strategi marketing mix ar-rahn umk (usaha mikro

advertisement
STRATEGI MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO
KECIL) PADA PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE,Sy)
Oleh :
Rosadiaman
Nim : 206046103875
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2011 M
Motto
Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis
sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum.
Angankan apa yang engkau ingin anagnkan; pergilah
kemana engkau ingin pergi; jadilah seperti yang
engkau kehendaki, sebab hidup hanya satu kali dan
engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk
melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.
Mereka yang paling berbahagia tidaklah
harus memiliki yang terbaik dari segala
sesuatu; mereka hanya mengoptimalkan segala
sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup
mereka. Masa depan yang paling gemilang akan
selalu dapat diraih dengan melupakan masalalu
yang kelabu; engkau tidak akan dapat maju dalam
hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.
Jadilah hidupmu sedemikian rupa, sehimgga pada
akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum, sementara semua
orang di sekelilingmu menangis.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
 Nama
: Rosadiaman
 Nim
: 206046103875
 Konsentrasi
: Perbankan Syariah
 Program Studi
: Muamalat
 Tempat/tgl lahir
: Ciamis, 24 September 1984
 Umur
: 26 Tahun
 Pendidikan Terakhir: S1 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
 Alamat
: Jl. Dr Setia Budi No : 1 RT/RW 02/02 Pamulang Timur
Tangsel Banten 15417
 Mobile
: (021) 91076558
 Rumah
: (021) 7492864
Pendidikan
 1991-1997 SDN Pamulang Tengah, Tangsel
 1997-2000 SMP Muhammaddiyah 44 Pamulang Timur, Tangsel
 2001-2005 PM Al-Barokah Nganjuk, Jawa Timur
 2006-2011 Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
KATA PENGANTAR
‫ﷲ‬
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada pembimbing umat, Rasulullah SAW.
Bagi keluarganya, para sahabatnya dan umatnya.
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan dan tidak akan selesai tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
baik secara moril maupun materil. Seperti juga perjalanan studi yang penulis lalui
dari awal hingga akhir, tidak ada pekerjaan yang sukses dilalui dalam kesendirian.
Dibalik keberhasilan selalu ada lingkaran lain yang memberikan semangat, motivasi
bimbingan serta do’a. Untuk itu penulis sangat berterima kasih atas bantuan dan jasa
yang diberikan oleh beberapa pihak dalam menyelesaikan skripsi ini untuk
mempersembahkan yang terbaik, diantaranya :
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH.,MA.,MM Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum.
2. Dr. Ahmad Mukri Aji, M.A pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Jaenal
Aripin, M. Ag pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan, Dr. Phil J.M.
Muslimin, M.A, Ph.D pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
kerjasama yang memberikan ilmu pengetahuan selama kuliah.
i
3. Dr. Euis Amalia, M.Ag Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mu’min Rauf, M.A Sekretaris
Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dr. Ahmad Yani, MA Ketua Program Non-Reguler Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Syafie, SEI dan Mufidah, SHI
Sekretaris Program Non-Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Noryamin Aini, MA pembimbing akademik yang telah sabar dan dengan
dedikasihnya memberikan panduan, memberikan arahan dan meluangkan
waktunya.
5. Dr. H. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd dan Dr. Mamat S. Burhanuddin, MA
pembimbing skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan
meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selasai.
6. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA dan M. Fudhoil Rahman, Lc., MA penguji
yang telah sabar menguji, memberikan arahan agar skripsi ini menjadi
sempurna.
7. Seluruh Dosen Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang
telah banyak memberikan pelajaran kepada penulis.
8. Pimpinan dan seluruh staf Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas
untuk studi kepustakaan.
ii
9. Ayahanda Karyo dan Karyati. Terima atas doanya, segala kasih sayang,
perhatian dan motivasinya baik moril maupun materil yang sangat berperan
dalam hidup, semoga Ibu dan Bapak selalu diberikan kesehatan, kebahagian
dan umur yang panjang sehingga ananda diberi kesempatan untuk
menunjukkan besarnya cinta ananda pada Ibu dan Bapak semoga amal ibadah
Bapak diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan tempat yang layak disisiNya. Amin.
10. Kepada Adikku Amel Yulia Maulina yang sedang menuntut ilmu di SMPN 3
Tangrang Selatan. Kepada Keponakanku Sherina dan Ahmad Mulya Agung.
Terima kasih atas motivasi dan dukungan semuanya.
11. Bapak Nawiri, SE Manager Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere,
Bang Irfan, Bapak Sandy, Bapak Agus dan Bapak Nahrowi beserta karyawan
dan Staf yang telah membantu dalam memberikan data dan informasi yang
sangat berguna bagi penulis.
12. Kepada Teman-teman Perbankan Syariah kelas C 2006 Ekstensi : Adang, Arif
Rahman, Syukron, Jamruddin, Mugi, Iis, M. Zein, Siti Kadarwati, Fajar,
Ramadin, Hikmawati, Siti Suraidah, Siti Khadijah, Sofyan, Arih Hidayat, Arif
Muzakki, Amel, Murtaslimah, Devi, Shilah. Terima kasih atas kesabarannya
selama 4 tahun kita saling mengenal dan menjalin persahabatan bahkan
persaudaraan
iii
13. Kepada teman-teman seperjuangan KKS yang dengan sepenuh hati
mencurahkan dan membantu penulis memberikan motivasi, saran dan bantuan
sehingga terselesaikan skripsi ini.
14. Tak lupa pula teman-teman seperjuangan yang dengan sepenuh hati
mencurahkan dan membantu penulis : Fauqi, Badru, Firdaus, Kurniawan,
Irwansyah, Aceng, Jajang, Budi, Lukman, Reza, Aryo, Rohmadi, Rudy, Ani,
Isti yang telah memberikan motivasi, saran dan bantuan sehingga
terselesaikan skripsi ini.
Mengakhiri kata pengantar ini, atas semua bantuan yang telah diberikan,
penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang
telah diberikan dapat bernilai ibadah dan dibalas oleh Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat untuk kita semua
Amin.
Jakarta, 20 Maret 2011
ROSADIAMAN
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………….....i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….......v
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang masalah
......................................................................1
B. Pembatasan masalah dan Perumusan masalah…...………………...…...4
C. Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian……………….........................5
D. Metode penelitian ……….........................................................................6
E. Tinjauan pustaka …………......................................................................8
F. Teknik penulisan………….………………………..……………….…...9
G. Sistematika pembahasan…………..……………………..…………...…9
BAB II Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil)
A. Marketing Mix (Bauran Pemasaran).……....……………………….….11
B. Ar-rahn (Gadai Syariah)………………………………...…………….22
C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil).………......28
D. Penaksiran Kendaraan………………………………………………….30
BAB III Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere
A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere…………….…...35
B. Visi dan misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere .………………...........36
C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere ...………….…..36
D. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere ...…….……......37
v
E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syariah Cabang Cinere .……..39
F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere…..41
BAB IV Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada
Pegadaian Syariah Cabang Cinere
A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil)…....45
B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada
Pegadaian Syariah cabang Cinere…..……..…………….…………...…48
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Marketing Mix Ar-rahn
UMK
(Usaha
Mikro
Kecil)
Pada
Pegadaian
Syariah
Cabang
Cinere…………………………………………………………….….... 62
D. Kendala-kendala Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ar-rahn
UMK
(Usaha
Mikro
Kecil)
Pada
Pegadaian
Syariah
Cabang
Cinere…………………………… …….……….................................. .64
BAB V Penutup
A. Kesimpukan………….………………………………………....……...67
B. Saran…………………………………………………………………...68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I
: Perbedaan Teknis Antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional....28
Tabel II : Spesifikasi Jenis dan Merk Kendaraan Bermotor …………………..30
Tabel III : Tarif IJK (Imbal Jasa Kafalah)…..………………………………….31
Tabel IV : Tarif Diskon Ijarah apabila pembiayaan kurang dari 70 %...............32
Tabel V : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM
Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010……………47
Tabel VI : Tarif Diskon Ijarah Pembiayaan ARRUM Pegadaian Syariah Cabang
Cinere……………………………………………………………….54
Tabel VII : Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pembiayaan ARRUM Pegadaian
Syariah Cabang Cinere Semester 2009-2010……...………………..58
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik I : Perkembangan Uang Pinjaman/ Omzet Pembiayaan ARRUM
Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010……...…..…47
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang sangat efektif
karena tidak memerlukan persyaratan rumit yang dapat menyulitkan nasabah dalam
pemberian dana.1 Cukup dengan membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis,
masyarakat sudah bisa mendapatkan dana untuk kebutuhannya, baik produktif
maupun konsumtif. Pada masa krisis Perum (Perusahaan Umum) Pegadaian
mendapat peluang untuk semakin berperan dalam pembiayaan, khususnya untuk
usaha kecil dan menengah. Perum Pegadaian dapat menunjukkan kinerja yang
memuaskan dan menjadi salah satu perusahaan yang tidak begitu berpengaruh oleh
krisis.2
Bahkan Perum Pegadaian sekarang telah meluncurkan sebuah produk gadai
yang berbasiskan prinsip-prinsip syariah, sehingga masyarakat mendapat beberapa
keuntungan, yaitu Cepat, Praktis dan Menentramkan. Cepat, karena hanya
membutuhkan waktu 15 menit untuk prosesnya, praktis, karena persyaratannya
mudah, jangka waktu fleksibel dan terdapat kemudahan lain, serta menentramkan
karena sumber dana berasal dari sumber yang sesuai dengan prinsip syariah, begitu
pun dengan proses gadai yang diberlakukan.
1
M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah (Jakarta: Renaisan,
2005), h. 13.
2
Frianto Pandia, dkk, Lembaga Keuangan (Jakarta: Rineka Cipta, 2005 ), h. 69.
1
2
Pegadaian Syariah terus berkomitmen mengembangkan produk-produk jasa
keuangan yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah Ar-rahn UMK (Usaha
Mikro Kecil) artinya gadai untuk usaha mikro kecil atau biasa disebut ARRUM.
Produk ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) merupakan fasilitas pinjaman
atas pembiayaan untuk keperluan usaha para nasabah pegadaian yang menganut
prinsip syariah dan didasarkan atas kelayakan usaha.3
General Manager Syariah Perum Pegadaian, Suhardjo mengatakan bahwa
untuk tahun 2010 menargetkan pertumbuhan gadai syariah bisa lebih tinggi lagi
dibanding tahun 2009. Khusus pada Ar-rahn misalnya, perusahaannya akan
menargetkan pertumbuhan hingga Rp 4,4 triliun.
Melihat perkembangan
sebelumnya, pada akhir Desember 2009 lalu, Pegadaian Syariah telah menawarkan
produk ARRUM atau gadai untuk pembiayaan kelompok Usaha Mikro Kecil (UMK).
ARRUM, berhasil membukukan pembiayaan sekitar Rp 45 miliar sepanjang tahun
lalu.4
Maksud semua bisnis adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Semua bisnis
yang tidak bisa memuaskan pelanggan akan gagal, karena ditinggalkan pelanggan.
Pada produk jasa, konsumen akan merasakan langsung kekurangan atau keunggulan
produk pada saat proses transaksi berlangsung. Karena itulah sangat dibutuhkan
penanganan khusus agar jasa yang dipasarkan dapat memberikan nilai manfaat
3
Oleh Administrator, “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah
Pegadaian Syariah”, artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari http://www//Perkembangan
ProdukARRUM.com.
4
Agus Y, “Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, artikel diakses
pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com.
3
optimal kepada konsumen serta strategi pemasaran agar perusahaan tersebut dapat
tetap hidup, berkembang dan mampu bersaing khususnya pegadaian syariah.5 Strategi
pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di
bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan
untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.6
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran adalah marketing mix/bauran
pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, berkaitan dengan
penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar
tertentu, yang merupakan sasaran pasarnya. Marketing mix merupakan kombinasi
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang
dapat
dikembalikan
oleh
perusahaan
untuk
mempengaruhi
reaksi
para
pembeli/konsumen.7
Dalam strategi pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran
(marketing mix), yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau
variabel pemasaran, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Keempat
unsur atau variabel bauran pemasaran tersebut adalah :
1. Strategi produk
2. Strategi harga
3. Strategi penyaluran/ distribusi
5
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 14.
