SENI HIAS DAMAR KURUNG DAN LUKISAN KACA DI JAWA TIMUR Suatu Kajian Seni Rupa TradisionaL i TESIS (SM. 720) Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh Ismoerdijahwati Koeshandari Nim.27099502 Program Studi Seni Murni PROGRAM MAGISTER SENI MURNI PROGRAM PASCASARJANA SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2001 Drs. Jakob Soemardjo Dr. Abay Subarna ABSTRAK "Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca di Jawa Timur" sebagai Suatu Kajian Seni Rupa Tradisional merupakan penelitian yang mengangkat kembali nilai tradisi karyakarya seni rupa sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang nyaris punah, sangat penting diupayakan. Beragam kekayaan seni rupa Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, salah satu diantaranya berasal dart Jawa Timur, YAW Sent Hias Damar Kurung dan Gresik dan beragam lukisan kaca dari Jawa Tin=. Seni bias Damar Kurung dari Gresik, adalah berupa gambar-gambar hiasan yang terdapat pada kap lampunya, berikut beragam lukisan kaca dari Jawa Timur. Ungkapan sent rupa tradisional yang dundtkmya, berupa makna stmbolik dan bahasa rupa, berkut makna sosmlnya, berbeda dari daerah lain di Jawa khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Sedangkan sebagian besar keberadaanya sudah sangat sulit untuk dilacak asal-usulnya karena ketiadaan data yang terstmpan balk dalam sumber tertulis, artefak, data rekaman dan peninggalan sejarah. Penelitian ini diperlukan untuk mengetahut substansi keberadaan Seni Hias Damar Kurung dart Gresik dan beragam lukisan Kaca dart Jawa Timur, dengan mengolah datadata yang diperoleh melalui analisa dan klasifikasi berdasarkan pada bentuk hiasan, warna dan ragam hiasan, sehingga dapat diketahui fungsi seni bias Damar Kurung dari Gresik dan ragam lukisan kaca dari Jawa Timur. Perlu diketahui juga apakah ada keterkaitan antara sent hias Damar Kurung dari Gresik dan ragam Lukisan Kaca dari Jawa Ttnwr, dan terdapat pule keterkaitan dengan seni rupa tradisi yang lain rnisalaya, relief-relief candi dan wayang. Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini disamping bertujuan untuk mengetahui substansi dart keberadaan sent bias Damar Kurung dari Gresik dan ragam lukisan kaca dari Jawa Timur juga, perkembangannya, makna dan bentuk pada ungkapan seni nipanya, perubahan-perubahan yang terjadi dari keberadaannya. Kemudian konsep, penerapan dan teknologi yang merupakan refleksi dari basil spiritual masyarakatnya. Kajian-kaftan intlah yang nantmya dapat diambil manfaat dan kegunaanya, antara lain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama bidang sent rupa sebagai bagian dan kaftan ilmu-ilmu humamora. Dan dapat dipakai sebagai salah satu sumber informasi untuk penelitian-penelitian berikutnya. Disamping itu kajian dari penelitian tnt, untuk mengetahui makna bahasa, rupa dan stmbolik sebagat realitas dan nilat ideologts melalui persepsi historis, lingkungan kehidupan, dan sosial budaya. Dengan demikian dan penelitan ini pula dapat " diketahui tentang identttm budaya dari bangsa Indonesia, yang merupakan substansi dari eksistensi karya-karya seni rupa tradisi dengan konsep mono dualisme, dualisme dwi tunggal dan tri tunggal yang mempersatu budaya bangsa. Karya-karya tersebut maser memperlihatkan "local genius" dengan adanya ciri tradisional yang masih bertahan dan bahkan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar serta mengetahui konsep seni rupa tradisi sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia, untuk kepentingan masa depan seni rupa Indonesia. "Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan di Jawa Timur" merupakan Suatu Kajian Seni Rupa Tradisional yang berupa penelitian yang berorientasi pada metode kualitatif, dengan menggunakan paradigma (model) konstruktivis. Yang artinya menggunakan berbagai sudut pandang dari beragam data (misalnya: Damar