I'i l (l t ) ; l r \ $ ISSN: 1978-4538 Vofume7, NomorL,luni20!2 Daftar Isi l. IdentifikasiKebutuhansoft skill MahasiswaProgramStudiPendidikan t-14 MatematikaFMIPA UNY Dalam RangkaMembentukInsanCendekia, Mandiri, Dan Bernurani Elly Arliani, Kana Hidoyati 2. Polinom SigmaDelta Dan IdealPrim Dari Gelanggang Pembentukan t 5 -2 2 Miring Amir Kamal Amir 3. KestabilanGlobal BebasPenyakitFlu Singapura(Hand,Foot And Moutlr z)-)L Disease\BerdasarkanModel Seirs Eminugroho RatnaSari 4. r' EvaluasiDistribusiGabunganMenggunakanAlgoritma KonvolusiDan 33-42 RekursiPanjer Rosita Kusumawati 5. DesainElearningAdaptif BerbasisCognitiveStyleUntuk Pembelajaran 43-56 MatematikaSMA KelasXII IPA Kuswari Hernawati 6. Vertex AntimagicTotal LabeiingPadaGraphMulticycle 57 -64 Dominikus Arif Budi Prasetyo 7- ConstructionA Coring From TensorProductOf Bialgebra 65 -72 Nikken Prima Puspita, SitiKhabibah 8. MeningkatkanHasil BelajarMatematikaSiswaDenganPembelajaran 73-82 MenggunakanAplikasi Moodle Abdul Muin Dan Rizki Mauliyo Ulfah 9. Teori Graf PadaAnalisisJejaringSosialDenganMenggunakan Penerapan 83- 100 Micr osoft Micr osoft Nodexl Nur Insani dan Nur Hadi WarYanto Model BahanAjar KalkulusVektor Berdasarkan 10. Pengembangan MatematikaKnisley SebagaiUpayaMeningkatkan Pembelajaran KompetensiMatematikaMahasiswa Endang Dedy, Endang Mulyana, Eyus Sudihartinih l0 r - 1 1 2 Vol. 7, No. 1, Juni 2012 KESTABILAN GLOBAL BEBAS PENYAKIT FLU SINGAPURA (Hand, Foot and Mouth Disease) BERDASARKAN MODEL SEIRS Eminugroho Ratna Sari Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Karangmalang, Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian mengenai penyebaran HFMD pertama dilakukan menggunakan model SIR. Pada model ini, populasi individu yang sebenarnya telah terinfeksi tetapi belum menunjukkan gejala-gejala penyakit tidak dijelaskan. Dalam paper ini akan dibahas mengenai pembentukan model matematika dari penyebaran penyakit HFMD menggunakan model SEIRS. Adanya penambahan kelas populasi E (Exposed) untuk melengkapi kekurangan pada model sebelumnya. Berdasarkan model, diperoleh titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik. HFMD tidak akan mewabah jika R0 < 1 . Selanjutnya dilakukan simulasi menggunakan MAPLE 13. Kata Kunci: flu Singapura (HFMD), model SEIRS, titik ekuilibrium, La Salle Liapunov, stabil asimtotik global Abstract Research on the spread of HFMD first performed using SIR models. In this model, population of individuals who have been infected but has not shown any symptoms of the disease has not been clarified. In this paper we will discuss the establishment of a mathematical model of the spread of HFMD SEIRS model. There is an additional class of population E (Exposed) to supplement deficiencies in the previous model. Based on the model, there are the disease-free and the endemic equilibrium point. HFMD will not outbreak if R0 < 1. Furthermore, the simulations are made using MAPLE 13. Keywords: flu Singapore (HFMD), model SEIRS, the equilibrium point, La Salle Liapunov, global asymptotic influenza kembali bermutasi yang dikenal A. Pendahuluan Influenza adalah penyakit pernapasan dengan Asian Flu dan wabah global yang sangat menular dan disebabkan oleh kembali terjadi. Pada tahun 1968, virus flu