua jenis kelamin membawa
penilaian yang berbeda pula terhadap perubahan sosial, psikologis dan
perilaku yang terjadi pada diri sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri inilah
yang membentuk harga diri remaja berkaitan dengan masalah masalahnya
salah satunya adalah masalah seksualitasnya. Minchinton (1993)
mendefinisikan harga diri adalah penilaian dari keberhagaan diri sebagai
manusia
terkait
dengan
perasaannya
mengenai
dirinnya
sendiri,
perasaannya terhadap hidup, dan perasaannya dalam kaitannya dengan
orang lain. Harga diri juga akan mempengaruhi remaja dalam mengontrol
perilaku seksual remaja berpacaran. Tentu saja remaja yang memiliki
harga diri positif diharapkan lebih mampu mengontrol perilaku
seksualnya, sehingga terhindar dari risiko yang harus dihadapi atau
mengancam seperti kehamilan, penyakit kelamin yang menular, perasaan
berdosa, dan remaja akan lebih memilih perilaku berpacaran yang tidak
bertentangan dengan norma sosial. Sebaliknya remaja yang kurang mampu
menghargai diri sendiri biasanya akan mengalami kesulitan untuk
mengontrol dan mengendalikan diri ketika berada dalam situasi yang
penuh rangsangan seksual dan cenderung mengambil keputusan
berdasarkan perasaan saat itu, tanpa ada kesempatan untuk berpikir
panjang atas akibat yang akan terjadi.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hal – hal tersebut diatas menunjukkan bahwa harga diri merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam melakukan
hubungan seksual pranikah secara langsung maupun secara tidak langsung.
Hasil ini sangatlah bertolak belakang dengan fakta yang terjadi
dilapangan.
Berdasarkan fenomena yang peneliti temukan di lingkungan yang
menjadi tempat penelitian adalah banyak remaja khususnya remaja SMA
telah melakukan perilaku seks pranikah selama berpacaran. Baik yang
‘masih’ dalam tahap perilaku maupun yang telah melakukan seks
pranikah. Remaja yang melakukan perilaku seks pranikah berdasarkan
wawancara yang dilakukan kepada beberapa remaja mengatakan bahwa
mereka melakukan perilaku seks pranikah dikarenakan ikut-ikutan teman
dan merupakan gaya pacaran remaja jaman sekarang. Selain itu mereka
juga mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan
mengikuti kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga
mengaku tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat
pengetahuan dari sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan
keluarga, mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak pernah
kekurangan kasih sayang dari orang tua mereka dan mereka juga
mendapatkan pengetahuan tentang agama dari orang tua mereka. Dari
sepengetahuan dan sepengamatan peneliti terhadap beberapa subjek yang
diwawancarai juga menyiratkan hasil bahwa subjek memiliki harga diri
dan religiusitas yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari akun media sosial
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang dimiliki subjek, terlihat bahwa subjek seringkali mengupdate hal-hal
yang bersifat religius. Subjek juga terlihat biasa saja tampil di lingkungan
masyarakat maupun sekolah walaupun masyarakat maupun teman-teman
sekolah subjek telah mengetahui bahwa subjek telah melakukan perilaku
seksual pranikah.
Berdasarkan paparan diatas tentang perilaku seks pranikah dan
kaitannya dengan harga diri serta religiusitas, peneliti menemukan adanya
perbedaan (kontradiksi) antara hasil beberapa penelitian dengan fakta
dilapangan yang merupakan awal dari masalah yang ingin diteliti. Menurut
Soetjiningsih
(2006)
menjelaskan
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja paling tinggi adalah
hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman sebaya, pemahaman
tingkat agama (religiusitas) dan eksposur media pornografi. Peneliti
memutuskan untuk memfokuskan penelitian kepada dua faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja yaitu harga diri dan
religiusitas. Fenomena yang terjadi di lingkungan yang akan diteliti
mengindikasikan adanya harga diri dan religiusitas yang tetap tinggi
sehingga peneliti ingin membuktikan apakah benar subjek memiliki harga
diri dan religiusitas yang tinggi walaupun telah melakukan perilaku
seksual pranikah.
Hasil penelitian mengatakan bahwa remaja yang memiliki
religiusitas yang tinggi memiliki perilaku yang rendah terhadap perilaku
seksual pranikah (Soetjiningsih, 2010). Hal tersebut tidak sesuai dengan
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fakta yang peneliti temukan di lapangan. Salah satu penelitian mengatakan
bahwa religiusitas tidak behubungan dengan perilaku seksual dikarenakan
faktor-faktor lain yang membuat perilaku seksual dikalangan remaja
bersifat ‘biasa’, seperti tersedianya fasilitas yang tidak terbatas, tekanan
dari teman sebaya, kemudahan akses media internet, dll (Firminia dkk,
2012). Penelitian lain juga mengatakan bahwa religiusitas tidak menjamin
remaja untuk terhindar dari perilaku seksual pranikah karena perilaku
keberagamaan yang mereka lakukan/tunjukkan bukan atas kepercayaan
yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena semata-mata akan
mendapat pahala atau dosa saja (Nugrahawati dkk, 2011). Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara terhadap subjek yang mengatakan bahwa subjek
yang telah diketahui melakukan perilaku seksual pranikah, terlihat taat
dalam beragama dan rajin dalam mengikuti kegiatan keberagamaan.
Remaja yang telah melakukan perilaku seksual pranikah akan
memiliki harga diri yang rendah terlihat dari munculnya rasa bersalah,
berdosa serta menyesal (Soetjiningsih, 2008). Penelitian ini bertolak
belakang dengan hasil wawancara terhadap subjek yang dilakukan oleh
peneliti. Hasil wawancara mengatakan subjek terlihat tetap memiliki harga
diri yang tinggi dilihat dari keharmonisan keluarga, pengetahuan seksual
yang didapat disekolah maupun dilingkungan dan keluarga serta
religiusitas yang cukup tinggi. Tapi ada beberapa yang terlihat memiliki
harga diri rendah yaitu ditunjukkan dari perilaku ikut-ikutan teman sebaya
yang apabila tidak mereka lakukan, mereka tidak diterima di dalam
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok teman sebaya tersebut. Tuntutan dan tekanan dari teman sebaya
membuat remaja harus melaksanakannya agar diakui sebagai anggota
dalam kelompok (Hurlock, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2013) menunjukkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh antara harga diri
terhadap perilaku seksual pranikah dikarenakan adanya perbedaan
pengaruh antara subjek laki-laki dan perempuan. Wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dilakukan terhadap subjek perempuan saja.
Menurut pendapat Zimet (dalam Hartono, 2004), anak perempuan yang
memiliki harga diri tinggi jarang menginginkan melakukan hubungan
seks, sedangkan anak laki-laki yang memiliki harga diri tinggi lebih ingin
melakukan hubungan seks. Bagi subjek yang mendapat pendidikan seksual
yang baik disekolah, subjek mampu menyerap pelajaran tentang
seksualitas namun mereka menyalahgunakan materi yang didapat
disekolah sehingga sebagian dari mereka masih ada yang melakukan
perilaku seksual pranikah (Krisnawati, 2009).
Adanya perbedaan pula antara teori dan beberapa hasil penelitian.
Teori mengatakan bahwa harga diri rendahlah (tersirat dari adanya
perilaku tekanan dari teman sebaya) yang membuat remaja melakukan
perilaku seks pranikah (Lingren, 1995) sedangkan hasil beberapa
penelitian mengatakan bahwa dampak dari perilaku seks pranikah yang
dilakukan remaja membuat harga diri mereka rendah (Soetjiningsih,
2008). Berdasarkan beberapa masalah tersebut peneliti ingin melakukan
penelitian ini.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti mengambil 2 variabel bebas yaitu harga diri dan
religiusitas dalam penelitian ini karena terlihat ada hubungan dengan
perilaku seksual pranikah remaja yang merupakan variabel tergantung,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Religiusitas memiliki
pengaruh secara langsung terhadap perilaku seksual pranikah, yaitu
semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah perilaku seksual
pranikah. Harga diri memiliki pengaruh langsung maupun secara tidak
langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Remaja perempuan
yang memiliki harga diri tinggi cenderung menghindari/meminimalisir
adanya perilaku seksual pranikah, sedangkan harga diri yang cenderung
tinggi bagi remaja laki-laki membuatnya semakin ingin untuk melakukan
perilaku seksual pranikah. Selain itu, remaja yang harga diri nya rendah
cenderung mudah dipengaruhi teman sebayanya untuk melakukan perilaku
seksual pranikah. Secara tersirat religiusitas mungkin berhubungan dengan
harga diri, yaitu religiusitas yang tinggi bisa menjadi salah satu gambaran
bahwa seseorang mempunyai harga diri yang tinggi.
Kekhasan dari penelitian ini adalah pemilihan subjek penelitian
serta tempat dilakukannya (lingkungan) penelitian. Peneliti mengambil
subjek remaja SMA/SMK di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten
Barito Timur. Subjek penelitian yang peneliti temukan di tempat penelitian
berbeda dengan subjek remaja SMA/SMK yang ada di Jawa maupun di
Jakarta. Beberapa penelitian atas subjek yang berada di Jawa dan Jakarta
menghasilkan, bila subjek memiliki harga diri dan religiusitas yang tinggi
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka perilaku seks pranikah cenderung rendah. Subjek di Kalimantan
Tengah berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, tersirat
secara tidak langsung memiliki harga diri serta religiusitas yang tinggi
tetapi tetap melakukan perilaku seks pranikah. Hal ini terlihat dari subjek
mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan mengikuti
kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga mengaku
tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat pengetahuan dari
sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan keluarga, mereka juga
mengatakan bahwa mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari
orang tua mereka dan mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang
agama dari orang tua mereka. Selain itu, lingkungan penelitian juga
sebelumnya belum ada penelitian yang dilakukan di tempat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah
pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara
harga diri dengan religiusitas pada perilaku seksual pranikah remaja.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan harga diri
dengan religiusitas pada perilaku seksual pranikah remaja.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Secara teoritik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
khazanah ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan dan
psikologi remaja, dan menambah wawasan baru serta memperbaharui
penelitian yang sudah ada bagi pembaca tentang perilaku seks pranikah
pada remaja kaitannya dengan harga diri dan religiusitas. Selain itu
juga untuk membuktikan tinggi / rendahnya perilaku seksual pranikah
pada remaja yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
b. Secara praktis, bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian serupa, semoga kiranya dapat menambah sumber informasi
tentang penelitian yang akan dilakukan.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
HARGA DIRI
1. Pengertian harga diri
Chaplin (2006) menyamakan istilah self esteem dengan self
evaluation, yaitu suatu penilaian atau suatu pertimbangan yang dibuat
seseorang mengenai diri sendiri.
Coopersmith (dalam Burn, 1993) menjelaskan bahwa harga diri
adalah evaluasi atau penilaian yang dibuat individu mengenai
keberhagaan dirinya, yang ditampilkan dalam sikap penerimaan atau
penolakkan dan menunjukkan keyakinan individu pada diri sendiri bahwa
ia mampu, berarti, berhasil dan berharga.
Rosenberg (dalam Burn, 1993) mendefinisikan harga diri sebagai
suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu “diri”.
Minchinton (1993) juga mendefinisikan harga diri adalah harga yang
ditempatkan individu pada dirinya. Selanjutnya, Minchinton (1993)
memberikan penjelasan bahwa harga diri adalah penilaian dari
keberhagaan diri sebagai manusia, berdasarkan pada setuju atau tidak
setuju pada diri dan perilaku diri sendiri.
Menurut Frey dan Carlock (1984), harga diri merupakan suatu
evaluasi. Harga diri mengacu pada penilaian mengenai positif, negatif,
atau netral, yang ditempatkan individu terhadap dirinya. Individu dengan
harga diri yang tinggi menghormati dirinya, menganggap keberhargaan
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirinya dan memandang dirinya sama seperti orang lain. Mereka tidak
berpura-pura untuk menjadi sempurna, mereka menyadari kekurangannya
dan
mereka
mengharapkan
untuk
dapat
mengembangkan
dan
meningkatkan dirinya.
Santrock (2003) mengatakan bahwa harga diri adalah dimensi
penilaian (evaluatif) global dari kepribadian atau suatu penilaian atau
pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang ketrampilan yang
berbeda dan penilaian diri secara umum.
Dari beberapa definisi dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa harga diri adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu
terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Harga diri
tersebut mempunyai peran yang penting dan berpengaruh besar terhadap
sikap dan perilaku individu.
2. Aspek-aspek Harga Diri
Minchinton (1993) menjabarkan 3 aspek harga diri, yaitu perasan
mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam
kaitannya dengan orang lain.
a. Perasaan mengenai diri sendiri
Menerima diri, maksudnya individu mampu menerima
dirinya secara nyata dan penuh, nyaman dengan dirinya sendiri,
apa adanya dan mampu menilai dirinya sendiri apapun kondisi
yang dihadapi saat ini tidak tergantung pada kondisi eksternal.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Individu memandang bahwa dirinya mempunyai keunikan
tersendiri, menghargai setiap potensi yang dimiliki tanpa
menghiraukan kemampuan yang tidak dimiliki oleh diri.
Menghormati diri sendiri. Individu memiliki self-respect
dan keyakinan yang dalam bahwa dirinya penting, kalaupun bukan
bagi orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri. Individu dengan
harga diri dapat memaklumi dan memaafkan dirinya sendiri;
menyukai dirinya sendiri dengan ketidaksempurnaan yang dimiliki.
Menghargai
keberhargaan
dirinya.
Individu
mampu
menghargai nilai personal sebagai individu sehingga tidak
terpengaruh terhadap pendapat orang lain mengenai dirinya.
Individu tidak merasa lebih baik ketika dipuji dan tidak merasa
lebih buruk jika dirinya dikritisi/dihina oleh orang lain. Perasaan
baik mengenai dirinya tidak bergantung pada keadaan kondisi luar.
Memegang kendali atas emosi. Individu merasa terbebas
dari perasaan yang tidak menyenangkan seperti rasa bersalah, rasa
marah, rasa takut, dan kesedihan. Emosi umum yang paling sering
terjadi adalah rasa bahagia karena individu merasa senang dengan
dirinya dan kehidupannya.
Individu dengan harga diri yang tinggi dapat menerima dan
mengapresiasikan dirinya sendiri dalam kondisi apapun, merasa
nyaman dengan keadaan dirinya, berprasangka baik terhadap
dirinya sendiri, jika tidak baik orang lain, setidaknya bagi dirinya
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sendiri serta memiliki kontrol emosi yang baik dan terbebas dari
perasaan tidak menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan
dan rasa bersalah. Sedangkan, individu yang memiliki harga diri
rendah meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan intrinsik
yang kecil, meragukan kemampuan dirinya, merasa bahwa
keberhasilan yang diperolehnya merupakan sebuah prestasi, selalu
takut untuk mencoba segala sesuatu dan memiliki kontrol emosi
yang buruk, merasa tidak bahagia, tertekan serta merasa dirinya
tidak berarti atau sia-sia.
b. Perasaan terhadap Hidup
Menerima kenyataan. Perasan terhadap hidup berarti
menerimatanggung jawab atas sebagian hidup yang dijalaninya.
Individu dengan harga diri yang tinggi akan dengan lapang dada
dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini (orang lain) atas segala
masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi
berkaitan dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena
faktor eksternal. Karena itu, ia akan membangun cita-cita atau
harapan yang realistis dan sesuai kemampuan dirinya.
Memegang kendali atas diri sendiri. Individu yang memiliki
harga diri yang tinggi tidak berusaha untuk mengendalikan orang
lain atau situasi yang ada. Sebaliknya, ia akan dengan mudah
menyesuaikan diri dengan keadaan.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki
suatu keyakinan bahwa ia memiliki rasa tanggung jawab dan
merasa mampu mengontrol setiap bagian dirinya serta dapat
merancang, merencanakan dan mereliasasikan segala sesuatu yang
diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.
Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah merasa
bahwa kehidupan ini berada diluar kontrol dan tanggung jawab
dirinya dan berjalan begitu saja, terkadang merasa lemah dan
merasa di bawah kontrol atau kendali orang lain juga kurang dapat
merancang, merencanakan dan merealisasikan segala sesuatu yang
diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.
c. Perasaan dalam Kaitannya dengan Orang Lain
Menghormati orang lain. Individu percaya bahwa setiap
orang, termasuk dirinya, mempunyai hak yang sama dan patut
dihormati. Saat seseorang merasa nyaman dengan dirinya maka ia
akan menghormati orang lain sebagaimana adanya mereka.