Kurung sebagai benda lampion, beragam seni bias dari Damar Kurung, senimannya, lingkungan yang berhubungan dengan Damar Kurung. Kemudian lukisan kaca, beragam lukisan kaca, senunannya, lingkungan yang berhubungan dengan lukisan kaca dan sebagamya). Strategi penelitian pada model konstruktivis yang digunakan sangat beragam, tetapi karena dalam strategi penelitian lapangan banyak memodifikasi konsepsi interaksi ungkapan pemaknaan, maka strategi pengumpulan data sebagian besar menggunakan etnometodologi dan etnografi teks. Etnometodologi menekankan pada komunikasi timbal balik, sedangkan etnografi teks menekankan pada konteks pembahasan. Prosedur kajiannya, sebagaimana penelitian kualitatif yang lain, pada umumnya meliputi daur hubungan (1) penggambaran fokus, (2) pengumpulan data, (3) analisis data. Sedangkan landasan teori yang digunakan penelitian kualitatif tersebut dengan menggunakan pendekatan phenomenologi. Penelitian "Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca di Jawa Timur", sebagai Suatu Kajian Seni Rupa Tradisional ", merupakan basil dari berbagai aktifitas manusia berinteraksi, berhubungan, bergaul sepanjang waktu sesuai dengan jamannya. Dari basil berinteraksi mengasilkan kebudayaan fisik yang berupa.. artifak-artifak yang dihasilkannya yang termasuk didalamnya artifak dari pra Islam dan Islam diantaranya seni Hias Damar Kurung dari Gresik dan beragam lukisan kaca dari Jawa Timur. Oleh karena itu sesungguhnya dapat diketahui dan dipahami dari cara yang khas. Tadmya terlihat hanya sebagai benda lampion biasa, ternyata memiliki beragam makna dari simbol dan bahasa rupa yang sangat tua usianya, seusia relief candi di Jawa Timur, wayang beber dan wayang kuht yang merupakan aset budaya bangsa yang berasal dari budaya tradisional Indonesia. ABSTRACT "The Decorative Art of Damar Kurung and Glass Paintings In East Java, is a Study Taken Tradistional Arts" into a research with the intention of revealing the value of traditional works of art which is in danger or vanishing to be more particular. The decorative art of Damar Kurung and Glass Painting is one of Indonesian Traditional art originated from Gresik, East Java. In fact it is the specific decorative drawings around the traditional lamp - shade as well as on glass paintings. The decoration expresses the soul of traditional arts in the form of symbolic meaning and language of art, as well as its unique social meaning comparing to those of different region of Java particularly and Indonesia in general. The fact is that the mayority of its origin has been difficult to trace back since the luck of data, let alone in the form of written sources, artifack, recorded or even historical heritage. The research intends to find out the substantial existence of decorative art Damar Kurung as well as various Glass Paintings from East Java. The data is obtainal through the analysis classification based on the form, colour, and variety of the decoration. It is also to find out the extent to which the art relates to the reliefs of temples as well as wayang. In addition, the research has also the intention of studying the development meaning and form of the art expression, and the improvement of Damar Kurung and Glass paintings if there is any. It includes the concept, application and technology that reflect the spiritualy of the society. These studies can later be acquired them benefits and uses, such as for the purpose of the development of science, especially in arts as part of the study of the humanity. It can also be used as one of the souces of information for the next research. Besides, the study is to comprehend the meaning of language of arts and symbols a reality and ideological values through historical perception, living environtment and social culture. Hence, the findings of the research would become the cultural identity of