This PDF is Created by Simpo PDF Creator unregistered version - http://www.simpopdf.com Studi Pemodelan Karakteristik Gelombang Surja Pada Konduktor Pentanahan Horisontal Dengan Diagram Lattice Muhammad Atiqurrohman– 2204100093 Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111 Abstrak: Surja adalah penyuntikan energi secara tiba-tiba pada kawat. Surja dapat berupa surja petir yang disebabkan oleh sambaran petir atau surja hubung yang disebabkan oleh operasi switching. Tanggapan sistem pentanahan terhadap surja sangat berpengaruh terhadap tegangan lebih sistem penyaluran tenaga listrik. Konduktor pentanahan merupakan komponen pendukung sistem pentanahan. Panjang efektif konduktor pentanahan perlu ditentukan untuk mendapatkan suatu jalur arus surja ke tanah secara cepat dan efektif. Gelombang surja mempengaruhi penentuan panjang konduktor pentanahan. Pada tugas akhir ini, konduktor pentanahan horisontal dan karakteristik gelombang surja pada konduktor pantanahan horisontal dimodelkan dengan menggunakan rumusan diagram lattice. Pemodelan ini bertujuan untuk mendapatkan panjang efektif konduktor pentanahan horisontal. Diagram lattice menggunakan persamaan matematika dalam domain waktu sehingga metode dan pendekatan yang digunakan sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Analisis dan simulasi menggunakan software MatLab. Kata kunci : Konduktor Pentanahan, Karakteristik Surja, Panjang Effektif, Diagram Lattice. 1. PENDAHULUAN Surja merupakan sumber gelombang berjalan dan dapat menimbulkan gangguan pada sistem tenaga listrik. Dari sudut energi, surja pada kawat adalah penyuntikan energi secara tiba-tiba pada kawat. Surja dapat dibedakan menjadi surja petir dan surja hubung. Surja petir disebabkan oleh sambaran petir dan memiliki impuls standard 1.2/50 µs. Sedangkan surja hubung disebabkan oleh operasi switching dan memiliki impuls standard 250/2500 µs. Jika tegangan surja melebihi BIL (Basic Insulation Level) atau BSL (Basic Switching Insulation Level), maka surja dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan isolasi tersebut. Sekarang ini, peralatan-peralatan elektronik (komputer, PABX, instrumentasi, sistem alarm, CCTV, dsb) menggunakan teknologi canggih yang sangat sensitif terhadap perubahan tegangan tinggi, induksi dan kopling kapasitif gelombang elektromagnetik. Surja dapat mengakibatkan perubahan tersebut. Dengan demikian, surja merupakan ancaman serius bagi sistem komputerisasi, komunikasi dan alarm. Karena surja merupakan sumber gelombang berjalan, pantulan berulang dari gelombang berjalan perlu diperhatikan. Untuk dapat mengikuti jejak gelombang dari Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS. surja, metode diagram lattice atau diagram waktu-ruang dapat digunakan. Dengan metode diagram lattice, posisi dan arah gerak dari tiap-tiap gelombang datang, gelombang pantulan dan gelombang terusan pada sistem transmisi tenaga listrik dapat diamati. Metode diagram lattice menggunakan persamaan matematika dalam domain waktu sehingga metode dan pendekatan yang digunakan sederhana dan mudah untuk diaplikasikan. Sistem pentanahan adalah hubungan konduksi antara jaringan atau peralatan listrik dengan bumi. Hubungan ini dapat dilakukan dengan menanamkan konduktor pentanahan ke bumi. Tujuan sistem pentanahan adalah untuk membatasi tegangan pada jaringan atau bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara jaringan atau bagian-bagian tersebut dengan tanah, hingga tercapai suatu nilai yang aman untuk semua kondisi operasi, baik kondisi normal maupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan harus mempunyai impedansi rendah untuk menyalurkan arus surja secara aman. Konduktor pentanahan dengan panjang tertentu digunakan dalam sistem pentanahan, karena konduktor pentanahan dengan panjang tertentu menghasilkan nilai resistansi yang rendah. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Surja Surja merupakan energi merambat pada kawat. Surja terdiri atas surja arus dan surja tegangan. Dari sudut energi, surja pada kawat disebabkan oleh penyuntikan energi secara tiba-tiba pada kawat. Kecepatan merambat gelombang berjalan tergantung dari konstanta-konstanta kawat. Pada kawat di udara, kecepatan merambat gelombang berjalan kira-kira 3.108 m/s. Pada kabel tanah, kecepatan merambat gelombang berjalan kira-kira 1,5.107 m/s. Bila gelombang mencapai titik peralihan atau diskontinuitas, gelombang akan mengalami perubahan terhadap gelombang asal. 2.2. Diagram Lattice Diagram lattice digunakan untuk melihat posisi dan arah gerak dari tiap-tiap gelombang datang, gelombang pantulan dan gelombang terusan pada sistem setiap saat. Pengaruh redaman dan distorsi dapat diketahui dengan diagram lattice. 1 This PDF is Created by Simpo PDF Creator unregistered version - http://www.simpopdf.com 3. PEMODELAN KARAKTERISTIK SURJA PADA KONDUKTOR PENTANAHAN HORISONTAL Salah satu fungsi sistem pentanahan adalah mengurangi kerusakan pada peralatan atau isolasi akibat surja. Konduktor pentanahan merupakan komponen pendukung sistem pentanahan. Konduktor pentanahan dengan panjang tertentu digunakan dalam sistem pentanahan, karena konduktor pentanahan dengan panjang tertentu menghasilkan nilai resistansi yang rendah. Dengan demikian jalur arus surja mengalir secara cepat and efektif ke tanah didapatkan. Skema surja pada menara transmisi hingga konduktor pentanahan dapat digambarkan sebagai berikut : di mana : R = (GΔx)-1 A = koefisien terusan dari k ke k+1 B = koefisien pantulan dari k ke k+1 A’ = koefisien terusan dari k+1 ke k Z0 = impedansi surja Δx = panjang dasar Diagram lattice dapat diaplikasikan pada konduktor pentanahan horisontal. Diagram lattice pada konduktor pentanahan horisontal dapat digambarkan sebagai berikut : (a) Gambar 2 Skema surja pada menara transmisi di mana : = impedansi transmisi Zs Zt = impedansi menara = tahanan kaki menara Rtf asr = koefisien pantulan pada sistem transmisi ast = koefisien terusan pada sistem transmisi = koefisien terusan pada menara transmisi att = koefisien pantulan pada menara transmisi atr agt = koefisien terusan pada konduktor pentanahan agr =koefisien pantulan pada konduktor pentanahan Dengan demikian karakteristik surja pada konduktor pentanahan horisontal dapat dimodelkan dengan menggunakan rumusan diagram lattice. Rangkaian ekivalen untuk konduktor pentanahan horisontal dapat digambarkan sebagai berikut : (b) Gambar 4. (a)Konduktor pentanahan horisontal dengan pengujian tegangan dc (b)Diagram lattice sepanjang konduktor pentanahan horizontal di mana: Gambar 3. Rangkaian ekivalen konduktor pentanahan E0 Ps horisontal Qs Koefisien A, B, dan A’ dapat dirumuskan sebagai berikut : v 2 = tegangan sumber = koefisien terusan dari konduktor pentanahan ke sumber = koefisien pantulan dari konduktor pentanahan ke sumber = kecepatan cahaya pada saluran tanpa rugi-rugi Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS This PDF is Created by Simpo PDF Creator unregistered version - http://www.simpopdf.com 4. SIMULASI DAN ANALISIS 4.1 Simulasi karakteristik surja dan panjang efektif konduktor pentanahan horisontal. jenis tanah adalah langkah pertama yang dilakukan dalam merencanakan pengetanahan. Dalam perhitungan parameter rangkaian ekivalen konduktor pentanahan horisontal dilakukan pada lima macam jenis tanah, sehingga memakai lima macam nilai resistivitas Konduktor pentanahan horisontal dapat dimodelkan menjadi rangkaian П-Ekivalen tanpa rugi. Gambar 5. Rangkaian П-Ekivalen konduktor pentanahan horizontal Karakteristik surja pada konduktor pentanahan horisontal menggunakan rumusan diagram lattice. Rumusan diagram lattice dibatasi hingga orde ke-3. Rumusan-rumusan yang digunakan, yaitu : (1) (2) (3) di mana A adalah koefisien terusan, dan B adalah koefisien pantulan. (4) Tabel 1. Tahanan jenis tanah Jenis Tanah Resistansi(Ω.m) Tanah Ladang Tanah Liat Tanah pasir dan berkerikil Tanah pasir dan berbatu Pegunungan (biasa) Pegunungan Batu Tanah Berbatu 5 – 50 8 – 50 60 – 100 10 – 500 20 – 200 200 – 500 200 - 10.000 Pemilihan bahan konduktor Batang konduktor pentanahan horisontal biasanya dari batang tembaga yang keras dan memiliki konduktivitas tinggi, terbuat dari kabel tembaga yang dipilin (bare stranded copper) dengan luas penampang 150 mm2 dan mempunyai kemampuan arus hubung tanah sebesar 25 kA selama 1 detik. 