Individu tidak akan memaksakan kehendak atau nilai-nilai atau
keyakinannya kepada orang lain karena ia tidak membutuhkan
penerimaan dari orang tersebut agar ia merasa berharga.
Memiliki toleransi terhadap orang lain. Individu dapat
menerima kekurangan orang lain, fleksibel dan bertanggung jawab
dalam hubungannya dengan orang lain. Individu memandang
semua orang memiliki keberhargaan yang sama dan layak untuk
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihormati. Ia menghormati kebutuhan dirinya serta mengakui
kebutuhan orang lain.
Individu dengan harga diri tinggi dapat terlihat dari
bagaimana cara seseorang dalam bentuk rasa penghormatan,
toleransi, kerja sama dan saling memiliki antara satu dengan yang
lain. Sedangkan, individu yang memiliki harga diri rendah tidak
dapat merasakan arti pentingnya hubungan interpersonal, bersikap
tidak toleran, kurang dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki
antar satu sama lain.
B.
RELIGIUSITAS
1. Pengertian Religiusitas
Fetze (1999) mendefinisikan religiusitas adalah sesuatu yang lebih
menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial, dan merupakan sebuah
doktrin dari agama maupun golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki
oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap pengikutnya.
Menurut Dister (1988), religiusitas adalah sikap batin pribadi
(personal) setiap manusia di hadapan Tuhan yang sedikit banyak
merupakan misteri bagi orang lain, yang mencakup totalitas ke dalam
pribadi manusia.
Gazalba (dalam Ghufran, 2010) mengemukakan bahwa religiusitas
umumnya memiliki aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan oleh pemeluknya. Kesemuanya itu berfungsi
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengikat seseorang atau kelompok orang yang dalam hubungannya
dengan Tuhan, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Erika (2012) religiusitas adalah suatu sistem nilai keberagamaan
yang menggambarkan kesatuan pandangan antara kebenaran dan
keyakinan agama, penghayatan dan pemahaman terhadap ajaran agama
yang terpantul ke dalam sikap dan perilaku seseorang.
Religiusitas didefinisikan sebagai manifestasi seberapa jauh
individu penganut agama meyakini memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dalam
semua aspek (Djamaludin, 1995).
Jadi, berdasarkan beberapa teori dari para ahli diatas tentang
religiusitas, dapat disimpulkan bahwa religiusitas merupakan suatu
sistem nilai keberagamaan atau sikap batin pribadi yang dianut oleh
individu maupun kelompok yang didalam nya memuat aturan dan
kewajiban serta dibutuhkan pemahaman dan pengamalan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Religiusitas
Menurut Partini, S (dalam Ramayulis, 2004) pembentukan dan
perubahan sikap keberagamaan dipengaruhi oleh dua faktor :
a. Faktor internal yaitu berupa kemampuan menyeleksi dan
mengolah atau menganalisis pengaruh yang dating dari luar,
termasuk disini minat dan perhatian.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Faktor eksternal yaitu berupa faktor dari luar diri individu yaitu
pengaruh lingkungan yang diterima.
3. Dimensi Religiusitas
Glock dan Stark (dalam Ancok dan Nashori, 1995) menyatakan
bahwa ada lima dimensi keberagamaan yaitu keyakinan (ideologis),
penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek
beragama (ritualistik), pengetahuan agama (intelektual), dan pengamalan
(konsekuensi).
a. Dimensi Keyakinan
Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang
religious berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan
mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama
mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut
diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup
keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama tetapi
seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
Dimensi ini menunjukkan bagian religiusitas yang berkaitan
dengan apa yang harus dipercayai.
b. Dimensi Praktek Beragama
Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan halhal yang dilakukan orang-orang untuk menunjukkan komitmen
terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terdiri dari dua kelas penting yaitu ritual dan ketaatan. Ritual
mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal
dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para
pemeluk melaksanakan. Kedua, ketaatan. Apabila aspek ritual
dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang
dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dari
kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas
pribadi. Dimensi ini menunjukkan perilaku yang diharapkan
seseorang yang menyatakan kepercayaannya pada agama tertentu.
Perilaku disini bukanlah perilaku umum yang dipengaruhi
keimanan seseorang, melainkan mengacu pada perilaku khusus
yang ditetapkan oleh agama seperti tata cara ibadah.
c. Dimensi Pengalaman
Dimensi ini berkaitan dengan perasaan keagamaan yang
dialami oleh penganut agama. Psikologi menamainya religious
experience. Pengalaman agama ini bisa saja terjadi sangat
moderat. Kebanyakan agama timur seperti Hindu dan Buddha
menekankan dimensi ini. Selanjutnya ia mengalami ketenangan
batin dan menemukan makna hidup.
d. Dimensi Pengetahuan Agama
Dimensi ini memperhatikan informasi yang dimiliki
seseorang tentang kepercayaannya sebagai perbandingan terhadap
keimanan yang dimilikinya. Religious knowledge ini termasuk
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sikap seseorang dalam menerima atau menilai ajaran agamanya
berkaitan erat dengan pengetahuan agama yang dimilikinya,
terbuka atau tertutupnya seseorang terhadap hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinannya.
e. Dimensi Konsekuensi atau Pengamalan
Dimensi konsekuensi menunjukkan akibat ajaran agama
dalam perilaku umum, yang secara tidak langsung maupun
khusus ditetapkan agama (seperti dalam dimensi praktek
beragama). Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu dalam
kehidupannya sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan sosial.
C.
REMAJA
1. Pengertian Remaja
Menurut Hurlock (dalam Rachmah, 2004) remaja berasal dari kata
latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Pada masa ini sebenarnya
tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak
tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Menurut Santrock (2003), remaja (adolescence) adalah masa
perkembangan transisi antara anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Di Amerika dan
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kebanyakan budaya lain sekarang ini, masa remaja dimulai kira-kira usia
10-13 tahun dan berakhir antara usia 18-22 tahun.
Menurut Erickson (dalam Yusuf, 2004), remaja merupakan masa
berkembangnya identitas. Identitas merupakan vocal point dari
pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah
memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini.
Menurut Salzman (dalam Yusuf, 2004), remaja merupakan masa
perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan
perhatian terhadap nilai-nilai estetika isu-isu moral.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa
remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
dimana terjadi perubahan pada setiap aspek dalam diri individu menuju
ke arah kematangan.
2. Batasan Usia Remaja
Masa remaja juga bisa dilihat dari batasan usia. Individu dikatakan
berada dalam usia remaja apabila:
a. Menurut
Undang-Undang
no.
4
tahun
1979
mengenai
kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang belum mencapai
21 tahun dan belum menikah.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Menurut Undang-Undang Perburuhan, anak dianggap remaja
apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah
dan mempunyai tempat tinggal.
c. Menurut UU Perkawinan no.1 tahun 1974, anak dianggap sudah
remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16
tahun untuk anak perempuan dan 18 tahun untuk anak laki-laki.
d. Menurut DIKNAS, anak dianggap remaja bila anak sudah
berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah
menengah.
e. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 tahun
dan berakhir saat remaja berumur 24 tahun.
f. Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 1980, usia remaja
ialah 14-24 tahun. (Sugiharta, 2004; Sarwono, 2008).
Jadi, menurut paparan diatas dapat disimpulkan bahwa batasan
usia remaja di Indonesia adalah usia 16 tahun – 18 tahun.
3. Karakteristik Perkembangan Remaja
Pemahaman lebih lanjut mengenai masa remaja bisa dilihat dari
karakteristik perkembangan remaja sebagai berikut: (Hurlock, 2006;
Yusuf, 2004)
a. Perkembangan fisik
Perubahan fisik pada remaja terjadi baik internal maupun
eksternal. Perubahan ini sangat pesat terjadi di awal masa remaja
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan matang pada akhir masa remaja. Perubahan eksternal seperti
perubahan tinggi badan, perubahan berat badan, terbentuknya
proporsi tubuh yang matang, organ seks yang matang, tumbuhnya
ciri-ciri sekunder. Perubahan internal seperti kematangan pada
sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernapasan,
sistem endokrin dan jaringan tubuh. Perubahan fisik yang utama
terlihat pada ciri seks primer dan ciri seks sekunder sebagai
berikut:
i.
Ciri-ciri seks primer
Pada masa remaja, pria ditandai dengan sangat cepatnya
pertumbuhan testis, yaitu pada tahun pertama dan kedua,
kemudian tumbuh secara lebih lambat, mencapai ukuran
matangnya pada usia 20 atau 21 tahun. Setelah testis mulai
tumbuh, penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan
kelenjar prostat semakin membesar. Matangnya organ-organ seks
tersebut, memungkinkan remaja pria (sekitar usia 14-15 tahun)
mengalami “mimpi basah” (mimpi berhubungan seksual). Pada
remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan
tumbuhnya rahim, vagina, dan ovarium (indung telur) yang sangat
cepat. Pada masa inilah (sekitar usia 11-15 tahun), untuk pertama
kalinya remaja wanita mengalami “menarche” (menstruasi
pertama).
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii. Ciri-ciri seks sekunder
Tabel 1
Ciri-ciri Seks Sekunder pada Remaja
Wanita
Pria
Tumbuh rambut pubik di sekitar
Tumbuh rambut pubik di sekitar
kemaluan dan ketiak
kemaluan dan ketiak
Bertambah besar buah dada
Terjadinya perubahan suara
Bertambah besarnya pinggul
Tumbuh kumis
Tumbuh gondok laki (jakun)
4. Harga Diri
Guindon (2010) menjelaskan bahwa harga diri dibentuk melalui
serangkaian kejadian yang terjadi dalam kehidupan masing-masing
individu yang terekam dan menjadi evaluasi atas apa yang mereka alami.
Harga diri pada anak-anak mula terbentuk pada tahun pertama kehidupan
dan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan reaksi yang muncul
atas pengalaman tersebut. Seorang anak yang mendapat pujian dan
pengasuhan pada masa awal pengalaman mereka, akan memiliki dasar
untuk mengembangkan harga diri secara lebih positif. Sementara anakanak yang dikritik, dibatasi, dihukum atas kesalahan atau ditertawakan,
besar kemungkinannya akan mengembangkan harga diri yang tidak sehat
dan mulai meragukan kemampuan dan harga dirinya sendiri.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Baldwin dan Hoffman (dalam Guindon, 2010), individu
yang memiliki harga diri yang rendah pada masa kanak-kanak akan
mengalami banyak kesulitan pada saat mereka remaja, dan merasa
kekurangan dalam banyak domain. Sementara dukungan keluarga yang
kuat memiliki efek positif pada harga diri remaja dan remaja dengan
dukungan keluarga yang kurang akan mengalami kesehatan mental yang
buruk, perkembangan sosial yang terhambat dan memiliki kesejahteraan
yang lebih buruk.
Sementara menurut Harter (dalam Guindon, 2010), remaja
mendasarkan harga diri mereka pada opini dan reaksi dari teman sebaya.
Saat anak-anak mereka memiliki hubungan pertemanan dengan sesama
jenis, namun pada saat hubungan pertemanan remaja berkembang dengan
lawan jenis, bahkan dengan kelompok gender yang beragam. Maka
perbandingan dalam sosial meningkat (terjadi penilaian oleh teman
sebaya) yang dapat berpengaruh pada harga diri secara umum.
Harga diri mengalami kemunduran pada usia awal remaja, lebih
khususnya bagi wanita yang dilaporkan secara signifikan mengalami
tingkat harga diri yang paling rendah, sementara memiliki tingkat lebih
tinggi pada perasaan tertekan (Kearney-Cooke, dalam Guindon, 2010)
5. Religiusitas
Pada masa remaja awal, kepercayaan remaja terhadap Tuhan
kadang-kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang menjadi
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkurang yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang rajin
dan kadang-kadang malas. Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptik
(was-was) sehingga muncul keengganan dan kemalasan untuk melakukan
berbagai kegiatan ritual (seperti shalat) yang selama ini dilakukannya
dengan penuh kepatuhan. Pada masa remaja akhir, remaja sudah mulai
melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.
Daradjat (1996) menjelaskan tentang religiusitas pada remaja
dalam dua tahap perkembangan, yaitu :
1. Masa Remaja Awal (13 – 16 Tahun)
Perubahan jasmani pada masa remaja menimbulkan kecemasan
tersendiri, kepercayaan kepada agama yang telah tumbuh sebelumnya
mungkin mengalami kegoncangan, karena ia kecewa terhadap
dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang-kadang
sangat kuat dan kadang-kadang menjadi ragu bahkan berkurang.
Ibadah yang dilakukan kadang-kadang rajin dan kadang-kadang
malas.
Perasaan remaja terhadap Tuhannya tergantung pada perubahan
emosi yang sedang di alami. Kadang mereka membutuhkan Tuhan
terutama saat menghadapi bahaya, takut akan gagal, dan saat merasa
berdosa. Tapi kadang ia kurang membutuhkan Tuhan ketika mereka
senang,
riang,
atau
gembira.
Perkembangan
kecerdasan
keberagamaan remaja telah sampai kepada memahami hal yang
abstrak pada umur 12 tahun dan mampu mengambil kesimpulan yang
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
abstrak dari apa yang dilihat dan didengarnya. Maka pendidikan
agama tidak akan diterima begitu saja tanpa memahaminya. Disini
remaja akan merasa butuh dengan ajaran dan ketentuan agama untuk
mengembalikan jiwanya kepada ketenangan dan kestabilan.
2. Masa Remaja Akhir (17 – 21 Tahun)
Pada masa ini remaja telah memasuki suatu tahap yang dalam
istilah agama disebut sebagai baligh-berakal, maka remaja merasa
bahwa dirinya telah dewasa dan dapat berpikir logis. Remaja sedang
berusaha mencapai peningkatan dan kesempurnaan pribadinya, maka
mereka juga ingin mengembangkan agama pada tahap ini.
Sementara menurut Hurlock (1980), selama masa remaja terjadi
perubahan dalam minat religius secara lebih radikal daripada
perubahan dalam minat akan pekerjaan. Pola perubahan minat
tersebut dijelaskan sebagai berikut :
a. Periode Kesadaran Religius
Pada saat remaja mempersiapkan diri untuk menjadi bagian
dari suatu kelompok keagamaan yang dianut orang tuanya, minat
religiusnya meninggi. Sebagai akibat dari meningkatnya minat
ini, ia mungkin menjadi bersemangat mengenai agama sampaisampai
ia
mempunyai
keinginan
untuk
menyerahkan
kehidupannya untuk agama dan malah meragukan keyakinan
yang diterimanya selama masa kanak-kanak. Pada periode ini
juga remaja seringkali membandingkan keyakinannya dengan
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keyakinan teman-temannya atau menganalisis keyakinannya
secara kritis sesuai dengan meningkatnya pengetahuan remaja.
b. Periode Keraguan Religius
Berdasarkan penelitian secara kritis terhadap keyakinan
masa kanak-kanak, remaja sering bersikap skpetis pada berbagai
bentuk perilaku keberagamaan, seperti berdoa atau ibadah
lainnya, kemudian mulai meragukan isi religius, seperti ajaran
mengenai sifat Tuhan dan kehidupan sesudah mati. Bagi sebagian
remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada
agama, namun pada sebagian lainnya berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan kritis yang muncul.
c. Periode Rekontruksi Agama
Lambat laun remaja membutuhkan keyakinan beragama
secara lebih matang, meskipun ternyata keyakinan pada masa
kanak-kanak tidak lagi memuaskan. Jika hal ini terjadi maka
remaja mulai memperkokoh keyakinan pada agama nya atau
bahkan sebaliknya mencari keyakinan baru yang dapat menjawab
sikap skeptik yang sedang terjadi.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D.
PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah
Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis
(Sarwono, 2008) dan pranikah berarti sebelum menikah.
Menurut Muat’din (dalah Rachmah, 2004), perilaku seksual adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan
lawan jenis maupun sesama jenis.
Soetjiningsih (2008) juga mengungkapkan bahwa perilaku seksual
pranikah remaja adalah segala tingkah laku seksual yang didorong oleh
hasrat seksual dengan lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja
sebelum mereka menikah.
