STRATEGI MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy) Oleh : Rosadiaman Nim : 206046103875 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/ 2011 M Motto Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Angankan apa yang engkau ingin anagnkan; pergilah kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang engkau kehendaki, sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan. Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka. Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masalalu yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu. Jadilah hidupmu sedemikian rupa, sehimgga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum, sementara semua orang di sekelilingmu menangis. DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Rosadiaman Nim : 206046103875 Konsentrasi : Perbankan Syariah Program Studi : Muamalat Tempat/tgl lahir : Ciamis, 24 September 1984 Umur : 26 Tahun Pendidikan Terakhir: S1 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Alamat : Jl. Dr Setia Budi No : 1 RT/RW 02/02 Pamulang Timur Tangsel Banten 15417 Mobile : (021) 91076558 Rumah : (021) 7492864 Pendidikan 1991-1997 SDN Pamulang Tengah, Tangsel 1997-2000 SMP Muhammaddiyah 44 Pamulang Timur, Tangsel 2001-2005 PM Al-Barokah Nganjuk, Jawa Timur 2006-2011 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta KATA PENGANTAR ﷲ Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah SAW. Bagi keluarganya, para sahabatnya dan umatnya. Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui dari awal hingga akhir, tidak ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian. Dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi bimbingan serta do’a. Untuk itu penulis sangat berterima kasih atas bantuan dan jasa yang diberikan oleh beberapa pihak dalam menyelesaikan skripsi ini untuk mempersembahkan yang terbaik, diantaranya : 1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. 2. Dr. Ahmad Mukri Aji, M.A pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Jaenal Aripin, M. Ag pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Phil J.M. Muslimin, M.A, Ph.D pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama yang memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah. i 3. Dr. Euis Amalia, M.Ag Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mu’min Rauf, M.A Sekretaris Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Ahmad Yani, MA Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Syafie, SEI dan Mufidah, SHI Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Noryamin Aini, MA pembimbing akademik yang telah sabar dan dengan dedikasihnya memberikan panduan, memberikan arahan dan meluangkan waktunya. 5. Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Dr. Mamat S. Burhanuddin, MA pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selasai. 6. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA dan M. Fudhoil Rahman, Lc., MA penguji yang telah sabar menguji, memberikan arahan agar skripsi ini menjadi sempurna. 7. Seluruh Dosen Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak memberikan pelajaran kepada penulis. 8. Pimpinan dan seluruh staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan. ii 9. Ayahanda Karyo dan Karyati. Terima atas doanya, segala kasih sayang, perhatian dan motivasinya baik moril maupun materil yang sangat berperan dalam hidup, semoga Ibu dan Bapak selalu diberikan kesehatan, kebahagian dan umur yang panjang sehingga ananda diberi kesempatan untuk menunjukkan besarnya cinta ananda pada Ibu dan Bapak semoga amal ibadah Bapak diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat yang layak disisiNya. Amin. 10. Kepada Adikku Amel Yulia Maulina yang sedang menuntut ilmu di SMPN 3 Tangrang Selatan. Kepada Keponakanku Sherina dan Ahmad Mulya Agung. Terima kasih atas motivasi dan dukungan semuanya. 11. Bapak Nawiri, SE Manager Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere, Bang Irfan, Bapak Sandy, Bapak Agus dan Bapak Nahrowi beserta karyawan dan Staf yang telah membantu dalam memberikan data dan informasi yang sangat berguna bagi penulis. 12. Kepada Teman-teman Perbankan Syariah kelas C 2006 Ekstensi : Adang, Arif Rahman, Syukron, Jamruddin, Mugi, Iis, M. Zein, Siti Kadarwati, Fajar, Ramadin, Hikmawati, Siti Suraidah, Siti Khadijah, Sofyan, Arih Hidayat, Arif Muzakki, Amel, Murtaslimah, Devi, Shilah. Terima kasih atas kesabarannya selama 4 tahun kita saling mengenal dan menjalin persahabatan bahkan persaudaraan iii 13. Kepada teman-teman seperjuangan KKS yang dengan sepenuh hati mencurahkan dan membantu penulis memberikan motivasi, saran dan bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini. 14. Tak lupa pula teman-teman seperjuangan yang dengan sepenuh hati mencurahkan dan membantu penulis : Fauqi, Badru, Firdaus, Kurniawan, Irwansyah, Aceng, Jajang, Budi, Lukman, Reza, Aryo, Rohmadi, Rudy, Ani, Isti yang telah memberikan motivasi, saran dan bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini. Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua Amin. Jakarta, 20 Maret 2011 ROSADIAMAN iv DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR………………………………………………………….....i DAFTAR ISI………………………………………………………………….......v BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah ......................................................................1 B. Pembatasan masalah dan Perumusan masalah…...………………...…...4 C. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian……………….........................5 D. Metode penelitian ……….........................................................................6 E. Tinjauan pustaka …………......................................................................8 F. Teknik penulisan………….………………………..……………….…...9 G. Sistematika pembahasan…………..……………………..…………...…9 BAB II Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) A. Marketing Mix (Bauran Pemasaran).……....……………………….….11 B. Ar-rahn (Gadai Syariah)………………………………...…………….22 C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil).………......28 D. Penaksiran Kendaraan………………………………………………….30 BAB III Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere…………….…...35 B. Visi dan misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere .………………...........36 C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere ...………….…..36 D. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere ...…….……......37 v E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere .……..39 F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere…..41 BAB IV Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil)…....45 B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah cabang Cinere…..……..…………….…………...…48 C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere…………………………………………………………….….... 62 D. Kendala-kendala Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere…………………………… …….……….................................. .64 BAB V Penutup A. Kesimpukan………….………………………………………....……...67 B. Saran…………………………………………………………………...68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL Halaman Tabel I : Perbedaan Teknis Antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional....28 Tabel II : Spesifikasi Jenis dan Merk Kendaraan Bermotor …………………..30 Tabel III : Tarif IJK (Imbal Jasa Kafalah)…..………………………………….31 Tabel IV : Tarif Diskon Ijarah apabila pembiayaan kurang dari 70 %...............32 Tabel V : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010……………47 Tabel VI : Tarif Diskon Ijarah Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang Cinere……………………………………………………………….54 Tabel VII : Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang Cinere Semester 2009-2010……...………………..58 DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik I : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010……...…..…47 vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam pemberian dana.1 Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik produktif maupun konsumtif. Pada masa krisis Perum (Perusahaan Umum) Pegadaian mendapat peluang untuk semakin berperan dalam pembiayaan, khususnya untuk usaha kecil dan menengah. Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang memuaskan dan menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh krisis.2 Bahkan Perum Pegadaian sekarang telah meluncurkan sebuah produk gadai yang berbasiskan prinsip-prinsip syariah, sehingga masyarakat mendapat beberapa keuntungan, yaitu Cepat, Praktis dan Menentramkan. Cepat, karena hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk prosesnya, praktis, karena persyaratannya mudah, jangka waktu fleksibel dan terdapat kemudahan lain, serta menentramkan karena sumber dana berasal dari sumber yang sesuai dengan prinsip syariah, begitu pun dengan proses gadai yang diberlakukan. 1 M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 13. 2 Frianto Pandia, dkk, Lembaga Keuangan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), h. 69. 1 2 Pegadaian Syariah terus berkomitmen mengembangkan produk-produk jasa keuangan yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) artinya gadai untuk usaha mikro kecil atau biasa disebut ARRUM. Produk ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) merupakan fasilitas pinjaman atas pembiayaan untuk keperluan usaha para nasabah pegadaian yang menganut prinsip syariah dan didasarkan atas kelayakan usaha.3 General Manager Syariah Perum Pegadaian, Suhardjo mengatakan bahwa untuk tahun 2010 menargetkan pertumbuhan gadai syariah bisa lebih tinggi lagi dibanding tahun 2009. Khusus pada Ar-rahn misalnya, perusahaannya akan menargetkan pertumbuhan hingga Rp 4,4 triliun. Melihat perkembangan sebelumnya, pada akhir Desember 2009 lalu, Pegadaian Syariah telah menawarkan produk ARRUM atau gadai untuk pembiayaan kelompok Usaha Mikro Kecil (UMK). ARRUM, berhasil membukukan pembiayaan sekitar Rp 45 miliar sepanjang tahun lalu.4 Maksud semua bisnis adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Semua bisnis yang tidak bisa memuaskan pelanggan akan gagal, karena ditinggalkan pelanggan. Pada produk jasa, konsumen akan merasakan langsung kekurangan atau keunggulan produk pada saat proses transaksi berlangsung. Karena itulah sangat dibutuhkan penanganan khusus agar jasa yang dipasarkan dapat memberikan nilai manfaat 3 Oleh Administrator, “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah Pegadaian Syariah”, artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari http://www//Perkembangan ProdukARRUM.com. 4 Agus Y, “Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com. 3 optimal kepada konsumen serta strategi pemasaran agar perusahaan tersebut dapat tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing khususnya pegadaian syariah.5 Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.6 Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah marketing mix/bauran pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikembalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli/konsumen.7 Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran (marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut adalah : 1. Strategi produk 2. Strategi harga 3. Strategi penyaluran/ distribusi 5 DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 14. 