NATAPRAJA Jurnal Kajian Ilmu Administrasi Negara Volume 3 Nomor 2 Tahun 2015 Halaman 13-28 EVALUASI KEBIJAKAN PENINGKATAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KOTA PADANG DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI Rahmadian Novert1 ABSTRACT The purpose of this research is to evaluate and examine government Padang City efforts in improving the preparedness of community as a form of disaster risk reduction efforts the earthquake and tsunami. This research was conducted with descriptive method with the qualitative approach. The results of this research shows that there are 2 categories of the efforts made by Government of Padang city in enhancing preparedness community. First: increasing the Community Capacity by providing the knowledge and understanding of disaster that spelled out into action disaster preparedness curriculum integration into the formal education curriculum, disasters, simulated socializing and community empowerment through the formation of disaster preparedness in every village. Second: provision support facilities preparedness communities, by setting policy, the creation of operational Guidelines in case of an emergency and evacuation facilities development, as well as early warning facilities. However the majority of the program made still are incidental and not in a sustainable way. The existence of restructuring and its frequent mutations in the BPBDPK body, the lack of availability of budget related preparedness, as well as the presence of apathy from the community is the bearer of three factors in an attempt to increase preparedness conducted the government of Padang City. Keyword: Evaluation, Preparedness, the Role of Local Government ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan mengetahui upaya Pemerintah Kota Padang dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat sebagai salah satu bentuk upaya pengurangan resiko bencana gempabumi dan tsunami. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama: peningkatan kapasitas masyarakat dijabarkan ke dalam tindakan pengintegrasian kurikulum siaga bencana kedalam kurikulum pendidikan formal, sosialiasi kebencana, simulasi kebencanaan dan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan Kelompok Siaga Bencana disetiap kelurahan. Kedua: Penyedian fasilitas pendukung kesiapsiagaan masyarakat, dengan menetapkan kebijakan, pembuatan Panduan operasional dalam keadaan darurat dan pembangunan fasilitas evakuasi, serta fasilitas peringatan dini. Namun mayoritas program yang dibuat masih bersifat incidental dan belum terlaksana secara berkelanjutan. Kata Kunci: Evaluasi, Kesiapsiagaan, dan Peran Pemerintah Daerah 1 Pascasarjana Manajemen dan Kebijakan Publik UGM , email: [email protected] 13 NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 yang terjadi di Kota Padang sudah PENDAHULUAN Belakangan ini kajian tentang diperkirakan ilmu administrasi Negara kontemporer kebencanan. mengalami pergeseran paradigma dari oleh Setelah terjadi banyak ahli gempa bumi government ke governance. Dalam studi tersebut tidak serta merta membuat Kota tentang teori-teori Padang aman dari bencana gempa bumi administrasi publik tidak lagi dibatasi maupun bencana tsunami. Dari data oleh birokrasi dan lembaga pemerintah, Indeks Rawan Bencana Tahun 2013 tetapi mencakup semua bentuk organisasi BNPB menyebutkan bahwa Kota Padang yang mewujudkan masuk dalam salah satu daerah kategori publicness (Haque, 2001: Dwiyanto, rawan bencana tinggi dan berada pada 2004). Hal ini ditandai oleh berbagai peringkat studi peringkat governance, misi utamanya yang dilakukan ilmuwan 10 secara pertama nasional dari atau wilayah administrasi Negara saat ini ternyata telah kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera menerabas batas-batas institusi negara Barat (BNPB, 2013). Dari sekian banyak dengan terhadap bencana, bencana gempa bumi dan institusi non-pemerintah seperti: pasar, tsunami yang paling mengancam, hal ini asosiasi sekarela, masyarakat sipil, dan dikarenakan posisi daerah tersebut berada sebagainya yang memiliki kaitan yang di zona subduksi antara lempeng Indo- sangat erat dengan persoalan-persoalan Australia dan lempeng Eurasia.Fenomena publik tak terkecuali bencana. tersebut menjadikan Kota Padang sebagai melakukan kajian Bencana merupakan persoalan salah satu daerah yang sering mengalami public administration dan public policy bencana gempa bumi. (Pramusinto, 2009). Alasan mengapa Berdasarkan data seismisitas yang persoalan bencana saat ini menjadi salah diperoleh dari United States Geological satu agenda public policy mengingat Survey (USGS), pada tahun 2014 di Kota bahwa Negara Indonesia merupakan Padang tercatat 246 kejadian gempabumi Negara yang sering