KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR YANG TERSERTIFIKASI PADA PEMBELAJARAN SAINS Muhammad Ridwan Kalu¹, Amram Rede dan H. Asep Mahpudz² [email protected] ¹Mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako ²Dosen Pengajar Program Studi Magister Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Tadulako Abstract The objektive of the research was to analyze pedagogical and profesional competence of certified elementary school teachers on science learning. The research subjecs were 16 teachers. The research method employed was qualitive descriptive by using survey data collected by questionnare, observation and interview. The research result showed hat the pedagogical competence of certified elementary school teachers in science learning in regional I and regional II Tanantovea sub district with observation result reached 48% and questionnare was 76,12%. The competence of the professional had haved on observation 45,97% and questionnare was 66,02%. The pedagogical competence of certified elementary school teacher on science learning in regional I and regional II Tanantovea sub district was good enough category. The professional competence of certified elementary school teachers on science learning was in good enough category. Keywords: pedagogic, professional, competence, certified teacher. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan komponen yang paling menentukan kualitas pendidikan, karena ditangan gurulah kurikulum dikembangkan dan diaplikasikan. Ditangan guru yang profesional pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Sarana dan prasarana menjadi akan diberdayakan lebih maksimal dan iklim pembelajaran menjadi magnet pemicu pengalaman yang membentuk peserta didik menjadi insan yang berilmu, bertanggung jawab dan mampu menghadapi segala tantangan masa depan. Disamping itu guru adalah pemeran utama dalam proses peningkatan kualitas pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan formal. Supriadi (1998), mengemukakan bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut memiliki minimal lima hal yaitu (1) mempunyai komitmen pada peserta didik dan proses belajarnya, (2) menguasai secara mendalam bahan/ mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarnya kepada peserta didik, (3) bertanggung jawab memantau hasil belajar peserta didik melalui berbagai cara evaluasi, (4) mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, dan (5) seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Pemerintah memberikan apresiasi yang sangat tinggi terhadap profesionalitas guru yang selama ini diberi julukan pahlawan tanpa tanda jasa. Slogan tersebut sesungguhnya memiliki makna yang sulit diterjemahkan secara verbalitas karena sesungguhnya jasa guru tercermin dari peningkatan sumber daya manusia serta mutu generasi yang kini mampu bersaing di dunia internasional. Salah satu bentuk apresiasi, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan yang dituangkan dalam UndangUndang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang antara lain mengatur tentang kesejahteraan guru dan syarat-syarat untuk mendapatkannya. Perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan guru meningkatkan insentif guru melalui sertifikasi. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan 85 86 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016 hlm 85-94 dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan yaitu berupa pemberian tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok kepada guru yang memiliki sertifikat pendidik. Berdasarkan pengamatan penulis tentang dampak kebijakan sertifikasi bagi SD di Kecamatan Tanantovea dalam meningkatkan standar kompentensi guru tentang pembelajaran sains belum optimal. Peneliti dapat menggambarkan bahwa sertifikasi guru memberi motivasi tersendiri dalam meningkatkan kesejahteraan, belum dalam tataram meningkatkan kompetensi guru itu sendiri. Kemampuan guru SD dalam pembelajaran sains masih perlu ditingkatkan, terutama yang telah lulus sertifikasi ternyata kompetensinya belum maksimal, belum menunjukkan perbedaan kinerja dari guru yang belum tersertifikasi yaitu guru kurang mampu menguasai teori belajar, masih banyak guru yang hanya mencopi dengan silabus dan rencana pembelajaran yang sudah ada sebelumnya, dan guru-guru masih menggunakan proses pembelajaran sains pola lama, yaitu proses pembelajaran satu