1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Beberapa tahun

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Beberapa tahun belakangan ini, CSR mendapat sorotan lebih dari
perusahaan, komunitas keuangan, dan para pembuat regulasi dan
kebijakan. CSR menurut Darwin (2004) adalah mekanisme bagi suatu
organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap
lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan
stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.
Dilihat dari survei yang dilakukan oleh UN Global Compact pada tahun 2010,
93% dari 766 CEO meyakini bahwa permasalahan pada CSR akan menjadi
sangat penting untuk kesuksesan bisnis mereka pada masa yang akan
datang (Lacy et al., 2010). Banyak perusahaan yang telah sadar akan
pentingnya peran CSR dalam mengatur strategi bisnisnya. Survey global
yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa
85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR
sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta
Ekonomi, 2006). Penelitian Basamalah dan Jermias (2005) menunjukkan
bahwa salah satu alasan manajemen melakukan pelaporan sosial adalah
untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat compulsory, tetapi dapat
dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam laporan
tahunannya dalam kadar yang beragam (Sayekti, 2006).
Dengan beberapa alasan seperti diatas maka terjawab sudah kenapa
perusahaan – perusahaan besar di dalam negeri maupun internasional
1
2
melakukan program CSR, karena memang akan berdampak positif bagi
perusahaan tersebut. Selain citra positif yang diterima perusahaan dengan
adanya program CSR tentu saja akan berdampak positif pula pada
masyarakat maupun lingkungan yang merasakan secara langsung dampak
dari program CSR.
Walaupun CSR dikatakan secara positif mempengaruhi kinerja
perusahaan
seperti
pelayanan
pelanggan
dan
penilaian
pemangku
kepentingan, ternyata terdapat informasi juga tentang bagaimana CSR dapat
menyebabkan sebuah perusahaan rentan terhadap default risk. Jenis resiko
ini adalah ketika perusahaan gagal untuk membayar hutang mereka selama
beberapa tahun terakhir, menjadi tolok ukur penting dimana kesehatan
keuangan perusahaan dapat dievaluasi. Sementara itu, pasar obligasi
adalah sumber keuangan eksternal terbesar dan default risk mencerminkan
kemungkinan suatu perusahaan mendapat dukungan dari sumber besar ini
(Anderson & Mansi, 2008, dalam Sun Webin et al, 2014).
(Porter & Kramer, 2002, dalam Sun Webin et al, 2014) mengatakan,
“pada akhirnya sosial dan ekonomi bukanlah hal yang saling bertolak
belakang melainkan behubungan secara integral”. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa CSR dapat menjadi aset penting bagi perusahaan dan
melindungi perusahaan dari pergolakan drastis saat posisi keuangan
cenderung menurun. CSR memiliki karakteristik yang unik yang tidak dimiliki
oleh strategi lain. Melalui CSR, konsumen dapat menilai citra perusahaan
dan dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan perusahaan.
Dengan melihat pentingnya CSR terhadap default risk, mendorong manajer
untuk mempertimbangkan anggaran untuk CSR dibanding dengan anggaran
3
pengeluaran lainnya. Kegiatan CSR yang rutin dilakukan perusahaan dapat
meningkatkan keuntungan secara finansial namun disaat bersamaan
kegiatan CSR menggunakan sejumlah besar biaya dan tenaga. Default risk
merupakan indikator penting dari kombinasi keuntungan dan biaya investasi
perusahaan. Oleh karena itu, menghubungkan CSR dengan default risk
merupakan cara yang tepat untuk menggambarkan kontribusi CSR dalam
perusahaan yang sebenarnya.
Aktivitas perusahaan seperti CSR membutuhkan publikasi secara luas
karena efek yang ditimbulkan CSR dapat berpengaruh terhadap citra
perusahaan. CSR secara positif berpengaruh pada kelompok target
pelanggan pada perusahaan, meningkatnya citra merk, dan menciptakan
hasil keuangan yang bermanfaat. Hasil yang diharapkan dari kegiatan CSR
adalah rasa percaya dan loyal dari konsumen dan calon konsumen sehingga
mereka akan setia pada produk dan perusahaan. Penjualan yang stabil
menciptakan aliran kas yang dapat diandalkan. Ketika keadaan finansial
perusahaan stabil maka perusahaan dapat memiliki kemampuan untuk
membayar kewajiban - kewajibannya. Selain itu, CSR membangun citra
positif terhadap para pemangku kepentingan seperti pemegang saham dan
debitur. Tidak seperti CSR yang mempengaruhi penurunan default risk
melalui pembentukan citra, kapabilitas mempengaruhi default risk dalam hal
kinerja perusahaan. Studi mengatakan bahwa kapabilitas mendukung fungsi
CSR dan memperkuat hubungan antara CSR dengan penurunan resiko.
