Team Games Tournament - Universitas Maritim Raja Ali Haji

advertisement
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament)
Modifikasi Pada Mata Pelajaran Kimia Dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
1. Nancy Willian, M.Si
2. Merry Willian, M.Si
1. Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali
Haji
2. Guru Kimia SMAN 1 Singkep Barat Kabupaten Lingga Kepulauan Riau
Proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran kimia telah berhasil
meningkatkan nilai siswa, khususnya pada pokok bahasan Sistem Periodik. Upaya
Peningkatan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa dilakukan melalui Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Turnament (TGT) Modifikasi pada Pokok
Bahasan Sistem Periodik pada Siswa Kelas X SMAN 1 Singkep Barat. Penelitian ini
berangkat dari latar belakang rendahnya gairah dan kemampuan belajar siswa dalam mata
pelajaran kimia yang diajarkan dengan metode konvensional, akibatnya lebih dari 75% hasil
belajar siswa berada di bawah angka kriteria ketuntasan minimal.
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama yaitu tahab sebelum tindakan
(pra siklus) dimana pembelajaran menggunakan metode konvensional dan tahap kedua yaitu
tahap setelah tindakan (Siklus I dan Siklus II).Hipotesis dari penelitian ini adalah, hasil
belajar dan aktivitas siswa diharapkan dapat meningkat dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem
periodik.
Dari data hasil belajar siswa didapatkan data tidak berdistribusi normal baik hasil
belajar pada pra siklus, isklus I dan siklus II.Maka untuk menguji hipotesis digunakan
statistik non parametik yaitu Uji U Mann Whitney. Dari hasil uji tersebut diperoleh Z hitung > Z
(7,79> 1,96), maka hipotesis Ho ditolak dengan kata lain hipotesis alternative (Ha)
diterima. Berarti dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X
SMAN 1 Singkep Barat, hasil belajar siswa meningkat kearah yang lebih baik dibanding
dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Dari data aktivitas belajar siswa diperoleh
bahwa persentase prilaku siswa yang aktif lebih besar dari persentase prilaku siswa yang
pasif (79,05% > 20,95%). Ini berarti selama pembelajaran siswa berprilaku aktif. Dari data
angket respon siswa dinyatakan baik, karena sebagian besar siswa menjawab di atas 66,68%
dari kategori respon yang diberikan pada setiap indicator dalam kategori senang, menarik,
berminat berbeda, memudahkan dan sesuai literatur berada pada kriteria 66,68% - 100%.
Dari ketiga data yang diperoleh melalui pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X
SMAN 1 Singkep Barat dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
table
Kata kunci : Hasil belajar, aktivitas siswa, model pembelajaran kooperatif tipe Team Games
Tournament (TGT) modifikasi.
PENDAHULUAN
Menurutnya gairah belajar selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologis
juga berakar pada paradigma pendidikan konvensional yang selalu menggunakan metode
pengajaran klasifikasi dan ceramah tanpa perah diselingi berbagai berbagai metode yang
menantang untuk berusaha. Akibatnya siswa tidak punya kontribusi yang aktif terhadap
kegiatan belajar mengajar baik fisik dan emosional dan ini akan mempengaruhi kulitas
berpikir dan pemahaman konsep terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri sehingga
menyebabkan menurunnya prestasi belajar.
Keselarasan cara pandang seperti di atas tidak bisa hanya dibebankan pada siswa
saja, tetapi yang pertama bertanggung jawab adalah guru. Guru secara sadar atau tidak
menerapkan sifat otoriter, menghindari pertanyaan dari siswa, memberikan pelajaran
secara searah sehingga menaggab siswa sebagai objek penerima, pencatat, dan
pengingat. Oleh karena itu guru hendaklah memahami dan cerdas membaca karakter
peserta didiknya. Pemahaman ini mencakup kesiapan, kemampuan, ketidak mampuan
dan latar belakang peserta didik yang semuanya akan membantu guru dalam
melaksanakan tugasnya dengan baik (Sukidin dkk, 1994: 153).