arah yang didominasi oleh guru yang tidak mengarahkan dan memfasilitasi peserta didik dalam belajar dan mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dari mana peserta didik belajar. Metode pembelajaran yang digunakan kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dan masih banyak guru yang tidak menggunakan alat bantu dalam proses pembelajaran. Seharusnya guru yang telah memiliki sertifikat pendidik dalam mengajar banyak menggunakan metode dan media ataupun sumber yang beraneka ragam, sehingga peserta didik tidak merasa bosan dan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran. Sebagian guru kurang memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan kreativitas siswa untuk belajar dan kurang ISSN: 2089-8630 berusaha untuk mengatasinya, guru kurang memperhatikan setiap siswa yang memiliki keberagaman individual, baik latar belakang kemampuan, pengetahuan, sikap dan motivasi belajar siswa. Pendekatan pembelajarannya pendekatan konsep. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rahayu (2012) yang melakukan penelitian tentang kompetensi pedagogik dan kepribadian guru biologi bersertifikasi pendidik di SMA 3 Semarang bahwa kompetensi pedagogik guru dalam pengelolaan pembelajaran cukup baik tetapi belum optimal dalam mengaplikasikan pengelolaan pembelajaran yang memenuhi standar sains. Proses pembelajaran peserta didik hanya menerima konsep yang diberikan oleh guru tanpa pernah membuktikan konsep tersebut. Program sertifikasi guru diharapkan menjadi instrumen penting dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran, maka harapannya tentu ketika seorang guru telah mendapatkan sertifikat sebagai seorang pendidik profesional, dia bisa mentransformasikan diri menjadi seorang guru yang menunjukkan dan menjaga sikap profesionalismenya dalam melaksanakan tugas kependidikan. Alur sertifikasi guru yang selama ini dilakukan, baik melalui fortopolio maupun diklat belum menjadi jaminan dalam pembelajaran sains di kelas. Hasil penelitian sebelumnya dilakukan oleh siti Zulkaedah Hasibuan tentang sertifikasi pendidik dan profesionalitas menunjukkan bahwa sertifikasi tidak menjamin tercapainya guru profesional walaupun ada perbedaan terhadap yang belum sertifikasi tetapi belum signifikan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan yaitu bagaimana kompetensi pedagogik dan profesional guru Sekolah Dasar tersertifikasi pada pembelajaran sains?. Muhammad Ridwan Kalu, dkk. Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Sekolah Dasar …………………………87 METODE Jenis penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif dan metode penelitian adalah survey. Subyek penelitian yakni 16 orang guru SD yang tersertifikasi mengajar pelajaran sains berada di Wilayah I dan Wilayah II Kecamatan Tanantovea. Penelitian ini akan menganalisis satu variabel (variabel tunggal), yaitu Profesionalisme guru tersertifikasi yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran yaitu: (1) mengenal karakteristik peserta didik, (2) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, (3) pengembangan kurikulum, (4) kegiatan pembelajaran yang mendidik, (5) memahami mengembangkan potensi peserta didik, (6) komunikasi dengan peserta didik, (7) penilaian dan evaluasi, (8) penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran No 1 2 3 4 5 6 7 yang diampu, dan (9) mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa jenis dan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari data yang dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu angket observasi, wawancara dan data skuender yaitu dokumen. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Humberman dalam Basrowi dan Suwandi (2008) yaitu (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan kesimpulan (verifikasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Kompetensi Pedagogik Guru SD Tersertifikasi pada Pembelajaran Sains Hasil analisis angket kompetensi padagogik dapat dilihat pada Tabel 1. Indikator Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik Pengembangan kurikulum Memahami kegiatan pembelajaran yang mendidik Memahami dan mengembangan potensi peserta didik Berkomunikasi dengan peserta didik Penilaian dan evaluasi Rata-rata Berdasarkan tabel 1 kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains. Menguasai karakteristik peserta didik 78,13% dengan kategori baik, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 73,83% kategori baik, pengembangan kurikulum 83,33% kategori baik, memahami kegiatan Nilai Perolehan 78,13 % 73,83 % 83,33 % 73,43 % 76,11 % 77,08 % 70,93 % 76,12 % pembelajaran yang mendidik 73,43%, memahami dan mengembangkan kompetensi peserta didik 76,11% kategori baik, berkomunikasi dengan peserta didik 77,08% kategori baik, dan penilaian dan evaluasi 70,93% kategori baik. Hasil analisis observasi tentang kompetensi pedagogik dapat dilihat pada Tabel 2. 