SENI HIAS DAMAR KURUNG DAN LUKISAN KACA DI JAWA

advertisement
SENI HIAS DAMAR KURUNG DAN LUKISAN KACA DI JAWA TIMUR
Suatu Kajian Seni Rupa TradisionaL
i
TESIS (SM. 720)
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh
Ismoerdijahwati Koeshandari
Nim.27099502
Program Studi Seni Murni
PROGRAM MAGISTER SENI MURNI
PROGRAM PASCASARJANA SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2001
Drs. Jakob Soemardjo
Dr.
Abay
Subarna
ABSTRAK
"Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca di Jawa Timur" sebagai Suatu Kajian Seni
Rupa Tradisional merupakan penelitian yang mengangkat kembali nilai tradisi karyakarya seni rupa sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa yang nyaris punah, sangat
penting diupayakan. Beragam kekayaan seni rupa Indonesia, dari Sabang sampai
Merauke, salah satu diantaranya berasal dart Jawa Timur, YAW Sent Hias Damar Kurung
dan Gresik dan beragam lukisan kaca dari Jawa Tin=. Seni bias Damar Kurung dari
Gresik, adalah berupa gambar-gambar hiasan yang terdapat pada kap lampunya, berikut
beragam lukisan kaca dari Jawa Timur.
Ungkapan sent rupa tradisional yang dundtkmya, berupa makna stmbolik dan bahasa
rupa, berkut makna sosmlnya, berbeda dari daerah lain di Jawa khususnya dan di
Indonesia pada umumnya. Sedangkan sebagian besar keberadaanya sudah sangat sulit
untuk dilacak asal-usulnya karena ketiadaan data yang terstmpan balk dalam sumber
tertulis, artefak, data rekaman dan peninggalan sejarah.
Penelitian ini diperlukan untuk mengetahut substansi keberadaan Seni Hias Damar
Kurung dart Gresik dan beragam lukisan Kaca dart Jawa Timur, dengan mengolah datadata yang diperoleh melalui analisa dan klasifikasi berdasarkan pada bentuk hiasan,
warna dan ragam hiasan, sehingga dapat diketahui fungsi seni bias Damar Kurung dari
Gresik dan ragam lukisan kaca dari Jawa Timur. Perlu diketahui juga apakah ada
keterkaitan antara sent hias Damar Kurung dari Gresik dan ragam Lukisan Kaca dari
Jawa Ttnwr, dan terdapat pule keterkaitan dengan seni rupa tradisi yang lain rnisalaya,
relief-relief candi dan wayang.
Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini disamping bertujuan untuk mengetahui
substansi dart keberadaan sent bias Damar Kurung dari Gresik dan ragam lukisan kaca
dari Jawa Timur juga, perkembangannya, makna dan bentuk pada ungkapan seni
nipanya, perubahan-perubahan yang terjadi dari keberadaannya. Kemudian konsep,
penerapan dan teknologi yang merupakan refleksi dari basil spiritual masyarakatnya.
Kajian-kaftan intlah yang nantmya dapat diambil manfaat dan kegunaanya, antara lain
untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama bidang sent rupa sebagai
bagian dan kaftan ilmu-ilmu humamora. Dan dapat dipakai sebagai salah satu sumber
informasi untuk penelitian-penelitian berikutnya. Disamping itu kajian dari penelitian tnt,
untuk mengetahui makna bahasa, rupa dan stmbolik sebagat realitas dan nilat ideologts
melalui persepsi historis, lingkungan kehidupan, dan sosial budaya. Dengan demikian
dan penelitan ini pula dapat " diketahui tentang identttm budaya dari bangsa Indonesia,
yang merupakan substansi dari eksistensi karya-karya seni rupa tradisi dengan konsep
mono dualisme, dualisme dwi tunggal dan tri tunggal yang mempersatu budaya bangsa.
Karya-karya tersebut maser memperlihatkan "local genius" dengan adanya ciri tradisional
yang masih bertahan dan bahkan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar serta
mengetahui konsep seni rupa tradisi sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa
Indonesia, untuk kepentingan masa depan seni rupa Indonesia.
"Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan di Jawa Timur" merupakan Suatu Kajian Seni
Rupa Tradisional yang berupa penelitian yang berorientasi pada metode kualitatif,
dengan menggunakan paradigma (model) konstruktivis. Yang artinya menggunakan
berbagai sudut pandang dari beragam data (misalnya: Damar Kurung sebagai benda
lampion, beragam seni bias dari Damar Kurung, senimannya, lingkungan yang
berhubungan dengan Damar Kurung. Kemudian lukisan kaca, beragam lukisan kaca,
senunannya, lingkungan yang berhubungan dengan lukisan kaca dan sebagamya).
Strategi penelitian pada model konstruktivis yang digunakan sangat beragam, tetapi
karena dalam strategi penelitian lapangan banyak memodifikasi konsepsi interaksi
ungkapan pemaknaan, maka strategi pengumpulan data sebagian besar menggunakan
etnometodologi dan etnografi teks. Etnometodologi menekankan pada komunikasi timbal
balik, sedangkan etnografi teks menekankan pada konteks pembahasan. Prosedur
kajiannya, sebagaimana penelitian kualitatif yang lain, pada umumnya meliputi daur
hubungan (1) penggambaran fokus, (2) pengumpulan data, (3) analisis data. Sedangkan
landasan teori yang digunakan penelitian kualitatif tersebut dengan menggunakan
pendekatan phenomenologi.
Penelitian "Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca di Jawa Timur", sebagai Suatu
Kajian Seni Rupa Tradisional ", merupakan basil dari berbagai aktifitas manusia
berinteraksi, berhubungan, bergaul sepanjang waktu sesuai dengan jamannya. Dari basil
berinteraksi mengasilkan kebudayaan fisik yang berupa.. artifak-artifak yang
dihasilkannya yang termasuk didalamnya artifak dari pra Islam dan Islam diantaranya
seni Hias Damar Kurung dari Gresik dan beragam lukisan kaca dari Jawa Timur. Oleh
karena itu sesungguhnya dapat diketahui dan dipahami dari cara yang khas. Tadmya
terlihat hanya sebagai benda lampion biasa, ternyata memiliki beragam makna dari
simbol dan bahasa rupa yang sangat tua usianya, seusia relief candi di Jawa Timur,
wayang beber dan wayang kuht yang merupakan aset budaya bangsa yang berasal dari
budaya tradisional Indonesia.
ABSTRACT
"The Decorative Art of Damar Kurung and Glass Paintings In East Java, is a Study
Taken Tradistional Arts" into a research with the intention of revealing the value of
traditional works of art which is in danger or vanishing to be more particular. The
decorative art of Damar Kurung and Glass Painting is one of Indonesian Traditional art
originated from Gresik, East Java. In fact it is the specific decorative drawings around the
traditional lamp - shade as well as on glass paintings.
The decoration expresses the soul of traditional arts in the form of symbolic meaning and
language of art, as well as its unique social meaning comparing to those of different
region of Java particularly and Indonesia in general. The fact is that the mayority of its
origin has been difficult to trace back since the luck of data, let alone in the form of
written sources, artifack, recorded or even historical heritage.
The research intends to find out the substantial existence of decorative art Damar Kurung
as well as various Glass Paintings from East Java. The data is obtainal through the
analysis classification based on the form, colour, and variety of the decoration. It is also
to find out the extent to which the art relates to the reliefs of temples as well as wayang.
In addition, the research has also the intention of studying the development meaning and
form of the art expression, and the improvement of Damar Kurung and Glass paintings if
there is any. It includes the concept, application and technology that reflect the spiritualy
of the society. These studies can later be acquired them benefits and uses, such as for the
purpose of the development of science, especially in arts as part of the study of the
humanity. It can also be used as one of the souces of information for the next research.
Besides, the study is to comprehend the meaning of language of arts and symbols a
reality and ideological values through historical perception, living environtment and
social culture. Hence, the findings of the research would become the cultural identity of
Indonesia that is the substance of the works of traditional arts with the concept of
monodualism, duunvivate and trinity dualism that unify national culture. Those works of
art represent "local genius" with traditional characteristics that are still bearing and even
accomoditing element of foreign culture that had integrated into the indigenuous culture.
The research of traditional art is needed to learn about its concept as one of the treasure
of Indonesian culture for the sake of the future of the Indonesian art.
