Invertebrata - WordPress.com

advertisement
Porifera
Disusun oleh :
Assyfaul Mukarromah
Aulia Ainul Wardah
Awi Jaya
Deni Hamdani
Elis Sulastri
Fitriyani Elia Purwati
Imas Fartilah
(1211702008)
(1211702009)
(1211702010)
(1211702011)
(1211702022 )
(1211702029)
(1211702038)
Porifera
Porifera atau spons atau hewan berpori adalah sebuah
filum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana. Karena
hewan ini memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau
spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.
Porifera hidup di air laut dan air tawar, tapi kebanyakan hidup di
laut mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga
kedalaman 5,5 km hidupnva selalu melekat pada substrat (sesil)
dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas.. Bentuk
tubuhnya seperti tabung atau jambangan bunga yang bersifat
simetris radial. Di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang
disebut spongosol. Hewan ini merupakan hewan multiseluler
purba alias paling sederhana struktur tubuhnya ketimbang
filum-filum hewan multi seluler yang lain.
Tubuh spons terdiri dari jelly- seperti mesohyl terjepit di antara
dua lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel
terspesialisasi yang dapat berubah menjadi sel-sel khusus, spons
yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat
berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel
utama dan mesohyl dalam proses. Spons tidak memiliki saraf,
pencernaan atau sistem peredaran darah. Sebaliknya, sebagian besar
mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka
badan untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk
menghilangkan limbah, dan bentuk tubuh mereka yang diadaptasi
untuk memaksimalkan efisiensi dari aliran air. Semua sessile air
hewan dan, meskipun ada spesies air tawar, yang sebagian besar
adalah laut (air garam) spesies, mulai dari zona pasang surut sampai
kedalaman lebih dari 8.800 meter (5,5 mi). Sementara sebagian besar
sekitar 5,000-10,000 dikenal spesies memakan bakteri dan partikel
makanan lainnya di air, beberapa host photosynthesizing mikroorganisme sebagai endosymbionts dan aliansi ini sering
menghasilkan lebih banyak makanan dan oksigen dari yang mereka
konsumsi. Beberapa jenis spons yang hidup di lingkungan makanan
miskin telah menjadi karnivora yang memangsa terutama pada
krustasea kecil.
3.1 Apa yang membedakan karakter spons?

Spons adalah binatang yg tidak bisa bergerak,
mereka tidak memiliki sarap ataupun otot, mereka mempunyai
kontraktil yg ramping atau kurus yg mengelilingi poripori yg
lebih besar akan tetapi sanagt sempit, tipe tipe sel dari spons,
adalah sel koral yg berbeda atau coanocites, pinatocinesis.
Lendir yg mereka miliki dibutuhkan sebagai pelindung,
berbeda dengan binatang yg lainnya, sel sel yg berdampingan
tidak diikat secara bersamaan oleh besmenmembrane.

