ANALISIS KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL; PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY (Studi Pada Perusabaau Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Iudonesia) Oleh: TIAR Al?RIANI (104081002595) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M ANALISIS KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL; pENGU.JIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY (Studi Pada Perusahaau Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan IImu Sosial Untuk lVIemenuhi Syarat-syarat untuk IVleraih Gelar Sar,jana Elwnomi Oleh: Tiar Apriani NIM: 104081002595 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pemhimbing II Tili Dewi Warninda, SE, MSi NIP. 150368746 .JlJlUISAN MANA./EMEN FAKIJLTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATlJLLAH JAKARTA 1430 H / 2009 M ANALISIS KEBI.JAKAN STRUKTUR MODAL; PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY (Shali Pada PenIsahaan Mannfaktm' Yang Terdaftal' £Ii Bursa Efek Indonesia) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan lImu Sosial Untuk Memennhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Tiar ApI'iani NIM: 104081002595 Oi Bawah Bimbillgan Pembimbillg II Pembimbillg I RO(~M Prof.Dr-Ahmad NIP. 150317955 Tili Dewi .Wamilldll.SE, MSi NilI'. 150368746 Pellgllji Ahli ... '" Prof. Dr. Abdull!amid, MS NIP. 131 474891 ./URUSAN MANA.JElVIEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYAIUF HIDAYATULLAH .JAKARTA 1430 H 12009 M Hari ini Jumat Tanggal 30 Bulan September tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan ujian Komprehensif atas nama Tiar Apriani NIM: 104081002595 dengan judul Skripsi "ANALISIS KEBIJAKAN STRUKTUR MODAL; PENGUJIAN PECKING ORDER THEORY DAN TRADE OFF THEORY (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah c1apat c1iterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 September 2008 Tim Pcnguji U.iian Komprchcnsif Prof. 01'. Ahmad Rodoni, MM Kctua Hemi Ali. ]HT, SE, MN Sckrcta ris Prof. 01'. Abdul Hamid, MS Pcnguji Ahli CURRICULUM VITAE .:. DATA PRIBADI Nama Lengkap : Tiar Apriani Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 16 April 1986 Alamat : JI. Mekar bam IV No. 54 Rt. 006106 Kel. Cirendeu Kec. Ciputat TimUl' Tangerang-Banten 15419 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam No. Telepon : 085693371472 E-mail .:. PENDIDIKAN 1. Tahun 1992-1998 : SD.N. Legoso 2. Tahun 1998-2001 : SMP.N.2 Ciputat 3. Tahun 2001-2004 : SMU.Muhammadyah 25 Pamulang 4. Tahun 2004-2009 : Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta .:. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Anggota UKM Bahasa 3. Anggota UKM Koperasi Mahasiswa ABSTRACT Capital structure is the sum of company's permanent capital which come from long term debt and own capital. In order to achieve the company's optimwn capital structure to maximize company's value so the company has to defray and run the company well. This company use manufacturing enterprise which listed in Indonesian stock exchange period of time 2005-2007. the aim of this research is to clarify whether the policy of the companies capital structure that listed in Indonesian stock exchange follow the pecking order theory or target adjustment trade off theory. Beside that the aim of this research also to find out whether the size of the company influence its capital structure. The research methodology that used is statistic method with double regression analysis. Sampling method that used is getting secondary da.ta that is taken li'om center of Indonesian capital market reference with 31 company's sample year 20052007. From this research we can make a conclusion, the first one is, both of those theory could explain capital structure policy, although the target adjustment trade off is better. Secondly, when size of the company is getting into second model of regression analysis (target adjustment trade off theory) the result shown more powerful influence in capital structure policy than first model. Then this research is recommended to reapplied the model that has been adopted for a long period of time and also to add more variable in case to take care its consistency. Key word: Capital structure, pecking order tbeory, target adjustment trade offtbeory ii ABSTRAK Struktur modal adalah jumlah modal permanent perusahaan yang bersumber dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Agar suatu pelUsahaan dapat mencapai struktur modal yang optimal guna memaksimalkan nilai perusahaan maIm perusahaan harus dapat membiayai dan menjalankan kegiatan pemsahaan dengan bailc Perusahaan ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) pada periode tahun 2005-2007. dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengklarifikasi apakah kebijakan pada struktur modal perusallaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) mengikuti teori pecking order atau teori target adjustment trade off. Selain itu penehtian ini juga ditujukan untuk mencari tau apakh ukuran besar kecilnya perusahaan (size) mempengaruhi stmktur modal tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistic dengan menggunakan anal isis regresi berganda. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah memperoleh data-data sekunder yang diambil di Pusat Referensi Pas a!' Modal Indonesia dengan sample 31 perusahaan dari tahun 2005-2007. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disirnpulkan bahwa yang pertama, kedua teori tersebut dapat menjelaskan kebijakan stmktur modal, meskipun teori target adjustment trade off itu lebih bailc Kedua, ketika ukuran perusahaan (size) dimasukkan pada analisis regresi model kedua (teori target adjustment trade oft) menunjukkan pengaruh yang lebih kuat pada kebijakan stmktur modal dari pada model yang peltama. Penelitian ini kemudian direkomendasikan untuk menerapkan kembali model yang telah diadopsi pada peiode waktu yang lebih lama dan juga untuk menambahkan variabel yang lebih banyak dalarn rangka rnenjaga konsistensinya. Kata Kunci : Stmktur Modal, Teori Pecking Order, Teori Target Adjustment Trade Off iii KATA PENGANTAR Assalamu'alaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penyuslln panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusun akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judlll "Analisis Kebijakan Struktur Modal: Penglljian Pecking Order Theory dan Trade Off Theory". Shalawat serta salam semoga salalu tercurah kepada talliadan terbaik Rasulullah Muhammad Saw, Keluarga, sahabat serta para pengikutnya khllsusnya para pejuang ilmu yang mengamalkan ilmunya dengan penllh keikhlasan. Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun ingin mengucapkan terima kaih yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT dan orang-orang yang telah membantu penyuslln dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsllng "Semoga Allah SWT memberikan balasan yang Jebih baik" terutama kepada: 1. Kedlla orang tua tercinta yang selalu setia memberikan do'a, bantuan dan semangat yang besar baik berupa moril mallpun materil kepada penulis. 2. Kalcak dan Adik penyusun, Desi dan Aji yang telah mendukung selama pendidikan daD penlliisan skripsi ini hingga selesai. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UIN Jakarta dan selaku Pengllji Ahli yang membllat FEIS menjadi berkembang hingga saat ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku PUDEK dan Dosen pembimbing I dan Ibu Titi Dewi Warninda,.SE, MSi selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmunya kepada penulis hingga dapat menyelaesaikan skrisi ini. iv 5. Seluruh dosen FEIS yang telah memberikan pengetahuan yang luas kepada penyusun selama masa perkuliahan. 6. Tim CTLD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Bpk Tanel1ji, Mba Desi, dan Mas Iwan) yang telah memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Selamat Anugrah yang selalu sabaI' menemani, menyayangi, serta tak hentihentinya memberikan do'a, elukungan elan semangatnya buat penyusun sehingga elapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik 8. Teman kecilku Yunifa yang telah memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis sehingga skripsi dapat selesai elengan baik. 9. Teman-temanku kelas Manajemen E (Angkatan 2004), Novi (makasih banyak atas bantuannya), Neit, Lia, Reni, Nanin, Titi, Santi, Nyar, Vanely, Om Doelo, elan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan kenangan terbaik selama masa kuliah hingga saat ini. Semoga atas segala bantuan serta bueli baik yang penulis terima selama menjalani pendidikan menelapalkan rielho elari Allah SWT Akhir kata, semoga skripsi ini elapat memberikan sumbangan pikiran elan saran untllk perkembangan dalam penelidikan. Wassalamu'alaikllm WLWb. Jakarta, Maret 2009 M v DAFTAR lSI Daftar Riwayat Hidup j Abstract. ii Abstrak iii Kata Pengantar iv Daftar lsi vi Daftar Tabel viii Daftar Gambar. x Daftar Lampiran xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitiall 1 B. Perumusan Masalah 8 C. Tujuan dan Mallfaat Penelitian 9 1. Tujuan Penelitian 9 2. Manfaat Penelitian 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Struktur Modal. 11 1. Teori Strllktur Modal Tidak Relevan 17 2. Teori Strllktur Modal Relevan 18 B. Model Pecking order Theory C. Model Trade OlfTheory 19 .24 D. Ukllran Perusahaan (Size) 27 E. Pellelitian Terdahulll 30 F. Kerangka Pemikirall .34 G. Perumllsan Hipotesis .37 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkllp Penelitian .39 B. Metode Penentllan Sampel .40 C. Metode Pengllmplilan Data .40 D. Metode Analisis Data .41 I. Uji Dasar ASlimsi Klasik.. 41 2. Analisis Regresi Berganda 46 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umllm Objek Penelitian 54 B. Deskripsi Statistik 59 C. Analisis Hasil dan Pembahasan 66 D. Analisis Regresi Linear Berganda 83 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLlKASI A. Kesimpulan 95 B. Implikasi 96 C. Keterbatasan Penelitian dan Aries 97 DAFTAR PUSTAKA 98 LAMPIRAN 100 DAFTAR TABEL No. Keterangan Hal 4.1 Hasil Perhitungan Debt Issue Tahun 2005-2007 60 4.2 Hasil Perhitungan Defisit Alinm Kas (DEFit) Tahun 2005-2007 61 4.3 Hasil Perhitungan target adjustment trade off model (target tingkat hutang) 63 4.4 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Size) 65 4.5 Hasil Uji Normalitas Pecking Order Theory 67 4.6 Hasil Uji Normalitas Trade Off Theory 67 4.7 Hasil Uji Normalitas Pecking Order TheOlY dan Trade OjfTheory 68 4.8 Hasil Uji Normalitas Pecking Order TheOly dan Size perusahaan 69 4.9 Hasil Uji Normalitas Trade OjlTheory dan Size perusahaan 70 -- C------- - 4.10 Hasil Uji Autokorelasi Pecking Order Theory 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Ji'ade Off Theory 72 4.12 Hasil Uji Autokorelasi Pecking Order Theory dan Trade Off Theory 73 4.13 Hasil Uji Autokorelasi Pecking Order Theory dan Size Perusahaan 73 4.14 Hasil Uji Autokore1asi Trade OffTheOlY dan Size Perusahaan 74 4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Pecking Order Theory 75 4.16 Hasil Uji Multikolinieritas Trade Off Theory 76 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas Pecking Order Theory clan Tl-ade Off Theory 77 71 DAFTAR GAMBAR No. Keterangan Hal. 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order Theory 79 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Trade OjJTheory 80 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order Theory dan Trade Off Theory 81 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order TheOlY dan Size Perusahaan 82 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Trade OffTheOiT dan Size Perusahaan 83 DAFTAR LAMPIRAN - No. Keterangan Hal I Data Debt Issue periode Desember 2005-2007 101 2 Data Defisit AIiran Kas (DEF) periode Desember 2005-2007 102 3 103 4 Data Target Adjustment Trade Off Theory periode Desember 2005-2007 Data Ukuran Perusahaan (Size) periode Desember 2005-2007 5 Hasil Output SPSS model Pecking Order Theory 6 Hasil Output SPSS model Trade Off Theory 106 7 Hasil Output SPSS model Pecking Order TheOlY dan Trade Off Theory Hasil Output SPSS model Pecking Order Theory dan Size pemsahaan Hasil Output SPSS model Trade OllTheOlY dan Size perusahaan 107 8 9 - - 104 lOS 109 III BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada zaman saat ini perkembangan ekonomi sangatlah maju, dimana persaingan antar perusahaan-perusahaan semakin ketat baik itu dari penjualan, produksi maupun promosi dalam mendapatkan pasar konsumen. Keberhasilan perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila dad manajemen perusal1aan yaitu struktur dan organisasi serta dari keuangan perusahaan tersebut dapat saling mendukung dan mempunyai kelja sanm yang baik antara satu dengm1lainnya. Selain mendapatka11 laba dad tahun ke tahun, tujUa11 lain Ya11g cukup penting adalal1 menjaga kela11gs1mgan hidup perusahaan terutama dalam menghadapi berbagai persaingan dari perusahaan sejems yang tidak mungkin dihindari, maim dibutuhka11 modal di dalam memaksimalka11 nilai perusahaan, baik itu di dalam meningkatka11 penjuala11, produksi, maupun promosi perusahaa11 tersebut. Oleh karena itu suatu perusahaa11 membutuhka11 ba11tua11 modal dalam membiayai proses kinerja dari perusahammnya tersebut. Modal tersebut dapat diperoleh dan huta11g da11 menjual saham perusahaan ke investor. Penggunaan huta11g untuk membiayai kegiata11 perusahaa11 memerluka11 pertimba11ga11 risiko agar dapat mencapai struktur modal (perba11dingan a11tara hutang denga11 ekuitas) yang optimal guna memaksimalkm1 Ililai perusahaan. Jika perusal1am1 mempunyai huta11g Ya11g terlalu besar niIainya, maka dapat meningkatkan risiko kebangkmtan karena perusahaan harus membayar dana cash flow yang cukup besar untuk membayar cicilan hutang beserta bunganya. Hutang juga menyebabkan pemsahaan rentan terhadap fluktuasi perubahan tingkat suku bunga dan gejolak perubahan nilai mata uang. Penelitian mengenai strulctur modal pemsahaan telah dilakukan sejak puluhan tahun yang lalu, yang dimulai oleh Modigliani dan Miller (1958). Selanjutnya berkembang berbagai teori dan perdebatan mengenai struktur modal dalarn pemsahaan, yang disebut capital structure puzzle (Myers, 1984; Barclay & Smith, 2001 da1arn Dini Kusumawati, 2004). Barclay dan Smith (2001, 197) dalam Dini Kusumawati (2004) menyatakan bahwa yang menjadikan struktur modal suatu perdebatan adalah berbagai teori yang berbeda menghasilkan rekomendasi yang berbeda bahkan berlawanan dalanl proses pengarnbilan keputusan. Sebagai contoh, sebagian orang menganut pandangan Modigliani dan Miller yang menganggap struktur modal tidak berhubungan dengan nilai perusahaan (Teori struktur modal tidak relevan). Sementara sebagian orang yang lain menganut pandangan bahwa struktur modal berhubungan dengan nilai perusahaan (teori stmktur modal relevan). Pada teori stmktur modal relevan, ada dua teori dasar yaitu: Teori Trade off(Farna dan Miller, 1972; Jensen dan Meckling, 1976; Myers, 1977; DeAngelo dan Masulis, 1980; Jensen, 1986) dan Teori Pecking Order (Myers, 1984) dalarn Dini Kusumawati (2004) yang memiliki pandangan yang berbeda mengenai keberadaan struktur modal yang optimal/target leverage. Menurut Teori Trade off, pilihan sumber dana perusahaan merefleksikan usaha manajer perusahaan untuk menyeimbangkan tax shield dari hutang yang lebih besar dengan meningkatnya kemungkinan dan biaya financial distress, termasuk yang meningkat akibat tidak melakukan investasi pada proyek yang menguntungkan. Sebab, jika terlalu banyak atau terlalu sedikit hutang dalam suatu perusahaan akan dapat menurunkan nilai pemsahaan. Dengan kata lain, ada struktur modal yang optimal. Pemsahaan memiliki target leverage dan bergerak ke arah target leverage tersebut. Menurut Lasher (2003, 421) dalam Dini Kuswnawati (2004), dengan restrukturisasi modal, dalam hal ini merubah leverage (komposisi hutang dan ekuitas), malm harga saham akan naik, sebab struktur modal yang optimal akan dapat memaksimwnkan harga sallam. Pada saat leverage rendah, peningkatan sedikit leverage akan memiliki efek positif bagi investor. Namun pada saat leverage tinggi maka akan mengandung risiko tinggi sehingga penambahan sedikit leverage efeknya almn menjadi negatif bagi investor. Stl'uktur modal optimal yang alcan menghasilkan harga saham maksimum dicapai pada saat terjadinya pembahan efek dari positif dan negatif. Pada posisi struktur modal optimal, apabila dilakukan penambahan leverage malm harga saham justru akan turun (tidak lagi pada posisi maksimum). Hal'tono (2003) juga menyatakan hal yang sama bahwa Teori struktur modal sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan diantara para ahli keuangan. Ada dua pandangan yang terus diperdebatkan ol"h allli-ahli keuangan tersebut. Pandangan pertama dikenal dengan pandangan u'adisional, yang menyatakan babwa struktur modal mempengaruhi nilai perusabaan. Pandangan tradisional ini diwakili oleh dua teod yaitu Trade off TheOlY dan Pecking Order Theory. Pandangan kedua dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang menyatakan babwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusabaan. Berbagai faktor seperti adanya corporate tax, biaya kebangkmtan, dan personal tax, telab dipeliimbangkan untuk menjelaskan mengapa suatu pemsabaan akhirnya memilih struktur modal tertentu. Penjelasan tersebut termasuk lingkup trade off theory (Brealy, R and Myers, S 1991 dalam HaIiono, 2003). Esensi trade offtheory adalab menyeil11baIlgkan l11anfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaaIl hutang. Sejauh l11aIlfaat