virus influenza. Sementara virus influenza kembali terdiri dari 3 tipe, yaitu A, B dan C. Virus menyebabkan influenza yang paling berbahaya adalah dikenal dengan Hongkong Flu. (Riri, tipe A karena dapat menginfeksi hewan 2008). Virus influenza ini terus mengalami dan manusia. Virus influenza A juga selalu perubahan genetik hingga pada tahun 1972 mengalami mutasi (perubahan genetik) muncul menghasilkan virus influenza baru yang kemudian lebih berbahaya dari sebelumnya yang bisa penyakit Flu Singapura. mengakibatkan wabah epidemik bahkan mengatasi mutan wabah virus dikenal mutasi dan pandemik, yang influenza sebagai yang penyebab Penyakit flu singapura atau dalam pandemik influenza. Seperti pada tahun bahasa 1918, yang penyakit Hand, Foot and Mouth Disease disebabkan virus influenza, yang disebut (HFMD) merupakan penyakit infeksi yang dengan Spanish Flu. Tahun 1957, virus seringkali menyerang anak-anak usia 2 terjadi wabah pandemik kedokteran disebut sebagai 23 Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R) minggu sampai 5 tahun (bahkan hingga 10 lain, bahkan dari tahun ke tahun terus tahun). Orang dewasa umumnya kebal mengalami peningkatan jumlah penderita. terhadap penyakit yang mempunyai masa Tabel 1. Penyebaran HFMD di inkubasi 2 – 5 hari ini. HFMD disebabkan Beberapa Negara oleh Coxsackievirus A type 16 (CV A16) (Wikipedia, 2012 untuk HFMD dan Roy, dengan bermacam-macam strain, yaitu 2012) coxsackievirus A5, A7, A9, A10, B2 dan B5. Namun demikian, yang menyebabkan pandemik adalah Enterovirus 71 (EV-71). Tahun 1997 1998 Negara Jumlah kasus HFMD Sarawak, 2626 terinfeksi dan 31 Malaysia meninggal Taiwan 405 terinfeksi, 78 (Roy, 2010). meninggal Penularan penyakit HFMD ini melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet, pilek dan air mungkin terjadi, Sarawak, 14423 terinfeksi dan 13 Malaysia meninggal 2008 Cina 25000 terinfeksi dan 42 liur. Penularan melalui kontak tidak langsung juga 2006 misalnya meninggal 2008 Singapura 2009 Indonesia 2600 terinfeksi Beberapa kasus teridentifikasi dan berakhir penggunaan handuk, baju, peralatan makan dan mainan secara bersama-sama. fatal (meninggal) 2010 Cina 115000 kasus dilaporkan, 773 diantaranya mengalami Biasanya penyakit ini muncul pada musim komplikasi dan 50 panas. (CDC, 2012) Gejala-gejala yang meninggal timbul untuk terserang penyakit HFMD antara lain, Tabel 2. Rasio Penyebaran HFMD di demam selama 2 – 3 hari, disertai tidak ada Beberapa Negara (WHO, 2012) nafsu makan, pilek dan gejala seperti flu Negara Jumlah Kasus Rasio HFMD (2012/ pada umumnya. Selanjutnya akan muncul sariawan (pada lidah, gusi, pipi sebelah 2011 2012 2011) Cina 34709 99052 2,9 Jepang 7819 6707 0,9 Korea 170 200 1 Singapore Medical Journal, bahwa pada Singapura 4800 16345 3.4 awal kemunculan HFMD di Singapura Vietnam - 43196 dalam) dan timbul ruam di tangan dan kaki. Menurut Shah et all (2003) dalam pada tahun 1972, penyakit ini menginfeksi 104 anak-anak dalam 3,5 bulan. Penyakit Berdasarkan Tabel 1 dan 2, tampak ini semakin meluas ke beberapa negara bahwa HFMD telah menjadi ancaman bagi penduduk 24 dunia. Jika dilakukan Vol. 7, No. 1, Juni 2012 penanganan yang tepat, anak-anak yang menyatakan populasi yang rentan, kelas E terserang penyakit ini bisa