dilanda bencana. dengan magnitudo golongan gempabumi Dalam satu dekade saja hampir ratusan merusak sampai golongan gempabumi bencana terjadi di Indonesia, salah besar (magnitudo 5 SR sampai 8 SR). satunya adalah bencana gempabumi 30 Begitu juga dengan ancaman bencana september 2009 yang meluluhlantakan tsunami Kota Padang dan menelan 383 korban mencermati peta bahaya tsunami yang jiwa. Sebenarnya jauh-jauh hari gempa dikeluarkan oleh BNPB pada tahun 2013, 14 di Kota Padang, dengan Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . menyatakan dari keseluruhan wilayah kenyataanya walaupun hampir 7 tahun, Kota Padang, sebesar 7.613 Ha atau peningkatan kesiapsiagaan masyarakat 19,41 % wilayah Kota Padang masuk Kota dalam wilayah bahaya tinggi. Meskipun peningkatan. Padahal upaya peningkatan kurang dari 20 % luas wilayah Kota kesiapsiagaan Padang secara keseluruhan, akan tetapi amanat dari Deklarasi Hyogo 2005-2015 wilayah kelas bahaya tinggi menutupi tentang hampir sebagian besar wilayah pesisir kesiapsiagaan pantai Kota Padang terutama di wilayah pengurangan resiko bencana, termasuk pusat-pusat kesiapsiagaan masyarakat. penduduk dan aktifitas masyarakat. Padang tidak mengalami merupakan salah pentingnya satu peningkatan disegala level dalam Sebenarnya berbagai upaya telah Namun, tingginya ancaman dilakukan oleh Pemerintah Kota Padang bencana gempabumi dan tsunami tidak dalam mensistematiskan diimbangi dengan tingkat kesiapsiagaan praktik pengurangan yang dimiliki masyarakat Kota Padang. dengan meningkatkan Dimana tingkat kesiapsiagaan masyarakat baik sangat tingkat masyarakat sendiri memberdayakan mempengaruhi keselamatan masyarakat itu untuk pelaksanaan risiko kesiapsiagaan, pada dan bencana pemerintahan, sekolah seluruh dengan stakeholders (Ainudin, dkk 2012). Hasil penelitian yang ada. Dan kebijakan ini diwujudkan LIPI tingkat melalui Peraturan Derah Pemerintah Kota kesiapsiagaan masyarakat Kota Padang Padang No 3 Tahun 2008 tentang hanya 56% dan survei BNPB yang Penanggulangan dilakukan pada tahun 2013 tentang dimuat bahwa Pemerintah Kota Padang indeks pengetahuan dan kesiapsiagaan melakukan masyarakat kesiapsiagaan (2006) menemukan Kota Padang, Bencana tindakan didalamnya peningkatan masyarakat menggambarkan dari 10 desa/kelurahan antisipasi yang disurvei hanya 2 desa/kelurahan tsunami. Namun, sejalan dengan hasil yang berada pada kategori sedang, 8 penelitian LIPI (2006) dan BNPB (2013) sisanya berada pada kategori rendah. tentang Adanya rentan waktu penelitian LIPI pengetahuan masyarakat Kota Padang, (2006) dapat dan Survei BNPB 2013, bencana sebagai tingkat dikatakan gempabumi kesiapsiagaan bahwa dan dan rangkaian seharusnya bisa dimanfaatkan Pemerintah program peningkatan kesiapsiagaan yang Kota dilakukan Padang kesiapsiagaan untuk meningkatkan masyarakat. Namun, Pemerintah Kota Padang dinilai masih belum optimal dan perlu 15 NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 disempurnakan. Disisi lain pentingnya METODE PENELITIAN dilakukan sebuah evaluasi dan analisa Penelitian ini memfokuskan pada yang mendalam terhadap upaya yang mengevaluasi telah dilakukan, mengingat tidak adanya kebijakan yang dilakukan Pemerintah peningkatan Kota yang berarti tingkat dan Padang melihat dalam upaya membangun kesiapsiagaan masyarakat Kota Padang kesadaran dan peningkatan kesiapsiagaan dari tahun ke tahun. masyarakat Untuk sebenarnya memahami terjadi apa dalam di Kota Padang dalam yang mengurangi resiko bencana gempa dan kebijakan tsunami. Penelitian ini menggunakan peningkatan Kesiapsiagaan masyarakat pendekatan Kota Padang, maka penelitian hadir menggunakan metode deskriptif, data dengan tujuan mengevaluasi kebijakan yang dikumpulkan selama penelitian Peningkatan Kesiapsiagaan masyarakat berupa wawancara, dokumen-dokumen, oleh Pemerintah Kota Padang dengan sehingga cara melihat sejauhmana upaya-upaya mengenai masalah yang dihadapi saat yang telah dilakukan oleh Pemerintah penelitian. Kota Padang kendala dan apasaja kualitatif, dapat dengan diperoleh gambaran mengidentifikasi yang menyebabkan HASIL DAN PEMBAHASAN pencapaian tujuan kebijakan peningkatan Upaya kesiapsiagiaan tidak optimal. Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Tempat Penelitian Kota Padang Penelitian instansi ini dilakukan Pemerintah Padang yaitu di Kota BPBD, di Evaluasi Peningkatan (Pemko) di dan Kebijakan kesiapsiagaan merupakan elemen penting dari kegiatan LSM pengurangan resiko bencana yang Komunitas Siaga Tsunami (Kogami) dan bersifat pro-aktif sebelum terjadinya Kelompok bencana (Hadayati, Permana, Pribadi, at Siaga Bencana (KSB) Kelurahan Lolong Balanti, Kelurahan al, Purus, Kelurahan Bungo Pasang dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Bungus selatan. Informan Kota Padang di analisis menggunakan yang pendekatan dipilih sampling dengan sampling menggunakan nonprobabilistic sengaja), yaitu (berdasarkan teknik (dipilih 2006). Kirschenbaum Evaluasi yang (2004) kebijakan digunakan yang purposive mengungkapkan bahwa kegiatan atau pertimbangan tindakan kesiapsiagaan tidak terlepas dari tertentu) oleh peneliti. 