Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Tax Planning 51 Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor, Indonesia E-Mail : [email protected] ABSTRACT The objective of this research is to find out the implementation of tax planning in decision making of a company connected to leasing, bank loan, or cash, and to know which is the most profitable financing alternative: cash, credit, or leasing in condition that tax planning has been implemented. This research used descriptive and verification case study with two kinds of data, namely qualitative data and quantitative data. Data came from original sources or primary data. The sources of data can be classified into internal information source (from the company) and external information source (from outside the company). Data were gained by observation and the method used was survey method. This research shows that financing alternative by leasing is the most profitable alternative because tax effeciency for leasing is more than financing alternative by bank loan or cash. This research was conducted in the year 2010 at PT Sarana Garment engaged in garmentt. Submitted: JANUARI 2013 Accepted: MARET 2013 Keywords:Tax Planning; Purchase Fixed Assets PENDAHULUAN Dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban, sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut dan mengoptimalkan laba. Beberapa alternatif pembiayaan pembelian aktiva tetap adalah pembiayaan secara tunai, kredit atau secara leasing. Pembiayaan tunai merupakan salah satu jenis pembiayaan dengan memanfaatkan kas atau uang tunai yang dapat dipakai oleh suatu perusahaan. Kecendrungan yang terjadi selama ini adalah pembiayaan secara tunai dilakukan untuk pembelian peralatan atau barang modal yang nilai harga perolehannya tidak terlalu besar. Pembiayaan secara kredit dilakukan melalui lembaga keuangan yang sanggup memberikan pinjaman kepada perusahaan. Pinjaman secara kredit tersebut biasanya memerlukan adanya jaminan yang berbentuk barang tetap, barang bergerak, ataupun surat berharga.Pembiayaan secara leasing menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991, menjabarkan perusahaan sewa guna usaha (leasing company) sebagai badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara finance lease maupun operating lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Alternatif pembelian barang modal secara leasing ini tetap menarik minat para pelaku usaha karena dengan adanya beberapa pertimbangan yang dianggap menguntungkan dari pada dengan meminjam atau kredit pada pihak bank. Keuntungan pembiayaan dengan sistem sewa guna usaha atau leasing antara lain karena adanya pembiayaan jangka panjang atau menengah. Perencanaan pajak (tax planning) adalah upaya untuk menghemat pajak dengan cara merekayasa agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang JIAKES Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan Vol. 1 No. 1, 2013 pg. 51-58 STIE Kesatuan ISSN 2337 – 7852 Tax Planning 52 ada. Tindakan tersebut legal karena penghematan pajak hanya dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur. Dalam pembiayaan secara tunai, jumlah yang digunakan dalam menghitung penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutan yang ditentukan oleh metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Sedangkan pembelian melalui kredit, merupakan jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank. Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh masa manfaat (umur ekonomis) dan metode penyusutan yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Berdasarkan ketentuan perpajakan yang ditetapkan pemerintah, leasing dapat digunakan sebagai penghematan pengeluaran pajak. Besarnya penghematan pajak pada leasing dilakukan dengan menghitung jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Dengan leasing, biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi. Biaya yang harus dikeluarkan tiap bulan beserta bunga apabila dijumlahkan, maka biaya leasing akan lebih mahal dibandingkan dengan pembelian secara tunai, tetapi penghematan pajaknya jauh lebih besar kerena semua lease fee dapat dibiayakan dan jangka waktu sewa guna usaha (lease term) lebih pendek dari umur ekonomis. Berdasarkan pencatatan aktiva tetap pada neraca akan timbul suatu penyusutan yang pada akhirnya akan mempengaruhi pengenaan pajak. TINJAUAN PUSTAKA Beberapa teori yang mendasari penelitian ini diantaranya adalah tax planning merupakan suatu proses pengintegrasian