Menurut Adikusuma (dalam Mertia, dkk, 2008), perilaku seks
bebas adalah hubungan seksual antara dua individu tanpa ikatan
perkawinan.
Jadi perilaku seksual pranikah adalah segala bentuk tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan sebelum menikah
.
2. Bentuk dan Tahapan Perilaku Seksual Pranikah
Menurut Purnawan (dalam Mertia dkk, 2008) aspek perilaku seksual
bebas secara rinci dapat berupa :
a. Berfantasi seksual, merupakan perilaku membayangkan dan
mengimajinasikan
aktivitas
32
seksual
yang
bertujuan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menimbulkan perasaan erotisme. Fantasi seksual ini biasanya
didapatkan
individu
dari
media
atau
objek
yang
dapat
meningkatkan dorongan seksual.
b. Pegangan tangan, aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan
rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan
untuk mencoba aktivitas yang lain.
c. Cium kering, berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan
bibir.
d. Cium basah, berupa sentuhan bibir ke bibir, sampai dengan leher
e. Meraba, merupakan kegiatan bagian-bagian sensitive rangsang
seksual, seperti leher, dada, paha, alat kelamin dan lain-lain.
f. Berpelukan, aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman,
nyaman disertai rangsangan seksual (terutama bila mengenai
daerah aerogen/sensitif).
g. Masturbasi (wanita) atau Onani (laki-laki), adalah perilaku
merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual.
h. Oral Sex, merupakan aktivitas seksusal dengan cara memasukkan
alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis.
i. Petting, merupakan seluruh aktivitas non intercourse (hingga
menempelkan alat kelamin).
j. Intercourse (senggama), merupakan aktivitas seksual dengan
memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin wanita.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah
Adapun faktor-faktor yang memicu perilaku seksual pranikah di
kalangan remaja menurut Soetjiningsih (2006) adalah:
a. Hubungan orangtua – remaja, mempunyai pengaruh langsung dan
tak langsung terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Makin
baik hubungan orangtua – remaja maka makin rendah perilaku
seksual pranikah remaja.
b. Harga diri, berpengaruh secara tidak langsung terhadap perilaku
seks pranikah remaja, yaitu melalui tekanan teman sebaya. Remaja
yang memiliki harga diri rendah cenderung mudah dipengaruhi
tekanan negatif teman-teman sebayanya untuk melakukan perilaku
seksual pranikah.
c. Tekanan teman sebaya, berpengaruh secara langsung terhadap
perilaku seksual pranikah. Makin tinggi tekanan untuk berperilaku
negatif dari teman sebaya maka makin tinggi pula perilaku seksual
pranikah remaja.
d. Religiusitas, berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
perilaku seksual pranikah remaja. Makin tinggi tingkat religiusitas
remaja maka makin rendah perilaku seksual pranikahnya.
e. Eksposur media pornografi, makin tinggi eksposur media
pornografi maka makin tinggi pula perilaku seksual pranikah
remaja.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Dampak Perilaku Seksual Pranikah
a) Harga diri pada remaja
Hilangnya kegadisan bisa berakibat depresi atau kecemasan
yang mendalam pada wanita yang bersangkutan (Sarwono, 2004).
Keperawanan ternyata berkaitan erat dengan harga diri. Keputusan
untuk melakukan hubungan seks tersebut tidak dengan konsekuensi
yang kecil, terutama untuk remaja wanita. Perasaan-perasaan negatif
seperti hilangnya keperawanan, rasa malu, rasa bersalah, rasa
berdosa, kotor, takut, khawatir, dan lainnya akan timbul setelah
mereka melakukan hubungan seks pranikah (Conger, 1991).
Hubungan seks tidak menyebabkan gangguan pada fisik saja, tetapi
juga gangguan psikis pada diri remaja putri yang telah melakukan
hubungan seks pranikah. Gangguan psikis tersebut dapat berupa
perasaan terhina, rendahnya harga diri, bahkan depresi (Curran
dalam Conger, 1991). Steinberg (1999) juga mengatakan bahwa
harga diri merupakan konstruk yang penting dalam kehidupan
sehari-hari juga berperan serta dalam menentukan tingkah laku
seseorang. Dalam hal ini remaja putri yang telah melakukan
hubungan seks
pranikah
akan menimbulkan
perilaku yang
berdampak pada harga dirinya. Dampak dari hubungan seks pranikah
yang berkaitan dengan harga diri ditandai oleh perasaan ragu
terhadap dirinya, tidak percaya diri, dirinya merasa bersalah, kotor,
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rasa takut tidak di terima, serta penghinaan terhadap masyarakat
(Brock, 1990).
b) Religiusitas pada remaja
Seseorang yang memiliki tingkat religiusitas yang rendah
tidak menghayati agamanya dengan baik sehingga dapat saja
perilakunya tidak sesuai dengan ajaran agamanya. Orang yang
seperti ini memiliki religiusitas yang rapuh sehingga dengan mudah
dapat ditembus oleh daya atau kekuatan yang ada pada wilayah
seksual. Maka dengan demikian, seseorang akan dengan mudah
melanggar ajaran agamanya misalnya dengan melakukan perilaku
seks bebas sebelum menikah (Gorman dalam Ritandiyono & Andisti,
2008). Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat religiusitas yang
tinggi akan memandang agamanya sebagai tujuan utama hidupnya,
sehingga ia berusaha menginternalisasikan ajaran agamanya dalam
perilakunya sehari-hari. Hal ini berarti bahwa religiusitas yang ada
dalam dirinya memiliki batas yang kuat sehingga dorongan seksual
berupa penyaluran hasrat seksual tidak dapat menembus wilayah
religiusitas yang ada dalam dirinya (Maria dalam Ritandiyono &
Andisti, 2008).
5. Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah
Persepsi adalah penilaian, penerimaan, pemahaman pribadi remaja
tentang seksual pranikah (pengertian, bentuk dan dampak) dan
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
merupakan pandangan remaja terhadap objek yang dilihat, serta bentuk
dari evaluasi perasaan dan kecendrungan mengambil tindakan (Sarwono,
2011). Pandangan bahwa seks adalah tabu membuat remaja enggan
berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain. Yang
lebih memprihatinkan, mereka justru merasa paling tidak nyaman bila
harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
Kurangnya informasi tentang seks membuat remaja berusaha mencari
akses dan melakukan eksplorasi sendiri. Informasi yang salah tentang
seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan persepsi seseorang mengenai
seluk-beluk seks itu sendiri menjadi salah. Hal ini menjadi salah satu
indikator meningkatnya perilaku seks bebas di kalangan remaja saat ini.
Pengetahuan
yang
setengah-setengah
justru
lebih
berbahaya
dibandingkan tidak tahu sama sekali, kendati dalam hal ini ketidaktahuan
bukan berarti tidak berbahaya (Selamiharja & Yudana, 1997).
E.
Dinamika Hubungan antara Harga Diri dan Religiusitas Terhadap
Perilaku Seks Pranikah Remaja.
Harga diri pada anak-anak mulai terbentuk pada tahun pertama
kehidupan dan terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan reaksi yang
muncul atas pengalaman tersebut. Harga diri pada masa remaja cenderung
negatif karena adanya proses perubahan yang terjadi pada masa pubertas
seperti perubahan fisik yang diikuti dengan perubahan sosial dan psikologis
akan membawa perilaku remaja dalam menilai diri sendiri dan
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mensejajarkan ‘siapa saya’ dengan ‘bagaimana orang lain melihat saya’
(Masters dan Johnson, 1992). Menurut Harter (dalam Guindon, 2010),
remaja mendasarkan harga diri mereka pada opini dan reaksi dari teman
sebaya. Saat anak-anak mereka memiliki hubungan pertemanan dengan
sesama jenis, namun pada saat hubungan pertemanan remaja berkembang
dengan lawan jenis, bahkan dengan kelompok gender yang beragam. Maka
perbandingan dalam sosial meningkat (terjadi penilaian oleh teman sebaya)
yang dapat berpengaruh pada harga diri secara umum.
Perilaku seks pranikah adalah salah satu perilaku berisiko pada
remaja. Menurut Green dan Kreuter (2005), ada tiga faktor yang
menyebabkan atau mempengaruhi perilaku berisiko pada remaja. Pertama
adalah faktor predisposing atau faktor yang melekat atau memotivasi. Faktor
ini berasal dari dalam diri seorang remaja yang menjadi alasan atau motivasi
untuk melakukan suatu perilaku. Termasuk dalam faktor ini adalah
pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, kepercayaan, kapasitas, umur, jenis
kelamin, dan pendidikan. Kedua adalah faktor enabling atau faktor
pemungkin. Faktor ini
memungkinkan atau mendorong suatu
perilaku
dapat terlaksana. Faktor ini meliputi ketersediaan dan keterjangkauan
sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen masyarakat/pemerintah
terhadap kesehatan, keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan, tempat
tinggal, status ekonomi, dan akses terhadap media informasi. Faktor ketiga
adalah faktor reinforcing atau faktor penguat yaitu faktor yang dapat
memperkuat perilaku. Faktor ini ditentukan oleh pihak ketiga atau orang lain
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang meliputi keluarga, teman sebaya, guru, petugas kesehatan, tokoh
masyarakat dan pengambil keputusan.Soetjiningsih (2006) menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja
paling tinggi adalah hubungan orangtua - remaja, tekanan negatif teman
sebaya (yang didalamnya tersirat harga diri), pemahaman tingkat agama
(religiusitas), dan eksposur media pornografi memiliki pengaruh yang
signifikan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap perilaku seksual
pranikah remaja.
Pada remaja, harga diri tinggi atau rendah di pengaruhi oleh faktor
internal yaitu faktor fisik (terutama pada remaja wanita), bagaimana
perasaan mereka terhadap penampilan/fisik. Faktor fisik merupakan
prediktor utama yang menentukan harga diri pada remaja, diikuti dengan
harga diri mengenai hubungan remaja dengan teman sebayanya (Harter
dalam Steinberg, 2002). Remaja wanita memiliki kecenderungan untuk
fokus pada penampilan fisik, dating, dan penerimaan oleh teman sebaya
dibandingkan dengan remaja putra. Faktor tinggi/rendahnya harga diri pada
remaja juga dipengaruhi oleh kelas sosial seperti pekerjaan orang tua,
pendidikan serta pendapatan orang tua. Remaja yang harga dirinya rendah
cenderung mudah dipengaruhi tekanan negatif teman-teman sebayanya.
Remaja yang mendapatkan harga dirinya melalui penerimaan oleh teman
sebayanya dibandingkan dari orang tua atau guru, memperlihatkan masalah
perilaku dan kurang nya prestasi di sekolah (Dubois, dkk dalam Steinberg,
2002). Menariknya, meskipun remaja yang terpengaruh tekanan teman
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebaya memiliki harga diri rendah, penerimaan dari teman sebaya dapat
meningkatkan harga diri remaja itu sendiri. Remaja dengan harga diri tinggi
akan mampu menilai diri nya sendiri, tidak tergantung pada kondisi
eksternal serta dapat menghargai dirinya, tidak terpengaruh terhadap
pendapat orang lan. Sedangkan remaja dengan harga diri rendah tidak akan
mampu menilai dirinya sendiri serta merasa diri tidak berharga sehingga ia
memerlukan orang lain untuk menilai dirinya dan cenderung percaya pada
apa yang dinilai oleh orang lain. Hal ini lah yang menyebabkan remaja akan
mudah dipengaruhi oleh tekanan negatif dari teman sebaya. Menurut
Lingren (1995) remaja dengan harga diri tinggi cenderung kurang atau tidak
mudah dipengaruhi dan mempunyai kemampuan bertahan dari tekanan
negatif teman sebaya dan tekanan sosial lainnya, serta mampu menjalin dan
mengembangkan hubungan baik dengan teman-teman baru yang signifikan
baginya. Jadi, semakin tinggi harga diri remaja, maka semakin rendah
kecenderungan nya untuk melakukan perilaku seksual pranikah. BKKBN
(2010) menyebutkan bahwa tiga kali lebih besar faktor yang paling
mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual adalah: 1) Teman
sebaya yaitu mempunyai pacar, 2) Mempunyai teman yang setuju dengan
hubungan seks pra nikah 3) Mempunyai teman yang mempengaruhi atau
mendorong untuk melakukan seks pranikah.
Menurut Hurlock (1980), selama masa remaja terjadi perubahan
minat religius. Pada periode kesadaran religius, remaja mempunyai minat
yang tinggi terhadap suatu keyakinan atau kelompok agama yang dianutnya.
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebagai
akibat
dari
meningkatnya
minat
ini
remaja
seringkali
membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-temannya atau
menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya
pengetahuan remaja. Apabila remaja gagal memahami keyakinan atau
agamanya, maka ia dapat dengan mudah terpengaruh dengan keyakinan
yang dianut oleh teman sebayanya baik itu positif maupun negatif. Ketika
remaja memasuki periode keraguan religius, remaja mulai meragukan isi
religiusitas. Keraguan ini akan membuat remaja kurang taat pada agama atau
sebaliknya.Hal ini lah yang akan menentukan tingi atau rendahnya
religiusitas pada remaja.
Pengaruh atau tekanan dari teman sebaya menjadi faktor
reinforcing atau faktor penguat yang dapat memperkuat perilaku. Faktor
reinforcing disini berperan sebagai penguat dari faktor predisposing atau
faktor yang memotivasi remaja untuk melakukan perilaku seksual pranikah
yaitu harga diri dan religiusitas. Hal ini akan berdampak pada tinggi atau
rendahnya perilaku seksual pranikah pada remaja.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F.
Bagan Hubungan
REMAJA dan PERILAKU
BERISIKO (PERILAKU SEKSUAL
PRANIKAH)
Faktor Predisposing :
1. Harga Diri
2. Religiusitas
Tinggi
Faktor Reinforcing :
+
Teman Sebaya
Harga Diri
Religiusitas
Teman Sebaya
1.
Mampu menilai diri
Mampu memahami
1.
sendiri, tidak tergantung
keyakinan atau
mudah dipengaruhi oleh
pada kondisi eksternal
agamanya dengan
tekanan negatif teman
Menghargai diri, tidak
baik
sebaya
2.
terpengaruh terhadap
2.
pendapat orang lain.
Harga diri tinggi : tidak
RENDAHNYA
PERILAKU
SEKSUAL
PRANIKAH
Religiusitas tinggi :
memiliki pemahaman
agama yang baik
Rendah
1.
2.
Tidak mampu menilai
Tidak mampu
diri
memahami keyakinan
dipengaruhi oleh tekanan
Merasa diri tidak
nya sendiri
negative teman sebaya
berharga
1.
2.
Harga diri rendah : mudah
Religiusitas rendah :
mudah untuk mengikuti
keyakinan yang dimiliki
oleh teman sebayanya
42
TINGGINYA
PERILAKU
SEKSUAL
PRANIKAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Hipotesis
Ada korelasi negatif antara harga diri dan religiusitas terhadap perilaku
seksual pranikah pada remaja, dimana bila remaja memiliki harga diri dan
religiusitas yang rendah maka ia memiliki kecenderungan yang besar untuk
mempunyai perilaku seksual pranikah yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang mengolah data dalam bentuk angka. Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data
numerikal (angka) yang dioleh dengan metode statistika (Azwar, 2010).
B. Identifikasi Variabel
1. Variabel Tergantung
: Perilaku Seksual Pranikah
2. Variabel Bebas
: Harga Diri dan Religiusitas
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Perilaku seksual pranikah : Perilaku seksual pranikah adalah segala
bentuk tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan
sebelum menikah. Pengukuran tahapan dalam perilaku seksual
pranikah akan menggunakan skala perilaku seksual pranikah
berdasarkan 10 tahapan perilaku seksual bebas menurut Purnawan
(dalam Mertia dkk, 2008) yaitu fantasi seksual, pegangan tangan, cium
kering, cium basah, meraba, berpelukan, masturbasi, oral sex, petting,
dan intercourse (senggama).
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Harga diri : Harga diri adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu
terhadap dirinya, kehidupannya, dan kaitan dengan orang lain. Tinggi
atau rendahnya harga diri seseorang akan diwakili oleh skor tingkat
harga diri yang akan diukur melalui skala pengukuran yang dibuat
berdasarkan 3 aspek harga diri menurut Minchinton (1993) yaitu
perasan mengenai diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan
dalam kaitannya dengan orang lain.