6
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, cet.VII, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2004), h. 168-169.
7
Ibid., h. 198.
4
4. Strategi promosi
Keempat strategi tersebut diatas saling mempengaruhi, sehingga semuanya
penting sebagai satu kesatuan bauran pemasaran. Sedangkan strategi marketing mix
ini merupakan bagian dari strategi pemasaran (marketing strategi), dan berfungsi
sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran
yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam bidang pemasaran.8
Agar produk ARRUM gadai syariah yang ditawarkan oleh pegadaian syariah
cabang Cinere dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha atau masyakakat yang
membutuhkan dana segar, maka pegadaian syariah cabang Cinere perlu
mensosialisasikan produk yang mereka tawarkan, agar sasaran pasar yang dituju serta
tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini tentunya tidak terlepas dari inovasi yang
dikembangkan dalam bidang pemasaran, yang didalamnya terdapat marketing mix.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tetarik untuk mengangkat masalah
tersebut dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Strategi Marketing Mix Ar-rahn
UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere “.
B. Pembatasan dan Perumusan masalah
1. Pembatasan masalah
Sebagaimana telah dibahas dalam latar belakang masalah, dalam penelitian ini
penulis membatasi permasalahan hanya pada strategi marketing mix Ar-rahn UMK
pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.
8
Ibid., h. 198-199.
5
2. Perumusan masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan
masalah pokok sebegai berikut :
1. Bagaimana strategi marketing mix Ar-rahn UMK
pada Pegadaian Syariah
Cabang Cinere ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn UMK
pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere ?
3. Kendala-kendala apa yang ada dalam mengembangkan produk pembiayaan Arrahn UMK pada Pegadaian Syariah Sabang Cinere ?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah
Cabang Cinere.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Arrahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan
Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.
6
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Manfaat akademis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
khasanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I khususnya konsentrasi
perbankan syariah mengenai marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian
Syariah Cabang Cinere.
b. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
wawasan bagi peneliti maupun pengguna jasa keuangan tentang marketing mix
Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.
D. Metode penelitian
1. Metode penelitian
Dalam penulisan ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, dengan
menggunakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, yaitu metode
yang digunakan untuk menggambarkan secara terperinci fenomena-fenomena tertentu
dan kemudian menganalisisnya, serta menginterpretasikannya melalui data yang
terkumpul.9
2. Subjek dan Objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang
didalamnya terdapat pengurus/pengelola, staff dan karyawan yang dapat dijadikan
sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi objek dalam
9
Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet.VII, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 1999), h. 24.
7
penelitian ini adalah strategi marketing mix Ar-rahn UMK pada Pegadaian Syariah
Cabang Cinere.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh
data sesuai dengan tujuan penelitian adalah :
a. Observasi
Yaitu penulis langsung mendatangi kantor Pegadaian Syariah Cabang Cinere
untuk memperoleh data tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.10 Dalam penalitian ini penulis melakukan wawancara langsung
dengan pengurus/pengelola beserta jajarannya, untuk mendapatkan data yang
berkaitan dengan tujuan penelitian.
c. Dokumentasi
Yaitu penulis memberi data-data lain yang berkaitan dengan penelitian lain
yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti dokumen-dokumen, laporan, buku-buku,
brosur, leaffet dan program-program kegiatan.
10
h..135.
Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2004),
8
E. Tinjauan Pustaka
Setelah ditelaah pada penelitian sebelumnya, penulis mendapati penelitian
terdahulu sebagai berikut :
1. Ahmad Sodaqoh Alhamidi, Nim : 105053601778, skripsi pada UIN Universitas
Islam Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2009). Berjudul Analisis bauran
pemasaran produk murabahah pada BSM cabang Tangerang. Dalam penelitian ini
dibahas bagaimana BSM cabang Tangerang mengembangkan bauran pemasaran
(marketing mix) produk murabahah.
2. Faridatun Sa’adah, Nim : 104046101611 skripsi pada UIN Universitas Islam
Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2008). Berjudul strategi pemasaran produk
gadai syariah dalam upaya menarik minat nasabah pada pegadaian syariah cabang
Dewi Sartika. Dalam peneliitan ini dibahas Bagaimana Strategi pemasaran yang
diterapkan oleh pegadaian syariah cabang Dewi Sartika dalam menarik minat
nasabah.
3. Rosyidah Laliyah, Nim : 202046101251, skripsi pada UIN Universitas Islam
Negri Islam Syarif Hidayatullah, (2006). Berjudul Analisa kepuasan nasabah
terhadap bauran pemasaran produk tabungan wadiah (studi kasus BPRS
Wakalumi). Dalam penelitian ini dibahas bagaimana bauran pemasaran tabungan
wadiah yang diterapkanoleh BPRS Wakalumi.
9
F. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan penulis adalah merujuk pada buku
pedoman skripsi, tesis dan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press, 2005,
dengan pengecualian sebagai berikut :
a. Kutipan ayat Al-Quran tidak diberikan catatan kaki karena dianggap cukup
dengan menyebutkan nama surat pada akhir kutipan.
b. Terjemahan Al-Quran dan hadist diketik satu spasi
G. Sistematika Pembahasan
Agar karya ilmiah disusun secara sistematis, penulis menjabarkan dalam
beberapa bab, yaitu :
BAB I
: Pendahuluan, membahas tentang : Latar belakang masalah, Pembatasan
dan perumusan masalah, Tujuan penelitian, Metode penelitian, Tinjauan
pustaka, Teknik penulisan dan Sistematika pembahasan.
BAB II : Marketing mix ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil), membahas tentang :
Pertama Ar-rahn (gadai syariah) meliputi : Pengertian, Landasan Hukum,
Rukun, Syarat, Persamaan dan perbedaan gadai syariah dengan gadai
konvensional. Kedua Marketing Mix (Bauran Pemasaran), terdiri dari :
Marketing mix sebagai strategi pemasaran, Unsur-unsur marketing mix
terdiri dari : produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi
(promotion). Ketiga Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro
Kecil) terdiri dari : Pengertian Pembiayaan ARRUM dan Landasan
Hukum Pembiayaan ARRUM. Keempat Penaksiran Kendaraan.
10
BAB III : Profil Pegadaian Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Sejarah
perkembangan pegadaian syariah cabang Cinere, Visi dan misi pegadaian
syariah cabang Cinere, Budaya perusahaan pegadaian syariah cabang
Cinere, Struktur organisasi pegadaian syariah cabang Cinere, Mekanisme
dan operasional pegadaian syariah cabang Cinere dan Produk-produk
yang dihasilkan pegadaian syariah cabang Cinere.
BAB IV : Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian
Syariah Cabang Cinere, membahas tentang : Pertama Produk
pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil) terdiri dari :
Latar belakang produk pembiayaan ARRUM dan Perkembangan
pembiayaan ARRUM. Kedua Strategi marketing mix Ar-rahn UMK
(Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere, terdiri dari :
produk (product), harga (price), distribusi (place), promosi (promotion).
Ketiga Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn
UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang Cinere.
Keempat Kendala-kendala dalam mengembangkan produk pembiayaan
Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada pegadaian syariah cabang
Cinere.
BAB V : Penutup, membahas tentang : Kesimpulan, Saran dan Lampiran-lampiran.
BAB II
MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL)
A. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
1. Marketing Mix/Bauran (Kombinasi) Pemasaran Sebagai Strategi Pemasaran
Salah satu dari strategi pemasaran yang sering dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah dengan cara melakukan penyebaran pemasaran atau lebih sering
dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix adalah
kombinasi pilihan kebijakan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi
produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini,
produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4p. Marketing mix 4p dapat
diberlakukan sebagai daftar periksa kebijakan pemasaran bisnis.1
Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh pemasaran untuk
mempengaruhi reaksi para konsumen/nasabah. Jadi, marketing mix terdiri dari
himpunan variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk
mempengaruhi tanggapan nasabah dalam pasar sasarannya.2 Bila digambarkan dalam
konsep bauran pemasaran dapat dilihat sebagai berikut :
1
Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi (Jakarta : PT
Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1., h.200.
2
Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep dan Strategi (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2004) Ed. 1., Cet. 7., h.198.
11
12
Marketing Mix/ Bauran Pemasaran
Produk
Personal Selling
Price
Place
Advertising
Promosi
Sales Promotion
Publisitas
3
Dari definisi diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan tentang marketing
mix yaitu kumpulan dari beberapa alat pemasaran yang digunakan oleh pemasaran
yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi respon para nasabah agar
tujuan dan sasaran perusahaan tercapai.
2. Unsur-unsur Marketing Mix
a. Produk (Product)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan/dikonsumsi, yang meliputi barang secara
fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan/buah pikiran.4 Produk
merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai
kepada konsumen.5
Bagi perusahaan syariah, untuk komponen tawaran (offer), produk haruslah
didasari dengan nilai kejujuran dan keadilan, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
3
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8.
4
Ibid., h. 200.
5
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006), h. 70.
13
Kualitas produk yang diberikan harus sesuai dengan yang ditawarkan. Jadi, sangat
dilarang bila perusahaan menyembunyikan kecacatan dari produk-produk yang
mereka tawarkan.6
Didalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang
paling, karena dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pemilihan jenis
produk yang akan dihasilkan dan dipasarkan akan menentukan kegiatan promosi yang
dibutuhkan, serta penentuan harga dan cara penyalurannya. Strategi produk yang
dapat dilakukan mencakup keputusan tentang acuan/bauran produk (product mix)
diantaranya : merek dagang (brand), cara pemungkusan/kemasan produk (product
packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk dan pelayanan (services) yang
diberikan.7
1) Merk Dagang (Brand)
Merek adalah nama, istilah, tanda/lambang dan kombinasi dua atau lebih
unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seorang penjual/kelompok penjual dan yang membedakannya dan produk saingan.
Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik
dan kebijakan, produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek
dagang itu hendaklah mudah diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan.8
6
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing (Jakarta: Mizan, 2006),h. 178.
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200.
8
Ibid., h. 204.
7
14
2) Kemasan (packaging)
Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena
kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, dengan cara
memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus, etiket, warna dan lainlain. Agar dapat menarik perhatian para konsumen dan dapat memberi kesan bahwa
produk tersebut mutu/kualitasnya baik.
3) Kualitas (Mutu) Produk
Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dan
perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah
kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan
perusahaan.
4) Pelayanan (services)
Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula baik tidaknya
pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya.
Pelayaan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan
sewaktu penawaran produk, pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu,
pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, mencakup pelayanan dalam
dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan instalasi produk itu
dan asuransi/jaminan resiko rusaknya barang dalam penjualan atau pengangkutan
dalam pelayanan setelah sempurna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan
15
produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh
konsumen, perbaikan dan pemeliharaan (service) dan produk itu apabila rusak.9
b. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanan.10 Sedangkan dalam menentukan harga,
perushaan haruslah mengutamkan nilai keadilan. Jika kualitas produknya bagus,
harganya tentu bisa tinggi. Sebaliknya, jika seseorang telah mengetahui keburukan
yang ada di balik produk yang ditawarkan, harganya pun harus disesuaikan dengan
kondisi produk tersebut.11 Untuk menetapkan harga terdapat berbagai macam metode
yang bisa digunakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1) Penentuan Harga Biaya Plus (Cost Plus Pricing)
Penentuan harga dilakukan dengan menaikkan (mark up) harga sekian persen
dari total biayanya.
2) Penentuan Harga Berdasarkan Tingkat Pengembalian (Return Of Pricing)
Penentuan harga ditentukan untuk mencapai tingkat pengembalian atas
investasi (return of investment/ROI) atau pengembalian atas aktiva (return of assets/
ROA) yang ditargetkan. Penentuan ini disebut juga penentuan harga berdasarkan
sasaran pengembalian.
9
Ibid., h. 213.
David W. Cravens, Pemasaran Strategi, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 8.
11
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178.
10
16
3) Penentuan Harga Paritas Persaingan (Competitive Parity Pricing)
Penentuan harga ditentukan berdasarkan harga yang ditentukan oleh
pemimpin pasar.