sembuh, tetapi menyatakan dapat terinfeksi kembali dengan strain sebenarnya telah terinfeksi penyakit tetapi virus yang berbeda. Namun, jika terjadi belum menunjukkan gejala-gejala penyakit komplikasi dapat menyebabkan radang (disebut juga dengan kelas laten), kelas I selaput otak dan radang otot jantung yang menyatakan populasi yang terinfeksi, dan mengarah pada kematian. Untuk itu, kelas R menyatakan populasi yang telah diperlukan analisa mengenai dinamika sembuh dari penyakit. penyakit HFMD agar penyebarannya dapat Selanjutnya, dicegah atau diminimalisir. Wang dan Sung jumlah individu dimisalkan yang S (t ) menyatakan jumlah individu dari kelas (2007) telah menganalisa penyakit HFMD berdasarkan model SIR. Dalam penelitiannya belum dijelaskan mengenai populasi individu yang sebenarnya telah terinfeksi penyakit tetapi belum menunjukkan gejala-gejala yang rentan pada saat t , E ( t ) menyatakan jumlah individu yang sebenarnya telah terinfeksi penyakit tetapi belum menunjukkan gejala-gejala penyakit pada saat t (disebut juga dengan laten atau I (t ) penyakit. Dalam paper ini, akan dianalisa terpapar), mengenai penyebaran penyakit HFMD dari individu dari kelas yang terinfeksi dan sudut menular pandang matematika sehingga pada menyatakan saat t, dan jumlah R (t ) setelah dilakukan identifikasi perilaku menyatakan jumlah individu dari kelas penyakit di sekitar titik ekuilibrium dapat yang sembuh pada saat t. diketahui kapan HFMD akan menghilang dan kapan akan mulai menyebar. Analisa yang akan digunakan adalah model SEIRS. Dalam hal ini populasi individu yang sebenarnya telah terinfeksi penyakit tetapi belum menunjukkan gejalagejala penyakit akan berada pada “kelas” tersendiri yaitu kelas E. Selanjutnya, penderita yang telah sembuh dapat kembali rentan terhadap HFMD. B. Formulasi Model Pada Model SEIRS, populasi dibagi menjadi 4 kelas yaitu kelas S untuk Pada model ini, laju kelahiran dan laju kematian alami dinotasikan dengan α . Sementara laju kematian karena HFMD dinotasikan dengan µ. Diasumsikan bahwa semua bayi yang lahir, masuk ke dalam kelas S. Karena individu yang rentan setelah terjadi kontak dengan individu terinfeksi akan berada dalam masa inkubasi, sehingga akan masuk ke dalam kelas E. Selanjutnya jika individu tersebut telah menunjukkan gejala-gejala penyakit, artinya individu telah terinfeksi, maka masuk kelas I, dengan laju δ . 25 Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R) Individu yang telah sembuh akan masuk ke strain yang berbeda, maka individu yang dalam kelas R dengan laju γ . Oleh karena, sudah masuk kelas R masuk kembali ke individu yang pernah terkena penyakit dalam kelas S dengan laju λ . Hal inilah HFMD bisa terkena lagi tetapi dengan mengapa model ini disebut dengan SEIRS. Dari asumsi dapat digambarkan dalam diagram transfer sebagai berikut: α α α βI S α δ E I µ γ λ R α Gambar 1. Diagram transfer model SEIRS Selanjutnya, berdasarkan diagram Populasi total dari Model (1) adalah transfer tersebut diperoleh model SEIRS S + E + I + R = 1. untuk HFMD sebagai berikut: C. Titik Ekuilibrium dS = α − β SI − α S + λ R dt (1.a) dE = β SI − α E − δ E dt (1.b) dI = δ E −α I − µI − γ I dt (1.c) dR = γ I − λR −α R dt (1.d) Berdasarkan Sistem (1) dapat diperoleh dua