6 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, cet.VII, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 168-169. 7 Ibid., h. 198. 4 4. Strategi promosi Keempat strategi tersebut diatas saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting sebagai satu kesatuan bauran pemasaran. Sedangkan strategi marketing mix ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategi), dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.8 Agar produk ARRUM gadai syariah yang ditawarkan oleh pegadaian syariah cabang Cinere dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha atau masyakakat yang membutuhkan dana segar, maka pegadaian syariah cabang Cinere perlu mensosialisasikan produk yang mereka tawarkan, agar sasaran pasar yang dituju serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini tentunya tidak terlepas dari inovasi yang dikembangkan dalam bidang pemasaran, yang didalamnya terdapat marketing mix. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tetarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere “. B. Pembatasan dan Perumusan masalah 1. Pembatasan masalah Sebagaimana telah dibahas dalam latar belakang masalah, dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan hanya pada strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. 8 Ibid., h. 198-199. 5 2. Perumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah pokok sebegai berikut : 1. Bagaimana strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere ? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere ? 3. Kendala-kendala apa yang ada dalam mengembangkan produk pembiayaan Arrahn UMK pada Pegadaian Syariah Sabang Cinere ? C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Arrahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. 6 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : a. Manfaat akademis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khasanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I khususnya konsentrasi perbankan syariah mengenai marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi peneliti maupun pengguna jasa keuangan tentang marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. D. Metode penelitian 1. Metode penelitian Dalam penulisan ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, dengan menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena-fenomena tertentu dan kemudian menganalisisnya, serta menginterpretasikannya melalui data yang terkumpul.9 2. Subjek dan Objek penelitian Subjek penelitian ini adalah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang didalamnya terdapat pengurus/pengelola, staff dan karyawan yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi objek dalam 9 Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet.VII, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999), h. 24. 7 penelitian ini adalah strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. 3. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian adalah : a. Observasi Yaitu penulis langsung mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang Cinere untuk memperoleh data tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. b. Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10 Dalam penalitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pengurus/pengelola beserta jajarannya, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan tujuan penelitian. c. Dokumentasi Yaitu penulis memberi data-data lain yang berkaitan dengan penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti dokumen-dokumen, laporan, buku-buku, brosur, leaffet dan program-program kegiatan. 10 h..135. Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004), 8 E. Tinjauan Pustaka Setelah ditelaah pada penelitian sebelumnya, penulis mendapati penelitian terdahulu sebagai berikut : 1. Ahmad Sodaqoh Alhamidi, Nim : 105053601778, skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2009). Berjudul Analisis bauran pemasaran produk murabahah pada BSM cabang Tangerang. Dalam penelitian ini dibahas bagaimana BSM cabang Tangerang mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) produk murabahah. 2. Faridatun Sa’adah, Nim : 104046101611 skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2008). Berjudul strategi pemasaran produk gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah pada pegadaian syariah cabang Dewi Sartika. Dalam peneliitan ini dibahas Bagaimana Strategi pemasaran yang diterapkan oleh pegadaian syariah cabang Dewi Sartika dalam menarik minat nasabah. 3. Rosyidah Laliyah, Nim : 202046101251, skripsi pada UIN Universitas Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2006). Berjudul Analisa kepuasan nasabah terhadap bauran pemasaran produk tabungan wadiah (studi kasus BPRS Wakalumi). Dalam penelitian ini dibahas bagaimana bauran pemasaran tabungan wadiah yang diterapkanoleh BPRS Wakalumi. 9 F. Teknik Penulisan Adapun teknik penulisan yang digunakan penulis adalah merujuk pada buku pedoman skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2005, dengan pengecualian sebagai berikut : a. Kutipan ayat Al-Quran tidak diberikan catatan kaki karena dianggap cukup dengan menyebutkan nama surat pada akhir kutipan. b. Terjemahan Al-Quran dan hadist diketik satu spasi G. Sistematika Pembahasan Agar karya ilmiah disusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam beberapa bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan, membahas tentang : Latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan penelitian, Metode penelitian, Tinjauan pustaka, Teknik penulisan dan Sistematika pembahasan. BAB II : Marketing mix ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil), membahas tentang : Pertama Ar-rahn (gadai syariah) meliputi : Pengertian, Landasan Hukum, Rukun, Syarat, Persamaan dan perbedaan gadai syariah dengan gadai konvensional. Kedua Marketing Mix (Bauran Pemasaran), terdiri dari : Marketing mix sebagai strategi pemasaran, Unsur-unsur marketing mix terdiri dari : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion). Ketiga Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) terdiri dari : Pengertian Pembiayaan ARRUM dan Landasan Hukum Pembiayaan ARRUM. Keempat Penaksiran Kendaraan. 10 BAB III : Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Sejarah perkembangan pegadaian syariah cabang Cinere, Visi dan misi pegadaian syariah cabang Cinere, Budaya perusahaan pegadaian syariah cabang Cinere, Struktur organisasi pegadaian syariah cabang Cinere, Mekanisme dan operasional pegadaian syariah cabang Cinere dan Produk-produk yang dihasilkan pegadaian syariah cabang Cinere. BAB IV : Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Pertama Produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) terdiri dari : Latar belakang produk pembiayaan ARRUM dan Perkembangan pembiayaan ARRUM. Kedua Strategi marketing mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere, terdiri dari : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion). Ketiga Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere. Keempat Kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere. BAB V : Penutup, membahas tentang : Kesimpulan, Saran dan Lampiran-lampiran. BAB II MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL) A. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) 1. Marketing Mix/Bauran (Kombinasi) Pemasaran Sebagai Strategi Pemasaran Salah satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran atau lebih sering dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah kombinasi pilihan kebijakan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini, produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4p. Marketing mix 4p dapat diberlakukan sebagai daftar periksa kebijakan pemasaran bisnis.1 Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh pemasaran untuk mempengaruhi reaksi para konsumen/nasabah. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan nasabah dalam pasar sasarannya.2 Bila digambarkan dalam konsep bauran pemasaran dapat dilihat sebagai berikut : 1 Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1., h.200. 2 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004) Ed. 1., Cet. 7., h.198. 11 12 Marketing Mix/ Bauran Pemasaran Produk Personal Selling Price Place Advertising Promosi Sales Promotion Publisitas 3 Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang marketing mix yaitu kumpulan dari beberapa alat pemasaran yang digunakan oleh pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon para nasabah agar tujuan dan sasaran perusahaan tercapai. 2. Unsur-unsur Marketing Mix a. Produk (Product) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan/buah pikiran.4 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.5 Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk haruslah didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 3 DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8. 4 Ibid., h. 200. 5 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 70. 13 Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang mereka tawarkan.6 Didalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix) diantaranya : merek dagang (brand), cara pemungkusan/kemasan produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang diberikan.7 1) Merk Dagang (Brand) Merek adalah nama, istilah, tanda/lambang dan kombinasi dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual/kelompok penjual dan yang membedakannya dan produk saingan. Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dan kebijakan, produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklah mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan.8 6 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing (Jakarta: Mizan, 2006),h. 178. Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200. 8 Ibid., h. 204. 7 14 2) Kemasan (packaging) Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lainlain. Agar dapat menarik perhatian para konsumen dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu/kualitasnya baik. 3) Kualitas (Mutu) Produk Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dan perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. 