perencanaan proyek dengan metode pada proyek tk

advertisement
PERENCANAAN PROYEK DENGAN METODE NETWORK
PLANNING PADA PROYEK TK MODEL KABUPATEN
SRAGEN
Susy Susmartini1
Azizah Aisyati1
Roroningtyas 1
Abstract: Network planning method is model that used to plan act es in the project
and to analyze many activities on it so other people like manager and consultant can
easy to understand. The making of network planning can gives clear description about
relation between dependency and project activity serie , critical activities, source for
every activity and alocation project time implementation. PT SATYA BUANA
REKATAMA is one of TK MODEL project implementer . In p ess, the time project
schedule only based on time schedule according to subj tive estimation on field. So,
time schedule can not describe the critical path in detail and can not show the relation
between activities specifically. If there any delay in activity it is difficult to know the
side effect to all project. We need to make the right
e schedule with network
planning. The research arranged finishing project planning of TK MODEL Stage II
and consider the critical path, limited resources, acceleration project finishing and
the budget.
Key words: ACTIM, Crash Program, Network Planning,Planning,.
1. Pendahuluan
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang
sasarannya telah digariskan dengan jelas
(Soeharto,1995). Untuk mengelola kegiatan
yang berbentuk proyek diperlukan suatu
manajemen proyek, yang berfungsi untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan baik
berupa manusia, peralatan, dana maupun
material.
Salah satu cara untuk merencanakan dan
mengendalikan proyek tersebut adalah dengan
menyusun time schedule yang tepat, sedangkan
time schedule yang tepat dapat dibuat setelah
diketahui urutan pengerjaan kegiatan proyek.
Time schedule adalah jadwal aktivitas waktu
penyelesaian proyek sesuai urutan pengerjaan
kegiatan
proyek
dan
kurun
waktu
penyelesaiannya.
1
Keterlambatan waktu penyelesaian proyek
dapat mengakibatkan membengkaknya biaya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
Secara umum keterlambatan proyek sering
kali menjadi sumber perselisihan dan tuntutan
antara pemilik dan kontraktor, sehingga
keterlambatan proyek akan menjadi sangat
mahal nilainya baik ditinjau dari sisi
kontraktor maupun pemilik. Kontraktor akan
terkena denda penalti sesuai dengan kontrak,
kontraktor juga akan mengalami tambahan
biaya overhead selama proyek masih
berlangsung. Dari sisi pemilik keterlambatan
proyek akan membawa dampak pengurangan
pemasukan karena penundaan pengoperasian
fasilitasnya. Dengan demikian sangatlah perlu
dilakukan perencanaan dan pengendalian
proyek yang baik.
PT SATYA BUANA REKATAMA adalah
salah satu pelaksana proyek T K MODEL
KABUPATEN SRAGEN. Pada pelaksanaan
pembangunan proyek TK MODEL, PT
SATYA BUANA REKATAMA menangani
pembangunan ruang kantor lantai satu dan dua
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
TK
MODEL.
Dalam
merencanakan
penjadwalan proyek, PT SATYA BUANA
REKATAMA mempunyai masalah dalam
menetukan waktu penyelesaian proyek.
Penentuan waktu penyelesaian proyek hanya
berdasarkan perkiraan, belum menggunakan
pedoman yang pasti untuk menetukan berapa
lama kira -kira waktu yang optimal untuk
penyelesaian proyek
turunnya pekerjan yang tersedia. Sedangkan
menahan mereka untuk stand by akan menelan
biaya yang dipandang tidak efisien. Oleh
karena itu, diusahakan jangan terjadi keperluan
yang bersifat naik turun yang sangat tajam
(fluctuation). Metode network planning dapat
membantu mengatasi masalah tersebut, yang
dikenal sebagai pemerataan sumber daya
(resource lavelling).
