1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan pasti mempunyai karakteristik atau ciri khas yang
menggambarkan perusahan tersebut, karakteristik itulah yang membedakan
antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya.
Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri dari suatu perusahaan
yang menggambarkan bentuk badan usaha yang dapat dilihat dari struktur
modalnya,
peraturan
pembubarannya,
size
dan
prosedur
perusahaan,
pendiriannya,
dan
perubahan
profitabilitasnya.
serta
Karakteristik
perusahaan adalah ciri khas yang melekat dalam suatu entitas usaha yang dapat
dilihat dari beberapa segi, diantaranya
jenis usaha atau industri, struktur
kepemilikan, tingkat likuiditas, tingkat profitabilitas, dan ukuran perusahaan.1
Corporate Social Responsibility merupakan suatu konsep akuntansi
yang dapat membawa perusahaan agar melaksanakan tanggung jawabnya
terhadap lingkungan dan masyarakat. CSR timbul sebagai akibat dari
keberadaan perusahaan - perusahaan yang aktivitasnya selain
memberi
banyak manfaat tetapi menimbulkan banyak dampak negatif. Dampak
negatif tersebut dirasakan oleh masyarakat sekitar yang berada dekat dengan
perusahaan. Corporate Social Responsibility juga merupakan komitmen
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
1
Utami, Sri dan Prastiti, Sawitri Dwi, Pengaruh Karakteristik PerusahaanTerhadap
Social Disclosure, jurnal (Malang: Universitas Negeri Malang, 2010). http://fe.um.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/8-Sri-Utami.pdf
1
2
ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang disebut tripple buttom line.2
Penerapan CSR dapat menurunkan biaya operasi suatu perusahaan. Hal
tersebut dikarenakan setelah diterapkannya CSR, perusahaan akan mengurangi
biaya yang dikeluarkan untuk pemasaran produk dan menggantinya dengan
biaya CSR. Walaupun biaya CSR yang dikeluarkan pada awalnya merupakan
biaya pertanggungjawaban perusahaan terhadap lingkungan sekitar, tidak
dapat dipungkiri bahwa kegiatan CSR tersebut nantinya akan berpengaruh
terhadap kegiatan promosi perusahaan dan akhirnya akan meningkatkan
penjualan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan akan mengurangi biaya
promosi produknya yang akan berpengaruh pada penurunan biaya operasi
perusahaan.3
Menurut Untung CSR kini dianggap penting untuk menjembatani dan
memperkecil celah antara lapisan masyarakat kaya dan miskin di berbagai
pelosok dunia. Penjelasannya sangatlah sederhana, bahwa tidak ada perusahaan
yang dapat maju apabila berada ditengah masyarakat miskin atau lingkungan
yang tidak menunjang eksistensinya. Itu sebabnya model
2
CSR yang kini
Nurul Kusuma Wardani, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011), skripsi tidak diterbitkan (Semarang, universziotas
Diponegoro, 2013). Hlm.2. http://eprints.undip.ac.id/39004/1/WARDANI.pdf diunduh pada
tanggal 6 september 2014.
3
Solihin dan Ismail, Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability.
(Jakarta: Salemba Empat, 2009). Hlm.35 dalam mirra permanasari, pengaruh penerapan corporate
social responsibility terhadap tingkat profitabilitas, besaran pajak penghasilan, dan biaya operasi
pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Jurnal (Universitas Gunadarma,2010.
http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1421/1/20206621.pdf
diunduh
padatanggal 14 oktober 2014 pukul 21.00 WIB.
3
dikembangkan lebih luas jangkauannya dari sekedar menunjukkan kepedulian
terhadap berbagai problematika sosial, sampai pada upaya perusahaan secara
sadar untuk meningkatkan potensi masyarakat serta lingkungan tempat ia
beroperasi demi menunjang eksistensinya.4
CSR menekankan bahwa tanggung jawab perusahaan bukan lagi
sekedar kegiatan ekonomi yang menciptakan profit demi kelangsungan usaha,
tapi juga kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Perusahaan semakin
menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari
hubungan perusahaan dengan masyarakat dan lingkungannya tempat
perusahaan
beroperasi.
Bahwa
perusahaan
memiliki
kontrak
dengan
masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai keadilan, dan
bagaimana perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk
mengawasi tindakan perusahaan.5 Perusahaan yang menerapkan CSR dengan
sebagaimana mestinya berarti memiliki kepedulian lingkungan dan sosial yang
tinggi.6
4
Untung dan budi hendri, Corporate Social Responsibility, 2009, hlm 41-42 . Evi mutia,
zuraida dan devi andriani (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Dan Ukuran
Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. (jurnal, fakultas ekonomi, universitas syiah
kuala). Hlm. 50.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/TRA/article/download/591/500 diunduh pada tanggal 6 oktober
2014 pkl.21.00.
5
Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke The Impact of Culture and Governance on Corporate
Social
Reporting”,
Journal
of
Accounting
and
Public
Policy
24,.
(http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0278425405000347)(di unduh tanggal 25 maret
2014)hlm 391.
6
Ala’rahmawati, pengaruh kinerja lingkungan terhadap corporate financial performance
dengan corporate social responcibility disclosure sebagai variabel intervening, studi pada
perusahaan manufaktur di bursa efek indonesia, jurnal, ( semarang, universitas diponegoro),
((http://eprints.undip.ac.id/36136) (di unduh tanggal 28 maret 2014), hlm.6
4
Dengan demikian, selain memberikan manfaat pada perusahaan berupa
citra positif CSR juga menciptakan cara pandang baru mengenai hubungan
masyarakat dengan dunia bisnis ke arah kemitraan dalam mengembangkan
lingkungan dan masyarakatnya. Tanggung jawab sosial dan lingkungan
merupakan komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan
yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
Informasi CSR tersebut dapat diperoleh melalui laporan tahunan
(annual report) yang dikeluarkan oleh perusahaan. pengungkapan informasi
CSR yang dilakukan perusahaan di dalam laporan tahunan akan menjadi salah
satu bahan pertimbangan bagi investor untuk melakukan investasi pada
perusahaan yang bersangkutan.7 Keputusan investor untuk menanamkan
modalnya di perusahaan di dasarkan karena adanya harapan untuk memperoleh
return atas investasi yang dilakukan.
Dampak dari aktivitas sosial perusahaan
tergantung pada
yang
berbeda-beda
jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik operasi
perusahaan yang menghasilkan dampak sosial yang tinggi akan menuntut
pemenuhan
tanggung jawab sosial yang lebih tinggi pula. Dalam hal ini
karakteristik perusahaan yang digunakan yaitu ukuran perusahaan, ukuran
dewan komisaris, profitabilitas dan leverage.
7
Thomas setya wahyu budi, pengaruh pengungkapan corporate social responsibility dan
kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham perusahaan di index LQ45 bursa efek
indonesia 2008_2010, skripsi S1 (malang universitas brawijaya), fakultas ekonomi dan bisnis
(http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/297), (di unduh 17 mei 2014), hlm.8
5
Penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang positif signifikan
antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan yaitu penelitian Hackston dan Mihie tahun 1996, Sembiring tahun
2005, Hidayat tahun 2007, Nesia tahun 2008, Martini tahun 2008 dan Andriani
tahun 2008. Sedangkan penelitian Anggraini pada tahun 2006 menyatakan
bahwa tidak ada pengaruh antara kedua variabel tersebut.
Andriani tahun 2008, melakukan penelitian terhadap perusahaan yang
listing di Dhaka Stock Exchange periode 2002-2003. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan.8
Dari
beberapa
penelitian
di
atas,
terlihat
bahwa
adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian yang menghubungkan ukuran perusahaan
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Faktor lainnya yang mempengaruhi pengungkapan CSR adalah
profitabilitas. Dalam penelitian Sembiring Semakin besar pendapatan per
lembar saham yang diperoleh perusahaan maka semakin besar pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan
yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut atau memiliki hubungan yang positif signifikan.9 Hal ini juga
8
Rita Anugerah, Roland Hutabarat, dan W. Faradilla, Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage Dan Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Listing DiBEI, jurnal Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Volume 18, Nomor 1 (Riau: Pekanbaru, 2010), hlm. 2. Diunduh pada tanggal
12 agustus 2014.
9
Edy Rismanda sembiring. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
tanggung jawab social: study empiris pada perusahaan yang tercatat (go public) di bursa efek
jakarta. Tesis, Universitas Diponegoro. (semarang: semarang, 2003). Hlm. 4. Diunduh pada
tanggal 3 agustus 2014.
6
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurkhin tahun 2010 akan tetapi,
penelitian lain yang dilakukan Sulastini pada tahun 2007 yang menguji
pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, memiliki
hubungan
negatif
terhadap
pengungkapan
tanggung
jawab
sosial
perusahaan. Hal ini disebabkan oleh ketika perusahaan memiliki laba yang
tinggi, perusahaan tidak
perlu melaporkan
hal-hal
yang
mengganggu
informasi tentang suksesnya keuangan perusahaan. Sebaliknya pada saat
laba yang diperoleh rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan
membaca “good news” kinerja perusahaan. Misalnya dalam lingkup sosial,
ketika investor
membaca laporan pengungkapan tanggung
jawab
sosial
perusahaan diharapkan mereka tetap berinvestasi pada perusahaan tersebut. 10
Dari
beberapa
penelitian
di
atas,
terlihat
bahwa
adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian yang menghubungkan antara profitabilitas
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Semakin
tinggi
tingkat
leverage
suatu
perusahaan,
maka
perusahaan akan mengurangi pengungkapan informasi pertanggungjawaban
sosial. Hertanti pada tahun 2005 dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
leverage
mempunyai
pengaruh
yang signifikan
terhadap
kelengkapan
pengungkapan informasi sosial. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
10
Ahmad Nurkhin, Corporate Governance Dan Profitabilitas, Pengaruhnya Terhadap
Pengungkapan Csr Sosial Perusahaan, jurnal dinamika akuntansi vol.2 no.1 (Semarang :
Universitas Negeri Semarang, 2010) hlm. 52.
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jda/article/download/1927/2045
7
Utami dan Prastiti tahun 2011 bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap social disclosure perusahaan.11
Dari
beberapa
penelitian
di
atas,
terlihat
bahwa
adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian yang menghubungkan antara leverage
dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan permasalahan yang
hendak diteliti dalam penelitian ini dituangkan dalam bentuk pertanyaan, yaitu
sebagai berikut:
1. Apakah
ukuran
perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan corporate social responsibility?
2. Apakah profitabilitas perusahaaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan corporate social responsibility?
3. Apakah Leverage perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan corporate social responsibility?
4. Apakah Ukuran Perusahaan, profitabilitas, dan leverage berpengaruh secara
simultan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility?
11
Azwir Nasir, Pipin Kurnia dan Teguh Dheki Hakri, Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Leverage, Profitabilitas, Ukuran, Dan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi
Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar
Di Bei, Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 4 (Riau : Pekanbaru, 2010), hlm. 4. Diunduh pada
tanggal 6 november 2014
8
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengambil tema penelitian diatas maka tujuan yang hendak
dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap
pengungkapan corporate social responsibility
2. Untuk mengetahui profitabilitas perusahaaan berpengaruh secara parsial
terhadap pengungkapan corporate social responsibility
3. Untuk mengetahui Leverage perusahaan berpengaruh secara parsial
terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
4. Untuk mengetahui Ukuran Perusahaan, profitabilitas, dan leverage
berpengaruh secara simultan terhadap pengungkapan corporate sosial
responsibility.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar masukan
dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2. Bagi akademisi, untuk menambah literatur ataupun bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya dalam bidang akuntansi, terutama bagi yang
ingin mengadakan penelitian lanjutan tentang karakteristik perusahaan
dan corporate social responsibility.
3. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai
pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan
kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh.
9
4. Bagi Penulis, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa tambahan karakteristik pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
di Indonesia. Serta memberikan pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai CSR.
E. BATASAN MASALAH
1. Objek Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan industri dan barang
konsumsi yang terdaftar di Daftar Efek Syariah
2. Sumber Data
Data yang dianalisis merupakan data sekunder yang didapat dari
laporan tahunan yang dipublikasikan pada periodenya tahun 2010-2014.
3. Variabel Penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable (X)
meliputi : Ukuran Perusahaan, profitabilitas, Leverage dan variable terikat
(Y) dalam penelutian ini adalah pengungkapan
corporate social
responsibility.
F. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Rahmawati Rica (2011), dengan judul Pengaruh struktur
kepemilikan, tingkat leverage, ukuran perusahaan dan tprofitabilitas
terhadap lua pengungapan tanggung jawab sosial (CSR). dan hasilnya
10
Membuktikan bahwa leverage dan ukuran perusahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan yang bermotifasi
untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial lebih luas.
Penelitian Rita yuliana, Bambang purnomosidi dan Eko ganis
sukoharsono (2008), dengan judul Pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR) dan
dampaknya terhadap reaksi Investor. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang
telah dilakukan dapat
diperoleh bahwa karakteristik perusahaan yang
terbukti berpengaruh terhadap tingkat keluasan pengungkapan CSR adalah
profile
perusahaan dan konsentrasi kepemilikan. Sedangkan tiga
karakteristik lainnya, yaioa ukuran perusahaan, profitabilitas, dan ukuran
dewan komisaris tidak terbukti berpengaiuh terhadap tingkat keluasan
pengungkapan CSR.Tingkat keluasan
pengungkapan CSR berpengaruh
positif terhadap reaksi investor, yang diukur
menggunakan
abnormal
return dan volume perdagangan saham.12
Penelitian Ira Robiah Adawiyah (2012), dengan judul Pengaruh tipe
industri, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR) (study empiris pada
perusahaan go public yang terdaftar di JII periode 2008 - 2012). Hasil dari
penelitian ini adalah Variabel tipe industri tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
12
Rita yuliana, Bambang purnomosidi dan Eko ganis sukoharsono, dengan judul
Penagaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility
(CSR) dan dampaknya terhadap reaksi Investor, jurnal akuntansi dan keuangan Indonesia vol.5
nomor 2 (2008), hlm. 271.
11
Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Variabel profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility. Variabel leverage berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility. Variabel tipe industri,
ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage berpengaruh secara silmutan
dan signifikan terhadap pengungkapan Corporate Sosial Responsibility.
Penelitian Nurbaity Yuliani (2014), dengan judul Pengaruh struktur
kepemilikan saham dan karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan
corporate sosial responsibility pada
perusahaan pertambanagan yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2013. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa variable yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Social
Responsibility adalah variabel pertumbuhan perusahaan dan leverage
(DR). Sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi pengungkapan
Corporate Social Responsibility adalah kepemilikan institusional dan
kepemilikan asing.13
Penelitian Monic Anestyawati (2013), dengan judul Pengaruh
ukuran Perusahaan,ukuran dewan komisaris, dan umur perusahaaan
terhadap Corporate social responsibility disclousure (studiemempiris di
perusahaan yang listing di BEI). Hasil dari penelitian ini yaitu Ukuran
perusahaan
13
berpengaruh
signifikan
terhadap
Corporate
Social
Nurbaity Yuliani, Pengaruh struktur kepemilikan saham dan karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan corporate sosial responsibility pada perusahaan pertambanagan yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2013, jurnal (jkarta : 2014)
12
Responsibility disclosure. Ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan
terhadap Corporate Social Responsibility disclosure. Umur perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap Corporate Social Responsibility disclosure.
Niwa hidayah prima (2013), dengan judul Pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap keleluasaan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah Menunjukkan bahwa faktor
kepemilikan saham intitusional, jenis industri, ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage berpengaruh signifikan positif terhadap
keleluasaan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaaan. Sementara
itu, kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap keleluasaan
pengungkapan tanggung jawab sosial.
13
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu
No
Nama peneliti
Judul penelitian
Variable independen
1.
Nurbaity yuliani
Pengaruh struktur Kepemilikan
Corporate Social
Hasil dari penelitian ini menunjukkan Dalam
(2014)
Saham Dan Karakteristik
Responsibility (CSR),
bahwa variable yang mempengaruhi menggunakan
Perusahaan Terhadap
kepemilikan
pengungkapan
Pengungkapan Corporate Social
institusional,
Responsibility
Responsibility
kepemilikan asing,
Pada Perusahaan Pertambangan
pertumbuhan
Yang Terdaftar Di Bei Tahun
Perusahaan dan leverage
2011-2013
Hasil penelitian
Perbedaan
Corporate
adalah
penelitian
ini
variable
Social kepemilikan institusional,
variabel kepemilikan
asing,
pertumbuhan perusahaan dan leverage pertumbuhan
(DR). Sedangkan variabel yang tidak dan
perusahan
leverage,
pada
mempengaruhi
pengungkapan perusahaan pertambangan
Corporate
Responsibility yang
Social
terdaftar
di
BEI
penelitian
ini
adalah kepemilikan institusional dan tahun 20011-2013
kepemilikan asing.
2.
Rita Yuliana
Pengaruh Karakteristik
ukuran perusahaan,
Hasil dari penelitian ini menunjukkan Dalam
Perusahaan Terhadap
profitabilitas, profil,
bahwa variable yang mempengaruhui perbedaanya
Bambang
Pengungkapan Corporate
ukuran dewan
pengungkapan
Purnomosidii
Social Responsibility
komisaris,konsentrasi
perusahaan
(Csr) Dan Dampaknya
kepemilikan dan
kepemilikan.
CSR
dan
adalah
pada
profile variable profil, konsentrasi
konsentrasi kepemilikan
Sedangkan
ada
tiga investor.
dan
reaksi
14
Eko Ganis
Terhadap Reaksi Investor
reaksi Investor.
karakteristik
lainnya,
yaitu
Sukoharsono
perusahaan, profitabilitas, dan
(2008)
ukuran
dewan
komisaris
ukuran
tidak
terbukti berpengaruh terhadap tingkat
keluasan pengungkapan CSR. Tingkat
keluasan
pengungkapan
CSR
berpengaruh positif terhadap reaksi
investor,
yang diukur
abnormal
return
menggunakan
dan
volume
perdagangan saham.
3.
Ira
Pengaruh
tipe
industri, Tipe industry
RobiahAdawiya
ukuran
h
profitabilitas, dan leverage Profitabilitas
pengungkapan
Corporate
Social mandatory
disclosure,
(2013)
terhadap
Responsibility.
Variabel
ukuran voluntary
disclosure,
perusahaan, Ukuran perusahaan
pengungkapan Leverage
Variabel tipe industri tidak berpengaruh Dalam
secara
signifikan
terhadap perbedaannya
corporate social responsibility
perusahaan tidak berpengaruh secara liquidity,
(CSR)
signifikan
terhadap
Corporate
Social
perusahaan go public yang
Variabel
profitabilitas
terdaftar di JII periode 2008 -
berpengaruh secara signifikan terhadap
(study
empiris
pada
penelitian
ada
NPM,
pengungkapan status,dan fims size.
Responsibility.
tidak
ini
pada
firm
15
2012)
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility.
Variabel leverage berpengaruh secara
signifikan
terhadap
pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility.
Variabel
tipe
industri,
ukuran
perusahaan, profitabilitas dan leverage
berpengaruh
signifikan
secara
terhadap
silmutan
dan
pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility.
4.
Monic
Pengaruh ukuran
Ukuran perusahaan
Hasil
Anestyawati
Perusahaan,ukuran dewan
Ukuran dewan
perusahaan
(2013)
komisaris, dan umur
komisaris
terhadap
perusahaaan terhadap
Umur perusahaan
Responsibility
penelitiannya
yaitu
berpengaruh
Social umur
disclosure.
dewan
responsibility disclousure.
signifikan terhadap Corporate Social BEJ.
perusahaan yang listing di
Responsibility
perusahaan
terhadap
ini
ada
pada
Perusahaan.
Dan
Ukuran tempat penelitian yaitu di
Corporate social
(studiemempiris di
penelitian
signifikan perbedaannya
Corporate
komisaris
Ukuran Dalam
berpengaruh perusahaan yang listing di
disclosure.
Umur
berpengaruh
signifikan
Corporate
Social
16
BEI)
5.
6.
Responsibility disclosure.
Rahmawati Rica
Pengaruh struktur
Struktur kepemilikan,
Membuktikan
(2011)
kepemilikan, tingkat
Tingkat leverage,
ukuran perusahaan berpengaruh secara perbedaannya
leverage, ukuran perusahaan
Ukuran Perusahaan
signifikan terhadap tanggung jawab struktur kepemilikan .
dan tprofitabilitas terhadap
Profitabilitas
sosial perusahaan
bahwa
leverage
dan Dalam
penelitian
ada
pada
yang bermotifasi
luas pengungapan tanggung
untuk
melakukan
pengungkapan
jawab sosial (CSR).
tanggung jawab sosial lebih luas.
Niwa hidayah
Pengaruh karakteristik
Kepemilikan saham
Menunjukkan
prima
perusahaan terhadap
institusional,
kepemilikan saham intitusional, jenis perbedaannya
(2013)
keleluasaan pengungkapan
Jenis industri,
industri,
tanggung jawab sosial
Ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan leverage berpengaruh institusional, jenis industri,
perusahaan.
Profitabilitas,
signifikan positif terhadap keleluasaan dan kualitas auditor.
Leverage, dan
pengungkapan tanggung jawab sosial
Kualitas auditor.
perusahaaan. Sementara itu, kualitas
bahwa
ukuran
faktor Dalam
keleluasaan
tanggung jawab sosial.
ada
perusahaan, kepemilikan
auditor tidak berpengaruh signifikan
terhadap
penelitian
pengungkapan
ini
pada
saham
17
2. Kajian Teoritis
a) Corporate social responsibility (CSR)
Tanggung
jawab
social
perusahaan
(Corporate
Social
Responsibility) adalah suatu konsep bahwa suatu organisasi khususnya
(namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab
terhadap
konsumen,
karyawan,
pemegang
saham,
komunitas,
dan
lingkungan dalam aspek operasional perusahaan. CSR berhubungan erat
dengan dengan “pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi
bahwa
suatu
perusahaan
dalam
melaksanakan
aktivitasnya.
harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan,
misalnya keuntungan atau dividen melainkan juga harus berdasarkan
konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka
panjang.14 Perusahaan memiliki kewajiban sosial atas apa yang terjadi di
sekitar lingkungan masyarakat. Selain menggunakan dana dari pemegang
saham, perusahaan juga menggunakan dana dari sumber daya lain yang
berasal dari masyarakat (konsumen), sehingga merupakan suatu hal yang
wajar jika masyarakat mempunyai harapan tertentu terhadap perusahaan.15
Definisi CSR menurut World Bank adalah: “ The commitment of
business to contribute to sustainable economic development working
14
ibid. nurul kusuma wardani. Hlm. 15.
Nur Maemunah Permata Sari Dan Dr. Luluk Kholisoh, Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur , Jurnal (Jakarta:
Universitas Gunadharma, 2009). Hlm.2.
www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/.../Artikel_21205473.pdf diunduh pada tanggal 26
agustus, pkl. 12.00 WIB.
15
18
with employees and their representatives the local community and
society at large to improve quality of life, in that are both good for
business and good for development. “
Yang dimaksud didalam definisi tersebut adalah CSR merupakan
suatu komitmen bisnis untuk berperan dalam pembangunan ekonomi
yang dapat bekerja dengan karyawan dan perwakilan mereka, masyarakat
sekitar dan masyarakat yang lebih luas untuk memperbaiki kualitas hidup,
dengan cara yang baik bagi bisnis maupun pengembangan.
Maka dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan suatu bentuk
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosialnya yang turut
serta merasakan dampak atas aktivitas operasional perusahaan. CSR
diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara pelaku bisnis dan
masyarakat sekitarnya agar semua pihak tidak ada yang dirugikan.
b) Pengungkapan corporate sosial responsibility (CSR)
Secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari
pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir
dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat
penuh statement keuangan. Laporan keuangan perusahaan ditujukan kepda
pemegang saham, investor, dan kreditor. Setiap pelaku ekonomi selain
berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsetrasikan
diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan
hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan.
19
Menurut
Suwardjono
(2005)
mengidentifikasi
tiga
tingkat
pengungkapan yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair
orethical disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai
implikasi terhadap apa yang harus diungkapkan. Tingkat memadai adalah
tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statement keuangan secara
keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan
yang terarah. Tiga tingkat pengungkapan yaitu memadai (adequate
disclosure), wajar atau etis (fair orethical disclosure), dan penuh (full
disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap apa yang harus
diungkapkan. Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus
dipenuhi agar statement keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan
untuk kepentingan pengambilan keputusan yang terarah.
c) Ukuran perusahaan
Ukuran Perusahaan didefinisikan sebagai penentuan besaran,
dimensi, atau kapasitas dari suatu perusahaan, sebagai penentuan sebuah
perusahaan besar, atau kecil dapat dilihat dari nilai total aktiva, penjualan
bersih, dan kapitalisasi pasar. Jadi semakin besar ukuran suatu perusahaan
maka semakin besar pula modal yang ditanamnya pada berbagai jenis
usaha, lebih mudah dalam memasuki pasar modal, memperoleh penilaian
kredit yang tinggi dan sebagainya, yang kesemuanya ini akan mempengaruhi
keberadaan total aktivanya. Banyak penelitian terdahulu yang menggunakan
20
ukuran perusahaan sebagai variabel untuk menguji pengaruhnya dengan
tingkat pengungkapan perusahaan.16
d) Profitabilitas
Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan
investasi.
ROA disebut juga Earning Power karena rasio ini menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap satu
rupiah asset yang digunakan. ROA mengukur berapa persentase laba bersih
terhadap total aktiva perusahaan tesebut. Dengan mengetahui rasio ini dapat
dinilai apakah perusahaan telah efisien dalam memanfaatkan aktivanya
dalam kegiatan operasional perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
dalam
upaya
meningkatkan
merupakan faktor
yang
nilai
membuat
pemegang
saham.
manajemen
menjadi
Profitabilitas
bebas
dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial kepada
16
Nikoulfandri Daniel, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage Dan Likuiditas Terhadap
Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia), Artikel Penelitian (Padang : universitas Negeri Padang, 2013).
Hlm. 7.
21
pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan
maka semakin besar pengungkapan informasi social.17
e) Leverage
Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan semua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang
mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan
mempunyai biaya keagenan yang lebih besar.
Semakin tinggi tingkat leverage suatu perusahaan, maka perusahaan
akan mengurangi pengungkapan informasi pertanggung jawaban sosial.
Menurut Hertanti dalam penelitiannya menunjukkan bahwa leverage
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
informasi sosial.18 Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Utami dan
Prastiti bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap social
disclosure perusahaan. 19
17
Multafia Almar. Rima Rachmawati. Asfia Murni, Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social
Responsibilityn
(Csr)
Terhadap
Profitabilitas,
jurnal
Perkembangan Peran Akuntansi Dalam Bisnis Yang Profesional (Bandung: 2012) hlm. 519.
18
Hertanti. Dewi. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta. Skripsi, (Universitas Negeri Semarang, 2005).
19
Sri utami dan Sawitri Dwi Prastiti, Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Sosial Disclosure. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH 16 No.1, (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang. Semarang, 2011)
22
1. Hubungan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR
Size perusahaan ikut menentukan tingkat kepercayaan investor.
Semakin besar perusahaan, semakin dikenal masyarakat yang berarti semakin
mudah untuk mendapatkan informasi mengenai perusahaan, karena perusahaan
yang berukuran lebih besar cenderung mendapat pengawasan dari masyarakat
dan memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil sehingga akan mengungkapkan lebih banyak
informasi. Kemudahan dalam mendapatkan informasi akan meningkatkan
kepercayaan investor dan mengurangi faktor ketidakpastian. Size perusahaan
dinyatakan dalam total aktiva yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi
luas pengungkapan tanggungjawab sosial karena umumnya perusahaan
memiliki competitive disadvantage lebih rendah dari
karyawan yang
lebih
baik
perusahaan kecil, skill
sehingga memungkinkan
melakukan
pengungkapan terhadap laporan keuangan yang lebih luas. Variabel
size
perusahaan merupakan variabel yang konsisten berpengaruh signifikan terhadap
luas
pengungkapan
tanggungjawab
sosial
dalam
penelitian-penelitian
sebelumnya.
2. Hubungan Profitabilitas terhadap pengungkapan CSR
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi
bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial
23
kepada pemegang saham, sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi social.
Hubungan antara pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan
dan profitabilitas perusahaan telah didalilkan untuk mencerminkan pandangan
bahwa reaksi sosial memerlukan manajerial yang dapat membuat perusahaan
memperoleh keuntungan. Sedangkan, profitabilitas menurut Saidi tahun 2004
adalah
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba sehingga
dapat
menggambarkan keberadaan perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Hasil
menunjukan profitabilitas berpengaruh positif terhadap tanggung jawab
sosial perusahaan Menurut penelitian Jurica Lucyanda dan Lady Gracia
Prilia Siagian tahun 2012, menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh
positif terhadap pengungkapan CSR. 20
3. Hubungan Leverage terhadap pengungkapan CSR
Tingkat leverage adalah untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikansemua kewajibannya kepada pihak lain. Perusahaan yang
mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan
mempunyai biaya keagenan yang lebih besar.
Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial
yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debt holders. Hasil
20
Ibid. 79
24
penelitiannya menunjukkan
terhadap
leverage
pengungkapan tanggung
berpengaruh
jawab
sosial
negatif
perusahaan.
signifikan
Konsisten
dengan penelitian Belkaoui dan Karpik serta Cormier dan Magnan, variabel
leverage akan diuji kembali pengaruhnya terhadap tingkat pengungkapan
tanggung jawab sosial yang dibuat perusahaan.
G. KERANGKA BERFIKIR
Banyaknya perusahaan yang menjadi semakin berkembang maka pada saat itu
pula terjadinya kerusakan lingkungan yang timbul akibat aktivitas perusahaan yang tidak
bertanggung jawab. Oleh karena itu, banyak perusahaan kini mengembangkan apa yang
disebut Corporate Social Responsibility (CSR).
CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap
lingkungan sosialnya yang turut serta merasakan dampak atas aktivitas
operasional perusahaan. CSR diwujudkan agar terjaga keseimbangan diantara
pelaku bisnis dan masyarakat sekitarnya agar semua pihak tidak ada yang
dirugikan.
Hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan tanggung jawab sosial
adalah bahwa ketika tingkat laba perusahaan tinggi, perusahaan menganggap
tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat menganggu informasi
keuangan
perusahaan. Sedangkan menurut teori stakeholder, perusahaan yang cenderung
terus menerus mendapatkan tekanan dari para stakeholder cenderung akan
mengungkapkan informasi sosialnya. Berdasarkan teori di atas dan penelitian
25
terdahulu maka dapat digambarkan suatu kerangka pikir penelitian ini sebagai
berikut:
Gambar 1.1
Kerangka Berfikir
UkuranPerusahaan
(Size)
Profitabilitas
(ROA)
Leverage (DER)
Pengungkapan
Corporate sosial
responsibility(CSR)
pada perusahaan
industry barang
konsumsi yang terdaftar
di DES(daftar efek
syariah)
H. HIPOTESIS
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.21 Hipotesis
berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan “thesa” yang berarti
“kebenaran”. Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang
21
Sudjana, Metode Penelitian, Cet. 1 (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 219.
26
kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang
diperoleh dari tinjauan pustaka.22
Tabel 1.2
Hipotesis
Hipotesis
H01 :
Ukuran
Penelitian yang mendukung
perusahaan
tidak Ira Robiah Adawiyah (2013)
berpengaruh terhadap pengungkapan
corporate social responsibility
Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh Rahmawati Rica (2011)
terhadap
pengungkapan
corporate
social responcibility.
H02 : Profitabilitas tidak berpengaruh Rita Yuliana, Bambang Purnomosidi,
secara parsial terhadap pengungkapan Eko Ganis Suko Harsono (2008)
corporate social responsibility.
Ha2 : profitabilitas berpengaruh secara
parsial
terhadap
pengungkapan
corporate social responcibility.
H03 : leverage tidak berpengaruh Utami dan Prastiti (2011)
secara parsial terhadap corporate
social responsibility.
Ha3 : Leverage berpengaruh secara
parsial
22
terhadap
corporate
social
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder
Edisi Revisi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 63.
27
responsibility.
H04 : ukuran
perusahaan
profitabilitas,
leverage
(size), Marzully Nur dan Denies Priantinah
tidak (2012).
berpengaruh secara simultan terhadap
corporate social responsibility.
Ha4 : ukuran perusahaan (size), ukuran
dewan
komisaris,
profitabilitas,
leverage berpengaruh secara simultan
terhadap
corporate
social
responsibility.
I. METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a) Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek
yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam
kelompok tersebut.23 Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel
independent atau bebas (X) dan variabel dependent atau terikat (Y).
23
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis edisi kedua (Rajawali Pers,
2009), hlm 47.
28
1) Variabel independen atau Bebas (X)
Variabel independent atau bebas (X) adalah variabel yang menjadi sebab
terjadinya/ terpengaruhnya variabel dependent.24
X1 : Ukuran Persahaan
X2 : Profitabilitas
X3 : Leverage
Total Asset
ROA
DER
2) Variabel Dependent atau terikat (Y)
Variable dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh
variabel independent.
Y : Pengungkapan Corporate social responsibility (CSR).
b) Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan memberi arti kegiatan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Adapun definisi operasional
dalam penelitian ini size, profitabilitas, ukuran dewan komisaris, laverage
dan pengungkapan CSR.
24
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis .hlm 48.
29
1. Variable Dependent
a. Pengungkapan Corporate social responsibility (CSR)
Indikator yang digunakan untuk mengukur pengungkapan
Corporate Sosial Responsibility (CSR) pada penelitian ini adalah
dengan menggunakan item- item yang terdapat pada jurnal Eddy
Rismanda Sembiring tahun 2005, yang menggunakan tujuh kategori
yaitu: lingkungan, energy, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga kerja,
lain- lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum..
Penghitungan
CSDI
dilakukan
dengan
menggunakan
pendekatan dikotomi, yaitu setiap item CSR dalam instrumen
penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak
diungkapkan. Menurut penelitian Sayekti dan Wadabio tahun 2007,
Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSDI
adalah sebagai berikut :
CSDI j 
 X Ij
nj
Dimana:
CSDIj :Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j
Nj
: jumlah item untuk perusahaan j, nj = 78
30
Xij
: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak
diungkapkan. 25
2. Variabel Independent
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan tingkat identifikasi besar atau
kecilnya suatu perusahaan yang dapat dinilai dari total nilai aktiva, total
penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan
total
asset
sebagai
skala
pengukurannya.
Size
perusahaan
yang
diukur
dengan
total
aset
akan
ditransformasikan dalam logaritma untuk menyamakan dengan variabel
lain karena total aset perusahaan nilainya relatif besar dibandingkan
variabel-variabel lain dalam penelitian ini.
Size = log (nilai buku total asset)
b. Profitabilitas
Profitabilitas menurut Saidi adalah kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dari kegiatan operasinya. Terdapat beberapa
ukuran untuk menentukan profitabilitas perusahaan, yaitu : return
25
Sayekti,Yosefa dan Lodovicus Sensi Wadabio,Pengaruh CSR Disclosure terhadap
Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta) . dalam jurnal Simposium Nasional Akuntansi X.(Makassar: 2007)
31
of equity (ROE), return on assets (ROA), earning per share (EPS),
net
profit
margin (NPM). Dalam penelitian ini, indikator yang
digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan ini adalah
Return on Asset (ROA) karena rasio ini lebih tepat digunakan
unutk mengetahui sejauh mana perusahaan menghasilkan laba pada
jumlah asset tertentu. Rasio ini juga merupakan rasio terpenting
untuk mengetahui profitabilitas suatu perusahaan. Return on asset
(ROA)
merupakan ukuran
menghasilkan keuntungan
efektifitas
perusahaan di dalam
dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya.
