ANALISA KADAR NATRIUM BENZOAT PADA SAUS NASI GORENG YANG DIPAKAI PEDAGANG KAKI LIMA DI DAERAH RUNGKUT MADYA SURABAYA Mala Hayati, S.TP, M.Kes. Prodi D3 Analis Kesehatan UM Surabaya ABSTRACT Sauce is one of many favorite foods community, as a substance that can be consumed directly or as a food supost prandiallement. To extend its store sauce, sauce is often added preservatives. Used preservative sodium benzoate, where the material is constrained apost prandiallications. Sodium benzoate is used because it can inhibit the growth of bacteria at pH 2.5 to 4.0. Formulation of the problem in this study is what is the level of Sodium Benzoate in the sauce fried rice hawkers sold in the middle Rungkut Surabaya, while the purpose of the study to determine levels of Sodium Benzoate is used. This study was descriptive and spectrophotometer methods ie, with samples taken 30 sauce taken from some street vendors in Madhya Rungkut Surabaya area. Results of the study found 60% of eligible Permenkes and 40% are not eligible. This shows most of the street vendors using Permenkes qualified sauce. Key word : Natrium benzoat, Sauce 1. Pendahuluan Di negara Indonesia, saus tomat sangat banyak diminati oleh masyarakat. Peminatnya tidak mengenal usia. Saus tomat biasa digunakan sebagai bahan tambahan makanan, seperti dalam nasi goreng, tumis sayur, dan lain-lain. Saus tomat juga dapat digunakan sebagai tambahan makanan yang langsung dikonsumsi, seperti untuk bakso, mie ayam, somay, dan banyak lagi lainnya (Suprati, 2005). Secara umum, saus tomat adalah bubur kental yang diperoleh dari pengolahan buah tomat yang dicampur dengan gula, asam cuka, garam, bawang dan bumbu lainnya. Ada yang dicampur dengat zat warna dan bahan pengawet (SII, 1995). Saus tomat merupakan makanan basah, sehingga saus tomat mudah membusuk. Pada kondisi ini memudahkan tumbuhnya mikroba-mikroba yang dapat merusak kualitas dari saus tomat ini, seperti dari rasa, warna pada saus tomat. Penambahan pengawet pada saus tomat bertujuan untuk memperpanjang daya simpan dari saus tomat (Kamilah, 2009). Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pangan dan teknologi pangan, maka banyak dilakukannya pengolahan terhadap bahan makanan ini untuk menghasilkan mutu yang lebih baik, memilki daya tahan simpan yang lama dan praktis. Karena hal itu salah satu cara yang ditempuh oleh para produsen yaitu dengan cara memberi bahan tambahan makanan (BTM) (Suprati, 2005). Bahan tambahan makanan (BTM) adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja dalam makanan dalam jumlah kecil ataupun besar, dengan tujuan memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur, dan memperpanjang daya simapannya (Herliani, 2010). Pengawet yang dipakai dalam saus adalah natrium benzoat, natrium nitrat, asam sorbat, dan asam sitrat. Namun, pengawet yang banyak digunakan adalah natrium benzoat, karena selain mudah ditemukan di pasar, natrium benzoat juga mudah larut (Herliani, 2010). Natrium benzoat adalah pengawet yang tidak dilarang di Indonesia, namun jika dipergunakan secara berlebihan akan dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Seperti penyakit lupus (systematic lupus eritematosus/SLE), edema (bengkak), dan lain-lain (Silaban, 2010). Menurut FAO (Food Agriculture Organization) menyatakan bahwa konsumsi benzoat berlebihan pada tikus dapat menyebabkan kematian dengan gejala-gejala hyperaktif, sawan, kencing terus menerus dan penurunan berat badan. Penelitian seperti ini biasanya dilakukan pada hewan (Siswono, 2007). Jumlah pemakaian pengawet natrium benzoat ini telah dibatasi oleh badan kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no. 722/Menkes/PER/IX/88. Tercantum kandungan natrium benzoat diperbolehkan. Untuk produk saus tomat, pemakaian bahan ini batas maksimalnya adalah 1000 mg/kg. Kegemaran masyarakat Indonesia terhadap nasi goreng tidak mengenal usia, dari anak-anak, remaja, sampai orang dewasa pun menyukai makanan ini. Dengan penambahan saus pada makanan ini sangat banyak digemari, karena dari rasanya yang enak, tampilannya pun menggoda. Karena salah satu faktor inilah para penjual nasi goreng menggunakan saus tomat