Title tugas rangkum pengertian filsafat Author Budi aprisal Details Pengertian Filsafat Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan, pengetahuan. Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan kebijaksanaan mempunyai arti yang bermacam-macam yang berbeda satu dari yang lainnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli: Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan Ahli Filsafat Dalam Peradaban Islam IBN SINA Seorang ensikloedis, ahli kedokteran dan filsuf yang terkenal, pembangun filsafat peripatetis dalam peradaban Islam. Karya-karyanya meliputiberbagai bidang keilmuan yang sangat berpengaruh terhadap intelektual dibelakangnya. IBNU BAJJAH (475-533 H / 1082-1138 M) Seorang filsuf, komentator Aristoteles, penyair juga komponis (ahli dalam musik) asal Andalusia (Spanyol). Ibn Bajjah adalah orang yang berpengetahuan luas dan mahir dalam berbagai ilmu. Ia menguasai sastra, tatabahasa, dan filsafat kuno, seorang komentator karya-karya Aristoteles, ahli fisika, dan ahli musik. Ia juga ahli teori dan praktek ilmu-ilmu matematika, terutama astronomi dan musik, mahir dalam ilmu pengobatan, dan tekun dalam studi-studi spekulatif seperti logika, filsafat alam, dan metafisika. Ia menyandarkan filsafat dan logikanya pada karya-karya Al Farabi dengan memberikan sejumlah tambahan-tambahan. Filsafatnya di mulai dengan suatu asumsi bahwa materi itu tidak dapat bereksistensi tanpa adanya bentuk, sedangkan bentuk bisa bereksistensi dengan sendirinya, tanpa harus ada materi, pernyataan tersebut menurutnya salah. Menurut Ibnu bajjah materi dapat bereksistensi tanpa harus ada bentuk, ia menyatakan bahwa bentuk pertama merupakan suatu bentuk abstrak yang bereksistensi dalam materi yang dikatakan sebagai tidak mempunyai bentuk. 1. Segi kuantitas; dipandang dari segi kuantitas maka muncullah aliran -aliran filsafat antara lain: a. Mononisme; aliran filsafat yang menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang terdalam (yang funda mental) b. Dualisme; yaitu aliran yang menyatakan adanya dua substansi pokok yang masing-masing berdiri sendiri. c. Pluralisme; yaitu aliran filsafat yang tidak mengakui adanya satu substansi atau hanya dua substansi melaikan mengakui adanya banyak substansi . 2. Dari segi kualitas; di mana di lihat dari segi kualitasnya yaitu dipandang dari segi sifat nya maka terdapat beberapa aliran filsafat yaitu: a. Spritualisme; aliran filsafat yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam alam semesta yaitu roh. b. Materialisme yaitu aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali materi. 3. Dilihat dari segi proses terdapat beberapa aliran yaitu; a. Mekanisme dimana mekanisme ini berasal dari bahasa yunani mechan(mesin).menurut aliran ini semua gejala atau pristiwa seluruhnya dapat diterangkan berdasarkan pada asas-asas mekanis(mesin). b. Telelogis aliran ini tidak mengingkari hukum sebab akibat, tetapi bependirian bahwa yang berlaku dalam kejadian alam bukanlah hukum sebab akibat tetapi awal mulah nya memang ada sesuatu kemauan c. Vitalisme menyatakan bahwa hidup tidak dapat di jelaskan secara fisik kimiawi . B. Epistemologi Epistemologi berasal dari bahasa yunani episteme(pengetahuan). Secara umum epistemologi yaitu cabang filsafat yang membahas tentang hakikat pengetahuan manusia, yaitu tentang sumber, watak dan Indonesian Computer University's Scholars Repository kebenaran pengetahuan. 1. Rasionalisme Aliran rasionalisme berpendapat bahwa ssemua pengetahuan beersumber pada akal fikiran atau ratio. Tokoh-tokoh nya antara lain sebagai berikut: Rene Descartes (1596-1650), ia membedakan ada nya tiga idea yaitu:innate ideas (ide bawaan), yaitu sejak manusia lahir. Adventitous ideas, yaitu idea-idea yang berasal dari luar manusia, dan idea yang dihasilkan oleh fikiran itu sendiri yaitu di sebut faktitious ideas. Tokoh rasionalisme yang lain adalah spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716). 