Poripori kecil melubangi seluruh tubuh (dinamai dengan phylum,
porifera, berarti” bagian inti dari pori”) . air membawa partikel-partikel
makanan masuk ke dalam tubuh oleh beberapa poripori yg kecil (ostia)
kemudian dibawa kedalam oleh pergerakan flagella yg ada didalam sel sel
koral bagian dalam. Sel-sel ini menggiring partikelpartikel makanan dari air
yg kemudian di bawa keluar melalui poripori yg terbesar ‘oscula’. Struktur
dari binatang tersebut menjadi berkembang seiring dengan evolusi.
Susunan-susunannya sesuai dengan prinsip-prinsip pembukaan exhalant.
Skeleton dibuat dari beberapa spikula jenis chalcite atau sigcilica dengan
atrau tanpa protein horni kolagens matriks. Penggunaan silica tersebut
adalah merupakan hal yg unik (langka), sebuah benda yg lebar yg tidak
biasanya dari jenis material skeletal terjadi diantara spesies spons yg
berhubungan dekat. Binatang atau hewan skeleton baik itu jenisnya keras
atau hidrostatik biasanya menjelaskan kontraksi otot menjadi pergerakkan,
hewan spons tidak meiliki otot dan hanya memiliki tambahan skeleton yg
ada untuk menghindari pergerakan yg terjadi. Spikula-spikula mempunyai
fungsi yg sanagt penting untuk menjaga bentk dari spobs tersebut, menjaga
dari poripori yg terbuka dan saluran2 inti.
3.2perbedaan dari jenis-jenis spons yg harus diketahui
Calcarea, dengan spikula berkapur. Mereka terjadi di perairan dangkaln
(Kurang dari 100 meter). Contohnya adalah Leucosolenia dan Grantia (Gambar
3.2b, d).
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal,
spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari serabut
spongin. Tubuhnya berwarna cerah karena mengandung
pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga
untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk
tubuhnya tidak beraturan dan bercabang.Tinggi dan
diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.Seluruh
Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal,
meskipun ada yang di air tawar.Demospongiae adalah satusatunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di
air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang
mencakup 90% dari seluruh jenis porifera. Contoh
Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates
digitalis.
Hexactinellida (dalam bahasa yunani, hexa = enam) atau
Hyalospongiae (dalam bahasa yunani, hyalo = kaca/transparan, spongia =
spons) memiliki spikula yang tersusun dari silika.Ujung spikula berjumlah
enam seperti bintang.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
vas bunga atau mangkuk.Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan
saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 –
1.000 m.Contoh Hexactinellida adalah Euplectella.
Calcarea (dalam latin, calcare = kapur) atau Calcispongiae (dalam
latin, calci = kapur, spongia = spons) memiliki rangka yang tersusun dari
kalsium karbonat.Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder.Tinggi tubuh kurang dari 10
cm.Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air askonoid, sikonoid, atau
leukonoid.
Calcarea hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa
lancifer.
Berikut bentuk tipe saluran air dari porifera : askonoid, sikonoid, dan
leukonoid
3.3 Bagaimana spons bertahan hidup ?
Porifera hidup secara heterotof.Makananya adalah bakteri
dan plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya
berbentuk cairan.Pencernaan dilakukan secara intraseluler di
dalam koanosit dan amoebosit.Habitat porifera umumnya di
laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5
km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya
Haliciona dari kelas Demospongia.Porifera yang telah dewasa
tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada
batu atau benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang
bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera
dianggap
sebagai
tumbuhan.
Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan
generatif. Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua
cara,
yaitu
:
1. Pembentukan tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya
kemudian
terbentuk
individu
baru.
2. Gemmulae (butir benih). Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang
berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat
spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak
menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan
terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air
tawar.
`Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain
untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi
secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah
kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat
gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi
membentuk spons baru Sedangkan perkembangbiakan generatif
berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan gamet jantan
(mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet). Dari peleburan ini
dihasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi larva bersilia.
Perubahan morfologi








Ciri-ciri morfologinya antara lain:
tubuhnya berpori (ostium)
multiseluler
tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada
yang simetri radial.
berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau
tumbuhan
warnanya bervariasi
tidak berpindah tempat (sesil)
Ciri-ciri anatominya antara lain:
memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan
leukonoid
pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan
amoebosit
3.4.2 Perbedaan fisiologis
Perbedaan tersebut dapat ditandai dan dapat dikorelasikan dengan
berbagai ekologi relung. Dalam Demospongiae, misalnya, Mycale adalah
generalis oportunis mudah menjajah situs baru tapi tidak pernah tumbuh dengan
ukuran maksimum yang mungkin, sebagian besar energinya dikhususkan untuk
cepat pertumbuhan dan reproduksi. Tethya sebaliknya bentuk permanen
populasi individu yang besar di lingkungan yang kurang menguntungkan;
energinya disalurkan untuk perlawanan fisik dan mereproduksihanya perlahanlahan.
Satu kelompok yang luar biasa dari spons telah menjadi karnivora: hidup di laut
dalam habitat di mana makanan partikel kecil langka, mereka menangkap
krustasea kecil dengan Velcro-spikula seperti ketagihan dibesarkan. Para
krustasea menjadi terjerat, tumbuh lebih dan secara bertahap dicerna. Ini spons
yang hydroid seperti dalam bentuk (lihat Bab 4) dan telah sepenuhnya
kehilangan choanocytes, ostia, oscula dan saluran air. Mereka dapat diakui
sebagai spons (Demospongiae) hanya dengan mereka spikula dan oleh sifat
lapisan luar. Namun, bentuk umum dan fungsi hewan begitu banyak dibatasi
oleh kesederhanaan struktural tidak memberikan seleksi alam sangat banyak
untuk bekerja pada. Keanekaragaman ditampilkan jauh lebih kuat di biokimia
tingkat.
3.4.3 Biokimia spons
Spons laut memiliki potensi bioaktif yang sangat besar. Selama 50
tahun terakhir telah banyak kandungan bioaktif yang telah ditemukan.
Kandungan bioaktif tersebut dikelompokan beberapa kelompok besar yaitu
antiflammantory, antitumor, immunosuppessive, antivirus, antimalaria,
antibiotik, dan antifouling
 Spons merupakan biota laut potensial untuk menghasilkan senyawa bioaktif.
Porifera mampu menyaring bakteri untuk dimanfaatkan sebagai makanan
dan dicerna secara enzimatik. Senyawa bioaktif yang dimiliki oleh porifera
kemungkinan bermanfaat dalam proses pencernaan, sehingga senyawa
bioaktif yang diperoleh diperkirakan bervariasi sesuai dengan kebiasaan
makan masing-masing jenis porifera.
 Porifera menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder sebagai
hasil dari proses metabolisme. Pembentukan metabolit ini dipengaruhi oleh
faktor lingkungan, dimana diasumsikan bahwa pada kondisi lingkungan
yang berbeda, spesies yang sama belum tentu memiliki kandungan
metabolit yang sama. Metabolit ini memiliki manfaat yaitu sebagai chemical
defense untuk melindungi dirinya terhadap serangan lingkungannya, dengan
kata lain untuk mempertahankan hidupnya dari serangan predator. Manfaat
untuk manusia, sebagai substansi bioaktif untuk obat-obatan, makanan
kesehatan dan kosmetik.

