Akuntansi Pajak atas Piutang

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
AKUTANSI
PERPAJAKAN
Akuntansi Pajak atas Piutang
Fakultas
Program Studi
Ekonomi
Magister Akuntansi
Tatap Muka
04
Kode MK
Disusun Oleh
Kode MK
Dr. Suhirman Madjid, SE,MSi,Ak, CA
Abstract
Kompetensi
Akuntansi Pajak atas Piutang
a. Akuntansi Piutang Berbasis PSAK
b. Akuntansi Piutang Berbasis Undangundang Pajak
c. Kasus
Mampu memahami dan menjelaskan
Akuntansi Pajak atas Piutang
Pembahasan
PIUTANG
Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Untuk perusahaan dagang
dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutang lainnya.
Entitas menyebutkan piutang terkait dengan pendapatan sebagai piutang usaha. Untuk
entitas perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan
posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan.
Bentuk klaim pada pihak lain dapat didasarkan perjanjian utang piutang secara tertulis,
namun dapat juga didasarkan pada perjanjian atau komitmen tidak tertulis. Klaim yang
didasarkan pada perjanjian tertulis disebut wesel tagih (promissory notes) atau sering
disebut sebagai notes receivable. Piutang dapat juga didasarkan pada faktur (invoice)dari
transaksi penjualan, disebut piutang dagang atau account receivable atau trade receivable.
Piutang dagang dalam penyajiannya diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi
dan piutang dari pihak ketiga. Kriteria pihak berelasi mengikuti PSAK 7 Pengungkapan
Pihak-Pihak Berelasi. Piutang dagang dapat juga dibagi lagi menurut karakteristiknya
sehingga ada beberapa sub komponen piutang dagang.
Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya
atau disebut nontrade receivable. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau
satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan setelah aset tetap.
Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dengan piutang lain. Untuk
perusahaan perbankan semua pinjaman yang diberikan diklasifikasikan dalam kredit yang
disalurkan.
Kriteria LR adalah aset keuangan nonderivatif yang pembayarannya telah ditentukan dan
tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Obligasi atau wesel yang memiliki kuota pasar aktif
tidak masuk dalam kategori LR tetapi masuk kategori surat berharga atau investasi jangka
pendek yang tujuannya untuk dijual dalam waktu dekat. Untuk obligasi yang tujuannya untuk
dipegang hingga jatuh tempo diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo
(HTM).
Wesel Tagih
Wesel tagih (promissoty notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan
kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tertentu.Wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat,dibuat oleh pihak yang satu
untuk pihak yg lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang
atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yg akan datang
kepada pihak yg memerintahkan atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar
(notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel
disebut wesel tagih (notes receivable)karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih.
Wesel tagih biasanya bunga, walaupun ada beberapa wesel wesel tagih yg tidak
berbunga.Wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual dengan diskon(lebih rendah dari
nilai nominal)dan pihak penerbit akan menerima uang yang lebih kecil dari jumlah yang aka
dibayarkan di masa depan. Diskon merupakan bentuk bunga yang diterima di muka. Wesel
Tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum jatuh tempo.
Perbedaan obligasi dengan wesel tagih terletak pada keberadaan pasar. Walaupun wesel
tagih dapat diperjualbelikan namun tidak ada pasar seperti halnya jual beli obligasi,
sehingga tidak ada harga pasar kuotasi untuk wesel tagih. Obligasi biasanya diterbitkan
dalam jumlah yg besar. Sementara untuk wesel tagih tidak ada regulasi khusus karena
dasarnya lebih pada perikatan perjanjian antara pihak penerbit, penerima, dan pembayar.
Wesel tagih dapat diterbitkan untuk membayar penjualan, piutang, yang telah jatuh
tempo. Untuk wesel yg berbunga, pencatatan akan dilakukuan pada saat penerimaan wesel,
pengakuan bunga, dan pelunasan wesel.
Wesel tagih dapat diterima setelah tanggal penerbitan, sehingga untuk wesel tagih
berbunga harus diperhitungkan pendapatan bunga yg seharusnya diterima. Pendapatan
bunga tersebut akan diperhitubgkan menambah kas yg harus dibayar pihak penerima. Pada
saat pembayaran bunga, pihak penerima akan menerima pendapatan bunga penuh sesuai
jangka waktu wesel tagih.
Pengakuan awal
Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam
kontrak piutang tersebut. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai
wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah
pihak pada tanggal transaksi. Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan
relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus.
Untuk piutang dagang atau piutang usaha yg secara jelas akan dilunasi dalam jangka
panjang. Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan menggunakan
tingkat suku bunga pasar pada saat pendapatan tersebut diterima. Akibatnya piutang tidak
dicatat sebesar nilai faktur (invoice), tetapi ada diskon yang diperhitungkan. Diskon ini akan
diamortisasi sampai dengan piutang tersebut dilunasi.