Sesuai dengan pemikiran dan kenyataan di atas kurangnya minat dan
kemampuan siswa dalam memahami sistem periodik menjadi dasar dilakukannya
penelitian ini.Sebagai mana diketahui dalam mata pelajaran kimia, sistem periodik
merupakan jembatan pengetahuan yang menjadi dasar dan kunci pelajaran kimia.Banyak
pokok-pokok bahasan dalam mata pelajaran kimia yang merujuk pada pengetahuan dan
kepahaman siswa terhadap sistem priodi. Pada pembelajaran saat ini peneliti menemukan
fakta di lapangan bahwa dengan metode pembelajaran konvensional lebih dari 75% siswa
di kelas masih kesulitan menyebutkan unsur-unsur dalam tabel periodik, apalagi
memahami sistem periodik dan keteraturan sifat-sifat kimia unsur-unsur tersebut.
Untuk itulah maka diperlukan sebuah metode yang tepat dalam mempelajari
pokok bahasan ini yakni metode yang mudah dipahami, menyenangkan, dan menarik
perhatian siswa untuk menggali sumber belajar lebih jauh yakni dengan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) (Sulipan, 2010: 89).
Dalam implementasinya di lapangan peneliti akan memodifikasi bagian-bagian
tertentu model pembelajaran tersebut untuk menyesuaikan ketepatan materi dengan
karakter kemampuan siswa dengan tidak mengurangi esensi dan prinsip-prinsip
pembelejaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT).
Dengan metode ini diharapkan siswa dapat menemukan sendiri pemahamannya,
karena prinsip belajar aktif, efektif, kreatif, menyenangkan akan mempermudah daya
intelegensi dan emosional dalam menerima segala bentuk pengetahuan (Johnson, Lau
Anne, 2009: 15).
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas maka permasalahan yang ada
dapat dirumuskan sebagai berikut : (1) Bagaimanakah pengaruh penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik, dibandingkan dengan metode
konvensional? (2) Bagaimanakah aktivitas pembelajaran siswa dengan diterapkannya
metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi?
(3)Bagaimanakah respon siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi?Adapun tujuan dari penerapan metode
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok
bahasan sistem periodik adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui perbedaan rata-rata
hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan sistem periodik yang diajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
modifikasi dan dengan yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. (2).
Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa pada pokok bahasan sistem periodik dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
modifikasi. (3).Untuk mengetahui respon siswa pada pokok bahasan sistem periodik
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) modifikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu pembelajaran kelompok yang memiliki
aturan-aturan tertentu.Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk
kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan
bersama.Dalampembelajaran kooperatif siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam
suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasi.
Siswa yang terbiasa bersifat pasif setelah menerapkan pembelajaran kooperatif terpaksa
berpartisipasi secara aktif agar bias diterima oleh anggota kelompoknya (Made Weda,
2009: 189).
Melalui pembelajaran kooperatifmenurut pendapat Lie dalam Made Weda (2009:
189), dapat ddikembangkan sebuah asumsi bahwa prosesbelajar akan lebih bermakna
jika peserta didik lebih mendukung dan mengajari walaupun dalam pmbelajaran
kooperatif siswa dapat belajar dari dua sumber belajar utama yaitu pengajar dan teman
belajar yang lain.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat suatu sistem yang didalamnya terdapat
unsur-unsur yang saling berkaitan. Menurut Lie dalam Made Weda (2009: 190) unsur
unsur tersebut adalah (a) Saling keterkaitan positif (Positive Interpendence); (b) Interaksi
tatap muka(fase to face interaction); (c) Akuntabilitas Individual(individual
accountability); (d) Keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau
keterampilan sosian yang secara sengaja diajarkan(use of collative/social skill)
Menurut Sukidin dk (2008: 27) perbedaan PTK dengan penelitian formal adalah
PTK menerapkan metodologiyang bersifat lebih “longgar” dalam arti tidak terlalu
memperhatikan pembakuan instrumentasi.Namun, di pihak lain, sebagai kajian yang taat
kaidah (discipline inqury) pengumpulan data tetap dipegang teguh sebagai acuan dalam
analisis dan interpretasi data. PTK bukan untuk mengungkapkan kebenaran diri (selfjustification) melainkan untuk mengungkapkan kebenaran, meskipun jangkauan
keterterapannya (range of grneralizability) lebih terbatas.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
dalam penelitian kali ini tidak mengadopsi secara utuh langkah-langkah yang dirujuk
sebagaimana dalam literature (Sulipan, 2010:89).Peneliti melakukan modifikasi yang
didasarkan kepada karakter peserta didik, metodepembelajaran yang digunakan dan
kesesuaian materi yakni pada pokok bahasan sistem periiodik pada sistem periodik pada
siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat.
