Distance learning, merupakan bidang pendidikan

advertisement
2. Perbedaan Distance Learning, metode konvensional, dan metode blended
learning
a. Distance learning, merupakan bidang pendidikan yang berfokus pada pengajaran dan
andragogy, teknologi, dan instruksi desain sistem yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan kepada siswa yang tidak secara fisik "pada situs". Ini memungkinkan guru
dan siswa untuk berkomunikasi secara real time dan melalui cara online. Tersedia jenis
teknologi yang digunakan dalam distance learning, yang dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu: sinkronis dan asynchronous. Teknologi yang sinkronis adalah modus online
pengiriman dimana semua peserta adalah "hadir" pada saat yang bersamaan.
Membutuhkan waktu untuk berorganisasi. Asynchronous teknologi adalah modus online
di mana peserta penyampaian materi kuliahnya akses pada jadwal mereka. Siswa tidak
bersama pada saat yang bersamaan. Contohnya melalui telepon, videoconferencing, dan
web conferencing. Sedangkan sinkronis belajar merujuk kepada sekelompok orang
belajar hal-hal yang sama pada waktu yang sama di tempat yang sama. Ini adalah jenis
pengajaran yang dipraktikkan di sebagian besar sekolah dan sarjana program, tetapi tidak
di program pascasarjana. Kuliah ini merupakan contoh sinkronis belajar. Tetapi, dengan
kedatangan web conferencing alat, orang dapat mempelajari pada waktu yang sama di
tempat berbeda juga. Contohnya audiocassette, videocassette, email, papan pesan forum,
materi cetak dan pesan suara/fax.
Sedangkan, metode konvensional adalah metode yang biasa/umum digunakan dalam
pengajaran matematika sehari-hari di Sekolah Dasar yaitu metode ceramah dengan
latihan-latihan secara ketat.
Jika kedua cara ini digunakan bersama dalam proses pembelajaran (artinya, melalui
penggunaan campuran virtual dan sumber daya fisik), maka ini dikatakan sebagai
pembelajaran metode Blended Learning. Cara belajar mengacu pada cara di mana banyak
orang belajar, melalui dicampur belajar ini dapat dilakukan dengan menciptakan berbagai
tugas dan kegiatan belajar dengan penggunaan teknologi dan interaksi instruktur dan
rekan. Dalam hal ini, instruktur juga dapat menggabungkan dua atau lebih metode
penyampaian instruksi. Sebuah contoh khas dari penyampaian metode pembelajaran
akan dicampur kombinasi dari teknologi berbasis bahan dan tatap muka sesi digunakan
bersama-sama untuk hadir konten. Instruktur yang dapat memulai kursus dengan baikterstruktur pengantar pelajaran di kelas, dan kemudian melanjutkan untuk tindak lanjut
bahan-line. Istilah ini juga dapat diterapkan untuk integrasi e-learning dengan Learning
Management System menggunakan komputer dalam kelas fisik, bersama dengan tatap
muka instruksi [1]. Acuan yang diusulkan pada awal proses, yang akan luntur sebagai
peserta didik mendapatkan keahlian (Kirschner, Clark dan Sweller, 2006).
b. Kekurangan dan kelebihan Distance Learning
Kelebihan-kelebihan Distance Learning:
Pertama,dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah
Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan
ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam
ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan
dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan
mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan
pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
Kedua, tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu
untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing. Proses
pembelajaran ini sangat cocok diterapkan bagi karyawan/pegawai. Proses
pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka. Sehingga,
karyawan/pegawai masih tetap berkontribusi bagi perusahaan tempat mereka
bekerja.
Ketiga, pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik, bahwa
pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
peserta didik.
Keempat, lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat
menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu
untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung
mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
Kelima adalah keakuratan dan kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi
pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui
sesuai dengan perkembangan iptek. Kaum pembelajar dapat menanyakan hal-hal
yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan
jawaban dapat terjamin.
Keenam, pembelajar jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga
menarik perhatian pembelajar.
Kekurangan Distance Learning:
Pertama, tingginya kemungkinan gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan
jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan terjadi gangguan
selama belajar sangat mungkin, hal ini bergantung pada motivasi masing-masing
pembelajar. Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program
pembelajaran.
Kedua, kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang sesegera mungkin
apabila si pembelajar mendapatkan kesulitan. Si pembelajar harus menunggu pengajar
untuk membuka internetnya.
