naskah publikasi - Universitas Muhammadiyah Surakarta

advertisement
INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI KAWASAN
ASTANA GIRIBANGUN DESA KARANGBANGUN DAN
ASTANA MENGADEG DESA GIRILAYU KECAMATAN
MATESIH KABUPATEN KARANGANYAR
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
RINDA ANGGELIA TEJAWATI
A420130143
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
1
i
ii
iii
INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI KAWASAN ASTANA
GIRIBANGUN DESA KARANGBANGUN DAN ASTANA MENGADEG
DESA GIRILAYU KECAMATAN MATESIH KABUPATEN
KARANGANYAR
Abstrak
Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan. Inventarisasi vegetasi darat
pada dasarnya bertujuan untuk menegtahui komposisi jenis tumbuhan dan
dominasinya. Inventarisasi tumbuhan dilakukan pada areal proyek dengan
mencatat jenis-jenis yang terdapat diareal tersebut. Kawasan Astana
Giribangun dan Astana Mengadeg ini memiliki potensi sumberdaya alam
yang sangat bagus karena keanekaragaman tumbuhan yang banyak dan
masih asri. Beragam tipe ekosistem ini sangat mendukung seagai habitat
satwa mauun flora khusnya berbagai jenis tumbuhan paku epifit. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui tentang jenis-jenis tumbuhan paku epifit di
Kawasan Astana Giribangun dan Astana Mengadeg Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar. Kawasan Astana Giribangun dan Mengadeg
adalah satu tempat wistaa religi yang berada di Kabupaten Karanganyar.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorative kuantitatif. Metode
yang digunakan adalah jelajah (cruise metods).Hasil penelitian jenis-jenis
tumbuhan paku epifit yang telah diinventarisasikan pada ketinggian 666
m.dpl dan 750 m.dpl diperoleh 14 jenis tumbuhan paku epifit dari 12 marga,
4 suku dan 4 bangsa, dan yang mendominasi suku Polypodiacea. Kawasan
Astana Giribangun dan Astana Mengadeg pada ketinggian 666 m.dpl
ditemukan 13 jenis tumbuhan paku epifit dengan pH tanah 5,5 , kelembapan
kisaran 82 dan suhu 27,6 dan ketinggian 750 m.dpl ditemuk an 10 jenis
tumbuhan paku epifit dengan pH tanah 5,5 , kelembapan kisaran 82 dan suhu
27,6
Kata kunci: Inventarisasi, keanekaragaman tumbuhan paku epifit,wisata
religi Kawasan Astana Giribangun dan Astana Mengadeg
Abstract
Inventory is an activity for co llecting, recording, and reporting of data
collection. The inventory of terrestrial vegetation is basically aimed at
determining the composition of plant species and its dominance. Inventory of
plants is done on the project area by noting the types of diareal. Astana
Giribangun and Astana Mengadeg area has the potential of natural resources
is very good because of the diversity of plants that many and still beautiful.
Various types of ecosystems are very supportive as a habitat of animals
mauun flora khusnya various types of epiphytic nail plants. The purpose of
1
this study is to know about the types of epiphytic nail plants in Astana
Giribangun and Astana Mengadeg District Matesih Sub -district Karanganyar
District. Astana Giribangun and Mengadeg area is a religious place located
in Karanganyar regency.
This research is a quantitative explorative research. The method used is
cruise method. The result of research on the types of epiphytic nail plants that
have been inventoried at the height of 666 m.dpl and 750 m.dpl obtained 14
species of epiphytic nail from 12 genera, 4 tribes and 4 nations, and
Dominates the Polypodiacea tribe. Astana Giribangun and Astana Mengadeg
area at an altitude of 666 m.dpl found 13 species of epiphytic spikes with soil
pH 5.5, humidity range 82 and temperature 27.6 and height 750 m.dpl found
10 species of epiphytic spikes with soil pH 5, 5, humidity range 82 and
temperature 27.6
Keywords: Inventory, diversity of epiphytic nails, religious tourism of Astana
Giribangun and Astana Mengadeg
1. Pendahuluan
Indonesia dikenal sebagai salah satu megadiversitas dunia karena memiliki
banyak flora. Keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia menduduki
peringkat lima besar di dunia, yaitu memiliki lebih dari 38.000 jenis tumbuhan (55%
endemik). Keragaman jenis flora di alam yang beranekaragaman menimbulkan
kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek studi melalui klasifikasi,
identifikasi, dan pemberian nama yang tepat untuk setiap kelompok tumbuhan
dengan memanfaatkan karakter yang terdapat pada setiap tumbuhan, dan
menggolongkan kedalam kelompok-kelompok tertentu (Nurchayati, 2010).