3. Religiusitas : Religiusitas merupakan suatu sistem nilai keberagamaan
atau sikap batin pribadi yang dianut oleh individu maupun kelompok
yang didalam nya memuat aturan dan kewajiban serta dibutuhkan
pemahaman dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Tinggi atau
rendahnya tingkat religiusitas seseorang akan diwakili oleh skor
tingkat religiusitas yang akan diukur melalui skala pengukuran yang
dibuat berdasarkan 5 dimensi religiusitas menurut Glock dan Stark
(dalam Ancok dan Nashori, 1995) yaitu keyakinan (ideologis),
penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek
beragama
(ritualistik),
pengetahuan
pengamalan (konsekuensi).
45
agama
(intelektual),
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Populasi dan Subjek Penelitan
1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi
hasil penelitian (Azwar, 2010). Maka populasi dalam penelitian ini
adalah individu dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Remaja SMA/SMK/sederajat dengan rentang usia 16 – 18
tahun. Menurut Kaplan (1997) usia remaja adalah dimulai pada
usia 11 – 12 tahun dan berakhir pada usia 18 – 21 tahun.
Dimana usia yang paling rentan dengan masalah seksual adalah
pada masa usia 17 tahun. Bagi kebanyakan remaja, pengalaman
pertama mereka dalam perilaku seksual pranikah terjadi
diantara umur 16 dan 18 tahun (Hurlock, 1967).
b. Remaja yang sedang berpacaran atau pernah berpacaran.
BKKBN (2010) menyebutkan bahwa tiga kali lebih besar
faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan
hubungan seksual adalah: 1) Teman sebaya yaitu mempunyai
pacar, 2) Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks
pra nikah 3) Mempunyai teman yang mempengaruhi atau
mendorong untuk melakukan seks pranikah.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah remaja SMA/SMK yang
berada di kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah dengan
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rentangusia 16 – 18 tahun yang sedang berpacaran atau pernah
berpacaran.
3. Metode Pengambilan Sampel
Sehubungan dengan sampel yang akan diambil dalam
penelitian ini, maka teknik pengambilan sampel yang akan
dipergunakan adalah probability sampling dengan metode purposive
sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan
tertentu sesuai yang dikehendaki (Azwar, 2010). Dalam penelitian ini
peneliti memilih lembaga (sekolah) secara acak untuk dijadikan
sampel yang mewakili populasi.
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Harga Diri
Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai harga diri,
peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri
berdasarkan aspek-aspek pembentuk harga diri yaitu perasan mengenai
diri sendiri, perasaan terhadap hidup, serta perasaan dalam kaitannya
dengan orang lain. Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas
dan reliabilitas skala harga diri ini.
Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu :
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak
Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai
berikut :
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1
Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut :
SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4
Tabel 2
Blueprint Skala Harga Diri (sebelum uji coba)
No
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
1
Perasaan mengenai diri sendiri
9
9
30%
(1, 18, 4, 2,
(37, 19, 22,
21, 41, 38, 43,
20,3, 44, 39,
5)
42, 6)
8
10
(50, 47, 8, 9,
(26, 46, 7, 25,
57, 48, 10,
45, 24, 52, 23,
51)
58, 49)
12
12
(17, 27, 34,
(11, 35, 28,
12, 54, 29, 15,
59, 13, 60, 55,
32, 14, 53, 56,
16, 31, 40, 36,
30)
33)
30 (50%)
30 (50%)
2
3
Perasaan terhadap hidup
Perasaan dalam kaitannya
dengan orang lain
Total
48
30%
40%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Skala Religiusitas
Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai religiusitas,
peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti susun sendiri
berdasarkan
dimensi
religiusitas
yaitu
keyakinan
(ideologis),
penghayatan atau pengalaman (eksperensial), peribadatan atau praktek
beragama
(ritualistik),
pengetahuan
agama
(intelektual),
dan
pengamalan (konsekuensi). Oleh karena itu peneliti masih menguji
validitas dan reliabilitas skala harga diri ini.
Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu : Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
(STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut:
SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1
Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut :
SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3
Blueprint Skala Religiusitas (sebelum uji coba)
No
1
Aspek
Keyakinan (ideologis)
Favorable
Unfavorable
Total
5
5
10%
(6, 9, 1, 2, 10)
(11, 4, 12, 8,
3)
2
Peribadatan atau
5
5
praktek beragama
(13, 5, 7, 20,
(26, 14, 27,
17)
31, 21)
5
5
(28, 15, 32,
(23, 29, 16,
30, 22)
19, 25)
5
5
(18, 24, 43,
(50, 34, 42,
35, 41)
33, 36)
5
5
(44, 37, 46,
(39, 40, 48,
38, 45)
49, 47)
25 (50%)
25 (50%)
(ritualistik)
3
Penghayatan atau
pengalaman
(eksperensial)
4
Pengetahuan agama
(intelektual)
5
Pengamalan
(konsekuensi)
Total
50
10%
10%
10%
10%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Skala Perilaku Seksual Pranikah
Untuk mendapatkan data yang diinginkan mengenai perilaku
seksual pranikah, peneliti menggunakan alat ukur yang telah peneliti
susun sendiri berdasarkan 10 tahapan perilaku seksual bebas yaitu
fantasi seksual, pegangan tangan, cium kering, cium basah, meraba,
berpelukan, masturbasi, oral sex, petting, dan intercourse (senggama).
Oleh karena itu peneliti masih menguji validitas dan reliabilitas skala
perilaku seksual pranikah ini.
Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban yaitu : Sangat
Sering (SS), Sering (S), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP). Untuk
item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut :
SS = 4, S = 3, P = 2, TP = 1
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4
Blueprint Skala Perilaku Seksual Pranikah (sebelum uji coba)
No
1
Kategori / Tahapan
Fantasi seksual
Jumlah Item
Total
3
10%
(1, 4, 6)
2
Pegangan tangan
3
10%
(11, 3, 7)
3
Cium kering
3
10%
(2, 10, 5)
4
Cium basah
3
10%
(2, 14, 8)
5
Meraba
3
10%
(13, 9, 17)
6
Berpelukan
3
10%
(23, 27, 15)
7
Masturbasi
3
10%
(25, 16, 22)
8
Oral seks
3
10%
(28, 21, 29)
9
Petting
3
10%
(26, 18, 24)
10
Intercouse (senggama)
3
10%
(19, 30, 20)
30
Total
52
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Uji Validitas Alat Ukur
Untuk
mengetahui
apakah
skala
psikologi
mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya,
diperlukan suatu pengujian validitas. Validitas dapat diartikan sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya.
Untuk mengetahui validitas dari skala harga diri, religiusitas
dan perilaku seksual pranikah, penelitian ini menggunakan validitas
isi. Validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan dalam
instrument mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional
perilaku sampel yang dikenai skala tersebut (Matondang, 2009).
Validitas isi diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis
rasional atau melalui professional judgement yang dilakukan oleh
dosen pembimbing skripsi dan dinyatakan valid karena sudah
menjelaskan fungsi ukurnya.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Suatu alat ukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur
suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil
yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil
ukuran yang sama (Nasution dalam Taniredja dkk, 2011).
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Seleksi Item
Uji kesahihan item dalam penelitian ini menggunakan
korelasi item total melalui SPSS for Windows versi 16.0. jika
diperoleh koefisien validitas dibawah 0,3 dianggap tidak
memuaskan, maka item yang memiliki daya indeks diskriminasi
dibawah 0,3 dinyatakan gugur.
Seleksi item pada skala harga diri menghasilkan 21 item
sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi
7 item untuk aspek perasaan mengenai diri sendiri, 7 aspek untuk
item perasaan terhadap hidup, dan 7 item untuk aspek perasaan
dalam kaitannya dengan orang lain.
Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala harga diri
setelah dilakukan seleksi item.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5
Blueprint skala harga diri (setelah seleksi item)
No
1
2
3
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
3
4
7
(1, 18*, 4*, 2*,
(37, 19, 22,
(33,3%)
21*, 41, 38,
20*, 3*, 44*,
43*, 5*)
39*, 42, 6*)
3
4
7
(50, 47*, 8*,
(26*, 46*, 7*,
(33,3%)
9*, 57, 48, 10*,
25, 45, 24, 52*,
51*)
23, 58*, 49*)
5
2
7
(17*, 27*, 34*,
(11*, 35*, 28*,
(33,3%)
12, 54, 29*, 15,
59*, 13*, 60,
32, 14, 53*,
55*, 16*, 31*,
56*, 30*)
40, 36*, 33*)
11
10
Perasaan mengenai diri sendiri
Perasaan terhadap hidup
Perasaan dalam kaitannya
dengan orang lain
Total
21
(100%)
Untuk skala harga diri, penelitian ini menggunakan
reabilitas analisis skala atau Alpha Cronbach menggunakan
aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Reliabilitas analisis skala
memiliki rentang 0,00 sampai 1,00 dengan asumsi apabila angka
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
reliabilitas mendekati 1,00 maka nilai reliabilitas semakin tinggi
begitu pula sebaliknya.
Koefisien reabilitas untuk skala harga diri adalah sebesar
0,851. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa skala
harga diri dalam penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi.
Tabel 6
Hasil try out skala harga diri
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.851
60
Tabel 7
Skala Harga diri
No
1
2
3
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
3
4
7
(3, 6, 2)
(7, 1, 10, 4)
3
4
(5, 9, 11)
(8, 12, 13, 15)
5
2
(14, 20, 16, 18,
(17, 21)
Perasaan mengenai diri sendiri
Perasaan terhadap hidup
Perasaan dalam kaitannya dengan
orang lain
7
7
19)
11
Total
10
21
(100%)
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seleksi item pada skala religiusitas menghasilkan 35 item
sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi
7 item untuk aspek keyakinan, 7 item untuk aspek praktek
beragama
(ritualistik),
(eksperensial),
7
7
item
item
untuk
untuk
aspek
aspek
pengalaman
pengetahuan
agama
(intelektual), dan 7 item untuk aspek pengamalan (konsekuensi).
Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala religiusitas
setelah dilakukan seleksi item.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 8
Blueprint skala religiusitas (setelah seleksi item)
No
1
2
Aspek
Favorable
Unfavorable
Total
Keyakinan
5
2
7
(ideologis)
(6, 9, 1, 2,
(11*, 4*, 12,
(20%)
10)
8, 3*)
Peribadatan atau
4
3
7
praktek beragama
(13, 5, 7, 20,
(26*, 14*, 27,
(20%)
17*)
31, 21)
4
3
7
(28, 15, 32*,
(23, 29, 16,
(20%)
30, 22)
19*, 25*)
4
3
7
(18, 24*, 43,
(50*, 34, 42*,
(20%)
35, 41)
33, 36)
4
3
7
(44, 37, 46,
(39, 40*, 48,
(20%)
38*, 45)
49, 47*)
21
14
(ritualistik)
3
Penghayatan atau
pengalaman
(eksperensial)
4
Pengetahuan agama
(intelektual)
5
Pengamalan
(konsekuensi)
Total
35
(100%)
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Koefisien reabilitas untuk skala religiusitas adalah sebesar
0,884. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukkan bahwa skala
religiusitas dalam penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi.
Tabel 9
Hasil try out skala religiusitas
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.884
50
Tabel 10
Skala Religiusitas
No
1
2
Aspek
Keyakinan (ideologis)
Peribadatan atau praktek
beragama (ritualistik)
3
Penghayatan atau pengalaman
(eksperensial)
4
5
Pengetahuan agama (intelektual)
Pengamalan (konsekuensi)
Total
Favorable
Unfavorable
Total
5
2
7
(4, 1, 6, 3, 7)
(2, 5)
(20%)
4
3
7
(13, 11, 9, 15)
(12, 16, 8)
(20%)
4
3
7
(10, 21, 18, 20)
(17, 19, 22)
(20%)
4
3
7
(25, 23, 27, 31)
(24, 26, 30)
(20%)
4
3
7
(32, 34, 28, 36)
(29, 33, 35)
(20%)
21
14
35
(100%)
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seleksi item pada skala perilaku seksual pranikah
menghasilkan 26 item sahih dengan koefisien relasi > 0,30. Itemitem yang sahih meliputi 1 item untuk aspek fantasi seksual, 2 item
untuk aspek pegangan tangan, 3 item untuk aspek cium kering, 3
item untuk aspek cium basah, 3 item untuk aspek meraba, 3 item
untuk aspek berpelukan, 2 item untuk aspek masturbasi, 3 item
untuk aspek oral seks, 3 item untuk aspek petting, dan 3 item untuk
aspek intercourse.
Berikut ini dapat dilihat table blueprint skala perilaku
seksual pranikah setelah dilakukan seleksi item.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 11
Blueprint skala perilaku seksual pranikah (setelah seleksi item)
No
1
Kategori / Tahapan
Fantasi seksual
Jumlah Item
Total
1
1
(1*, 4, 6*)
2
Pegangan tangan
2
2
(11, 3, 7*)
3
Cium kering
3
3
(2, 10, 5)
4
Cium basah
3
3
(2, 14, 8)
5
Meraba
3
3
(13, 9, 17)
6
Berpelukan
3
3
(23, 27, 15)
7
Masturbasi
2
2
(25, 16, 22*)
8
Oral seks
3
3
(28, 21, 29)
9
Petting
3
3
(26, 18, 24)
10
Intercouse (senggama)
3
3
(19, 30, 20)
26
Total
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Koefisien reabilitas untuk skala perilaku seksual pranikah
adalah
sebesar
0,942.
Besarnya
nilai
koefisien
tersebut
menunjukkan bahwa skala perilaku seksual pranikah dalam
penelitian ini memiliki reabilitas yang tinggi.
Tabel 12
Hasil try out skala perilaku seksual pranikah
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
.942
62
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 13
Skala Perilaku Seksual Pranikah
No
1
Kategori / Tahapan
Fantasi seksual
Jumlah Item
Total
3
1
(3)
2
Pegangan tangan
3
2
(1, 5)
3
Cium kering
3
3
(6, 13, 2)
4
Cium basah
3
3
(4, 14, 12)
5
Meraba
3
3
(7, 11, 8)
6
Berpelukan
3
3
(15, 9, 16)
7
Masturbasi
3
2
(10, 19)
8
Oral seks
3
3
(20, 17, 22)
9
Petting
3
3
(18, 24, 21)
10
Intercouse (senggama)
3
3
(26, 25, 23)
26
Total
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Prosedur Pengumpulan Data
Sebelum melakukan rancangan penelitian, peneliti terlebih dahulu
membuat alat ukur yang sesuai bagi masing-masing variabel dependen dan
independen. Setelah disetujui oleh dosen pembimbing, maka peneliti
bersiap melakukan penelitian. Penelitian uji coba (try out) dilaksanakan
pada tanggal 05 Desember 2015. Peneliti menggunakan alat survey online
berupa google docs untuk menyebarkan skala penelitian kepada responden
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Responden yang
terkumpul berasal dari beberapa sekolah yaitu SMA/SMK yang berada di
kabupaten Barito Timur¸ Kalimantan Tengah dengan rentang usia 16-18
tahun dan yang berstatus sedang berpacaran atau pernah berpacaran.
Sebelum mengisi skala penelitian, responden diminta untuk
membaca inform consent yang meminta persetujuan untuk mengikuti
penelitian tersebut dan memberikan jawaban dengan sejujurnya dan sesuai
dengan dirinya. Setelah selesai mengisi inform consent, responden diminta
untuk mengisi biodata berupa jenis kelamin, usia, asal sekolah, serta status
saat ini (berpacaran/single). Setelah selesai, barulah responden melakukan
pengisian skala yang terdiri dari 3 skala, yaitu skala harga diri berisi 60
item, skala religiusitas berisi 50 item dan skala perilaku seksual diluar
nikah berisi 30 item.
Responden yang didapatkan sebanyak 60 orang, tetapi karena
adanya kesalah dalam input data, jadi ada beberapa data responden yang
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terinput dua kali. Setelah di seleksi, akhirnya terkumpul 44 responden
hasil uji coba skala penelitian.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Analisis Data
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian
data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Bila data berdistribusi normal, maka dapat
digunakan uji statistic berjenis parametric. Sedangkan bila data
tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistic nonparametric. Uji normalitas melalui SPSS for Windows versi 16.0.