Alasan modifikasi di atas dapat dipaparkan secara ringkas bahwa penelitian
tindakan kelas adalah guru bahkan pengawas sekolah untuk memperbaiki proses belajar
mengajar yang dilakukan di kelas. Hal ini dilakukan karena masih belum ditemukan
metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik benang merahnya bahwa modifikasi
terhadap model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) yang dilakukan peneliti
adalah sebuah upaya menyesuaikan kondisi pembelajarana di tempat terjadinya
penelitian dengan tujuan PTK yakni terjadinya perbaikan terhadap metode pembelajaran
kimia khususnya pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1
Singkep Barat.
Menurut Dimyati (2002: 295) mendefinisikan belajar sebagai kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, prilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan
belajar. Menurut Hakim (2002: 2) pengertian belajar adalah suatu proses perubahan di
dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampilkan dalam peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku sepertipeningkatan kecakapan, pengeahuan sikap,
kebiasaan, pemahaman, dan keterampilan daya piker, memahami hal-hal baru dan
mengetahui cara-cara yang lebih baik untuk melakukan banyak hal.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpilkan bahwa belajar adalah
perubahan tingkah laku yang diikuti dengan pemahaman tentang hal-hal baru dan caracara yang lebih baik untuk melakukan berbagai aktivitas.
Kimia adalah ilmu yang jauh dari sekedar kumpulan fakta dan teori.Menarik
melihat perubahan kimia yang terjadi, mengetahui bahan yang tidak dikenal,
mempergunakan peralatan laboratorium, memperluas wawasan, membuat hipotesa dan
mengetahui mengapa semuanya itu benar atau salah. John T Moore (2007: 9)
mengemukakan dalam bukunya, seluruh cabang sains membicarakan tentang materi
yaitu segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Kimia adalah ilmu
yang mempelajari komposisi dan sifat materi serta perubahan yang dialaminya.
Perubahan dari suatu zat menjadi zat lainnya merupakan sesuatu yang disebut oleh para
kimiawan sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia dan ini sangat tepat karena ketika
perubahan tersebut terjadi maka zat baru akan tecipta.
“Perubahan kimia melibatkan unsur-unsur.Para kimiawan mengelompokkan
unsur-unsur tersebut dalam sebuah tabel yang disebut tabel periodik.Dengan tabel ini
mereka tidak harus mempelajari sifat-sifat unsur satu persatu dan ini memudahkan
mempelajari unsur-unsur dan sifat-sifatnya. Tidak terbayangkan bila harus mengerjakan
sesuatu tanpa menggunakan tabel periodik, akan lebih mudah mempelajari sifat-sifat
unsur dalam satu kelompok sehingga menghemat waktu dan pikiran. Mereka dapat
menemukan hubungan antar unsur dan dapat menuliskan rumus senyawa yang berbedabeda dengan menggunakan tabel periodik.Tabel tersebut memuat informasi khusus dan
selanjutnya keteraturan sifat-sifat unsur-unsur yang disusun secara berkala
menghasilkan sebuah sistem periodik”.(John T Moore, 2007: 53).