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang paling sederhana atau primitif
daripada tumbuhan berpembuluh lain dan telah melalui berbagai tingkat evolusi
sejak zaman Devion sampai sekarang. Perkembangan tumbuhan paku dari zaman ke
zaman menyebabkan jumlah jenisnya sangat banyak dan melimpah di alam.
Keanekaragaman jenis tumbuhan paku di alam mencapai + 1.300 jenis tumbuhan
(Tjitrosoepomo, 2014). Kebanyakan tumbuhan paku memiliki perawakan yang khas,
sehingga mudah dibedakan dengan jenis tumbuhan yang lain. Ciri tumbuhan paku
secara umum adalah adanya daun muda yang bergulung dan akan membuka jika
dewasa.
2
Tumbuhan
paku
memiliki
beberapa
peranan
penting
yaitu
dalam
pembentukan humus, melindungi tanah dari erosi, menjaga kelembapan tanah, dan
salah satu tumbuhan pionir atau perintis pada tahap awal suksesi ekosisem hutan.
Selain itu, tumbuhan paku juga memiliki ekonomi yang cukup tinggi terutama pada
keindahan sebagai tanaman hias.
Penyebaran keindahan tumbuhan paku sangat khas mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi. Pola penyebaran merupakan salah satu ciri khas dari setiap
organisme di suatu habitat. Pola penyebaran tergantung pada faktor lingkungan
maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri. Organisme dalam populasi
dapat tersebar dalam bentuk-bentuk umum yang terdiri dari penyebaran secara acak,
merata dan berkelompok
Sesuai penyebaran suatu organisme tumbuhan paku dapat tumbuh pada
habitat yang berbeda-beda. Berdasarkan cara hidupnya, tumbuhan paku memiliki
daya adaptasi yang cukup tinggi sehingga tidak jarang dijumpai tumbuhan paku
dapat hidup di berbagai tempat, salah satunya adalah menempel di batu, batang
pohon atau disebut juga epifit (Tjitrosopomo, 2014). Epifit adalah tumbuhan yang
hidupnya menempel pada tumbuhan lain sebagai penopang tidak berakar pada tanah,
berukuran lebih kecil dari tumbuhan penopang atau inang, tetapi tidak menimbulkan
akibat apa -apa terhadap penopang. Epifit berbeda denga n parasitisme karena
mempunyai akar untuk menghisap air dan nurisi yang terlarut dan mampu
menghasilkan makanan sendiri (Kusumanungrum, 2008).
Perbukitan merupakan salah satu tempat tumbuh dan berkembangnya suatu
tumbuhan, termasuk didalamnya tumbuhan paku epifit. Bukit yang berada di Desa
Karangbangun dan Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Provinsi
Jawa Tengah ± 40 km adalah salah satu perbukitan yang terletak di lereng Gunung
Lawu Jawa Tengah.
Lereng Lawu merupakan Kawasan yang Sangat subur ,
dikarenakan daerah tangkapan hujan. Kawasan bukit Giribangun ini terletak di Desa
Karangbangun Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar berada di ketinggian
666 meter diatas permukaan air laut. Sedangkan bukit kawasan Astana Mengadeg
Girilayu terletak di ketinggian 750 meter diatas permukaan air laut. Kedua
perbukitan ini dijadikan sebagai pusat objek wisata religi. Pada Astana Giribangun
3
digunakan sebagai pusat pemakaman keluarga besar presiden RI yang kedua yaitu
Jenderal Besar TNI Muhammad Soeharto dan Astana Mengadeg digunakan sebagai
pemakaman bagi Keluarga Besar Trah Mangkunegaran, terutama pendiri cikal bakal
Mangkunegara, yaitu Pangeran Sambernyowo atau Kangjeng Pangeran Adipati Arya
Mangkunegoro 1 Surakarta. Perbukitan ini terletak di titik koordinat 7,652170 LS
111,0709710 BT dan kawasan ini merupakan hutan yang dikelola oleh yayasan
Giribangun dan Mengadeg yang seringpula juga digunakan oleh rakyat setempat.