Perencanaan jadwal kerjanya (time schedule )
yang dibuat oleh pelaksana tidak dihasilkan
dari jarigan kerja melainkan hasil estimasi
subyektif pengalaman dilapangan. Sehingga
time schedule yang dihasilkan tidak dapat
menjabarkan secara detail apakah time shedule
tersebut berasal dari lintasan kritis atau tidak,
dan tidak dapat menunjukkan secara spesifik
hubungan ketergantungan antara kegiatan satu
dengan kegiaan lain. Akibatnya jika terjadi
keterlambatan dalam suatu kegiatan akan sulit
mengetahui dampak yang diakibatkan terhadap
jadwal keseluruhan proyek. Oleh karena itu
perlu dibuat time schedule yang baik salah
satunya dengan cara analisis network planning.
Penelitan ini akan membahas perencanaan
proyek T K MODEL tahap II dengan
menggunakan metode network planning
termasuk analisis biaya yang diakibatkan oleh
kemungkinan
terjadinya
percepatan
penyelesaian proyek serta kemungkinan
terjadinya keterbatasan sumber daya manusia.
Metode diagram network planning menyajikan
perencanaan jadwal kegiatan proyek secara
sistematis dan analitis, sehingga mudah
dipahami oleh pihak- pihak yang terkait, dalam
pelaksanaan proyek di lapangan, yaitu
pelaksana dan konsultan pengawas. Pembuatan
network planning dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai hubungan ketergantungan
dan urutan kegiatan proyek, kegiatan-kegiatan
kritis, kebutuhan sumber daya tiap-tiap
kegiatan, dan alokasi waktu pelaksanaan
proyek. Diagram network planning juga dapat
digunakan untuk mengatasi
masalah
keterbatasan sumber daya dan program
percepatan jika pemilik proyek menginginkan.
Keterbatasan
sumber
daya
dapat
mempengaruhi
jadwal
proyek
seperti
bertambahnya waktu penyelesain proyek, dan
terbentuknya jalur kritis baru. Keterbatasan
sumber daya juga akan mempengaruhi biaya
yang dibutuhkan. Merekrut, menyeleksi dan
melatih tenaga kerja memerlukan biaya yang
mahal dan membutuhkan waktu lama sebelum
mereka siap pakai. Setelah mereka bergabung
dengan proyek, tidak mudah melepas dan
memanggil kembali sesuai dengan naik
34
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
bagaimana
merencanakan
proyek
pembangunan TK MODEL tahap II dengan
menggunakan metode network planning serta
melakukan analisis terhadap kemungkinan
terjadinya percepatan penyelesaian proyek dan
keterbatasan sumber daya manusia.
2. Metodologi P enelitian
Langkah – langkah yang digunakan dalam
penelitian untuk memecahkan masalah dapat
dilihat pada gambar 1
3. Analisis dan Pembahasan
Untuk membuat diagram network planning
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1)
Pengelompokkan aktivitas pekerjaan (2)
Penyusunan hubungan ketergantungan antar
kegiatan (3) Penentuan durasi tiap-tiap
pekerjaan.
Penentuan
durasi
tiap-tiap
pekerjaan / kegiatan didasarkan pada volume
pekerjaan, jumlah kebutuhan tenaga kerja dan
produktivitas
tenaga
kerja.
Untuk
mendapatkan angka produktivitas tenaga kerja
dibutuhkan data harga borongan pekerjaan dan
upah harian tenaga kerja. Perhitungan durasi
pekerjaan dapat diketahui melalui rumus (2.1)
dan rumus (2.2).
Produktivitas tenaga kerja
U
(Pr) = ........
C
V
Durasi =
.....
Pr .n
2.1)
(2.2)
Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek...
Gambar 1 Metodologi Pembahasan
Dimana:
Pr = produktivitas
tenaga
kerja
(m 3 /hari)
U = Upah harian per kelompok
Tenaga Kerja ( Rp/ hari)
C = Upah borongan satuan pekerjaan
( Rp/ m 3 )
D = Durasi (hari)
V = Volume ( m 3 )
N = Jumlah kelompok tenaga kerja
Dari hasil penelitian didapatkan diagram
network planning seperti pada gambar 2.
