persepsi masyarakat dalam ketersediaan penyediaan infrastruktur

advertisement
PERSEPSI MASYARAKAT DALAM KETERSEDIAAN
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR TERHADAP TINGGINYA LAJU
PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA BATAM
Arvian Zanuardi1 , Irwan Kusdariyanto2
1
Pusat Litbang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Jalan Sapta Taruna Raya No.26 Komplek PU, Jakarta Selatan
Email :[email protected]
2
ABSTRACT
Pusat Litbang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Jalan Sapta Taruna Raya No.26 Komplek PU, Jakarta Selatan
Email :[email protected]
Kota Batam and Its’ strategic location at the high-density international trading track has made this city
developed into a productive district with rapid economic growth and prospective business investment. This
rapid development subsequently causing unbalances in infrastructure establishment capacity as the result
of high-up and uncontrolled population growth. People then demanding the increaseing of infrastructure
quality and quantity that is provided by the stakeholders. The main aim of this study was to measure people
appraisement to the infrastructure establishment related to the high population growth in Kota Batam. In this
study, it was concluded that the perception of society towards the provision of infrastructure in Batam more
than 50 percent said less and only 20 who felt he had fulfilled with the existing infrastructure. In sectorally
appraisement, Roads and Bridges sector is said 44% insufficient / moderate, Water Resources sector is said
44% to be less good, and in Settlements Division there is 55% said to be less adequate /less. This means that
the government as the provider of infrastructure necessary to increase the availability of infrastructure with
new development projects to meet the increasing of needs due to the hight population growth in Kota Batam.
Keywords : People Appraisement, Infrastructure Establishment, Population Growth, Economic growth,
Minimum Service Standard.
ABSTRAK
Kota Batam dan keberadaannya yang strategis pada jalur perdagangan internasional yang padat membuat
kota ini berkembang menjadi kawasan yang produktif dengan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
peluang investasi bisnis yang sangat menjanjikan. Pesatnya perkembangan Kota Batam ini pada akhirnya
memicu ketidakseimbangan kapasitas penyediaan infrastruktur sebagai dampak dari laju pertumbuhan
penduduk yang tinggi yang mulai tidak terkendali. Masyarakat pun kemudian mengharapkan adanya
peningkatan kualitas dan kuantitas penyediaan infrastruktur yang diberikan oleh stakeholder. Studi ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana penilaian masyarakat dalam penyediaan infrastruktur terkait laju
pertumbuhan penduduk Kota Batam yang tinggi tersebut. Setelah dilakukan pengkajian, didapatkan
kesimpulan bahwa persepsi masyarakat secara umum terhadap penyediaan infrastruktur di Kota Batam lebih
dari 50 persen mengatakan kurang dan hanya 20 persen yang merasa telah tercukupi dengan infrastruktur
yang ada. Dalam persepsi masyarakat yang dilihat secara sektoral pun didapatkan dari bidang Jalan dan
Jembatan sebesar 44% dikatakan mencukupi/sedang, bidang Sumber Daya Air sebesar 44% dikatakan kurang
baik, dan Bidang Pemukiman sebesar 55% dikatakan kurang mencukupi/kurang baik. Ini berarti bahwa
pemerintah selaku penyedia infrastruktur masih perlu menambah ketersediaan infrastruktur di Kota Batam
guna memenuhi peningkatan kebutuhan infrastruktur sebagai dampak dari laju pertumbuhan penduduk Kota
Batam yang tinggi ini.
Kata kunci : Persepsi Masyarakat, Penyediaan Infrastruktur, Lingkungan, Pertumbuhan Penduduk,laju
pertumbuhan ekonomi, Standar Pelayan Minimal.
151
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.2 No.3, Oktober 2010
PENDAHULUAN
Republik Indonesia menjadi daerah industri,
pusat perdagangan, alih kapal dan pariwisata,
laju pertumbuhan penduduk di Kota Batam terus
mengalami peningkatan. Hingga Agustus 2010,
Kota Batam tercatat telah berpenduduk 1.039.852
jiwa (data Dinas Kependudukan Kota Batam per
Agustus 2010) dan dalam kurun waktu tahun 2001
hingga tahun 2009 ini memiliki angka pertumbuhan
penduduk rata-rata hampir 10 persen pertahun. Laju
pertumbuhan penduduk Kota Batam yang tinggi ini
menyebabkan timbulnya masalah kependudukan
dan ketenagakerjaan yang berpengaruh juga
kepada tingginya kebutuhan akan penyediaan
infrastruktur pendukung yang dibutuhkan di pusatpusat kegiatan fungsional di Kota Batam, khususnya
di daerah industri dan perdagangan (Batam Dalam
Angka, 2009).
Kota Batam merupakan Kota terbesar di
wilayah Kepualauan Riau, Indonesia yang memiliki
luas wilayah mencapai 3.990 km2 dan meliputi
lebih dari 400 pulau termasuk di dalamnya adalah
pulau-pulau terluar di wilayah negara Indonesia.
Secara geografis, letak Kota Batam sangat strategis
mengingat posisinya berada di jalur lintas
perdagangan internasional yang padat di wilayah
Selat Malaka, yang menjadi salah satu faktor pemicu
pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang tinggi dan
menjadikan wilayah ini sebagai andalan bagi pemacu
pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Beragam sektor penggerak ekonomi yang
menjadi nadi perekonomian Kota Batam meliputi
sektor komunikasi, sektor listrik, air dan gas, sektor
perbankan, sektor industri dan alih kapal, sektor
perdagangan dan jasa, tidak hanya merupakan
konsumsi masyarakat Batam dan Indonesia saja,
tetapi juga merupakan komoditi ekspor untuk
yang mendatangkan devisa besar. Keberadaan
kegiatan perekonomian di Kota ini juga dalam
rangka meningkatkan lapangan pekerjaan dan
kesejahteraan masyarakat.
Penyediaan infrastruktur Kota Batam
kemudian dituntut untuk dapat mengejar tingginya
kebutuhan masyarakat sebagai dampak pesatnya
laju pertumbuhan penduduk di kota tersebut.
Namun, kebutuhan ini tidak lagi dapat diimbangi
oleh kemampuan pemerintah dan pihak swasta
yang berperan sebagai stakeholder penyedia
infrastruktur karena keterbatasan dana dan daya
dukung lingkungan setempat yang sebenarnya sudah
diproyeksikan akan terbatas pada jumlah
Sejak Pulau Batam dan beberapa pulau
disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah






