Dalam studinya (Webin & Kexiu, 2014) mengatakan CSR akan efektif pada
perusahaan dengan kapabilitas rendah.
4
Pada penelitian lain (Kais, Lawrence, and Bouchra; The Impact of the
Dimension of Social Performance on firm risk, 2013) mengatakan tidak
semua dimensi social performance relevan dengan resiko perusahaan. Hasil
dari penelitian ini adalah hanya dua dimensi social performance yang
terbukti secara negatif berhubungan dengan resiko perusahaan yaitu
hubungan antar karyawan dan hak asasi. Pada perusahaan S&P500,
terbukti bahwa hubungan antar karyawan, corporate governance dan
masyarakat berpengaruh secara negatif terhadap resiko perusahaan,
sedangkan
lingkungan
berhubungan
secara
positif
terhadap
resiko
perusahaan. Pada perusahaan non S&P500, hanya hubungan antar
karyawan, masyarakat, dan lingkungan yang memiliki hubungan negatif
dengan resiko perusahaan. Dimensi lainnya seperti keberagaman, hak
asasi, dan produk terbukti tidak memiliki dampak signifikan terhadap resiko
perusahaan.
Memahami efek CSR pada pengurangan default risk menjadi sangat
penting baik untuk teori mendalami aspek sosial pada strategi perusahaan
dan untuk menyediakan implikasi praktis untuk manajemen perusahaan.
Selain hubungan langsung antara CSR dan default risk, beberapa efek
moderasi layak pertimbangan. Perusahaan memiliki dukungan internal yang
berbeda dan beroperasi di bawah kondisi eksternal yang berbeda. Oleh
karena penelitian ini memeriksa apakah hubungan antara CSR dan default
risk berbeda pada kondisi yang bervariasi.
Dari kajian yang sudah dijelaskan diatas, makalah ini akan
menguji pengaruh CSR pada pengurangan default risk. Selanjutnya diteliti
apakah kekuatan hubungan antara CSR dan default risk bervariasi ketika
5
perusahaan berbeda dalam segi kemampuan dan ketika lingkungan dinamis
dan kompleksitas bervariasi. Tulisan ini akan menambah berkontribusi
literatur dibidang CSR dan literatur manajemen risiko perusahaan. Hasil
yang diharapkan dari literatur ini untuk menjadi implikasi penting bagi
manajer bisnis untuk berjuang meningkatkan kondisi keuangan mereka dan
mendapatkan kondisi utang yang sehat.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) akan berhubungan secara
negatif dengan default risk perusahaan?
2. Kapabilitas perusahaan akan memoderasi hubungan antara CSR dengan
default risk perusahaan. Apakah ketika kapabilitas tinggi, CSR akan
memiliki dampak yang kuat pada pengurangan default risk perusahaan?
3. Kompleksitas lingkungan akan memoderasi hubungan antara CSR
dengan default risk perusahaan. Apakah ketika kompleksitas lingkungan
tinggi, CSR akan memiliki dampak yang kuat pada pengurangan default
risk perusahaan?
1.3. TUJUAN PENELITIAN
1. Menguji
apakah
Corporate
Social
Responsibility
(CSR)
akan
berhubungan secara negatif dengan default risk perusahaan.
2. Kapabilitas perusahaan akan memoderasi hubungan antara CSR dengan
default risk perusahaan. Menguji apakah ketika kapabilitas tinggi, CSR
akan
memiliki dampak yang kuat pada pengurangan default risk
perusahaan.
6
3. Kompleksitas lingkungan akan memoderasi hubungan antara CSR
dengan default risk perusahaan. Menguji apakah ketika kompleksitas
lingkungan tinggi, CSR akan memiliki dampak yang kuat pada
pengurangan default risk perusahaan.
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Akademis
Dengan
penelitian
ini
secara
akademis
akan
menambah
pengetahuan mahasiswa dalam memahami konsep hubungan antara
social performance dengan risiko perusahaan. Sehingga diharapkan
penelitian
ini memberikan konstribusi dalam
perkembangan teori
keuangan.
2. Manfaat Praktis
Kepentingan
perusahaan
dalam
menerapkan
strategi
social
performance kaitannya dengan risiko perusahaan akan dapat dibuktikan
melalui penelitian dengan harapan konsep ini akan menjadi pilihan
strategi
perusahaan
dalam
menghadapi
persaingan
yang
ada
Download