Dari diagram network planning tersebut dapat
dilihat adanya beberapa jalur kritis. Jalur kritis
tersebut memerlukan waktu penyeleaian 182
hari. Jalur kritis pada pembangunan proyek TK
MODEL terdapat 4 jalur kritis yaitu (A - DF-G–E-H- J-I-K -P- Ii - Jj- Rr- Nn- Pp- Ddd),
(A-D-F -G–E-H- J-I-K-P - Ii- Jj - Mm-PpDdd), (A -D -F-G–E-H - J-I-K-P - Ii- Jj - RrNn-Yy-Ccc- Ddd) dan (A -D-F-G–E-H - J -I-KP- Ii- Jj - Mm - Yy-Ccc- Ddd).
Pada sistem sebelum penggunaan metode
network planning yaitu dengan metode
perkiraan, waktu penyelesaian proyeknya
dihitung berdasar waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan yang menjadi
komponen proyek.adalah 7 bulan atau 210
hari. Setelah penggunaan diagram network
planning maka penyelesaian proyeknya
menjadi 182 hari atau 6 bulan 2 hari.
35
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
Gambar 2 Diagram Network Planning
Biaya yang dibutuhkan untuk penyelesaian
proyek dapat dicari dari biaya material
ditambah dengan biaya tenaga kerja.
Perhitungan biaya material dicari berdasarkan
pada volume pekerjaan yang diperlukan
sehingga umur proyek tidak mempengaruhi
biaya material total yang dibutuhkan. Rumus
untuk mencari biaya yang digunakan dapat
dilihat pada rumus 3 dan 4.
Biaya Tenaga Kerja = Upah borongan ( RAB)
– perubahan upah tenaga kerja ..(3)
Biaya Total = Biaya tenaga kerja + biaya
material...............................................(4
Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan
proyek TK MODEL sebelum penggunaan
diagram
network
planning
adalah
Rp.1.345.142.375,00 dengan biaya material
sebesar Rp. 1.028.320.603,00 dan biaya tenaga
kerja sebesar Rp.316.821.772,00. Sedangkan
alokasi biaya yang dibutuhkan setelah
penggunaan diagram network planning adalah
sebesar Rp.1.321.538.375,00 dengan perincian
biaya material sebesar Rp. 1.028.320.603,00
dan biaya tenaga kerja Rp.293.217.772,00.
Langkah-langkah untuk
mengalokasikan
sumber daya dengan metode ACT IM adalah
sebagai berikut:
1. Alokasi Sumber Daya Tunggal
36
Prosedur
Pengalokasian Sumber Daya
Tunggal dengan ACTIM adalah sebagai
berikut:
1. Susun tabel dasar, isi kolom 1 dan 2
2. Hitung ACTIM untuk setiap aktivitas
kemudian urutkan dari besar ke kecil di
baris Activit.y
3. Isi Baris
Duration, ACTIM, Resoureces
Requarement, T EARL
4. Isi baris T NOW mulai dengan 0
5. Lakukan Iterasi 1 ,Isi T STARTdan TFIN
untuk aktivitas-aktivitas terdekat dst.
2. Alokasi Sumber Daya Majemuk
Prosedur
Pengalokasian Sumber Daya
Majemuk dengan ACTIM adalah sebagai
berikut:
Hitung ACTIM untuk setiap
aktivitas kemudian urutkan dari besar
ke kecil.
Susun tabel dasar, isi kolom resource
availeble terbesar, dan actim ranked
allowable activity
Isi Baris resource available , duration
Isi baris Time mulai dengan 0
Lakukan Iterasi 1 ,Isi START dan
FINISH untuk aktivitas -aktivitas
terdekat hitung
sampai proyek
selesai.
Setelah dialokasikan sumber daya manusia
yang ada maka dapat ditentukan biaya
Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek...