4) Pelayanan (services) Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayaan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran produk, pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, mencakup pelayanan dalam dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan instalasi produk itu dan asuransi/jaminan resiko rusaknya barang dalam penjualan atau pengangkutan dalam pelayanan setelah sempurna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan 15 produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh konsumen, perbaikan dan pemeliharaan (service) dan produk itu apabila rusak.9 b. Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.10 Sedangkan dalam menentukan harga, perushaan haruslah mengutamkan nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus, harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah mengetahui keburukan yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan kondisi produk tersebut.11 Untuk menetapkan harga terdapat berbagai macam metode yang bisa digunakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut : 1) Penentuan Harga Biaya Plus (Cost Plus Pricing) Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan (mark up) harga sekian persen dari total biayanya. 2) Penentuan Harga Berdasarkan Tingkat Pengembalian (Return Of Pricing) Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian atas investasi (return of investment/ROI) atau pengembalian atas aktiva (return of assets/ ROA) yang ditargetkan. Penentuan ini disebut juga penentuan harga berdasarkan sasaran pengembalian. 9 Ibid., h. 213. David W. Cravens, Pemasaran Strategi, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 8. 11 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178. 10 16 3) Penentuan Harga Paritas Persaingan (Competitive Parity Pricing) Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh pemimpin pasar. 4) Penentuan Harga Rugi (Loss Leading Pricing) Penentuan harga awal ditentukan pada harga yang rendah bahkan kadang merugi, dengan tujuan jangka pendek yaitu mendapat posisi di pasar atau meningkatkan pangsa pasar. 5) Penentuan Harga Berdasarkan Nilai (Value Based Pricing) Penentuan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang dipersepsikan oleh segmen konsumen tertentu. Penentuan harga ini disebut pendekatan dasar (market driven approach), dimana tindakan dilakukan untuk memperkuat positioning jasa dan manfaat yang diterima konsumen dari jasa tersebut.12 Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain : a) Bertahan. b) Memaksimalkan laba. c) Memaksimalkan penjualan. d) Gengsi dan prestise. e) Pengembalian atas investasi (return of investment/ROI). 12 Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105. 17 c. Promosi Promosi bagi perusahaan yang berlandaskan syariah haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servisservis perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan.13 Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.14 Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keiinginan dan kebutuhannya. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Alat-alat promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari : 1) Iklan (Advertising) Periklanan merupakan bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang diinginkan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awarness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk menggunakan jasa tersebut dan 13 14 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178. Ibid., h. 72-73. 18 membedakan diri dari perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positioning jasa. Media yang dapat digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).15 2) Penjualan Perorangan (Personal Selling) Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual. Disamping mejelaskan atau memberitahukan tentang produk dan membujuk (merayu/menggugah) calon pembeli personal selling juga menampung keseluruhan dan saran dari para pembeli, sebagai umpan balik dari perusahaan. Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal balik dalam rangka mengubah, menggunakan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dan konsumen.16 3) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lain-lain. 15 16 Ibid., h. 120-121. Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 277-278. 19 Promosi penjualan dapat dibedakan kepada : a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi. b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowance, iklan kerjasama, distribution contest dan penghargaan. c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest dan hadiah untuk tenaga penjual terbaik.17 4) Hubungan Masyarakat (Public Relations) Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain; publikasi, acara-acara penting, hubungan dengan investor dan mensponsori beberapa acara.18 5) Informasi Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth) Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelangggan lain yang potensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut. Sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dengan aktivitas lainnya. 17 18 Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122. Ibid., h. 122. 20 d. Distribusi (Place) Dalam menentukan places atau saluran distribusi, perusahaan harus mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target market sehingga dapat efektif dan efesien.19 Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ketangan sipemakai pada waktu yang tepat.20 Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dia kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran, mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.21 1) Lokasi Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi/kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu : a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. b) Pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 19 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178-179. Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 233. 21 Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 91. 20 21 c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana seperti telephone, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikas antara kedua pihak terlaksana dengan baik. 2) Saluran Distribusi Saluran distribusi mencakup siapa yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipasi dalam distribusi jasa : a) Penyedia jasa b) Perantara (intermediary) c) Konsumen Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk menyampaikan jasanya. Sebab sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain : a) Penjual langsung (direct sales). b) Agen (agent)/ broker. c) Agent/ broker penjual/ pembeli. d) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa kontrak (contracted service delivers). Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.22 22 Ibid., h. 73-93. 22 B. Ar-rahn (Gadai Syariah) 1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn) Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah : jaminan hutang, gadaian23, seperti juga dinamai Al-Habtsu, artinya : penahanan24. Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil kembali sejumlah harta yang dimaksud setelah ditebus.25 Sebagaimana kita ketahui dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang berutang atau orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orangorang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan.26 Ulama Malikiyah mendefinisikan rahn (gadai) dengan harta yang dijadikan pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Ulama Hanafiyah mendefinisikan rahn yaitu menjadikan suatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak (piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagian. Sedangkan menurut ulama 23 A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawir, Ed. II, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 542. Ibid,. h. 231. 25 Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 1-2. 26 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 383. 24 23 Syafi’iyah dan Hanabilah mendefinisikan Ar-rahn dengan menjadikan materi (barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu. Defenisi ini mengandung pengertian bahwa barang yang boleh dijadikan jaminan (agunan) utang itu hanya yang bersifat materi, tidak termasuk manfaat sebagaimana yang dikemukakan oleh Malikiyah. Barang jaminan itu boleh dijual apabila dalam waktu yang disepakati kedua belah pihak, utang tidak dilunasi. Oleh sebab itu, hak pemberi piutang hanya terkait dengan barang jaminan, apabila orang yang berutang tidak mampu membayar hutangnya.27 Jadi, kesimpulannya rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam (rahin), baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya. 2. Landasan Hukum Rahn Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah ayat-ayat Al-Quran, hadist Nabi Muhammad SAW dan ijma ulama. Hal ini dimaksud, diungkapkan sebagai berikut :28 27 28 AH. Azharuddin Latif, Fiqh Muamalat (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 154. Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, h. 5-8. 24 a. Al-Qur’an , , , (٢٨٣ : ٢/ , ) Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah (2) : 283). Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia finansial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau objek pegadaian. b. Al-Hadist ُﷲ ( ٌﷲ ) Artinya : Aisyah r.a berkata bahwa “Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”.(HR. Bukhari).29 29 Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, (Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997), h. 753. 25 Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga dengan non muslim dan harus ada jaminan sebagai pemegang, sehingga tidak ada kekhawatiran bagi yang memberi piutang. c. Ijma Ulama Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah (boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab Zahiri, Mujtahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur (kebanyakan ulama) membolehkan gadai, baik dalam keadaan bepergian maupun tidak, seperti yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam hadist di atas.30 Jadi secara umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. 3. Rukun Rahn Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi rukun gadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain :31 Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai. Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri dari dua pihak yaitu : pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah 30 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed 1, cet ke-2, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 255. 31 Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 92-93. 