Pengamatan berbagai jenis tumbuhan paku epifit sangat baik bila dilakukan
pada kawasan lebat dengan jenis pohon yang beragam dan kondisi lingkungan yang
mendukung pertumbuhan paku epifit di kawasan dengan keanekaragamn jenis
tumbuhan yang tinggi (perbukitan, hutan wisata, hutan cagar alam) .Penelitian
dikawasan dengan keanekaragaman jenis tumbuhan paku baik terestrial maupun
epifit cukup beragam namun untuk bukit kawasan Astana Giribangun Desa
Karangbangun dan Astana Mengadeg Desa Girilayu belum pernah sama sekali
dilakukan penelitian oleh sebab itulah yang menjadi latar belakang dilakukannya
penelitian dengan judul “INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU EPIFIT DI
KAWASAN
ASTANA
ASTANA
MENGADEG
GIRIBANGUN
DESA
DESA
GIRILAYU
KARANGBANGUN
KECAMATAN
DAN
MATESIH
KABUPATEN KARANGANYAR”.
2. METODE
Pengambilan spesimen untuk pembuatan herbarium tumbuhan paku epifit di
Kawasan Asatan Giribangun dan Astana Mengadeg dengan menggunakan metode
Jelajah ( cruise methods). Metode jelajah merupakan metode dengan cara mnyusur i
secara langsung dan mencatat hasil tumbuhan yang di temui karena tidak semua area
pada kawasan ini ditumbuhi tumbuhan paku epifit. Sehingga, dilakukan penelitian
dengan Jelajah (cruise methods) atau eksplorasi dengan menyusuri langs ung serat
mengamati tumbuhan paku epifit t di sebelah kanan dan kiri di sepanjang jalan
eksplorasi (Penelitian dilaksankan pada bulan Mei-Juni 2017). Jenis penelitian ini
adalah eksploratif kuantitatif. Jenis data yang dia mbil adalah 1) data tumbuhan paku
epifit , meliputi: Divisi, Classis, Sub Classis, Ordo, Family, Genus, Spesies dan Nama
lokal yang didapatkan di Kawasan Astana Mengadeg dan Astana Giribangun. 2) data
4
habitat, meliputi: tanggal dan waktu pengambilan data, nama lokasi, suhu udara,
ketinggian tempat, Ph tanah dan kelembaban udara.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan di kawasan Astana Giribangun Desa
Karangbangun dan Astana Mengadeg Desa Girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten
Karanganyar pada ketinggian tempat yang berbeda, telah diinventarisasikan dan
disajikan sebagia berikut :
Tabel. 1 menunjukan bahwa keanekaragaman hayati tumbuhan paku epifit pada
ketinggian 666 mdpl dan 750 mdpl di sekitar jalur bukit kawasan Astana Giribangun
Desa Karangbangun dan Astana Mengadeg Desa Girilayu Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar.
Jenis tumbuhan paku epifit yang paling banyak terdapat pada ketinggian 666
mdpl, terdapat 13 jenis tumbuhan paku epifit, Cyclophorus lanceolatus Alst,
Asplenium nidus, Adiantum tenerum,
Drynaria quercifolia, Pteris vittata ,
Hymenolepis spicata , Adiantum trapezimormes, Selaginella willdenovii Bak.,
5
Ma rsilea crenata Presl, Davallia divaricata Bl., Lycopodium sp, Cyclophrorus
nummularifolius C. Chr , dan Drymoglossum piloselloides Presl.
Pada ketinggian 750 mdpl terdapat 10 jenis tumbuhan paku epifit,antar lain :
Adiantum tenerum, Platycerium bifurcatium, Drynaria quercifolia , Nephrolepis
barupat, Hymenolepis spicata , Marsilea crenata Presl, Selaginella willdenovii Bak.,
Davallia divaricata Bl., dan Cyclophrorus nummulakrifolius C. Chr.
Tabel.2 Tata Nama Tumbuhan Paku Epifit pada Semua Ketinggian di Kawas an
Astana Giribangun Desa Karangbangun dan Astana Mengadeg Desa Girilayu
Matesih Karanganyar
No
Ordo
Familia
Genus
Spesies
Nama Lokal
1
Polypodiales Polypodiaceae
Adiantum
Adiantum tenerum
suplir
2.
