BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Menjawab

advertisement
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menjawab permasalahan dalam Penulisan Hukum ini, Penulis memiliki
kesimpulan sebagai berikut:
1. Suatu undang-undang yang mengatur ekstradisi adalah bertujuan untuk
memperoleh kepastian tentang diterima atau ditolaknya suatu permintaan
orang yang akan diekstradisi dan juga bagi orang yang dimintakan ekstradisi
tersebut diperoleh rasa keadilan hukum. Dalam kasus permintaan ekstradisi
tersangka penyelundupan manusia oleh Australia, pelaksanaannya sudah
sesuai dengan Perjanjian Ekstradisi Republik Indonesia-Australia yang
disahkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1994. Namun, ekstradisi
kurang efektif dalam menangani masalah kejahatan transnasional.
2. Setelah melalui prosedur ekstradisi yang berdasarkan pada Undang-Undang
Nomor 1 tahun 1979 tentang Ekstradisi dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1994 tentang Pengesahan Perjanjian Ekstradisi antara Republik Indonesia
dengan Australia, pihak Indonesia sebagai Negara Diminta mengabulkan
permohonan ekstradisi yang diajukan oleh Australia terhadap termohon
ekstradisi kasus penyulundupan manusia yaitu Ahmad Zia Alizadah. Tetapi,
sampai saat ini termohon ekstradisi belum diserahkan kepada pihak Australia
107
karena masih menunggu dikeluarkannya Keputusan Presiden berdasarkan
Pasal 36 Undang-Undang No. 1 Tahun 1979. Berdasarkan hal tersebut, maka
dapat dilihat bahwa masalah ekstradisi terdapat unsur politik di dalamnya.
B.
Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka Penulis
memberikan saran sebagai berikut:
1. Lembaga ekstradisi mempunyai peran penting dalam upaya menanggulangi
kejahatan yang berdampak internasional, yaitu agar para pelaku kejahatan
tidak terhindar dari pelaksanaan hukuman serta untuk terlaksananya prinsip
legalitas, maka hendaknya negara-negara unuk dapat menjalin kerjasama
dalam bentuk perjanjian ekstradisi, baik yang dilakukan secara bilateral,
multilateral maupun multiregional sehingga bentuk-bentuk kejahatan yang
dapat berdampak internasional dapat dieliminir dan untuk terciptanya
kepastian hukum. Khususnya Indonesia hendaknya mengadakan perjanjian
ekstradisi dengan lebih banyak negara dan saling memberikan informasi
dengan sesama anggota Interpol;
2.
Hendaknya proses pengambilan keputusan oleh Presiden (Pasal 36 UndangUndang Nomor 1 tahun 1979) yaitu mengenai penentuan dikabulkan atau
ditolaknya suatu permintaan ekstradisi kepada Indonesia segera diberikan
kepada Australia. Hal ini berguna untuk menerapkan prinsip resiprokal,
108
untuk meletakkan dasar kepentingan dan perlakuan hubungan
antar
pemerintah di masa yang akan datang. Serta menerapkan asas legalitas agar
dapat mempertanggungjawabkan perbuatan si pelaku di depan hukum. Dan
juga untuk menjungjung tinggi hak asasi manusia, karena bagi tersangka atau
terpidana yang akan diekstradisi tetap memperoleh hak-haknya di depan
hukum yang berlaku;
3. Pemerintah Indonesia sebaiknya membuat peraturan mengenai tata cara
permintaan penyerahan dan penerimaan orang yang diserahkan, karena hingga
saat ini belum ada Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai Pasal 46
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1979.
Download