dalam bumbu masakan ini. Namun kurangnya pengetahuan penjual akan saus tomat yang digunakan inilah yang menyebabkan kurang efektifnya para penjual dan masyarakat dalam memilih saus tomat untuk dikonsumsi (Herliani, 2010). Hasil uji yang dilakukan balai besar POM (BB POM), ada beberapa merk saus tomat yang mengandung natrium benzoat berlebihan. Produk-produk itu masih banyak diperjual belikan di surabaya (Vardhana, 2007). Berdasarkan pendapat penulis tidak menutup kemungkinan pemakaian saus tomat ini masih digunakan pada nasi goreng oleh penjual nasi goreng. Bertolak dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan judul “Analisa Kadar Natrium Benzoat pada Saus Nasi Goreng yang Dijual Pedagang Kaki Lima di Daerah Rungkut Madya Surabaya” Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berapakah kadar natrium benzoat pada saus nasi goreng yang dijual pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya surabaya?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar natrium benzoat pada saus nasi goreng yang dijual pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya dengan menggunakan uji laboratorium. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu menggambarkan kadar pengawet natrium benzoat pada saus nasi goreng yang dijual di Rungkut Madya Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah penjual nasi goreng di daerah Rungkut Madya Surabaya, khususnya di daerah sekitar Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel saus yang diambil dari penjual nasi goreng di daerah Rungkut Madya Surabaya, dengan jumlah 30 sampel saus. Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam, 2001). Pada penelitian ini mengacu pada populasi kecil atau kurang dari 10.000. Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka besarnya sampel yang diambil sebanyak 30 sampel. Untuk pengambilan sampel saus dilakukan di daerah Rungkut Madya Surabaya, sedangkan pemeriksaan kadar natrium benzoat pada saus dilakukan di Balai Penelitian dan Konsultasi Industri Surabaya. Waktu Penelitian ini dilaksanakan tepatnya pada bulan Maret – Agustus 2011. Variabel Penelitian : kadar pengawet natrium benzoat, Kadar pengawet natrium benzoat adalah kandungan pengawet natrium benzoat dalam saus yang dihitung dalam satuan mg/kg dengan menggunakan metode spektrofotometer. Data yang diambil adalah kadar pengawet natrium benzoat yang diperoleh dengan cara observasi tidak langsung dengan terhadap hasil uji laboratorium. Pemeriksaan kadar pengawet natrium benzoat ini, dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometer. Penetapan kadar Natrium Benzoat dengan metode Spektrofometer adalah Natrium Benzoat yang setiap pelarutnya mempunyai nilai absorbansi yang maksimal pada panjang gelombang tertentu. Nilai absorbansinya berhubungan lurus dengan konsentrasi. Sampel yang digunakan adalah saus, Alat yang digunakan adalah Erlenmeyer, Spatula, Kertas saring Whatman, Pipet ukur, Waterbath, Pipet pastur, Corong, Timbangan analitik, bunsen, Termometer, Kuvet, Spektrofotometer UV 160, Reagen yang digunakan Aquades, Karbonaktif. Penetapan kadar natrium benzoat dengan metode spektrofotometer (kuantitatif), Perhitungan Pada metode ini menggunakan grafik kalibrasi. 3. Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian pada saus nasi goreng yang dijual pedagang kaki lima di Rungkut Madya Surabaya, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Kadar Natrium Benzoat pada saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya dengan metode Spektrofotometri Kadar Keterangan No Natrium (MS/TMS) Sampel Benzoat (mg/Kg) 1 486 MS 2 574 MS 3 982 MS 4 1154 TMS 5 1015 TMS 6 984 MS 7 1230 TMS 8 905 MS 9 546 MS 10 562 MS 11 944 MS 12 1508 TMS 13 1132 TMS 14 1016 TMS 15 528 MS 16 1226 TMS 17 1146 TMS 18 673 MS 19 882 MS 20 794 MS 21 907 MS 22 876 MS 23 941 MS 24 795 MS 25 1146 TMS 26 1360 TMS 27 592 MS 28 1390 TMS 29 1108 TMS 30 766 MS Jumlah 28168 Ratarata 938,9333 Ket : MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat Dari hasil analisa laboratorium terhadap kadar Natrium Benzoat pada saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Surabaya didapatkan hasil rata-rata kadar