ABSTRAK Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Modifikasi Pada Mata Pelajaran Kimia Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa 1. Nancy Willian, M.Si 2. Merry Willian, M.Si 1. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji 2. Guru Kimia SMAN 1 Singkep Barat Kabupaten Lingga Kepulauan Riau Proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran kimia telah berhasil meningkatkan nilai siswa, khususnya pada pokok bahasan Sistem Periodik. Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dilakukan melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Turnament (TGT) Modifikasi pada Pokok Bahasan Sistem Periodik pada Siswa Kelas X SMAN 1 Singkep Barat. Penelitian ini berangkat dari latar belakang rendahnya gairah dan kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran kimia yang diajarkan dengan metode konvensional, akibatnya lebih dari 75% hasil belajar siswa berada di bawah angka kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama yaitu tahab sebelum tindakan (pra siklus) dimana pembelajaran menggunakan metode konvensional dan tahap kedua yaitu tahap setelah tindakan (Siklus I dan Siklus II).Hipotesis dari penelitian ini adalah, hasil belajar dan aktivitas siswa diharapkan dapat meningkat dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik. Dari data hasil belajar siswa didapatkan data tidak berdistribusi normal baik hasil belajar pada pra siklus, isklus I dan siklus II.Maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik non parametik yaitu Uji U Mann Whitney. Dari hasil uji tersebut diperoleh Z hitung > Z (7,79> 1,96), maka hipotesis Ho ditolak dengan kata lain hipotesis alternative (Ha) diterima. Berarti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat, hasil belajar siswa meningkat kearah yang lebih baik dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dari data aktivitas belajar siswa diperoleh bahwa persentase prilaku siswa yang aktif lebih besar dari persentase prilaku siswa yang pasif (79,05% > 20,95%). Ini berarti selama pembelajaran siswa berprilaku aktif. Dari data angket respon siswa dinyatakan baik, karena sebagian besar siswa menjawab di atas 66,68% dari kategori respon yang diberikan pada setiap indicator dalam kategori senang, menarik, berminat berbeda, memudahkan dan sesuai literatur berada pada kriteria 66,68% - 100%. Dari ketiga data yang diperoleh melalui pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. table Kata kunci : Hasil belajar, aktivitas siswa, model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi. PENDAHULUAN Menurutnya gairah belajar selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode pengajaran klasifikasi dan ceramah tanpa perah diselingi berbagai berbagai metode yang menantang untuk berusaha. Akibatnya siswa tidak punya kontribusi yang aktif terhadap kegiatan belajar mengajar baik fisik dan emosional dan ini akan mempengaruhi kulitas berpikir dan pemahaman konsep terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri sehingga menyebabkan menurunnya prestasi belajar. Keselarasan cara pandang seperti di atas tidak bisa hanya dibebankan pada siswa saja, tetapi yang pertama bertanggung jawab adalah guru. Guru secara sadar atau tidak menerapkan sifat otoriter, menghindari pertanyaan dari siswa, memberikan pelajaran secara searah sehingga menaggab siswa sebagai objek penerima, pencatat, dan pengingat. Oleh karena itu guru hendaklah memahami dan cerdas membaca karakter peserta didiknya. Pemahaman ini mencakup kesiapan, kemampuan, ketidak mampuan dan latar belakang peserta didik yang semuanya akan membantu guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik (Sukidin dkk, 1994: 153). Sesuai dengan pemikiran dan kenyataan di atas kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam memahami sistem periodik menjadi dasar dilakukannya penelitian ini.Sebagai mana diketahui dalam mata pelajaran kimia, sistem periodik merupakan jembatan pengetahuan yang menjadi dasar dan kunci pelajaran kimia.Banyak pokok-pokok bahasan dalam mata pelajaran kimia yang merujuk pada pengetahuan dan kepahaman siswa terhadap sistem priodi. Pada pembelajaran saat ini peneliti menemukan fakta di lapangan bahwa dengan metode pembelajaran konvensional lebih dari 75% siswa di kelas masih kesulitan menyebutkan unsur-unsur dalam tabel periodik, apalagi memahami sistem periodik dan keteraturan sifat-sifat kimia unsur-unsur tersebut. Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode yang tepat dalam mempelajari pokok bahasan ini yakni metode yang mudah dipahami, menyenangkan, dan menarik perhatian siswa untuk menggali sumber belajar lebih jauh yakni dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) (Sulipan, 2010: 89). Dalam implementasinya di lapangan peneliti akan memodifikasi bagian-bagian tertentu model pembelajaran tersebut untuk menyesuaikan ketepatan materi dengan karakter kemampuan siswa dengan tidak mengurangi esensi dan prinsip-prinsip pembelejaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Dengan metode ini diharapkan siswa dapat menemukan sendiri pemahamannya, karena prinsip belajar aktif, efektif, kreatif, menyenangkan akan mempermudah daya intelegensi dan emosional dalam menerima segala bentuk pengetahuan (Johnson, Lau Anne, 2009: 15). Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas maka permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik, dibandingkan dengan metode konvensional? (2) Bagaimanakah aktivitas pembelajaran siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi? (3)Bagaimanakah respon siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi?Adapun tujuan dari penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sistem periodik yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi dan dengan yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. (2). Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi. (3).Untuk mengetahui respon siswa pada pokok bahasan sistem periodik dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi. TINJAUAN PUSTAKA Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu.Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.Dalampembelajaran kooperatif siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasi. Siswa yang terbiasa bersifat pasif setelah menerapkan pembelajaran kooperatif terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bias diterima oleh anggota kelompoknya (Made Weda, 2009: 189). Melalui pembelajaran kooperatifmenurut pendapat Lie dalam Made Weda (2009: 189), dapat ddikembangkan sebuah asumsi bahwa prosesbelajar akan lebih bermakna jika peserta didik lebih mendukung dan mengajari walaupun dalam pmbelajaran kooperatif siswa dapat belajar dari dua sumber belajar utama yaitu pengajar dan teman belajar yang lain. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat suatu sistem yang didalamnya terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Menurut Lie dalam Made Weda (2009: 190) unsur unsur tersebut adalah (a) Saling keterkaitan positif (Positive Interpendence); (b) Interaksi tatap muka(fase to face interaction); (c) Akuntabilitas Individual(individual accountability); (d) Keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosian yang secara sengaja diajarkan(use of collative/social skill) Menurut Sukidin dk (2008: 27) perbedaan PTK dengan penelitian formal adalah PTK menerapkan metodologiyang bersifat lebih “longgar” dalam arti tidak terlalu memperhatikan pembakuan instrumentasi.Namun, di pihak lain, sebagai kajian yang taat kaidah (discipline inqury) pengumpulan data tetap dipegang teguh sebagai acuan dalam analisis dan interpretasi data. PTK bukan untuk mengungkapkan kebenaran diri (selfjustification) melainkan untuk mengungkapkan kebenaran, meskipun jangkauan keterterapannya (range of grneralizability) lebih terbatas. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dalam penelitian kali ini tidak mengadopsi secara utuh langkah-langkah yang dirujuk sebagaimana dalam literature (Sulipan, 2010:89).Peneliti melakukan modifikasi yang didasarkan kepada karakter peserta didik, metodepembelajaran yang digunakan dan kesesuaian materi yakni pada pokok bahasan sistem periiodik pada sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat. Alasan modifikasi di atas dapat dipaparkan secara ringkas bahwa penelitian tindakan kelas adalah guru bahkan pengawas sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Hal ini dilakukan karena masih belum ditemukan metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa modifikasi terhadap model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) yang dilakukan peneliti adalah sebuah upaya menyesuaikan kondisi pembelajarana di tempat terjadinya penelitian dengan tujuan PTK yakni terjadinya perbaikan terhadap metode pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat. Menurut Dimyati (2002: 295) mendefinisikan belajar sebagai kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Menurut Hakim (2002: 2) pengertian belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampilkan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku sepertipeningkatan kecakapan, pengeahuan sikap, kebiasaan, pemahaman, dan keterampilan daya piker, memahami hal-hal baru dan mengetahui cara-cara yang lebih baik untuk melakukan banyak hal. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpilkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang diikuti dengan pemahaman tentang hal-hal baru dan caracara yang lebih baik untuk melakukan berbagai aktivitas. Kimia adalah ilmu yang jauh dari sekedar kumpulan fakta dan teori.Menarik melihat perubahan kimia yang terjadi, mengetahui bahan yang tidak dikenal, mempergunakan peralatan laboratorium, memperluas wawasan, membuat hipotesa dan mengetahui mengapa semuanya itu benar atau salah. John T Moore (2007: 9) mengemukakan dalam bukunya, seluruh cabang sains membicarakan tentang materi yaitu segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Kimia adalah ilmu yang mempelajari komposisi dan sifat materi serta perubahan yang dialaminya. Perubahan dari suatu zat menjadi zat lainnya merupakan sesuatu yang disebut oleh para kimiawan sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia dan ini sangat tepat karena ketika perubahan tersebut terjadi maka zat baru akan tecipta. “Perubahan kimia melibatkan unsur-unsur.Para kimiawan mengelompokkan unsur-unsur tersebut dalam sebuah tabel yang disebut tabel periodik.Dengan tabel ini mereka tidak harus mempelajari sifat-sifat unsur satu persatu dan ini memudahkan mempelajari unsur-unsur dan sifat-sifatnya. Tidak terbayangkan bila harus mengerjakan sesuatu tanpa menggunakan tabel periodik, akan lebih mudah mempelajari sifat-sifat unsur dalam satu kelompok sehingga menghemat waktu dan pikiran. Mereka dapat menemukan hubungan antar unsur dan dapat menuliskan rumus senyawa yang berbedabeda dengan menggunakan tabel periodik.Tabel tersebut memuat informasi khusus dan selanjutnya keteraturan sifat-sifat unsur-unsur yang disusun secara berkala menghasilkan sebuah sistem periodik”.(John T Moore, 2007: 53). Dapat kita simpulkan dari uraian di atas bahwa sistem periodik adalah kunci dasar mempelajari ilmu kimia.Banyak pokok-pokok bahasan dalam dunia kimia merujuk kepada sistem periodik, sehingga para ilmuwan sangat menaruh perhatian khusus terhadap sistem periodik ini. METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMAN 1 Singkep Barat Kabupaten Lingga Kepulauan Riau. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas X dengan jumlah siswa 41 orang dari 19 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Maret 2012. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan 3 siklus yang dibagi ke dalam 2 tahap.Tahap pertama disebut tahap sebelum tindakan (pra siklus) dimana pembelajaran dilakukan secara konvensional dan tahap kedua yaitu tahap setelah tindakan yang dilaksanakan 2 siklus yakni siklus I dan siklus II dimana pembelajaran dilakukan dengan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat yang terdiri dari 41 siswa dengan komposisi perempuan 22 orang dan laki-laki 19 orang.Sebelum Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akana digunakan untuk memberikan perlakuan dalam Penelitian indakan Kelas yaitu Kompetensi Dasar: (1) Sistem periodik; (2) Sifat priodik. Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran yang berupa (1) Lembar kerja Siswa, (2) Lembar observasi, (3) Lembar evaluasi, (4) Lembar angket. Kemudian juga disusun daftar nama kelompok yang disusun secara heterogen. Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Pada siklus ini pembelajaran dilaksanakan secara konvensional kemudian diambil hasil belajar siswa melalui test. Ini sebagai dasar untuk siklus berikutnya yaitu siklus tindakan, apakah setelah tindakan, terjadi perbaikan atau tidak dalam proses pembelajaran, Setelah tindakan (Siklus I) Pada siklus I dilaksanakan tindakan yakni penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) 2. Pelaksanaan (acting) 3. Pengamatan (observasition) 4. Refleksi (refiecting) Setelah Tindakan (Siklus II) Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan (planning) Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama 2. Pelaksanaan (acting) Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT modifikasi berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama 3. Pengamatan (observasi) Tim peneliti (Guru dan Observer) melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi. 4. Refleksi (refiecting) Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, pokok bahasan sistem periodik pada kelas X di SMAN 1 Singkep Barat. Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi tes, observasi, angket.Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pembelajaran (RP) sebelum tindakan dan sesudah tindakan, Lembar Kerja Siswa (LKS). Pengumpulan data melibatkan semua siswa sebagai subjek penelitian meliputi data dari hasil belajar, aktivitas dan respon siswa.Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif yaitu hasil pengamatan selama jalannya pembelajaran melalui lembar pengamatan dengan menggunakan persentase aktivitas siswa.Siswa dikatakan aktif apabila telah memenuhi criteria lebih besar dari siswa pasif.Kategori siswa aktif adalah menyimak/mencatat penjelasan guru, mempelajari bahan ajar LKS, menyelesaikan masalah/menemukan masalah, melakukan diskusi dengan teman dalam suatu kelompok, bertanya pada guru dan teman, mengkomunikasikan /menyajikan hasil kerja kelompoknya.Sedangkan siswa yang kategori pasif menimak penjelasan guru/teman dan berprilaku tidak sesuai dengan KBM.Data yang diperoleh melalui lembaraktivitas siswa diolah dengan analisis deskriptif.Perhitungan dilakukan disadur dari Afianarti (2004: 3) dalam Hindrayadi (2006: 47). .Respon siswa dikatakan positif apabila persentase yang terbesar dari ratarata persentase setiap indikator berada dalam kategori “senang”, “menarik”, “berminat”, “berbeda”, “memudahkan”, “sesuai”.Menghitung nilai Z tabel .Menguji hipotesis dengan kriteria: Ho diterima jika Z hitung Z tabel Ha diterima jika Z hitung Z tabel Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji dua pihak yaitu pihak kiri dan kanan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah tindakan (siklus I dan siklus II).Dari data hasil belajar siswa didapatkan data tidak berdistribusi normal baik hasil belajar pada pra siklus, isklus I dan siklus II.Maka untuk menguji hipotesis digunakan statistik non parametik yaitu Uji U Mann Whitney. Dari hasil uji tersebut diperoleh Z hitung > Z table (7,79> 1,96), maka hipotesis Ho ditolak dengan kata lain hipotesis alternative (Ha) diterima. Berarti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat, hasil belajar siswa meningkat kearah yang lebih baik dibanding dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dari data aktivitas belajar siswa diperoleh bahwa persentase prilaku siswa yang aktif lebih besar dari persentase prilaku siswa yang pasif (79,05% > 20,95%). Ini berarti selama pembelajaran siswa berprilaku aktif. Dari data angket respon siswa dinyatakan baik, karena sebagian besar siswa menjawab di atas 66,68% dari kategori respon yang diberikan pada setiap indicator dalam kategori senang, menarik, berminat berbeda, memudahkan dan sesuai literatur berada pada kriteria 66,68% - 100%.Dari ketiga data yang diperoleh melalui pra siklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. KESIMPULAN. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data siswa terhadap pencapaian model pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat sebagai berikut: (1).Aktifitas siswa dinyatakan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung, karena dari hasil pengamatan persentase perilaku siswa yang aktif lebih besar dari persentase perilaku siswa yang pasif (79,05% > 20,95%). (2)Terdapat perbedaan antara rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi dengan pembelajaran konvensional yaitu 29,78 meningkat menjadi 78,02. (3).Dari hasil uji hipotesis melalui statistic maka pada tahap kepercayaan α = 5% diperoleh Z hitung > Z tabel yaitu (7,79 > 1,96) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan α = 5% hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada poko bahasan sistem periodik. (4).Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi dinyatakan baik karena sebagian siswa menjawab di atas 68,68% dari kategori respon yang diberikan. Respon siswa dikatakan baik apabila persentase setiap indikator berada dalam kategori: senang, menarik, berminat, berbeda, memudahkan, dan sesuai pada criteria 66,68 – 100%. Efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi, pokok bahasan sistem periodic pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat dinyatakan efektif karena aktivitas belajar siswa aktif, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang lebih baik dan respon siswa tergolong baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi, 2008. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Hindrayadi. 2006. Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam Soal Cerita Pokok Bahasan Persamaan Linear. Pontianak: Skripsi. Johnson, Lau Anne, 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik (How to Grab Your Students by Their Brains). San Fransisco: Terjemahan Indeks. Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Moore, T. John. 2003. Kimia for Dummies. New York: Wiiey Publishing. Inc Sukidin., Basrowi., Suranto., 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: insane Cendekia. Sulipan. 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Ilmiah. Bandung: Tantiarama dan Eksis Media. Susilo. 2007. Panduan Tindakan Kelas. Yougyakarta: Pustaka Book Publisher. Wena, Made. 2007. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara