PEMANFAATAN ENERGI MATAHAR! SEBAGAI CATU DAYA PADA BASE TRANCEIVER STATION (BTS) MAKROCELL Badaruddin, Sugiharto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta ABSTRAK Energi matahari / surya merupakan sumber daya alternatif yang prospektif, karena energi matahari/surya merupakan sumber energiyang dapat diperbaruidan tidak menimbutkan potuii. Potensi energi matahari lndonesia yang berada di jalur katutistiwa memungkinkan penggunaan secara langsung pada bangunan BTS sebagai pengganti catu daya dari pLN untuk memenuhi kebutuhan manusia, khususnya sebagai sarana telekomunikasi. Pembahasan dari penulisan skriosi ini mengenai proses pemanfaatan energi matahari menjadi energi listrik sebagai catu daya pada Base Tranceiver Station (BTS) Makrocell Telkomset dengan kapasitas daya Photovoltaic 13600 Wp. di Kata Kunci : Pembangkit Listrik Tenaga Surya I. 2. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LANDASAN TEORI PLTS 2.1 Modul Surya (Photovoltaic) Jika Pembangkit dicermati dengan baik, energi matahari sangat besar manfaatnya. Misalnya, dengan menggunakan Kollektor Surya kita dapat mengeringkan ikan, jagung, kacang, dan memanaskan air, serta Panel Sel Surya (Solar Cell) dibangun dapat Surya dari susunan panel sel photovoltaic secara berjajar dalam jumlah digunakan sebagai alat pembangkit tenaga listrik. Kalau saja energi matahari ini dapat digunakan dengan Lishik Tenaga merupakan sistem pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas matahari diubah menjadi tegangan listrik dengan menggunakan sel photovoltaic. PLTS yang relatif banyak untuk baik maka memperoleh tegangan keluaran yang sesuai. dapat mengurangi pemakaian energi listrik dari (Perusahaan Listrik Negara), mengingat kondisi sekarang sedang menghadapi krisis energi listrik PLN 1.2. Tujuan Penelitian Gambar Tujuan dari pembuatan suatu sistem pemanfaatan energi matahari sebagai catu daya pada BTS Telkomsel adalah : '1. Untuk menghasilkan energi listrik alternatif yang ramah lingkungan sebagai pengganti energi listrik utama '1. Contoh sel photovoltaic I dari PLN. 2. Untuk mengurangi dampak polusi asap dan bising yang ditimbulkan dari Gambar 2. Desain dan prinsip kerja sel photovoltaic Notes: charge separation: recombination; pemakaian mesin diesel/genset sebagai 1 2 3 4 pembangkit energi listrik. 3. Untuk mengurangi pemakaian energi yang berasal dari fosil seperti : minyak bumi, batubara, uranium dll yang merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui. unused photon energy reflection and shading caused by front contacts. 285 (e.g. transmission); 2.2 Baterai Charge Regulator (Controller) ketinggian dari permukaan laut, Azimuth adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller mengatur over charging (kelebihan pengisian - karena baterai sudah 'penuh') dan kelebihan Tegangan dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse Width Modulation (PWM) untuk (Kemiringan Site),Tracking dll. Solar Charge Controller /BCR mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. 2.3 Baterai Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik arus searah DC). Berdasarkan aplikasi maka baterai dibedakan untuk automotif, ( marine dan deep cycle. Deep cycle itu meliputi baterai yang biasa digunakan untuk PV (PhotoVoltaic ) dan back up power. Sedangkan secara konstruksi maka baterai dibedakan menjadi type basah, gel dan AGM ( Absorbed Gtass Mat ). c, Solar Power Meter berfungsi Untuk Mengukur lntensitas Matahari (W/m2) d. Anemometer berfungsi Untuk Mengukur Kecepatan Angin (m/s) dan Arah angin. e. Termohygrometer berfungsi Untuk mengukur suhu (oC) dan Kelembaban f. Clamp Ampere berfungsi udara (%). Untuk mengukur Tegangan(Volt), Arus (A), Tahanan (Ohm). I, Solar Pathfinder berfungsi Untuk mengukur shading/bayangan benda yang menghalangi sinar matahari. h. Kompas berfungsi Untuk mengukur arah mata angin dan Azimuth 3.1.2 Menentukan titik kordinat Langkah pertama untuk mengetahui posisi lokasi yang akan kita datangi adalah dengan menentukan titik kordinat posisi lokasi tersebut, kemudian dapat kita lihat dengan bantuan Google Earh letak posisi lokasi yang kita cari seperti terlihat pada gambar 6. dibawah ini. Kemudian setelah kita mengetahui posisi G lokasi yang kita cari, untuk mengetahui Titik 2.4 lnverter lnverter adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat mengubah atau mengkonversikan tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternatung Current) baik satu fasa maupun tiga fasa. lnverter dapat digunakan sebagai: PERANCANGAN PLTS SEBA GA! BTS 3. kordinat, ketinggian lokasi, untuk itu kita menggunakan GPS. Seperti terlihat pada Titik Kordinat o a1t 1i ot, CATU DAYA PADA MAKROCELL TELKOMSEL 3.1 Survey Lokasi Langkah awal untuk merancang dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) harus dilakukan Survey tokasi tempat PLTS tersebut akan dipasang, sebagai dasar apakah PLTS tersebut memungkinkan dapat di pasang dan menghasilkan daya maksimal yang di butuhkan untuk mensupplai beban di lokasi tersebut. 3.1.1 Persiapan alat ukur yang digunakan a. Roll Meter berfungsi untuk mengukur luas lokasi site. b. GPS berfungsi Untuk mengukur Titik kordinat lokasi site, Arah mata Angin, Gambar 4. Menunjukkan titik kordinat dan ketinggian dari permukaan laut. 3.1.3 Pengukuran Luas Lahan Pengukuran yang dilakukan adalah menentukan luas lokasi site dan jarak antara peralatan existing yang sudah terpasang dilokasi untuk menentukan apakah PLTS dapat di pasang di tokasi tersebut. Seperti pada gambar di bawah. 3.1.4 Pengukuran lntensitas Matahari Pengukuran besarnya lntensitas Matahari (W/m') dilakukan selama t hari dengan interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan menggunakan Solar Power meter seperti pada gambar 10. dibawah ini 3.1.6 Pengukuran suhu & Kelembaban Udara Pengukuran besarnya Suhu ("C) dan Kelembaban udara (%r.h) dilakukan selama t hari dengan interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan Gambar 5. Pengukuran intensitas Matahari Data Pengukuran lntensitas Matahari yang di dapat selama t hari dapat dilihat pada tabel 1. dibawah ini. Tabel.l Hasil Pengukuran Intensitas Matahari- I 2 3 4 5 6 6:00 7:00 8:00 9:00 7 10:00 'l 1:00 12:00 B '13:00 I 't4:00 10 15:00 16:00 17:00 11 12 61.8 101 .5 155.4 342 617 005 935 907 447 1 728 745 278 menggunakan Alat ukur Termohygrometer seperti Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah 6. dibawah ini Gambar 6 Pengukuran suhu & Kelembaban udara Data Pengukuran Suhu dan kelembaban udara yang di dapat selama hari dapat dilihat pada tabel 3. dibawah ini. t Tabel.3 Hasil Pengukuran suhu 1 6:00 7:00 Kecepatan 2 3 Angin(m/s) dilakukan selama 2 hari dengan 4 3.1.5 Pengukuran Kecepatan Angin Pengukuran besarnya dan kelembaban udara. interval 1 Jam dari Pukul 06:00 sampai dengan 17:00 dengan menggunakan Alat B I 13:00 14:00 10 15:00 11 16:00 12 17:00 31 6 7 Data Pengukuran Kecepatan Angin yang di dapat selama t hari dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini. Tabel.2 Hasil 31 34 32 36 35 35 35 35 33 5 ukur Anemometer 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00 26 27 98 97 87 77 77 72 71 71 70 71 75 76 Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah 3.1.7 Pengukuran Beban Perangkat Pengukuran Tegangan dan Arus dilakukan Pada saat perangkat BTS di suplai dengan baterai dengan menggunakan Clamp Ampere / Multitester. 787 3.2 Perancangan sistem kapasitas PLTS berdasarkan Perhitungan . 1. Menentukan Beban Harian kebutuhan energi setiap hari pada BTS makrosel Telkomsel dapat dilihat pada *keterangan : Data site Telkomsel r = f hari Wh Modul sel surya yang digunakan memiliki spesifikasi teknis terlihat pada tabel 4. dibawah ini. Tabel 4. Data Spesifikasi teknis Modut Solar Cell : - ITEM keseluruhan. : Daya maksimum (Pmax) 2 3 Toleransi Dava Tegangan Open = 1,i 43115 Vtth,:,4af,tl5 ilvh Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem 4 karena 5 dianggap sebesar 15o/o, keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih baru (Mark Hankins, 1991 : 68). Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar: Er ; = - . 43115 + (0,15 x 43115) t3% 44,2Yolt 35,5 Volt 4,79 A 5,2 A Jml Modul PV terhubung seri (Js) ," Jadi total energi sistem yang disyaratkan 170 Wp Circuit (Voc) Maximum Power Point Voltaoe (Vmoo) Maximum Power Point Current ( lmpo) Arus hubung singkat ( lsc) 6 Enl#:ilgi1:e,j,,.$j i eiit9drl ,iji!:: EA + (iiolo x Ee) SATUAN 1 PLTS mensuplai sebesar 100% dari energi Energi beban yang di suplai jam A = 103 Kapasitas lnverter : . 155W NO . 3,7-37A 3.3.1. Modu! Surya l:"' _. 3873 Ah 3.3 Kapasitas PLTS Terpasang x 24tam I't'l=Elgg Te$.Beban " - 4311.5 = Iinv=zzov=0,7A dari BTS Makrocell Bukit Ketok, Propinsi Bangka Belitung. TotalArus Beban dalam - :: :- cb ' t(JaT) =, E b_ _ Teg. Beban _ : 4e V ti "=,1,35 =2Modulsurya Makg tanpa beban(Vmp) ,lfegang.qn ' x Teg Miks modul surya = ,,Vmp ' - Js =2i35,5=TLVolt o Arus beban ,I Heban -^,-_l P Maks Beban= 13635 Wp sebesar 49582 Wh. Kapasitas Daya ModulSurya: . : : Vmp,iiiilli PMaks . 13635 W ii:i.:i:tiit lir: ::irr IMaks=-,G:-=-ZEr=zB4A . Kapasitas Baterai(AH) : ET 495B2Wh AH = Ah' = VS 1751;-: 1103"3Hari otonomi yang ditentukan adalah 3 (tiga) hari, jadi baterai hanya menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of discharge (DOD) pada baterai adalah B0% (Mark Hankins, 1991 :68). . Kapasitas Baterai yang dibutuhkan :. . . nOO .: I IP L,*,,,[p,2,4 ,, 77\t ,: , Beban = I,;p = 792 A ;7fr= : - 40 Modul PV Total Daya yang dihasilkan Modul PV -, x Ip x P maks Modul PV =,lsx 170 Wp = 13600 Wp = 2 x40 Seperti terlihat pada Gambar 7 dibawah ini. O^, Lama Pengisian / charging Baterai ,1, Jml Modul PV terhubung Paralel Ptotal _.: AHx3hari 1033 = = 3873Ah Cb iii=i]:='=ll : cb 3873 Ah t(lam) = I Maks 284 A =,13,jam Lama Back up Baterai / Discharge Baterai ' : 288 Gambar 7. Layout & proposed Solar 8 cdl PENGUJIAN PLTS 4.1 Pengukuran Tegangan dan Arus Tanpa Beban. P-engukuran Tegangan d it a ku ' kan pada ser-iap-Rnav pengukuran dan Arus 6ili"r]' " Output panet I nrra) ' Array 4) Pengukura No Junction Box 1 1 2 J 4 5 7 I _ I 10 Arrav-1 78,0 Arrav-2 Arrav-3 77,1 Arrav-5 Array-6 77,4 Arrav-7 Array-B 77.6 77.3 Array-9 Arrav-'l0 TOTAL 76.s 77,2 77,1 Pengukura No 1 2 3 +, 5 n Voltag Junction Box 2 Array-11 Arrav-12 Array-13 Arrav-14 Array-15 e (Volt) 6 7 Array-16 I 8 Array-18 Array-19 10 Arrav-20 Arrav-17 TOTAL 75,4 76,9 75,4 i 75.1 TZ.6 76,7 76.7 76,6 76,7 76,2 Pengukura No n Junction Box 3 Voltag e (Volt) Arrav-21 77,2 2 Arrav-22 Arrav-23 Arrav-24 77,9 77.5 78,5 77,7 3 4 5 6 Array-25 Arrav-20 76,0 7 Arrav-21 77,6 Arus (Ampere ) 0 0 77,0 0 77.9 77.2 77,6 78,0 76.8 o 0 0 76,6 0 77,3 0 4rray-eq--;777-I-*-ArraV-35 4trray-36 Arrav-37 Array-38 Arrav-39 fqray-40 TOTAL 0 0 erE eban. E o Pengukuran Tegangan dan Arusditakukan padi Jetiap e*V Sistem. . Pengukuran dalam kondisi cuaca _ . Cerah dari pukut(10:00 Tabel.6. pengukuran pada Junction Box (1 Arus _ 14:00 WtBl-' Output priiit't' irlrav - 4) Pengukura (Ampere I 0 4.2 Pengukuran Tegangan dan Arus n No 0 o 0 0 0 0 0 0 2 3 4 5 6 7 0 B Junction Box 1 1 I 0 0 10 Arus (Ampere _ Voltag e (Volt) No 0 0 0 0 0 0 0 ) 56.s krray-2 5,2 57.1 5.1 Array-3 56.8 5,2 4rray-4 56,4 Array-5 57.0 56,3 56.7 3.4 3,7 3.9 2,0 56,1 2.1 Array-6 Arrav-7 Arrav-8 Aqay-9 Array-10 TOTAL 56.s 2.2 56,0 5,1 58,1 29,7 28[' n Voltag e (Volt) (Ampere Junction Box 2 60.1 2 3 _Array-i2 4 5 Anav-l4 60.0 59,9 59.s 6 Anav-15 Array-16 7 furav-l1 59,6 59.5 Anay-13 Arus ) Array-11 1 Arus (Ampere Arrav-1 eengukura ) 1 Array-32 Array-33 I ) 75,0 2 3 4 5 o 7 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76,9 76.9 77,2 _Arrav-i1 8 ) _Array-4 6 Arus (Ampere Voltag e (Volt) 1 I0 Voltag e (Vott) Junction Box 4 pukut (10:00 f;;ob WIE;9"lrldari -^" ,duer c. Hengukuran n n No 0 77.3 77.3 77,3 Pengukura -TOTAL datam ko,ioi.i'-"rr"" pada Junction Box (1 _ 76,8 Array-29 Array-30 10 4, . Array-2E- I 59.2 4.8 4,8 5.1 4,8 2,6 1,8 1.7 I Arrav-18 Arrav-19 10 Arrav-20 B No 59.2 59.2 59.1 TOTAL Pengukura 62,1 n Voltag e (Vott) Junction Box 3 Arrav-21 1 Arrav-22 2 3 4 5 6 Arrav-23 Arrav-24 