laporan pengelolaan pinjaman dan hibah

advertisement
LAPORAN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN HIBAH
EDISI AGUSTUS 2015
Direktorat Pinjaman dan Hibah
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan
Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas
utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.




Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:
Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;
Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;
Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;
Pengelolaan Debt Swap.
Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan
Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan Agustus 2015.
Klasifikasi Pinjaman dan Hibah
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman dapat berupa:

Pinjaman Dalam Negeri
Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dapat bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan
Perusahaan Daerah.

Pinjaman Luar Negeri
Pinjaman Luar Negeri dapat bersumber dari:
Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan
beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk
pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.
Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan
nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan
usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada
Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin
Kredit Ekspor (LPKE).
LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi,
pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor
negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan
untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan
kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2015– hal 1
PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:


Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non
keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.
Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non
keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha
di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.
Kilas Kinerja
Selama bulan Agustus ini,Direktorat Pinjaman dan Hibah telah melakukan pengelolaan
pinjaman dan hibah yang meliputi antara lain penandatanganan, amandemen dan closing
perjanjian pinjaman dan hibah.
Terdapat lima belas perjanjian pinjaman baru yang telah ditandatangani, Selain itu, telah
disepakati amandemen atas lima perjanjian pinjaman dan satu perjanjian hibah, dimana empat
penandatanganan amendemen perjanjian pinjaman bilateral telah dilaksanakan pada bulan Juni
dan Juli 2015 namun dilaporkan pada bulan Agustus 2015, dikarenakan dokumen amandemen
perjanjian dimaksud baru diterima Direktorat Pinjaman Dan Hibah pada bulan Agustus 2015.
Sedangkan penutupan perjanjian pada bulan Agustus 2015, dilakukan masing-masing pada satu
perjanjian pinjaman bilateral dan satu perjanjian hibah multilateral.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2015– hal 2
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah
1.
Penandatanganan Perjanjian Pinjaman Baru
Penandatanganan perjanjian pinjaman pada bulan Agustus 2015 dilakukan untuk 15
perjanjian pinjaman yang terdiri dari satu perjanjian induk PDN, sepuluh perjanjian realisasi PDN,
dan empat perjanjian pinjaman dari KSA/LPKE yang seluruhnya digunakan untuk membiayai
pengadaan Almatsus Polri.
Perjanjian Induk PDN bersumber dari PT. Bank BNI (Persero senilai Rp 500.000.000.000 (eq.
USD35,71 juta) ditandatangani pada tanggal 24 Agustus 2015. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian
induk tersebut, pada tanggal 25 Agustus 2015 telah ditandatangani 10 perjanjian realisasi PDN
senilai Rp276.652.593.070 (eq.USD19,76 juta).
Perjanjian LPKE/KSA yang ditandatangani pada tanggal 6 Agustus 2015, bersumber dari
Korean Eximbank senilai USD5.100.000. Selain itu, terdapat tiga perjanjian pinjaman yang telah
ditandatangani pada bulan Juli 2015 namun baru dilaporkan pada bulan Agustus 2015 yaitu dua
pinjaman bersumber dari Deutsche Zentral-Genossenschaftbank senilai USD8,401,427.20 yang
ditandatangani pada tanggal 13 Agustus 2015, dan senilai USD8.499.684,92 yang ditandatangani
pada tanggal 13 Agustus 2015, serta pinjaman bersumber dari Bank BNI cabang Singapura senilai
USD15.253.990,45, yang ditandatangani pada tanggal 8 Juli 2015.
2.
Amandemen Perjanjian Pinjaman dan Hibah
Amandemen perjanjian pinjaman yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 terdiri dari
dua perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, satu perjanjian hibah bilateral dan empat perjanjian pinjaman