16 Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . 4 (empat) kategori tindakan-tindakan a) Pendidikan Bencana Gempabumi dan yang berhubungan dengan: Tsunami melalui Pengintegrasian Kurikulum Siaga Bencana. 1) Skill Level, Upaya peningkatan kesiapsiagan 2) Planning, 3) Protection dan yang dilakukan Kota Padang melalui 4) Prevension. pendidikan fomal dilakukan dengan berbagai bentuk kegiatan di sekolah yang ada di Kota Padang, berdasarkan hasil Skill Level Peningkatan Pengetahuan Dan penelitian kegiatan tersebut ditekankan Pemahaman sebagai Aktivitas Kunci dalam tiga aspek. Pertama, pembuatan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat sistem kelembagaan di sekolah yang Dari segi pegetahuan masyarakat anggotanya merupakan unsur yang Kota Padang sudah cukup memiliki terdapat di sekolah. Kelembagaan ini pemahaman terhadap bencana gempa dan diberikan peningkatan kapasitas melalui tsunami, pelatihan, namun yang menjadi pembuatan Standar Prosedur (SOP), permasalahan adalah tindakan merespon Operasional bencana gempa dan tsunami tersebut kelembagaan ini disebut Kelompok Siaga yang masih sangat kurang dipahami. Bencana Kepanikan yang mengakibatkan ada yang Peningkatan pengetahuan siswa tentang meloncat dari lantai dua ketika gempa kebencanaan dalam upaya meningkatkan terjadi merupakan bukti nyata bahwa kesiapsiagaan respon bencana yang dimiliki masyarakat kurikulum muatan lokal Siaga Bencana. masih perlu ditingkatkan. Sebab respon Ketiga, melakukan simulasi evakuasi, masyarakat sangat pendidikan dan pelatihan, serta SOP yang masyarakat telah dilaksanakan perlu diujicobakan menentukan ketika yang baik keselamatan akan menghadapi bencana Sekolah (KSBS). Kedua, disekolah melalui melalui simulasi. (ISDR/UNESCO, 2006). Lebih jauh, b) Sosialisi Penanggulangan Bencana tentunya peningkatan kesiapsiagaan Kepada Masyarakat Kota Padang melalui peningkatan pengetahuan Sosialisasi merupakan media yang masyarakat tidak cukup hanya sampai pilih Pemerintah Kota Padang untuk masyarakat mengenal bencana gempa meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dan tsunami saja, namun harus sampai sebagaimana yang diungkapkan Anwar ketingkat bagaimana cara bertindak atau (2012) merespon bencana dengan baik. kesiapan yang baik dalam menghadapi 17 masyarakat harus memiliki NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 bencana melalui diperoleh dari pembelajaran sosialisasi- yang sosialisasi sarana pendistribusian bencana kepada pengetahuan masyarakat. Pemko bencana tsunami yang dilakukan secara Padang sudah melakukan MoU dengan berkesinabungan. yang radio Classy Fm, MoU tersebut berisi dilakukan kesepakatan bahwa radio Classy Fm memanfaatkan media elektronik, secara menjadi mitra Pemko Padang dalam lansung kearifan menyiarkan edukasi kebencanaan dan lansung memberikan dilakukan lokal. Sosiliasi Pemko dan Padang memanfaatkan Pendekatan seacara peringatan dini kepada Pemerintah Kota Padang memberikan masyarakat Kota Padang. Selain radio, materi sosialisi melalui kegiatan seminar, Pemko Padang juga memanfaatkan media talkshow kepada masyarakat, sedangkan televisi, televisi yang dimaksud adalah melaui TVRI media Pemerintah cetak dan Padang TV (tv local). Penyebaran pengetahuan kebencanaan baliho-baliho melalui televisi ini dilakukan dengan tentang bencana yang disebar di beberpa kegiatan talkshow oleh pejabat-pejabat titik pemerintah di brosur Kota sosialisasi Padang eltronik membuat pamphlet, Kota dan serta Padang. dengan Sedangkan Kota Padang terkait memanfaatkan kebencanaan. Namun, berdasarkan hasil kearifan local dilakukan Pemko Padang penelitian menunjukan bahwa kegiatan- dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan kegiatan yang dilakukan Pemko Padang ditengah media dalam meningkatkan pengetahuan, tidak mensosiliasikan pengetahuan bencana, dilaksanakan secara berkelanjutan dan dalam Padang tidak terikat kedalam kebijakan, bahkan menggunakan tokoh masyarakat, seperti terkesan hanya anginan-anginan atau alim ulama, ninik mamak, serta perangkat dengan kata lain pelaksanaan sosiliasi masyarakat lainnya untuk menyampaikan yang materi kebencanaan kepada masyarakat. dimana Terlebih tokoh masyarakat Kota Padang masyarakat tersebut telah diberi materi kebencanaan, apabila ada beberapa rangkaian gempa termasuk cara mengguncang Kota Padang. Dan apabila mendistribusikannya kepada masyarakat. kejadian