PERENCANAAN PROYEK DENGAN METODE NETWORK PLANNING PADA PROYEK TK MODEL KABUPATEN SRAGEN Susy Susmartini1 Azizah Aisyati1 Roroningtyas 1 Abstract: Network planning method is model that used to plan act es in the project and to analyze many activities on it so other people like manager and consultant can easy to understand. The making of network planning can gives clear description about relation between dependency and project activity serie , critical activities, source for every activity and alocation project time implementation. PT SATYA BUANA REKATAMA is one of TK MODEL project implementer . In p ess, the time project schedule only based on time schedule according to subj tive estimation on field. So, time schedule can not describe the critical path in detail and can not show the relation between activities specifically. If there any delay in activity it is difficult to know the side effect to all project. We need to make the right e schedule with network planning. The research arranged finishing project planning of TK MODEL Stage II and consider the critical path, limited resources, acceleration project finishing and the budget. Key words: ACTIM, Crash Program, Network Planning,Planning,. 1. Pendahuluan Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto,1995). Untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek diperlukan suatu manajemen proyek, yang berfungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan baik berupa manusia, peralatan, dana maupun material. Salah satu cara untuk merencanakan dan mengendalikan proyek tersebut adalah dengan menyusun time schedule yang tepat, sedangkan time schedule yang tepat dapat dibuat setelah diketahui urutan pengerjaan kegiatan proyek. Time schedule adalah jadwal aktivitas waktu penyelesaian proyek sesuai urutan pengerjaan kegiatan proyek dan kurun waktu penyelesaiannya. 1 Keterlambatan waktu penyelesaian proyek dapat mengakibatkan membengkaknya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Secara umum keterlambatan proyek sering kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan antara pemilik dan kontraktor, sehingga keterlambatan proyek akan menjadi sangat mahal nilainya baik ditinjau dari sisi kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan terkena denda penalti sesuai dengan kontrak, kontraktor juga akan mengalami tambahan biaya overhead selama proyek masih berlangsung. Dari sisi pemilik keterlambatan proyek akan membawa dampak pengurangan pemasukan karena penundaan pengoperasian fasilitasnya. Dengan demikian sangatlah perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian proyek yang baik. PT SATYA BUANA REKATAMA adalah salah satu pelaksana proyek T K MODEL KABUPATEN SRAGEN. Pada pelaksanaan pembangunan proyek TK MODEL, PT SATYA BUANA REKATAMA menangani pembangunan ruang kantor lantai satu dan dua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 TK MODEL. Dalam merencanakan penjadwalan proyek, PT SATYA BUANA REKATAMA mempunyai masalah dalam menetukan waktu penyelesaian proyek. Penentuan waktu penyelesaian proyek hanya berdasarkan perkiraan, belum menggunakan pedoman yang pasti untuk menetukan berapa lama kira -kira waktu yang optimal untuk penyelesaian proyek turunnya pekerjan yang tersedia. Sedangkan menahan mereka untuk stand by akan menelan biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, diusahakan jangan terjadi keperluan yang bersifat naik turun yang sangat tajam (fluctuation). Metode network planning dapat membantu mengatasi masalah tersebut, yang dikenal sebagai pemerataan sumber daya (resource lavelling). Perencanaan jadwal kerjanya (time schedule ) yang dibuat oleh pelaksana tidak dihasilkan dari jarigan kerja melainkan hasil estimasi subyektif pengalaman