bilateral.
Dua perjanjian pinjaman KSA/LPKE yang diamandemen, digunakan untuk membiayai
alutsista Kementerian Pertahanan bersumber dari Bank BRI cabang Cayman Island. Amandemen
perjanjian pinjaman ini bertujuan untuk memperpanjang availability period.
Satu amandemen perjanjian hibah bilateral yang bersumber dari USAID senilai USD
612.641.250, yang digunakan untuk membiayai kegiatan Assistance Agreement Between The
United States of America and the Republic of Indonesia For The Achievement of a Stronger
Indonesia Advancing National and Global Development telah ditandatangani pada tanggal 20
Agustus 2015, bertujuan untuk mengakomodir realokasi kategori dana hibah pada sektor
kesehatan.
Amandemen tiga perjanjian pinjaman bilateral yang bersumber dari JICA telah
ditandatangani pada bulan Juli 2015 dan satu perjanjian pinjaman bilateral yang bersumber dari
KfW Jerman telah ditandatangani pada bulan Juni 2015, namun baru dilaporkan pada bulan
Agustus 2015. Keempat amandemen perjanjian bilateral dimaksud bertujuan untuk
memperpanjang availability period dikarenakan terdapat pergeseran jadwal pekerjaan.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2015– hal 3
Pertama, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 26 Juli 2015
untuk pembiayaan kegiatan Tanjung Priok Access Road Construction Project phase II, senilai JPY
26.620.000.000. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan akses jalan menuju pelabuhan Tanjung
Priok.
Tanjung Priok Access Road Construction Project
Sumber: www.n-koei.co.jp
Kedua, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 28 Juli 2015
untuk pembiayaan kegiatan Tanjung Lower Solo River Improvement Project phase II, senilai JPY
9.345.000.000. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan iklim
investasi dan menstabilisasi pembangunan di Jawa Timur melalui pembangunan sumber daya air
dan perlindungan daerah rawan banjir dari kerusakan banjir di daerah hilir sungai Solo.
Ketiga, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 28 Juli 2015
untuk pembiayaan kegiatan Countermeasure for Sediment in Wonogiri Multipurpose Dam
Reservoir phase I, senilai JPY 6.060.000.000. Kegiatan ini bertujuan untuk mengamankan kapasitas
waduk untuk irigasi, pembangkit listrik, sumber daya air dan pengendalian banjir Provinsi Jawa
Tengah dan Provinsi Jawa Timur dengan melakukan pembangunan spillway, penutupan tanggul,
overflow tanggul di Bendungan Serbaguna Wonogiri, dan konservasi DAS, termasuk check dam di
DAS sungai Kedung.
Terakhir, amandemen perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada tanggal 16 Juni 2015
untuk pembiayaan kegiatan Sustainable Economic Development through Technical and Vocational
Education and Training, senilai EUR19.000.000. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
strategi mutu pendidikan dan pelatihan kejuruan, akses dan informasi pasar kerja, akses kepada
kompetensi wirausaha dan sistem sertifikasi dan penilaian berstandar nasional. Proyek ini
dilaksanakan di lembaga-lembaga diklat dari 3 kementerian yaitu Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (SMK), Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Tenaga Kerja (BLK).
3.
Penutupan Masa Laku Penarikan Pinjaman
Pengadministrasian penutupan masa laku pinjaman pada bulan Agustus 2015 dilakukan
untuk satu pinjaman bilateral dari AFD dan satu perjanjian hibah multilateral dari World Bank.
Kedua perjanjian tersebut telah ditutup pada bulan Juli 2015, namun dilaporkan pada bulan
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2015– hal 4
Agustus 2015, karena dokumen pernyataan penutupan masa laku pinjaman dan hibahbaru
diterima oleh Direktorat Pinjaman dan hibah pada bulan Agustus 2015.
Pinjaman Bilateral yang bersumber dari AFD untuk kegiatan Rehabilitation of The Drainage
System of Banda Aceh bertujuan untuk melakukan peningkatan kualitas atas system drainase di
kota Banda Aceh, sebagai executing agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat dengan jumlah pinjaman senilai EUR 36.800.000
Hibah multilateral dari World Bank untuk kegiatan Global Partnership and Output-based
Aid-Extending Telecommunications in Rural Indonesia Project. Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan peran strategis akses internet di pedesaan, dalam rangka mempercepat
peningkatan literasi masyarakat di bidang teknologi informasi dan komunikasi, bertindak selaku
Executing Agency adalah Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan jumlah hibah senilai
USD1.868.338.
Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi Agustus 2015– hal 5
Download