Arrav-25 7 Arrav-27 I I Arrav-28 10 Arrav-30 TOTAL Arrav-26 Arrav-29 67.8 68,0 66.6 66,9 67.3 66,8 66,5 66,8 66.2 66,8 70.9 Pengukura No 1 2 3 4 5 6 7 8 I 10 1.9 1.9 23,4 Arus Pengukura 4,0 1.5 1,3 1.4 1,2 1,0 1,0 Arrav-32 Arrav-33 Array-34 Arrav-35 Array-36 Arrav-37 Arrav-38 Array-39 Arrav-40 TOTAL 1,5 1.3 ) 1,1 1.3 1.3 1.1 1.2 1.4 1,3 10,4 . pada kondisi Berbeban Posisi MCB BateraiON Tabel 7. Hasil Pengukuran BCR No Charge Voltag e (Volt) Controller 1 Apollo 1 (Master) Apollo 2 2 (Slave-1) 3 (Slave-2) 4 Apollo 3 Apollo 4 (Slave-3) 2 3 lnverter TOTAL 51,1 67.2 51,1 63,1 49,7 0,9 50.6 131,2 ) Arus 1.1 n Baterai Beban / Load lnput 1 (Ampere 1,2 57.1 Pengukura Output / Beban Arus Voltag e (Volt) 13,6 4.3 Pengukuran Tegangan dan Arus Baterai Charge Controller (BCR). Pengukuran Output Charge Controller o n 1,0 57,2 65,0 No 0.9 Arrav-31 56,8 56.6 56,6 56.5 56,5 56,4 56.4 56,3 OutPutBeban ) (Ampere Junction Box 4 4.4 Pengukuran Output beban dan Baterai Tabel 9. Hasil Pengukuran (Ampere Voltag e (Volt) n TOTAL lSg,Sl116,4 1.7 Arus (Ampere ) 58,7 23,8 63,5 17,5 57,4 35,2 58,4 39,9 5. Kesimpulan 1. Dari hasil pengukuran didapat besarnya tegangan rata-rata yang diperoleh dari keempat junction box sebesar 77 Volt dan Arus sebesar 0 A, nilai tegangan diperoleh dari hasil hubungan seri dua buah modul solar cell yang masing-masing memiliki tegangan open circuit (Voc) sebesar 44, 2 Volt per Modul, karena terhubung seri 2 buah modul solar cell, tegangan open circuit menjadi 88,4 Volt pada kondisi intensitas matahari sebesar 1000 W/m', sedangkan dari hasil pengukuran didapat hanya 77 Volt kondisi tanpa beban, yang dipengaruhi besarnya intensitas matahari sebesar 871Wlm'. Dan besarnya arus 0 A, dikarenakan kondisi pengukuran tanpa beban sehingga tidak ada arus yang mengalir. 2. Dari hasil pengukuran didapat besarnya tegangan rata-rata yang diperoleh dari keempat iunction box sebesar 64 Volt dan Arus sebesar 77,1 A, nilai tegangan diperoleh dari hasil hubungan seri dua buah modul solar cell yang masing-masing memiliki maksimum power point voltage (Vmpp) sebesar 35,5 Volt per Modul, karena terhubung seri 2 buah modul solar cell, tegangan Vmpp menjadi 71 Volt pada kondisi intensitas matahari sebesar 1000 W/m2, sedangkan dari hasil pengukurar, didapat hanya 64 Volt kondisi berbeban, yang dipengaruhi besarnya intensitas matahari sebesar 901 W/m'. Dan besarnya arus 77,1 A, yang dipengrult deh besarnya beban yang di supplai. DAFTAR PUSTAKA Buresh, M., (1983). Photovoftab Energy System Design ,and ln*ailatbnUnitedStates of America. McGraw Hill Book Company. Cyril W Lander. (1981). Power Hectonic. Mc Graw-Hill Book Company Limited. Hankins, Mark.1991 . Smaltsotar Etectric Syasfem for Afrika. Motif Creative Art, Ltd Kenya. Lubis, Abubakar dan Adjat Sudrajat. 2006. Listrik Tenaga Eurya Fotovoltaik. BPPT Press, Jakarta. Nayar.C., Tang. M,, Suponthana. W, (2007), A Simulation PV/Wind/Dieset Microgrid Sysfem for Teaching. paper presented at Proceedings of the AUPEC Conference. Perth. 251