Polypodiales
Asplenium
Asplenium nidus
paku
Polypodiaceae
sarang
burung
3.
Polypodiales Polypodiaceae
Cyclophorus
Cyclophorus lanceolatus Alst.
4.
Polypodiales Polypodiaceae
Platycerium
Platycerium bifurcatium
paku
Tanduk
Rusa
5.
Polypodiales
Polypodiaceae
Drynaria
Drynaria quercifolia
Daun
kepal
Tupai
6.
Polypodiales
Polypodiaceae
Pteris
Pteris vittata
paku
urat
bukit
7.
Polypodiales
Polypodiaceae
Adiantum
Adiantum trapezimormes
Suplir
daun
trapesium
8.
Polypodiaceae
Hymenolepis
Hymenolepis spicata
paku anggrek
Marsileaceae
Marsilea
Marsilea crenata Presl
Semanggi
10. Selaginellales
Selagillaceae
Selaginella
Selaginella willdenovii Bak.
paku rane
11. Polypodiales
Polypodiaceae
Davallia
Davallia divaricata Bl.
12.
Lycopodiales
Lycopodiaceae
Lycop odium
Lycopodium sp
13.
Polypodiales
Polypodiaceae
Cyclophrorus
9.
Polypodiales
Marsileales
Cyclophrorus
paku kawat
nummularifolius paku duwitan
C. Chr
picisan/
sisik
naga
14. Polypodiales
Polypodiaceae
Drymoglossum
Drymoglossum
Presl.
piloselloides
paku duwitan
picisan/ sisik
naga
6
Tabel 2. menunjukkan pengelompokan jenis-jenis tumbuhan paku epifit pada
jalur kawasan Astana Giribangun Desa Karangbangun dan
Astana Mengadeg
Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar pada 2 ketinggian yakni 666 mdpl dan
750 mdpl. Pada penelitian ini ditemukan 14 jenis tumbuhan, di kawasan Astana
Giribangun Desa Karangbangun dan
Astana Mengadeg
Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar
Tabel 3.Kondisi Lingkungan Jalur Kawasan Astana Giribangun dan
Kawasan Mengadeg Matesih Karanganyar pada seluruh ketinggian
Kondisi
Lingkungan
Suhu Udara (°C)
Kelembapan
Udara(%)
pH tanah
666 m.dpl
750 m.dpl
28,6
82
27,6
82
7
5,5
Dari Tabel 4.5 dapat kita ketahui faktor kondisi lingkungan dapat
mempengaruhi keanekaragaman jenis tumbuhan
paku epifit di kawasan Astana
Giribangun da Kawasan Mengadeg, Matesih, Karanganyar. Pengambilan data dalam
kondisi lingkungan dilakukan pada saat cuaca terang. Banyak sedikitnya
keanekaragaman tumbuhan yang ada di kawasan Astana Giribangun dan Mengadeg
dapat disebabkan oleh perilaku manusia dan kondisi lingkungan sebagai habitatnya.
Hasil penelitian dari kedua ketinggian bukit kawasan Astana Giribangun dan
Astana Mengadeg, Matesih Karanganyar Jawa Tengah, diperoleh 14 jenis tumbuhan
paku epifit dari 12 marga, 4 suku dan 4 bangsa, dengan dominasi suku Polypodiaceae
yang hampir ditemukan pada setiap ketinggian. Semakin mendekati ketinggian 750
meter di atas permukaan laut, maka keberagaman semakin sedikit. Hal ini
dikarenakan kondisi lingkungan yang sangat berpengaruh pada keberagaman
tumbuhan paku epifit.
Pada
masing-masing
ketinggian
menunjukkan
bahwa
dominasi
keanekaragaman jenis tumbuhan paku epifit yang ditemukan beberapa perbedaan.
Pada ketinggian 666 ataupun 750 meter di atas permukaan laut yang mendominasi
tumbuhan paku epifit dari suku Polypodiaceae. Sesuai dengan penelitian Arini dan
Kinho (2012), jenis tumbuhan paku yang paling besar dimiliki oleh famili
7
Polypodiaceae yaitu 8 spesies dan penelitian oleh Sujalu (2007) terdapat 22 spesies
suku Polypodiaceae. Populasi suku polypodiaceae ini beberapa terlihat secara jelas di
setiap bagian habitat yang ditumbuhi paku epifit secara bergerombol di sub kawasan
Astana Giribangun dan kawasan Mengadeg. Misalkan saja spesies Davallia
divaricata Bl. yang hidup menempel rata -rata lebih dari 2 spesis.