gempa mulai berkurang atau Selain bahkan tidak ada, intensitas kegiatan masyarakat kegiatan ini sebagai Pemko bagaimana itu, pengetahuan dalam mensosiliasikan masyarakat kepada dilakukan sosiliasi program akan kepada bersifat incidental, sosialiasi rutin terhadap dilaksanakan masyarakat mulai masyarakat Pemko Kota Padang juga berkurang dan bahkan bisa di katakana memanfaatkan media elektronik sebagai tidak ada. 18 Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . c) Simulasi Gempa dan Tsunami sebagai menyentuh upaya simulasi yang Upaya Memperbaiki Respon Masyarakat dilakukan di dalam gedung. Apabila Kota Padang melihat peristiwa gempa dan tsunami Upaya peningkatan pengetahuan yang pernah terjadi di Kota Padang bisa masyarakat, Pemko Padang melakukan terjadi kapanpun, tidak bisa dipungkiri rangkaian simulasi. Simulasi yang peristiwa gempa dan tsunami terjadi dilakukan merupakan untuk melihat ketika jam kerja, dimana masyarakat bagaimana pengetahuan yang dimiliki sedang melakukan aktivitas di dalam masyarakat Kota Padang yang diperoleh kantor masing-masing, termasuk kantor melalui berbagai dilakukan sosialisasi yang yang memiliki lantai lebih dari satu. Padang, dapat Sehingga Pemko untuk memastikan respon diterjemahkan oleh masyarakat kedalam masyarakat efektif terhadap gempa dan bentuk tindakan ketika bencana itu tejadi. tsunami, Pemerintah Kota Padang juga Hal ini sesuai dengan ungkapan (ISDR/ perlu UNESCO, 2006) diperlukan latihan dan masyarakat tersebut. simulasi d) untuk memastikan respon melakukan Pembentukan Siaga Sebagai Upaya Bencana terutama saat peringatan dini. Sehingga Community Development rangkaian dilakukan simulasi masyarakat yang terhadap Kelompok masyarakat dalam menghadapi bencana dengan (KSB) simulasi Terbentuknya Kelompok Siaga mendapat Bencana (KSB) di Kota Padang gambaran nyata bagaimana merespon merupakan tindakan lanjutan dari sebuah atau bertindak dalam penyelamatan diri upaya ketika bencana gempa dan tsunami terjadi kesiapsiagaan yang dimaksudkan dalam di Kota Padang. UU Pemerintah Kota Padang sejauh ini telah melakukan beberapa kesiapsiagaan, No 24 sebagaimna Tahun tentang Penanggulangan Bencana kesiapsiagaan kali adalah tindakan-tindakan efektif yang rangkaian simulasi. Namun, berdasarkan dilakukan hasil penelitian simulasi yang dilakukan termasuk Pemerintah Kota Padang masih terfocus Pembantukan organisasi yang dimaksud dilaksanakan di pinggir pantai, padahal tidak dalam keseharian kegiatan masyarakat pemerintah, namun juga organisasi yang tidak hanya berada di pinggir pantai. ada Kegiatan dilakukan pembetukan KSB di Kota Padang sebagai belum perpanjangan tangan pemerintah dalam Pemerintah simulasi Kota yang Padang 19 sebelum terjadi pembentukan semata-mata ditengah hanya masyarakat bencana, organisasi. organisasi layaknya NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 mesosiliasikan kesiapsiagaan kepada Kota Padang kurang efektif dan belum masyarakat. mampu menjangkau seluruh masyarakat Pembentukan KSB yang dan daerah rawan di Kota Padang. dilakukan Pemko Padang juga sebagai bentuk pengurangan bencana tanggung jawab dari setiap KSB, dapat berbabasis masyarakat yang bertujuan diambil kesimpulan bahwa KSB tidak membangun hanya dibentuk untuk sebabsecara resiko Berdasarkan peran, tugas dan kapasitas garis masyarakat, program kapasitas masyarakat dan komunitasnya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat sendiri, tetapi KSB dapat berperan aktif seharusnya pada dalam setiap penanggulangan bencana di community development (Rahayu, 2008). Kota Padang. Dimulai dari tim reaksi Selama ini masyarakat hanya sebagai cepat objek dalam penanggulangan bencana, bantuan maka paradigma tersebut mulai diubah pertolongan dengan memberi ruang bagi masyarakat penyelamat dari pihak lain, kemudian untuk ikut serta dalam penanggulangan mampu mengarahkan dan membantu bencana. Sebelum adanya pembentukan warga KSB, BPBDPK Kota Padang mengalami kemudian mampu bertugas sebagai tim kesulitan untuk SAR serta mengakomodasi permasalahan melakukan kegiatan sosialisasi mengenai logistik darurat bencana.Namun, dalam kerawanan bencana kepada masyarakat, penerapannya tidak semua Kelurahan di sosialisasi mengenai kerawanan bencana Kota juga belum dilakukan menyeluruh dan menjalankan terpadu. Mengingat keterbatasan dari risiko BPBDPK Kota Padang itu sendiri, penelitian, hanya Kelurahan pada daerah kemudian banyaknya daerah di Kota zona merah rawan tsunami saja yang Padang yang memiliki resiko tinggi perkembangannya terhadap gempa dan tsunami. Selain itu berkesinambungan. Karena masyarakat materi yang diberikan BPBDPK Kota yang berada pada rawan daerah zona Padang belum mencapai sasaran yang merah sadar bahwa bencana akan datang diperuntukkan bagi masyarakat yang pada daerah mereka bisa datang kapan rentan, materi juga kurang dipahami oleh saja. Dan tentu konsep ini masih terbilang masyarakat, sehingga edukasi maupun baru, dan referensinya belum cukup sosialisasi yang dilakukan oleh BPBDPK memadai serta belum ada dana khusus lebih untuk besar meningkatkan ditekankan kesulitan 20 yang langsung kepada warga tanpa untuk memberikan yang menunggu melakukan Padang yang organisasi bencananya. butuh tim evakuasi, secara aktif pengurangan Dari temuan berjalan Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . dianggarkan per bulannya untuk konsep Memaknai kebijakan yang dikeluarkan ini, sehingga konsep ini bisa dikatakan Pemerintah Kota Padang dalam upaya diterapkan sesuai peningkatan kesiapsiagaan, disiapkan dan dengan kebutuhan dan kharaketristik dituangkan dalam bentuk peraturan yang daerah masing-masing. mengikat Planning Pemerintah Kota Padang yakni berupa dan Keberadaan diberdayakan Rencana dan Panduan yang dikeluarkan oleh Peraturan Daerah, Peraturan Walikota Operasional sebagai Strategi Jangka Padang. Panjang kebijakan yang telah dikeluarkan lebih Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Langkah ini diambil agar bermakna dan mengikat, sesuai dengan Pemerintah Kota Padang serta lembaga ataupun ISDR & LIPI (2006) kebijakan-kebijakan organisasi/forum dituangkan dalam berbagai bentuk, dan pengurangan resiko bencana melakukan akan advokasi kebijakan yang berhubungan dicantumkan dengan kebencanaan, mempengaruhi dan peraturan-peraturan, seperti: SK atau meyakinkan Perda stakeholder mengeluarkan untuk kebijakan-kebijakan mendukung bencana, yang secara yang apabila konkrit disertai dalam dengan job Salah satu bentuk kesiapsiagaan penanggulangan dapat bermakna description yang jelas. maupun aturan-aturan yang dibutuhkan untuk lebih yang dilakukan oleh Pemerintah Kota memberikan Padang adalah dengan menyusun pertimbangan atau memfasilitasi dalam Rencana Kontijensi yang merupakan pengelolaan bencana. Dalam memperkuat pedoman teknis pelaksanaan apabila upaya terjadi peningkatan masyarakat kesiapsiagaan bencana. Penyusunan juga Pemerintah Kota berdasarkan kajian kerentanan dimana kebijakan terkait Kota Padang terletak di pantai barat kesiapsiagaan. Adapun kebijakan yang Sumatra yang rawan terhadap gempa dibuat telah Pemerintah Kota Padang bumi dan tsunami. Berdasarkan kajian adalah pembuatan Rencana Aksi Daerah kerentanan tersebut serta masukan dari (RAD), Peraturan Daerah No 3 Tahun stakeholder disusunlah startegi 2008, Peraturan Walikota Padang Nomor menyangkut pengambilan kebijakan, 14 Tahun 2010 tentang Peringatan Sistem realisasi prosedur Peringatan Dini, Perwako Nomor 25 sumber daya, Tahun Protap mobiliasi pengungsi, mobiliasi sarana Penanggulangan Bencana Kota Padang. prasarana dan prasarana, pengawasan, mengadvokasi 2011 tentang 21 tetap, pengarahan penyediaan sarana NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 maka dalam perencanaan kontijesni ini mengidentifikasi BPBDPK Kota Padang, telah merencakan fasilitas yang dapat digunakan sebagai berbagai aktifitas seperti membentuk tempat penyelamatan pertama, tindakan posko, menyiapakan tim reaksi cepat, tersebut termasuk pembutan peta jalur mengkoordinasikan evakuasi kegiatan penanggulangan, mengatur mengendalikan dan kegiatan lokasi-lokasi dan yang meliputi evakuasi dan evakuasi vertical. horizontal posko, Pertama: Jalur evakuasi Horizontal. Jalur memberikan, menerima dan mencata evakuasi menurut Perda Kota Padang No informasi, membuat laporan kegiatan 3 tahun 2008 adalah jalur perjalanan yang penanggulanag menerus bencana. Penyusunan (termasuk jalan keluar, rencana kontijensi dilakukan Pemerintah koridor/selasar umu dan sejenis) dari Kota pendekatan setiap bagian bangunan termasuk didalam partisipatif, yakni semua stakeholder unit hunian tunggal ke tempat aman, yang dilibatkan dan bebas menyampaiakan disediakan pendapat. lingkungan/kawasan Protection penyalamatan atau evakuasi. Kapasitas Penyiapan Petunjuk, Jalur dan Lokasi jalan akses menuju lokasi penyelamatan Evakuasi penting, sebab jangan sampai terjadi Padang Dalam dengan suatu sebagai tempat tindakan kemacetan dan jalan akses tersebut masyarakat merupakan satu-satunya jalan menuju Pemerintah Kota Padang telah melakukan lokasi aman. Untuk Kota Padang sendiri pembuatan peta dan kapasitas perlindungan evakuasi melakukan bagi kepada yang petunjuk jalur dapat diaskes oleh jalan menjadi masalah tersendiri yang belum mampu dicarikan masyarakat. Kota Padang sejauh ini telah jalan menempatkan peta evakuasi di beberapa Padang sudah mengidentifikasi beberapa titik menjadi keramaian masyarakat di jalan yang akan dibangun dan akan Kota Padang. Peta tersebut dilengkapi direncanakan pembagian menjadi melalui pelebaran dan pengaspalan bagi daerah ancaman tsunami. Peta evakuasi yang belum diaspal. Dari dokumen harus BPBDPK Kota Padang ada 72 titik jalan zona-zona dibuat yang dengan beberapa keluarnya. peningkatan Pemko kapasitas yang perkiraan untuk Namun, sejauh ini pelebaran yang telah mengetahui sejauhmana bencana tsunami dikerjakan Pemko Padang hanya baru tersebut satu jalur, yaitu jalur Alai-By Pass. Jalur melanda tsunami suatu wilayah, 22 dilakukan ini pendekatan, salah satunya adalah dengan genangan nantinya Sejauh pelebaran. Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . ini mulai dikerjakan Pemko Padang pada dan juga berupa tanah keras dan berbatu. awal tahun 2009, namun sampai sekarang Namun, kenyataan dari hasil penelitian masih masih ada beberapa jalur evakuasi di belum walaupun selesai sudah tapi Kota Padang berlobang-lobang dan rusak dibeberapa titik jalan masih belum hal ini sangat berpengaruh dalam proses diaspal dan masih telihat ada beberapa evakuasi bangunan yang belum dibongkar yang evakuasi di Kota Padang sepenuhnya mengahalangi jalan, hal ini diakibatkan akan oleh pembebasan lahan yang masih penyelamatan diri masyarakat. Walaupun belum selesai sepenuhnya. di Selain bisa sepenuhnya, BPBDPK masyarakat. berpengaruh beberapa titik Keadaan terhadap sudah jalur tingkat mengalami juga perbaikan seperti halnya jalan Alai-By buah Pass, namun berdasarkan hasil penelitian jembatan baru yang menghubungkan perbaikan yang dilakukan Pemko Padang jalur-jalur evakuasi yang terpisah oleh belum selesai sepenuhnya masih ada sungai. jembatan beberapa titik yang belum diaspal bahkan lcendrung bersifat horizontal memanjang masih ada beberapa bangunan yang mengikuti menghalangi jalan tersebut, kerena belum mengusulkan itu dilewati pembangunan 5 Pemabangunan pantai. Namun, dari 5 jembatan yang rencakan dibangun baru selesainya satu lahan dengan masyarakat setempat. jemabatan yang telah selesai kesepakatan pembebasan pengerjaannya, yakni jembatan yang Kedua: Jalur evakuasi Vertikal menghubungkan Purus Tengah dan Purus atau shelter. Sempitnya waktu evakuasi Atas. Lokasi penyelamatan yang telah suatu diidentifikasi dalam mempengaruhi selain masyarakat ke tempat penyelamatan, letaknya tidak telalu jauh dari kelurahan- masyarakat akan lebih lama mencapai kelurahan sebuah tempat ketinggian atau perbukitan waktu dapat relative yang ditempuh cepat, sebab terkena genangan daerah bencana tingkat terhindar akan pencapain tsunami, jalan akses atau rute evakuasi untuk menuju lokasi tersebut kondisi baik dan bencana tsunami. Evaluasi dilakukan lebar karena merupakan jalan koridor, Pemko pasca gempa 30 September 2009. sehingga tidak dimungkinkan terjadi Sempitnya waktu yang diperlukan unntuk kemacetan. melakukan evakuasi untuk mencapai Kondisi material jalur di Kota bisa rawan dari perbukitan menyebabkan Padang sebagian besar merupakan jalan mengadopsi kebijakan beraspal, jalan trotoar dari paving block pembangunan 23 Shelter ancaman lain pemko yaitu perlindungan NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 tsunami sebagai sarana evakuasi vertical. kegiatan Pembangunan Shelter di Kota Padang di menjamin masyarakat bedakan menjadi 2 macam, yakni Shelter menyelamatkan diri pemukiman dan shlater persimpanga. gempa dan tsunami terjadi di Kota Shelter pemukiman merupakan Shelter Padang, keberadaan Shelter dan daya yang dipersiapkan Pemko Padang berada tampung dilingkungan masyarakat sangat dsekita pemukiman penduduk, Shelter ini menentukan. Namun, berdasarkan hasil bisa berbentuk bangunan publik, masjid, penelitian Shelter yang ada di Kota sekolah maupun bangunan swasta yang Padang memiliki ketinggian lebih dari 10 meter. seluruh masyarakat Kota Padang yang Sedangkan persimpangan berada di zona merah bahkan keberdaan merupakan shlater yang dibangun diatas Shelter tidak merata hanya beberapa titik jalan yang membentuk simpang, dengan saja di Kota Padang yang dilengkapi kata lain shlater ini berupa rangkain shelter untuk penyelamatan masyarakat. Shelter jembatan yang memanjang dan disetiap belajar belum Alasan mengajar.Dalam bisa ketika mampu bencana menampung utamanya masyarakat sisinya mengarah kejalan sebagai tangga tidak menjadikan shelter sebagai tempat untuk masyrakat naik kehalter ketika evakuasi proses evakuasi bencana tsunami. masyarakat Sejauh ini Pemko Padang masih terfokus mempersiapkan dalah akan ketidak percayaan tingkat ketahanan bangunan Shelter, masyarakat merasa Shelter Shelter bisa saja tiba-tiba roboh ketika sebanyak mungkin Shelter pemukiman. gempa Pemko Padang sudah mengidentifikasi masyarakat ini sebenarnya beralasan, beberapa bangunan yang bisa di jadikan sebab Shelter menemukan bahwa tidak semua Shelter untuk masyarakat. tempat Adapun evakuasi terjadi. berdasarkan Keenggan hasil penelitian yang yang ada di Kota Padang telah melalu uji teridentifakasi rata-rata masih bangunan kelayakan, sejauh ini hanya 8 Shelter lama, walaupun ada beberapa gedung yang yang memang disiapkan untuk Shelter. Keengaanan Gedung tersebut memilih Shelter untuk penyemalatan diri, terintegrasi dengan sekolah, maksudnya dari hasil penelitian juga diakibatkan agar Shelter tersebut tidak hanya bisa ketidak tahuan masyarakat bangunan digunakan ketika bencana terjadi namun mana saja yang bisa dimanfaat untuk ketika tidak terjadi bencana bangunan Shelter. Berdasarkan temuan penelitian tersebut ternyata masyarakat Kota Padang belum yang dapat bangunan susulan disiapkan dimanfaatkan untuk 24 telah melalui uji masyarakat kelayakan. untuk tidak Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . sepenuhnya mengerti bangunan apasaja pada masa pra-bencana, sebagaimana yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi yang diungkapkan oleh Kirschenbaum Shelter, hal ini diakibatkan kurangnya (2001) perbekalan merupakan tindakan sosialisi yang diberikan Pemko Padang kesiapsiagaan terkait bangunan yang bisa dimanfaatkan peralatan yang dibutuhkan dan harus untuk menjadi Shelter. dipersiapakan Prevension Sejauh ini Pemerintah Kota Padang sudah Penyiapan dan Penyuluhan Tas SIBAD mulai mensosialisikan kepada masyarakat kepada Masyarakat untuk menyiapkan Tas SIBAD yang Belajar bila penyiapan terjadi bencana. Negara berisi perlengkapan seperti: air mineral, Jepang yang jauh-jauh hari sebelum makanan instan, minuman dan pakaian bencana gempa dan tsunami terjadi ganti, senter, korek api, lilin, tisu, baterai masyarakatnya sudah dibekali dengan cadangan dan barang-barang lainnya sebuah tas yang berisi perlengkapan yang yang dibutuhkan, perlengkapan mandi, dibutuhkan terjadi. perkengkapan wanita dan perlengkapan diadopsi bayi bagi yang memiliki bayi, radio kecil, Program ketika tersebut Pemerintah Kota dari dengan bencana dicoba Padang dalam kotak P3K dan diperlukan terjadi bencana dan bantuan belum Namun, berdasarkan wawancara dengan datang, masyarakat masih bisa bertahan masyarakat hidup dengan perbekalan yang telah masyarakat belum sepenuhnya menyadari disiapkan Pentingnya pentingnya Tas SIBAD, ini ditunjukan penyiapan Tas SIBAD atau perbekalan belum mulainya masyarakat menyiapkan sudah mulai disosialisasikan Pemerintah Tas SIBAD dirumah masing-masing. Kota masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa bencana Pemerintah Kota Padang merasa bahwa belum bisa dipastikan kapan terjadi, jika perbekalan yang dilakukan masyarakat disiapkan dari sekarang diakuatirkan sebelum makana Padang bencana kepada dapat mengurangi surat-surat yang mempersiapkan masyarakat agar tidak sebelumnya. dan obat-obatan penting. menunjukan yang ada akan bahwa basi atau terjadinya bencana kedua yakni kelaparan kadarluasa. Disisi lain, masyarakat belum dan serangan penyakit selama masa banyak yang mengetahui bahwa perlunya tanggap darurat. Tas SIBAD dan bahkan tidak tahu sama Perbekalan masyarakat yang merupakan dilakukan salah sekali dengan Tas SIBAD, hal ini satu ditengarai kurangnya sosialisi tindakan kesiapsigaan yang dilakukan dilakukan Pemerintah Kota 25 yang Padang NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 terkait pentingnya Tas SIBAD sehingga sebagai Community Development. Kedua, bermuara Penyedian pada ketidak ketidak pedulian tahuan dan masyarakat akan fasilitas kesiapsiagaan peningnya Tas SIBAD. pendukung masyarakat melalui penetapan kebijakan, pembuatan Panduan operasional dalam keadaan darurat dan pembangunan fasilitas evakuasi, serta SIMPULAN Berdasarkan uraian dari hasil fasilitas peringatan dini. penelitian dan pembahasan mengenai upaya penigkatan Berdasarkan 4 kajian teori kesiapsiagaan tindakan kesiapsiagaan Kirschenbaum masyarakat di Kota Padang, peneliti (2004) bahwasannya Kesiapsiagaan tidak menarik kesimpulan sebagai berikut: terlepas dari tindakan-tindakan Pemerintah Kota Padang secara menyangkut Skill Level, yang Planning, garis besar sudah mulai memperhatikan Protection dan Prevension. Keempat faktor unsur teori yang dikemukakan Kirschenbaum penting dalam penanggulangan bencana digunakan untuk mengevaluasi upaya dengan Pemerintah kesiapsiagaan telah program sebagai diinisiasinya berbagai kesiapsiagaan. Namun Kota Padang dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. mayoritas program yang dibuat masih Secara bersifat incidental dan belum terlaksana Padang telah melakukanya dalam bentuk secara berkelanjutan. Disisi penyedian upaya dan berbagai kebijakan: fasilitas Skill Level pendukung kesiapsiagaan keseluruhanPemerintah masyarakat (perbaikan jalur evakuasi, Pemerintah Kota Kota