masih lebih besar, hutang alean ditambah. Tetapi apabila pengorbanan karena penggunaan hutaIlg sudall1ebih besar, maka hutaIlg tidalc boleh ditambab lagi. Dalanl bebaI'apa penelitian empiris ditel11ukan bahwa static trade off model kurang mampu l11enjelaskan dalaIll menentukan struktur modal optimal. Dalam kenyataannya pemSahaaIl dihadapkan pada kondisi YaIlg selalu berubab dan keterbatasan baik dalam kesempatan investasi, internal cash flow yang ada, daIl dividen yang harus dibayaI" Kondisi ini akan memunculkaIl adaIlya a target adjustment model berdasarkan trade off theory (Shyam-Surlder aIld Myers 1999 dalam HaIiono 2003). Konsep pecking order theory dikemukakan oleh Mye:rs dan Majluf (1984) dan Myers (1984) dalam Hartono (2003), yang mecoba menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan berbeda dengan pemikiran teori struktur modal sebelumnya. Myers (1984) dalam Hartono (2003)m,enemukan bukti empiris adanya penilaian negatif dari pemegang saham atau pengurangan leverage - pecking order theory juga l11erupakan satu il11plikasi dari analisis Myers - Majluf (1984), yang l11engungkapkan bagail11ana asil11etri l11emiliki efek terhadap investasi dan pembelanjaan perusahaan. Pecking order Hypothesis (Myers 1984; Myers &. Majluf 1984 dalam Hartono (2003) menyatakan bahwa manajer akan mel11ilih tingkat pembelanjaan modal yang l11emaksimalkan kemakmuran pel11egang saham saat ini, tanpa l11emperhatikan kepemilikan manajer tersebut atas saham perusahaan. Manajer cenderung untuk membuat keputusan pembelanjaan modal atas dasar aliran kas internal (intemal cash flow), dengan alasan adanya information asymetrics antara manajer tersebut dengan calon pemegang saham potensial (Myers &. Majluf 1984) dalam Hartono (2003). Alasan lain adalah adanya equity agency coriflic antara manajemen dengan pemegang saham, terutama jika perusallaan memiliki exess cash flows (Jensen, 1986 dalam Hartono, 2003). Exess cash flows tersebut cenderung akan digunakan oleh manajernen untuk meningkatkan kekuasaannya melalui investasi yang berlebihan dan pengeluaran yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Beberapa penelitian mengenai struktur modal yang dilakukan di Indonesia diperoleh hasil temuan yang beragam. Penelitian model Gringer dan Gordon yang dilakukan Sartono (2001) dalam Hartono (2003) menyimpulkan tidak diperolehnya petunjuk secara tegas adanya pecking order thealy. Penelitian lain yang dilakukan Sartono (2001) dengan model Kamath (1997) dengan model kuesioner menyimpulkan bahwa manajer di Indonesia memilki kecenderungan memilih pembelanjaan secara hirarki atau pecking order theory dari pada target struktur modal atau trade offtheory (Hartono, 2003). Pemsahaan yang mengikuti filosofi pecking order theory untuk 1l1emperoleh dana bam memandang rasio hutang berhubungan dengan profitabilitas dan pertu1l1buhan di masa lalu. Penelitian lain yang dilakukan oleh Hamidi (200 I) dalam Hartono (2003) memperoleh hasil yang memberikan penegasan pada pecking order theory yaitu bahwa internal cash flow mempakan suatu faktor yang berpengamh terhadap tingkat capital expediture perusahaan, akan tetapi internal cash flow ini belum bisa secara langsung mem1l1jukkan terjadinya hipotesis pecking order. Wijaya (2001) dalam penelitiannya yang menghubungkan antara profitabilitas dan kesempatan investasi dengan leverage memberikan hasil yang mendukung hipotesis pecking order, walaupun tidak konsisten Selan13. 3 tahun. Sedangkan pengujian trade off theory dengan menghublmgkan antara free cash flow dan folatilitas dengan leverage tidak diperoleh hasil yang mendukung hipotesis tersebut. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Erkaningrmn (200 I) dalam Hartono (2003) yang 1l1enyi1l1pulkan bahwa untuk pemsahaan manufaktur di Indonesia cendemng tidak mengikuti pecking order theory, karena hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan dividend payout ratio terhadap investasi dan sebaliknya. Studi lain mengungkapkan banyak fakta bahwa perusahaan melakukan penyesuaian secara gradual terhadap target rasio hutang. Titman (1994), ShyamSlmdar and Myers (1999) dalanl Hartono (2003) mempergunalcan probabilitas penambahan hutang maupun modal sendiri dengan mempergunalcan deviasi current debt ratio dari target, dimana target dengan rata-rata sampel selama periode pengamatan dengan metode rata-rata bergerak. Shyam-Sundar and Myers (1999) dalam Hartono (2003) menginterpretasikan significant adjustment coefficients sebagai pendukung perilaku a target adjustment tradeoff theory mampu menjelaskan perubahan rasio hutang, tetapi pecking order theory lebih mampu menjelaskan sumber perubahan hutang tersebut. Jika dilakukan pengujian secara sendiri a target adjustment trade offtheory nampak memiliki kemampuan yang baik dalam menjelaskall kebijakan struktur modal. Apabila diuji bersamaan atau digabungkan dengan model pecking order theory, maka model pecking order theory lebih mampu menjelaskan perilalcu pembelalljaan perusahaan. Beberapa penelitian terdalmlu menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam menyusun hipotesis, memilih variabel-variabel dan metode penelitian yang digunakall untuk melleliti lebilt lanjut mengenai pellgujian pecking order theory dan trade off theOlY. Terdapat bebrapa perbedaan pada penelitian ini jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Berdasarkan evaluasi tersebut, perbedaan dari penelitian terdahulu adalah bahwa pada penelitian ini lebih difokuskan pada dua teori yaitu pecking order theory dan trade off theory, karena teori tersebut menunjukkan bahwa stmktur modal sebagai wujud dari kebijakan pendanaan memiliki implikasi penting terhadap nilai pemsahaan serta masih jarang yang meneliti kedua teori tersebut secara bersamaan. Objek yang akan diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) pada tahun 2005-2007. Alasan pemilihan objek karena peneliti ingin melakukan penelitian dalam kurun waktu yang terbaru, serta peneliti menganggap dalam tahun tersebut berkaitan dengan jumlall dan relevansi penelitian. Hal ini mengacu pada tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah: (i) apakah kebijakan stmktur modal perusahaan manufalctur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) mengikuti pecking order theory atau trade off theory, dan (ii) apakah kebijalcan struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) dipengaruhi oleh ukuran pemsahaan (size). Dengan demikian, maka penulis memutuskan memilih skripsi dengan judul "Analisis Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Pecking Order Theory dan Trade Off Theory (Studi pada pemsahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia)". B. Perumusan Masalah 1. Apalcah kebijakan struktur modal pemsallaan manufaktur yang terdaftar di BEl mengikuti pecking order theory atau trade offtheOlY ? 2. Apakah kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEl dipengarubi oleh ukuran perusallaan (size) ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian I. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan malm tujuan penelitian ini adalah: a. Menganalisis kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur yang tercatat di BEl lebih mengikuti tradeofftheory at au pecking order theOly. b. Menganalisis kebijakan struktur modal perusahaan manufalctur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size) atau tidak. 2. Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian ini terpenuhi maka manfaat penelitian yang diharapkan adalall sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan I. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan yang sekiranya dapat berguna bagi suatu perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai salah 8atu referen8i dalam mengembangkan usaha. 2. Perusahaan akan mendapatkan aualisa laporan keuangan yang dijadikan sebagai masukan (input) untuk memaksimalkan nilai perusahaan melalui stmktur modal yang optimal. Analisa ini juga alean menjadi bahan pertimbangan bagi perusaahaan untuk mengambil langkah selanjutnya karena perusahaan telah mengetahui dengan jelas tingkat leverage yang harus digwlakan agar nilai perusahaan maksimaI. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi para manajer keuangan perusahaan dalam pengambilan keputusan pendanaan (financing decision). 4. Perusahaan akan mendapatkan keputusan yang pasti tentang kebijakan struktur modal yang optimal dengan menggooakan pecking order theory dan trade offtheOly. b. Bagi Akademis I. Dapat menggambarkan pola hubungan antara nilai leverage ratio suatu pemsallaan pada teori struktur modal berdasarkan pecking order theory dan trade offtheory. 2. Dapat mengkritisi keabsahan atau memastikan keabsahan teori tentang adanya struktur modal yang optimal. c. Bagi Penulis I. Dapat menerapkan ilmu ekonomi khususnya penulis diharapkan dapat mengetahui perilaku pendanaan yang dilakukan oleh pemsahaan. 2. Dapat mengetahui teori tentang kebijakan stmk..tur modal berdasarkan pecking order theory dan trade offtheory. d. Bagi Investor Penelitian dapat menjadi informasi tentang strnktur modal perusahaan sehingga dapat membantu investor dalam membuat kebijakan investasinya. BABn TINJAUAN PUSTAKA A. Teor! Struldur Modal Salah satu fungsi pembelanjaan selain yang menyangkut keputusan mengenai investasi dan dividen adalah keplltllsan pembelanjaan. Dalam keputusan pembelanjaan, perusahaan (khusllsnya manajer pembelanjaan) dapat membelanjai investasinya dengan hutang jangka panjang (debt), dengan modal sendiri (equity), atau dengan kombinasi antara kedllanya. Keputllsan yang bagaimana pun akan diambil oleh perusahaan ini merupakan cermin dari kebijaksanaan pemsahaan tersebut dalanl menentllkan jenis dana atau sumber pembiayaan mana yang akan diambilnya, yang akan membentuk struktur modal dari perusahaan. Para manajer kellangan perlu mempeliimbangkan manfaat dan biaya dari sllmber dana yang dipilih dalam melakllkan pengambilan keputusan pendanaan. Hal ini disebabkan karena masing-masing sumber dana tersebllt mempunyai konsekllensi dan karakteristik finansial yang berbeda. SlImber dana yang berasal dari dalam perusahaan dapat diperoleh dari retained earning dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sllmber dana eksternal dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu pembelanjaan dengan hutang (debt financing) dan pembelanjaan sendiri. Pembelanjaan dengan hutang merupakan pemenllhan kebutuhan dana dalam bentuk hutang yang berasal dari kreditor. Sedangkan pembelanjaan sendiri, sumber dana berasal dari pemilik atau peselta yang ikut mengambil bagian dalam perusahaan. Berbicara mengenai struktur modal ini, pertama-tarna akan dikemukakan pengertian dari stnlktur modal itu sendiri. Menurut Hampton (1989) yang dikutip oleh Rustam Efendi dalam Dwi Hastiningsih (2005) "Capital structure is the composition of debt and equities that comprise a firm's financing of its asset". Pengertian yang sama juga dikemukalcan oleh Van Horne (1989) daJam Dwi Hastiningsih (2005) "Capital structure in term of the proportion of debt to equity". Demikian juga Shin dan Siegel (1987) dalanl Dwi Hastiningsih (2005) mengatakan "Capital structure is the mix oflong-term source offunds used by the firm", dan pengertian yang sama lailmya adalall dikemukakan Napa 1. Awat dan Mulyadi Ps (1989) dalam Dwi Hastiningsih (2005) "Stntktur modal mempakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri (sallam)". Pengertian mengenai struktur modal yang dikemukalcan tersebut adalah lebih sempit yang mengatakan, ballwa struktur modal adalah perimbangan antara hutang jangka panjang (debt) dengan modal sendiri (equity)" Sedangkan pendapat lailmya yang lebih luas mengatakan bahwa struktur modal bukan hanya mempalcan perimbangan atau perbandingan antal"a hutang jangka panjang dengan modal sendiri saja, melainkan termasuk juga semua hutang temtama yang bersifat permanen. Pengertian tersebut seperti dikemukakan Maness (1988) yang dikutip oleh Rustam Efendi dalam Dwi Hastiningsih (2005) "Capital structure refers to the permanent long-term financing of cOlporation represented by long-term debt, preferred stock, paid in surplus, and retained earning". Weston and Copeland (1986) dalam Dwi Hastiningsih (2005) mengatakan '·Capital structure or capitalization of the firm is the permanent financing reprecented by long-term debt, preferred stock and shareholder's equity". Lebih je1as diartikan oleh Weston dan Brigham (1990) dalam Dwi Hastiningsih (2005) yang mengatakan "Struktur modal adalah pembiayaan permanen perusahaan yang temtama berupa hutang jangka panjang, saham preferen atau prioritas, dan saham biasa, tetapi tidak tennasuk semua kredit yang pendek". Demikian pula yang dikemukakan Sartono, R. Agus (1990) dalam Dwi Hastiningsih (2005) "Struktur modal adalah rasio jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa yang dipergunalcan oleh perusahaan. Wijaya (2001) dalam Yuniningsih (2002) juga menjelaskan bahwa manajer hams mempertimbanglcan manfaat dan biaya dari sumber dana yang dipi1ih dalam melakukan pengambilan keputnS<ll1 pend<lnaan. Masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi dan karakteristik finansial yang berbeda. Sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan didapat dari retained earning dan depresiasi. Sumber dana ekstemal dibedakan menjadi dua kategori, yaitu pembelanjaan dengan hutallg (debt financing) dan pembe1anjaan sendiri (external equity). Bauran penggunaan modal sendiri (baik berupa saham biasa maupun saham preferen) dan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahan disebut stmktur modal perusahaan. Menentukan kebijakan struktur modal hams melibatkan antara risiko dan tingkat pengembalian karena dengan penambahan hutang akan memperbesar risiko pemsahaan dan sekaligus memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat dari besarnya hutang cendemng mellUmnkan harga saham. Hal tersebut diperlukan suatu struktur modal yang optimal dengan mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian yang dapat memalcsimumkan harga saham. Menurut Roma Uli (2002) dalam Edi Wijaya (2001) teori stmktur modal mer,jelaskan apakah ada pengaruh pemballan struktur modal terhadap nilai pemsahaan, kalau keputusan investasi da.n kebijakan dividen dipegang konstan. Seandainya suatu perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga sallarn akan merubah dengan mengasumsikan perusahaan tidak mengubah keputusan-keputusan keuangan laimlya. Struktur modal yang dapat memalcsimalkan nilai perusahaan atau harga salJam adalah struktur modal terbaik. Suatu investasi baru akan memerlukan modal. Sumber pendilllaan perusahaan pada dasarnya terdiri atas hutang dilll modal sendiri. Modal yang dipergunalcan pemsahaan selalu mempunyai biaya (cost ofcapital). Biaya modal bisa bersifat eksplisit, artinya narnpak dan dibayar oleh pemsahaan, tetapi bisa juga implisit yaitu tidak narnpak bersifat opportunistic atau diisyaratkan oleh investor. Sumber pendanaan hutang memberikan beberapa manfaat. Peliama, biaya bunga berakibat pengurangan pembayaran pajak terhadap laba operasi perusahaan. Kedua, return yang diberikan kepada debitur bersifat tetap sehingga pemegang saham tidak hams membagi keuntungan jika perusahaan sukses. Terakhir debitur tidak memiliki hak voting sehingga pemegang saham dapat mengontrol bisnis perusahaan (Wijaya, 2001) Namun pemakaian sumber dana dari hutang juga berisiko. Pertama, semakin tinggi rasio hutang perusahaan maim semakin tinggi risiko perusahaan sehingga mengakibatkan semakin tinggi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Pembayaran tingkat bunga yang tinggi akan menghilangkan fungsi pengurangan beban pajak terhadap hutang. Kedua, jika perusahaan pada kondisi keuangan sulit sehingga tidak mampu untuk membayar b1l11ga maka para pemegang sahanl hams membuat pengurangan pengeluaran jika tidak berhasil maka pemsahaan terancam bangkrut. Sumber pendanaan dari ekuitas bukan berarti biayanya lebih murah dari pada biaya mempergunakan hutang. Biaya pemakaian ekuitas merupakan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh para investor sebelum para investor menyerahkan dana tersebut kepada perusahaan. Tingkat keuntungan yang diisyaratlcan ini belum tentu lebih kecil apabila dibandingkan dengan bunga pinjaman. Perusahaan dapat mempergunakan hutang dan ekuitas 1l11tuk membiayai aset perusahaarmya. Perusahaan akal1 mendanai investasinya dengan mempergunakan seluruh modal sendiri atau hutang atau membagi proposi hutang dan modal selldiri dellgan tujuall mellingkatkal1 nilai perusahaan del1gall memberi penanlbahan kesejal1teraan bagi pemegang sal1am. Struktur modal dapat dilihat dari neraca perusal1aan. Nilai perusallaan merupakan penjumlal1an nilai pasar hutang dan nilai pasar modal sendiri. Asset-in-place and growth oppurtunities Debt (D) Equity (E) Firm value (V) Sumber: Roma Uli (2002) dalanl Wijaya (2001) Menurut Dini Kusumawati (2004) pada dasarnya ada dua teori yang bertentangan mengenai ada tidaknya hubungan antara struktur modal dan nilai perusallaan, yaitu teori struktur modal tidak reIevan dan teori struktur modal relevan. 