BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamujunub maka mandilah, dan jika kamu sakit' atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh2 perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al-Maidah:6) "Tidaklah diterima shalat seseorang dari kamu jika berhadats hingga ia berwudhu. "(Muttafaq Alain, Fathul-Bary 1/206, Muslim no. 225 dan yang lainnya). 'Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci dan tidak pula sedekah karena terpaksa (bend) '."Muslim 1/160, dan yang lainnya) "Bersuci itusebagian darikeimanan "(Hadist) Wudhu adalah salah satu syarat sahnya sholat. Sholat adalah salah satu rukun Islam. Pada banyak buku fikh baik kontemporer maupun klasik bahasan wudhu - yang termasuk dalam bab thoharoh- selalu diletakkan pada bab-bab awal. Hal ini menandakan bahwa wudhu merupakan salah satu hal yang penting di dalam Islam. Pada sisi lain Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi kebersihan dan kesehatan bahkan menjadi salah satu solusi, untuk menempatkan air sebagai altematif pertama dan utama di dalam proses bersuci. 1Maksudnya sakit yangtidak boleh terkena air 2Artinya: menyentuh menurut jumhur ialah: menyentuh sedang sebagian mufassirin ialah: menyetubuhi Perubahan kualitas dan kuantitas air saat ini tidak menentu, sehingga kebutuhan air bersih merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai aktivitas dan kegiatan. Semakin besarnya kebutuhan air bersih akan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan untuk memenuhinya. Sebagaimana permasalahan air yang terdapat di Universitas Islam Indonesia (UII), yaitu jumlah kebutuhan air rata-rata perbulan adalah sebesar 9000m3 dengan biaya sebesar 35 Juta Rupiah. Dengan demikian teknologi altematif mutlak harus kita lakukan, karena selain sebagai antisipasi dimasa mendatang juga akan memberikan berbagai keuntungan, diantarnya adalah penurunan biaya dari kegiatan sebelumnya. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan kemudian dari hasil penelitian ini adalah daur ulang air wudhu yang dapat di manfaatkan sebagai pengganti kebutuhan air harian maupun untuk dipergunakan kembali sebagai airwudhu. Air itu tak dinajisi sesuatu, kecuali apabila berubah rasa, warna, atau baunya (Riwayat Ibnu Majah dan Baihaqi) Apabila air cukup dua qullah3 tidaklah dinajisi oleh suatu apapun (Dikeluarkan oleh empat4 dan disyahkan-dia oleh Ibnu Khuzaimah dan Hakim dan Ibnu Hibban) Menurut beberapa imam (Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafi'i, Hambali), dari buku "Fiqih Lima Mazhab" lebih cenderung membolehkan penggunaan air bekas wudhu untuk dipergunakan kembali sebagai air wudhu/air suci mensucikan dengan keadaan tertentu. Dengan kondisi fisik yang baik yaitu kondisi air yang tidak berwarna, berasa, berbau dan tidak terdapat najis di dalamnya, air bekas wudhu Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia tidak hanya sebatas dapat dipergunakan untuk air kualitas II (PP 82 Tahun Dua qullah = 60x60x60cm dari buku "Fiqih Lima Mazhab" 1Para ahli hadist, yang dinukil dari kitab "Bulughul Maram" 2002/perikanan), melainkan dari segi fisik dapat juga dimanfaatkan kembali sebagai air wudhu. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar kuantitas air wudhu di Masjid Ulil Albab-UII. 2. Seberapa besar perubahan kualitas air bersih setelah dipergunakan untuk wudhu dengan parameter fisika dan mikrobiologi. 3. Dapatkah air bekas wudhu didaur ulang untuk dipergunakan wudhu kembali 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui jumlah kebutuhan air wudhu yang dipergunakan di Masjid Ulil Albab-UII. 2. Mengetahui perbedaan kualitas air baku/bersih dengan kualitas air bekas wudhu (dengan parameter fisika dan mikrobiologi) 3. Memberikan pandangan dari segi hukum islam mengenai penggunaan air bekas wudhu. 1.4 Manfaat 1. Memberikan perencanaan dalam penghematan kuantitas penggunaan air bersih Masjid Ulil Albab-UII. 2. Memberi informasi kepada masyarakat tentang perubahan kondisi air bekas wudhu dengan tepat. 3. Sebagai wujud penerapaan teknologi altematif dalam memanfaatkan kembali air buangan wudhu. 4. Memberikan pandangan dalam segi Islam mengenai penggunaan air bekas wudhu. 1.5 Batasan Masalah 1. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium 2. Sampel yang dipergunakan adalah air baku/bersih, air bekas wudhu Majid Ulil Albab dan air bekas wudhu yang telah didaur ulang. 3. Pengambilan data dan sampel air bekas wudhu dilakukan secara periodik dengan lima kali pengulangan yaitu pada saat menjelang sholat fardhu. 4. Sistem pengolahan hanya menggunakan satu unit proses batch dengan media karbon aktif, sehingga mengabaikan unit lain dan hasil pengolahan berikutnya. 5. Penelitian ini mengabaikan parameter kimia dan radioaktivitas. 6. Untuk pemeriksaan bakteriologis hanya mengetahui ada tidaknya indikator bakteri E. Coli dan Total Coliform, tidak meneliti jenis dari bakteri lain baik pada airbaku maupun pada air bekas wudhu.