Padang penyedianan lokasi evakuasi vertical) memposisikan peningkatan pengetahuan rata-rata masih dalam tahap perencanaan. sebagai Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat yang dilakukan kegiatan kunci dalam meningkatan kesiapsiagaan masyarakat oleh yang diterjemahkan kedalam bentuk Pemerintah Kota Padang dapat dikategori pengintegrasian kurikulum siaga bencana menjadi 2 yaitu: Pertama, Peningkatan kedalam kurikulum sekolah, sosialiasi Kapasitas masyarakat dengan kegiatan dan simulasi bencana gempabumi dan Peningkatan dan tsunami, serta pembentukan Kelompok melalui Siaga Bencana di 104 kelurahan. Namun, Pemahaman pengetahuan masyarakat pengintegrasian kurikulum siaga bencana Pengintegrasian disekolah, dan Bencana masih belum menyentuh seluruh pembentukan Kelompok Siaga Bencana sekolah yang ada, baru 12 sekolah yang sosialiasi, simulasi 26 Kurikulum Siaga Rahmadian Novert – Evaluasi Kebijakan Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat . . . sudah mulai melakukannya. Sosialisi dan perlindungan dan jalur evakuasi masih simulasi masih bersifat incidental atau belum mencukupi menampung seluruh baru dilaksanakan pasca bencana terjadi, masyarakat Kota Padang yang terpapar sehingga masyarakat tidak mendapatkan tsunami. Penambahan jalur dan shelter sosiliasi dan simulasi yang berkelanjutan. masih tahap perencanaan, selain itu Dalam hal Kelompok Siaga Bencana belum semua shelter yang ada di Kota (KSB) pembentukanyaa tidak diiringi Padang dengan penyediaan anggaran dan fasilitas mengakibatkan keengganan masyarakat yang memadai, sehingga banyak KSB untuk menjadikan pilihan utama dalam yang mati suri karena ketiadaan dana dan melindungi diri ketika bencana gempa fasilitas, dan tsunami terjadi. kekakuan minimnya birokrasi anggaran dan ditenggarai mengalami uji kelayakan Prevension mengakibatkan hal tersebut terjadi. Terkait perbekalan Pemerintah Kota Planning Dalam menentukan tindakan yang Padang penyuluhan sudah penyiapkan melakukan TAS Siaga perlu dilakuakn sebelum, saat dan pasca Bencana Darurat (SIBAD) dan inisiasi bencana, Pemerintah Kota Padang telah pembetukan Unit Teknis Pelaksana Dinas membuat Rencana Aksi Daerah (RAD) (UPTD) terkait pemenuhan kebutuhan hingga Rencana Aksi Komunitas (RAK), dasar bencana. Namun, penyuluhan Tas Penyelesaian SIBAD Kontijensi pembuatan bencana Rencana gempabumi dan belum maksimal sehingga berdampak pada kengganan masyarakat Tsunami tahun 2013, serta membuat untuk menyiapkannya. Protap penanggulangan bencana. Protection Demi melindungi masyarakat DAFTAR PUSTAKA Kota Padang dari bencana gempabumi Ainuddin, Syed, Jayant Kumar R. InternasionalFramework, Key Stakholder and Community Preparedness for Earthquake Induced Disaster Management, Vol.21. No.1, 2012 pp.22-36. Emerald Group Publishing Limited dan tsunami. Pemerintah Kota Padang telah membuat jalur dan lokasi evakuasi baikhorizontal maupun vertikal dalam bentuk shelter, serta untuk menjamin dapat diakses oleh masyarakat Pemko menempatkan peta dan rambu-rambu Kirschenbaum, Alan. 2001. Chaos Organization and Disaster Management. USA: Marcel Dekker pentujuk jalur evakuasi di berbagai titik di Kota Padang. Namun, tempat 27 NATAPRAJA Vol. 3 No. 2, Desember 2015 Kusumasari, Bevaola. Quamrul Alam dan Kamal Siddiqui, 2012, Disaster Prevention and Management, Emerald Article, Monas University Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2011 tentang Pengelolan Pendidikan Sadar Bencana. Perda No 4 Tahun 2014 tentang RTRW Kusumasari.Bevaola.2014.Manajemen Bencana dan Kapabilitas Daerah.Yogyakarta: Gava Media Kota Padang 2010-2030 Rencana Kontijensi Menghadapi Bencana Gempabumi dan Tsunami Kota Rahayu, Harkunti P, et al. 2008. Pedoman Pelaksanaan Latihan Kesiapsiagaan Bencana Tsunami untuk Kota dan Kabupaten. Jakarta: Kementrian Negara Riset dan Teknologi Padang Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 03 TIM LIPI, 2006, Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Mengantisipasi Bencana Gempa dan Tsunami di Indonesia, LIPI-UNESCO/ISDR, Jakarta. www.bukue.lipi.go.id/utama.cgi?lihatarsip&ja ns001...1 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana Perda No. 18 Tahun 2008 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana Kota Padang UNISDR, 2012 How To Make Cities More Resilient: A Handbook For Local Government Leaders: Peraturan Walikota Padang Nomor 58 Making Cities Resilient-My City is dan Fungsi Badan Penanggulangan Getting Ready!, tentang Penjabaran Tugas Pokok Bencana Daerah Kota Padang. Geneva. http://www.unisdr.org/files/26462 handbookfinalonlineversion.pdf. diakses tanggal 01 Otober 2014USGS, 2014 . Dokumen Perwako Padang No 37 Tahun tentang Prosedur Tetap Penanggulangan Bencana Renstra BPBDPK Kota Padang tahun 2013 28