Uraian pembahasan di atas dapat diketahui bahwa pada ketinggian 666 mdpl
dan 750 mdpl disepanjang kawasan bukit Astana Giribangun dan kawasan Mengadeg
mempunyai cukup keanekaragaman tumbuhan paku epifit yang berbeda-beda. Selain
itu, pada ketinggian tertentu mempunyai keadaan fisik yang be rbeda pula, setiap kali
suhu berubah sangat tinggi dan sangat rendah, struktur dan tingkat keasaman tanah
yang berbeda, dan kelembapan udara yang labil. Hal inilah yang menyebabkan jenis
tumbuhan paku epifit dari famili tertentu dapat tumbuh dan bertahan hidup pada
suatu tempat atau bahkan gagal beradaptasi dan mati. Selain dikarenakan kondisi
lingkunagn, keanekaragaman tumbuhan paku epifit ini juga disebabkan oleh
kelalaianan atau ketidak tahuan pengelolaan masyarakat.
4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Hasil pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan dalam nventarisasi
umbuhan paku epifit di kawasan Astana Giribangun desa karangbangun dan Astana
Mengadeg desa girilayu Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
dapat disimpulkan :
1. Jenis-jenis tumbuhan paku epifit yang telah diinventarisasikan dari sekitar
kawasan Asatana Giribangun dan Astana Mengadeg pada ketinggian 666 m.dpl
ditemukan 13 jenis tumbuhan paku epifit dan ketinggian 750 m.dpl ditemukan
10 jenis tumbuhan paku epifit.
2. Pada ketinggian 666 m.dpl dan 750 m.dpl diperoleh 14 jenis tumbuhan paku
epifit dari 12 marga, 4 suku dan 4 bangsa, dan yang mendominasi suku
Polypodiaceae.
4.2 Saran
8
Dalam penelitian yang dilakukan tentunya terdapat kendala, dimana kendala
yang telah dialami memunculkan evaluasi dari peneliti, sehingga peneliti
memberikan saran kepada pihak-pihak terkait, antara lain:
1. Pemerintah Daerah dan warga Girilayu dan Karangbangun Kecamatan Matesih
Kabupaten Karanganyar sebaiknya perlu mempertahankan kelestarian yang
terdapat di Kawasan Girilayu dan Kawasan Mengadeg yang berpontensi sebagai
tumbuhan paku epifit yang banyak variansinya.
2. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya perlu dilakukan kajian pemgembangan dan
pemanfaatan tumbuhan paku epifit untuk meningkatkan pendapatan warga
daerah Girilayu dan Karangbangun Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar
Jawa Tengah.
PERSANTUNAN
Terimakasih kepada keluarga, dosen FKIP Pendidikan Biologi, dan teman-teman
yang telah memberi bantuan untuk penelitian dan penulisan artikel ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nur. 2016. Karakter Morfologi Paku Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides)
Berdasarkan Pada Pohon Inang Berbeda. Skripsi. Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Al-Mira, Yuldiana . 2016. Inventarisasi Tumbuhan Paku ( Pteridophyta) DiKawasan
Goa Margo TresnoNgluyu Kabupaten Nganjuk. Artikel Skripsi Universitas
Nusantara PGRI Kediri. 11.1.01.06.0100(8-9).
Arini, Dwi Irawati dan Kinho, Julianus. 2012. Keragaman Jenis Tumbuhan Paku
(Pteridophyta) Di C agar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Balai
Penelitian Kehutanan Manado . Volume 2 No, Juni : 17-40.
Betty, Julia, Dkk.2015. Inventarisasi Jenis Paku-pakuan(Petridophyta) Terestrial
Dusun Tauk Kecamatan Air Besar Kabupaten Landak. Jurnal Protobion.
Vol.4 (1): 94-102.
Campbell, N.A.,Reece,J.B. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.
9
Gitosardjonom, Sahid Sukamdani. H. DR dan Sukamdani,Juliah Ny. 1996. Panduan
Peziarah Astana Gribangun. Surakarta: Yayasan Mangadeg.
Hebant, Charles dan Lee. W, David . 1984. “ Ultrastructural Basis and
Developmental Control of Blue Iridescence in Selaginella Leaves ”.