Variabel ini diukur dengan laba bersih sesudah pajak
dibagi dengan total aktiva. Hasilnya dirumuskan sebagai berikut :
Profitabilitas (ROA) = Laba bersih setelah pajak
Total Asset
c. Leverage
Leverage
menunjukkan
struktur
pendanaan
perusahaan.
Leverage dapat diartikan sebagai tingkat ketergantungan perusahaan
terhadap hutang dalam membiayai operasinya, dengan demikian
32
laverage juga mencerminkan tingkat resiko keuangan perusahaan.26
Variabel ini diharapkan dengan total kewajiban dibagi dengan ekuitas
pemegang saham. Dan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Leverage (DER) =
Total Hutang
Total ekuitas
26
eddy rismanda sembiring, pengaruh karakteristik perusahaan terhaadap pengungkapan
tanggung jawab social studi empiris pada perusahaan yang tercatat (go-publik) di bursa efek jakarta,
tesis (Semarang: universitas diponegoro,2003), hlm.115.
http://eprints.undip.ac.id/9941/1/2003MAK2277.pdf diunduh pada tgl 15 oktober 2014.
33
Tabel 1.3
Tabel devinisi operasional variabel
No
Variabel
Pengertian
1
Ukuran
Ukuran perusahaan merupakan
Perusahaan
tingkat identifikasi besar atau
(SIZE)
kecilnya suatu perusahaan yang
(X1)
dapat dinilai dari total nilai
aktiva, total penjualan,
Skala
Pengukuran
Size = log (nilai buku total asset)
Rasio
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga
kerja dan sebagainya. Dalam
penelitian ini, peneliti
menggunakan total asset
sebagai skala pengukurannya.
2.
profitabilitas
Dalam penelitian ini,
(ROA)
indikator yang digunakan
(X2)
untuk mengukur tingkat
ukuran perusahaan ini
adalah Return on Asset
(ROA) karena rasio ini
Profitabilitas (ROA) = Laba bersih setelah pajak
Rasio
Total Asset
34
lebih tepat digunakan unutk
mengetahui sejauh mana
perusahaan menghasilkan
laba pada jumlah asset
tertentu
3.
Leverage
Leverage dapat diartikan
(DER)
sebagai tingkat
(X3)
ketergantungan perusahaan
terhadap hutang dalam
membiayai operasinya,
dengan demikian laverage
juga mencerminkan tingkat
resiko keuangan perusahaan.
Debt to equity ratio (DER)
adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur total hutang
yang diukur dari
perbandingan total hutang
dengan ekuitas pemegang
Rasio
DER =
Total hutang
Total modal
35
saham
4
Corporate Social
Pengungkapan Resposibility adalah
Corporate
mekanisme bagi suatu
Social
perusahaan untuk secara
Responsibility
sukarela mengintegrasikan
(CSR)
perhatian terhadap
(Y)
lingkungan sosial ke dalam
operasinya dan interaksinya
dengan stakeholder, yang
melebihi tanggung jawab
sosial di bidang hukum.
Rasio
CSRIj
= ∑Χij
nj
36
2. Populasi dan sampel penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di daftar efek syareiah (DES) pengambilan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling.
Adapun kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian sampel adalah:
a) Perusahaan yang industry barang konsumsi yang terdaftar di daftar efek
syariah (DES) sesuai dengan SK yang berlaku tahun 2014
b) Yang mempublikasikan laporan tahunan dari tahun 20010 - 2014
c) Perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
d) Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap
termasuk catatan atas laporan keuangan.
Dari kriteria purposive sampling diatas maka peneliti mendapatkan
10 perusahaan pertambangan setiap tahunnya yang termasuk dalam populasi
penelitian.
TABEL 1.4
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
1.
Kode
Saham
AISA
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
INAF
INDF
KLBF
MERK
PYFA
TCID
PT Indofarma (Persero) Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk.
PT Merck Tbk.
PT Pyridam Farma Tbk.
PT Mandom Indonesia Tbk.
No.
Nama Penerbit Efek
37
8.
9.
10.
ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
UNVR
PT Unilever Indonesia Tbk.
ROTI
PT Nippon indosari carpindo Tbk.
Sumber : hasil dari kriteria purposive sampling
3. Jenis dan Sumber pengumpulan data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
dokumenter, yaitu laporan tahunan (annual report) selama tahun 2010-2014
dari perusahaan – perusahaan industry barang konsumsi yang terdapat pada
Daftar Efek Syariah. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder, yaitu berupa laporan tahunan tahun 2010-2014. Penggunaan
data sekunder pada penelitian ini didasarkan pada alasan :
1. Data mudah diperoleh, hemat waktu dan biaya.
2. Data laporan tahunan telah digunakan dalam berbagai penelitian, baik
penelitian di dalam negeri maupun luar negeri.
3. Data laporan tahunan yang terdapat di BEI memiliki reliabilitas yang
dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya karena telah diaudit oleh
auditor independen.
4. Metode pengumpulan data
a) Dokumentasi, dengan menggunakan nama-nama perusahaan industri
barang konsumsi yang terdapat pada Daftar Efek Syariah sebanyak
lima periode atau selama kurun waktu 2010-2014. Daftar Efek
38
Syariah diperoleh dari situs Bapepam-LK (www.bapepam.go.id).
Mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, rapat, dan
agenda.27 Tahap selanjutnya, pengambilan data perusahaan berupa
annual
report
pada
situs
BEI
(www.idx.go.id).
Data-data
perusahaan tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengisi Corporate
Social Responsibility Disclosure Index (CSDI).