1. Tcori Struktur Modal Tidak Rclevall Menurut Modigliani dan Miller (1958) dalam Ross, Westerfield, dan Jaffe (2002, 406) yang dikutip oleh Dini Kusumawati (2004), keputusan investasi fisik perusahaan tidak tergantung pada struktur modalnya. Hal ini di bawall asumsi ketiadaal1 pajalc, biaya transaksi, dan biaya kebangkrutall. Dengan kata lain, nilai suatu perusahaan tidak berhubungan del1gan struktur modalnya, sehillgga dapat dikatalcal1 tidak ada struktur modal yang optimal. Nilai perusahaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Keuntungan tingkat biaya yang lebih rendah dari hutang terhapus oleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari ekuitas yang diingil1kan pemegang saham kar'ena lebih tingginya risiko keuarlgan yarlg disebabkall oleh pellggunaan hutang yang lebih besar. Modigliarli dan Miller dalam Dini Kusumawati (2004) juga menunjukkan bahwa efek tindakan yang dilakukan oleh perusahaan akan dapat ditiru bahkan dihilangkan oleh investor dengan cara meminjarn dari rekening pribadi lilltuk membeli saham pada perusahaan tanpa leverage (homemade leverage), selarna individu dapat meminjam (dan memberi pinjarnan) dengan syarat yang sarna seperti perusahaan. 2. Teori Struktur Modal Relevan Pada suatu kasus khusus, dengall asumsi ketiadaan keuntungan pajak, risiko kegagalarl, atau agency problems, keputusan mengenai sumber dana dikatakan tidak reievan, karena hutang tidak menimbulkan kerugian atau pun keuntungan (teori struktur modal tidak relevan). Narnun dalam kebanyakan kasus, trade off antara keuntungan dan kerugian dari penggunaan hutang dalanl keputusan mengenai sumber dana akan menghasilkan struktur modal yang optimal, yaitu pada saat dicapainya nilai perusahaan yang maksimum (Dini Kusumawati, 2004). Dalarn dunia dengan adanya pajak perusahaan, Modigliani-Miller (1963) dalarn Ross, Westerfield, dan Jaffe (2002, 416) yang dikutip oleh Dini Kusumawati (2004) mengemukakan bahwa nilai perusahaan merupakan fungsi yang meningkat dari leverage. Hal ini disebabkan oleh adanya perlindungan pajak atas penggunaan sumber dana melalui hutang sehingga perusahaan dapat memaksimumkan nilai perusahaannya dengan pemanfaatan sumber dana melalui hutang. Damodaran (2001, 566) yang dikutip oleh Dini Kusumawati (2004) juga menyatakan bahwa wa1au suatu perusahaan tidak seCal'a eksp1isit membuat trade off ini, namun secara imp1isit mereka melakukannya bahkan ketika mereka menentukan leverage yang berdasarkan sik1us hidup perusahaan, atau perbandingan dengan perusahaall lain di bisnis yang sarna, atau berdasarkan hirarki sumber dana. Dalam hal ini, perusahaan dapat memilih dari sekian banyak altematif struktur modal, baik yang bertumpu pada sumber dana yang berasal dari da1am perusahaan, hutang, atau pun ekuitas. lnilah yallg selanjutnya disebut dengan teod struktur modal re1evan. Sehubungan dengan teori struktur modal re1evan, maIm ada dua kerangka berpikir yang berbeda yaitu pecking order theory dan trade off theory. Seperti yang telah dikatakan diatas, kedua kerangka pemikiran inilah yang akan dijadikan sebagai 1andasan teori dalam penelitian ini. B. Model Pecking Order Theory Pemililian pendanaan berdasarkan risiko mempakan konsep pecking order theory yang diperkena1kan oleh Myers (1984) dan Myers dan Majluf (1984) dalaln Edi Wijaya (2001). Donaldson (1961) yallg diacu oleh Myers (1984) dalam 'Edi Wijaya (2001) menemukan bahwa terdapat kecenderungan perusahaan untuk menentukan pemilihan sumber pendanaan. Perllaku manajemen yang tidak mengikuti urutan pendanaan menurut pecking order theory merupakan suatu sinyal yang bumk mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Pecking order theory mengacu pada teori pemsahaan yang bertujuan memaksimumkan kemakmuran pemilik pemsahaan. Myers (1984) juga berpendapat bahwa terdapat tidak kekonsistenan antara trade off theory dan pecking order theory yang dikemukakan oleh Donaldson (1961; pada Myers, 1984 dalam Edi Wijaya 2001). Pecking order theory membedakan ekuitas yang dipero1eh dari laba ditahan dan penerbitan saham baru karena prioritas sumber pendanaan menempatkan posisi yang paling atas sedangkan penerbitan saham bam pada posisi yang paling bawah. Trade off theory tidak membedakan umtan pemilihan sumber pendanaan oleh karena itu ekuitas tidal( dibedakan apakall diperoleh dari laba ditahan atau dari penerbitan sallanl bam melain1can mempakan kombinasi dari keduanya. Dimisalkan terdapat tiga sumber pendanaan pemsahaan, yaitu retained earning, hutang, dan ekuitas. Retained earning tidak mempunyai permasalahan atau risiko sama seka1i. Ekuitas memplUlyai tingkat risiko yang sangat besar, sedangkan hutang mempunyai risiko yang relatif kecil. Keduanya mempunyai risiko, tetapi dari sudut pandang investor, ekuitas mempunyai risiko yang lebih besar dari hutang. Hal ini mengakibatkall investor akan rnengharapkan tingkat pengembalian yang 1ebih tinggi dari penggmlaan ekuitas dibandingkan dengan penggunaan hutang. Dari sudut pandang perusahaan, retained earning merupakan sumber pendanaan yang lebih baik diballdingkan hutang, dan hutang merupakan sumber pelldanaan yang lebih baik dibandingkan ekuitas. Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan akan membiayai semua kegiatan investasinya dengan menggunakan retained earning. Jika jumlah retained eaJ:nillg tidak mencukupi maka pelldaJlaan dengan hutang atau ekuitas yaJlg akan digunakan. Myers (1984) dalaJll Edi Wijaya (2001) berpendapat bahwa keputusall pendanaan berdasaJ'kan pecking order theory akan mengikuti urntan pendanaan sebagai berikut: a. Perusahaan akan lebih menyukai penclanaan dari sumber internal (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). b. Perusahaan menyesuaikaJl target pembayaran dividen terhadap peluang investasi. c. Kebijakan dividen bersifat sticky, fiuktuasi profitabilitas clan peluang investasi berdaJllpak pada aliran kas internal bisa lebih besar atau lebih kecil dari pellgeluaran investasi. d. Bila dana eksternal dibutuhkan, penmahaan akan bernsaha memilih sumber dana dari hutang karena clipandang lebih aJllan dan pellerbitaJl eknitas barn sebagai pilihan terakhir nntuk memenuhi kebutuhan sumber dana. DalaJll Dini Kusumawati (2004), pecking order theory memandang perusahaan lebih menyukai sumber dana intemal clibandingkan clengaJl sumber dana eksternal, dan lebih menyukai hutang dibandingkan ekuitas. Menurut Myers, dalam membuat keputusan mengenai sumber dana, manajer perusahaan tidaic benar-benar berpikir mengenai struktur modal yang optimal, namtm pemilihan tersebut berdasarkan sumber dana yang termudah dan tennurah, dengan sedikit pemikiran mengenai konsekuensi di masa depan terhadap pilihan tersebut. Menumt Adler Haymans Manmung (2004), Pecking order theory diperkenalkan oleh Gordon Donaldson (196 I) ballwa perusahaan mempunyai urutan dalam melalcukan pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihalc ketiga baik dengan loan atau menjllal obligasi dan teralchir dengan megeluarkan saham baru. Urutan pembiayaan tersebut merupalcan wutan berdasarkan biaya yang hams dikeluarkan perusahaan dan biaya ekuitas merupakan biaya tertinggi. Selanjutnya, Baskin (1989) dalam Adler Haymans Manurung (2004), juga berpendapat bahwa perusahaan yang membayar dividen tinggi pada masa laiu mempwlYai kecenderungan untuk meminjam lebih banyak, sehingga perusahaan lebih cenderung menggunalcan dana dari dalam perusahaan dan pinjaman serta kemudian mengeluarkan sahan1. Sesuai dengan teod ini, dalan1 Suad Husnan (2000: 325) tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai dari pada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan. Pecking Order Theory menjelaskanmengapa perusahaan-perusahaan yang profitable mnumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendall, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusallaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (a) dana internal tidak cukup, dan (b) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Dana internal lebih disukai dari pada dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidal, perlu "membuka diri lagi" dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh "sorotan dan publisitas publik" sebagai akibat penerbitan saham barn. Ada dua alasan dana eksternallebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena (a) pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi akan lebih murall dari biaya emisi sal1am barn. Hal ini disebabkan karena penerbitan sallam barn akan menurunkan harga sal1all1 lama, (b) ll1anajer khawatir kalau penerbitan sal1am baru almn ditafsirkan sebagai kabar jelek oleh para pemodal, dan membuat harga sal1all1 akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya asimetri informasi ~mtara pihak manajemen (pihak dalam) dengan pihak pemodal (pihak luar). Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunym infonnasi yang lebih banyak dari pada para pemodal. Dengan demikian, pihak mmlajemen mungkin berpikir bal1wa harga sal1am saat ini sedang overvalue (terlalu mal1al). Kalau hal ini yang diperkirakan terjadi, rnaka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham bam (sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya). C. Model Trade Off TheOlY Esensi trade off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tanlbahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggtmaan hutang sudah lebih besar, malm tarnbahan hutang sudah tidak diperbolehkml. Trade off theOlY telah mempeliimbmlgkan berbagai falctor seperti corporate tax, biaya kebanglautan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal telientu. Husnan, (2000) dalarn Hmiono (2003). Menurut Myers (1984, 574) dalam Dini Kuslilllawati (2004), trade off theory ya11g mema11dang pemsahaan menetapkan tm'get struktur modal dml secara gradual bergerak ke arah tersebut. Dengml kata lain, stmktur modal optimal dapat ditentukan. Dua teori yang tennasuk adalah Teod Tax Shelter-Bankruptcy Cost dan Teori Agency. Adanya keuntungan pengembalian pqjalc dm1 penggunaan hutang dibandingkml denga11 ekspektasi biaya kebangkmtlm alcibat penggunaan hutang mempalca11 dasm' pemikiran Teori Tax Shelter-Bankruptcy Cost. Sedangka11 Teori Biaya Agency berpa11dmlgan bahwa stmktur modal optimal ditentuka11 oleh biaya ymlg muncul dari konflik yang teljadi a11tm'a principal dan agen. Konflik peliarna adalah antara manajer dalarn pemsahaan dan pemegang saham yaitu persoalan fi'ee cash flow pada saat ekuitas berlebihan (Jensen & Meckling, 1976; Jensen, 1986 dalarn Dini Kusumawati, 2004) yang menimbulkan biaya agency ekuitas. Konflik kedua adalah antara pemegang saham dan pemberi hutang yaitu persoalan substitusi aset dan underinvestment (Fama dan Miller, 1972; Jensen dan Meckling, 1976; Myers, 1977 dalam Dini Kusumawati, 2004) yang menimbu1kan biaya agency hutang. Model trade off theory mengasmnsikal1 bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasi1 trade off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya agensi yang akan terjadi dengan penggunaan hutang tersebut (Megginson, 1997 da1arn Edi Wijaya, 2001). Model ini merupakan pengembangan dari teori Modigliani Miller mengenai irrelevance capital structure hypothesis. MM berpendapat bahwa dalarn keadaan pasar sempurna mal(a nilai pemsahaan dengan menggunakan hutang akan sarna dengan perusahaan yang tidak mengglmakan hutang (Modig1iani dan Miller, 1958 dalam Edi Wijaya, 2001). Tetapi mereka merevisi kembali hasil temuan mereka (Modigliani dan Miller, 1960 dalal11 Edi Wijaya, 2001) dengan l11engatal(an bahwa adanya pajak maka hutang akan l11enjadi relevan. Hal ini disebabkan bunga hutang yang dibayarkan akan mengurangi tingkat penghasilan yang terkena pajak, sehingga perusahaan akal1 mampu meningkatkan nilainya dengan menggunakan hutang. Suatu fakta yang berlawal1an dengan temuan tersebut, dalarn kenyatamillya tidak ada satu perusahaan pnn ymlg akan l11enggunakml dana yang selmuhnya berasal dari hutang ataupun clalam jumlah yang relatif besar. Model tersebut mengabaikan faktor biaya kebangkrutan clan biaya !ceagenan yang timbul. Sehingga suatu struktur modal yang optimal akan dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan dari penggunaan hutang dan biaya kebangkrutan dan biaya keagenan. Hal ini disebut trade offtheory (Myers, 1984; Jensen dan Meckling, 1976 dalam Edi Wijaya, 2001). Penggunaan hutang yang berbeban bunga memiliki keuntungan dan kelemahan bagi perusahaan (Brighanl et al.,1999 dalam Edi Wijaya, 2001). Keuntungan penggunaan hutang adalah biaya bunga mengmangi penghasilan kena pajak sehingga biaya utang efe!ctif menjadi lebih rendah; kreditor hanya mendapat biaya bunga yang relatif bersifat tetap, sehingga kelebihan keuntungan merupakan lelaim bagi pemilik perusal1aan; bondholder tidak memilki suara sehingga pemilik bisa mengendalilean perusahaan dengan dana kecil. Kelemal1an penggunaan hutang adalah !carena semakin tinggi penggunaan hutang akan meningkatlean technical insolvency (Gittman, 1994 dalam Edi Wijaya, 2001), sehingga bila bisnis perusallaan tidak dalam keadaan yang baile, pendapatan operasi menjadi rendal1 dan tidal( cukup untuk menutup biaya bunga sehingga keleayaan pemilik ber!curang. Pada suatu kondisi yang sangat ekstrim, perusal1aan akan terancam !cebangkrutal1. Kesimpularmya penggunaan hutang akan meningkat!can nilai perusahaan tetapi hanya sampai pada titik terteutu. Implikasi trade off theory menmut Bril1gham et aI, (1999) dalam Edi Wijaya (2001) adalall perusal1aan dengan risiko bisnis til1ggi lebih baik menggunakan hutang yang sedikit dan pelUsahaan yang terkena tingkat pajak tinggi memperoleh penghematan pajak yang lebih tinggi bila menggunakan hutang. Walaupun model trade off theOl:V tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting: (a) perusahaan yang memiliki aldiva yang tinggi variabilitas keuntungan akan memiliki probabilitas financial distress yang besar, dan seyogyanya pelUsahaan menggunakan sedikit hutang, dan (b) pelUsahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak mengglmakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar p'!iak rendah. Meskipun kedua pendekatan teori struktur modal ini yakni pecking order theory dan trade off theOlY, bersifat saling melengkapi dalam berbagai kasus, namun hasil penelitian empiris membuktikan bahwa walau jenis variabel yang digunakan sama, namun ada perbedaan dalam prediksi kedua pendekatan ini. D. Ulmran Perusahaan (Size) Vmiabel kontTOI yang digunakan dalanl penelitian ini adalah nkuran perusahaan (size). Semaldn besar ukuran suatu pelUsahaan maIm akses pelUsahaan tersebut ke pasar modal relatif mudah. Sehingga bisa dikatakan bahwa pelUsahaml yang besm' mempunyai fleksibilitas dan kemampuan memperoleh dana dari yang lebih besar dibandingkan pelUsahaml yang lebih kecil. Hubungan antm'a ukuran perusahaan dan leverage masih melUpakan sesuatau yang dipelianyakan. Ben-Zion dan Shalit (1975) yang diacu oleh Chang dan Rhee (1990) dalam Edi Wijaya (2001) telah menemukan bahwa ukuran perusahaan merupakan penentu yang penting terhadap risiko perusahaan. Titman dan Wessel (1998) dalam Edi Wijaya (2001) menemukan bahwa ada hubungan positif antara ukuran perusahaan dan nilai buku hutang tetapi menemukan bukti hubungru1 yang tidalc signifikan ru1tru'a ukuran perusahaan dan nilai pasar hutang. E. Beberapa Catatan Tentang Kebijakan Struktur Modal Ada beberapa catatan tentang kebijakan struktur modal (Lukas, 2002: 274,275), antara lain: a. Pada pertemuan tahunan Financial Management Association (FMA) pada tahun 1989, disimpu1kru1 beberapa hal mengenai stmktur pemsahaan. • Dalam praktik sangat sulit menenlukru1 titik struktur modal yang optimal. Bahkan untuk membuat suatu range untuk struktur modal yang optimal pun sangat sulit. Oleh kru'ena itu, kebanyakan pemsahaan hanya memperhatikan apakah perusahaan terlalu banyak menggunakan hutang atau tidak. • Ada kenyataan bahwa walaupun struktur modal pemsahaan dianggap jauh dari optimal, tapi dampaknya pada nilai pemsahaan tidak terlalu besar. lni dapat diartikan bahwa keputusan tentang struktur modal tidaklah sepenting keputusan investasi, yang memiliki dampak yang lebih besar terhadap nilai perusahaan. b. Berdasarkan hal-hal diatas, sebaiknya pemsahaan lebih memfokuskan diri pada suatu tingkat hutang yang hati-hati (prudent) dad pada bemsaha mencari tingkat hutang optimal. Tingkat hutang yang "prudent" hams dapat memanfaatkan keuntungan dari penggunaan hutang dan tetap menuju: .. Mempertahankan risiko financial pada tingkat yang masih terkendali. .. Menjarnin fleksibilitas pembelanjaan perusahaan. .. Mempertahankan "credit rating" dari perusahaan. c. Keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis "trade-off" antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga meningkatkan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal yang optimal akan menyeimbangkan risiko dan keuntungan perusahaan. d. Metoda lain yang tidak jarang digunakan dalam menentukan stmktur modal perusahaan adalah analisis perbandingan rasio struktur modal. Manajemen membandingkan struktur modal pemsahaan mereka dengan stmktur modal perusahaan pada industri yang sarna. Suatu pilihan terhadap stmktur modal yang menyimpang dari struktur modal industri hams memiliki alasan yang lmat. e. Suatu riset terhadap 170 manajer keuangan senior di Amerika Serikat menunjuldcan bahwa sekitar 60% percaya bahwa ada suatu struktur modal yang optimal bagi perusahaan. Riset ini juga menunjukkan bahwa (a) manajer keuangan menetapkan suatu target rasio hutang bagi perusahaannya, dan (2) nilai rasio hutang ini dipergunakan oleh suatu evaluasi terhadap risiko bisnis yang dihadapi perusahaan. E. Penelitian Terdahulu Literatur empiris dan teoritikal mengenai stmk:tm modal perusahaan terlalu besar dan banyak untuk dapat dijelaskan satu persatu dalam tulisan ini. Haris dan Raviv (1991) dalan1 Edi Wijaya (2003) telah memberikan banyak ulasan mengenai pene1itian mengenai ini. Konsep pecking