Indonesia that is the substance of the works of traditional arts with the concept of monodualism, duunvivate and trinity dualism that unify national culture. Those works of art represent "local genius" with traditional characteristics that are still bearing and even accomoditing element of foreign culture that had integrated into the indigenuous culture. The research of traditional art is needed to learn about its concept as one of the treasure of Indonesian culture for the sake of the future of the Indonesian art. The research on Damar Kurung and Glass Paintings in East Java has the orientation of qualitative method that applies constructivist paradigm (model). It means utilizing various perceptions from different data (e.g. Damar Kurung as a lamp, variety of decorative arts of Damar Kurung, the artists, the environment connected to Damar Kurung; while Glass Paintings involves various Glass Paintings, the artists, the environment connected to Glass Paintings, etc). The research strategy in the constructivist model is varied. Yet, in the field research, the interaction concept of defining expression is much modified, therefore the strategy of data collecting mostly utilizes ethnometodology and etnography texts. Etnomethodology emphasizes mutual communication, while ethnography texts emphasizes discussion discussion context. The study procedure, like other qualitative research generally covers the relationship cycle of focus depiction, data collecting, and data analysis. While the theoretical based used in the qualitative research is the phenomenology approach. The research of "Decorative Art of Damar Kurung and Glass Paintings in East Java, as a Study of Traditional Art, are resulted from all kinds of human activities such as interaction, relationship, and life-long communication then. Interaction provides phy siological culture like the pre-Islamic and Islamic artefacts, among others are Damar Kurung from Gresik and various Glass Paintings from East Java the specification tells about them The ordynary "lanmpion" (Damar Kurung), in fact, reveals varieties of meaning of ancient symbols and language of arts. They are as old as the reliefs of the temples in East Java and also, that ancient as `wayang beber' and `wayang kulit' or puppets, the asset of tradisional Indonesian Culture. BAR 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Seni Bias Damar Kurung dan Lukisan Kaea, di Jawa Timur. Dalam pembahasan selanjutnya tentang seni hias Damar Kurung dari Gresik dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur, tidak terlepas dari perubahan nilw-nilai yang mempengaruhmya. Hal ini biasanya di mulai dari makna dan nilai dalam proses penciptaannya, yang berhubungan dengan persoalan proses kreativitas dan bagaimana cara mengekspreslannya. Termasuk di dalamnya nilai intrinsik dan ekstrinsik seni. Sehingga dalam konteks seni secam umum, diantara seniman dan public seni sebagai pengamat, terdapat benda seni yang bermakna nilai seni dan ungkapan seni yang berdasarkan pengalamanr. Pengalaman-pengalaman itu didasarkan pada pengalaman seni estetik-artistik, pengalarrian diluar kemampuan manusia (transenden), komunikasi pengalaman sehari-hari, yang merupakan latar belakang yang pentmg dari keberadaan suatu karya itu sendiri. Sedangkan hubungan seni dan masyarakatnya merupakan hubungan yang kompleks, sebab masyarakat tersebut mempunyai sistem ndai yang bersifat reciprocal. Jadi dapat dikatakan, dari perubahan tingW masyarakatnya sebenamya dapat diungkapkan darimana karya seni dffasilkan, oleh seniman yang bagaimana karya seni diciptakan, dan sekaligus masyarakat yang n=npengaruhinya sebagai latar belakang dari keberadaan suatu karya itu sendiri. Sehingga dari sini dapat dijelaskan, bahwa seorang seniman selalu mulai dengan mendidrflc dkinya melalui kehidupan jaman dan tradisi kesenian masyarakatnya, yang