4) Penentuan Harga Rugi (Loss Leading Pricing)
Penentuan harga awal ditentukan pada harga yang rendah bahkan kadang
merugi, dengan tujuan jangka pendek yaitu mendapat posisi di pasar atau
meningkatkan pangsa pasar.
5) Penentuan Harga Berdasarkan Nilai (Value Based Pricing)
Penentuan harga ditentukan atas dasar nilai jasa yang dipersepsikan oleh
segmen konsumen tertentu. Penentuan harga ini disebut pendekatan dasar (market
driven approach), dimana tindakan dilakukan untuk memperkuat positioning jasa dan
manfaat yang diterima konsumen dari jasa tersebut.12
Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari
penentuan harga itu sendiri, antara lain :
a)
Bertahan.
b)
Memaksimalkan laba.
c)
Memaksimalkan penjualan.
d)
Gengsi dan prestise.
e)
Pengembalian atas investasi (return of investment/ROI).
12
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105.
17
c. Promosi
Promosi
bagi
perusahaan
yang
berlandaskan
syariah
haruslah
menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servisservis perusahaan tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau
kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinasi yang terlalu tinggi bagi
konsumennya, adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan.13
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.14 Kegiatan promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dan konsumen,
melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan
pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keiinginan dan kebutuhannya. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi.
Alat-alat promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran promosi
(promotion mix) yang terdiri dari :
1) Iklan (Advertising)
Periklanan merupakan bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal
communication) yang diinginkan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan
pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awarness) terhadap keberadaan
jasa yang ditawarkan menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang
ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk menggunakan jasa tersebut dan
13
14
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178.
Ibid., h. 72-73.
18
membedakan diri dari perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung
positioning jasa.
Media yang dapat digunakan untuk melakukan periklanan, antara lain melalui
surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat
langsung (direct mail).15
2) Penjualan Perorangan (Personal Selling)
Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada
satu atau beberapa pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan
dapat terjual. Disamping mejelaskan atau memberitahukan tentang produk dan
membujuk (merayu/menggugah) calon pembeli personal selling juga menampung
keseluruhan dan saran dari para pembeli, sebagai umpan balik dari perusahaan.
Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau
lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal balik dalam rangka
mengubah, menggunakan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dan
konsumen.16
3) Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan untuk
meningkatan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya.
Point of sales promotion terdiri atas brosur, lembar informasi dan lain-lain.
15
16
Ibid., h. 120-121.
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 277-278.
19
Promosi penjualan dapat dibedakan kepada :
a)
Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk, kupon,
pengembalian tunai, hadiah, kontes dan garansi.
b)
Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowance, iklan
kerjasama, distribution contest dan penghargaan.
c)
Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest dan hadiah untuk
tenaga penjual terbaik.17
4) Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana
perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan
penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang
lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain; publikasi, acara-acara
penting, hubungan dengan investor dan mensponsori beberapa acara.18
5) Informasi Dari Mulut Ke Mulut (Word Of Mouth)
Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan jasa.
Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan
tersebut
akan
berbicara
kepada
pelangggan
lain
yang
potensial
tentang
pengalamannya dalam menerima jasa tersebut. Sehingga informasi dari mulut ke
mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dengan
aktivitas lainnya.
17
18
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122.
Ibid., h. 122.
20
d. Distribusi (Place)
Dalam menentukan places atau saluran distribusi, perusahaan harus
mengutamakan tempat-tempat yang sesuai dengan target market sehingga dapat
efektif dan efesien.19 Untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan, perusahaan
melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian
produk sampai ketangan sipemakai pada waktu yang tepat.20
Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran
adalah dia kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran, mencakup bagaimana
menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.21
1) Lokasi
Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan
melakukan operasi/kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang
mempengaruhi lokasi, yaitu :
a)
Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan) : apabila keadaannya
seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya
memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan
kata lain harus strategis.
b)
Pemberi jasa mendatangi konsumen dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting,
tetapi harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
19
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, h. 178-179.
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 233.
21
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 91.
20
21
c)
Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung : berarti penyedia
jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana seperti telephone, komputer
atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikas antara kedua pihak terlaksana dengan baik.
2) Saluran Distribusi
Saluran distribusi mencakup siapa yang berpartisipasi dalam menyampaikan
jasa. Ada tiga partisipasi dalam distribusi jasa :
a)
Penyedia jasa
b)
Perantara (intermediary)
c)
Konsumen
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih
saluran yang tepat untuk menyampaikan jasanya. Sebab sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain :
a)
Penjual langsung (direct sales).
b)
Agen (agent)/ broker.
c)
Agent/ broker penjual/ pembeli.
d)
Waralaba (franchises) dan pengantar jasa kontrak (contracted service
delivers).
Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat tergantung pada kriteria
pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.22
22
Ibid., h. 73-93.
22
B. Ar-rahn (Gadai Syariah)
1. Pengertian Gadai Syariah (Rahn)
Gadai dalam bahasa Arab disebut Rahn. Rahn menurut bahasa adalah :
jaminan hutang, gadaian23, seperti juga dinamai Al-Habtsu, artinya : penahanan24.
Sedangkan dalam pengertian istilah adalah menyandera sejumlah harta yang
diserahkan sebagai jaminan secara hak dan dapat diambil kembali sejumlah harta
yang dimaksud setelah ditebus.25
Sebagaimana kita ketahui dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1150 disebutkan, Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas
suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang berutang atau
orang lain atas namanya dan yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orangorang untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk
menyelematkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana yang harus
didahulukan.26
Ulama Malikiyah mendefinisikan rahn (gadai) dengan harta yang dijadikan
pemiliknya sebagai jaminan utang yang bersifat mengikat. Ulama Hanafiyah
mendefinisikan rahn yaitu menjadikan suatu (barang) sebagai jaminan terhadap hak
(piutang) itu, baik seluruhnya maupun sebagian. Sedangkan menurut ulama
23
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawir, Ed. II, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 542.
Ibid,. h. 231.
25
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 1-2.
26
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h. 383.
24
23
Syafi’iyah dan Hanabilah mendefinisikan Ar-rahn dengan menjadikan materi
(barang) sebagai jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang apabila orang
yang berutang tidak bisa membayar utangnya itu.
Defenisi ini mengandung pengertian bahwa barang yang boleh dijadikan
jaminan (agunan) utang itu hanya yang bersifat materi, tidak termasuk manfaat
sebagaimana yang dikemukakan oleh Malikiyah. Barang jaminan itu boleh dijual
apabila dalam waktu yang disepakati kedua belah pihak, utang tidak dilunasi. Oleh
sebab itu, hak pemberi piutang hanya terkait dengan barang jaminan, apabila orang
yang berutang tidak mampu membayar hutangnya.27
Jadi, kesimpulannya rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam
(rahin), baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima tersebut memiliki nilai ekonomis,
sehingga pihak yang menahan (murtahin) memperoleh jaminan untuk mengambil
kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak
yang menggadaikan tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.
2. Landasan Hukum Rahn
Dasar hukum yang menjadi landasan gadai syariah adalah ayat-ayat Al-Quran,
hadist Nabi Muhammad SAW dan ijma ulama. Hal ini dimaksud, diungkapkan
sebagai berikut :28
27
28
AH. Azharuddin Latif, Fiqh Muamalat (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 154.
Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, h. 5-8.
24
a. Al-Qur’an

,
,

,
(٢٨٣ : ٢/
,
)
Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang
kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang
dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya,
Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al-Baqarah (2) : 283).
Ayat tersebut secara eksplisit menyebutkan “barang tanggungan yang dapat
dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan)”. Dalam dunia finansial,
barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan (collateral) atau objek pegadaian.
b. Al-Hadist
ُ‫ﷲ‬
(
ٌ‫ﷲ‬
)
Artinya : Aisyah r.a berkata bahwa “Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang
Yahudi dan menjaminkan kepadanya baju besi”.(HR. Bukhari).29
29
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, (Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997), h. 753.
25
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga
dengan non muslim dan harus ada jaminan sebagai pemegang, sehingga tidak ada
kekhawatiran bagi yang memberi piutang.
c. Ijma Ulama
Para ulama semuanya sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah
(boleh). Namun ada yang berpegang kepada zahir ayat, yaitu gadai hanya
diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham yang dianut oleh Mazhab
Zahiri,
Mujtahid
dan
al-Dhahak.
Sedangkan
jumhur
(kebanyakan
ulama)
membolehkan gadai, baik dalam keadaan bepergian maupun tidak, seperti yang
pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW di Madinah, seperti telah disebutkan dalam
hadist di atas.30 Jadi secara umum rahn boleh dilakukan, karena kegiatan tersebut
pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
3. Rukun Rahn
Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi rukun
gadai syariah. Rukun rahn tersebut antara lain :31
Sighat (Ijab dan Qabul), yaitu kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam
melakukan transaksi gadai.
Aqid, adalah pihak-pihak yang melakukan perjanjian (shigat). Aqid terdiri dari
dua pihak yaitu : pertama, rahin (yang menggadaikan), yaitu orang yang telah
30
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed 1, cet ke-2,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 255.
31
Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah (Jakarta:
Renaisan, 2005), h. 92-93.
26
dewasa, berakal, bisa dipercaya dan memiliki barang yang akan digadaikan. Kedua,
murtahin (yang menerima gadai), yaitu orang, bank atau lembaga yang dipercaya
oleh rahin untuk mendapatkan modal dengan jaminan barang (gadai).
Marhun (barang yang digadaikan), yaitu barang yang digunakan rahin untuk
dijadikan jaminan dalam mendapatkan uang.
Marhun bih (utang), yaitu sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada
rahin atas dasar besarnya tafsiran marhun.
4. Syarat Rahn
Dalam menjalankan transaksi rahn harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :32
Syarat Aqid, baik rahin dan murtahin adalah harus ahli tabarru’ yaitu orang
yang berakal, tidak boleh anak kecil, gila, bodoh dan orang yang terpaksa. Serta tidak
boleh seorang wali.
Marhun bih (utang) syaratnya adalah jumlah atas marhun bih tersebut harus
berdasarkan kesepakatan aqid.
Marhun (barang gadaian) syaratnya adalah harus mendatangkan manfaat bagi
murtahin dan bukan barang pinjaman.
Shigat (Ijab dan Qabul) syaratnya adalah shigat tidak boleh diselingi dengan
ucapan lain selain ijab dan qabul dan diam terlalu lama pada waktu transaksi. Serta
tidak boleh terikat oleh waktu.
32
Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3,
(Beirut: Daarul Fikr, 2004), h. 67.
27
5. Persamaan dan Perbedaan antara Gadai Syariah dan Gadai Konvensional
Persamaan anatara gadai syariah dan gadai konvensional adalah jangka waktu
jatuh tempo yaitu sama-sama 120 hari. Jika setelah 120 hari si peminjam tidak dapat
membayar hutangnya, maka barang jaminan akan dijual atau dilelang. Tetapi nasabah
diberi waktu tambahan selama 2 hari karena sebelum dilelang dibuat dahulu panitia
lelang. Pada saat hari pelelangan, nasabah masih diberi kesempatan dan tambahan
waktu selama 2 jam jika ingin menebus barang jaminannya. Jika tidak ditebus maka
barang jaminan tersebut dilelang. Uang pelelangan tersebut digunakan untuk
membayar hutang rahin. Jika hasil lelang tersebut mengalami kelebihan akan
dikembalikan kepada nasabah, tetapi apabila uang kelebihan tersebut tidak diambil
dalam waktu satu tahun, maka uang kelebihan tersebut akan dimasukkan ke dalam
dana ZIS (Zakat, Infaq dan Sadaqah) pegadaian syariah, sedangkan pada pegadaian
konvensional uang kelebihan yang tidak diambil akan menjadi milik pegadaian. Dan
apabila dari hasil lelang tersebut ternyata kurang untuk membayar hutang, maka
nasabah diharuskan membayar hutang, maka nasabah diharuskan membayar sisa
hutangnya.33 Gadai konvensional memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat
akumulatif dan berlipat ganda. Sedangkan pada gadai syariah tidak berbentuk bunga,
tetapi berupa biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran. Singkatnya,
biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan.34
33
Wawancara dengan Supriyono Staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus 2008.