pertumbuhan 

152

   

   
    
    

    
Persepsi Masyarakat Dalam Ketersediaan Penyediaan Infrastruktur Terhadap Tingginya
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Batam
Arvian Zanuardi, Irwan Kusdariyanto
Rufaidah.,2009). Menurut Grigg (2000), Sistem
infrastruktur merupakan pendukung utama fungsifungsi sistem sosial dan ekonomi dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat. Sistem infrastruktur dapat
didefinisikan sebagai fasilitas-fasilitas atau strukturstruktur dasar, peralatan-peralatan, instalasiinstalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi
masyarakat (Samal.J.Rufaidah.,2009).
Penilaian masyarakat terhadap penyediaan
infrastruktur sangat dipengaruhi oleh persepsinya.
Oleh karena itu, melalui teori persepsi ingin digali
konsep utama dari penelitian ini guna mendapatkan
pemahaman dan pendalaman persepsi.
Dilihat dari perspektif ekonomi infrastruktur mencakup antara lain:
Pelayanan dan penyediaan infra-struktur
Kota Batam adalah merupakan bagian dari upaya
menanggulangi perma-salahan yang diakibatkan
oleh pesatnya pertambahan jumlah penduduk
(Batam dalam angka 2008 & Ditjen Tata Ruang,
2008). Selanjutnya sebagai variabel utama adalah
Penilaian mengenai penyediaan & pelayanan
infrastruktur PU Kota Batam, dengan demikian
dapat dirumuskan beberapa indikator utama untuk
melakukan penilaian atas variabel tersebut antara
lain :
Peran infrastruktur dalam pembang-unan
dapat dilihat dari sumbangan terhadap pertumbuhan
ekonomi dan kontribusinya terhadap peningkatan
kuali-tas hidup. Secara ekonomi makro ketersediaan
dari jasa pelayanan infra-struktur mempengaruhi
marginal produc-tivity of private capital, Sedang
dalam tingkat ekonomi mikro, ketersediaan jasa
pelaya-nan infrastruktur berpengaruh terhadap
pengurangan biaya produksi.
1. Infrastruktur Transportasi, seperti jalan, rel,
pelabuhan dan bandara.
2. Infrastruktur ekonomi, seperti bank, pasar, mall,
pertokoan.
3. Infrastruktur
pertanian,
seperti
irigasi,
bendungan, pintu – pintu pengambilan dan
distribusi air irigasi.
4. Infrastruktur sosial, termasuk
ibadah, balai pertemuan dan
masyarakat.
bangun-an
pela-yanan
5. Infrastruktur kesehatan, termasuk puskesmas,
rumah sakit, balai pengobatan.
6. Infrastruktur energi, seperti pembang-kit listrik,
jaringan listrik, POM bensin.
7. Infrastruktur telekomunikasi termasuk BTS,
STO, jaringan Telepon. (Kuncoro, 2009)
Di dalam infrastruktur terbagi men-jadi
infrastruktur dasar dan pelengkap (Lan Jacobs, et al,
1999) :
1. Infrastruktur dasar (basic infrastruc-ture)
meliputi sektor – sektor yang mempunyai
karakteristik publik dan kepentingan yang
mendasar untuk sektor perekonomian lainnya,
tidak dapat diperjualbelikan (nontradeable) dan
tidak dapat dipisah – pisahkan baik secara teknis
maupun spasial. Contohnya jalan raya, kereta
api, kanal, pelabuhan laut, drainase, bendungan
dan sebagainya.
2. Infrastruktur
pelengkap
(complemen-tary
infrastrukture) seperti gas, listrik, telepon dan
pengadaan air minum (Lutfi, 2006).
Untuk menciptakan suatu kenya-manan pada
pengembangan suatu daerah, maka dalam dampak
pertumbuhan penduduk haruslah berbanding
lurus terhadap penyediaan infrastrukturnya
(Newman, 2003 dalam Prasetya dan Miftahul
Jannah, 2008:64). Demikian pula persepsi terhadap
kemajuan yang dialami kota Batam, sehingga dapat
ditemukan konsep-konsep yang relevan dan asumsiasumsi dasar yang digunakan untuk mengarahkan
pertanyaan penelitian yang digunakan. Semua
langkah-langkah tersebut akan membimbing
kita agar dapat memberikan makna terhadap
data.
• Ketersediaan jumlah infrastruktur PU
• Kondisi infrastruktur PU
• Kapasitas pelayanan infrastruktur
• Kemudahan mengakses pelayanan infrastruktur
• Manfaat pelayanan infrastruktur (benefit)
Kerangka teori yang dikembangkan dalam
penelitian ini dapat digambarkan dalam konsep
keterkaitan dan hubungan antara infrastruktur
dengan pertumbuhan penduduk pada gambar 1 di
halaman berikut:
METODOLOGI
Pendekatan dan Metode Pengukuran
Metodologi
yang
digunakan
dalam
mengetahui penilaian masyarakat terhadap
penyediaan infrastruktur di Kota Batam ini adalah
dengan pendekatan kuantitatif. Proses pengukuran
persepsi masyarakat dilakukan dengan cara
menurunkan konsep yang abstrak menjadi hal-hal
yang konkrit sehingga didapatkan tahapan-tahapan
dalam proses pengukuran, yakni konsep-tualisasi,
penentuan variabel dan penentuan indikator, serta
operasionalisasinya. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner
yang akan disebarkan kepada responden.
153
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.2 No.3, Oktober 2010
Tahap Penarikan Sampel
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses penarikan sampel meng-gunakan
metode non probabilita dengan teknik accidental,
yakni dengan menjadikan setiap individu yang
ditemukan dan sesuai dengan karakteristik populasi
sebagai sampel/responden. Dipilihnya teknik non
probabilita ini dikarenakan sulitnya menyu-sun
kerangka sampel sehingga teknik probabilita yang
mensyaratkan harus adanya kerangka sampel
tidak bisa dilakukan. Populasi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah masyarakat kota Batam dengan
kriteria pada saat dilakukan penelitian (tahun
2010), sampel tersebut sudah tinggal di kota batam
minimal selama 5 (lima) tahun.
Penyebaran kuesioner sebagai instrument
pengukur
penilaian
masyarakat
terhadap
penyediaan infrastruktur di Kota Batam telah
dilakukan terhadap 181 sampel, dimana setiap
kecamatan yang ada diwakili oleh + 25 orang yang
dipilih secara acak. Pemilihan tujuh kecamatan ini
dianggap dapat mewakili karakteristik Kota Batam
secara keseluruhan. Kecamatan yang dipilih adalah
daerah dengan karakter yang berbeda dan spesifik
sebagai berikut :
• Kecamatan Lubuk Baja (Pusat Ekonomi dan
Aktivitas Perdagangan)
• Kecamatan
Mainland)
Analisis Data Kuantitatif
Proses analisis data kuantitatif dimulai
dengan proses data entry, yakni merubah data hasil
kuesioner yang telah terisi menjadi kode numerik
yang dapat diolah dalam aplikasi pengolah data
(dalam pengukuran ini digunakan program SPSS).
Kemudian pengolahan data dilakukan dengan
menggabungkan
masing-masing
parameter
•  
 
pertanyaan
menjadi hasil persepsi
untuk variabel
yang ada
dengan proses recoding. Analisis yang
• 



dilakukan
di sini adalah
analisis
univariat
karena

hanya menggunakan
variabel tunggal berupa
• 


persepsi
masyarakat yang
diinterpretasikan
dari

data tabulasi dan grafik hasil recoding. Ukuran
 

statistik• 
yang digunakan
adalah
modus 
yang

memberikan
gambaran tentang kecenderungan
• 
yang terjadi
di masyarakat.
• 
Batam
• Kecamatan
Hinterland)
Belakang
• Kecamatan
Penduduk)
Batu
Kota
Padang
(Kawasan
(Kawasan
• Kecamatan Bengkong (Kawasan Pertumbuhan
Baru)
Aji
(Kawasan
• Kecamatan
Saguling
(Kawasan
Industri)






 (Kawasan
  

• Kecamatan
Nongsa
Pariwisata)





Pengukuran
terhadap
ketersediaan






infrastruktur PU yang ada di Kota Batam

  


dikelompokkan
menjadi
tiga bidang,
yakni bidang






jalan dan jembatan, bidang sumber daya air, dan

 
bidang permukiman.
Variabel dan
indikator yang

dipilih untuk mewakili pengukuran dalam bidang tersebut terlihat pada tabel 1.
bidang










- 

- 


-
154






-




 - 
- 
- 
















-







- 
- 

-
Padat

















- 
- 
- 
- 
- 










- 
- 
- 

- 
- 
- 
- 

- 

Persepsi Masyarakat Dalam Ketersediaan Penyediaan Infrastruktur
Terhadap Tingginya
- 
 - 
Laju Pertumbuhan
Penduduk Kota Batam

- 
Irwan Kusdariyanto
-  Arvian- Zanuardi,

- 


 - 
- 
- 

-























































5






































      

      


    
    
    
    
     

   
    
      
   
155
Jurnal Sosek Pekerjaan Umum, Vol.2 No.3, Oktober 2010
Dari hasil pengukuran yang dilakukan melalui
kuesioner kepada responden terpilih, dilakukan
pengolahan data dengan recoding (penggabungan
nilai dari indikator sesuai variabel dan bidang). Dari
hasil proses recoding tersebut kemudian didapatkan
hasil prosentase persepsi per-bidang infrastruktur
sebagai penilaian masyarakat terhadap penyediaan
infra-struktur PU di Kota Batam sebagaimana
gambar di atas.
Persepsi masyarakat terhadap bidang
jalan dan jembatan cukup baik ditandai dengan
prosentase terbesar mengatakan bahwa penyediaan
infrastruktur jalan dan jembatan telah mencukupi.
Ini berarti bahwa dari segi kapasitas dan kondisi,
jalan dan jembatan yang ada di Kota batam masih
dapat diakses dengan baik oleh masyarakat
pengguna jalan. Jumlah kendaraan yang ada dan
kerawanan kemacetan tidak begitu bermasalah di
Kota Batam sehingga tingkat kepuasan masyarakat
terhadap penyediaan infrastruktur di bidang ini
masih cukup tinggi, hanya perlu diperhatikan pada
sisi lebar jalan kolektor sekunder di Kota Batam
yang dinilai sangat kurang sekali.
Untuk bidang sumber daya air, sebagian
besar persepsi masyarakat menga-takan bahwa
penyediaan infrastruktur pada bidang ini masih
kurang baik. Kondisi yang masih perlu diperhatikan
untuk infra-struktur sumber daya air adalah pada
kondisi bangunan DAM dan pemagaran/ sempadan
DAM. Pada sisi kapasitas air baku sendiri masyarakat
dapat dikatakan tercukupi, apalagi dengan adanya
rencana pembangunan DAM-DAM baru dan proses
pembersihan DAM yang dilakukan dengan baik
di Kota Batam. Proses distribusi air baku yang
ditangani oleh perusahaan swasta ATB (Air Tirta
Batam) juga
dilaksanakan dengan baik. Namun demikian,
secara keseluruhan tingkat kepuasan masyarakat
terhadap penyediaan
infrastruktur di bidang sumber daya air
masih perlu ditingkatkan lagi, karena pada sisi
pengamanan dan konservasi DAM masih dikatakan
kurang baik oleh masyarakat
Bidang permukiman adalah sektor yang
dinilai masyarakat kurang mencukupi penyediaan
infrastruktur nya di Kota Batam. Baik kapasitas
maupun kondisi untuk sarana dan prasarana
permukiman dirasakan masih perlu ditingkatkan
lagi. Ketersediaan lahan hunian juga menja di
masalah yang perlu disikapi karena menjadi salah
satu parameter dengan nilai persepsi yang sangat
kurang mencukupi. Hal ini dibuktikan dengan
banyaknya perkembangan ruli (rumah liar) yang
kebanyakan dibangun oleh para pendatang yang
umumnya bekerja sebagai buruh industri dan
penganggur-an. Kemudian, kapasitas utilitas lingkungan juga menjadi salah satu aspek permukiman
156
dengan penilaian yang sangat kurang mencukupi.
Dengan tingkat kepuasan masyarakat yang sangat
rendah untuk bidang infrastruktur permukiman
ini, perlu perhatian pemerintah untuk mengatasi
masalah ini.
 