The research on Damar Kurung and Glass Paintings in East Java has the orientation of
qualitative method that applies constructivist paradigm (model). It means utilizing
various perceptions from different data (e.g. Damar Kurung as a lamp, variety of
decorative arts of Damar Kurung, the artists, the environment connected to Damar
Kurung; while Glass Paintings involves various Glass Paintings, the artists,
the
environment connected to Glass Paintings, etc). The research strategy in the
constructivist model is varied. Yet, in the field research, the interaction concept of
defining expression is much modified, therefore the strategy of data collecting mostly
utilizes ethnometodology and etnography texts. Etnomethodology emphasizes mutual
communication, while ethnography texts emphasizes discussion discussion context. The
study procedure, like other qualitative research generally covers the relationship cycle of
focus depiction, data collecting, and data analysis. While the theoretical based used in the
qualitative research is the phenomenology approach.
The research of "Decorative Art of Damar Kurung and Glass Paintings in East Java, as a
Study of Traditional Art, are resulted from all kinds of human activities such as
interaction, relationship, and life-long communication then. Interaction provides phy
siological culture like the pre-Islamic and Islamic artefacts, among others are Damar
Kurung from Gresik and various Glass Paintings from East Java the specification tells
about them The ordynary "lanmpion" (Damar Kurung), in fact, reveals varieties of
meaning of ancient symbols and language of arts. They are as old as the reliefs of the
temples in East Java and also, that ancient as `wayang beber' and `wayang kulit' or
puppets, the asset of tradisional Indonesian Culture.
BAR 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Seni Bias Damar Kurung
dan Lukisan Kaea, di Jawa Timur.
Dalam pembahasan selanjutnya tentang seni hias Damar Kurung dari Gresik dan Lukisan
Kaca dari Jawa Timur, tidak terlepas dari perubahan nilw-nilai yang mempengaruhmya.
Hal ini biasanya di mulai dari makna dan nilai dalam proses penciptaannya, yang
berhubungan
dengan
persoalan
proses
kreativitas
dan
bagaimana
cara
mengekspreslannya. Termasuk di dalamnya nilai intrinsik dan ekstrinsik seni.
Sehingga dalam konteks seni secam umum, diantara seniman dan public seni sebagai
pengamat, terdapat benda seni yang bermakna nilai seni dan ungkapan seni yang
berdasarkan pengalamanr. Pengalaman-pengalaman itu didasarkan pada pengalaman seni
estetik-artistik, pengalarrian diluar kemampuan manusia (transenden), komunikasi
pengalaman sehari-hari, yang merupakan latar belakang yang pentmg dari keberadaan
suatu karya itu sendiri.
Sedangkan hubungan seni dan masyarakatnya merupakan hubungan yang kompleks,
sebab masyarakat tersebut mempunyai sistem ndai yang bersifat reciprocal. Jadi dapat
dikatakan, dari perubahan tingW masyarakatnya sebenamya dapat diungkapkan
darimana karya seni dffasilkan, oleh seniman yang bagaimana karya seni diciptakan, dan
sekaligus masyarakat yang n=npengaruhinya sebagai latar belakang dari keberadaan
suatu karya itu sendiri. Sehingga dari sini dapat dijelaskan, bahwa seorang seniman selalu
mulai dengan mendidrflc dkinya melalui kehidupan jaman dan tradisi kesenian
masyarakatnya, yang terus-menerus berlangsung disepanjang hidupnya, termasuk
didalamnya pengalaman mtrmsik dan ekstnnsik sew yang didapatnya dan berbagai
lingkungan yang mempengaruhinya.
Sedangkan sistim nilai yang disepakati yang dapat mempengaruhi perkembangan seni
bias Damar Kurung dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur, yang secara tidak langsung
sebenamya berhubungan dengan perkembangan budaya yang menyertainya. Termasuk
didalamnya nilai-nilai, norma-norma, pola pikir manusianya, yang secara stniktural
memberi jiwa pada kehidupan masyarakatnya. Termasuk didalamnya juga berupa
rangkaian aktifitas manusia dalam suatu masyarakat, tentang tindakan manusia yang
berpola, yang hidup sesuai dan bersamaan dengan perkembangan budaya tersebut. Oleh
karena itu perkembangan seni hias Damar Kurung dan seni lukis kaca dari Jawa Timur
tidak terlepas dari sistim nilai yang menyertainya. Sedangkan nlai-nilai berpengaruh,
yang dapat diutarakan disini adalah,
•
Nilai-nilai
yang
mempengaruhi
dan
mengatur
perilaku
peranan
dalam
mencerminkan nilai-nilai umum dan kepercayaan dalam kebudayaan, dan
•
Nilai-nilai kebudayaan yang berpola, yang kemungkinan mempengaruhi dan
menjiwai sistem kepribadian dan mempengaruhi struktur kebutuhan yang
menentukan kehendak pelaku dalam menetapkan peranan-peranan dalam sistem
sosial, yang sangat berhubungan dengan produk-produk kebudayaan materialnya.