26 dewasa, berakal, bisa dipercaya dan memiliki barang yang akan digadaikan. Kedua, murtahin (yang menerima gadai), yaitu orang, bank atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai). Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam mendapatkan uang. Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun. 4. Syarat Rahn Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :32 Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh dan orang yang terpaksa. Serta tidak boleh seorang wali. Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut harus berdasarkan kesepakatan aqid. Marhun (barang gadaian) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi murtahin dan bukan barang pinjaman. Shigat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan ucapan lain selain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi. Serta tidak boleh terikat oleh waktu. 32 Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3, (Beirut: Daarul Fikr, 2004), h. 67. 27 5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional Persamaan anatara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka waktu jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitia lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukkan ke dalam dana ZIS (Zakat, Infaq dan Sadaqah) pegadaian syariah, sedangkan pada pegadaian konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa hutangnya.33 Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga, tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran. Singkatnya, biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.34 33 Wawancara dengan Supriyono Staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus 2008. “Perbedaan Gadai dengan Rahn”, diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-. 34 28 Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai konvensional akan disajikan pada Tabel I di bawah ini.35 Tabel I No 1 Gadai Syariah Biaya administrasi golongan barang Gadai Konvensional berdasarkan Biaya administrasi berupa prosentase yang didasarkan pada golongan barang 2 1 hari dihitung 10 hari 3 Uang pinjaman (marhun bih) 90% Uang pinjaman (UP) untuk Gol A dari nilai taksiran 4 92%, dan Gol BCD 88-86 % Jasa simpanan dihitung dengan : Jasa simpanan dihitung dengan : Koanstanta x taksiran 5 1 hari dihitung 15 hari Prosentase x Uang pinjaman Kelebihan uang hasil dari penjualan Kelebihan uang hasil dari penjualan barang yang tidak diambil oleh barang nasabah, diserahkan yang tidak diambil oleh kepada nasabah menjadi milik Pegadaian Lembaga ZIS C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) 1) Pengertian ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) merupakan salah satu produk pembiayaan pegadaian syariah yang bertujuan untuk mendorong usaha mikro kecilmenengah masyarakat melalui pinjaman gadai syariah (rahn). Produk AR-RUM tersebut bertujuan untuk memenuhi pembiayaan kalangan bawah terutama bagi masyarakat ekonomi lemah yang memerlukan pembiayaan. Hal ini sejalan dengan 35 Firdaus, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, h. 51. 29 tujuan diadakannya pegadaian syariah yang memang diharapkan dapat menjadi salah satu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan landasan sistem syariah. Namun pinjaman pembiayaan tersebut hanya dapat diberikan oleh pihak pegadaian syariah kepada masyarakat yang sedang menjalankan kegiatan usaha dan telah berdiri selama kurang lebih satu tahun. ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) adalah skim pinjaman berprinsip syariah bagi para pengusaha Mikro dan Kecil untuk keperluan pengembangan usaha dengan sistem pengembalian secara angsuran dan menggunakan jaminan BPKB motor atau mobil. ARRUM memiliki perbedaan dengan produk pegadaian yang lain. Pada ARRUM, masyarakat yang membutuhkan dana dari pegadaian tidak perlu untuk menitipkan barangnya kepada pegadaian syariah. Namun, mereka cukup menitipkan surat jaminan kepada pegadaian syariah, masyarakat langsung diberikan dana yang sesuai dengan nilai surat jaminan tersebut. 2) Landasan Hukum ARRUM Pembiayaan ARRUM mempunyai peraturan atau undang-undang yang mengaturnya yaitu menurut Surat Edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang Penyaluran Pembiayaan ARRUM. Tujuan diluncurkannya pembiayaan ARRUM, disamping sebagai sebuah upaya diversifikasi produk di Pegadaian Syariah juga dengan maksud meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah. Pembiayaan diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan pengembalian pinjaman dilakukan 30 secara angsuran yang menggunakan konstruksi pinjaman secara gadai mapun fidusia. Skim ARRUM ini merupakan pinjaman kepada individual pengusaha mikro/kecil.36 D. Penaksiran Kendaraan Besarnya pembiayaan pegadaian syariah yang diberikan kepada nasabah berdasarkan jenis dan merk kendaraan bermotor yang sudah dikenal dan umum digunakan masyarakat serta pemasarannya tidak sulit, yaitu kendaraan dengan spesifikasi sebagai berikut : Tabel II Negara Pembuat Tahun Pembuatan Merk/Jenis 15 Tahun terakhir dengan Merk : Toyota, Honda, Suzuki, Jepang kondisi fisik > 75 % Daihatsu, Mitsubishi, Mazda, Nissan Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep 10 Tahun terakhir dengan Merk : BMW, Marcedes-Benz, Eropa kondisi fisik > 75 % Opel, Audi, Jaguar, Peugeot, Volvo, VW Jenis : Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep 10 Tahun terakhir dengan Merk : KIA, Hyundai dan Daewoo Korea kondisi fisik > 75 % Jenis : Jenis : Model van, pickup, sedan dan jeep Khusus kendaraan roda dua, marhun yang diterima hanya produksi jepang (Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki) dengan syarat 5 tahun terakhir dan kondisi > 75 %. Untuk sepeda motor 2-tak tidak diperkenankan untuk dijadikan marhun. 37 Besarnya biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah adalah sebagai berikut : 36 37 Pegadaian Syariah, Pembiayaaan Syariah Ar-Rum, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2009) Pegadaian Syariah, Pedoman Operasional Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro, Jakarta: 2008. 31 a) Biaya administrasi yang dipungut dari rahin (nasabah) yang disetujui dibagi menurut jenis barang jaminan (sepeda motor atau mobil) dengan besaran : untuk motor sebesar Rp 70.000,00-, sedangkan untuk mobil sebesar Rp 200.000,00- (1 kali bayar). Biaya administrasi tersebut dipungut dari rahin (nasabah) pada saat telah dilakukannya penandatanganan akad pembiayaan ARRUM. Biaya administrasi ini dipotong langsung dari nilai pembiayaan ARRUM yang diperoleh rahin. b) Biaya Notaris berkisar antara Rp 65.000,00 s.d Rp 165.000,00 (biasanya dikenakan hanya bagi nasabah yang menggunakan agunan/jaminan BPKB mobil). c) Atas penjaminan pembiayaan ARRUM tersebut timbul Tarif Imbal Jasa Kafalah (IJK) yang harus disetorkan kepada PERUM (Perusahaan Umum) JAMKRINDO (Jaminan Kredit Indonesia) diamna tarif IJK ini dibebankan kepada rahin. Adapun besaran tarif IJK tersebut sebagai berikut : Tabel III Jangka Waktu Tarif IJK setara dengan (%) 1 tahun 1,25 1,5 tahun 1,50 2 tahun 1.75 3 tahun 2,00 4 tahun 2,25 5 tahun 2,50 Sumber Perum Pegadaian Pusat, 2009 32 Sedangkan besarnya tarif jasa simpan (tarif ijarah) pegadaian syariah didasarkan pada : 1. Tarif ijarah atas pembiayaan ARRUM di hitung dari nilai taksiran barang jaminan dengan rumusan sebagai berikut : Tarif ijaroh = Taksiran Rp 100.000 x Rp 700 x jangka waktu (bulan) 2. Pembayaran ijaroh dibayar dengan cara diangsur bersamaan dengan pembayaran angsuran pokok pembiayaan yang jumlahnya tetap setiap bulannya. 3. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan. 4. Apabila marhun bih (pembiayaan) yang diperoleh rahin tidak mencapai batas maksimum prosentase marhun bih terhadap taksiran (yaitu 70% dari nilai taksiran marhun), maka kepada rahin tersebut akan diberikan diskon ijaroh yang besarnya akan diterapkan sebagai berikut : Tabel IV Marhun bih Tarif Diskon > 70 % X taksiran 0,00% 66% - 69% X taksiran 1,50% 62% - 65% X taksiran 7,00% 58% - 61% X taksiran 13,00% 54% - 57% X taksiran 19,00% 51% - 53% X taksiran 24,00% 33 Marhun bih Tarif Diskon 48% - 50% X taksiran 28,50% 45% - 47% X taksiran 33,00% 42% - 44% X taksiran 37,00% 39% - 41% X taksiran 41,50% 36% - 38% X taksiran 46,00% 33% - 35% X taksiran 50,00% 30% - 32% X taksiran 54,00% 27% - 29% X taksiran 58,50% 24% - 26% X taksiran 63,00% 22% - 23% X taksiran 67,00% 20% - 21% X taksiran 70,00% 18% - 19% X taksiran 73,00% 16% - 17% X taksiran 76,00% 14% - 15% X taksiran 78,50% 12% - 13% X taksiran 81,50% 10% - 11% X taksiran 84,50% 48% - 49% X taksiran 88,00% 7% X taksiran 90,00% 6% X taksiran 91,00% 5% X taksiran 93,00% 4% X taksiran 94,00% 3% X taksiran 96,00% 2% X taksiran 67,14% 1% X taksiran 98,50% Sumber Perum Pegadaian Pusat, 2009 34 5. Batas minimum nilai pembiayaan ARRUM Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah), sedangkan batas maksimum nilai pembiayaan ARRUM sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dengan kelipatan Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah), untuk tiap 1 (satu) akad pembiayaan ARRUM.38 Contoh simulasi pembiayaan ARRUM : Nasabah memiliki 1 buah mobil kijang LGX Tahun 2000 dengan taksiran harga pasar Rp 70.000.000,00. Jadi pinjaman yang diterima : Rp 70.000.000,00 x 70% = Rp 49.000.000,00 Administrasi dibayar dimuka = Rp 200.000,00 Tarif Ijaroh : Rp. 70.000.000,00 x 39 Rp 100.000,00 38 Rp 700 = Rp 490.000,00/bulan DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8. 39 Pegadaian Syariah, Brosur Pembiayaan ARRUM, Jakarta: 2009. BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere Berdirinya Pegadaian Syariah berawal pada tahun 1998, ketika beberapa General Manager melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakuakn studi banding mulai melakukan penggodogan rencana pendirian Pegadaian Syariah, tetapi ketika itu ada sedikit masalah internal sehingga hasil studi itu pun hanya ditumpuk. Pada tahun 2002 mulai diterapkanya sistem Pegadaian Syariah yang pada akhirnya tahun 2003 tepatnya tanggal 14 Januari Pegadaian Syariah resmi dioperasikan dan Pegadaian Cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menetapkan sistem pegadaian syariah.1 Selain itu guna memenuhi kebutuahan masyarakat terhadap layanan gadai syariah, maka pada tahun 2004, kantor wilayah perum pegadaian telah membuka kantor cabang baru yang berlokasi diwilayah Jakarta Selatan, yaitu kantor cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang Tengah No. 25D Lebak Bulus, kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004.2 Dalam mendirikan kantor cabang pegadaian syariah Cinere Jakarta Selatan ini, maka pegadaian Syariah bekerja sama dengan BMI pada awalnya. Yang dananya 1 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian, 2005) Cet. 3., h. 190. 