 
 
 
 
   



  




      



 
      
 
     
KESIMPULAN

       
Tingkat
kepuasan
masyarakat
terhadap
    

penyediaan
infrastruktur
di Kota
Batam
cenderung






menurun
sejalan dengan
laju 
pertumbuhan
 



penduduk
yang
tinggi.
Keter-sediaan
   infrastuktur

  
yang
dulunya telah direncanakan memenuhi

Standar
Pelayaan
Minimal
akhirnya
tidak



dinilai


 
mampu
lagi 
mencukupi
masyarakat
yang

kebutuhan



semakin
meningkat.
    

Dalam
pengkajian
ini didapatkan
kesimpulan




  
bahwa
persepsi
masyarakat
terhadap
penye-diaan


 

 
infrastruktur
di Kota
Batam
lebih dari
50 persen

 



mengatakan
kurang dan hanya 20 persen yang


merasa
telah tercukupi dengan infrastruktur yang


  
ada. 
Ini berarti bahwa pemerintah selaku penyedia

infrastruktur
perlu meningkatkan
 
 ketersediaan
 
infrastruk-tur
dengan
proyek-proyek
pembangunan


 


baru
dami memenuhi
kebutuhan

 sebagai
 dampak

 
laju 
pertumbuhan
penduduk
Kota
Batam
yang
  
 
tinggi
ini. Namun
dengan adanya
daya


 keterbatasan
 

dukung
lingkungan
yang ada, 
mungkin
bukan lagi

peningkatan
infra-struktur
yang
harus
 penyediaan
 
 
dipilih
pemerintah
untuk
memenuhi
tingginya
   
kebutuhan
infrastruktur akibat laju pertumbuhan

penduduk,
tetapi
bisa diarahkan
kepada
bagaimana
 
 

kebijakan
dalam mengendalikan
pemerintah
 
 laju
pertumbuhan
penduduk
ini 
sehingga
 
 
tercipta

keseimbangan
dalam
penyediaan
infrastuktur
Kota
      
Batam
sesuai
dengan
Standar
Pelayanan
Minimal
     
yang
sudah ditetapkan.
    
   
   

    


     
    
Persepsi Masyarakat Dalam Ketersediaan Penyediaan Infrastruktur Terhadap Tingginya
Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Batam
Arvian Zanuardi, Irwan Kusdariyanto
DAFTAR PUSTAKA
Batam dalam Angka. 2009. http://skpd. batamkota.
go.id/bapeda/2010/ (diakses pada 5
Agustus, 2009)
Puslitbang Sosekling. 2010. Laporan Pendahuluan
Penelitian
Dampak
Pertumbuhan
Penduduk
Terhadap
Penyediaan
Infrastruktur Kota Batam Tahun 2010.
Jakarta: Balitbang Kementerian PU.
Puslitbang Sebranmas. 2009. Laporan Penelitian
Peran Pembangunan Infrastruktur ke-PUan Terhadap Peningkatan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Nusa Tenggara. Jakarta:
Balitbang Kementerian PU.
Prasetya dan Miftahul Jannah. 2008. “Suatu
Pendekatan
Metode
Penelitian
Kuantitatif”. Jakarta
Kementerian PU. 2004. SNI 03-1733 Tahun
2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan
Perumahan
Perkotaan
Jakarta: Kementerian PU
Perda Nomor 2 Tahun 2004 tentang RTRW Kota
Batam Tahun 2004-2014
2008. Batam Dalam Angka. Batam: Bappedako
Batam.
2008. Masterplan Infrastruktur Kawasan Batam,
Bintan dan Karimun. Jakarta: Ditjen Tata
Ruang PU.
157
Download