jenis titik ekuilibrium yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan endemik yang dapat dijelaskan dalam lemma berikut. Lemma 1. (i) Jika I = 0 , maka Sistem (1) mempunyai titik ekuilibrium bebas penyakit, P0 = (1,0,0,0 ) . (ii) , I∗ = 26 Jika I ≠ 0 , maka Sistem (1) mempunyai titik ekuilibrium endemik, P = ( S ∗ , E ∗ , I ∗ , R∗ ) dengan S∗ = ( α + δ ) (α + µ + γ ) , β δ E∗ = (α + µ + γ ) I ∗ , αβδ − α (α + δ )(α + µ + γ ) γ (λ + α ) I∗. , R∗ = β (α + δ )(α + µ + γ )( λ + α ) − λγδ (λ + α ) δ Vol. 7, No. 1, Juni 2012 I =0 Bukti: (i) Sistem (1) akan mencapai titik ekuilibrium Persamaan (3) dan (2.d), maka diperoleh dS dE dI dR = 0, = 0, = 0, =0, dt dt dt dt jika sehingga Sistem (1) dapat ditulis Jika E = 0 dan (2.a) β SI − α E − δ E = 0 (2.b) δ E −α I − µI − γ I = 0 (2.c) γ I − λR −α R = 0 (2.d) ), maka dari Persamaan (3) diperoleh (2.b), maka diperoleh (α + µ + γ ) I = 0 . β SI − (α + δ ) δ Akibatnya β δ R∗ = γ (λ + α ) I∗ S= Jika . (5) (α + δ ) (α + µ + γ ) β atau I = 0 . titik Persamaan (2.a) diperoleh ekuilibrium dengan (α + δ ) ( α + µ + γ ) = β berturut-turut δ seperti dan δ αβδ − α (α + δ )(α + µ + γ ) (λ + α ) β (α + δ )(α + µ + γ )( λ + α ) − λγδ diperoleh (6) D. Kestabilan Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Pada paper ini hanya akan dibahas dan pada ∗ ∗ E ,I ,R ∗ Persamaan mengenai kestabilan Sistem (1) di sekitar titik ekuilibrium bebas penyakit HFMD, yang dijelaskan dalam lemma berikut. (4),(6),(5). Artinya penyakit HFMD masih ada dalam populasi. (4) berdasarkan Persamaan (5), maka dari P = ( S ∗ , E ∗ , I ∗ , R∗ ) S δ diperoleh (α + δ ) (α + µ + γ ) S= ∗ (α + µ + γ ) I ∗ dan dari Persamaan (2.d) diperoleh Persamaan Jadi, artinya Jika I ≠ 0 ( dinotasikan dengan I ∗ (ii) Jika Persamaan (3) disubtitusikan ke I∗ = P0 = (1, 0, 0, 0 ) , populasi bebas penyakit HFMD. (3) δ jika S = 1 . Jadi, diperoleh titik ekuilibrium E∗ = (α + µ + γ ) I Selanjutnya, ke disubtitusikan ke Persamaan (2.a), maka Berdasarkan Persamaan (2.c) diperoleh E= R =0. diperoleh α − β SI − α S + λ R = 0 disubstitusikan □ Lemma 2. (i) Jika R0 = βδ < 1, (α + δ )( µ + γ + α ) maka titik ekuilibrium P0 = (1, 0, 0, 0 ) stabil asimtotik global. 27 Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R) R0 = (ii) Jika βδ > 1, (α + δ )( µ + γ + α ) maka titik ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 ) tidak stabil. Bukti: Matriks Jacobian di sekitar titik ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 ) adalah −α 0 J P0 = 0 0 0 − (α + δ ) δ 0 −β 0 0 − ( λ + α ) λ β − (α + µ + γ ) γ (7) Persamaan karakteristik dari (7) yaitu J P0 − kI = 0 , dengan k adalah nilai eigen, −α − k 0 0 − (α + δ ) − k 0 δ 0 0 − (α + δ ) − k ⇔ ( −α − k ) −β λ β 0 =0 − (α + µ + γ ) − k 0 γ − (λ + α ) − k β 0 − (α + µ + γ ) − k 0 =0 γ − (λ + α ) − k δ 0 ⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) − (α + δ ) − k δ β =0 − (α + µ + γ ) − k ⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) ( − (α + δ ) − k ) ( − (α + µ + γ ) − k ) − βδ = 0 ⇔ ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) k 2 + (α + δ + α + µ + γ ) k + (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ = 0 . (8) Persamaan (8) dapat ditulis menjadi ( −α − k ) ( − ( λ + α ) − k ) k 2 + Ak + B = 0 , A = (α + δ + α + µ + γ ) dengan sedangkan nilai-nilai eigen yang lain merupakan akarakar dari k 2 + Ak + B = 0 . 