Natrium Benzoat sebesar 938,93 mg/Kg. Nilai kadar Natrium Benzoat pada masing-masing sampel kemudian dibandingkan dengan Permenkes No 722/Menkes/PER/IX/88 untuk dikategorikan menjadi Memenuhi Syarat (MS) atau Tidak Memenuhi Syarat (TMS). Kandungan maksimal yang diizinkan adalah 1000 mg/Kg. Berdasarkan hasil penetapan kadar Natrium Benzoat pada Saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya dapat di prosentasekan dalam bentuk tabel dan diagram pie sebagai berikut : Tabel 4.2 Prosentase kadar pengawet Natrium Benzoat pada Saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya No Kriteria Σ % 1. TMS 12 40% 2. MS 18 60% Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil prosentase dari penetapan kadar pengawet Natrium Benzoat pada Saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya yang Memenuhi Syarat Permenkes adalah 60% dan yang Tidak Memenuhi Syarat Permenkes adalah 40%, hasil tersebut dapat pula digambarkan dalam diagram pie berikut : 0% TMS 40% 0% MS 60% Gambar 4.2 Diagram pie kadar pengawet Natrium Benzoat pada saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya 4. Pembahasan Dari hasil analisa kadar Natrium Benzoat pada saus nasi goreng yang dipakai oleh pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya, diketahui bahwa sampel tersebut memiliki rata-rata kadar Natrium Benzoat sebesar 938,93 mg/Kg. Jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) No 722/Menkes/PER/IX/88, dimana nilai maksimal dari Natrium Benzoat yang diperbolehkan untuk produk saus adalah 1000 mg/kg, maka berdasarkan hasil analisa data tentang saus pada nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima maka kandungan Natrium Benzoat pada saus nasi goreng yang dipakai pedagang kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya menunjukkan bahwa 60% saus yang memenuhi Permenkes dan 40% yang tidak memenuhi syarat Permenkes. Meski hasil analisa kadar Natrium Benzoat dalam penelitian ini menunjukkan saus yang memenuhi syarat lebih banyak, namun masih terdapat 40% saus yang tidak memenuhi persyaratan Permenkes. Jumlah tersebut menunjukkan masih adanya potensi bahaya keamanan pangan yang cukup besar, terutama bagi masyarakat di daerah Rungkut Madya Surabaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Hal ini disebabkan karena saus yang kadar Natrium Benzoatnya tidak memenuhi Permenkes berpengaruh untuk dikonsumsi oleh masyarakat khususnya di derah Rungkut Madya surabaya. Penggunaan saus dengan kadar Natrium Benzoat yang melebihi persyaratan Permenkes dapat dipengaruhi beberapa faktor. Antara lain adalah faktor ekonomi. Saus berkadar Natrium benzoat tinggi biasanya lebih murah dari saus yang kadar Natrium benzoatnya memenuhi syarat Permenkes. Ketika harga bahan makanan lain semakin mahal, maka para penjual nasi goreng ini akan semakin mendapatkan untung lebih banyak. Hal ini dapat dikarenakan harga saus bernatrium benzoat ini lebih murah tetapi harga nasi goreng yang mereka jual mengikuti kenaikan harga. Disamping itu, semakin besar kadar Natrium Benzoat dalam saus, daya simpan saus ini akan semakin panjang. Sehingga apabila penjualan makanan yang menggunakan saus tersebut tidak laku di pasaran, maka mereka tidak akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Saus pada umumnya mempunyai daya simpan yang relatif pendek. Untuk memperpanjang daya simpan, Natrium Benzoat digunakan sebagai bahan pengawet. Hal ini dikarenakan Natrium Benzoat dapat menghambat pertumbuhan mikroba-mikroba yang dapat tumbuh dalam saus. Natrium Benzoat juga dapat menghambat fermentasi pada saus, karena saus adalah bahan makanan yang bersifat basa, sehingga akan cepat terjadinya fermentasi jika tidak diberikan tambahan pengawet di dalamnya. Faktor lainnya adalah kurangnya edukasi atau pengetahuan dari masyarakat akan saus yang menggunakan Natrium Benzoat ini. Dalam hal ini, peran dari badan pengawas negara yaitu Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) sangat penting. Dimana lembaga ini akan sangat membantu masyarakat dalam memilih bahan makanan yang bermutu baik untuk dikonsumsi. Pada produk makanan yang menggunakan Natrium Benzoat, sebagai salah satu bahan