Ketiga, adalah pemahaman pembelajar terhadap bahan ajar. Bisa saja terjadi kesalahan
visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si pembelajar merasa bahwa dia telah
mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan pengajar/fasilitator masih menganggap belum
tercapai sepenuhnya. Tetapi, kesalahan visi dan persepsi ini dapat ditanggulangi, karena
setiap akhir paket pembelajaran diadakan evaluasi dan refleksi.
Namun demikian, ada beberapa kendala penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh online ini. Pertama, pengguna jasa internet masih sedikit. Meskipun bisnis internet sudah
cukup berkembang pesat, tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia
yang lebih dari 200 juta jiwa, itu berarti dapat dikatakan jumlah 50.000 pelanggan masih
sangat sedikit.
Kedua, jumlah perusahaan internet service provider juga dirasakan masih kurang,
sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service provider yang bandwidth-nya
sudah penuh sesak. Hal ini akan menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauh
on-line.
Ketiga, mengubah paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi
belajar mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan proses
pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
Keempat, harga perangkat komputer masih dirasakan sangat mahal. Meksipun ada
beberapa kelemahan dalam sistem pembelajaran jarak jauh on-line dan kendala dalam
penyelenggaraannya, tetapi mengingat keunggulan dan prospek penyelenggaraan ke
depan serta untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat secara luas, -- terutama
bagi mereka yang tidak tertampung dalam ruang belajar di kelas, atau masyarakat yang
masih jauh dari pusat pendidikan -- program itu perlu bagi penyelenggara pendidikan
untuk menyelenggarakan sistem pendidikan jarak jauh on-line ini.
Saran:
3.
a. Jenjang karir nursing informatics
Perawat informatik mempunyai jenjang karir yang luas, mulai dari perawat
informatik klinik, manajer project, konsultan, pendidik (system educator), peneliti, dan
pengembang produk (mengembangkan sistem baru), system specialist, policy developer,
enterpreneur, dan lain-lain (lampiran). Perbedaan perawat informatik dan tenaga
informatik dari ilmu disiplin lainnya adalah perawat informatik lebih terfokus pada ilmu
keperawatan dan pengembangannya.
Hambatan dalam pengembangan keperawatan informatik meliputi banyak factor
yaitu ketidaksiapan budaya masyarakat terhadap fenomena keperawatan yang makin
maju, dukungan pemerintah yang belum optimal, ketidakseragaman pandangan dari
institusi-institusi penyelenggara pendidikan keperawatan di Indonesia, dan masih
kurangnya perawat informatik di Indonesia.
b. Kondisi nursing informatics di Indonesia
Di Indonesia perawat informatik belum dikenal dan berkembang, sistem informasi
keperawatan di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya lebih banyak diambil alih
oleh ilmu disiplin lain. Ilmu disiplin lain memang diperlukan untuk pengembangan
informatika karena dalam pengembangan sistem keperawatan informatik yang dijalankan
oleh perawat informatik pun akan memerlukan kolaborasi disiplin ilmu lain, tetapi
alangkah lebih baik jika perawat informatik berperan aktif dalam sistem informatika
keperawatan karena perawat akan lebih mengenali dunia keperawatan.
Keperawatan informatik memerlukan informasi terintegrasi dari semua area sehingga
dapat memfasilitasi perawat dalam mengakses data dan informasi tentang klien.
Memudahkan perawat untuk menyediakan pelayanan asuhan keperawatan yang
berkualitas tinggi.
Saran dan tanggapan:
Saat ini posisi manajemen keperawatan informatik masih banyak diambil alih
oleh ahli dari disiplin ilmu lain. Inilah tantangan untuk para perawat kenapa keadaan di
Indonesia sangat berbeda dengan keadaan perkembangan keperawatan informatik di luar
negeri misal USA, Australia, Canada, Jepang, dan beberapa negara maju lainnya.
Menurut penulis, untuk mengembangkan teknik ini tidak mudah karena begitu
banyak hal yang mempengaruhi perkembangannya terlebih jika tidak ada dukungan
penuh dari pemerintah. Tetapi, kita sebagai bagian dari komunitas keperawatan Indonesia
harus selalu tekun dalam meniti perkembangan keperawatan informatik di Indonesia.
Download