5. Metode Analisis
Prosedur pengolahan data dilakukan dengan dua tahap dimulai
dengan pemberian skor atas pengungkapan item – item yang ada pada laporan
tahunan. Kemudian dilakukan. Pemilihan data yang telah dikumpulkan
akan diuji, yang kemudian di masukan kedalam program Statistical Packages
for Social Science (SPSS) vers 16.
a)
Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan, kemudian data tersebut dianalisis
dengan menghitung jumah rata-rata, median, nilai minimum dan nilai
maksimum. Hasil dari analisis digunakan untuk memberikan deskripsi
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta: Jakarta,
2002, hlm. 206
39
atas variabel-variabel penelitian. Untuk menganalisis secara kuantitatif dari
data yang di peroleh, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan uji
asumsi klasik dan teknik analisis regresi berganda dengan bantuan
program Statistical Packaged For Social Science (SPSS) for Windows.
b) Uji Asumsi klasik
Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah regresi
linier berganda untuk menguji hipotesis, sebelum melakukan uji ini yang
diuji terlebih dahulu adalah asumsi klasik, karena secara teoritis model
regresi penelitian ini akan menghasilkan nilai parameter apabila asumsi
klasik regresi terpenuhi. Pada penelitian ini dilakukan empat pengujian
asumsi klasik yaitu Normalitas, Multikolinieritas, Autokorelasi, dan
Heteroskedastisitas.
1)
Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel independent, variabel dependent atau
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah model memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal.28 Dalam uji normalitas ini ada 2 cara untuk mendeteksi
28
Imam ghozali, “apalikasi analisis multivariate dengan program IBM 19”, (semarang: penerbit
universitas diponegoro,2011),hlm.160
40
apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik. Alat uji yang digunakan adalah dengan
analisis grafik histogram dan grafik normal probability plot dan uji
statistik dengan Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S).
Dasar pengambilan keputusan dengan analisis grafik normal
probability plot adalah :
a. Jika titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika titik menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Dasar
pengambilan
keputusan
uji
statistik
dengan
Kolmogorov-Smirnov Z (1-Sample K-S) adalah :
1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05, maka H0
ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.
2. Jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05, maka H0 diterima.
Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.29
29
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”edisi 3,
(semarang: penerbit universitas diponegoro,2009), hlm. 166.
41
2)
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen).30 Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan
oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas
variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum
dipakai untuk emnunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.31
3)
Uji Auto korelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
30
ibid.hlm. 200.
Ibid Imam ghozali, “apalikasi analisis multivariate dengan program IBM 19, hlm. 205.
31
42
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi alat uji statistik yang dapat
digunakan adalah metode Durbin Watson ( uji DW ) Uji Durbin
Watson hanya digunakan untuk autokolerasi tingkat satu ( first
Order autocolleration ) dan mensyaratkan adanya intercept (
konstanta ) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi diantara
variabel
independen. Pengambilan keputusan pada asumsi ini
memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin
Watson yaitu nilai DL dan DU untuk k = jumlah variabel bebas dan
n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada di antara DU hingga 4-DU
berarti tidak terjadi autokolerasi.32
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
dengan menggunakan tabel Durbin-Watson :
a. Jika du < d < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi positif atau
negatif.
b. Jika 0 < d < dl, maka tidak ada autokorelasi positif.
c. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada autokorelasi positif.
d. Jika 4 – dl < d < 4, maka tidak ada korelasi negatif.
e. Jika 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl, maka tidak ada korelasi negatif.33
32
33
Ibid, hlm.110
Ghazali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Progam IBM SPSS, hal. 110.
43
4)
Uji Heterosdastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji Glejser Dengan menggunakan uji Glejser, jika hasil
signifikansi uji Glejser lebih besar dari 0,05 maka model regresi
homokedastisitas, Sebaliknya jika hasil signifikansi uji Glejser
dibawah atau sama dengan 0,05 maka model regresi mengalami
heteroskedastisitas. Masalah heteroskedastisitas terjadi jika ada
variabel independen signifikan secara statistik yang mempengaruhi
variabel dependen.34
c)
Regresi linear berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode regresi linier berganda yang dimaksud untuk menguji
kekuatan
hubungan antara
variabel
independennya
karakteristik
yaitu ukuran
perusahaan
CSR
dengan
perusahaan, ukuran
dewan
komisaris , ROA dan leverage. Untuk menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, digunakan alat uji regresi linier
berganda sebagai berikut :
34
Imam ghozali, “apalikasi analisis multivariate dengan program IBM 19”, (semarang: penerbit
universitas diponegoro,2011),hlm.105
44
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y
: indeks pengungkapan CSR
β0
: Kostansta
β1
: koefisien
X1
: ukuran perusahaan, log total aset
X2
: profitabilitas, proksi ROA
X3
: Laverage
e
: error term
regresi
d) Uji Hipotesis
1. Uji Signifikan (Uji t)
Pengujian ini untuk mengetahui kemampuan masing-masing
variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen
dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
signifikansi level 0,05 (alpha = 5%). Penolakan atau penerimaan
hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
45
a. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien
regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Uji signifikan (uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji kemampuan seluruh variabel
independen secara bersama-sama dalam menjelaskan perilaku variabel
dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi
tingkat 0,05 (alpha = 5%). Ketentuan penolakan atau penerimaan
hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel
independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien
regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
46
3. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.. Nilai
Adjusted R Square yang kecil berarti kemampuan variabel –variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai
koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel independen
memberikan
hampir
semua
informasi
memprediksi variasi variabel independen.
yang
dibutuhkan
untuk
47
J. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penulisan penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab, tiap-tiap
babakan memuat beberapa sub bab sesuai dengan keperluan kajian yang akan
dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah mengenai
sebab meningkatnya permintaan bagi perusahaan untuk melakukan
CSR dan pengungkapannya serta membahas motivasi perusahaan
melakukan hal tersebut. Dengan latar belakang tersebut dilakukan
perumusan
masalah penelitian.
Selanjutnya
dibahas
mengenai
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
Tinjauan pustaka, bab ini berisi teori-teori yang digunakan
sebagai landasan penelitian. Dalam bab ini juga dibahas Landasan
teori
dan
penelitian
terdahulu
selanjutnya
digunakan
untuk
membentuk kerangka teoretis.
BAB III
Gambaran Umum Perusahaan, berisi tentang Daftar Efek Syaria, profil
perusahaan, sejarah perusahaan industri barang konsumsi.
BAB IV
Hasil dan pembahasan, bab ini menjelaskan tentang analisis
terhadap data dan temuan empiris yang diperoleh.
BAB V
Penutup, bab ini merupakan bagian akhir atau penutup berisi tentang
kesimpulan yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian dan saran
yang nantinya dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian
selanjutnya, atau sebagai bahan implikasi.
Download