Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap

advertisement
Tinjauan Perencanaan Pajak
Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud
Secara Tunai, Kredit dan Leasing
Tax Planning
51
Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita
Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Bogor, Indonesia
E-Mail : [email protected]
ABSTRACT
The objective of this research is to find out the implementation of tax planning in decision
making of a company connected to leasing, bank loan, or cash, and to know which is the most
profitable financing alternative: cash, credit, or leasing in condition that tax planning has been
implemented.
This research used descriptive and verification case study with two kinds of data, namely
qualitative data and quantitative data. Data came from original sources or primary data. The
sources of data can be classified into internal information source (from the company) and external
information source (from outside the company). Data were gained by observation and the method
used was survey method.
This research shows that financing alternative by leasing is the most profitable alternative
because tax effeciency for leasing is more than financing alternative by bank loan or cash. This
research was conducted in the year 2010 at PT Sarana Garment engaged in garmentt.
Submitted:
JANUARI 2013
Accepted:
MARET 2013
Keywords:Tax Planning; Purchase Fixed Assets
PENDAHULUAN
Dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengidentikkan pembayaran pajak
sebagai beban, sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut dan
mengoptimalkan laba. Beberapa alternatif pembiayaan pembelian aktiva tetap adalah
pembiayaan secara tunai, kredit atau secara leasing. Pembiayaan tunai merupakan salah
satu jenis pembiayaan dengan memanfaatkan kas atau uang tunai yang dapat dipakai
oleh suatu perusahaan. Kecendrungan yang terjadi selama ini adalah pembiayaan
secara tunai dilakukan untuk pembelian peralatan atau barang modal yang nilai harga
perolehannya tidak terlalu besar.
Pembiayaan secara kredit dilakukan melalui lembaga keuangan yang sanggup
memberikan pinjaman kepada perusahaan. Pinjaman secara kredit tersebut biasanya
memerlukan adanya jaminan yang berbentuk barang tetap, barang bergerak, ataupun
surat berharga.Pembiayaan secara leasing menurut Keputusan Menteri Keuangan
No.1169/KMK.01/1991, menjabarkan perusahaan sewa guna usaha (leasing company)
sebagai badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
barang modal baik secara finance lease maupun operating lease untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.
Alternatif pembelian barang modal secara leasing ini tetap menarik minat para
pelaku usaha karena dengan adanya beberapa pertimbangan yang dianggap
menguntungkan dari pada dengan meminjam atau kredit pada pihak bank. Keuntungan
pembiayaan dengan sistem sewa guna usaha atau leasing antara lain karena adanya
pembiayaan jangka panjang atau menengah.
Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya untuk menghemat pajak dengan cara
merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang
JIAKES
Jurnal Ilmiah Akuntansi
Kesatuan
Vol. 1 No. 1, 2013
pg. 51-58
STIE Kesatuan
ISSN 2337 – 7852
Tax Planning
52
ada. Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan
memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur.
Dalam pembiayaan secara tunai, jumlah yang digunakan dalam menghitung
penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan yang ditentukan oleh metode
penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
Sedangkan pembelian melalui kredit, merupakan jumlah yang boleh dibebankan sebagai
biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya
penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank.
Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh masa manfaat (umur ekonomis)
dan metode penyusutan yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
Berdasarkan ketentuan perpajakan yang ditetapkan pemerintah, leasing dapat
digunakan sebagai penghematan pengeluaran pajak. Besarnya penghematan pajak pada
leasing dilakukan dengan menghitung jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam
rangka menghitung penghasilan kena pajak. Dengan leasing, biaya yang dapat
dikurangkan adalah seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi.
Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan beserta bunga apabila dijumlahkan, maka
biaya leasing akan lebih mahal dibandingkan dengan pembelian secara tunai, tetapi
penghematan pajaknya jauh lebih besar kerena semua lease fee dapat dibiayakan dan
jangka waktu sewa guna usaha (lease term) lebih pendek dari umur ekonomis.