Hal ini dapat diketahui dari berbagai aktiftas manusia bennteraksi, berhubungan, bergaul
sepanjang waktu sesuai dengan jamannya- Kemudian dari hasil berinteraksi terjadi
kebudayaan frsik, yang berupa artifak-artifak atau karya-karya yang dihasilkannya.
Artifak atau hasil karya yang merupakan karya-karya seni rupa tersebut adalah hasil kerja
frsik manusia dari perbuatan, aktivitas dan karya manusia, juga meliputi artifak-artifak
dari pra Islam dan Islam antara lain, seni hias Damar Kurung dari Gresik dan lukisan
kaca dari Jawa Timur.
Sedangkan sistem nilai yang disepakati merupakan hasil interaksi sosial yang berupa
peranan-peranan sumber daya yang diperlukan bagi terjadinya interaksi, yakni sumber
daya simbolis dan bahasa, yang dalam konteks kajian sekarang adalah bahasa rupa.
Tanpa sumber daya tersebut, tidak mungkin terjadi adanya komunikasi untuk
menghasilkan interaksi-interaksi tersebut, yang menciptakan adanya nilai-nilai budaya
yang menyertainya. Kemudian dengan adanya perbuahan-perubahan interaksi sosial,
melibatkan
pula
berbagai
karya manusia, Temasuk didalamnya produk-produk
kebudayaan yang bersifat material diantaranya seni hias Damar Kurung dari Gresik dan
I
berbagai lukisan kaca dari Jawa Timur.
5.2. Seni Hias Damar Kurung dari Gresik dan Ragam Lukisan Kaca di Jawa Timur
5.2.1. Hubungan dengan Adanya Akulturasi Budaya
Kebudayaan masyarakat asli Indonesia, khususnya Jawa sebelum datangnya pengaruh
Agama Hindhu clan Budha, (yang amat sedikit dapat diketahui secara pasti) dari wansan
hukum adat serta tradisi yang masih menonjol dan pengaruhnya masih berkembang
hingga sekarang, dapat diperkirakan bahwa masyarakat Indonesia, khususnya Jawa,
sebelum masuknya Hindhu-Budha merupakan masyarakat yang susunannya teratur, clan
merupakan masyarakat yang susunannya sederhana, sehingga wajar bila sistem religi
animisme-dinamisme merupakan inti kebudayaan yang mewamai seluruh aktivitas
kehidupan masyarakatnya
Seperti halnya masyarakat lain di Indonesia, masyarakat Jawa mengalami, menenma
perubahan dari luar. Mereka mengamati dan menghargai kenyataan secara khusus, hal
cara khusus inilah yang merupakan jiwa atau kepribadian bangsa. Hal ini disebabkan
masyarakat Jawa mempunyai toleransi kebudayaan yang sangat besar, yang sebenamya
inti budaya Jawa (agama ash) tidak larut dalam pengaruh luar, misalnya pengaruh
Hindhu-Budha, tetapi justru unsur dua budaya ini dapat dipakai `memperkaya' budaya
Jawa.
Kemudian dengan adanya pengaruh Hindhu-Budha yang memperkaya kebudayaan Jawa
tersebut telah mengalami proses untuk belajar berkepribadian yang meliputi penanaman
perasaan, hasrat, nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidup, yang diekspresikan
dan ditampilkan dalam karya-karya produk material mereka. Kemudian sebagai
masyarakat yang dinamik mengalami proses penyebaran kebudayaan dengan melalui
proses migrasi (penyebaran manusia) yang terlihat lambat dan tanpa disadari. Seiring
dengan adanya migrasi, teijadi pula penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Atau kemudian
tanpa migrasi, dengan adanya pertemuan antar individu melalui pedagang, pelaut, musafir
dan sebagainya.