Tabel 1.Perbandingan Waktu dan Biaya Penyelesaian Proyek Aloka i Sumber Daya Tunggal
dan Majemuk
Keadaan
Sebelum Network Planning
Setelah Network Planning
ACT IM batas tetap 40 fleksibel, 15 spesialis
ACTIM batas tetap 50, 18 spesialis
ACTIM batas tetap 60, 20 spesialis
ACTIM batas tetap (20,20,20,15,10,15)
ACTIM batas tetap (40,30,20,15,10,15)
ACTIM batas tetap (30,20,20,15,10,15)
ACTIM batas tetap (40,20,10,15,10,15)
ACTIM batas tetap (40,20,20,15,10,15)
pengalokasiannya. Biaya alokasi sumber daya
manusia dengan metode ACT IM dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut:
C = (Ct + Cm) .......................................(5)
Ct = ( Cn + Ca).......................................(6)
Keterangan:
C = total cost
Ca = biaya yang diakibatkan perekrutan
dan pengurangan tenaga kerja
Cn = upah tenaga kerja
C = biaya total tenaga kerja
Cm = biaya material
Dari perhitungan dapat diketahui bahwa biaya
penyelesaian proyek dengan menggunakan
alokasi sumber daya tunggal lebih murah bila
dibandingkan dengan alokasi sumber daya
majemuk. Hal ini disebabkan karena alokasi
dengan metode majemuk sangat kompleks.
Hubungan ketergantungan antara kegiatan satu
dengan kegiatan yang mendahuluinya dibatasi
oleh banyak jenis tenaga kerja. Untuk
mengetahui perbandingan biaya pengalokasian
sumber daya dengan alokasi tunggal maupun
majemuk metode ACTIM dapat dilihat pada
tabel 1.
Dari perhitungan diagram network planning
yang sudah disajikan dapat diketahui
bagaimana
menentukan
kurun
waktu
penyelesaian proyek dengan lebih cepat dan
mudah. Tetapi terkadang ada konsumen yang
menginginkan adanya penyelesaian waktu
proyek yang lebih cepat dari perkiraan waktu
normal. Dalam tahap ini akan disajikan
program percepatan (Crash program ) untuk
mendapatkan jadwal yang lebih singkat dari
Waktu
210 hari
182 hari
198.5 hari
198 hari
171.5 hari
200,5 hari
150,5 hari
200 hari
168 hari
159,5 hari
Biaya
Rp. 1.345.142.375,00
Rp. 1.321.538.375,00
Rp. 1.322.075.375,00
Rp. 1.323.020.375,00
Rp.1.323.378.375,00
Rp.1.322.795.341,00
Rp.1.323.418.375,00
Rp.1.322.938.375,00
Rp.1.322.988.375,00
Rp.1.323.388.375,00
waktu normal. Hal ini didasarkan pada
perhitungan
biaya
langsung
untuk
mempersingkat waktu penyelesaian proyek,
dimana jika waktu proyek dipercepat, maka
biaya proyek akan meningkat. Pada tahap ini
juga disajikan pilihan-pilihan lama percepatan.
Langkah-langkah untuk untuk menentukan
durasi tiap pekerjaan yang baru dari program
percepatan adalah sebagai berikut:
1. Langakah 1 adalah menentukan total float
tiap kegiatan dengan hitungan mundur,
dicari total float paling minimum yang
negatif.
2. Dari total float yang paling minimum dicari
durasi yang baru dengan menggunakan
rumus:
TA_baru
=
TA_lama
+
TA _ lama
xTF ........... (3.6)
umur _ proyek
3. Setelah diketahui TA barunya maka
dihitung maju untuk mengetahui waktu
penyelesaian proyeknya, jika waktu
penyelesaian proyeknya belum sesuai
dengan program percepatan maka dicari
T A yang baru dengan umur proyek dari
langkah 2.
4. Dihitung total float yang baru dengan TA
ke dua begitu seterusnya sampai
didapatkan total float paling minimum 0.
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa
untuk mempercepat waktu penyelelesaian
selama 7 hari maka akan mengubah durasi
beberapa kegiatan (tabel 2).