usaha-usaha wajib pajak atau sekelompok wajib pajak untuk meminimalkan beban atau kewajiban pajaknya, baik yang berupa penghasilan maupun pajak-pajak lain, melalui pemanfaatan fasilitas perpajakan dan perundang-undangan perpajakan (Harnanto, 2001 : 4). Adapun tujuan dari perencanaan pajak adalah merekayasa transaksi atau beban wajib pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada. Untuk meminimalkan kewajiban pajak dapat dilakukan berbagai cara, seperti tax avoidance, tax saving dan tax evasion. Prinsip melakukan perencanaan pajak meliputi : 1. Mengatur aliran kas merupakan perencanaan yang dapat mengestimasikan kebutuhan kas untuk pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kasnya dengan lebih akurat. 2. Penghematan kas keluar adalah perencanaan pajak yang dapat menghemat pajak yang merupakan biaya bagi perusahaan. 3. Perencanaan pajak dapat digunakan untuk aktiva tetap yang baru akan dibeli maupun aktiva tetap yang sudah ada. Pada aktiva tetap yang baru, perusahaan dapat melakukan pertimbangan untuk membeli secara langsung, kredit bank atau melalui leasing. Sedangkan pada aktiva tetap yang sudah ada, pertimbangannya adalah mempertahankannya, merevaluasi, atau menjual dan disewa guna usaha kembali (sale and lease back). Berdasarkan perencanaan perusahaan terhadap pengadaan aktiva tetap baru, maka perusahaan dapat melakukan pertimbangan membeli secara langsung, kedit atau melaui leasing. Pembiayaan tunai merupakan salah satu jenis pembiayaan dengan memanfaatkan kas atau uang tunai yang dapat dipakai oleh suatu perusahaan untuk melakukan suatu pembelian peralatan atau barang-barang modal. Dana modal sendiri tersebut biasanya diperoleh dari cadangan investasi pada perusahaan. Kecendrungan yang terjadi selama ini adalah pembayaran secara tunai dilakukan untuk pembelian peralatan atau barang modal yang nilai harga perolehannya tidak terlalu besar. Pembayaran secara tunai dilakukan dengan memperhatikan posisi saldo kas minimum agar tidak terganggu posisi kas atau uang tunai yang digunakan untuk biaya operasional jangka pendek. Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan secara tunai, maka jumlah penghasilan kena pajaknya berdasarkan biaya penyusutan sesuai dengan metode penyusutan dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan. Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan kredit bank, jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap atau barang modal melalui kredit bank, maka jumlah yang dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank. Besarnya biaya penyusutan antara lain ditentukan oleh masa manfaat (umur ekonomis) dan metode penyusutan yang telah diterapkan oleh peraturan perpajakan. Perlakuan perpajakan atas alternatif pembiayaan sewa guna usaha (Leasing) bagi lessee ditentukan bahwa selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewaguna- usahakan. Penyusutan baru dapat dilakukan setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal. Untuk perpajakan tidak ada satu pihak pun yang diperkenankan untuk melakukan penyusutan atas aktiva yang di sewaguna- usahakan (Lumbantoruan, 1999 : 519). Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee dapat melakukan penyusutan. Dasar penyusutan adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan. Nilai residual menurut ketentuan fiskal adalah nilai barang modal pada akhir masa sewa guna usaha yang telah disepakati oleh lessor dengan lessee pada awal masa sewa guna usaha. Karenanya harta tersebut tidak boleh disusutkan oleh lessee, pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terhutang oleh lessee kecuali pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi. Pembayaran sewa guna usaha di sini meliputi bunga dan angsuran dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari masa yang ditentukan dalam kriteria sewa guna usaha dengan hak opsi, pihak fiskus akan melakukan koreksi terhadap pembebanan biaya sewa guna usaha (Lumbantoruan, 1999 : 520). METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi. Ada 2 (dua) jenis/bentuk penelitian yang dilakukan yaitu: penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh gambaran/deskripsi tentang ciri-ciri variabel lingkungan bisnis eksternal, perencanaan strategik dan kinerja perusahaan. Penelitian verifikatif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis, yaitu dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai dengan keperluan perencanaan pajak dalam pembelian aktiva secara tunai, pembiayaan