dilapangan. Sehingga time schedule yang dihasilkan tidak dapat menjabarkan secara detail apakah time shedule tersebut berasal dari lintasan kritis atau tidak, dan tidak dapat menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara kegiatan satu dengan kegiaan lain. Akibatnya jika terjadi keterlambatan dalam suatu kegiatan akan sulit mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap jadwal keseluruhan proyek. Oleh karena itu perlu dibuat time schedule yang baik salah satunya dengan cara analisis network planning. Penelitan ini akan membahas perencanaan proyek T K MODEL tahap II dengan menggunakan metode network planning termasuk analisis biaya yang diakibatkan oleh kemungkinan terjadinya percepatan penyelesaian proyek serta kemungkinan terjadinya keterbatasan sumber daya manusia. Metode diagram network planning menyajikan perencanaan jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis, sehingga mudah dipahami oleh pihak- pihak yang terkait, dalam pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu pelaksana dan konsultan pengawas. Pembuatan network planning dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan ketergantungan dan urutan kegiatan proyek, kegiatan-kegiatan kritis, kebutuhan sumber daya tiap-tiap kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan proyek. Diagram network planning juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah keterbatasan sumber daya dan program percepatan jika pemilik proyek menginginkan. Keterbatasan sumber daya dapat mempengaruhi jadwal proyek seperti bertambahnya waktu penyelesain proyek, dan terbentuknya jalur kritis baru. Keterbatasan sumber daya juga akan mempengaruhi biaya yang dibutuhkan. Merekrut, menyeleksi dan melatih tenaga kerja memerlukan biaya yang mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum mereka siap pakai. Setelah mereka bergabung dengan proyek, tidak mudah melepas dan memanggil kembali sesuai dengan naik 34 Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dibuat perumusan masalah sebagai berikut: bagaimana merencanakan proyek pembangunan TK MODEL tahap II dengan menggunakan metode network planning serta melakukan analisis terhadap kemungkinan terjadinya percepatan penyelesaian proyek dan keterbatasan sumber daya manusia. 2. Metodologi P enelitian Langkah – langkah yang digunakan dalam penelitian untuk memecahkan masalah dapat dilihat pada gambar 1 3. Analisis dan Pembahasan Untuk membuat diagram network planning dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pengelompokkan aktivitas pekerjaan (2) Penyusunan hubungan ketergantungan antar kegiatan (3) Penentuan durasi tiap-tiap pekerjaan. Penentuan durasi tiap-tiap pekerjaan / kegiatan didasarkan pada volume pekerjaan, jumlah kebutuhan tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja. Untuk mendapatkan angka produktivitas tenaga kerja dibutuhkan data harga borongan pekerjaan dan upah harian tenaga kerja. Perhitungan durasi pekerjaan dapat diketahui melalui rumus (2.1) dan rumus (2.2). Produktivitas tenaga kerja U (Pr) = ........ C V Durasi = ..... Pr .n 2.1) (2.2) Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek... Gambar 1 Metodologi Pembahasan Dimana: Pr = produktivitas tenaga kerja (m 3 /hari) U = Upah harian per kelompok Tenaga Kerja ( Rp/ hari) C = Upah borongan satuan pekerjaan ( Rp/ m 3 ) D = Durasi (hari) V = Volume ( m 3 ) N = Jumlah kelompok tenaga kerja Dari hasil penelitian didapatkan diagram network planning seperti pada gambar 2. Dari diagram network planning tersebut dapat dilihat adanya beberapa jalur kritis. Jalur kritis tersebut memerlukan waktu penyeleaian 182 hari. Jalur kritis pada pembangunan proyek TK MODEL terdapat 4 jalur kritis yaitu (A - DF-G–E-H- J-I-K -P- Ii - Jj- Rr- Nn- Pp- Ddd), (A-D-F -G–E-H- J-I-K-P - Ii- Jj - Mm-PpDdd), (A -D -F-G–E-H - J-I-K-P - Ii- Jj - RrNn-Yy-Ccc- Ddd) dan (A -D-F-G–E-H - J -I-KP- Ii- Jj - Mm - Yy-Ccc- Ddd). Pada sistem sebelum penggunaan metode network planning yaitu dengan metode perkiraan, waktu penyelesaian proyeknya dihitung berdasar waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan yang menjadi komponen proyek.adalah 7 bulan atau 210 hari. Setelah penggunaan diagram network planning maka penyelesaian proyeknya menjadi 182 hari atau 6 bulan 2 hari. 35 GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 Gambar 2 Diagram Network Planning Biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek dapat dicari dari biaya material ditambah dengan biaya tenaga kerja. Perhitungan biaya material dicari berdasarkan pada volume pekerjaan yang diperlukan sehingga umur proyek tidak mempengaruhi biaya material total yang dibutuhkan. Rumus untuk mencari biaya yang digunakan dapat dilihat pada rumus 3 dan 4. Biaya Tenaga Kerja = Upah borongan ( RAB) – perubahan upah tenaga kerja ..(3) Biaya Total = Biaya tenaga kerja + biaya material...............................................(4 Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan proyek TK MODEL sebelum penggunaan diagram network planning adalah Rp.1.345.142.375,00 dengan biaya material sebesar Rp. 1.028.320.603,00 dan biaya tenaga kerja sebesar Rp.316.821.772,00. Sedangkan alokasi biaya yang dibutuhkan setelah penggunaan diagram network planning adalah sebesar Rp.1.321.538.375,00 dengan perincian biaya material sebesar Rp. 1.028.320.603,00 dan biaya tenaga kerja Rp.293.217.772,00. Langkah-langkah untuk mengalokasikan sumber daya dengan metode ACT IM adalah sebagai berikut: 1. Alokasi Sumber Daya Tunggal 36 Prosedur Pengalokasian Sumber Daya Tunggal dengan ACTIM adalah sebagai berikut: 1. Susun tabel dasar, isi kolom 1 dan 2 2. Hitung ACTIM untuk setiap aktivitas kemudian urutkan dari besar ke kecil di baris Activit.y 3. Isi Baris Duration, ACTIM, Resoureces Requarement, T EARL 4. Isi baris T NOW mulai dengan 0 5. Lakukan Iterasi 1 ,Isi T STARTdan TFIN untuk aktivitas-aktivitas terdekat dst. 2. Alokasi Sumber Daya Majemuk Prosedur Pengalokasian Sumber Daya Majemuk dengan ACTIM adalah sebagai berikut: Hitung ACTIM untuk setiap aktivitas kemudian urutkan dari besar ke kecil. Susun tabel dasar, isi kolom resource availeble terbesar, dan actim ranked allowable activity Isi Baris resource available , duration Isi baris Time mulai dengan 0 Lakukan Iterasi 1 ,Isi START dan FINISH untuk aktivitas -aktivitas terdekat hitung sampai proyek selesai. Setelah dialokasikan sumber daya manusia yang ada maka dapat ditentukan biaya Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek... Tabel 1.Perbandingan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek Aloka i Sumber Daya Tunggal dan Majemuk Keadaan Sebelum Network Planning Setelah Network Planning ACT IM batas tetap 40 fleksibel, 15 spesialis ACTIM batas tetap 50, 18 spesialis ACTIM batas tetap 60, 20 spesialis ACTIM batas tetap (20,20,20,15,10,15) ACTIM batas tetap (40,30,20,15,10,15) ACTIM batas tetap (30,20,20,15,10,15) ACTIM batas tetap (40,20,10,15,10,15) ACTIM batas tetap (40,20,20,15,10,15) pengalokasiannya. Biaya alokasi sumber daya manusia dengan metode ACT IM dapat dicari dengan rumus sebagai berikut: C = (Ct + Cm) .......................................(5) Ct = ( Cn + Ca).......................................