Dapat kita simpulkan dari uraian di atas bahwa sistem periodik adalah kunci
dasar mempelajari ilmu kimia.Banyak pokok-pokok bahasan dalam dunia kimia merujuk
kepada sistem periodik, sehingga para ilmuwan sangat menaruh perhatian khusus
terhadap sistem periodik ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di SMAN 1 Singkep Barat Kabupaten Lingga
Kepulauan Riau. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah kelas X dengan jumlah
siswa 41 orang dari 19 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Maret 2012.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan 3 siklus yang dibagi ke dalam 2
tahap.Tahap pertama disebut tahap sebelum tindakan (pra siklus) dimana
pembelajaran dilakukan secara konvensional dan tahap kedua yaitu tahap setelah
tindakan yang dilaksanakan 2 siklus yakni siklus I dan siklus II dimana pembelajaran
dilakukan dengan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas X SMAN 1 Singkep Barat yang terdiri dari 41 siswa dengan komposisi
perempuan 22 orang dan laki-laki 19 orang.Sebelum Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan dibuat berbagai input instrumental yang akana digunakan untuk
memberikan perlakuan dalam Penelitian indakan Kelas yaitu Kompetensi Dasar: (1)
Sistem periodik; (2) Sifat priodik. Selain itu juga dibuat perangkat pembelajaran yang
berupa (1) Lembar kerja Siswa, (2) Lembar observasi, (3) Lembar evaluasi, (4)
Lembar angket. Kemudian juga disusun daftar nama kelompok yang disusun secara
heterogen.
Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
Pada siklus ini pembelajaran dilaksanakan secara konvensional kemudian diambil
hasil belajar siswa melalui test. Ini sebagai dasar untuk siklus berikutnya yaitu siklus
tindakan, apakah setelah tindakan, terjadi perbaikan atau tidak dalam proses
pembelajaran,
Setelah tindakan (Siklus I)
Pada siklus I dilaksanakan tindakan yakni penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT modifikasi yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (acting)
3. Pengamatan (observasition)
4. Refleksi (refiecting)
Setelah Tindakan (Siklus II)
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan (planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus
pertama
2. Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe TGT modifikasi
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama
3. Pengamatan (observasi)
Tim peneliti (Guru dan Observer) melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
pada pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi.
4. Refleksi (refiecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menganalisis untuk serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe TGT modifikasi dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar
siswa, pokok bahasan sistem periodik pada kelas X di SMAN 1 Singkep Barat.
Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas ini meliputi tes, observasi,
angket.Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Rencana
Pembelajaran (RP) sebelum tindakan dan sesudah tindakan, Lembar Kerja Siswa
(LKS).
Pengumpulan data melibatkan semua siswa sebagai subjek penelitian meliputi
data dari hasil belajar, aktivitas dan respon siswa.Untuk mengetahui bagaimana
aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif yaitu hasil pengamatan selama jalannya
pembelajaran melalui lembar pengamatan dengan menggunakan persentase aktivitas
siswa.Siswa dikatakan aktif apabila telah memenuhi criteria lebih besar dari siswa
pasif.Kategori siswa aktif adalah menyimak/mencatat penjelasan guru, mempelajari
bahan ajar LKS, menyelesaikan masalah/menemukan masalah, melakukan diskusi
dengan teman dalam suatu kelompok, bertanya pada guru dan teman,
mengkomunikasikan /menyajikan hasil kerja kelompoknya.Sedangkan siswa yang
kategori pasif menimak penjelasan guru/teman dan berprilaku tidak sesuai dengan
KBM.Data yang diperoleh melalui lembaraktivitas siswa diolah dengan analisis
deskriptif.Perhitungan dilakukan disadur dari Afianarti (2004: 3) dalam Hindrayadi
(2006: 47). .Respon siswa dikatakan positif apabila persentase yang terbesar dari ratarata persentase setiap indikator berada dalam kategori “senang”, “menarik”,
“berminat”, “berbeda”, “memudahkan”, “sesuai”.Menghitung nilai Z tabel .Menguji
hipotesis dengan kriteria:
Ho diterima jika Z hitung  Z tabel
Ha diterima jika Z hitung  Z tabel
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji dua pihak yaitu
pihak kiri dan kanan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus) dan setelah
tindakan (siklus I dan siklus II).Dari data hasil belajar siswa didapatkan data tidak
berdistribusi normal baik hasil belajar pada pra siklus, isklus I dan siklus II.Maka
untuk menguji hipotesis digunakan statistik non parametik yaitu Uji U Mann
Whitney. Dari hasil uji tersebut diperoleh Z hitung > Z table (7,79> 1,96), maka hipotesis
Ho ditolak dengan kata lain hipotesis alternative (Ha) diterima. Berarti dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
modifikasi pada pokok bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep
Barat, hasil belajar siswa meningkat kearah yang lebih baik dibanding dengan
menggunakan pembelajaran konvensional. Dari data aktivitas belajar siswa diperoleh
bahwa persentase prilaku siswa yang aktif lebih besar dari persentase prilaku siswa
yang pasif (79,05% > 20,95%). Ini berarti selama pembelajaran siswa berprilaku aktif.