terus-menerus berlangsung disepanjang hidupnya, termasuk didalamnya pengalaman mtrmsik dan ekstnnsik sew yang didapatnya dan berbagai lingkungan yang mempengaruhinya. Sedangkan sistim nilai yang disepakati yang dapat mempengaruhi perkembangan seni bias Damar Kurung dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur, yang secara tidak langsung sebenamya berhubungan dengan perkembangan budaya yang menyertainya. Termasuk didalamnya nilai-nilai, norma-norma, pola pikir manusianya, yang secara stniktural memberi jiwa pada kehidupan masyarakatnya. Termasuk didalamnya juga berupa rangkaian aktifitas manusia dalam suatu masyarakat, tentang tindakan manusia yang berpola, yang hidup sesuai dan bersamaan dengan perkembangan budaya tersebut. Oleh karena itu perkembangan seni hias Damar Kurung dan seni lukis kaca dari Jawa Timur tidak terlepas dari sistim nilai yang menyertainya. Sedangkan nlai-nilai berpengaruh, yang dapat diutarakan disini adalah, • Nilai-nilai yang mempengaruhi dan mengatur perilaku peranan dalam mencerminkan nilai-nilai umum dan kepercayaan dalam kebudayaan, dan • Nilai-nilai kebudayaan yang berpola, yang kemungkinan mempengaruhi dan menjiwai sistem kepribadian dan mempengaruhi struktur kebutuhan yang menentukan kehendak pelaku dalam menetapkan peranan-peranan dalam sistem sosial, yang sangat berhubungan dengan produk-produk kebudayaan materialnya. Hal ini dapat diketahui dari berbagai aktiftas manusia bennteraksi, berhubungan, bergaul sepanjang waktu sesuai dengan jamannya- Kemudian dari hasil berinteraksi terjadi kebudayaan frsik, yang berupa artifak-artifak atau karya-karya yang dihasilkannya. Artifak atau hasil karya yang merupakan karya-karya seni rupa tersebut adalah hasil kerja frsik manusia dari perbuatan, aktivitas dan karya manusia, juga meliputi artifak-artifak dari pra Islam dan Islam antara lain, seni hias Damar Kurung dari Gresik dan lukisan kaca dari Jawa Timur. Sedangkan sistem nilai yang disepakati merupakan hasil interaksi sosial yang berupa peranan-peranan sumber daya yang diperlukan bagi terjadinya interaksi, yakni sumber daya simbolis dan bahasa, yang dalam konteks kajian sekarang adalah bahasa rupa. Tanpa sumber daya tersebut, tidak mungkin terjadi adanya komunikasi untuk menghasilkan interaksi-interaksi tersebut, yang menciptakan adanya nilai-nilai budaya yang menyertainya. Kemudian dengan adanya perbuahan-perubahan interaksi sosial, melibatkan pula berbagai karya manusia, Temasuk didalamnya produk-produk kebudayaan yang bersifat material diantaranya seni hias Damar Kurung dari Gresik dan I berbagai lukisan kaca dari Jawa Timur. 5.2. Seni Hias Damar Kurung dari Gresik dan Ragam Lukisan Kaca di Jawa Timur 5.2.1. Hubungan dengan Adanya Akulturasi Budaya Kebudayaan masyarakat asli Indonesia, khususnya Jawa sebelum datangnya pengaruh Agama Hindhu clan Budha, (yang amat sedikit dapat diketahui secara pasti) dari wansan hukum adat serta tradisi yang masih menonjol dan pengaruhnya masih berkembang hingga sekarang, dapat diperkirakan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, sebelum masuknya Hindhu-Budha merupakan masyarakat yang susunannya teratur, clan merupakan masyarakat yang susunannya sederhana, sehingga wajar bila sistem religi animisme-dinamisme merupakan inti kebudayaan yang mewamai seluruh aktivitas kehidupan masyarakatnya Seperti halnya masyarakat lain di Indonesia, masyarakat Jawa mengalami, menenma perubahan dari luar. Mereka mengamati dan menghargai kenyataan secara khusus, hal cara khusus inilah yang merupakan jiwa atau kepribadian bangsa. Hal ini disebabkan masyarakat Jawa mempunyai toleransi kebudayaan yang sangat besar, yang sebenamya inti budaya Jawa (agama ash) tidak larut dalam pengaruh luar, misalnya pengaruh Hindhu-Budha, tetapi justru unsur dua budaya ini dapat dipakai `memperkaya' budaya Jawa. Kemudian dengan adanya