(Siregar, 2014)
b. Uji Linearitas
Tujuan dilakukan uji linearitas adalah untuk mengetahui
apakah antara variable tak bebas (Y) dan variable bebas (X)
mempunyai hubungan linier melalui aplikasi SPSS for Windows
versi 16.0. (Siregar, 2014)
c. Uji Multikolinearitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Uji
multikolineritas dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance
Inflation Factor) dan Tolerance melalui aplikasi SPSS 16.0. Suatu
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai nilai VIF
disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1
(Santoso, 2015).
d. Uji Homoskesdastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal tersebut
disebut Homoskedastisitas. Dan jika varian berbeda, disebut
sebagai heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas.Dasar pengambilan keputusan yaitu
melalui scatterplot pada SPSS 16.0, jika ada pola tertentu, seperti
titik-titik (point) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar lalu menyempit), berarti telah
terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta
titik-tik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2015).
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu bermaksud mencari
hubungan antara harga diri dan religiusitas sebagai variable bebas
dengan perilaku seksual pranikah sebagai variabel tergantung, maka
teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik korelasi
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan analisa regresi linier berganda melalui aplikasi SPSS for
Windows versi 16.0. Analisa regresi linier berganda digunakan pada
saat jumlah variabel independent (bebas) berjumlah lebih dari satu,
dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel independen.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti meminta ijin terlebih
dahulu ke dinas pendidikan kabupaten Barito Timur, Kalimantan
Tengah agar bisa melakukan penelitian di SMA dan SMK yang berada
di tempat tersebut. Setelah keluarnya surat ijin penelitian, peneliti
memulai penelitian dibeberapa SMA dan SMK yang tersebar di
Kabupaten Barito Timur. Penelitian dilakukan selama ± 3 minggu dari
tanggal 11 sampai 31 Januari 2016. Responden yang didapatkan
sebanyak 114 orang yang tersebar di 5 sekolah yang berada di
Kabupaten Barito Timur.
B. Data Penelitian
1. Data Demografis Subjek Penelitian
Data subjek yang akan dianalisis berjumlah 114 orang dengan
jumlah laki-laki sebanyak 38 orang dan perempuan sebanyak 76 orang.
Rentang usia subjek adalah 16 tahun sebanyak 54 orang (47%), 17
tahun sebanyak 40 orang (35%), dan 18 tahun sebanyak 20 orang
(17%). Terkait dengan status atau relasi romantis, didapatkan 56 orang
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49%) subjek dengan status berpacaran dan 58 orang (50%) subjek
dengan status single/pernah berpacaran.
Tabel 14.
Data Usia Subjek Penelitian
Usia
Jumlah
16 Tahun
54 Orang
17 Tahun
40 Orang
18 Tahun
20 Orang
Total
114 Orang
Tabel 15.
Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki – laki
38 Orang
Perempuan
76 Orang
Total
114 Orang
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 16.
Relasi Romantis Subjek Penelitian
Status / Relasi Romantis
Jumlah
Berpacaran
56 Orang
Single
58 Orang
Total
114 Orang
2. Statistik Deskriptif
a. Statistik deskriptif terkait harga diri
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata
subjek pada skala harga diri :
Tabel 17.
Hasil rata-rata subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis
kelamin
Laki – Laki*
Harga Diri
Perempuan**
M
SD
M
SD
62,63
5,943
61,84
5,638
Catatan : *N=38, **N=76
Dari hasil analisis statistitik deskriptif terlihat bahwa laki-laki
(M=62,63) memiliki harga diri yang lebih tinggi dibandingkan perempuan
(M=61,84). Maka dapat disimpulkan bahwa laki-laki memiliki harga diri
yang cenderung lebih tinggi dibandingkan perempuan.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 18.
Mean dan SD skala harga diri
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Data Empirik
SD
Mean
Min Max
Harga
114
63
21
84
Skor
SD
Min Max
10,5 62,11
50
80
5,727
Diri
Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai mean hipotetik pada skala harga diri sebesar 63 dan nilai mean
empirik sebesar 62,11. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat dikatakan
memiliki harga diri yang cenderung rendah, karena nilai mean empirik
lebih kecil daripada nilai mean hipotetik.
Kategorisasi tingkat harga diri dilakukan dengan mengacu pada
rata-rata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi menjadi
tiga kategori yaitu Tinggi X ≥ µ + 1,0σ, Sedang µ - 1,0σ < X ≤ µ + 1,0σ,
Rendah X ≤ µ + 1,0σ.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 19.
Kategorisasi tingkat harga diri
Kategori
Rentang
Jumlah Subjek
Persentase
Tinggi
X > 73,5
4
3,5%
Sedang
52,5 ≤ X ≤ 73,5
105
92,1%
Rendah
< 52,5
5
4,4%
114
100%
Total
Peneliti juga melakukan uji beda dengan tujuan untuk
membandingkan rata-rata dua populasi (Sarwono, 2006). Berikut
merupakan hasil uji beda kelompok berdasarkan jenis kelamin subjek
penelitian pada variabel harga diri.
Tabel 20.
Uji beda subjek pada skala harga diri berdasarkan jenis kelamin
T
Df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Difference
Error
Interval of the
Difference
Difference
tailed)
Lower
0,490
0,789
1,141
-1,470 3,049
Unequal 0,680 70,727 0,499
0,789
1,161
-1,525 3,104
Equal
0,692 112
Upper
Berdasarkan hasil data pada tabel, dapat diketahui signifikansi
sebesar 0,490. Karena signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat harga diri pada subjek
laki-laki dan subjek perempuan.
b. Statistik deskriptif terkait religiusitas
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata
subjek pada skala religiusitas :
Tabel 21.
Hasil rata-rata subjek pada skala religiusitas berdasarkan jenis
kelamin
Laki – Laki*
Religiusitas
Perempuan**
M
SD
M
SD
114,95
12,982
118,01
9,1
Catatan : *N=38, **N=76
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan
bahwa religiusitas pada perempuan (M=118,01) cenderung lebih
tinggi dibandingkan religiusitas pada laki-laki (M=114,95). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa religiusitas pada perempuan
cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.
Selain itu, karena data penelitian pada skala religiusitas
menunjukkan sebaran data yang tidak normal, maka dilakukan
teknik analisis data menggunakan Uji U atau Mann Whitney
dengan menggunakan program SPSS 16.0.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 22.
Hasil Uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin
Test Statisticsa
Religiusitas
Responden
Mann-Whitney U
1300.500
Wilcoxon W
2041.500
Z
-.863
Asymp. Sig. (2-tailed)
.388
Hasil uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin
menunjukkan bahwa taraf signifikansi α = 5% (0,05) dan sig.2-tailed =
0,388. Hasil ini menunjukkan bahwa sig.2-tailed > α = 0,388 > 0,05 =
maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
tingkat religiusitas berdasarkan jenis kelamin subjek.
Tabel 23.
Mean dan SD skala religiusitas
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Data Empirik
SD
Mean
Min Max
Religiusitas 114
87,5
35
140
Skor
SD
Min Max
17,5 116,99
85
137
10,595
Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai mean hipotetik pada skala religiusitas sebesar 87,5 dan
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nilai mean empirik sebesar 116,99. Hal ini menunjukkan bahwa
subjek dapat dikatakan memiliki religiusitas yang cenderung
tinggi, karena nilai mean empirik lebih besar daripada nilai mean
hipotetik.
c. Statistik deskriptif terkait perilaku seksual pranikah
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil rata-rata
subjek pada skala perilaku seksual pranikah :
Tabel 24.
Hasil rata-rata subjek pada skala perilaku seksual pranikah
berdasarkan jenis kelamin
Laki – Laki*
Perilaku
Perempuan**
Seksual
M
SD
M
SD
Pranikah
43,18
15,208
34,83
11,899
Catatan : *N=38, **N=76
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan
bahwa perilaku seksual pranikah pada laki-laki (M=43,18)
cenderung lebih tinggi daripada perempuan (M=34,83). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa laki-laki cenderung terlibat
perilaku seksual pranikah yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan.
Selain itu, karena hasil data penelitian menunjukkan
sebaran data yang tidak normal pada skala perilaku seksual
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pranikah, maka dilakukan uji U atau Mann Whitney dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
Tabel 25.
Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan
jenis kelamin
Test Statisticsa
Tahapan
Perilaku Seksual
Pranikah
Responden
Mann-Whitney U
885.500
Wilcoxon W
3811.500
Z
-3.367
Asymp. Sig. (2-tailed)
.001
a. Grouping Variable: Jenis Kelamin
Responden
Hasil uji U pada skala perilaku seksual pranikah
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa taraf signifikansi α
= 5% (0,05) dan sig.2-tailed = 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa
sig.2-tailed > α = 0,001 < 0,05 = maka Ho ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan perilaku seksual pranikah
berdasarkan jenis kelamin subjek.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 26.
Mean dan SD skala perilaku seksual pranikah
Variabel
N
Data Hipotetik
Mean
Skor
Data Empirik
SD Mean
Min Max
Perilaku
114
65
26
104
Skor
SD
Min Max
13
37,61
26
96
13,614
seksual
pranikah
Berdasarkan hasil perhitungan, tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai mean hipotetik pada skala perilaku seksual pranikah
sebesar 65 dan nilai mean empirik sebesar 37,61. Hal ini
menunjukkan
bahwa
subjek
dapat
dikatakan
memiliki
kecenderungan perilaku seksual pranikah yang cenderung rendah,
karena nilai mean empirik lebih kecil daripada nilai mean
hipotetik.
C. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian
data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilihat dari analisis menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov dan gambar normal p-p plots of
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
regressionstandardized residual pada program SPSS 16.0. Dalam
hal uji normalitas ini distribusi dikatakan normal apabila Sig. atau
(p) > 0,1.
Hasil uji normalitas pada skala harga diri adalah 0,200,
maka sebaran harga diri pada remaja dinyatakan normal. Hasil uji
normalitas pada skala religiusitas adalah 0,014, maka sebaran
religiusitas pada remaja dinyatakan tidak normal. Hasil uji
normalitas pada skala perilaku seksual pranikah
adalah 0,000,
maka sebaran perilaku seksual pranikah pada remaja dinyatakan
tidak normal.
Tabel 27.
Uji Normalitas harga diri, religiusitas dan perilaku seksual
pranikah
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov ͣ
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig
Statistic
Df
Sig
Harga Diri
.051
114
.200*
.985
114
.244
Religiusitas
.094
114
.014
.970
114
.011
Perilaku
.197
114
.000
.790
114
.000
Seksual
Pranikah
a. Lilliefors Significance Correction
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan menggunakan SPSS 16.0. Hasil uji
linearitas ini akan menunjukkan hubungan linear antara ketiga variabel
dengan menggunakan ketentuan jika linearity p < 0,05 maka hubungan
dinyatakan linear.
Tabel 28.
Hasil test Linearity Harga Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah
ANOVA Table
Tahapan Perilaku Seksual
Sum of
Pranikah Responden *
Squares
Harga Diri Responden
Between Groups
(Combine
df
Mean
F
Sig.
Square
8670.339
26
333.475
2.364
.002
Linearity
506.076
1
506.076
3.587
.062
Deviation
8164.263
25
326.571
2.315
.002
Within Groups
12274.678
87
141.088
Total
20945.018
113
d)
from
Linearity
Berdasarkan tabel 28 menunjukkan bahwa linearity harga diri
dengan perilaku seksual pranikah adalah 0,062 (p<0,05), maka hubungan
antara harga diri dengan perilaku seksual pranikah adalah tidak linear.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 29.
Hasil Test Linearity Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pranikah
ANOVA Table
Sum of
df
Mean
Squares
Tahapan Perilaku Seksual
Between Groups
(Combine
Pranikah Responden *
d)
Religiusitas Responden
Linearity
Deviation
F
Sig.
Square
13379.910
40
334.498
3.228
.000
457.259
1
457.259
4.412
.039
12922.652
39
331.350
3.197
.000
7565.107
73
103.632
20945.018
113
from
Linearity
Within Groups
Total
Berdasarkan tabel 29 menunjukkan bahwa linearity religiusitas
dengan perilaku seksual pranikah adalah 0,039 (p<0,05), maka hubungan
antara religiusitas dan perilaku seksual pranikah adalah linear.
c. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Uji multikolineritas
dilakukan dengan melihat besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
Tolerance. Suatu model regresi yang bebas multiko adalah mempunyai
nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1
(Santoso, 2015).
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 30.
Hasil uji multikolinearitas harga diri dan religiusitas dengan perilaku
seksual pranikah
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
1
VIF
Harga Diri Responden
.739
1.352
Religiusitas
.739
1.352
Responden
a. Dependent Variable: Tahapan Perilaku Seksual Pranikah
Responden
Berdasarkan tabel 30 dapat dilihat bahwa nilai VIF disekitar angka
1 yaitu 1.352 dan angka tolerance mendekati 1 yaitu 0.739. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi diantara variabel
independen atau model regresi ini bebas dari multikolinearitas.
d. Uji Homoskesdastisitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Dasar pengambilan keputusan yaitu melalui
scatterplot, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point) yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar lalu
menyempit), berarti telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik-tik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 1.
Scatterplot harga diri dan religiusitas dengan perilaku seksual pranikah
Berdasarkan uji Glejser untuk menentukan terjadi tidaknya
heterokesdastisitas diperoleh hasil :
Tabel 31.
Uji Glejser
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
13.810
9.857
Harga Diri Responden
.523
.158
Religiusitas Responden
-.315
.086
Model
1
a. Dependent Variable: abs_res
82
T
Sig.
1.401
.164
.340
3.300
.001
-.379
-3.674
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nilai t tabel dengan N = 114 dan t = 0.05 diperoleh nilai t tabel =
1,658. Berdasarkan uji heterokesdastisitas dengan metode Glejser
diperoleh nilai t hitung (3,300 dan -3,674) lebih besar dari t tabel (1,658)
dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
data telah terjadi masalah heterokesdastisitas.
2. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini, uji hipotesis tidak dilakukan karena hasil
menunjukkan bahwa data tidak linear. Maka dari itu, pengujian analisis
regresi linier berganda tidak dapat dilakukan. Sehingga dapat dikatakan
bahwa tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas terhadap
perilaku seksual pranikah pada remaja. dapat diartikan pula hipotesis
dalam penelitian ini ditolak. Selain itu hasil nilai R square menunjukkan
nilai sebesar 0,094, yang artinya sumbangan efektif kedua variabel bebas
yaitu harga diri dan religiusitas terhadap variabel terikatnya yaitu perilaku
seksual pranikah hanya sebesar 9,4%. Sehingga kemungkinan besar 90,6%
disumbangkan oleh faktor lain diluar kedua variabel tersebut.
Tabel 32.
Nilai R Square
Model Summary
Model
1
R
.306a
R Square
.094
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.078
a. Predictors: (Constant), Religiusitas Responden, Harga Diri
Responden
83
13.076
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Pembahasan
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara kedua variabel independen dengan variabel dependen. Maka dapat
diartikan bahwa tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas
terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Selain itu hasil nilai R
square menunjukkan nilai sebesar 0,094, yang artinya sumbangan efektif
kedua variabel bebas yaitu harga diri dan religiusitas terhadap variabel
terikatnya yaitu perilaku seksual pranikah hanya sebesar 9,4%. Sehingga
kemungkinan besar 90,6% disumbangkan oleh faktor lain diluar kedua
variabel tersebut.
Tidak ada hubungan antara masing-masing variabel dapat
disebabkan beberapa faktor dari dalam diri dan luar diri subjek yang
diteliti. Berdasarkan beberapa penelitian ada beberapa alasan yang
menyebabkan tidak ada hubungan antara harga diri dan religiusitas
terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Firminia, dkk (2012) menunjukkan tidak ada hubungan
antara religiusitas yang tinggi dengan perilaku seksual selama berpacaran.