Dari data angket respon siswa dinyatakan baik, karena sebagian besar siswa
menjawab di atas 66,68% dari kategori respon yang diberikan pada setiap indicator
dalam kategori senang, menarik, berminat berbeda, memudahkan dan sesuai literatur
berada pada kriteria 66,68% - 100%.Dari ketiga data yang diperoleh melalui pra
siklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) modifikasi pada pokok
bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
KESIMPULAN.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data siswa
terhadap pencapaian model pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi pada pokok
bahasan sistem periodik pada siswa kelas X SMAN 1 Singkep Barat sebagai berikut:
(1).Aktifitas siswa dinyatakan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung,
karena dari hasil pengamatan persentase perilaku siswa yang aktif lebih besar dari
persentase perilaku siswa yang pasif (79,05% > 20,95%). (2)Terdapat perbedaan
antara rata-rata hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe TGT modifikasi dengan pembelajaran konvensional yaitu 29,78 meningkat
menjadi 78,02. (3).Dari hasil uji hipotesis melalui statistic maka pada tahap
kepercayaan α = 5% diperoleh Z hitung > Z tabel yaitu (7,79 > 1,96) maka Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada taraf kepercayaan α =
5% hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
modifikasi lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional pada poko bahasan sistem periodik. (4).Respon siswa terhadap
penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT modifikasi dinyatakan baik karena
sebagian siswa menjawab di atas 68,68% dari kategori respon yang diberikan. Respon
siswa dikatakan baik apabila persentase setiap indikator berada dalam kategori:
senang, menarik, berminat, berbeda, memudahkan, dan sesuai pada criteria 66,68 –
100%. Efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament
(TGT) modifikasi, pokok bahasan sistem periodic pada siswa kelas X SMAN 1
Singkep Barat dinyatakan efektif karena aktivitas belajar siswa aktif, hasil belajar
siswa mengalami peningkatan yang lebih baik dan respon siswa tergolong baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., Suhardjono., Supardi, 2008. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Asrori, Muhammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Hindrayadi. 2006. Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam Soal Cerita Pokok Bahasan
Persamaan Linear. Pontianak: Skripsi.
Johnson, Lau Anne, 2009. Pengajaran yang Kreatif dan Menarik (How to Grab Your
Students by Their Brains). San Fransisco: Terjemahan Indeks.
Kunandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Raja Grasindo Persada.
Moore, T. John. 2003. Kimia for Dummies. New York: Wiiey Publishing. Inc
Sukidin., Basrowi., Suranto., 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: insane
Cendekia.
Sulipan. 2010. Teknik Mudah Menyusun Karya Ilmiah. Bandung: Tantiarama dan Eksis
Media.
Susilo. 2007. Panduan Tindakan Kelas. Yougyakarta: Pustaka Book Publisher.
Wena, Made. 2007. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
Download