1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan, grafologi, struktur bahasa dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang teratur.Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan, kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita untuk memperdalam daya tanggap atau persepsi kita. Peningkatan kualitas pembelajaran sebagai implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kemandirian guru untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif, untuk menciptakannya guru perlu memilih metode secara langsung melibatkan siswa berperan aktif, agar para siswa dapat mengembangkan aktivitas dan kreativitas belajarnya secara optimal, sesuai dengan kemampuannya 1 Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 2 masing-masing. Dari berbagai pengalaman dan pengamatan terhadap perilaku peserta didik dalam pembelajaran, aktivitas dan kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat (Mulyasa, 2008:187-188). Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dalam penyusunan berbagai macam skenario kegiatan pembelajaran di kelas.Pembelajaran merupakan perpaduan antara kegiatan pengajaran yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh murid. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara murid dengan murid, interaksi antara guru dan murid, maupun interaksi antara murid dengan sumber belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi tersebut, murid dapat membangun pengetahuan secara aktif, pembelajaran berlangsung secara interaktif, kreatif, menyenangkan, menantang, serta dapat memotivasi peserta didik sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran menggunakan diskusi kelompok sudah sering dilakukan oleh guru, tetapi pembelajaran kooperatif yang bagaimanakah yang sesuai .dengan materi yang, dalam arti dapat diterapkan dikelas dan mendapat hasil yang optimal. Menurut Anita (2002: 12) mengemukakan bahwa situasi dalam kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga murid mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi ini, akan terbentuk suatu komunitas yang memungkinkan mereka untuk memahami proses belajar dan memahami satu sama lain. Diharapkan, guru dapat menciptakan situasi belajar Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 3 sedemikian rupa sehingga murid dapat bekerjasama dalam kelompok serta mengembangkan wawasannya tentang pembelajaran kooperatif. Melalui pembelajaran kooperatif, diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan lebih efektif. Menurut Depdiknas (2007) tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja murid dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi murid yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Selain itu, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar murid dapat menerima temantemannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial.pembelajaran kooperatif juga untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. . Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara di SMP Negeri 2 Kalibagor dengan guru Bahasa Indonesia Kuswati, S.Pd.dapat diketahui pembelajaran menarasikan hasil wawancara terdapat dua hal yang perlu dikemukakan yaitu dari sisi guru dan siswa. Dari sisi guru, dalam mengelola proses belajar mengajar belum dilaksanakan secara maksimal yaitu belum tersedianya perangkat pembelajaran, guru dalam mengajar atau menyampaikan materi masih bersifat konvensional atau guru hanya menerangkan pelajaran didepan kelas. Cara tersebut kurang efektif karena membosankan dan membuat siswa tidak kreatif dalam memecahkan masalah. Akibatnya aktivitas siswa kurang memperhatikan materi pelajaran yang dijelaskan. Sedangkan dari sisi siswa antara lain pada saat guru menjelaskan pelajaran banyak siswa yang hanya bermain sendiri dengan sesama Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 4 rekannya, murid keluar masuk kelas, kurangnya murid yang mengajukan pertanyaan kepada guru terkait dengan materi yang diajarkan, dan siswa tidak memiliki keberanian untuk menjawab pertanyaan guru di depan kelas. Proses pembelajaran siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor diatas tentu saja tidak dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar yang kurang efektif, sehingga hasil belajar Bahasa Indonesia dalam menarasikan hasil wawancara siswa cukup rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dimana dari hasil pretest menunjukkan dari 29 siswa nilai rata-rata maksimal siswa yang mencapai tuntas belajar hanya 5 siswa atau 63,44. Berdasarkan uraian tersebut, dianggap perlu untuk melakukan suatu tindakan oleh guru dalam mewujudkan hal tersebut dalam proses belajar mengajar di kelas. Tindakannya yaitu berupa penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi belajar siswa . dan pendekatan yang dimaksud adalah pembelajaran dengan mengunakan metode STAD (Student Teams Achievement Division). Alasan diterapkannya metode STAD(Student Team Achievement Division) pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor karena dalam pembelajaran ini, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Terkait dengan uraian tersebut, Ibrahim dkk, (2000: 26) menjelaskan bahwa siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Murid yang bekerja dalam situasi pembelajaran didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Pembelajaran metode STAD (Student Teams Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 5 Achievement Division) memiliki dampak yang positif untuk siswa yang memiliki hasil belajar rendah, diharapkan dapat memberikan peningkatan hasil belajarnya secara signifikan. Sedangkan keuntungan dari metode STAD (Student Teams Achievement Division), antara lain siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, murid dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan ingatan murid, dan meningkatkan kepuasan murid terhadap materi pembelajaran. Pembelajaran metode STAD (Student Teams Achievement Division) mampu meningkatkan hasil belajar murid secara signifikan, apabila dengan meningkatnya skor rata-rata dan standar ketuntasan belajar yang dicapai siswa pada masing-masing siklus yang dilaksanakan. Peningkatan nilai tersebut dapat dicapai karena metode STAD(Student Teams Achievement Division) yang dilakukan menekankan adanya keterampilan proses siswa melalui kerja kelompok. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan pelaksanaan pembelajaran metode STAD(Student Teams Achievement Division) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 kalibagor dalam penelitian ini antara lain siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 siswa yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian murid bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh murid dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Pembelajaran dengan menggunakan metode STAD(Student Teams Achievement Division) dalam proses belajar mengajar yang telaksana di kelas memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat perannya masing-masing Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 6 dimana dalam satu kelompok kerja yang telah dibentuk terdapat tutor sebaya yang dapat menjadi ujung tombak keaktifan siswa selama belajar. Adanya peran tutor sebaya dalam suatu kelompok memungkinkan adanya saling koreksi, diskusi dan kerja sama yang baik antar murid dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sebagai tugas yang harus diselesaikan. Hal ini juga dilakukan saat hasil akhir tugas yang diselesaikan masing-masing kelompok saling bertukar pekerjaan untuk mendapatkan koreksi dari kelompok lainnya, dan sesudah itu maka pekerjaan atau tugas yang telah dibuat dikumpulkan pada guru untuk memperoleh penilaian. Berdasarkan uraianuraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode STAD(Student Teams Achievement Division) sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menarasikan hasil wawancara siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu Apakah melalui metode STAD (Student Teams Achievement Division) dapat meningkatkan kemampuanmenarasikan hasil wawancara siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menarasikan hasil wawancara melalui metode STAD(Student Teams Achievement Division)pada siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Kalibagor. Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013 7 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru antara lain: a. Penelitian ini memberi masukan bagi guru alam meningkatkan keterampilan menulispada siswa dengan menggunakan metode STAD dalam proses pembelajaran. b. Menambah wawasan tentang metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis pada siswa. 2. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa antara lain: a. Melatih siswa untuk aktif berpikir menyatakan pendapat dan meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran. b. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru dalam menumbuhkan rasa senang untuk pembelajaran keterampilan menulis. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah dapat meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya tentang menulis narasi. b. Penelitian ini memberikan sumbangan tentang materi menulis yaiitu peningkatan kemampuan menarasikan hasil wawancara melalui metode STAD (Student Teams Achievement Division) pada sekolah tersebut khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Peningkatan Kemampuan Menarasikan..., Meli Purwaningsih, FKIP UMP, 2013