2. Empirisme Empirisme adalah aliran ini beroendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui pengalaman indra. Indra memperoleh pengalaman (kesan-kesan) dari alam impiris, selanjutnyas kesan-kesan tesebut terkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Tokoh-tokoh impiris antara lain:Jhon locke (1632-1704), menurutnya pengalaman dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: - pengalaman luar (sensation), yaitu pengalaman yang diperoleh dari luar. pengalaman dalam (batin) (reflexion). Kedua pengalaman tersebut merupakan idea-idea yang sederhana, yang kamudian dengan prosses asosiasai membentuk idea yang lebih kompleks (Harun Hadiwijono;, lihat Ali Mudhofir:48: David HUME (1711-1776); yang meneruskan tradisi impirisme. Hume berpendapat bahwa, idea-idea yang sederhana adalah salinan (copy) dan sensasi-sensasi sederhana atau idea-idea yang kompleks di bentuk dan kombinasi idea-idea sederhana atau dari kesan-kesan yang kompleks. Aliran ini kemudian berkembang dan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada abat 19 dan 20. 3.Realisme Realisme yaitu suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek-objek yang kita serap lewat indra adalah nyata dalam diri objek tersebut. Objek-objek tersebut tidsk tergantuk pada subjek yang mengetahui atau tidak tergantung pada fikiran subjek. Fikiran dan dunia luar saling berintriaksi , tetapi intraksi tersebut mempunyai sifat dasar dunia tersebut. Tokoh-tokoh aliran realisme antara lain sebagai berikut: Aristoleles (384-322 SM), menurut aristoteles realitas berada dalam benda konkrit atau dalam proses-proses perkembangannya. Dunia yang nyata adalah dunia yang kita serap. Bentuk (from) atau idea atau prinsip keteraturan dan material tidak dapat dipisakan. Kemudian aliran realisme berkembang terus dan kemudian berkembanglah aliran realisme baru, yang tokoh-tokohnya adalah sebagai berikut: George Edward Moore, Bertrand Russell, sebagai reaksi terhadap aliran ideaisme , subjektivisme dan absolutisme menurut rialialisme baru bahwa eksestensi objek tidak tergantung pada diketahuinya objek tersebut (lihat : Kattsoff 1986 : 110, Ali Mudhofir, 1985 : 49). 2. Kritisme Kritisme yang enyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiris (yang meliputi indra dan pengalaman). Kemudian akal menempatkan, mengatur dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan yakni dalam ruang dan waktu. Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan sedangkan pengolahan akan merupakan pembentuknya. Tokoh-tokohnya adalah Imanuel Kant (1724-1804). aliran kritisme Kant ini nampaknya mensintesakan antara rasionalisme dan empirisme (Ali Mudhofir, 1985 : 52) 5. Positivisme positivisme dengan tokohnya August Comte yang memiliki pandangan sebagai berikut : sejarah perkemabnagan pemikiran umat manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap yaitu : Tahap pertama : tahap theologis yaitu manusia masih dipercaya dengan pengetahuan atau pengenalan yang mutlak. Manusia pada tahap ini masih dikuasai oleh tahyul-tahyul, sehingga subyek dan objae tidak bisa dibedakan. Tahap kedua : adalah tahap metafisis yaitu pemikiran manusia berusaha memahami dan memikirkan kenyataan, akan tetapi belum mampu membuktikian dengan fakta. Tahap ketiga : yaitu tahap positiv yang ditandai dengan pemikiran manusia untuk menemukan hukum-hukum dan saling hubungan lewat fakta. Maka pada tahap inilah pengetahuan manusia dapat berkembang dan dibuktikan lewat fakta. (Harun Hadi Wijono, 1983 : 110 : dibandingkan dengan Ali Mudhofir, 1985 : 52). 6. Skeptisisme Skeptisisme menyatakan bahwa penyerapan indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Namun pada zaman modern berkembang menjadi skeptisisme metodis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum suatu pengetahuan diakui benar. Tokoh-tokohnya adalah Rene Descartes (1596 – 1650) 7. Pragmatisme Pragmatis, aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan namun mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari pengetahuan tersebut dengan kata lain perkataan kebenaran pengetahuan hendaklah dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan. Tokoh-tokoh aliran pragmatisme antara lain : C.S Pierce (1839 – 1914), Indonesian Computer University's Scholars Repository yang menyatakabn bahwa yang terpenting adalah manfaat apa yang dapat dilakukan pengetahuan dalam suatu