Berkenaan dengan keberadaan karya seni rupa tradisi pra Islam di Jawa umumnya, dan di
Jawa Timur khususnya, untuk mencapai eksistensinya, bahwa esensi yang berupa
substansinya selalu ditentukan oleh agama, yang disertai dengan kepercayaan yang
dilandasi motos-mitos dengan dasar filosofi dualisme, dwi tunggal dan tri, sebagai spirit
dan idea dalam keberadaannya. Sedangkan proses berkarya didapatkan secara turun
temurun melalui prosedur, teknik dan ketrampilan. Oleh karena itu karya-karya seni rupa
Jawa Timur, merupakan karya hasil sinkretis melalui proses akulturasi dari berbagai
interaksi antar etnik dan budaya pada masyarakat Jawa. Hal ini dapat diketahui juga
dengan keberadaan artefak sejak pra Islam dan Islam yang termasuk didalammya seni
bias Damar Kurung dari Gresik dan beragam Lukisan Kaca dari Jawa Timur.
Oleh karena itu sebagai karya tradisi yang dilatar belakangi oleh unsur agama yang
berhubungan dengan makna simbolik, yang dengan sendirinya membawa pada
pemahaman estetik yang searah dengan nilai dan keyakinan religius yang menjadi
semacam keharusan dalam menyertai keberadaannya. Seni Was Damar Kurung pada
lampion kertas, meskipun terlahir sejaman dengan sunan Prapen adalah merupakan seni
gerakan estetik Islam, yang memiliki spesifikasi simbolik dari agama-agama lain, sebagai
basil sinkretis agama dengan nilai-mlai budaya yang menyertainya.
5.2.2. Hubungan Antara Seni Hias Damar Kurung dan Lukisan Kaca dari Jawa Timur.
Hubungan yang ada Anara seni hias Damar Kurung dari Gresik dan Lukisan Kaca dari
Jawa Timur, terletak pada kelompok daerahnya, yakni kelompok daerah Pesisir Wetan.
Daerah-daerah pesisir Wetan merupakan daerah pantai dan daerah-daerah yang dialin
delta sungai Brantas. Oleh karena itu masyarakatnya mengenal mitos yang disebutnya
`raja mina'. Mitos ini tergambar pula pada karya-karya seni. hias Damar Kurung dari
Gresik dan lukisan kaca kelompok daerah Pesisir Wetan. Pada seni bias Damar Kurung
yang berhasil ditemukan dengan isi wimba `raja mina', adalah berupa hiasan dinding
buatan tahun 1999. Dengan media kertas gambar seukuran 40x30 cm. Sedangkan lukisan
kacanya yang berhasil diketernukan merupakan koleksi Musium Seni Mayangkara, tanpa
tahun, tanpa judul, dan tanpa ada disebutkan pembuatnya.
Sedangkan seniman seni hias Damar Kurung dari Gresik adalah seniman kehiarga yang
dierapkan secara turun temurun, dan diperkirakan seniman terakhir yakni mbah
Masmundari yang terlahir tahun 1904, merupakan generasi ke delapan sebagai seniman
Damar Kurung. Mereka bukan pengrajin atau seniman pelukis kaca meskipun pada saat
sekarang ini lampion kertas berkerangka bambu, menjadi lampion fiberglass berkerangka
kayu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya pemaknaan yang terbalik karena bahan
fiberglass itu sendiri. Masmundari menggambar dengan cara seperti biasa pada media
kertas yang diterapkan pada media fiberglass. Media fiberglass mempunyai spesifikasi
pads bahan yang lengkapi dengan kertas pelindung. Setelah gambar selesai, kertas
pelindung dibuka, penikmat seni mengamati dari balik fiberglass yang sebelumnya
ditutup kertas pelindung. Dengan sendirinya gambar-gambar yang ada berposisi terbalik
berikut pemaknaannya. Hal ini terlihat jelas pada cara wimba arah lihat berkejaran yang
seharusnya dari arah hadap kanan ke kiri menjadi kiri ke kanan. Seharusnya cara wimba
`raja', 'tuan rumah', `pemilik', `penjual', `petugas', `penunggu' disebelah kanan,
sedangkan di sebelah kiri merupakan `tamu', `pengunjung', `pembeli', pada lampion
fiberglass menjadi terbalik posisinya.