Porifera memiliki potensi yang bermanfaat bagi kehidupan dari
kandungan kimia yang dimiliki oleh tubuhnya. Beberapa bahan kimia ini
telah ditemukan memiliki efek farmasi bermanfaat bagi manusia, termasuk
senyawa untuk obat pernapasan, kardiovaskular, gastrointestinal, anti
inflamasi, antitumor, dan antibiotik. Setiap jenis porifera juga tersusun oleh
kandungan kimia yang berbeda. Misalnya Porifera kapur, Porifera jenis ini
kerangka tubuhnya terbuat dari bahan kristal zat kapur atau CaCO3 dan
Porifera silikat, Porifera jenis ini kerangka tubuhnya terbuat dari bahan
kristal silikat H2 Si3 O7, kristal-kristal yang berbentuk seperti duri, bintang,
mata kail, jangkar dan lain-lain yang biasa disebut specula itu merupakan
hasil bentukan atau sekresi dari sel-sel scleroblast.
Spon laut Acanthodendrilla sp. Tergolong dalam filum: porifera,
kelas: demospongiae, ordo: dictyoceratida, family: irciniidae, genus:
Acanthodendrilla. Kandungan kimia dari spon laut Acanthodendrilla sp
adalah Acanthosterol, terdapat 10 derivat Acanthosterol yang merupakan
steroid sulfat dan berkhasiat sebagai anti mikroba.
Spons dapat memproduksi racun dan senyawa lain yang digunakan
untuk mengusir predator, kompetisi dengan hewan sesil lain dan untuk
berkomunikasi dan melidungi diri dari infeksi. Lebih dari 10 % spons
memiliki aktifitas citotoksik yang dapat yang berpotensial untuk bahan
obat-obatan. Pada spons juga telah ditemukan berbagai senyawa yang dapat
digunakan sebagai campuran obat seperti senyawa antitumor, antivirus,
antibakteri, antijamur, antifouling, antimalaria dan lain-lain. Pada spons
terdapat populasi mikroorganisme simbion. Simbion tersebut
seperti archaea bakteria, sianobakteri, dan mikroalgae. Mikrooranisme
tersebut merupakan sumber metabolit sekunder. Sebagai contoh, antibiotik
polybrominated biphenyl ether yang diisolasi dari Dysidea herbacea
sebenarnya dihasilkan oleh endosimbiotik sianobakterium. Fungi yang
berasosiasi dengan spons diketahui pula menghasilkan senyawa bioaktif.
Pada beberapa jenis spons dari genus Aaptos mengandung metabolit
sekunder dari golongan alkaloid yaitu aaptamine dan aaptosin pada fraksi
methanol. Secara umum pada spons ditemukan kelompok senyawa pada
fraksi non polar seperti senyawa terpenoid, senyawa steroid, dan asam
lemak. Spons Aaptos Sp. Pada fraksi polar banyak mengandung senyawa
alkaloid yang memiliki aktivitas antitumor, antimicrobial, antivirus, dan
lain-lain. Spons dari jenis Heliclona Sp. Pada fraksi n-Heksana banyak
mengandung senyawa dari golongan steroid. Steroid dari sponge merupakan
kelompok bahan senyawa bahan alam yang di biosintesis melalui jalur asam
mevalonat sebagai hasil modifikasi senyawa triterpen.
Terima kasih ….
Wassalamu’alaikum WR. WB
Download