Referensi yang digunakan untuk menentukan tingkat suku bunga pasar adalah suku
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam praktiknya, sering juga digunakan
tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium. Kadangkala menggunakan tingkat
bunga jika entitas berutang untuk menambah modal kerja (incremental borrowing cost).
Alasanya jika piutang tersebut dilunasi, maka entitas tidak perlu menambah utang untuk
modal kerja entitas.
Biaya Transaksi
Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memeperoleh piutang. Untuk
perolehan piutang dagang maka biaya transaksi untuk perolehan piutang tidak ada, karena
transaksi terkait dengan penjualan penjualan atau pendapatan yg diperoleh perusahaan.
Namun untuk piutang dalam bentuk kredit yg disalurkan perbankan atau lembaga
keuangan, akan muncul biaya transaksi untuk perolehan piutang ini. Nilai biaya transaksi ini
dacatat menambah perolehan piutang dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif yang
akan dikenalkan.
Diskon Penjualan
Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan diskon atau potongan baik
potongan harga maupun kuantitas. Potongan kuantitas diberikan dengan memberikan bonus
barang pada saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu.
Diskon penjualan yg dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat dengan menggunakan
dua metode yaitu piutang neto(net method) dan metode piutang bruto(gross methods). Jika
sebagian besar atau seluruh pelanggan mengambil diskon, maka pencatatan dengan
menggunakan metode neto lebih mudah dalam proses pencatatan.
Untuk pencatatan dengan metode bruto, piutang dagang pada saat penjualan sebesar
nilai penjualan sebelum diskon. Jika pelanggan membayar pada periode diskon akan dicatat
nilai diskonnya. Untuk pelanggan yang membayar diluar periode diskon tidak akan ada
pencatatan diskon.
Saat menggunakan metode bruto, nilai penjualan akan disajikan sebesar nilai penjualan
bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasi. Sementara dengan metode
neto, penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah diskon baik yang terealisasi maupun
tidak, sedangkan diskon yg hangus akan dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain. Metode
neto secara teori lebih tepat karena menyajikan piutang sebesar nilai yg dapat ditagih di
masa depan.
Pengukuran Setelah Perolehan
Menurut PSAK 55 (revisi 2011), LR diukur brdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif.
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk bentuk pinjaman yang diberikan, pengukuran setelah tanggal perolehan
membutuhkan perhitungan amortasi diskon dan premium setiap tanggal pelaporan. Amortasi
tersebut akan menyesuaikan nilai tercatat piutang, sehingga nilai piutang akan menunjukan
biaya perolehan yg diamortisasi.
Penurunan Nilai
Konsep Umum Penurunan Nilai
Piutang pada setiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian
penurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan
awal yg merugikan dan berdampak pada arus kas masa depan. Peristiwa yang
menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yang dapat diobservasi yg
menjadi perhatian pemegang aset. Contoh peristiwa yg menyebabkan penurunan nilai
adalah :
1.
Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo.
2.
Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran.
3.
Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang
dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan dalam bentuk perpanjangan jangka waktu
pelunasan atau penurunan tingkat suku bunga.
4.
Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan.
5.
Memburuknya kondisi ekonomi yg menyebabkan kemampuan membayar pihak
peminjam akan menurun.
Untuk piutang dagang, bukti objektif yg dapat diobservasi diantaranya kesulitan signifikan
pelanggan dan tertundanya pembayaran dalam jangka waktu melebihi yang disepakati.
Untuk piutang dari pelanggan yg terbukti tidak dapat membayar piutang karena pelanggan
tersebut dipailitkan maka entitas harus menghapuskan semua piutang tersebut karena
estimasi arus kan sama dengan nol, kecuali memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran
saat likuidasi. Tetapi jika ada jaminan atas piutang tersebut, maka kerugian hanya diakui
sebesar piutang yg tidak ada jaminanya.
Penghitungan Penurunan Nilai
Jumlah penurunanilai adalah seluruh nilai piutang tercatat nilai jaminan yang dikuasai
oleh perusahaan. Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut dihapuskan dan
akan diakui oleh perusahaan sebagai beban.
Tingkat perunan nilai kolektif dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun
sebelumnya (3-5 tahun). Ada beberapa teknik untuk menghitung tingkat penurunan nilai
dengan menggunakan analisis statistik, diantaranya adalah metode pembebanan rata-rata
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(average charge method) dan metode roll rate.
Metode roll rate menghitung probabilitas piutang pada periode saat ini akan tetap menjadi
piutang pada periode berikutnya.
Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak tertagih
untuk masing-masing umur piutang. Caranya dengan mengalihkan presentase tidak tertagih
pada periode tersebut dan setelahnya.
Teknik penurunan piutang menurut PSAK 55(revisi 2011) berbeda dengan PSAK
sebelumnya maupun US-GAAP yg mendasarkan pada estimasi piutang tidak tertagih.
Konsep penyisihan piutang dilakukan karena perusahaan dalam laporan keuangan
harus menyajikan piutang sebesar jumlah yg dapat direalisasi. Ada dua metode estimasi yg
digunakan yaitu estimasi yg didasarkan pada nilai piutang dan nilai penjualan.
Metode berdasarkan nilai piutang menggunakan pendekatan neraca(balance sheet
approach) karena perhitungan menggunakan nilai piutang dan jumlah yg dihitung adalah
nilai penyisihan piutang pada akhir periode. Metode ini menghitung berapa jumlah
penyisihan dari saldo piutang akhir periode, beban penyisihan akan ditambahkan atau
dikurangkan untuk mendapatkan saldo penyisihan piutang yg diinginkan. Piutang
diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu, untuk masing-masing kelompok diestimasi nilai
penyisihannya untuk mendapatkan total penyisihan piutang.
Kedua metode tersebut tidak diperkenankan lagi menurut PSAK 55 (revisi 2011). Untuk
metode perhitungan berdasarkan piutang, sebenarnya secara konsep teknik menghitung
dapat tetap digunakan terutama untuk menghitung penurunan nilai piutang secara kolektif.
Hanya dasar untuk menentukan presentase tidak tertagih harus didasarkan pada data
historis karena PSAK menggunakan incurred model bukan estimated model.
Jurnal Penurunan Nilai
Penurunan Nilai akan dicatat mengurangi nilai piutang atau pinjaman. Ada dua metode
untuk mencatat jurnal penurunan niai yaitu metode penghapusan langsung dan metode
pencadangan. Untuk metode penghapusan langsung, piutang yg diturunkan nilainya
langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai. Standar menyebutkan
kedua metode tersebut dapat digunakan oleh entitas.
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat
dalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan akan terjadiketika
kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas di
masa mendatang, ketika kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak
lain menjadi tidak ada lagi.
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PSAK 55 secara spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan aset keuangan,
jika dan hanya jika :
1.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau,
2.
Entitas mentransfer aset keuangan yg memenuhi kriteria penghentian pengakuan
Transfer aset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaan kas dari aset
keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki kewajiban
untuk membayar arus kas yg diterima tersebut kepada pihak lain.Jika transfer risiko dan
manfaat sulit untuk diidentifikasi, maka transfer terjadi jika pengendalian atas aset keuangan
tersebut telah berpindah kepada pihak lain dengan alasan :
1.
Perusahaan ingin memperoleh kas lebih cepar dari jangka waktu pelunasan.
2.
Perusahaan tidak mau mengurusi penagihan piutang sehingga meminta pihak lain yang
mengelola piutangnya, perusahaan ingin tetap melakukan penjualan secara kredit untuk
mengingkatkan penjualannya, namun tidak mau mengelola piutangnya.
3.
Penagihan piutang sulit dilakukan, sehingga perlu usaha khusus untuk melakukannya.
Kegiatan ini sering dilakukan oleh beberapa perusahaan pengelola piutang bermasalah
(debt collector).
Piutang selain dapat ditransfer untuk mendapatkan kas lebih cepat dari tanggal jatuh
tempo, dapat juga digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman.Bentuk
pinjaman piutang untuk memperoleh pinjaman dapat berbentuk pengikatan jaminan secara
formal ataupun tidak. Bentuk penjaminan piutang ini disebut sebagai utang dengan jaminan
(secured borrowing).
Piutang yg ditransfer kepada pihak lain untuk tujuan mendapatkan kas lebih cepat,
diistilahkan sebagai anjak piutang atau factprong Melalui transaksi anjak piutang, pihak
pemilik piutang dapat memperoleh kas lebih dahulu, perusahaan anjak piutang akan
membebankan biaya bunga atau komisi atas penjualan ini.
Anjak piutang dapat dipisahkan menjadi disclosed dan undisclosed factoring. Disclosed
factoring adalah penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan debitur, sedangkan Undisclosed factoring adalah penyerahan piutang
kepada perusahaan anjak piutang tanpa sepengetahuan debitur atau notifikasi kepada
pelanggan.
Penyajian
Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar. Nilai
piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian
penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan
secara detail subkomponennya. Penyajian subkomponen yg biasa muncul diantaranya
adalah piutang pihak berelasi, piutang pihak ketiga, dan cadangan kerugian piutang yg
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ditampilkan dalam baris tersendiri.