2 Wawancara Pribadi dengan Nawiri,S.E. Manager Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 35 36 berasal dari BMI tersebut, maka berdirilah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berlokasi di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus Jakarta Selatan. Namun pada tahun 2007 kerjasama tersebut beralih kepada Bank Syariah Mandiri (BSM).3 B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere Visi Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berdasarkan Buku Saku Pedoman Pemasaran Perum Pegadaian, tahun 2013 menjadi “champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan misi dari pegadaian syariah adalah : 1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. 2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. 3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.4 C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere Pegadaian Syariah Cabang Cinere di dalam tindakan operasionalnya seharihari mempunyai budaya perusahaan berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai 3 Ibid. DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 6. 4 37 Syariah yang dikeluarkan Perusahaan Umum Pegadaian, yang diaktualisasikan ke dalam bentuk simbol atau maskot si “INTAN” yang bermakna : Inovatif : Penuh gagasan (kreatif), aktif dan menyukai tantangan. Nilai moral tinggi : Taqwa, jujur, berbudi luhur dan royal. Terampil : Menguasai pekerjaan, tanggap, cepat dan akurat. Adi layanan : Sopan, ramah, berkepribadian dan simpatik. Nuansa citra : Berorientasi bisnis, mengutamakan kepuasan pelanggan. Makna yang terkandung dalam maskot si INTAN adalah : Kepala yang berbentuk berlian memberi makna bahwa pegadaian mengenal batu intan sudah puluhan tahun. Intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dari sebuah proses yang memakan waktu ratusan tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan ia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi ia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang (briliant).5 D. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang teletak di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus Jakarta Selatan, kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004. Adapun struktur organisasi kantor Pegadaian Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai Syariah yang dikeluarkan oleh Perusahaan umum Pegadaian, yaitu sebagai berikut : 5 E.1., h. I. Perum Pegadaian, Pedoman Operasional Gadai Syariah (Jakarta : Perum Pegadaian, 2008) 38 1. Manager Cabang, bertugas mengelola operasional cabang yaitu menyalurkan uang pinjaman (Qard) secara hukum gadai yang didasarkan pada penerapan Prinsip-prinsip Syariah Islam. Disamping itu, pimpinan cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh manajemen serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan pihak lain. 2. Penaksir, bertugas menaksir Marhun (Barang Jaminan) untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra baik perusahaan. 3. Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran serta pembuktian sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksaan operasional kantor cabang. 4. Pemegang gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhun. Selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan marhun. 5. Penyimpan Marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan menerima, menjaga, menyimpan, merawat, mengeluarkan dan mengadministrasikannya. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang milik rahin (pegadai). 39 6. Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam lingkungan kantor dan sekitarnya. 7. Staf, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung kerja, mengirim dan mengambil surat/dokumen untuk menunjang kelancaran tugas admistrasi dan tugas operasional kantor cabang.6 E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syaraiah Cabang Cinere Adapun prosedur mendapatkan dana pinjaman dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Pegadaian Syariah yang ditulis oleh Muhammad Solikul Hadi adalah sebagai berikut : 1. Nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan dengan menunjukkan surat bukti diri seperti KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri. 2. Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan ditetapkan harganya, berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan berapa uang pinjaman/pembiayaan yang dapat diterima. Besarnya nilai uang pinjaman yang diberikan lebih kecil dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Pegadaian Syariah Cabang Cinere secara sengaja mengambil kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian. 3. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir. 6 Ibid 40 Skema Pemberian Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere Nasabah Petugas Penaksir 1. Permohonan dan Penyerahan Barang Jaminan 3. Pencairan Uang Pinjaman 2. Informasi Penetapan Jumlah Pinjaman Kasir Sedangkan pelunasan uang pinjaman oleh nasabah prosedurnya adalah sebagai berikut : 1. Nasabah membayar uang pinjaman dan ditambah sewa (ijarah) langsung kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai. 2. Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang. 3. Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah. Skema Pelunasan Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere Nasabah 1. Pelunasan Kasir 2. Informasi Pelunasan Pinjaman 3. Pengembalian Barang Yang Digadaikan Petugas Penyimpan Barang Jaminan 41 Jika pada saat jatuh tempo telah tiba dan rahin tidak datang ke pegadaian untuk melunasi pinjaman, maka sesuai kesepakatan akad yang telah diperjanjikan sebelumnya barang gadai akan dilelang oleh murtahin. Namun sebelumya murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin penyebab ia belum melunasi hutangnya melalui telephon.7 Jika murtahin telah memberitahukan rahin dan rahin tersebut minta tenggang waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus memberikan waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang disepakati oleh kedua belah pihak. Namun jika rahin tetap tidak memperpanjang waktu pembayaran dan tidak melunasi pinjaman hingga jatuh tempo maka murtahin akan melelang marhun. Pelelangan seminggu sebelum pelaksanaan. Harga lelang ditetapkan diatas harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian dari pegadaian. Bila harga lelang laku di bawah hutang nasabah, maka pihak pegadaian akan meminta kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila harga lelang diatas maka kelebihan uang itu akan dikembalikan kepada nasabah. F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadain Syariah Cabang Cinere 1. Ar-Rahn(Gadai Syariah) Usaha pokok dari kegiatan Pegadaian Syariah adalah menyalurkan Marhun Bih dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta bergerak maupun tidak bergerak atas dasar hukum gadai Islam. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasionan 7 Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta : Salemba Diniyah,2003) h. 35-37. 42 (DSN) : No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, tanggal 26 juni 20028, dan No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, tanggal 28 Maret 2002.9 Gadai syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan sistem syariah Islam. Nasabah tidak dikenai bunga pinjaman atau sewa modal atas pinjaman yang diberikan. Nasabah diberikan biaya administrasi dan jasa simpan yang dipungut dengan alasan agunan yang diserahkan nasabah wajib disimpan, dirawat dan diasuransikan. Pegadaian Syariah cabang Cinere sementarahanya menerima jaminan berupa emas/perhiasan. Hutang dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan dapatdiperpanjang dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi.10 2. Mulia (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi) Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil. Mulia (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu Fleksibel. Akad Murabahah Logam Mulai untuk Investasi Abadi Abadi adalah persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan Nasabah atas 8 Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545. 9 Ibid., h. 559 10 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 43 sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang disepakati.11 3. Jasa Taksiran Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman. Kepastian nilai atau kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi. Kebimbangan anda tidak akan berlarut-larut dan kepentingan anda akan terlindungi. 4. Jasa Titipan Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta dan surat berharga perlu di jaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di salahgunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang dan surat berharga itu aman di tangan sendiri. Jika anda mendapatkan kesulitan "mengamankan"nya di rumah sendiri, karena akan dinas ke luar kota/luar negeri, menunaikan ibadah haji, berlibur, sekolah di luar negeri , dll. Percayakan saja penyimpanannya kepada kami. Jangka waktu penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat di perpanjang. Kami akan menjaga dan melindunginya dengan penuh perhatian. 11 Pegadaian Syariah, Manual Operasional Gadai Syariah, Jakarta. 44 5. Krista Salah satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para Usaha Rumah Tangga adalah Krista. Membantu mengembangkan Usaha Rumah Tangga, serta menyejahterakan masyarakat merupakan suatu misi yang diemban Pegadaian sebagai sebuah BUMN. Pegadaian selalu berusaha membantu perkembangan usaha produktif, Usaha Rumah Tangga melalui pemberian berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah. 6. Kucica Kucica adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang bekerjasama dengan Western Union.12 12 Pegadaian Syariah. Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal 25 Januari 2011. BAB IV MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) 1. Pembiayaan ARRUM Usaha Mikro Kecil merupakan bisnis yang cukup diandalkan, terbukti dengan keberadaannya yang sangat banyak dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dari usaha yang besar. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah UKM (Usaha Kecil Menengah) terus meningkat dan tetap mendominasi jumlah perusahaan. Misalnya, pada tahun 2006 terdapat sekitar 48 juta UKM, dibandingkan hanya 7200 Usaha Besar, juga dalam kesempatan kerja, UKM menyumbang sekitas 97 persen dari jumlah pekerja di Indonesia. Namun dalam sumbangannya terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), pangsa pasar UKM terlalu besar walaupun di atas 50 persen, sedangkan dalam ekspor, pangsanya jauh lebih rendah.1 Meski demikian, keberadaan Usaha Mikro di Indonesia tidak terlepas dari berbagai masalah. Hal yang sering dihadapi adalah keterbatasan modal. Akibatnya Usaha Mikro kurang bisa mengembangkan usahanya ke arah yang lebih luas lagi. Permasalahan pembiayaan Usaha Mikro seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, khususnya bagi lembaga keuangan keungan seperti perbankan atau lembaga 1 Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 1. 