“Perbedaan Gadai dengan Rahn”, diakses pada tanggal 28 Agustus 2008 dari
www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-.
34
28
Untuk lebih jelasnya perbedaan teknis antara gadai syariah dan gadai
konvensional akan disajikan pada Tabel I di bawah ini.35
Tabel I
No
1
Gadai Syariah
Biaya
administrasi
golongan barang
Gadai Konvensional
berdasarkan Biaya administrasi berupa prosentase
yang
didasarkan
pada
golongan
barang
2
1 hari dihitung 10 hari
3
Uang pinjaman (marhun bih) 90% Uang pinjaman (UP) untuk Gol A
dari nilai taksiran
4
92%, dan Gol BCD 88-86 %
Jasa simpanan dihitung dengan : Jasa simpanan dihitung dengan :
Koanstanta x taksiran
5
1 hari dihitung 15 hari
Prosentase x Uang pinjaman
Kelebihan uang hasil dari penjualan Kelebihan uang hasil dari penjualan
barang yang tidak diambil oleh barang
nasabah,
diserahkan
yang tidak
diambil
oleh
kepada nasabah menjadi milik Pegadaian
Lembaga ZIS
C. Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil)
1) Pengertian ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil)
ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) merupakan salah satu produk
pembiayaan pegadaian syariah yang bertujuan untuk mendorong usaha mikro kecilmenengah masyarakat melalui pinjaman gadai syariah (rahn). Produk AR-RUM
tersebut bertujuan untuk memenuhi pembiayaan kalangan bawah terutama bagi
masyarakat ekonomi lemah yang memerlukan pembiayaan. Hal ini sejalan dengan
35
Firdaus, Mengatasi Masalah dengan Pegadaian Syariah, h. 51.
29
tujuan diadakannya pegadaian syariah yang memang diharapkan dapat menjadi salah
satu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan landasan sistem
syariah. Namun pinjaman pembiayaan tersebut hanya dapat diberikan oleh pihak
pegadaian syariah kepada masyarakat yang sedang menjalankan kegiatan usaha dan
telah berdiri selama kurang lebih satu tahun.
ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) adalah skim pinjaman
berprinsip syariah bagi para pengusaha Mikro dan Kecil untuk keperluan
pengembangan
usaha
dengan
sistem
pengembalian
secara
angsuran
dan
menggunakan jaminan BPKB motor atau mobil.
ARRUM memiliki perbedaan dengan produk pegadaian yang lain. Pada
ARRUM, masyarakat yang membutuhkan dana dari pegadaian tidak perlu untuk
menitipkan barangnya kepada pegadaian syariah. Namun, mereka cukup menitipkan
surat jaminan kepada pegadaian syariah, masyarakat langsung diberikan dana yang
sesuai dengan nilai surat jaminan tersebut.
2) Landasan Hukum ARRUM
Pembiayaan ARRUM mempunyai peraturan atau undang-undang yang
mengaturnya yaitu menurut Surat Edaran (SE) No. 14/US.200/2008 tentang
Penyaluran Pembiayaan ARRUM. Tujuan diluncurkannya pembiayaan ARRUM,
disamping sebagai sebuah upaya diversifikasi produk di Pegadaian Syariah juga
dengan maksud meningkatkan pemberdayaan para pengusaha mikro kecil yang
membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara syariah. Pembiayaan
diberikan dalam jangka waktu tertentu dengan pengembalian pinjaman dilakukan
30
secara angsuran yang menggunakan konstruksi pinjaman secara gadai mapun fidusia.
Skim ARRUM ini merupakan pinjaman kepada individual pengusaha mikro/kecil.36
D. Penaksiran Kendaraan
Besarnya pembiayaan pegadaian syariah yang diberikan kepada nasabah
berdasarkan jenis dan merk kendaraan bermotor yang sudah dikenal dan umum
digunakan masyarakat serta pemasarannya tidak sulit, yaitu kendaraan dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel II
Negara Pembuat
Tahun Pembuatan
Merk/Jenis
15 Tahun terakhir dengan Merk : Toyota, Honda, Suzuki,
Jepang
kondisi fisik > 75 %
Daihatsu,
Mitsubishi,
Mazda,
Nissan
Jenis : Model van, pickup, sedan
dan jeep
10 Tahun terakhir dengan Merk : BMW, Marcedes-Benz,
Eropa
kondisi fisik > 75 %
Opel, Audi, Jaguar, Peugeot, Volvo,
VW
Jenis : Jenis : Model van, pickup,
sedan dan jeep
10 Tahun terakhir dengan Merk : KIA, Hyundai dan Daewoo
Korea
kondisi fisik > 75 %
Jenis : Jenis : Model van, pickup,
sedan dan jeep
 Khusus kendaraan roda dua, marhun yang diterima hanya produksi jepang
(Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki) dengan syarat 5 tahun terakhir dan
kondisi > 75 %. Untuk sepeda motor 2-tak tidak diperkenankan untuk
dijadikan marhun. 37
Besarnya biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah adalah sebagai
berikut :
36
37
Pegadaian Syariah, Pembiayaaan Syariah Ar-Rum, (Jakarta: Perum Pegadaian, 2009)
Pegadaian Syariah, Pedoman Operasional Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro, Jakarta: 2008.
31
a) Biaya administrasi yang dipungut dari rahin (nasabah) yang disetujui dibagi
menurut jenis barang jaminan (sepeda motor atau mobil) dengan besaran : untuk
motor sebesar Rp 70.000,00-, sedangkan untuk mobil sebesar Rp 200.000,00- (1
kali bayar). Biaya administrasi tersebut dipungut dari rahin (nasabah) pada saat
telah dilakukannya penandatanganan akad pembiayaan ARRUM. Biaya
administrasi ini dipotong langsung dari nilai pembiayaan ARRUM yang
diperoleh rahin.
b) Biaya Notaris berkisar antara Rp 65.000,00 s.d Rp 165.000,00 (biasanya
dikenakan hanya bagi nasabah yang menggunakan agunan/jaminan BPKB
mobil).
c) Atas penjaminan pembiayaan ARRUM tersebut timbul Tarif Imbal Jasa Kafalah
(IJK) yang harus disetorkan kepada PERUM (Perusahaan Umum) JAMKRINDO
(Jaminan Kredit Indonesia) diamna tarif IJK ini dibebankan kepada rahin.
Adapun besaran tarif IJK tersebut sebagai berikut :
Tabel III
Jangka Waktu
Tarif IJK setara dengan (%)
1 tahun
1,25
1,5 tahun
1,50
2 tahun
1.75
3 tahun
2,00
4 tahun
2,25
5 tahun
2,50
Sumber Perum Pegadaian Pusat, 2009
32
Sedangkan besarnya tarif jasa simpan (tarif ijarah) pegadaian syariah
didasarkan pada :
1. Tarif ijarah atas pembiayaan ARRUM di hitung dari nilai taksiran barang
jaminan dengan rumusan sebagai berikut :
Tarif ijaroh =
Taksiran
Rp 100.000
x Rp 700 x jangka waktu
(bulan)
2. Pembayaran ijaroh dibayar dengan cara diangsur bersamaan dengan pembayaran
angsuran pokok pembiayaan yang jumlahnya tetap setiap bulannya.
3. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan,
hingga 36 bulan.
4. Apabila marhun bih (pembiayaan) yang diperoleh rahin tidak mencapai batas
maksimum prosentase marhun bih terhadap taksiran (yaitu 70% dari nilai taksiran
marhun), maka kepada rahin tersebut akan diberikan diskon ijaroh yang besarnya
akan diterapkan sebagai berikut :
Tabel IV
Marhun bih
Tarif Diskon
> 70 %
X taksiran
0,00%
66% - 69%
X taksiran
1,50%
62% - 65%
X taksiran
7,00%
58% - 61%
X taksiran
13,00%
54% - 57%
X taksiran
19,00%
51% - 53%
X taksiran
24,00%
33
Marhun bih
Tarif Diskon
48% - 50%
X taksiran
28,50%
45% - 47%
X taksiran
33,00%
42% - 44%
X taksiran
37,00%
39% - 41%
X taksiran
41,50%
36% - 38%
X taksiran
46,00%
33% - 35%
X taksiran
50,00%
30% - 32%
X taksiran
54,00%
27% - 29%
X taksiran
58,50%
24% - 26%
X taksiran
63,00%
22% - 23%
X taksiran
67,00%
20% - 21%
X taksiran
70,00%
18% - 19%
X taksiran
73,00%
16% - 17%
X taksiran
76,00%
14% - 15%
X taksiran
78,50%
12% - 13%
X taksiran
81,50%
10% - 11%
X taksiran
84,50%
48% - 49%
X taksiran
88,00%
7%
X taksiran
90,00%
6%
X taksiran
91,00%
5%
X taksiran
93,00%
4%
X taksiran
94,00%
3%
X taksiran
96,00%
2%
X taksiran
67,14%
1%
X taksiran
98,50%
Sumber Perum Pegadaian Pusat, 2009
34
5. Batas minimum nilai pembiayaan ARRUM Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah),
sedangkan batas maksimum nilai pembiayaan ARRUM sebesar Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dengan kelipatan Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah),
untuk tiap 1 (satu) akad pembiayaan ARRUM.38
Contoh simulasi pembiayaan ARRUM :
Nasabah memiliki 1 buah mobil kijang LGX Tahun 2000 dengan taksiran
harga pasar Rp 70.000.000,00.
Jadi pinjaman yang diterima :
Rp 70.000.000,00 x 70% = Rp 49.000.000,00
Administrasi dibayar dimuka = Rp 200.000,00
Tarif Ijaroh :
Rp. 70.000.000,00
x
39
Rp
100.000,00
38
Rp 700 = Rp 490.000,00/bulan
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 8.
39
Pegadaian Syariah, Brosur Pembiayaan ARRUM, Jakarta: 2009.
BAB III
PROFIL PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE
A. Sejarah Berdirinya Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Berdirinya Pegadaian Syariah berawal pada tahun 1998, ketika beberapa
General Manager melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakuakn studi
banding mulai melakukan penggodogan rencana pendirian Pegadaian Syariah, tetapi
ketika itu ada sedikit masalah internal sehingga hasil studi itu pun hanya ditumpuk.
Pada tahun 2002 mulai diterapkanya sistem Pegadaian Syariah yang pada
akhirnya tahun 2003 tepatnya tanggal 14 Januari Pegadaian Syariah resmi
dioperasikan dan Pegadaian Cabang Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian
pertama yang menetapkan sistem pegadaian syariah.1
Selain itu guna memenuhi kebutuahan masyarakat terhadap layanan gadai
syariah, maka pada tahun 2004, kantor wilayah perum pegadaian telah membuka
kantor cabang baru yang berlokasi diwilayah Jakarta Selatan, yaitu kantor cabang
Cinere yang berlokasi di Jl. Karang Tengah No. 25D Lebak Bulus, kantor cabang ini
didirikan tepatnya pada tanggal 10 November 2004.2
Dalam mendirikan kantor cabang pegadaian syariah Cinere Jakarta Selatan
ini, maka pegadaian Syariah bekerja sama dengan BMI pada awalnya. Yang dananya
1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian, 2005) Cet.
3., h. 190.
2
Wawancara Pribadi dengan Nawiri,S.E. Manager Pegadaian Syariah Cabang Cinere.
Jakarta, 31 Januari 2011.
35
36
berasal dari BMI tersebut, maka berdirilah Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang
berlokasi di Jl. Karang tengah No.25D Lebak Bulus Jakarta Selatan. Namun pada
tahun 2007 kerjasama tersebut beralih kepada Bank Syariah Mandiri (BSM).3
B. Visi dan Misi Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Visi Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang berdasarkan Buku Saku
Pedoman Pemasaran Perum Pegadaian, tahun 2013 menjadi “champion” dalam
pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiducia bagi masyarakat menengah ke
bawah.
Sedangkan misi dari pegadaian syariah adalah :
1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya
golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik
melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil dan menengah atas dasar hukum
gadai dan fidusia.