Berdasarkan pencatatan aktiva tetap pada neraca akan timbul suatu penyusutan yang
pada akhirnya akan mempengaruhi pengenaan pajak.
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa teori yang mendasari penelitian ini diantaranya adalah tax planning
merupakan suatu proses pengintegrasian usaha-usaha wajib pajak atau sekelompok wajib
pajak untuk meminimalkan beban atau kewajiban pajaknya, baik yang berupa
penghasilan maupun pajak-pajak lain, melalui pemanfaatan fasilitas perpajakan dan
perundang-undangan perpajakan (Harnanto, 2001 : 4).
Adapun tujuan dari perencanaan pajak adalah merekayasa transaksi atau beban
wajib pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada. Untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat
dilakukan berbagai cara, seperti tax avoidance, tax saving dan tax evasion.
Prinsip melakukan perencanaan pajak meliputi :
1. Mengatur aliran kas merupakan perencanaan yang dapat mengestimasikan
kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan
dapat menyusun anggaran kasnya dengan lebih akurat.
2. Penghematan kas keluar adalah perencanaan pajak yang dapat menghemat pajak
yang merupakan biaya bagi perusahaan.
3. Perencanaan pajak dapat digunakan untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli
maupun aktiva tetap yang sudah ada. Pada aktiva tetap yang baru, perusahaan dapat
melakukan pertimbangan untuk membeli secara langsung, kredit bank atau melalui
leasing. Sedangkan pada aktiva tetap yang sudah ada, pertimbangannya adalah
mempertahankannya, merevaluasi, atau menjual dan disewa guna usaha kembali
(sale and lease back).
Berdasarkan perencanaan perusahaan terhadap pengadaan aktiva tetap baru, maka
perusahaan dapat melakukan pertimbangan membeli secara langsung, kedit atau melaui
leasing.
Pembiayaan tunai merupakan salah satu jenis pembiayaan dengan memanfaatkan
kas atau uang tunai yang dapat dipakai oleh suatu perusahaan untuk melakukan suatu
pembelian peralatan atau barang-barang modal. Dana modal sendiri tersebut biasanya
diperoleh dari cadangan investasi pada perusahaan. Kecendrungan yang terjadi selama
ini adalah pembayaran secara tunai dilakukan untuk pembelian peralatan atau barang
modal yang nilai harga perolehannya tidak terlalu besar. Pembayaran secara tunai
dilakukan dengan memperhatikan posisi saldo kas minimum agar tidak terganggu posisi
kas atau uang tunai yang digunakan untuk biaya operasional jangka pendek.
Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan secara tunai, maka jumlah
penghasilan kena pajaknya berdasarkan biaya penyusutan sesuai dengan metode
penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.
Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan kredit bank, jika perusahaan
melakukan pembelian aktiva tetap atau barang modal melalui kredit bank, maka jumlah
yang dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak
adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi
kredit bank. Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh masa manfaat
(umur ekonomis) dan metode penyusutan yang telah diterapkan oleh peraturan
perpajakan.
Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan sewa guna usaha (Leasing) bagi
lessee ditentukan bahwa selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan
penyusutan atas barang modal yang disewaguna- usahakan. Penyusutan baru dapat
dilakukan setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal. Untuk
perpajakan tidak ada satu pihak pun yang diperkenankan untuk melakukan penyusutan
atas aktiva yang di sewaguna- usahakan (Lumbantoruan, 1999 : 519).
Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee
dapat melakukan penyusutan. Dasar penyusutan adalah nilai sisa (residual value) barang
modal yang bersangkutan. Nilai residual menurut ketentuan fiskal adalah nilai barang
modal pada akhir masa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee
pada awal masa sewa guna usaha. Karenanya harta tersebut tidak boleh disusutkan oleh
lessee, pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terhutang oleh lessee kecuali
pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto lessee sepanjang transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi. Pembayaran sewa
guna usaha di sini meliputi bunga dan angsuran dalam hal masa sewa guna usaha lebih
pendek dari masa yang ditentukan dalam kriteria sewa guna usaha dengan hak opsi,
pihak fiskus akan melakukan koreksi terhadap pembebanan biaya sewa guna usaha
(Lumbantoruan, 1999 : 520).
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi. Ada 2 (dua)
jenis/bentuk penelitian yang dilakukan yaitu: penelitian deskriptif dan verifikatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran/deskripsi tentang ciri-ciri variabel lingkungan bisnis eksternal, perencanaan
strategik dan kinerja perusahaan.
Penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, yaitu dengan
mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan perencanaan pajak
dalam pembelian aktiva secara tunai, pembiayaan kredit dan secara leasing. Kemudian
melakukan observasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan. Data yang diambil berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perolehan Aktiva Tetap secara Tunai
Aktiva tetap yang dibeli secara tunai, maka jumlah yang dapat dibebankan sebagai
biaya untuk menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan aktiva
tetap. Metode yang digunakan untuk dapat menghitung besarnya biaya penyusutan
adalah metode Garis lurus (Straight Line Method) dan untuk masa manfaat (umur
ekonomis) adalah 4 tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Misalnya
harga perolehan aktiva tetap sebesar Rp.100.000.000,-
Tax Planning
53
Tax Planning
Nilai Penyusutan : Rp 100.000.000,- = Rp 25.000.000,4 tahun
Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan
54
Perolehan Aktiva Tetap Melalui Kredit Bank
Jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap melalui kredit bank, maka
jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan
kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank,
ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian
administrasi kredit bank.
Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan, metode yang digunakan adalah
Metode Garis Lurus (Staraight Line Method). Sedangkan masa manfaat (umur ekonomis)
untuk kendaraan adalah 4 tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Biaya
penyusutan pertahun untuk masing-masing aktiva tetap adalah sebesar harga perolehan
2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456 sebesar Rp 50.000.000,-.
Rumus:
Nilai Penyusutan : Rp 100.000.000 ,- = Rp 25.000.000,4 tahun
Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan
Tabel 1
Nilai penyusutan untuk 2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456
secara pinjaman bank
Harga Perolehan : Rp 100.000.000,Masa Manfaat : 4 Tahun
Metode Penyusutan : Garis Lurus
Tarif penyusutan : 25%
Tahun
Nilai Buku
Biaya Penyusutan
Saldo
1
100.000.000, 25.000.000, 75.000.000,2
75.000.000, 25.000.000, 50.000.000,3
50.000.000, 25.000.000, 25.000.000,4
25.000.000, 25.000.000, 0,100.000.000, 0,Setelah mengetahui besarnya biaya penyusutan pertahun langkah berikutnya adalah
menghitung besarnya pembayaran pinjaman yang harus dilakukan oleh PT. Sarana
Garmentt (debitur) setiap bulannya, yaitu terdiri dari unsur bunga dan angsuran pokok
yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Bunga yang dibayar oleh debitur boleh
dibebankan sebagai biaya, sedangkan pembayaran bunga, akan menjadi semakin kecil
sejalan dengan penurunan saldo pokok. Berdasarkan perhitungan, total biaya bunga
secara nominal adalah sebesar Rp 9.643.381,- untuk masing-masing unit Mesin
fotocopy Xerox NG: 456. Semua biaya bunga atas pinjaman pada bank ini dapat
diketahui sebagai biaya dan mengetahui penghasilan kena pajak.
Rumus Menghitung Pelunasan Bunga atas pinjaman bank adalah :
Pelunasan Bunga = b x sisa pokok pinjaman
dimana b = bunga efektif satu tahun
12 bulan
Menghitung Angsuran = pokok pinjaman
(1-(1+b)-c)/b
Menghitung Pokok Pinjaman = angsuran – bunga
Selain biaya penyusutan dan biaya bunga atas pinjaman pada bank, biaya yang
masih dapat dikurangkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan
untuk penyelesaian administrasi kredit bank seperti biaya administrasi dan biaya
asuransi.