45 46 keungan lainnya. Lembaga intermediasi ini seharusnya melihat kondisi Usaha Mikro ini sebagai peluang yang sangat besar untuk melakukan ekspansi usaha. Pembiayaan ini ditujukkan khusus untuk pengembangan usaha mikro kecil memalui pemberian pinjaman atau pembiayaan bagi keperluan produktif. Oleh karena itu prinsip pemberian pembiayaannya didasarkan pada analisis kelayakan usaha dari calon penerima pinjaman (rahin). Namun demikian guna menjamin adanya ketaatan rahin membayar angsuran pinjaman dengan benar, maka dalam proses pinjammeminjam ini rahin diwajibkan menyerahkan barang sebagai agunan (marhun). 2. Perkembangan Pembiayaan ARRUM Sejak pertama kali didirikan gadai syariah merupakan salah satu produk unggulan dari pegadaian syariah. Ar-rahn adalah skim pinjaman pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan agunan berupa emas, berlian dan barang elektronik. Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah terutama pengusaha kecil dan menengah sekaligus menambah jumlah produk yang ditawarkan kepada masyarakat, Pegadaian Syariah mulai membuat konsep pembiayaan ARRUM pada bulan April 2008 dan pelaksanaan ARRUM itu sendiri terutama pada Pegadaian Syariah cabang Cinere baru terealisasikan pada tangggal 31 Maret tahun 2009. Perkembangan pembiayaan ARRUM di pegadaian syariah cabang Cinere saat ini dirasa cukup menggembirakan. Total penyaluran dana sampai saat ini mencapai Rp 264.000.000,00- yang disalurkan kepada 18 nasabah.untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel V dan Grafik I dibawah ini : 47 Tabel V Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010 Uraian Jul – Des 2009 Jan – Jun 2010 Jul – Des 2010 Jumlah Uang Pinjaman Rp 18.000.000 Rp 163.000.000 Rp 264.000.000 Rp 83.000.000 Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010 Grafik I Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010 200.000.000 150.000.000 100.000.000 Uang Pinjaman/Omzet Pembiayaan ARRUM 50.000.000 0 Jul - Des 2009 Jan - Jun 2010 Jul - Des 2010 Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010 Dana yang disalurkan untuk pembiayaan ARRUM memang belum merata dari tahun ke tahun, karena itu tergantung jumlah nasabah yang meminjam uang/melakukan pembiayaan pada pegadaian syariah cabang Cinere dan tergantung jenis usaha yang digeluti oleh nasabah. Semakin banyak nasabah meminjam uang di pegadaian syariah cabang Cinere semakin banyak pula dana yang disalurkan. Maka dari Tabel dan Grafik diatas, implementasi/penerapan strategi marketing mix (bauran 48 pemasaran) yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere dengan 4P, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi ternyata mampu menarik minat nasabah. Ini terbukti dengan peningkatan jumlah omzet sebesar 361,11 % pada periode Juli – Desember 2009 ke periode Januari – Juni 2010, yakni dari Rp 18.000.000,00 menjadi Rp 83.000.000,00 dan peningkatan 96,39 % pada periode Januari – Juni 2010 ke periode Juli – Desember 2010, yakni dari Rp 83.000.000,00 menjadi Rp 163.000.000.2 B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro/Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere 1. Produk (Product) Produk merupakan unsur terpenting dan utama dari bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk maka pertukaran tidak akan terjadi. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.3 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai pada konsumen.4 Tujuan utama dari pemasaran produk adalah bagaimana produk yang dibuat dapat laku dipasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah produk haruslah diciptakan dengan memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan 2 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 3 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Ed. 1,. Cet. 7, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 200. 4 Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2006)., h. 70. 49 konsumen. Oleh karena itu, sebuah produk yang berkualitas tinggi mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya, hal inilah yang sering disebut produk plus. Persaingan bisnis atau usaha dewasa ini sangatlah ketat, maka jika perusahaan tidak mampu bersaing terutama dalam strategi produk, perusahaan tersebut bisa saja akan ditinggal oleh para konsumennya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kegunaan dan kepuasaan serta daya tarik konsumen yang lebih besar. Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. Dalam mengembangkan strategi marketing mix produk ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil), Pegadaian Syariah hanya menawarkan pembiayaan produktif saja, yaitu berupa pemberian fasilitas pembiayaan menggunakan akad rahn (gadai) dengan agunan BPKB mobil/motor yang diberikan untuk pengusaha mikro kecil dan menengah.5 Para marketer (pemasar) Pegadaian Syariah Cabang Cinere melakukan komunikasi produk ARRUM kepada masyarakat berdasarkan Buku Saku Pedoman Pemasaran yang dikeluarkan Perum Pegadaian, yaitu dengan mengetahui keunggulan- 5 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 50 keunggulan, manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan yang didapat apabila menggunakan produk ARRUM (mengkomunisikan dengan positioning produk ARRUM). Misalnya : untuk mengenalkan produk ARRUM maka komunikasikan bahwa jaminan hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa dipakai untuk operasional usaha dll.6 Fitur dan manfaat produk ARRUM : a. Persyaratan yang mudah, proses yang cepat (± 3 hari), serta biaya-biaya yang kompetitif dan relatif murah. b. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, serta bebas menentukan pilihan pembayaran masa angsuran, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga 36 bulan. c. Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) sehingga fisik kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional usaha. d. Aman dan terjaga serta dijamin Asuransi. e. Barang jaminan akan ditaksir secara cermat dan akurat sehingga tetap memiliki nilai ekonomis yang wajar karena nilai taksiran yang optimal hingga mencapai 70% dari nilai taksiran agunan. f. Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap. 6 DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 22. 51 g. Sumber dana sesuai syariah dan operasional dibawah pengawasan Dewan Pengawas Syariah. h. Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon ijarah. i. Didukung oleh staf yang berpengalaman serta ramah dan santun dalam memberikan pelayanan.7 Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan ARRUM, calon nasabah harus melalui proses atau prosedur serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pegadaian Syariah. Pada umumnya calon nasabah datang sendiri ke Pegadain Syariah dengan mengajukan surat permohonan pembiayaan disertai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Adapun prosedur pembiayaan ARRUM yang ada pada Pegadaian Syariah yaitu : 1) Calon nasabah datang langsung ke Pegadaian Syariah terdekat. Lalu mengajukan permohonan untuk menjadi mitra dalam pembiayaan dengan membawa syaratsyarat berikut : a) Copy KTP Pemohon Suami/Istri. b) Copy Kartu Keluarga. c) Copy Pembayaran Listrik/Telpon/PBB. d) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) sebagai agunan. 7 Pegadaian Syariah. Produk ARRUM. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal 25 Januari 2011. 52 e) Memiliki usaha produktif minimal setelah berjalan satu tahun. f) Surat Keterangan Usaha minimal dari Kelurahan. g) Mengisi formulir permintaan pinjaman dan menandatangani akad ARRUM. 2) Sesampainya di Pegadaian Syariah nasabah langsung diwawancarai awal dengan petugas mengenai jenis usaha apa yang akan dibiayai dan jenis marhun yang digunakan sebagai agunan. 3) Setelah dokumen lengkap, petugas dari Pegadaian Syariah melakukan survei ke tempat nasabah dengan menganalisa kelayakan usaha nasabah, menanyakan perkembanagn usahanya, pemasaran usahanya dan memfoto tempat usahanya. 4) Setelah dinyatakan layak dengan melihat analisa kelayakan usaha nasabah, petugas lalu mencek kendaraan fisik nasabah. 5) Pencairan dana. 2. Harga (Price) Harga yang ditawarkan oleh perusahaan adalah merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam memasarkan suatu produk, karena itu harga dapat mempengaruhi program pemasaran. Keputusan dalam menetapkan harga akan berpengaruh pada penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan, karena harga merupakan satu-sarunya unsur dari marketing mix yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menunjukkan biaya.8 Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinaya, baik langsung maupun tidak langsung. Strategi penentuan harga 8 Murti Sumartini, Marketing Perbankan, cet. Ke-1,(Yogyakarta: Liberty, 1997), h. 274. 53 (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada nasabah dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan nasabah untuk menggunakannya. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran dan saluran pemasaran. McDaniel mengemukakan mengenai harga merupakan apa yang harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk.9 Adapun yang dimaksud dengan harga di dalam ARRUM adalah angsuran/tarif ijarah (sewa) dan ditambah biaya-biaya administrasi yang diperlukan sesuai dengan kesepakatan.10 Strategi pegadaian syariah cabang Cinere dalam menentukan tarif ijarah ARRUM yaitu dari nilai barang agunan/jaminan yang dijaminkan, jumlah tarif ijarah yaitu 1 % dari nilai taksiran barang jaminan. Adapun margin (keuntungan) tarif ijarah yaitu porsi margin yang dibayar pada setiap angsurannya bersifat flat/tetap.11 Pembayaran pembiayaan ARRUM pada Pegadaian Syariah umumnya dilakukan secara angsuran. Pembayaran bisa dilakukan secara tunai dengan datang langsung ke Pegadaian Syariah atau melalui auto debet ke beberapa bank yang telah bekerja sama dengan Pegadaian Syarian Cabang Cinere diantaranya Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat dan BNI Syariah. Pegadaian Syariah dapat memberikan potongan harga/diskon kepada nasabah, apabila nasabah melakukan pelunasan pembayaran sebelum masa perjanjian atau membayar lebih cepat dari waktu yang 9 McDaniel, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Jilid 1, h. 241. Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 11 Ibid. 10 54 telah disepakati.12 Sedangkan potongan harga/diskon yang ditetapkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Saku Pengenalan Produk yang dikeluarkan Perum Pegadaian, untuk lebih jelasnya perhatikan rumus dan tarif diskon ijarah dibawah ini : Rumus Diskon Ijaroh : Diskon Ijaroh = Ijaroh x Di Tabel VI Tarif Diskon Ijarah (Di) Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Bulan 12 Ibid. Di (%) Ke- 12 bulan 18 bulan 24 bulan 36 bulan 1 85,10 89,98 92,51 95,09 2 77,81 85,17 88,98 92,86 3 70,43 80,30 85,41 90,61 4 62,96 75,37 81,80 88,33 5 55,41 70,39 78,14 86,03 6 47,77 65,35 74,45 83,70 7 40,04 60,25 70,71 81,34 8 32,22 55,09 66,93 78,96 9 24,31 49,87 63,10 76,55 10 16,30 44,59 59,23 74,11 11 8,20 39,24 55,31 71,65 55 Bulan Di (%) Ke- 12 bulan 18 bulan 24 bulan 36 bulan 12 - 33,83 51,35 69,16 13 - 28,36 47,34 66,64 14 - 22,82 43,28 64,09 15 - 17,22 39,18 61,51 16 - 11,54 35,03 58,90 17 - 5,81 30,83 56,27 18 - - 26,58 53,60 19 - - 22,28 50,90 20 - - 17,93 48,18 21 - - 13,53 45,42 22 - - 9,07 42,63 23 - - 4,56 39,80 24 - - - 36,95 25 - - - 34,06 26 - - - 31,14 27 - - - 28,19 29 - - - 22,17 30 - - - 20,00 33 - - - 12,50 34 - - - 10,00 35 - - - 7,50 Sumber Perum Pegadain Pusat, 200913 13 DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 114-115 56 Apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai yang diperjanjikan, pegadaian syariah berhak mengenakan denda 1 % (dari jumlah angsuran bulanannya), denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir (peringatan/teguran) yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap kewajibannya.14 3. Promosi (Promotion) Promosi dapat diartikan sebagai proses mengkomunikasikan produk kepada pasar sasaran. Sebaik dan sebagus apapun produk tanpa ada promosi maka konsumen tidak akan mengenal dan mengkonsumsi produk tersebut. Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang perlu dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penjualan barang-barang dan jasa yang dipasarkan. Adapaun promosi yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu berdasarkan Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan Cabang)/UPS (Unit Pelayanan Syariah) yang dikeluarkan Perum Pegadaian, yang lebih khusus ditujukan kepada target calon pelanggan, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Promosi penjualan dengan menyebarkan brosur, memasang papan, spanduk dan umbul-umbul. b. Promosi melalui media internet, majalah, surat kabar dan melalui media elektronik, seperti televisi dan radio. 14 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 57 c. Promosi dengan pemberian hadiah langsung atau merchandise (souvenir) berupa payung, kaos, piring, gelas, tas cantik dan kalender.15 Dari promosi yang diaplikasikan Pegadaian Syariah Cabang Cinere diatas, baru sekitar 40 % yang mengacu pada Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan Cabang)/UPS (Unit Pelayanan Syariah) yang dikeluarkan Perum Pegadain, yaitu berupa kegiatan promosi yang lebih khusus ditujukan kepada target calon pelanggan, Pegadaian Syariah Cabang Cinere baru melakukan kegiatan sebagai berikut : a) Menyebar brosur khusus edisi pembukaan outlet baru di lokasi strategis, misalnya terget market yang ada di sekitar outlet berada, pasar, perumahandan lokasi lainnya. b) Memasang spanduk dan umbul-umbul di lokasi strategis dan salah satunya dipasang dilokasi outlet. c) Pasang iklan di media masa/elektronik, misalnya di koran lokal, radio dll. d) Untuk menarik perhatian maka perlu disediakan souvenir menarik bagi nasabah pertama pada saat penyebaran brosur, souvenir dapat disediakan oleh Kanwil sesuai dengan anggaran pemasaran yang tersedia.16 Agar loyalitas pelanggan/nasabah Pegadaian Syariah Cabang Cinere maka setiap karyawan yang sekaligus marketer (pemasar) harus memberikan pelayanan 15 Ibid. Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS yang dikeluarkan Perum Pegadain. 16 58 yang terbaik supaya bisa menjual potensi diri untuk memikat calon nasabah agar tertarik lebih lanjut mendapat kepercayaan secara personal.17 Adapun pertumbuhan jumlah nasabah yang disebabkan implementasi/penerapan strategi promosi yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere ini terbukti meningkatkan jumlah nasabah. Tetapi peningkatan jumlah nasabah pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere belum cukup signifikan dikarenakan promosi yang diterapkan belum seluruhnya mengacu pada Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan Cabang)/UPS (Unit Pelayanan Syariah) yang dikeluarkan Perum Pegadain. Untuk lebih jelasnya perhatikan Tabel VII dibawah ini : Tabel VII Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pembiayaan ARRUM Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Per Semester 2009-2010 Tahun Jumlah Pertumbuhan Nasabah (+/-) (%) Juni 2009 1 - - Desember 2009 3 2 200 % Januari 2010 2 (1) (33,33 %) Juni 2010 4 2 100 % Desember 2010 8 4 100 % Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010 17 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 59 Cara Penghitungan : 1. Peningkatan dari Juni 2009 ke Desember 2009 3 – 1 x 100 % = 200 % 1 2. Penurunan dari Desember 2009 ke Januari 2010 2 – 3 x 100 % = - 33,33 % 3 3. Peningkatan dari Januari 2010 ke Juni 2010 4 – 2 x 100 % = 100 % 2 4. Peningkatan dari Juni 2010 ke Desember 2010 8 – 4 x 100 % = 100 % 5 Memang peningkatan jumlah nasabah tidak signifikan karena produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) baru berjalan satu setengah tahun, bahkan mayoritas masyarakat belum banyak yang mengetahui bahwa di pegadaian syaraiah cabang Cinere terdapat produk pembiayaan ARRUM. Berdasarkan tabel diatas, maka pertumbuhan jumlah nasabah pembiayaan ARRUM pada pegadaian syariah cabang Cinere terus mengalami peningkatan per semester/setiap enam bulan walaupun ada penurunan pada bulan Desember 2009 ke Januari 2010. Peningkatan terjadi pada bulan Juni 2009 ke Desember 2009 sebesar 200 %, tetapi pada bulan Desember 2009 ke Januari 2010 mengalami penurunan sebesar 33,33 %. Kemudian pada bulan Jamuari 2010 ke Juni 2010 terjadi 60 peningkatan lagi sampai pada bulan Juni 2010 ke Desember 2010 terus mengalami peningkatan sebesar 100 %. Peningkatan jumlah nasabah ini disebabkan karena kesadaran masyarakat atas pegadaian yang berbasis syariah semakin meningkat karena dirasa lebih adil, transparan, jujur dan biaya lebih murah dari pegadaian konvensional. 4. Distribusi/tempat (Place) Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ketangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.18 Saluran tersebut dapat berupa saluran distribusi tanpa perantara dan melalui perantara. Saluran distribusi tanpa perantara bila aktifitas itu langsung datang dari produsen ke konsumen, sedangkan saluran distribusi melalui perantara bila aktifitas pemasaran melalui lembaga penyalur atau agen. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya. Hal ini memiliki relevansi yang besar karena jasa tidak bisa disimpan serta diproduksi dan dikonsumsi di tempat yang sama. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Sedangkan saluran distribusi mencakup siapa 18 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, h. 233. 61 yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk/jasa dan bagaimana pola penyampaian jasa tersebut. Dalam memperhatikan marketing mix distribusi/tempat pada pegadaian syariah cabang Cinere, dari segi tempat/lokasi sangat strategis, karena letak kantor berlokasi di Jl. Karang Tengah No. 25D Lebak Bulus yang berada dipinggir jalan, tepatnya melintasi jalan utama Cinere Raya berseberangan dengan Masjid Agung Cinere, sehingga akses ke kantor pegadaian syariah mudah dijangkau oleh masyarakat dan mempunyai halaman parkir yang cukup luas dan aman. Adapun kesan yang ditimbulkan dari segi ruangan kantor pegadaian syariah cabang Cinere sangat baik dan nyaman, penataan letak (lay out) yang diatur secara rapi dan flexsibel, sehingga memiliki fungsi yang teratur antara bangunan kantor dan lapangan parkir. Di dalam ruangan terdapat brosur, slip formulir pendaftaran gadai dan kenyamanan bangku untuk menunggu antrian nasabah, serta ruangan kantor dilengkapi dengan pendingin ruangan/AC yang membuat nasabah nyaman berada di pegadaian syariah. Untuk mengurangi antrian nasabah yang menggadai, maka pegadaian syariah cabang Cinere telah membuka 9 outlet UPC (Unit Pelayanan Cabang) terdekat, yang berada di daerah Cinere dan sekitarnya. Dengan memasang informasi lokasi UPC (Unit Pelayanan Cabang) terdekat dengan spanduk atau media lain sehingga untuk selanjutnya nasabah dapat memanfaatkan layanan di UPC terdekat.19 19 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 62 Sedangkan polasaluran distribusi yang ada pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu saluran distribusitanpa perantara atau penjualan secara langsung (direct selling), yakni nasabah datang sendirike Pegadaian dengan mengajukan surat permohonan pembiayaan dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.20 C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada pegadaian syariah cabang Cinere adalah sebagai berikut : 1. Dilihat dari strategi harga, Pegadaian Syariah menetapkan pembiayaan atau tarif ijarah/angsuran dengan biaya lebih rendah yaitu 1 % per bulan dibandingkan dengan Perbankan yang menetapkan angsuran sekitar 1,5 % per bulan. Apabila dikalkulasikan Pegadaian Syariah hanya mengambil tarif ijarah 12 % per tahun sedangkan perbankan mengambil angsuran mencapai 18 % per tahun, jadi rendahnya biaya angsuran/tarif ijarah dipegadaian yang mempengaruhi nasabah tetap memilih pegadaian syariah untuk melakukan transaksi bisnisnya. 2. Dari segi produk, banyak produk perbankan yang serupa dengan pegadaian syariah yaitu pembiayaan untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dengan jaminan BPKB mobil/motor. Dengan banyaknya lembaga perbankan yang mengeluarkan produk yang serupa ini maka masyarakat akan semakin selektif untuk memilih produk pembiayaan dalam mengembangkan usahanya. 