2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata
kelola perusahaan yang baik secara konsisten.
3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.4
C. Budaya Perusahaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Pegadaian Syariah Cabang Cinere di dalam tindakan operasionalnya seharihari mempunyai budaya perusahaan berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai
3
Ibid.
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 6.
4
37
Syariah yang dikeluarkan Perusahaan Umum Pegadaian, yang diaktualisasikan ke
dalam bentuk simbol atau maskot si “INTAN” yang bermakna :
Inovatif
: Penuh gagasan (kreatif), aktif dan menyukai tantangan.
Nilai moral tinggi
: Taqwa, jujur, berbudi luhur dan royal.
Terampil
: Menguasai pekerjaan, tanggap, cepat dan akurat.
Adi layanan
: Sopan, ramah, berkepribadian dan simpatik.
Nuansa citra
: Berorientasi bisnis, mengutamakan kepuasan pelanggan.
Makna yang terkandung dalam maskot si INTAN adalah :
Kepala yang berbentuk berlian memberi makna bahwa pegadaian mengenal
batu intan sudah puluhan tahun. Intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang
diciptakan alam dari sebuah proses yang memakan waktu ratusan tahun lamanya.
Kekerasannya menjadikan ia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi ia juga dapat
dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang (briliant).5
D. Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Pegadaian Syariah Cabang Cinere yang teletak di Jl. Karang tengah No.25D
Lebak Bulus Jakarta Selatan, kantor cabang ini didirikan tepatnya pada tanggal 10
November 2004. Adapun struktur organisasi kantor Pegadaian Syariah Cabang
Cinere berdasarkan Buku Pedoman Operasional Gadai Syariah yang dikeluarkan oleh
Perusahaan umum Pegadaian, yaitu sebagai berikut :
5
E.1., h. I.
Perum Pegadaian, Pedoman Operasional Gadai Syariah (Jakarta : Perum Pegadaian, 2008)
38
1.
Manager
Cabang,
bertugas
mengelola
operasional
cabang
yaitu
menyalurkan uang pinjaman (Qard) secara hukum gadai yang didasarkan
pada penerapan Prinsip-prinsip Syariah Islam. Disamping itu, pimpinan
cabang juga melaksanakan usaha-usaha lain yang telah ditentukan oleh
manajemen serta mewakili kepentingan perusahaan dalam hubungan dengan
pihak lain.
2.
Penaksir, bertugas menaksir Marhun (Barang Jaminan) untuk menentukan
mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka
mewujudkan penetapan taksiran dan uang pinjaman yang wajar serta citra
baik perusahaan.
3.
Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan dan pembayaran serta
pembuktian sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran
pelaksaan operasional kantor cabang.
4.
Pemegang gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pengeluaran serta pembukuan marhun. Selain barang
kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan
keamanan serta keutuhan marhun.
5.
Penyimpan Marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan
menerima,
menjaga,
menyimpan,
merawat,
mengeluarkan
dan
mengadministrasikannya. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
rangka mengamankan serta menjaga keutuhan barang milik rahin (pegadai).
39
6.
Keamanan, bertugas mengamankan harta perusahaan dan rahin dalam
lingkungan kantor dan sekitarnya.
7.
Staf, bertugas memelihara kebersihan, keindahan, kenyamanan gedung kerja,
mengirim dan mengambil surat/dokumen untuk menunjang kelancaran tugas
admistrasi dan tugas operasional kantor cabang.6
E. Mekanisme dan Operasional Pegadaian Syaraiah Cabang Cinere
Adapun prosedur mendapatkan dana pinjaman dari Pegadaian Syariah Cabang
Cinere berdasarkan Buku Pegadaian Syariah yang ditulis oleh Muhammad Solikul
Hadi adalah sebagai berikut :
1.
Nasabah datang langsung ke loket penaksir dan menyerahkan barang yang
akan dijadikan jaminan dengan menunjukkan surat bukti diri seperti KTP atau
surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri.
2.
Barang jaminan diteliti kualitasnya untuk ditaksir dan ditetapkan harganya,
berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan berapa uang
pinjaman/pembiayaan yang dapat diterima. Besarnya nilai uang pinjaman
yang diberikan lebih kecil dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan.
Pegadaian Syariah Cabang Cinere secara sengaja mengambil kebijakan ini
guna mencegah munculnya kerugian.
3.
Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir.
6
Ibid
40
Skema Pemberian Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Nasabah
Petugas Penaksir
1. Permohonan dan
Penyerahan Barang Jaminan
3. Pencairan Uang Pinjaman
2. Informasi
Penetapan
Jumlah
Pinjaman
Kasir
Sedangkan pelunasan uang pinjaman oleh nasabah prosedurnya adalah
sebagai berikut :
1.
Nasabah membayar uang pinjaman dan ditambah sewa (ijarah) langsung
kepada kasir disertai dengan bukti surat gadai.
2.
Barang dikeluarkan oleh petugas penyimpanan barang.
3.
Barang yang digadaikan dikembalikan kepada nasabah.
Skema Pelunasan Pinjaman/Pembiayaan Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Nasabah
1. Pelunasan
Kasir
2. Informasi
Pelunasan
Pinjaman
3. Pengembalian Barang Yang
Digadaikan
Petugas Penyimpan
Barang Jaminan
41
Jika pada saat jatuh tempo telah tiba dan rahin tidak datang ke pegadaian
untuk melunasi pinjaman, maka sesuai kesepakatan akad yang telah diperjanjikan
sebelumnya barang gadai akan dilelang oleh murtahin. Namun sebelumya murtahin
harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin penyebab ia belum melunasi
hutangnya melalui telephon.7
Jika murtahin telah memberitahukan rahin dan rahin tersebut minta tenggang
waktu untuk memperpanjang masa pinjaman maka murtahin harus memberikan
waktu tersebut dengan membuat perjanjian baru yang disepakati oleh kedua belah
pihak. Namun jika rahin tetap tidak memperpanjang waktu pembayaran dan tidak
melunasi pinjaman hingga jatuh tempo maka murtahin akan melelang marhun.
Pelelangan seminggu sebelum pelaksanaan. Harga lelang ditetapkan diatas
harga pasar. Hal ini dilakukan untuk menjaga dari kerugian dari pegadaian. Bila
harga lelang laku di bawah hutang nasabah, maka pihak pegadaian akan meminta
kembali kekurangan kepada nasabah. Namun bila harga lelang diatas maka kelebihan
uang itu akan dikembalikan kepada nasabah.
F. Produk-produk Yang Dihasilkan Pegadain Syariah Cabang Cinere
1. Ar-Rahn(Gadai Syariah)
Usaha pokok dari kegiatan Pegadaian Syariah adalah menyalurkan Marhun
Bih dalam jumlah skala kecil dengan jaminan harta bergerak maupun tidak bergerak
atas dasar hukum gadai Islam. Hal ini sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasionan
7
Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta : Salemba Diniyah,2003) h. 35-37.
42
(DSN) : No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, tanggal 26 juni 20028, dan No.
26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas, tanggal 28 Maret 2002.9
Gadai syariah merupakan produk dengan menggunakan sistem penyaluran
pinjaman secara gadai yang didasarkan pada penerapan sistem syariah Islam.
Nasabah tidak dikenai bunga pinjaman atau sewa modal atas pinjaman yang
diberikan. Nasabah diberikan biaya administrasi dan jasa simpan yang dipungut
dengan alasan agunan yang diserahkan nasabah wajib disimpan, dirawat dan
diasuransikan. Pegadaian Syariah cabang Cinere sementarahanya menerima jaminan
berupa emas/perhiasan. Hutang dapat diangsur sesuai kemampuan dan masa simpan
dapatdiperpanjang dengan membayar jasa simpan dan bea administrasi.10
2. Mulia (Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi)
Logam Mulia atau emas mempunyai berbagai aspek yang menyentuh
kebutuhan manusia disamping memiliki nilai estetis yang tinggi juga merupakan jenis
investasi yang nilainya stabil, likuid, dan aman secara riil. Mulia (Murabahah Logam
Mulia untuk Investasi Abadi) adalah penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada
masyarakat secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu Fleksibel.
Akad Murabahah Logam Mulai untuk Investasi Abadi Abadi adalah
persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan Nasabah atas
8
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan Ekonomi
Syariah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 545.
9
Ibid., h. 559
10
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
43
sejumlah pembelian Logam Mulia disertai keuntungan dan biaya-biaya yang
disepakati.11
3. Jasa Taksiran
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli akan harga
atau nilai harta benda miliknya. Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat
mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah
lebih dulu diperiksa dan ditaksir oleh juru taksir berpengalaman.
Kepastian nilai atau kualitas suatu barang. Misalnya kualitas emas atau batu
permata, dapat memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut
benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi. Kebimbangan anda tidak akan
berlarut-larut dan kepentingan anda akan terlindungi.
4. Jasa Titipan
Dalam dunia perbankan, layanan ini dikenal sebagai safe deposit box. Harta
dan surat berharga perlu di jaga keamanannya agar tidak sampai hilang, rusak atau di
salahgunakan orang lain. Tetapi ternyata tidak selamanya barang dan surat berharga
itu aman di tangan sendiri.
Jika anda mendapatkan kesulitan "mengamankan"nya di rumah sendiri,
karena akan dinas ke luar kota/luar negeri, menunaikan ibadah haji, berlibur, sekolah
di luar negeri , dll. Percayakan saja penyimpanannya kepada kami. Jangka waktu
penitipan dua minggu sampai dengan satu tahun dan dapat di perpanjang. Kami akan
menjaga dan melindunginya dengan penuh perhatian.
11
Pegadaian Syariah, Manual Operasional Gadai Syariah, Jakarta.
44
5. Krista
Salah satu bentuk fasilitas pinjaman yang dapat diperoleh para Usaha Rumah
Tangga adalah Krista.
Membantu mengembangkan Usaha Rumah Tangga, serta menyejahterakan
masyarakat merupakan suatu misi yang diemban Pegadaian sebagai sebuah BUMN.
Pegadaian selalu berusaha membantu perkembangan usaha produktif, Usaha Rumah
Tangga melalui pemberian berbagai fasilitas kredit yang cepat, mudah dan murah.
6. Kucica
Kucica adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang
bekerjasama dengan Western Union.12
12
Pegadaian Syariah. Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com
diakses pada tanggal 25 Januari 2011.
BAB IV
MARKETING MIX AR-RAHN UMK (USAHA MIKRO KECIL) PADA
PEGADAIAN SYARIAH CABANG CINERE
A. Produk Pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil)
1. Pembiayaan ARRUM
Usaha Mikro Kecil merupakan bisnis yang cukup diandalkan, terbukti dengan
keberadaannya yang sangat banyak dan mampu menyerap tenaga kerja yang lebih
banyak dari usaha yang besar.
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah UKM (Usaha Kecil
Menengah) terus meningkat dan tetap mendominasi jumlah perusahaan. Misalnya,
pada tahun 2006 terdapat sekitar 48 juta UKM, dibandingkan hanya 7200 Usaha
Besar, juga dalam kesempatan kerja, UKM menyumbang sekitas 97 persen dari
jumlah pekerja di Indonesia. Namun dalam sumbangannya terhadap pembentukan
Produk Domestik Bruto (PDB), pangsa pasar UKM terlalu besar walaupun di atas 50
persen, sedangkan dalam ekspor, pangsanya jauh lebih rendah.1
Meski demikian, keberadaan Usaha Mikro di Indonesia tidak terlepas dari
berbagai masalah. Hal yang sering dihadapi adalah keterbatasan modal. Akibatnya
Usaha Mikro kurang bisa mengembangkan usahanya ke arah yang lebih luas lagi.
Permasalahan pembiayaan Usaha Mikro seharusnya menjadi tanggung jawab
bersama, khususnya bagi lembaga keuangan keungan seperti perbankan atau lembaga
1
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 1.
45
46
keungan lainnya. Lembaga intermediasi ini seharusnya melihat kondisi Usaha Mikro
ini sebagai peluang yang sangat besar untuk melakukan ekspansi usaha.