Hal ini mungkin disebabkan karena faktor-faktor lain yang membuat
perilaku seksual dikalangan remaja bersifat “biasa”. Dugaan ini didasarkan
oleh tersedianya fasilitas yang tidak terbatas, tekanan dari teman sebaya
yang melakukan perilaku pacaran yang permisif dan kemudahan akses
media, seperti internet, yang membuat remaja mudah mendapatkan konten
pornografi tanpa kontrol orang tua. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh Nugrahawati, dkk (2011) juga menunjukkan hasil bahwa pemaknaan
religiusitas tidak menjamin untuk menghindarkan diri dari perilaku seksual
pranikah. Perilaku seksual yang tetap muncul dapat disebabkan dimensi
ideologisnya yang rendah. Artinya pelaksanaan perilaku religiusitas tidak
didasari pemahaman filosofis atau believe yang terkandung dalam kaidahkaidah agama. Mereka melakukan perilaku keberagamaan bukan atas
dasar kepercayaan yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena
semata-mata mereka akan mendapat pahala atau dosa saja.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hidayat
(2013)
juga
menunjukkan bahwa tidak terdapatnya pengaruh antara harga diri terhadap
perilaku seksual remaja dalam berpacaran. Hal ini disebabkan karena
terjadi perbedaan pengaruh antara subjek laki-laki dan perempuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Zimet (dalam Hartono, 2004) bahwa anak
perempuan yang memiliki harga diri tinggi jarang yang menginginkan
melakukan hubungan seks, tetapi anak laki-laki yang memiliki harga diri
yang tinggi lebih ingin melakukan hubungan intim. Terdapat perbedaan
antara pria dan wanita dalam menunjukkan perilaku seksual pranikah.
Kaum pria cenderung lebih independen dan interaktif dalam posisi
meminta dan menekan (memaksa). Sedangkan pihak wanita sendiri
memberikan reaksi seks dalam posisi terikat dan tak mampu menolak
tuntutan seks. Sehingga tanpa disadari terjadi eksploitasi atau pemaksaan
terhadap perilaku seks dimana perilaku seks didasarkan atas paksaan
(Syani, dalam Hidayat, 2013).
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada penenlitian ini diperoleh hasil untuk nilai rata-rata harga
diri yang diperoleh berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa
subjek laki-laki memiliki harga diri lebih tinggi dibandingkan perempuan
yaitu sebesar 62,63 dan 61,84. Harga diri mengalami kemunduran pada
usia awal remaja, lebih khususnya bagi wanita yang dilaporkan secara
signifikan mengalami tingkat harga diri yang paling rendah, sementara
memiliki tingkat lebih tinggi pada perasaan tertekan (Kearney-Cooke,
dalam Guindon, 2010). Pada penelitian yang dilakukan oleh Hadjam
(2000) ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara harga
diri dengan perilaku seksual remaja yang sedang berpacaran, tetapi ada
hubungan negatif antara harga diri dan perilaku seksual pada subjek
perempuan.
Bagi remaja perempuan semakin tinggi harga diri yang
dimiliki maka semakin rendah tahapan perilaku seksual dan sebaliknya.
Sedangkan pada subjek laki-laki, harga diri bukan merupakan suatu
patokan pengontrol perilaku seksual. Hal ini disebabkan karena adanya
standar ganda dalam masyarakat yang memberikan keleluasaan yang lebih
besar pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini membuat laki-laki
merasa lebih bebas untuk bereksplorasi dalam berbagai macam bentuk
perilaku seksual. Risiko kehamilan yang tidak dialami oleh laki-laki
semakin memperkuat kesempatan ini. Apalagi orientasi laki-laki
berpacaran lebih kearah aktivitas seksual daripada menggunakan afeksi,
membuat laki-laki dapat cepat beraktifitas seksual tanpa melibatkan
perasaan terlebih dahulu (Abbot dalam Hadjam, 2000). Sedangkan bagi
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subjek perempuan, harga diri tetap mempunyai peranan yang besar dalam
berperilaku seksual. Hal ini disebabkan adanya standar ganda yang
menuntut perempuan untuk lebih menjaga dan membatasi tingkah laku
termasuk perilaku seksual. Remaja perempuan juga dituntut untuk
bersikap pasif khususnya dalam interaksi seksual. Kecaman sosial
terhadap pelanggaran norma sosial dan agama yang didapat oleh remaja
perempuan lebih besar daripada laki-laki. Penilaian sosial yang negatif
akan di dapat seorang remaja perempuan jika berinisiatif lebih dahulu
dalam interaksi seksual. Kenyataan inilah yang membuat seorang remaja
perempuan berusaha untuk menjaga citra atau ‘nama baik’. Harga diri bagi
seorang perempuan menjadi sesuatu yang penting dan dipertaruhkan,
sehingga remaja perempuan berusaha untuk mengontrol perilaku
seksualnya. Remaja perempuan tidak ingin dianggap ‘murahan’ atau
‘gampangan’. Usaha menjaga ‘gengsi’ dan menghindari perasaan bersalah
membuat remaja perempuan membutuhkan kontrol diri yang lebih besar
daripada laki-laki.
Pada penelitian ini menyimpulkan berdasarkan hasil analisis
statistik deskriptif menunjukkan bahwa perilaku seksual pranikah pada
laki-laki (M=43,18) cenderung lebih tinggi
daripada
perempuan
(M=34,83).
Dari permasalahan yang ada di bab 1 penelitian ini, ditemukan
bahwa
fenomena yang peneliti temukan di lingkungan yang menjadi
tempat penelitian adalah banyak remaja khususnya remaja SMA telah
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melakukan perilaku seks pranikah selama berpacaran. Baik yang ‘masih’
dalam tahap perilaku maupun yang telah melakukan seks pranikah.
Remaja yang melakukan perilaku seks pranikah berdasarkan wawancara
yang dilakukan kepada beberapa remaja mengatakan bahwa mereka
melakukan perilaku seks pranikah dikarenakan ikut-ikutan teman dan
merupakan gaya pacaran remaja jaman sekarang. Selain itu mereka juga
mengaku taat dalam beribadah seperti rajin pergi ke gereja dan mengikuti
kegiatan keagaamaan lainnya. Dalam hal sekolah, mereka juga mengaku
tahu tentang akibat seks diluar nikah, mereka mendapat pengetahuan dari
sekolah serta dari internet. Dalam hal hubungan keluarga, mereka juga
mengatakan bahwa mereka tidak pernah kekurangan kasih sayang dari
orang tua mereka dan mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang
agama dari orang tua mereka. Hal ini sesuai dengan ditolaknya hipotesis
penelitian dalam penelitian ini dikarenakan tidak ada hubungan yang linear
diantara ketiga variabel dalam penelitian. Sebagaimana telah dipaparkan
diatas penyebab tidak ada hubungan diantara ketiga variabel tersebut,
peneliti juga ingin membahas perbedaan subjek yang sangat berbeda dari
hasil penelitian pada umumnya.
Subjek yang terdiri dari remaja SMA/SMK di Kalimantan Tengah
ini khususnya di Kabupaten Barito timur, berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti mengatakan bahwa remaja yang melakukan
seks pranikah maupun yang melakukan perilaku seksual pranikah selama
berpacaran memiliki hubungan dengan orang tua yang baik, mendapat
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengetahuan tentang seks baik dari orang tua, internet, maupun dari
sekolah, serta melakukan kegiatan keagamaan dengan rutin dan baik.
Selain itu, remaja melakukan perilaku seksual pranikah dikarenakan ikutikutan teman dan sudah menjadi hal yang biasa dalam berpacaran. Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti perkembangan teknologi
yang tidak di ketahui oleh orang tuanya, minimnya pengawasan orang tua
serta pendidikan orang tua membuat informasi tentang seks tidak
disampaikan juga didukung oleh taraf hidup atau ekonomi keluarga yang
rendah membuat orang tua di sibukkan dengan pemenuhan kebutuhan
ekonomi keluarga sehingga perhatian terhadap perkembangan anak anaknya berkurang. Selain itu, remaja terbujuk oleh rayuan sang pacar,
karena mereka memiliki kontrol diri dan iman yang kurang sehingga
mereka melakukan seks pranikah (Krisnawati, 2009). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Krisnawati (2009) juga menunjukkan bahwa pada
responden
dengan
pendidikan
yang
cukup,
kebanyakan
mereka
memperhatikan pelajaran tentang seksualitas di sekolah dan mampu
menyerap materi tetapi kurang memahami materi tersebut dan sebagian
dari mereka ada yang menyalahgunakan materi yang mereka dapat di
sekolah, sehingga mereka melakukan penyimpangan seks pranikah. Pada
responden dengan pendidikan yang baik mereka mampu menyerap
pelajaran tentang seksualitas di sekolah dengan baik, namun mereka
menyalahgunakan materi yang telah didapat di sekolah sehingga sebagian
dari mereka masih ada yang melakukan penyimpangan seks pranikah.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Remaja yang rutin dalam melakukan kegiatan keagamaan tetapi tetap
melakukan perilaku seksual pranikah kemungkinan disebabkan karena
mereka melakukan perilaku keberagamaan bukan atas dasar kepercayaan
yang kuat terhadap agamanya, melainkan karena semata-mata mereka
akan mendapat pahala atau dosa saja (Nugrahawati dkk, 2011).
Dari
hasil
analisis
tambahan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan uji U didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
tingkat religiusitas pada subjek laki-laki maupun perempuan. Hal ini juga
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Afiatin (1998) bahwa
tidak ada perbedaan religiusitas antara pria dan wanita. Dari hasil beberapa
penelitian juga mengungkapkan hal yang sama yaitu tidak adanya
perbedaan religiusitas pada pria dan wanita (Adisubroto, 1992; Khoirudin,
1995; dalam Afiatin 1998). Hal ini memberi indikasi bahwa seiring
dengan kemajuan jaman, wanita tidak lagi diperlakukan secara berbeda
oleh orang dewasa disekitarnya, khususnya dalam pembinaan kehidupan
beragama. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang tua
memberikan bimbingan beragama yang sama terhadap anak pria dan anak
wanitanya (Khoirudin dalam Afiatin, 1998). Berdasarkan hasil analisis
statistik deskriptif ditemukan bahwa religiusitas pada subjek perempuan
(M=118,01) cenderung lebih tinggi dibandingkan pada subjek laki-laki
(114,95).
Hasil analisis tambahan menggunakan uji U pada perilaku
seksual pranikah ditemukan hasil bahwa terdapat perbedaan keterlibatan
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam perilaku seksual pranikah antara subjek laki-laki dan perempuan.
Hal ini juga didukung oleh hasil analisis statistik deskriptif yang
menunjukkan hasil bahwasubjek laki-laki (M=43,18) cenderung terlibat
perilaku seksual yang lebih tinggi dibandingkan perempuan (M=34,83).
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa :
1.
Pada penelitian ini, ternyata variabel harga diri dan religiusitas
terhadap perilaku seksual pranikah tidak linear sehingga uji
hipotesis menggunakan analisis regresi berganda tidak bisa
dilakukan.
2. Tidak ada hubungan antara masing-masing variabel dapat
disebabkan beberapa faktor dari dalam diri dan luar diri subjek
yang diteliti.
3. Kekhususan subjek penelitian yang membuat subjek berbeda dari
subjek penelitian pada umumnya sehingga menghasilkan data
yang tidak linear. Subjek yang berada di kabupaten Barito Timur
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa
subjek menunjukkan hasil yang berbeda dari hasil penelitian
umumnya yang dilakukan di beberapa tempat seperti wilayah
Jawa, Jakarta dan sekitarnya.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian
Kelemahan saat pengambilan data yag mungkin menyebabkan
data menjadi tidak linear. Sebaiknya untuk menghindari guru yang
membagikan skala kepada para siswa dikarenakan dapat terjadi
faking good sehingga siswa tidak jujur dalam menjawab skala yang
diberikan. Hal itu dapat mempengaruhi keakuratan dan kepercayaan
data penelitian yang dimiliki.
C. Saran
1. Bagi orang tua, sebaiknya tidak hanya bersikap komunikatif pada
remaja tetapi juga dapat mengontrol dan mengawasi penggunaan
internet dan media sosial pada remaja, untuk mencegah
meningkatnya perilaku seksual pranikah yang dilakukan remaja
selama berpacaran.
2. Bagi pihak sekolah, untuk lebih meningkatkan pengetahuan akan
dampak perilaku seksual pranikah pada remaja secara lebih
modern agar remaja dapat lebih memperhatikan dan menyerap
informasi yang diberikan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, jika ada yang ingin melakukan
penelitian serupa pada subjek di Kalimantan tengah khusus nya
Kabupaten Barito Timur, hendaknya untuk mengabaikan kedua
variabel bebas yang telah digunakan dalam penenlitian ini karena
sudah terbukti tidak ada hubungan yang signifikan. Lebih
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang mungkin
berhubungan.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. &. (1995). Psikologi Islami. Solusi Islam Atas Problem-problem
Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bourgeois, P. a. (1994). Changes in You and Me : a Book about Puberty, Mostly
for Girls. Kansas City: Andrews and Mcmeel.
Burn, R. B. (1993). Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan dan
Perilaku. Alih Bahasa oleh Eddy. Jakarta: Arcan.
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo.
Conger, J. J. (1991). Adolescence and Youth; Psychological Development in a
Changing World 4th Edition. New York : Harper Collins Publisher.
Darmasih, d. (2009). Kajian Perilaku Seks Pranikah Remaja SMA di Surakarta.
Dister, N. S. (1988). Pengalaman Beragama dan Motivasi Beragama.
Yogyakarta: Kanisius.
Firmiana, M. (2012). Ketimpangan Religiusitas dengan Perilaku : Hubungan
Religiusitas dengan Perilaku Seksual Pranikah Remaja SMA/Sederajat di
Jakarta Selatan.
Frey, D. &. (1984). Enhanching Self-esteem. New York: Accelerated
Development Inc.
Ghufron, M. N. (2010). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Green, L. W. (2005). Health Program Planning: an Education and Ecological
Approach. New York: McGraw-Hill.
Group, F. I. (1999). Multidimentional Measurement of Religiousness, Spirituality
for Use in Health Research. Kalamazoo: Fetzer Institute in Collaboration
with the National Institute on Aging.
Guindon, M. H. (2010). Self-esteem Across the Lifespan and Interventions . New
York: Taylor and Francis Group.
Hadjam, R. (2000). Perilaku Seksual Remaja dalam Berpacaran ditinjau dari
Harga Diri Berdasarkan Jenis Kelamin.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hidayat, K. (2013). Pengaruh Harga Diri dan Penalaran Moral Terhadap
Perilaku Seksual Remaja Berpacaran di SMK Negeri 5 Samarinda.
Hurlock, E. B. (1967). Adolescent Development : Third Edition . New York: Mc
Graw-Hill Book Company.
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
I, K. H. (1997). Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Irawati dan Prihyugiarto, I. (2005). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di Indonesia.
BKKBN.
Irmawaty, L. (2013). Perilaku Seksual Pranikah pada Mahasiswa. STIKes
Medistra Indonesia.
Khairunnissa, A. (2013). Hubungan Religiusitas dan Kontrol Diri dengan
Perilaku Seksual Pranikah Remaja di MAN 1 Samarinda.
Krisnawati, H. (2009). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perilaku Seks
Pranikah pada Remaja.
Marini, L. (2005). Perbedaan Asertivitas Remaja ditinjau dari Pola Asuh Orang
Tua. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Masters, W. H. (1992). Human Sexuality. New York: Harper Collins Publishers
Inc.
Matondang, Z. (2009). Validitas dan Reabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
Jurnal Tabula Rasa PPS UniMed.
Mertia, d. (2008). Hubungan antara Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas
Komunikasi Orangtua dan Anak dengan Perilaku Seks Bebas pada
Remaja Siswa-siswi MAN Gedangrejo, Karanganyar.
Minchinton, J. (1993). Maximum Self-Esteem : The Handbook for Reclaiming
Your Sense of Self-Worth. Kuala Lumpur: Golden Books Centre SDN,
BHD.
Monks F.J, K. A. (2002). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya, Edisi ke Empat Belas. Yogyakarta: Gajah Mada University.
Myles, R. (1983). Taught not Caught; Strategies for Sex Education. Second
Edition. England : Ebenezer Baylis & Son Ltd.
Nugrahawati, N. (2011). Profil Peran Teman Sebaya, Religiusitas, dan Perilaku
Seksual Pranikah pada Mahasiswa.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rachmah, E. (2004). Hubungan antara Sikap Terhadap Pornografi dengan
Perilaku Seks Bebas pada Remaja di SMA Negeri 1 Glenmore.
Ramayulis. (2002). Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia.
Ritandiyono & Andisti,M.A. (2008). Religiusitas dan perilaku seks bebas pada
dewasa
awal.