pengaruh Hindhu-Budha yang memperkaya kebudayaan Jawa tersebut telah mengalami proses untuk belajar berkepribadian yang meliputi penanaman perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidup, yang diekspresikan dan ditampilkan dalam karya-karya produk material mereka. Kemudian sebagai masyarakat yang dinamik mengalami proses penyebaran kebudayaan dengan melalui proses migrasi (penyebaran manusia) yang terlihat lambat dan tanpa disadari. Seiring dengan adanya migrasi, teijadi pula penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Atau kemudian tanpa migrasi, dengan adanya pertemuan antar individu melalui pedagang, pelaut, musafir dan sebagainya. Berkenaan dengan keberadaan karya seni rupa tradisi pra Islam di Jawa umumnya, dan di Jawa Timur khususnya, untuk mencapai eksistensinya, bahwa esensi yang berupa substansinya selalu ditentukan oleh agama, yang disertai dengan kepercayaan yang dilandasi motos-mitos dengan dasar filosofi dualisme, dwi tunggal dan tri, sebagai spirit dan idea dalam keberadaannya. Sedangkan proses berkarya didapatkan secara turun temurun melalui prosedur, teknik dan ketrampilan. Oleh karena itu karya-karya seni rupa Jawa Timur, merupakan karya hasil sinkretis melalui proses akulturasi dari berbagai interaksi antar etnik dan budaya pada masyarakat Jawa. Hal ini dapat diketahui juga dengan keberadaan artefak sejak pra Islam dan Islam yang termasuk didalammya seni bias Damar Kurung dari Gresik dan beragam Lukisan Kaca dari Jawa Timur. Oleh karena itu sebagai karya tradisi yang dilatar belakangi oleh unsur agama yang berhubungan dengan makna simbolik, yang dengan sendirinya membawa pada pemahaman estetik yang searah dengan nilai dan keyakinan religius yang menjadi semacam keharusan dalam menyertai keberadaannya. Seni Was Damar Kurung pada lampion kertas, meskipun terlahir sejaman dengan sunan Prapen adalah merupakan seni gerakan estetik Islam, yang memiliki spesifikasi simbolik dari agama-agama lain, sebagai basil sinkretis agama dengan nilai-mlai budaya yang menyertainya. 5.2.2. Hubungan Antara Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur. Hubungan yang ada Anara seni hias Damar Kurung dari Gresik dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur, terletak pada kelompok daerahnya, yakni kelompok daerah Pesisir Wetan. Daerah-daerah pesisir Wetan merupakan daerah pantai dan daerah-daerah yang dialin delta sungai Brantas. Oleh karena itu masyarakatnya mengenal mitos yang disebutnya `raja mina'. Mitos ini tergambar pula pada karya-karya seni. hias Damar Kurung dari Gresik dan lukisan kaca kelompok daerah Pesisir Wetan. Pada seni bias Damar Kurung yang berhasil ditemukan dengan isi wimba `raja mina', adalah berupa hiasan dinding buatan tahun 1999. Dengan media kertas gambar seukuran 40x30 cm. Sedangkan lukisan kacanya yang berhasil diketernukan merupakan koleksi Musium Seni Mayangkara, tanpa tahun, tanpa judul, dan tanpa ada disebutkan pembuatnya. Sedangkan seniman seni hias Damar Kurung dari Gresik adalah seniman kehiarga yang dierapkan secara turun temurun, dan diperkirakan seniman terakhir yakni mbah Masmundari yang terlahir tahun 1904, merupakan generasi ke delapan sebagai seniman Damar Kurung. Mereka bukan pengrajin atau seniman pelukis kaca meskipun pada saat sekarang ini lampion kertas berkerangka bambu, menjadi lampion fiberglass berkerangka kayu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemaknaan yang terbalik karena bahan fiberglass itu sendiri. Masmundari menggambar dengan cara seperti biasa pada media kertas yang diterapkan pada media fiberglass. Media fiberglass mempunyai spesifikasi pads bahan yang lengkapi dengan kertas pelindung. Setelah gambar selesai, kertas pelindung dibuka, penikmat seni mengamati dari balik fiberglass yang sebelumnya ditutup kertas pelindung. Dengan sendirinya gambar-gambar yang ada berposisi terbalik berikut pemaknaannya. Hal ini terlihat jelas pada cara wimba arah lihat berkejaran yang seharusnya dari arah hadap kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan. Seharusnya cara wimba `raja', 'tuan rumah', `pemilik', `penjual', `petugas', `penunggu' disebelah kanan, sedangkan di sebelah kiri merupakan `tamu', `pengunjung', `pembeli', pada lampion fiberglass menjadi terbalik posisinya. 