order the01Y dikemukakan oleh Myers dan Majluf (1984) dan Myers (1984) dalam Hartono (2003), yang mecoba menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan berbeda dengan pemikiran teori struktUT modal sebelumnya. Myers (1984) dalam Hartono (2003)menemukan bukti empiris adanya penilaian negatif dari pemegang saham atau pengmangan leverage - pecking order theory juga merupakan satu implikasi dari analisis Myers - Majluf (1984), yang mengungkapkan bagaimana asimetri memiliki efek terhadap investasi dan pembelanjaan perusahaan. Studi empiris Homaifar et. ai, (1994) dalan1 Hartono (2003) menemukan bnkti beberapa faktor penentu struktm modal perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah rasio hutang, rasIO pajak pelUsahaan, ukuran pelUsahaan, kesempatan peliumbuhan, kondisi pasar modal dan profitabilitas memi/iki pengamh terhadap struktur modal. Hal tersebut mengindikasikan berlakunya pecking order theory. Jika dilihat hubungan rasio pajak pemsahaan dengan stmktur modal dapat diindikasikan pula berlakunya trade off theory. Hal yang sama juga ditemukan oleh Theis and Klock (1992) dalarn Hartono (2003) dimana adanya penghematan pajak mendorong pelUsahaan untuk menggunakan hutang, sedangkan biaya keagenan dan kebangkrutan membatasi pemsahaan menggunakan hutang. Studi lain mengungkapkan banyak fakta bahwa perusahaan melakukan penyesuaian secara gradual terhadap target rasio hutang. Titman (1994), ShyarnSundar and Myers (1999) dalarn Hartono (2003) mempergunakan probabilitas penambahan hutang maupnn modal sendiri dengan mempergunakan deviasi cmrent debt ratio dari target, dimana target dengan rata-rata sarnpel selanla periode pengarnatan dengan metode rata-rata bergerak. Shyam-Sundar and Myers (1999) dalarn Hartono (2003) menginterpretasikan significant adjustment coefficients sebagai pendukung peri/aku a target adjustment trade off theOlY mampu menjelaskan perubahan rasio hutang, tetapi pecking order theory lebih marnpu menjelaskan sumber perubahan hutang tersebut. Jika dilakukan pengujian secara sendiri a target adjustment trade offtheory narnpak memiHki kemarnpuan yang baik dalarn menjelaskan kebijakan struktur modal. Apabi/a diuji bersarnaan atau digabungkan dengan model pecking order theory, maka model pecking order theOlY lebih marnpu menjelaskan peri/aku pembelanjaan pelUsahaan. Penelitian di Indonesia dengan sampel perusaha(ill yang listing di Bursa Efek Jakarta mengenai struktur modal juga terdapat inkonsistensi hasil temuan. Penelitian model Griner and Gordon (1995) yang dilakukan Sartono (200 I) dalam Hartono (2003) menyimpulkan tidak dip(;rolehnya petunjuk secara tegas adanya pecking order theory. Tetapi juga diperoleh inclikasi berlakunya penggunaan sumber pendanaan berdasarkan tingkat resiko, dimana hal tersebut juga mengindikasikan berlakunya pecking order theory. Riset lain yang dilakukan Sartono (2001) mempergunakan model Kamath (1997) dalam Hartono (2003) dengan questionnaires model menyimpulkan bahwa mana]er di Indonesia memilki kecenderungan memilih pembelanjaan secara hierarki atau pecking order theory clari pada target struktur modal dalam keputusan pembelanjaan. Manajer lebih suka menggunakan sumber pembelanjaan yang penting untuk investasi barn adalah dengan retained earning atau laba ditahan. Hasil temuan tersebut menginclikasikan berlakunya pecking order theory. Kelemahan yang cliungkap dari studi empiris tersebut adalah hasil tersebut belwn mampu menwljukkan validitas temuan karena sedikitnya responden atau 16,0% daTi 232 perusahaan dan tidak dijelaskmillya diversitas struktur industri. Diversitas industri atau perusahaan dalam industri yang berbeda memiliki kecenderungan berbeda dalam keputl.1san struktur modal, seperti diungkapkan Megginson (1997), Megginson et al (2000) yang dikutip oleh Hartono (2003). Adedeji (1998) dalam Yuningsih (2002) menguji prediksi hipotesis pecking order dimana terdapat hubungan negatif antara long tellli value of dividend payout ratio dan investasi. Disanlping menguji bahwa terdapat hubnngan positif antara financial leverage dan investasi. Uji ini bersifht komprehensif yaitu uji yang mencakup interaksi antara dividend payout ratio, financial leverage dan investasi satu sama lain dengan mengambil sampel sebanyak 224 perusahaan di Inggris dari tahun 1993 - 1996. HasH yang diperoleh menunjukkan bahwa dividend payout ratio memiliki interaksi negatif dengan investasi dan interaksi yang diharapkan berhubungan positif dengan financial leverage. Disanlping itu, hasil dari peneliti ini juga menunjukkan bahwa tidak ada interaksi signifikan antara financial leverage dengan investasi. Meskipun investasi punya pengaruh positif terhadap financial leverage, financial leverage tidak punya pengaruh yang signifikan terhadap investasi. Fama dan French (2000) dalam Hmiono (2003) mengujiprediksi trade off dan pecking order theory tentang dividend dml hutang. Perusahaan yang profitable dan perusahaan yang mempunyai keperluan investasi lebih sedikit akan memilki dividend payout yang lebih tinggi. Sebaliknya mereka juga menyatakan bahwa dengan memilki mm-ket leverage yang lebih sedikit dengan long term dividend payout yang lebih rendah, meskipun dividend tidak bervariasi untuk mengakomodasikan variasi investasi jangka pendek. Variasi investasi dan earning jangka pendek sebagian besm- diserap oleh hutang. Hal ini konsisten dengan prediksi pecking order theory. Penelitian ini memperoleh bukti empiris bahwa model prediksi a target adjustment trade off theory maupun pecking order theory memiliki kemampuan dalam menjelaskan perubahan struktur modal yang diproksi dari perubahan hutang jangka panjang. Hanya saja model target adjustment trade offtheory lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan dengan model pecking order theory. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perubahan struktur modal dapat dijelaskan oleh kedua model tersebut. Artinya bahwa pihak perusahaan, walaupun mempeliimbangkan mengikuti penyesuaiall pola hutang trade off theory, ataupun namWl juga keseimbangan hutang dibandingkan tahlUl sebelunmya. F. Kerangka Pemildran Penelitian ini dimaksudkan unnuc melihat apakah kebijalcan struktur modal perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI mengikuti pecking order theory atau trade off theory dan apakall kebijakfUl struktur modal perusallaan manufaktur yang terdaftar di BEl dipengmuhi oleh ukuran perusahaan (size). Data yang digunakan untlUe menganalisis berupa laporal1 keuallgan tahunan (laporan rugi laba, neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan mus kas) pada perusahaan manufaktur ymlg tercatat di BEl selama 3 tahun yaitu tahun 2005 sanlpai dengan tahun 2007. Untuk melihat perbandingan yang signifikan antara pecking order theory dengan trade off theory, maka dalam penelitian ini digunakml analisis bivariat (bivariate analysis) dengan Uji sendiri (Uji T) yang digunakan untuk pengujianpecking order model dan pengujian a target adjustment trade ojJmodel serta Uji bersamaan (Uji F) yang digunalcan untuk melihat kemampuan variabel prediksi baik pecking order model maupun a target adjustment trade ojJ model dalam menjelaskan perubahan hutang jangka panjang. Kebijakan struktur modal perusahaan manufalctur yang terdaftar di BEl dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size), digunakan sebagai variabel kontrol dengan menggunakan analisis multivariat (multivariate analysis) dengan Uji Regresi Berganda. Metode ini dilakukan untuk mengetahui apakall dengan analisis tersebut alcan didapat hasil yang signifikan antara variabel independen dengan variabel kontrol. Kriteria yang paling penting untuk melihat kekuatan prediksinya adalah mana nilai yang paling signifikan apabila dilihat secara statistik dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Untuk mempermudah dalam melakukan penelitian, berikut ini adalah gambaran permasalahan pada penelitian skripsi ini: Bursa Efek Indonesia (BEn I Laporan Keuangan 2005-2007 I Perubahan hutangjangka panjang I Independent: • Pecking Order Model Trade Off Model • Independent: II Pecking Order Model II Trade off Model II Analisis Bivariat [ Ukuran Perusahaan (size) Analisis Multivariat Interpr~_. F. Perumusan Hipotesis Hipotesis altematif penelitian yang diajukan untuk membandingkan Pecking Order Theory dengan Trade Off TheOlY didalam. menjelaskan kebijakan strukur modal, dinyatakan sebagai berikut: Untuk menguji apalcah terdapat perbedaan yang signifikan antara Pecking Order Theory dan Trade OffTheory, dirumuskan sebagai berikut: Hla : Pecking Order Theory berpengamh seCill'a signifikan terhadap kebijakan struktur modal HI b Trade off Theory berpengillllh secara signifikan terhadap kebijakan stmktur modal Untuk menguji apakall terdapat perbedaan yang signifikan antill'a Pecking Order TheOlY dan Trade Off Theory secara bersama-silll1a, dimmuskan sebagai berikut: Hla : Pecking Order TheOlY berpengaruh secara signifi.kan terhadap kebijakan stmktur modal HI b Trade Off TheOlY berpengaruh seCill'a signifikan terhadap kebijakan struktur modal Hipotesis yang diajukilll uutuk mengetalmi pengaruh ukuran perusal1aan (size) terhadap kebijalcan struktur modal, dinyatakan sebagai betikut: Untuk menguji apakal1 terdapat pengaruh yang signifikilll antill'a Pecking Order Theory dan ukuran perusahaan (size), dirumuskan sebagai berikut: Hid: Pecking Order Theory berpengaruh seeara signifikan terhadap kebijakan struktur modal H2b : Size berpengaruh seem"a signifikml terhadap kebijakan Stluktm modal Untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara Trade Off Theory dan ukman perusahaan (size), dirumuskan sebagai berikut: Hie : Trade Off Theory berpengaruh seeara signifikml terhadap kebijakan struktur modal H2e : Size berpengaIUh seeara signifikan terhadap kebijakan struktur modal BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup PCllclitiall Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEl) yang melakukan kebijakan struktur modal pada tahun 2005-2007. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEl). Penelitian ini akan dirancang sebagai suatu penelitian yang empiris. Untuk membuktikan hipotesis yang telah disusun, akan diteliti variabelvariabel dalam penelitian ini. Yariabel tersebut terdiri dari variabel dependen (Y), variabel independen (X), dan variabel kontroI. Dalam pecking order theOly, variabel independennya adalah Defisit Aliran Kas (DEFit) yang terdiri dari pembayaran dividen pada tahun t (DIYt), pengeluaran modal (Xt), kenaikan bersih modal kerja (L\ Wt), clan arus kas operasi (et). Dalam trade off theOly, variabel independennya aclalah target tingkat hutang untllk perusahaan i pada tahlln t dengan 3 tahun rata-rata bergerak (D* it) clan tingkat hutang perusahaan i pada peri ode t-I (Dit.I). Serta untuk mengetahui apakah kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEl dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size) sebagai variabel kontrol. B. Metode Penentuan sampel Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan tipe judgement sampling, yaitu pemilihan anggota sampel yang memenuhi beberapa kriteria (Cooper dan Emory, 1995). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: I. Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah listing pada Bursa Efek Indonesia yang melaporkan laporan keuangan secaI'a lengkap. Perusahaan manufaktur dipilih karena berkaitan dengan jumlah dan relevansi penelitian. Dengan demikian diharapkan adaIlya konsistensi hasil penelitiaIl untuk generalisasi. 2. Perusahaan yang secaI'a kontinyu mengeluarkan laporan keuangan untuk periode 31 Desember 2005 sampai dengan 31 Desember 2007 di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEl) 3. Perusahaan yang dijadikan sampel pada penelitian ini memiliki kelengkapan data laporan keuangan yang berkaitan dengan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan telah di Audit sebelumnya oleh Auditor independen.. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan dan dikumpulkan berupa laporan keuangan per 31 Desember khususnya dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Karena pellelitian ini menyangkut perusahaall manufaktur maka data sekunder berupa laporan keuangan tahunan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas) yang dipublikasikan merupakan salah satu sumber. Data tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) Bursa Efek Indonesia (BEl). Selain itu, pengumpulan data ini dilengkapi pula dengan membaca, mempelajari dan menganalisis literatur yang bersumber dari buku, jurnal, laparan penelitian dan tesis yang berkaitan dengan laporan ini. D. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Uji Dasar Asumsi K1asik Asumsi dasar klasik adalah bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear serta tidak terjadi autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinieritas diantara variabel indpenden dalam regresi tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pengujian dan pembersihan terhadap pelanggaran asumsi dasar jika memang teljadi. Pengujian-pengujian asumsi dasar klasik regresi terdiri dari: a. Uji Nonnalitas Data Menurut Ghozali (2005; 74), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki kontribusi nonnal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki clistribllsi data normal atau mendekati normal. Peneliti yang menggllnakan metode yang lebih handal untuk mengllji apakah distribusi data normal atau tidak, yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurns diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maim garis yang menggambarkan data sesllngguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Menurut Ghozali (2005:76) pada dasarnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah : I) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menllnjukkan pola distribllsi normal, maka model regresi tersebllt memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi nortnalitas. b. Uji MlIltikolinearitas Uji MlIltikolinearitas diperlllkan lIntuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1). Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2). Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak bermti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena ad:l11ya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas VIF = IITolerance, jika VIF = 10 maIm Tolerance = 1110 = 0,1. Semakin tinggi VIP maka semakin rendah Tolerance. c. Uji Autokorelasi Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (e,) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periocle sebelumnya (e,. I)' Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode waktu. Sedangkan untuk sampel data cross section dengan n-sampel item seperli perusahaan, orang, wilayah, dan lain sebagainya jarang terjadi, karena variabel pengganggu item sampel yang satu berbeda dengan yang lain. Cara mudah mendeteksi aUlokorelasi c1apat dilakukan dengan U]i Durbin Watson. Model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah No Autocorrelation. Penentuan lelak tersebut c1ibantu c1engan tabel dl dan du, c1ibantu c1engan nilai k Gumlah variabel independent). Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung menclekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung menclekati alau disekitar angka 2 maka moclel tersebut terbebas dari asumsi klasik autokorelasi, karena angka 2 pacla U]i Durbin Watson terlelak c1i c1aerah No Autocorrelation Tabel3.1 Peraturan Durbin Watson d test Hipotesis Nol Keputusan Jika niIai Durbin Watson Tidak ada autokorelasi (+) Tolak 0< d <dl Tidak ada autokorelasi (+) Ragu-ragu dl ::0 d :s du Tidak ada autokorelasi (-) Tolak 4-dl::od::o4 Tidak ada autokorelasi (-) Ragu-ragu 4-du d::04-dl Tidak ada autokorelasi (+ or -) Terima du ::0 d ::0 4 - du Sumber: Ghozali Keterangml: d Durbin Watson d statistic = dl = Durbin Watson Lower du = Durbin Watson Upper d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas menguji terjaclinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau adanya hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model tersebut homokedastisitas. tlDit = a + Ppo DEF it + eit DEFit = DrV t + X, + tlW, - C, Sumber: Hartono (2003) Dimana: tlDit = Pembahan hutangjangka panjang Ppo = Koefisien pecking order theory DEF i, = Defisit arus kas pemsahaan I pada tahun t Pembayaran dividen DrV, = Xt = Pengeluaran modal tlW, = Kenaikan bersih dalam modal kerja C, = Arus kas operasi/operating profit C = Konstanta 2). Hasil penelitian mengenai struktur modal dengan menggunakan pendekatan trade off Model ditemukan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara perubahan hutang jangka panjang/debt issue dengan target adjustment trade off theory (DDit). Hal ini sesuai teori menurut Hartono (2003). Model untuk menguji trade off model adalah: tlDi' = a + Pc, (O*it:'" Di,-l) + ei' Sumber: Hartono (2003) Dimana: tlDi' = Perubahan hutang jangka panjang D*it = Target tingkat hutang untuk perusahaan pada tahun t dengan 3 tahun rata-rata bergerak Dit-l a ~ta = Tingkat hutang untuk perusahaan i pada tahun t-l Konstanta = = Koefisien a target acfjustment trade offmodel b. Uji F (Uji secara simultan) Pengujian hip6tesis secara simultan menggunakan uji statistik F dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Hasil penelitian mengenai stndetur modal dengan menggunakan pendekatan pecking order model maupun trade off model secm'a bersamaan ditemukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembahan hutang jangka panjang/debt issue dengml defisit aliran kas (DEFit) dengan target adjustment trade off theory (DDit). Akan tetapi, defisit aliran kas (DEFit) lebih lmat pengaruhnya dari pada target adjustment trade off theory (DDit) bila dihitung secara sendiri. Hal ini sesuai teorl menurut Hartono (2003). Model untuk menguji pecking order model maupun trade off model secara bersamaan adalah: .6.Dit = a + ~po DEFit + ~ta (D*it- Dit-1) -1::J Sumber: Hartono (2003) Dimana: .6.Dit = Perubahan hutang jangka panjang a = Konstanta Pta = Koefisien a target acijustment trade offmodel DEFi' = Defisit arus kas pemsahaan I pada tahun t P'a = Koefisien a target acijustment trade offmodel D* i,=Target tingkat hutang untuk perusahaan i pada tahun t dengan 3 tahun rata-rata bergerak Dit-l = Tingkat hutang untuk perusahaan i pada tuhun t-I 2). HasH penelitian mengenai struktur modal c1engan menggunakan penclekatan pecking order model dengan dimasukkannya variabel size sebagai variabel kontrol secara bersamaan ditemukan terdapat pengaruh yang signifikan antara pembahan hutang jangka panjang/debt issue dengan c1efisit aliran kas (DEFit) dengan ukuran perusahaan (size). Hal ini sesuai tear! menumt Hartono (2003). Model untuk menguji pecking order model dan size secara bersamaan adalah: lIDi' = a + Plpo DEF i, + pz SIZE + ei' Sumber: Hartono (2003) Dimana: lIDi' = Perubahan hutang jangka panjang a = Konstanta Ppo = Koefisien pecking order theory DEFi,= Defisit arus kas perusahaan I pada tahun t pz = Koefisien ukuran perusahaan (size) SIZE = Ukuran perusahaan (size) 3). Hasil penelitian mengenai struktur modal dengan menggunakan pendekatan trade off model dengan dimasukkannya variabel size sebagai variabel kontrol secara bersamaan ditemukan terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara peruloahan hutang jangka panjang/debt issue dengan target adjustment trade off theory (DDit) dengan ukuran perusahaan (size). Hal ini sesuai teori menurut Hationo (2003). Model untuk menguji pecking order model dan size secara bersamaan adalah: I t.D it = a + Pita (D*it- D it-I ) + P2 SIZE + eit Sumber: Hartono (2003) Dimana: t.Dit = Perubahan hutang jangka panjang a = Konstanta Pita = Koefisien a target acijustment trade offmodel D*it =Target tingkat hutang untulc perusahaan i pada tahun t dengan 3 tahun rata-rata bergerak D it-I = Tingkat hutang untuk perusahaan i pada tahun t-l P2 = Koefisien ukuran perusahaan (size) SIZE = Ukuratl perusahaan (size) c. Uji lcoefisien determinasi (Acijusted R Square) Uji koefisien determinasi dilalcukan untuk melihat seberapa besar lcemampuan variabel independen menjelaslcan variabel dependen yang dilihat melalui acijusted R Square karena variabel dependennya lebih dari dua. E. Operasional Variabel Penelitian Kebijakan struktur modal dalam penelitian ini diproksi dari perubahan hutang jangka panjang yang apabila nilai perubahan positif (naik) diartikan sebagai penerbitan, sedangkan apabila nilai perubahan negatif (menurun) diartikan adanya pengurangan atau pelunasan hutang jangka panjang. Untuk melakukan penguj ian hipotesis maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: l. Variabel Dependen Sebagai variabel dependen adalah pembahan hutang jangka panjang (~Dit) yang diperoleh dari selisih hutang jangka panjang tahun t dengan hutang jangka panjang t-I atau (D, - D'_I)' .6.Dit = Hutang jangka panjang periode, - Hutang jangka panjang periode '-1 Sumber: Hartono (2003) 2. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini dibagi atas dua kelompok, yaitu variabel pecking order model dan variabel tradeoffmodel. a. Variabel pecking order model, adalah defisit alir:m kas (DEF;,), yang terdiri dari: 1). DIVt (pembayaran dividen pada tahun t), :vaitu divident payout ratio dikalikan dengan laba, setelah pajak selama periode pengamatan. DIYt = deviden payout ratio x profit after tax Sumber: Haltono (2003) 2). Xt (pengeluaran modal), diproksikan dengan selisih antara aktiva tetap pada periode t dengan aktiva tetap pada periode t-t. Xt = aktiva tetap periode t - aktiva tetap periode t-! Sumbel': Hartono (2003) 3). L1Wt (kenaikan bersih modal kerja), diperoleh dari selisih aktiva Iancar di atas hutang Iancar pada periode t dengan periode to!' L1Wt = aktiva lancar periode t - hutang lancar periode t-I Sumbel': Hartono (2003) 4). Ct (arus kas operasi/operating cash flow yang diproksikan dari Iaba sebelum bunga dan pajak pacla periode t), Ct = arus kas operasi Sumber: Hmtono (2003) b. Variabel target acijustment trade offmodel Variabel independen dalam trade offtheory adalah: 1) dengml menggunakan 3 tahun rata-rata bergerak (three years moving average), dan 2) Dit-! (tingkat hutang perusahaan i pada periode t-I) c. Variabel Kontrol Variabel kontrol disini adalah ukuran perusahaan (size) yang dapat dilihat dari total aktiva perusahaan masing-masing perusahaan tersebut. BABIV PENEMUAN DAN ][>EMBAHASAN A. Sekilas Garnbaran Urnurn Objek Penelitian 1. Sejm'ah singkat Bursa Efek Indonesia Pada abad ke- I9 dalam upaya meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah Hindia Belanda membangoo perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Pengembangan perkebwl.an dan perdagangan pada wnumnya memerlukan pembiayaan yang cukup besar. Salah satu sumber pendanaan diperoleh dari para penabung yang sebagian besar adalah orang-orang Belanda dan orang Eropa lainnya. Untuk menghimpun dana tersebllt, pengusaha-pengusaha Hindia Belanda mendirikan Vereniging Voor de EjJecten di Batavia dan sekaligus memulai perdagangan Efek pada tanggal 14 Desember 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu adalah sahan1/obligasi perusahaan perkebooan Hindia Belanda yang beroperasi di Indonesia. Dengan semakin berkembangnya pasar modal Batavia tersebut, kemudian Bursa Efek dibuka juga di Surabaya pada tanggal I I januari 1925 dan di Semarang pada tanggal I Agustus 1925. Pada tanggal I3 Juli 1992 Bursa Efek Jakarta diswastakan kemudian pada tahoo 1995 Bursa Efek Jakmia meluncmkan sistem perdagangan yang disebut JATS (Jakmia Automated Trading System). Sistem ini memberikan fasilitas pada perdagangan saham secm'a fair dan transparan sehingga informasi dapat diserap oleh investor dengan cepat, dan pada tahun 2002 Bursa Efek Jakarta juga mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh yang disebut (remote trading system), sebagai upaya meningkatkan alcses pasar, kecepatan, dan frekuensi perdagangan. Dalam Rapat Umum Pemegm1g Saham Lum' Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakm1 pada tanggal 30 Oktober 2007, para pemegmlg saham kedua bursa efek telal1 menyetujui rancangan penggabungan Bursa Efek Surabaya kedalam Bursa Efek Jakarta yang kemudian menjadi Bursa Efek Indonesia (BEl). Terhitung mulai tanggal 1 Desember 2007 secara resmi Bursa Efek Indonesia telah efektif. Bursa Efek ini akan memfasilitasi perdagmlgan saham (equity), surat utang (fixed income) maupun perdagangan derivative (derivative instruments). Hadirnya bursa efek tunggal ini dihm'apkan alcan meningkatkan efisiensi industri pasm' modal di Indonesia dan menambah daya tm-ik untuk berinvestasi. 2. Lembaga-lembaga Penulljang Pasar Modal Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga, masing-masing pihak mempunyai peranan dan fimgsi yang berbeda-beda dan saling menunjmlg kepentingan pihak lain. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan Bursa Efek Indonesia adalah : a. PenJsaham1 yang Go Public (Emiten) Adalah pemsahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi. b. Pemsahaan Efek Adalah pemsahaan yang telah memperoleh izin usaha untnk beberapa kegiatan seperti penjamin emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi. c. Lembaga Kliring Adalah suatu lembaga yang menyelengarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harta untuk pihak lain. d. Pemsahaan Reksa Dana Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali (reinvestasi). e. Pemodal Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan. f. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai tugas sebagai berikut : I) Memonitor dan mengatur sarat pasar dimana sekuritas-sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien dengan maksud untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat 2) Mengawasi dan memonitor pertnkaran sekuritas, kliring, dan lembagalembaga penyimpanan reksadana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga penduknng pasar modal dan para professional. 3) Untuk memberikan rekomendasi tentang pasar modal kepada menteri keuangan . Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan F'ellgawas Pasar Modal (BAPEPAM) lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena kegiatan pendanaan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan yang diselenggarakan oleh bursa efek 3. Industri Manufaktur Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufal(tur yang laporan keuangmmya dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEl). Laporan keuangml yang dignnakan sebagai objek penelitiml berasal dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Industri manufaktur terdiri dari tiga bagian yaitu, industri kimia dasar, aneka industri dan industri barang dml konsumsi dan masing-masing memiliki sub bagian sebagai berikut : a. Industri Kimia Dasar : 1) Semen 2) Keramik, porselen dau kaca 3) Metal dau sejenisnya 4) Kimia 5) Plastik dan kemasan 6) Pakau temak 7) Kayu 8) Kertas dau alat tulis b. Aneka Industri : 1) Otomotif dau komponennya 2) Garment dau tekstile 3) Alas kaki 4) Kabel 5) Elektronik dau lain-lain c. Industri Barang dau Konsumsi : I) Makanan dau minumau 2) Pabrik rokok 3) Farmasi 4) Kosmetik dau baraug keperluarl rumab tangga 5) Peralatau rumab taugga B. DESKRIPSI STATlSTlK Penelitian dalam skripsi ini adalah 31 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl), dengan kata lain ke-31 perusahaan yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktuf. Perusahaan- perusahaan tersebut menyediakan data seGm'a kontinyu sesuai dengan kebutuhan analisis selama periode penelitian yaitu tahun 2005-2007. Deskripsi statistik dalam pene1itian ini meliputi perubahan hutang jangka panjang/debt issue (L1Dit), defisit aliran kas (DEFit), target adjustment trade off theory (DDit), dan ukuran perusahaan (size) yang dilakukan dengan pengujian seGara sendiri maupun pengujian seGara bersamaan. Basil dari statistik deskriptif dalam peneJitian 1l1! c1apat diJihat sebagai berikut: I. Perhitungan Perubahan Hutangjangka Panjang/debt issue (L1Dit). Untuk menghitung perubahan hutang jangka panjang/debt issue (I\Dit) adalah dilakukan perhitungan dengan cara total hutang jangka panjang tahun berjalan dikurangi dengan total hutangjangka panjang tahun sebelumnya. Berclasarkan hasil perhitungan debt issue (L1Din pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kebijakan struktur modal dalam penelitian ini diproksi dari perubahan hutang jangka panjang yang apabila nilai p,:rubahan positif (naik) diartikan sebagai penerbitan, sedangkan apabila nilai perubahan negatif (menurun) diartikan adanya pengurangan atau pelunasan hutang jangka panjang. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan debt issue tahun 2005-2007 dari 31 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian: Tabel4.1 Basil Perhitungan Debt Issue Tahun 2005-2007 (dalam miliaran rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kode Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Diakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk H.M.Sampoerna Tbk KaqeolqarJayaTbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Svntetics Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintanq Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mavora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbk Bentoellnternasionallnv.Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Sorini Aqro Asia Coroorindo Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Surva Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Astra Internasional Gudanq Garam Tempo Sean Pasifie Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Sumber: Data DlOlah 2005 2006 2007 0.256594000 0.099096500 0 0.114656496 0.319931000 (0.140201600) 10.654683000\ 0.411116435 0222188200 0.49911 '7936 0.193589008 10.311822444) 0.251032300 0.242600000 10.258691153) 0.845010315 0.093203577 10.073609425) 10.583582079\ 0.016226459 0.018490760 (0.023121690) 0.023261794 0.045396334 0.170463600 0125859000 0.084249228 10.760038449) 10.221291229) (0.062326653) 0.184060000 (0.380930000) (0.152976200) 0.035209800 0.456151910 0.455298000 (0.136807470\ (0.735683000) (0263179983) o 10'7199300 (0.288934923) 0.28:5910440 (0.676691904) 0.135216300 0.294900000 (0.899620454) 0.21'14'11435 0.022224828 (0.066236371 ) 10.144613000) 0.018312121 0.029539853 0.02C1864610 (0.054385167) (0.091435761 ) 0.327637800 0.190276000 0.015594888 (0.138274905) 10.496657092) 0.052920497 0.350240000 0.153900000 10280929300\ 0.010415690 0.116702045 0.137044000 0.732683900 0.141281000 0.310917080 0.135749200 0267147007 0.835:585030 0.311405913 0.143498100 0.123800000 0.150537830 0.701389289 0.067089787 0.037144472 (0.105394185) 0.067254836 0.012871569 (0.049365020) 0.058134258 10.119852284) (0.125937400) 0.163443000 0.014981823 0.165225600 10.054851880\ 0.072577720 0.192290000 2. Perhitungan Defisit Aliran Kas (DEFit) Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan defisit aliran kas (DEFit) tahun 2005-2007 dari 31 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian: Tabel4.2 Hasil Perhitungan Defisit Aliran Kas (DEFit) Tahun 2005-2007 (dalam miliaran rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kode Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbl< Delta Diakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk H.M.Sampoerna Tbk Kaoeo loar Java Tbk Surni Indo Kabel Tbk Indorama Svntetics Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintanq Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mayora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbl< Bentoellnternasionallnv.Tbl< Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Semourna Tbk Sorini Agro Asia Corporindo Tbk Bristol-Myers Squibb Indonesia Surva Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbl< Astra Internasional Gudanq Garam Temoo Scan Pasific Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Sumber: Data DlOlah 2005 2006 2007 0.557922671 0.102681845 0.065341986 0.593015624 0.274811530 0.139856129 0.425358120 0.072231464 0.216129522 0.160320100 0.103336023 0.010872385 0.023724824 0.074235873 0.157595275 0.469451416 0.304840015 0.511423902 0.652.373888 0.057597446 0.140670094 0.060522669 0.018563440 0.345187254 0.492552882 0.646921029 0.289655837 0.163827359 0.217780768 0.552066487 0.110466116 0.219078738 0.078830318 0.059664467 0.703039048 0.300370316 0.121497722 0.210230348 0.119754577 0.152722960 0.108014823 0.112362935 0.014530839 0.125936191 0.179640251 0.181771608 0.606940021 0.141093777 0.119093439 0.279136496 0.178345961 0.155157869 0.059903801 0.042778279 0.108629583 0.20591'1846 0.491150754 0.2361350470 0.201560521 0.194240649 0.315232592 0.071088487 0.604733203 0.179916359 0.090317185 0.474524363 0.268301856 0.235399307 0.542582337 0.173326214 0.335324919 0.483906599 0.150578607 0.032877884 0.199419362 0.345863303 0.198374203 0.725474428 0.343189528 0.163500885 0.822285457 0.244690645 0.367055013 0.051159446 0.042116851 0.072489272 0.307900230 0.801065800 0.133447458 0.152727446 0.303407562 0.489570863 0.183298346 Untuk menghitung defisit ali ran kas (DEFit) dilakukan perhitungan dengan cara menjumlahkan Deviden Payment (pembayaran deviden), Investment (perolehan aktiva tetap), dan The Change in Net Working Capital (kenaikan bersih dari modal kerja), kemudian dikurangi Operating Cash Flow (arus kas operasi). Berdasarkan hasil perhitungan defisit aliran kas (DEF) pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perusahaan yang mengalami defisit aliran kas (DEFit) tertinggi dimiliki oleh PI. Semen Gresik (Persero) Tbk (GRESIK) sebesar Rp.822.285.457.000 pada tahun 2007 dan terendah dimiliki oleh PT. Lionmesh Prima Tbk (LMSH) sebesar Rp.10.872.385.000 pada tahun 2005. 3. Perhitungan a target adjustment trade of/model Untuk menghitung a target acijustment trade of! model, data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan 3 tahun rata-rata bergerak/three years moving average (D*it) dikurangi dengan tingkat hutang perusahaan i pada periode !-) (Dit-I). Berdasarkan hasil perhitungan a target acijustment trade of! model pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dalam 3 tahun berjalan, perusahaan telah melakukan pelunasan hutang untuk hutang jangka panjang selama 3 tahun rata-rata beljalan. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan. a target adjustment trade off model tahun 2005-2007 dari 31 pemsahaan yang rnenjadi sampel dalam penelitian: Tabel4.3 Hasil Perhitungan a target adjustment trade off model Tahun 2005-2007 (dalam miliaran rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kode Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Diakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk H.M.Sampoerna Tbk Kaoeo loar Java Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Svntetics Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintano Indonesia Tbk Mustika RaW Tbk Mavora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbk Bentoellnternasionallnv.Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Sarini Aoro Asia Coroorindo Tbk Bristol-Mvers S~uibb Indonesia Surva Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Astra Internasional Gudano Garam Tempo Scan Pasific Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Sumber: Data DlOlah. 