tambahan makanan yang penggunaannya secara berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan yang mengkonsumsinya. Hal ini jika dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan rasa getir pada lidah sehingga dapat mengakibatkan iritasi pada mukosa lidah, dapat juga menyebabkan mati rasa pada mulut, iritasi perut, serta akan menimbulkan gangguan kesehatan seperti keracunan dan secara perlahan-lahan dapat menimbulkan kerusakan ginjal dan saluran pencernaan serta iritasi lambung. Akibat yang timbul lainnya jika mengkonsumsinya secara berlebihan adalah radang sistem syaraf. Sejumah dokter menyatakan penggunaan bahan pengwet yang berlebihan dapat menimbulkan kanker dan lupus. Efek samping lain yang bisa timbul adalah edemi (bengkak) akibat dari retensi (tertahannya cairan di dalam tubuh) dan juga bisa karena naiknya tekanan darah sebagai akibat bertambahnya volume plasma akibat pengikatan air oleh Natrium. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah penggunaan Saus nasi goreng yang dipakai penjual kaki lima di daerah Rungkut Madya Surabaya yang memenuhi syarat Permenkes dari segi penggunaan kadar Natrium Benzoatnya telah melebihi jumlah penggunaan Saus yang tidak memenuhi Permenkes. Yaitu, 60% penggunaan saus yang kadar Natrium Benzoatnya sesuai dengan syarat Permenkes dan 40% penggunaan saus yang tidak memenuhi syarat Permenkes. Berdasarkan simpulan yang diuraikan, saran yang dapat diberikan adalah Institusi kesehatan dan yang terkait diharapkan lebih intensif melakukan penyuluhan dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai penggunaan pengawet pada saus secara umum dan penggunaan Natrium Benzoat secara khususnya. Masyarakat hendaknya lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam memilih produk saus yang baik untuk dikonsumsi. Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan bahan tambahan pada saus, terutama pada pengawet dan zat berwarna yang dipakai. DAFTAR PUSTAKA Anonim a. 2009. Khasisat dan Manfaat Tomat. http://muntazanas.wordpress.com/ Diakses 07 Juni 2011 Anonim b. 2010. Saus Tomat. http://id.wikipedia.org/wiki/saus_tomat. Diakses 13 Januari 2011 Bali Post Edisi Kamis. 2010. Bahan Pengawet Pada Makanan dan Minuman. http://balipost.co.id/mediadetail.php...odule=kategoriminggu&kid=24 &id. Diakses 13 Januari 2011 Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Makanan, Edisi Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara Hendra. 2008. Manfaat Tomat. http://www.hendra.ws/manfaat-tomat/ Herliani, L. 2010. Pengawet Makanan Alami Dan Sintetis. Bandung: CV Alfabeta Kaimun. 2011. Macam-macam Saus. http://kaimun.wordpress.com. Diakses 13 februari 2011 Kamilah, E. 2007. Awas Saus dan Kecap Berbahaya. http://Emisiks.multiply.com/journal/item/113/. Diakses 13 Januari 2011 Lailissaumi, Z. 2010. Analisa Kadar Pengawet Natrium Benzoat pada Kecap Yang Dijual Di Pasar Wonokromo Surabaya. Surabaya Meilany. 2007. Hati-hati Memilih Saus dan Kecap. http://republika.co.id/koran. Diakses 13 Januari 2011 Nursalam. 2001. Konsep dan Penerangan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Puspa, L. 2010. Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun dalam Makanan. http://liethacutes.wordpress.com. Diakses 02 November 2010 Shofyan. 2010. Natrium Benzoat. Januari 2011 Siaka. http://community.um.ac.id/. Diakses 2009. Analisa Bahan Pengawet Benzoat pada http://google.com/jurnalkimia3(2)juli-2009:87-92. November 2010 06 Saus Tomat.. Diakses 02 SII. 1995. SII 0174-78. Badan Standarisasi Nasional Silaban, A. 2010. Pengolahan dan Pengawetan Makanan. http://abdisilabanedison.blogspot.com/. Diakses 06 Januari 2011 SNI. 2004. SNI 01-3546-2004. Badan Standarisasi Nasional Siswono. 2007. Waspadai Pengawet Natrium Benzoat & Kalium Sorbat. http://gizi.net/. Diakses 13 Januari 2011 Suprati. 2005. Saus dan Kecap Tradisional. http://www.wikipedia.com/. Diakses pada 13 januari 2011 Vardhana. Wirwan, 2007. Saus dan Kecap Berbahaya Beredar di Indonesia. http://wikimu.com/news/kesehatan.aspx. Diakses 06 Januari 2011 T. 2010. Bahan Kimia Dalam Makanan. http://readgoogleads.g.doubleclick.net/bahan-kimia-dalam-makanan. Diakses 02 November 2010