Pengungkapan
Pengungkapan terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan akuntansi,
pengungkapan rincian piutang yg menjelaskan angka dalam laporan keuangan pokok, serta
penjelasan lain yang material dan signifikan. Secara khusus pengungkapan piutang
mengikuti ketentuan dalam PSAK 50
Instrumen Keuangan : Penyajian dan PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan.
Pengungkapan kebijakan akuntansi piutang diletakkan bersamaan dengan
pengungkapan instrumen keuangan. Kebijakan akuntansi yg dijelaskan dalam kebijakan
akuntansi piutang di antaranya adalah:
1.
Metode pengakuan awal,
2.
Metode pengukuran setelah perolehan,
3.
Metode untuk menghitung penurunan nilai,
4.
Penjelasan mengenai penghapusan piutang,
Catatan atas laporan keuangan dalam rincian laporan keuangan dan penjelasan penting
tentang piutang meliputi:
1.
Jenis piutang yg dimiliki, misalnya menurut mata uang dan sifat piutang,
2.
Rincian piutang yg dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan,
3.
Identifikasi piutang yg diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak lancar,
4.
Penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yg dilakukan secara kolektif
maupun individu,
5.
Piutang yg digunakan sebagai jaminan,
6.
Informasi terkait dengan risiko, yg menjelaskan :
-
Piutang yg telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai
-
Nialai terbawa dari piutang yg mengalami penurunan nilai yg telah dinegosiasikan,
-
Analisis umur piutang atas piutang yg telah jatuh tempo
7.
Nilai wajar piutang
8.
Semua konsentrasi risiko kredit atas piutang
Analisis Piutang
Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yg dilakukan
dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai. Analisis harus
mempertimbangkan apakah penurunan nilai yg dilakukan telah cukup. Dalam analisis
akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum melakukan perhitungan
rasio-rasio keuangan terkait piutang.
Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang.
Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata-rata
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dalam satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir
periode dibagi dua.
Akuntansi Pajak atas Piutang
Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian kredit pada transaksi penjualan dari penjual
pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Terhadap piutang yang
diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan
membebankannya pada cadangan dimaksud. Meskipun demikian, ketentuan pajak tidak
memperkenankan pada cadangan penghapusan tersebut. Ketentuan pajak lebih melihat
realitas dan memberlakukan metode penghapusan langsung (direct written off).
Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut
UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut
(h.) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1.
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2.
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak; dan
3.
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang
bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau
adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah
utang tertentu;
4.
syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf k;
yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan;
Akan tetapi pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu,
diperkenankan membentu penyisihan (cadangan) sesuai dengan PMK-81/PMK.03/2009 dan
ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf (c) yang
berbunyi sebagai berikut;
(c.) Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali:
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang
menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2.
cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan;
4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;
5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan
6.
cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
untuk usaha pengolahan limbah industri,
Metode penghapusan piutang uang yang digunakan :
1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)
Pada periode dimana terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, maka ada saat itu dilakukan
pencatatan.
Jurnal :
Biaya piutang yang tidak tertagih
xxx
Piutang Dagang
xxx
1. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)
Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat melalui ayat jurnal.
Jurnal :
Biaya piutang yang tidak tertagih
xxx
Penyisihan piutang tidak tertagih
xxx
Piutang di Luar Usaha
Piutang juga dapat timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga dan pegawai,
klaim asuransi, restitusi pajak, royalty, dan lain-lain.
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Piutang dalam Hubungan Istimewa
Piutang dalam hubungan istimewa merupakan saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan
dengan pihak dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Piutang dalam
hubungan istimewa dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti ;
1. Pengeluaran atau pembebanan yang dilakukan oleh WP kepada pihak lain dalam
hubungan istimewa untuk biaya suatu usaha, seperti sewa kantor, asuransi, listrik,
dan lain-lain; penjualan harta tetap seperti mesin di mana pengeluaran atau
pembebanan tersebut akan ditagih lagi kepada pihak tersebut
2. Peminjaman dana
3. Transaksi penyerahan barang atau penyerahan jas
Menurut UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 18 ayat 4,
(4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d),
Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:
1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling
rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib
Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua
Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang
disebut terakhir;
2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada
di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan
lurus dan/atau ke samping satu derajat.
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, berikut peraturan pelaksanaannya
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah
4. Waluyo, Perpajakan Indonesia, 2014, Perpajakan Indonesia, Penerbit
Salemba Empat
5. Mardiasmo, Perpajakan, Edisi revisi 2011, Yogjakarta, Penerbit ANDI
6. IAI. 2013. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat
2016
1
Akuntansi Perpajakan
Dr. Suhirman Madjdi, SE.,MS.i.,Ak.,CA
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download