2005 2006 0.261441333 (0.398702667) (0286725985) 0.126654549 0.000000000 0011736600 0.063736766 0.023818443 0.156357023 10.103844137) (0.004910123) I (0.033341783) (0271283333) I (0.692368333) 0.126361095 10.432537231 ) (0146815507) 0.108717526 0.141040395 (0.831630993) 0.050210487 (0.066223406) (0.227910562) (0.422823867) 0.214837275 10.223231925) 0.038453667 10.173633000) (0.5820'14611 ) 1.059318236 0.190570293 (0.716922095) 0.021986077 (0.07:3523727) 10.020378481) 10.034236590) (0.148929516) (0.05:3601408) 0.036945675 10.013907352) (0.007345720) 0.025217040 (0.028698158) 0.004045069 (0.031588364) (0.132769096) 10.094518651) (0237986044) (0.036997467) (2.15;1407467) (O.14~)576667) 0.016298667 0.012914641 10.070858319) (0.087325116) (1.66~)424170) (0.365692011 ) 10.39i'811285) (0.038718264) 0.027549814 (0.052126667) 0.284066667 2007 0.178276667 10.042651033) (0.008264703) 10.113149955) (0.106084667) 0.289830457 0.292321333 0.191365688 0.009516633 0.185360643 0.183224863 0.329365939 0.002760600 (0.057033333) 0.350052761 0.163325951 10.029672754) 0.034460281 0.013072938 0.016314238 10.005556095) (0.026076543) 0.037506475 (0.009472174) (0.151191733L (0.008944333) 10.000204355) 0.101166835 0.147268404 0.006552408 10.052650000) 4. Perhitungan Ukuran Perusahaan (size) Untuk mengetahui apakah kebijakan struktur modal perusahaan manufaktur dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size), maIm data yang dipergunakan adalah dilihat dari total aktiva. Berdasarkan hasil perhitungan size pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa perusahaan yang mempunyaai total aktiva tertinggi dimiliki oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) sebesar Rp.42.145.203.874 pada tahun 2005 dan terendah dimiliki oleh PT. Astra Internasional Tbk (ASTRA) sebesar Rp.63.519.598.000.000 pada tahun 2007. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan debt issue tahun 2005-2007 dari 31 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian: Tabel4.4 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Size) (dalam miliaran rupiah) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Kode Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Diakarta Tbk Goodvear Indonesia Tbk H.M.Sampoerna Tbk Kaqeo Iqar Java Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Svntetlcs Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk Merck Tbk Multi Bintana Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mavora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbk Bentoellnternasionallnv.Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempurna Tbk Sorini Aqro Asia Corporindo Tbk Bristol-Mvers Sauibb Indonesia Surva Toto Indonesia Tbk Trias Sentasa Tbk Astra Internasional Gudana Garam Tempo Scan Pasific Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Sumber: Data DlOlah 2005 3.028465000 0.305778892 0.107667986 1.062927042 0.537784507 0.458736896 11.934600000 0.274803668 0.548244927 5.497885185 0.165030141 0.042145204 0.218034134 0.575385000 0.290646486 1.459968923 0390215827 1.842317143 7.297859559 0.663138308 0.596641916 0.165022097 0.847605367 2.104464207 61.166666000 22.128851000 2.345759618 14.859203000 4.633398659 1.177602832 3.842351000 2006 3.028160000 0.271460708 0.133360401 1.606014240 0.577411403 0.454850967 12.659804000 0.290144669 0.590295976 5.441250676 0.187689454 0.043587839 0.282698909 0.610437000 0.291768932 1.5533"16827 0.553846048 2.347941632 7.4964'19127 0.7113685941 0.6423'14663 0.207135527 0.908168166 2.020478164 57.929290000 21.73:30:i4000 2.479250656 16.26'7483000 4.624619204 1.26'1583768 4.62(3000000 2007 3.454254000 0.332080232 0.167582613 1.563838595 0.592359226 0.579661339 15.680542000 0.329796879 0.589322196 5.874702120 0.216129509 0.062812399 0.331062225 0.621835000 0.315997723 1.893175020 0.833092974 3.859160327 8.515227431 0.830049539 0.842504689 0.227421924 0913995368 2.138990665 63.519598000 23.928968000 2.773134867 29.527466000 5.138212507 1.386739150 5.333406000 C. Analisis Hasil dan Pembahasan a. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mendapatkan model penelitian yang valid dan dapat digunakan untuk melakukan estimasi. Untuk pengujian terhadap penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini penulis menggunakan uji normalitas, uji autokorelasi, uji ml.lltikolinearitas, cIan uji heteroskedastisitas. I). Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005: II 0) uji coba norrnalitas beliujuan untuk menguji apakah cIalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data n0n11al atau mendekati normal. a). Model Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertan1a yang menyatakan : Pecking Order Theory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabel4.5 Basil Uji Normalitas Pecking Order Them)! a ne-S ampIe K o I mogorov~ S mirnov Test Unstandardize d Residual N 93 Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .0000020 305:519455281, 94280000 .132 Positive .088 Negative -.132 Kolmogorov-Smirnov Z 1.268 Asymp. Sig. (2-tailed) .080 a Test distribution IS Normal. b Calculated from data. Sumber: Data Diolah Besarnya nilai kolmogorov-Smirnov adalah 1268 dengan signifikan pada 0,080 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. Bipotesis kedua yang menyatakan : Trade Off Theory mampu menjelaskan kebijakan strnktur modal. Tabel4.6 Basil Uji Normalitas Trade OJ/Theory One-Sample KolmogoroY-SmirnoY Test Unstandardize d Residl",la::.I_-l 93 N Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative -.0000046 2949!)0201259, 63520000 .120 .108 -.120 Kolmogorov-Smirnov Z 1.155 Asymp. Sig. (2-tailed) .139 Sumber: Data Diolah Besarnya nilai kolmogorov-Smirnov adalah 1,155 dengan signifikan pada 0,139 lebih besar dari 0,05. Hal ini berat1i data residual terdistribusi normal. Hipotesis ketiga yang menyatakan : Pecking Order Theory dan Trade OffTheory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabel4.7 Hasil Uji Normalitas Pecking Order Theory dan Trade OffTheory One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize .-!--'d::..Residual /-:-: N 93 Mean .0000072 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .128 Positive .099 -.128 Ne9 ativ e Kolmogorov-8mirnov Z Asymp. 8ig. (2-tailed) 291B32396533, 1B500000 1.230 .097 Sumber: Data Diolah Besarnya nilai kolmogorov-Smirnov adalah 1,230 clengan signitlkan pacla 0,097 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b). Model Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis pertama yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan dengan Pecking Order TheOlY dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size) Tabel4.8 Hasil Uji Normalitas Pecking Order Theory dan Size perusahaan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 93 Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Differences Absoiute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Si9. (2-tailed) .0000026 3047'29777085, 32680000 .132 .082 -.132 1.277 .077 Sumber: Data DlOlah Besarnya nilai kolmogorov-Smimov adalah 1,277 dengan signifikan pada 0,077 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. Hipotesis kedua yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan dengan Trade Off TheOlY yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Tabel4.9 Hasil Uji Normalitas Trade Off Theory dan Size perusahaan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize 1 - 7 : - - - - - - - - - - - - - - - - - I - - - o : - dResidual N 93 Mean 0000046 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 293'151831388, 21000000 Most Extreme Differences Absolute Positive .123 .112 -.123 Negative Kolmogorov-Smirnov Z 1.187 Asymp. Sig. (2-tailed) 119 Sumber: Data Diolah Besarnya nilai koll11ogorov-Sl11irnov adalah 1,187 dengan signifikan pada 0,119 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal. 2). Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2005:95) UJI autokorelasi digunakan untuk l11enguji apakah model regresl linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. MOclel regresi yang baik aclalah yang bebas clari autokorelasi. Pencleteksian terhaclap penyimpangan asumsi klasik untuk autokorelasi clapat clilihat pacla besarnya nilai Durbin-Watson, a). Model Pengujian Bipotesis I Bipotesis pertama yang menyatakan: Pecking Order TheOlJI mampu menjeJaskan kebijakan struktur modal. Tabel4.IO Basil Uji Autokorelasi Pecking Order Theory Model 1 R Square R .159(a) .025 Adjusted R Square .015 Std. Error of the Estimate 30719354702 0,626 Durbin-Watson 1.894 a Predictors: (Constant), DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: data Diolah Nilai Durbin Watson pada hasil SPSS pada penelitian ini sebesar 1,894 dengan klasifikasi nilai Durbin Watson +2 terdapat autokorelasi negatif. Maka model regresi yang disajikan dalam penelitian ini terbebas dari autukorelasi. Oleh karena nilai DW 1,8941ebih besar dari batas atas (du) 1,751 dan kurang dari 4-1,751 (2,249), maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis kedua yang menyatakan : Trade Off Theory mampll menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabel 4.1 I Hasil Uji Autokorelasi Trade 0ffTheOf:Y ,---,----,------,-----,----_.-;-------, Adjusted R Std. Error of I rM:;.:O::;d::;:e:.:;1+_..;R-'-_+-,R=S.:J;Qlu::;:a:.:;re"-t_S:::;3Q:J.:lu:.:::ao.;re:.-+-;t::::h::::-e~E",st:;,im:::a,:,;te::::.tDurbin.watson 1 302( ) 1 091 I' 2 069 . a i' .081 29660659802 3,846 1 . a Predictors: (Constant), DDlt b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah Nilai Durbin Watson pada hasil SPSS pada peneJitian ini sebesar 2,069 dengan klasifikasi nilai Durbin Watson +2 terdapat autokorelasi negatif. Maka model regresi yang disajikan dalam penelitian ini terbebas dari autukorelasi. Oleh karena nilai DW 2,069 lebih besar dari batas atas (du) 1,703 dan kurang dari 4- I,703 (2,297), maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat alltokorelasi. Hipotesis ketiga yang menyatakan : Pecking Order Theory dan Trade OffTheory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal Tabel4.l2 Hasil Uji Autokorelasi Pecking Order Theory dan Trade O[rTheory Model 1 R R Square Adjusted R Square .111 .091 .333(a) Std. Error of the Estimate T' + i 2950571617S1 3,360 Durbin-Watson 2096 . a PredIctors: (Constant), DEF, DDIt b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah Nilai Durbin Watson pada hasil SPSS pada penelitian ini sebesar 2,096 dengan klasifikasi nilai Durbin Watson +2 terdapat autokorelasi negatif. Maka model regresi yang disajikan dalam penelitian ini terbebas dari autukorelasi. b). Model Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis pertama yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan dengan Pecking Order Theory dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Tabel4.l3 Hasil Uji Autokorelasi Pecking Order TheOlY dan Size Perusahaan Model 1 Std. EITor of I Adjusted I R R Square R Square the Estimate Durbin-Watson .I 74(a) .030 308097059164,217 .009 1.902 a PredIctors: (Constant), SIze, DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah Nilai Durbin Watson pada hasil SPSS pada penelitian ini sebesar 1,902 dengan klasifikasi nilai Durbin Watson +2 terdapat autokorelasi negatif. Maka model regresi yang disajikan dalam penelitian ini terbebas dari autukorelasi. Oleh karena nilai DW 1,9021ebih besar dari batas atas (du) 1,776 dan kurang dari 4-1,776 (2,224), maim dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi posistif atau negatif atau dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. Hipotesis kedua yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaal1 dengan Trade Off Theory yang dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Tabe14.14 Hasil Uji Autokorelasi Trade OffTheOlY dan Size Perusahaan Model I Adjusted Std. Error of R Square R Square the Estimate I 079 . 29699780651 I .0991 .315(a) I 7,177 I a PredIctors: (Constant), SIZC, DDIt b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah R . I L DurbinWatson 2.094 Nilai Durbin Watson pada hasil SPSS pada penelitian ini sebesar 2,094 dengan klasifikasi nilai Durbin Watson +2 terdapat autokorelasi negatif. Maka model regresi yang disaj ikan dalam penelitian ini terbebas dari autukorelasi. Oleh karena nilai DW 2,0941ebih besar dari batas atas (du) 1,726 dan kurang dari 4-1,726 (2,274), maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi positif atau negatif atau dapat dislmpulkan tidak terdapat autokorelasi. 3). Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2005 :91) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Diagnosis untnk mengetahui adanya multikolinieritas adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan Tolerance. Batas tolerance value adalah > 0.10 dan VIF < 10. hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF dapat dilihat pada tabel berikut. a). Model Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertama yang menyatakan : Pecking Order TheOlY mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabel4.15 Hasil Uji Multikolinieritas Pecking Order Theory Model Collinearity Statistics Tolerance I DEF 1.000 ! I a Dependent Vanable: DIt Sumber: data Diolah VIF --1.000 Dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam penguj ian. Hipotesis kedua yang menyatakan : Trade OffTheory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabe14.16 Hasil Uji Multikolinieritas Trade OffTheory Model COlline<l!.~f:;tati~tic Tolerance I DDit 1.000 a Dependent Vanable: Dlt Sumber: data Diolah I I VIF 1.00 Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa. nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dallUn pengujian. Hipotesis ketiga yang menyatakan : Pecking Order Theory dan Trade OfJTheOlY mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabe14.17 Hasil Uji Multikolinieritas Pecking Order TheOlY dan Trade OfJTheory Coefficients Model Collinearity Statistics , Tolerance I 2 I DDit .9951 DEF .9951 a Dependent Vanable: DJt Sumber: data Diolah VII~051.00~_ Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak teljadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian. b). Model Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis pertama yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan dengan Pecking Order Theory dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Tabe14.18 Hasil Uji Muitikolinieritas Pecking Order Theory dan Size Perusahaan Collinearity §tatistic~_ Model 1 2 ri Tolerance VIF ..DEF 1.062 .942 sIze .942 1.062 a Dependent Vanable: Dit Sumber: data Diolah Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak teljadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresi ini layak dipakai dalam pengujian. Hipotesis kedua yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan dengan Trade Ojf Theory yang dipengaruhi oleh llkllran perusahaan (size). Tabe14.19 Hasil Uji Multikolinieritas Trade OffTheory dan Size Perusahaan Model I 2 Collinearit, Statistics Tolerance VIF 1.158 DDit 864 SIze .864 1.158 a Dependent Van able: Dit Sumber: data Diolah Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak teljadi multikolinearitas. Dengan demikian model regresl 1m layak dipakai dalam pengujian. 4). Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2005: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji heteroskedastisitas. a). Model Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertama yang menyatakan : Pecking Order Theory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. GambaI' 4. I Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order Theory Scatterplot Dependent Variable: Oit o o o o o o 6°:0 o o 0° 00 00 .0 o o ., o o o o ' - , - - - - - - - , - - - - - - - , - - - _. ., 0 Rogrossion Studontizod Residual Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secm'a acak serta tersebar. baik di atas maupun c1i bawah angka 0 (nol) pacla sumbu Y. Hal ini c1apat c1isimpulkan bahwa ticlak teljacli heteroskeclastisitas pacla model regresi sehingga moclel regresi layak c1ipakai. Hipotesis keclua yang menyatakan : Trade 0iT Theory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Gambar4.2 Hasil Uji Heterokeclastisitas Trade ()[{Theory Scatterplot Dependent Variable: Dit o o o " o o o o -6 -4 -2 0 2 Regression Standardized Predicted Value Dad tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titiktitilc menyebar secara acak selia tersebar, baik di atas maupun c1i bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini c1apa! disimpulkml bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. Hipotesis ketiga yang menyatakan : Pecking Order Theory dan Trade ()ff Theory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Gambar4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order Theory dan Trade OffTheory Scattorplot Dopondont Variable: Oit o @ o o o a o 00° 0 . 00 ~ 0 0 0 Oc€k;i~O~ o o~ 09 %00 :·0·0 . o ~ 0 0 0 0 2 Regression Standardi;;:ed Predioted Valu,~ Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titiktitile menyebar seeara aeak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 (noI) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. b). Model Pengujian Hipotesis 2 Hipotesis pertama yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan Pecking Order Theory dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Pecking Order Theory dan Size Perusahaan Scatterplot Dependent Variable: Dit o o o o ° 06° 0 .0 b8 0 °o o 0\9 § o o o o 0 ct:,0 ~ o 0 cPt 0° o ,&co offoo o cp °0 o 0 00 o 0 o Go 0 Q·oo 0 0 '0 000 o o ., , o L-,-----,-----r------~-----' i I .