28 βδ . (α + δ )( µ + γ + α ) (i) Perhatikan bahwa pada Persamaan (9) Persamaan (8) diperoleh nilai-nilai eigen k1 = −α dan R0 = didefinisikan dan B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ . Berdasarkan k2 = − ( λ + α ) , Selanjutnya (9) nilai A = (α + δ + α + µ + γ ) > 0 . Karena diketahui bahwa R0 < 1 , maka nilai B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ βδ = 1 − (α + δ )(α + µ + γ ) (α + δ )(α + µ + γ ) = (1 − R0 )(α + δ )(α + µ + γ ) > 0 Vol. 7, No. 1, Juni 2012 Di lain pihak, berdasarkan Kriteria Routh = ( R0 − 1)(δ + α )(α + µ + γ ) I Hurwitz (Eminugroho, 2009), pembuat nol Karena diketahui R0 < 1 , maka V ( x ) < 0 dari Persamaan (9) akan bernilai negative jika A > 0 dan B > 0 . Hal ini berarti untuk setiap x = ( S , E , I , R ) ∈ 4 dan x semua nilai eigen Persamaan (8) bernilai bukan negatif x ≠ (1, 0, 0, 0 ) . akibatnya titik ekuilibrium P0 = (1, 0, 0, 0 ) stabil asimtotik lokal. Untuk meninjau kestabilan global, didefinisikan fungsi Liapunov 4 + V : → dengan = {( S , E , I , R ) : S + E + I + R ≤ 1} dan 4 + V ( x ) = δ E + (δ + α ) I . (10) Diperhatikan bahwa fungsi V : 4+ → pada Persamaan (10) memenuhi: a. Fungsi V kontinu dan mempunyai turunan-turunan parsial yang kontinu pada 4 . titik d. Untuk ekuilibrium, yaitu x = (1, 0, 0, 0 ) , maka diperoleh V ( x ) = 0 . Oleh karena a, b dan c terpenuhi, maka berdasarkan Teorema La Salle Liapunov (Hsu, 2005), terbukti bahwa titik ekuilibrium P0 = (1,0,0,0 ) stabil asimtotik global. (ii) Diperhatikan Karena diketahui Persamaan (9). R0 > 1 , jelas bahwa persamaan kuadrat pada Persamaan (9) b. Fungsi V definit positif. mempunyai diskriminan lebih besar dari c. Jika kedua ruas dari Persamaan (10) nol. Jika k3 dan k4 merupakan akar-akar diturunkan terhadap t, maka diperoleh dari Persamaan (9), maka diperoleh k3k4 = B = (α + δ )(α + µ + γ ) − βδ ∂V dS ∂V dE ∂V dI ∂V dR V ( x ) = + + + ∂S dt ∂E dt ∂I dt ∂R dt βδ = 1 − (α + δ )(α + µ + γ ) dI dE =δ + (δ + α ) (α + δ )(α + µ + γ ) dt dt = (1 − R0 )(α + δ )(α + µ + γ ) = δ ( β SI − α E − δ E ) + (δ + α )(δ E − α I − µ I − γ I ) = δβ SI + (δ + α )( −α I − µ I − γ I ) = (δβ S − (δ + α )(α + µ + γ ) ) I Karena diketahui R0 > 1 , maka k3k4 < 0 , artinya akar-akar Persamaan (9) berbeda δβ S = − 1 (δ + α )(α + µ + γ ) Itanda ( k3 positif dan k4 negative, atau (δ + α )(α + µ + γ ) sebaliknya). Jadi, jika R0 > 1 , maka Persamaan (8) mempunyai satu nilai eigen δβ ≤ − 1 δ + α )(α + µ + γ ) I (δ + α )(α + µ + γ ) ( , karena 0 < S ≤ 1 yang positif, sehingga titik ekuilibrium P0 = (1, 0, 0, 0 ) tidak stabil. □ 29 Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R) E. Simulasi Numerik diberikan Sistem persamaan diferensial untuk simulasi untuk nilai R0 meningkat. Nilai-nilai parameter diberikan HFMD (1) dapat diselesaikan secara sebagai berikut α = 0.1; λ = 0.1; δ = 0.98; numerik dengan MAPLE 13. Berikut akan µ = 0.2; γ = 0.2 . Jadi diperoleh Gambar 2. Simulasi Sistem (1) dengan nilai Gambar 3. Simulasi Sistem (1) dengan nilai β = 0.3 β = 0.5 Jika nilai-nilai parameter dengan β = 0.3 disubstitusikan pada Sistem (1), maka diperoleh R0 = 0.54 . Berdasarkan Gambar 2, tampak