(6) Keterangan: C = total cost Ca = biaya yang diakibatkan perekrutan dan pengurangan tenaga kerja Cn = upah tenaga kerja C = biaya total tenaga kerja Cm = biaya material Dari perhitungan dapat diketahui bahwa biaya penyelesaian proyek dengan menggunakan alokasi sumber daya tunggal lebih murah bila dibandingkan dengan alokasi sumber daya majemuk. Hal ini disebabkan karena alokasi dengan metode majemuk sangat kompleks. Hubungan ketergantungan antara kegiatan satu dengan kegiatan yang mendahuluinya dibatasi oleh banyak jenis tenaga kerja. Untuk mengetahui perbandingan biaya pengalokasian sumber daya dengan alokasi tunggal maupun majemuk metode ACTIM dapat dilihat pada tabel 1. Dari perhitungan diagram network planning yang sudah disajikan dapat diketahui bagaimana menentukan kurun waktu penyelesaian proyek dengan lebih cepat dan mudah. Tetapi terkadang ada konsumen yang menginginkan adanya penyelesaian waktu proyek yang lebih cepat dari perkiraan waktu normal. Dalam tahap ini akan disajikan program percepatan (Crash program ) untuk mendapatkan jadwal yang lebih singkat dari Waktu 210 hari 182 hari 198.5 hari 198 hari 171.5 hari 200,5 hari 150,5 hari 200 hari 168 hari 159,5 hari Biaya Rp. 1.345.142.375,00 Rp. 1.321.538.375,00 Rp. 1.322.075.375,00 Rp. 1.323.020.375,00 Rp.1.323.378.375,00 Rp.1.322.795.341,00 Rp.1.323.418.375,00 Rp.1.322.938.375,00 Rp.1.322.988.375,00 Rp.1.323.388.375,00 waktu normal. Hal ini didasarkan pada perhitungan biaya langsung untuk mempersingkat waktu penyelesaian proyek, dimana jika waktu proyek dipercepat, maka biaya proyek akan meningkat. Pada tahap ini juga disajikan pilihan-pilihan lama percepatan. Langkah-langkah untuk untuk menentukan durasi tiap pekerjaan yang baru dari program percepatan adalah sebagai berikut: 1. Langakah 1 adalah menentukan total float tiap kegiatan dengan hitungan mundur, dicari total float paling minimum yang negatif. 2. Dari total float yang paling minimum dicari durasi yang baru dengan menggunakan rumus: TA_baru = TA_lama + TA _ lama xTF ........... (3.6) umur _ proyek 3. Setelah diketahui TA barunya maka dihitung maju untuk mengetahui waktu penyelesaian proyeknya, jika waktu penyelesaian proyeknya belum sesuai dengan program percepatan maka dicari T A yang baru dengan umur proyek dari langkah 2. 4. Dihitung total float yang baru dengan TA ke dua begitu seterusnya sampai didapatkan total float paling minimum 0. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa untuk mempercepat waktu penyelelesaian selama 7 hari maka akan mengubah durasi beberapa kegiatan (tabel 2). 37 GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 Tabel 2 Perubahan Durasi Kegiatan Program Percepatan 7 Hari Kegiatan D G H I J Jj Nn Vv Yy Ccc Ddd Durasi lama 2,5 9,5 15 10,5 26 6,5 19,5 24 9,5 27 11,5 Durasi baru 2 7 14 10 25 6 19 23 9 26 11 Dari table 2 dapat diketahui bahwa untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek 7 hari maka kegiata yang perlu dipersingkat adalah kegiatan D, G, H, I, J, Jj, Nn, Vv, Yy, Ccc, Ddd. Kegiatan –kegiatan tersebut merupakan kegiatan-kegiatan yang berada pada jalur kritis. Percepatan proyek dilakukan dengan asumsi bahwa jumlah sumber daya selalu tersedia. Namun demikian program percepatan harus dilkukan dengan cermat agar benar-benar bisa mempersingkat umur proyek dengan kenaikan biaya yang minimal.Percepatan waktu penyelesaian proyek selama 7 hari mengakibatkan perubahan biaya tenaga kerja pada kegiatan-kegiatan yang dipercepat sebesar Rp292.869.772,6,00 sedang biaya material untuk kegiatan-kegiatan yang dipercepat tetap. Dari perhitungan biaya dapat dilihat dengan pe rcepatan waktu penyelesaian proyek proyek 7 hari biaya yang diperlukan sebesar Rp.1.321.415.375,00 dengan perincian biaya tenaga kerja Rp. 292.869.773,00 dan biaya material tetap yaitu Rp. 1.028.320.603,00. Besarnya biaya pada program percepatan 7 hari jika dibandingkan biaya pada kondisi sebelum dilakukan percepatan yaitu Rp.1.321.538.375,00. Dapat disimpulkan dalam program percepatan 7 hari biaya yang dibutuhkan lebih kecil dari pada kondisi sebelum dilakukan percepatan.Waktu penyelesaian proyek jika dipercepat maka durasi tiap kegiatan akan berubah. Pada 38 program percepatan 14 hari durasi kegiatan yang berubah dapat dilihat pada tabel 3. Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa untuk mempercepat waktu penyelesaian proyek 14 hari maka kegiatan yang perlu dipersingkat adalah kegiatan D, G, H, I, J,K,Ii Jj, Nn, Vv, Yy, Ccc, Ddd. Kegiatan –kegiatan tersebut merupakan kegiatan-kegiatan yang berada pada jalur kritis. Jalur kritis pada program percepatan 14 hari ini mengalami perubahan. Jalur kritis pada saat sebelum dilakukan percepatan hanya terdapat 4 jalur kritis sedangkan pada program percepatan 14 hari ini terdapat 6 jalur kritis. Perubahan jalur kritis ini berarti adanya penambahan kegiatankegiatan kritis, maka perlu dilakukan pengendalian dan pengawasan yag lebih pada jalur jalur ini agar tidak terjadi keterlambatan. Dari perhitungan biaya dapat dilihat bahwa untuk mempercepat proyek selama 14 hari dibutuhkan biaya sebesar Rp. 1.323.290.375,00 dengan perincian biaya tenaga kerja sebesar Rp. 294.969.773,00 sedangkan biaya material tetap yaitu Rp. 1.028.320.603,00. Besarnya biaya pada program percepatan 14 hari jika dibandingkan biaya pada kondisi sebelum percepatan waktu penyelesaian proyek yaitu Rp.1.321.538.375,00 dapat disimpulkan bahwa program percepatan 14 hari biaya yang dibutuhkan lebih besar dari pada kondisi Tabel 3 Pe rubahan Durasi Kegiatan Program Percepatan 14 Hari Kegiatan D G H I J K Ii Jj Nn Rr Yy Ccc Ddd Durasi lama 2.5 7 15 10,5 26 36 4.5 6,5 19,5 1,5 9.5 27 11.5 Durasi baru 2 6 14 10 24 34 4 6 18 1 9 25 11 Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek... Tabel 4 Perubahan Durasi Kegiatan Program Percepatan 30 Hari Kegiatan D G H I J K Ii Jj Nn Rr Yy Ccc Ddd Durasi lama 2,5 7 15 10,5 26 36 4.5 6,5 19,5 1,5 9,5 27 11,5 Durasi baru 2 6 12 9 22 30 4 5 16 1 8 23 10 2. Dengan keterbatasan sumber daya waktu penyelesaian proyek dapat dicari dengan menggunakan metode ACTIM baik tunggal maupun majemuk. Hasil Alokasi sumber daya tunggal tenaga kerja fleksibel disimpulkan waktu penyelesaian proyek tercepat adalah dengan batas tetap 60 tenaga kerja waktu penyelesaian proyeknya 167.5 hari. Sedangkan alokasi sumber daya tunggal tenaga kerja spesialis dengan batas tetap 15, 18, dan 20 hari watu penyelesaian proyeknya adalah 97 hari. waktu 3. Alokasi sumber daya majemuk dapat disimpulkan waktu penyelesaian tercepat adalah dengan batas tetap tetap (40pek,30Tkg batu, 20 tkg besi,15 tkg kayu,10tkg galian,15tkg listrik) waktu penyelesaian proyeknya adalah 150.5 hari. Pada program percepatan 30 hari kegiatankegiatan pada program prcepatan 30 hari yang mengalami perubahan durasi adalah sebagai berikut (tabel 4): 4. Penyelesaian proyek T K MODEL dengan menggunakan metode network planning memerlukan biaya penyelesaian proyek sebesar Rp.1.321.538.375,00 lebih hemat 1.75 % dibanding metode perkiraan. sebelum dilakukan penyelesaian proyek. percepatan Dari tabel 4 dapat kita lihat bahwa jika kita ingin mempercepat umur proyek 30 hari maka kita harus mempersingkat durasi tiap kegiatan. Kegiata –kegiatan yang berubah durasinya jika kita percepat umur proyek 30 hari adalah D, G, H, I, J, K, Ii, Jj,Nn, Rr, Yy, Ccc, Ddd. Kegiatan-kegiatan yang dipersingkat merupakan kegiatan-kegiatan yang berada pada jalur kritis.Jalur kritis pada program percepatan 30 hari juga mengalami perubahan. Jalur kritis pada saat sebelum dilakukan percepatan hanya terdapat 4 jalur kritis sedangkan pada program percepatan 7 hari ini terdapat 6 jalur kritis . Dari perhitungan biaya dapat dilihat bahwa untuk mempercepat proyek selama 30 hari dibutuhkan biaya sebesar Rp.1.324.173.375,00 dengan perincian biaya tenaga kerja sebesar Rp. 295.896.773,00 sedangkan biaya material tetap yaitu Rp. 1.028.320.603,00. 