5.1. Tabel perbedaan arch Iihat Damar Kurung kertas dan fiberglass
Damar Kurung
Kertas
fiberglass
Sakral
-Arab libat atas-bawah
Kanan kiri
Urutan bercerita kanan-kiri
- Arah lihat bawah-atas
Kanan-kiri
Urutan bercerita dapat dimulai dari mans. saja (dream time)
-Arab lihat atas-bawah
Kiri-kanan
Urutan bercerita kiri-kanan
- Arah libat bawah atas
kiri-kanan
Urutan bercerita dapat
dimulai dari mana saja
(dream time)
Profan
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa seniman Damar Kurung bukan seniman lukisan
kaca, sehingga metode melukis kaca tidak pula mereka ketahui. Hanya saja pada saat
sekarang ini dikenal lampion fiberglass, hal ini atas pertimbangan agar gambar-gambar
yang ditampilkan menjadi lebih awet daripada menggunakan media kertas, dan
bertambahnya fungsi sebagai bagian penunjang interior maupun eksterior.
5.2. Tabel perbandingan bahasa rupa Damar Kurung dan Lukisan kaca
Bahasa ru a
Cara wimba
Tata Ungkapan
dalam
Sekuen
Damar Kurun
Naturalis
Dari kepala-kaki
Sudut wajar
Sinar X
Aneka ke'adian-lama
Naturalis stilasi
Digeser
Sejumlah latar
Tepi bawah-garis tanah
T
ak khas
Beberapa sekuen
Kertas - Sakral arah Mat
atas-bawah (kanankiri),
urutan bercerita kanan-kiri
Profan arah lihat
Bawah-atas (kanankiri),
urutan bercerita dapat
dimulai dari mana saja
(dream time)
h
Fiber -- Sakral arch lihat
atas-bawah (kiri-kanan),
urutan bercerita kiri-kanan
Profan arah lihat
bawah atas (kiri-kanan)
urutan bercerita dapat
dimulai dari mana saja
(dream time)
Lukisan kaca
Naturalis
Dari kepala-kaki
Sudut wajar
Sinar X
Aneka ke'adian sin kat
Naturalis stilasi
Digeser
Sejumlah latar
Tepi bawah-garis tanah
T
ak khas
Satu sekuen
Kiri-kanan
Kiri-kanan
Dengan demikian dalam penelitian yang merupakan penelitian kualitatif model
konstruktivis yang mengkonstruksi pemaknaan penelitian berdasarkan konseptualisasi
masyarakat, sangat perlu ditekankan karena membangun sendin kerangka pemikirannya.
Karena menggunakan 4 tahapan dalam penelitian ini yakni: grounded research yang
merupakan penelitian
yang
dipersiapkan
untuk
penelitian berikutnya,
sehingga
memungkinkan untuk ditindak lanjuti dalam penelitian-penelitian berikutnya. Kemudian
menggunakan etnometodologi, sebagai cara untuk mendapatkan data dengan cara tukar
menukar pengalaman dan pikiran antara pewawancara dan yang diwawancarai.
Kemudian alur pemikiran naturalistik dan interaksi simbolik untuk menyusun kerangka
berpikirnya. Dengan model naturalistik artinya, menggunakan manusia sebagai instrumen
utama, dengan pertimbangan suatu phenomena hanya dapat ditangkap maknanya dalam
keseluruhan bila merupakan suatu bentukan dari hasil peran timbal balik dan
memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang
diekspresikan. Sedangkan interaksi simbolik, diperlukan untuk memahami bahwa
perilaku dan interaksi manusia itu dapat diperbedakan karena ditampilkan lewat simbol
dan maknanya. Mencari makna dibalik yang sensual menjadi penting dalam interaksi
simbolik.
Oleh karena itu pula perlu dinyatakan bahwa, seni bias Damar Kurung dari Gresik dan
beragam lukisan kaca dari Jawa Timur, sesungguhaya dapat diketahui dan dipahami
dengan cara yang khas. Tadinya terlihat hanya sebagai benda lampion biasa yang
berhiaskan seperti gambar anak-anak, ternyata memiliki beragam makna dari simbol dan
bahasa rupa yang sudah sangat tua usianya. Seusia relief candi-candi di Jawa Timur,
wayang Beber, dan wayang kulit yang merupakan aset budaya bangsa yang berasal dari
budaya tradisional Indonesia.
Download