Hukum-hukum dalam Termokimia

advertisement
Hukum-hukumdalam
Termokimia
NAMA KELOMPOK : ANJAS FAJAR
FANDY AHMAD
KHALIL MUHAMMAD
RESHATAMA ABIMANYU
RIDWAN NUR HAFIIDH
Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu
memahami hukum-hukum yang mendasari tentang
perubahan dan energi.
 Defenisi Energi
Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja (w) atau
menghasilkan panas (kalor = q). Perpindahan energi antara
sistem dan lingkungan terjadi dalam bentuk kerja atau dalam
bentuk kalor. Energi yang di pindahkan dalam bentuk kerja
atau dalam bentuk kalor yang mempengaruhi jumlah total
energi yang terdapat dalam sistem tersebut energi dalam (u).
Perubahan energi dalam sistem dituliskan melalui persamaan.
 Defenisi Entalpi
Entalpi (H)
adalah perpindahan energi dalam
bentuk kalor yang tersimpan didalam suatu sistem.
 Apakah Entalpi dapat Diukur?
 Entalpi
dapat diukur
mengalami perubahan.
apabila
suatu
sistem
 Penjelasannya ialah energi yang disimpan suatu
sistem tidak dapat diketahui dengan pasti , yang
dapat diketahui adalah besarnya perubahan energi
dari suatu sistem bila sistem tersebut mengalami
suatu perubahan. Perubahan yang terjadi akan selalu
disertai perubahan energi dengan besarnya
perubahan tersebut dapat diukur.
 Hukum kekekalan energi
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari
satu bentuk ke bentu lainnya. Hukum ini merupakan hukum
termodinamika pertama dan menjadi dasar pengembangan
hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi.
 Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia
menyatakan bahwa jumlah kalor yang dilepaskan dalam
pembentukan sebuah senyawa dari unsur-unsurnya sama
dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menguraikan
senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi ΔH
dan kalor reaksi;
 C + O2 → CO2 ΔH = -94 Kkal
 CO2 → C + O2 ΔH = +94 Kkal
Sedangkan untuk kalor reaksi,
 C + O2 → CO2 -94 Kkal
 CO2 → C + O2 +94 Kkal
 Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas
oksigen menghasilkan karbondioksida dan kalor
sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua
karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas
oksigen dengan membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal
 Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara
entalphi reaksi dengan kalor reaksi, jika entalphi
bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif,
demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka
kalor reaksi positif.
 Hukum
Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia
menyatakan bahwa entalphi reaksi (ΔH) hanya
tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil
reaksi dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
 Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar
dari dua atau lebih reaksi, maka perubahan entalphi
(ΔH) atau kalor reaksinya juga merupakan
penjumlahan aljabar dari (ΔH) yang menyertai
reaksi. Untuk lebih mudah memahaminya kita
perhatikan Bagan 10.17.
BAGAN 10.17. PENJUMLAHAN ALJABAR REAKSI DAN ENTALPHI MENURUT GERMAIN HESS
 Berdasarkan persamaan reaksi gas karbon dioksida
dapat terbentuk melalui dua tahap, yang pertama
pembentukan
karbonmonoksida
dari
unsurunsurnya dan dilanjutkan dengan oksidasi dari
karbonmonoksida menjadi karbondioksida.
 Penjumlahan aljabar ΔHreaksi dari setiap tahap reaksi
juga dilakukan sesuai dengan tahap reaksi, maka
ΔHreaksi dari pembentukan gas Karbon dioksida juga
dapat dilakukan.
 Berdasarkan berbagai jenis reaksi, maka kita juga
dapat mengembangkan jenis kalor reaksi atau ΔH
yang disesuaikan dengan jenis reaksinya, ada empat
jenis kalor reaksi yaitu kalor reaksi pembentukan,
penguraian, pembakaran dan pelarutan. Keempat
klasifikasi tersebut disederhanakan dalam bagan
pada Bagan 10.18.
Bagan 10.18. Hubungan antara jenis reaksi dengan
perubahan etalphi dan kalor reaksi
Download