< 4 0 Rogresslon Studontizod Rosidual Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titiktitik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. Hipotesis kedua yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan Trade OffTheOlY dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Gambar4.5 I-Iasil Uji Heterokedastisitas Trade OtfTheory dan Size Perusahaan Scattarplot Dopendant Variablo: Oit a $ a a o 0.0 o>b O a o~~c;~oo o 66°0 .~1fl, 6 '0 6 0 0 a o o ·4 0 -2 00 a 0 0 Regression Standardlz:ed Predicted Value Dari tampilan output SPSS grafik scatlerplol terlihat bahwa litik-litik menyebar secara acak serta tersebar, baik di alas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidal< teljadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. D. Analisis Regresi Linear Berganda I. Hasil Model Pengujian Hipotesis I Hipotesis pertama yang menyatakan menjelaskan kebijakan stlUktur modal. Pecking Order TheOlY mampu Tabe14.20 Hasil Coeficient Detenninasi R-Square Pecking Order Theory Model I R M o(Ie IS ummarv Adjusted I R Square R Square .159(a) .025 .015 1Std.Estimate Error of the 307193547020, 626 a Predictors: (Constant), DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: data Diolah Pada tabel summary nilai koefisien R Square yang didapat sebesar 0,025. Hal ini berarti 2,5% variable debt issue dapat dijelaskan oleh Defisit Aliran Kas, dan sebesar 97,5% dijelaskan oleh faktor lain. Tabe14.21 Hasil t hitung Pecking Order TheOlY Coefficients Unstandardized StandardizeciT Coefficients _. Coefficients-t._._t____ ,I Std. ,i ! i i Error Beta B II - 5274937 [ 2159691449 3825,26 -.4 09 1 I 4,955 6 I +_ Sig. __ Model I I (Constant) DEF .251 .163 .159[ 1.538 I 683 i . 1 .1281 a Dependent Vanable: Dlt Sumber: data Diolah Berdasarkan table tersebut dapat disimpulkan, nilai t hitung sebesar 1,538 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.128. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjulckan berarti variable DEF tidak berpengaruh terhadap debt issue. ~ I i t I Hipotesis kedua yang menyatakan Trade Off TheOly mampu menjelaskan kebijakan struktur modal. Tabel4.22 Basil Coeficient Determinasi R-Square Trade O/TTheofY M odel Summan' Adjusted R i I Model I R Square Square R I .302(a) I .091 .081 a PredICtors: (Constant), DOlt b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah Std. I~ITor of the Estimate 296 606598023,846 Pada table summary nilai koefisien R Square yang didapat sebesar 0.091.Hal ini berarti 9,1% variable debt issue dapat dijelaskan oleh target adjustment trade oIl' dan sebesar 90,9% dijelaskan oleh faktor lain. Tabel4.3 Hasil Uji t hitung Trade OITTheory Coefficients Unstandardized i Standardized Coefficients ~ Coefficients Std. B Error Beta Model 1 (Constant) 313311 61116886 04853,6 436,031 77 .255 .084 DDit a Dependent Vanable: Dit Sumber: Data Diolah .302 i + I-__t I §iH:__ 1 I 1.951 .054 3.025 .0031 Uji t pada tabel diatas didapat t hitung sebesar 3,025 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan berarti variable target adjustment trade off berpengaruh terhadap debt issue. I-lipotesis ketiga yang menyatakan : Pecking Order TheOlY dan Trude OjJTheOlY mampu menjelaskan kebijakan struktur modal Table 4.24 Hasi! Coeficient Determinasi R-Square Pecking Order Theory dan Trade OjJTheory Model Summary Model I R R Square Adjusted R Square .333(a) .111 .091 a PredICtors: (Constant), DEF, DDlt b Dependent Variable: Dit Sumber: data Diolah Std. Error of the Estimate 295057161793,360 I I I Pada table summary nilai koefisien adjusted R Square yang didapat sebesar 0.1 I 1. Hal ini berarti I I, I% variable debt issue dapat dijeJaskan oJeh defisit aliran kas (DEF) dan target adjustment trade ojJ dan sebesar 88,9% dijeJaskan oJeh faktor Jain. Tabe14.25 Basil Uji F Pecking Order Theory dan Trade QfjTheory ANOVA Sum of Sauares Model 1 Regression Residual Total I 975311602\ 323649000 000000,00 0 783528558 529979000 0000000,0 00 881059718 762344000 0000000,0 00 I df Mean Square I 2 90 ~ F Siq. 5.601 .005(a) 487655801161 18240000000 00,000 I I 87058728725 55320000000 0,000 i i i 92 -l a Predictors: (Constant), DEF, DDlt b Dependent Variable: Dit Sumber: data Diolah Berdasarkan Uji F didapat F hitung sebesar 5,60 J dengan tingkat signifikansi sebesar 0.005. Karena tingkat signifikansi lebih keciJ dari 0,05, Hal ini berarti variable defisit aliran kas (DEF) dan target adjustment trade off secara bersama-sama berpengaruh terhadap debt issue. Tabel4.26 Hasil Uji t Pecking Order Theory dan Trade OJ/Theory Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model 1 B Std. Error DDit 39151107 77,608 .247 51403430 647,743 .084 DEF .220 .157 (Constant) a Dependent Vanable: Dl Sumber: Data Diolah Sia. t Beta .076 .939 .293 2.939 .139 1.399 .004 .165 Uji t pada tabel diatas didapat t hitung target adjustment trade off(DDit) sebesar 2,939 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.004 Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti variable DDit secara individu berpengaruh terhadap debt issue. Uji t pada tabel diatas didapat t hitung deficit aliran kas (DEF) sebesar 1,399 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.165. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti variable DEF secara individu tidak berpengaruh terhadap debt issue. Berdasarkan hasil regresi linear berganda dari model pecking order theory dan trade off theory baik yang diuji sendiri ataupun bersama-sama dapat disimpulkan bahwa model trade of! theory. lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan model pecking order theory. kIodel pecking order theory menghasilkan nilai R square 2,5% lebih kecil dibandingkantrade ojftheOlY yang sebesar 9, I%. Model pecking order theory menghasilkan nilai t hitung yang tidak signifikan sedangkan model trade of! theory mempunyai nilai t hitung yang signifikan. Namun nilai f hitung dari kedua model tersebut menunjuklcan hasil yang signifikan. 2. Basil Model Pengujian Bipotesis 2 Bipotesis pertama yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan pecking order theOlY dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Table 4.27 Hasil Coeficient Determinasi R-Square Pecking Order Theory dan Size Model Summal)' Adjusted Std. Error of Model R R Square R Square the Estimate 1 30809705916 .174(a) .030 .009 4,217 a Predictors: (Constant), size, DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah DurbinWatson 1.902 Pada table summary nilai koefisien adjustead R Square yang didapat sebesar 0.009, hal ini berarti 0.9% variable debt issue dapat dijelaskan oleh defisit aliran kas (DEF) dan size dan sebesar 99, I% dijelaskan oleh faktor lain. Tabe14.28 Hasil Uji F Pecking Order Theory dan Size ANOVA Model 1 Regression Sum of Souares 267455379 715924200 000000,00 i Oi Residual Total Mean Sauare F 2 13372768985 79621000000 00,000 1.409 90 94923797865 63900000000 0,000 df I I .250(a) I 854314180 790751000 0000000,0 00 881059718 762344000 0000000,0 00 I a Predictors: (Constant), size, DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah 92 I SiQ. I I-Iasil penguJwn bersama menunjuldcan nilai f hitung sebesar 1,409 dengan signifikansi 0,250. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel defisit aliran kas (DEF) dan size seCal'a bersama-sama tidak berpengaruh terhadap debt issue. Table 4.29 Hasil Uji t Pecking Order Theory dan Size Coefficients Unstandardized I Standardized Coefficients Coefficie!J)-,,--- -1-- Model Std. Error B 1 (Constant) DEF size 18667917 683,731 .279 -.002 Beta 53077833 529,708 .169 .003\ .177 -.073 -.352 .726 1.653 .102 I .4961 :.6831 a Predictors: (Constant), size, DEF b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah Uji t pada table diatas menunjukkan variable deficit aliran kas (DEF) mempunyai nilai t hitung sebesar 1,653 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,102. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti variable DEF secara individu tidak berpengaruh terhadap debt issue. Variabel size mempunyai nilai t hitung sebesar -0,683 deng,l11 tingkat signifikansi sebesar 0,496. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 berarti variabel size secara individu tidak berpengaruh terhadap debt issue. Hipotesis kedua yang menyatakan: Kebijakan struktur modal perusahaan trade ol! theOlY dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (size). Table 4JO Basil Coeficient Determinasi R-Square Trade Off TheOlY dan Size Mo d el S ummarv Mode I I R 1I II Adjusted R Square R Square JI5(a) .099 .079 Std. Error of the Estimate 296997806 517,177 a Predictors: (Constant), size, DDit b Dependent Variable: Dit SUl11ber: Data Diolah Pada table summary nilai koefisien adjustead R Square yang didapat sebesar 0.079 hal ini berarti 7,9% variabel debt issue dapat dijelaskan oleh a target adjustment trade off (Ddit) dan size dan sebesar 92, I% dijelaskan oleh faktor lain. Table 4.31 Basil Uji F Trade Off dan Size ANOVA Sum of Snuares Model 1 Regression Residual Total L...-.-. Mean Souare F Sia. 2 43595222539 10607000000 00.000 4.942 .009(a) 90 88207697076 01460000000 0.000 df 871904450 . 782121000 000000,00 0 793869273 684131000 0000000.0 00 881059718 762344000 0000000,0 00 a Predictors: (Constant), size, DDit b Dependent Variable: Dit Sumber: Data Diolah I I 92 I ,I I-Iasil pengujian besama menunjukkan nilai f hitung sebesar 4,942 dengan signifikansi 0,009. Karena nilai signifikansi lebih keeil dari 0,05 hal ini menunjukkan bahwa variabel a target adjustment trade off(DDit) dan size seeara bersama-sama berpengaruh terhadap debt issue. Table 4.32 Hasil Uji t Trade Off dan Size Coefficient Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) DOlt size B Std. Error 50233319 996,968 .284 .002 33763885 617,430 .091 .003 i1 Standardized Coefficients t Sio. 1,488 .140 3.129 .872 .002 .386 Beta .337 .094 a Dependent Variable: Dit Uji t pada tabel diatas menunjukkan variabel a larget adjustment trade off theOly (DDit) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,129 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.002. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti variabel a target adjustment trade off theory (DDit) seeara inclividu berpengaruh terhadap debt issue. Variabel size mempunyai nilai t hitung sebesar 0,872 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,386. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 berard variabel size seeara individu tidak berpengaruh terhadap debt issue. Berdasarkan hasil regresi linear berganda clari model pecking order theory dan trade offtheory dengan memasukkan variabel size sebagai variabel kontrol baik yang diuji sencliri ataupun bersama-sanla dapat disimpulkan bahwa model trade off theory lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan model pecking order theory. Model pecking order theoly menghasilkan nilai adjusted R square2,5% lebih kecil dibandingkan model trade off yang sebesar 9,1 %. Pada pengujian secara individu baik model pecking order theory maupun trade off theory keduanya menghasilkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Namun demikian, pada pengujian secara bersama-sama keduanya menghasilkan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. hal itu berarti baik model pecking order theory maupun trade off mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dengan size sebagai variable kontroI. Berdasarkan hasil perhitungan dari masing-masing variabel maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian berbeda dengan hasil peneJltian sebelumnya. Basil penelitian ini menyatakan bahwa model trade oif theory lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan model pecking order theory. Basil temuan ini berbeda dengan hasil penelitian Bartono, dimana model pecking order theory lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan model trade off theory. Namun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wibowo dan Ekaningrum (2001) dalam Bartono (2003) yang menyimpulkan bahwa perusahaan manufaktur di Indonesia cenderung tidak mengikuti pecking order theOly karena hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara dividend payout ratio terhadap inve8tasi dan sebaliknya. Esensi trade off theory adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timblll sebagai akibat penggunaan hutang. Sejallh manfaat masih lebih besar, hutang akan ditambah. Setelah memasukkan variabel size diperoleh hasil bahwa model trade off theory lebih mampu menjelaskan kebijakan struktur modal dibandingkan model pecking order theOly. Hal ini dibllktikan dengan nilai t lIntuk model trade off theory secara statistik clikup signifikan sedangkan nilai t untllk model pecking order theOly tidak signifikan. Disamping itu nilai R2 pada model trade off theory lebih besar. Namlln demikian variabel size secara individu tidak berpegaruh terhadap debt issue. BABV KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh hasil kesimpulan sebagai berikut: I. Dengan melakukan pengujian Secm'a sendiri-sendin maka model pecking order theory maupun a target adjustment trade off theOly sanm-sama memiliki kemampuan dalam menjelaskan perubahan struktur modal. Hal ini bermti menghasilkan variabel defisit aliran kas (DEF) tidak berpengaruh terhadap variabel debt issues, dan variabel a target adjustment trade off theory (DDit) berpengaruh terhadap variabel debt issues, 2. Model a target adjustment trade off theory lebih mampu menjelaskan perubahan struktur modal dibandingkan dengan model pecking order theory, baik pengujian dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan. Hal ini berarti menghasilkan variabel defisit aliran kas (DEF) dan variabe1 a target adjustment trade off theOly (DDit) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel debt issues. Namun, secara inclividu hanya variable adjustment trade off theory (DDit) yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel debt issues. 3. Setelah memasukkan variabel size (total aktiva) terlihat bahwa perubahan struktur modal lebih mampu dijelaskan oleh model a target adjustment trade of[theory dari pada model pecking order theory. Hal ini berarti menghasilkan variable a target adjustment trade off theory dan size secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel debt issues. Namun, secara individu hanya variabel a target adjustment trade off theory (DDit) yang memiliki pengamh yang signifikan terhadap variabel debt issues. B. Implikasi Model a target adjustment trade off theory berpengaruh signifikan terhadap variabel clependennya yaitu debt issue, sehingga Model a target adjustment trade of[ theOlY yang saya bahas dalam skripsi ini releavan untuk digllnakan dalam penglljian struktur modal. Aliinya pihak perusahaan clapat mengikuti pola a target adjustment trade off theol)) dalam menjelaskan perubahan struktur modal perusahaan walaupun demikian pihal( perusahaan juga harus mempertimbangkan penyesuaian hut,mg atau keseimbangan hutang dibanclingkan tal1Un sebelumnya. C. Keterbatasan Penelitian dan Saran I. Periode dalam penelitian ini hanya tiga tahun sehingga sampel yang digunakan hanya terbatas pada 31 perusahaan dan untuk hasil penelitian yang lebih baik maIm peneliti selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian. 2. Sampel yang cligunakan clalam penelitian ini adalal1 perusahaan yang melakukan sturktur modal dengan menggunakan variabel pada pecking order theory dan trade off theory serta variabel size sebagai variabel kontrol. Agar hasil penelitian mendapatkan hasil yang lebih baik lagi maka disarankan untuk peneliti menambah llnsur prediksi dari variabel defisit arus kas atau clengan menggunakan proksi yang lain dalam penggunaan model pecking order theory. DAFTARPUSTAKA Atmaja, Lukas Setia. "Manajemen Keuangan", Edisi Revisi, Andi Yogyakarta, 2002. Dajan , Anto. "Pengantar Metode Statistik", Jilid II. Jakmia .' LP3ES, 1986. Dermawan, Sjahrial. "Manajemen Keuangan ". Edisi 2, Mitra Wacana Media, 2008. Edi Wijaya, !vluhammad. "Pengujian Empiris Pecking Order Theory dan Tradeo./! TheOlY Mengenai Leverage ", Tesis, Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, 2001. Ghozali, Imam. "Analisis Multivariate Dengan Program S1'SS", Edisi 3, Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Diponegoro. Hartono. "Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Trade off TheOlY dan Pecking Order Theory", vol.VIII, Universitas Sebelas Maret Sllrakarta, 2003. Hastiningsih, Dwi. "Analisis Leverage Ratio, Harga Saham, Pertumbuhan Penjualan, Price Book Value, dan Earning Per Share Terhadap StlUktur Modal". Skripsi SI FE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2005. Husnan, Suad. "Manajemen Keuangan, Teori dan Terapan (Keputusan jangka Panjang) ". Edisi 4, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, :WOO. Juliana. "Analisis Hubungan Struktur Modal Berdasarkan Static Trade off Theory dan Pecking Order TheOlY pada Perusahaan Public di BEJ". Slaipsi SI FE Universitas Binus. 2007. Kusumawati, Dini, "Pengaruh Karakteristik Perusahaan TerhadapStruktur Modal Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat di BEJ", Jurnal Ekonomi STIE, No.4/Th.XIII/27/0ktober-Desember,2004. Manurung, Adler Haymans. No.4.ThXXXIII/April,2004. "Teori Struktur Modal: Sebuah Survei", Muda, Iskandar. "Relevansi Teori Pecking Order Dalam Pengujian StrukturModal", Skripsi Sf FEUIN Jakarta, 2007. Sartono, Agus. "Manajemen Keuangan; Teori dan aplikasi" Edisi 4, Universitas Gajah Mada, Yogyakm1a, Maret 2001. Sartono A. "Pengaruh Aliran Kas Internal dan Kepemilikan Manager dalam Perusahaan Terhadap Pembelanjaan Modal, Manajerial Hipothesis atau Pecking Order Hipothesis". Bunga Rampai Kajian Keuangan BPFE: 39-59. 