4. Kesimpulan 1. Penyelesaian proyek TK MODEL dengan menggunakan metode network planning memerlukan waktu penyelesaian proyek 182 hari atau 6 bulan 2 hari. 5. Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek TK MODEL dengan alokasi sumber daya tunggal dengan metode ACTIM dengan batas tetap 40 tenaga kerja fleksibel dan 15 tenaga kerja spesialis adalah Rp. 1.322.075.375,00, dengan batas tetap 50 tenaga fleksibel dan 18 tenaga spesialis adalah sebesar Rp. 1.323.130.375,00, dengan batas tetap 60 tenaga kerja fleksibel dan 20 tenaga kerja spesialis dibutuhkan biaya sebesar Rp.1.323.378.375,00. 6. Biaya untuk alokasi sumber daya majemuk dengan menggunakan batas tetap (20 pek, 20 tkg batu,10 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15tkg listrik) adalah Rp.1.322.795.341,0. Dengan menggunaka batas tetap (40 pek,30 tkg batu, 20 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15tkg listrik) dengan batas tetap (30 pek,20 tkg batu,20 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik) adalah sebesar Rp.1.322.938.375,00 sedangkan dengan batas tetap (40 pek,20 tkg batu,10 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg 39 GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 listrik) dibutuhkan biaya sebesar Rp.1.322.988.375,00 dan dengan batas tetap (40 pek, 20 tkg batu, 20 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik) dibutuhkan biaya sebesar Rp.1.323.388.375 ,00. 7. Dengan mengganggap semua tenaga kerja dianggap sama (tunggal) waktu penyelesaianya akan lebih cepat dan biayanya lebih murah tetapi kenyatannya tenaga kerja mempunyai spesifikasi masing-masing sehingga pengalokasian sumber daya lebih tepat menggunakan sumber daya majemuk. 8. Dari perhitungan program percepatan dapat disimpulkan bahwa dengan mempercepat proyek selama 7 hari biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp.1.321.345.341,00. Biaya yang diperlukan untuk mempercepat proyek selama 14 hari adalah biaya sebesar Rp.1.324.075.341,00 sedangkan biaya untuk mempercepat proyek 30 hari adalah sebesar Rp.1.324.669.341,00. 9. Dari perhitungan program percepatan didapatkan kesimpulan untuk mempercepat umur proyek kurang dari 7 hari memerlukan biaya lebih kecil dari biaya sebelum program percepatan. Sedangkan untuk mempercepat proyek selama 14 dan 30 hari biayanya sudah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan biaya sebelum dilakukan program percepatan sehingga untuk menghemat biaya lebih baik mempercepat proyek dibawah 7 hari. 5. Daftar Pustaka Buffa,Elwood, Managemen Produksi Operasi , Jakarta: Erlangga,1994. dan Gray,Clifford F and Larson, Eric W, Project Management the Managerial Process :Mc-Graw Hill, 2000. Haeder Ali, Tubagus, Prinsip-prinsip Untuk Network Planning , Jakarta: Gramedia, 1997. Handoko, T. Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE,1995 40 Heizer, Jay and Reinder, Barry , Prinsip prinsip manajemen Operasi, Jakarta:Salemba Barat, 2001. Hiller, Federick S and Gerald J Lieberman. Introduction to Operation Research. 3nd Edition, HoldenDay ,Inc, Oakland,California,1994. AHuja, Hira N, Project Management Techniques in Planning and Controlling Constructin Project , New York: Willey, 1994. Menipaz, Uhud, Pokok - Pokok Manjemen Operasi, Terjemahan Atmadji,Surakarta: UNS Press. Prijono, Tata Laksana LPFEUI, 1999. Proyek , Jakarta: Reksohadiprojo, Sukanto, Perencanaan dan Pengawasan produksi, Edisi Revisi. Yogyakarta: PPFE,1998. Soeharto, Imam, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Jakarta:Erlangga,1995. Soeharto, Imam, Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga,1997. Susmartini, Susy, Diktat Kuliah Produksi, Surakarta, 2004. Sistem