bahwa perilaku solusi akan menuju ke titik ekuilibrium P0 sesaat setelah t = 30 . Pada saat nilai R0 = 0.9 , dari Gambar 3 tampak bahwa solusi akan menuju P0 sesaat setelah t = 45 . Artinya, pada saat nilai R0 semakin besar tetapi masih kurang dari satu, maka semakin lama HFMD akan menghilang dari Gambar 4. Simulasi Sistem (1) dengan nilai β = 0.998 populasi. Di lain pihak, ketika R0 > 1 , maka HFMD masih akan ada dalam populasi. Seperti tampak pada Gambar 4 berikut 30 F. Kesimpulan Diberikan model matematika untuk penyebaran HFMD seperti pada Sistem (1) Vol. 7, No. 1, Juni 2012 berdasarkan model SEIRS. Berdasarkan Eminugroho R, (2009), Analisa Kestabilan Sistem (1) diperoleh dua titik ekuilibrium Model SIRC Untuk Influenza Tipe A, yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan Jurnal titik ekuilibrium endemik. Menggunakan Diponegoro. Vol. 12 No. 3: 122-127. teorema La Salle Liapunov, telah Matematika Universitas Riry Sriningsih, 2008, Dinamika Dua Jenis ditunjukkan bahwa titik ekuilibrium bebas Influenza penyakit stabil asimtotik global. Artinya, Immunity Parsial Simetri, Tesis tidak suatu saat HFMD akan benar-benar hilang dengan Isolasi dan Cross- dipublikasikan, UGM. Roy, N., Halder, N., (2010). Compartmental dari populasi. Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, HFMD tidak akan ada lagi dalam populasi atau masih ada, tergantung dari nilai laju kontak. Jika laju kontak individu yang rentan menjadi terpapar dan individu terpapar menjadi terinfeksi kurang dari laju kematian alami, laju kematian karena HFMD, laju kesembuhan dan laju transmisi sehingga individu yang telah sembuh kembali rentan HFMD, maka pada waktu tertentu HFMD akan menghilang dari populasi. Jika sebaliknya, maka Modeling of Hand, Foot and Mouth Infectious Disease (HFMD). Research Journal of Applied Sciences. Vol. 5 No. 3: 177-182. Roy, N., (2012). Mathematical Modelling of Hand-Foot-Mouth Disease: Quarantine as a Control Measure. IJASETR Research Paper ISSN: 1839-7239. Vol. 1 Issue 2 Article 4. Shah, V.A., C.Y. Chong, K.P. Chan, W. Ng., A.E.Ling. (2003). Clinical Characteristics of an Outbreak of Hand, Foot, and Mouth Disease in Singapore. Singapore Medical Journal. Vol. 32 No. 3: 381-387. HFMD tetap akan ada dalam populasi. Wang, Y.C. and F.C. Sung. (2007). Modeling the G. Daftar Pustaka Infections Taiwan. Hsu, Sze-Bi. (2005). A Survey of Constructing Lyapunov Functions for Mathematical for Enteroviruses in Institute of Taiwan: Environmental Health, National Taiwan University College of Public Health. Models in Population Biology. Taiwanese Journal of Mathematics. Vol. 9 No. 2 pp. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). 151-173 About HFMD http://www.cdc.gov/hand-footEminugroho, (2009), Modeling the Eradication of Aedes Aegypti with Sterile Insect Technique, Proceedings of IICMA, Gadjah Mada University, Yogyakarta, pp 301-312. mouth/about/index.html diakses tanggal 22 Mei 2012 Wikipedia. HFMD. http://en.wikipedia.org/wiki/Hand,_foot_a 31 Kestabilan Global Bebas Penyakit…(Eminugroho R) nd_mouth_disease diakses tanggal 22 Mei 2012. WHO, (2012), Hand, Foot and Mouth Disease Update, http://www.wpro.who.int/entity/emerging_ diseases/HFMD/en/index.html tanggal 22 Mei 2012. 32 diakses