Pembiayaan ini ditujukkan khusus untuk pengembangan usaha mikro kecil
memalui pemberian pinjaman atau pembiayaan bagi keperluan produktif. Oleh karena
itu prinsip pemberian pembiayaannya didasarkan pada analisis kelayakan usaha dari
calon penerima pinjaman (rahin). Namun demikian guna menjamin adanya ketaatan
rahin membayar angsuran pinjaman dengan benar, maka dalam proses pinjammeminjam ini rahin diwajibkan menyerahkan barang sebagai agunan (marhun).
2. Perkembangan Pembiayaan ARRUM
Sejak pertama kali didirikan gadai syariah merupakan salah satu produk
unggulan dari pegadaian syariah. Ar-rahn adalah skim pinjaman pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat dengan agunan berupa emas, berlian dan
barang elektronik.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah terutama pengusaha kecil dan
menengah sekaligus menambah jumlah produk yang ditawarkan kepada masyarakat,
Pegadaian Syariah mulai membuat konsep pembiayaan ARRUM pada bulan April
2008 dan pelaksanaan ARRUM itu sendiri terutama pada Pegadaian Syariah cabang
Cinere baru terealisasikan pada tangggal 31 Maret tahun 2009.
Perkembangan pembiayaan ARRUM di pegadaian syariah cabang Cinere saat
ini dirasa cukup menggembirakan. Total penyaluran dana sampai saat ini mencapai
Rp 264.000.000,00- yang disalurkan kepada 18 nasabah.untuk lebih jelasnya
perhatikan Tabel V dan Grafik I dibawah ini :
47
Tabel V
Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM
Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010
Uraian
Jul – Des 2009 Jan – Jun 2010
Jul – Des 2010
Jumlah
Uang Pinjaman
Rp 18.000.000
Rp 163.000.000
Rp 264.000.000
Rp 83.000.000
Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010
Grafik I
Perkembangan Uang Pinjaman / Omzet Pembiayaan ARRUM
Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Tahun 2009 – 2010
200.000.000
150.000.000
100.000.000
Uang Pinjaman/Omzet
Pembiayaan ARRUM
50.000.000
0
Jul - Des
2009
Jan - Jun
2010
Jul - Des
2010
Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010
Dana yang disalurkan untuk pembiayaan ARRUM memang belum merata dari
tahun ke tahun, karena itu tergantung jumlah nasabah yang meminjam
uang/melakukan pembiayaan pada pegadaian syariah cabang Cinere dan tergantung
jenis usaha yang digeluti oleh nasabah. Semakin banyak nasabah meminjam uang di
pegadaian syariah cabang Cinere semakin banyak pula dana yang disalurkan. Maka
dari Tabel dan Grafik diatas, implementasi/penerapan strategi marketing mix (bauran
48
pemasaran) yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere dengan 4P, yaitu
strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi ternyata mampu
menarik minat nasabah. Ini terbukti dengan peningkatan jumlah omzet sebesar 361,11
% pada periode Juli – Desember 2009 ke periode Januari – Juni 2010, yakni dari Rp
18.000.000,00 menjadi Rp 83.000.000,00 dan peningkatan 96,39 % pada periode
Januari – Juni 2010 ke periode Juli – Desember 2010, yakni dari Rp 83.000.000,00
menjadi Rp 163.000.000.2
B. Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK (Usaha Mikro/Kecil) Pada Pegadaian
Syariah Cabang Cinere
1. Produk (Product)
Produk merupakan unsur terpenting dan utama dari bauran pemasaran, karena
tanpa adanya produk maka pertukaran tidak akan terjadi. Produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian,
tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.3 Produk merupakan keseluruhan
konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai pada konsumen.4
Tujuan utama dari pemasaran produk adalah bagaimana produk yang dibuat
dapat laku dipasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sebuah produk haruslah
diciptakan dengan memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan
2
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang
Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
3
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Ed. 1,. Cet. 7, ( Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 200.
4
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006)., h. 70.
49
konsumen. Oleh karena itu, sebuah produk yang berkualitas tinggi mempunyai nilai
lebih dibandingkan dengan produk lainnya, hal inilah yang sering disebut produk
plus.
Persaingan bisnis atau usaha dewasa ini sangatlah ketat, maka jika perusahaan
tidak mampu bersaing terutama dalam strategi produk, perusahaan tersebut bisa saja
akan ditinggal oleh para konsumennya. Oleh karena itu, setiap perusahaan di dalam
mempertahankan
dan
meningkatkan
penjualan
perlu
mengadakan
usaha
penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan kearah yang lebih baik,
sehingga dapat memberikan kegunaan dan kepuasaan serta daya tarik konsumen yang
lebih besar. Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan
manfaat-manfaat apa yang akan diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini
dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk.
Dalam mengembangkan strategi marketing mix produk ARRUM (Ar-rahn
untuk Usaha Mikro Kecil), Pegadaian Syariah hanya menawarkan pembiayaan
produktif saja, yaitu berupa pemberian fasilitas pembiayaan menggunakan akad rahn
(gadai) dengan agunan BPKB mobil/motor yang diberikan untuk pengusaha mikro
kecil dan menengah.5
Para marketer (pemasar) Pegadaian Syariah Cabang Cinere melakukan
komunikasi produk ARRUM kepada masyarakat berdasarkan Buku Saku Pedoman
Pemasaran yang dikeluarkan Perum Pegadaian, yaitu dengan mengetahui keunggulan-
5
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah Cabang
Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
50
keunggulan, manfaat-manfaat dan kemudahan-kemudahan yang didapat apabila
menggunakan produk ARRUM (mengkomunisikan dengan positioning produk
ARRUM). Misalnya : untuk mengenalkan produk ARRUM maka komunikasikan
bahwa jaminan hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa dipakai untuk
operasional usaha dll.6
Fitur dan manfaat produk ARRUM :
a.
Persyaratan yang mudah, proses yang cepat (± 3 hari), serta biaya-biaya yang
kompetitif dan relatif murah.
b.
Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, serta bebas menentukan pilihan
pembayaran masa angsuran, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan, hingga
36 bulan.
c.
Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) sehingga
fisik kendaraan tetap berada di tangan nasabah untuk kebutuhan operasional
usaha.
d.
Aman dan terjaga serta dijamin Asuransi.
e.
Barang jaminan akan ditaksir secara cermat dan akurat sehingga tetap
memiliki nilai ekonomis yang wajar karena nilai taksiran yang optimal hingga
mencapai 70% dari nilai taksiran agunan.
f.
Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap.
6
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU SUPLEMEN PEMASARAN PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 22.
51
g.
Sumber dana sesuai syariah dan operasional dibawah pengawasan Dewan
Pengawas Syariah.
h.
Pelunasan sekaligus dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan pemberian diskon
ijarah.
i.
Didukung oleh staf yang berpengalaman serta ramah dan santun dalam
memberikan pelayanan.7
Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan ARRUM, calon nasabah harus
melalui proses atau prosedur serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
Pegadaian Syariah. Pada umumnya calon nasabah datang sendiri ke Pegadain Syariah
dengan mengajukan surat permohonan pembiayaan disertai dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan. Adapun prosedur pembiayaan ARRUM yang ada pada Pegadaian
Syariah yaitu :
1) Calon nasabah datang langsung ke Pegadaian Syariah terdekat. Lalu mengajukan
permohonan untuk menjadi mitra dalam pembiayaan dengan membawa syaratsyarat berikut :
a) Copy KTP Pemohon Suami/Istri.
b) Copy Kartu Keluarga.
c) Copy Pembayaran Listrik/Telpon/PBB.
d) Menyerahkan dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) sebagai
agunan.
7
Pegadaian Syariah. Produk ARRUM. http://www.pegadaianonline.com diakses pada tanggal
25 Januari 2011.
52
e) Memiliki usaha produktif minimal setelah berjalan satu tahun.
f) Surat Keterangan Usaha minimal dari Kelurahan.
g) Mengisi formulir permintaan pinjaman dan menandatangani akad ARRUM.
2) Sesampainya di Pegadaian Syariah nasabah langsung diwawancarai awal dengan
petugas mengenai jenis usaha apa yang akan dibiayai dan jenis marhun yang
digunakan sebagai agunan.
3) Setelah dokumen lengkap, petugas dari Pegadaian Syariah melakukan survei ke
tempat nasabah dengan menganalisa kelayakan usaha nasabah, menanyakan
perkembanagn usahanya, pemasaran usahanya dan memfoto tempat usahanya.
4) Setelah dinyatakan layak dengan melihat analisa kelayakan usaha nasabah,
petugas lalu mencek kendaraan fisik nasabah.
5) Pencairan dana.
2. Harga (Price)
Harga yang ditawarkan oleh perusahaan adalah merupakan salah satu faktor
yang memegang peranan penting dalam memasarkan suatu produk, karena itu harga
dapat mempengaruhi program pemasaran. Keputusan dalam menetapkan harga akan
berpengaruh pada penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan, karena harga
merupakan satu-sarunya unsur dari marketing mix yang menghasilkan pendapatan,
sedangkan unsur lainnya menunjukkan biaya.8
Dalam
penetapan
harga
perlu
diperhatikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinaya, baik langsung maupun tidak langsung. Strategi penentuan harga
8
Murti Sumartini, Marketing Perbankan, cet. Ke-1,(Yogyakarta: Liberty, 1997), h. 274.
53
(pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada nasabah dan mempengaruhi
citra produk, serta keputusan nasabah untuk menggunakannya. Penentuan harga juga
berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran dan saluran
pemasaran.
McDaniel mengemukakan mengenai harga merupakan apa yang harus
diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk.9 Adapun yang dimaksud
dengan harga di dalam ARRUM adalah angsuran/tarif ijarah (sewa) dan ditambah
biaya-biaya administrasi yang diperlukan sesuai dengan kesepakatan.10
Strategi pegadaian syariah cabang Cinere dalam menentukan tarif ijarah
ARRUM yaitu dari nilai barang agunan/jaminan yang dijaminkan, jumlah tarif ijarah
yaitu 1 % dari nilai taksiran barang jaminan. Adapun margin (keuntungan) tarif ijarah
yaitu porsi margin yang dibayar pada setiap angsurannya bersifat flat/tetap.11
Pembayaran pembiayaan ARRUM pada Pegadaian Syariah umumnya
dilakukan secara angsuran. Pembayaran bisa dilakukan secara tunai dengan datang
langsung ke Pegadaian Syariah atau melalui auto debet ke beberapa bank yang telah
bekerja sama dengan Pegadaian Syarian Cabang Cinere diantaranya Bank Syariah
Mandiri, Bank Muamalat dan BNI Syariah. Pegadaian Syariah dapat memberikan
potongan harga/diskon kepada nasabah, apabila nasabah melakukan pelunasan
pembayaran sebelum masa perjanjian atau membayar lebih cepat dari waktu yang
9
McDaniel, Pemasaran, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Jilid 1, h. 241.
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
11
Ibid.
10
54
telah disepakati.12 Sedangkan potongan harga/diskon yang ditetapkan Pegadaian
Syariah Cabang Cinere berdasarkan Buku Saku Pengenalan Produk yang dikeluarkan
Perum Pegadaian, untuk lebih jelasnya perhatikan rumus dan tarif diskon ijarah
dibawah ini :
Rumus Diskon Ijaroh :
Diskon Ijaroh = Ijaroh x Di
Tabel VI
Tarif Diskon Ijarah (Di) Pembiayaan ARRUM
Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Bulan
12
Ibid.