88 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016 hlm 85-94 No 1 2 3 4 5 6 7 Indikator Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik Pengembangan kurikulum Memahami kegiatan pembelajaran yang mendidik Memahami dan mengembangan potensi peserta didik Berkomunikasi dengan peserta didik Penilaian dan evaluasi Rata-rata Berdasarkan tabel 2 kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains. Menguasai karakteristik peserta didik 48,70% dengan kategori cukup baik, menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik 47,66% kategori cukup baik, pengembangan kurikulum 50,76% kategori cukup baik, memahami kegiatan pembelajaran yang mendidik 47,44% kategori cukup baik, ISSN: 2089-8630 Nilai Perolehan 48,70 % 47,66 % 50,76 % 47,44 % 48,88 % 51,04 % 41,56 % 48,00 % memahami dan mengembangkan kompetensi peserta didik 48,88% kategori cukup baik, berkomunikasi dengan peserta didik 51,04% kategori cukup baik, dan penilaian dan evaluasi 41,56% kategori baik. Kemampuan kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains melalui kuesioner dilihat pada gambar 1. 86 84 82 80 78 76 74 72 70 68 66 64 1 2 3 4 5 6 7 Kemampuan kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains melalui kuesioner dilihat pada gambar 2. Muhammad Ridwan Kalu, dkk. Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Sekolah Dasar …………………………89 60 50 40 30 20 10 0 1 2 3 Kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains di Wilayah I dan Wilayah II Kecamatan Tanantovea dengan kuesioner dari tujuh indikator rata-rata 76,12% atau kategori baik, kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains dengan observasi dari tujuh indikator 48 % kategori cukup baik. Dari rata-rata kuesioner dan observasi, indikator penilaian dan evaluasi yang paling belum optimal disebabkan responden dalam melaksanakan penilaian tidak melakukan dengan berbagai teknik dan jenis penilaian hanya pada tes tertulis dan penugasan, selain itu masih banyak responden yang tidak menganalisis penilaian untuk mengidentifikasikan topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan masing-masing peserta didik untuk dilakukan remedial dan pengayaan. Hasil penelitian pada indikator memahami karakteristik peserta didik berada pada kategori baik dan cukup baik, guru perlu memahami peserta didik melalui karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek intelektual, emosional, moral dan latar belakang peserta didik, hal ini bertujuan agar proses interaksi peserta didik dengan guru terjadi, sehingga tujuan pembelajaran tercapai sesuai yang diharapkan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru mengidentifikasikan 4 5 6 7 pengetahuan awal peserta didik, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik. Indikator penelitian tentang menguasai teori belajar dan prinsipprinsip pembelajaran yang mendidik berada pada kategori baik dan cukup baik, maka guru sains SD diharapkan dalam melakasanakan pembelajaran sains di kelas guru harus menggunakan berbagai teknik yang dapat memotivasi kemauan belajar peserta didik. Indikator penelitian tentang pengembangan kurikulum sains yang dilakukan guru berada pada kategori baik dan cukup baik, artinya pengembangan kurikulum sains masih perlu disesuaikan dengan kebutuhan lokal, dimana guru dapat mengimplementasikan materimateri sains ke dalam kehidupan peserta didik. Indikator penelitian tentang kegiatan pembelajaran yang mendidik berada pada kategori baik dan cukup baik, diharapkan dalam pembelajaran sains guru mengkomunikasikan informasi baru sesuai dengan usia dan tingkat kemapuan belajar pesera didik, guru banyak memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik, melakukan praktek, dan menggunakan berbagai alat bantu yang dapat memotivasi belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Indikator penelitian memahami dan mengembangkan potensi pesrta didik berada pada kategori baik