3. Perhitungan parameter rangkaian П-ekivalen konduktor pentanahan horisontal. 2. Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan persamaan yang berdasarkan teori pada bab III. Parameter-parameter konduktor pentanahan horisontal adalah : (5) (6) di mana : (7) (8) di mana : Vb’ = Vb’’ = Va = V = vo = tegangan pantulan orde I tegangan pantulan orde II tegangan pantulan pada ujung akhir konduktor tegangan surja pada konduktor 0.33 kecepatan cahaya (m/s) 4.1.1. Penentuan parameter rangkaian konduktor pentanahan horizontal ρ εr d r = = = = resistivitas tanah permitivitas relative tanah kedalaman konduktor pentanahan horizontal jari-jari konduktor pentanahan horizontal Impedansi surja dan kecepatan pada saluran tanpa rugi-rugi dapat dirumuskan sbb : ekivalen 1. Penentuan nilai tahanan jenis tanah Setelah diperoleh nilai tahanan jenis tanah, maka berdasarkan nilai tahanan jenis tanah tersebut dibuat perencanaan pengetanahan. Jadi Pengukuran nilai tahanan Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS. 3 This PDF is Created by Simpo PDF Creator unregistered version - http://www.simpopdf.com -9 2.5 Karakteristik kapasitansi konduktor pentanahan horisontal x 10 Tabel 4.2. Data-data perhitungan parameter konduktor pentanahan horisontal DATA-DATA PERHITUNGAN NILAI Panjang batang konduktor (m) 100 Jari – jari batang konduktor (m) 0,0005 Permitivitas ruang hampa (F/m) 8,854 x 10-12 9 Permitivitas relatif (F/m) Permeabilitas ruang hampa (H/m) 4π x 10-7 Kedalaman penanaman (m) 1 Karena data panjang batang konduktor 100 m, pengamatan dilakukan s.d. panjang 10 m dan 20 m. Perhitungan parameter rangkaian ekivalen konduktor pentanahan horisontal menggunakan tahanan jenis tanah 10 Ωm atau jenis tanah liat 4.2. Hasil simulasi perhitungan parameter-parameter konduktor pentanahan horisontal -6 9 1.5 1 0.5 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Panjang batang konduktor (m) 8 9 10 Gambar 7. Karakteristik kapasitansi konduktor pentanahan horisontal dengan batas pengamatan 10 m Pada gambar 7 karakteristik kapasitansi konduktor pentanahan horisontal adalah eksponensial naik. Semakin panjang konduktor pentanahan, semakin besar nilai kapasitansi konduktor pentanahan hingga mencapai besaran yang tetap. Untuk panjang konduktor 5 m, nilai kapasitansi konduktor pentanahan adalah 1,8 nF. Nilai kapasitansi terbesar untuk konduktor pentanahan horisontal sepanjang 10 m adalah 2,2 nF Karakteristik konduktansi konduktor pentanahan horisontal 1.5 Konduktansi (ohm) di mana : v0 = adalah laju kecepatan cahaya Dalam tugas akhir ini, jari-jari (r) konduktor pentanahan menggunakan 5 mm, sedangkan kedalaman pentanahan (d) menggunakan 1 m. Berikut ini merupakan data-data yang diperlukan untuk proses perhitungan pada persamaan (1) Kapasitansi (F) 2 1 0.5 Karakteristik induktansi konduktor pentanahan horisontal x 10 8 0 7 Induktansi (H) 6 0 1 2 3 4 5 6 7 Panjang batang konduktor (m) 8 9 10 Gambar 8. Karakteristik konduktansi konduktor pentanahan horisontal dengan batas pengamatan 10 m 5 4 3 2 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 Panjang batang konduktor (m) 8 9 10 Gambar 6. Karakteristik induktansi konduktor pentanahan horisontal dengan batas pengamatan 10 m Karakteristik induktansi konduktor pentanahan horisontal adalah kurva naik atau linier. Semakin panjang konduktor pentanahan, nilai induktansi semakin besar. Untuk panjang 5 m, nilai induktansi konduktor pentanahan adalah 3,6.10-6 H. Nilai induktansi paling besar untuk konduktor pentanahan horisontal sepanjang 10 m adalah 8,5.10-6 H. Pada gambar 8. Karakteristik konduktansi konduktor pentanahan horisontal turun dengan cepat kemudian naik secara linier. Untuk panjang lebih dari 0,2 m, nilai konduktansi bertambah seiring dengan pertambahan panjang konduktansi pentanahan. Untuk panjang konduktor 5 m, nilai konduktansi adalah 0,4 Ω. Nilai konduktansi terbesar untuk konduktor pentanahan horisontal sepanjang 10 m adalah 1,5 Ω. 4.3. Simulasi karakteristik surja pada konduktor pentanahan horisontal Gambar 9. Pengujian tegangan dc terhadap konduktor pentanahan horisontal 4 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI – ITS