5.1. Tabel perbedaan arch Iihat Damar Kurung kertas dan fiberglass Damar Kurung Kertas fiberglass Sakral -Arab libat atas-bawah Kanan kiri Urutan bercerita kanan-kiri - Arah lihat bawah-atas Kanan-kiri Urutan bercerita dapat dimulai dari mans. saja (dream time) -Arab lihat atas-bawah Kiri-kanan Urutan bercerita kiri-kanan - Arah libat bawah atas kiri-kanan Urutan bercerita dapat dimulai dari mana saja (dream time) Profan Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa seniman Damar Kurung bukan seniman lukisan kaca, sehingga metode melukis kaca tidak pula mereka ketahui. Hanya saja pada saat sekarang ini dikenal lampion fiberglass, hal ini atas pertimbangan agar gambar-gambar yang ditampilkan menjadi lebih awet daripada menggunakan media kertas, dan bertambahnya fungsi sebagai bagian penunjang interior maupun eksterior. 5.2. Tabel perbandingan bahasa rupa Damar Kurung dan Lukisan kaca Bahasa ru a Cara wimba Tata Ungkapan dalam Sekuen Damar Kurun Naturalis Dari kepala-kaki Sudut wajar Sinar X Aneka ke'adian-lama Naturalis stilasi Digeser Sejumlah latar Tepi bawah-garis tanah T ak khas Beberapa sekuen Kertas - Sakral arah Mat atas-bawah (kanankiri), urutan bercerita kanan-kiri Profan arah lihat Bawah-atas (kanankiri), urutan bercerita dapat dimulai dari mana saja (dream time) h Fiber -- Sakral arch lihat atas-bawah (kiri-kanan), urutan bercerita kiri-kanan Profan arah lihat bawah atas (kiri-kanan) urutan bercerita dapat dimulai dari mana saja (dream time) Lukisan kaca Naturalis Dari kepala-kaki Sudut wajar Sinar X Aneka ke'adian sin kat Naturalis stilasi Digeser Sejumlah latar Tepi bawah-garis tanah T ak khas Satu sekuen Kiri-kanan Kiri-kanan Dengan demikian dalam penelitian yang merupakan penelitian kualitatif model konstruktivis yang mengkonstruksi pemaknaan penelitian berdasarkan konseptualisasi masyarakat, sangat perlu ditekankan karena membangun sendin kerangka pemikirannya. Karena menggunakan 4 tahapan dalam penelitian ini yakni: grounded research yang merupakan penelitian yang dipersiapkan untuk penelitian berikutnya, sehingga memungkinkan untuk ditindak lanjuti dalam penelitian-penelitian berikutnya. Kemudian menggunakan etnometodologi, sebagai cara untuk mendapatkan data dengan cara tukar menukar pengalaman dan pikiran antara pewawancara dan yang diwawancarai. Kemudian alur pemikiran naturalistik dan interaksi simbolik untuk menyusun kerangka berpikirnya. Dengan model naturalistik artinya, menggunakan manusia sebagai instrumen utama, dengan pertimbangan suatu phenomena hanya dapat ditangkap maknanya dalam keseluruhan bila merupakan suatu bentukan dari hasil peran timbal balik dan memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan. Sedangkan interaksi simbolik, diperlukan untuk memahami bahwa perilaku dan interaksi manusia itu dapat diperbedakan karena ditampilkan lewat simbol dan maknanya. Mencari makna dibalik yang sensual menjadi penting dalam interaksi simbolik. Oleh karena itu pula perlu dinyatakan bahwa, seni bias Damar Kurung dari Gresik dan beragam lukisan kaca dari Jawa Timur, sesungguhaya dapat diketahui dan dipahami dengan cara yang khas. Tadinya terlihat hanya sebagai benda lampion biasa yang berhiaskan seperti gambar anak-anak, ternyata memiliki beragam makna dari simbol dan bahasa rupa yang sudah sangat tua usianya. Seusia relief candi-candi di Jawa Timur, wayang Beber, dan wayang kulit yang merupakan aset budaya bangsa yang berasal dari budaya tradisional Indonesia.