dan 90 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016 hlm 85-94 cukup baik, diharapkan dalam pembelajaran sains guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas peserta didik. Guru harus terampil menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik pembelajaran serta situasi pada saat materi pelajaran yang disajikan. Indikator komunikasi dengan peserta didik peserta didik berada pada kategori baik dan cukup baik, diharapkan guru dapat berinteraksi dengan peserta didik dengan mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman, menjaga partisipasi dengan peserta didik, menanggapi pertanyaan peserta didik dengan benar dan menghilangkan kebingunagan peserta didik. Kompetensi pedagogik guru SD tersertifikasi pada pembelajaran sains DI Wilayah I dan wilayah II Kecamatan tanantovea cukup baik disebabkan oleh kurangnya kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sains, metode yang digunakan masih banyak metode ceramah, penggunaan teknologi dalam hal ini media kurang dipergunakan sehingga proses belajar mengajar tidak efektif dan tidak efisien. Pembelajaran sains lebih menekankan pada penguasaan fakta dan konsep, yang menjadi bahan hafalan bagi peserta didik. Pembelajaran sains bahkan dilaksanakan dalam bentuk latihan-latihan penyelesaian soal-soal semata dalam rangka mencapai target nilai tes tertulis evaluasi hasil belajar sebagai ukuran utama dalam kesuksesan mengelola pembelajaran. Pembelajaran yang menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses, akhirnya guru tidak terlalu terdorong untuk menghadirkan fenomena-fenomena alam melalui alat peraga sederhana kedalam pembalajaran sains. Hal ini sesuai dengan pendapat Asmani (2009) bahwa pada diri guru perlu ditumbuhkan kesadaran penguasaan ISSN: 2089-8630 terhadap perkembangan peserta didik, teknik evaluasi, penguasaan terhadap model-model dan metode pembelajaran, disamping penguasaan mata pelajaran dan iptek yang berkaitan dengan pengajaran. Selanjutnya responden dalam pembelajaran sains metode yang sering digunakan adalah ceramah, belum mampu menetukan metode yang digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Schramm dalam Suwarna (2005) mengatakan bahwa, sebelum melakukan proses belajar mengajar (PBM) seorang guru harus menentukan metode yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai, pemilihan metode yang akan digunakan harus sesuai dengan tujuan dan sifat materi yang akan menjadi obyek pembelajaran. Sudjana (2004) berpendapat, ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi oleh seorang guru, yakni: Pertama, mengenal dan memahami karakteristik siswa seperti kemampuan, minat, motivasi, dan aspek kepribadian lainnya. Kedua, menguasai bahan pelajaran dan cara mempelajari bahan pelajaran. Ketiga, menguasai pengetahuan tentang belajar dan mengajar seperti teoriteori belajar, prinsip-prinsip belajar, teori pengajaran, prinsip-prinsip mengajar, dan model-model pengajaran. Keempat, terampil membelajarkan siswa, termasuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, memilih dan menggunakan media serta alat bantu pengajaran, memilih dan menggunakan metode-metode mengajar, dan memotivasi siswa. Kelima, terampil menilai proses dan hasil belajar seperti membuat ala-alat penilaian, mengelola data hasil penilaian, menafsirkan dan meramalkan hasil penilaian, mendiagnosis kesulitan belajar dan serta memamfaatkan hasil penilaian untuk menyempurnakan proses belajar mengajar. Keenam, terampil melaksanakan penilaian dan pengkajian proses belajar mengajar serta memamfaatkan hasil-hasilnya untuk kepentingan tugas-tugas Muhammad Ridwan Kalu, dkk. Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Sekolah Dasar …………………………91 profesinya. Ketujuh, bersikap positif terhadap tugas profesinya. Kemampuan penguasaan kompetensi pedagogik oleh guru tersertifikasi akan sangat memungkinkan guru tersebut menjalani aktivitas mengajarnya dengan lebih baik, penggunaan metode pembelajaran yang lebih variatif, penggunaan model pembelajaran yang baik, pemanfaatan media pembelajaran yang sesuai, pengelolaan penilaian yang obyektif. Kompetensi pedagogik selayaknya dimiliki oleh guru No 1 2 2 Kompetensi Profesional Guru SD Tersertifikasi pada Pembelajaran Sains Hasil analisis angket kompetensi profesional dapat dilihat Tabel 3. Indikator Kompetensi Profesional Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif Rata-rata Berdasarkan tabel 3 kompetensi profesional guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains, penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampuh No 1 tersertifikasi untuk menepis anggapan negatif bahwa guru sesudah tersertifikasi tidak ada bedanya dengan guru yang belum tersertifikasi hanya mengajar tanpa didukung cara mengajar yang baik. Nilai Perolehan 40,63 % 51,30 % 45,97 % mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflekti 51,30% kategori cukup baik. Kemampuan kompetensi profesional guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains melalui kuesioner dapat dilihat pada Gambar 3. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1 58,59 % 66,02 % 73,44% kategori baik dan mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflekti 58,59% kategori cukup baik. Hasil analisis observasi profesional dapat dilihat pada Tabel 4. Indikator Kompetensi Profesional Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola fikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif Rata-rata Berdasarkan tabel 4 kompetensi profesional guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains, penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampuh 40,63% kategori kurang dan Nilai Perolehan 73,44 % 2 92 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016 hlm 85-94 guru Kemampuan kompetensi profesional SD yang tersertifikasi pada ISSN: 2089-8630 pembelajaran sains melalui observasi dapat dilihat pada Gambar 4. 60 50 40 30 20 10 0 1 Kompetensi profesional guru SD tersertifikasi pada pembelajaran sains di Wilayah I dan Wilayah II Kecamatan Tanantovea rata-rata dengan kuesioner 76,12% kategori baik. Kompetensi profesional guru SD tersertifikasi pada pembelajaran sains di Wilayah I dan Wilayah II Kecamatan Tanantovea rata-rata dengan observasi 45,97% kategori cukup baik, hal ini disebabkan karena kemampuan guru pada pembelajaran sains sangat terbatas dalam penguasaan materi sains yang memungkinkan dapat membimbing peserta didik dalam memenuhi kompetensi yang diharapkan. Proses pembelajaran sains akan berlangsung dengan baik jika seorang guru dapat menguasai materi yang diajarkan kepada peserta didik. Guru berperang sebagai pendorong dan pembimbing bagi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan peserta didik dengan kesadaran diri melakukan pembelajaran sains dengan antusias yang tinggi. Proses pembelajaran sains SD di Wilayah I dan Wilayah II Kecamatan Tanantovea di lakukan oleh guru kelas. Artinya mata pelajaran apapun yang diterima oleh peserta didik dilakukan oleh guru yang sama. Dengan keadaan demikian pengetahuan guru tentang mata pelajaran 2 menjadi serba dasar, begitu juga dengan pembelajaran sains pengetahuan guru masih serba dasar dalam penguasaan pembelajaran. Olehnya itu demi mewujudkan pembelajaran yang menekankan aspek sains perlu adanya pembinaan guru-guru SD terkait dengan peningkatan kompetensi penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Hamalik (2008) menyatakan bahwa kompetensi profesional yaitu kemampuan guru dalam mengarahkan kegiatan belajar mengajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menguasai materi pelajaran dengan baik. Guru harus meng-update materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi pelajaran yang akan disajikan diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan tentang materi yang disajikan. Hasil penelitian pada indikator mengembangkan keprofesian melalui tindakan reflektif baik dan cukup baik disebabkan karena sebagian responden tidak melakukan evaluasi diri untuk mengetahui keberhasilan dari suatu materi pelajaran, mengikuti pelatihan atau diklat sudah sangat jarang diikuti oleh guru tersertifikasi untuk Muhammad Ridwan Kalu, dkk. Kompetensi Pedagogik Dan Profesional Guru Sekolah Dasar …………………………93 menambah pengetahuan. Hal ini relevan dengan penelitian Arfandy (2014), bahwa kompetensi profesional guru yang sudah tersertifikasi baik tingkat SD, SMP, dan SMA belum maksimal, hal ini disebabkan masih banyak guru yang sudah tersertifikasi tidak melakukan evaluasi diri terhadap kinerjanya selama ini, selain itu juga dipengaruhi masih jarang sekali guru melakukan penelitian dan menyusunnya dalam suatu jurnal ilmiah yang dapat menjadi acuan mengajar. Isjoni (2006) mengemukakan bahwa pengembangan profesional guru harus diakui sebagai suatu hal yang sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Pengembangan profesional adalah proses dimana guru meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keterampilan dan nilai secara tepat. Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui program pelatihan. Pelatihan mengandung makna bahwa setelah mengikuti pelatihan guru akan terdorong motivasinya untuk memperbaiki kinerjanya, serta cara pembelajaran. Pelatihan secara umum diartikan sebagai kegiatan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang singkat (Sikula, 1976). Pengembangan diri yang optimal, maka guru merasa tidak akan tampil lagi sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai pelatih (coach) dan manajer belajar (learning manager), sebagai pelatih seorang guru akan mendorong peserta didik untuk menguasai alat belajar, memotivasi peserta didik untuk bekerja keras dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya, sebagai manajer belajar, guru akan membimbing peserta didik, mengambil prakarsa, dan mengeluarkan ide-ide yang dimilikinya. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kompetensi pedagogik dan profesional guru SD tersertifikasi pada pembejaran sains, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Kompetensi pedagogik guru SD yang tersertifikasi pada pembelajaran sains kategori cukup baik. Dari tujuh indikator kompetensi pedagogik, indikator penilaian dan evaluasi belum optimal disebabkan karena guru dalam melakukan penilaian selalu pada akhir pembelajaran yang hanya melihat pada hasil bukan pada proses, penilaian selalu dalam bentuk tes tertulis dan guru tidak melakukan analisis penilaian pada tiap SK/KD. 2) Kompetensi profesional guru SD yang tersertifikasi kategori cukup baik. Dari dua indikator kompetensi profesional kemampuan guru belum optimal, disebabkan dalam menyajikan materi peserta didik hanya menerima apa yang diberikan, tanpa melalui pengamatan, analisis, praktek dan menyimpulkan. Dalam pengembangan profesional guru belum optimal dalam melakukan evaluasi diri, memiliki jurnal pembelajaran dan mengikuti pelatihan/diklat. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1) Disarankan kepada guru tersertifikasi untuk dapat memahami karakteristik peserta didik berkaitan dengan aspek intelektual, emosional, dan latar belakang peserta didik. 2) Disarankan kepada guru tersertifikasi dalam melaksanakan pembelajaran sains dapat mengetahui model, metode, teknik dan stategi pembelajaran yang sesuai 94 Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako, Volume 5 Nomor 3, Agustus 2016 hlm 85-94 dengan karakteristik sains dan peserta didik. 3) Disarankan kepada guru tersertifikasi untuk selalu melakukan evaluasi diri, membuat jurnal pembelajaran, dan senantiasa ikut pelatihan/diklat. 4) Disarankan kepada kepala sekolah dapat memantau kinerja guru tersertifikasi di sekolah dan dilakukan evaluasi bersama dengan guru untuk meningkatkan profesionalisme guru. 5) Disarankan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Donggala agar secara berkala dan berkesinambungan memberikan pelatihan kepada guru SD tersertifikasi khususnya kompetensi pedagogik dan profesional pada pembelajaran sains. DAFTAR RUJUKAN Arfandy, H. 2014 Evaluasi Kinerja Guru Pasca Tersertifikasi di Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Samkarya Nugraha 20 Maret 2014. Asmani, J. M. 2009. Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta: Power Books (IHDINA). Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rhineka Cipta. Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. ISSN: 2089-8630 Hasibuan, S, Z. 2010. Sertifikasi Pendidik dan Profesionalitas Guru SMKN I Panyambungan Mandailing Natal Sumatera Natal Utara Antara Legalitas dan Realitas. Tesis. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Isjoni. 2006. Gurukah yang Dipersalahkan?. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Rahayu. 2012. Kompetensi Pedagogik dan Kepribadian Guru Biologi Bersertifikat Pendidik di SMA 3 Semarang. Jurnal Unnes 1 (2): 1-8. Sikula, A. E. 1976. Personnel Administration and Human Resources Management. Santa Barbara: John Wiley & Sons. Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Supriadi, D. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusantara. Suwarna. 2005. Pengajaran Makro: Pendekatan Praktis Menyiapkan pendidik Profesional. Yogyakarta: Tiara Wicana. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.