BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara sistematis mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian dengan mengadaptasi metode Ulrich dan Eppinger (2001). Langkah-langkah yang dilakukan tampak pada gambar 3.1. Mulai Identifikasi permasalahan Penentuan kebutuhan perancangan 1. Penentuan Voice of Costumer 2. Intepretasi kebutuhan pengguna Penetapan spesifikasi target - penentuan metrik kebutuhan Membangkitkan alternatif konsep 1. Memperjelas Masalah 2. Pencarian Eksternal 3. Pencarian Internal Pemilihan alternatif konsep Analisis Kesimpulan dan saran Selesai Gambar 3.1Metodologi Penelitian III-1 Langkah-langkah penyelesaian masalah pada gambar 3.1 diuraikan dalam sub bab di bawah ini. 3.1 Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan bertujuan untuk mengenali permasalahan yang ingin diselesaikan. Metode yang dapat dipakai dalam identifikasi penelitian adalah observasi secara langsung dan wawancara. Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung. Observasi bertujuan untuk mengetahui keadaan dan proses sebenarnya di suatu tempat penelitian dengan melihat kondisi secara langsung. Observasi diaksanakan di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis di Bidang Rehabilitasi sosial penyandang disabilitas daksa. Observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas pelatihan keterampilan di pelatihan kerja menjahit. Berdasarkan observasi diketahui beberapa potensi masalah. Metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam dengan cara bertanya langsung terhadap responden. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur kepadasiswa yang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian pendahuluan, untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada objek sehingga dapat ditentukan secara pasti permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2012). Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi yang terjadi saat siswa mengoperasikan mesin jahit. 3.2 Perumusan Masalah dan Tujuan Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh hipotesa mengenai kondisi penyandang disabilitas daksa kaki saat mengoperasikan mesin jahit. Mesin jahit yang digunakan adalah mesin jahit standar dimana posisi pedal kendali berada di III-2 bagian bawah sehingga tidak bisa dijangkau oleh kaki penyandang disabilitas. Mengingat mesin jahit tersebut adalah mesin jahit standar sehingga tidak bisa disesuaikan untuk semua keadaan penyandang disabilitas. Maka dari itu diperlukan rancangan alat bantu yang dapat membantu kegiatan penyandang disabilitasdaksa kaki mengoperasikan mesin jahit. 3.3 Penentuan Kebutuhan Perancangan Usulan Alat Bantu Pengumpulan data dilakukan secara bertahap. Pertama mengumpulkan databerupa kebutuhan pengguna saat mengoperasikan mesin jahit. Data kebutuhan pengguna dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi kepada pengguna. Untuk memperoleh data kebutuhan pengguna dapat dilakukan dengan menentukan Voice of Costumer (VoC). Data kebutuhan pengguna menjadi dasar dari spesifikasi alat bantu.Kedua mengumpulkan data berupa dimensi mesin jahit yang dipakai dan data antropometri pengguna saat mengoperasikan mesin jahit. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Tabel Voice of Costumer yang ditunjukkan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Tabel Voice of Costumer ID Costumer demographic Costumer Need Sumber: Glen Mazrur 3.4 Penetapan Spesifikasi Target Usulan Alat Bantu Data kebutuhan pengguna kemudian digunakan sebagai dasar penentuan target spesifikasi produk. Cara yang digunakan dalam penentuan spesifikasi target III-3 adalah dengan membuat matriks kebutuhan,dimana beberapa kebutuhan mungkin dapat dipenuhi oleh satu atau lebih spesifikasi. Matriks kebutuhan dibuat dengan cara mengamati setiap kebutuhan pengguna, lalu memperkirakan karakteristik yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengguna tersebut. Penetuan spesifikasi target dilakukan dengan menggunakan tabel metrik kebutuhan yang ditunjukkan 1 2 3 4 1 2 3 4 Karakteristik 1 Karakteristik 2 Karakteristik 3 dst. pada gambar 3.1. Kebutuhan 1 Kebutuhan 2 Kebutuhan 3 dst. Gambar 3.1 Metrik kebutuhan Sumber: Ulrich dan Eppinger (2001) 3.5 Penyusunan Konsep Usulan Alat Bantu Penyusunan konsep alat bantu dilakukan dengan membangkitkan alternatif konsep. Alternatif konsep alat bantu dibangkitkan dari spesifikasi target yang sudah ditentukan.Membangkitkan alternatif konsep dilakukan dengan cara memperjelas masalah, kemudian melakukan pencarian eksternal dan pencarian internal. Semakin banyak konsep yang dibangkitkan semakin baik. III-4 3.5.1 Memperjelas Masalah Tahap memperjelas masalah dilakukan untuk memahami masalah dengan membuat dekomposisi masalah menjadi sub masalah. Tahap ini bertujuan agar masalah lebih mudah untuk dimengerti untuk kemudian dicari solusi untuk pemecahan masalah. 3.5.2 Pencarian Eksternal Pencarian eksternal dilakukan untuk menemukan pemecahan masalah yang ditemukan. Ide-ide pemecahan masalah dapat diperoleh dengan mewawancara pengguna utama untuk mendapatkan informasi mengenai desain. Selain itu juga bisa dilakukan dengan mencari konsep dari produk lain yang sejenis. 3.5.3 Pencarian Internal Pencarian internal merupakan pemunculan ide-ide baru mengenai alat bantu dengan menggunakan pengetahuan dan krativitas yang telah dimiliki. Hasil yang diperoleh berupa ide-ide baru yang berhubungan dengan perancangan desain alat bantu dan diharapkan dapat membantu hasil pencarian eksternal sehingga mendapatkan solusi yang tepat. 3.6 Pemilihan Alternatif Konsep Usulan Alat Bantu Alternatif konsep dipilih dengan memperhatikan kebutuhan pengguna dan kriteria lain. Kemudian membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari alternatif konsep, dan selanjutnya memilih konsep yang terbaik.Berdasarkan kriteria assistive device oleh Batavia dan Hammer (1990) dan kriteria teknologi tepat guna oleh Manuaba (2006) kemudian dilakukan penyaringan kriteria yang akan dipakai untuk pemilihan konsep terbaik. Kriteria yang menjadi dasar pemilihan konsep produk antara adalah dapat direalisasi, ekonomis, ergonomis, III-5 efektif, dan kemudahan penggunaan. Penilaian konsep didasarkan pada metode seleksi konsep Pugh(1991). Kemudian dilakukan penilaian dengan nilai relative “lebih baik” (+), “sama dengan” (0), dan “lebih buruk” (-) yang diletakkan pada setiap sel kriteria pemilihan pada setiap konsep. (Ulrich dan Eppinger, 2001). Matriks penilaian konsep ditunjukkan pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Matriks penilaian konsep Konsep Kriteria seleksi Konsep 1(sebagai referensi) Konsep 2 Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria jumlah + jumlah 0 jumlah nilai akhir Sumber: Ulrich dan Eppinger (2001) 3.7 Analisis Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap rancangan alat bantu mengoperasikan mesin jahit terpilih terkait dengan proses pengembangan rancangan yang telah dilakukan, sehingga diperoleh racangan akhir yang terbaik dan mampu mengakomodasi kebutuhan pengguna. 3.8 Kesimpulan dan Saran Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari penelitian terkait perancangan usulan alat bantu pengoperasian mesin jahit bagi penyandang disabilitas daksa kaki. Isi dari kesimpulan mengacu pada perumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam saran berisi tentang anjuran untuk penelitian selanjutnya. III-6