American Journal of Botany. 71(2): 216-219.
Kessler ,J.R. 2004. “Extention Horticulturist “. Journal National
Production of Boston Ferns.ANR-1095
Greenhouse
Kusumaningrum , B.D. 2008. Analisis Vegetasi Epifit di Area Wana Wisata
Gonoharjo. Semarang.
Moran. 2008. Diversity, Biografy, and Floristics in Ranker TA, Haufler CH(Eds)
Biology and Evolution of Ferns and Lycophytes. Cambridge: Cambridge
University Press.
Nurchayati, Nunuk. 2010. Hubugan Kekekrabatan Beberapa Spesies Tumbuhan Paku
Familia Polypodiaceae Ditinjau Dari Karakter Morfologi Sporofit dan
Gametofit. Jurnal Ilmiah PROGRESIF, Vol. 7 No. 19, April 2010
Prasetyo, Ragil Wahyu, Dkk. 2015. Identifikasi Tumbuhan Paku Epifit Pada Batang
Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis J.) Di Lingkungan Universitas
Brawijaya. Jurnal Produksi Tanaman . volume 3, nomor 1. Januari.
Putrawan, Made I. 2014. Konsep-konsep Dasar Ekologi Dalam Berbagai Aktivitas
Lingkungan. Bandung: Alfabeta
Rahman, Afza’ur. 2000. Al-Qur’an sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Riyanta, 2009. Catur Dasawarsa Adibakti Yayasan Mengadeg Surakarta. Surakarta:
Yayasan Mangadeg Surakarta.
Romaidi, S, Maratus. Dan Minarno, Budi Eko. 2012. Jenis-jenis Paku Epifit Dan
Tumbuhan Inangnya Di Tahura Ronggo Soeryo Cangar. Jurnal El-Hayah
Vol.3,No.1.September.
Santoso, Andi Eka. 2016. Inventarisasi Tumbuhan Obat Di Kawasan Diklatsar
Tlogodringo Tawangmangu Jawa Tengah Sebagai Bahan Sosialisasi Bagi
Masyarakat. Skripsi. Surkarta (ID): Universitas Muhammadyah Surakarta.
Setyawan, Dwi Ahmad. 2000. Tumbuhan Epifit pada Tegakan Pohon Schima
wallichii (D.C) Korth. Di Gunung Lawu. BIODIVERSITAS . Volume 1,
Nomor 1 Halaman: 14-20. ISSN: 1412-033X.
10
Setywan, Pendi. 2016. Inventarisasi Dan Keanekaragaman Tumbuhan (Bryophyta
Dan Pteridophyta Pada Ketinggian Yang Berbeda Di Taman Hutan Raya
(Tahura) K.G.P.A.A. Mangkunagoro 1 Ngargoyoso Jawa Tengah. Skripsi
thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sha lihah M. 2010. Studi tipe morfologi kulit pohon inang dan jenis paku epifit dalam
upaya menunjang konservasi paku epifit yang terdapat di taman Hutan
Raya Ronggo Soeryo . Skripsi. Malang (ID): Universitas Islam Negeri
Malang
Stennis, van .C. G. G.J. 2005. Flora untuk sekolah di Indonesia. Jakarta : Pramudya
Paramita.
Suhono, Budi Drs. 2012. Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan Paku. Jakarta:
Lentera Abadi.
Sujalu, Pinarangan Akas. 2007. Identifikasi Keanekaragaman Paku-Pakuan
(Pteridophyta) Epifit Pada Huta n Bekas Tebangan Di Hutan Penelitian
Malianu-C ifor Seturan. Media Konservasi. Vol. XII, No.1 April: 38-48
Suraida, Susanti, Try dan Amrriyanto. 2012. Keanekaragaman Tumbuhan Paku
(Pteridophyta) di Taman Hutan Kenali Kota Jambi. Prosiding Semirata
FMIPA Universitas Lampung.
Tjitrosoepomo,
Gembong.
2014.
Taksonomi
Tumbuhan
Schizophyta,
Thallopyta,Bryophyta, pteridophyta . Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Tri suwila, Mega . 2015. “ Identifikasi Tumbuhan Epifit Berdasarkan Ciri Morfologi
Dan Anatomi Batang Di Hutan PerHutani Sub BKPH KEDUNGGALAR,
Sonde Dan Natah “. Jurnal Florea Volume 2 No.1,April(47-50).
11
Download