37
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
Tabel 2 Perubahan Durasi Kegiatan
Program Percepatan 7 Hari
Kegiatan
D
G
H
I
J
Jj
Nn
Vv
Yy
Ccc
Ddd
Durasi
lama
2,5
9,5
15
10,5
26
6,5
19,5
24
9,5
27
11,5
Durasi
baru
2
7
14
10
25
6
19
23
9
26
11
Dari table 2 dapat diketahui bahwa untuk
mempercepat waktu penyelesaian proyek 7
hari maka kegiata yang perlu dipersingkat
adalah kegiatan D, G, H, I, J, Jj, Nn, Vv, Yy,
Ccc, Ddd. Kegiatan –kegiatan tersebut
merupakan kegiatan-kegiatan yang berada
pada jalur kritis.
Percepatan proyek dilakukan dengan asumsi
bahwa jumlah sumber daya selalu tersedia.
Namun demikian program percepatan harus
dilkukan dengan cermat agar benar-benar bisa
mempersingkat umur proyek dengan kenaikan
biaya
yang
minimal.Percepatan waktu
penyelesaian
proyek
selama
7
hari
mengakibatkan perubahan biaya tenaga kerja
pada kegiatan-kegiatan yang dipercepat
sebesar Rp292.869.772,6,00 sedang biaya
material untuk
kegiatan-kegiatan yang
dipercepat tetap.
Dari perhitungan biaya dapat dilihat dengan
pe rcepatan waktu penyelesaian proyek proyek
7 hari biaya yang diperlukan sebesar
Rp.1.321.415.375,00 dengan perincian biaya
tenaga kerja Rp. 292.869.773,00 dan biaya
material tetap yaitu Rp. 1.028.320.603,00.
Besarnya biaya pada program percepatan 7
hari jika dibandingkan biaya pada kondisi
sebelum
dilakukan
percepatan
yaitu
Rp.1.321.538.375,00.
Dapat disimpulkan
dalam program percepatan 7 hari biaya yang
dibutuhkan lebih kecil dari pada kondisi
sebelum
dilakukan
percepatan.Waktu
penyelesaian proyek jika dipercepat maka
durasi tiap kegiatan akan berubah. Pada
38
program percepatan 14 hari durasi kegiatan
yang berubah dapat dilihat pada tabel 3.
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa untuk
mempercepat waktu penyelesaian proyek 14
hari maka kegiatan yang perlu dipersingkat
adalah kegiatan D, G, H, I, J,K,Ii Jj, Nn, Vv,
Yy, Ccc, Ddd. Kegiatan –kegiatan tersebut
merupakan kegiatan-kegiatan yang berada
pada jalur kritis. Jalur kritis pada program
percepatan 14 hari ini mengalami perubahan.
Jalur kritis pada saat sebelum dilakukan
percepatan hanya
terdapat 4 jalur kritis
sedangkan pada program percepatan 14 hari
ini terdapat 6 jalur kritis. Perubahan jalur kritis
ini berarti adanya penambahan kegiatankegiatan kritis, maka perlu dilakukan
pengendalian dan pengawasan yag lebih pada
jalur jalur ini agar tidak terjadi keterlambatan.
Dari perhitungan biaya dapat dilihat bahwa
untuk mempercepat proyek selama 14 hari
dibutuhkan
biaya
sebesar
Rp.
1.323.290.375,00 dengan perincian biaya
tenaga kerja sebesar Rp. 294.969.773,00
sedangkan biaya material tetap yaitu Rp.
1.028.320.603,00. Besarnya biaya pada
program percepatan 14 hari jika dibandingkan
biaya pada kondisi sebelum percepatan waktu
penyelesaian
proyek
yaitu
Rp.1.321.538.375,00 dapat disimpulkan bahwa
program percepatan 14 hari biaya yang
dibutuhkan lebih besar dari pada kondisi
Tabel 3 Pe rubahan Durasi Kegiatan
Program Percepatan 14 Hari
Kegiatan
D
G
H
I
J
K
Ii
Jj
Nn
Rr
Yy
Ccc
Ddd
Durasi
lama
2.5
7
15
10,5
26
36
4.5
6,5
19,5
1,5
9.5
27
11.5
Durasi
baru
2
6
14
10
24
34
4
6
18
1
9
25
11
Susy Susmartini, dkk., Perencanaan Proyek Dengan Metode Network Planning Pada Proyek...