rencana. Tokoh yang lainnya adalah Willyam Jammes (1824 – 1910), yang menyatakan bahwa urusan kebenran sesuatu ghal adalah ditentukan oleh akibat praktisnya. C. Metodologi Cabang filsafat tentang metodologi adalah membahas tentang metode terutama dalam kaitannya dengan metode ilmiah. Hal ini sangat penting dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses perkembangannya. Misalnya metode ilmiah dalam ilmu sejarah, dalam ilmu sosiologi, dalam ilmu ekonomi dan sebagainya. Metodologi membicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ilmiah misalnya sifat observasi, hipotesis, hukum teori, susunan eksperimen dan sebagainya (Kattsoff 1986 : 73 ). D. Logika Logika adlaha ilmu yang mempelajari pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab-sebab mengenai kesimpulan (Titus, 1984 : 18). Logika pada hakekatnya mempelajari teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan dari suatu perangkat bahan-bahan tertentu, atau dari suatu premist. Logika disebut juga sebagai suatu ilmu tentang penarikan kesimpulan yang benar (Kattsoff : 1985 : 72). Logika dibagi menjadi dua macam yaitu logika deduktif dan logika induktif. Logika deduktif berusaha untuk menemukan aturan-aturan yang dapat dipergunakan untukl menarik suatu kesimpulan yang bersifat keharusan dari peremis-premis tertentu. Logika Induktif, mencoba untuk menarik suatu kesimpulan dari sifat-sifat perangakat bahan yang diamati E. Etika Etika atau filsafat prilaku sebagai satu cabang filsafat yang membicarakan tindakan manusia dengan penekanan yang baik dan yang buruk. Terdapat dua hal permasalahan yaitu : menyangkut tindakan dan baik buruk apabila permasalahan jatuh pada tindakan, maka etika disebut sebagai “filsafat normatif―. Dalam pemahaman etika sebagai pengetahuan mengenai norma baik buruk dalam tindakan mempunyai persoalan yang luas. Etika yang demikian ini mempersoalkan tindakan manusia yang dianggap baik yang harus dijalankan, di bedakan denga tindakan buruk atau jahat yang dianggap tidak manusiawi. Dengan demikian etika berbeda dengan agama yang didalamnya juga memuat dan memberikan norma baik buruk dalam tindakan manusia. Pasalnya , etika mengandalkan pada rasio semata yang lepas dari sumber wahyu agama yang dijadikan sumber norma ilahi, dan etika lebih cendrung bersifat analisis dari pada praktis.dengan demikian, etika adalah ilmu yang bekerja secara rasional. Sementara dari kalangan non filsafat, etika sering digunakan sebagai pola bertindak praktis ( Etika Propesi). Etika dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: etika deskriftif.etika normatif, dan etika metaetika. Aliran-aliran dalam bidang etika yaitu: 1. Idealisme Yaitu suatu sistem moral antara lain mengakui hal-hal sebagai berikut: adanya suatu nilai,asas-asas moral,atau aturan-aturan untuk bertindak,lebih mengutamakan dengan kebebasan moral,lebih mengutamakan hal yang umum dari pada yang khusus. 2. Etika teleologi yang menyatakan bahwa perbaikan pertindakan sepenuhnya bergantung pada suatu tujuan, atau suatu hasil baik secara langsung maupun tidak langsung.yang termasuk etika teleologi adalah utilitarisme. 3. Hedonisme Aliran ini menyatakan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan adalah merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia oleh karna itu tindakan manusia baik dan buruk, etis atau tidak etis didasarkan pada suatu tujuan kenikmatan manusia 4. Ultitarianisme. Adalah aliran ini menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang menimbulkan jumlah yang sebanyak-banyak nya. Aliran ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill bersaudara. 5. Intusionisme aliran ini berpandangan bahwa jenis-jenis tindakan dapat diketahui baik atau buruk secara langsung tanpa memikirkan nilai yang terdapat dalam akibat-akibat dari tindakan tersebut. F. Estetika Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tetang keindahan. Estetika membicarakan tentang definisi, susunan dan peranan keindahan. Kata estetika beerasal dari bahasa yunani 'Aesthetikaos' yang artinya bertalian dengan penjeratan (pengindraan). Modified Wed, 26 Mar 2014 06:49:59 GMT Indonesian Computer University's Scholars Repository