Berikut ini adalah perincian biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan
untuk penyelesaian administrasi kredit bank, yaitu pembayaran biaya asuransi dan
biaya lain-lain.
Tabel 2 Perincian Biaya Administrasi Kredit Bank
Rincian Biaya
2 Unit Mesin Fotocopy Xerox
NG: 456
Biaya Asuransi
5.000.000,Biaya Lain-lain
2.000.000,Jumlah
7.000.000,Tabel 3
Jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung
penghasilan kena pajak dengan alternatif pembelian kredit bank
Keterangan Biaya
2 Unit Mesin Fotocopy Xerox
NG: 456
Biaya Penyusutan
100.000.000,Biaya bunga atas pinjaman pada bank
9.643.381,Biaya administrasi kredit bank
7.000.000,Berdasarkan perhitungan, dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman 9% (efektif),
% (flat) maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah sebesar Rp
116.643.381,-.
Perolehan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (Leasing)
Jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap melalui sewa guna usaha
(leasing), maka semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha (lease
payment) ditambah biaya administrasi sewa guna usaha (leasing), yang meliputi
pembayaran biaya asuransi dan biaya lain-lain yang dapat dibiayakan dalam rangka
menghitung penghasilan kena pajak. Selama masa sewa guna lessor atau lessee tidak
boleh melakukan pembukuan atas penyusutan barang modal yang disewagunausahakan. Tetapi jika terdapat kesepakatan antara lessor dan lessee ada opsi pembelian
maka lessee dapat membukukan nilai sisa barang modal sebagai harga perolehan untuk
dilakukan penyusutan aktiva tetap. Pada akhir masa leasing PT. Sarana Garment
memiliki opsi membeli dengan harga Rp 30.000.000,- sesuai dengan kesepakatan
dengan lessor, maka pembukuan atas penyusutan Mesin fotocopy Xerox NG : 456
adalah :
Nilai Penyusutan : Rp 30.000.000,- = Rp 7.500.000,4 tahun
Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan
Tabel 4
Nilai penyusutan untuk 2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456
secara sewa guna usaha
Harga Perolehan : Rp 30.000.000,00,- (nilai residual)
Masa Manfaat : 4 Tahun
Metode Penyusutan : Garis Lurus
Tarif penyusutan : 25%
Tahun
Nilai Buku
Biaya Penyusutan
Saldo
1
30.000.000,7.500.000,22.500.000,2
22.500.000,7.500.000,15.000.000,3
15.000.000,7.500.000,7.500.000,4
7.500.000,7.500.000,0,30.000.000,0,-
Tax Planning
55
Tax Planning
56
Berikut ini adalah besarnya pembayaran sewa guna usaha (lease payment) yang
dilakukan oleh PT. Sarana Garment (lessee) setiap bulannya, yang terdiri atas unsur
bunga dan angsuran pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga
tersebut akan semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok.
Pelunasan Bunga = b x sisa pokok pinjaman
dimana b = bunga efektif satu tahun
12 bulan
Menghitung Angsuran = pokok pinjaman
(1-(1+b)-c)/ b
Menghitung Pokok Pinjaman = angsuran – bunga
Selain biaya penyusutan dan biaya bunga atas pinjaman pada bank, biaya yang
masih dapat dikurangkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan
untuk penyelesaian administrasi kredit bank.
Dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman bunga efektif 13%, flat % maka jumlah
yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah sebesar Rp 116.870.262,Tabel 5
Jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya
dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak
Keterangan Biaya
2 Unit Mesin Fotocopy Xerox NG:
456
Biaya pelunasan pokok sewa guna usaha
70.000.000,Biaya bunga atas leasing
9.870.262,Biaya Penyusutan
30.000.000,Biaya administrasi kredit bank
7.000.000,Analisa Alternatif Pembelian Yang Sebaiknya Dipilih Oleh Perusahaan
Sebelum menentukan alternatif pembiayaan mana yang sebaiknya dipilih sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam memperoleh aktiva tetap, dengan pembiayaan
tunai, pembiayaan melalui pinjaman bank atau secara leasing, terlebih dahulu dilakukan
perhitungan dampak atau pengaruh biaya yang dikurangkan untuk masing-masing
pilihan transaksi aktiva tetap terhadap pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh
perusahaan.
Pembelian 2 (dua) Unit Mesin Fotocopy Xerox NG : 456
Tunai
: Rp 100.000.000,Kredit
: Rp 116.643.381,Leasing : Rp 116.870.262,Setelah mengetahui biaya-biaya apa saja yang dapat dibebankan untuk mengurangi
pajak, maka untuk mengetahui nilai dari penghematan pajak yang sesungguhnya dapat
digunakan discount factor.
Sedangkan untuk discount factor, Pemerintah dan anggota parlemen setuju untuk
menetapkan bunga acuan negara rate dan inflasi dalam APBN 2009 sebesar 7,5 %,
Keputusan itu dibuat sebagai bagian dari revisi tahun 2009 sebagai asumsi untuk
memungkinkan dampak dari krisis keuangan saat ini.
Sesuai dengan keputusan pajak terbaru UU PPh nomor 36 tahun 2008 Bagi WP
badan, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15% dan 30%) menjadi tarif
tunggal 28%. Tarif PPh ini digunakan untuk mengurangi laba kena pajak hasil dari
koreksi fiskal terhadap biaya yang dapat dikurangkan.
Dan untuk perhitungan penghematan pajak dapat dilakukan dengan cara:
1. menjumlahkan semua biaya yang dapat dibebankan pada aktiva tetap baik nilai
penyusutan, biaya administrasi dan biaya asuransi, maupun nilai payment lease.
2. setelah mendapakan nilai dari penghasilan kena pajak, lalu mengkalikan jumlah
penghasilan kena pajak dengan tarif pajak tunggal yang telah ditetapkan,
3. setelah didapat nilai pajak yang harus dibayarkan perusahaan, maka untuk menilai
penghematan pajak yang akan dibayarkan dapat dicari dengan menggunakan
discount factor.
Rumus: FV = PV ( 1 + i )t
Dimana : FV = Future Value
PV = present Value
i = annual interest rate
Untuk menghitung annual interest rate dengan tingkat bunga 7,5% yaitu dengan
menggunakan rumus 1 / ( 1 + i )t
Tabel 6
Perbandingan Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dengan pembelian secara tunai,
kredit bank, dan leasing (menggunakan metode penyusutan garis lurus)
Biaya yang boleh dikurangkan
Tunai
Kredit (9%) Leasing (13%)
Biaya Penyusutan
100.000.000,- 100.000.000,30.000.000,Lease Payment
70.000.000,Biaya Bunga Pinjaman
9.643.381,9.870.262,Biaya Administrasi
2.000.000,2.000.000,Biaya Asuransi
5.000.000,5.000.000,Jumlah
PPh 28%
PV (Disc Rate 7,5%)
100.000.000,- 116.643.381,28.000.000,- 32.660.147,28.000.000,- 27.729.952,-
116.870.262,32.723.673,27.982.097,-
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dapat dilihat bahwa dampak atau pengaruh
biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak, untuk
alternatif pembelian melalui sewa guna usaha (leasing) biaya yang dapat dikurangkan
dalam pembayaran pajak adalah pembiayaan paling besar karena semua lease payment,
ditambah biaya administrasi, serta biaya penyusutan sebesar nilai sisa (residual value)
boleh dibiayakan, sedangkan untuk alternatif pembelian melalui kredit bank hanya
biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya bunga atas pinjaman pada bank dan
juga untuk alternatif pembelian secara tunai hanya biaya penyusutan yang dapat
dibiayakan.