Di (%)
Ke-
12 bulan
18 bulan
24 bulan
36 bulan
1
85,10
89,98
92,51
95,09
2
77,81
85,17
88,98
92,86
3
70,43
80,30
85,41
90,61
4
62,96
75,37
81,80
88,33
5
55,41
70,39
78,14
86,03
6
47,77
65,35
74,45
83,70
7
40,04
60,25
70,71
81,34
8
32,22
55,09
66,93
78,96
9
24,31
49,87
63,10
76,55
10
16,30
44,59
59,23
74,11
11
8,20
39,24
55,31
71,65
55
Bulan
Di (%)
Ke-
12 bulan
18 bulan
24 bulan
36 bulan
12
-
33,83
51,35
69,16
13
-
28,36
47,34
66,64
14
-
22,82
43,28
64,09
15
-
17,22
39,18
61,51
16
-
11,54
35,03
58,90
17
-
5,81
30,83
56,27
18
-
-
26,58
53,60
19
-
-
22,28
50,90
20
-
-
17,93
48,18
21
-
-
13,53
45,42
22
-
-
9,07
42,63
23
-
-
4,56
39,80
24
-
-
-
36,95
25
-
-
-
34,06
26
-
-
-
31,14
27
-
-
-
28,19
29
-
-
-
22,17
30
-
-
-
20,00
33
-
-
-
12,50
34
-
-
-
10,00
35
-
-
-
7,50
Sumber Perum Pegadain Pusat, 200913
13
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN, BUKU
SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN (Jakarta :PEGADAIAN, 2009), h. 114-115
56
Apabila nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai yang
diperjanjikan, pegadaian syariah berhak mengenakan denda 1 % (dari jumlah
angsuran
bulanannya),
denda
tersebut
didasarkan
pada
pendekatan
ta’zir
(peringatan/teguran) yaitu untuk membuat nasabah lebih disiplin terhadap
kewajibannya.14
3. Promosi (Promotion)
Promosi dapat diartikan sebagai proses mengkomunikasikan produk kepada
pasar sasaran. Sebaik dan sebagus apapun produk tanpa ada promosi maka konsumen
tidak akan mengenal dan mengkonsumsi produk tersebut. Promosi merupakan salah
satu variabel marketing mix yang perlu dilakukan perusahaan dalam rangka
meningkatkan volume penjualan barang-barang dan jasa yang dipasarkan.
Adapaun promosi yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu
berdasarkan Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi
Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan Cabang)/UPS (Unit Pelayanan Syariah) yang
dikeluarkan Perum Pegadaian, yang lebih khusus ditujukan kepada target calon
pelanggan, dengan melakukan kegiatan sebagai berikut :
a. Promosi penjualan dengan menyebarkan brosur, memasang papan, spanduk dan
umbul-umbul.
b. Promosi melalui media internet, majalah, surat kabar dan melalui media
elektronik, seperti televisi dan radio.
14
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
57
c. Promosi dengan pemberian hadiah langsung atau merchandise (souvenir) berupa
payung, kaos, piring, gelas, tas cantik dan kalender.15
Dari promosi yang diaplikasikan Pegadaian Syariah Cabang Cinere diatas,
baru sekitar 40 % yang mengacu pada Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010
tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan Cabang)/UPS (Unit
Pelayanan Syariah) yang dikeluarkan Perum Pegadain, yaitu berupa kegiatan promosi
yang lebih khusus ditujukan kepada target calon pelanggan, Pegadaian Syariah
Cabang Cinere baru melakukan kegiatan sebagai berikut :
a) Menyebar brosur khusus edisi pembukaan outlet baru di lokasi strategis, misalnya
terget market yang ada di sekitar outlet berada, pasar, perumahandan lokasi
lainnya.
b) Memasang spanduk dan umbul-umbul di lokasi strategis dan salah satunya
dipasang dilokasi outlet.
c) Pasang iklan di media masa/elektronik, misalnya di koran lokal, radio dll.
d) Untuk menarik perhatian maka perlu disediakan souvenir menarik bagi nasabah
pertama pada saat penyebaran brosur, souvenir dapat disediakan oleh Kanwil
sesuai dengan anggaran pemasaran yang tersedia.16
Agar loyalitas pelanggan/nasabah Pegadaian Syariah Cabang Cinere maka
setiap karyawan yang sekaligus marketer (pemasar) harus memberikan pelayanan
15
Ibid.
Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS
yang dikeluarkan Perum Pegadain.
16
58
yang terbaik supaya bisa menjual potensi diri untuk memikat calon nasabah agar
tertarik lebih lanjut mendapat kepercayaan secara personal.17
Adapun
pertumbuhan
jumlah
nasabah
yang
disebabkan
implementasi/penerapan strategi promosi yang dilakukan Pegadaian Syariah Cabang
Cinere ini terbukti meningkatkan jumlah nasabah. Tetapi peningkatan jumlah nasabah
pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere belum cukup signifikan dikarenakan promosi
yang diterapkan belum seluruhnya mengacu pada Surat Edaran Nomor :
33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC (Unit Pelayanan
Cabang)/UPS (Unit Pelayanan Syariah) yang dikeluarkan Perum Pegadain. Untuk
lebih jelasnya perhatikan Tabel VII dibawah ini :
Tabel VII
Pertumbuhan Jumlah Nasabah Pembiayaan ARRUM
Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere Per Semester 2009-2010
Tahun
Jumlah
Pertumbuhan
Nasabah
(+/-)
(%)
Juni 2009
1
-
-
Desember 2009
3
2
200 %
Januari 2010
2
(1)
(33,33 %)
Juni 2010
4
2
100 %
Desember 2010
8
4
100 %
Sumber Pegadain Syariah Cabang Cinere, 2010
17
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
59
Cara Penghitungan :
1. Peningkatan dari Juni 2009 ke Desember 2009
3 – 1 x 100 % = 200 %
1
2. Penurunan dari Desember 2009 ke Januari 2010
2 – 3 x 100 % = - 33,33 %
3
3. Peningkatan dari Januari 2010 ke Juni 2010
4 – 2 x 100 % = 100 %
2
4. Peningkatan dari Juni 2010 ke Desember 2010
8 – 4 x 100 % = 100 %
5
Memang peningkatan jumlah nasabah tidak signifikan karena produk
pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil)
baru berjalan satu
setengah tahun, bahkan mayoritas masyarakat belum banyak yang mengetahui bahwa
di pegadaian syaraiah cabang Cinere terdapat produk pembiayaan ARRUM.
Berdasarkan tabel diatas, maka pertumbuhan jumlah nasabah pembiayaan ARRUM
pada pegadaian syariah cabang Cinere terus mengalami peningkatan per
semester/setiap enam bulan walaupun ada penurunan pada bulan Desember 2009 ke
Januari 2010. Peningkatan terjadi pada bulan Juni 2009 ke Desember 2009 sebesar
200 %, tetapi pada bulan Desember 2009 ke Januari 2010 mengalami penurunan
sebesar 33,33 %. Kemudian pada bulan Jamuari 2010 ke Juni 2010 terjadi
60
peningkatan lagi sampai pada bulan Juni 2010 ke Desember 2010 terus mengalami
peningkatan sebesar 100 %.
Peningkatan jumlah nasabah ini disebabkan karena kesadaran masyarakat atas
pegadaian yang berbasis syariah semakin meningkat karena dirasa lebih adil,
transparan, jujur dan biaya lebih murah dari pegadaian konvensional.
4. Distribusi/tempat (Place)
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang
pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan
kegiatan penyampaian produk sampai ketangan si pemakai atau konsumen pada
waktu yang tepat.18 Saluran tersebut dapat berupa saluran distribusi tanpa perantara
dan melalui perantara. Saluran distribusi tanpa perantara bila aktifitas itu langsung
datang dari produsen ke konsumen, sedangkan saluran distribusi melalui perantara
bila aktifitas pemasaran melalui lembaga penyalur atau agen.
Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran
adalah dua kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran mencakup bagaimana
menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya. Hal ini memiliki
relevansi yang besar karena jasa tidak bisa disimpan serta diproduksi dan dikonsumsi
di tempat yang sama.
Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan
melakukan operasi atau kegiatannya. Sedangkan saluran distribusi mencakup siapa
18
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, h. 233.
61
yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk/jasa dan bagaimana pola
penyampaian jasa tersebut.
Dalam memperhatikan marketing mix distribusi/tempat pada pegadaian
syariah cabang Cinere, dari segi tempat/lokasi sangat strategis, karena letak kantor
berlokasi di Jl. Karang Tengah No. 25D Lebak Bulus yang berada dipinggir jalan,
tepatnya melintasi jalan utama Cinere Raya berseberangan dengan Masjid Agung
Cinere, sehingga akses ke kantor pegadaian syariah mudah dijangkau oleh masyarakat
dan mempunyai halaman parkir yang cukup luas dan aman.
Adapun kesan yang ditimbulkan dari segi ruangan kantor pegadaian syariah
cabang Cinere sangat baik dan nyaman, penataan letak (lay out) yang diatur secara
rapi dan flexsibel, sehingga memiliki fungsi yang teratur antara bangunan kantor dan
lapangan parkir. Di dalam ruangan terdapat brosur, slip formulir pendaftaran gadai
dan kenyamanan bangku untuk menunggu antrian nasabah, serta ruangan kantor
dilengkapi dengan pendingin ruangan/AC yang membuat nasabah nyaman berada di
pegadaian syariah.
Untuk mengurangi antrian nasabah yang menggadai, maka pegadaian syariah
cabang Cinere telah membuka 9 outlet UPC (Unit Pelayanan Cabang) terdekat, yang
berada di daerah Cinere dan sekitarnya. Dengan memasang informasi lokasi UPC
(Unit Pelayanan Cabang) terdekat dengan spanduk atau media lain sehingga untuk
selanjutnya nasabah dapat memanfaatkan layanan di UPC terdekat.19
19
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
62
Sedangkan polasaluran distribusi yang ada pada Pegadaian Syariah Cabang
Cinere yaitu saluran distribusitanpa perantara atau penjualan secara langsung (direct
selling), yakni nasabah datang sendirike Pegadaian dengan mengajukan surat
permohonan pembiayaan dilengkapi dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.20
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Strategi Marketing Mix Ar-rahn UMK
(Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn
UMK pada pegadaian syariah cabang Cinere adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari strategi harga, Pegadaian Syariah menetapkan pembiayaan atau tarif
ijarah/angsuran dengan biaya lebih rendah yaitu 1 % per bulan dibandingkan
dengan Perbankan yang menetapkan angsuran sekitar 1,5 % per bulan. Apabila
dikalkulasikan Pegadaian Syariah hanya mengambil tarif ijarah 12 % per tahun
sedangkan perbankan mengambil angsuran mencapai 18 % per tahun, jadi
rendahnya biaya angsuran/tarif ijarah dipegadaian yang mempengaruhi nasabah
tetap memilih pegadaian syariah untuk melakukan transaksi bisnisnya.
2. Dari segi produk, banyak produk perbankan yang serupa dengan pegadaian
syariah yaitu pembiayaan untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
dengan jaminan BPKB mobil/motor. Dengan banyaknya lembaga perbankan yang
mengeluarkan produk yang serupa ini maka masyarakat akan semakin selektif
untuk memilih produk pembiayaan dalam mengembangkan usahanya.
20
Ibid.
63
3. Dari segi distribusi produk, Pegadaian Syariah Cabang Cinere telah membuka
outlet-outlet atau UPC-UPC (Unit Pelayanan Cabang) yang berada disekitar
wilyah Cinere, tepatnya tidak jauh dari lokasi Pegadaian Syariah Cabang Cinere
di JL Karang Tengah No : 25 D. Sampai saat ini Pegadaian Syariah Cabang
Cinere kini telah memiliki 9 outlet yang berada disekitar daerah Cinere.
Pegadaian Syariah Cabang Cinere untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang
ingin menggadai. Dengan banyaknya pembukaan outlet-otlet baru diharapkan
akan meningkatkan jumlah nasabah yang ingin menggadaikan barangnya, karena
apabila nasabah yang berlokasi jauh dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere bisa
langsung mengdatangi outlet-outlet yang terdekat dari lokasi nasabah.21
4. Dari segi promosi, dalam mempromosikan produk pembiayaan ARRUM untuk
saat ini Pegadaian Syariah Cabang Cinere baru pada pembuatan brosur saja.
Dengan promosi yang baru pada pembuatan brosur saja maka masyarakat tidak
akan mengetahui bahwa di Pegadaian Syariah Cabang Cinere produk pembiayaan
ARRUM. Seharusnya Pegadaian Syariah Cabang Cinere bisa lebih membuat
kegiatan promosi yang menarik untuk mendapatkan perhatian para calon nasabah
misalnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan atau even (acara) ditengah
masyarakat, seperti kegiatan olahraga, pameran dan acara penting lainnya. Bisa
juga dengan mensosialisasikan produk pembiayaan ARRUM kepada kelompok
21
Ibid.
64
masyarakat yang potensial menjadi calon pelanggan Pegadaian, misalnya : PKK,
Dharma Wanita, Perkumpulan Pedagang dll.22
5. Dari segi pelayanan, Pegadaian Syariah Cabang Cinere selalu meningkatkan
pelayanan dengan cara menaksir barang secara cepat dan akurat, memberikan
solusi yang terbaik bagi nasabah, mengentry data secara tepat dan cepat,
menyambut nasabah dengan kata-kata yang sopan, santun dan lembut, misalnya
dengan mengatakan : Selamat Datang …..Bapak/Ibu, Ada Yang Bisa Saya Bantu.
Dengan selalu memberikan pelayanan yang terbaik niscaya nasabah akan tetap
loyal kepada Pegadaian Syariah Cabang Cinere.23 Karena itu Pegadaian Syariah
Cabang Cinere telah menerapkan standar pelayanannya sesuai dengan standar
pelayanan yang ada Pada Buku Pedoman Pemasaran yang dikeluarkan Perum
Pegadaian.
D. Kendala-kendala Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ar-rahn
UMK (Usaha Mikro Kecil) Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere
Adapun kendala-kendala dalam mengembangkan pembiayaan Ar-rahn UMK
pada pegadaian syariah cabang Cinere adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang memahami
tentang
produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro Kecil).
Akibat kurang gencarnya sosialisasi yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah
22
Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan UPC/UPS
yang dikeluarkan Perum Pegadain.
23
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere. Jakarta, 31 Januari 2011.
65
Cabang Cinere masyarakat yang ada disekitarnya tidak mengetahui bahwa disana
terdapat produk pembiayaan ARRUM, terutama bagi masyarakat yang ingin
membuka usaha atau mengembangkan usaha karena disekitar kantor Pegadaian
banyak pertokoan, ruko-ruko dan tempat-tempat usaha. Seharusnya Pegadaian
Syariah Cabang Cinere mempromosikan produk Pembiayaan ARRUM kepada
masyarakat yang melakukan kegiatan usaha yang ada disekitar kantor Pegadaian
dengan
mengkomunikasikan/menginformasikan
manfaat-manfaatnya
dan
kemudahan
yang
keunggulan-keunggulannya,
didapat
masyarakat
apabila
menggunakan/memanfaatkan produk pembiayaan ARRUM. Dengan kurangnya
sosialisasi produk pembiayaan ARRUM yang dilakukan Pegadaian Syariah
Cabang Cinere maka Produk ini tidak dapat berkembang dengan baik.
2. Dari segi nasabah/pengusaha, para petugas survei Pegadaian Syariah Cabang
Cinere sering menemukan nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan untuk
usahanya, kurang
melengkapi dengan persyaratan formal usaha bisnisnya.
Mayoritas nasabah masih menjalankan usahanya secara tradisional tanpa memiliki
catatan administratif yang lengkap dan memadai, sehingga nasabah sulit untuk
mendapatkan kelayakan usaha. Oleh karena mayoritas nasabah yang mengajukan
pembiayaan untuk usahanya ditolak atau ditunda karena tidak memenuhi syaratsyarat yang telah ditetapkan Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Dengan
banyaknya nasabah yang kurang melengkapi dengan persyaratan formal usahanya
dan tidak memiliki catatan administratif yang lengkap, dipastikan nasabah tidak
akan mendapatkan pembiayaan dari Pegadaian Syariah Cabang Cinere, karena
66
tidak ada nasabah yang mendapatkan pembiayaan disebabkan kurang lengkapnya
persyaratan yang telah ditetapkan, maka produk ARRUM tidak dapat berkembang
dengan baik.
3. SDM (Sumber Daya Manusia) yang mengurusi masih minim tentang pegadaian
terutama dalam pembiayaan ARRUM. Pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere
memang tidak ada karyawan pemasaran yang khusus mengurusi produk
pembiayaan ARRUM, sehingga produk ini kurang berkembang. Dengan tidak
adanya karyawan pemasaran atau SDM khusus yang mengurusinya, maka produk
pembiayaan ARRUM tidak akan berkembang dengan baik.24
24
Ibid.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah, strategi marketing mix dalam pembiayaan ARRUM (Ar-rahn
untuk Usaha Mikro/Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere. Dari pemaparan
dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
strategi marketing mix (bauran pemasaran) ARRUM pada Pegadaian Syariah Cabang
Cinere meliputi empat variabel, yaitu :
1. Strategi produk, dengan cara melakukan komunikasi produk ARRUM kepada
masyarakat dan mengetahui keunggulan-keunggulan, manfaat-manfaat dan
kemudahan-kemudahan
yang didapat apabila menggunakan produk ARRUM
yaitu mengenalkan produk ARRUM dengan menginformasikan bahwa jaminan
hanya BPKB mobil/motor sehingga kendaraan bisa digunakan untuk operasional
usaha.
2. Strategi harga, yaitu dengan menetapkan tarif ijarah yang kecil sebesar 1 % dari
nilai taksiran barang dan dengan memberikan potongan harga apabila nasabah
melakukan pelunasan pembayaran sebelum masa perjanjian.
3. Strategi promosi, yaitu dilakukan dengan cara advertaising (periklanan), berupa
penyebaran brosur, memasang spanduk, papan petunjuk arah, umbul-umbul dan
memberikan merchandise (souvenir). Publisitas, misalnya dengan menulis artikel
67
68
pada surat kabar atau majalah-majalah serta dengan memberikan pelayanan yang
terbaik bagi para pelanggan maupun nasabah baru.
4. Strategi distribusi, dilakukan dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan
Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah.
Adapun faktor utama yang mempengaruhi strategi marketing mix Ar-rahn
UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syariah Cabang Cinere yaitu dilihat dari
segi harga, Pegadaian Syariah menetapkan pembiayaan atau tarif ijarah/angsuran
dengan biaya murah yaitu 1 % per bulan berbeda dengan Perbankan yang
menetapkan angsuran sekitar 1,5 % per bulan, jadi rendahnya biaya angsuran/tarif
ijarah dipegadaian yang mempengaruhi nasabah tetap memilih pegadaian syariah
untuk melakukan transaksi bisnisnya.
Sedangkan kendala utama yang ditemukan dalam mengembangkan produk
pembiayaan Ar-rahn UMK (Usaha Mikro Kecil) pada Pegadaian Syaruah Cabang
Cinere yaitu dari nasabah yang mengajukan pembiayaan pada umumnya kurang
melengkapi dengan persyaratan administratif usahanya. Mayoritas UMK (Usaha
Mikro Kecil) menjalankan usahanya secara tradisional tanpa dilengkapi dengan
catatan administratif yang memadai, sehingga menyulitkan bagi Pegadaian Syariah
dalam menilai kelayakan usaha.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk
memberikan saran bahwa hendaknya Pegadaiana Syariah Cabang Cinere semakin
aktif untuk meningkatkan inovasi dalam kegiatan pemasaran khusunya pada ke empat
69
variabel marketing mix (bauran pemasaran) yaitu: strategi produk, strategi harga,
strategi promosi dan strategi distribusi. Karena kegiatan pemasaran terbukti mampu
meningkatkan jumlah nasabah.
Namun jika dilihat dari persentase peningkatan jumlah nasabah dari tahun ke
tahun belum cukup maksimal. Oleh karena itu perlu terus diadakan evaluasi terhadap
pelaksanaan aktivitas promosi dan sosialisasi secara terusmenerus untuk mengetahui
seberapa efektifkeberhasilan strategi pemasaran yang dilakukan serta mengatasi
berbagai kendala yang timbul di masa yang akan datang.
Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) yang khusus mengurusi bidang
pemasaran terutama pada produk pembiayaan ARRUM (Ar-rahn untuk Usaha Mikro
Kecil) sehingga produk pembiayaan ARRUM kurang berkembang. Kemampuan
SDM perlu lebih ditingkatkan melalui DIKLAT (Pendidikan dan Pelatiahan) dan
mengadakan seminar-seminar para karyawan pegadaian syariahserta menyeleksi
karyawan baru dalam rangka meningkatkan profesionalitas kerja pegadaian syariah.
Evaluasi perlu dilakukan mendengarkan masukan yang diberikan oleh para
nasabah sebagai upaya untuk membangun hubungan kekerabatan silaturahmi antara
pegadaian syariah dan para nasabahnya. Hal ini akan menciptakan kesan positif
sekaligus bagian dari sosialisasi pemahaman, pengetahuan dan pengenalan produk.
DAFTAR PUSTAKA
Administrator , “Ar-Rahn Usaha Mikro (Ar-Rum) Kemudahan Bagi Nasabah
Pegadaian Syariah”, Artikel diakses pada 28 Januari 2011 dari
http://www//Perkembangan ProdukARRUM.com.
Ahmad Kamil dan M. Fauzan, Kitab Undang-Undang Hukum Perbankan dan
Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana, 2007.
Agus Y, “Pegadaian Syariah Targetkan Pertumbuhan A-rahn Rp 4,4 Triliun”, Artikel
diakses pada 20 Januari 2011 dari www.pkesinteraktif.com.
Al-Alamah Abi Bakri Al-Mashur Bissayyiri Al-Bakri, Kitab la’Natut Tholibin, Juz 3,
Beirut: Daarul Fikr, 2004.
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I, Beirut: L Maktabah Ashriyah, 1997.
Ali Zainuddin, Hukum Gadai Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keungan Syariah, Jakarta: Kencana, 2009.
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran; Dasar, Konsep & Strategi, Cet. VII,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
Azharuddin AH Latif, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawir, Ed. II, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
“Brosur Pegadaian Syariah”.tahun 2009.
DIVISI LITBANG PEMASARAN KANTOR PUSAT PERUM PEGADAIAN,
BUKU SAKU PENGENALAN PRODUK PERUM PEGADAIAN, Jakarta
:PEGADAIAN, 2009.
--------------, BUKU SAKU SUPLEMENT PEMASARAN PERUM PEGADAIAN,
Jakarta :PEGADAIAN, 2009.
Hayden Catherine, Seri Pedoman Manajemen Leksikon, Manajemen Strategi, Jakarta
: PT Elex Media Komputindo, 1991) Cet. 1
Hermawan Kertajaya dan M. Syakir Sula, Syariah Marketing, Jakarta: Mizan, 2006.
Jalaluddin Rahmat, Metode Peneliitan Komunikasi, cet. VII, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 1999.
Lexy Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2004.
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalat), Ed 1, cet
ke-2, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.
M. Firdaus NH, dkk, Mengatasi Masalah Dengan Pegadaian Syariah, Jakarta:
Renaisan, 2005.
Muhammad Firdaus NH.dkk, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah, Jakarta:
Renaisan, 2005.
Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah, Jakarta : Salemba Diniyah, 2003.
Murti Sumartini, Marketing Perbankan, cet. Ke-1, Yogyakarta: Liberty, 1997.
Pandia Frianto, dkk, Lembaga Keuangan, Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Pegadaian Syariah, Pedoman Operasional Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro, Jakarta:
2008.
--------------, Manual Operasional Gadai Syariah, Jakarta; Perum Pegadaian 2008.
--------------, Produk-produk Yang Ditawarkan. http://www.pegadaianonline.com
diakses pada tanggal 25 Januari 2011.
“Perbedaan Gadai dengan Rahn”. Artikel diakses pada tanggal 28 Agustus 2008
dari www.pnm.co.id/content.asp?id=524&mid=54-23-.
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Ed. 2, Jakarta:
Salemba Empat, 2006.
Sudarsono Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta : Ekonisian,
2005) Cet. 3.
Surat Edaran Nomor : 33/UG.2.00211/2010 tentang Optimalisasi Pengelolaan
UPC/UPS yang dikeluarkan Perum Pegadain.
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Wawancara dengan Supriyono selaku staff Perum Pegadaian. Jakarta, 29 Agustus
2008.
Wawancara pribadi dengan Bpk Nawiri, SE Manajer Operasional Pegadaian Syariah
Cabang Cinere, Jakarta, 31 Januari 2011.
Download