20 Ibid. 63 3. Dari segi distribusi produk, Pegadaian Syariah Cabang Cinere telah membuka outlet-outlet atau UPC-UPC (Unit Pelayanan Cabang) yang berada disekitar wilyah Cinere, tepatnya tidak jauh dari lokasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere di JL Karang Tengah No : 25 D. Sampai saat ini Pegadaian Syariah Cabang Cinere kini telah memiliki 9 outlet yang berada disekitar daerah Cinere. Pegadaian Syariah Cabang Cinere untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin menggadai. Dengan banyaknya pembukaan outlet-otlet baru diharapkan akan meningkatkan jumlah nasabah yang ingin menggadaikan barangnya, karena apabila nasabah yang berlokasi jauh dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere bisa langsung mengdatangi outlet-outlet yang terdekat dari lokasi nasabah.21 4. Dari segi promosi, dalam mempromosikan produk pembiayaan ARRUM untuk saat ini Pegadaian Syariah Cabang Cinere baru pada pembuatan brosur saja. Dengan promosi yang baru pada pembuatan brosur saja maka masyarakat tidak akan mengetahui bahwa di Pegadaian Syariah Cabang Cinere produk pembiayaan ARRUM. Seharusnya Pegadaian Syariah Cabang Cinere bisa lebih membuat kegiatan promosi yang menarik untuk mendapatkan perhatian para calon nasabah misalnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan atau even (acara) ditengah masyarakat, seperti kegiatan olahraga, pameran dan acara penting lainnya. Bisa juga dengan mensosialisasikan produk pembiayaan ARRUM kepada kelompok 21 Ibid. 64 masyarakat yang potensial menjadi calon pelanggan Pegadaian, misalnya : PKK, Dharma Wanita, Perkumpulan Pedagang dll.22 5. Dari segi pelayanan, Pegadaian Syariah Cabang Cinere selalu meningkatkan pelayanan dengan cara menaksir barang secara cepat dan akurat, memberikan solusi yang terbaik bagi nasabah, mengentry data secara tepat dan cepat, menyambut nasabah dengan kata-kata yang sopan, santun dan lembut, misalnya dengan mengatakan : Selamat Datang …..Bapak/Ibu, Ada Yang Bisa Saya Bantu. Dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik niscaya nasabah akan tetap loyal kepada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.23 Karena itu Pegadaian Syariah Cabang Cinere telah menerapkan standar pelayanannya sesuai dengan standar pelayanan yang ada Pada Buku Pedoman Pemasaran yang dikeluarkan Perum Pegadaian. D. Kendala-kendala Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Adapun kendala-kendala dalam mengembangkan pembiayaan Ar-rahn UMK pada pegadaian syariah cabang Cinere adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang memahami tentang produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil). Akibat kurang gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah 22 Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS yang dikeluarkan Perum Pegadain. 23 Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011. 65 Cabang Cinere masyarakat yang ada disekitarnya tidak mengetahui bahwa disana terdapat produk pembiayaan ARRUM, terutama bagi masyarakat yang ingin membuka usaha atau mengembangkan usaha karena disekitar kantor Pegadaian banyak pertokoan, ruko-ruko dan tempat-tempat usaha. Seharusnya Pegadaian Syariah Cabang Cinere mempromosikan produk Pembiayaan ARRUM kepada masyarakat yang melakukan kegiatan usaha yang ada disekitar kantor Pegadaian dengan mengkomunikasikan/menginformasikan manfaat-manfaatnya dan kemudahan yang keunggulan-keunggulannya, didapat masyarakat apabila menggunakan/memanfaatkan produk pembiayaan ARRUM. Dengan kurangnya sosialisasi produk pembiayaan ARRUM yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere maka Produk ini tidak dapat berkembang dengan baik. 2. Dari segi nasabah/pengusaha, para petugas survei Pegadaian Syariah Cabang Cinere sering menemukan nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan untuk usahanya, kurang melengkapi dengan persyaratan formal usaha bisnisnya. Mayoritas nasabah masih menjalankan usahanya secara tradisional tanpa memiliki catatan administratif yang lengkap dan memadai, sehingga nasabah sulit untuk mendapatkan kelayakan usaha. Oleh karena mayoritas nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk usahanya ditolak atau ditunda karena tidak memenuhi syaratsyarat yang telah ditetapkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Dengan banyaknya nasabah yang kurang melengkapi dengan persyaratan formal usahanya dan tidak memiliki catatan administratif yang lengkap, dipastikan nasabah tidak akan mendapatkan pembiayaan dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere, karena 66 tidak ada nasabah yang mendapatkan pembiayaan disebabkan kurang lengkapnya persyaratan yang telah ditetapkan, maka produk ARRUM tidak dapat berkembang dengan baik. 3. SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengurusi masih minim tentang pegadaian terutama dalam pembiayaan ARRUM. Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere memang tidak ada karyawan pemasaran yang khusus mengurusi produk pembiayaan ARRUM, sehingga produk ini kurang berkembang. Dengan tidak adanya karyawan pemasaran atau SDM khusus yang mengurusinya, maka produk pembiayaan ARRUM tidak akan berkembang dengan baik.24 24 Ibid. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Demikianlah, strategi marketing mix dalam pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Dari pemaparan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi marketing mix (bauran pemasaran) ARRUM pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere meliputi empat variabel, yaitu : 1. Strategi produk, dengan cara melakukan komunikasi produk ARRUM kepada masyarakat dan mengetahui keunggulan-keunggulan, manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan yang didapat apabila menggunakan produk ARRUM yaitu mengenalkan produk ARRUM dengan menginformasikan bahwa jaminan hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa digunakan untuk operasional usaha. 2. Strategi harga, yaitu dengan menetapkan tarif ijarah yang kecil sebesar 1 % dari nilai taksiran barang dan dengan memberikan potongan harga apabila nasabah melakukan pelunasan pembayaran sebelum masa perjanjian. 3. Strategi promosi, yaitu dilakukan dengan cara advertaising (periklanan), berupa penyebaran brosur, memasang spanduk, papan petunjuk arah, umbul-umbul dan memberikan merchandise (souvenir). Publisitas, misalnya dengan menulis artikel 67 68 pada surat kabar atau majalah-majalah serta dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan maupun nasabah baru. 4. Strategi distribusi, dilakukan dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah. Adapun faktor utama yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu dilihat dari segi harga, Pegadaian Syariah menetapkan pembiayaan atau tarif ijarah/angsuran dengan biaya murah yaitu 1 % per bulan berbeda dengan Perbankan yang menetapkan angsuran sekitar 1,5 % per bulan, jadi rendahnya biaya angsuran/tarif ijarah dipegadaian yang mempengaruhi nasabah tetap memilih pegadaian syariah untuk melakukan transaksi bisnisnya. Sedangkan kendala utama yang ditemukan dalam mengembangkan produk pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syaruah Cabang Cinere yaitu dari nasabah yang mengajukan pembiayaan pada umumnya kurang melengkapi dengan persyaratan administratif usahanya. Mayoritas UMK (Usaha Mikro Kecil) menjalankan usahanya secara tradisional tanpa dilengkapi dengan catatan administratif yang memadai, sehingga menyulitkan bagi Pegadaian Syariah dalam menilai kelayakan usaha. B. Saran Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaiana Syariah Cabang Cinere semakin aktif untuk meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran khusunya pada ke empat 69 variabel marketing mix (bauran pemasaran) yaitu: strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi. Karena kegiatan pemasaran terbukti mampu meningkatkan jumlah nasabah. Namun jika dilihat dari persentase peningkatan jumlah nasabah dari tahun ke tahun belum cukup maksimal. Oleh karena itu perlu terus diadakan evaluasi terhadap pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terusmenerus untuk mengetahui seberapa efektifkeberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan serta mengatasi berbagai kendala yang timbul di masa yang akan datang. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang khusus mengurusi bidang pemasaran terutama pada produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) sehingga produk pembiayaan ARRUM kurang berkembang. Kemampuan SDM perlu lebih ditingkatkan melalui DIKLAT (Pendidikan dan Pelatiahan) dan mengadakan seminar-seminar para karyawan pegadaian syariahserta menyeleksi karyawan baru dalam rangka meningkatkan profesionalitas kerja pegadaian syariah. Evaluasi perlu dilakukan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para nasabah sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan silaturahmi antara pegadaian syariah dan para nasabahnya. Hal ini akan menciptakan kesan positif sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan dan pengenalan produk. DAFTAR PUSTAKA Administrator , “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah Pegadaian Syariah”, Artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari http://www//Perkembangan ProdukARRUM.com. Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2007. Agus Y, “Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, Artikel diakses pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com. Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3, Beirut: Daarul Fikr, 2004. Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, Beirut: L Maktabah Ashriyah, 1997. Ali Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009. Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Cet. VII, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Azharuddin AH Latif, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawir, Ed. II, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. “Brosur Pegadaian Syariah”.tahun 2009. DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN, Jakarta :PEGADAIAN, 2009. --------------, BUKU SAKU SUPLEMENT PEMASARAN PERUM PEGADAIAN, Jakarta :PEGADAIAN, 2009. Hayden Catherine, Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi, Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1 Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, Jakarta: Mizan, 2006. Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet. VII, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999. Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed 1, cet ke-2, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005. Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah, Jakarta: Renaisan, 2005. Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah, Jakarta : Salemba Diniyah, 2003. Murti Sumartini, Marketing Perbankan, cet. Ke-1, Yogyakarta: Liberty, 1997. Pandia Frianto, dkk, Lembaga Keuangan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Pegadaian Syariah, Pedoman Operasional Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro, Jakarta: 2008. --------------, Manual Operasional Gadai Syariah, Jakarta; Perum Pegadaian 2008. --------------, Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal 25 Januari 2011. “Perbedaan Gadai dengan Rahn”. Artikel diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-. Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006. Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian, 2005) Cet. 3. Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS yang dikeluarkan Perum Pegadain. Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Wawancara dengan Supriyono selaku staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus 2008. Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere, Jakarta, 31 Januari 2011.