Tabel 4 Perubahan Durasi Kegiatan
Program Percepatan 30 Hari
Kegiatan
D
G
H
I
J
K
Ii
Jj
Nn
Rr
Yy
Ccc
Ddd
Durasi
lama
2,5
7
15
10,5
26
36
4.5
6,5
19,5
1,5
9,5
27
11,5
Durasi
baru
2
6
12
9
22
30
4
5
16
1
8
23
10
2. Dengan keterbatasan sumber daya waktu
penyelesaian proyek dapat dicari dengan
menggunakan metode ACTIM baik
tunggal maupun majemuk. Hasil Alokasi
sumber daya tunggal tenaga kerja fleksibel
disimpulkan waktu penyelesaian proyek
tercepat adalah dengan batas tetap 60
tenaga
kerja
waktu
penyelesaian
proyeknya 167.5 hari. Sedangkan alokasi
sumber daya tunggal tenaga kerja spesialis
dengan batas tetap 15, 18, dan 20 hari
watu penyelesaian proyeknya adalah 97
hari.
waktu
3. Alokasi sumber daya majemuk dapat
disimpulkan waktu penyelesaian tercepat
adalah dengan
batas
tetap
tetap
(40pek,30Tkg batu, 20 tkg besi,15 tkg
kayu,10tkg galian,15tkg listrik) waktu
penyelesaian proyeknya adalah 150.5 hari.
Pada program percepatan 30 hari kegiatankegiatan pada program prcepatan 30 hari yang
mengalami perubahan durasi adalah sebagai
berikut (tabel 4):
4. Penyelesaian proyek T K MODEL dengan
menggunakan metode network planning
memerlukan biaya penyelesaian proyek
sebesar Rp.1.321.538.375,00 lebih hemat
1.75 % dibanding metode perkiraan.
sebelum
dilakukan
penyelesaian proyek.
percepatan
Dari tabel 4 dapat kita lihat bahwa jika kita
ingin mempercepat umur proyek 30 hari maka
kita harus mempersingkat durasi tiap kegiatan.
Kegiata –kegiatan yang berubah durasinya jika
kita percepat umur proyek 30 hari adalah D, G,
H, I, J, K, Ii, Jj,Nn, Rr, Yy, Ccc, Ddd.
Kegiatan-kegiatan
yang
dipersingkat
merupakan kegiatan-kegiatan yang berada
pada jalur kritis.Jalur kritis pada program
percepatan 30 hari juga mengalami perubahan.
Jalur kritis pada saat sebelum dilakukan
percepatan hanya
terdapat 4 jalur kritis
sedangkan pada program percepatan 7 hari ini
terdapat 6 jalur kritis .
Dari perhitungan biaya dapat dilihat bahwa
untuk mempercepat proyek selama 30 hari
dibutuhkan biaya sebesar Rp.1.324.173.375,00
dengan perincian biaya tenaga kerja sebesar
Rp. 295.896.773,00 sedangkan biaya material
tetap yaitu Rp. 1.028.320.603,00.
4. Kesimpulan
1. Penyelesaian proyek TK MODEL dengan
menggunakan metode network planning
memerlukan waktu penyelesaian proyek
182 hari atau 6 bulan 2 hari.
5. Biaya
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan proyek TK MODEL
dengan alokasi sumber daya tunggal
dengan metode ACTIM dengan batas tetap
40 tenaga kerja fleksibel dan 15 tenaga
kerja
spesialis
adalah
Rp.
1.322.075.375,00, dengan batas tetap 50
tenaga fleksibel dan 18 tenaga spesialis
adalah sebesar Rp. 1.323.130.375,00,
dengan batas tetap 60 tenaga kerja
fleksibel dan 20 tenaga kerja spesialis
dibutuhkan
biaya
sebesar
Rp.1.323.378.375,00.