kredit dan secara leasing. Kemudian melakukan observasi untuk mendapatkan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Data yang diambil berasal dari sumber internal dan eksternal perusahaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perolehan Aktiva Tetap secara Tunai Aktiva tetap yang dibeli secara tunai, maka jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya untuk menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan aktiva tetap. Metode yang digunakan untuk dapat menghitung besarnya biaya penyusutan adalah metode Garis lurus (Straight Line Method) dan untuk masa manfaat (umur ekonomis) adalah 4 tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Misalnya harga perolehan aktiva tetap sebesar Rp.100.000.000,- Tax Planning 53 Tax Planning Nilai Penyusutan : Rp 100.000.000,- = Rp 25.000.000,4 tahun Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan 54 Perolehan Aktiva Tetap Melalui Kredit Bank Jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap melalui kredit bank, maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak adalah sebesar biaya penyusutan, biaya bunga atas pinjaman pada bank, ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank. Untuk menghitung besarnya biaya penyusutan, metode yang digunakan adalah Metode Garis Lurus (Staraight Line Method). Sedangkan masa manfaat (umur ekonomis) untuk kendaraan adalah 4 tahun sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan. Biaya penyusutan pertahun untuk masing-masing aktiva tetap adalah sebesar harga perolehan 2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456 sebesar Rp 50.000.000,-. Rumus: Nilai Penyusutan : Rp 100.000.000 ,- = Rp 25.000.000,4 tahun Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan Tabel 1 Nilai penyusutan untuk 2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456 secara pinjaman bank Harga Perolehan : Rp 100.000.000,Masa Manfaat : 4 Tahun Metode Penyusutan : Garis Lurus Tarif penyusutan : 25% Tahun Nilai Buku Biaya Penyusutan Saldo 1 100.000.000, 25.000.000, 75.000.000,2 75.000.000, 25.000.000, 50.000.000,3 50.000.000, 25.000.000, 25.000.000,4 25.000.000, 25.000.000, 0,100.000.000, 0,Setelah mengetahui besarnya biaya penyusutan pertahun langkah berikutnya adalah menghitung besarnya pembayaran pinjaman yang harus dilakukan oleh PT. Sarana Garmentt (debitur) setiap bulannya, yaitu terdiri dari unsur bunga dan angsuran pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Bunga yang dibayar oleh debitur boleh dibebankan sebagai biaya, sedangkan pembayaran bunga, akan menjadi semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Berdasarkan perhitungan, total biaya bunga secara nominal adalah sebesar Rp 9.643.381,- untuk masing-masing unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456. Semua biaya bunga atas pinjaman pada bank ini dapat diketahui sebagai biaya dan mengetahui penghasilan kena pajak. Rumus Menghitung Pelunasan Bunga atas pinjaman bank adalah : Pelunasan Bunga = b x sisa pokok pinjaman dimana b = bunga efektif satu tahun 12 bulan Menghitung Angsuran = pokok pinjaman (1-(1+b)-c)/b Menghitung Pokok Pinjaman = angsuran – bunga Selain biaya penyusutan dan biaya bunga atas pinjaman pada bank, biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank seperti biaya administrasi dan biaya asuransi. Berikut ini adalah perincian biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank, yaitu pembayaran biaya asuransi dan biaya lain-lain. Tabel 2 Perincian Biaya Administrasi Kredit Bank Rincian Biaya 2 Unit Mesin Fotocopy Xerox NG: 456 Biaya Asuransi 5.000.000,Biaya Lain-lain 2.000.000,Jumlah 7.000.000,Tabel 3 Jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak dengan alternatif pembelian kredit bank Keterangan Biaya 2 Unit Mesin Fotocopy Xerox NG: 456 Biaya Penyusutan 100.000.000,Biaya bunga atas pinjaman pada bank 9.643.381,Biaya administrasi kredit bank 7.000.000,Berdasarkan perhitungan, dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman 9% (efektif), % (flat) maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah sebesar Rp 116.643.381,-. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Sewa Guna Usaha (Leasing) Jika perusahaan melakukan pembelian aktiva tetap melalui sewa guna usaha (leasing), maka semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha (lease payment) ditambah biaya administrasi sewa guna usaha (leasing), yang meliputi pembayaran biaya asuransi dan biaya lain-lain yang dapat dibiayakan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Selama masa sewa guna lessor atau lessee tidak boleh melakukan pembukuan atas penyusutan barang modal yang disewagunausahakan. Tetapi jika terdapat kesepakatan antara lessor dan lessee ada opsi pembelian maka lessee dapat membukukan nilai sisa barang modal sebagai harga perolehan untuk dilakukan penyusutan aktiva tetap. Pada akhir masa leasing PT. Sarana Garment memiliki opsi membeli dengan harga Rp 30.000.000,- sesuai dengan kesepakatan dengan lessor, maka pembukuan atas penyusutan Mesin fotocopy Xerox NG : 456 adalah : Nilai Penyusutan : Rp 30.000.000,- = Rp 7.500.000,4 tahun Nilai Buku : Nilai buku sebelumnya – Biaya Penyusutan Tabel 4 Nilai penyusutan untuk 2 (dua) unit Mesin fotocopy Xerox NG: 456 secara sewa guna usaha Harga Perolehan : Rp 30.000.000,00,- (nilai residual) Masa Manfaat : 4 Tahun Metode Penyusutan : Garis Lurus Tarif penyusutan : 25% Tahun Nilai Buku Biaya Penyusutan Saldo 1 30.000.000,7.500.000,22.500.000,2 22.500.000,7.500.000,15.000.000,3 15.000.000,7.500.000,7.500.000,4 7.500.000,7.500.000,0,30.000.000,0,- Tax Planning 55 Tax Planning 56 Berikut ini adalah besarnya pembayaran sewa guna usaha (lease payment) yang dilakukan oleh PT. Sarana Garment (lessee) setiap bulannya, yang terdiri atas unsur bunga dan angsuran pokok yang jumlahnya selalu berubah-ubah. Pembayaran bunga tersebut akan semakin kecil sejalan dengan penurunan saldo pokok. Pelunasan Bunga = b x sisa pokok pinjaman dimana b = bunga efektif satu tahun 12 bulan Menghitung Angsuran = pokok pinjaman (1-(1+b)-c)/ b Menghitung Pokok Pinjaman = angsuran – bunga Selain biaya penyusutan dan biaya bunga atas pinjaman pada bank, biaya yang masih dapat dikurangkan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan dan untuk penyelesaian administrasi kredit bank. Dengan menggunakan tingkat bunga pinjaman bunga efektif 13%, flat % maka jumlah yang boleh dibebankan sebagai biaya adalah sebesar Rp 116.870.262,Tabel 5 Jumlah yang dapat dibebankan sebagai biaya dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak Keterangan Biaya 2 Unit Mesin Fotocopy Xerox NG: 456 Biaya pelunasan pokok sewa guna usaha 70.000.000,Biaya bunga atas leasing 9.870.262,Biaya Penyusutan 30.000.000,Biaya administrasi kredit bank 7.000.000,Analisa Alternatif Pembelian Yang Sebaiknya Dipilih Oleh Perusahaan Sebelum menentukan alternatif pembiayaan mana yang sebaiknya dipilih sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memperoleh aktiva tetap, dengan pembiayaan tunai, pembiayaan melalui pinjaman bank atau secara leasing, terlebih dahulu dilakukan perhitungan dampak atau pengaruh biaya yang dikurangkan untuk masing-masing pilihan transaksi aktiva tetap terhadap pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh perusahaan. Pembelian 2 (dua) Unit Mesin Fotocopy Xerox NG : 456 Tunai : Rp 100.000.000,Kredit : Rp 116.643.381,Leasing : Rp 116.870.262,Setelah mengetahui biaya-biaya apa saja yang dapat dibebankan untuk mengurangi pajak, maka untuk mengetahui nilai dari penghematan pajak yang sesungguhnya dapat digunakan discount factor. Sedangkan untuk discount factor, Pemerintah dan anggota parlemen setuju untuk menetapkan bunga acuan negara rate dan inflasi dalam APBN 2009 sebesar 7,5 %, Keputusan itu dibuat sebagai bagian dari revisi tahun 2009 sebagai asumsi untuk memungkinkan dampak dari krisis keuangan saat ini. Sesuai dengan keputusan pajak terbaru UU PPh nomor 36 tahun 2008 Bagi WP badan, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%, 15% dan 30%) menjadi tarif tunggal 28%. Tarif PPh ini digunakan untuk mengurangi laba kena pajak hasil dari koreksi fiskal terhadap biaya yang dapat dikurangkan. Dan untuk perhitungan penghematan pajak dapat dilakukan dengan cara: 1. menjumlahkan semua biaya yang dapat dibebankan pada aktiva tetap baik nilai penyusutan, biaya administrasi dan biaya asuransi, maupun nilai payment lease. 