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/298
Santoso, S. (2015). Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Santrock, J. W. (2003). Child Development (10th Ed). New York: McGraw-Hill.
Santrock, J. W. (2007). Adolescent. Jakarta : Edisi Keenam Erlangga.
Shaluhiyah, Z. (2006). Sexual Lifestyle and Interpersonal Relationships of
University Students in Central Java Indonesia and Their Implication for
Sexual and Reproductive Health.
Sarwono, S, W. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S, W. (2011). Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Siregar, S. (2014). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Soetjiningsih. (2004). Buku Ajar : Tumbuh
Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.
Kembang
Remaja
dan
Soetjiningsih. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual
Pranikah pada Remaja.
Soetjiningsih. (2008). Remaja Usia 15-18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku
Seksual Pranikah. Universitas Gajah Mada.
Steinberg, L. D. (1999). Adolescence, 5th Edition. Boston :McGraw-Hill.
Steinberg, L. D. (2002). Adolescence, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill.
Susilowidradini. (2006). Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya:
Usaha Nasional.
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I
SKALA UJI COBA
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh :
Nama : Jeane Aryati
Nim : 119114175
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tamiang Layang, Januari 2016
Kepada :
Yth. Saudara – saudari
Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Jeane Aryati dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang
sedang saya kerjakan, perkenankan lah saya meminta partisipasi dari saudara –
saudari sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner
ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan
terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah.
Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada
yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda.
Hormat saya,
Jeane Aryati
11/PSI/USD
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini
dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi
dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan
berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa
mencamtumkan identitas saya.
Tamiang Layang, Januari 2016
(………………………………)
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Status
: a. Berpacaran, Lamanya…………………………………
b. Single, Terakhir kali pacaran………………………….
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan
cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan contro
tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu :
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda
Contoh :
No
1
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
Saya mampu menerima diri
S
TS
STS
X
saya apa adanya
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban benar atau salah.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I
Pilihan Jawaban
No
Pernyataan
SS
1
Saya mampu menerima diri saya apa adanya
2
Saya merasa diri saya cukup penting
3
Jika saya gagal, saya akan menyalahkan diri saya
4
Saya menghargai setiap potensi yang ada pada diri saya
5
Saya tipe orang yang tidak mudah marah
6
Saya merasa takut dan sedih jika diri saya gagal
Jika dalam suatu kelompok diminta untuk mengambil
7
keputusan bersama, saya cenderung untuk mengikuti
keputusan terbanyak (umum) daripada harus
menyuarakan pendapat saya
8
9
10
Saya merasa setiap masalah yang terjadi di hidup saya
merupakan akibat dari setiap keputusan yang saya pilih
Lima tahun dari sekarang, saya sudah dapat mencapai
cita-cita saya
Menurut saya, kebahagiaan ditentukan oleh diri sendiri
bukan orang lain
Jika pendapat saya tidak diterima oleh kelompok, saya
11
akan melakukan berbagai cara untuk meyakinkan
kelompok agar menerima pendapat saya
12
13
Saya tidak akan memaksakan kehendak saya pada orang
lain
Saya merasa diri kurang berharga jika saya tidak
mendapatkan penerimaan dari orang lain
14
Saya suka bekerja sama dalam kelompok
15
Saya dapat mentoleransi kekurangan orang lain
16
Saya kurang dapat mentolerir kekurangan seseorang
17
Saya menghargai pendapat orang lain walaupun itu tidak
105
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan pendapat saya
18
19
20
21
22
22
23
24
25
Saya merasa memiliki keunikan diri yang tidak dimiliki
oleh orang lain
Saya kurang dapat menerima diri saya apa adanya
Saya merasa kepentingan orang lain lebih pantas
didahulukan daripada kepentingan saya
Jika saya gagal, saya akan memakluminya dan
memaafkan diri saya
Saya merasa saya kurang memiliki potensi dalam hal
apapun
Saya merasa kurang memiliki potensi dalam hal apapun
Saya merasa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup
saya, diluar control saya
Saya kurang bisa menyesuaikan diri dilingkungan yang
baru
Saya merasa belum mempunyai tujuan hidup yang jelas
Jika saya menjadi ketua dalam sebuah acara, ketika
26
terjadi kesalahan dalam acara, saya akan menyalahkan
anak buah saya yang kerjanya tidak becus
27
Saya tidak akan merasa buruk jika saya ditolak
28
Bagi saya, penerimaan orang lain itu sangat penting
29
Saya cukup pantas untuk diterima semua orang
30
31
32
33
Saya merasa setiap orang layak mendapatkan
penghormatan
Saya merasa hanya orang-orang tertentu saja yang layak
mendapatkan penghormatan
Saya menghormati setiap keputusan yang terpilih dalam
kelompok
Bagi saya, kekurangan dalam diri merupakan suatu
kelemahan
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
35
Saya merasa tidak terlalu membutuhkan pujian dari
orang lain untuk membuat diri saya terlihat baik
Saya merasa diri saya pantas mendapatkan penolakan
Saya melakukan sesuatu sesuai dengan rencana yang
36
telah saya buat, jika tidak sesuai rencana maka saya
merasa hidup saya akan kacau
37
Saya merasa diri saya tidak sehebat orang lain dalam hal
apapun
Saya cukup senang apabila orang lain memuji saya tetapi
38
jika orang lain menjelekkan saya, bagi saya itu tidak
masalah
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Saya kurang menyukai jika ada orang yang menjelekjelekkan saya
Saya terkadang tidak tahu pasti apa yang diri saya
butuhkan
Saya merasa diri saya cukup berharga
Saya merasa ingin marah jika sesuatu terjadi diluar
keinginan/harapan saya
Saya tidak akan berlarut dalam kesedihan jika saya
mengalami kegagalan
Saya merasa buruk jika saya dihina oleh orang lain
Saya merasa cita-cita yang saya pilih kurang sesuai
dengan kemampuan yang saya miliki
Saya merasa setiap masalah yang terjadi dalam hidup
saya kebanyakan disebabkan oleh orang lain
Jika saya gagal, saya dapat menerimanya dengan lapang
dada
Semua hal yang terjadi dalam hidup saya, dikarenakan
atas pilihan hidup yang telah saya buat
Saya akan merasa bahagia jika orang lain juga bahagia
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
51
52
53
54
Ketika saya mengambil suatu keputusan, saya sudah siap
atas apapun konsekuensi yang akan saya terima
Saya tidak pernah menyesali setiap keputusan yang telah
saya buat di hidup saya
Saya senang apabila saya dapat mengontrol orang lain
Saya menghormati setiap perbedaan masing-masing
orang
Jika orang lain berpendapat buruk tentang saya, bagi saya
tidak masalah
55
Saya lebih suka bekerja sendiri
56
Saya tau apa yang diri saya butuhkan
57
Saya tipe orang yang mudah menyesuaikan diri
58
59
60
Saya merasa hidup saya cukup penting, oleh karena itu
orang lain harus mendengarkan saya
Saya akan menghormati orang lain apabila orang lain
juga menghormati saya
Saya kurang pantas untuk dihormati
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pilihan Jawaban
Pernyataan
SS
Ketika saya menghadapi masalah yang besar, saya yakin
bahwa Tuhan tetap menyayangi saya
Saya merasa yakin bahwa ada harapan untuk masa depan
saya
Terkadang saya ingin memilih keyakinan yang saya
minati sendiri, tidak tergantung dari orang tua saya
Saya percaya pada keyakinan saya, tetapi kadang saya
merasa keyakinan lain lebih menarik
Saya senang membaca kitab suci dan buku-buku tentang
keagamaan
Saya menjadikan agama sebagai pedoman hidup saya
Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan
suatu kegiatan
Terkadang saya merasa agama bukanlah hal yang penting
Saya merasa yakin bahwa ada Tuhan yang selalu
mengamati tingkah laku saya
10
Saya merasa percaya adanya Tuhan
11
Terkadang saya merasa bahwa Tuhan itu tidak nyata/ada
12
13
14
15
16
Ketika saya sedang mempunyai masalah, terkadang saya
merasa Tuhan tidak adil kepada saya
Saya rutin melaksanakan kegiatan keberagamaan
(contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu)
Terkadang saya merasa tertarik untuk membaca kitab
suci dan buku-buku keagamaan
Saya merasa nyaman sebagai pemeluk agama yang saya
anut sekarang
Terkadang membaca kitab suci pun tidak membantu saya
109
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam menyelesaikan masalah
Saya senang memakai/membawa atribut keagamaan saya
17
karena itu seperti mewakili identitas saya (contoh: kalung
salib, Rosario, tasbih, dll)
Sejak kecil, orang tua saya telah membiasakan saya
18
untuk rutin melaksanakan kegiatan keagamaan
(contoh : sholat 5 waktu, ke gereja setiap minggu)
19
20
21
22
23
Saya agak menyesali pemberian yang Tuhan berikan
dalam hidup saya
Saya mengikuti organisasi keberagamaan dilingkungan
saya
Saya kurang menyukai untuk memakai atribut
keagamaan
Ketika saya membaca kitab suci, saya merasa seperti
menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi
Saya seakan terpaksa untuk menganut agama saya yang
sekarang
Sejak masih kanak-kanak, saya mendapatkan
24
pengetahuan agama melalui sekolah/orang
tua/lingkungan
25
26
Terkadang saya merasa Tuhan selalu memberikan
pencobaan dalam hidup saya
Saya merasa tidak terlalu perlu/penting untuk melakukan
kegiatan keagamaan secara rutin
27
Terkadang saya lupa untuk berdoa
28
Saya merasakan kehadiran Tuhan setiap saat
29
Terkadang setelah berdoa, hati saya tetap tidak merasa
tenang
30
Saya merasa tenang setelah berdoa
31
Saya kurang meminati organisasi keberagamaan di
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan saya
32
Saya merasa bersyukur atas apa yang sudah Tuhan
berikan dalam hidup saya
Semakin saya mencoba mencari tahu tentang
33
agama/keyakinan saya, saya semakin kurang memahami
dan kurang meminati agama/keyakinan yang saya anut
sekarang
Saya merasa kurang mendapat pengetahuan yang saya
34
butuhkan tentang agama saya dari orang
tua/sekolah/lingkungan
Saya sangat terbuka terhadap ajaran agama lain, tetapi
35
saya tetap memegang teguh agama/keyakinan yang telah
saya miliki
36
37
Terkadang saya merasa, tidak semua ajaran agama dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Saya ingin mencurahkan seluruh hidup saya untuk urusan
agama
Saya percaya jika kita melakukan sesuatu yang baik atau
38
buruk, akan selalu mendapatkan balasan dari Yang Maha
Esa
39
Terkadang saya merasa jika hidup bukan melulu urusan
agama
Saya merasa berbuat baik kepada orang lain karena itu
40
memang kewajiban sebagai manusia bukan hanya ajaran
agama
41
42
43
Saya mengetahui hal yang baik dan yang buruk melalui
ajaran agama
Saya terbuka terhadap ajaran agama lain, apalagi jika
ajaran agama/keyakinan tersebut menarik
Saya makin memahami ajaran agama yang saya anut
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melalui pendidikan agama dan kegiatan keberagamaan
yang saya peroleh sejak kecil
44
45
46
47
48
49
50
Saya berpegang teguh pada ajaran agama yang saya anut
Saya ingin sekali setiap perbuatan baik yang saya
lakukan mencerminkan ajaran agama saya
Saya ingin hidup berdasarkan ajaran-ajaran agama saya
Terkadang saya merasa ajaran agama bukan penentu
sikap baik/buruknya seseorang
Terkadang saya merasa bahwa agama lah yang memicu
terjadinya hal-hal buruk
Terkadang saya mempunyai pikiran bagaimana jika
dunia tanpa agama
Sejak kecil, saya kurang terbiasa membaca kitab suci
ataupun berdoa
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN III
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan
cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan
memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu :
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan
S
: bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan
P
: bila pernyataan tersebut “Pernah” anda lakukan
TP
: bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan
Contoh :
No
1
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
Terkadang saya menonton film
S
P
TP
X
porno
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban benar atau salah.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN III
No
1
2
3
Pilihan Jawaban
Pernyataan
SS
Terkadang saya menonton film porno
Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium kening
saya
Saya meminta pasangan untuk memegang tangan saya
Saat melihat adegan ‘panas’, saya terkadang
4
membayangkan sedang melakukan bersama pasangan
saya
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Saya meminta pasangan untuk mencium pipi/kening saya
Terkadang saya membayangkan adegan erotis walaupun
tidak sedang menonton film porno
Saya menggenggam erat tangan pasangan seakan tidak
ingin melepaskannya
Saya memperboleh kan pasangan untuk memasukkan
lidah nya ketika sedang berciuman bibir
Saya membiarkan/meminta pasangan meremas penis
untuk memberikan rangsangan
Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium pipi
saya
Saya memperbolehkan pasangan untuk memegang
tangan saya
Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium bibir
saya
Saya membiarkan/meminta pasangan meremas payudara
ketika masih berpakaian
Saya memperbolehkan pasangan untuk mencium leher
saya
Saya mempebolehkan/meminta pasangan untuk memeluk
114
S
P
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saya dari belakang
16
17
Saya merasa sangat terangsang ketika menyentuh alat
kelamin sambil menonton adegan dalam film dewasa
Saya membiarkan pasangan meraba-raba bagian tubuh
saat sedang berciuman
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk
18
memegang dan memainkan alat kelamin saya dengan
tangan
19
20
21
Saya memperbolehkan/membiarkan/meminta pasangan
saat ingin melakukan hubungan seksual
Melakukan hubungan seksual dengan pengaman
Saya membiarkan/memperbolehkan pasangan untuk
mencium/mengulum alat kelamin saya
22
Saya memakai alat bantu seks untuk masturbasi/onani
23
Saya memperboleh kan pasangan untuk memeluk saya
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk
24
menempelkan dan menggesekkan alat kelamin nya pada
alat kelamin saya
25
26
27
28
29
30
Saat menonton adegan ‘panas’ pada film dewasa,
terkadang saya menyentuh alat kelamin saya
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan untuk
mencium dada/payudara saya
Saya meminta pasangan untuk memeluk saya
Saya meminta pasangan untuk memainkan alat kelamin
saya di dalam mulutnya
Saling mengulum/mencium alat kelamin pasangan
Melakukan hubungan seksual dalam keadaan
telanjang/setengah telanjang
SELESAI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II
REABILITAS SKALA
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA HARGA DIRI
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
44
100.0
0
.0
44
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.851
60
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
item1
169.50
157.791
.386
.848
item2
171.16
169.858
-.471
.860
item3
170.57
158.716
.215
.850
item4
169.36
158.562
.298
.849
item5
170.36
161.400
.054
.853
item6
170.93
158.809
.152
.852
item7
170.43
163.135
-.037
.854
item8
169.98
158.813
.235
.850
item9
169.43
160.065
.134
.851
item10
169.36
158.144
.247
.849
item11
170.25
158.564
.219
.850
item12
169.77
156.273
.379
.847
item13
170.45
160.812
.118
.851
item14
169.75
157.541
.338
.848
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item15
169.52
157.976
.312
.848
item16
169.91
155.154
.526
.845
item17
169.73
158.668
.277
.849
item18
169.59
161.224
.105
.851
item19
169.93
157.553
.404
.847
item20
170.48
158.720
.179
.851
item21
170.05
157.719
.280
.849
item22
169.86
158.353
.300
.849
item23
170.18
157.780
.315
.848
item24
169.93
157.414
.415
.847
item25
169.95
153.440
.409
.846
item26
169.89
151.359
.616
.842
item27
170.02
153.651
.614
.844
item28
171.05
163.347
-.051
.854
item29
169.84
159.765
.265
.849
item30
169.55
158.347
.250
.849
item31
169.66
152.555
.639
.843
item32
169.80
155.980
.467
.846
item33
170.23
156.924
.286
.849
item34
170.11
154.754
.483
.845
item35
169.95
157.300
.271
.849
item36
170.11
163.545
-.062
.855
item37
170.20
153.376
.507
.844
item38
169.80
156.678
.386
.847
item39
170.66
161.160
.078
.852
item40
170.75
156.843
.302
.848
item41
169.57
155.972
.399
.847
item42
170.75
157.634
.359
.848
item43
169.77
160.552
.101
.852
item44
170.34
158.276
.241
.849
item45
170.02
156.116
.364
.847
item46
169.86
152.307
.646
.842
item47
170.00
158.000
.278
.849
item48
169.84
153.811
.505
.845
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item49
171.20
168.120
-.296
.860
item50
169.66
155.067
.422
.846
item51
169.89
150.894
.588
.842
item52
170.66
159.346
.133
.852
item53
169.55
158.393
.233
.850
item54
169.77
155.436
.493
.846
item55
170.55
159.742
.122
.852
item56
169.98
153.325
.478
.845
item57
169.86
156.865
.377
.847
item58
170.25
159.587
.161
.851
item59
171.07
161.786
.026
.854
item60
169.66
157.114
.435
.847
Scale Statistics
Mean
172.95
Variance
162.928
Std. Deviation
N of Items
12.764
60
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA RELIGIUSITAS
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
44
100.0
0
.0
44
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.884
50
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
item1
155.18
158.524
.408
.882
item2
155.32
157.896
.349
.882
item3
156.86
155.144
.265
.884
item4
156.30
155.655
.269
.883
item5
156.14
155.795
.395
.881
item6
155.43
153.274
.545
.879
item7
155.73
152.063
.532
.879
item8
155.39
151.545
.793
.877
item9
155.18
157.455
.542
.881
item10
155.14
159.469
.371
.882
item11
155.64
158.237
.154
.885
item12
155.98
151.604
.490
.879
item13
156.14
153.655
.452
.880
item14
157.18
164.013
-.141
.889
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item15
155.16
157.160
.511
.881
item16
155.98
153.744
.461
.880
item17
156.20
156.818
.205
.884
item18
155.39
156.568
.359
.882
item19
155.66
157.300
.225
.884
item20
156.25
154.657
.419
.881
item21
156.07
155.088
.355
.881
item22
155.80
156.492
.348
.882
item23
155.32
158.315
.310
.882
item24
155.39
157.638
.260
.883
item25
156.64
156.981
.183
.885
item26
155.61
153.126
.627
.878
item27
156.80
152.585
.429
.880
item28
155.39
154.754
.593
.879
item29
156.05
155.300
.398
.881
item30
155.45
154.300
.549
.879
item31
156.16
154.928
.442
.880
item32
155.25
160.285
.151
.884
item33
155.61
149.777
.683
.876
item34
155.84
154.323
.402
.881
item35
155.66
156.090
.309
.882
item36
156.39
153.638
.422
.880
item37
156.41
154.201
.430
.880
item38
155.61
161.126
.021
.886
item39
156.55
155.928
.316
.882
item40
157.55
162.161
-.043
.889
item41
155.64
154.981
.373
.881
item42
156.73
161.552
-.010
.887
item43
155.57
154.809
.498
.880
item44
155.25
155.959
.518
.880
item45
155.43
155.228
.445
.880
item46
155.36
155.307
.557
.880
item47
156.57
155.693
.283
.883
item48
155.68
155.710
.300
.882
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item49
156.30
149.422
.479
.879
item50
156.07
157.832
.226
.883
Scale Statistics
Mean
159.07
Variance
161.925
Std. Deviation
N of Items
12.725
50
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
Excludeda
Total
%
44
100.0
0
.0
44
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.942
30
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
item1
48.36
181.818
.057
.944
item2
48.02
169.558
.695
.939
item3
48.07
168.902
.490
.941
item4
48.73
176.947
.356
.942
item5
48.41
170.573
.532
.940
item6
48.70
180.864
.073
.945
item7
48.09
175.619
.277
.944
item8
48.66
167.532
.731
.938
item9
49.11
172.382
.674
.939
item10
48.02
168.255
.675
.939
item11
47.77
168.552
.555
.940
item12
48.23
163.901
.784
.937
item13
49.05
171.068
.649
.939
item14
48.82
166.385
.789
.937
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
item15
48.30
164.492
.785
.937
item16
49.00
176.698
.393
.941
item17
48.82
163.268
.854
.936
item18
49.05
166.928
.849
.937
item19
49.09
167.852
.739
.938
item20
49.18
174.664
.555
.940
item21
49.20
171.376
.746
.938
item22
49.30
183.562
-.062
.944
item23
48.18
166.431
.725
.938
item24
49.20
173.004
.689
.939
item25
49.02
177.372
.305
.942
item26
48.93
168.484
.709
.938
item27
48.27
164.622
.746
.938
item28
49.27
173.831
.693
.939
item29
49.23
173.063
.704
.939
item30
49.11
174.661
.487
.941
Scale Statistics
Mean
50.39
Variance
183.080
Std. Deviation
N of Items
13.531
30
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN III
SKALA PENELITIAN
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh :
Nama : Jeane Aryati
Nim : 119114175
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tamiang Layang, Januari 2016
Kepada :
Yth. Saudara – saudari
Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini
Dengan hormat,
Saya Jeane Aryati dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang
sedang saya kerjakan, perkenankan lah saya meminta partisipasi dari saudara –
saudari sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner
ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan
terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah.
Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada
yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda.
Hormat saya,
Jeane Aryati
11/PSI/USD
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini
dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi
dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan
berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa
mencamtumkan identitas saya.
Tamiang Layang, Januari 2016
(………………………………)
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IDENTITAS DIRI
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Agama
:
Status
: a. Berpacaran, Lamanya…………………………………
b. Single, Terakhir kali pacaran………………………….
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan
cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan contro
tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu :
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda
Contoh :
No
1
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
Saya mampu menerima diri
S
TS
STS
X
saya apa adanya
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban benar atau salah.
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN I
No
1
Pilihan Jawaban
Pernyataan
SS
Saya kurang dapat menerima diri saya apa
adanya
Saya cukup senang apabila orang lain memuji
2
saya tetapi jika orang lain menjelekkan saya,
bagi saya itu tidak masalah
3
4
Saya mampu menerima diri saya apa adanya
Saya merasa ingin marah jika sesuatu terjadi
diluar keinginan/harapan saya
Ketika saya mengambil suatu keputusan, saya
5
sudah siap atas apapun konsekuensi yang akan
saya terima
6
7
8
9
10
Saya merasa diri saya cukup berharga
Saya merasa diri saya tidak sehebat orang lain
dalam hal apapun
Saya merasa belum mempunyai tujuan hidup
yang jelas
Saya tipe orang yang mudah menyesuaikan diri
Saya merasa saya kurang memiliki potensi
dalam hal apapun
Semua hal yang terjadi dalam hidup saya,
11
dikarenakan atas pilihan hidup yang telah saya
buat
12
13
14
Saya merasa cita-cita yang saya pilih kurang
sesuai dengan kemampuan yang saya miliki
Saya
kurang
bisa
menyesuaikan
diri
di
lingkungan yang baru
Saya tidak akan memaksakan kehendak saya
131
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada orang lain
15
Saya merasa segala sesuatu yang terjadi dalam
hidup saya, diluar kontrol saya
16
Saya dapat mentoleransi kekurangan orang lain
17
Saya kurang pantas untuk dihormati
18
19
20
21
Saya menghormati setiap keputusan yang
terpilih dalam kelompok
Saya suka bekerja sama dalam kelompok
Jika orang lain berpendapat buruk tentang saya,
bagi saya tidak masalah
Saya terkadang tidak tahu pasti apa yang diri
saya butuhkan
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN II
No
1
Pilihan Jawaban
Pernyataan
SS
Saya merasa yakin bahwa ada Tuhan yang
selalu mengamati tingkah laku saya
Ketika saya sedang mempunyai masalah,
2
terkadang saya merasa Tuhan tidak adil kepada
saya
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Saya merasa yakin bahwa ada harapan untuk
masa depan saya
Saya menjadikan agama sebagai pedoman
hidup saya
Terkadang saya merasa agama bukanlah hal
yang penting
Ketika saya menghadapi masalah yang besar,
saya yakin bahwa Tuhan tetap menyayangi saya
Saya merasa percaya adanya Tuhan
Saya kurang menyukai untuk memakai atribut
keagamaan
Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah
melakukan suatu kegiatan
Saya merasakan kehadiran Tuhan setiap saat
Saya senang membaca kitab suci dan bukubuku tentang keagamaan
Terkadang saya lupa untuk berdoa
Saya
13
rutin
melaksanakan
kegiatan
keberagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke
gereja setiap minggu)
14
Saya
mengikuti
organisasi
keberagamaan
dilingkungan saya
133
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
16
17
18
Saya kurang meminati organisasi keberagamaan
di lingkungan saya
Saya seakan terpaksa untuk menganut agama
saya yang sekarang
Saya merasa tenang setelah berdoa
Terkadang setelah berdoa, hati saya tetap tidak
merasa tenang
Ketika saya membaca kitab suci, saya merasa
19
seperti menemukan solusi atas masalah yang
saya hadapi
20
21
Saya merasa nyaman sebagai pemeluk agama
yang saya anut sekarang
Terkadang membaca kitab suci pun tidak
membantu saya dalam menyelesaikan masalah
Saya makin memahami ajaran agama yang saya
22
anut melalui pendidikan agama dan kegiatan
keberagamaan yang saya peroleh sejak kecil
Saya merasa kurang mendapat pengetahuan
23
yang saya butuhkan tentang agama saya dari
orang tua/sekolah/lingkungan
Sejak kecil, orang tua saya telah membiasakan
24
saya
untuk
rutin
melaksanakan
kegiatan
keagamaan (contoh : sholat 5 waktu, ke gereja
setiap minggu)
Semakin saya mencoba mencari tahu tentang
25
agama/keyakinan saya, saya semakin kurang
memahami
dan
kurang
meminati
agama/keyakinan yang saya anut sekarang
26
Saya sangat terbuka terhadap ajaran agama lain,
tetapi
saya
tetap
memegang
teguh
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
agama/keyakinan yang telah saya miliki
27
28
Saya ingin hidup berdasarkan ajaran-ajaran
agama saya
Terkadang saya merasa jika hidup bukan
melulu urusan agama
Terkadang saya merasa, tidak semua ajaran
29
agama dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
30
31
32
33
34
35
Saya mengetahui hal yang baik dan yang buruk
melalui ajaran agama
Saya berpegang teguh pada ajaran agama yang
saya anut
Terkadang saya merasa bahwa agama lah yang
memicu terjadinya hal-hal buruk
Saya ingin mencurahkan seluruh hidup saya
untuk urusan agama
Terkadang saya mempunyai pikiran bagaimana
jika dunia tanpa agama
Saya ingin sekali setiap perbuatan baik yang
saya lakukan mencerminkan ajaran agama saya
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN III
Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan
cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan
memberi tanda silang (X) pada kotak yang telah tersedia, yaitu :
SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sering” anda lakukan
S
: bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan
P
: bila pernyataan tersebut “Pernah” anda lakukan
TP
: bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah” anda lakukan
Contoh :
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS
S
P
TP
Saya memperbolehkan
1
pasangan untuk memegang
X
tangan saya
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak
ada jawaban benar atau salah.
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAGIAN III
No
1
2
Pilihan Jawaban
Pernyataan
Saya
memperbolehkan
SS
pasangan
untuk
memegang tangan saya
Saya
meminta
pasangan
untuk
mencium
pipi/kening saya
Saat melihat adegan ‘panas’, saya terkadang
3
membayangkan sedang melakukan bersama
pasangan saya
4
5
6
7
8
9
Saya
memperbolehkan
pasangan
untuk
mencium bibir saya
Saya meminta pasangan untuk memegang
tangan saya
Saya
memperbolehkan
pasangan
untuk
mencium kening saya
Saya membiarkan/meminta pasangan meremas
payudara ketika masih berpakaian
Saya membiarkan pasangan meraba-raba bagian
tubuh saat sedang berciuman
Saya meminta pasangan untuk memeluk saya
Saat menonton adegan ‘panas’ pada film
10
dewasa, terkadang saya menyentuh alat kelamin
saya
11
Saya membiarkan/meminta pasangan meremas
penis untuk memberikan rangsangan
Saya
12
memperboleh
memasukkan
lidah
kan
pasangan
untuk
nya
ketika
sedang
berciuman bibir
13
Saya memperbolehkan pasangan untuk
137
S
P
TP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencium pipi saya
14
15
16
17
18
Saya
pasangan
untuk
mencium leher saya
Saya
memperboleh
kan
pasangan
untuk
memeluk saya
Saya mempebolehkan/meminta pasangan untuk
memeluk saya dari belakang
Saya membiarkan/memperbolehkan pasangan
untuk mencium/mengulum alat kelamin saya
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan
untuk mencium dada/payudara saya
Saya
19
memperbolehkan
merasa
sangat
terangsang
ketika
menyentuh alat kelamin sambil menonton
adegan dalam film dewasa
20
Saya meminta pasangan untuk memainkan alat
kelamin saya di dalam mulutnya
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan
21
untuk menempelkan dan menggesekkan alat
kelamin nya pada alat kelamin saya
22
23
Saling
mengulum/mencium
alat
kelamin
seksual
dengan
pasangan
Melakukan
hubungan
pengaman
Saya memperbolehkan/membiarkan pasangan
24
untuk memegang dan memainkan alat kelamin
saya dengan tangan
25
26
Melakukan hubungan seksual dalam keadaan
telanjang/setengah telanjang
Saya
memperbolehkan/membiarkan/meminta
pasangan saat ingin melakukan hubungan
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seksual
SELESAI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV
HASIL PENELITIAN
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov ͣ
Shapiro-Wilk
Statistic
Df
Sig
Statistic
Df
Sig
Harga Diri
.051
114
.200*
.985
114
.244
Religiusitas
.094
114
.014
.970
114
.011
Perilaku
.197
114
.000
.790
114
.000
Seksual
Pranikah
b. Uji Linearitas
ANOVA Table
Tahapan Perilaku Seksual
Sum of
Pranikah Responden *
Squares
Harga Diri Responden
Between Groups
(Combine
df
Mean
F
Sig.
Square
8670.339
26
333.475
2.364
.002
Linearity
506.076
1
506.076
3.587
.062
Deviation
8164.263
25
326.571
2.315
.002
Within Groups
12274.678
87
141.088
Total
20945.018
113
F
Sig.
d)
from
Linearity
ANOVA Table
Sum of
df
Mean
Squares
Tahapan Perilaku Seksual
Between Groups
(Combine
Pranikah Responden *
d)
Religiusitas Responden
Linearity
Deviation
from
141
Square
13379.910
40
334.498
3.228
.000
457.259
1
457.259
4.412
.039
12922.652
39
331.350
3.197
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Linearity
Within Groups
Total
7565.107
73
20945.018
113
103.632
c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
Harga Diri Responden
.739
1.352
Religiusitas Responden
.739
1.352
a. Dependent Variable: Tahapan Perilaku Seksual Pranikah
Responden
d. Uji Homoskesdastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Harga Diri Responden
Religiusitas Responden
Coefficients
Std. Error
13.810
9.857
.523
.158
-.315
.086
Beta
a. Dependent Variable: abs_res
2. Uji Hipotesis
Model Summary
Model
1
R
.306a
R Square
.094
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.078
a. Predictors: (Constant), Religiusitas Responden, Harga Diri
Responden
142
13.076
t
Sig.
1.401
.164
.340
3.300
.001
-.379
-3.674
.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Uji U pada Skala Religiusitas dan Perilaku Seksual Pranikah
a. Uji U pada skala religiusitas berdasarkan jenis kelamin
Ranks
Jenis Kelamin
Responden
Religiusitas Responden
N
Mean Rank
Sum of Ranks
LAKI-LAKI
38
53.72
2041.50
PEREMPUAN
76
59.39
4513.50
Total
114
Test Statisticsa
Religiusitas
Responden
Mann-Whitney U
1300.500
Wilcoxon W
2041.500
Z
-.863
Asymp. Sig. (2-tailed)
.388
a. Grouping Variable: Jenis Kelamin
Responden
b. Uji U pada skala perilaku seksual pranikah berdasarkan jenis
kelamin
Ranks
Jenis Kelamin
Responden
Tahapan Perilaku Seksual
Pranikah Responden
N
Mean Rank
Sum of Ranks
LAKI-LAKI
38
72.20
2743.50
PEREMPUAN
76
50.15
3811.50
Total
114
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Test Statisticsa
Tahapan
Perilaku Seksual
Pranikah
Responden
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
885.500
3811.500
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-3.367
.001
a. Grouping Variable: Jenis Kelamin
Responden
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V
SURAT-SURAT
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download