6. Biaya untuk alokasi sumber daya majemuk
dengan menggunakan batas tetap (20 pek,
20 tkg batu,10 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg
galian,15tkg
listrik)
adalah
Rp.1.322.795.341,0. Dengan menggunaka
batas tetap (40 pek,30 tkg batu, 20 tkg
besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15tkg
listrik) dengan batas tetap (30 pek,20 tkg
batu,20 tkg besi,15 tkg kayu,10 tkg
galian,15 tkg listrik)
adalah sebesar
Rp.1.322.938.375,00 sedangkan dengan
batas tetap (40 pek,20 tkg batu,10 tkg
besi,15 tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg
39
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
listrik)
dibutuhkan biaya sebesar
Rp.1.322.988.375,00 dan dengan batas
tetap (40 pek, 20 tkg batu, 20 tkg besi,15
tkg kayu,10 tkg galian,15 tkg listrik)
dibutuhkan
biaya
sebesar
Rp.1.323.388.375 ,00.
7. Dengan mengganggap semua tenaga kerja
dianggap
sama
(tunggal)
waktu
penyelesaianya akan lebih cepat dan
biayanya lebih murah tetapi kenyatannya
tenaga kerja mempunyai spesifikasi
masing-masing sehingga pengalokasian
sumber daya lebih tepat menggunakan
sumber daya majemuk.
8. Dari perhitungan program percepatan
dapat
disimpulkan
bahwa
dengan
mempercepat proyek selama 7 hari biaya
yang
diperlukan
adalah
sebesar
Rp.1.321.345.341,00.
Biaya
yang
diperlukan untuk mempercepat proyek
selama 14 hari adalah biaya sebesar
Rp.1.324.075.341,00 sedangkan biaya
untuk mempercepat proyek 30 hari adalah
sebesar Rp.1.324.669.341,00.
9. Dari perhitungan program percepatan
didapatkan
kesimpulan
untuk
mempercepat umur proyek kurang dari 7
hari memerlukan biaya lebih kecil dari
biaya sebelum program percepatan.
Sedangkan untuk mempercepat proyek
selama 14 dan 30 hari biayanya sudah
mengalami kenaikan jika dibandingkan
dengan biaya sebelum dilakukan program
percepatan sehingga untuk menghemat
biaya lebih baik mempercepat proyek
dibawah 7 hari.
5. Daftar Pustaka
Buffa,Elwood, Managemen Produksi
Operasi , Jakarta: Erlangga,1994.
dan
Gray,Clifford F and Larson, Eric W, Project
Management
the
Managerial
Process :Mc-Graw Hill, 2000.
Haeder Ali, Tubagus, Prinsip-prinsip Untuk
Network Planning , Jakarta: Gramedia,
1997.
Handoko, T. Hani, Dasar-dasar Manajemen
Produksi dan Operasi. Edisi 1.
Yogyakarta: BPFE,1995
40
Heizer, Jay and Reinder, Barry , Prinsip prinsip
manajemen Operasi, Jakarta:Salemba
Barat, 2001.
Hiller, Federick S and Gerald J Lieberman.
Introduction to Operation Research. 3nd
Edition,
HoldenDay
,Inc,
Oakland,California,1994.
AHuja, Hira N, Project Management
Techniques in Planning and Controlling
Constructin Project , New York: Willey,
1994.
Menipaz, Uhud, Pokok - Pokok Manjemen
Operasi,
Terjemahan
Atmadji,Surakarta: UNS Press.
Prijono, Tata Laksana
LPFEUI, 1999.
Proyek ,
Jakarta:
Reksohadiprojo, Sukanto, Perencanaan dan
Pengawasan produksi, Edisi Revisi.
Yogyakarta: PPFE,1998.
Soeharto, Imam, Manajemen Proyek Dari
Konseptual
Sampai
Operasional,
Jakarta:Erlangga,1995.
Soeharto, Imam, Manajemen Proyek. Jakarta:
Erlangga,1997.
Susmartini, Susy, Diktat Kuliah
Produksi, Surakarta, 2004.
Sistem
Download