Apabila menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat atau accelerated
depreciation). Hal ini akan mempengaruhi besarnya pajak penghasilan yang dapat
dihemat oleh perusahaan.
Tabel 7
Perbandingan Penghematan Pajak dengan pembelian secara tunai dengan kredit
Leasing vs Kredit
Tunai
28.000.000,Kredit 9%
27.729.952,Penghematan Pajak
270.048,Tabel 8
Perbandingan Penghematan Pajak dengan
pembelian secara tunai dan leasing
Leasing vs Tunai
Tunai
28.000.000,Leasing 13%
27.982.097,Penghematan Pajak
17.903,-
Tax Planning
57
Tax Planning
58
Untuk alternatif pembiayaan dengan memakai tingkat discount rate 7.5%, dan
menggunakan metode penyusutan garis lurus, maka jumlah pajak penghasilan yang
dapat dihemat perusahaan adalah Rp 28.000.000,- untuk pembelian aktiva tetap secara
tunai, dan penghematan pajak untuk pinjaman kredit bank sebesar Rp 27.729.952,-,
sedangkan untuk leasing penghematan pajaknya sampai dengan Rp 27.982.097,SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Penghematan pajak yang diperoleh untuk pembelian 2 (dua) unit mesin fotocopy
Xerox ND : 456 antara pembiayaan secara tunai dengan kredit adalah sebesar Rp
270.048,-. Sedangkan pembiayaan secara tunai dengan leasing penghematan pajaknya
sebesar Rp 17.903,-.
2. Alternatif pembiayaan melalui tunai merupakan alternatif yang memiliki nilai
penghematan pajak terbesar dibandingkan pembiayaan dengan cara kredit bank dan
pembiayaan secara sewa guna usaha (leasing). Biaya perolehan aktiva tetap berwujud
yang dikeluarkan secara tunai jauh lebih kecil dibandingkan dengan kredit maupun
sewa guna usaha (leasing).
3. Besarnya penghematan pajak dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga efektif dan
discount factor yang ditetapkan.
Saran
Dari hasil pembahasan yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah:
1. Memilih alternatif pembiayaan melalui tunai dalam memperoleh aktiva tetap
berwujud karena dengan menggunakan pembiayaan melalui tunai, lebih
menguntungkan diantara alternatif pembiayaan secara kredit bank atau leasing.
2. Perolehan aktiva tetap dengan pembiayaan tunai merupakan penghematan pajak
yang benar yaitu tidak menyimpang dari aturan perpajakan yang berlaku (lawful),
sehingga Wajib Pajak tetap dapat meminimalkan beban pajaknya serendah mungkin.
3. Untuk PT. Sarana Garment yang merupakan perusahaan yang memiliki arus kas
yang baik. Perolehan aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan cara tunai, akan
lebih efektif dan efisien, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan beban lebih
untuk biaya bunga dan administrasi lainnya sehubungan perolehan.
DAFTAR PUSTAKA
Ian Hewitt, Accounting, Sweet and Maxwell A Thomson Company, 2001, hal 1.
Ilyas, B. Wirawan dan Waluyo. 2000. Perpajakan Indonesia, ed. Revisi. Salemba Empat,
Jakarta.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan, ed. Revisi 2003. Andi, Yogyakarta.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak (Edisi 4), Salemaba Empat, Jakarta
Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia Buku Dua, ed. Revisi. Salemba Empat, Jakarta.
http://www.accountancy.com
http://www.pajak.go.id
http://www.pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/penyusutan-amortisasi-dan-alokasibiaya.html
http://www.fe.unpad.ac.id
http://www.wordpress.com/2008/09/07/undang-undang-pajak-penghasilan-uu-pphterbaru-2008/
Download