2001. Wibowo, A Jadmiko, F Indri Erkaningrum. "Studi Keterkaitan antara Dividend Payout Ratio, Financial Leverage dan Investasi Dalaln Pengujian Hipothesis Pecking Order". Proceeding: 57-72. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. 2001. Yuningsih. "Interdependensi Antara Kebijakan Divident Payout Ratio, Financial Leverage, dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta ", Jurnal Bisnis dan Ekonomi, September, 2002. M. / I ) I'i \\1\\/, L' Ai J // p"' ............ N·~····,·· i\ !'. Lampian 1 DATA DEBT ISSUE PERIODE DESEMBER 2005-2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Nama Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Diakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk H.M.Sampoema Tbk Kaoeo loar Jaya Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Syntetics Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk MerckTbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mavora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbk Bentoellntemasionallnv.Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Sempuma Tbk SoriniAgro P..sia Corooilndo Tbk Bristol-Mvers Squibb Indonesia Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Astra Intemasional Gudang Garam Tempo Scan Pasific Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Hutang Jangka Panjang tahun •dikurang tahun '-1 2007 2005 2006 15,390,000,000 256,594,000,000 Rp (38,093,000,000) Rp (2,809,293,000) 990,965,000 Rp (1,529,762,000) Rp 1,041,569,000 3,520,980,000 Rp - Rp 11,670,204,510 11,465,649,610 Rp 45,615,190,980 Rp 137,044,000 319,931,000 Rp 455,298,000 Rp 7,326,839,000 (1,402,016,000) Rp (13,680,747,000) Rp 141,281,000,000 (654,683,000,000) Rp (735,683,000,000) Rp Rp 3,109,170,795 4,111,164,346 Rp (2,631,799,834) 1,357,492,000 2,221,882,000 Rp 1,071,993,000 Rp 267,147,007,492 499,117,935,910 Rp (288,934,922,630) Rp 83,558,503 1,935,890,084 Rp 2,859,104,396 Rp 3,114,059,125 (3,118,224,439) Rp (676,691,904) Ro 1,434,981,000 1,352,163,000 Rp 2,510,323,000 Rp 1,238,000,000 2,426,000,000 Rp 2,949,000,000 Rp 1,505,378,300 (258,691,153) Rp (899,620,454) Rp 70,138,928,889 84,501,031,470 Rp 2,114,114,354 Rp 9,320,357,740 Rp 67,089,786,848 22,224,828,410 Rp (73,609,425,353) Rp 1,371,444,718,573 (6,623,637,065) Rp (105,394,185,000) (583,582,079,000) Rp (144,613,000,000) Rp 6,725,483,642 1,622,645,874 Rp 1,831,212,133 Rp 12,871,569,000 1,849,076,000 Rp 29,539,853,000 Rp (4,936,502,000) (2,312,169,000) Rp 2,886,461,000 Rp 158,134,258,018 23,261,793,842 Rp (54,385,167,223) Rp (1,198,522,839) 45,396,333,855 Rp (91,435,761,350) Rp (1,259,374,000,000) 1,704,636,000,000 Rp 3,276,378,000,000 Rp 163,443,000,000 125,859,000,000 Rp 190,276,000,000 Rp 14,981,822,576 15,594,887,541 Rp 8,424,922,814 Rp (760,038,448,557) Rp 1,652,256,000,000 (1,382,749,052,399) Rp (54,851,879,535) (221,291,229,271 ) Rp (496,657,091,956) Rp 7,257,772,015 (623,266,531 ) Rp 5,292,049,663 Rp 19,229,000,000 18,406,000,000 Rp 35,024,000,000 Rp DATA DEFISIT ALiRAN KAs (DEF) PERIODE DESEMBER 2005-2007 Total DIVt + Xt + lIWt - Ct Nama Perusahaan 1 Astra Otooarts Tbk 2 Seoatu Bata Tbk 3 Coloroak Indonesia Tbk 4 Citra Tubindo Tbk 5 Delta Djakarta Tbk 6 Goodyear Indone8ia Tbk 7 H.M.Sampoerna Tbk 8 KaQeo IQar Jaya Tbk 9 Sumi Indo Kabel Tbk 10 Indorama Syntetics Tbk 11 lion Metal Works Tbk 12 lionmesh Prima Tbk 13 Merck Tbk 14 Multi Bintang Indonesia Tbk 15 Mustika Ratu Tbk 16 Mayora Indah Tbk 17 Pan Brothers Tex Tbk 18 Bentoel Internasional Inv. Tbk 19 Semen Gresik (Persero) Tbk 20 Selamat Sempurna Tbk 21 Sorini Aqro Asia Corporindo Tbk 22 Bristol-Myers Squibb Indonesia 23 Surva Toto Indonesia Tbk 2005 No. I 24 Trias Ssntosa Tbk 25 Astra Internasional 26 Gudana Garam 27 Tempo Scan Pasific 28 Indofood Sukses Makmur 29 Kalbe Farma 30 Kimia Farma 31 U nil ever Indonesia Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 72,231,463,6n Rp 216,129,521,663 Rp 160,320,100,040 Rp 103,336,022,857 Rp 10,872,385,054 Rp 23,724,823,522 Rp 74,235,873,123 Rp 157,595,274,707 Rp 489,451,416,241 Rp 304,840,014,760 Rp 511,423,901,707 Rp 652,373,888,335 Rp 57,597,445,609 Rp 140,670,094,000 Rp 160,522,668,765 Rp 18,563,440,100 Rp 345,187,253,571 I Rp 492,552,882,048 Rp 646,921,029,327 Rp 289,655,837,190 Rp 163,827,358,834 Rp 217,780,767,812 Rp 552,066,486,973 Rp 110,466,116,402 Rp 557,922,671,373 102,681,845,180 65,341,986,212 593,015,623,659 274,811,529,871 139,856,128,939 425,358,119,669 2006 2007 604,733,203,390 179,916,359,274 90,317,184,804 474,524,363,222 268,301,856,392 235,399,307,311 542,582,336,881 173,326,213,926 335,324,918,551 483,906,599,041 150,578,607,244 119,093,439,295 279,136,495,764 178,345,960,688 155,157,868,844 159,903,801,400 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 42,n8,278,717 Rp 108,629,583,205 205,911,846,238 491,150,754,199 236,650,469,713 201,560,520,512 194,240,649,030 315,232,592,390 71,088,486,726 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 42,116.851,'102 72.489,271,935 307,900,229,814 801,065,800,000 133,447,458,322 152,727,446,087 303,407,561,820 489,570,862,503 219,078,737,705 78,830,317,866 59,664,466,615 703,039,048,403 300,370,316,363 121,497,721,554 210,230,347,826 119,754,5n.070 152,722,959,924 108,014,822,543 112,362,935,350 14,530,839,235 125,936,190,704 179,640,250,859 181.n1,608,048 606,940,021,127 141,093,n6,n8 32,8n,883,985 199,419,361,762 345,863,303,371 198,374,202,962 725.474,428,294 343,189,527,641 163,500,885,258 822,285,457,124 244,690,645,439 367,055,012,805 151,159,446,325 183,298,346,304 Lampian 3 DATA TARGET ADJUSMENT TRADE OFF THEORY PERIODE DESEMBER 2005-2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Nama Perusahaan Astra Otoparts Tbk Sepatu Bata Tbk Colorpak Indonesia Tbk Citra Tubindo Tbk Delta Diakarta Tbk Goodyear Indonesia Tbk H.M.Sampoerna Tbk Kaoeo loar Java Tbk Sumi Indo Kabel Tbk Indorama Svntetics Tbk Lion Metal Works Tbk Lionmesh Prima Tbk MerckTbk Multi Bintang Indonesia Tbk Mustika Ratu Tbk Mayora Indah Tbk Pan Brothers Tex Tbk Bentoellnternasionallnv.Tbk Semen Gresik (Persero) Tbk Selamat Semourna Tbk Sorini Anro As!aCorporindo Tbk Bristol-Mvers Squibb Indonesia Surya Toto Indonesia Tbk Trias Sentosa Tbk Astra Intemasional Gudano Garam Tempo Scan Pasific Indofood Sukses Makmur Kalbe Farma Kimia Farma Unilever Indonesia Rp Ro Rp Rp Ro Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Ro Rp Rp Rp Rp Rp Rp Ro Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Target tingkat hutang tahun ,- tingkat hutang 2006 2005 (398,702,666,667) Rp 261,441,333,333 Rp 1286,725,984,500) Rp 126,654,548,833 Rp 11,736,600,000 Rp Rp 23,818,442,633 Rp 63,736,765,967 Ro (103,844,136,667) Ro 156,357,023,333 Rp (33,341,783,000) Rp (4,910,123,000) Rp (692,368,333,333) Ro (271,283,333,333) Rp (432,537,231,216) Rp 126,361,094,791 Rp (146,815,507,000) Rp 108,717,526,333 Rp (831,630,992,990) Rp 141,040,394,603 Ro (66,223,405,985) Ro 50,210,486,697 Rp (422,823,867,248) Ro (227,910,562,481 Rp (223,231,925,333) Ro 214,837,274,667 Rp 1173,633,000,000) Ro Ro 38,453,666,667 (582,014,610,826 Ro 1,059,318,236,000 Rp (716,922,094,845) Rp 190,570,292,807 Rp (73,523,726,945) Ro 21,986,076,648 Rp (34,236,590,125 Rp (20,378,480,713) Rp 153,601,408,000) Rp (148,929,516,333) Rp 113,907,352,245) Rp 36,945,674,719 Rp (7,345,719,667) Rp 25,2"i7,039,667 Rp 4,045,069,000 Ro (28,698,157,667) Rp (132,769,095,811) Rp (31,588,364,389) Rp (237,986,044,482) Ro (94,518,651,440) Rp (36,997,466,667) Rp (2,153,407,466,667) Rp 1149,576,666,667) Ro 16,298,666,667 Rp (70,858,319,231) Rp 12,914,640,840 Rp (87,325,116,178) Rp (1,669,424,169,694) Rp (397,811,284,625) Rp 1365,692,011,421) Rp 27,549,814,403 Rp (38,718,264,490) Rp (52,126,666,667) 284,066,666,667 Rp Rp - tahun ,., 2007 178,276,666,667 (42,651,033,333) (8,264,703,333) (113,149,954,900) 1106,084,666,667) 289,830,456,667 292,321,333,333 191,365,687,633 9,516,633,333 185,360,643,374 183,224,863,467 329,365,938,833 2,760,600,000 157,033,333,333) 350,052,761,333 163,325,951,163 (29,672,753,741) 34,460,280,836 13,072,938,333 16,314,238,363 15,556,094,667) (26,076,543,333) 37,506,475,080 19,472,174,183) (151,191,733,333) (8,944,333,333) (204,354,988) 101,166,835,080 147,268,404,140 6,552,407,840 (52,650,000,000) Lamplan 4 DATA SIZE PERIODE DESEMBER 2005-2007 No. Nama Perusahaan 1 Astra Otoparts Tbk 2 Sepatu Bata Tbk 3 Colorpak Indonesia Tbk 4 Citra Tubindo Tbk 5 Delta Djakarta Tbk 6 Goodvear Indonesia Tbk 7 H.M.Sampoema Tbk 8 Kageo Igar Jaya Tbk 9 Sumi Indo Kabel Tbk 10 Indorama Syntetics Tbk 11 Lion Metal Works Tbk 12 Lionmesh Prima Tbk 13 MerckTbk 14 Multi Bintana Indonesia Tbk 15 Mustika Ratu Tbk 16 Mavora Indah Tbk 17 Pan Brothers Tex Tbk 18 Bentoellntemasionallnv.Tbk 19 Semen Gresik (Persero) Tbk 20 Selamat Sempuma Tbk 21 Sorini Aqro Asia CorporindQ Tbk 22 Bristol-Myers Squibb Indonesia 23 .Surya Toto Indonesia Tbk 24 Trias Sentosa Tbk 25 Astra Intemasional 26 Gudanq Garam 27 Tempo Scan Pasific 28 Indofood Sukses Makmur 29 Kalbe Farma 30 Kimia Farma 31 Unilever Indonesia Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2005 3,028,465,000,000 305,778,892,000 107,667,985,852 1,062,927,041,900 537,784,507,000 458,736,896,000 11,934,600,000,000 274,803,668,480 548,244,926,925 5,497,885,184,800 165,030,141,024 42,145,203,874 218,034,134,000 575,385,000,000 290,646,485,673 1,459,968,922,850 390,215,826,546 1,842,317,142,876 7,297,859,559,000 663,138,307,944 596,641,916,000 165,022,097,000 847,605,367,374 2,104,464,207,467 61,166,666,000,000 22,128,851,000,000 2,345,759,617,952 14,859,203,000,000 4,633,398,659,211 1,177,602,832,496 3,842,351,000,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Total Aktiva tahun t 2006 3,028,160,000,000 271,460,708,000 133,360,400,532 1,606,014,240,390 577,411,403,000 454,850,967,000 12,659,804,000,000 290,144,668,879 590,295,976,330 5,441,250,675,700 187,689,454,220 43,587,839,467 282,698,909,000 610,437,000,000 291,768,931,718 1,553,376,827,333 553,846,048,245 2,347,941,632,229 7,496,419,127,000 716,685,940,960 642,314,663,000 207,135,527,000 908,168,166,154 2,020,478,163,661 57,929,290,000,000 21,733,034,000,000 2,479,250,656,231 16,267,483,000,000 4,624,619,204,478 1,261,583,767,835 4,626,000,000,000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2007 3,454,254,000,000 332,080,232,000 167,582,612,627 1,563,838,595,200 592,359,226,000 579,661,339,000 15,680,542,000,000 329,796,879,167 589,322,195,547 5,874,702,119,875 216,129,508,805 62,812,399,313 331,062,225,000 621,835,000,000 315,997,722,658 1,893,175,019,860 833,092,974,381 3,859,160,327,022 8,515,227,431,000 830,049,538,892 842,504,689,000 227,421,924,000 913,995,368,437 2,138,990,664,786 63,519,598,000,000 23,928,968,000,000 2,773,134,866,559 29,527,466,000,000 5,138,212,506,980 1,386,739,149,721 5,333,406,000,000 Lampiran 5 OUTPUT SPSS MODEL PECKING ORDER THEORY Model Summarv(bJ Modei 1 I Adjusted R R R Souare! Sauare .090(a) 1 0 0 8 1 -.003 ~. ! ' Std. Error of ! the Estimate I Durbin-Watson • ! 309897:;:'~~~: 1.866 • a Predictors: (Constant), DEF b Dependent Variable: Dit Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 B 19350351 195.783 .113 (Constant) DEF -, Standardized Coefficients Std. Error 42303285 550.853 .132 I t .4i~ .090 .8G2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 93 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .0000026 308208547246. 27860000 .127 Positive .082 Negative -.127 Kolmogorov-Smirnov Z 1.226 Asymp. Sig. (2-tailed) .099 a Test dlstnbutlon IS Normal. b Calculated from data Scntt .....plot oepenct .. nt V .... labl~: Olt o o o B o o ., 0 1 Regresslo .... St..... d .. rdl:.: .. d Predh,lod Val ........ 105 2 Collinearit Statistics , Beta a Dependent Vanabie: Dil Normal Parameters(a,b) Sig. .648 .391 Tolerance ViF I 1.000 : 1.000 Lall1piran 6 OUTPUT SPSS MODEL TRADE OFF THEORY Model Summary(b) R Model 1 .302(a) .081 .091 I :J Std. Error of the Estimate 29660659802 3,846 Adjusted R Sauare R Sauare Durbin-Wa 2 a Predictors: (Constant), DOlt b Dependent Variable: Dit ~ Coefficients(a) --""- Model 1 ! Unstandardized Coefficients I Standardized ! i I DDit I 1.951 3021 3.025 a Dependent Vanable. Dlt One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 93 Mean Normal Parameters(a,b) Std, Deviation Most Extreme Differences Absolute -.0000046 294990201259, 63520000 .120 Positive .108 Ne9ative -.120 Kolmogorov-Smirnov Z 1.155 Asymp. Sig, (2-tailed) .139 a Test dlstnbutlon IS Norrnal. b Calculated from data. Sc:attel'plot Dependent Variable: Cit o o o o .. _4 .2 . Beta B i Std, Error ! 61116886 I 31331104 I 436,031 853,677 .255 .084 (Constant) ! -l Coefficients i t - ; ---"-"-1"'-'-- 0 Regression Standa,-dlzod Predlctod Value 106 ~ I I Sig. I Collineacity Statistics. Ii Tolerance ! I m VIF i 054 . 1 .003 I 1,000 I i 1.000 Lampiran 8 OUTPUT SPSS MODEL PECKING ORDER THEORY DAN SIZE Modet Summary{b) R Model 1 i Adjusled R R Square i Square 095(a) 1 0 0 9 1 ~; ; Std. Error of ! the Estimate : Durbin-Watson : I -013: 311477~4~~1 i 1866. a Predictors. (Constant), size, DEF b Dependent Variable: Dit ANOVA(b) Sum of Model Sauares Regression 789706123 1 473715000 00000.000 Residual 873162657 527606000 0000000.0 00 Total 881059718 762344000 0000000.0 00 a Predictors: (Constant), Size, OEF b Dependent Variable: Oit I Ii Mean Sauare df 2 39485306173 68579000000 0.000 90 97018073058 62300000000 0.000 , .407 1 (Constant) DEF size B 23508822 063.056 .113 Std. Error 45013271 247.048 .132 -.001 .003 i t I Beta I a Dependent Vanable: 0,; 107 .667(a) I 92 i I I Coefficients(a) Unstandardized I Standardized Coefficients Coefficients Model Sic. F JI I Sig. I 1 Collinearity Statistic~_ ... i Tolerance i .522 .603 .090 .8!:i4 .395 -.030 -.281 .779 1.000 1.000 II VIF 1.000 1.000 One"Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 93 Mean -.0000039 308073018152. 95400000 .124 Normai Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Differences Positive .082 Negative -.124 Absolute Kolmogorov-Smirnov Z 1.200 Asymp. Sig. (2-tailed) .112 a Test dlStnbutlon IS Normal. b Calculated from data. Scatter-plot. Dependent Variable: Olt o o ~qs:> 0 00 ;0 ., <:> 0 RO'l:)r......lon Standardl""",d Predlct .. d v ......... 108 go Lampiran 7 OUTPUT SPSS MODEL PECKING ORDER THEORY DAN MODEL TRADE OFF THEORY M 0 diS e . ummary{(b) Model 1 R R Square .333(a) .111 , Adjusted R Square j I the Std. Error of I Estimate , Durbin-Watson 29505716179 ; 3,360 : 091 : 2.096 -- a Predictors: (Constant), DEF, DO,t b Dependent Variable: Dit ANOVA(b) !I Sum of ! ! I-'M~o:::;d::;;e;:..I--;::-_-,.-_+::,::s~Qlua~r",es""""l-l__:d::.::f_-+I..:.M:.::e::;;a::;n..;:S"'g:::;ua:;::r""e..., _ _.:...F 1 Regression 975311602 323649000 000000,00 I I 2 48765580116 18240000000 00,000 90 87058728725 55320000000 0,000 o Residual 783528558 529979000 0000000,0 00 881059718 Total 762344000 0000000,0 00 a Predictors: (Constant), DEF, DO,t b Dependent Variable: Dit ! -+I_-'S::.::iiQ"'._-l 5.(101 ,005(a) 92 Coefficients(a) i Unstandardized I Standardized ' I coemcients=-t-J_ _ Coefficients ~ Model 1 (Constant) DDit B 39151107 77,608 ,247 DEF .220 I i I Std. Error 51403430 647,743 .084 I I Beta I .076 I .293 .157 .139 a Dependent Variable: Dlt 109 2.9,19 1.3f19 I i I I Tolerance: r-..~~,-. __ -+_.g..2l1inearlt.¥ Statlsti~~ __ ! ! .939 : 004 . .165 1 VIF .995 1.005 .995 1.005 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test , i Unstandardize d Residual N 93 .0000072 291832396533, 18500000 .128 .099 -.128 1.230 .097 Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Ditferences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smimov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test dlstnbulion IS Normal. b Calculated from data. scattorplot Dependent Variable: Olt o o o o o o o _4 o o 0 0 .2 Regression Standardized PrectictEl'd Value 110 Z Lampiran 9 OUTPUT SPSS MODEL TRADE G:FF THEORY DAN SIZE Model $umma(ylb) Model 1 R .315(a) :J I ~ Std. E((Q( of Adjusled R the Eslimate . Du(bin-Wa Soume 079 I 29699780651 ; . i 7,177 R $nua(e .099 a P(edlctms: (Constant), Size, DDlt b Dependent Variable: Dit ANOVAlbl i I Sum of I Modei Sauares i Regression 1 8719044501 782121000 000000,00 01 Residuai 793869273 ! 684131000 0000000,0 00 Total 881059718 762344000 0000000,0 00 a Predictors: (Constant), Size, DDlt b Dependent Variable: Dit I Mean Sauare df I 2 43595222539 10607000000 00,000 90 88207697076 01460000000 0,000 F Sio. 4.9421 .009(a) 1 92 I ! I Coefficients(a) Unstandardi;:ed' Standardized : 1_ _-,Co.'O'5'e'!'.ffi~~nts goe.ffi'2L~n.l§ __ I Model 1 (Constant) I B i Std. Error : 50233319! 33763885 I DDit size 996:~~: .002 II' 617:~~~ .003 337 .094 I a Dependent Vanable: Dlt III i ! : i -"I 1488 140'! ' 31291100211' I i Beta 1 I t. __t_ _.J,_---"~:,,__.L...g91Iin.~arit:t-~tatist~._ J__ 1 i .872 i ' Tolerance, .386 VIF ! .864 .864 i 1.158 1.158 One-Sample Kolmogorov-Smlrnov Test 1 Unstandardize d Residual N 93 Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation Most Extreme Differences Positive 0000046 293751831388, 21000000 .123 Absolute 112 Negative -.123 Kolmogorov-Smirnov Z 1.187 Asymp. Sig. (2-tailed) a Test dlstrlbulion IS .119 Normal.b Calculated from data. Scatterplot Dependent Variable: Oit o o a o o o 0 0 00 0Q:> O~O"'<P .. 0'3 '=boo 000 00 o o o o o ·4 a -2 0 0. 0 0 0 a 0 o 0 RegreSsion Standardized Predicted Value 112 :2