2. setelah mendapakan nilai dari penghasilan kena pajak, lalu mengkalikan jumlah penghasilan kena pajak dengan tarif pajak tunggal yang telah ditetapkan, 3. setelah didapat nilai pajak yang harus dibayarkan perusahaan, maka untuk menilai penghematan pajak yang akan dibayarkan dapat dicari dengan menggunakan discount factor. Rumus: FV = PV ( 1 + i )t Dimana : FV = Future Value PV = present Value i = annual interest rate Untuk menghitung annual interest rate dengan tingkat bunga 7,5% yaitu dengan menggunakan rumus 1 / ( 1 + i )t Tabel 6 Perbandingan Biaya-biaya yang boleh dikurangkan dengan pembelian secara tunai, kredit bank, dan leasing (menggunakan metode penyusutan garis lurus) Biaya yang boleh dikurangkan Tunai Kredit (9%) Leasing (13%) Biaya Penyusutan 100.000.000,- 100.000.000,30.000.000,Lease Payment 70.000.000,Biaya Bunga Pinjaman 9.643.381,9.870.262,Biaya Administrasi 2.000.000,2.000.000,Biaya Asuransi 5.000.000,5.000.000,Jumlah PPh 28% PV (Disc Rate 7,5%) 100.000.000,- 116.643.381,28.000.000,- 32.660.147,28.000.000,- 27.729.952,- 116.870.262,32.723.673,27.982.097,- Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dapat dilihat bahwa dampak atau pengaruh biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak, untuk alternatif pembelian melalui sewa guna usaha (leasing) biaya yang dapat dikurangkan dalam pembayaran pajak adalah pembiayaan paling besar karena semua lease payment, ditambah biaya administrasi, serta biaya penyusutan sebesar nilai sisa (residual value) boleh dibiayakan, sedangkan untuk alternatif pembelian melalui kredit bank hanya biaya penyusutan, biaya administrasi dan biaya bunga atas pinjaman pada bank dan juga untuk alternatif pembelian secara tunai hanya biaya penyusutan yang dapat dibiayakan. Apabila menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat atau accelerated depreciation). Hal ini akan mempengaruhi besarnya pajak penghasilan yang dapat dihemat oleh perusahaan. Tabel 7 Perbandingan Penghematan Pajak dengan pembelian secara tunai dengan kredit Leasing vs Kredit Tunai 28.000.000,Kredit 9% 27.729.952,Penghematan Pajak 270.048,Tabel 8 Perbandingan Penghematan Pajak dengan pembelian secara tunai dan leasing Leasing vs Tunai Tunai 28.000.000,Leasing 13% 27.982.097,Penghematan Pajak 17.903,- Tax Planning 57 Tax Planning 58 Untuk alternatif pembiayaan dengan memakai tingkat discount rate 7.5%, dan menggunakan metode penyusutan garis lurus, maka jumlah pajak penghasilan yang dapat dihemat perusahaan adalah Rp 28.000.000,- untuk pembelian aktiva tetap secara tunai, dan penghematan pajak untuk pinjaman kredit bank sebesar Rp 27.729.952,-, sedangkan untuk leasing penghematan pajaknya sampai dengan Rp 27.982.097,SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Penghematan pajak yang diperoleh untuk pembelian 2 (dua) unit mesin fotocopy Xerox ND : 456 antara pembiayaan secara tunai dengan kredit adalah sebesar Rp 270.048,-. Sedangkan pembiayaan secara tunai dengan leasing penghematan pajaknya sebesar Rp 17.903,-. 2. Alternatif pembiayaan melalui tunai merupakan alternatif yang memiliki nilai penghematan pajak terbesar dibandingkan pembiayaan dengan cara kredit bank dan pembiayaan secara sewa guna usaha (leasing). Biaya perolehan aktiva tetap berwujud yang dikeluarkan secara tunai jauh lebih kecil dibandingkan dengan kredit maupun sewa guna usaha (leasing). 3. Besarnya penghematan pajak dapat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga efektif dan discount factor yang ditetapkan. Saran Dari hasil pembahasan yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah: 1. Memilih alternatif pembiayaan melalui tunai dalam memperoleh aktiva tetap berwujud karena dengan menggunakan pembiayaan melalui tunai, lebih menguntungkan diantara alternatif pembiayaan secara kredit bank atau leasing. 2. Perolehan aktiva tetap dengan pembiayaan tunai merupakan penghematan pajak yang benar yaitu tidak menyimpang dari aturan perpajakan yang berlaku (lawful), sehingga Wajib Pajak tetap dapat meminimalkan beban pajaknya serendah mungkin. 3. Untuk PT. Sarana Garment yang merupakan perusahaan yang memiliki arus kas yang baik. Perolehan aktiva tetap berwujud yang diperoleh dengan cara tunai, akan lebih efektif dan efisien, karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan beban lebih untuk biaya bunga dan administrasi lainnya sehubungan perolehan. DAFTAR PUSTAKA Ian Hewitt, Accounting, Sweet and Maxwell A Thomson Company, 2001, hal 1. Ilyas, B. Wirawan dan Waluyo. 2000. Perpajakan Indonesia, ed. Revisi. Salemba Empat, Jakarta. Mardiasmo. 2003. Perpajakan, ed. Revisi 2003. Andi, Yogyakarta. Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak (Edisi 4), Salemaba Empat, Jakarta Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia Buku Dua, ed. Revisi. Salemba Empat, Jakarta. http://www.accountancy.com http://www.pajak.go.id http://www.pajaktaxes.blogspot.com/2007/04/penyusutan-amortisasi-dan-alokasibiaya.html http://www.fe.unpad.ac.id http://www.wordpress.com/2008/09/07/undang-undang-pajak-penghasilan-uu-pphterbaru-2008/